commit to user
i
POTENSI GOA MARIA SENDANG RATU KENYA SEBAGAI KAWASAN WISATA ROHANI DI KABUPATEN WONOGIRI
LAPORAN TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya
Pada Program Studi Diploma III Usaha Perjalanan Wisata
Oleh : Siska Siga Rosetya
C9407024
PROGRAM STUDI DIII USAHA PERJALANAN WISATA FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
commit to user
ii
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING
Judul Laporan Tugas Akhir : POTENSI GOA MARIA SENDANG RATU
KENYA SEBAGAI KAWASAN WISATA ROHANI DI KABUPATEN WONOGIRI Nama : SISKA SIGA ROSETYA
NIM : C 9407024
MENYETUJUI
Disetujui Tanggal : Disetujui Tanggal :
Pembimbing I Pembimbing II
commit to user
iii
HALAMAN PENGESAHAN UJIAN
Judul Laporan Tugas Akhir : POTENSI GOA MARIA SENDANG RATU
KENYA SEBAGAI KAWASAN WISATA ROHANI DI KABUPATEN WONOGIRI Nama : SISKA SIGA ROSETYA
NIM : C 9407024
Tanggal Ujian :
DITERIMA DAN DISETUJUI OLEH PANITIA PENGUJI TUGAS AKHIR DIII
USAHA PERJALANAN WISATA FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA
Drs. Suharyana, M.pd (……….……….) Ketua Penguji
Dra. Isnaini Wijaya W, M.pd (……….……….) Sekertaris Penguji
Dra. Sawitri PP, M.Pd (…….………...) Pembimbing I
Drs. Sri Agus, M.Pd (….………) Pembimbing II
Surakarta,
Dekan
commit to user
iv MOTTO
Seindah apapun rencana manusia, masih jauh lebih indah rencana Tuhan
untuk Hamba_Nya
( penulis )
Doa seorang ibu adalah berkah dari usaha kita
commit to user
v
PERSEMBAHAN
Tugas akhir ini penulis persembahkan kepada :
1. Ayah dan Ibu tercinta terima kasih atas dukungan
dan doanya
2. Shediq Evendy yang telah memberi semangat dan
dukungannya
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan segala rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini sebagai salah satu syarat yang harus
dipenuhi guna menyelesaikan Progam Studi Diploma III Usaha Perjalanan Wisata
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Tugas Akhir ini masih terdapat
banyak kekurangan dalam penyusunannya. Oleh karena itu, penulis mohon maaf
atas kesalahan dan kekurangan dalam penulisannya. Penulis menyadari tanpa
adanya bantuan dari beberapa pihak, Tugas Akhir ini tidak mungkin dapat
terselesaikan dengan lancar dan baik. Untuk itu penulis menyampaikan terima
kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang telah membantu, terutama
kepada :
1. Bpk. Drs. Sudarno, M.Pd , Selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah berkenan memberikan
kesempatan untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini.
2. Bpk. Drs. Suharyana, M.Pd , Selaku Ketua Progam Diploma III Usaha
Perjalanan Wisata yang telah banyak memberikan petunjuk, saran –saran dan
pengarahan yang berharga sehingga memperlancar penyelesaian Tugas Akhir
commit to user
vii
3. Ibu. Dra. Sawitri PP, M.Pd, Selaku Pembimbing I yang telah banyak
memberikan masukan berharga bagi penulis sehingga memperlancar
penyelesaian Tugas Akhir ini.
4. Bpk. Drs. Sri Agus, M.Pd, Selaku Pembimbing II yang selama proses
penyusunan Tugas Akhir ini telah berkenan memberikan saran dan
kritikannya.
5. Ibu. Tiwuk KH, S.S, M.Hum, Selaku Pembimbing Akademik yang selama ini
telah memberikan nasehat dan arahan yang berharga bagi penulis.
6. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas
Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ilmunya.
7. Bapak Atmorejo yang telah berkenan memberikan izin dan membantu
pelaksanaan penelitian.
8. Ayah dan Ibu yang telah memberikan doa, semangat dan dorongan kepada
penulis serta saran dan kritiknya.
9. Kekasihku Shediq Evendy yang telah memberikan doa, dukungan, semangat
dan dorongan kepada penulis.
10.Sahabat – sahabatku ( Dian, Astrid, Fitri, Nimas, Istami, Septy, Rifka, Mieke,
Pak Ket_Pras, Rezky_Kripik, dll ) terima kasih atas dukungan, bantuan, dan
kenangan suka duka selama ini.
11.Sahabatku mbak Mieke terima kasih atas semua bantuannya selama ini yang
telah mau menemani penulis dalam penyelesaian Laporan Tugas Akhir ini.
12.Teman – teman Diploma III Usaha Perjalanan Wisata 2007 terima kasih atas
commit to user
viii
13.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang turut
membantu dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan Laporan Tugas Akhir ini masih belum
sempurna, oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran yang membangun
bagi penyempurnaan Laporan Tugas Akhir ini.
Surakarta, November 2010
commit to user
ix ABSTRAK
Siska Siga Rosetya, 2010. Potensi Goa Maria Sendang Ratu Kenya Sebagai Kawasan Wisata Rohani Di Kabupaten Wonogiri. Progam Diploma III Usaha Perjalanan Wisata Fakultas Sastra Dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret.
Perumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimanakah potensi wisata di Goa Maria Sendang Ratu Kenya Kabupaten Wonogiri dan bagaimanakah usaha pengembangan Goa Maria Sendang Ratu Kenya menjadi obyek wisata rohani yang potensial di Kabupaten Wonogiri.
Penulisan laporan ini bertujuan untuk mengetahui potensi – potensi objek wisata rohani Goa Maria Sendang Ratu Kenya di Kabupaten Wonogiri dan untuk mengetahui usaha Pemerintah Daerah Wonogiri dalam mengembangkan Goa Maria Sendang Ratu Kenya menjadi objek wisata rohani unggulan di Kabupaten Wonogiri.
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan cara melakukan observasi langsung di obyek wisata Sendang Ratu Kenya, studi dokumen yang berkaitan dengan Sendang Ratu Kenya melalui studi pustaka dengan mencatat data dari laporan dan buku yang berkaitan, melakukan wawancara dengan beberapa informan yang dapat memberikan data – data yang akurat setelah data terkumpul, dan langkah selanjutnya adalah melakukan analisis data.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa obyek wisata Sendang Ratu Kenya merupakan wisata rohani di Kabupaten Wonogiri. Sendang Ratu Kenya memiliki potensi yang sangat menarik dan atraksi – atraksi yang banyak diikuti dan diminati oleh penganut agama Katolik. Pengembangan telah dilakukan pihak pengelola dan pihak gereja untuk mendatangkan wisatawan. Pihak pengelola dan pihak gereja juga akan merencanakan camping ground rohani di obyek wisata Sendang Ratu Kenya. Kendala yang dihadapi oleh pihak pengelola dan pihak gereja yaitu dalam penambahan fasilitas dan perbaikan obyek wisata masih mengalami kesulitan karena terbatasnya dana.
commit to user
x DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………... i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING………... ii
HALAMAN PENGESAHAN UJIAN……….. iii
HALAMAN MOTTO ………... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN... v
KATA PENGANTAR... vi
ABSTRAK... ix
DAFTAR ISI... x
DAFTAR LAMPIRAN... xii
BAB I. PENDAHULUAN………... 2
A. Latar Belakang Masalah………. 2
B. Perumusan Masalah………... 5
C. Tujuan Penelitian………... 5
D. Manfaat Penelitian………... 5
E. Kajian Pustaka………... 6
F. Metode Penelitian………... 11
G. Sistematika Penelitian………... 14
BAB II. GAMBARAN UMUM OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA DI KABUPATEN WONOGIRI………... 15
commit to user
xi
B. Sejarah Singkat Kabupaten Wonogiri... 17
C. Kondisi Sosial Budaya Di Kabupaten Wonogiri... 24
D. Potensi Wisata Di Kabupaten Wonogiri... 26
BAB III. POTENSI GOA MARIA SENDANG RATU KENYA SEBAGAI KAWASAN WISATA ROHANI DI KABUPATEN WONOGIRI... 34
A. Sejarah Goa Maria Sendang Ratu Kenya... 34
B. Keyakinan Yang Dianut Oleh Masyarakat Danan, Ngampohan, Giriwoyo Kabupaten Wonogiri... 37
C. Potensi Dan Pengembangan Goa Maria Sendang Ratu Kenya... 39
D. Potensi Dan Pengembangan Obyek Wisata Sendang Ratu Kenya Berdasarkan Analisis 4A dan SWOT... 48
E. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Perkembangan Potensi Goa Maria Sendang Ratu Kenya………... 54
F. Pengaruh pengembangan Obyek wisata Sendang Ratu Kenya Bagi Masyarakat……… 57
BAB IV. PENUTUP……….. 60
A. Kesimpulan ……… 60
B. Saran ……….. 61
DAFTAR PUSTAKA………... 62
commit to user
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I. Daftar Informan ... 63
Lampiran II. Peta Kabupaten Wonogiri ... 65
Lampiran III. Peta Obyek Wisata Sendang Ratu Kenya………... 66
Lampiran IV. Denah Obyek Wisata Sendang Ratu Kenya……… 67
commit to user
1 BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan
adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat
multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap
orang dan Negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat,
sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan Pengusaha.
