ABSTRAK
UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PKn MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA
KELAS IV SDN 1 BULUREJO PRINGSEWU
Oleh
GIYAH
Tujuan penelitian untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar mata pelajaran PKn melalui penerapan model pembelajaran STAD pada siswa kelas IV SDN 1 Bulurejo. Prosedur penelitian yang digunakan berbentuk siklus, yang terdiri dari empat kegiatan pokok yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
Peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV yang berjumlah 31 siswa, 10 siswa perempuan dan 21 siswa laki-laki. Dalam aktivitas dari 54,83 menjadi 65,80 pada siklus pertama dan pada siklus kedua 78,70 menjadi 89,67 dan pada akhir siklus hasil belajar siswa rata-rata 76,77.
Hasil penelitian ini menunjukkan sebagai wujud suatu keberhasilan dalam tindakan 1. Melalui kerja kelompok pembelajaran PKn dapat diselesaikan siswa dengan mudah 2. Kegiatan pembelajaran menjadi menarik
3. Adanya peningkatan hasil belajar siswa
4. Proses pembelajaran dapat diikuti siswa dengan baik
UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR
MATA PELAJARAN PKn MELALUI PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN
STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT
DIVISION
(STAD) PADA SISWA KELAS IV
SDN 1 BULUREJO PRINGSEWU
(Skripsi)
Oleh : GIYAH
PROGRAM STUDI PGSD STRATA 1 DALAM JABATAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
ABSTRAK
UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PKn MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION(STAD) PADA SISWA
KELAS IV SDN 1 BULUREJO PRINGSEWU
Oleh
GIYAH
Tujuan penelitian untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar mata pelajaran PKn melalui penerapan model pembelajaran STAD pada siswa kelas IV SDN 1 Bulurejo. Prosedur penelitian yang digunakan berbentuk siklus, yang terdiri dari empat kegiatan pokok yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
Peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV yang berjumlah 31 siswa, 10 siswa perempuan dan 21 siswa laki-laki. Dalam aktivitas dari 54,83 menjadi 65,80 pada siklus pertama dan pada siklus kedua 78,70 menjadi 89,67 dan pada akhir siklus hasil belajar siswa rata-rata 76,77.
Hasil penelitian ini menunjukkan sebagai wujud suatu keberhasilan dalam tindakan 1. Melalui kerja kelompok pembelajaran PKn dapat diselesaikan siswa dengan mudah 2. Kegiatan pembelajaran menjadi menarik
3. Adanya peningkatan hasil belajar siswa
4. Proses pembelajaran dapat diikuti siswa dengan baik
UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR
MATA PELAJARAN PKn MELALUI PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN
STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT
DIVISION
(STAD) PADA SISWA KELAS IV
SDN 1 BULUREJO PRINGSEWU
Oleh : GIYAH
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
pada
Program Studi PGSD Strata 1 Dalam Jabatan Jurusan Ilmu Pendidkan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
PROGRAM STUDI PGSD STRATA 1 DALAM JABATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Judul Skipsi : UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PKn MELALUI PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARANSTUDENT TEAMS
ACHIEVEMENT DIVISION(STAD) PADA
SISWA KELAS IV SDN 1 BULUREJO PRINGSEWU
Nama Mahasiswa : GIYAH
Nomor Pokok Mahasiswa : 1013119014
Program Studi : S1 PGSD Dalam Jabatan
Jurusan : Ilmu Pendidikan
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI
Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Dosen Pembimbing
Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. Dr. M. Thoha BS.Jaya, M.S
PENGESAHAN
1. Tim Penguji
Penguji : Dr. M. Thoha BS.Jaya, M.S. ...
Penguji
Bukan Pembimbing : Dr.Riswandi, M.Pd. ………...
