LEMBAR OBSERVASI PENELTIAN
PENYELENGHGARAAN KESEHATAN LINGKUNGANSEKOLAH DASAR (SD) NEGERI 060934 DAN SD SWASTA AL-AZHAR DI
KECAMATAN MEDAN JOHOR TAHUN 2016
Menurut 1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman Penyelenggara Kesehatan Lingkungan
a. Lokasi bangunan sekolah harus berada di dalam Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota.
b. Tidak terletak pada daerah rawan bencana, bekas tempat
pembuangan akhir (TPA) sampah dan bekas lokasi pertambangan. c. .
2. Kontruksi bangunan 9. Atap dan talang :
e. Atap harus kuat, tidak bocor dan tidak menjadi tempat perindukan tikus.
f. Kemiringan atap harus cukup, sehingga tidak mudah bocor dan tidak memungkinkan terjadinya genangan air.
g. Atap yang mempunyai ketinggian lebih dari 10 m harus dilengkapi dengan penangkal petir.
h. Talang tidak bocor dan tidak menjadi tempat perindukan nyamuk.
10. Langit-langit :
e. Langit-langit harus kuat, berwarna terang dan mudah dibersihkan.
f. Kerangka langit-langit yang terbuar dari kayu harus anti rayap. g. Langit-langit yang terbuat dari anyaman bamboo tidak boleh
dicat dengan larutan kapur tohor. 11. Dinding
f. Permukaan dinding harus bersih, tidak lembab, dan berwarna terang.
g. Permukaan dinding yang selalu terkena percikan air harus terbuat dari bahan yang kuat dan kedap air (transram). h. Dinding yang terbuat dari tembok tidak mudah retak.
No
Kriteria Penilaian Memenuhi
Syarat
Ya Tidak
j. Warna dinding ruang belajar berwarna lembut dan terang. f. Lantai
e. Lantai harus terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan rata, tidak retak, tidak licin, dan mudah dibersihkan.
f. Pertemuan dinding dengan lantai harus berbentuk konus/lengkung agar mudah dibersihkan.
g. Lantai yang selalu kontak dengan air harus mempunyai
kemiringan yang cukup kearah saluran pembuangan air limbah. h. Warna lantai harus berwarna terang.
g. Tangga
1. Setiap bangunan bertingkat, harus mempunyai tangga yang juga berfungsi sebagai tangga penyelamat.
2. Lebar anak tangga minimal 30 cm. 3. Tinggi anak tangga maksimal 20 cm.
4. Pegangan tangga ditangga harus ada untuk keamanan. 5. Lebar tangga/luas tangga > 150 cm.
h. Pintu
Terdiri dari dua daun pintu dengan arah buka keluar dan mempunyai ukuran sesuai ketentuan yang berlaku.
i. Pembuangan air hujan
Diresapkan ke dalam tanah atau disalurkan ke saluran umum/ sungai terdekat.
3. Ruang Bangunan 1. Ruang Kelas
3. Kepadatan ruang kelas minimal 1,75 m2/murid.
4. Jarak papan tulis dengan meja siswa paling belakang maksimal 9 m.
5. Lantai didepan papan tulis ditinggikan 40cm dari lantai sekitarnya.
6. Tersedia tempat cuci tangan dengan air bersih yang mengalir didepan ruang kelas, minimal 1 tempat cuci tangan untuk 2 (dua) kelas.
7. Tingkat kebisingan tidak melebihi 35-45dB(A). 2. Ruang UKS
3) Ruang UKS dilengkapi dengan tempat cuci tangan dengan air bersih yang mengalir.
4) Luas minimal 27 m2. 3. Ruang Laboratorium
a. Tersedia tempat cuci peralatan laboratorium yang dilengkapi dengan air yang mengalir.
No
Kriteria Penilaian Memenuhi
syarat
Ya Tidak
cukup.
c. Kepadatan ruang laboratorium minimal 4m2/murid. 4. Kantin/warung sekolah
a. Tersedia tempat cuci peralatan makan dan minum dengan air yang mengalir.
b. Tersedianya tempat cuci tangan bagi pengunjung kantin/warung sekolah.
c. Tersedia tempat untuk penyimpanan bahan makanan. d. Tersedia tempat untuk penyimpanan makanan jadi/siap saji
yang tertutup.
e. Tempat untuk menyimpan peralatan makanan dan minuman. f. Lokasi kantin/warung sekolah minimal berjarak 20 m dengan
TPS (Tempat pengumpulan sampah sementara).
g. Makanan jajanan yang dijual harus dalam keadaan terbungkus dan atau tertutup.
h. Makanan jajanan yang disajikan dalam kemasan harus dalam keadaan baik dan tidak kadaluarsa.
i. Peralatan yang sudah dipakai dicuci dengan air bersih yang mengalir atau dalam 2 wadah yang berbeda dan dengan menggunakan sabun.
j. Peralatan yang digunakan untuk mengolah dan menyajikan makanan jajanan harus sesuai dengan peruntukannya. 4. Kualitas Udara Ruangan
a. Udara ruang sekolah tidak berbau (terutama gas H2S dan NH3). b. Konsentrasi debu tersuspensi maksimum 150 mikrogram/m3
dengan rata-rata pengukuran selama 8 jam dan tidak mengandung debu berserat.
c. Penetapan sekolah sebagai kawasan bebas rokok. 5. Pencahayaan
a. Pencahayaan disetiap ruang disesuaikan dengan peruntukannya b. Pencahayaan disetiap ruang tidak silau.
6. Ventilasi
a. Ventilasi alamiah harus dapat menjamin aliran udara segar didalam ruang sekolah dengan baik.
b. Bila ventilasi alamiah tidak dapat dijamin adanya penggantian udara dengan baik, ruang sekolah harus dilengkapi dengan ventilasi mekanis.
c. Ventilasi pada ruang sekolah sesuai peruntukannya 7. Kebisingan
No Kriteria Penilaian
Memenuhi syarat
Ya Tidak
8. Fasilitas Sanitasi Sekolah Air bersih
1. Tersedia air bersih 15 liter/orang/hari.
2. Jarak sumur/sarana air bersih dengan sumber pencemaran (sarana pembuangan air limbah, septic tank, tempat pembuangan sampah
akhir, dll) minimal 10 m.
6. Toilet (kamar mandi, wc, urinior)
8) Letak toilet harus terpisah dari ruang kelas, ruang UKS, ruang guru, perpustakaan, ruang bimbingan dan konseling.
9) Tersedianya toilet yang terpisah antara laki-laki dan perempuan. 10) Proporsi jumlah wc/urinior adalah 1wc/urinior untuk 40 siswa
dan 1 wc untuk 25 orang siswi. 11) Toilet harus dalam keadaan bersih. 12) Lantai toilet tidak ada genangan air.
13) Tersedia lubang penghawaan yang langsung berhubungan dengan udara luar.
14) Bak penampung air harus tidak menjadi tempat perindukan nyamuk.
7. Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL)
g. Tersedianya saluran pembuangan air limbah yang terpisah dengan saluran penuntasan air hujan.
h. Saluran pembuangan air limbah harus terbuat dari bahan kedap air dan tertutup.
i. Keadaan SPAL tidak mencemari lingkungan.
j. Tersedia saluran pembuangan air limbah yang memenuhi syarat kesehatan kedap air, tertutup dan airnya dapat mengalir dengan lancar.
k. Air limbah dibuang melalui tangki septic dan kemudian diresapkan kedalam tanah.
l. Pembuangan air limbah dari laboratorium, dapur, dan wc harus memenuhi syarat kesehatan kedap air, tertutup, dan diberi bak control pada jarak tertentu supaya mudah dibersihkan bila terjadi penumbatan sehingga dapat mengalir dengan lancar. 9. Sarana Olah Raga dan Sarana ibadah
a. Tersedia akses dengan tempat olah raga. b. Tersedia akses dengan tempat ibadah. 10
.
