• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perilaku Komunikasi Santri Dengan Kyai di Lingkungan Pondok Pesantren Al-Basyariah di Cigondewah Kabupaten Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perilaku Komunikasi Santri Dengan Kyai di Lingkungan Pondok Pesantren Al-Basyariah di Cigondewah Kabupaten Bandung"

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

AL-BASYARIAH DI CIGONDEWAH

KABUPATEN BANDUNG

(Studi Fenomenologi Tentang Perilaku Komunikasi Santri Dengan Kyai Di Lingkungan Pondok Pesantren Al-basyariah Di Kabupaten Bandung)

Diajukan untuk memperoleh gelar sarjana (S1) Program Studi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Konsentrasi Ilmu Jurnalistik

Oleh:

ABDUL GHOFUR NIM: 41809731

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI JURNALISTIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG

(2)
(3)
(4)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Abdul Ghofur

Tempat, Tanggal Lahir : Jambi, 25 Desember 1989

Janis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

(5)

Alamat Rumah : Simpang. Babeko Kec Batin II Kab:Muara Bungo, Jambi

No Handphone : 082126194703

Hobi : Bermain alat musik (gitar dan drum),Futsal,

Email : Gofraybeeh@yahoo.co.id

Pendidikan formal :

No Tahun Uraian Keterangan

1 1994-2002 SDN 123 Babeko Muara Bungo Jambi Lulus/berijazah 2 2003-2008 SMP Swasta,Pesantren Gontor Tidak Lulus 3 2008 MAN 2 Negeri Cipadung,Cibiru Bandung Lulus/Berijazah 4 2009 Kuliah di Universitas Komputer Indonesia

Jurusan Ilmu Komunikasi

_

Pendidikan Non Formal :

No Tahun Uraian Keterangan

(6)

PENGALAMAN KERJA

No Tahun Uraian Keterangan

1 2009 Kerja di Lelang karet di Muara Bungo Jambi.

Pencatat harga Karet 2 2013 Kerja Praktek Lapangan Sebagai Penulis

Naskah Di Radio Barani.

PENGALAMAN ORGANISASI

No Tahun Uraian Keterangan

1 2007-2008 Koordinator Kepramukaan Gontor Jawa Timur

Koordinator

2 2008 Penggerak Bahasa Di Gonto Kediri Jawa Timur

Penggerak Bahasa

3 2009 Organisasi Futsal Man 2 Cipadung Di Bandung

(7)

PELATIHAN & SEMINAR

No Tahun Uraian Keterangan

1 2011-2012 Pelatihan Komunikasi Action Sertifikat 2 2010 Tabel Maneer Hotel Amarossa Bandung Sertifikat 3 28

Oktober-2010

Temu kenal mahasiswa baru fakultas Ilmu komunikasi unikom

Sertifikat

4 8-Maret-2011

Meraih ruang bisnis melalui internet Sertifikat

(8)

30-Maret-9 1 -Januari-2005

Potografi,D.Q Gontor 6 Magelang Jawa Tengah

Sertifikat

Bandung, Agustus 2014 Penulis

(9)

LEMBAR PERSEMBAHAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 13

1.2.1 Rumusan Masalah Makro ... 13

1.2.2 Rumusan Masalah Mikro ... 13

1.3 Maksud Dan Tujuan Penelitian ... 14

1.3.1 Maksud Penelitian ... 14

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 14

1.4. Kegunaan Penelitian ... 15

(10)

1.4.2.3 Kegunaan Bagi Pesantren... 15

1.4.2.4 Kegunaan Bagi Masyarakat……… ... 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ... 17

2.1 Tinjauan Pustaka ... 17

2.1.1 Penelitian Terdahulu... 17

2.2 Tinjauan Tentang Komunikasi ... 20

2.2.2 Definisi Komunikasi ... 20

2.1.2.2 Unsur-Unsur Komunikasi ... 24

2.1.2.3 Sifat Komunikasi ... 24

2.1.2.4 Tujuan Ilmu Komunikasi ... 25

2.3 Tinjauan Tentang Komunikasi Antar Pribadi ... 27

2.3.1 Definisi Komunikasi Antar Pribadi ... 27

2.3.2 Tujuan Komunikasi Antar Pribadi………. 27

2.3.3 Jenis Jenis Komunikasi Antar Pribadi………. 30

(11)

2.4.3 Fungsi Bahasa……….. 34

2.4.4 Keterbatasan Bahasa……… 36

2.5 Tinjauan Tentang Komunikasi Non Verbal……….. 37

2.5.1.Definisi Komunikasi Non Verbal……….. 37

2.5.2 Ciri Ciri Umum Komunikasi Non Verbal……….. 38

2.5.3 Klasifikasi Pesan Nonverbal ………... 39

2.5.3 Fungsi Pesan Nonverbal……….. 41

2.6 Tinjauan Tentang Efek komunikasi………..………….... 42

2.7 Tinjauan Tentang Santri………. 42

2.7.1 Santri Mukimin………..………... 42

2.7.2 Santri Kalong…………..……….. 43

2.7.2.1 Pesantren Dan Elemen Elemenya…..…….……… .. 43

2.7.2.2 Pola Umum Pendidikan Islam Pesantren ..………. 44

2.8 Tinjauan Tentang Kyai……… 46

2.8.1 Kyai di Mata Bangsa……….. 46

2.8.2 Kyai dan Ummat……….. 47

(12)

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 54

3.1 Objek Penelitian ... 54

3.1.1 Sekilas Tentang Pondok Pesantren Albasyariah ... 54

3.1.2 Sekilas Al Basyariyah lahir (Periode Buya Drs. K.H. Saeful Azhar)……… 58

3.2 Metode Penelitian ... 62

3.2.1 Desain Penelitian ... 62

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data ... 65

3.2.3 Teknik Penentuan Informan ……… 68

3.2.4 Teknik Analisa Data ... 71

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 76

3.3.1 Lokasi Penelitian ... 76

(13)

4.2.1 Penggunaan verbal Santri Terhadap kyai……….. 98

4.2.2 penggunaan Non Verbal Santri Terhadap Kyai………. 108

4.2.3 Efek Komunikasi Santri Albasyariah………. 115

4.2.4 Generilisasi Hasil Penelitian ……… 123

4.2.4.1 Generilisasi Hasil Penelitian Perilaku Komunikasi Verbal ……….. 123

4.2.4.2 Generilisasi Hasil Penelitian Perilaku Komunikasi Non Verbal………. 124

4.2.4.3 Generilisasi Hasil Penelitian Efek Perilaku Komunikasi Santri Albasyariah………. 125

4.3 Pembahasan Mengenai perilaku Santri Pondok Pesantren Albasyariah di cigondewah Kabupaten Bandung……….. 126

4.3.1 Penggunaan komunikasi verbal santri terhadap kyai di lingkungan pondok pesantren Albasyariah kabupaten Bandung………… 126

4.3.2 Penggunaan komunikasi Non verbal santri terhadap kyai di lingkungan pondok pesantren Albasyariah kabupaten Bandung. ………. 130

(14)

5.2 Saran………. 140

5.2.1 Saran Bagi Pondok Pesantren Albasyariyah……… 140

5.2.2 Saran Bagi Peneliti Selanjutnya……… 141

DAFTAR PUSTAKA ... 143

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 171

(15)

Gambar 3.1 ……….. 72

Gambar 4.1………... 82

Gambar 4.2 ……… 85

Gambar 4.3 ………... 87

Gambar 4.4 ………... 90

Gambar 4.5 ……….. 93

(16)

Table 3.2………. 71

Tabel 3.3 ……….... 77

Tabel 4.1 ………... 81

Tabel 4.2 ………... 100

Tabel 4.3 ………. 123 Tabel 4.4 ……… 124

(17)

Pengajuan Pendaftaran Sidang……… 146

Surat Rekomendasi Pembimbing……… 147

Berita Acara Bimbingan……… 148

Surat Permohonan Persetujuan Judul dan Pembimbing……… 149

Surat Izin Yang Ditujukan Kelembaga Pondok Pesantren Albasyariah……… 150

Lembar Revisian Skeripsi ………. 151

Pedoman Wawancara……… 152 Transkrip Wawancara ... 154

(18)

DAFTAR PUSTAKA 1. Buku

Amin Syamsuddin Ali.2011.Sistem Sosial Budaya Indonesia.Bandung

Dhofier Zamakhsyari.2011. Tradisi Pesantren.(Studi Pandangan Hidup Kyai Dan Visinya Mengenai Masa Depan Indonesia). LP3ES,Anggota Ikapi.Jakarta

Efendy,Uhjana Onong.2003. Ilmu, Teori dan Filsafah Komunikasi.Bandung. Citra Aditya Bakti

Kuswarno Engkus.2013. Metode Penelitian fenomenologi, Konsepsi, Pedoman, dan Contoh Penelitian. Bandung. Widya Padjajadjaran

Kerfas H.G.2012. Buku Cerdas EYD Bahasa Indonesia.ChivitaBooks. Yogyakarta Moleong J.Lexy.2007.Metode Penelitian Kualitatif.Rosdakarya. Bandung

Mulyana Deddy.2010. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Rosdakarya.Bandung Majelis Tabligh dan Dakwah khusus Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Daerah

Istimewa Yogyakarta.2010. Islam Agama Rabbani.Majlis Tabligh dan Dakwah PWM DIY.Yogyakarta

Ruben Brent D.& Stewart.2013. Komunikasi dan Perilaku Manusia. Jakarta. Raja Grafindo Persada.

