• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KRIMINOLOGIS DAMPAK PENGARUH KELUARGA TERHADAP PERILAKU JAHAT YANG DILAKUKAN ANAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KRIMINOLOGIS DAMPAK PENGARUH KELUARGA TERHADAP PERILAKU JAHAT YANG DILAKUKAN ANAK"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KRIMINOLOGIS DAMPAK PENGARUH KELUARGA TERHADAP PERILAKU JAHAT YANG DILAKUKAN ANAK

Oleh

M. RIVAN PRATAMA Z.

Kedudukan dan fungsi suatu keluarga bersifat primer dan fundamental. Keluarga pada hakekatnya merupakan wadah pembentukan masing-masing anggotanya, terutama anak-anak yang masih berada dalam bimbingan tanggung jawab orangtuanya. Berdasarkan beberapa kasus yang pernah terjadi, keluarga memiliki peran penting dalam pengaruh delinkuesi anak. Orang tua di rumah memiliki tanggungjawab dalam mendidik dan menanamkan nilai-nilai positif yang menyadarkan serta mengarahkan anak bersifat positif. Namun apabila dalam keluarga kurangnya komunikasi, perhatian, motivasi, metode mendidik anak dari orang tuanya salah maka pembentukan kepribadian anak pun akan menjadi ke arah negatif. Apakah lingkungan keluarga dapat menjadi faktor pengaruh perilaku jahat yang dilakukan oleh anak dan bagaimanakah upaya menanggulangi perilaku jahat yang dilakukan oleh anak.

Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan secara yuridis normatif dan pendekatan yuridis empiris. Adapun sumber dan jenis data dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari studi lapangan dengan melakukan wawancara terhadap Hakim Pengadilan Negeri Tanjung Karang, Lembaga Advokasi Anak (Lada), Psikolog Bandar Lampung, beberapa anak yang delinkuensi karena pengaruh keluarga dan Dosen Fakultas Hukum Universitas Lampung. Data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan. Data yang diperoleh kemudian diolah dengan cara memeriksa dan mengkoreksi data, setelah data diolah yang kemudian dianalisis secara analisis kualitatif guna mendapatkan suatu kesimpulan yang memaparkan kenyataan-kenyataan yang diperoleh dari penelitian.

(2)

negatif. Secara tidak langsung, lingkungan keluarga dapat membentuk karakter seorang anak menjadi baik atau buruk, dari hasil penelitian sebagian besar pelaku kejahatan anak memiliki psikis yang terganggu dan bermasalah dengan keluarga. Upaya menanggulangi perilaku jahat yang dilakukan oleh anak meliputi upaya penal yang berupa pemberian sanksi pidana seperti pidana penjara, pidana kurungan yang lamanya disesuaikan dengan pelaku yang disini adalah anak yang masih harus mendapatkan bimbingan yang lebih bersifat mendidik, sedangkan upaya non penal dilakukan berupa kegiatan penyuluhan hukum, resosialisasi, mengadakan pelatihan kegiatan keterampilan, dan lain sebagainnya yang semua itu ditujukan kepada masyarakat agar setiap keluarga yang hidup di dalam masyarakat mampu memberikan pembinaan yang baik bagi setiap anggota keluarganya. Upaya non-penal yang paling dominan adalah dari keluarga. Di dalam menghadapi kriminologi anak pihak orang tua dapat mengambil dua sikap atau cara yang bersifatpreventifdanrepresif.

(3)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak sebagai generasi muda merupakan sumber daya manusia yang memiliki potensi untuk meneruskan cita-cita dan perjuangan bangsa, dan memiliki peranan strategis yang mempunyai ciri-ciri dan sifat khusus yang memerlukan perlindungan untuk menjamin pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental dan sosialnya secara utuh. Sebagai bagian dari generasi muda, anak merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa sekaligus modal sumberdaya manusia bagi pembangunan nasional sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 34 Ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 bahwa fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara. Negara Kesatuan Republik Indonesia menjamin kesejahteraan tiap-tiap warga Negaranya, termasuk perlindungan terhadap anak yang merupakan hak asasi manusia. Arti dari anak dalam Penjelasan atas Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2002, tentang Perlindungan Anak yang menyebutkan, bahwa anak adalah amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa harus kita jaga karena dalam dirinya melekat harkat, martabat, dan hak-hak sebagai manusia yang harus dijunjung tinggi.

(4)

serta hak sipil dan kebebasan. Anak perlu mendapat kesempatan yang seluas-luasnya untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, baik fisik, mental, social dan berakhlak mulia. Upaya perlindugan dan kesejahteraan anak perlu dilakukan dengan memberikan jaminan terhadap pemenuhan hak-haknya serta perlakuan tanpa diskriminasi. Untuk mewujudkannya, diperlukan dukungan kelembagaan dan peraturan perundang-undangan yang dapat menjamin pelaksanaannya. Berbagai Undang-Undang hanya mengatur hal-hal tertentu mengenai anak secara khusus belum mengatur keseluruhan aspek yang berkaitan dengan perlindungan anak (Djoko Prakoso, 1998: 21).

Usaha perlindungan terhadap anak telah cukup lama dibahas baik di Indonesia maupun di dunia internasional. Ketentuan dalam Pasal 16 Ayat (1) Konvensi Hak Anak menjelaskan bahwa tidak ada seorangpun anak akan dikenai campur tangan semena-mena atau tidak sah terhadap kehidupan pribadinya, keluarga, rumah atau surat menyuratnya, atau mendapat serangan tidak sah atas harga diri dan reputasinya. Selanjutnya pada Ayat (2) menjelaskan bahwa anak berhak untuk memperoleh perlindungan hukum dari campur tangan atau serangan semacam itu.

