Oleh :
MUHAMMAD FIQIH HILMAN 110100281
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
di LINGKUNGAN X KELURAHAN HARJOSARI 2 MEDAN
Oleh :
MUHAMMAD FIQIH HILMAN 110100281
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LEMBAR PENGESAHAN
Judul : Hubungan Antara Kebiasaan Merokok Terhadap Kualitas Tidur Pria Dewasa di Lingkungan X Kelurahan Harjosari 2 Medan
Nama : Muhammad Fiqih Hilman NIM : 110100281
Pembimbing Penguji I
(dr. Esther Reny Deswani Sitorus) ( dr. Lidya Imelda Laksmi, Sp.PA)
NIP: 19711208 2003 12 2 001 NIP: 19760110 2008 12 2 000 Penguji II
(dr. Radar Radius Tarigan, M.Ked(PD), Sp. PD) NIP: 19701015 2001 12 1 002
Medan, 12 Januari 2015 Dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Tidur adalah kebutuhan alamiah dari manusia dan merupakan salah satu
hal yang paling penting dalam kehidupan manusia. Hampir seluruh manusia
membutuhkan tidur. Bahkan kebutuhan akan tidur dianggap sama pentingnya
terhadap kebutuhan manusia akan oksigen,air ,ataupun makanan. Merokok
sendiri merupakan salah satu iiactor penting yang dapat mempengaruhi kualitas
tidur seseorang. Persentase laki laki yang merupakan perokok aktif di Indonesia
mencapai 67 %. Hal ini tentu dapat mempengaruhi kualitas tidur masyarakat
melihat tingginya persentase perokok aktif di Indonesia. Hal itu ditunjukkan
dalam penelitian yang dilakukan pada pria dewasa yang mempunyai kebiasaan
merokok dimana dari 54 % perokok berat hanya memiliki 18,9% kualitas tidur
baik dan 74,6% diantaranya mempunyai kualitas tidur buruk. Kesimpulan nya
adalah semakin sering kebiasaan merokok seseorang maka semakin buruk
kualitas tidur nya
ABSTRACT
Sleep is human’s natural need and is one of the most important thing in
our life. Almost every man kind need sleep. The need of sleep even considered as
important as our need to oxygen, water, and food. Smoking itself is one of the
most important factor that affect one’s sleep quality. The percentage of adult
man which are active smokers is up to 67 %. This definitely affect the quality of
sleep considering the high percentage of active smokers in Indonesia. This is
shown in this study in which only 18 % out of 54 % heavy smokers have good
sleep quality while the rest of the sample have bad sleep quality. So the
conclusion is the more someone smoke the worse his sleep quality.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang Maha
Pengasih Lagi Maha Penyayang atas segala rizki, rahmat serta karunia yang tak
terkira yang telah diberikan, tanpa-Nya karya tulis ilmiah ini tidak mungkin dapat
terselesaikan. Karya tulis ilmiah yang berjudul “Hubungan Antara Kebiasaan
Merokok Terhadap Kualitas Tidur Pria Dewasa di Lingkungan X Kelurahan
Harjosari 2 Medan” dibuat sebagai salah satu syarat kelulusan Sarjana Kedokteran
di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Dalam Proses peneyelesaian karya ini dimulai dari penentuan judul hingga
terbentuk sebuah hasil penelitian, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai
pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar
besarnya kepada :
1. Bapak Prof.dr.Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
2. Ibu dr Esther Reny Deswani Sitorus, Sp. PA selaku dosen pembimbing
yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga serta pikiran dalam
membantu melalui pengarahan dan masukan yang sangat berguna bagi
penulis sehingga karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik
3. Bapak dr. Radar Radius Tarigan, Sp. PD dan ibu dr. Lidya Imelda
Laksmi, Sp.PA selaku dosen penguji yang memberikan saran serta nasihat yang sangat membangun sehingga karya tulis ilmiah ini dapat
terselesaikan dengan baik.
4. Rasa hormat dan terimakasih yang tidak terhingga penulis haturkan kepada
orangtua penulis ayahanda Ir H Ahmad Parlindungan Batubara,Msi dan
Fadli Fachrurrozi dan Syalaisa Fachira Azzahra atas doa, perhatian dan
dukungan tanpa henti yang selama ini dan akan selalu penulis terima.
5. Teman teman seperjuangan di FK USU, Santa Yohana, Ricky Subhan,
Khalisaturrahmi, Abdul Hamid, Reyhana Gathari,Muhammad Ilham,
Fakhri Amin, Abdurrahman Huzaifi, Muhammad Hendy, Roni Abimanyu,
teman-teman lab A6 dan semua teman-teman angkatan 2011 yang tidak
bisa disebutkan namanya satu-persatu atas masukan, saran, bantuan,
dukungan, cerita, dan kebersamaannya selama 7 semester menjalani
pendidikan disini serta Nisrina Sari yang turut serta membantu dalam
memberikan penulis masukan, semangat, serta bantuan dalam penyusunan
karya tulis ilmiah ini.
6. Terimakasih juga penulis haturkan kepada Hendri, Alfin, Pak Awo, Pak
Panca, Dedek dan rekan rekan PATIMA yang turut serta membantu dalam
mengkoordinasi serta pengerahan massa dalam pembuatan karya tulis
ilmiah ini, sehingga penulis mendapatkan kemudahan dalam proses
pengambilan dan pengumpulan data untuk karya tulis ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah berupa laporan hasil penelitian ini
masi jauh dari sempurna, baik dari segi isi maupun struktural. Oleh karena itu,
dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan laporan hasil penelitian ini di kemudian hari. Semoga
penelitian ini dapat memberikan sumbangsih bagi perkembangan ilmu
pengetahuan khususnya di bidang Ilmu Kedokteran.
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar pengesahan ... i
Abstrak ... ii
Kata Pengantar ... iv
Daftar Isi ... vi
Daftar Tabel ... ix
Daftar Gambar ... x
Daftar Lampiran ... xi
Daftar Singkatan ... xii
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 2
1.3 Tujuan Penelitian ... 2
1.3.1.Tujuan Umum ... 2
1.3.2.Tujuan Khusus ... 2
1.4.Manfaat Penelitian ... 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 4
2.1 Tidur ... 4
2.1.1.Defenisi Tidur ... 4
2.1.2 Fisiologi Tidur ... 4
2.1.2.1 Tipe NREM ... 5
2.1.2.2 Tipe REM ... 6
2.1.3 Kualitas Tidur... 7
2.1.4 Fungsi Tidur ... 8
2.2 Rokok ... 8
2.2.1 Farmakologi Nikotin ... 9
2.2.2 Pengaruh Nikotin Terhadap Kualitas Tidur ... 10
2.3 Pittsburgh Sleep Quality Index ... 12
BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN & DEFENISI OPERASIONAL 3.1 Kerangka Operasional ... 13
3.2 Defenisi Operasional ... 14
3.2.1 Kebiasaan Merokok ... 14
3.2.2 Pria Dewasa ... 14
3.2.3 Masyarakat Lingkungan X Kelurahan Harjosari 2 ... 14
3.2.4 Kualitas Tidur... 14
3.3 Kerangka Konsep ... 15
BAB 4 METODE PENELITIAN ... 16
4.1 Jenis Penelitian ... 16
4.2 Waktu dan Tempat Penelitian ... 16
4.3 Populasi dan Samperl ... 17
4.3.1 Populasi Target... 17
4.3.2 Populasi Terjangkau ... 17
4.3.3 Kriteria Inklusi ... 17
4.3.4 Kriteria Eksklusi... 17
4.3.5 Besar Sampel ... 18
4.4 Teknik Pengumpulan Data ... 19
4.5 Pengolahan dan Analisa Data... 19
BAB 5 HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN 5.1Hasil Penelitian ... 20
5.1.2 Deskrips Karateristik Responden ... 20
5.1.2.1Karateristik Responden Berdasarkan Kebiasaan Merkok .. 21
5.1.2.2Karateristik Responden Berdasarkan Lama Kebiasaan Merkok ... 21
5.1.2.3Karateristik Responden Berdasarkan Umur ... 22
5.1.2.4Karateristik Responden Berdasarkan Kualitas Tidur ... 22
5.1.3 Hasil Analisa Data... 23
5.2 Pembahasan ... 24
5.2.1 Hubungan Kebiasaan Merokok Terhadap Kualitas Tidur ... 25
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 27
6.1 Kesimpulan ... 27
6.2Saran ... 27
DAFTAR PUSTAKA ... 29
DAFTAR TABEL
• Tabel 5.1 : Tabel Distribusi Kebiasaan Merokok Responden • Tabel 5.2 : Tabel Distribusi Lama Kebiasaan Merokok • Tabel 5.3 : Tabel Distribusi Umur Responden
• Tabel 5.4 : Tabel Distribusi Kualitas Tidur
• Tabel 5.5 : Perbandingan Lama Kebiasaan Merokok Responden terhadap Kualitas Tidur
DAFTAR GAMBAR
• Gambar 3.1. Kerangka Operasional : Halaman 13
DAFTAR LAMPIRAN • Lampiran 1 : Curiculum Vitae
• Lampiran 2 : Kuesioner Penelitian • Lampiran 3 : Lembar Penjelasan
• Lampiran 4 : Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan ( Informed Consent)
• Lampiran 5 : Ethical Clerance • Lampiran 6 : Data Induk
DAFTAR SINGKATAN
ARAS : Ascending Reticulary Activating System
EEG : ElectroEncephaloGraphy
REM : Rapid Eye Movement
NREM : Non-Rapid Eye Movement
ABSTRAK
Tidur adalah kebutuhan alamiah dari manusia dan merupakan salah satu
hal yang paling penting dalam kehidupan manusia. Hampir seluruh manusia
membutuhkan tidur. Bahkan kebutuhan akan tidur dianggap sama pentingnya
terhadap kebutuhan manusia akan oksigen,air ,ataupun makanan. Merokok
sendiri merupakan salah satu iiactor penting yang dapat mempengaruhi kualitas
tidur seseorang. Persentase laki laki yang merupakan perokok aktif di Indonesia
mencapai 67 %. Hal ini tentu dapat mempengaruhi kualitas tidur masyarakat
melihat tingginya persentase perokok aktif di Indonesia. Hal itu ditunjukkan
dalam penelitian yang dilakukan pada pria dewasa yang mempunyai kebiasaan
merokok dimana dari 54 % perokok berat hanya memiliki 18,9% kualitas tidur
baik dan 74,6% diantaranya mempunyai kualitas tidur buruk. Kesimpulan nya
adalah semakin sering kebiasaan merokok seseorang maka semakin buruk
kualitas tidur nya
ABSTRACT
Sleep is human’s natural need and is one of the most important thing in
our life. Almost every man kind need sleep. The need of sleep even considered as
important as our need to oxygen, water, and food. Smoking itself is one of the
most important factor that affect one’s sleep quality. The percentage of adult
man which are active smokers is up to 67 %. This definitely affect the quality of
sleep considering the high percentage of active smokers in Indonesia. This is
shown in this study in which only 18 % out of 54 % heavy smokers have good
sleep quality while the rest of the sample have bad sleep quality. So the
conclusion is the more someone smoke the worse his sleep quality.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tidur adalah kebutuhan alamiah dari manusia dan merupakan salah satu
hal yang paling penting dalam kehidupan manusia. Hampir seluruh manusia
membutuhkan tidur. Bahkan kebutuhan akan tidur dianggap sama pentingnya
terhadap kebutuhan manusia akan oksigen, air, ataupun makanan.