Supratikya.Dr.A.1995. Komunikasi Antar Pribadi. Kanisius.Yogyakarta

Sugiyono.2012.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R& D. Alfabeta. Bandung

Sobur Alex.2013. Filsafat Komunikasi (Taradisi dan Metode Fenomenologi). Rosdakarya.Bandung

2. Sumber Lain:

Mutiara Dwi Ria.2013. Perilaku Komunikasi Sales Promotion Girl Provider XL Axiata.Universitas Komputer Indonesia

(19)

3. Daftar Internet Searching:

http://pusinfoikapa.wordpress.com/2009/01/26/sekilas-al-basyariyah/ Tanggal:3/9/20014.jam 3:55

http://www.damandiri.or.id/file/mcniniksrirejekiuibab2.pdf Tanggal :11/3/2014 jam 13:45

http://rizkimasbox.blogspot.com/2012/11/syarat-informan-untuk-penelitia bahasa.html Tanggal 13/3/2014 jam:1:27

http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/5FISIPS1HI/207612010/BAB%20III.pdf Tanggal 28 / 3/ 2014 Jam:12:40

http://telpon.info/pondok-pesantren/bandung/page-3.html Tanggal 16/4/2014 Jam:7:56

(20)

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji dan syukur senantiasa kupanjatkan kehadirat Allah SWT karena atas segala rahmat dan ridho-Nya, dan senantiasa memberi kekuatan, nikmat dan karunia yang tiada hentinya, tentunya selama penyusunan skripsi ini. Diucapkan pula terima kasih kepada kedua Orang tua ayahanda zamhar, dan ibunda zurhaida dan keluarga besar penulis. Atas segala doa, dukungan dan motivasi dalam penyelesaian skeripsi ini. Jasanya yang tak terhingga tidak mungkin penulis dapat membalasnya, semoga keduanya menjadi hamba Allah yang teguh khusnul khotimah. Skripsi ini yang berjudul “Perilaku Komunikasi Santri Dengan Kyai Di Lingkungan Pondok Pesantren Albasyariah Di Cigondewah Kabupaten Bandung.” Merupakan salah satu

persembahan kepada keduanya. Atas semuanya, skripsi ini persyaratan kelulusan ujian sarjana yang telah dapat diselesaikan. Selesainya skrip ini tidak terlepas dari bimbingan dan arahan serta saran dari berbagai pihak yang telah memberikan kontribusi penting dalam penyelesaiannya. Oleh karena itu, dengan penuh ketulusan, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

(21)

Komunikasi Unikom juga sebagai dosen yang telah banyak memberikan pengetahuan dan berbagi ilmu serta wawasan selama penulis melakukan perkuliahan.

3. Melly Maulin P, S. Sos., M.Si sebagai Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi Unikom sekaligus sebagai dosen yang telah banyak memberikan pengetahuan dan berbagi ilmu serta wawasan selama penulis melakukan perkuliahan.

4. Inggar Prayoga, M.I.Kom sebagai dosen wali penulis yang telah banyak member motivasi dan dorongan selama berjalannya perkuliahan.

5. DR. Drs. H.M.Ali Syamsuddin S.Ag., M.Si sebagai dosen pembimbing dalam penelitian ini yang telah banyak memberi bimbingan dan motivasi dalam penyusunan Skripsi dan selama masa perkuliahan.

6. Asri Ikawati, A.Md. Kom sebagai sekretariat Program Studi Ilmu Komunikasi yang telah banyak membantu selama penelitian dan masa perkuliahan.

(22)

semangatnya.

Hanya ucapan terima kasih yang tulus dan ikhlas, yang dapat disampaikan. Untuk membalas jasa yang telah diberikan, Akhir kata, tiada gading yang tak retak, kekurangan dan kekhilafan adalah sifat dasar manusia dan kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Penulis menyadari, tentunya penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kritikan dan saran yang membangun sangat diharapkan. Semoga penelitian ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Bandung, Juli 2014 Penulis

(23)

1.1 Latar Belakang Masalah

Santri asal mulanya adalah orang yang berbondong bondong dengan sengaja datang dan duduk di rumah kyai, kepada orang yang mengerti agama, didaalam proses waktu yang panjang, banayak sebagian santri tersebut membangun sebuah gubuk disekitar rumah kyai bertani sebagian mereka, menolong kyai mereka untuk memenuhi kebutuhan dilingkungan rumah kyai hingga akhirnya terbentuk pondok dan mereka santri belajar dengan kiyai. Dengan hal tersebut santri mendapat ajaran ajaran yang dibutuhkan dalam masyarakat mengenai tentang pelajaran-pelajaran agama. Apapun yang di anjurkan dan dilakukan kyai, mereka patuh dan menaatinya, disinilah terlihat perilaku perilaku santri hingga menjadi tradisi santri yang modern dan diakui oleh pemerintah dalam hal pendidikannya pada saat ini.

(24)

melakuka publik speaking, hingga mereka khutbah jummat sekalipun, ini sudah jelas bahwa santri itu dibutuhkan dan disoroti oleh masyarakat, baik prilakunya maupun akhlaknya. Sebagai lembaga pesantren yang modernisasi, Albasyariah memiliki pelajaran mengenai pengetahuan umum, atau yang dikenal santri paham mengenai pengetahuan intelektual. Sudah menjadi tugas besar seorang kyai Albasyariah dalam menjalin hubungan komunikasi yang baik dalam mendidik santri santrinya agar menjadi Generasi Khoirul Ummah, yaitu Kebaikan buat Ummat dan semesta Alam. Disinilah peneliti ingin sekali melihat bagaima perilaku komunikasi santri tersebut berkomunikasi dengan kiyainya yang terjadi di lingkungan pondok pesantren Albasyraih.

Santri Albasyariah adalah orang yang menimba ilmu agama yang berada disebuah lembaga pondok pesantren Albasyariah, mereka belajar bersama sama diantara mereka, mereka belajar mengkaji al-qur’an, belajar bahasa Arab, dan kitab kitab klasik lainnya. santri juga adalah orang yang dianjurkan oleh orang tua mereka agar mereka mau belajar dipondok pesantren Albasyariah, akan tetapi sebagian santri juga memiliki keinginan sendiri tampa harus dipaksa oleh orang tua mereka untuk menimba ilmu dipondok pesan Albasyariah.

(25)

santri ahlul bait adalah santri yang datang kepondok menimba ilmu dipondok kemudian mereka pulang, santri seperti ini, mereka yang keadaan geografis rumahnya tidak jauh dari pondok, santri yang seperti ini mereka tidak disamakan baik dalam kedisiplinan ataupun pembiayaan. disebabkan mereka santri ahlul bait hanya sedikit memakai fasilitas dan kapasitas pondok.

Kyai Albasyaraiah adalah sesosok orang yang merujuk kepada panutan, baik dari prilakunya, ataupun dari ucapannya. kyai pada saat sekarang ini mereka lebih banyak hidup di tempat tempat dimana ia mengembangkan dirinya melalui lembaga lembaga yang dinmakannya tempat perjuangan dalam membangun generasi muslim yang berakhlak mulia.

Kyai Albasyariah juga sebagai pemimpin pondok yang sangat memperhatikan santrinya, disini terlihat bahwa keseluruhan para kyai adalah generasi yang meneruskan intelektual dan spiritual mereka yang menyambung pesan dari ulama yang ditujukan untuk ummat, dengan demikian peranan kyai memainkan peranan yang menentukan dalam kemajuan pendidikan islam di Indonesia.

(26)

Begitu banyak pilihan pendidikan pesantren yang berada di kota bnadung atau di kabupaten bndung akan tetapi, Albasyariah memiliki ciri khas tersendiri dalam persaingannya dan dalam perkembangannya.

Adapun bentuk persaingan yang dilakukan oleh pondok pesantren Albasyariah, semua santri sama dalam berpenampilan, kyainya yang sederhana, terlihat dari kediamannya yang begitu sederhana, penampilannya yang tidak menonjol, disinilah terlihat ada nilai yang bisa diambil bahwa Albasyariah mencetak kader menuju khoirul ummah (sebaik baik ummat).

Pesantren merupakan pendidikan yang berlandaskan agama Islam, pesantren Albasyariah ini tempat dimana orang orang belajar pendidikan yang berbasis agama islam, tetapi pesantren pada era saat ini tidak berpatokan terhadap pendidikan pelajaran agama Akan tetapi pesantren sudah berbasis pendidikan yang berkaitan dengan pelajaran umum, sehingga pesantren dinamakan pendidikan modern, dengan motto ulama yang intlek bukan ulama yang tahu akan agama saja.