(5)

mendorong pemerintah untuk menerbitkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak yang secara khusus mengatur tentang hak-hak anak.

Berdasarkan hal tersebut, Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dibentuk berdasarkan pertimbangan bahwa perlindungan anak merupakan bagian dari kegiatan pembangunan nasional, khususnya dalam memajukan kehidupan berbangsa dan bernegara. Orang tua, keluarga dan masyarakat bertanggungjawab untuk menjaga dan memelihara hak asasi tersebut sesuai dengan kewajiban yang dibebankan oleh hukum. Negara dan pemerintah bertanggungjawab menyediakan fasilitas dan aksesibilitas bagi anak, terutama dalam menjamin pertumbuhan dan perkembangannya secara optimal dan terarah.

Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak menegaskan bahwa pertanggungjawaban orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah dan Negara merupakan rangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara terus menerus demi terlindunginya hak-hak anak. Keluarga merupakan lingkungan pertama dalam usaha mendidik dan melindungi hak-hak anak. Tanggung jawab orang tua dalam keluarga terhadap anak harus berkelanjutan dan terarah guna menjamin pertumbuhan dan perkembangan anak, baik fisik, mental, spiritual maupun sosial. Tindakan ini dimaksudkan untuk mewujudkan kehidupan terbaik bagi anak sebagai penerus bangsa serta agar menghindari perilaku-perilaku menyimpang anak.

(6)

memperhatikan apapun yang terjadi di sekitarnya. Terutama sikap dan perlakuan setiap orang terhadap dirinya. Setelah anak mulai beranjak dewasa, pada saat itulah anak sudah mulai berpikir dan menangkap apa yang terjadi dalam kehidupan dalam keluarga. Anak dapat membedakan respon positif dan negatif, sehingga kondisi dalam keluarga menjadi suatu hal yang penting yang harus diperhatikan. Kondisi keluarga ditentukan oleh kepribadian setiap anggotanya. Setiap anggota keluarga adalah unik sehingga suasana di dalam keluarga juga dipengaruhi oleh bagaimana cara setiap anggota keluarga merespon suasana dalam keluarganya. Suasana keluarga yang tidak teratur, keras maupun fleksibel, kompetitif atau kooperatif, konsisten atau tidak konsisten ikut mempengaruhi perkembangan anak (Asfriyati, 2003: 6).

Kedudukan dan fungsi suatu keluarga bersifat primer dan fundamental. Keluarga pada hakekatnya merupakan wadah pembentukan masing-masing anggotanya, terutama anak-anak yang masih berada dalam bimbingan tanggung jawab orangtuanya.

(7)

untuk mengadakan hubungan antar manusia yang memuaskan baik untuk diri sendiri maupun untuk orang di lingkungannya (Asfriyati, 2003: 12).

Keluarga merupakan kesatuan yang terkecil di dalam masyarakat tetapi menempati kedudukan yang primer dan fundamental, oleh sebab itu keluarga mempunyai peranan yang besar dan vital dalam mempengaruhi kehidupan seorang anak, terutama pada tahap awal maupun tahap-tahap kritisnya. Keluarga yang gagal memberi cinta kasih dan perhatian akan memupuk kebencian, rasa tidak aman dan tindak kekerasan kepada anak-anaknya. Demikian pula jika keluarga tidak dapat menciptakan suasana pendidikan, maka hal ini akan menyebabkan anak-anak berprilaku jahat (delinkuensi) (Tolib Setiady, 2010: 173).

(8)

bulan penjara oleh Pengadilan Negeri Jakarta Timur (www.hukumonline.com, 15 Juni 2011, 11:45 WIB)

Berdasarkan beberapa kasus yang terjadi diatas keluarga memiliki peran penting dalam pengaruh delinkuesi anak. Orang tua di rumah memiliki tanggungjawab dalam mendidik dan menanamkan nilai-nilai positif yang menyadarkan serta mengarahkan anak bersifat positif. Namun apabila dalam keluarga kurangnya komunikasi, perhatian, motivasi, metode mendidik anak dari orang tuanya salah maka pembentukan kepribadian anak pun akan menjadi ke arah negatif (Tolib Setiady, 2010: 173).

Proses pembentukan kepribadian anak dapat terjadi dengan menciptakan situasi dan kondisi yang memberikan kesempatan untuk bersikap komunikatif yang baik, kurangnya komunikasi, keakraban, keterbukaan, dan perhatian dalam keluarga akan mengganggu dalam proses pembentukan perilaku anak, terutama setelah anak mencapai usia remaja. Keberadaan orang tua akan tetap dirasakan utuh oleh anak sehingga memungkinkan adanya kebersamaan serta dapat membantu membentuk kepribadian anak terutama membentuk kepribadian yang baik.

Sehubungan dengan hal tersebut, menurut Romli Atmasasmita (Tolib Setiady, 2010: 182) menjelaskan mengenai peranan orang tua dalam keluarga terhadap anak dalam pembentukan kepribadiannya sangat penting yaitu:

(9)

dalam pergaulan, bersosialisasi dengan masyarakat dan bahkan menjalin hubungan dengan keluarga. Kondisi tersebut apabila dilatarbelakangi dengan lingkungan keluarga yang kurang kondusif dan sikap komunikatif yang kurang baik akan menjadi penyebab timbulnya berbagai penyimpangan perilaku dan perbuatan-perbuatan negatif yang melanggar norma-norma di masyarakat”.

