• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA PROVINSI LAMPUNG DALAM PEMBINAAN ORGANISASI KEOLAHRAGAAN PELAJAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERAN DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA PROVINSI LAMPUNG DALAM PEMBINAAN ORGANISASI KEOLAHRAGAAN PELAJAR"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Olahraga hakikatnya merupakan salah satu unsur pokok dan sangat berpengaruh di dalam pembangunan rohani dan jasmani setiap insan manusia dalam rangka pembangunan sumber daya manusia seutuhnya. Pembangunan tersebut sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan pembangunan bangsa dan negara menuju masyarakat Indonesia yang sehat dan bermartabat. Oleh karena itu, setiap masyarakat Indonesia mempunyai hak dan kewajiban untuk melaksanakan dan berpartisipasi dalam kegiatan pengembangan olahraga.

Dalam Tap. MPR No. IV/MPR/1999 Tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara, pembangunan nasional didefinisikan sebagai usaha peningkatan kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan, berdasarkan kemampuan nasional dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta memperhatikan tantangan perkembangan global.

(2)

Oleh karena itu guna meningkatkan pembangunan yang berkesinambungan meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat, bangsa dan Negara, Kementerian Pemuda dan Olahraga selaku pemerintah pusat memberikan tugas dan wewenang kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah pusat di wilayah provinsi dalam menyelenggarakan program dan kegiatan dari pemerintah pusat. Maka dibentuklah Dinas Pemuda dan Olahraga (DISPORA) Provinsi Lampung yang merupakan badan yang didirikan dengan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 13 Tahun 2009 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Lampung. Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.

Sesuai dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 Pasal 21 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional, yang berisi pembinaan dan pengembangan olahraga, maka pemerintah daerah yang sudah mendapat wewenang wajib menyelenggarakan pembinaan dan pengembangan olahraga meliputi pengolahragaan, ketenagaan, pengorganisasian, pendanaan, metode, prasarana dan sarana, serta penghargaan keolahragaan. Pembinaan dan pengembangan olahraga ditujukan pada pembinaan pelajar yang tergabung dalam klub dan kelompok Olahraga pelajar (KOP). Pelajar sebagai generasi muda penerus cita-cita bangsa dan Negara merupakan objek strategis yang mampu berkarya di dalam pembangunan nasional dan berprestasi di bidang olahraga serta ikut berpartisipasi secara aktif menggalang persatuan dan kesatuan bangsa.

(3)

pengembangan atlet pelajar khususnya yang berada di daerah, sehingga menjadi atlet lebih maju dan siap bertanding melalui berbagai program yang telah tersusun.

Tujuan dari pembinaan yang dilakukan oleh DISPORA Provinsi Lampung dan BAPOPSI Provinsi Lampung kepada para atlet pelajar ialah untuk menggali potensi diri generasi muda sebagai aset bangsa, membentuk generasi muda yang bermoral dan berakhlak mulia, serta menjadikan generasi muda cerdas dan terampil. Sehingga para pelajar siap secara mental dan teknik dalam menghadapi pertandingan yang diadakan setiap tahunnya.

Adapun salah satu prestasi yang telah diraih oleh para atlet selama dalam masa pembinaan yaitu pada Pekan Olahraga Wilayah (POPWIL) II yang telah diselenggarakan pada tanggal 7-11 November 2012, Provinsi Lampung memperoleh 4 emas 14 perak dan 7 perunggu serta lebih dari dua cabang olahraga baik perorangan maupun beregu atau tim yang lolos seleksi untuk mengikuti Pekan Olahraga Pelajar Nasional (POPNAS) XII di DKI Jakarta pada 2013 mendatang. Hasil ini lebih baik dibanding dengan POPWIL sebelumnya di Palembang pada tahun 2010 yang hanya meloloskan tujuh atlet perorangan ke POPNAS (Radar Lampung, 11 November 2012)

(4)

Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul, “Peran Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung Dalam Pembinaan Organisasi Keolahragaan Pelajar”.

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup 1.2.1 Permasalahan

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1) Bagaimanakah peran Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung dalam pembinaan organisasi keolahragaan pelajar ?

2) Faktor apakah yang menjadi penghambat dalam pembinaan organisasi keolahragaan pelajar oleh Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung ?

1.2.2 Ruang Lingkup Penelitian

(5)

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang akan dibahas, maka tujuan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1) Untuk mengetahui bagaimana peran Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung dalam membina organisasi keolahragaan pelajar.

1) Untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi penghambat dalam pembinaan organisasi keolahragaan pelajar oleh Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung.

1.3.2 Kegunaan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang akan dibahas, kegunaan penelitian ini dibagi menjadi 2 yaitu, secara Teoritis dan Praktis.

a. Kegunaan Teoritis

(6)

b. Kegunaan Praktis

(7)

2.1 Pengertian Peran

Peranan berasal dari kata peran, berarti sesuatu yang menjadi bagian atau memegang pimpinan yang terutama (W.J.S. Poerwadarminta,1985:735). Menurut Levinson sebagaimana dikutip oleh Soejono Soekamto peranan adalah suatu konsep prihal apa yang dapat dilakukan individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat, peranan meliputi norma-norma yang dikembangkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat, peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan ini (Soejono Soekamto, 1982:238).

2.2 Pembinaan Keolahragaan

2.2.1 Pengertian Pembinaan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1996:589), pembinaan diartikan sebagai proses, perbuatan, atau cara membina, dengan bergantung pada obyek yang dibina yang akan mengacu kepada peningkatan terhadap obyek tersebut.

2.2.2 Tujuan Pembinaan

Adapun tujuan dari pembinaan organisasi olahraga pelajar yang dilakukan oleh guru atau pembina olahraga adalah sebagai berikut :

(8)

Dikutip dari pendapat Palengkahu (1997:3) yang menyatakan, remaja atau generasi muda adalah aset bangsa yang harus dilestarikan. Cara melestarikannya tidak lain adalah membina mereka agar menemukan potensi diri yang sebenarnya. Maksudnya adalah, sebagai generasi penerus bangsa hendaklah kita menyadari bahwa diumur yang produktif seperti sekarang ini kita tidak perlu membuang-buang waktu dengan kegiatan yang tidak bermanfaat bahkan cenderung merusak moral, contohnya tawuran, hura-hura, atau membuat kriminal. Sebaiknya kita dapat memanfaatkan waktu tersebut untuk melakukan kegiatan-kegiatan bermanfaat, agar kelak kita dapat menggantikan generasi tua membangun bangsa dan negara.