Halaman
a. Lahan sekolah harus mempunyai batas yang jelas, dilengkapi dengan pagar yang kuat dan aman.
No
Kriteria Penilaian
Memenuhi Syarat
Ya Tidak
a. Tersedia akses tempat parker kendaraan. b. Ada tempat untuk upacara.
c. Tersedia lahan untuk apotik hidup.
d. Tersedianya saluran penuntasan air hujan yang diresapkan kedalam tanah atau dialirkan kesaluran umum.
11 .
KUESIONER PENELITIAN I. Karateristik Siswa/i
No responden :
Nama :
Umur :
Jenis kelamin : 1. Laki- laki 2. Perempuan
II. Petunjuk Umum Pengisian :
1. Saudara/i diharapkan bersedia menjawab semua pertanyaan yang ada. 2. Berilah tanda checklist (√) pada kolom kotak yang telah disediakan sesuai
dengan jawaban yang tepat dari Saudara.
3. Tiap satu pernyataan diisi dengan satu jawaban.
4. Bila ada yang kurang dimengerti dapat ditanyakan kepada peneliti.
III Pengetahuan Siswa/i
1. Mengapa penting untuk menjaga kebersihan lingkungan sekolah? a. Agar terhidar dari penyakit
b. Agar tidak di marahi guru c. Agar tidak jorok
d. Tidak tahu
2. Di mana kita harus membuang sampah ? a. Lingkunagn sekolah
b. Di luar lingkungan sekolah c. Di tempat sampah
3. Persyaratan lokasi sekolah, salah satunya ? a. Tidak terletak pada daerah rawan bencana b. Jauh dari gangguan jaringan listrik
c. Semua benar d. Tidak tahu
4. Salah satu syarat kelas yang memenuhi syarat kesehatan diantaranya ialah? a. Tingkat kebisingan tidak melebihi 35-45 dB(A)
b. Jarak papan tulisdengan meja siswa/i minimal 1,5 c. Lantai di depan papan tulis sejajar dengan meja siswa/i d. Tidak tahu
5. Syarat toilet yang memenuhi syarat salah satunya ialah? a. Toilet harus terpisah antara laki-laki dan perempuan b. Letak toilet harus terpisah dengan ruangan lainnya c. a dan b benar
d. Tidak tahu
6. Mengapa kita tidak boleh membuang sampah sembarangan? a. Agar tidak merusak pemandangan
b. Agar lingkungan sekolah bersih dan tidak menjadi sarang nyamuk c. Dapat mengakibatkan banjir
d. Tidak tahu
7. Pembuangan sampah yang telah dikumpulkan paling lama.... sehari. a. 1
b. 2 c. 3
8. Sampah organik merupakan?
a. Sampah yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, hewan yang dapat diolah menjadi pupuk.
b. Sampah dari hasil pelastik, botol, kaleng dan bahan lainnya yang dapat diolah menjadi kerajinan tangan.
c. Sampah kertas
9. Contoh dari sampah an organik a. Pelastik jajanan
b. Daun c. Kayu d. Tidak tahu
10. Pembersihan ruang menggunakan a. Kain pel
b. Sapu
IV. Sikap Siswa/i
No. Sikap Responden Sangat
Setuju
dibersihkan untuk terhidar dari penyakit.
3. Lokasi sekolah yang tidak bersih dapat menyebabkan terganggunya proses belajar dan kesehatan siswa/i. 4. Tersedia tempat cuci tangan dengan
air bersih yang mengalir untuk hidup bersih dan sehat yang dilakukan . 5. Membuang sampah pada tempatnya
1. Menjalankan piket sesuai dengan jadwalnya 2. Membersihkan WC setelah digunakan 3. Membuang sampah pada tempatnya
4. Membersihkan ruang kelas dengan menggunakan pembersih lantai.
5. Membedakan sampah organik dan non organik
Lampiran 3 :
Hasil Pengolahan Data SPSS 1. SD Negeri 060934 Kecamatan Medan Johor
A. Karakteristik Responden
Umur responden saat ini
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Penting untuk menjaga kebersihan lingkungan sekolah agar terhindar dari penyakit
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Benar 32 76.2 76.2 76.2
Salah 10 23.8 23.8 100.0
Harus membuang sampah ditempat sampah
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Benar 31 73.8 73.8 73.8
Salah 11 26.2 26.2 100.0
Total 42 100.0 100.0
Salah satu persyaratan lokasi sekolah yang baik ialah tidak terletak pada daerah rawan bencana dan jauh dari gangguan jaringan listrik
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Benar 19 45.2 45.2 45.2
Salah 23 54.8 54.8 100.0
Total 42 100.0 100.0
Salah satu syarat kelas yang memenuhi syarat kesehatan dintaranya ialah tingkat kebisingan tidak melebihi 35 - 45 dB
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Benar 18 42.9 42.9 42.9
Salah 24 57.1 57.1 100.0
Total 42 100.0 100.0
Syarat toilet yang memenuhi syarat salah satunya ialah toilet harus terpisah antara laki-laki dan perempuan serta letak toilet harus terpisah
dengan ruangan lainnya
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Benar 32 76.2 76.2 76.2
Salah 10 23.8 23.8 100.0
Tidak boleh membuang sampah sembarangan agar lingkungan sekolah bersih dan tidak menjadi sarang nyamuk
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Benar 28 66.7 66.7 66.7
Salah 14 33.3 33.3 100.0
Total 42 100.0 100.0
Pembuangan sampah yang telah dikumpulkan paling lama satu kali dalam sehari
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Benar 33 78.6 78.6 78.6
Salah 9 21.4 21.4 100.0
Total 42 100.0 100.0
Sampah organik merupakan sampah yang berasal dari tumbuh-tumbuhan/hewan yang dapat diolah menjadi pupuk
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Benar 34 81.0 81.0 81.0
Salah 8 19.0 19.0 100.0
Total 42 100.0 100.0
Contoh dari sampah anorganik ialah plastik jajanan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Benar 34 81.0 81.0 81.0
Salah 8 19.0 19.0 100.0
Pembersihan ruangan menggunakan sapu dan kain pel
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Kondisi sekolah yang buruk dapat menyebabkan terjadinya penyakit
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Lingkungan sekolah harus selalu dibersihkan untuk terhidar dari penyakit
Frequency Percent Valid Percent
Lingkungan sekolah harus selalu dibersihkan untuk terhidar dari penyakit
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Lokasi sekolah yang tidak bersih dapat menyebabkan terganggunya proses belajar dan kesehatan siswa/i
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Tersedia tempat cuci tangan dengan air bersih yang mengalir untuk hidup bersih dan sehat yang dilakukan
Frequency Percent Valid Percent
Membuang sampah pada tempatnya adalah hal penting untuk menjaga lingkungan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Ya 31 73.8 73.8 73.8
Tidak 11 26.2 26.2 100.0
Membuang sampah pada tempatnya
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Ya 34 81.0 81.0 81.0
Tidak 8 19.0 19.0 100.0
Total 42 100.0 100.0
Membersihkan ruang kelas dengan menggunakan pembersih lantai
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Ya 33 78.6 78.6 78.6
Tidak 9 21.4 21.4 100.0
Total 42 100.0 100.0
Membedakan sampah organik dan non organik
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Ya 31 73.8 73.8 73.8
Tidak 11 26.2 26.2 100.0
Total 42 100.0 100.0
Tempat sampah selalu di kosongkandan dibersihkan setiap harinya
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Ya 29 69.0 69.0 69.0
Tidak 13 31.0 31.0 100.0
Skor Tindakan Responden
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Baik 32 76.2 76.2 76.2
Kurang Baik 10 23.8 23.8 100.0
Total 42 100.0 100.0
2. SD Swasta Al-Azhar Kecamatan Medan Johor
A. Pengetahuan Responden
Umur responden saat ini
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 10 tahun 18 72.0 72.0 72.0
11 tahun 7 28.0 28.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Jenis kelamin responden
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Laki-laki 12 48.0 48.0 48.0
Peremnpuan 13 52.0 52.0 100.0
B. Pengetahuan Responden
Penting untuk menjaga kebersihan lingkungan sekolah agar terhindar dari penyakit
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Benar 13 52.0 52.0 52.0
Salah 12 48.0 48.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Salah satu persyaratan lokasi sekolah yang baik ialah tidak terletak pada daerah rawan bencana dan jauh dari gangguan jaringan listrik
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Benar 9 36.0 36.0 36.0