Sehubungan dengan hal tersebut, dalam kajian kriminologi, stigmatisasi yang dialami anak menjadi faktor pemicu kriminogen dalam mengulangi kenakalan berikutnya. Sehingga dampak pengaruh keluarga dalam pembentukan kepribadian anak menduduki posisi yang terpenting terhadap perilaku anak.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis hendak melakukan penelitian yang hasilnya akan dijadikan skripsi dengan judul “Analisis Kriminologis Dampak Pengaruh Keluarga Terhadap Perilaku Jahat Yang Dilakukan Anak”.

B. Perumusan Masalah dan Ruang Lingkup

1. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah:

a. Apakah lingkungan keluarga dapat menjadi faktor pengaruh perilaku jahat yang dilakukan oleh anak?

(10)

2. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian hukum pidana ini hanya terbatas pada masalah lingkungan keluarga dapat menjadi faktor pengaruh perilaku jahat yang dilakukan oleh anak dan upaya menanggulangi perilaku jahat yang dilakukan oleh anak. Sedangkan ruang lingkup tempat penelitian hanya dibatasi pada Lembaga Advokasi Anak, Pengadilan Negeri Tanjungkarang, Psikolog dan Fakultas Hukum Universitas Lampung.

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui lingkungan keluarga dapat menjadi faktor pengaruh perilaku jahat yang dilakukan oleh anak.

b. Untuk mengetahui upaya menanggulangi perilaku jahat yang dilakukan oleh anak.

2. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah mencakup kegunaan teoritis dan kegunaan praktis:

a. Kegunaan Teoritis

(11)

dengan beberapa permasalahan tentang analisis kriminologis dampak pengaruh keluarga terhadap perilaku jahat yang dilakukan anak.

b. Kegunaan Praktis

Diharapkan hasil penulisan skripsi ini dapat berguna bagi masyarakat dan bagi aparatur penegak hukum dalam memperluas serta memperdalam ilmu hukum khususnya ilmu hukum pidana dan juga dapat bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya dan bagi aparatur penegak hukum pada khususnya untuk menambah wawasan dalam berfikir dan dapat dijadikan sebagai masukan dalam rangka pembaharuan hukum pidana.

D. Kerangka Teoritis dan Konseptual

1. Kerangka Teoritis

Kerangka teoritis adalah konsep-konsep yang merupakan abstraksi dari hasil pemikiran atau kerangka acuan yang pada dasarnya bertujuan untuk mengadakan identifikasi terhadap dimensi-dimensi sosial yang dianggap relevan oleh peneliti (Soerjono Soekanto,1986: 125).

Adapun teori-teori yang berkaitan dalam penelitian ini adalah mencakup teori sebab-sebab kenakalan anak (crime causation of children), teori kejahatan anak (kriminology juvenile delinquency), dan teori pencegahan (preventive).

(12)

perbuatan itu, dengan perkataan lain perlu diketahui motifasinya. Menurut Tolib Setiady (2010: 182) menjelaskan bahwa motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu perbuatan dengan tujuan tertentu. Motivasi sering juga diartikan sebagai usaha-usaha yang menyebabkan seseorang atau kelompok tertentu tergerak untuk melakukan suatu perbuatan karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau membuat kepuasan dengan perbuatannya.

Sehubungan dengan hal itu, Wagiati Soetedjo (Tolib Setiady, 2010: 182) menjelaskan bahwa bentuk dari motivasi itu ada dua macam yaitu motivasi instrinsik dan ekstrinsik. Motivasi instrinsik adalah dorongan atau keinginan pada diri seseorang yang tidak perlu disertai perangsang dari luar, sedangkan motivasi ekstrinsik adalah dorongan yang datang dari luar diri seseorang.

Berkaitan dengan hal itu, menurut Romli Atmasasmita (Tolib Setiady, 2010: 182) menjelaskan mengenai motivasi instrinsik dan ekstrinsik dari kenakalan anak antara lain:

a. Penyebab atau motivasi instrinsik kenakalan anak 1). Faktor intelegensia

(13)

Anak-anak delinkuent pada umumnya mempunyai intelegensia verbal lebih rendah dan ketinggalan dalam pencapaian hasil-hasil skolastik (prestasi sekolah rendah). Dengan kecerdasan yang rendah dan wawasan sosial yang kurang tajam, mereka mudah sekali terseret oleh ajakan buruk untuk menjadidelinkuentjahat.

2). Faktor usia

Selain faktor intelegensia di atas, faktor lain yang menyebabkan motivasi intrinsik kenakalan anak adalah faktor usia. Menurut Stephen Hurwirtz (Tolib Setiady, 2010: 183) mengungkapkan bahwa “age is importance in the causation of crime” (usia adalah hal yang paling penting dalam sebab musabab timbulnya kejahatan). Secara konsekuen, pendapat tersebut menegaskan bahwa usia seseorang adalah faktor yang penting dalam sebab musabab timbulnya kenakalan.