Dalam rangka pengembangan dan peningkatan kepariwisataan, diperlukan
langkah-langkah pengaturan yang semakin mampu mewujudkan keterpaduan
dalam kegiatan penyelenggaraan kepariwisataan, serta memelihara kelestarian dan
mendorong upaya peningkatan mutu lingkungan hidup serta obyek dan daya tarik
wisata.
Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi,
pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang
dikunjungi dalam jangka waktu sementara. Maka wisata rohani dapat diartikan
sebagai kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok
orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan
pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam
jangka waktu sementara untuk melakukan kegiatan religius dan menikmati daya
commit to user
2
disejajarkan dengan mendukung dari usaha pemerintah tersebut. Oleh sebab itu
Keuskupan Agung Wonogiri, yang selama ini telah bekerja sama dengan berbagai
pihak untuk menumbuhkan bahkan menggairahkan kunjungan ke wisata rohani
dapat dikategorikan dalam mendukung usaha pemerintah.
Jawa Tengah memiliki setidaknya enam tempat Goa Maria, masing –
masing mempunyai ciri khas yang sesuai dengan karakter dan lokasi dimana Goa
Maria tersebut berada. Keenam Goa Maria tersebut adalah Goa Maria Kerep
Ambarawa, Goa Maria Rosa Mystica Tuntang, Goa Maria Besokor Kabupaten
Kendal, Goa Maria Sendang Ratu Kenya Wonogiri, Goa Maria Mojosongo
Surakarta, dan Goa Maria Sendang Srinigsih Wedi Klaten. Bila melihat
masing-masing Goa Maria tersebut, sebenarnya ada potensi untuk dijadikan obyek wisata
rohani (religius tourism), namun demikian sampai saat ini keberadaan Goa Maria
digunakan sebatas sebagai tempat untuk berdoa.
Setiap setahun dua kali umat Katolik mempunyai tradisi mengunjungi
tempat-tempat Goa Maria yaitu pada bulan Mei dan Oktober, karena pada bulan
tersebut diadakan prosesi oncor dari gereja St. Ignatius ke Sendang Ratu Kenya
dengan doa jalan salib kemudian dilanjutkan Misa ke Sendang Ratu Kenya. Setiap
malam Jum’at Kliwon dan Selasa Kliwon dilaksanakan kegiatan berdoa kepada
Bunda Maria dan atau Tuhan Yesus. Pada masa tertentu seperti Natal atau Paskah
umat tidak sedikit yang mengunjungi tempat tersebut. Ada pula yang karena
mempunyai maksud tertentu, misalnya karena menjelang ujian sekolah atau ada
yang ketika akan melangsungkan perkawinan. Bahkan pengambilan foto untuk
commit to user
3
menjadi potensi yang baik dalam mengembangkan Goa Maria sebagai obyek
wisata rohani.
Kunjungan di setiap goa maria sangat memuaskan, rata - rata kunjungan
dalam satu bulan yaitu dengan cara memperkirakan jumah pengunjung pada saat
ada event (Novena) setiap minggu kedua dan jumlah kunjungan setiap hari dibagi
30 hari. Jumlah kunjungan wisatawan ke Goa Maria yang cukup tinggi dari
keenam Goa Maria di Jawa Tengah yang paling banyak dikunjungi adalah Goa
Maria Kerep Ambarawa di Kabupaten Semarang. Tetapi penulis menjadikan Goa
Maria Sendang Ratu Kenya sebagai obyek penelitian. Karena untuk
mengembangkan Goa Maria Sendang Ratu Kenya menjadi obyek wisata rohani
unggulan di Kabupaten Wonogiri. Karena kawasan Goa Maria Sendang Ratu
Kenya selama ini dikenal sebagai tempat untuk ziarah bagi umat beragama
Katolik, meskipun umat beragama lain pun ada yang berkunjung ke tempat ini.
Khususnya umat beragama Protestan, tidak jarang mereka juga mengunjungi
tempat ini, selain berdoa juga melihat obyek yang ada di kawasan Goa Maria
Sendang Ratu Kenya. Tidak ketinggalan juga beragama lain, meski hanya sekedar
mengagumi keunikan, keindahan, kebersihan atau bahkan sekedar menikmati
suasana yang damai atau kesejukan udara di sekitar taman Goa Maria Sendang
Ratu Kenya. Berdasarkan sejarah dan pengelolaan yang telah berlangsung sekian
lama, maka terdapat peluang untuk dapat mengembangkan Goa Maria sebagai
obyek wisata yang lebih luas lagi tidak sekedar sebagai tempat doa atau tempat
commit to user
4
B.Perumusan Masalah
1. Bagaimanakah potensi wisata di Goa Maria Sendang Ratu Kenya
Kabupaten Wonogiri ?
2. Bagaimanakah usaha pengembangan Goa Maria Sendang Ratu Kenya
menjadi suatu kawasan obyek wisata rohani di Kabupaten Wonogiri ?
C.Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan, maka penelitian ini
mempunyai tujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui potensi – potensi objek wisata rohani Goa Maria
Sendang Ratu Kenya di Kabupaten Wonogiri.
2. Untuk mengetahui usaha Pemerintah Daerah Wonogiri dalam
mengembangkan Goa Maria Sendang Ratu Kenya menjadi objek wisata
rohani unggulan di Kabupaten Wonogiri.
D.Manfaat Penelitian
Penelitian tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat praktis
Manfaat praktis dalam karya ilmiah ini adalah bisa menjadi bahan
masukan/referensi bagi Pemda Wonogiri dalam mengembangkan pariwisata
commit to user
5 2. Manfaat akademis
Guna menambah khasanah ilmu pengetahuan bagi mahasiswa, pembaca
serta pengunjung yang melakukan wisata di objek wisata rohani Goa Maria
Sendang Ratu Kenya. Dan sebagai bahan referensi bagi D III Usaha
Perjalanan Wisata.
E.Kajian Pustaka 1. Pengertian Pariwisata
Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan
adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat
multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap
orang dan Negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat,
sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan Pengusaha.
Pariwisata juga mempunyai arti adalah semua kegiatan dan urusan yang
berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan pariwisata baik yang
dilakukan oleh pemerintah, swasta, dan masyarakat. Sedangkan secara khusus
pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk
pengusaha obyek dan daya tarik wisata, serta usaha – usaha yang berhubungan
dengan penyelenggaraan pariwisata ( Gamal Suwantoro, 2002:40 ).
2. Jenis Pariwisata
Dalam buku Ilmu Pariwisata, Nyoman S. Pandit (1994:41),
commit to user
6 a. Wisata Budaya
Ini dimaksudkan agar perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan
untuk memperluas pandangan hidup seorang dengan jalan mengadakan
kunjungan/peninjauan ke tempat lain/keluar negeri. Mempelajari
keadaan rakyat, kebiasaan dan adat istiadat mereka, cara hidup, budaya
dan seni mereka.
b. Wisata Kesehatan
Hal ini dimaksudkan perjalanan seorang wisatawan dengan tersebut
untuk menemukan keadaan dan lingkungan tempat sehari-hari dimana
ia tinggal demi kepentingan kesehatan baginya dalam arti jasmani dan
rohani, dengan mengunjungi tempat peristirahatan seperti mata air
panas mengandung mineral yang dapat menyembuhkan, tempat yang
mempunyai iklim udara menyehatkan/tempat yang menyediakan
fasilitas-fasilitas kesehatan lainnya.
c. Wisata Olahraga
Ini dimaksudkan wisatawan-wisatawan yang melakukan perjalanan
dengan berolahraga sengaja bermaksud mengambil bagian aktif dalam
pesta olahraga di suatu tempat lingkungan.
d. Wisata Komersil
Dalam jenis ini termasuk untuk mengunjungi pameran-pameran dua
pekan raya yang bersifat komersial, seperti pameran industri, pameran
commit to user
7 e. Wisata Industri
Yang erat dengan wisata komersil adalah wisata industri pengalaman
yang dilakukan pelajar maupun mahasiswa, orang-orang awam ke
suatu komplek / daerah perindustrian dan terdapat pabrik-pabrik /
bengkel-bengkel hias dengan maksud dan tujuan untuk mengadakan
tinjauan / penelitian termasuk dalam golongan wisata industri.
f. Wisata Politik
Jenis ini meliputi perjalanan yang dilakukan untuk mengurangi /
mengambil bagian secara aktif dalam pesta politik seperti peringatan
ultah suatu Negara di Mosko.
g. Wisata Konversi
Yang dekat dengan wisata politik adalah wisata konversi. Bagai
Negara dewasa ini membangun wisata konversi dengan menyediakan
fasilitas bangunan ruangan dan suatu konferensi, musyawarah,
konversi dan pertemuan lainnya baik yang bersifat nasional maupun
internasional.
h. Wisata Sosial
Dalam jenis ini termasuk pula wisata (youth tourism) yang
dimaksudkan dengan jenis wisata ini adalah pengorganisasian suatu
perjalanan murah mudah untuk memberi kesempatan kepada
commit to user
8 i. Wisata Pertanian
Wisata pertanian adalah pengorganisasian perjalanan yang dilakukan
ke proyek-proyek pertanian, perkebunan, ladang pembimbitan dan
sebagainya dimana wisatawan rombongan dapat mengadakan
kunjungan dan peninjauan untuk tujuan studi maupun melihat lihat
keliling sambil menikmati segarnya tanaman beraneka warna dan
suburnya pembibitan berbagai jenis sayur mayur dan palawija disekitar
perkebunan.
