• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PKn MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA KELAS IV SDN 1 BULUREJO PRINGSEWU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PKn MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA KELAS IV SDN 1 BULUREJO PRINGSEWU"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PKn MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA

KELAS IV SDN 1 BULUREJO PRINGSEWU

Oleh

GIYAH

Tujuan penelitian untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar mata pelajaran PKn melalui penerapan model pembelajaran STAD pada siswa kelas IV SDN 1 Bulurejo. Prosedur penelitian yang digunakan berbentuk siklus, yang terdiri dari empat kegiatan pokok yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

Peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV yang berjumlah 31 siswa, 10 siswa perempuan dan 21 siswa laki-laki. Dalam aktivitas dari 54,83 menjadi 65,80 pada siklus pertama dan pada siklus kedua 78,70 menjadi 89,67 dan pada akhir siklus hasil belajar siswa rata-rata 76,77.

Hasil penelitian ini menunjukkan sebagai wujud suatu keberhasilan dalam tindakan 1. Melalui kerja kelompok pembelajaran PKn dapat diselesaikan siswa dengan mudah 2. Kegiatan pembelajaran menjadi menarik

3. Adanya peningkatan hasil belajar siswa

4. Proses pembelajaran dapat diikuti siswa dengan baik

(2)

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

MATA PELAJARAN PKn MELALUI PENERAPAN MODEL

PEMBELAJARAN

STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT

DIVISION

(STAD) PADA SISWA KELAS IV

SDN 1 BULUREJO PRINGSEWU

(Skripsi)

Oleh : GIYAH

PROGRAM STUDI PGSD STRATA 1 DALAM JABATAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(3)

ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PKn MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION(STAD) PADA SISWA

KELAS IV SDN 1 BULUREJO PRINGSEWU

Oleh

GIYAH

Tujuan penelitian untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar mata pelajaran PKn melalui penerapan model pembelajaran STAD pada siswa kelas IV SDN 1 Bulurejo. Prosedur penelitian yang digunakan berbentuk siklus, yang terdiri dari empat kegiatan pokok yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

Peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV yang berjumlah 31 siswa, 10 siswa perempuan dan 21 siswa laki-laki. Dalam aktivitas dari 54,83 menjadi 65,80 pada siklus pertama dan pada siklus kedua 78,70 menjadi 89,67 dan pada akhir siklus hasil belajar siswa rata-rata 76,77.

Hasil penelitian ini menunjukkan sebagai wujud suatu keberhasilan dalam tindakan 1. Melalui kerja kelompok pembelajaran PKn dapat diselesaikan siswa dengan mudah 2. Kegiatan pembelajaran menjadi menarik

3. Adanya peningkatan hasil belajar siswa

4. Proses pembelajaran dapat diikuti siswa dengan baik

(4)

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

MATA PELAJARAN PKn MELALUI PENERAPAN MODEL

PEMBELAJARAN

STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT

DIVISION

(STAD) PADA SISWA KELAS IV

SDN 1 BULUREJO PRINGSEWU

Oleh : GIYAH

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

pada

Program Studi PGSD Strata 1 Dalam Jabatan Jurusan Ilmu Pendidkan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

PROGRAM STUDI PGSD STRATA 1 DALAM JABATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(5)

Judul Skipsi : UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PKn MELALUI PENERAPAN MODEL

PEMBELAJARANSTUDENT TEAMS

ACHIEVEMENT DIVISION(STAD) PADA

SISWA KELAS IV SDN 1 BULUREJO PRINGSEWU

Nama Mahasiswa : GIYAH

Nomor Pokok Mahasiswa : 1013119014

Program Studi : S1 PGSD Dalam Jabatan

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Dosen Pembimbing

Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. Dr. M. Thoha BS.Jaya, M.S

(6)

PENGESAHAN

1. Tim Penguji

Penguji : Dr. M. Thoha BS.Jaya, M.S. ...

Penguji

Bukan Pembimbing : Dr.Riswandi, M.Pd. ………...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. NIP. 19600315 198503 1 003

(7)

HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini saya :

Nama : GIYAH

NPM : 1013119014

Program Studi : S1 PGSD Dalam Jabatan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Perguruan Tinggi : Universitas Lampung

Judul : Upaya Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil

Belajar Mata Pelajaran PKn Melalui

Penerapan Model PembelajaranStudent

Teams Achievement Division(STAD) Pada

Siswa Kelas IV SDN 1 Bulurejo Pringsewu

Menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas ini adalah hasil pekerjaan saya

sendiri, dan pengetahuan saya tidak berisi materi yang dipublikasikan atau ditulis

orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan penyelesaian

studi pada Universitas atau Instansi lain.

Pringsewu, Maret 2012

Yang membuat pernyataan

Giyah

(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Giyah dilahirkan di Buluwangi

Pringsewu pada tanggal 5 April 1966. Merupakan putri

ke tiga dari empat bersaudara, buah hati dari pasangan

ayahanda Somejo dan ibunda Poniyem. Pendidikan

formal diawali dari Sekolah Dasar Negeri 1 Bulumanis

Kecamatan Gadingrejo lulus pada tahun 1980.

Kemudian melanjutkan ke pendidikan menengah

pertama Persiapan Wates Gadingrejo Pringsewu lulus

pada tahun 1983, dan melanjutkan ke sekolah menengah atas pada Sekolah

Pendidikan Guru Muhammadiyah Pringsewu lulus pada tahun 1986. Selanjutnya

pada tahun 2001 penulis menempuh pendidikan studi Diploma II Pendidikan Guru

Sekolah Dasar lulus pada tahun 2004. Pada tahun 1987 penulis diangkat menjadi

Guru Sekolah Dasar Negeri 1 Bulurejo Pringswu.

