• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT SERTA REAKSI REDOKS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT SERTA REAKSI REDOKS"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT SERTA REAKSI REDOKS

(PTK Pada Siswa Kelas X4 SMA Perintis 2 Bandar Lampung TP 2009-2010)

Oleh

SARI RAHMAYANTI

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kimia di SMA Perintis 2

Bandar Lampung, diperoleh informasi bahwa Kriteria Ketuntasan Minimum

(KKM) yang ditetapkan 100% siswa telah mencapai nilai ≥ 60, sementara baru

47,36% siswa yang mendapat nilai ≥ 60. Nilai rata-rata penguasaan konsep siswa

kelas X4 pada materi pokok larutan elektrolit dan non elektrolit serta reaksi redoks

tahun pelajaran 2008-2009 yaitu 55,39. Aktivitas yang relevan dalam

pembelajaran (on task) seperti menjawab pertanyaan, dan mengajukan pertanyaan

masih rendah. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk

meningkatkan aktivitas dan penguasaan konsep pada materi tersebut adalah

pembelajaran kooperatif teknik Numbered Head Together (NHT).

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan peningkatan persentase (1) setiap

(2)

Sari Rahmayanti

pada konsep larutan elektrolit dan non elektrolit serta reaksi redoks. Jenis

penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 3 siklus.

Subjek penelitian adalah siswa kelas X4 SMA Perintis 2 Bandar Lampung yang

berjumlah 38 siswa, terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan. Data

penelitian terdiri dari data kualitatif berupa data aktivitas on task siswa dan data

kuantitatif berupa data penguasaan konsep.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan persentase (1) setiap

jenis aktivitas on task siswa, yaitu menjawab pertanyaan dari siklus I ke siklus II

sebesar 9,22%, dari siklus II ke siklus III 6,57%; mengajukan pertanyaan dari

siklus I ke siklus II sebesar 6,58%, dari siklus II ke siklus III sebesar 14,47%;

aktif dalam diskusi dari siklus I ke siklus II sebesar 7,9%, dari siklus II ke siklus

III sebesar 17,1%; memberikan pendapat dari siklus I ke siklus II sebesar 7,91%

dan dari siklus II ke siklus III sebesar 13,15%; (2) rata-rata penguasaan konsep

dari siklus I ke siklus II sebesar 4,74% , dari siklus II ke siklus III sebesar

19,38%; dan (3) ketuntasan belajar siswa dari siklus I ke siklus II sebesar

10,53%, dari siklus II ke siklus III sebesar 7,89%.

Kata kunci: pembelajaran kooperatif teknik NHT, aktivitas on task, konsep larutan

(3)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran kooperatif teknik NHT dapat meningkatkan:

1. Persentase aktivitas on task dari siklus I ke siklus II yaitu menjawab

pertanyaan sebesar 9,22%, mengajukan pertanyaan sebesar 6,58%, aktif dalam

diskusi sebesar 7,91%, dan memberikan pendapat sebesar 14,46%. Dan

peningkatan yang terjadi dari siklus II ke siklus III yaitu menjawab pertanyaan

sebesar 14,48%, mengajukan pertanyaan sebesar 14,47%, aktif dalam diskusi

sebesar 17,10%, dan memberikan pendapat sebesar 10,53% sehingga indikator

kinerja tercapai.

2. Penguasaan konsep kimia siswa, yaitu dari siklus I ke siklus II sebesar 4,74%

dan dari siklus II ke siklus III sebesar 19,38% sehingga indikator kinerja

tercapai.

3. Persentase ketuntasan belajar siswa hingga mencapai 94,73%, dan diperoleh

(4)

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, pembelajaran kooperatif teknik

NHT belum mencapai ketuntasan belajar yaitu 100% siswa telah mencapai nilai

≥ 60. Oleh karena itu disarankan :

1. Memperbaiki media LKS pada skripsi ini, dalam hal penambahan jumlah soal

evaluasi yang diberikan sehingga siswa akan lebih terlatih dalam mengerjakan

bentuk soal latihan, dan memotivasi siswa agar lebih berani untuk bertanya.

2. Memberikan perhatian yang lebih pada siswa tertentu, sehingga tidak terdapat

lagi siswa yang melakukan aktivitas selain menyimak materi pembelajaran.

3. Lebih teliti dalam mengalokasikan waktu yang tersedia serta lebih sering

membimbing siswa dalam kelompok agar pembelajaran kooperatif dapat

berjalan optimal sehingga dapat meningkatkan aktivitas on task dan

(5)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran kimia di sekolah, umumnya masih berorientasi kepada materi yang

tercantum pada kurikulum. Bagi para siswa, belajar kimia hanya untuk keperluan

menghadapi ulangan dan terlepas dari permasalahan-permasalahan dalam

kesehariannya.