j. Wisata Maritim (Marina) atau Bahari
Jenis wisata ini banyak dikaitkan dengan kegiatan olahraga air,
lebih-lebih didanau, bengawan, pantai, teluk, atau laut lepas seperti
memancing, berlayar, menyelam sambil melakukan pemotretan,
berkeliling melihat-lihat taman laut dengan pemandangan indah
dibawah permukaan air.
k. Wisata Cagar Alam
Wisata ke tempat atau daerah cagar alam, taman, lindung, hutan daerah
pegunungan dan sebagainya yang kelestariannya dilindungi oleh
undang-undang.
l. Wisata Pilgrim
Jenis wisata ini sedikit banyak dikaitkan dengan sejarah, agama, adat
istiadat dan kepercayaan umat/kelompok dalam masyarakat. Wisata
pilgrim banyak dilakukan oleh perorangan/rombongan ke
commit to user
9
bukit/gunung yang dianggap keramat. Tempat pemukiman
tokoh/pimpinan sebagai manusia ajaib penuh legenda. Wisata ini
banyak dihubungkan dengan niat/hasrat sang wisatawan. Untuk
memperoleh restu, kekuatan batin, keteguhan iman dan tidak jarang
pula untuk memperoleh berkah kekayaan melimpah.
m. Wisata Bulan Madu
Yaitu suatu penyelenggaraan perjalanan bagi pasangan-pasangan,
pengantin baru yang sedang berbulan madu dengan
fasilitas-fasilitas khusus tersendiri demi kenikmatan perjalanan dan kunjungan.
n. Wisata Petualangan
Seperti masuk hutan belantara yang tadinya belum pernah dijelajahi
penuh binatang buas, mendaki tebing teramat terjal, terjun ke dalam
sungai yang sangat curam, arum jeram disungai yang arusnya liar
masuk goa penuh misteri dan sebagainya.
3. pengertian Obyek dan Daya Tarik Wisata
Obyek Wisata dalam dunia pariwisata adalah salah satu unsur pokok yang
paling penting. Berikut ini pengertian obyek dan daya tarik wisata menurut
pendapat beberapa ahli, antara lain sbb :
Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang Obyek dan Daya
Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai
yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia
commit to user
10
Dalam Buku Gamal Suwantoro (2002:4) yang berjudul ” Dasar – Dasar
Pariwisata ” mengemukakan bahwa daya tarik suatu obyek wisata harus
didasarkan antara lain sbb :
a. Adanya sumber daya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah,
nyaman, dan bersih.
b. Adanya aksebilitas yang tinggi sehingga mudah untuk mengunjunginya.
c. Adanya ciri khusus/spesifikasi yang bersifat langka.
d. Sarana dan Prasarana penunjang untuk melayani para wisatawan yang
hadir.
e. Obyek wisata alam mempunyai daya tarik tinggi, karena keindahan
alam pegunungan, sungai, pantai, pasir hutan, dan sebagainya.
F. Metode Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di Goa Maria Sendang Ratu Kenya
Kabupaten Wonogiri. Lokasi: Danan Platarejo Kecamatan Giriwoyo dan Dinas
Pariwisata Kabupaten Wonogiri. Waktu Tempuh: ± 1 jam 15 menit dari pusat kota
Wonogiri.
2. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi
Observasi adalah cara pengumpulan data dengan menggunakan jalan
mengamati, meneliti, atau mengukur kejadian yang sedang berlangsung.
commit to user
11
artian data yang dikumpulkan diperoleh pada saat peristiwa berlangsung
(Kusmayadi dan Endar Sugiarto, 2000: 84-85).
Dalam penelitian ini, observasi dilakukan dengan cara mengamati
langsung ke Goa Maria Sendang Ratu Kenya pada tanggal 20 – 21 Agustus
2010. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data antara lain mengenai
lokasi Goa Maria Sendang Ratu Kenya, keunikan Goa Maria Sendang Ratu
Kenya sebagai wisata rohani di Kabupaten Wonogiri dan lain sebagainya
yang berhubungan dengan Goa Maria Sendang Ratu Kenya tersebut.
b. Wawancara
Wawancara merupakan proses interaksi dan komunikasi antara pengumpul
data dengan responden. Sehingga wawancara dapat diartikan sebagai cara
mengumpulkan data dengan bertanya langsung kepada responden, dan
jawaban – jawaban dicatat atau direkam dengan alat perekam (Kusmayadi
dan Endar Sugiarto, 2000: 83).
Wawancara dilakukan untuk memperoleh data tentang Goa Maria Sendang
Ratu Kenya menjadi wisata rohani di Kabupaten Wonogiri. Dalam
wawancara melibatkan beberapa narasumber antara lain adalah : (a). Suyut
sebagai Petugas Dinas Kebudayaan, Pariwisata, dan Olah Raga, (b). Agus
sebagai Petugas Dinas Kebudayaan, Pariwisata, dan Olah Raga, (c).
Atmorejo sebagai petugas pengurus Goa Maria Sendang Ratu Kenya, (d).
Ngadino sebagai Warga Dusun Danan, (e). Asih sebagai pengunjung Goa
Maria Sendang Ratu Kenya, (f). Darno sebagai salah satu pemilik warung
commit to user
12 c. Studi Pustaka
Untuk menunjang data dalam pengembangan karya tulis ini, dilakukan
pula dengan membaca dan mempelajari sumber dari buku referensi DIII
UPW, Dinas kabupaten Wonogiri, perpustakaan pusat, booklet, karya tulis
dan sumber lainnya yang sehingga diperoleh data yang mendukung
penelitian di Goa Maria Sendang Ratu Kenya tersebut.
d. Studi Dokumen
Di samping menggunakan ketiga tehnik diatas juga digunakan tehnik studi
dokumen baik yang ada di Dusun Danan Ngampohan Kecamatan Giriwoyo,
berkaitan dengan monografi dinamis yang ada di Dusun Danan Ngampohan
Kecamatan Giriwoyo. Dokumen yang digunakan antara lain : Daftar
Informan, Peta Wisata Kabupaten Wonogiri, Peta Obyek Wisata Sendang
Ratu Kenya, Badan Pusat Statistik Kabupaten Wonogiri Tahun 2009.
3. Analisis Data
Analisa deskriptif kualitatif adalah penelitian yang berusaha
mendeskripsikan atau menggambarkan atau melukiskan fenomena atau hubungan
antar-fenomena yang diteliti dengan sistematis, faktual, dan akurat. Tujuan dari
penelitian deskriptif adalah membuat rincian, gambaran atau lukisan secara
sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan
commit to user
13
G.Sistematika Penelitian
Sistematika penulisan dalam laporan ini adalah sebagai berikut :
BAB I : Membahas pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah,
perumusan, masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka,
sistematika penulisan, dan metodologi.
BAB II : Pada bab ini dibahas mengenai gambaran umum
kepariwisataan Kabupaten Wonogiri berisi tentang sejarah , keadaan geografis,
dan potensi yang dimiliki Kabupaten Wonogiri.
BAB III : Bab ini membahas tentang hasil penelitian dan
pembahasan masalah berisi Sejarah Goa Maria Sendang Ratu Kenya Kabupaten
Wonogiri, Potensi Goa Maria Sendang Ratu Kenya Kabupaten Wonogiri,
keyakinan Dusun Danan Ngampohan Giriwoyo, Faktor Pendukung dan
Penghambat Perkembangan Potensi Goa Maria Sendang Ratu Kenya.
BAB IV : Merupakan bab terakhir berisi penutup, dan di dalam
penutup ini diuraikan kesimpulan dari uraian – uraian yang telah dibahas dalam
bab – bab sebelumnya, serta menguraikan saran – saran yang bermanfaat bagi
pengembangan Goa Maria Sendang Ratu Kenya Sebagai Kawasan Wisata Rohani
commit to user
[image:26.595.115.511.253.484.2]14 BAB II
GAMBARAN UMUM OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA DI KABUPATEN WONOGIRI
A. Gambaran Umum Kabupaten Wonogiri
Kabupaten Wonogiri merupakan salah satu daerah tujuan wisata di
Propinsi Jawa Tengah yang berjarak ± 32 km dari kota Solo ke arah selatan.
Kabupaten Wonogiri terletak pada 7º 32º - 8º. Lintang Selatan dan 110º 41º-111º
18º Bujur Timur. Kabupaten Wonogiri sangat strategis karena terletak di ujung
selatan Propinsi Jawa Tengah dan diapit oleh Propinsi Jawa Timur dan Propinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta. Luas wilayah Kabupaten Wonogiri adalah
182.236,02 ha. Kondisi alamnya sebagian besar berupa pegunungan berbatu
gamping. Terutama di bagian selatan yang termasuk jajaran pegunungan seribu
dan merupakan mata air dari Bengawan Solo. Secara topografis, sebagian besar
wilayah Kabupaten Wonogiri merupakan dataran rendah dengan ketinggian antara
100-300 m diatas permukaan air laut. Sedangkan sebagian lagi merupakan dataran
tinggi yaitu berada pada 500m atau lebih dari permukaan air laut. Wilayah ini
meliputi Kecamatan Jatiroto dan Karangtengah. Fisiografi wilayah Kabupaten
Wonogiri sebagian besar berupa perbukitan bergelombang sedangkan fisiografi
dataran sangat terbatas hanya di beberapa tempat terutama pada bentuk lahan
aluvial. Kondisi iklim di Kabupaten Wonogiri termasuk tipe tropis atau memiliki
dua musim yaitu musim hujan dan kemarau. Pergantian musim berlangsung
commit to user
15
di Kabupaten Wonogiri berkisar antara 1.557-2.476 mm/ tahun dengan hari hujan
antara 107-153 hari/tahun.