Adanya keterkaitan agama kita melihat bahwa awal permulaannya islam berada ditengah tengah kita saat ini, Islam di Indonesia merupakan peristiwa yang sangat penting dan menakjubkan dalam sejarah perluasan dunia islam (The extension of the Islamic world) . tetapi prosesnya belum dapat diungkap oleh sejarawan. proses

(27)

perluasan jumlah penduduk Indonesia yang begitu besar terlihat pada jumlah yang memeluk agama berpenduduk muslimnya.

Pesantren pada dasarnya mempunyai target dan sudut pandang kedepan, dengan demikian pesantren memiliki angan angan, yaitu cita cita untuk generasi menjadi pemuda dan pemudi yang berakhlak mulia dengan apa yang mereka pelajari dan mereka terapkan selama di lembaga pondok pesantren. adapun elemen elemen pesantren yang terdapat dibenak kita semua yaitu pondok, masjid, santri.

Pondok Albasyariah lembaga perjuangan, ia adalah lembaga yang mengembangkan dengan sistem amanah, atau sebagian dari mereka ikhlas dalam mengajar hingga dengan niat lillahi Ta’ala dengan dalih untuk memperjuangkan

nasib ummat, dengan hal demikian bahwa ummat harus diperjuangkan untuk memerangi kebodohan, yang dimaksud kebodohan adalah kebodohan akan ummat mengenai pengetahuan terhadap agama. Didalam lingkungan pondok, bermula dari bangun santri, hingga tidurnya santri sudah diperhatikan oleh pondok, bukan hanya itu kebutuhan kebutuhan lainnya juga sudah dipenuhi pondok pesantren Albasyariah untuk membangun semangat santri agar tetap betah belajar dilingkungan pondok pesantren Albasyariah, dengan demikian peniliti ingin melihat bagaimana proses komunikasi yang berlangsung, selama santri tersebut belajar di pondok pesantren Albasyariah.

(28)

terhadap kyai, cara mereka belajar, mempelajari bahasa bahasa yang diterapkan oleh pondok pada ketetapannya, ini mutlak bahwa pondok Albasyariah secara langsung memiliki keterkaitan bagaimana islam mendidik generasi Ummatnya. Dilihat dari kehidupan santri yang tidur secara teratur, dengan kasur yang kecil, budaya antri, dan dengan tempat pakaian atau lemari yang sederhana tidak membuat santri dipondok ini lemah dalam belajar dipondok pesantren Albasyariah selama ini, bukan hanya demikian, santri Albasyariah tidak menurunkan niat mereka dalam kebersamaan dan saling menghargai diantara mereka. Menurut karya karya Profesor Johns mengatakan Bahwa istilah santri berasal dari bahasa tamil, yang berarti, Guru mengaji. (Zamakhsyari Dhofier,2011: 41).

Belajar syariah agama islam bagi ummat islam adalah perintah Tuhan, Tuhan menyuruh kita belajar akan agama, agama adalah pembawa perubahan dari akhlak yang kurang mulia menuju akhlak mulia, disinilah banyak para penda’i, kiyai, ulama, Para cendikiawan sekalipun mengambil instiatif agar mendirikan lembaga pesantren untuk memperjuangkan generasi ummat islam agar mengenal agama islam yang sudah dihidayahkan Allah, Bagaimana yang terdapat dalam kitab sucinya Al-qur’an.

(29)

Allah yang kepunyaan-Nya segala apa yang ada dilangit dan di Bumi. Ingatlah bahwa kepada Allah-lah Kembali semua urusan”. (Asy-Syura,42:52:-53).

Perilaku adalah bentuk karya manusia sebagai makhuk yang diberikan oleh Allah begitu banyak kelebihan, kelebihan yang diberikan seperti berkomunikasi, dengan bermacam macam bahasa yang dilakukan begitu banyak bahasa baik verbal ataupun nonverbal. Dan manusia juga itu disebut “hayawanun natiqun”dengan demikian manusia sudah sepantasnya dijuluki makhluk yang sempurna dalam penciptaannya.

Sejak manusia itu dilahirkan hingga dewasa dia diajari bagaimana mempertahankan hidup, dengan demikian ia harus biasa dan sanggup mempertahankan dirinya, sebelum ia dilahirkan ketika dalam kandungan sekalipun ia tahu bagaimana memberi pesan kepada ibunya kalau dia lapar, dari sanapun sudah terlihat manusia itu makhluk ketergantungan. Dari ketergantungan tersebut ia harus tahu pisau yang digunakan agar sanggup menempuh kehidupan didunia ini dalam mempertahankan hidup, dengan demikian komunikasi lah salah satu alat jawaban yang tepat membuat ia sanggup beradaptasi dengan lingkungannya.

(30)

ketergantungan, dengan demikian kita dapat memahaminya melalui komunikasi sebagai alat untuk perhitungan dasar terhadap masalah kehidupan dengan manusia.

Setalah kita mmebahas tentang komunikasi, komunikasi itu mempunyai kesopanan kesopan tertentu, atau norma norma yang ditetapkan pada wilayah tertentu, inilah yang menunjukan bahwa kita makhluk yang diberikan banyak kelebihan. Menurut Almaraghi, manusia dilengkapi dilengkapi adanya lima hidayah yang diberikan oleh Allah SWT Kepada manusia: instink, indera, akal budi, agama dan taufiq. (Amin,2011: 2).

Bahasa juga mempunyai hubungan yang begitu jauh yang sesuatu tidak dapat terpisahkan lagi oleh kita sebagai makhluk yang bersosialisai, bahwa bahasa adalah kontek realitas yang mewakili kompleks.

(31)

Bahasa Nonverbal adalah bahasa perbuatan yang lebih banyak dari kata kata. Ekspresi wajah, jeda atau tenggang waktu dalam berbicara, gerakan tangan, jarak, kontak mata, Gesture tubuh, dan masih banyak bentuk komunikasi nonverbal lainnya, dari prihal uraian diatas terdapat semua bentuk gerakan dapat disimpulkan oleh orang lain dengan pemaknaan tersendiri yang terdapat didalam benak orang lain. Bahasa nonverbal kadang banyak digunakan oleh orang lain dalam melakukan aktivitas ketika sesorang melakukan tindakan yang ditujukan kepada seseorang, sehingga maksud dari yang ingin disampaikan dapat tersampaikan, walau proses seperti ini agak lama sampai pesan yang dikirimkan kepada khalayak luar dari dirinya.

Bahasa merupakan refsentasi mewakili kebutuhan keinginan kita dalam melakukan aktifitas yang memudahkan kita dalam hal memamahami, mengerti baik kemauan kita sendiri maupun kemauan orang lain ataupun orang disekitar kita.

Menurut hipotesis Sapir Whorf Bahasa adalah alat reproduksi untuk menyuarakan ide ide, melaikan juga pembentukan ide….kita membedah alam disepanjang garis yang ditetapkan oleh bahasa asli kita. (Ruben,&,Brent D, 2013:147).

(32)

pernyataan dan kenyataan adalah sama. sayangnya banyak sekali pemaknaan itu mempersulitkan kita sehingga orang lain susah memahami apa yang kita maksud.

Untuk bahasa percakapan yang digunakan santri dalam menyampaikan komunikasi terhadap kyainya hanya sedikit bahasa yang dilakukan, bahasa verbal dilakukan oleh santri yang benar benar memiliki kepentingan, seperti kepentingan pulang kerumah bagi santri mukimin, izin keluar pondok, keluhan orang tua dengan disertai anaknya, sedangkan kepentingan yang lain hanya diwakili oleh orang kepercayaan yaitu orang orang kaki tangan kyai mereka ini kebanyakan dari guru gurunya yang sudah diberi kepercayaan terhadap kepentingan pondok.

Arus pesan yang disampaikan oleh santri dengan kyainya, dilakukan dengan pesan komunikasi dari atas kebawah, pesan ini mengalir dari bawahan ke atasan komunikasi yang seperti biasanya terbata-bata dikarenakan bawahan memiliki batasa batasan yang sangat terbatas, sehingga komunikasi yang disampaikan hanya sedikit yang dilakukan.

(33)

Komunikasi yang dilakukan santri dengan santri menghasilkan komunikasi yang efektip, dikarenakan komunikasi ini memiliki kewenangan yang sama, informasi yang disampaikan pun hanya sedikit yang mendapat hambatan, hambatan pesan komunikasi hanya terdapat pada arus pesan komunikasi antara senior dengan junior, akan tetapi komunikasi seperti ini kemungkinan kecil terhambat disebabkan senior terlibat langsung dengan junior dalam kehidupan sehari hari dalam menjalankan disiplin pondok pesantren Albasyariah.

Dari uraian yang di atas mengenai Bahasa berarti disini penulis akan menyinggung mengeni bahasa didalam pesantren karena pesantren memiliki komunikasi yang diberlakukan oleh kesepakatan mereka dalam melakukan aktivitas aktivitas mereka, sehingga disini timbul perilaku perilaku itu sendiri timbul didalam lingkungan mereka. sehingga didalam sosial mereka timbul dengan kata yang pernah penulis dengar hidupnya bahasa, Hidupnya Alqur’an, Hidupnya Alqur’an Hidupnya Bahasa Syurga. Dengan kata lain kata kata yang pernah disampaikan oleh guru mereka bahasa adalah mahkota.