Menurut American Psychiatric Association (2000) dalam Wavy (2008)
kualitas tidur didefenisikan sebagai suatu fenomena kompleks yang melibatkan
beberapa dimensi. Baik atau buruknya kualitas tidur itu sendiri dipengaruhi oleh
berbagai faktor seperti kebiasaan merokok, meminum kopi sebelum
tidur,aktivitas sehari hari, bahkan konsumsi obat-obatan dapat mempengaruhi
kualitas tidur seseorang.
Merokok sendiri merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi
kualitas tidur seseorang. Studi menunjukkan 51 % mahasiswa yang merokok
mempunyai kualitas tidur yang buruk (Fauzan, 2013). Menurut data yang
dihimpun oleh Global Adult Tobacco Survey (2011) dalam Depkes (2012)
persentase laki laki yang merupakan perokok aktif di Indonesia mencapai 67 %.
Hal ini dapat mempengaruhi kualitas tidur masyarakat melihat tingginya
persentase perokok aktif di Indonesia.
Survei rutin yang dilakukan National Sleep Foundation pada tahun 1991
sampai dengan 2011 yang melibatkan 1508 responden menunjukkan sebagian
responden mengaku tidak pernah atau jarang tidur pulas pada hari bekerja
ataupun sekolah. Faktor sosiobudaya pada masyarakat Lingkungan 10,Kelurahan
Harjosari 2, Medan menunjukkan pola kebiasaan tidur yang larut malam. Oleh
karena itu, berdasarkan data yang di urai diatas,maka peneliti tertarik untuk
mengetahui hubungan kebiasaan merokok terhadap kualitas tidur pria dewasa
dilakukan untuk mengetahui hubungan kebiasaan merokok terhadap kualitas
tidur pria dewasa yang dilakukan pada masyarakat Lingkungan 10, Kelurahan
Harjosari 2, Medan pada tahun 2014 yang di ambil pada periode antara bulan Juli
sampai Agustus tahun 2014
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diurai diatas maka dibutuhkan suatu
penelitian untuk dapat menjawab pertanyaan penelitian yaitu : Bagaimana
hubungan kebiasaan merokok terhadap kualitas tidur pria dewasa pada masyarakat
Lingkungan 10,Kelurahan Harjosari 2, Medan ?
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini sendiri adalah untuk mengetahui hubungan
kebiasaan merokok terhadap kualitas tidur pria dewasa pada masyarakat
Lingkungan 10,Kelurahan Harjosari 2, Medan.
1.3.2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui gambaran kualitas tidur pria dewasa pada
masyarakat Lingkungan 10,Kelurahan Harjosari 2, Medan.
2. Untuk mengetahui gambaran kebiasaan merokok pria dewasa pada
masyarakat Lingkungan 10,Kelurahan Harjosari 2, Medan.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk :
1. Bagi masyarakat, sebagai suatu bentuk edukasi dalam upaya
memberikan pengetahuan hubungan kebiasaan merokok terhadap
kualitas tidur pria dewasa.
2. Bagi masyarakat juga sebagai suatu bentuk edukasi tentang faktor
3. Bagi peneliti, dapat menambah ilmu pengetahuan serta memperluas
wawasan sekaligus menjadi suatu wadah latihan untuk penerapan dari
hasil pembelajaran yang diperoleh dari kegiatan belajar pada masa
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tidur
2.1.1. Defenisi Tidur
Tidur didefenisikan sebagai suatu keadaan bawah sadar saat orang tersebut
dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan rangsang
lainnya. Tidur harus dibedakan dengan koma, yang merupakan keadaan bawah
saat orang tersebut tidak dapat dibangunkan.
Tidur adalah suatu keadaan berulang, teratur, mudah reversible yang
ditandai dengan keadaan relative tidak bergerak dan tingginya peningkatan
ambang respons terhadap stimulus eksternal dibanding dengan keadaan terjaga.
(Kaplan & Sadock, 2012). Terdapat berbagai tahap dalam tidur, dari tidur yang
sangat ringan sampai tidur yang sangat dalam. Para peneliti tidur juga membagi
tidur menjadi dua tipe yang secara keseluruhan berbeda, yang memiliki kualitas
yang berbeda pula yaitu tidur Non-REM (Rapid Eye Movement) dan tidur
REM(Rapid Eye Movement). (Guyton & Hall,2008)
Menurut Chopra (2003) dalam Sagala (2013), tidur merupakan 2 keadaan
yang bertolak belakang dimana tubuh beristirahat secara tenang dan aktivitas
metabolisme juga menurun. Namun pada saat itu juga otak sedang bekerja lebih
keras selama periode bermimpi dibandingkan dengan beraktivitas di siang hari.
2.1.2. Fisiologi Tidur
Tidur merupakan salah satu cara untuk melepaskan kelelahan jasmani dan
kelelahan mental. Dengan tidur semua keluhan hilang atau berkurang dan akan
kembali mendapatkan tenaga serta semangat untuk menyelesaikan persoalan yang
Menurut Japardi (2002) Tidur dibagi menjadi 2 tipe yaitu:
1. Tipe Rapid Eye Movement (REM)
2. Tipe Non Rapid Eye Movement (NREM)
Fase awal tidur didahului oleh fase NREM yang terdiri dari 4 stadium, lalu
diikuti oleh fase REM. Keadaan tidur normal antara fase NREM dan REM terjadi
secara bergantian antara 4-7 kali siklus semalam. Bayi baru lahir total tidur 16-20
jam/hari, anak-anak 10-12 jam/hari, kemudian menurun 9-10 jam/hari pada umur
diatas 10 tahun dan kira-kira 7-7,5 jam/hari pada orang dewasa.
2.1.2.1. Tipe NREM :
Tidur fase NREM sendiri terbagi atas 4 stadium yaitu :
1. Tidur stadium Satu.
Fase ini merupakan antara fase terjaga dan fase awal tidur. Pada fase ini
didapatkan keadaan seperti
• kelopak mata tertutup,
• tonus otot berkurang
• gerakan bola mata ke kanan dan ke kiri.
Fase ini hanya berlangsung 3-5 menit dan mudah sekali dibangunkan.
Gambaran EEG biasanya terdiri dari gelombang campuran alfa, betha dan kadang
gelombang theta dengan amplitudo yang rendah. Tidak didapatkan adanya
gelombang sleep spindle dan kompleks K.