2) Membentuk generasi muda yang bermoral dan berakhlak mulia

Ini merupakan tujuan yang memiliki arti penting, tidak peduli apapun organisasi atau program kerja yang akan dilaksanakan, karena moral dan akhlak mulia merupakan pondasi awal untuk membentuk generasi penerus bangsa yang sopan santun, bertanggung jawab, disiplin, pekerja keras, dan rendah hati (Jalaluddin, 1996:96).

3) Menjadikan generasi muda cerdas dan terampil

Cerdas dan terampil yang dimaksudkan adalah generasi muda harus cakap akan beragam jenis ilmu pengetahuan dan keterampilan, seperti berwawasan luas dan haus akan ilmu pengetahuan, serta terampil dalam memandang dan menjalani realitas kehidupan. Melalui organisasi-organisasi pembinaan, seorang generasi muda dapat menemukan berbagai pengalaman yang mengarah pada peningkatan kualitas pribadinya pada akhirnya diterapkan dalam kehidupan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara (Zaenuddin, 2004:19).

(9)

Dalam hal ini, pelaku pembinaan dapat digolongkan menjadi empat, yaitu sebagai berikut : 1. Pemerintah Daerah

Pada Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 Pasal 21 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional, Pemerintah dan pemerintah daerah wajib melakukan pembinaan dan pengembangan olahraga sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawabnya.

2. Lembaga Pemerintahan dan Lembaga Swasta

Lembaga pemerintah maupun swasta berkewajiban menyelenggarakan pembinaan dan pengembangan olahraga bagi karyawannya untuk meningkatkan kesehatan, kebugaran dan kegembiraan serta kualitas dan produktivitas kerja sesuai dengan kondisi masing-masing.

3. Pelatih atau Pembina Olahraga

Pemerintah daerah wajib melakukan pembinaan dan pengembangan olahraga sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawabnya, sedangkan yang melaksanakan pembinaan itu ialah pelatih atau pembina olahraga yang memiliki sertifikat kompetensi dari induk organisasi cabang olahraga yang bersangkutan atau instansi pemerintah. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Penyelenggaraan Keolahragaan yang dimaksud dengan pembina olahraga adalah orang yang memiliki minat dan pengetahuan, kepemimpinan, kemampuan manajerial, atau pendanaan yang didedikasikan untuk kepentingan pembinaan dan pengembangan olahraga. Pada Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 Pasal 60 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional disebutkan bahwa,

(10)

(2) Pembina olahraga melakukan pembinaan dan pengembangan olahraga sesuai dengan tugas dan fungsinya dalam organisasi.

Sedangkan di Pasal 61 Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional disebutkan hak dan kewajiban dari pembina olahraga, yakni :

(1) Pembina olahraga berhak memperoleh peningkatan pengetahuan, keterampilan, penghargaan, dan bantuan hukum.

(2) Pembina olahraga berkewajiban :

a) melaksanakan pembinaan dan pengembangan terhadap organisasi olahraga, olahragawan, tenaga keolahragaan, dan pendanaan keolahragaan; dan

b) melaksanakan pembinaan dan pengembangan olahraga sesuai dengan prinsip.

4. Masyarakat

Dalam Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 Pasal 23 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional dijelaskan bahwa,

(1) Masyarakat dapat melakukan pembinaan dan pengembangan olahraga melalui berbagai kegiatan keolahragaan secara aktif, baik yang dilaksanakan atas dorongan Pemerintah dan / atau pemerintah daerah, maupun atas kesadaran atau prakarsa sendiri.

(2) Pembinaan dan pengembangan olahraga oleh masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh perkumpulan olahraga di lingkungan masyarakat setempat.

(11)

Sedangkan obyek yang dapat dibina ialah para pelajar yang tergabung dalam klub dan kelompok Olahraga pelajar (KOP). Adapun yang dimaksud dengan klub dan Kelompok Olahraga Pelajar (KOP), yaitu :

Klub merupakan suatu perkumpulan yang menyelenggarakan kegiatan di bidang olahraga bagi para anggotanya yang dikhususkan hanya dikalangan pelajar dan jumlah anggota atau atlet yang dibina tidak dibatasi. Sedangkan yang dimaksud dengan Kelompok Olahraga Pelajar (KOP) adalah suatu perkumpulan yang menyelenggarakan kegiatan di bidang olahraga bagi para anggotanya yang berasal dari berbagai kalangan bukan hanya dari pelajar saja, dengan berbekal data prestasi yang pernah diraih disalah satu kejuaraan berupa piagam penghargaan. Setiap atlet yang dibina dalam Kelompok Olahraga Pelajar (KOP) mendapatkan bantuan dana transportasi dari tempat tinggal ke tempat latihan.

2.2.4 Dasar Hukum Pembinaan Keolahragaan Pelajar Oleh Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung

Hakikatnya setiap program pemerintah yang diselenggarakan dan menyangkut kepentingan umum atau masyarakat luas harus memiliki dasar hukum yang jelas, agar tidak terjadi suatu peyimpangan dikemudian hari yang dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Berikut adalah dasar hukum dari pembinaan keolahragaan pelajar yang dilakukan oleh Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung.

1) Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional;

(12)

3) Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Penyelenggaraan Pekan dan Kejuaraan Olahraga ;

4) Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Struktur Organisasi Daerah ;

5) Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 13 Tahun 2009 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Lampung.

2.3 Organisasi Keolahragaan 2.3.1 Pengertian Organisasi

Organisasi berasal dari bahasa Yunani, yaitu ὄργανον, organon atau yang disebut dengan alat. Pada dasarnya organisasi digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode, lingkungan), sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi (Keith Davis, 1962:15).

Para ahli mendefinisikan beberapa pengertian organisasi, yaitu sebagai berikut :

1) Stoner mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama (Masri Singarimbun dan Sofyan Efendi, 1976:132).

(13)

3) Chester I. Bernard berpendapat bahwa organisasi adalah merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih (Paul B Horton dan Chester L. Hunt, 1984:89).

4) Stephen P. Robbins menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan (Stephen P.Robbins, 1994:4).