Hal tersebut telah dibuktikan oleh Romli Atmasasmita (Tolib Setiady, 2010: 183) yang menjelaskan bahwa pada umumnya anak yang berusia sampai 18 tahun terlibat dalam kejahatan terhadap harta benda diantaranya adalah tindak pidana pencurian. Berdasarkan faktor usia tersebut dapat diketahui bahwa usia anak yang sering melakukan kenakalan atau kejahatan adalah berusia sampai 18 tahun.

3). Faktor kedudukan anak dalam keluarga

(14)

dipahami karena pada umumnya anak tunggal sangat dimanjakan oleh orang tuanya dengan pengawasan yang luar biasa, pemenuhan kebutuhan yang berlebih-lebihan dan segala permintaannya dipenuhi. Perlakuan orang tua terhadap anak akan menyulitkan anak itu sendiri dalam bergaul dengan masyarakat dan sering timbul konflik di dalam jiwanya apabila suatu ketika keinginannyatidak dikabulkan oleh anggota masyarakat yang lain, akhirnya mengakibatkan frustasi dan cenderung mudah berbuat jahat.

b. Penyebab atau motivasi ekstrinsik kenakalan anak 1). Faktor pendidikan dan sekolah

Sekolah adalah sebagai media atau perantara bagi pembinaan jiwa anak-anak atau dengan kata lain sekolah ikut bertanggungjawab atas pendidikan anak-anak, baik pendidikan keilmuan maupun pendidikan tingkah laku (character). Banyaknya atau bertambahnya kenakalan anak secara tidak langsung menunjukkan kurang berhasilnya sistem pendidikan di sekolah-sekolah.

Sehubungan dengan hal tersebut, menurut Kenney (Tolib Setiady, 2010: 187) menjelaskan bahwa lembaga pendidikan perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a). Sekolah harus merencanakan sesuatu program sekolah yang sesuai atau memenuhi kebutuhan-kebutuhan dari semua anak untuk menghasilkan kemajuan dan perkembangan jiwa anak yang sehat.

b). Sekolah harus memperhatikan anak-anak yang memperlihatkan tanda-tanda yang tidak baik (tanda-tanda kenakalan) dan kemudian mengambil langkah-langkah seperlunya untuk mencegah dan memperbaikinya.

(15)

Berkaitan dengan hal di atas, maka proses pendidikan yang kurang menguntungkan bagi perkembangan jiwa anak yang kerap kali memberi pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap anak didik di sekolah sehingga dapat menimbulkan kenakalan anak (juvenile delinquency).

2). Faktor pergaulan anak

Anak menjadi delinkuen karena banyak dipengaruhi oleh berbagai tekanan pergaulan yang semuanya memberikan pengaruh yang menekankan dan memaksa pada pembentukan perilaku buruk, sebagai produknya anak-anak tersebut cenderung melanggar peraturan, norma sosial dan hukum formal. Anak-anak tersebut menjadi delinkuen (jahat) sebagai akibat dari transformasi psikologis sebagai reaksi terhadap pengaruh eksternal yang menekan dan memaksa sifatnya.

(16)

3). Pengaruh media massa

Media massa memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan anak. Keinginan atau kehendak yang tertanam pada diri anak untuk berbuat jahat kadang-kadang timbul karena pengaruh bacaan, gambar-gambar dan film. Bagi anak-anak yang mengisi waktu senggangnya dengan bacaan-bacaan yang buruk maka hal itu akan berbahaya dan dapat menghalang-halangi mereka untuk berbuat hal-hal yang baik. Demikian pula tontonan-tontonan yang berupa gambar-gambar porno akan memberikan rangsangan seks terhadap anak. Rangsangan seks tersebut akan berpengaruh negative terhadap perkembangan jiwa anak.

Mengenai hiburan film (termasuk VCD) adakalanya memiliki dampak kejiwaan yang baik, akan tetapi hiburan tersebut dapat memberikan pengaruh yang yang tidak menguntungkan bagi perkembangan jiwa anak jika tontonannya menyangkut aksi kekerasan dan kriminalitas.

Sehubungan dengan teori sebab-sebab kenakalan anak (crime causation of children), maka dalam kaitannya dengan krimonologi dampak pengaruh lingkup kehidupan anak khususnya lingkungan keluarga terhadap perilaku jahat yang dilakukan oleh anak juga diuraikan dalam teori kejahatan anak (kriminology juvenile delinquency).

(17)

a. Delik kriminal yang dilakukan anak-anak

b. Delik lain yang tidak dicantumkan dalam peraturan-peraturan yang berlaku bagi orang dewasa.

c. Pre-delinquencyatau pelanggaran terhadap normaeducative.

d. Anak-anak yang berada (in need of care and protecton) atau memberikan ketentuan-ketentuan kesejahteraan anak.

Berkaitan dengan hal tersebut, menurut Wagiati Soetedjo (Tolib Setiady, 2010: 181) menjelaskan bahwa kejahatan anak (kriminology juvenile delinquency) akan dapat diketahui jika dikaji lebih dalam mengenai bagaimana cirri-ciri khas atau ciri umum yang amat menonjol pada tingkah laku dari anak-anak pada masa pubertas.

Proses pembentukan kepribadian anak dalam lingkup keluarga mulai dari fase remaja danadolescentadalah suatu proses transisi dimana tingkah laku anti sosial yang potensial disertai banyak pergolakan hati dan kekisruhan hati membuat anak kehilangan kontrol, kendali emosi yang labil menjadi perusak bagi jiwanya sendiri. Keluarga memiliki peran penting guna melakukan pembinaan dan pengawasan yang tepat. Namun apabila faktor dari keluarga sendiri justru salah dalam melakukan pembinaan anak maka gejala kenakalan anak tersebut akan menjadi tindakan-tindakan yang mengarah kepada tindakan yang bersifat kriminalitas atau kejahatan.