2. Tidur stadium dua
Pada fase ini didapatkan kondisi seperti
• bola mata berhenti bergerak
• tonus otot masih berkurang
• tidur lebih dalam dari pada fase pertama.
Pada fase ini didapati gambaran EEG yang terdiri dari gelombang theta
simetris. Terlihat adanya gelombang sleep spindle, gelombang verteks dan
3. Tidur stadium tiga
Fase ini tidur lebih dalam dari fase sebelumnya. Gambaran EEG terdapat
lebih banyak gelombang delta simetris antara 25%-50% serta tampak gelombang
sleep spindle.
4. Tidur stadium empat
Merupakan tidur yang dalam serta sukar dibangunkan. Gambaran EEG
didominasi oleh gelombang delta sampai 50% tampak gelombang sleep spindle.
Fase tidur NREM, ini biasanya berlangsung antara 70 menit sampai 100 menit,
setelah itu akan masuk ke fase REM.
2.1.2.2. Tidur tipe REM
Pada waktu REM jam pertama prosesnya berlangsung lebih cepat dan
menjadi lebih insten dan panjang saat menjelang pagi atau bangun.Pola tidur
REM ditandai adanya gerakan bola mata yang cepat, tonus otot yang sangat
rendah, apabila dibangunkan hampir semua orang akan dapat menceritakan
mimpinya, denyut nadi bertambah dan pada laki-laki terjadi eraksi penis, tonus
otot menunjukkan relaksasi yang dalam.(Japardi, 2002)
Tidur REM berlangsung sekitar 5 – 30 menit yang biasanya muncul
rata-rata setiap 90 menit. Bila seseorang sangat mengantuk, setiap tidur REM
berlangsung singkat dan bahkan mungkin tidak ada. Sebaliknya sewaktu orang
menjadi semakin lebih nyenyak pada tidur nya, maka durasi tidur REM juga akan
semakin lama. (Guyton & Hall, 2008)
Pada saat dewasa distribusi dari tahap tidur adalah sebagai berikut :
Non-Rapid Eye Movement (REM) 75 persen yang terbagi atas 4 tahap
diantaranya :
1. Tahap 1 : 5 persen
2. Tahap 2 : 45 persen
3. Tahap 3 : 12 persen
4. Tahap 4 : 13 persen
2.1.3. Kualitas Tidur
Tidur yang baik adalah tidur yang mempunyai kualitas serta kuantitas
yang cukup dimana terdapat kepuasan seseorang terhadap tidur didalam nya.
Menurut American Psychiatric Association (2000) dalam Wavy (2008) kualitas
tidur adalah suatu fenomena kompleks yang melibatkan beberapa dimensi.
Kualitas tidur sendiri diukur dalam 2 aspek yaitu kuantitas tidur yang
termasuk didalamnya waktu dan lamanya tidur seseorang dan aspek kualitatif
yang merupakan aspek subjektif dari kedalaman tidur itu sendiri serta perasaaan
segar yang didapat pada saat bangun tidur (Lemma dkk, 2012). Kualitas tidur
yang buruk dapat menyebabkan rasa mengantuk di siang hari,menurunnya
kesehatan tubuh, dan juga dapat menyebabkan kelelahan. Hal ini juga terkait
dengan beberapa penyakit seperti diabetes,penyakit peradangan dan juga penyakit
kardiovaskular. (Wavy, 2008)
Hal ini juga dapat berdampak pada aspek psikologi seseorang itu sendiri
dimana dapat berdampak pada penurunan fungsi kognitif. Hal ini sendiri juga
terkait dengan tingkat kecemasan yang lebih tinggi, mudah tersinggung,suasana
hati yang buruk,depresi, bahakan kepuasan hidup yang lebih rendah. Disaat yang
sama,terdapat juga gangguan konsentrasi dan juga melambatnya psikomotor.
(Wavy, 2008)
Kualitas tidur sendiri ditentukan oleh bagaimana seseorang
mempersiapkan pola tidurnya pada malam hari seperti kedalaman
tidur,kemampuan untuk tetap tidur dan kemudahan untuk memulai tidur yang
mana hal ini di ungkapkan Lai (2001) dalam Wavy (2008).
2.1.3.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Tidur
Bisa dikatakan kualitas tidur seseorang merupakan salah satu instrument
yang penting. Karena kualitas tidur yang buruk sendiri dapat mempengaruhi
keseimbangan emosi, kondisi dan tanda vital bahkan tingkat konsentrasi
seseorang.
Untuk itu terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas tidur
seseorang diantaranya kuantitas tidur yang cukup, keadaan kamar, faktor
psikologis seseorang, obat atau makanan yang dikonsumsi seseorang pada siang
hari ataupun sebelum tidur. Hal ini juga dapat menjadi acuan juga bahwa
diantaranya faktor dari kebiasaan dan pola hidup yang buruk dapat menjadi faktor
faktor yang mempengaruhi kualitas tidur.
Ada beberapa hal yang dapat meningkatkan kualitas tidur seseorang antara
lain :
1. Memelihara jadwal tidur dan bangun teratur.
2. Menciptakan suasana kamar yang kondusif untuk memulai tidur.
3. Tidur dengan kasur dan bantal yang nyaman .
4. Menyelesaikan makan malam 2-3 jam sebelum jadwal tidur
sehari-hari.
5. Berolahraga rutin.
6. Hindari kafein,nikotin, dan alkohol menjelang waktu tidur.
( National Sleep Foundation, 2013).
2.1.4. Fungsi Tidur
Telah banyak dilakukan penelitian tentang tidur. Sebagian besar peneliti
yakin dan menyimpulkan bahwa tidur memberikan fungsi homeostatis yang
bersifat menyegarkan dan tampak penting untuk termoregulasi normal dan
penyimpanan energi. ( Kaplan & Sadock, 2012)
2.2. Rokok
Rokok memiliki sekitar 4000 zat beracun yang dapat mempengaruhi
kesehatan manusia. Berbagai gangguan seperti penyakit kardiovaskular,
mempengaruhi kualitas tidur dapat muncul sebagai akibat konsumsi rokok
(Anhari dkk, 2013).
Konsumsi rokok di Indonesia sendiri pada tahun 2008 mencapai 240
miliar batang atau setara dengan 658 juta batang perharinya. (Anhari dkk, 2013).
Jumlah yang tentunya sangat banyak ini sangat berpengaruh terhadap tingkat
kesehatan dari masyarakat. Terlebih hal ini juga selaras tentang adanya laporan
kasus dimana para perokok mengalami kesulitan untuk tidur di setiap
kesempatannya ( Peters et al, 2011)
Dalam rokok sendiri terdapat lebih dari 7000 zat kimia berbahaya yang
dapat menyebabkan kanker dan penyakit lainnya. Beberapa diantaranya adalah
sebagai berikut :
• Aseton : Biasa ditemukan didalam penghilang cat kuku
• Ammonia : Biasa digunakan sebagai bahan pembersih
• Arsenik : Biasa digunakan sebagai bahan baku racun tikus
• Benzene : Biasa ditemukan dalam semen
• Butane : Biasa digunakan dalam cairan korek api
• CO : Hasil pembakaran dari kendaraan bermotor
• Nikotin : Biasa ditemukan sebagai komponen penyusun insektisida
• Tar : Biasa digunakan sebagai pengeras jalan (Aspal)
(American Lung Association, 2014)
Sementara komponen psikoaktif yang terdapat dalam rokok adalah nikotin
yang mana berperan dalam mempengaruhi sistem saraf pusat (SSP). (Kaplan &
Sadock, 2012)
2.2.1. Farmakologi Nikotin
Nikotin merupakan komponen psikoaktif dalam rokok yang dapat
mempengaruhi sistem saraf pusat (SSP) dengan bekerja sebagai agonis pada
reseptor asetilkolin subtipe nikotinik. Sekitar 25 persen nikotin yang dihirup saat
mencapai otak dimana waktu paruh nikotin adalah sekitar 2 jam. (Kaplan &
Sadock, 2012)
Nikotin diyakini dapat menghasilkan sifat penguat positif dan adiktif
dimana nikotin juga dapat menyebabkan peningkatan konsentrasi norepinefrin dan
epinefrin yang hormon-hormon ini berperan dalam efek stimulatorik dasar nikotin
terhadap SSP (Kaplan & Sadock, 2012). Nikotin penting bukan karena
kegunaannya dalam terapi melainkan terdapat dalam tembakau yang mana bersifat
toksik dan dapat meimbulkan ketergantungan psikis. Nikotin pertama kali di
isolasi dari Nicotiana Tabacum oleh Posselt dan Reiman tahun 1828, kemudian
Orfila melakukan penelitian farmakologik di tahun 1843. Langley dan Dickinson
di tahun 1889 mendemonstrasikan tempat kerjanya di ganglion. (Setiawati &
Gunawan,2011)
2.2.2. Pengaruh Nikotin Terhadap Kualitas Tidur
Pengaruh nikotin dalam rokok dapat menyebabkan ketergantungan dan
dapat membuat seseorang menjadi pecandu. Ketergantungan terhadap nikotin
inilah yang mana mengaharuskan seorang perokok untuk menghisap rokoknya
terus-menerus sehingga menimbulkan berbagai akibat terhadap tubuh salah
satunya adalah gangguan tidur yang merupakan salah satu instrumen penilaian
terhadap tingkat kualitas tidur. (D’Souza MS, 2011)
Nikotin yang terkandung dalam rokok memiliki efek stimulan.