Dengan kondisi alam yang seperti tersebut diatas itulah, maka tidak
mengherankan apabila sebagian besar penduduknya lebih senang untuk
berimigrasi ke kota besar untuk mencari nafkah. Namun tidak dapat dipungkiri
bahwa para perantau tersebut terkenal dengan sosok pekerja yang ulet, tekun, jujur
dan kuat. Adapun hasil-hasil produksi dari sektor pertanian antara lain: padi,
jagung, ketela pohon, ketela rambat, kacang tanah. Sedangkan produksi tanaman
perkebunan adalah mete, kapuk, coklat dan cengkeh. Selain itu dari sektor industri
yaitu tatah sungging (wayang kulit), batu mulia, batu kaca, kerajinan rotan,
meubel kayu, jamu, tahu tempe, gaplek, cabuk. Sedangkan kesenian yang terkenal
antara lain kethek ogleng, wayang kulit, reog, ledheng atau tayu (Buku Pintar
Pemerintahan Kabupaten Wonogiri, 2004 : 1 – 2).
Secara administratif Kabupaten Wonogiri merupakan salah satu
kabupaten yang berada dalam wilayah propinsi Jawa Tengah yang terbagi menjadi
25 Kecamatan dan terdiri dari 294 kelurahan. Adapun batas-batas wilayah
Kabupaten Wonogiri adalah:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten
Karanganyar (Jawa Tengah)
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Ponorogo (Jawa Timur)
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Pacitan (Jawa Timur)
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Daerah Istimewa Yogyakarta (Buku
commit to user
16
B. Sejarah Singkat Kabupaten Wonogiri
Sejarah terbentuknya Kabupaten Wonogiri tidak bisa terlepas dari
perjalanan hidup dan perjuangan Raden Mas Said atau dikenal dengan julukan
Pangeran Samber Nyawa. Asal kata Wonogiri sendiri berasal dari bahasa Jawa
yaitu wono (alas/hutan/sawah) dan giri (gunung/pegunungan). Nama ini sangat
tepat menggambarkan kondisi wilayah Kabupaten Wonogiri memang sebagian
besar berupa sawah, hutan dan gunung.
Kabupaten Wonogiri awal mulanya merupakan suatu daerah basis
perjuangan Raden Mas Said dalam menentang penjajahan Belanda. Raden Mas
Said lahir di Kartosuro pada hari Minggu Legi, tanggal 4 Ruwah 1650 tahun
Jimakir, Windu Adi Wari Agung, atau bertepatan dengan tanggal Masehi 8 April
1725. Raden Mas Said merupakan putra dari Kanjeng Pangeran Aryo
Mangkunegoro dan Raden Ayu Wulan yang wafat saat melahirkanya.
Memasuki usia dua tahun, Raden Mas Said harus kehilangan ayahandanya
karena dibuang oleh Belanda ke tanah Kaap (Ceylon) atau Srilangka. Hal itu
karena ulah keji berupa fitnah dari Kanjeng Ratu dan Patih Danurejo. Akibatnya,
Raden Mas Said mengalami masa kecil yang jauh dari selayaknya seorang
bangsawan keraton. Pada suatu saat terjadi peristiwa yang membuat Raden Mas
Said resah karena di Keraton terjadi ketidakadilan yang dilakukan oleh Raja (Paku
Buwono II) yang menempatkan Raden Mas Said hanya sebagai Gandhek Anom
yang sejajar dengan Abdi Dalem Manteri. Padahal sesuai dengan drajat dan
commit to user
17
Melihat hal ini, Raden Mas Said ingin mengadukan ketidakadilan kepada
Sang Raja, akan tetapi Sang Patih Kartasosuro menanggapi dingin. Dan dengan
tidak berkata apa-apa Sang Patih memberikan emas kepada Raden Mas Said.
Perilaku Sang Patih ini membuat Raden Mas Said malu dan sangat marah karena
beliau menuntut keadilan bukan untuk mengemis.
Raden Mas Said bersama Pamanya Ki Wiradiwangsa dan Raden
Sutawijaya yang mengalami nasib yang sama, akhirnya Raden Mas Said
memutuskan untuk keluar dari Keraton dan melakukan perlawanan terhadap Raja.
Raden Mas Said bersama pengikutnya mulai mengembara mencari suatu daerah
yang aman untuk kembali menyusun kekuatan. Raden Mas Said bersama
pengikutnya tiba di suatu daerah dan mulai menggelar pertemuan-pertemuan
untuk menghimpun kekuatan dan mendirikan sebuah pemerintahan. Peristiwa itu
terjadi pada hari Rabu Kliwon tanggal 3 Rabiulawal dan dalam perhitungan
kalender Masehi bertepatan dengan tanggal 19 mei 1741 Masehi.
Daerah yang dituju Raden Mas Said waktu itu adalah Dusun Nglaroh
(wilayah Kecamatan Selogiri), dan disana Raden Mas Said menggunakan sebuah
batu untuk menyusun strategi melawan ketidakadilan. Batu ini dikemudian hari
dikenal sebagai Watu Gilang yang merupakan tempat awal mula perjuangan
Raden Mas Said dalam melawan ketidakadilan dan segala bentuk penjajahan.
Bersama dengan pengikut setianya, dibentuklah pasukan inti kemudian
berkembang menjadi perwira-perwira perang yang mumpuni dengan sebutan
Punggowo Baku Kawandoso Joyo. Dukungan dari rakyat Nglaroh kepada
commit to user
18
Wiradiwangsa yang diangkat sebagai Patih. Dari situlah awal mula suatu bentuk
pemerintahan yang nantinya menjadi cikal bakal Kabupaten Wonogiri (Buku
Pintar Pemerintahan Kabupaten Wonogiri, 2004 : 3 – 6).
Dalam mengendalikan perjuangannya, Raden Mas Said mengeluarkan
semboyan yang sudah menjadi ikrar sehidup semati yang terkenal dengan sumpah
“Kawulo Gusti” atau “Pamoring Kawulo Gusti” sebagai pengikat tali batin antara
pemimpin dengan rakyatnya, luluh dalam kata dan perbuatan, maju dalam derap
yang serasi bagaikan keluarga besar yang sulit dicerai-beraikan musuh. Ikrar
tersebut berbunyi “Tiji tibeh, Mati Siji Mati Kabeh, Mukti Siji Mukti Kabeh”. Ini
adalah konsep kebersamaan antara pimpinan dan rakyat yang dipimpin maupun
sesama rakyat.
Raden Mas Said juga menciptakan suatu konsep manajemen pemerintahan
yang dikenal sebagai Tri Darma yaitu :
1. Mulat Sarira Hangrasa Wani, artinya berani mati dalam pertempuran karena
dalam pertempuran hanya ada dua pilihan hidup atau mati. Berani bertindak
menghadapi cobaan dan tantangan meski dalam kenyataan berat untuk
dilaksanakan. Sebaliknya, disaat menerima anugerah baik berupa harta benda
atau anugerah lain, harus diterima dengan cara yang wajar. Hangrasa Wani,
mau berbagi bahagia dengan orang lain.
2. Rumangsa Melu Handarbeni, artinya merasa ikut memiliki daerahnya,
tertanam dalam sanubari yang terdalam, sehingga pada akhirnya pada
akhirnya akan menimbulkan perasaan rela berjuang dan bekerja untuk
commit to user
19
3. Wajib Melu Hangrungkebi, artinya dengan merasa ikut memiliki timbul
kesadaran untuk berjuang hingga titik darah penghabisan untuk tanah
kelahirannya (Buku Pintar Pemerintahan Kabupaten Wonogiri, 2004 : 7). Kegigihan Raden Mas Said dalam memerangi musuh-musuhnya sudah
tidak diragukan lagi, bahkan hanya dengan prajurit yang jumlahnya sedikit, tidak
akan gentar melawan musuh.
Raden Mas Said merupakan panglima perang yang mumpuni, terbukti
selama hidupnya sudah melakukan tidak kurang 250 kali pertempuran dengan
tidak menderita kekalahan yang berarti. Dari sinilah Raden Mas Said mendapat
julukan “Pangeran Sambernyawa” karena dianggap sebagai penebar maut
(Penyambar Nyawa) bagi siapa saja musuhnya pada setiap pertempuran.
Berkat keuletan dan ketangguhan Raden Mas Said dalam taktik
pertempuran dan bergerilya sehingga luas wilayah perjuangannya meluas meliputi
Ponorogo, Madiun dan Rembang bahkan sampai daerah Yogyakarta. Pada
akhirnya atas bujukan Sunan Paku Buwono III, Raden Mas Said bersedia diajak
ke meja perundingan guna mengakhiri pertempuran.