(18)

1) Prevensi/pencegahan umum (Generale Preventie)

Prevensi umum menekankan bahwa tujuan pembinaan anak adalah untuk membentuk kepribadian anak agar tidak terarah ke dalam perkembangan psikologi yang negatif. Pengaruh pembinaan anak ditujukan terhadap anak pada umumnya dengan maksud untuk memberikan dan mengajarkan tentang berbagai norma dan peraturan yang harus dipatuhi dengan metode yang fleksibel dan tidak memaksa psikologi anak. Artinya pencegahan yang ingin dicapai adalah dengan mempengaruhi tingkah laku anak dalam keluarga pada umumnya untuk tidak melakukan tindak pidana (Muladi dan Barda Nawawi, 1996:18).

Sehubungan dengan hal tersebut, Johan Andreas (1998:18) menjelaskan bahwa terdapat tiga bentuk pengaruh dalam pengertian prevensi umum, yaitu : 1. Pengaruh pencegahan;

2. Pengaruh untuk memperkuat larangan-larangan moral;

3. Pengaruh untuk mendorong suatu kebiasaan perbuatan patuh terhadap norma.

2) Prevensi/pencegahan khusus (speciale preventie)

(19)

Berdasarkan teori-teori di atas sebagaimana dalam kajian kriminologis dampak keluarga terhadap perilaku jahat yang dilakukan oleh anak merupakan salah satu masalah urgen untuk ditelaah dan memberikan solusi agar anak mampu memiliki kepribadian yang baik.

2. Konseptual

Konseptual adalah kerangka yang mengambarkan hubungan antara konsep-konsep khusus, yang merupakan kumpulan dalam arti-arti yang berkaitan dengan istilah yang ingin tahu akan diteliti (Soerjono Soekanto,1986 : 132).

Adapun Konseptual yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

a. Analisis

Analisis adalah Menurut penjelasan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dimaksud dengan analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan (Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1997: 32)

b. Kriminologis

(20)

c. Dampak Pengaruh Keluarga

Dampak pengaruh keluarga adalah suatu akibat pengaruh yang menyebabkan perubahan pada psikologi seseorang dalam suatu keluarga oleh suatu keadaan maupun interaksi dalam keluarga (Trianto, 2001: 17).

d. Perilaku Jahat

Perilaku Jahat adalah suatu bentuk penyimpangan dalam perbuatan atau suatu tindakan yang melanggar aturan (norma) karena menimbulkan kerugian pada orang lain (Sudarto, 1986: 60)

e. Anak

Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan (Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002).

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini bertujuan agar lebih memudahkan dalam memahami penulisan skripsi ini secara keseluruhan. Sistematika penulisannya sebagai berikut:

I. PENDAHULUAN

(21)

menguraikan tentang sistematika penulisan. Dalam uraian bab ini dijelaskan tentang latar belakang kriminologis dampak pengaruh keluarga terhadap perilaku jahat yang dilakukan anak.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menjelaskan tentang pengantar pemahaman pada pengertian-pengertian umum serta pokok bahasan. Dalam uraian bab ini lebih bersifat teoritis yang nantinya digunakan sebagai bahan studi perbandingan antara teori yang berlaku dengan kenyataannya yang berlaku dalam praktek. Adapun garis besar dalam bab ini adalah menjelaskan tentang penegertian anak, pengertian tindak pidana anak, tinjauan umum kejahatan anak dalam aspek kriminologi, perilaku destruktif anak dalam hukum pidana anak, lingkungan keluarga sebagai faktor motivasi ekstrinsik kenakalan anak (Juvenile Delinquency).

III. METODE PENELITIAN

Bab ini memuat pendekatan masalah, sumber dan jenis data, prosedur pengumpulan dan pengolahan data serta tahap terakhir yaitu analisis data.

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

(22)

V. PENUTUP

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Andreas, Johan. 1998.Hukum Pidana Indonesia. UI Press. Jakarta. Asfriyati. 2003.Anak dalam Keluarga. UNSU Press. Sumatera Utara.

Marwan, M. 2009. Rangkuman Istilah dan Pengertian Dalam Hukum. Reality Publisher. Surabaya.

Muladi dan Barda Nawawi Arief. 1996.Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana. Citra Aditya Bakti. Jakarta.

Prakoso, Djoko. 1998.Hukum Penitensier Indonesia. Liberty. Yogyakarta.

Setiady, Tolib. 2010. Pokok-Pokok Hukum Penitensier Anak Indonesia. Alfabeta. Bandung

Soerjono, Soekanto. 1986.Pengantar Penelitian Hukum. UI Press. Jakarta.

Sudarto. 1986. Hukum Pidana. Yayasan Sudarto. Fakultas Hukum UNDIP. Semarang.

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Anak dalam Keluarga. Kencana. Jakarta.

Tim Penyusun Kamus. Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai pustaka. Jakarta.

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Undang-Undang Nomor 4 tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak. Undang-Undang Nomor 3 tahun 1997 tentang Pengadilan Anak.

(24)

III. METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Masalah

Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan cara menganalisanya (Soerjono Soekanto, 1986: 43).