Nikotin dapat menyebabkan seorang perokok mengalami kesulitan untuk
memulai tidurnya, sulit untuk bangun pagi, dan juga dapat menyebabkan mimpi
buruk. Hal tersebut dapat mempengaruhi kualitas tidur (National Sleep
Foundation, 2013).
Tetapi, dosis besar nikotin dapat mengganggu tidur, khususnya onset
tidur. Perokok biasanya tidur lebih singkat dari bukan perokok. Putus
nikotin dapat menyebabkan mengantuk atau terbangun (Kaplan, Sadock, dan
Penelitian yang dilakukan oleh McNamara dkk (2013) mereka
menemukan bahwa 11,9% dari perokok sulit untuk tidur, 10,6% bangun di malam
hari dan 9,5% bangun terlalu pagi. Angka-angka untuk bukan perokok jauh lebih
rendah dan dalam penelitian ini secara signifikan menemukan bahwa mereka yang
telah berhenti merokok melihat peningkatan dalam tidur mereka. Para
peneliti juga menemukan bahwa untuk setiap batang rokok yang dihisap
menurunkan jumlah waktu tidur sebesar 1,2 menit. (Fauzan, 2013)
Meskipun nikotin dapat memberikan efek tenang dengan adanya pelepasan
dari serotonin,tapi efek stimulant yang ditimbulkannya justru lebih besar
pengaruhnya terhadap kualitas tidur itu sendiri. Cara nikotin sendiri dalam
prosesnya mengganggu tidur dengan cara yang sangat luas mulai dari takikardi.
(Setiawati & Gunawan, 2011)
Takikardi sendiri misalnya dapat terjadi karena perangsangan ganglion
simpatis atau hambatan ganglion parasimpatis. Nikotin juga dapat merangsang
medulla adrenal dengan akibat penglepasan katekolamin yang menimbulkan
takikardi dan kenaikan tekanan darah. Hal ini tentunya dapat meningkatkan
proses konsetrasi seseorang dimana seseorang mengalami peningkatan kesiagaan
dan dalam kondisi terjaga. (Setiawati & Gunawan, 2011)
Hal ini juga sejalan dengan keadaan jaga atau terbangun yang mana
keadaan ini dipengaruhi oleh suatu system yaitu Ascending Reticulary Activity
System atau ARAS. Aktifitas ARAS ini sendiri sangat dipengaruhi terhadap
pelepasan neurotransmitter nya seperti serotonin ataupun katekolamin
Pada keadaan tertidur RAS melepaskan serotonin sedangkan pada saat
bangun ataupun kondisi terjaga katekolamin dilepaskan. Hal ini lah yang
menyebabkan dimana didapati sulitnya kemampuan untuk tidur pada para
2.3. Pittsburgh Sleep Quality Index
Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) adalah kuesioner baku emas yang
digunakan untuk menilai kualitas tidur subjektif dan telah divalidasi pada kedua
populasi klinis dan populasi non-klinis, termasuk perguruan tinggi dan mahasiswa
pascasarjana (Brick, Seely, dan Palermo, 2010). PSQI sendiri terdiri dari sembilan
belas item pertanyaan yang meliputi tujuh komponen, yakni kualitas tidur
secara subjektif, latensi tidur, durasi tidur, efisiensi tidur, gangguan tidur,
penggunaan obat tidur, dan disfungsi pada siang hari. Setiap dari nilai
komponen tujuh tersebut diberi bobot yang sama dengan skala 0-3, 0
menunjukkan tidak ada kesulitan dan 3 menunjukkan kesulitan yang parah.
Jumlah skor untuk nilai tujuh komponen ini akan menghasilkan satu skor secara
keseluruhan, mulai dari 0 hingga 21. Skor yang lebih tinggi menunjukkan
kualitas tidur buruk, dan bila skor PSQI secara keseluruhan > 5 maka seseorang
BAB 3
KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPRASIONAL
3.1. Kerangka Operasional
Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam
penelitian ini adalah :
Gambar 3.1. Kerangka Operasional
MASYARAKAT LINGK.X KELURAHAN HARJOSARI 2
PRIA DEWASA
KEBIASAAN MEROKOK
3.2. Definisi Operasional
Definisi operasional penelitian ini mencakup empat hal antara lain,
kebiasaan merokok, pria dewasa, masyarakat Linkungan X Kelurahan Harjosari 2,
dan kualitas tidur.
3.2.1. Kebiasaan merokok
• Definisi : Kebiasaan dari subjek dalam mengkonsumsi rokok setiap harinya
• Cara ukur : Wawancara
• Alat ukur : Lembar kuesioner
• Kategori hasil
o Bukan Perokok : sudah berhenti atau tidak pernah mengkonsumsi
rokok sebelumnya.
o Perokok ringan : menghisap rokok <10 batang perhari. o Perokok sedang : menghisap rokok 10-20 batang perhari.
o Perokok berat : menghisap rokok >20 batang perhari.
(Bustan,2000)
• Skala pengukuran : nominal
3.2.2. Pria Dewasa
• Defenisi : Pria dewasa adalah pria diantara rentang umur 20-64 tahun
3.2.3. Masyarakat Linkungan X Kelurahan Harjosari 2
• Defenisi : Masyarakat yang berdomisili di Linkungan X Kelurahan Harjosari 2
3.2.4. Kualitas tidur
• Defenisi : Kualitas tidur mengacu pada waktu tidur, latensi tidur, kenyenyakan, serta kepuasan yang didapat dari tidur (Wavy,2008).
• Cara ukur : Analisa Kuesioner
• Alat ukur : Kuesioner
o Total skor ≤5 : kualitas tidur baik o Total skor >5 : kualitas tidur buruk • Skala pengukuran : Ordinal
3.3. Kerangka Konsep
Variabel Dependen Variabel Independen
Gambar 3.2. Kerangka Konsep
Kualitas Tidur Baik/Buruk Kebiasaan
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik
dengan desain cross sectional. Penelitian deskriptif analitik dengan desain cross
sectional ini dilakukan terhadap sekumpulan objek yang biasanya cukup banyak,
dalam jangka waktu tertentu yang memiliki tujuan utama untuk mencari hubungan
antara kebiasaan merokok dan kualitas tidur pria dewasa pada masyarakat di
Lingkungan X, Kelurahan Harjosari 2, Kecamatan Medan Amplas, Medan.
Jenis penelitian yang dipilih berupa analitik oleh karena peneliti ingin
mengetahui gambaran kebiasaan merokok dan hubungannya dengan gambaran
kualitas tidur pria dewasa pada masyarakat di Lingkungan X, Kelurahan Harjosari
2, Kecamatan Medan Amplas, Medan,sebagai variabel nya.
4.2. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Lingkungan X, Kelurahan Harjosari 2,
Kecamatan Medan Amplas, Medan.Hal ini dikarenakan masyarakat Lingkungan
X, Kelurahan Harjosari 2, Kecamatan Medan Amplas, Medan, mayoritas
masyarakat pria dewasa nya mempunyai kebiasaan merokok sehingga secara teori
memungkinkan utnuk diteliti kualitas tidurnya. Penelitian ini dilaksanakan selama
bulan Maret-Desember 2014. Pengumpulan data dilakukan selama bulan
Agustus-November 2014.
4.3. Populasi dan Sampel
Pada penelitian ini populasi yang digunakan adalah pria dewasa yang
berdomisili di Lingkungan X, Kelurahan Harjosari 2, Kecamatan Medan Amplas,
4.3.1. Populasi Target
Populasi targetnya adalah pria dewasa yang berdomisili di Lingkungan X,
Kelurahan Harjosari 2, Kecamatan Medan Amplas, Medan.
4.3.2. Populasi Terjangkau
Populasi terjangkaunya adalah pria dewasa yang memiliki kebiasaan
merokok dan berdomisili di Lingkungan X, Kelurahan Harjosari 2, Kecamatan
Medan Amplas, Medan.
4.3.3. Kriteria inklusi
1. Semua pria dewasa berumur diantara 20-64 tahun yang mempunyai
kebiasaaan merokok dan berdomisili di Lingkungan X, Kelurahan
Harjosari 2, Kecamatan Medan Amplas, Medan.
2. Subjek merupakan Perokok aktif
3. Subjek yang sehat jasmani dan rohani.
4. Subjek yang bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.
5. Subjek jujur dan terbuka dalam menjawab kuesioner
4.3.4. Kriteria Ekslusi
1. Subjek mempunyai kebiasaan minum kopi setiap hari.
2. Subjek tidak menjawab semua pertanyaan dalam kuisioner.
3. Subjek yang tidak dapat membaca atau tidak mengerti pertanyaan dalam
kuisioner.