Salah 16 64.0 64.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Salah satu syarat kelas yang memenuhi syarat kesehatan dintaranya ialah tingkat kebisingan tidak melebihi 35 - 45 dB
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Benar 13 52.0 52.0 52.0
Syarat toilet yang memenuhi syarat salah satunya ialah toilet harus terpisah antara laki-laki dan perempuan serta letak toilet harus terpisah
dengan ruangan lainnya
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Benar 13 52.0 52.0 52.0
Salah 12 48.0 48.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Tidak boleh membuang sampah sembarangan agar lingkungan sekolah bersih dan tidak menjadi sarang nyamuk
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Benar 15 60.0 60.0 60.0
Salah 10 40.0 40.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Pembuangan sampah yang telah dikumpulkan paling lama satu kali dalam sehari
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Benar 19 76.0 76.0 76.0
Salah 6 24.0 24.0 100.0
Sampah organik merupakan sampah yang berasal dari tumbuh-tumbuhan/hewan yang dapat diolah menjadi pupuk
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Benar 19 76.0 76.0 76.0
Salah 6 24.0 24.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Contoh dari sampah anorganik ialah plastik jajanan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Benar 20 80.0 80.0 80.0
Salah 5 20.0 20.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Pembersihan ruangan menggunakan sapu dan kain pel
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Baik 10 40.0 40.0 40.0
Kurang Baik 15 60.0 60.0 100.0
C. Sikap Responden
Kondisi sekolah yang buruk dapat menyebabkan terjadinya penyakit
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Lingkungan sekolah harus selalu dibersihkan untuk terhidar dari penyakit
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Lokasi sekolah yang tidak bersih dapat menyebabkan terganggunya proses belajar dan kesehatan siswa/i
Frequency Percent Valid Percent
Tersedia tempat cuci tangan dengan air bersih yang mengalir untuk hidup bersih dan sehat yang dilakukan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Setuju 7 28.0 28.0 28.0
Setuju 10 40.0 40.0 68.0
Tidak Setuju 5 20.0 20.0 88.0
Sangat Tidak Setuju 3 12.0 12.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Membuang sampah pada tempatnya adalah hal penting untuk menjaga lingkungan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Setuju 7 28.0 28.0 28.0
Setuju 8 32.0 32.0 60.0
Tidak Setuju 6 24.0 24.0 84.0
Sangat Tidak Setuju 4 16.0 16.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Skor Sikap Responden
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Baik 7 28.0 28.0 28.0
Kurang Baik 18 72.0 72.0 100.0
D. Tindakan Responden
Menjalankan piket sesuai dengan jadwalnya
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak 25 100.0 100.0 100.0
Membersihkan WC setelah digunakan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Ya 16 64.0 64.0 64.0
Tidak 9 36.0 36.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Membersihkan ruang kelas dengan menggunakan pembersih lantai
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Ya 8 32.0 32.0 32.0
Tidak 17 68.0 68.0 100.0
Membedakan sampah organik dan non organik
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Ya 15 60.0 60.0 60.0
Tidak 10 40.0 40.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Tempat sampah selalu di kosongkandan dibersihkan setiap harinya
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Ya 4 16.0 16.0 16.0
Tidak 21 84.0 84.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Skor Tindakan Responden
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Baik 5 20.0 20.0 20.0
Kurang Baik 20 80.0 80.0 100.0
Lampiran 5 : Dokumentasi Penelitian
Gambar 1 : SD Negeri 060934 Medan Johor
Gambar 3 : Proses Wawacara dengan Dewan Guru di SD Negeri 060934
Medan Johor
Gambar 4 : Proses Wawacara dengan Dewan Guru di SD Swasta Model
Gambar 5 : Proses Pengisian Kuesioner oleh Responden di SD Negeri 060934
Medan Johor
Gambar 6 : Proses Pengisian Kuesioner oleh Responden di SD Swasta Model
Gambar 7 : Toilet SD Negeri 060934 Medan Johor
Gambar 9 : Westafel SD Negeri 060934 Medan Johor
Gambar 11 : Tempat Sampah SD Negeri 060934 Medan Johor
Gambar 13 : Apotek hidup SD Negeri 060934 Medan Johor
Gambar 15 : Halaman SD Negeri 060934 Medan Johor
Gambar 17 : Laboratorium Komputer SD Swasta Model Al-Azhar
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmito, W., 2008. Audit Lingkungan Rumah Sakit. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Ahmadi. 2001.Ilmu Pendidikan.Jakarta : Rineka Cipta.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian (Edisi Rrevisi). Jakarta: Rineka Cipta. Chandra, B. 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta : EGC.
Departemen Kesehatan RI. 2006. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No.1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah. Jakarta : Depkes RI.
Depperindag RI. 2004. Keputusan Menperindag RI No. 651/MPP/Kep/10/2004
Persyaratan Teknis Depot Air Minum dan Perdagangannya. Jakarta:
Depperindag RI.
Depdiknas. 2007. Manajemen Layanan Khusus: Materi Diklat Pembinaan
Kompetensi Calon Kepala Sekolah/Kepala Sekolah). Jakarta: Depdiknas.
Departemen Kesehatan & Sosial RI. 2001. Pedoman Operasional dan
Pemeliharaan Peralatan Kesehatan. Jakarta : Departemen Kesehatan &
Sosial RI.
Departemen Kesehatan RI . 2005. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Jakarta : Bakti Husada.
_____________________. 2006. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No.1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah. Jakarta : Depkes RI.
_____________________.2015. Rencana Strategis Kementerian KesehatanTahun 2015-2019. Jakarta : Depkes RI.
Dhillon, B.S. 2006. Maintainability, Maintenance, and Reliability for
Engineers, Taylor & Francis. Prancis : Boca Raton.
Effendy, F. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta : Salemba Medika.
Entjang, Indan. 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti.
Hasbullah., 2005. Dasar- dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta : Grafindo.
Hani, Ami Amalia. 2012. “Pengelolaan Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar”. Diakses pada 12 November 2016 dari http: //amiamaliahanii. wordpress.com /2012/05/30/pengelolaan-saranadan-prasarana-sekolah dasar/ Hilderia. 2006. Pelaksanaan Program UKS Ditingkat Sekolah Dasar Negeri
Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun (Skripsi) Medan: Skripsi,
Universitas Sumatera Utara.
Iqbal M,W dan Nurul Chyatin., 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat Teori dan
Aplikasi. Jakarta : Edward Tanujaya.
Kementerian Kesehatan RI. 2010. Riset Kesehatan Dasar Tahun 2010. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI
Kusnoputranto, H., 2000. Kesehatan Lingkungan. Jakarta : UI Press.
Maryunani, A. 2013. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS). Jakarta: TIM. Mukono, H.J. 2000. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan. Surabaya :
Airlangga University Press.
Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Cetakan Pertama. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Nasir. 2011. Metodologi Penetian Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika.
Purwoto, Agus. 2007. Panduan Laboratorium Statistik Inferensial. Jakarta : Grasindo.
Ricki M. Mulia. 2005. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta : Graha Ilmu
Riduwan. 2005. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan, dan
Peneliti Pemula, Bandung :Alfabeta
Soemiratslamet, Juli. 2009. Kesehatan Lingkungan. Bandung : Gadjah Mada University Press.