(34)

hal demikian bahwa mau tidak mau kita tetap melakukan komunikasi didalam kehidupan ini.

Dengan demikian dari uraian yang diatas, peneliti melihat gambaran diatas melalui pandang fenomenologi bagaiama yang disarankan oleh Daymond dan Holloway, perlunya mengamati bahasa yang digunakan partisipan, ekspresi wajah, dan gerakan tubuh mereka sehingga bisa lebih baik lagi memahami penjelasan penjelasan mereka ketika saatnya bagi anda untuk melakukan analisis. (Sobur,2013:429).

Pada penelitian ini, peneliti membatasi perilaku komunikasi Santri dalam perilaku komunikasi santri dengan Kyai yang berada dilingkungan pondok pesantren Albasyariah di Cigondewah Kabupaten Bandung. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti mengenai “Perilaku

(35)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka peneliti mengambil rumusan masalah pada dua bentuk pertanyaan yaitu pertanyaan makro dan pertanyaan mikro. Pengertian dari pertanyaan makro adalah inti dari permasalahan yang peneliti ingin teliti lalu pertanyaan mikro merupakan pertanyaan permsalahan skripsi yang berdasarkan teori nantinya yang peneliti pakai sebagai landasan penelitian ini.

1.2.1 Pertanyaan Makro

Peneliti merumuskan pertanyaan makro yaitu: Bagaimana Perilaku Komunikasi Santri dengan Kyai di Lingkungan Pondok Pesantren Al-Basyariah di kabupaten Bandung.?

1.2.2 Pertanyaan Mikro

Mengacu kepada pertanyaan makro diatas maka peneliti merumuskan pertanyaan mikro sebagai berikut.

1. Bagaimana Komunikasi verbal yang digunakan Santri terhadap Kyai di Lingkungan Pondok Pesantren Al-Basyariah Di Kabupaten Bandung?

2. Bagaimana Komunikasi Non Verbal Santri terhadap Kyai di Lingkungan Pondok Pesantren Al-Basyariah Di Kabupaten Bandung?

(36)

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Adapun maksud dari penelitian ini, peneliti ingin tahu lebih jelas bagaimana prilaku komunikasi santri dengan Kyai dilingkungan pondok pesantren Al-Basyariah di kabupaten Bandung. dengan demikian Pesan apa saja yang dilakukan para santri selama hidup dilingkungan Pondok pesantren Albasyariah.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Untuk Penelitian ini dengan tujuan:

1. Untuk Mengetahui Komunikasi verbal yang digunakan Santri terhadap Kyai di Lingkungan Pondok Pesantren Al-Basyariah Di Kabupaten Bandung.

2. Untuk Mengetahui Komunikasi Non Verbal Santri terhadap Kyai di Lingkungan Pondok Pesantren Al-Basyariah Di Kabupaten Bandung.

(37)

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memebri masukan dalam pengembangan qudroh kajian kajian Ilmu Komunikasi, dengan demikian mampu memberi kontrubusi yang baik dalam pengembangan Ilmu Komunikasi khususnya Komunikasi Antar Pribadi.

1.4.2 Kegunaan Praktis

1. Kegunaan buat Peneliti

Diharapkan dengan hasil penelitian ini, dapat memberi wawasan, pengalaman, dan pengetahuan bagi peneliti, khususnya didalam kajian peneliti dalam bidang jurnalistik.

2. Kegunaan buat Universitas

Bagi Universitas, Penelitian ini diharapkan mampu menambah masukan dalam pengembangan keilmuan dewasa ini ilmu Komunikasi. Serta biasa menjadi sebagai literatur di jurusan Ilmu komunikasi khususnya jurnalistik.

3. Kegunaan Pesantren

(38)

4. Kegunaan Masyarakat

(39)

BAB II

Tinjauan Tentang Pustaka 2.1 Tinjauan Tentang Peneliti Terdahulu

2.1.1 Tinjauan Kajian Terdahulu

2.1.1.1 Perilaku Komunikasi Sales Promotion Girl Provider XL Axiata

Penelitian ini dilakukan oleh Ria Dwi Mutiara dengan Nim 41809084 Universitas Komputer Indonesia.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: Sales Promotion Girl Provider XL Axiata ketika sedang memberikan pelayanan terhadap konsumen di Booth XL Axiata memang mempergunakan bahasa yang bersahabat sehingga adanya bahasa campuran yang dipergunakan yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Sunda, karena dalam perbincangan mereka tidak berada dalam situasi yang sangat formal. Sehingga kenyamanan konsumen lah yang terbentuk dalam proses komunikasi ini.

(40)

Promotion Girl Provider XL Axiata juga menggunakan bahasa Sunda dalam proses komunikasinya.

Hal ini dikarenakan mereka berada di Kota Bandung yang memang kebanyakan menggunakan bahasa sunda dalam penggunaan sehari-harinya. Jika konsumen mengajak berbicara dalam bahasa sunda, otomatis Sales Promotion Girl Provider XL Axiata menggunakan bahasa Sunda juga. Sehinga selain penggunaan bahasa Indonesia yang dipergunakan selama memberikan pelayanan tetapi juga ada situasi yang memungkinkan mereka menggunakan bahasa lainnya yaitu bahasa sunda.Penggunaan bahasa yang bersahabat ini akan membuat konsumen merasa kerasan pada saat sedang diberikan pelayanan oleh para Sales Promotion Girl Provider XL Axiata dan dapat menyimak dengan baik apa yang dibicarakan oleh mereka mengenai keseluruhan informasi mengenai produk XL Axiata.

(41)

terjadi ketika Komunitas Dorks sedang bersama dan ketika bersama dengan Pee Wee Gaskins. Tindakan komunikasi tersebut dapat dilihat ketika mereka sedang mengadakan gathering bersama dan ketika Komunitas Dorks sedang menyaksikan aksi panggung Pee Wee Gaskins.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan desain studi kasus. Instrumen utama penelitian ini adalah peneliti sendiri yang dibantu dengan alat rekam. Teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui observasi, wawancara, studi dokumentasi, dan studi kepustakaan.

(42)

2.2 Tinjauan Tentang Komunikasi 2.2.1 Definisi Komunikasi

Ilmu Komunikasi adalah salah satu kajian yang mengarah kepada kita tentang bagaimana besosial dan mensosialisasi diri kita dengan orang orang yang berada disekitar kita.Dari mulai kita bangun hingga kita tidur kita tetap membutuhkan yang namanya Komunikasi,kita tidak terlepas dari komunikasi.Komunikasi bagaikan alat yang begitu sangat penting dalam kehidupan apalagi manusia adalah makhluk yang ketergantungan satu sama lain.Sejak Kita lahir hingga dewasa kita membutuhkan komunikasi,dari kita kecil kita diajarkan bagaimana berkomunikasi agar kelak kita bisa bertahan hidup.Hingga waktu itu tiba saatnya,sesuai apa yang terdapat dalam teori komunikasi itu sendiri:

Dalam Mulyana dijelaskan, kata komunikasi atau communications dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin communis yang berarti sama,communico,communication, atau communicare yang berarti membuat sama (to make common). Istilah pertama (communis) paling sering disebut sebagai asal kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama. (Mulyana, 2007:46)

(43)

Hovland yang dikutip oleh Onong Uchana Effendy dalam buku Ilmu Komunikasi teori dan Praktek , ilmu komunikasi adalah Upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegasasas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap (Effendy, 2001: 10)

Kalau kita lihat dalam merubah prilaku seseorang memang sangat sulit,butuh waktu yang panjang dalam merubah itu semua,pesan yang disampaikan benar benar harus sampai dengan demikian terlihatlah bahwa komunikasi adalah sebuah proses yang satu satunya alat untuk merubah seseorang yaitu Komunikasi. Seperti yang dikatakan Dalam pengertian khusus komunikasi, Hovland yang dikutip dari Onong Uchana Effendy dalam buku Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek mengatakan bahwa komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain (communication is the procces tomodify the behaviour of other individuals) Jadi dalam berkomunikasi bukan sekedar

(44)

Untuk keseluruhan itu semua,komunikasi harus sesuai dengan pemakna’an yang sama,hal itu harus sesuai dengan tujuan harapan yang sama dengan diri kita, hingga pesan sampai kepada orang lain. Roger dalam Mulyana berpendapat bahwa komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. (Mulyana, 2007:69)

Harold Lasswell menjelaskan bahwa (Cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut) Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect? Atau Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh bagaimana? (Mulyana, 2007: 69)

Dari definisi diatas peneliti dapat mengambil kesimpulan mengenai Komunikasi,dengan demikian dapat diarahkan dan disimpulkan dengan apa yang bisa digambarkan yang demikian menjadi pendukung termasuk timbal balik yang di timbulkan seperti:

1. Komunikator (komunikator,source,sender) 2. Pesan (message)

3. Media (channel)

4. Komunikan (komunikan,receiver) 5. Efek (effect)

(45)

diterima oleh komunikan yang sebelumnya pesan tersebut disampaikan oleh komunikator. Deddy Mulyana, Proses komunikasi dapat diklasifikasikan menjadi 2 (dua) bagian yaitu:

1. Komunikasi verbal

Simbol atau pesan verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih. Hampir semua rangsangan wicara yang kita sadari termasuk ke dalam kategori pesan verbal disengaja yaitu usaha-usaha yang dilakukan secara sadar untuk berhubungan dengan orang lain secara lisan.Bahasa dapat juga dianggap sebagai suatu sistim kode verbal.