4.3.5. Besar Sampel
Ket :
n = Besar sampel
Z = Z score berdasarkan nilai α yang diinginkan
P = Proporsi dari penelitian sebelumnya
1-P = Q yaitu proporsi untuk tidak terjadinya suatu kejadian
Besar Z score sesuai dengan nilai α
α = 5%. = 0,05
d = 10 % = 0,1
P = tidak diketahui sehingga menggunakan P terbesar yaitu 0,5 sehingga 1-P = 0,5
= 96,04 dibulatkan menjadi 100
Maka jumlah sampel umum yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebesar 100 orang.
4.4. Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini data diperoleh melalui data primer dengan
menggunakan angket yang dibagikan kepada masyarakat khususnya pria dewasa
yang berdomisili di Lingkungan X, Kelurahan Harjosari 2, Kecamatan Medan
Amplas, Medan yang menjadi objek penelitian. Pengambilan sampel
menggunakan metode accidental sampling atau pengambilan sampel seadanya.
Pengambilan sampel dilakukan secara subjektif oleh peneliti ditinjau dari
sudut kemudahan, tempat pengambilan sampel, dan jumlah sampel yang diambil.
Data yang diharapkan adalah jawaban yang diberikan oleh responden terhadap
beberapa pertanyaan seputar kualitas tidur dan kebiasaan merokok masyarakat
4.5. Pengolahan dan analisa Data
Pengolahan data hasil penelitian dilakukan dengan menggunakan program
komputer untuk mempermudah analisis data. Data yang diperoleh akan dianalisis
dengan melalui beberapa tahapan. Tahap pertama editting yaitu memeriksa nama
dan kelengkapan identitas maupun data responden serta memastikan bahwa semua
jawaban telah diisi sesuai petunjuk. Tahap kedua adalah proses coding yaitu
memeberi kode atau angka tertentu pada kuisioner untuk memepermudah waktu
mengadakan tabulasi dan analisis. Tahap ketiga adalah entry data yaitu
memasukan data dari kuisioner ke dalam program komputer dengan menggunakan
program SPSS. Tahap keempat adalah melakukan cleaning yaitu memeriksa
kembali data yang telah di entry untuk mengetahui adanya kesalahan atau tidak,
tahap kelima yaitu saving data yaitu menyimpan data yang telah diolah dan
dianalisa. Hasil penelitian akan ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diperoleh dari penilaian kuesioner tentang kualitas
tidur yang diberikan kepada pria dewasa Lingkungan X, Kelurahan Harjosari 2,
Kecamatan Medan Amplas, Kota Medan. Yang mana penelitian ini dilakukan
untuk menilai apakah ada hubungan antara kebiasaan merokok terhadap kualitas
tidur.
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di lokasi tempat berkumpul nya
pemuda-pemuda sekitar dan juga di rumah-rumah masyarakat Lingkungan X, Kelurahan
Harjosari 2, Kecamatan Medan Amplas, Kota Medan. Lokasi Penelitian hanya
berupa pondok tempat berkumpul masyarakat dan beberapa diantaranya ada yang
di teras rumah responden karena pengambilan data hanya memakan waktu yang
singkat dan tidak membutuhkan banyak peralatan sehingga tempat pengambilan
data hanya tempat yang seadanya.
5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden
Sampel dalam penelitian ini adalah pria dewasa yang berdomisili
di Lingkungan X, Kelurahan Harjosari 2, Kecamatan Medan Amplas, Kota
Medan. Yang mana usia masyarakat yang menjadi responden adalah berusia 20
tahun ke atas. Kemudian responden merupakan seorang perokok aktif dan sedang
tidak dalam kondisi sakit kronis. Data masyarakat dengan kebiasaan merokok bisa
5.1.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Kebiasaan Merokok Tabel 5.1. Tabel Distribusi Kebiasaan Merokok Responden
Perokok Frekuensi Persentase
Ringan 20 20%
Sedang 26 26%
Berat 54 54%
Total 100 100%
Kebiasaan merokok dikelompokkan berdasarkan kategori :
perokok ringan : menghisap <10 batang perhari
perokok sedang : menghisap 10-20 batang perhari
perokok berat : menghisap >20 batang perhari. (Bustan 2000)
Maka dari tabel diatas di dapati bahwa jumlah perokok ringan berjumlah
20 orang (20%), kemudian perokok sedang berjumlah 26 orang (26%), dan
perokok berat berjumlah 54 orang (54%).
5.1.2.2 Karakteristik Responden berdasarkan Lama Kebiasaan Merokok
Tabel 5.2. Tabel Distribusi Lama Kebiasaan Merokok Lama Merokok (Tahun) Frekuensi Persentase
Dibawah 10 Tahun 23 23%
11-20 Tahun 28 28%
21-30 Tahun 21 21%
[image:37.595.117.510.590.701.2]Dari tabel diatas di dapati bahwa jumlah lama merokok dalam durasi
10 tahun kebawah berjumlah 23 orang (23%), kemudian lama merokok dalam
durasi 11-20 tahun berjumlah 28 orang (28%), kemudian lama merokok dalam
durasi 21-30 tahun berjumlah 21 orang (21%), dan lama kebiasaan merokok
dengan durasi diatas 31 tahun berjumlah 28 orang (28%).
[image:38.595.112.510.288.421.2]5.1.2.3 Karakteristik Responden berdasarkan Umur Tabel 5.3. Tabel Distribusi Umur Responden
Rentang Umur Frekuensi Persentase
20-30 Tahun 24 24%
31-40 Tahun 27 27%
41-50 Tahun 24 24%
Diatas 51 Tahun 25 25%
Total 100 100%
Dari tabel diatas jumlah responden dengan rentang umur antara
20-30 tahun berjumlah 24 orang (24%). Kemudian responden yang berumur 31-40
tahun berjumlah 27 orang (27%). Responden yang berumur antara 41-50 tahun
berjumlah 24 orang (24%). Dan responden yang berumur diatas 51 tahun
berjumlah 25 orang (25%).
5.1.2.4 Karakteristik Responden berdasarkan Kualitas Tidur Tabel 5.4. Tabel Distribusi Kualitas Tidur
Kualitas Tidur Frekuensi Persentase
Baik 37 37%
Buruk 63 63%
[image:38.595.113.511.629.752.2]Dari tabel diatas didapati gambaran kualitas tidur responden bahwasannya
37 % pria dewasa mempunyai kualitas tidur yang baik sementara itu 63 % lainnya
memiliki kualitas tidur yang buruk.
Data diatas didapatkan dari perhitungan kuesioner berdasarkan skoring Pitsburgh Sleep Quality Index dengan kategori :
Kualitas Tidur Baik : PSQI < 5 Kualitas Tidur Buruk : PSQI 5 <
[image:39.595.85.519.347.492.2]5.1.2.5 Perbandingan Lama Kebiasaan Merokok Responden terhadap Kualitas Tidur
Tabel 5.5. Perbandingan Lama Kebiasaan Merokok Responden terhadap Kualitas Tidur
Kelompok Lama merokok
Total Dibawah 10 tahun 11-20 tahun 21-30 tahun 31 tahun keatas Kualitas Tidur
Baik N 12 10 7 8 37
persentase 52,2% 35,7% 33,3% 28,6% 37,0%
Buruk N 11 18 14 20 63
persentase 47,8% 64,3% 66,7% 71,4% 63,0%
Total N 23 28 21 28 100
persentase 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
Dari tabel diatas didapati hasil dimana jumlah perokok memiliki kualitas
tidur yang buruk cenderung meningkat pada perokok 11- 20 tahun meski angka
kejadian kualitas tidur buruk cenderung menurun pada perokok dengan lama
merokok 21-30 tahun dan kemudian kembali meningkat pada responden yang
telah merokok selama 31 tahun keatas . Meskipun begitu hal ini tidak
5.1.3. Hasil Analisa Data
Tabel 5.6. Gambaran Kebiasaan Merokok terhadap Kualitas Tidur
Kualitas Tidur
Total Baik Buruk
Jumlah Rokok Ringan N 19 1 20
Persentase 95,0% 5,0% 100,0%
Sedang N 11 15 26
Persentase 42,3% 57,7% 100,0%
Berat N 7 47 54
Persentase 13,0% 87,0% 100,0%
Total Total 37 63 100
Persentase 37,0% 63,0% 100,0%
Dari tabel diatas didapati bahwasannya kualitas tidur perokok ringan
berjumlah 19 orang (51%) dari 37 orang. Kemudian perokok sedang yang
memiliki kualitas tidur baik berjumlah 11 orang (29,7%), dan perokok berat
didapati 7 orang yang memiliki kualitasi tidur baik (18,9%).