Sudjana. 2005. Metode Statistika Edisi ke-6. Bandung : Tarsito.
Sumijatun. 2005. Konsep Dasar Perawatan Komunitas. Jakarta : EGC.
Sutatmo, Djoned. 1979. Pengantar Kesehatan Olahraga. Jakarta : CV. Petra Jaya.
Suyudi. 2003. Lomba Sehat dan Tim Pembina Usaha Kesehatan Sekolah
(UKS). Jakarta : Kemendikbud RI.
Tarigan, P. S. P., 2008. Hubungan Kerentanan Fisik, Sanitasi Dasar Rumah
danTingkat Risiko Lokasi Permukiman Penduduk dengan Riwayat Penyakit Berbasis Lingkungan di Kelurahan Bidara Cina, Jakarta Timur Tahun 2008 (Skripsi). Depo k: Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia.
T.H, Friska., 2015. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kelaikan Kantin
Sehat di Sekolah Dasar Kecamatan Medan Kota (Tesis). Medan: Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
Tim Pembina UKS. 2008. Pedoman Pembinaan dan Pengembangan UKS. Jakarta : Balai Pustaka.
Uma Sekaran. 2006. Metode Penelitian Bisnis. Jakarta : Salemba Empat.
Widyati., 2005. Higiene dan Sanitasi Umum dan Perhotelan. Jakarta : Grasindo.
Wijayanti P,S. 2014. Pelaksanaan Program Usaha Kesehatan Sekolah (Uks)
Pada Sekolah Dasar Negeri Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Dolok sanggul Kabupaten Humbang Hasundutan (Skripsi). Universitas
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan observasional, dimana penelitian mengamati langsung kelapangan untuk menggambarkan variabel penelitian yakni penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah di SD Negeri 060934 dan SD Swasta Model Al-Azhar Kecamatan Medan Johor tahun 2016.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di 2 (dua) SD yang terdapat di Kecamatan Medan Johor. Alasan pemilihan lokasi :
1. SD Negeri 060934 dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan di Kecamatan Medan Johor Memiliki jumlah siswa/i terbanyak.
2. SD Swasta Model Al-Azhar pernah mendapatkan penghargaan Adiwiyata, yaitu penghargaan bagi sekolah yang menerapkan sistem pembelajaran pendidikan berbasis lingkungan.
3. Sekolah Dasar di Kecamatan Medan Johor terdapat 2 kriteria yaitu SD Negeri dan SD Swasta, sehingga kita bisa melihat penyelenggaraan kesehatan lingkungan yang ada di kedua sekolah tersebut.
3.2.2 Waktu Penelitian
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini ialah seluruh sekolah dasar baik negeri maupun swasta yang berada di Kecamatan Medan Johor kota Medan, yang berdasarkan data yang didapatkan berjumlah 51 sekolah dasar baik negeri maupun swasta. Untuk menilai pengetahuan, sikap, dan tindakan siswa/i terhadap penyelenggaraan fasilitas kesehatan lingkungan maka peneliti memilih populasi dalam penelitian ini ialah seluruh siswa/i SD Negeri 060934 dan SD Swasta Model Al-Azhar Kecamatan Medan Johor kelas V yang dinilai sudah dapat berkomunikasi dengan baik untuk mwenjadi responden penelitian, sedangkan kelas I – IV dinilai belum representatif untuk menjadi responden penelitian, sedanhgkan siswa/i kelas VI tidak bisa dijadikan responden dalam penelitian karena tidak diijinkan oleh pihak sekolah dengan alasan sedang fokus untuk persiapan ujian nasional.
Sehingga diketahui jumlah sisw/i yang dijadikan sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut :
Tabel 3.1 Populasi Penelitian
No. Nama Sekolah Jumlah Siswa/i
Kelas V
1 SD Negeri 060934 50
2 SD Swasta Model Al-Azhar 28
Dari tabel 3.1 tersebut diketahui bahwa jumlah populasi dalam penelitian ini ialah sebanyak 75 orang siswa/i.
3.3.2 Sampel
Sampel sekolah dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Pengambilan sampel secara purposif merupakan teknik untuk menentukan sampel penelitian dengan beberapa pertimbangan tertentu yang bertujuan agar data yang diperoleh nantinya bisa lebih representatif. Sehingga ditentukan sampel sekolah yang dipilih dalam penelitian ini ialah SD Negeri 060934 dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan yang berada di Kecamatan Medan Johor kota Medan dengan jumlah siswa terbanyak dan dinilai representatif untuk dilakukan penelitian untuk mewakili populasi penelitian dari sekoah dasar negeri dan swasta yang berada di Kecamatan Medan Johor kota Medan.
Pengambilan sampel siswa/i dalam penelitian ini dengan menggunakan rumus Slovin dengan derajat kepercayaan 95% dan derajat kesalahan 5%. Besaran sampel tersebut adalah sebagai berikut (Riduwan,2005) :
Keterangan :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
Berdasarkan rumus di atas, maka jumlah sampel yang dibutuhkan :
Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik Stratified Proportional Sampling¸ yang mana sampel dalam penelitian ini dibagi rata dalam setiap pembagian kelas yakni kelas V di SD Negeri 060934 dan SD Swasta Model Al-Azhar Kecamatan Medan Johor.
Penentuan jumlah sampel siswa/i disetiap sekolah ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
= Jumlah siswa kelas V di masing-masing sekolah = Jumlah sampel keseluruhan populasi
N = Jumlah populasi
Tabel 3.2 Perhitungan Jumlah Sampel Penelitian
Perhitungan Jumlah Sampel Penelitian
Nama
Sekolah Populasi Penarikan Sampel Jumlah Sampel
SD Negeri
060934 50
42
SD Swasta Model
Al-Azhar
28
25
Total 78 Jumlah Total Sampel 67
Berdasarkan tabel 3.2 ditas diketahui bahwa jumlah siswa/i yang dijadikan sampel dalam penelitian ini ialah dari SD Negeri 060934 sebanyak 42 orang siswa/i dan dari SD Swasta Model Al-Azhar sebanyak 21 orang siswa/i. Kemudian teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik simple random sampling dengan cara undian yaitu menggunakan urutan dari nomer absen kelas siswa/i, yang mana setiap siswa/i memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel dalam penelitian.
3.4 Objek Penelitian
1. Lokasi sekolah 2. Ruang kelas 3. Kualitas udara 4. Pencahayaan 5. Ventilasi 6. Kebisingan
7. Fasilitas sanitasi sekolah 8. Sarana olahraga dan ibadah 9. Halaman
10. Bebas jentik
3.5 Metode Pengumpulan Data
3.5.1 Data Primer
3.5.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Medan Johor, data yang didapatkan dari SD Negeri 060934 dan SD Swasta Model Al-Azhar di Kecamatan Medan Johor, Kepmenkes RI No. 1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman Penyelenggara Kesehatan Lingkungan Sekolah serta dan literatur-literatur yang berhubungan dan mendukung penelitian yang sedang dilakukan.
3.6 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Sesuai dengan kerangka penelitian, maka definisi operasional dari variabel adalah :
1. Sekolah dasar, merupakan satuan tingkat pelaksanaan pendidikan mendasar yang melaksanakan program wajib belajar dengan mas belajar selama 6 tahun.
2. Kesehatan lingkungan sekolah, merupakan upaya yang dilakukan untuk mewujudkan lingkungan sekolah yang bersih dan sehat yang menunjng kegiatan proses belajar mengajar yang baik di sekolah dan mengupayakan derajat kesehatan setinggi-tingginya bagi masyarakat di sekolah.