Dalam perundingan yang melibatkan Sunan Paku Buwono III, Sultan
Hamengkubuwono I dan pihak Kompeni Belanda, disepakati bahwa Raden Mas
Said mendapat daerah kekuasaan dan diangkat sebagai Adipati Miji atau mandiri
bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegoro I.
Penetapan wilayah kekuasaan Raden Mas Said terjadi pada tanggal 17 Maret 1757
melalui sebuah perjanjian di daerah Salatiga. Kedudukannya sebagai Adipati Miji
commit to user
20
I dengan daerah kekuasaan meliputi wilayah Keduwang (daerah Wonogiri bagian
timur), Honggobayan (daerah timur laut Kota Wonogiri sampai perbatasan
Jatipurno dan Jumapolo Kabupaten Karanganyar), Sembuyan (daerah sekitar
Wuryantoro dan Baturetno), Matesih, dan Gunung Kidul (Buku Pintar
Pemerintahan Kabupaten Wonogiri, 2004 : 7 – 8).
KGPAA Mangkunegoro I membagi wilayah Kabupaten Wonogiri menjadi
5 (lima) daerah yang masing-masing memiliki ciri khas atau karakteristik yang
digunakan sebagai metode dalam menyusun strategi kepemimpinan, yaitu :
1. Daerah Nglaroh (wilayah Wonogiri bagian utara, sekarang masuk wilayah
kecamatan Selogiri). Sifat rakyat daerah ini adalah Bandol Ngrompol yang
berarti kuat dari segi rohani dan jasmani, memiliki sifat bergerombol atau
berkumpul. Karakteritik ini sangat positif dalam kaitannya untuk menggalang
persatuan dan kesatuan. Rakyat di daerah Nglaroh juga bersifat pemberani,
suka berkelahi, membuat keributan akan tetapi jika bisa memanfaatkan potensi
rakyat Nglaroh bisa menjadi kekuatan dasar yang kuat untuk perjuangan.
2. Daerah Sembuyan (wilayah Wonogiri bagian selatan sekarang Baturetno dan
Wuryantoro), mempunyai karakter sebagai Kutuk Kalung Kendho yang berarti
bersifat penurut, mudah diperintah pimpinan atau mempunyai sifat
paternalistik.
3. Daerah Wiroko (wilayah sepanjang Kali Wiroko atau bagian tenggara
Kabupaten Wonogiri sekarang masuk wilayah Kecamatan Tirtomoyo).
Masyarakat didaerah ini mempunyai karakter sebagai Kethek Saranggon,
commit to user
21
diatur, mudah tersinggung dan kurang memperhatikan tata krama sopan santun.
Jika didekati mereka kadang kurang mau menghargai orang lain, tetapi jika
dijauhi mereka akan sakit hati. Istilahnya gampang-gampang susah.
4. Daerah Keduwang (wilayah Wonogiri bagian timur) masyarakatnya
mempunyai karakter sebagai Lemah Bang Gineblegan. Sifat ini bagai tanah liat
yang bisa padat dan dapat dibentuk jika ditepuk-tepuk. Masyarakat daerah ini
suka berfoya-foya, boros dan sulit untuk melaksanakan perintah. Akan tetapi
bagi seorang pemimpin yang tahu dan paham karakter sifat dan karakteristik
mereka, ibarat mampu menepuk-nepuk layaknya sifat tanah liat, maka mereka
akan mudah diarahkan ke hal yang bermanfaat.
5. Daerah Honggobayan (daerah timur laut Kota Wonogiri sampai perbatasan
Jatipurno dan Jumapolo Kabupaten Karanganyar) mempunyai karakter seperti
Asu Galak Ora Nyathek. Karakteristik masyarakat disini diibaratkan anjing
buas yang suka menggonggong akan tetapi tidak suka menggigit. Sepintas
dilihat dari tutur kata dan bahasanya, masyarakat Honggobayan memang kasar
dan keras menampakkan sifat sombong dan congkak serta tinggi hati, dan yang
terkesan adalah sifat kasar menakutkan. Akan tetapi mereka sebenarnya baik
hati, perintah pimpinan akan dikerjakan dengan penuh tanggungjawab (Buku
Pintar Pemerintahan Kabupaten Wonogiri, 2004 : 9 - 10).
Dengan memahami karakter daerah-daerah tersebut, Raden Mas Said
menerapkan cara yang berbeda dalam memerintah dan mengendalikan rakyat
commit to user
22
membangun wilayah tersebut. Raden Mas Said memerintah selama kurang lebih
40 tahun dan wafat pada tanggal 28 Desember 1795.
Setelah Raden Mas Said meninggal dunia, kekuasaan trah Mangkunegaran
diteruskan oleh putra-putra beliau. Pada masa kekuasaan KGPAA Mangkunegara
VII terjadi peristiwa penting sekitar tahun 1923 M yakni perubahan status daerah
Wonogiri yang dahulu hanya berstatus Kawedanan menjadi Kabupaten. Saat itu
Wedana Gunung Ngabehi Warso Adiningrat diangkat menjadi Bupati Wonogiri
dengan pangkat Tumenggung Warso Adiningrat. Akibat perubahan status ini,
wilayah Wonogiri pun dibagi menjadi 5 Kawedanan yaitu Kawedanan Wonogiri,
Wuryantoro, Baturetno, Jatisrono dan Purwantoro.
Pada saat itu di wilayah kekuasaan Mangkunegaran dilakukan
penghematan anggaran keraton dengan menghapuskan sebagian wilayah
Kabupaten yaitu Kabupaten Karanganyar sehingga wilayah Mangkunegaran
manjadi dua yaitu Kabupaten Mangkunegaran dan Kabupaten Wonogiri. Ini
berlangsung sampai tahun 1946.
Dalam perkembangannya, rakyat Wonogiri pada masa pendudukan Jepang
dan tentara sekutu, bersama-sama dengan rakyat Indonesia pada umumnya tidak
bisa dilepaskan dari penderitaan dan kekejaman penjajahan. Rakyat Wonogiri
bersama dengan rakyat Indonesia tergugah dan bersatu padu melawan segala
bentuk penindasan yang dilakukan oleh bangsa Belanda maupun Jepang.
Semangat pemuda Wonogiri yang tidak kenal menyerah dan ulet seakan telah
menjadi karakter tersendiri dalam berjuang memperbaiki nasib dan taraf
commit to user
23
Sejak Republik Indonesia merdeka, tanggal 17 Agustus 1945 sampai tahun
1946 di wilayah Mangkunegaran terjadi dualisme pemerintahan, yaitu Kabupaten
Wonogiri masih dalam wilayah monarki Mangkunegaran dan di lain pihak
menginginkan Kabupaten Wonogiri masuk dalam sistem demokrasi Republik
Indonesia. Timbulah gerakan Anti Swapraja yang menginginkan Wonogiri keluar
dari sistem kerajaan Mangkunegaran. Akhirnya disepakati bahwa Kabupaten
Wonogiri tidak menghendaki kembalinya Swapraja Mangkunegaran.
Sejak saat itu Kabupaten Wonogiri mempunyai status seperti sekarang,
dan masuk sebagai Kabupaten yang berada diwilayah Propinsi Jawa Tengah
(Buku Pintar Pemerintahan Kabupaten Wonogiri, 2004 : 10 – 12).
C. Kondisi Sosial Budaya Di Kabupaten Wonogiri 1. Sosial Budaya
a. Sistem Kekerabatan
Sistem kekerabatan masyarakat Kabupaten Wonogiri pada dasarnya
sama pada masyarakat jawa pada umumnya. Memperhitungkan
hubungan seseorang dengan orang lain berdasarkan pertalian darah.
Keanggotaan di dalam kelompok kekerabatan diperhitungkan
berdasarkan pertalian darah. Keanggotaan di dalam kelompok
kekerabatan diperhitungkan berdasarkan prinsip bilateral yaitu
memperhitungkan keanggotaan kelompok melalui garis keturunan
commit to user
24
keluarga batih. Anggotanya terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak yang
belum menikah.
b. Sistem Religi
Sebagian besar warga masyarakat Kabupaten Wonogiri masih
menganut Kepercayaan Animisme yaitu masih mempercayai adanya
makhluk-makhluk halus yang mendiami atau menempati alam sekeliling
tempat tinggal mereka. Sehingga menjadi suatu tradisi untuk
mengadakan upacara-upacara penghormatan dan penyembahan yang
disertai dengan Doa, sesaji dan bahkan korban (wawancara: Suyut
sebagai petugas Dinas Kebudayaan, Pariwisata, dan Olah raga).
2. Tradisi Masyarakat Kabupaten Wonogiri
Masyarakat Kabupaten Wonogiri merupakan bagian dari masyarakat
Jawa. Oleh karena itu masyarakat Kabupaten Wonogiri mempunyai
tradisi Jawa. Kehidupan mereka dipengaruhi oleh alam. Kabupaten
Wonogiri mempunyai tradisi baik bersifat religius maupun non religius.
Tradisi yang religius yang berada di Kabupaten Wonogiri antara lain:
Upacara Tradisi Punden Donoloyo, Upacara Tradisi Bersih Desa,
Upacara Tradisional Susuk Wangan, Upacara Kelahiran dan kematian.