Kemudian untuk kualitas tidur perokok ringan didapati 1 orang (1,6%)
dari 63 orang yang memiliki kualitas tidur buruk. Kemudian perokok sedang yang
memiliki kualitas tidur buruk didapati 15 responden (23,8%). Perokok berat
didapati 47 orang yang memiliki kualitas tidur buruk (74,6%).
Dari tabel 5.5 diatas dilakukan lah uji analitik statistik chi-square test
untuk mengetahui hubungan kebiasaan merokok terhadap kualitas tidur pria
dewasa masyarakat Lingkungan X, Kelurahan Harjosari 2, Kecamatan Medan
Tabel 5.7. Chi-Square Test
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 54,630a 15 ,000
Likelihood Ratio 68,759 15 ,000
N of Valid Cases 100
a. 26 cells (81,3%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is ,37.
Dari tabel 5.6 diatas, didapati value chi-square tests adalah 54,630, df =
15, dan p-value adalah 0,000 (p-value < 0.05). Berdasarkan analisis statistik diatas
menyatakan bahwa ada hubungan antara tingkat kebiasaan merokok terhadap
kualitas tidur pria dewasa masyarakat Lingkungan 10, Kelurahan Harjosari 2,
Kecamatan Medan Amplas, Medan.
5.2 Pembahasan
5.2.1. Hubungan Kebiasaan Merokok terhadap Kualitas Tidur
Dari hasil penelitian tentang kebiasaan merokok terhadap kualitas tidur
pria dewasa di lingkungan X, Kelurahan Harjosari 2, Kecamatan Medan Amplas
Medan, didapati adanya hubungan antara kebiasaan merokok terhadap kualitas
tidur dengan jumlah persentase kualitas tidur buruk 74,6 % diantaranya adalah
perokok berat, 23,8% perokok sedang dan hanya 1,6 % perokok ringan yang
memiliki kualitas tidur buruk. Hasil ini tentu bertolak belakang dengan jumlah
kualitas tidur perokok ringan dan sedang. Dimana pada perokok ringan didapati
bahwasannya 19 dari 20 orang memiliki kualitas tidur yang baik dan hanya 1
orang perokok ringan yang memiliki kualitas tidur buruk. Perbedaan yang cukup
signifikan ini tidak tampak pada perokok sedang, yang mana hasil perhitungan
kuesioner kualitas tidur pada perokok sedang didapati bahwa 11 (42,3%) dari 26
orang perokok sedang memiliki kualitas tidur yang baik dan 15 (57,7%) dari 26
bahwasannya semakin banyak atau semakin sedikit seseorang merokok dalam
sehari akan mempengaruhi kualitas tidur seseorang. Hal ini juga sejalan dengan
penelitian sebelumnya yang mana jumlah kualitas tidur seseorang perokok
cenderung buruk (Cohrs dkk, 2012).
Selain itu penelitian yang melibatkan 290 mahasiswa dengan rentang usia
17-29 tahun dari berbagai program studi di universitas di Uni Emirat Arab
menyatakan bahwa dari 67% mahasiswa yang memiliki kualitas tidur buruk
menunjukkan bahwa 75% diantara nya adalah perokok (Omar et al, 2013). Hal itu
juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh JT Liu et al (2013) yang
menyatakan bahwa kebiasaan merokok mempunyai dasar biologis dan psikologis
yang sama dengan kualitas tidur buruk. Kemudian efisiensi tidur pada seorang
perokok cenderung rendah daripada orang yang tidak merokok. Hal ini di
tunjukkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Jaehne dkk (2012). Sehingga
dengan hasil penelitian ini didapatkan bahwasannya ada hubungan antara tingkat
kebiasaan merokok terhadap kualitas tidur pria dewasa masyarakat Lingkungan
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian hubungan antara tingkat kebiasaan merokok terhadap
kualitas tidur pria dewasa masyarakat Lingkungan 10, Kelurahan Harjosari 2,
Kecamatan Medan Amplas, Medan maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Buruknya kualitas tidur pria dewasa masyarakat Lingkungan 10,
Kelurahan Harjosari 2, Kecamatan Medan Amplas, Medan terutama yang
mempunyai kebiasaan merokok.
2. Tinggi nya kebiasaan merokok pada pria dewasa masyarakat Lingkungan
10, Kelurahan Harjosari 2, Kecamatan Medan Amplas, Medan.
3. Adanya hubungan antara tingkat kebiasaan merokok terhadap kualitas
tidur pria dewasa masyarakat Lingkungan 10, Kelurahan Harjosari 2,
Kecamatan Medan Amplas, Medan.
6.2. SARAN
Saran yang dapat disampaikan penulis pada karya ilmiah ini adalah :
1. Diharapkan agar masyarakat yang mempunyai kebiasaan merokok dapat
mengurangi kebiasaan buruknya karena bukan hanya kualitas tidur yang
dapat terganggu tetapi tidak sedikit penyakit kronis yang dapat
mempengaruhi kesehatan seseorang yang mempunyai kebiasaan merokok.
2. Perlunya sampel yang lebih banyak dan tidak hanya pria dewasa yang
dijadikan sampel karena kebanyakan perokok sudah merokok dari usia
sekolah.
3. Pentingnya peran keluarga, sekolah, lingkungan rumah, serta pemerintah
karena perokok kebanyakan sudah merokok dari usia sekolah sehingga hal
4. Pentingnya peran pemerintah untuk meningkatkan propaganda serta
penyuluhann mengenai bahaya merokok yang menjangkau sampai
DAFTAR PUSTAKA
Afandi, O., Et. Al. 2013. "Sleep Quality Among University Students: Evaluating
the Impact of Smoking, Social Media Use, and Energy Drink Consumption
on Sleep Quality and Anxiety." Student Pulse, 5(06). Retrieved from
http://www.studentpulse.com/a?id=738
American Lung Association. 2014. What’s in Cigarretes, American Lung
Association. Available from:
http://www.lung.org/stop-smoking/about-smoking/facts-figures/whats-in-a-cigarette.html [Accesed: 12 May 2014]
Anhari, M. M.. 2013. Hubungan Antara Perilaku Merokok dan Kejadian
Insomnia Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lambung
Mangkurat.
Brick, C.A, Selly, D.L., Palermo, T.M., 2010 Association Between Sleep Hygiene
and Sleep Quality in medical Students.Behav Sleep Med.8(2):113-12
Buysse, D.J., Reynold, C.F, Monk T.H, Berman S.R, Kupfer D.J., 1989. The
Pittsburgh Sleep Quality Index: A new Instrument For Psychiatric Practice
amd Research . Psychiatry Research 28(2):193-213
Cohrs, S et al 2012. Impaired Sleep Quality and Sleep Duration in Smokers Result
from the German Multicenter Study on Nicotine Dependence. Addiction
Biology Society for the Study of Addiction.
D’Souza M.S.,Markou. A Neuronal Mechanism Underlying Development of
Nicotine Dependence: Implications for Novel Smoking-Cessation
Treatmenrs. Addiction science & clinical Practice, 2011;5:4-16.
Fauzan R., 2013. Gambaran Kualitas Tidur pada Mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun Akademik 2013/2014
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Gunawan., 2011 Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Fakultas Kedokteran
Guyton,A.C., & Hall, J.A., 2006. Text Book of Medical Physiology. 11th Edition.
Singapore: Elsevier. Terjemahan Irawati,dkk, 2008. Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran. Cetakan I. Jakarta: EGC
Japardi, I., 2002. Gangguan Tidur. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara Bagian Bedah. USU Digital Library. Available from :
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/1948 [Accesed 12 May 2014]
Jaehne, A., Unbehaun, T., Feige, B., Lutz, C, L., Batra, A., Riemann, D., 2012.
How Smoking Affects Sleep : A Polysomnographical Analysis. Sleep
Medicine 13 (2012) 1286-1292.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.,2012. ANAK DAN REMAJA RENTAN
MENJADI PEROKOK PEMULA. Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia. Available from :
http://www.depkes.go.id/index.php?vw=2&id=2050 [Accesed 13May
2014]
Kaplan,H.I., Saddock, B.J., Gredd, J.A., 2012. Kaplan-Saddock Sinopsis Psikiatri
Ilmu Pengetahuan Psikiatri Klinis Jilid 2. Jakarta: Bina Rupa Aksara
Lemma, S., Gelaye, B., Berhane, Y., Worku, A., Williams., M.A., 2012. Sleep
Quality and Its Psychological Correlates Among University Students In
Ethiopia: A Cross-Sectional Study. BMC Psychiatry 12(237):1-14.
Liu, J, T., Lee I,H., Wang,C,H., Lee,C,I., Yang,K,Y., 2013. Cigarette Smoking
Might Impair Memory and Sleep Quality.Journal of the Formosan Medical
Association (2013) 112, 287-290.