Pada kenyataannya pelajaran kimia sangat erat hubungannya dalam kehidupan

sehari-hari, begitupula pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit serta reaksi

redoks. Sebagai contoh, apabila tanpa disengaja tubuh kita menyentuh kabel

ber-aliran arus listrik yang terkelupas maka tubuh kita akan tersetrum. Hal tersebut

menunjukkan bahwa di dalam tubuh kita terdapat ion-ion yang dapat

menghantar-kan listrik. Contoh lainnya adalah pada saat memamenghantar-kan buah apel setelah itu apel

tersebut diletakkan beberapa saat maka apel yang sudah dimakan akan berubah

warna menjadi coklat kemerahan. Hal ini dikarenakan apel tersebut bereaksi

dengan oksigen di udara.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran kimia di

SMA Perintis 2 Bandar Lampung, diperoleh informasi bahwa Kriteria Ketuntasan

Minimum (KKM) yang ditetapkan di SMA tersebut yaitu 100% siswa telah

(6)

materi pokok larutan elektrolit dan non elektrolit serta reaksi redoks tahun

pelajaran 2008-2009 yaitu 55,39. Siswa yang mendapat nilai ≥ 60 hanya

men-capai 47,36%. Rendahnya nilai rata-rata itu menunjukkan bahwa konsep yang

diberikan masih belum dapat dikuasai dan dipahami oleh siswa dengan baik.

Aktivitas siswa yang dominan dalam pembelajaran adalah mendengar dan

men-catat materi, serta latihan soal yang dijelaskan dan dituliskan oleh guru di papan

tulis, siswa tidak dilibatkan dalam menemukan konsep sehingga pembelajaran

menjadi monoton dan siswa kurang termotivasi untuk belajar. Aktivitas yang

relevan dalam pembelajaran (on task) seperti mengemukakan pendapat, bertanya

pada guru, menjawab pertanyaan dari guru dan saling berbagi informasi dengan

teman masih rendah, bahkan beberapa siswa melakukan aktivitas lain yang tidak

relevan (off task) seperti mengantuk, keluar masuk kelas dan mengobrol dengan

teman.

Salah satu kompetensi dasar yang harus dicapai siswa kelas X semester genap

adalah mampu mengidentifikasi sifat larutan non elektrolit dan elektrolit

ber-dasarkan data hasil percobaan dan menjelaskan perkembangan reaksi

reduksi-oksidasi dan hubungannya dengan tata nama senyawa serta penerapannya.

Pengalaman belajar yang relevan agar siswa memiliki kompetensi dasar tersebut

adalah apabila dalam pembelajaran siswa melakukan percobaan atau dengan

me-nuliskan kembali data hasil percobaan dan menganalisa hasil percobaan yang

te-lah dilakukan agar dapat menemukan konsep. Melalui kegiatan tersebut siswa

melihat fakta-fakta berdasarkan percobaan kemudian membuat kesimpulan. Salah

(7)

diperlukan suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa aktif dalam

mem-bangun konsep adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif.

Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran melalui kelompok-kelompok

kecil, tiap kelompok terdiri dari empat sampai lima siswa. Pengelompokan

di-lakukan secara heterogen, dengan memperhatikan perbedaan kemampuan

akademis dan jenis kelamin. Dalam pembelajaran kooperatif siswa dibimbing

untuk dapat menemukan konsep secara mandiri melalui media pembelajaran yang

telah disediakan oleh guru yaitu Lembar Kerja Siswa (LKS). Salah satu teknik

dalam pembelajaran kooperatif adalah teknik NHT.

Teknik NHT mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerjasama mereka.

Teknik ini memungkinkan semua siswa terlibat dalam menelaah materi yang

ter-cakup dalam suatu pelajaran untuk mengecek pemahaman mereka terhadap isi

pelajaran tersebut. Selain itu pada teknik ini, terdapat tahap dimana semua siswa

diminta pertanggung jawaban atas hasil pembelajaran yang telah dilakukan,

sehingga siswa lebih siap untuk belajar dan bersungguh-sungguh mengikuti

pembelajaran. Berdasarkan latar belakang tersebut, dilakukan penelitian tindakan

kelas yang berjudul “ Penerapan Pembelajaran Kooperatif Teknik NHT Untuk

Meningkatkan Aktivitas dan Penguasaan Konsep Larutan Elektrolit dan Non

Elektrolit serta Reaksi Redoks (PTK Pada Siswa Kelas X4 SMA Perintis 2 Bandar

(8)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pembelajaran kooperatif teknik NHT dalam meningkatkan

persentase setiap jenis aktivitas on task siswa dari siklus ke siklus pada materi

pokok larutan elektrolit dan non elektrolit serta reaksi redoks?