Pada tahun 2010 penulis terdaftar sebagai mahasiswa S 1 PGSD Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan pada Universitas Lampung. Penulis

melaksanakan Pemantapan Praktik Lapangan (PPL) di SD Negeri 1 Bulurejo

(9)

MOTTO

Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak

mustahil; kita baru yakin kalau kita telah berhasil

(10)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

1. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang selama ini tiada henti-hentinya

memberikan doa serta kasih sayang kepada penulis.

2. Suami dan anak-anak tersayang yang selalu setia memberi semangat dalam

hidup.

3. Saudara-saudaraku tercinta yang senantiasa memberikan doa,saran,dan

dukungan.

4. Para guru dan dosen pembimbing yang selalu memberi bimbingan, masukan

dan motivasi hingga terselesainya Skripsi ini.

5. Almamater tercinta.

6. Sahabat-sahabat terdekat yang telah memberikan dukungan,saran,

semangat,doa dan motivasi selama proses pembuatan sehingga terciptanya

(11)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat

dan anugerah-Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan skripsi ini dengan lancar tanpa

menemui hambatan yang berarti.

Dalam pelaksanaan kegiatan ini, penulis menyadari bahwa semuanya tidak akan

terselesaikan tanpa bantuan dari semua pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si, selaku Dekan FKIP Unila

2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

3. Bapak Dr. Hi. Darsono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD

4. Bapak Dr. M. Thoha BS Jaya, MS. selaku Dosen Pembimbing.

5. Bapak Dr. Riswandi, M.Pd, selaku Dosen Pembahas

6. Seluruh dewan guru SD Negeri 1 Bulurejo Kecamatan Gadingrejo Kabupaten

Pringsewu.

7. Keluargaku tercinta yang selalu memberikan semangat dan dukungannya kepadaku.

Semoga segala bantuan serta kerjasama yang baik yang telah diberikan menjadi catatan

amal dari Tuhan Yang Maha Esa.

Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh

dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

penulis harapkan guna memperbaiki laporan ini. Akhir kata, penulis berharap semoga

laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, Maret 2012 Peneliti

GIYAH

(12)

DAFTAR ISI 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 3

1.3. Rumusan Masalah ... 4

1.4. Tujuan Penelitian ... 4

1.5. Manfaat Hasil Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori ... 6

2.2. Kajian Hasil Penelitian ... 19

2.3. Kerangka Pikir ... 20

(13)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian ... 22

3.2. Subyek Penelitian ... 22

3.3. Setting Penelitian ... 22

3.4. Langkah-langkah Penelitian ... 23

3.5. Sumber Data ... 26

3.6. Teknik Pengumpulan Data ... 26

3.7. Metode Analisa Data ... 26

3.8. Indikator Keberhasilan ... 27

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitan ... 28

4.2. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ... 31

4.3. Pembahasan ... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 60

5.2. Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

2. Kartu Soal Kerja Kelompok Pertemuan I

3. Kartu Soal Kerja Kelompok Pertemuan II

4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

5. Kartu Soal Kerja Kelompok Pertemuan I

6. Kartu Soal Kerja Kelompok Pertemuan II

7. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Pertemuan I dan II

8. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Pertemuan I dan II

9. Nilai Siklus II

10. Analisis Soal Siklus I Pertemuan I dan II

11. Analisis Soal Siklus II Pertemuan I dan II

12. Lembar Observasi Guru Dalam Pembelajaran Siklus I Pertemuan I dan II

13. Lembar Observasi Guru Dalam Pembelajaran Siklus II Pertemuan I dan II

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1...Daftar

Nilai PKn Kelas IV SDN 1 Bulurejo Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 3

4.1. Nama-nama yang pernah menjadi Kepala Sekolah SDN 1 Bulurejo Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu ... 28

4.2. Nama-nama Guru SDN1 Bulurejo Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu ... 29

4.3. Sarana dan Prasarana yang dimiliki SDN 1 Bulurejo Kecamatan Gadingrejo ... 30

4.4. Jadwal Pelajaran PKn Kelas 4 SDN 1 Bulurejo ... 31

4.5. Data rata-rata Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Pertemuan I ... 33

4.6. Hasil Tes Formatif Pada Siklus I Pertemuan I ... 34

4.7. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Siklus I Pertemuan II . 38 4.8. Hasil Tes Formatif Pada Siklus I Pertemuan II ... 40

4.9. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Siklus II Pertemuan II ... 41

4.10. Hasil Tes Formatif Pada Siklus II Pertemuan I ... 44

4.11 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Siklus II Pertemuan II... 47

4.12. Hasil Tes Formatif Pada Siklus II Pertemuan II ... 48

4.13. Hasil Observasi Siswa Siklus I dan Siklus II... 49

4.14. Hasil Tes Formatif Siklus I dan SIklus II ... 51

(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Visualisasi Kerangka Berpikir ... 20

2. Siklus Penelitian Tindakan Kelas ... 23

3. Grafik Hasil Tes Formatif Siswa Tiap-tiap siklus ... 44

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam menciptakan manusia

yang berkualitas. Pendidikan yang dipandang sebagai sarana untuk

melahirkan insan-insan yang cerdas, kreatif, terampil, bertanggung jawab,

produktif dan berbudi pekerti luhur.

Proses pembelajaran yang kurang berhasil dapat menyebabkan rendahnya

kualitas pendidikan karena siswa kurang berminat untuk belajar. Minat

siswa yang kurang ditunjukkan dari kurangnya aktivitas belajar. Interaksi

dalam proses pembelajaran dan persiapan siswa dalam mengikuti kegiatan

belajar mengajar.