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. NIP. 19600315 198503 1 003
HALAMAN PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini saya :
Nama : GIYAH
NPM : 1013119014
Program Studi : S1 PGSD Dalam Jabatan
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Perguruan Tinggi : Universitas Lampung
Judul : Upaya Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil
Belajar Mata Pelajaran PKn Melalui
Penerapan Model PembelajaranStudent
Teams Achievement Division(STAD) Pada
Siswa Kelas IV SDN 1 Bulurejo Pringsewu
Menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas ini adalah hasil pekerjaan saya
sendiri, dan pengetahuan saya tidak berisi materi yang dipublikasikan atau ditulis
orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan penyelesaian
studi pada Universitas atau Instansi lain.
Pringsewu, Maret 2012
Yang membuat pernyataan
Giyah
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Giyah dilahirkan di Buluwangi
Pringsewu pada tanggal 5 April 1966. Merupakan putri
ke tiga dari empat bersaudara, buah hati dari pasangan
ayahanda Somejo dan ibunda Poniyem. Pendidikan
formal diawali dari Sekolah Dasar Negeri 1 Bulumanis
Kecamatan Gadingrejo lulus pada tahun 1980.
Kemudian melanjutkan ke pendidikan menengah
pertama Persiapan Wates Gadingrejo Pringsewu lulus
pada tahun 1983, dan melanjutkan ke sekolah menengah atas pada Sekolah
Pendidikan Guru Muhammadiyah Pringsewu lulus pada tahun 1986. Selanjutnya
pada tahun 2001 penulis menempuh pendidikan studi Diploma II Pendidikan Guru
Sekolah Dasar lulus pada tahun 2004. Pada tahun 1987 penulis diangkat menjadi
Guru Sekolah Dasar Negeri 1 Bulurejo Pringswu.
Pada tahun 2010 penulis terdaftar sebagai mahasiswa S 1 PGSD Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan pada Universitas Lampung. Penulis
melaksanakan Pemantapan Praktik Lapangan (PPL) di SD Negeri 1 Bulurejo
MOTTO
Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak
mustahil; kita baru yakin kalau kita telah berhasil
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada:
1. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang selama ini tiada henti-hentinya
memberikan doa serta kasih sayang kepada penulis.
2. Suami dan anak-anak tersayang yang selalu setia memberi semangat dalam
hidup.
3. Saudara-saudaraku tercinta yang senantiasa memberikan doa,saran,dan
dukungan.
4. Para guru dan dosen pembimbing yang selalu memberi bimbingan, masukan
dan motivasi hingga terselesainya Skripsi ini.
5. Almamater tercinta.
6. Sahabat-sahabat terdekat yang telah memberikan dukungan,saran,
semangat,doa dan motivasi selama proses pembuatan sehingga terciptanya
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan anugerah-Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan skripsi ini dengan lancar tanpa
menemui hambatan yang berarti.
Dalam pelaksanaan kegiatan ini, penulis menyadari bahwa semuanya tidak akan
terselesaikan tanpa bantuan dari semua pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si, selaku Dekan FKIP Unila
2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
3. Bapak Dr. Hi. Darsono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD
4. Bapak Dr. M. Thoha BS Jaya, MS. selaku Dosen Pembimbing.
5. Bapak Dr. Riswandi, M.Pd, selaku Dosen Pembahas
6. Seluruh dewan guru SD Negeri 1 Bulurejo Kecamatan Gadingrejo Kabupaten
Pringsewu.