2. Bagaimana pembelajaran kooperatif teknik NHT dalam meningkatkan

persentase rata-rata penguasaan konsep larutan elektrolit dan non elektrolit

serta reaksi redoks siswa dari siklus ke siklus?

3. Bagaimana pembelajaran kooperatif teknik NHT dalam meningkatkan

persentase ketuntasan belajar siswa setiap siklus pada materi pokok larutan

elektrolit dan non elektrolit serta reaksi redoks?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, tujuan penelitian

ini adalah mendeskripsikan:

1. Pembelajaran kooperatif teknik NHT dalam meningkatkan persentase setiap

jenis aktivitas on task siswa dari siklus ke siklus pada materi pokok larutan

elektrolit dan non elektrolit serta reaksi redoks.

2. Pembelajaran kooperatif teknik NHT dalam meningkatkan persentase rata-rata

penguasaan konsep larutan elektrolit dan non elektrolit serta reaksi redoks

(9)

3. Pembelajaran kooperatif teknik NHT dalam meningkatkan persentase

ketuntasan belajar siswa setiap siklus pada materi pokok larutan elektrolit dan

non elektrolit serta reaksi redoks.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi siswa

Menumbuhkan motivasi belajar agar lebih aktif dalam proses pembelajaran

sehingga lebih mudah memahami konsep pada materi pokok larutan elektrolit

dan non elektrolit serta reaksi redoks.

2. Bagi guru

Memberikan pengalaman langsung model pembelajaran yang diterapkan dalam

pembelajaran kimia pada materi pokok larutan elektrolit dan non elektrolit

serta reaksi redoks.

3. Bagi sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran kimia di

sekolah.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah

1. Model pembelajaran kooperatif teknik NHT dalam penelitiaan ini adalah salah

satu model pembelajaran yang terdiri dari 4 fase pembelajaran, yaitu

(10)

2. LKS (Lembar Kerja Siswa) dalam penelitian ini adalah media pembelajaran

yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang disusun secara terstruktur sehingga

membantu siswa menemukan konsep pada materi pokok larutan elektrolit dan

non elektrolit serta reaksi redoks.

3. Aktivitas yang diamati dalam penelitian ini adalah aktivitas siswa yang relevan

dengan pembelajaran (on task) yaitu

a. Aktif dalam diskusi kelompok

Observasi ini dilakukan pada saat siswa memberikan pertanyaan,

menjawab pertanyaan, dan memberikan pendapatnya ketika diskusi

kelompok.

b. Aktif dalam bertanya kepada guru

Observasi ini dilakukan pada saat seorang siswa mengajukan pertanyaan

kepada guru pada saat proses pembelajaran dimulai hingga akhir proses

pembelajaran.

c. Aktif dalam memberikan pendapat

Observasi ini dilakukan pada saat siswa memberikan ide atau gagasannya

terhadap sebuah permasalahan ketika diskusi kelas atau pada saat guru

memberikan pertanyaan dan meminta siswa untuk memberikan tanggapan.

d. Aktif dalam menjawab pertanyaan dari guru

Observasi ini dilakukan pada saat siswa menjawab pertanyaan yang

diajukan oleh guru pada saat proses pembelajaran dimulai hingga akhir

(11)

4. Penguasaan konsep merupakan pengetahuan, pemahaman dan kemampuan

mengaplikasikan materi larutan elektrolit dan non elektrolit serta reaksi redoks

yang dimiliki siswa setelah mengikuti suatu pembelajaran yang ditunjukkan

Referensi

Dokumen terkait

Selain format file audio yang tertulis di index XNA, XNA juga mampu menjalankan file audio dengan

Sebagian besar isolat bakteri lainnya hanya terisolasi pada satu kali pencuplikan, diduga isolat bakteri tersebut tidak mampu bersaing dan memanfaatkan sumber

Antara yang berikut, yang manakah merupakan bukan keperluan asas manusia?.A. Antara berikut, apakah makanan yang memberikan

Kesimpulan : Adenomiosis umum terjadi pada usia reproduktif dan multiparitas dengan gejala utama massa pada abdomen dan hasil ultr asonografi yang terutama ditemukan adalah

Penyerahan mahasiswa PPL UNY untuk keperluan observasi dilakukan pada bulan Agustus 2015. Observasi lapangan merupakan kegiatan pengamatan terhadap karakteristik

Rapat bersama tim pengandali mutu Penetapan periodisasi audit internal Tersusunn ya jadwal audit Penetapan jadwal kegiatan audit Pelaksanaan audit internal Terlaksna

Menimbang, bahwa Memori Banding yang diajukan Jaksa Penuntut Umum setelah dicermati dengan seksama, Majelis Hakim Tingkat banding tidak melihat adanya hal-hal baru yang

After the feasibility study undertaken in February 2007 by Chinese experts, -both sides agreed that China will take up the rehabilitation project of two out of