Namun sampai saat ini proses pembelajaran masih didominasi oleh guru

memegang di dalam proses pembelajaran diperlukan seorang guru yang

kreatif dan inovatif. Guru yang bukan sekedar melakukan tugasnya sebagai

rutinitas yang melakukan tugas monoton dari waktu ke waktu.

Sering kali di dalam proses pembelajaran siswa kurang berpartisipasi aktif

siswa tidak mempunyai pengalaman belajar kurang bermakna siswa hanya

menghafal tetapi tidak mengingat, siswa kurang inisiatif di dalam bertanya

(18)

Mengubah kebiasaan memang sulit dilakukan, Kebiasaan memang dekat

dengan budaya atau pola tingkah laku yang terjadi dalam kehidupan sosial.

Gaya mengajar yang dilakukan oleh guru di dalam kelas bisa menjadi

semacam kebiasaan yang sulit dirubah. Untuk merubah itu guru harus

merubah pola pikirnya melalui proses pembelajaran yang lebih menekankan

kepada kreatifitas peserta didik.

Berdasarkan kenyataan di atas guru perlu mengupayakan sesuatu

pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa melalui

pembelajaran STAD.

Dengan penelitian tindakan kelas melalui pembelajaran STAD bertujuan

melakukan tindakan perbaikan, peningkatan mutu pendidikan dan

perubahan kearah yang lebih baik dari sebelumnya sebagai upaya

pemecahan masalah yang dihadapi pada kegiatan pembelajaran atau proses

belajar mengajar penelitian tindakan kelas (PTK).

Khusus di SDN 1 Bulurejo dalam proses pembelajaran PKn siswa kurang

berpartisipasi aktif, siswa sudah terbiasa dengan pendekatan expositoris,

ceramah dan cerita (Story tellins), Akan tetapi pada saat guru rnenerangkan

siswa kurang memperhatikan bahkan asyik dengan kesibukannya sendiri.

Selain kurang aktif siswa di dalam proses pembelajaran PKn masih belum

mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal, dimana KKM pada mata pelajaran

(19)

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk lebih lengkapnya dapat dilihat

pada table sebagai berikut :

Tabel 1 : Daftar Nilai PKn Siswa Kelas IV SDN 1 Bulurejo Tahun

Pelajaran. 2011/2012

NO RENTANG

NILAI

JUMLAH

SISWA PERSENTASE KET

1 47-54 3 10% Belum Tuntas

2 51-56 9 29% Belum Tuntas

3 57-64 11 35% Belum Tuntas

4 65-72 5 16% Tuntas

5 73-80 3 10% Tuntas

Jumlah 31 Siswa 100%

Sumber : Daftar Nilai Siswa

Tabel 1diatas menunjukkan bahwa siswa yang belum mencapai KKM

sebanyak 23 siswa (dibawah 65) dan sudah mencapai KKM sebanyak 8

siswa (65 keatas).

Berdasarkan penjelasan diatas maka perlu diadakan penelitian tindakan

kelas, untuk meningkatlan prestasi belajar mata pelajaran PKn tentang

sistem Pemerintah Tingkat Pusat yang belum mencapai KKM.

1.2. Identifikasi Masalah

Dari hasil identifikasi diperoleh hal-hal sebagai berikut :

1) Metode pembelajaran yang digunakan masih bersifat monoton dan

tradisional

2) Kurangnya frekuensi latihan belajar yang diberikan

(20)

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah : Hasil Belajar PKn siswa Kelas IV SDN 1 Bulurejo sebagian

besar belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Dengan

demikian permasalahan yang akan diteliti adalah : Apakah dengan

menggunakan model pembelajaran Student Team Achievement Division

(STAD) akan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar dalam

pembelajaran PKn pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Bulurejo tahun

pelajaran 2011/2012.

Dengan demikian judul penelitian ini adalah Upaya Meningkatkan Aktivitas

dan Hasil Belajar Mata Pelajaran PKn Melalui Penerapan Model

Pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) Pada Siswa

Kelas IV SDN 1 Bulurejo Pringsewu.

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1) Meningkatkan aktivitas belajar dengan menggunakan model

Pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) dalam

pembelajaran PKn

2) Meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran PKn kelas IV SDN 1

(21)

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat didalam penelitian adalah :

1) Bagi Siswa

Dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar dengan rasa percaya

diri, tanggung jawab, juga menjadi lebih kreatif dalam belajar karena

proses pembelajaran menggunakan model STAD.

2) Bagi Guru

Menggunakan model pembelajaran STAD sangat membantu guru

dalam proses pembelajaran PKn. Serta dapat merubah peran guru

kearah yang lebih baik, positif, beban guru untuk penjelasan yang

berulang-ulang mengenai isi pelajaran dapat dikurangi bahkan

dihilangkan sehigga dapat memusatkan perhatian kepada aspek penting

lain dalam proses pembelajaran.