2.3.2 Pengertian Organisasi Olahraga

Sesuai dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 Pasal 1 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional, yang dimaksud organisasi olahraga yaitu sekumpulan orang yang menjalin kerja sama dengan membentuk organisasi untuk penyelenggaraan olahraga sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Ada beberapa organisasi olahraga yang dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, yaitu sebagai berikut :

A. Organisasi Olahraga Di Masyarakat

Organisasi olahraga di masyarakat merupakan wadah bagi anggota masyarakat dari bermacam-macam profesi yang berminat pada cabang olahraga tertentu ataupun anggota masyarakat yang selalu terlibat dengan kegiatan olahraga, lalu mereka membentuk suatu organisasi cabang olahraga sesuai yang diminatinya. Organisasi olahraga ini ada yang bersifat fungsional. Kegiatan sejenis seperti cabang-cabang olahraga dan badan fungsional mewadahi diri dalam organisasi seperti Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI).

(14)

a. BAPOPSI (Badan Pembina Olahraga Pelajar Seluruh Indonesia)

Organisasi Pembina Olahraga Pelajar di Indonesia bernama “Badan Pembina Olahraga Pelajar

Seluruh Indonesia (Indonesian School Sport Council)” atau yang disingkat BAPOPSI. Kedudukan dan domisili BAPOPSI sendiri mulai dari BAPOPSI Pusat yang berkedudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia, BAPOPSI Provinsi yang berkedudukan di Ibukota Provinsi, BAPOPSI Kabupaten atau Kota yang berkedudukan di Ibukota Kabupaten atau Kota, dan BAPOPSI Kecamatan yang berkedudukan di Ibukota Kecamatan.

BAPOPSI merupakan salah satu organisasi yang membina olahragawan pelajar seluruh Indonesia dan juga merupakan organisasi fungsional anggota KONI Pusat yang melaksanakan pembinaan dan pengembangan olahraga pelajar di Indonesia. Sejak dibentuk pada tanggal 08 November 1989, BAPOPSI telah mengalami perkembangan yang pesat di berbagai daerah menyangkut proses kegiatannya,, sehingga seiring berjalannya waktu banyak penyempurnaan dan keseragaman dalam acuan pembinaannya. Dalam membina organisasi olahraga dikalangan pelajar Indonesia, BAPOPSI berazaskan Pancasila, berlandaskan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, dan berpedoman pada Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasioanl serta Perundang-Undangan lainnya.

Sebagai pembina organisasi olahraga dikalangan pelajar Indonesia, BAPOPSI mempunyai tujuan dan fungsi yaitu,

a. Tujuan :

(15)

b. Fungsi :

1) Membina pertumbuhan dan perkembangan kegiatan olahraga pelajar ; 2) Meningkatkan kegiatan pembibitan olahragawan pelajar berbakat ; 3) Menunjang pencapaian prestasi olahraga Nasional

b. BAPOMI (Badan Pembina Olahraga Mahasiswa Indonesia)

Pada tanggal 09 April 1987 dibentuk dan didirikanlah BAPOMI (Badan Pembina Olahraga Mahasiswa Indonesia). BAPOMI sendiri dibentuk di tingkat nasional (PP BAPOMI) dan tingkat Provinsi (Pengprov BAPOMI) dengan struktur berdasarkan tugas pokok dan fungsi yang diatur dalam Anggaran Dasar Rumah Tangga. Di tingkat nasional PP BAPOMI diketuai oleh Illah Sailah selaku Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen Dikti, sedangkan di tingkat Provinsi Lampung tepatnya di Universitas Lampung, Pengprov BAPOMI diketuai oleh Sunarto MD dengan masa jabatan 2009-2013.

(16)

pengelolaan, pembinaan, dan pengembangan olahraga mahasiswa nasional dengan Anggaran Dasar, serta melakukan kegiatan yang berhubungan dengan dunia olahraga mahasiswa internasional yang berstatus sebagai IUSC (Indonesia University Sport Council).

Berikut merupakan tugas dan fungsi dari BAPOMI (Badan Pembina Olahraga Mahasiswa Indonesia).

a. Fungsi :

1) Meningkatkan kualitas manusia Indonesia dan membina serta memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa melalui pembinaan olahraga di kalangan mahasiswa secara nasional ;

2) Memasyarakatkan olahraga di perguruan tinggi dalam rangka tercapainya tujuan olahraga di kalangan mahasiswa ;

3) Menfasilitasi dalam peningkatan dan pengembangan prestasi olahraga mahasiswa yang dilaksanakan pembinaannya di perguruan tinggi dalam rangka menunjang prestasi olahraga nasional.

b. Tugas :

1) Membantu Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi –Departemen Pendidikan Nasional dalam membuat kebijakan nasional dalam bidang pengelolaan, pembinaan, dan pengembangan olahraga mahasiswa pada tingkat nasional ;

2) Mengoordinasikan BAPOMI (Badan Pembina Olahraga Mahasiswa Indonesia) tingkat provinsi (Pengprov BAPOMI) ;

(17)

3) Menyelenggarakan Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional yang dalam pelaksanaannya dapat didelegasikan kepada Pengprov BAPOMI ;

4) Membantu dan mendukung penyelenggaraan single event atau kejuaraan-kejuaraan cabang olahraga yang dilaksanakan oleh setiap perguruan tinggi ;

5) Melaksanakan evaluasi dan pengawasan untuk mencapai konsistensi antara kebijakan dan pelaksanaan.

c. PERWOSI (Persatuan Wanita Olahraga Seluruh Indonesia)

Organisasi ini tebentuk atas prakarsa mantan atlet wanita serta penggemar olahraga di Indonesia yang menginginkan adanya organisasi olahraga khusus wanita yang tidak hanya mengurus tentang kegiatan keolahragaan tetapi juga membina dan memberi apresiasi kepada atlit-atlit wanita Indonesia yang masih berprestasi meski usianya tidak muda lagi. PERWOSI disahkan oleh Direktorat Jendral Olahraga pada tanggal 20 Mei 196 di Jakarta, dengan berdasarkan SK No. 062 tahun 1967.

Adapun visi, misi dan nilai-nilai dari PERWOSI adalah sebagai berikut : a) Visi :

Wanita Indonesia yang sehat dan bugar untuk membentuk keluarga sejahtera yang cinta olahraga.

b) Misi :

(18)

c) Nilai-nilai Olimpysm yaitu : Fairplay (Adil), Friendship (Persahabatan), Respect (Menghormati) danExcellence(Unggul).

d. SIWO PWI (Seksi Wartawan Olahraga Persatuan Wartawan Indonesia)

Pada bulan Oktober tahun 1966, beberapa wartawan senior berinisiatif membentuk wadah guna membina dan menumbuhkan motivasi para pelaku olahraga khususnya wartawan yang diberi nama Seksi Wartawan Olahraga Persatuan Wartawan Indonesia (SIWO PWI).