2. Komunikasi non verbal

(46)

2.2.2 Unsur-Unsur Komunikasi

Kalau kita melihat apa yang dikaji oleh begitu banyak teori tentang komunikasi,diantara begitu banyak pemaknaan tentang komunikasi,sudah tentunya ada bagian bagian yang berkaitan didalmnya,yaitu unsur unsur yang menjelaskan bahwa komunikasi itu memiliki acuan acuan dalam unsur unsurnya.Menurut Onong Uchana Effendy adalah sebagai berikut:

a) Komunikator : Orang yang menyampaikan pesan. b) Pesan : Pernyataan yang didukung oleh lambang. c) Komunikan : Orang yang menerima pesan.

d) Media : Sarana atau saluran yang mendukung pesan bilakomunikan jauh tempatnya atau banyak jumlahnya.

e) Efek : Dampak sebagai pengaruh dari pesan. (Effendy: 2002, 6)

2.2.3 Sifat Komunikasi

Dari uraian unsur Komunikasi,disamping itu komunikasi memiliki sifat sesuai yang dikutipkan Onong Uchana Effendy dalam bukunya Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek menjelaskan bahwa komunikasi memiliki sifat-sifat. Adapun beberaapa sifat komunikasi tersebut yakni:

1. Tatap muka (face-to-face) 2. Bermedia (mediated) 3. Verbal (verbal): a) Lisan

(47)

4. Non-verbal (non-verbal)

a) Gerakan/isyarat badaniah (gestural) b) Bergambar (picturial) (Effendy, 2002: 7)

Tatap Muka (Face to face ) menghasikan komunikasi yang efektif bila dibandingkan dengan komunikasi yang dilakukan oleh seseorang dengan jarak jauh,ataupun melalui media,akan tetapi sebagian komunikasi yang dilakukan dengan tatap muka tidak berjalan mulus seterusnya,disebabkan sedikit banyak ada faktor faktor yang mempengaruhinya.Sedangkan dalam berkomunikasi yang dilakukan oleh seseorang bisa dilakukan melalui bahasa verbal ataupu nonverbal.Bahasa verbal dilakukan melalui bahasa lisan bahasa ini sedikit digunakanan dari pada bahasa nonverbal,sedangkan bahasa nonverbal lebih banyak dilakukan oleh seseorang dalam melakukan komunikasi,bahasa seperti ini dinamakan bahasa nonverbal.

2.2.4 Tujuan Komunikasi

(48)

demikian pesan tersebut dari komunikator sesuai dan sampai dalam pemaknaanya oleh komunikator kepada komunikan.

Menurut Onong Uchana Effendy dalam buku Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek mengemukakan beberapa tujuan berkomunikasi, yaitu:

1. Supaya gagasan kita dapat diterima oleh orang lain dengan pendekatan yang persuasif bukan memaksakan kehendak

2. Memahami orang lain, kita sebagai pejabat atau pimpinan harus mengetahui benar aspirasi masyarakat tentang apa yang diinginkannya, jangan mereka inginkan arah kebarat tapi kita memberikan jakur ke timur.

3. Menggerakan orang lain untuk melakukan sesuatu, menggerakan sesuatu itu dapat bermacam-macam mungkin berupa kegiatan yangdimaksudkan ini adalah kegiatan yang banyak mendorong, namun yang penting harus di ingat adalah bagaimana cara yang terbaik melakukannya.

(49)

tujuan yang sama adalah agar semua pesan yang kita pesankan dapat dimengerti dan diterima oleh orang yang disampaikan pesan tersebut.

2.3 Tinjauan Tentang Komunikasi Antar Pribadi 2.3.1 Definisi Komunikasi Antar Pribadi

Komunikasi Antar Pribadi adalah suatu komunikasi yang melibatka dari diri kepada diri orang lain,dengan maksud Komunikasi antar pribadi tersebut memberi efek dan dampak yang bermanfaat buat diri kita dan orang yang terlibat dilingkungannya.

Menurut Joseph A. Devito Berdasarkan Buku Ilmu Komunikasi Teori & Praktik mendefinisikan komunikasi antar pribadi sebagai berikut :“Proses

pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau diantara sekelompok kecil orang-orang, dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika”.

(50)

2.3.2 Tujuan Komunikasi Antar Pribadi

Komunikasi Antar Pribadi memiliki tujuan erat dengan apa yang kita jalani dalam hidup ini, setiap komunikasi yang dibangun oleh seseorang kemudian komunikasi tersebut disampaikan kepada orang yang kedua pastilah memiliki makna dan harapan. dengan demikian jelas bahwa tujuan dari komunikasi antar pribadi memiliki makna dan tujuan yang tepat dan memiliki harapan keberlangsungan hidup yang saling ketergantungan sesama manusia.

Dengan demikian tampak bahwa,komunikasi antar pribadi memiliki unsur dan tujuan yang tepat antara lain:

1. Ungkapan diri sendiri dan orang lain

Diri sendiri, kita harus lebih dahulu mengenalnya,sebelum kita tahu mengenal diri orang lain,dengan demikian kita tahu bagaiman kelemahan kita dalam melakukan interaksi dengan orang lain.ungkapan yang seperti ini adalah keterlibatan kita dalam memahami orang lain.

2. Memahami Lingkungan

Komunikasi antar pribadi memungkinkan kita dengan dunia diluar dari diri kita, mengubah gagasan dalam diri kita yang kita sampaikan ke orang dari diri kita, yang dimaksud orang orang yang terlibat dilingkungan tempat tinggal kita.

(51)

yang diharapkan dengan demikian terciptalah makna hubungan kekerabatan yang harmonis satu sama lain.

4. Mengubah Sikap Orang Lain

Tujuan dari komunikasi baik ajakan pesan yang disampaikan,atau pesan tersebut disampaikan melalui gerakan tampa melalui lisan,pesan yang disampaikan pasti memiliki tujuan dan harapan, harapan tersebut bisa sampai dengan pemaknaan yang sama dan memberi timbal balik yang jelas, dengan demikian komunikasilah alat yang jitu dalam memberi usaha agar seseorang tersebut bisa berubah dan menerima.

5. Membutuhkan Hiburan

Kita hidup di dunia ini,saling membutuhkan satu dengan yang lainnya, termasuk hiburan,kalau kita lihat betapa butuhnya seseorang untuk suatu hiburan,disana terlihatlah bahwa manusia itu makhluk yang jenuh, komunikasilah adalah salah satu agar kita mendapatkan kesenagan melalui komunikasi dengan orang lain. 6. Menolong Orang Lain

(52)

yang dibutuhkan dalam menolong kehidupan satu dengan yang lainnya.

2.3.3 Jenis Jenis Komunikasi Antar Pribadi

Komunikasi antar pribadi Memiliki klasifikasi yang menjadikannya sebagai sifat sebgaiamana yang diungkapkan oleh Onong Uchjana Effendy bahwa Secara teoritis komunikasi antar pribadi diklasifikasikan menjadi dua jenis menurut sifatnya, yakni:

1. Komunikasi Diadik (Dyadic Communication) Komunikasi diadik adalah komunikasi antarpribadi yang berlangsung antar dua orang yakni yang seorang adalah komunikator yang menyampaikan pesan dan seorang lagi yang menerima pesan. Oleh karena pelaku komunikasinya dua orang, maka dialog yang terjadi berlangsung secara intens, komunikator memusatkan perhatiannya hanya pada diri komunikan itu.

(53)

merupakan kedua factor yang sangat berpengaruh terhadap efektif tidaknya proses komunikasi. (1993:62)

2.3.4 Efektivitas Komunikasi Antar Pribadi

Karakteristik-karakteristik efektivitas komunikasi antar pribadi ini oleh Joseph A Devito dilihat dari dua perspektif, yaitu :

1.3.4.1 Humanistis, meliputi sifat-sifat : 1. Keterbukaan

Aspek keterbukaan menunjuk paling tidak pada dua aspek tentang komunikasi antar pribadi. Pertama kita harus terbuka pada orang-orang yang berinteraksi dengan kita. Kedua keterbukaaan untuk memberikan tanggapan terhadap orang lain dengan jujur.

2. Perilaku Suportif

Jack R. Gibb menyebutkan tiga perilaku yang menimbulkan perilaku suportif, yakni:

a) Deskriptif, suasana yang deskriptif akan menimbulkan suportif dibanding dengan suasana yang evaluatif.