3) Bagi Sekolah

a. Memberikan masukan kepada sekolah untuk meningkatkan proses

pembelajaran PKn dengan menggunakan model pembelajaran

STAD.

b. Memberikan kontribusi bagi peningkatan kualitas sekolah, juga

dapat menambah kondusifnya hubungan antara guru karena mereka

(22)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. KAJIAN TEORI

l. Teori Belajar Behaviorisme

Pada prinsipnya teori belajar Behavorisme menjelaskan bahwa belajar

merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman

individu berinteraksi dengan lingkungannya. Karena itu tidak semua

perubahan dalam diri individu merupakan perubahan dalam arti

belajar. Jika tangan seorang anak bengkok karena jatuh dari sepeda

motor, maka perubahan seperti itu tidak dapat dikategorikan sebagai

perubahan hasil belajar. Demikian pula perubahan tingkah laku karena

belajar, Atas pijakan yang demikian, maka karakteristik perubahan

tingkah laku dalam belajar, menurut penjelasan Tim Dosen

Pengembang MKDK-IKIP Semarang (1989) mencakup hal-hal seperti

dikutip berikut ini.

a. Perubahan tingkah laku terjadi secara sadar

Setiap individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan

tingkah laku atau sekurang-kurangnya merasakan telah terjadi

perubahan dalam dirinya.

b. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional

Perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsuag terus

(23)

c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif

Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan senantiasa

ber-tambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik

dari sebelumnya, Dengan demikian makin banyak usaha belajar

dilakukan makin banyak dan makin baik perubahan ymg

diperoleh. Perubahan yang bersifat aktif artinya perubahan itu

tidak terjadi dengan sendirinya melainkan karena usaha individu

sendiri.

d. Perubahan dalam belajar tidak bersifat sementara

Perubahan yang bersifat sementara atau temporer terjadi hanya

untuk beberapa saat saja, seperti berkeringat, keluar air mata,

bersin dan sebagainya tidak dapat dikategorikan sebagai

perubahan dalam arti belajar, Perubahan yang teryadi karena

proses belajar bersifat menetap atau permanen, Itu berarti bahwa

tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap.

e. Perubahan dalam belajar bertujuan

Perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan

dicapai. Perbuatan belajar terarah kepada perubahan tingkah laku

yang benar-benar disadari.

f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses

belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku" Jika

(24)

tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan,

pengetahuan dan sebagainya.

2. Teori Belajar Gestalt

Gestalt berasal dari bahasa Jerman yang mempunyai padanan arti

sebagai "bentuk atau konfigurasi". Pokok pandangan Gestalt adalah

bahwa obyek atau peristiwa tertentu akan dipandang sesuatu

keseluruhan yang terorganisasikan (Grahacendikia.files.wordpress.com

2009/04.teoribelajargestalt.pdf),

Aplikasi teori Gestalt dalam proses pembelajaran antara lain :

a. Pengalaman tilikan (insight) ; bahwa tilikan merangsang peranan

yang penting dalam perilaku. Dalam proses pembelajaran,

hendaknya peserta didik memiliki kemampuan tilikan yaitu

kemampuan mengenal keterkaitan unsur-unsur dalam suatu obyek

atau peristiwa.

b. Pembelajaran yang bermakna (meaningful learning);

kebermaknaan unsur- unsur yang terkait akan menunjang

pembentukan tilikan dalam proses pembelajaran. Makin jelas

makna hubungan suatu unsur akan makin efektif sesuatu yang

dipelajari. Hal ini sangat penting dalam kegiatan pemecahan

masalah, khususnya dalam identifikasi masalah dan pengembangan

alternative pemecahannya. Hal-hal yang dipelajari peserta didik

hendaknya memiliki makna yang jelas dan logis dengan proses

(25)

c. Perilaku bertujuan (pusposive behavior); bahwa perilaku terarah

pada tujuan. Perilaku bukan hanya terjadi akibat hubungan

stimulus-respons, tetapi ada keterkaitannya dengan tujuan yang

ingin dicapai" Proses pembelajaran akan berjalan efektif jika

peserta didik mengenal tujuan yang ingin dicapainya. Oleh karena

itu, guru hendaknya menyadari tujuan sebagai arah aktifitas

pengajaran dan membantu peserta didik dalam memahami

tujuannya.

d. Prinsip ruang hidup (life space) ; bahwa perilaku individu memilih

keterkaitan dengan lingkungan dimana ia berada, Oleh karena itu,

materi yang diajarkan hendaknya memiliki keterkaitan dengan

situasi dan kondisi lingkungan kehidupan peserta didik.

e. Transfer dalam belajar ; yaitu pemindahan pola-pola perilaku

dalam situasi pembelajaran tertentu ke situasi lain. Menurut

pandangan Gestalt, transfcr belajar terjadi dengan jalan melepaskan

pengertian obyek dan suatu konfigurasi dalam situasi tertentu untuk

kemudian menempatkan dalam situasi konfigurasi lain dalam

tata-susunannya yang tepat. Juga menekankan pentingnya penangkapan

prinsip-prinsip pokok yang luas dalam pembelajaran dan kemudian

menyusun ketentuan-ketentuan umum (generalisasi), Transfer

belajar akan terjadi apabila peserta didik telah menangkap

prinsip-prinsip pokok dari suatu persoalan dan menemukan generalisasi

(26)

peserta didik untukmenguasai prinsip-prinsip pokok dari materi

yang diajarkanya.

3. Teori Belajar Humanisme

Teori belajar humanisme memandang kegiatan belajar merupakan

kegiatan yang melibatkan potensi psikis yang bersifat kognitif, afektif

dan konatif. Dalam teori humanisme didasarkan pada pemikiran bahwa

belajar merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang dalam upayanya

mempengaruhi kebutuhan hidupnya. (Udin S.Winata Putra, dkk. 2008).

Setiap manusia memiliki kebutuhan dasar akan kehangatan,

penghargaan, penerimaan, pengagungan, dan cinta dari orang lain.

Dalam proses pembelajaran, kebutuhan-kebutuhan tersebut perlu

diperhatikan agar peserta didik tidak merasa dikecewakan. Apabila

peserta didik merasa upaya pemenuhan kebutuhannya terabaikan maka

besar kemungkinan di dalam dirinya tidak akan tumbuh motivasi

berprestasi dalam belajarnya.