National Sleep Foundation, 2013. Healthy Sleep Tips. Available from:
http://www.sleepfoundation.org/article/sleep-topics/healthy-sleep-tips
[Accesed 15 may 2014]
Peters. E. N., et al 2011 Effect of Night Smoking,Sleep Disturbance and Their
co-Occurance on Smoking Outcomes. Yale University School Of Medicine,
Sagala. V.P., 2013. Kualitas Tidur dan Faktor-Faktor Gangguan Tidur pada
Penderita Hipertensi. Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
USU Digital Library. Available from:
http://repository.usu.ac.id/Bitstream/123456789/38841/6/Abstract.pdf
[Accesed 15 may 2014].
Sherwood, L., 2007. Human Physiology: From Cells To Systems. 6th edition. Singapore: Cengange Learning. TerjemahanBrahm, U.P.,2011. Fisiologi
Manusia: Dari Sel Ke Sistem. Jakarta: EGC.
Wavy, W., 2008. The Relationship between Time Management, Perceived Stress,
Sleep Quality and Academic Performance among University Students.
Available from : http://libproject.hkbu.edu.hk/trsimage/hp/06636306.pdf.
Lampiran 1
CURRICULUM VITAE
Nama : Muhammad Fiqih Hilman
Tempat/Tanggal Lahir : Medan 10 Oktober, 1994
Agama : Islam
Alamat : Jalan Suka Cerdas III nomor 28, Medan
Riwayat Pendidikan : 1. TK Harapan I Medan (1998 – 2000)
2. SD Harapan I Medan (2000 – 2006)
3. SMP Harapan 2 Medan (2006 – 2008)
4. SMA Negeri 1 Medan (2008 – 2011)
5. Fakultas Kedokteran USU (2011 – Sekarang)
Riwayat Pelatihan : 1. PMB (Penerimaan Mahasiswa Baru) FK USU
Tahun 2011
2. MMB (Manajemen Mahasiswa Baru) FK USU
Tahun 2011
3. Seminar dan Workshop Sirkumsisi SCOPH FK
4. Seminar dan Workshop Vital Sign SCOPH FK
USU Tahun 2011
Riwayat Organisasi : 1. Anggota Departemen MB (Minat & Bakat)
PEMA FK USU (2011 – 2012)
2. Anggota Departemen PM (Pengabdian
Masyarakat) PEMA FK USU (2012 – 2013)
3. Kepala Divisi HUMAS (Hubungan Masyarakat)
SCOPH FK USU (2012 – 2013)
4. Anggota Departemen MB (Minat & Bakat)
PEMA FK USU (2013 – 2014)
5. SCOPH FK USU (2012 – Sekarang)
Riwayat Ke-Panitiaan : 1. Anggota Seksie Publikasi & Dokumentasi MMB
FK USU 2012
2. Anggota Seksie Publikasi & Dokumentasi Dies
Natalis FK USU 2013
3. Anggota Seksie Publikasi & Dokumentasi
Pengabdian Masyarakat FK USU 2013
4. Koordinator Seksie Publikasi & Dokumentasi
Porseni FK USU 2013
5. Koordinator Seksie Publikasi & Dokumentasi
Lampiran 2
KUESIONER KEBIASAAN MEROKOK 1. Apakah anda seorang perokok ?
2. Sudah berapa lama anda merokok ?
3. Berapa banyak anda merokok dalam 1 hari ?
KUESIONER KUALITAS TIDUR (Pittsburgh Sleep Quality Index) 1. Jam berapa biasanya anda mulai tidur malam?
2. Berapa lama anda biasanya baru bisa tertidur tiap malam? 3. Jam berapa anda biasanya bangun pagi?
4. Berapa lama anda tidur dimalam hari? 5 Seberapa sering
masalah-masalah dibawah ini mengganggu tidur anda?
Tidak pernah 1x seming gu 2x seming gu
≥ 3 x seminggu
a) Tidak mampu tertidur
selama 30 menit sejak
berbaring
b) Terbangun ditengah malam
atau terlalu dini
c) Terbangun untuk ke kamar
mandi
d) Tidak mampu bernafas
dengan leluasa
e) Batuk atau mengorok
f) Kedinginan dimalam hari
h) Mimpi buruk
i) Terasa nyeri
j) Alasan lain ………
6 Seberapa sering anda menggunakan obat tidur
7 Seberapa sering anda
mengantuk ketika melakukan
aktifitas disiang hari
Tidak
antusias Kecil Sedang Besar 8 Seberapa besar antusias anda
ingin menyelesaikan masalah
yang anda hadapi
Sangat baik
Baik kurang Sangat kurang 9 Pertanyaan preintervensi :
Bagaimana kualitas tidur
anda selama sebulan yang
lalu
Pertanyaan postintervensi :
Bagaimana kualitas tidur
anda selama seminggu yang
Keterangan Cara Skoring
Komponen :
1. Kualitas tidur subyektif Dilihat dari pertanyaan nomor 9 0 = sangat baik
1 = baik
2 = kurang
3 = sangat kurang
2. Latensitidur (kesulitan memulai tidur) total skor dari pertanyaan nomor 2 dan 5a
Pertanyaan nomor 2:
≤ 15 menit = 0
16-30 menit = 1
31-60 menit = 2
> 60 menit = 3
Pertanyaan nomor 5a:
Tidak pernah = 0
Sekali seminggu = 1
2 kali seminggu = 2
>3 kali seminggu= 3
Skor 0 = 0
Skor 1-2 = 1
Skor 3-4 = 2
Skor 5-6 = 3
3. Lama tidur malam Dilihat dari pertanyaan nomor 4 > 7 jam = 0
6-7 jam = 1
5-6 jam = 2
< 5 jam = 3
4. Efisiensi tidur Pertanyaan nomor 1,3,4
Efisiensi tidur= (# lama tidur/ # lama di tempat tidur) x 100%
# lama tidur – pertanyaan nomor 4
# lama di tempat tidur – kalkulasi respon dari pertanyaan nomor 1 dan 3
Jika di dapat hasil berikut, maka skornya:
> 85 % = 0
75-84 % = 1
65-74 % = 2
< 65 % = 3
5. Gangguan ketika tidur malam Pertanyaan nomor 5b sampai 5j Nomor 5b sampai 5j dinilai dengan skor dibawah ini:
Sekali seminggu = 1
2 kali seminggu = 2
>3 kali seminggu= 3
Jumlahkan skor pertanyaan nomor 5b sampai 5j, dengan skor dibawah ini:
Skor 0 = 0
Skor 1-9 = 1
Skor 10-18 = 2
Skor 19-27 = 3
6. Menggunakan obat-obat tidur Pertanyaan nomor 6 Tidak pernah = 0
Sekali seminggu = 1
2 kali seminggu = 2
>3 kali seminggu= 3
7. Terganggunya aktifitas disiang hari Pertanyaan nomor 7 dan 8 Pertanyaan nomor 7:
Tidak pernah = 0
Sekali seminggu = 1
2 kali seminggu = 2
>3 kali seminggu= 3
Pertanyaan nomor 8:
Kecil = 1
Sedang = 2
Besar = 3
Jumlahkan skor pertanyaan nomor 7 dan 8, dengan skor di bawah ini:
Skor 0 = 0
Skor 1-2 = 1
Skor 3-4 = 2
Skor 5-6 = 3
Lampiran 3
LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN
Assalamuaaalaikum Wr Wb
Salam sejahtera,
Saya, Muhammad Fiqih Hilman, mahasiswa semester VII yang sedang
menjalani Pendidikan Dokter di Universitas Sumatera Utara akan melakukan
penelitian dengan judul “ Hubungan Kebiasaan Merokok dengan Kualitas Tidur Pria Dewasa Masyararakat Lingkungan X kelurahan Harjosari 2 Medan ” sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan proses belajar dan mengajar pada tingkat akhir.
Untuk keperluan tersebu t,saya meminta kesediaan Saudara untuk ikut serta
menjadi subyek penelitian ini dengan mengisi identitasdiri, menjawab pertanyaan
yang berhubungan dengan kebiasaan merokok saudara dan juga menjawab
pertanyaan dengan jujur tentang kualitas tidur saudara. Adapun setiap data yang
ada dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan akan digunakan untuk kepentingan
penelitian. Partisipasi anda dalam penelitian ini bersifat sukarela dan tanpa
paksaan. Jika anda bersedia menjadi subjek penelitian, silahkan menandatangani
lembar persetujuan.
Apabila di kemudian hari terjadi hal-hal yang tidak diinginkan sehubungan
dengan keikutsertaan Saudara dalam penelitian ini, maka Saudara dapat
menghubungi saya (08116000770). Terimakasih saya ucapkan kepada Saudara
yang telah ikut berpartisipasi pada penelitian ini. Keikutsertaan anda dalam
penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan.