7. Keluargaku tercinta yang selalu memberikan semangat dan dukungannya kepadaku.
Semoga segala bantuan serta kerjasama yang baik yang telah diberikan menjadi catatan
amal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan guna memperbaiki laporan ini. Akhir kata, penulis berharap semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Bandar Lampung, Maret 2012 Peneliti
GIYAH
DAFTAR ISI 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Identifikasi Masalah ... 3
1.3. Rumusan Masalah ... 4
1.4. Tujuan Penelitian ... 4
1.5. Manfaat Hasil Penelitian ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori ... 6
2.2. Kajian Hasil Penelitian ... 19
2.3. Kerangka Pikir ... 20
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian ... 22
3.2. Subyek Penelitian ... 22
3.3. Setting Penelitian ... 22
3.4. Langkah-langkah Penelitian ... 23
3.5. Sumber Data ... 26
3.6. Teknik Pengumpulan Data ... 26
3.7. Metode Analisa Data ... 26
3.8. Indikator Keberhasilan ... 27
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitan ... 28
4.2. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ... 31
4.3. Pembahasan ... 57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 60
5.2. Saran ... 60
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
2. Kartu Soal Kerja Kelompok Pertemuan I
3. Kartu Soal Kerja Kelompok Pertemuan II
4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
5. Kartu Soal Kerja Kelompok Pertemuan I
6. Kartu Soal Kerja Kelompok Pertemuan II
7. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Pertemuan I dan II
8. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Pertemuan I dan II
9. Nilai Siklus II
10. Analisis Soal Siklus I Pertemuan I dan II
11. Analisis Soal Siklus II Pertemuan I dan II
12. Lembar Observasi Guru Dalam Pembelajaran Siklus I Pertemuan I dan II
13. Lembar Observasi Guru Dalam Pembelajaran Siklus II Pertemuan I dan II
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1...Daftar
Nilai PKn Kelas IV SDN 1 Bulurejo Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 3
4.1. Nama-nama yang pernah menjadi Kepala Sekolah SDN 1 Bulurejo Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu ... 28
4.2. Nama-nama Guru SDN1 Bulurejo Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu ... 29
4.3. Sarana dan Prasarana yang dimiliki SDN 1 Bulurejo Kecamatan Gadingrejo ... 30
4.4. Jadwal Pelajaran PKn Kelas 4 SDN 1 Bulurejo ... 31
4.5. Data rata-rata Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Pertemuan I ... 33
4.6. Hasil Tes Formatif Pada Siklus I Pertemuan I ... 34
4.7. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Siklus I Pertemuan II . 38 4.8. Hasil Tes Formatif Pada Siklus I Pertemuan II ... 40
4.9. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Siklus II Pertemuan II ... 41
4.10. Hasil Tes Formatif Pada Siklus II Pertemuan I ... 44
4.11 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Siklus II Pertemuan II... 47
4.12. Hasil Tes Formatif Pada Siklus II Pertemuan II ... 48
4.13. Hasil Observasi Siswa Siklus I dan Siklus II... 49
4.14. Hasil Tes Formatif Siklus I dan SIklus II ... 51
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Visualisasi Kerangka Berpikir ... 20
2. Siklus Penelitian Tindakan Kelas ... 23
3. Grafik Hasil Tes Formatif Siswa Tiap-tiap siklus ... 44
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam menciptakan manusia
yang berkualitas. Pendidikan yang dipandang sebagai sarana untuk
melahirkan insan-insan yang cerdas, kreatif, terampil, bertanggung jawab,
produktif dan berbudi pekerti luhur.
Proses pembelajaran yang kurang berhasil dapat menyebabkan rendahnya
kualitas pendidikan karena siswa kurang berminat untuk belajar. Minat
siswa yang kurang ditunjukkan dari kurangnya aktivitas belajar. Interaksi
dalam proses pembelajaran dan persiapan siswa dalam mengikuti kegiatan
belajar mengajar.
Namun sampai saat ini proses pembelajaran masih didominasi oleh guru
memegang di dalam proses pembelajaran diperlukan seorang guru yang
kreatif dan inovatif. Guru yang bukan sekedar melakukan tugasnya sebagai
rutinitas yang melakukan tugas monoton dari waktu ke waktu.
Sering kali di dalam proses pembelajaran siswa kurang berpartisipasi aktif
siswa tidak mempunyai pengalaman belajar kurang bermakna siswa hanya
menghafal tetapi tidak mengingat, siswa kurang inisiatif di dalam bertanya
Mengubah kebiasaan memang sulit dilakukan, Kebiasaan memang dekat
dengan budaya atau pola tingkah laku yang terjadi dalam kehidupan sosial.