(54)

c) Provisionalisme, seseorang yang memiliki sifat ini adalah orang yang memiliki sifat berpikir terbuka. 3. Perilaku Positif: Komunikasi antar pribadi akan

berkembang bila ada pandangan positif terhadap orang lain dan berbagai situasi komunikasi.

4. Empatis: Empati adalah kemauan seseorang untuk menempatkan dirinya pada peranan atau posisi orang lain.

5. Kesamaan: Hal ini mencakup dua hal, pertama kesamaan bidang pengalaman diantara para pelaku komunikasi.

1.3.4.2 Pragmatis, meliputi sifat-sifat :

1. Bersikap yakin: Komunikasi antar pribadi akan lebih efektif bila seseorang mempunyai keyakinan diri.

2. Kebersamaan: Seseorang bisa meningkatkan efektivitas komunikasi antar pribadi dengan orang lain bila ia bisa membawa rasa kebersamaan.

(55)

4. Perilaku Ekspresif: Perilaku ekspresif memperlihatkan keterlibatan seseorang secara sungguh-sungguh dalam berinteraksi dengan orang lain.

5. Orientasi Pada Orang Lain: Untuk mencapai efektivitas komunikasi, seseorang harus memiliki sifat yang berorientasi pada orang lain.

2.4 Tinjauan Tentang Komuniasi Verbal

2.4.1 Definisi Komunikasi Verbal

Simbol atau pesan verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih. Bahasa dapat juga dianggap sebagai sistem kode verbal (Deddy Mulyana, 2005).Jadi bahasa yang dikeluarkan dari mulut manusia memiliki makna yang disampaikan memberikan dinamakan bahasa secara verbal,sesuatu yang dikeluarkan dari mulut melalui lisan.

(56)

menggunakannya. Secara formal, bahasa diartikan sebagai semua kalimat yang terbayangkan, yang dapat dibuat menurut peraturan tatabahasa. Setiap bahasa mempunyai peraturan bagaimana kata-kata harus disusun dan dirangkaikan supaya memberi arti.

Simbol atau pesan verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih. Hampir semua rangsangan wicara yang kita sadari termasuk kedalam kategori pesan verbal disengaja, yaitu usaha-usaha yang dilakukan secara sadar untuk berhubungan dengan orang lain secara lisan (Devito, 2011:51).

2.4.2 Bahasa Verbal

Bahasa verbal adalah sarana utama untuk menyatakan pikiran, dan maksud kita. Bahasa verbal menggunakan kata-kata yang mempresentasikan sebagai aspek realitas individual kita.

Contoh bahasa verbal adalah: 1. Bahasa Indonesia

(57)

2.4.3 Fungsi Bahasa

Menurut Larry L. Barker (dalam Deddy Mulyana, 2005) bahasa mempunyai tiga fungsi: penamaan (naming atau labeling), interaksi, dan transmisi informasi.

1. Penamaan atau penjulukan merujuk pada usaha mengidentifikasikan objek, tindakan, atau orang dengan menyebut namanya sehingga dapat dirujuk dalam komunikasi.

2. Fungsi interaksi menekankan berbagi gagasan dan emosi, yang dapat mengundang simpati dan pengertian atau kemarahan dan kebingungan.

3. Melalui bahasa, informasi dapat disampaikan kepada orang lain, inilah yang disebut fungsi transmisi dari bahasa. Keistimewaan bahasa sebagai fungsi transmisi informasi yang lintas-waktu, dengan menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan, memungkinkan kesinambungan budaya dan tradisi kita.

Cansandra L. Book (1980), dalam Human Communication: Principles, Contexts, and Skills, mengemukakan agar komunikasi kita berhasil, setidaknya bahasa harus memenuhi tiga fungsi, yaitu:

(58)

2. Berhubungan dengan orang lain. Bahasa memungkinkan kita bergaul dengan orang lain untuk kesenangan kita, dan atau mempengaruhi mereka untuk mencapai tujuan kita. Melalui bahasa kita dapat mengendalikan lingkungan kita, termasuk orang-orang di sekitar kita. 3. Untuk menciptakan koherensi dalam kehidupan kita. Bahasa

memungkinkan kita untuk lebih teratur, saling memahami mengenal diri kita, kepercayaan-kepercayaan kita, dan tujuan-tujuan kita.

2.4.4 Keterbatasan Bahasa

Banyak orang tidak sadar,bahwa bahasa itu tebatas.keterbatasan bahasa dapat diuraikan seperti:

2.4.4.1 Kata-kata bersifat ambigu dan kontekstual

Kata Kata yang mempersentasikan persepsi dan interpretasi orang orang,yang menganut latar belakang social budaya yang berbeda beda.

2.4.4.2 Kata-kata mengandung bias budaya

(59)

dengan kata Latin communis yang artinya sama. Komunikasi hanya terjadi bila kita memiliki makna yang sama. Pada gilirannya, makna yang sama hanya terbentuk bila kita memiliki pengalaman yang sama. Kesamaan makna karena kesamaan pengalaman masa lalu atau kesamaan struktur kognitif disebut isomorfisme. Isomorfisme terjadi bila komunikan-komunikan berasal dari budaya yang sama, status sosial yang sama, pendidikan yang sama, ideologi yang sama; pendeknya mempunyai sejumlah maksimal pengalaman yang sama. Pada kenyataannya tidak ada isomorfisme total.

(60)

2.5 Tinjauan Tentang Komunikasi Non Verbal 2.5.1 Definisi Komunikasi Non Verbal

Istilah Nonverbal secara teoritis yaitu komunikasi yang dapat dipisahkan dari komunikasi verbal,dalam komunikasi itu jalin menjalin dalam komunikasi tatap muka sehari hari.

Menurut Mark.L.Knapp;

Istilah Nonverbal biasanya digunakan untuk melukiskan semua peristiwa komunikasi diluar kata kata terucap dan tertulis. Pada saat yang sama kita harus menyadari bahwa banyak peristiwa dan perilaku nonverbal ini ditafsirkan melalui simbol simbol verbal.dalam pengertian ini,peristiwa dan perilaku nonverbal itu tidak sungguh sungguh bersifat nonverbal.(Mulyana,2010,347)

Pada dasarnya komunikasi nonverbal dan verbal saling berkomunikasi dua ini,saling membenahi diantara dua komunikasi ini.Sebagaimana yang dijelaskan Arni Muhammad memberikan definisi komunikasi non verbal sebagai berikut : “Komunikasi non verbal adalah

penciptaan dan pertukaran pesan dengan tidak menggunakan kata-kata, melainkan menggunakan bahasa isyarat seperti gerakan tubuh, sikap tubuh, vocal yang bukan berupa kata-kata, kontak mata, ekspresi muka, kedekatan jarak, sentuhan, dan sebagainya”. (Suranto, 2010:146)

(61)

language) dan dimensi tersembunyi (hidden dimension) karena pesan non

verbal yang tertanam dalam konteks komunikasi”. (Mulyana, 2010:344)

2.5.2 Ciri Ciri Umum Komunikasi Non Verbal

Komunikasi Nonverbal Devito (2011:54) mengemukakan bahwa pesan-pesan non-verbal mempunyai ciri-ciri umum, yaitu :

2.5.2.1 Perilaku komunikasi bersifat komunikatif, yaitu dalam situasi interaksi, perilaku demikian selalu mengkomunikasikan sesuatu.

2.5.2.2 Komunikasi non-verbal terjadi dalam suatu konteks yang membantu menentukan makna dari setiap perilaku non-verbal. 1. Pesan non-verbal biasanya berbentuk paket, pesan-pesan

non-verbal saling memperkuat, adakalanya pesan-pesan ini saling bertentangan.

2. Pesan non-verbal sangat di percaya, umumnya bila pesan verbal saling bertentangan, kita mempercayai pesan non-verbal.

3. Komunikasi non-verbal di kendalikan oleh aturan.

(62)

2.5.3 Klasifikasi Pesan Nonverbal

Jalaludin Rakhmat (1994) mengelompokkan pesan-pesan nonverbal sebagai berikut:

2.5.3.1Pesan kinesik. Pesan nonverbal yang menggunakan gerakan tubuh yang berarti, terdiri dari tiga komponen utama: pesan fasial, pesan gestural, dan pesan postural.

2.5.3.2Pesan fasial menggunakan air muka untuk menyampaikan makna tertentu. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa wajah dapat menyampaikan paling sedikit sepuluh kelompok makna: kebagiaan, rasa terkejut, ketakutan, kemarahan, kesedihan, kemuakan, pengecaman, minat, ketakjuban, dan tekad.

Leathers (1976) menyimpulkan penelitian-penelitian tentang wajah sebagai berikut:

a. Wajah mengkomunikasikan penilaian dengan ekspresi senang dan tak senang, yang menunjukkan apakah komunikator memandang objek penelitiannya baik atau buruk;

(63)

c. Wajah mengkomunikasikan intensitas keterlibatan dalam situasi situasi Wajah mengkomunikasikan tingkat pengendalian individu terhadap pernyataan sendiri; dan wajah barangkali mengkomunikasikan adanya atau kurang pengertian.