3. Fasilitas pendukung kesehatan lingkungan sekolah, yaitu sarana dan prasarana yang mendukungSiswa/i untuk melakukan kegiatan kesehatan lingkungan yang dilsekolah seperti lokasi, kontruksi bangunan, ruang banguan, kualitas udara, pencahayaan, ventilasi, kebisingan, sanitasi dasar, tempat olahraga, halaman, dan bebas jentik nyamuk.
5. Konstruksi bangunan, yaitu suatu kegiatan membangun saranadan prasarana yang memenuhi dengan syarat kesehatan lingkungan sekolah. 6. Ruang bangunan, yaitu ruangan yang ada di dalam sekolah yang
diperlukan untuk melaksanakan kegiatan sekolah, seperti ruang kelas, UKS, laboratorium, dan kantin.
7. Kualitas udara, yaitu kadar udara bersih yang ada di dalam dan luar
ruangan untuk menjamin kesehatan siswa/i, guru, petugas kebersihan serta staf lainnya.
8. Pencahayaan, yaitu intensitas penyinaran alami atau buatan di dalam bangunan sekolah yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan sekolah. 9. Ventilasi, yaitu sarana penghawaan pada bangunan sekolah yang
memungkinkan terjadinya aliran udara segar yang memadai di dalam ruang belajar.
10. Kebisingan, yaitu intensitas bunyi yang menggangu kegiatan di sekolah, tidak boleh > 45 dB (A).
11. Sanitasi dasar, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan pemeliharaan dan pembinaan kebersihan, meliputi air bersih, toilet, SPAL, sarana
pembuangan sampah yang ada di sekolah.
12. Tempat olahraga, yaitu sarana yang ada di sekolah, yang digunakan siswa/i untuk melakukan aktivitas olahraga untuk meningkatkan hidup sehat.
14. Bebas jentik nyamuk, yaitu lingkungan sekolah yang bebas jentik nyamuk. 15. Memenuhi persyaratan, apabila pelaksanaan kesehatan lingkungan sekolah
sesuai dengan yang ditetapkan dalam Kepmenkes RI No.
1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman Penyelenggara Kesehatan Lingkungan Sekolah.
16. Tidak memenuhi persyaratan apabila pelaksanaan kesehatan lingkungan sekolah tidak sesuai dengan yang ditetapkan dalam Kepmenkes RI No. 1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman Penyelenggara Kesehatan Lingkungan Sekolah.
17. Pengetahuan, ialah sesuatu yang diketahui responden mengenai penyelenggaraan fasilitas kesehatan lingkungan sekolah.
18. Sikap, ialah respon responden terhadap penyelenggaraan fasilitas kesehatan lingkungan sekolah.
19. Tindakan, ialah gerakan atau perbuatan yang dilakukan responden yng berkaitan dengan penyelenggaraan fasilitas kesehatan lingkungan sekolah.
3.7 Aspek Pengukuran
3.7.1 Penyelengaraan Fasilitas Kesehatan Lingkungan Sekolah
Menggunakan metode pengamatan/observasi dengan cara menceklis pada lembar observasi. Jumlah komponen observasi sebanyak 11 indikator yang terdiri 83 komponen penilaiannya dengan 2 katagori memenuhi syarat dan tidak memenuhi syarat yang mengacu kepada 1429/Menkes/SK XII/2006 tentang pedoman penyelenggara kesehatan lingkungan sekolah. Penilaian dalam penelitian ini dibagi dalam 2 katagori yaitu: (Sudjana, 2005).
1) Memenuhi syarat, apabila total skor yang diperoleh memenuhi seluruh indikator fasilitas kesehatan lingkungan sekolah yang diteliti
2) Tidak memenuhi syarat, apabila total skor yang diperoleh tidak memenuhi seluruh indikator fasilitas kesehatan lingkungan sekolah yang diteliti
3.7.2 Pengetahuan
Pengukuran variabel pengetahuan responden dihitung berdasarkan 10 (sepuluh) pertanyaan pilihan berganda pada kuesioner penelitian dengan alternatif jawaban “Benar” (bobot nilai 1) , dan “Salah/Tidak Tahu” (bobot nilai 0).
Semakin tinggi skor maka semakin baik pengetahuan responden mengenai penyelenggaraan fasilitas kesehatan lingkungan sekolah. Nilai maksimal dari keseluruhan skor yaitu 10x1=10.
Berdasarkan jumlah skor yang diperoleh, maka nilai variabel pengetahuan responden mengenai penyelenggaraan fasilitas kesehatan lingkungan sekolah dapat dibagi menjadi 2 (dua) kategori sebagai berikut : : (Arikunto, 2006)
3.7.3 Sikap
Sikap responden dinilai berdasarkan jumlah nilai yang diperoleh dari jawaban pada kuesioner mengenai sikap responden dengan jumlah 5 (lima) pertanyaan yang didasarkan pada 4 (empat) pilihan jawaban dari skala Likert , yaitu :
SS (Sangat Setuju) dengan bobot nilai 3; S (Setuju) dengan bobot nilai 2;
TS (Tidak Setuju) dengan bobot nilai 1; dan STS (Sangat Tidak Setuju) dengan bobot nilai 0.
Semakin tinggi skor maka semakin baik sikap responden terhadap penyelenggaraan fasilitas kesehatan lingkungan sekolah. Sehingga didapatkan jumlah nilai maksimal yang dapat diperoleh dari penilaian sikap responden ialah sebanyak 5x3=15.
Berdasarkan jawaban tersebut, sikap responden kemudian dikategorikan dalam 2 (dua) kategori, yaitu sebagai berikut: (Arikunto, 2006)
1) Baik : Jika skor yang diperoleh responden ≥ 60% atau 9 – 15. 2) Kurang Baik : Jika skor yang diperoleh responden < 60% atau 0 – 8.
3.7.4 Tindakan
Pengukuran variabel tindakan responden dihitung berdasarkan 6 (enam) pertanyaan pada kuesioner yang diberikan dengan alternatif jawaban “YA” (bobot nilai 1) dan “TIDAK” (bobot nilai 0). Semakin tinggi skor maka semakin baik
Berdasarkan jumlah skor yang diperoleh, maka nilai variabel tindakan responden terhadap penyelenggaraan fasilitas kesehatan lingkungan sekolah dapat dikategorikan sebagai berikut : : (Arikunto, 2006)
1) Baik : Jika skor yang diperoleh responden ≥ 60% atau 4 – 6. 2) Kurang Baik : Jika skor yang diperoleh responden < 60% atau 0 – 3.
3.8 Metode Pengolahan dan Analisis Data
3.8.1 Metode Pengolahan Data
Data yang telah dikumpulkan melalui lembar observasi selanjutnya diolah dengan tahapan sebagai berikut :
1. Editing (Pemeriksaan Data)
Editing dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan
jawaban atas pertanyaan yang diajukan. Apabila terdapat jawaban yang belum lengkap atau terdapat keluhan maka data harus dilengkapi dengan cara wawancara atau menanyakan kembali jawaban pengisian kuisioner kepada responden.
2. Coding (Pemberian Kode)
Data yang telah terkumpul dan dikoreksi ketepatan dan kelengkapannya kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual.
3. Entry (Memasukkan Data)
komputer. Dalam penelitian ini program statisitik komputer yang dipakai ialah program SPSS (Statistical Product Service Solution).
4. Cleaning (Pembersihan Data)
Cleaning atau pembersihan data yang artinya semua data dari setiap
sumber data atau respon yang telah selesai dimasukkan, perlu diperiksa kembali untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi kembali.
5. Scoring (Pemberian Skors)
Scoring atau pemberian skors ialah pemberian nilai yang dilakukan
oleh peneliti terhadap isian kuisinoner yang diisi oleh responden, pemberian skors terhadap isian kuisioner dilakukan untuk menyesuiakan dengan statistik uji yang akan dipakai dalam penelitian.