Di tiap-tiap daerah seperti Provinsi Lampung, SIWO PWI telah menjadi salah satu anggota KONI Provinsi Lampung. Keberadaan mereka diterima dalam kehidupan olahraga, bukan saja sebagai peliput kegiatan, tetapi perannya menjadi mitra yang duduk sama rendah berdiri sama tinggi dengan komponen masyarakat olahraga lainnya. Saat ini yang menjabat menjadi Ketua SIWO PWI Cabang Lampung ialah Rusidi.

Bukan hanya sebagai suatu organisasi , SIWO PWI Cabang Lampung juga sering menggelar berbagai event olahraga seperti, turnamen biliar antarmedia yang menjadi ajang pembuktian diri sebagai pebiliar andal di jajaran jurnalis Lampung. Selain itu penganugrahan seperti pemilihan atlet putra dan putri terbaik, pelatih dan pembina terbaik serta tokoh olahraga dan tokoh sepak bola guru olahraga terbaik turut menjadi agenda tahunan yang digelar oleh SIWO PWI Cabang Lampung.

e. BPOC (Badan Pembina Olahraga Cacat)

“Keterbatasan Tidak Menghalangi untuk Menembus Batas”, slogan tersebut setidaknya pantas

(19)

Oktober 1962 yang diberi nama Yayasan Pembina Olahraga Cacat (YPOC). Tetapi pada tahun 1993 nama tersebut diganti menjadi Badan Pembina Olahraga Cacat (BPOC), dengan alasan kalimat “yayasan” terkesan bahwa organisasi ini milik perorangan sehingga namanya diganti

menjadi badan.

Di Provinsi Lampung atlet-atlet yang memliki kekurangan fisik ini dibina dan difasilitasi oleh Badan Pembina Olahraga Cacat (BPOC) Cabang Lampung untuk dapat bertanding dikejuaraan nasional seperti Pekan Olahraga Penyandang Cacat Nasional (Porcanas) XIV yang diadakan di Kota Pekanbaru Riau, juga kejuaran bertaraf internasional seperti Asian Para GamesdanFespic Games.

Sebelum dilakukan pembinaan BPOC Provinsi Lampung yang diketuai oleh Sukono menjaring bibit atlet penyandang cacat mulai dari pelajar tingkat SMP dan SMA di seluruh kabupaten / kota yang ada di Lampung. Diharapkan melalui pejaringan atlet dari kalangan pelajar mampu mendulang bibit atlet potensial untuk dilakukan pembinaan yang lebih baik, sehingga dapat meningkatkan atlet binaannya pada masa yang akan datang. Saat ini cabang olahraga yang telah dibina oleh BPOC Provinsi Lampung yakni, cabang olahraga angkat berat, atletik, tenis meja dan catur.

Cabang olahraga yang berinduk pada KONI umumnya bertujuan guna meningkatkan prestasinya dengan demikian akan dapat menjunjung tinggi nama dan martabat bangsa Indonesia dan dapat mempererat persahabatan dengan bangsa-¬bangsa lainnya. Organisasi Olahraga yang bersifat fungsional terdiri dari dua macam, yaitu :

(20)

Organisasiolahraga yang bersifat tetap adalah organisasi olahraga yang didirikan dalam waktu cukup lama (tidak terbatas) dikendalikan oleh suatu ketentuan yaitu Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dari organisasi tersebut. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga tersebut merupakan tempat berpijaknya anggota pengurus atau anggota organisasi untuk melangkah dan bertindak dalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

2) Organisasi Olahraga yang Bersifat Sementara

Organisasi olahraga yang bersifat sementara adalah organisasi cabang olahraga yang dibentuk dalam waktu tertentu sesuai dengan tugas, fungsi dan tujuan yang harus dicapai. Organisasi olahraga yang bersifat sementara merupakan sebuah kepanitiaan yang dibentuk oleh organisasi olahraga yang bersifat tetap berdasarkan Suatu Keputusan yang dikeluarkan oleh KONI Pusat, seperti Panitia Besar Pekan Olahraga Nasional (PON) dan Panitia Penyelenggara Pekan Olahraga Pelajar Nasional (POPNAS)

B. Organisasi Olahraga di Sekolah

(21)

Organisasi olahraga ini beranggotakan para pelajar yang dengan kemauan mereka sendiri ikut ambil bagian didalam klub olahraga yang sesuai dengan hobi ataupun bakat mereka, tetapi tidak menutup kemungkinan para pelajar yang awalnya tidak berminat akan olahraga setelah masuk ke dalam organisasi olahraga menjadi suka berolahraga. Karna sifatnya pembibitan, para pelajar itu tidak dibiarkan sendirian dalam mengasah potensi diri mereka, tetapi mereka didampingi dan dibimbing oleh guru atau pembina olahraga yang memiliki sertifikat kompetensi dari induk organisasi cabang olahraga yang bersangkutan atau instansi pemerintah.

Meskipun kegiatan organisasi olahraga di sekolah merupakan inisiatif dari guru Pendidikan Jasmani, tetapi bukan semata-mata menjadi beban dan tanggung jawabnya, melainkan menjadi tanggung jawab bersama Kepala Sekolah dan guru-guru sekolah tersebut agar kegiatan organisasi olahraga di sekolah dapat berjalan dengan baik dan kondusif.

Selain pembinaan siswa melalui kegiatan organisasi olahraga, sekolah juga dapat menyelenggarakan pertandingan dan perlombaan antar kelas. Dari hasil pertandingan dan perlombaan antar kelas tersebut pihak sekolah akan mengetahui anak didik yang potensial di bidang olahraga.

2.4 Penyelenggaraan Keolahragaan

(22)

penyandang cacat, sarana olahraga, ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan serta standardisasi, akreditasi, dan sertifikasi.

Selaku penanggung jawab pengelolaan sistem keolahragaan nasional, Menteri memiliki tugas untuk menentukan kebijakan nasional keolahragaan, standar nasional keolahragaan, serta koordinasi dan pengawasan terhadap penyelenggaraan keolahragaan nasional seperti diatur dalam Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Penyelenggaraan Keolahragaan. Sedangkan kewenangan yang dimiliki oleh Pemerintah diatur dalam Pasal 10 Pemerintah Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Penyelenggaraan Keolahragaan, yang menyebutkan Pemerintah mempunyai kewenangan untuk mengatur, membina, mengembangkan, melaksanakan, dan mengawasi penyelenggaraan keolahragaan secara nasional.