Pendekatan yang digunakan dalam pembahasan penulisan penelitian ini adalah pendekatan secara yuridis normatif dan pendekatan yuridis empiris. Pendekatan secara yuridis normatif yaitu penelitian hukum yang dilakukan dengan cara melihat dan menganalisis kriminologis dampak pengaruh keluarga terhadap perilaku jahat yang dilakukan anak. Selain itu juga pendekatan ini dilakukan melalui penelitian kepustakaan dengan cara mempelajari terhadap hal-hal yang bersifat teoritis yang menyangkut asas hukum, konsepsi, pandangan, peraturan-peraturan hukum serta hukum yang berkaitan dengan permasalahan dalam skripsi ini.

(25)

perilaku, pendapat, sikap yang berkaitan dengan analisis kriminologis dampak pengaruh keluarga terhadap perilaku jahat yang dilakukan anak.

B. Sumber dan Jenis Data

Jenis data dapat di lihat dari sumbernya, dapat dibedakan antara data yang diperoleh langsung dari masyarakat dan data yang diperoleh dari bahan pustaka (Soerjono Soekanto, 1986: 11).

Data yang dipergunakan dalam penelitian ini bersumber pada dua jenis, yaitu: 1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari observasi di lapangan. Dalam rangka penelitian lapangan terutama yang menyangkut pokok bahasan skripsi ini. Dalam hal ini data diperoleh dengan melakukan wawancara terhadap praktisi hukum, akademisi, psikolog dan anak yangdelinkuensiyang terkait dengan analisis kriminologis dampak pengaruh keluarga terhadap perilaku jahat yang dilakukan anak.

2. Data Sekunder

Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari studi kepustakaan dengan cara membaca, mengutip dan menelaah peraturan perundang-undangan, buku-buku, dokumen, kamus, artikel dan literatur hukum lainnya yang berkenaan dengan permasalahan yang akan dibahas, yang terdiri dari :

a. Bahan hukum primer, yaitu bahan hukum yang mempunyai kekuatan hukum yang mengikat. Dalam hal ini bahan hukum primer terdiri dari :

(26)

2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang KUHAP.

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. 4. Undang-Undang Nomor 4 tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak. 5. Undang-Undang Nomor 3 tahun 1997 tentang Pengadilan Anak.

6. Undang-Umdang Nomor 48 tahun 2009 tentang Pokok Kekuasaan Kehakiman

b. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan-bahan yang erat hubungannya dengan bahan hukum primer dan dapat membantu dalam menganalisa serta memahami bahan hukum primer, seperti literatur dan norma-norma hukum yang berhubungan dengan masalah yang di bahas dalam skripsi ini. Bahan hukum sekunder penelitian ini meliputi Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana.

c. Bahan hukum tersier, yaitu bahan-bahan yang berguna untuk memberikan informasi, petunjuk atau penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder seperti kamus besar bahasa Indonesia, media massa, artikel, makalah, naskah, paper, jurnal, internet yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas atau diteliti dalam skripsi ini.

C. Penentuan Populasi dan Sampel

(27)

karakteristik yang sama. Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi adalah pihak-pihak yang berkaitan dengan analisis kriminologis dampak pengaruh keluarga terhadap perilaku jahat yang dilakukan anak. Penentuan populasi dalam penelitian ini adalah: Anak yang delinkuensi karena pengaruh keluarga, Hakim, Praktisi Hukum Lembaga Advokasi Anak, Psikolog, serta Akademisi.

Adanya populasi dalam penelitian ini secara otomatis akan menimbulkan adanya sampel. Adapun sampel dari penelitian ini adalah Anak yang delinkuensi karena pengaruh keluarga, Aktivis Lembaga Advokasi Anak (Lada), Psikolog, Hakim dari Pengadilan Negeri, serta Akademisi dari Universitas Lampung. Masri Singarimbun dan Sofian Effendi (1987: 172) memberikan pengertian mengenai sampel yaitu sejumlah obyek yang jumlahnya kurang dari populasi. Sehubungan dengan itu, Burhan Ashshofa (1996: 91) memberikan pengertian mengenai prosedur sampling dalam penelitian adalah Purposive Sampling, yaitu suatu metode pengambilan sampling yang dalam penentuan dan pengambilan anggota sampel berdasarkan atas pertimbangan dan tujuan penulis yang telah ditetapkan.

Adapun Responden dalam penelitian ini sebanyak 7 (tujuh) orang, yaitu: 1. Aktivis Lembaga Advokasi Anak (Lada) = 1 orang 2. Hakim Pengadilan Negeri Tanjung Karang = 1 orang 3. Anak yangdelinkuensikarena pengaruh keluarga = 3 orang

4. Psikolog = 1 orang

5. Dosen Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Lampung = 1 orang +

(28)

D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data

1. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penulisan skipsi ini, dilakukan dengan menggunakan dua cara sebagai berikut, yaitu:

a. Studi Kepustakaan (Library Research)

Studi kepustakaan merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan penulis dengan maksud untuk memperoleh data sekunder dengan cara membaca, mencatat dan mengutip dari berbagai literatur, perundang-undangan, buku-buku, media massa dan bahas tertulis lainnya yang ada hubungannya dengan penelitian yang dilakukan.

b. Studi Lapangan (Field Research)

Studi Lapangan merupakan penelitian yang dilakukan dengan cara wawancara (interview) yaitu sebagai usaha mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan secara lisan, maupun dengan menggunakan pedoman pertanyaan secara tertulis.

2. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, baik studi kepustakaan maupun studi lapangan, maka data diproses melalui pengolahan data dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Editing, yaitu memeriksa kembali kelengkapan, kejelasan, dan relevansi dengan penelitian.

(29)

c. Sistematisasi data, yaitu malakukan penyusunan dan penempatan data pada setiap pokok secara sistematis sehingga mempermudah interpretasi data dan tercipta keteraturan dalam menjawab permasalahan.

E. Analisis Data

(30)

DAFTAR PUSTAKA

Muhammad, Abdulkadir. 2004. Hukum dan Penelitian Hukum. Citra Aditya. Bandung.

Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofian. 1989.Metode Penelitian Survey. Jakarta Soemitro, Ronny Hanitijo. 1990.Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri,

Ghalia Indonesia. Jakarta.

Soerjono, Soekanto. 1986.Pengantar penelitian Hukum. UI Press. Jakarta.

Tim Penyusun Kamus. Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai pustaka. Jakarta.

(31)

V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut :

1. Lingkungan keluarga dapat menjadi faktor pengaruh perilaku jahat yang dilakukan oleh anak. Keluarga yang baik akan berpengaruh positif bagi perkembangan anak, sedangkan keluarga yang kurang baik akan berpengaruh negatif. Secara tidak langsung, lingkungan keluarga dapat memebentuk karakter seorang anak menjadi baik atau buruk, dari hasil penelitian sebagian besar pelaku kejahatan anak memiliki psikis yang terganggu dan bermasalah dengan keluarga.

(32)

memberikan pembinaan yang baik bagi setiap anggota keluarganya. Upaya non-penal yang paling dominan adalah dari keluarga. Di dalam menghadapi kriminologi anak pihak orang tua dapat mengambil dua sikap atau cara yang bersifatpreventifdanrepresif.

B. Saran

Adapun saran yang akan diberikan penulis berkaitan dengan analisis kriminologis dampak pengaruh keluarga terhadap perilaku jahat yang dilakukan anak sebagai berikut:

1. Sebaiknya orang tua memberikan arahan-arahan dan contoh yang baik bagi diri anak tersebut, dan memberikan pembinaan yang baik dalam lingkungan keluarga. Mengenai upaya penegakan hukum, sebelum menerapkan sanksi pidana sebaiknya aparat penegak hukum melihat dulu latar belakang pelaku.

(33)

(Skripsi)

oleh

M. Rivan Pratama Z.

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG

(34)

Oleh

M. Rivan Pratama Z.

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA HUKUM

Pada

Bagian Hukum Pidana

Fakultas Hukum Universitas Lampung

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG

(35)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah dan Ruang Lingkup ... 7

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian... 8

D. Kerangka Teoritis dan Konseptual... 9

E. Sistematika Penulisan ... 18

DAFTAR PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Anak dan Tindak Pidana Anak ... 22

B. Tinjauan Umum Kejahatan Anak dalam Aspek Kriminologi ... 25

C. Perilaku Destruktif Anak Dalam Hukum Pidana Anak ... 28

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Anak ... 31

E. Lingkungan Keluarga sebagai Faktor Motivasi Ekstrinsik Kenakalan Anak (Juvenile Delinquency) ... 33

DAFTAR PUSTAKA III.METODE PENELITAN A. Pendekatan Masalah ... 37

B. Sumber dan Jenis Data ... 38

C. Penentuan Populasi dan Sampel... 39

D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data ... 41

(36)

B. Pengaruh Lingkungan Keluarga sebagai Faktor Pengaruh Perilaku Jahat Yang Dilakukan oleh Anak... 46 C. Upaya Menanggulangi Perilaku Jahat yang Dilakukan oleh Anak ... 62 DAFTAR PUSTAKA

V. PENUTUP

(37)

Nama Mahasiswa :M. Rivan Pratama Z.

No. Pokok Mahasiswa : 0742011221

Bagian : Hukum Pidana

Fakultas : Hukum

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Eko Raharjo, S.H., M.H. Maroni, S.H., M.H.

NIP 19610406 198903 1 003 NIP 19600310 198703 1 002

2. Ketua Bagian Hukum Pidana

Diah Gustiniati Maulani, S.H., M.H.

(38)

1. Tim Penguji

Ketua :Eko Raharjo, S.H., M.H.

...

Sekretaris/Anggota :Maroni, S.H., M.H.

...

Penguji Utama :Diah Gustiniati M., S.H., M.H.

...

2. Pj. Dekan Fakultas Hukum

Dr. Heryandi, S.H. M.S.

NIP 19621109 198703 1 003

(39)

M. Rivan Pratama Z. dilahirkan di Bandar Lampung 18 Januari 1989, yang merupakan anak pertama dari empat bersaudara pasangan Bapak H. Zubardi Arsan, S.Ip. dan Ibu Dra. Hj. Hadiah Ratnasari.

Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar Negeri 5 Sukarame Bandar Lampung pada tahun 2000, penulis melanjutkan studinya dan menyelesaikan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bandar Lampung pada tahun 2003 dan Sekolah Menengah Atas YP UNILA Bandar Lampung pada tahun 2007. Dengan mengikuti Seleksi Penerimaan Mahasiswa akhirnya penulis diterima di Fakultas Hukum Universitas Lampung pada Tahun 2007.