6. Tabulating (Tabulasi Data),
Tabulating atau tabulasi data dilakukan dengan mengelompokkan
data sesuai dengan masing-masing variabel dankemudia disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
3.8.2 Metode Analisis Data
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
4.1.1 SD Negeri 060934 Medan Johor
SD Negeri 060934 terletak di Jalan Luku II, Kwala Bekalam Kecamatan Medan Johor kota Medan dengan NPSN060934. Adapun batas-batas wilayah SD Negeri 060934 adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Berbatasan dengan komplek pemukiman masyarakat
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Jalan Luku I Kecamatan Medan Johor
Sebelah Timur : Berbatasan dengan lapangan sepak bola Sebelah Barat : Berbatasan dengan komplek
pemukiman masyarakat
Adapun jumlah siswa/i di SD Negeri 060934 Medan Johor berdasarkan jenis kelamin diketahui bahw jumlah siswa yang berjenis kelamin laki-laki yakni sebanyak 158 orang (53,4%), dan yang berjenis kelamin perempuan yakni sebanyak 138 orang (46,6%).
4.1.2 SD Swasta Model Al-Azhar Medan
Sebelah Utara : Berbatasan dengan komplek pemukiman masyarakat
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Gedung SMA Swasta Al-Azhar
Sebelah Timur : Berbatasan dengan Jalan Pintu Air IV Medan
Johor
Sebelah Barat : Berbatasan dengan komplek pemukiman Masyarakat
Adapun jumlah siswa/i di SD Swasta Model Al-Azhar Medan berdasarkan jenis kelamin yaitu jumlah siswa berjenis kelamin laki-laki yakni sebanyak 101 orang (50,5%), dan yang berjenis kelamin perempuan yakni sebanyak 99 orang (49,5%).
4.2 Penilaian Variabel Penyelenggraan Fasilitas Kesehatan Lingkungan Sekolah
Variabel atau indikator yang akan dinilai dalam penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah di SD Negeri 060934 Medan Johor dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan berdasarkan Kepmenkes RI No.1429/Menkes/SK/XII/ 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah ialah meliputi lokasi, konstruksi bangunan, ruang bangunan, kualitas udara, pencahayaan, ventilasi, kebisingan, sanitasi dasar, tempat olahraga, halaman, dan bebas jentik nyamuk.
4.2.1 Lokasi
Tabel 4.1 Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah Berdasarkan listrik tegangan tinggi, dengan radius minimal 0,5 km
1 0 1 0
Total nilai 2 1 3 0
Berdasarkan tabel 4.1 diatas diketahui bahwa penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah berdasarkan lokasi diketahui bahwa yang tidak memenuhi persyaratan di SD Negeri 060934 Medan Johor ialah lokasi bangunan sekolah harus berada di dalam Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota. Sedangkan penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah berdasarkan lokasi diketahui bahwa SD Swasta Model Al-Azhar Medan telah memenuhi persyaratan sesuai dengan ketetapan yang ditetapkan yang diatur dalam Kepmenkes RI No.1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah.
penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah sesuai dengan Kepmenkes RI No.1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah, sedangkan SD Negeri belum bisa dinilai memenuhi persyaratan lokasi bangunan sekolah sesuai dengan kriteria penilaian yang ditentukan karena lokasi bangunan sekolah tidak berada di dalam Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota. Hal ini sesuai dengan rencana strategis pengembangan pembangunan yang tercantum dalam program pengembangan wilayah kota Medan dari bidang tata ruang dan pengembangan wilayah Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) kota Medan dibawah pimpinan Pemkot Medan.
4.2.2 Konstruksi Bangunan
Penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah di SD Negeri 060934 Medan Johor dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan berdasarkan konstruksi bangunan dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut :
Tabel 4.2 Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah Berdasarkan Konstruksi Bangunan tidak menjadi tempat perindukan tikus
2 Kemiringan atap harus cukup, sehingga tidak mudah bocor dan tidak memungkinkan terjadinya genangan air Bangunan pertambangan menjadi tempat perindukan nyamuk
1 0 1 0
B. Langit-Langit
1 Langit-langit harus kuat, berwarna
terang dan mudah dibersihkan 1 0 1 0
2 Kerangka langit-langit yang terbuat
dari kayu harus anti rayap 1 0 1 0
C. Dinding
1 Permukaan dinding harus bersih,
tidak lembab, dan berwarna terang 1 0 1 0 2 Permukaan dinding yang selalu
terkena percikan air harus terbuat dari bahan yang kuat dan kedap air (transram) harus berbentuk konus/lengkung agar mudah dibersihkan
1 0 1 0
3 Lantai yang selalu kontak dengan air harus mempunyai kemiringan yang cukup kearah saluran pembuangan air limbah
4 Warna lantai harus berwarna terang 0 1 1 0
E. Tangga
1 Setiap bangunan bertingkat, harus mempunyai tangga yang juga berfungsi sebagai tangga penyelamat
1 Terdiri dari dua daun pintu dengan arah buka keluar dan mempunyai ukuran sesuai ketentuan yang berlaku
0 1 0 1
G. Pembuangan Air Hujan
1 Diresapkan ke dalam tanah atau disalurkan ke saluran umum/ sungai terdekat
1 0 1 0
Total nilai 12 4 17 3
Berdasarkan tabel 4.2 diatas diketahui bahwa penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah berdasarkan kontruksi bangunan sekolah di SD Negeri 060934 dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan yang sudah memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan yang berlaku ialah hanya dalam hal kontruksi langit-langit dan pembungan air hujan, sedangkan kontruksi bangunan sekolah di SD Negeri 060934 dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan yang tidak memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan yang berlaku ialah kontruksi bangunan dalam hal atap dan talang, dinding, lantai, tangga, dan pintu.
konstruksi bangunan sekolah dalam hal penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah sesuai dengan Kepmenkes RI No.1429/Menkes/SK/XII/ 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah.
4.2.3 Ruang Bangunan
Penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah di SD Negeri 060934 Medan Johor dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan berdasarkan ruangbangunan dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut :
Tabel 4.3 Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah Berdasarkan Ruang Bangunan
4 Tersedia tempat cuci tangan dengan air bersih yang mengalir didepan ruang kelas, minimal 1 tempat cuci tangan untuk 2 (dua) kelas
0 1 0 1
5 Tingkat kebisingan tidak melebihi
laboratorium yang dilengkapi dengan air yang mengalir
2 Kepadatan ruang laboratorium
minimal 4m2/murid - - 1 0
D. Kantin/Warung Sekolah
1 Tersedia tempat cuci peralatan makan dan minum dengan air yang mengalir.
- - 0 1
2 Tersedianya tempat cuci tangan bagi pengunjung kantin/warung sekolah
- - 0 1
3 Tersedia tempat untuk
penyimpanan bahan makanan - - 1 0
4 Tersedia tempat untuk penyimpanan makanan jadi/siap saji yang tertutup
- - 1 0
5 Tempat untuk menyimpan
peralatan makanan dan minuman - - 1 0
6 Lokasi kantin/warung sekolah minimal berjarak 20 m dengan TPS (Tempat pengumpulan sampah sementara).
- - 1 0
7 Makanan jajanan yang dijual harus dalam keadaan terbungkus dan atau tertutup.
- - 1 0
8 Makanan jajanan yang disajikan dalam kemasan harus dalam keadaan baik dan tidak kadaluarsa.
- - 1 0
9 Peralatan yang sudah dipakai dicuci dengan air bersih yang mengalir atau dalam 2 wadah yang berbeda dan dengan menggunakan sabun
- - 0 1
10 Peralatan yang digunakan untuk mengolah dan menyajikan makanan jajanan harus sesuai dengan peruntukannya
- - 0 1
Total nilai 1 6 12 6
Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa baik SD Negeri 060934 maupun SD Swasta Model Al-Azhar Medan tidak memenuhi persyaratan ruang bangunan sekolah dalam hal penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah sesuai dengan Kepmenkes RI No.1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah.