Kewenangan yang dimaksud menurut Bagir Manan dalam bahasa hukum tidak sama dengan kekuasaan (macht). Kekuasaan hanya menggambarkan hak untuk berbuat atau tidak berbuat. Dalam hukum, wewenang sekaligus berarti hak dan kewajiban (rechten en plichten). Dalam kaitan dengan otonomi daerah, hak mengandung pengertian kekuasaan untuk mengatur sendiri (zelfregelen) dan mengelola sendiri (zelfbesturen), Sedangkan kewajiban secara horizontal berarti kekuasaan untuk menyelenggarakan pemerintahan sebagaimana mestinya. Vertical berarti kekuasaan untuk menjalankan pemerintahan dalam satu tertib ikatan pemerintah Negara secara keseluruhan (Bagir Manan.2000:1-2)

(23)

kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah pusat di wilayah provinsi, yaitu untuk mengoordinasikan pelaksanaan tugas penyelenggaraan keolahragaan di provinsi secara terpadu dan berkesinambungan (Pasal 8 (1) Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Penyelenggaraan Keolahragaan). Sedangkan wewenang dari Pemerintah Provinsi, yaitu Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung ialah kewenangan untuk mengatur, membina, mengembangkan, melaksanakan, dan mengawasi penyelenggaraan keolahragaan di provinsi (Pasal 11 (1) Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Penyelenggaraan Keolahragaan).

Berikut merupakan penyelenggaraan keolahragaan yang menjadi tanggung jawab dan kewenangan dari Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Seksi Fasilitasi dan Koordinasi Bidang Keolahragaan Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung Bapak Ahmad Sobri Khairi, S.Sos.

1. Kejuaraan Daerah (KEJURDA)

(24)

2. Pekan Olahraga Wilayah (POPWIL)

Pekan Olahraga Wilayah (POPWIL) ini bersifat Multi Even, karena lebih dari satu cabang olahraga yang dipertandingkan dan dikhususkan untuk pelajar yang usianya dibatasi. Selain bertujuan untuk mempererat persatuan dan kesatuan diantara sesama atlet maupun insan olahraga, kegiatan ini dimanfaatkan sebagai sarana seleksi para atlet untuk keikutsertaan pada kegiatan yang lebih tinggi, seperti POPNAS 2013 mendatang. Adapun cabang olahraga yang dipertandingkan pada Pekan Olahraga Wilayah (POPWIL) meliputi Bola Voli, Sepak Bola, Tenis Lapangan, Bulu Tangkis, Tenis Meja, Basket, Pencak Silat, Sepak Takraw. Berbeda dengan Kejuaraan Daerah yang diselenggarakan hampir setiap tahun, POPWIL diselenggarakan hanya setiap tahun genap, seperti tahun 2012. Pada tahun ini Provinsi Lampung dipercaya sebagai tuan rumah untuk Pekan Olahraga Wilayah (POPWIL) yang telah diselenggarakan pada tanggal 7-11 November 2012. Untuk pekan olahraga seperti POPWIL, Provinsi Lampung masuk kedalam Regional 2 bersama 5 provinsi lainnya, yaitu Sumatra Selatan, Bengkulu, DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Kalimantan Barat. Pembagian wilayah ini di tentukan oleh Kementrian Pemuda dan Olahraga.

3. Pekan Olahraga Nasional (POPNAS)

(25)

mendatang akan diselenggarakan di DKI Jakarta. Atlet-atlet yang bertanding di Pekan Olahraga Nasional (POPNAS) sebelumnya harus lolos seleksi terlebih dahulu dalam Pekan Olahraga Wilayah (POPWIL). Hal ini dimaksudkan untuk membatasi peserta yang ikut bertanding di ajang nasional ini.

Seperti yang tercantum pada Pasal 14 Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Penyelenggaraan Keolahragaan, Pemerintah dan pemerintah daerah bertanggung jawab untuk mewujudkan tujuan penyelenggaraan keolahragaan nasional. Adapun tujuan dari penyelenggaraan kejuaraan olahraga yang diatur dalam Pasal 14 (2) Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Penyelenggaraan Keolahragaan, yaitu sebagai berikut :

1) Pemerataan pembinaan dan pengembangan kegiatan keolahragaan ; 2) Peningkatan mutu pelayanan minimal keolahragaan ;

3) Peningkatan efektifitas dan efisiensi manajemen keolahragaan ; dan 4) Peningkatan kesehatan, kebugaran, dan prestasi olahraga.

2.5 Prestasi Olahraga Pelajar 2.5.1 Pengertian Prestasi

(26)

Ada dua faktor yang mempengaruhi prestasi olahraga seorang olahragawan atau kelompok olahragawan (tim), yaitu sebagai berikut :

1) Faktor internal, yang tergolong dalam faktor ini antara lain sistem pembinaan dan sarana-prasarana olahraga ;

2) Faktor eksternal, yang tergolong dalam faktor ini antara lain faktor psikologis, rutinitas latihan, pelatih, keadaan fisik, serta teknik dan kemampuan yang dimiliki atlet.

2.5.2 Pengertian Olahraga

Olahraga merupakan suatu perilaku aktif yang menggiatkan metabolisme dan mempengaruhi fungsi kelenjar di dalam tubuh untuk memproduksi sistem kekebalan tubuh dalam upaya mempertahankan tubuh dari gangguan penyakit serta stress. Oleh sebab itu sangat dianjurkan kepada setiap orang untuk melakukan kegiatan olahraga secara rutin dan tersetruktur dengan baik untuk mempertahankan kebugaran.

Adapun yang dimaksud dengan olahraga adalah suatu bentuk kegiatan jasmani yang terdapat di dalam permainan, perlombaan dan kegiatan intensif dalam rangka memperoleh relevansi kemenangan dan prestasi optimal. Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Bapak Drs. Mahadi Sinambela juga mendefinisikan pengertian olahraga, yakni olahraga mencakup segala kegiatan manusia yang ditujukan untuk melaksanakan misi hidupnya dan cita-cita hidupnya, cita-cita nasional politik, sosial, ekonomi, kultural dan sebagainya. (Aip Syarifuddin.1990)

(27)

kelompok olahragawan (tim) berdasarkan target awal tim atau atlet, dalam lingkup kegiatan olahraga.

2.5.3 Pengertian Pelajar

Di Indonesia, orangtua umumnya memasukan anak mereka untuk mendapat pendidikan sekolah mulai dari Pra-TK (Playgroup) hingga perguruan tinggi. Anak-anak yang mendapatkan pendidikan secara formal mulai dari tingkat dasar hingga pendidikan formal tingkat menengah dan diharuskan mematuhi peraturan disebut pelajar atau istilah lainnya peserta didik. Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, dijelaskan bahwa yang dikatakan pelajar ialah jika seseorang berusia antara tujuh sampai dengan tujuh belas tahun. Dengan mewajibkan setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun tersebut wajib mengikuti pendidikan dasar, sedangkan untuk melanjutkan ke pendidikan menengah tidak terlalu diwajibkan.