(40)

Dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan hidayahNYA, maka dengan ketulusan dan kerendahan hati serta setiap perjuangan dan jerih payahku,

aku persembahkan sebuah karya ini kepada :

Papa dan Mama yang kuhormati, kusayangi, dan kucintai

Terima kasih untuk setiap pengorbanan kesabaran, kasih sayang yang tulus serta doa demi keberhasilanku

Adik-adikku Widya, Yola, dan Delia yang senantiasa menemaniku dengan keceriaan dan kasih sayang

Guru-guruku

Semoga ilmu yang telah kalian berikan dapat berguna bagiku dan menjadi ladang amal bagimu

Sahabat-sahabatku yang selalu hadir menemaniku dalam suka maupun duka

(41)

Kunci sukses adalah kegigihan untuk memperbaiki diri, dan kesungguhan untuk mempersembahkan yang terbaik dari hidup ini.

“Kegagalan adalah Guru dalam kehidupan”

Jenius adalah 1 % inspirasi dan 99 % keringat, maka tidak ada yang dapat menggantikan kerja keras; dan keberuntungan adalah sesuatu yang terjadi ketika kesempatan

(42)

Alhamdulillahirobbil’alamien. Segala puji syukur hanyalah milik Allah SWT, Rabb seluruh Alam yang telah memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyeleasaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Lampung dengan judul : ANALISIS KRIMINOLOGIS DAMPAK PENGARUH KELUARGA TERHADAP PERILAKU JAHAT YANG DILAKUKAN ANAK.

Penulis menyadari selesainya skripsi ini tidak terlepas dari partisipasi, bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Maka kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada:

1. Bapak Dr. Heryandi, S.H., M.S., selaku Pj. Dekan Fakultas Hukum Universitas Lampung

2. Ibu Diah Gustiniati Maulani, S.H., M.H., selaku Ketua Bagian Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Lampung.

(43)

memberikan kritikan, koreksi dan masukan dalam penyelesaian skripsi ini. 5. Bapak Tri Andrisman, S.H., M.H., selaku Pembimbing Akademik selama

penulis menjadi mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Lampung.

6. Ibu Ida Rahmawati, S.H., M.H. selaku responden dari Pengadilan Negeri Kelas I A Tanjung Karang, Bapak Lukman, S.H., selaku responden dari Penanganan Kasus dan Pengorganisiran LSM LADA Bandar Lampung, Ibu Dra. Retno B. Sulaiman, Psi. selaku responden dari Psikolog Bandar Lampung, serta Ibu Erna Dewi, S.H., M.H., serta Akbar, Anton, dan Tommi selaku responden anak yang telah meluangkan waktunya untuk melakukan wawancara demi penelitian skripsi ini.

7. Para Dosen Fakultas Hukum Universitas Lampung yang tak bisa disebutkan satu persatu, atas bimbingan dan pengajarannya selama penulis menjadi mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Lampung.

8. Seluruh staf dan karayawan Fakultas Hukum Universitas Lampung: Bunda Arniah, S.Pd., Mbak Sri, Mbak Yanti, Mbak Yani, Mbak Dian, Kiay Apri, Kiay Narto, dan yang lain-lain yang telah membantu penulis dalam proses akademis dan kemahasiswaan atas bantuannya selama penyusunan skripsi. 9. Papa dan Mama tercinta yang telah merawat dan membesarkan aku sampai

sekarang, dan ketiga adikku atas motivasi dukungan dan semangat yang diberikan.

(44)

memberikan motivasi dan menghiburku.

11. Teman-teman di Fakultas Hukum Universitas Lampung, Gusnan, Fany, Oki, Fajri, Achan, Abdul, Nedi, Ilham, Novan, Hasan, Yuza, Micel, Anndre, Idung, Patra, Fero, Popoy, Habibi, Ibror, Bangkit, Aldi, Joko, Anda, Iwan, Gepeng, Bakri, Geri, Silo, Heru, Yogi, Panjul, serta anak-anak PAP (Pasukan Anti Pulang) yang tidak bisa disebutkan satu persatu terima kasih banyak sudah saling membantu selama kuliah, merasakan sama-sama susahnya kuliah, kenangan yang tak bisa terlupakan, terus semangat kawan. 12. Almamaterku tercinta yang sudah memberi banyak wawasan dan pengalaman

berharga.

Semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi masyarakat, agama, bangsa dan negara, para mahasiswa, akademisi, serta pihak-pihak lain yang membutuhkan terutama bagi penulis. Saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan perlindungan dan kebaikan bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, Februari 2012 Penulis

Referensi

Dokumen terkait

Dalam amanat pembukaan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 termaktub cita-cita pokok dari Republik Indonesia, yaitu melindungi segenap Bangsa Indonesia

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa ada kecenderungan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan akan cenderung memilih pelayanan persalinan mengunakan

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menemukan ada atau tidaknya perbedaan pengaruh prestasi belajar antara siswa yang diajar dengan metode Make A Match dan siswa yang diajar dengan

Dalam kalimat tersebut terdapat dua hal yang dibandingkan. Kedual hal itu adalah kehidupan di pengungsian dengan lampu kekurangan minyak. Pernyataan lampu kekurangan minyak

Specialized data processing routines have been developed to link the network data model with temporal hydrological modeling to allow computation of important network parameters such

[r]

The objective of this ®eld study was to evaluate the effectiveness of winter cover crop incorporation and gypsum applications relative to conventional fallows for improving

Bagi Pemegang Saham yang saham-sahamnya dititipkan pada Penitipan Kolektip PT KSEI, maka pemberian kuasa oleh Perusahaan Efek atau Bank Kustodian yang