2.5.4 Fungsi Pesan Nonverbal

Non Verbal Mark L. Knapp (dalam Jalaludin, 1994), menyebut lima fungsi pesan nonverbal yang dihubungkan dengan pesan verbal:

2.5.4.1Repetisi, yaitu mengulang kembali gagasan yang sudah disajikan secara verbal. Misalnya setelah mengatakan penolakan saya, saya menggelengkan kepala

2.5.4.2Substitusi, yaitu menggantikan lambang-lambang verbal. Misalnya tanpa sepatah katapun kita berkata, kita menunjukkan persetujuan dengan mengangguk-anggukkan kepala.

2.5.4.3Kontradiksi, menolak pesan verbal atau memberi makna yang lain terhadap pesan verbal. Misalnya anda ’memuji’

(64)

2.5.4.4Komplemen, yaitu melengkapi dan memperkaya makna pesan nonverbal. Misalnya, air muka anda menunjukkan tingkat penderitaan yang tidak terungkap dengan kata-kata. 2.5.4.5Aksentuasi, yaitu menegaskan pesan verbal atau

menggarisbawahinya. Misalnya, anda mengungkapkan betapa jengkelnya anda dengan memukul meja.

2.6 Tinjauan Tentang Efek Komunikasi

Efektipitas komunikasi, menurut Johnson ada tiga cara yang harus dipenuhi dalam menyampaikan pesan yang efektipif Pertama, kita harus mengusahakan agar pesan pesan yang dikirim mudah dipahami. Kedua, sebagai pengirim kita harus memiliki kreadibilitas di mata penerima. Ketiga, harus berusaha mendapatkan umpan balik secara optimal tentang pengaruh pesan kita itu dalam diri penerima. Dengan kata lain, kita harus memiliki kreadibilitas dan trampil mengirimkan pesan.

2.7 Tinjauan Tentang Santri

(65)

2.7.1 Santri Mukimin

Santri yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap dalam kelompok pesantren.santri mukim yang paling lama tinggal dipesantren biasanya merupakan satu kelompok tersendiri yang memang bertanggung jawab mengurusi kepentingan pesantren sehari hari;mereka juga memikul tanggung jawab mengajar santri santri muda tentang kitab kitab dasar dan menengah. Dalam sebuah pesantren yang besar dan masyhur terdapat putra putra kyai dari pesantren pesantren lain yang belajar disana;mereka ini biasanya akan menerima perhatian istimewa dari kyai.

2.7.2 Santri Kalong

Murid yang berasal dari desa desa disekitar pesantren, biasanya tidak menetap dalam pesantren. Untuk mengikuti pelajarannya dipesantren,mereka bolak balik dalam (ngelaju) dari rumahnya sendiri. Biasanya perbedaan antara pesantren besar dan pesantren kecil dapat dilihat dari komposisi santri kalong. Semakin besar setiap pesantren, semakin besar jumlah santri mukimnya. Dengan kata lain, pesantren kecil memiliki lebih banyak sntri kalong daripada santri mukim.

2.7.2.1 Pesantren Dan Elemen Elemenya

Ada Tiga alasan utama mngapa pesantren menyediakan fasilitasnya bagi santri:

(66)

tempat yang jauh untuk berdatangan. Untuk dapat menggali ilmu dari kyai tersebut secara teratur dan dalam waktu yang lama, para santri harus meninggalkan kampung halaman dan menetap didekat kediaman kyai dalam waktu yang lama.

2. Hampir semua pesantren berada didesa desa.didesa tidak ada model kosan, seperti di kota kota Indonesia pada umunya dan juga tidak tersedia perumahan (akomudasi) yang cukup untuk dapat menampung santri santi. Dengan demikian, perlu ada asrama khusus bagi para santri.

(67)

2.7.2.2 Pola Umum Pendidikan Islam Pesantren

Sebelum tahun 1960-an,pusat pusat pendidikan pesantren di Indonesia lebih dikenal dengan nama pondok. Istilah itu berasal dari pengertian asrama-asrama para santri atau bertempat tinggal yang terbuat dari bambu, atau barangkali berasal dari bahasa arab,funduqun,yang artinya hotel atau asrama.

C.C.Berg berpendapat bahwa istilah santri bersal dari shastri yang dalam bahasa india berarti orang orang yang tahu buku buku suci agama hindu,atau seorang sarjana ahli kitab suci Agama hindu. Kata shastri bersal dari shastra yang berarti buku buku pengetahuan. Dari asal usul kata santri pula banyak sarjna berpendapat bahwa lembaga pesanren pada asarnya adalah pendidikan keagamaan bangsa Indonesia pada masa menganut Hindu Budha yang bernama “mandala”yang di islamkan oleh para Kyai.

(68)

memahami sejarah islamisasi di wilayah ini, kita harus mulai mempelajari lembaga lembaga pesantren tersebut, Karena lembaga lembaga inilah yang menjadikan anak panah penyebaran islam diwilayah ini.

2.8 Tinjauan tentang Kyai

Kyai merupakan elemen paling esensial dari suatu pesantren. Ia seringkali bahkan merupakan pendirinya. Sudah sewajarnya bahwa pertumbuhan suatu pesantren semata mata bergantung pada kemampuan pribadi Kyainya.

Menurut para asal uslnya, perkataan kyai dipakai untuk ketiga jenis gelar yang saling berbeda:

a) Sebagai gelar kehormatan bagi barang barang yang dianggap keramat, Umpamanya, Kyai Garuda Kencana, di Pakai untuk sebutan kereta Emas yang ada dikeraton Yogykarta.

b) Gelar Kehormatan untuk orang orang tua pada umumnya.

c) Gelar yang diberikan oleh masyarakat kepada seorang ahli agama Islam yang memiliki atau menjadi pemimpin pesantren dan mengajar kitab kitab islam klasik kepada para santrinya.selain gelar Kyai, ia juga sering disebut seorang alim (Orang yang dalam pengetahuan Islamnya).

2.8.1 Kyai di Mata Bangsa

(69)

pemerintah klonial belanda.lulusan lulusan sekeloh tinggi teknik yang didirikan di Bandung tahun 1919,sekeloh tinggi hukum tahun 1924 di Batavia dan sekolah tinggi kedokteran tahun 1926 di Surabaya, berjumlah sekitar 230 orang. Mereka memang berhasil menjadi pemimpin pemimpin elit baru dan maju seperti orang belanda yang terdidik tingkat tinggi, namun sama sekali tidak kehilangan budaya ke Indonesiaan mereka. Popularitas mereka juga mengunnguli popularitas priyai. Mereka menjadi contoh pemimpin Indonesia yang ideal,namun tdak dapat menggantikan kyai sebagai pemimpin masyarakat dalam bidang keagamaan. Kelompok pemimpin elit baru ini malah menggalang kebersamaan dengan kyai membentuk organisasi social,kebudayaan,professional,dan politik bagi kelompok pribumi dalam rangka membangun kesadaran masyarakat untuk kemerdekaan bangsa indonesiadari belenggu penjajahan.

2.8.2 Kyai dan Ummat

(70)

bisa memudahkan masyarakat untuk mendidik anak anaknya dipondok pesantren.

2.9 Tinjau Tentang Etika Komunikasi

Anderson mendefinisikan etika adalah suatu studi tentang nilai nilai dan landasan bagi penerapannya. Ini bersangkutan dengan pertanyaan pertanyaan mengenai apa itu kebaikan atau keburukan dan bagaimana seharusnya. (a study of value and the basis of their aplication. it is concerned with questions of what is good

or bad and what ought to be).(Effendy,2003,384).

Menurut Dr,Franz Von Magnis mengungkapkan dalam buku Effendy.Mengatakan Etika adalah penyelidikan filsafat tentang bidang mengenai kewajiban kewajiban manusia serta tentang yang baik dan buruk. Oleh karena itu Etika didefinisikan olehnya sebagai filsafah moral. Filsafah tentang Praxis Manusia. Jelasnya etika tidak mempersoalkan keadaan manusia, melainkan bagaimana manusia harus bertindak .( Effendy,2003,385).

Dengan demikian uraian diatas betapa dalam pengertian tersebut tercakup unsur unsur keperibadian yang meliputi sikap, opini, Perilaku dan perbuatan. Yang dapat dinilai baik atau buruk adalah perilaku atau perbuatan seseorang secara sadar.

(71)

manusia yang dilakukan dengan sengaja, dan ia menyadarinya ketika melakukan perbuatan itu. (Effendy,2003,385).

Tujuan etika itu sendiri dalam sudut pandang agama oleh amin dalam buku Effendy,tujuan etika bukan hanya menegetengahkan teori, tetapi juga mempengaruhi dan mendorong kehendak kita agar membentuk kehidupan yang suci, menghasilkan kebaikan dan kesempurnaan, serta memberi faedah kepada semua manuisa. Jadi, etika mendorong kehendak agar berbuat baik, tetapi tidak akan berhasil manakala tidak dilandasi kesucian.( Effendy,2003,385).