4. Aktivitas Belajar

Menurut Slameto (2003), belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang

baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam

(27)

Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak ada

aktivitas. Itulah mengapa aktivitas merupakan prinsip yang sangat

penting dalam interaksi belajar mengajar (Sardiman, 2001 : 93). Dalam

aktivitas belajar ada beberapa prinsip yang berorientasi pada pandangan

ilmu jiwa, yaitu pandangan ilmu jiwa lama dan modern. Menurut

pandangan ilmu jiwa lama, aktivitas didominasi oleh guru sedangkan

menurut pandangan ilmu jiwa modern, aktivitas didominasi oleh siswa.

Ada beberapa aspek dalam aktivitas siswa yang biasanya diamati

menurut Paul D Dierich.(Oemar Hamalik, 2001) antara lain aspek

keaktifan dan kerjasama. Untuk aspek keaktifan antara lain:

1. Berani bertanya

2. Berani mengemukakan pendapat

3. Berani menjawab pertanyaan.

Untuk aspek kerjasama, indikatornya antara lain adalah:

1. Bersedia membantu teman selama kegiatan pembelajaran

2. Menghargai pendapat dan penjelasan teman

3. Tidak mengganggu teman saat pembelajaran

4. Tanggung jawab terhadap tugas kelompok

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

aktivitas belajar adalah segala kegiatan untuk memperoleh suatu ilmu

pengetahuan dan keterampilan untuk memperoleh perubahan tingkah

(28)

semakin memahami dan menguasai materi pelajaran yang disampaikan

guru. untuk itu aktivitas siswa dalam pembelajaran perlu diperhatikan

antara lain : 1. Berani bertanya dan menjawab pertanyaan, 2 Berani

mengemukakan pendapat, 3 Bersedia membantu dan tidak mengganggu

teman saat pembelajaran, 4. Menghargai pendapat, 5 Keaktifan

mengerjakan tugas kelompok.

5. Hasil Belajar

Dalam Poerwadinata (2003 : 348), hasil adalah sesuatu yang diadakan

oleh usaha. Jadi hasil belajar merupakan hasil yang dicapai setelah

seseorang mengadakan suatu kegiatan belajar yang berbentuk dalam

bentuk suatu nilai hasil belajar yang diberikan oleh guru.

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah melakukan

sesuatu proses pembelajaran. Hasil belajar sangat ditentukan oleh

aktivitas belajar yang ditentukan oleh siswa itu sendiri. Jadi tidak

mungkin hasil itu baik, jika siswa tidak melakukan belajar, karena siswa

tidak akan tahu tentang materi pelajaran.

Dengan demikian dapat dikemukakan pula sesuai dengan teori Piaget,

bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap

perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya

diberikan kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik

yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh

pertanyaan-pertanyaan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan

(29)

lingkungan (Djamarah, Saiful Bahri, 2000, dan FKIP Universitas

Lampung).

Berdasarkan keterangan di atas dapat dikatakan bahwa hasil belajar

merupakan suatu pencapaian usaha yang diperoleh siswa setelah

pembelajaran yang ditandai dengan peningkatan kemampuan siswa.

Pengukuran terhadap kemampuan siswa sehingga hasil belajar

dilakukan dengan melalui evaluasi hasil belajar siswa. Salah satu

indikator dari hasil belajar siswa dapat dilihat dari nilai yang diperoleh

siswa setelah mengikuti tes atau evaluasi.

6. PembelajaranStudent Teams Achievement Division(STAD)

a. Pengertian Model Pembelajaran STAD

Model Pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung,

pembelajaran yang kooperatif maksud kooperatif adalah suatu

pengajaran yang melibatkan siswa belajar dalam

kelompok-kelompok untuk menetapkan atau menentukan tujuan bersama.

Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah

satu model dalam pembelajaran kooperatif yang sederhana dan baik

untuk guru yang baru mulai menggunakan pendekatan kooperatif

dalam kelas, STAD juga merupakan suatu model pembelajaran

kooperatif yang efektif.

(30)

penghargaan kelompok. Selain itu STAD juga terdiri dari siklus

kegiatan pengajaran yang teratur.

Variasi Model STAD

Lima komponen utama pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu :

a. Penyajian kelas.

b. Belajar kelompok

c. Kuis.

d. Skor Perkembangan

e. Penghargaan kelompok

Berikut ini uraian selengkapnya dari pembelajaran kooperatif tipe

Student Teams Achievement Division(STAD).

1. Pengajaran

Tujuan utama dari pengajaran ini adalah guru menyajikan materi

pelajaran sesuai dengan yang direncanakan. setiap awal dalam

pembelajaran kooperatif tipe STAD selalu dimulai dengan

penyajian kelas. Penyajian tersebut mencakup pembukaan

pembangunan dan latihan terbimbing dari keseluruhan pelajaran

dengan penekanan dalam penyajian materi pelajaran.

a. Pembukaan

1) Menyampaikan pada siswa apa yang hendak mereka

pelajari dan mengapa hal itu penting. Timbulkan rasa ingin

tahu siswa dengan demonstrasi yang menimbulkan

(31)

2) Guru dapat menyuruh siswa bekerja dalam kelompok untuk

menemukan konsep atau merangsang keinginan mereka

pada pelajaran tersebut.

3) Ulangi secara singkat ketrampilan atau informasi yang

merupakan syarat mutlak.

b. Pengembangan

1) Kembangkan materi pembelajaran sesuai dengan apa yang

akan dipelajari siswa dalam kelompok.

2) Pembelajaran kooperatif menekankan, bahwa belajar

adalah , memahami makna bukan hafalan.