Berikut adalah pembagian pendidikan dasar sampai pendidikan menengah yakni sebagai berikut :

a. Pendidikan dasar sendiri dibagi dalam dua bentuk, yaitu :

1) Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat ;

2) Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat.

(28)

1) Pendidikan menengah umum : Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Madrasah Aliyah (MA) atau bentuk lain yang sederajat ;

2) Pendidikan menengah kejuruan : Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) atau Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat.

(29)

3.1 Pendekatan Masalah

Pendekatan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan hukum normatif – empiris (applied normative law). Pendekatan normatif adalah pendekatan yang dilakukan melalui studi kepustakaan dalam mencari data dan sumber data yang bersifat teori dan berguna untuk memecahkan masalah. Pendekatan ini dikenal dengan nama pendekatan ke pustakaan atau yang biasa disebut dengan studi kepustakaan, yakni dengan mempelajari buku-buku, peraturan perundang-undangan, dan dokumen lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini. Sedangkan pendekatan empiris yang dimaksudkan disini adalah pendekatan yang dilakukan dengan melihat dan mengumpulkan semua informasi yang berhubungan dengan kenyataan di dalam praktek lapangannya.

3.2 Sumber Data

Dalam penelitian ini data yang diperlukan adalah data primer dan data sekunder. Data primer di peroleh dari studi lapangan, yaitu hasil wawancara dengan responden. Sedangkan data sekunder terdiri dari buku-buku hukum, literatur hasil karya ilmiah sarjana dan hasil penelitian yang berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian ini.

a. Bahan hukum primer

Bahan hukum primer adalah bahan-bahan yang bersifat mengikat yang berupa peraturan perundang-undangan, meliputi :

(30)

2) Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Penyelenggaraan Keolahragaan ; 3) Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Penyelenggaraan Pekan dan Kejuaraan

Olahraga ;

4) Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Struktur Organisasi Daerah ;

5) Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 13 Tahun 2009 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Lampung.

b. Bahan hukum sekunder

Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang dapat memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer. Berupa kumpulan buku-buku hukum, literatur hasil karya ilmiah sarjana dan hasil penelitian yang berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian ini.

c. Bahan hukum tersier

Bahan hukum tersier adalah bahan hukum yang bersumber dari Kamus Bahasa Indonesia, kamus hukum, surat kabar dan jurnal penelitian hukum serta bersumber dari bahan-bahan yang didapat melalui internet

3.3 Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a. Studi pustaka (Library Research)

(31)

b. Studi lapangan (Field Research)

Untuk memperoleh data primer maka peneliti mengadakan studi lapangan dengan teknik wawancara kepada narasumber, yaitu Kepala Bidang Keolahragaan beserta staf Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung.

3.4 Prosedur Pengolahan Data

Keseluruhan data yang diperoleh dari metode tersebut, kemudian dikumpulkan untuk kemudian diolah dengan menggunakan tahap-tahap, yaitu :

1) seleksi data, yaitu mengidentifikasi data yang telah terkumpul apakah data lengkap, benar dan sesuai dengan permasalahan ;

2) klasifikasi data, yaitu penempatan data ditetapkan sesuai dengan bidang atau pokok bahasan sehingga diperoleh data yang objektif dan mudah dalam mengnalisanya ;

3) sistematika data, yaitu penelusuran data berdasarkan urutan data yang telah ditentukan sesuai dengan ruang lingkup pokok bahasan secara sistematis ;

4) pemeriksaan data, yaitu meneliti kembali data yang diperoleh mengenai kelengkapan, kejelasan, dan kebenaran jawabannya.

(32)
(33)
(34)

1

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Peran Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung Dalam Pembinaan Organisasi Keolahragaan Pelajar, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

(35)

2

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat disampaikan :

1. Sebaiknya kerja sama antara Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung dengan Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten / Kota ditingkatkan lagi dalam hal menjaring bibit-bibit atlet yang berprestasi, sehingga para atlet daerah mampu mengangkat nama daerah asalnya lebih tinggi lagi di ajang olahraga pelajar nasional.

2. Perlu adanya perhatian dari pemerintah dalam hal bantuan fasilitas olahraga seperti sarana-prasarana dan tenaga pelatih / guru olahraga. Hal ini dimaksudkan agar mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas atlet binaan serta menumbuhkembangkan minat, aspirasi, dan partisipasi masyarakat terhadap kegiatan keolahragaan.

(36)

PERAN DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA PROVINSI LAMPUNG DALAM PEMBINAAN ORGANISASI KEOLAHRAGAAN

PELAJAR

(Skripsi)

Oleh :

NADIA PURNAMA SARI 0912011212

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG

(37)

ABSTRAK

PERAN DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA PROVINSI LAMPUNG DALAM PEMBINAAN ORGANISASI KEOLAHRAGAAN PELAJAR

Oleh

Nadia Purnama Sari

Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung dalam kaitannya membina organisasi keolahragaan pelajar, memiliki peran sebagai pendukung dan fasilitator. Hal tersebut berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 13 Tahun 2009 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Lampung Pasal 8 yang menyebutkan bahwa salah satu fungsi Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung ialah mendukung atau memfasilitasi organisasi Kepemudaan dan Keolahragan.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah peran Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung dalam pembinaan organisasi keolahragaan pelajar dan faktor apakah yang menjadi penghambat dalam pembinaan organisasi keolahragaan pelajar oleh Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung. Penelitian ini menggunakan pendekatan hukum normatif – empiris, sedangkan sumber data yang digunakan ialah data primer dan data sekunder dengan prosedur pengumpulan data terdiri dari studi pustaka dan studi lapangan, lalu data tersebut dianalisis menggunakan metode deskriptif kualitatif.

(38)

ABSTRACT

ROLE DEPARTMENT YOUTH AND ATHLETICS OF LAMPUNG PROVINCE IN CONSTRUCTION OF ORGANIZATION

SPORTMANSHIP OF STUDENT

By

Nadia Purnama Sari

Department Youth and Athletics of Lampung Province in its bearing construct organization sportmanship of student, owning role as and supporter of fasilitator. The mentioned pursuant to By Law Of Lampung Province Number 13 Year 2009 About Organization and Administration Department Area of Lampung Province paragraph 8 mentioning that one of function Department Youth and Athletics of Lampung Province are to support or organizational facility of Youth and Sportsmanship.