Tradisi yang non religius antara lain: Gotong Royong (Sambatan), Kerja
bakti (wawancara: Suyut sebagai petugas Dinas Kebudayaan,
commit to user
25
D. Potensi Wisata Di Kabupaten Wonogiri
Di daerah Kabupaten Wonogiri mempunyai potensi wisata yang menarik
dan layak untuk di kunjungi. Mengingat Wonogiri banyak mempunyai obyek
wisata untuk dikembangkan sehingga dapat menambah pemasukan bagi
pendapatan daerah. Potensi yang dimiliki Kabupaten Wonogiri antara lain adalah
sebagai berikut:
1. Obyek Wisata Alam
a. Obyek wisata air terjun Girimanik
Obyek wisata air terjun Girimanik terletak di Kecamatan Slogohimo
dengan jarak sekitar 40 km dari Kabupaten Wonogiri. Obyek wisata air
terjun Girimanik merupakan tempat wisata alam dengan suasana sejuk dan
didukung panorama alam pegunungan yang indah. Obyek wisata air terjun
Girimanik mempunyai tiga buah air terjun yang dinamakan air terjun
Manik Moyo yang mempunyai ketinggian ± 100m, air terjun Tejo Moyo
yang mempunyai ketinggian ± 30m, dan Air terjun Condro Moyo yang
mempunyai ketinggian ± 40m (Sekilas Pandang Kepariwisataan
Kabupaten Wonogiri, 2007 : 32 – 33).
Dikawasan Wisata Air terjun Girimanik juga terdapat obyek wisata
spiritual antara lain:
1) Sendang Drajat
Menurut cerita sendang ini menjadi tempat pemandian Pangeran Samber
Nyawa saat bertapa di Pertapaan Girimanik. Sendang ini dipercayai oleh
commit to user
26
sendang ini segera menemukan jodoh (Sekilas Pandang Kepariwisataan
Kabupaten Wonogiri, 2007 : 33).
2) Sendang Nglambreh
Pada zaman dahulu sendang ini pernah digunakan untuk mandi Roro
Mendut. Pada saat itu kemben yang digunakan Roro Mendut terlepas
sehingga kelihatan Nglambreh (jawa), oleh karena itu dinamakan Sendang
Nglambreh. Luas Sendang Nglambreh ini sekitar 100m². Menurut cerita air
telaga Nglambreh berkhasiat untuk awet muda (Sekilas Pandang
Kepariwisataan Kabupaten Wonogiri, 2007 : 33 - 34).
3) Pertapaan Girimanik
Pertapaan Girimanik adalah sebuah bukit yang digunakan untuk bertapa
Raden Mas Said saat bergerilya melawan penjajah Belanda agar diberikan
kejayaan dan kemenangan. Tempat tersebut kemudian disakralkan orang
untuk tempat meditasi agar permohonanya dapat terkabul (Sekilas Pandang
Kepariwisataan Kabupaten Wonogiri, 2007 : 34).
b. Obyek Wisata Pantai Sembukan
Pantai Sembukan terletak di Kecamatan Paranggupito dengan jarak
tempuh dari kota Wonogiri sekitar 60 km kearah selatan atau dua jam
perjalanan. Di obyek Wisata Pantai Sembukan mempunyai daya tarik
tersendiri yakni event budaya Labuhan Ageng yang di gelar setiap setahun
sekali pada bulan Suro tepatnya hari Jumat Kliwon (Buku Pintar
commit to user
27 c. Obyek Wisata Goa Putri Kencana
Goa Putri Kencana terletak di Desa Wonodadi Kecamatan Pracimantoro
atau berjarak 40 km dari Kota Wonogiri kearah selatan. Tempat ini
memiliki kelebihan berupa keindahan stalagit dan stalagmit. Goa Putri
Kencana berada sekitar 250 m diatas permukaan laut (Buku Pintar
Pemerintahan Kabupaten Wonogiri, 2004 : 49 – 50).
d. Obyek Wisata Pantai Nampu
Pantai Nampu terletak di Desa Gunturharjo Kecamatan Paranggupito
yang berjarak ± 60 km kearah selatan dari Kota Wonogiri (Buku Pintar
Pemerintahan Kabupaten Wonogiri, 2004 : 51).
e. Obyek Wisata Goa Maria Sendang Ratu Kenya
Goa Maria Sendang Ratu Kenya terletak di Dusun Ngampohan
Kecamatan Giriwoyo dengan jarak tempuh dari kota Wonogiri sekitar 50
km. Goa Maria merupakan obyek wisata spiritual bagi umat Kristiani yang
ingin melakukan perenungan diri dan berdoa agara dapat terkabul apa yang
diinginkan. Selain itu Goa Maria juga terdapat sebuah sendang yang konon
dipercaya mempunyai berbagai khasiat. Pada hari-hari tertentu banyak
umat kristen yang datang, tidak hanya dari daerah Wonogiri tetapi juga dari
berbagai penjuru wilayah (Buku Pintar Pemerintahan Kabupaten Wonogiri,
2004 : 51).
f. Obyek Wisata Cagar Alam Donoloyo
Obyek wisata yang sangat sakral. Obyek wisata ini berupa hutan jati
commit to user
28
Raja Surakarta. Obyek wisata cagar alam ini banyak dikunjungi oleh
wisatawan minat khusus atau para pecinta alam (wawancara: Suyut sebagai
Petugas Dinas Kebudayaan, Pariwisata, dan Olah Raga).
g. Obyek Wisata Gunung Gandul
Obyek wisata Gunung Gandul termasuk gugusan pegunungan Seribu
yang terletak di Kota Wonogiri yang berjarak ± 3 km dari kantor Bupati
Wonogiri (wawancara: Suyut sebagai Petugas Dinas Kebudayaan,
Pariwisata, dan Olah Raga).
2. Obyek Wisata Buatan
a. Obyek Wisata Sendang Asri Waduk Gajah Mungkur
Obyek Wisata Sendang Asri Waduk Gajah Mungkur terletak di sebelah
selatan Kota Wonogiri dengan jarak tempuh 7 km, hanya dengan waktu
tempuh 15 menit dari kota Wonogiri. Selain itu juga terdapat event wisata
budaya berbagai jenis kesenian yang ditampilkan antara lain:
1. Gebyar Gajah Mungkur
Adalah event tahunan yang dilaksanakan di Taman Rekreasi Sendang
Asri Waduk Gajah Mungkur. Event terbesar pariwisata di Kabupaten
Wonogiri ini di gelar setiap setahun sekali untuk memeriahkan Hari Raya
Idul Fitri. Waktu pelaksanaan event ini selama dua minggu yang dilengkapi
dengan pentas kesenian berupa orkes melayu, campur sari, parade band,
dan atraksi menarik lainya.Pada akhir penutupan Gebyar Gajah Mungkur
diadakan atraksi budaya sedekah bumi yaitu berupa upacara ritual yang
commit to user
29
ribuan pengunjung. Jumlah pengunjung pada event pariwisata ini mencapai
100.000 orang yang berasal dari dalam dan luar daerah (Buku Pintar
Pemerintahan Kabupaten Wonogiri, 2004 : 38 – 40).
2. Jamasan Pusaka Mangkunegaran
Event budaya ini dilakukan setiap tahun sebagai bentuk penghormatan
kepada Kanjeng Pangeran Adipati Arya Mangkunegara I (Buku Pintar
Pemerintahan Kabupaten Wonogiri, 2004 : 40 – 41).
3. Ruwatan Massal
Ruwatan ini biasanya digelar dengan memakai sarana cerita wayang
kulit dengan lakon Murwakala yang di tuturkan sang dalang pengruwat
(Buku Pintar Pemerintahan Kabupaten Wonogiri, 2004 : 41).
b. Obyek Wisata Monumen Bedol Desa
Obyek Wisata Monumen Bedol Desa adalah monumen yang dibangun
oleh Pemerintah Kabupaten Wonogiri untuk menghormati penduduk
Wonogiri yang di pindahkan (transmigrasi ke Sitiung), dimana tempat
tinggalnya kemudian dibangun menjadi Waduk Gajah Mungkur,
Bendungan Serbaguna ini merupakan hasil pengorbanan sebagian
masyarakat Wonogiri demi pembangunan, karena 51 desa ditenggelamkan
dan 60.000 jiwa rela di transmigrasikan ke luar Jawa dengan system bedhol
desa. Untuk menghormati jasa dan pengorbanan mereka, Pemerintah
membuat “ Monumen Bedol Desa” di dekat pintu air Waduk Gajah
Mungkur (wawancara: Agus sebagai Petugas Dinas Kebudayaan,
commit to user
30
c. Obyek Wisata Agro Wisata Alam Asri Cakaran
Taman rekreasi ini terletak di Desa Sendang Kecamatan Wonogiri
sekitar ± 9 km ke arah barat daya dari kota Wonogiri (wawancara: Suyut
sebagai Petugas Dinas Kebudayaan, Pariwisata, dan Olah Raga).
d. Obyek Wisata Museum Wayang Kulit
Obyek Wisata Museum Wayang Kulit Indonesia terletak di Kecamatan
Wuryantoro, jaraknya 15 km ke arah selatan dari Kota Kabupaten
Wonogiri. Museum Wayang Kulit terletak dipinggir jalan raya, tepatnya di
Padepokan Pak Bei Tani. Museum Wayang Kulit tersebut adalah
satu-satunya museum wayang kulit di Jawa Tengah (Buku Pintar Pemerintahan
Kabupaten Wonogiri, 2004 : 52).
e. Obyek Wisata Museum Kawasan Karst
Museum Kawasan Karst terletak di Desa Gebangharjo, Kecamatan
Pracimantoro, kabupaten Wonogiri. Dari kota Wonogiri ± 40 Km ke arah
Selatan, lokasi Museum Kawasan berada pada kawasan yang
dikonservasikan (Buku Pintar Pemerintahan Kabupaten Wonogiri, 2004 :
38 – 41).