3) Mengontrol pemahaman siswa sesering mungkin dengan

memberikan pertanyaan-pertanyaan.

4) Memberi penjelasan mengapa jawaban pertanyaan

tersebut benar atau salah.

5) Beralih pada konsep yang lain jika siswa telah memahami

pokok masalahnya.

c. Latihan Terbimbing

1) Menyuruh semua siswa mengerjakan soal atas pertanyaan

yang diberikan.

2) Memanggil siswa secara acak untuk menjawab atau

menyelesaikan soal. Hal ini bertujuan supaya semua siswa

selalu mempersiapkan diri sebaik mungkin,

(32)

2. Belajar Kelompok

Selama belajar kelompok, tugas kelompok adalah menguasai

materi yang diberikan guru dan membantu teman satu kelompok

untuk menguasai materi tersebut. Siswa diberi lembar kegiatan

yang dapat digunakan untuk melatih ketrampilan yang sedang

diajarkan untuk mengevaluasi diri mereka dan teman satu

kelompok.

Pada saat pertama kali guru menggunakan pembelajaran kooperatif.

guru juga perlu memberikan bantuan dengan cara menjelaskan

perintah, mereview konsep atau menjawab pertanyaan. Selanjutnya

langkah-langkah yang dilakukan guru sebagai berikut :

1) Mintalah anggota kelompok memindahkan meja bangku

mereka bersama-sama dan pindah kemeja kelompok.

2) Berilah waktu lebih kurang 10 menit untuk memilih nama

kelompok.

3) Bagikan lembar kegiatan siswa.

4) Serahkan pada siswa untuk bekerja sama dalam pasangan,

bertiga atau satu kelompok utuh, tergantung pada tujuan yang

sedang dipelajari. Jika mereka mengerjakan soal,

masing-masing siswa harus mengerjakan soal sendiri dan kemudian

dicocokan dengan temannya. Jika salah satu tidak dapat

mengerjakan suatu pertanyaan, teman satu kelompok

(33)

dan kemudian antara teman saling bergantian memegang

lembar kegiatan dan berusaha menjawab pertanyaan itu.

5) Tekankan pada siswa bahwa mereka belum selesai belajar

sampai mereka yakin teman-teman satu kelompok dapat

mencapai nilai sampai 100 pada kuis pastikan siswa mengerti

bahwa lembar kegiatan tersebut untuk belajar tidak hanya

untuk diisi dan diserahkan. Jadi penting bagi siswa mempunyai

lembar kegiatan untuk mengecek diri mereka dan teman-teman

sekelompok mereka pada saat mereka belajar. Ingatkan siswa

jika mereka mempunyai pertanyaan, mereka seharusnya

menanyakan teman sekelompoknya sebelum bertanya guru.

6) Sementara siswa bekerja dalam kelompok, guru berkeliling

dalam kelas. Guru sebaiknya memuji kelompok yang semua

anggotanya bekerja dengan baik, yang anggotanya duduk

dalam kelompoknya untuk mendengarkan bagaimana anggota

yang lain bekerja dan sebagainya.

3. Kuis

Kuis dikerjakan siswa secara mandiri. Hal ini bertujuan untuk

menunjukkan apa saja yang telah diperoleh siswa selama belajar

dalam kelompok. Hasil kuis digunakan sebagai nilai perkembangan

(34)

4. Penghargaan Kelompok

Langkah pertama yang harus dilakukan pada kegiatan ini adalah

menghitung nilai kelompok dan nilai perkembangan individu dan

memberi sertifikat atau penghargaan kelompok yang lain.

Pemberian penghargaan kelompok berdasarkan pada rata-rata nilai

perkembangan individu dalam kelompoknya.

b. Tujuan STAD

Tujuan dari penggunaan pembelajaranStudent Teams Achievement

Division(STAD).

1. Bisa menjelaskan pembelajaran kooperatif.

2. Menjelaskan tentang sintaks langkah-langkah dalam

pembelajaran kooperatif

c. Keunggulan Pembelajaran STAD

Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD)

mempunyai beberapa keunggulan (Slavin 1995 : 12) diantaranya

sebagai berikut :

1. Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan

2. Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk

berhasil bersama

3. Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan

keberhasilan kelompok.

4. Iteraksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan

(35)

d. Model Pembelajaran STAD

Langkah-langkah Model pembelajaran STAD :

1. Membentuk kelompok yang anggotanya : 4-5 orang secara

hitrogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku dll).

2. Guru menyajikan pelajaran.

3. Guru memberi tugas pada kelompok untuk dikerjakan oleh

anggota-anggota kelompok, anggotanya tahu menjelaskan pada

anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu

mengerti.

4. Guru memberi kuis pertanyaan kepada seluruh siswa pada saat

menjawab kuis tidak boleh saling membantu.

5. Memberi Evaluasi

6. Kesimpulan

2.2. Kajian Hasil Penelitian

Berdasarkan masalah dan permasalahan, melalui model pembelajaran STAD

dapat meningkatkan hasil belajar PKn di Sekolah Dasar. Hal ini terbukti

bahwa siswa akan belajar dengan apa yang mereka ketahui, serta proses

belajar akan produktif jika siswa terlibat aktif dalam proses belajar

mengajar.

Dalam teori belajar Vigotsky menyatakan bahwa lingkungan dalam

(36)

bagaimana mengamati siswa menggunakan pengetahuan baru dalam

lingkungan yang nyata. Strategi belajar lebih dipentingkan dari hasilnya,

umpan balik amat penting bagi siswa yang berasal dari proses pembelajaran.