Problem of this research are how role Department Youth and Athletics of Lampung Province in construction of organization sportmanship of factor and student what is become resistor in construction of organization sportmanship of student by Department Youth and Athletics of Lampung Province. This Research use approach of law of normatif - empirical, while source of data the used are primary data and secondary data with data collecting procedure consist of book study and field study, and then the data analysed to use descriptive method qualitative.

(39)

RIWAYAT HIDUP

(40)

MOTTO

SUCCESS WILL NEVER BE A BIG STEP IN THE FUTURE, BUT

SUCCESS IS A SMALL STEP TAKEN JUST NOW

(41)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada :

Ayahanda tercinta Drs.Hi.Ahmad Barzan, M.M. (Alm) yang telah

tenang di sisi Allah Swt, Ibunda tercinta Dra.Hj.Ratna Juita yang

tidak pernah lelah mencurahkan kasih sayang, mendo akan dan

merestui setiap langkahku, Kakak dan Adik tersayang Atin Iptu.

Maulana Mukarom, S.E. , Udo Akbar Stiawan, S.H. , dan Bungsu

Nabila Fatika Sari, serta seluruh Keluarga yang senantiasa

memberikan bantuan dan dukungan baik moril maupun materiil

(42)

SANWACANA

Puji dan Syukur atas kehadirat Allah Swt berkat Rahmat dan Ridho-Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul, “PERAN DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA PROVINSI LAMPUNG DALAM PEMBINAAN ORGANISASI KEOLAHRAGAAN PELAJAR”.

Berbagai hambatan telah penulis rasakan dan lewati dalam proses penyelesaian penulisan skripsi ini. Namun segala doa, dukungan, bantuan, saran dan kritik yang diterima oleh penulis, menjadi motivasi tersendiri untuk segera menyelesaikan penulisan skripsi ini guna memperoleh gelar Sarjana Hukum di Universitas Lampung. Maka izinkan penulis untuk mengucapkan terimakasih kepada :

1. Dekan Fakultas Hukum Universitas Lampung, Dr.Heryandi, S.H., M.S. beserta jajarannya, yaitu Bapak / Ibu Pembantu Dekan (PD) I, PD II, dan PD III atas segala bantuan baik langsung maupun tidak langsung selama menempuh pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Lampung.

(43)

3. Bapak Syamsir Syamsu, S.H., M.H. selaku Pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan serta arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Nurul Fajri Oesman, S.H., M.H. selaku Pembahas I yang telah banyak memberikan kritik dan saran yang sangat berguna didalam penyelesaian skripsi ini.

5. Ibu Eka Deviyani, S.H., M.H. selaku Pembahas II yang telah banyak membantu dengan memberikan kritik dan saran yang sangat berguna didalam penyelesaian skripsi ini.

6. Bapak Zamroni, Mas Marlan, dan Ibu Hera yang telah banyak membantu penulis selama menempuh pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Lampung.

7. Seluruh dosen Fakultas Hukum Universitas Lampung yang dengan sabar mendidik dan memberikan ilmunya kepada penulis selama menempuh pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Lampung.

(44)

9. Seluruh struktur organisasi yang terdapat di Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung yang telah banyak membantu penulis selama melakukan riset disana.

10. Ayahanda tercinta Drs. Hi Ahmad Barzan, M.M. (Alm) dan Ibunda tercinta Dra. Hj. Ratna Juita yang senantiasa mencurahkan kasih sayang, doa, dukungan, dan merestui setiap langkah ananda. Terimakasih ananda haturkan atas segala yang telah dengan ikhlas diberikan kepada ananda. Semoga ananda dapat membahagiakan dan mewujudkan keinginan Ayahanda dan Ibunda terkasih.

11. Kakak dan Adiku Tersayang Atin Iptu. Maulana Mukarom, S.E., Udo Akbar Stiawan, S.H., dan Bungsu Nabila Fatika Sari serta seluruh Keluarga besar yang senantiasa memberikan bantuan dan dukungan baik moril maupun materiil kepada penulis.

12. Rendi Djumantara, S.H. beserta Keluarga yang senantiasa memberikan doa, dukungan, dan bantuan yang sangat berarti kepada penulis.

13. Sahabat tercinta Elita Firly Rakhmi, Febby Purnama Putri, Mega Puteri, Oktavianti Puspitasari, Raisa Harly Runida Agustine dan teman-teman lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Terimakasih atas dukungan, bantuan dan kebersamaan kita selama ini.

(45)

Akhir kata penulis menghaturkan permohonan maaf apabila selama ini terdapat kesalahan dalam perkataan maupun tindakan. Semoga kebaikan yang telah diberikan dengan tulus ikhlas kepada penulis selama ini akan dibalas oleh Allah Swt dan skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin Yarobalallamin.

Bandar Lampung, Januari 2013

Penulis

(46)

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup... 5

1.2.1 Permasalahan ... 5

1.2.2 Ruang Lingkup Penelitian... 5

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 6

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 6

1.3.2 Kegunaan Penelitian ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA... 8

2.1 Pengertian Peran ... 8

2.2 Pembinaan Keolahragaan... 8

2.2.1 Pengertian Pembinaan... 8

2.2.2 Tujuan Pembinaan ... 9

2.2.3 Pelaku Pembinaan dan Obyek yang Dibina... 10

2.2.4 Dasar Hukum Pembinaan Keolahragaan Pelajar Oleh Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung... 14

2.3 Organisasi Keolahragaan ... 15

2.3.1 Pengertian Organisasi ... 15

2.3.2 Pengertian Organisasi Olahraga... 16

2.4 Penyelenggaraan Keolahragaan ... 26

2.5 Prestasi Olahraga Pelajar ... 31

2.5.1 Pengertian Prestasi ... 31

2.5.2 Pengertian Olahraga... 32

2.5.3 Pengertian Pelajar ... 33

III. METODE PENELITIAN ... 35

3.1 Pendekatan Masalah... 35

3.2 Sumber Data... 35

3.3 Prosedur Pengumpulan Data... 37

3.4 Prosedur Pengolahan Data ... 38

(47)

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40

4.1 Struktur Organisasi DISPORA Provinsi Lampung dan (BAPOPSI) Provinsi Lampung... 40

4.1.1 Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung ... 40

4.1.2 Badan Pembina Olahraga Pelajar Seluruh Indonesia (BAPOPSI) Provinsi Lampung... 43

4.1.3 Bentuk Kerjasama DISPORA Provinsi Lampung dan BAPOPSI Provinsi Lampung dalam Pembinaan Organisasi Keolahragaan Pelajar ... 45