Etika pembentukan dan pengembangan keperibadian dan perluasan wawasan perhatian, pengetahuan dan pemikiran mengenai berbagai gejala yang ada dan timbul dalam lingkungan khususnya gejala gejala dan masalah keagamaan (islam), Terutama muamalah dan ibadah. Agar daya tangkap, persepsi, dan pemikiran mengenai hal ini semakin luas, semakin dalam dan semakin halus.(Buku pedoman & Panduan Akademik FKIP,UNINUS,2010).

2.10 Kerangka Pemikiran

Fenomenologi adalah ide atau gagasan mengenai dunia kehidupan (Life world), sebuah pemahaman bahwa realitas setiap individu itu berada dan bahwa

(72)

Berdasarkan dengan perspektif fenomenologiis, Interaksi simbolik bersasumsi bahwa pengalaman manusia ditengahi oleh penafsiran. Objek, orang, situasi, dan peristiwa tidak memiliki penegrtiannya sendiri, sebaliknya pengertian itu diberikan untuk mereka.

Perilaku santri pada masyrakat perdesaan memang banyak disoroti, bisa dilihat prilaku tersebut melalui pandangan teori interaksi simbolik. Dalam termenologi yang di ungkapkan oleh George Herbert Mead sebagai bapak Interaksonisme Simbolik mengatakan bahwa pikiran manusia dan mengartikan dan menafsirkan benda benda dan peristiwa peristiwa yang didalam dirinya. menerangkan asal mulanya dan meramalkan.

Pikiran Manusia menerobos dunia luar, seolah olah mengenalnya dari balik penampilannya. Ia juga menerobosnya dirinya sendiri dan membuat hidupnya sendiri menjadi objek pengenalannya, disebut self yang dapat diterjamahkan sebagai aku atau diri.self mempunyai status tertentu .

(73)

Penggunaan simbol sudah barang pasti bukan persetujuan yang resmi dan dapat diperidiksi sesuai dengan kesepakatan, akan tetapi interaksi simbolik seseoranglah yang mengambil alih atau membatinkan peran peran sosial, semakin terbentuk identitas atau kediriannya.

Menurut “Makna adalah produk interaksi sosial, karena itu makna tidak melekat pada objek, melainkan dinegosiasikan dalam penggunaan bahasa. Negosiasi itu dimungkinkan karena manusia mampu menamai segala sesuatu, bukan hanya objek fisik, tindakan atau peristiwa ( bahkan tanpa kehadiran objek fisik, tindakan atau peristiwa itu).”(Arnold M Rose 1974:143 dalam D.Mulyana 2001:72).

Penjelasan diatas sudah pasti tahu, bahwa peranan individu atau seseorang memiliki makna respon symbol,dengan demikian terlihat segala bentuk yang dapat terlihat dalam benak kita, memiliki makna yang merespon maksud dalam benak kita, termasuk perilaku manusia yang memunculkan pemaknaan tergantung individu tersebut memaknainya sesuia yang ada dalam benak individu tersebut.

2.11 Model Alur Pikiran

(74)

1) Pikiran (Mind) adalah pikiran manusia pikiran manusia dan mengartikan dan menafsirkan benda benda dan peristiwa peristiwa yang didalam dirinya. Menerangkan asal mulanya dan meramalkannya.

2) Diri (Self) adalah bagian dari perilaku manusia,yaitu bagian interaksinya dengan orang lain. Interaksi demikian membuat ia mengenal dunia. (Society) adalah yaitu berasal dari masyarakat (Society) atau proses proses interaksi.

Dan yang terakhir adalah Efek komunikasi, menurut Johnson ada tiga cara yang harus dipenuhi dalam menyampaikan pesan yang efektip Pertama, kita harus mengusahakan agar pesan pesan yang dikirim mudah dipahami. Kedua, sebagai pengirim kita harus memiliki kreadibilitas di mata penerima. Ketiga, harus berusaha mendapatkan umpan balik secara optimal tentang pengaruh pesan kita itu dalam diri penerima. Dengan kata lain, kita harus memiliki kreadibilitas dan trampil mengirimkan pesan.

(75)

Sumber : Peneliti 2014 Gambar 2.1

Model Alur Kerangka Pemikiran Perilaku Komunikasi Santri Dengan Kyai Di Lingkungan Pondok Pesantren

Albasyariah Di Kabupaten Bandung

Komunikasi Verbal

Komunikasi Non Verbal

Efek Komunikasi

Etika Santri Di Pesantren Interaksi Simbolik

(76)

Dari beberapa bab sebelumnya,peneliti membahas tentang permasalan yang peneliti bahas,maka dari itu, peneliti ingin sekali memokuskan pada permasalahan objek penelitian ini pada perilaku komunikasi santri Albasyariah dengan Kyai sebagai objek penelitian, Dimana santri albasyariah sebagai pelaku di lingkungan Albasyariah, yang berada ditengah masyarakat santri.

3.1.1 Sekilas Tentang Pondok Pesantren Albasyariah

Sekilas pondok pesantren Albasyariah oleh M. Cahyanto .SHI dalam artikelnya Pondok pesantren Al Basyariyah adalah lembaga pendidikan yang tumbuh dan berkembang dalam adat, budaya serta tradisi bahasa Indonesia,

wajah dan karakter keagamaan serta budaya islam Indonesia bahkan budaya

sendiri secara keseluruhan banyak di bentuk oleh pesantren, sehingga pada

masa penjajahan pondok pesantren merupakan kubu pertahanan yang

memiliki peranan penting bagi perjuangan bangsa, dan sehingga saat ini

eksistensi pondok pesantren masih terus di pertahankan bahkan

dikembangkan agar dapat meningkatkan peranannya dalam usaha

menciptakan manusia seutuhnya, pesantren dalam masyarakat Indonesia

merupakan sel – sel hidup atau unit dinamik yang tersebar di kampung –

kampung, desa – desa, dan perkotaan yang secara garis besarnya menyatu

(77)

yang luas mencakup pembimbingan dan pemeliharaan. Indikasi tumbuhnya

lembaga pendidikan yang berinspirasi pada lembaga pendidikan di timur

tengah belum pasti di ketahui kapan terbentuknya, akan tetapi produk –

produk pengemblengan lembaga ini telah merambah ke berbagai sector

kehidupan dan ikut serta dalam pembangunan dan pengembangan bangsa

Indonesia.

Pesantren terdiri dari komponen pokok seperti kiyai, santri, madrasah,

masjid, dan pondok tempat tinggal yang lazim kita sebut kobong, dengan

pekerjaan utama mengaji, shalat berjamaah dan wirid. Karena berorientasikan

terhadap rancangan pendidikan yaitu kemasyarakatan, maka pekerjaan

utamanya itupun diwarnai dengan pembinaan dan pembekalan yang diberikan

kepada santrinya dalam focus kemasyarakatan yang umum dengan harapan

setelah menyelesaikan studinya di pesantren, mereka mampu berjuang di

tengah – tengah masyarakat dengan segala kemampun yang dimilikinya.

Kiyai dalam sebuah pesantren dipandang sebagai senter penerang dari

eksistensi lembaga tersebut. Maju mundur, besar kecilnya pondok tertumpu

pada system pengelolaan/managemen seorang kiyai, pengembangannya

sejalan dengan berkembangnya tingkat kharismatik kiyai sebagai tokoh agama

dan masyarakat, biasanya salah seorang kiyai berjuang yang mampu melihat

tanda – tanda zaman dan mampu menjawab tantangan – tantangan besar yang

dihadapinya, dan dengan demikian beliau mampu mengembangkan

Gambar

Tabel Maneer Hotel Amarossa Bandung
Model Alur Kerangka PemikiranGambar 2.1
Tabel 3.1 Data Informan Penelitian
Gambar 3.1 Komponen Dalam Analisis Data
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dari bentuk sosialisasi tersebut khususnya untuk ke masyarakat, Dinas Kesehatan Kabupaten Sampang belum memanfaatkan bentuk sosialisasi yang lain yaitu media massa baik melalui

Penelitian yang berjudul “ P enggunaan Kartu P embelajaran Bergambar terhadap P enguasaan Konsep Siswa SMP Kelas Bilingual pada Konsep Sistem P eredaran Darah ” ini

 Untuk membantu Pemerintah Daerah dan Masyarakat Kota Bandung dalam memitigasi bencana gempa yang dapat terjadi setiap saat, dengan mengidentifikasi, menganalisa, memfokuskan

Keutamaan pelaksanaan pemanfaatan lahan dengan pola diversifikasi usahatani dan ternak sapi adalah : Pola usahatani terpadu dapat diterapkan kepada masyarakat yang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT Pos Indonesia (Persero) masih dalam proses persiapan untuk menjalankan COSO ERM secara penuh dalam perusahaan dan masih

kepemilikan tersebut, pemegang saham pengendali akan memiliki hak arus kas yang semakin

Ketentuan pada level Nasioanl adalah UUD yang mengatur dalam Pasal 32 ayat (1) Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan

Bidang PBB & BPHTB Bidang Pajak Daerah & Pendapatan Lain- lain Subbag Umum & Kepegawaian Bidang Anggaran UPT Bidang Akuntansi & Perbendaharaan Seksi