Gaya mengajar yang dilakukan oleh guru di dalam kelas bisa menjadi
semacam kebiasaan yang sulit dirubah. Untuk merubah itu guru harus
merubah pola pikirnya melalui proses pembelajaran yang lebih menekankan
kepada kreatifitas peserta didik.
Berdasarkan kenyataan di atas guru perlu mengupayakan sesuatu
pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa melalui
pembelajaran STAD.
Dengan penelitian tindakan kelas melalui pembelajaran STAD bertujuan
melakukan tindakan perbaikan, peningkatan mutu pendidikan dan
perubahan kearah yang lebih baik dari sebelumnya sebagai upaya
pemecahan masalah yang dihadapi pada kegiatan pembelajaran atau proses
belajar mengajar penelitian tindakan kelas (PTK).
Khusus di SDN 1 Bulurejo dalam proses pembelajaran PKn siswa kurang
berpartisipasi aktif, siswa sudah terbiasa dengan pendekatan expositoris,
ceramah dan cerita (Story tellins), Akan tetapi pada saat guru rnenerangkan
siswa kurang memperhatikan bahkan asyik dengan kesibukannya sendiri.
Selain kurang aktif siswa di dalam proses pembelajaran PKn masih belum
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal, dimana KKM pada mata pelajaran
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk lebih lengkapnya dapat dilihat
pada table sebagai berikut :
Tabel 1 : Daftar Nilai PKn Siswa Kelas IV SDN 1 Bulurejo Tahun
Pelajaran. 2011/2012
NO RENTANG
NILAI
JUMLAH
SISWA PERSENTASE KET
1 47-54 3 10% Belum Tuntas
2 51-56 9 29% Belum Tuntas
3 57-64 11 35% Belum Tuntas
4 65-72 5 16% Tuntas
5 73-80 3 10% Tuntas
Jumlah 31 Siswa 100%
Sumber : Daftar Nilai Siswa
Tabel 1diatas menunjukkan bahwa siswa yang belum mencapai KKM
sebanyak 23 siswa (dibawah 65) dan sudah mencapai KKM sebanyak 8
siswa (65 keatas).
Berdasarkan penjelasan diatas maka perlu diadakan penelitian tindakan
kelas, untuk meningkatlan prestasi belajar mata pelajaran PKn tentang
sistem Pemerintah Tingkat Pusat yang belum mencapai KKM.
1.2. Identifikasi Masalah
Dari hasil identifikasi diperoleh hal-hal sebagai berikut :
1) Metode pembelajaran yang digunakan masih bersifat monoton dan
tradisional
2) Kurangnya frekuensi latihan belajar yang diberikan
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah : Hasil Belajar PKn siswa Kelas IV SDN 1 Bulurejo sebagian
besar belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Dengan
demikian permasalahan yang akan diteliti adalah : Apakah dengan
menggunakan model pembelajaran Student Team Achievement Division
(STAD) akan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar dalam
pembelajaran PKn pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Bulurejo tahun
pelajaran 2011/2012.
Dengan demikian judul penelitian ini adalah Upaya Meningkatkan Aktivitas
dan Hasil Belajar Mata Pelajaran PKn Melalui Penerapan Model
Pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) Pada Siswa
Kelas IV SDN 1 Bulurejo Pringsewu.
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1) Meningkatkan aktivitas belajar dengan menggunakan model
Pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) dalam
pembelajaran PKn
2) Meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran PKn kelas IV SDN 1
1.5. Manfaat Penelitian
Manfaat didalam penelitian adalah :
1) Bagi Siswa
Dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar dengan rasa percaya
diri, tanggung jawab, juga menjadi lebih kreatif dalam belajar karena
proses pembelajaran menggunakan model STAD.