Medan,…………2014
Peneliti,
Lampiran 4
LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP)
(Informed Consent)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama :
Umur :
Menyatakan bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian ini tanpa
adanya paksaan dari pihak manapun. Saya menjawab dengan jujur seluruh
pertanyaan yang diberikan oleh peneliti
Medan, 2014
Peneliti Responden
Lampiran 5
HEALTH RESEARCH ETHICAL COMMITTEE Of North Sumatera
c/o MEDICAL SCHOOL, UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Jl. Dr. Mansyur No. 5 Medan, 20155 – INDONESIA
Tel: +62-61-8211045; 8210555 Fax: +62-61-8216264, E-mail: komet_fkusu@yahoo.com
FORMULIR ISIAN OLEH PENELITI
Nama lengkap anda :
Alamat (harap ditulis dengan lengkap) :
Telp/Fax/HP/E-mail/lain-lain :
Alamat lain yang dapat dihubungi :
Telp/Fax/HP/E-mail/lain-lain :
Ra Muhammad Fiqih Hilman 1
08116000770 / fiqih22@yahoo.co.id Jalan Suka Cerdas III nomor 28, Medan
-
083198401094 2
3
4
Nama Institusi Anda (tulis beserta alamatnya) :
Judul Penelitian :
DAFTAR PERTANYAAN :
1. Subyek yang digunakan pada penelitian Anda :
Penderita Non Penderita Hewan
2. Jumlah Subyek yang digunakan dalam penelitian Anda : 100 orang
3. Keterangan : Populasi terjangkaunya adalah pria dewasa yang memiliki kebiasaan merokok dan berdomisili di Lingkungan X, Kelurahan Harjosari 2, Kecamatan Medan Amplas, Medan.
4. Waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan penelitian ini (perkiraan) untuk setiap subjek : 30 menit
5. Rangkaian usulan penelitian mencakup objektif penelitian manfaat/relevansi dari hasil penelitian disertai alasan/motivasi dilakukannya penelitian dan resiko yang mungkin timbul disertai cara penyelesaian masalahnya (ditulis dengan bahasa yang dapat dimengerti secara umum).
Tujuan adalah untuk mengetahui hubungan kebiasaan merokok terhadap kualitas tidur pria dewasa pada masyarakat Lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Jl. Dr. Mansyur No. 5, Medan 6
Hubungan Kebiasaan Merokok Terhadap Kualitas Tidur Pria Dewasa Masyarakat Lingkungan X Kelurahan Harjosari 2, Medan
Alasan dan motivasi dilakukannya penelitian adalah bahwa kebiasaan merokok berperan penting dalam kualitas tidur seseorang yang nantinya dapat memengaruhi aktivitas dan produktivitas kehidupan seseorang.
6. Apakah masalah etik menurut Anda dapat terjadi pada penelitian Anda ini :
Masalah etik yang mungkin timbul adalah kerahasiaan data subjek dalam penelitian ini. Namun peneliti tidak akan menggunakan data – data tersebut untuk kepentingan selain dari tujuan penelitian ini sehingga selama data subjek dan hasil pengambilan spesimen tidak dipublikasikan (tersamar) maka masalah etik ini mungkin tidak terjadi. 7. Jika subjeknya manusia, apakah percobaan terhadap hewan sudah pernah
dilakukan?. Jika tidak, sebutkan alasan mengapa langsung dilakukan terhadapa manusia (berikan argumentasi anda secara jelas dan mudah dimengerti).
Tidak pernah dilakukan percobaan terhadap hewan, karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan merokok dengan kualitas tidur yang hanya dapat diukur pada manusia.
8. Prosedur pelaksanaan penelitian atau percobaan (frekwensi, interval, dan jumlah total segala tindakan invasif yang dilakukan, dosis dan cara penggunaan obat, isotop, radiasi atau tindakan lainnya) sebutkan!
Pengambilan data hanya dilakukan satu kali dengan cara penyebaran kuesioner bersamaan.
9. Bahaya potensial yang langsung atau tidak langsung, segera atau kemudian dan cara yang digunakan guna pencegahannya (disebutkan jenis bahayanya).
Penelitian ini hanya mengambil data berupa pengisian kuesioner jadi kemungkinan tidak ada bahaya potensial yang langsung ataupun tidak langsung.
10. Pengalaman terdahulu sebelum atau sesudah penelitian dari tindakan yang akan dilakukan (baik sendiri ataupun perorangan)
11. Jika penelitian dilaksanakan pada orang sakit, sebutkan apa kegunaan bagi si sakit, dan bagaimana pula kompensasi yang diberikan jika terjadi kerugian pada jiwanya.
Penelitian ini tidak melakukan intervensi terhadap orang sakit.
12. Bagaimana cara memilih penderita dan sukarelawan yang sehat?
Pengambilan sampel menggunakan metode accidental sampling atau pengambilan sampel seadanya. Selain itu pemilihan sampel dipilih atas dasar kesesuaian subjek dengan factor eksklusi dan inklusi yang telah dilampirkan sebelumnya.
13. Apa hak dan kewajiban yang bisa Anda berikan sebagai jaminan dan imbalan bagi objek tersebut?. Jika terdapat ganti rugi, sebutkan pula berapa jumlah yang diberikan!
Peneliti akan menjamin kerahasiaan dari identitas pasien.
14. Sejauh mana hubungan antara subjek manusia yang diteliti dengan peneliti? (ceklist yang benar) :
a. hubungan dokter – pasien
b. Hubungan guru – murid
c. Hubungan majikan - anak buah
d. Mitra
e. Keluarga
f. Rekan mahasiswa
15. Jelaskan cara pencatatan selama penelitian termasuk efek samping dan komplikasinya bila ada!
16. Jelaskan cara memberitahu dan mengajak subjek (lampiran contoh surat persetujuan penderita)! Bila memberitahukan dan kesediannya secara lisan, tulisan atau karena sesuatu hal penderita tidak dapat diminta pernyataan ataupun persetujuannya, beri pula alasan untuk itu.
Peneliti akan menjelaskan kepada subjek tentang tujuan disebarkannya kuesioner yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Kemudian peneliti memohon kesediaan subyek agar bersedia menjadi sampel penelitian, baik secara lisan maupun tulisan.
17. Apakah subjek diasuransikan? (pilih salah satu)
a. Ya
b. Tidak
Medan, 10 Juli 2014
Mengetahui, Menyatakan,
Dosen Pembimbing Peneliti Utama
(dr. Esther Reni Deswani Sitorus, SpPA) (Muhammad Fiqih Hilman)
Lampiran 6
Data Induk
Nama Umur Lama Merokok Jumlah Rokok per Hari Kualitas Tidur
madi 66 40 25 Buruk
roni 53 35 30 Buruk
frmn 49 35 30 Buruk
kswd 38 20 24 Buruk
alfn 22 5 36 Buruk
erck 20 8 48 Buruk
sh 60 40 48 Buruk
bdnt 37 25 32 Buruk
hri 38 20 32 Buruk
hsni 29 9 24 Buruk
jndi 36 12 30 Buruk
wutm 27 10 24 Buruk
nrd 27 17 24 Buruk
eabr 36 10 24 Buruk
pnrn 31 10 24 Buruk
dnpd 22 12 36 Buruk
jati 52 35 32 Buruk
ahrp 49 30 24 Buruk
jndi 42 25 24 Baik
ssbr 51 40 24 Baik
bhtn 36 19 36 Baik
smsl 58 49 24 Baik
adgn 29 20 36 Buruk
zfkr 54 40 12 Buruk
ari 38 25 24 Baik
mrsl 42 20 8 Baik
smsr 48 28 2 Baik
rdhd 27 7 6 Buruk
ddsy 27 15 5 Baik
joko 36 25 5 Baik
mfh 30 13 3 Baik
jmrn 53 40 12 Baik
hdbb 32 25 16 Buruk
jkad 33 17 12 Baik
pnrn 60 44 12 Baik
hdlb 28 10 12 Baik
kswd 25 15 12 Buruk
pnca 48 33 12 Buruk
hdko 32 15 12 Baik
hdry 31 15 16 Buruk
rdyt 23 7 16 Buruk
shst 35 17 16 Buruk
nlsn 45 35 24 Baik
hdro 43 20 12 Baik
hndy 32 15 15 Baik
dodi 23 3 2 Baik
alsh 56 30 24 Buruk
abdi 20 1 5 Baik
psjt 57 40 30 Buruk
slmn 37 7 3 Baik
fdry 48 35 10 Baik
lgrn 54 32 5 Baik
rtno 24 10 5 Baik
ekpw 45 32 36 Buruk
iant 52 40 24 Buruk
zlbs 44 24 24 Buruk
abdi 27 10 36 Buruk
srit 65 50 12 Buruk
lkot 37 20 36 Buruk
ucnt 26 6 10 Baik
afzi 47 27 24 Buruk
ddgn 37 20 24 Buruk
agng 27 10 32 Buruk
lpjt 50 30 24 Buruk
jmrd 60 40 12 Buruk
strs 48 28 24 Buruk
apdg 36 20 24 Buruk
ustp 62 50 36 Buruk
dsng 35 20 48 Buruk
aspt 57 40 24 Buruk
rgkt 58 40 12 Buruk
jtrg 64 30 24 Baik
slpt 55 35 20 Buruk
jsng 37 17 24 Buruk
nprb 49 32 24 Buruk
ekos 40 20