4.2 Peran DISPORA Provinsi Lampung dalam Pembinaan Organisasi Keolahragaan Pelajar ... 47

4.2.1 Perumusan Kebijakan Teknis Operasional Di bidang Kepemudaan dan Olahraga ... 49

4.2.2 Penyediaan Bantuan atau Dukungan Pengadaan Sarana dan Prasarana Kepemudaan dan Keolahragaan ... 52

4.2.3 Mendukung atau Memfasilitasi Organisasi Kepemudaan dan Keolahragaan... 54

4.2.4 Pembinaan, Pengendalian, Pengawasan dan Koordinasi Pelayanan Administratif... 55

4.2.5 Pelaksanaan Tugas Lain yang Diberikan Oleh Gubernur Sesuai dengan Tugas dan Fungsinya ... 56

4.3 Mekanisme Pembinaan Organisasi Keolahragaan Pelajar... 57

4.3.1 Klub atau Kelompok Olahraga Pelajar (KOP)... 57

4.3.2 Atlet Pelajar ... 60

4.4 Prestasi yang Telah Diraih ... 61

4.5 Faktor Penghambat dalam Pembinaan Organisasi Keolahragaan Pelajar oleh DISPORA Provinsi Lampung... 65

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 66

5.1 Kesimpulan ... 66

5.2 Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA

(48)

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Aip Syarifuddin.Belajar Aktif Pendidikan Jasmani dan Kesehatan SMP. Jakarta : Grasindo, 1990.

Ashofa, Burhan.Metode Penelitian Hukum. Jakarta : Rineka Cipta, 1996.

Bagir Manan.Wewenang Provinsi, Kabupaten, dan Kota dalam Rangka Otonomi Daerah. Makalah pada Seminar Nasional, Fakultas Hukum UNPAD, Bandung, 13 Mei 2000.

D, Ratna Wilis.Teori-Teori Belajar. Jakarta : Penerbit Erlangga, 1996.

Marwan Muhammad, S.H. dan Jimmy.P.S.H.Kamus Hukum. Surabaya, 2009. Horton, Paul B. dan Chester L. Hunt. Sociology. Edisi keenam. International

Student Edition. Tokyo : Mc.Graw-Hill Book Company Inc, 1984. Keith Davis.Human Relations at Work. New York, San Francisco, Toronto,

London, 1962.

Muhammad Adbulkadir.Hukum dan Penelitian Hukum. Bandung : Citra Aditya Sakti, 2004.

Singarimbun Masri dan Sofyan Efendi. Understanding Practice and Analysis. New York : Random House, 1976.

Soekamto Soejono.Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Rajawali Press, 1982. Stephen P.Robbins. Teori Organisasi Struktur, Desain, dan Aplikasi.

Jakarta, 1994.

(49)

Peraturan Perundang-undangan :

Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional Undang-undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan

Peraturan Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Nomor 193 Tahun 2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementrian Pemuda dan Olahraga

Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Penyelenggaraan Keolahragaan.

Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Penyelenggaraan Pekan dan Kejuaraan Olahraga

Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Struktur Organisasi Daerah. Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 13 Tahun 2009 Tentang Organisasi

dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Lampung

Lain-lain (Artikel, Literatur, Jurnal Ilmiah dan Website)

Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga BAPOPSI (Badan Pembina Olahraga Pelajar Seluruh Indonesia)

Dr. Sumarno Sumoprawiro, M.Pd.Prestasi Olahraga Indonesia.

http://jurnalilmiaholahraga.blogspot.com/ . Diakses pada tanggal 16-09-2012

Rencana Strategis Kementrian Pemuda dan Olahraga Tahun 2010-2014

Rencana Strategis Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung Tahun 2010-2014

http://kemenpora.go.id http://perwosi.or.id/ http://pwi.or.id/

(50)
(51)

Judul Skripsi : PERAN DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA PROVINSI LAMPUNG DALAM

PEMBINAAN ORGANISASI KEOLAHRAGAAN PELAJAR Nama Mahasiswa : Nadia Purnama Sari

Nomor Pokok Mahasiswa : 0912011212

Program Studi : Hukum Administrasi Negara

Fakultas : Hukum

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Nurmayani, S.H., M.H. Syamsir Syamsu, S.H., M.H.

NIP.196112191988032002 NIP.196108051989031005

2. Ketua Bagian Hukum Administrasi Negara

(52)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Nurmayani, S.H., M.H. ...

Sekretaris : Syamsir Syamsu, S.H., M.H. ...

Penguji Utama : Nurul Fajri Oesman, S.H., M.H. ...

2. Dekan Fakultas Hukum

Dr. Heriyandi, S.H., M.S. NIP.196211091987031003

Referensi

Dokumen terkait

Dengan model tersebut prosedur perkuliahan dikembangkan secara bertahap dan bersistem dengan tujuan lebih diarahkan pada penumbuhan dan pemantapan kemampuan

Kelas di'rganisir dan dik'ndisikan dalam %eran(%eran tertentu 0di&agi menjadi dua kel'm%'k-, ada %eserta didik/ sis+a yang &er%eran se&agai %elaku, dan

Hasil akhir dari penelitian ini yaitu telah di terapkannya metode PROMETHEE kedalam sistem pendukung keputusan pemilihan taman kanak-kanak , yang mana sistem tersebut

Terkait dengan Permohonan Pengujian Ketentuan Pasal 44 ayat (4) Undang- Undang Ketenagalistrikan atau Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan

Bila malam dicetak atau dibentuk tanpa pemanasan yang cukup di atas suhu transisi padat-padat, maka akan terjadi stress dalam bahan.. Bila malam dipanaskan, terjadi pelepasan

HSD Buahati Islamic School menyelenggarakan acara Family Gathering ke Taman Bunga Nusantara (TBN), Cipanas,Cianjur.Pada hari Sabtu pukul 06.30 kami sudah berkumpul di Komnas Anak

yang baik. Dalam melakukan sesuatu tentunya setiap individu me miliki tujuan dan maksud. Dalam Tempuutn asal usul api, maksud dan tujuan Kilip tergambar dalam kutipan berikut

Pakan yang mengandung fosfor yang berikatan dengan asam fitat, suatu zat antinutrisi dalam bahan pakan nabati menyebabkan fosfor dan beberapa nutrien sukar untuk