2) Bagi Guru
Menggunakan model pembelajaran STAD sangat membantu guru
dalam proses pembelajaran PKn. Serta dapat merubah peran guru
kearah yang lebih baik, positif, beban guru untuk penjelasan yang
berulang-ulang mengenai isi pelajaran dapat dikurangi bahkan
dihilangkan sehigga dapat memusatkan perhatian kepada aspek penting
lain dalam proses pembelajaran.
3) Bagi Sekolah
a. Memberikan masukan kepada sekolah untuk meningkatkan proses
pembelajaran PKn dengan menggunakan model pembelajaran
STAD.
b. Memberikan kontribusi bagi peningkatan kualitas sekolah, juga
dapat menambah kondusifnya hubungan antara guru karena mereka
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. KAJIAN TEORI
l. Teori Belajar Behaviorisme
Pada prinsipnya teori belajar Behavorisme menjelaskan bahwa belajar
merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman
individu berinteraksi dengan lingkungannya. Karena itu tidak semua
perubahan dalam diri individu merupakan perubahan dalam arti
belajar. Jika tangan seorang anak bengkok karena jatuh dari sepeda
motor, maka perubahan seperti itu tidak dapat dikategorikan sebagai
perubahan hasil belajar. Demikian pula perubahan tingkah laku karena
belajar, Atas pijakan yang demikian, maka karakteristik perubahan
tingkah laku dalam belajar, menurut penjelasan Tim Dosen
Pengembang MKDK-IKIP Semarang (1989) mencakup hal-hal seperti
dikutip berikut ini.
a. Perubahan tingkah laku terjadi secara sadar
Setiap individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan
tingkah laku atau sekurang-kurangnya merasakan telah terjadi
perubahan dalam dirinya.
b. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional
Perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsuag terus
c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan senantiasa
ber-tambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik
dari sebelumnya, Dengan demikian makin banyak usaha belajar
dilakukan makin banyak dan makin baik perubahan ymg
diperoleh. Perubahan yang bersifat aktif artinya perubahan itu
tidak terjadi dengan sendirinya melainkan karena usaha individu
sendiri.
d. Perubahan dalam belajar tidak bersifat sementara
Perubahan yang bersifat sementara atau temporer terjadi hanya
untuk beberapa saat saja, seperti berkeringat, keluar air mata,
bersin dan sebagainya tidak dapat dikategorikan sebagai
perubahan dalam arti belajar, Perubahan yang teryadi karena
proses belajar bersifat menetap atau permanen, Itu berarti bahwa
tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap.
e. Perubahan dalam belajar bertujuan
Perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan
dicapai. Perbuatan belajar terarah kepada perubahan tingkah laku
yang benar-benar disadari.
f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses
belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku" Jika
tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan,
pengetahuan dan sebagainya.
2. Teori Belajar Gestalt
Gestalt berasal dari bahasa Jerman yang mempunyai padanan arti
sebagai "bentuk atau konfigurasi". Pokok pandangan Gestalt adalah
bahwa obyek atau peristiwa tertentu akan dipandang sesuatu
keseluruhan yang terorganisasikan (Grahacendikia.files.wordpress.com
2009/04.teoribelajargestalt.pdf),
Aplikasi teori Gestalt dalam proses pembelajaran antara lain :
a. Pengalaman tilikan (insight) ; bahwa tilikan merangsang peranan
yang penting dalam perilaku. Dalam proses pembelajaran,
hendaknya peserta didik memiliki kemampuan tilikan yaitu
kemampuan mengenal keterkaitan unsur-unsur dalam suatu obyek
atau peristiwa.