4.2.4 Kualitas Udara
Penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah di SD Negeri 060934 Medan Johor dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan berdasarkan kualitas udara dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut :
Tabel 4.4 Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah Berdasarkan Kualitas Udara
1 Penetapan sekolah sebagai kawasan
bebas rokok 0 1 1 0
Total nilai 0 1 1 0
Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa hanya SD Swasta Model Al-Azhar Medan yang telah memenuhi persyaratan kualitas udara dalam hal penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah sesuai dengan Kepmenkes RI No.1429/Menkes/SK/XII/ 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah.
4.2.5 Pencahayaan
Penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah di SD Negeri 060934 Medan Johor dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan berdasarkan pencahayaan dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut :
Tabel 4.5 Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah Berdasarkan Pencahayaan
1 Pencahayaan disetiap ruang
disesuaikan dengan peruntukannya 0 1 1 0 2 Pencahayaan disetiap ruang tidak
silau 1 0 1 0
Total nilai 1 1 2 0
ditentukan dalam hal penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah karena pencahayaan disetiap ruang tidak disesuaikan dengan peruntukannya.
Hal tersebut diketahui dari hasil pengukuran tingkat pencahayaan dengan menggunakan lux meter sesuai dengan luas ruangan dengan ketinggian 1 meter dari lantai dengan hasil pengukuran pencahayaan di SD Negeri 060934 Medan Johor di ruang kelas intensitas cahaya sebesar 150 NTU, ruang guru sebesar 200 NTU, ruang perpstakaan sebesar 150 NTU, dan toilet sebesar 100 NTU. Sedangkan hasil pengukuran intensitas cahaya di SD Swasta Model Al-Azhar Medan diketahui bahwa intensitas chaya di ruang kelas 250 NTU, ruang guru sebesar 250 NTU, ruang UKS sebesr 200 NTU, sekitar tangga sebesar 100 NTU, ruang laboratorium 275 NTU, kantin/warung sekolah sebesar NTU, kemudian toilet sebesr 100 NTU, dan ruang ibadah sebesar 100 NTU.
Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa hanya SD Swasta Model Al-Azhar Medan yang telah memenuhi persyaratan pencahayaan dalam hal penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah sesuai dengan Kepmenkes RI No.1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah.
4.2.6 Ventilasi
Tabel 4.6 Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah Berdasarkan menjamin aliran udara segar didalam ruang sekolah dengan baik
1 0 1 0
2 Bila ventilasi alamiah tidak dapat dijamin adanya penggantian udara dengan baik, ruang sekolah harus dilengkapi dengan ventilasi mekanis
0 1 1 0
3 Ventilasi pada ruang sekolah sesuai
peruntukannya 1 0 1 0
Total nilai 2 1 3 0
Berdasarkan tabel 4.6 diatas diketahui bahwa penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah berdasarkan ventilasi menunjukkan bahwa hanya SD Swasta Model Al-Azhar Medan yang telah memenuhi semua persyaratan ventilasi yang ditentukan. Sedangkan SD Negeri 060934 belum memenuhi persyaratan ventilasi yang ditentukan dalam hal penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah karena ruang sekolah tidak dilengkapi dengan ventilasi mekanis, meskipun ventilasi alamiah sudahs dapat menjamin aliran udara segar didalam ruang sekolah dengan baik dan ventilasi pada ruang sekolah sudah sesuai dengan peruntukannya.
No.1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah.
4.2.7 Kebisingan
Penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah di SD Negeri 060934 Medan Johor dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan berdasarkan kebisingan dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut :
Tabel 4.7 Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah Berdasarkan Kebisingan
No.1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah.
Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa SD Negeri 060934 Medan Johor dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan telah memenuhi persyaratan kebisingan dalam hal penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah sesuai dengan Kepmenkes RI No.1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah.
4.2.8 Fasilitas Sanitasi Sekolah
Penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah di SD Negeri 060934 Medan Johor dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan berdasarkan fasilitas sanitasi sekolah dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut :
Tabel 4.8 Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah Berdasarkan Fasilitas Sanitasi Sekolah
No. Fasilitas Sanitasi Sekolah
SD Negeri dengan sumber pencemaran (sarana pembuangan air limbah, septic tank, tempat pembuangan sampah akhir, dll) minimal 10 m
0 1 1 0
B. Toilet (Kamar Mandi, WC, Urinior)
1 Letak toilet harus terpisah dari ruang kelas, ruang UKS, ruang guru, perpustakaan, ruang bimbingan dan konseling
antara laki-laki dan perempuan 3 Proporsi jumlah wc/urinior adalah
1wc/urinior untuk 40 siswa dan 1 wc untuk 25 orang siswi
0 1 1 0
4 Toilet harus dalam keadaan bersih 0 1 1 0 5 Lantai toilet tidak ada genangan air 0 1 1 0 6 Tersedia lubang penghawaan yang
langsung berhubungan dengan udara luar
0- 1 1 0
7
Bak penampung air harus tidak menjadi tempat perindukan nyamuk
0 1 1 0
C. Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL)
1 Tersedianya saluran pembuangan air limbah yang terpisah dengan limbah yang memenuhi syarat kesehatan kedap air, tertutup dan airnya dapat mengalir dengan lancar
0 1 1 0
5 Air limbah dibuang melalui tangki septic dan kemudian diresapkan kedalam tanah
0 1 1 0
6 Pembuangan air limbah dari laboratorium, dapur, dan wc harus memenuhi syarat kesehatan kedap air, tertutup, dan diberi bak control pada jarak tertentu supaya mudah dibersihkan bila terjadi penumbatan sehingga dapat mengalir dengan lancar
- - 1 0
Total nilai 3 11 13 1
hal penyediaan air bersih, toilet (kamar mandi, WC, urinior), dan sarana pembuangan air limbah (SPAL). Sedangkan penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah dalam hal fasilitas sanitasi sekolah di SD Swasta Model Al-Azhar Medan yang telah memenuhi persyaratan ialah dalam hal penyediaan air bersih, dan toilet (kamar mandi, WC, urinior), sedangkan sarana pembuangan air limbah (SPAL) tidak memenuhi persyaratan karena saluran pembuangan air limbah tidak terbuat dari bahan kedap air dan tertutup.
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan dewan guru diketahui bahwa tidak pernah terjadi kekurangan ketersediaan air bersih bagi masyarakat di sekolah, baik itu guru, siswa, maupun tamu yang berkunjung sekolah. Ketersediaan air selalu tercukupi untuk kebutuhan air bersih bagi masyarakat sekolah.
Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa SD Negeri 060934 Medan Johor dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan tidak memenuhi persyaratan fasilitas sanitasi sekolah dalam hal penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah sesuai dengan Kepmenkes RI No.1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah.
4.2.9 Sarana Olahraga dan Tempat Ibadah
Tabel 4.9 Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah Berdasarkan Sarana Olahraga dan Tempat Ibadah
No. Sarana Olahraga dan Tempat Ibadah
Berdasarkan tabel 4.9 diatas diketahui bahwa penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah berdasarkan ketersediaan sarana olahraga dan tempat ibadah menunjukkan bahwa hanya SD Swasta Model Al-Azhar yang telah memenuhi semua persyaratan yang ditentukan yaitu tersedia akses dengan tempat olah raga, dan tersedia akses dengan tempat ibadah. Sedangkan SD Negeri 060934 belum memenuhi persyaratan ketersediaan sarana olahraga dan tempat ibadah yang ditentukan dalam hal penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah karena tidak tersedia akses dengan tempat ibadah, meskipun telah tersedia akses dengan tempat olah raga.
berupa mushola sedangkan SD Negeri 060934 Medan Johor tidak memiliki tempat ibadah didalam lingkungan sekolah.
Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa hanya SD Swasta Model Al-Azhar Medan yang telah memenuhi persyaratan ketersediaan sarana olahraga dan tempat ibadah dalam hal penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah sesuai dengan Kepmenkes RI No.1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah.
4.2.10 Halaman
Penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah di SD Negeri 060934 Medan Johor dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan berdasarkan ketersediaan halaman dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut :
Tabel 4.10 Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungn Sekolah Berdasarkan Ketersediaan Halaman batas yang jelas, dilengkapi dengan pagar yang kuat dan aman
0 1 1 0
2 Halaman sekolah harus selalu dalam keadaan bersih, tidak becek dan tidak menjai tempat bersarang dan berkembang biaknya serangga, binatang pengerat dan binatang pengganggu lainnya 6 Tersedianya saluran penuntasan air
tanah atau dialirkan kesaluran umum
Total nilai 4 2 3 0
Berdasarkan tabel 4.10 diatas diketahui bahwa penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah berdasarkan ketersediaan halaman menunjukkan bahwa persyaratan yang sudah terpenuhi dari SD Negeri 060934 dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan ialah ada tempat untuk upacara, kemudian tersedia lahan untuk apotik hidup, dan tersedianya saluran penuntasan air hujan yang diresapkan kedalam tanah atau dialirkan kesaluran umum. Sedangkan ketersediaan halaman di SD Negeri 060934 Medan Johor yang tidak sesuai dengan persyaratan yang ditentukan ialah lahan sekolah tidak mempunyai batas yang jelas, serta tidak dilengkapi dengan pagar yang kuat dan aman, dan halaman sekolah tidak selalu dalam keadaan bersih, tidak becek dan terkadang menjadi tempat bersarang dan berkembang biaknya serangga, binatang pengerat dan binatang pengganggu lainnya. Kemudian ketersediaan halaman di SD Swasta Model Al-Azhar Medan yang tidak sesuai dengan persyaratan yang ditentukan ialah tidak tersedianya akses tempat parkir kendaraan.
Hasil pengamatan peneliti menunjukkan bahwa apotek hidup yang dimiliki SD Swasta Model Al-Azhar Medan dan SD Negeri 060934 Medan Johor adalah tanaman obat keluarga yang berupa jahe (Zingiber officinale), kunyit (Curcuma
longa) , lidah buaya (Aloe vera), temulawak (Curcuma zanthorrhiza) , dan kumis
Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa baik SD Negeri 060934 Medan Johor maupun SD Swasta Model Al-Azhar Medan tidak memenuhi persyaratan ketersediaan halaman dalam hal penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah sesuai dengan Kepmenkes RI No.1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah.
4.2.11 Bebas Jentik Nyamuk
Penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah di SD Negeri 060934 Medan Johor dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan berdasarkan kriteria bebas jentik nyamuk dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut :
Tabel 4.11 Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah Berdasarkan Bebas Jentik Nyamuk
No. Bebas Jentik Nyamuk
SD Negeri
Berdasarkan tabel 4.11 diatas diketahui bahwa penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah berdasarkan kriteria bebas jentik nyamuk menunjukkan bahwa baik SD Negeri 060934 Medan Johor maupun SD Swasta Model Al-Azhar Medan telah memenuhi semua persyaratan bebas jentik nyamuk yang ditentukan yaitu lingkungan sekolah sudah harus bebas dari jentik nyamuk.
nyamuk, tidak ditemukan adanya jentik nyamuk yag terdapat pada bak mandi dan pot bunga tersebut.
Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa SD Negeri 060934 Medan Johor dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan telah memenuhi persyaratan bebas jentik nyamuk dalam hal penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah sesuai dengan Kepmenkes RI No.1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah.
Berdasarkan hasil seluruh pengamatan dapat diketahui bahwa baik SD Negeri 060934 Medan Johor dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan tidak memenuhi persyaratan penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah sesuai dengan Kepmenkes RI No.1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah.
4.3 Gambaran Pengetahuan Siswa/i terhadap Penyelenggaraan
Kesehatan Lingkungan Sekolah
Sedangkan pengetahuan siswa/i di SD Negeri 060934 Medan Johor yang dinilai masih kurang baik dan perlu ditingkatkan yaitu hanya ada 28 orang siswa/i (66,7%) yang sudah mengetahui bahwa tidak boleh membuang sampah sembarangan agar lingkungan sekolah bersih dan tidak menjadi sarang nyamuk, kemudian hanya sebanyak 19 orang siswa/i (45,2%) yang sudah mengetahui bahwa salah satu persyaratan lokasi sekolah yang baik ialah tidak terletak pada daerah rawan bencana dan jauh dari gangguan jaringan listrik, dan hanya ada sebanyak 18 orang siswa/i (42,9%) yang sudah mengetahui bahwa salah satu syarat kelas yang memenuhi syarat kesehatan dintaranya ialah tingkat kebisingan tidak melebihi 35 - 45 dB.
Gambaran pengetahuan siswa/i di SD Swasta Model Al-Azhar Medan yang dinilai sudah baik yaitu sebanyak 20 orang (80%) sudah mengetahui bahwa contoh dari sampah anorganik ialah plastik jajanan, kemudian sebanyak 19 orang siswa/i (76%) sudah mengetahui bahwa pembuangan sampah yang telah dikumpulkan paling lama satu kali dalam sehari, serta sampah organik merupakan sampah yang berasal dari tumbuh-tumbuhan/hewan yang dapat diolah menjadi pupuk, dan sebanyak 17 siswa/i (68%) sudah mengetahui bahwa pembersihan ruangan menggunakan sapu dan kain pel.
sampah, dan hanya ada sebanyak 9 orang siswa/i (36%) yang sudah mengetahui bahwa salah satu persyaratan lokasi sekolah yang baik ialah tidak terletak pada daerah rawan bencana dan jauh dari gangguan jaringan listrik bahwa salah satu syarat kelas yang memenuhi syarat kesehatan dintaranya ialah tingkat kebisingan tidak melebihi 35 - 45 dB.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka pengetahuan siswa/i terhadap penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah di SD Negeri 060934 Medan Johor dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan dikategorikn menjadi 2 (dua) kategori yaitu “Baik” dan Kurang Baik” yang dapat dilihat pada tabel 4.12
berikut :
Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Kategori Pengetahuan Siswa/i terhadap Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah
No. Pengetahuan Kategori Siswa/i
Sedangkan kategori pengetahuan siswa/i terhadap penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah di SD Swasta Model Al-Azhar Medan menunjukkan bahwa sebanyak 15 orang siswa/i (60%) memiliki pengetahuan terhadap penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah dalam kategori yang kurang baik, dan hanya sebanyak 10 orang siswa/i (40%) yang memiliki kategori pengetahuan terhadap penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah dalam kategori yang baik.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa bahwa siswa/i SD negeri 090634 memiliki tingkat pengetahuan yang lebih baik terhadap penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah dibandingkan dengan tingkat pengetahuan siswa/i SD Swasta Model Al-Azhar Medan.
4.4 Gambaran Sikap Siswa/i terhadap Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa gambaran sikap siswa/i di SD Negeri 060934 Medan Johor secara umum dinilai sudah baik yaitu sebanyak 20 orang (47,6%) menyatakan sangat setuju bahwa kondisi sekolah yang buruk dapat menyebabkan terjadinya penyakit, kemudian sebanyak 19 orang siswa/i (45,2%) menyatakan sangat setuju bahwatersedia tempat cuci tangan dengan air bersih yang mengalir untuk hidup bersih dan sehat yang dilakukan, dan sebanyak 18 siswa/i (42,9%) menyatakan sangat setuju bahwa Membuang sampah pada tempatnya adalah hal penting untuk menjaga lingkungan.