(Riswanti Rini FKIP Universitas Lampung, 2010 : 1.20)

2.3. Kerangka Pikir

Berdasarkan kajian pustaka menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran

Pendidikan Kewarganegaran materi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat

dengan menggunakan model pembelajaran Student Team Achievement

Division(STAD) akan meningkatkan hasil belajar siswa.

Kerangka berpikir dalam penelitian ini divisualisasikan sebagai berikut :

(37)

D. Hipotesis

Berdasarkan uraian di atas dapatlah dirumuskan hipotesis tindakan Apabila

Metode STAD dapat diterapkan dengan langkah yang benar, maka dapat

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV SDN 1 Bulurejo

(38)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Penelitian ini digunakan metode penelitian tindakan kelas (Classroom

Action Research) dengan penekanan terhadap proses pembelajaran PKn di

kelas IV. Penelitian Metode ini didasarkan bahwa penelitian tindakan kelas

ini mampu menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan

meningkatkan profesionalisme guru dalam proses pembelajaran di kelas

dengan melihat berbagai indikator keberhasilan proses dan hasil

pembelajaran, yang terjadi pada siswa (Suyanto, 1997 : 2, Hopkins, l 993 :

34). Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengikuti yang

dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart, ( dalam Hopkins, 1993: 48).

3.2. Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Bulurejo Pringsewu Kelas IV mata

pelajaran PKn materi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat tahun pelajaran

2011/2012, dengan jumlah siswa 31 orang yang terdiri dari 21 siswa

laki-laki, 10 siswa perempuan.

3.3. Setting Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan subyek penelitian

Siswa kelas IV SDN 1 Bulurejo Pringsewu tahun pelajaran 2011/2012.

(39)

3.4. Langkah-LangkahPenelitian

Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus dengan berbagai kemungkinan

perubahan yang dianggap perlu, siklus pertama dan kedua saling

berhubungan. Siklus penelitian tindakan kelas menggunakan prosedur

Kemmis dan Mc. Taggart dalam Hopkins ( 1993: 48), Langkah-langkah

penelitian dalam setiap siklus dilakukan dalam 4 tahap yaitu (l). Tahap

perencanaan, (2). Tahap pelaksanaan, (3). Tahap observasi, (4). Tahap

refleksi.

Prosedur penelitian dari setiap siklus dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 1. Siklus penelitian tindakan kelas (Kemmis dan MC. Taggart

SIKLUS 1

RENCANA 1

TINDAKAN 1

OBSERVASI 1

ANALISA REFLEKTIF

SIKLUS 2

RENCANA 2

TINDAKAN 2

OBSERVASI 2

(40)

Siklus 1.

1. Tahap Perencanaam

a) Membuat skenario pembelajaran atau rencana pembelajaran.

b) Membuat lembar observasi dan lembar kerja siswa dalam

pelaksanaan pembelajaran.

c) Menyiapkan soal-soal untuk melaksanakan latihan.

2. Tahap Pelaksanaan.

Pada tahap pelaksanaan yang dilakukan adalah merujuk pada skenario

pembelajaran yaitu melalui pembelajaran STAD dengan

langkah-langkah sebagai berikut :

a) Membentuk kelompok kecil

b) Memberikan motivasi belajar pada siswa melalui

gambaran-gambaran atau pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan

materi pelajaran.

c) Melaksanakan kegiatan inti, siswa mengadakan observasi dan

pengamatan dengan menyelidiki Sistem Pemerintahan Tingkat

Pusat.

d) Setiap kelompok belajar merumuskan masalah dengan

mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dari hasil

penemuannya tentang Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat.

e) Guru sebagai fasilitator dan memberikan bimbingan pada setiap

kelompok belajar dalam melaksanakan tugasnya.

(41)

Siklus 2

Materi pokok yang akan diberikan pada siklus ke 2 adalah pelaksanaan

tindakan yang dilakukan sama seperti pada siklus 1 hanya pada siklus ke 2

guru tidak lagi menjelaskan secara rinci, guru hanya memberikan arahan

dan berperan sebagai fasilitator. Pada siklus 2, guru masih membantu siswa.

3. Tahap Observasi

Pelaksanakan observasi dilakukan oleh guru selama kegiatan

pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi.

Hasil observasi dijadikan sebagai bahan perencanaan untuk

pembelajaran berikutnya.

4. Tahap Evaluasi

Evaluasi dilakukan dengan alat lembar observasi selama proses

pembelajaran untuk memperoleh data kualitatif dengan lembar kerja tes

yang dilakukan pada akhir kegiatan pembelajaran yang terbentuk data

kuantitatif.

5. Tahap Refleksi

Setelah pembelajaran dan evaluasi dilaksanakan maka hasil yang

diperoleh pada tahap evaluasi pada setiap siklus dikumpulkan dan

dianalisis. Hasil dari analisis ini kemudian dijadikan bahan untuk

merefleksikan tindakan dan digunakan untuk memperbaiki pelaksanaan

(42)

3.5. Sumber Data

1. Data kualitatif adalah data yang diperoleh selama proses pembelajaran

melalui observasi pengamatan.

2. Data kuantitatif adalah data yang diperoleh dari tes hasil belajar siswa.

3.6. Teknik Pengumpulan Data

1. Data Aktifitas Siswa

Data aktivtas siswa dilakukan untuk mengetahui aktivitas siswa selama

pembelajaran berlangsung. Pengumpulan data siswa dilakukan

pengamatan, lembar observasi, aktivitas siswa terhadap pembelajaran

melalui kerja kelompok.

2. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan adalah :

a. Lembar observasi aktifitas siswa selama pembelajaran

b. Lembar soal tes evaluasi hasil belajar siswa

c. Lembar observasi untuk melihat tindakan guru atau peneliti pada

saat proses pembelajaran

3.7. Metode Analisis Data

1. Data Kualitatif

Data ini diambil pada proses pembelajaran dengan menggunakan

lembar observasi terhadap aktivitas siswa yang dimunculkan dari

perilaku siswa yang diamati selama pembelajaran. Data aktivitas siswa

kelas yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan rumus sebagai

(43)

% Aktivitas Siswa = x 100%

(Metode Statistika Menurut Sudjana tahun 2005).

2. Data Kumulatif

Data yang diperoleh dari hasil tes evaluasi belajar yang di berikan pada

akhir siklus. Kemudian data dianalisis dengan tehnik presentase untuk

menentukan konsep-konsep siswa mengenai PKn kemudian data

ditabulasikan dengan menggunkaan rumus :

Nilai rata-rata X =

Keterangan

X : Nilai rata-rata kelas

 : Jumlah nilai seluruh kelas

N : Jumlah yang mengikuti tes

(Metode Statistika Menurut Sudjana tahun 2005).

3.8. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas adalah diharapkan

mengalami peningkatan aktivitas dan hasil belajar pada mata pelajaran PKn

siswa Kelas IV SDN 1 Bulurejo Pringsewu dan apabila siswa telah dapat

(44)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan data, analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas dan hasil

belajar siswa kelas IV SDN 1 Bulurejo semester II tahun pelajaran

2011/2012. Secara deskripsi diperoleh halhal sebagai berikut :

• Pola belajar siswa selama proses pembelajaran siswa cenderung aktif, kreatif dan lebih tertarik dengan materi pembelajaran.

• Dengan cara siswa dilibatkan langsung dalam penemuan konsep pelajaran, dapat membangkitkan minat belajar siswa.

• Aktivitas dan hasil belajar dalam kegiatan pembelajaran meningkat.

5.2 Saran

1. Dalam kegiatan belajar mengajar guru diharapkan menjadikan

pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai suatu alternative dalam

mata pelajaran PKn untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar

siswa.

2. Karena kegiatan ini sangat bermanfaat khususnya bagi guru dan siswa,

maka diharapkan kegiatan ini dapat dilakukan secara

berkesinambungan dalam pelajaran PKn maupun mata pelajaran

lainnya. Dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

guru harus benar – benar memahami langkah – langkahnya, dan dapat

mengelola waktu seoptimal mungkin. Peran guru sebagai fasilitator

(45)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006.Standar Kompetensi dan Kompetensi

Dasar Pendidikan KewarganegaraanSekolah Dasar dan Madrah

Ibtidaiyah.

Djamarah, Syaiful Bahri, 2000 Dalam Teori Belajar dan Pembelajaran. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. 2010.

Hopkins. David 1993.A. Teacher Guideto Classroom Reseach.Open University Press.

Kemmis dan Taggart dalam Suharsimi Arikunto, 2006.Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta, Bumi Aksara.

Oemar Hamalik. 2001.Proses Belajar Mengajar. Jakarta. Bumi Aksara.

Poerwadinata. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. PN Balai Pustaka, Jakarta. Balai Pusdik.

Riswanti Rini. 2010.Belajar dan Pembelajaran. FKIP Universitas Lampung.

Sardiman, A.M. 2001.Intetaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Slavin, R.E. 1995.Educational Psycology: Boston : A. Viacom. Campany.

Sudjana, 2005.Metode Statistika. Tarsito. Bandung .

Sunyono. 2010.Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Universitas Lampung. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Suyanto, 1997.Pedoman Pelaksanaan Tindakan Kelas (PTK). Pengenalan Tindakan Kelas. Yogyakarta. Dirjen Dikti.

Tim Pengembang MKDK-IKIP Semarang, 1996.Psikologi Belajar. Semarang : IKIP Semarang Press.

Gambar

Tabel 1diatas menunjukkan bahwa siswa yang belum mencapai KKM
Gambar 1. Visualisasi Kerangka Berpikir PTK
Gambar 1. Siklus penelitian tindakan kelas (Kemmis dan MC. Taggart

Referensi

Dokumen terkait

Rikrik Gemi Setelah dilakukan perhitungan terhadap harga pokok produksi dengan menggunakan metode Konvensional dan metode Activity Based Costing (ABC) maka dapat diambil

Pemeriksaan kendaraan bermotor atau disebut juga “ syaken ” ,adalah pemeriksaan dengan waktu tertentu, apakah mobil yang Anda pakai sesuai dengan standart dasar hukum

Untuk menarik minat pencari informasi bentuk elektronik misalnya website, maka dapat dibuatkan tampilan gambar yang menarik sekaligus informasi yang up to date. Pada kesempatan

Dokumen ini adalah f ormulir Resmi VerVal NUPTK periode 2013, untuk inf o lebih lanjut kunjungi http://padamu.kemdikbud.go.id.. FORMULIR

Jika kendala diatas tidak dapat dipecahkan maka akan menghambat kelancaran kegiatan pada bagian keuangan.Pengaturan gaji membutuhkan suatu sistem, dimana sistem penggajian

Area cagar budaya memiliki keterikatan yang sangat jelas terhadap waktu, terutama berkaitan dengan aspek kesejarahannya, sehingga untuk menghadirkan objek yang ’abadi’,

Jl.. ketinggian manakah metode yang dianggap lebih akurat tersebut efektif perhitungannya. Efisiensi perencanaan gedung ini akan dibandingkan melalui indikator biaya.

Based on the figure above, it is known that the result of expansion load simulation for heating coil inside service tank portside is in white metallic color,