b. Pembelajaran yang bermakna (meaningful learning);
kebermaknaan unsur- unsur yang terkait akan menunjang
pembentukan tilikan dalam proses pembelajaran. Makin jelas
makna hubungan suatu unsur akan makin efektif sesuatu yang
dipelajari. Hal ini sangat penting dalam kegiatan pemecahan
masalah, khususnya dalam identifikasi masalah dan pengembangan
alternative pemecahannya. Hal-hal yang dipelajari peserta didik
hendaknya memiliki makna yang jelas dan logis dengan proses
c. Perilaku bertujuan (pusposive behavior); bahwa perilaku terarah
pada tujuan. Perilaku bukan hanya terjadi akibat hubungan
stimulus-respons, tetapi ada keterkaitannya dengan tujuan yang
ingin dicapai" Proses pembelajaran akan berjalan efektif jika
peserta didik mengenal tujuan yang ingin dicapainya. Oleh karena
itu, guru hendaknya menyadari tujuan sebagai arah aktifitas
pengajaran dan membantu peserta didik dalam memahami
tujuannya.
d. Prinsip ruang hidup (life space) ; bahwa perilaku individu memilih
keterkaitan dengan lingkungan dimana ia berada, Oleh karena itu,
materi yang diajarkan hendaknya memiliki keterkaitan dengan
situasi dan kondisi lingkungan kehidupan peserta didik.
e. Transfer dalam belajar ; yaitu pemindahan pola-pola perilaku
dalam situasi pembelajaran tertentu ke situasi lain. Menurut
pandangan Gestalt, transfcr belajar terjadi dengan jalan melepaskan
pengertian obyek dan suatu konfigurasi dalam situasi tertentu untuk
kemudian menempatkan dalam situasi konfigurasi lain dalam
tata-susunannya yang tepat. Juga menekankan pentingnya penangkapan
prinsip-prinsip pokok yang luas dalam pembelajaran dan kemudian
menyusun ketentuan-ketentuan umum (generalisasi), Transfer
belajar akan terjadi apabila peserta didik telah menangkap
prinsip-prinsip pokok dari suatu persoalan dan menemukan generalisasi
peserta didik untukmenguasai prinsip-prinsip pokok dari materi
yang diajarkanya.
3. Teori Belajar Humanisme
Teori belajar humanisme memandang kegiatan belajar merupakan
kegiatan yang melibatkan potensi psikis yang bersifat kognitif, afektif
dan konatif. Dalam teori humanisme didasarkan pada pemikiran bahwa
belajar merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang dalam upayanya
mempengaruhi kebutuhan hidupnya. (Udin S.Winata Putra, dkk. 2008).
Setiap manusia memiliki kebutuhan dasar akan kehangatan,
penghargaan, penerimaan, pengagungan, dan cinta dari orang lain.
Dalam proses pembelajaran, kebutuhan-kebutuhan tersebut perlu
diperhatikan agar peserta didik tidak merasa dikecewakan. Apabila
peserta didik merasa upaya pemenuhan kebutuhannya terabaikan maka
besar kemungkinan di dalam dirinya tidak akan tumbuh motivasi
berprestasi dalam belajarnya.
4. Aktivitas Belajar
Menurut Slameto (2003), belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam
Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak ada
aktivitas. Itulah mengapa aktivitas merupakan prinsip yang sangat
penting dalam interaksi belajar mengajar (Sardiman, 2001 : 93). Dalam
aktivitas belajar ada beberapa prinsip yang berorientasi pada pandangan
ilmu jiwa, yaitu pandangan ilmu jiwa lama dan modern. Menurut
pandangan ilmu jiwa lama, aktivitas didominasi oleh guru sedangkan
menurut pandangan ilmu jiwa modern, aktivitas didominasi oleh siswa.