3. Obyek Wisata Budaya
a. Obyek Wisata Petilasan Gunung Giri
Gunung Giri adalah komplek pemakaman kerabat Keraton Surakarta
yang dipercayai dapat memberikan berkah kepada siapapun yang berziarah
ke makam ini, khususnya untuk permohonan agar usahanya dapat berhasil.
commit to user
31
dari Kabupaten Wonogiri (wawancara: Suyut sebagai Petugas Dinas
Kebudayaan, Pariwisata, dan Olah Raga).
b. Obyek Wisata Kahyangan Dlepih
Obyek Wisata Kahyangan Dlepih terletak di Desa Dlepih Kecamatan
Tirtomoyo yang berjarak 50 km arah tenggara dari kota Wonogiri (Buku
Pintar Pemerintahan Kabupaten Wonogiri, 2004 : 48 -49).
c. Obyek Wisata Sendang Siwani
Obyek Wisata Sendang Siwani terletak di Dusun Matah, Desa
Singodutan Kecamatan Selogiri yang berjarak ± 4 km dari kota Wonogiri.
Sendang Siwani merupakan salah satu petilasan Raden Mas Said
(Mangkunegara I) saat melakukan gerilya melawan penjajah Belanda (Buku
Pintar Pemerintahan Kabupaten Wonogiri, 2004 : 49).
d. Tugu Penyimpanan Pusaka Mangkunegoro I
Tugu penyimpanan Pusaka Mangkunegoro I merupakan tempat
penyimpanan Pusaka Mangkunegaran. Beberapa Pusaka peninggalan
Raden Mas Said antara lain yaitu Keris Kyai Baladewa yang tersimpan di
sebuah bangunan tugu yang terdapat di Kecamatan Selogiri yang berjarak ±
5 km ke arah utara Kota Wonogiri. Kemudian Keris Kyai Semar Tinandu
dan Tombak Kyai Limpung yang tersimpan di Desa Bubakan, Kecamatan
Girimarto yang berjarak ± 25 km ke arah timur laut kota Wonogiri. Pada
setiap bulan Suro diadakan upacara penjamasan pusaka-pusaka tersebut di
Waduk Gajah Mungkur Wonogiri (Sekilas Pandang Kepariwisataan
commit to user
32 e. Obyek Wisata Prasasti Nglaroh
Obyek Wisata Prasasti Nglaroh terletak di Desa Nglaroh Kecamatan
Pule yang berjarak ± 6 km ke arah utara Kota Wonogiri yang merupakan
pintu gerbang masuk Kabupaten Wonogiri. Kecamatan Selogiri terkenal
dengan sebutan Bumi Nglaroh, tanahnya yang subur di aliri oleh dua buah
sungai yaitu Sungai Pule dan Sungai Krisak yang keduanya bermata air dari
pegunungan Gajah Mungkur dan bermuara di Bengawan Solo, di Desa
Nglaroh merupakan awal sejarah perjuangan Raden Mas Said. Selanjutnya
oleh Pemerintah Kabupaten Wonogiri di buatkan sebuah prasasti yang
kemudian dinamakan prasasti Nglaroh dan di bakukan menjadi hari jadi
Kabupaten Wonogiri yaitu pada tanggal 19 Mei 1741 (Sekilas Pandang
commit to user
33 BAB III
POTENSI GOA MARIA SENDANG RATU KENYA SEBAGAI KAWASAN WISATA ROHANI DI KABUPATEN WONOGIRI
A. Sejarah Goa Maria Sendang Ratu Kenya
Ada sebuah sendang (sejenis kolam yang airnya keluar dari mata air),
terletak di lereng gunung dusun Ngampohan, Giriwoyo, sekitar 50-km di sebelah
selatan Kota Wonogiri. Sendang itu tepatnya berada di tepi jalan raya antara
Baturetno dan Giritontro, sekitar 10-km arah barat daya kota kecil Baturetno.
Sendang ini tidak terlalu luas, namun rongga di dalamnya cukup besar. Karena itu
masyarakat menyebutnya Sendang Growong. Di samping sendang itu ada pohon
unut (sejenis pohon beringin) yang dijadikan dhayangan oleh warga setempat.
Jadilah tempat itu dikenal dengan sebutan Dhayangan Growong. (Majalah
HIDUP, No.9 Tahun ke-57, 2 Maret 2003, Ditulis oleh: Henny Alit,
www.google.com ).
Namun Dhayangan Growong ini berubah menjadi tempat angker setelah
diberi makhluk halus oleh Ki Somejo, tokoh kejawen karismatik setempat.
Akhirnya Petrus Suhirman, seorang katekis di dusun ini menyanggupkan diri
untuk mengusir makhluk halus setelah mendapatkan persetujuan, dukungan serta
restu dari masyarakat. Dan setelah konsultasi dengan Pastor A. Purwodiharja Pr
commit to user
rosario sembilan hari di Dhayangan Growong. ( Majalah HIDUP , No.9 Tahun
ke-57, 2 Maret 2003, Ditulis oleh: Henny Alit, www.google.com ).
Setelah selesai doa rosario dan yakin bahwa makhluk halus benar-benar
telah pergi, Petrus Suhirman mempunyai gagasan, Sendang Growong dijadikan
tempat peziarahan. Tempat peziarahan (berdoa) itu kini dikenal sebagai Gua
Maria Sendang Ratu Kenya. Nama ini mempunyai makna sumber air yang
melambangkan sumber kehidupan, sumber rahmat Tuhan selalu selalu mengalir.
Sumber rahmat Tuhan ini akan selalu dialirkan oleh Ratu Kenya (ratu yang
perawan) yakni Bunda Maria. Bunda Maria akan mengalirkan rahmat Tuhan
kepada siapa saja, terlebih kepada orang hadir kepadanya. (Majalah HIDUP, No.9
Tahun ke-57, 2 Maret 2003, Ditulis oleh: Henny Alit, www.google.com ).
Tidak terlalu banyak orang dari luar daerah Danan dan Baturetno yang
mengenalnya, namun bagi umat Katolik di seluruh wilayah Paroki Santo Yusup
Baturetno, Sendang Ratu Kenya menjadi tempat ziarah (berdoa) yang telah masuk
di hati. Tempat ini mulanya masuk wilayah Stasi Danan dari Paroki Sato Yusup
Baturetno, Wonogiri. Setelah Stasi Danan diresmikan menjadi Paroki
administrative pada 1-April-1997 dan diresmikan menjadi paroki mandiri pada 24
Agustus 1998 oleh Uskup Agung Semarang, tempat ziarah ini masuk wilayah dan
milik Paroki Santo Ignatius Danan, Giriwoyo, Wonogiri. (Majalah HIDUP , No.9
Tahun ke-57, 2 Maret 2003, Ditulis oleh: Henny Alit, www.google.com ).
Letak Gua Maria Sendang Ratu Kenya sangat strategis dan mudah
dijangkau sarana transportasi umum. Banyak orang mengakui, tempat ziarah
commit to user
figure yang tepat, yaitu Bunda Maria. Tidak sedikit pula orang yang mengakui
bahwa permohonannya telah dikabulkan berkat doa novena dan peziarahanny di
tempat ini. (Majalah HIDUP, No.9 Tahun ke-57, 2 Maret 2003, Ditulis oleh:
Henny Alit, www.google.com ).
Sejak dibangun 1980, tempat ziarah (berdoa) ini banyak mendapat
kunjungan dari para Kelompok Pelayanan Kasih Dari Ibu Yang Bahagia yang
berpusat di Cimahi dengan melakukan aksi social ke Desa Boto, Baturetno.
Mereka tidak lupa berkunjung ke Gua Maria Sendang Ratu Kenya. Kelompok
yang diprakarsai Agnes Suwarno ini berdoa di Gua Maria Sendang Ratu Kenya.
Saat itu Agnes percaya dirinya merasakan diri mendapat pesan - pesan khusus dari
Bunda Maria untuk memperindah tempat doa dari ziarah ini. (Majalah HIDUP ,
No.9 Tahun ke-57, 2 Maret 2003, Ditulis oleh: Henny Alit, www.google.com ).
Setelah peristiwa tersebut, kelompok pelayanan ini berkoordinasi dengan
pastor setempat dan disepakati untuk melakukan pemugaran Gua Maria tahun
1996. Pemugaran diselesaikan September 1997 dan pada tanggal
30-September-1997 diberkati dalam perayaan Ekaristi meriah dengan beberapa imam. Namun
pembangunan tidak berhenti sampai di sini. Sekarang Gua Maria ini telah
dilengkapi sarana dan prasarana, seperti kapel Rasul Yohanes. (Majalah HIDUP ,
No.9 Tahun ke-57, 2 Maret 2003, Ditulis oleh: Henny Alit, www.google.com ).
Jalan menuju lokasi gua pun dibuat menjadi dua. Dengan dua jalan ini
maka para peziarah (pengunjung berdoa) yang semula berjalan kaki melalui jalan
setapak, kini bisa sampai di lokasi dengan kendaraan roda empat. Sebelum masuk
[image:47.595.110.513.249.480.2]commit to user
peziarah yang datang dari luar kota dengan fasilitas 16-kamar. ( Majalah HIDUP ,
No.9 Tahun ke-57, 2 Maret 2003, Ditulis oleh: Henny Alit, www.google.com ).
Tempat ziarah ( berdoa ) ini bukan hanya memberikan berkat rohani, tetapi
juga keuntungan materi. Banyak pedagang yang berjualan di sekitar tempat ziarah
merasakan manfaatnya. Masuknya jaringan listrik ke lokasi gua juga membuat
masyarakat sekitar bisa mendapatkan penerangan di rumahnya. ( Majalah HIDUP
, No.9 Tahun ke-57, 2 Maret 2003, Ditulis oleh: Henny Alit, www.google.com ).
Di tempat ini setiap Jumat pukul 20.00 WIB diadakan Misa Kudus. Juga
diadakan doa novena sembilan kali setiap minggu pertama pukul 10.00 WIB. Doa
novena dimulai Minggu pertama September dan berakhir Minggu pertama tahun
berikutnya. Pastor Paroki Danan mengajak umat untuk bersyukur karena pihak
Gereja dan KAS telah berhasil membeli tanah dan memperluas lokasi Gua Maria.
Tanah sekitar 2,5 hektar di sebelah utara gua direncanakan untuk camping ground
rohani. ( Majalah HIDUP , No.9 Tahun ke-57, 2 Maret 2003, Ditulis oleh: Henny
Alit, www.google.com ).
B. Keyakinan Yang Dianut Oleh Masyarakat Dusun Danan, Ngampohan, Giriwoyo, Kabupaten Wonogiri
Agama yang ada diwilayah ini hanya ada dua agama yakni agama Katolik
dan Islam. Adapun jumlah total penduduk wilayah Ngampohan yaitu 567 orang,
yang terdiri dari 353 orang beragama Islam dan 214 orang beragama Katolik.
Banyak orang yang ingin dibaptis oleh Petrus Suhirman. Petrus Suhirman adalah
commit to user
Wonogiri. Dan semakin banyak orang yang dibaptis oleh Petrus Suhirman, umat
Non – Katolik berpendapat bahwa Petrus Suhirman yang mengajak orang untuk
dibaptis menjadi katolik dan dianggap sebagai biang keladi. Ia hanya mengajarkan
Agama Katolik tanpa memaksa muridnya untuk menjadi Katolik. Kalau banyak
orang yang ingin dibaptis itu karena mereka meminta sendiri untuk dibimbing
mempelajari Agama Katolik. Petrus Suhirman tidak berkecil hati meskipun
dirinya tidak disenangi oleh umat Non – Katolik. Ia tetap mengajarkan Agama
Katolik karena ia percaya apa yang ia ajarkan adalah kebenaran. Tapi lambat laun
masyarakat Non – Katolik dapat mengerti dan menerima Ajaran Agama Katolik di
lingkungan Masyarakat tersebut. Dan disini sudah tidak ada lagi perbedaan
sesama Ajaran Agama. (Atmorejo selaku pengurus Goa Maria Sendang Ratu
Kenya ).
Di sini perbedaan agama tidak menjadi persoalan lagi di dalam
menciptakan kehidupan masyarakat yang rukun dan damai. Mereka hidup rukun
dan damai berdampingan satu dengan yang lainnya. Di dalam hidup
bermasyarakat jika ada yang melakukan hajatan atau syukuran semuanya hadir
tanpa memandang perbedaan agama yang ada di antara mereka. Agama-agama
yang ada di sini juga sangat mendukung perkembangan pendidikan ini terbukti
dari adanya sekolah-sekolah yang dikelola oleh yayasan baik itu yayasan katolik
maupun islam, seperti SD, SMP, SMA SMK yang ada di wilayah tersebut.
(Atmorejo selaku pengurus Goa Maria Sendang Ratu Kenya ).
Secara umum umat mempunyai semangat belarasa dan kesetiakawanan
commit to user
pedesaan. Umat mau menerima perubahan dan pembaharuan dalam gereja sesuai
dengan arah reksa pastoral yang diperlukan. Umat punya kemauan dan kesediaan
untuk melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan sosial yang tentunya ini
mendukung berkembangnya semanagt unutkmemperhatikan masyarakat sekitar
yang kecil, lemah, miskin dan tersingkir. Sekalipun situsi sulit tetapi umat tetap
memiliki daya juang dalam memenuhi kebutuhan hidup sendiri maupun bersama.
( Atmorejo selaku pengurus Goa Maria Sendang Ratu Kenya ).
C. Potensi Dan Pengembangan Goa Maria Sendang Ratu Kenya
Untuk pengembangan obyek wisata di Sendang Ratu Kenya, sarana dan
prasarana penunjang merupakan kebutuhan yang harus terus ditingkatkan untuk
meningkatkan Pendapatan Daerah dan juga untuk peningkatan taraf hidup
masyarakat yang menggantungkan hidupnya dari obyek wisata Sendang Ratu
Kenya. Untuk meningkatkan animo masyarakat mengunjungi obyek wisata
Sendang Ratu Kenya, Kabupaten Wonogiri berupaya untuk menumbuh
kembangkan obyek wisata Sendang Ratu Kenya, Kabupaten Wonogiri berupaya
untuk menumbuh kembangkan obyek – obyek wisata penunjang yang memang
telah ada di sekitar lokasi obyek wisata Sendang Ratu Kenya. Keberadaan dari
fasilitas – fasilitas penunjang Sendang Ratu Kenya akan mampu mendorong
masyarakat sekitar dan masyarakat di luar Kabupaten Wonogiri untuk datang dan
berjiarah di Sendang Ratu Kenya. Fasilitas – fasilitas penunjang dari Sendang
commit to user
1. Gereja Paroki St. Ignatius Danan Giriwoyo
Gereja Paroki St. Ignatius adalah sebuah gereja berbentuk joglo. Paroki
Danan terletak di sebelah Selatan Kabupaten Wonogiri tepatnya di Dusun
Danan, Kelurahan Sendang Agung, Kecamatan Giriwoyo, Kabupaten
Wonogiri, Jawa Tengah. Paroki Danan berdiri pada tahun 1942 dan berdirinya
paroki tidak terlepas dari peran para guru yang bertugas di SD Kanisius
Serenan dan Watu Agung. Pengelolaan gereja ini dipimpin oleh kaum
kalangan keluarga, muda mudi dan atau masyarakat.
(http://www.santoignatius-giriwoyo.com).
Karena gereja merupakan tempat transit utama bagi para pejiarah, maka
gereja ini selalu mengupayakan diri untuk berbenah diri supaya dapat
memberi pelayanan yang lebih optimal kepada siapapun. Hal – hal yang
segera akan mendapatkan sentuhan renovasi adalah kamar mandi, WC,
penambahan buku perpustakaan dan bila memungkinkan juga pengadaan
computer. Tetapi alasan utama renovasi adalah pemeliharaan Goa Maria
Sendang Ratu Kenya. (http://www.santoignatius-giriwoyo.com).
Kemudian Stasi Danan menjadi Paroki Administratif pada tahun 1 April
1997. Peresmian Stasi Danan menjadi Paroki Administratif oleh Pastor Vikep
Surakarta, Rm. Alb. Priyambono Pr. Peresmian tersebut dibarengi dengan
pemberkatan gedung gereja Santo Ignatius Danan yang baru. Pada 31 Juli
1998 Paroki adminsitratif Danan resmi menjadi paroki. Peresmian
dilaksanakan oleh Uskup Agung Semarang, Mgr. Ignatius Suharyo pada 24
commit to user
Sebagai pastor kepala paroki pertama adalah Rm. HP. Bratasudarma, SJ
(1998-2000) yang menggembalakan umat lebih dari 2000 orang. Tahun 2000
Rm. FX. Arko Sudiono, SJ menggantikan Rm. HP. Bratasudarma menjadi
pastor paroki Danan (2000-2003) dan sejak 2003 Rm. FX. Arko Sudiono, SJ
digantikan oleh Rm Alb. Mardi Santosa, SJ (2003).
(http://www.santoignatius-giriwoyo.com).
Tahun 2001 Paroki Danan dibagi menjadi lima wilayah dan dua
lingkungan jauh terdiri dari 19 lingkungan, yaitu :
1. Wilayah Danan : meliputi lingkungan Danan, Dring, Jatiharjo.
2. Wilayah Jepurun : Meliputi lingkungan Jepurun Lor, Jepurun Kidul,
Platar, Selorejo, Jatisawit.
3. Wilayah Ngampohan : Meliputi lingkungan Ngampohan, Pendem,
Longsoran, Watuireng.
4. Wilayah Pracimantoro : Meliputi lingkungan Pracimantoro, Wonoharjo,
Sedayu.
5. Wilayah Paranggupito : Meliputi lingkungan Paranggupito dan
<