Ada beberapa aspek dalam aktivitas siswa yang biasanya diamati
menurut Paul D Dierich.(Oemar Hamalik, 2001) antara lain aspek
keaktifan dan kerjasama. Untuk aspek keaktifan antara lain:
1. Berani bertanya
2. Berani mengemukakan pendapat
3. Berani menjawab pertanyaan.
Untuk aspek kerjasama, indikatornya antara lain adalah:
1. Bersedia membantu teman selama kegiatan pembelajaran
2. Menghargai pendapat dan penjelasan teman
3. Tidak mengganggu teman saat pembelajaran
4. Tanggung jawab terhadap tugas kelompok
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
aktivitas belajar adalah segala kegiatan untuk memperoleh suatu ilmu
pengetahuan dan keterampilan untuk memperoleh perubahan tingkah
semakin memahami dan menguasai materi pelajaran yang disampaikan
guru. untuk itu aktivitas siswa dalam pembelajaran perlu diperhatikan
antara lain : 1. Berani bertanya dan menjawab pertanyaan, 2 Berani
mengemukakan pendapat, 3 Bersedia membantu dan tidak mengganggu
teman saat pembelajaran, 4. Menghargai pendapat, 5 Keaktifan
mengerjakan tugas kelompok.
5. Hasil Belajar
Dalam Poerwadinata (2003 : 348), hasil adalah sesuatu yang diadakan
oleh usaha. Jadi hasil belajar merupakan hasil yang dicapai setelah
seseorang mengadakan suatu kegiatan belajar yang berbentuk dalam
bentuk suatu nilai hasil belajar yang diberikan oleh guru.
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah melakukan
sesuatu proses pembelajaran. Hasil belajar sangat ditentukan oleh
aktivitas belajar yang ditentukan oleh siswa itu sendiri. Jadi tidak
mungkin hasil itu baik, jika siswa tidak melakukan belajar, karena siswa
tidak akan tahu tentang materi pelajaran.
Dengan demikian dapat dikemukakan pula sesuai dengan teori Piaget,
bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap
perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya
diberikan kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik
yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh
pertanyaan-pertanyaan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan
lingkungan (Djamarah, Saiful Bahri, 2000, dan FKIP Universitas
Lampung).
Berdasarkan keterangan di atas dapat dikatakan bahwa hasil belajar
merupakan suatu pencapaian usaha yang diperoleh siswa setelah
pembelajaran yang ditandai dengan peningkatan kemampuan siswa.
Pengukuran terhadap kemampuan siswa sehingga hasil belajar
dilakukan dengan melalui evaluasi hasil belajar siswa. Salah satu
indikator dari hasil belajar siswa dapat dilihat dari nilai yang diperoleh
siswa setelah mengikuti tes atau evaluasi.
6. PembelajaranStudent Teams Achievement Division(STAD)
a. Pengertian Model Pembelajaran STAD
Model Pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung,
pembelajaran yang kooperatif maksud kooperatif adalah suatu
pengajaran yang melibatkan siswa belajar dalam
kelompok-kelompok untuk menetapkan atau menentukan tujuan bersama.
Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah
satu model dalam pembelajaran kooperatif yang sederhana dan baik
untuk guru yang baru mulai menggunakan pendekatan kooperatif
dalam kelas, STAD juga merupakan suatu model pembelajaran
kooperatif yang efektif.
penghargaan kelompok. Selain itu STAD juga terdiri dari siklus
kegiatan pengajaran yang teratur.
Variasi Model STAD
Lima komponen utama pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu :
a. Penyajian kelas.
b. Belajar kelompok
c. Kuis.
d. Skor Perkembangan
e. Penghargaan kelompok
Berikut ini uraian selengkapnya dari pembelajaran kooperatif tipe
Student Teams Achievement Division(STAD).
1. Pengajaran
Tujuan utama dari pengajaran ini adalah guru menyajikan materi
pelajaran sesuai dengan yang direncanakan. setiap awal dalam
pembelajaran kooperatif tipe STAD selalu dimulai dengan
penyajian kelas. Penyajian tersebut mencakup pembukaan
pembangunan dan latihan terbimbing dari keseluruhan pelajaran
dengan penekanan dalam penyajian materi pelajaran.
a. Pembukaan
1) Menyampaikan pada siswa apa yang hendak mereka
pelajari dan mengapa hal itu penting. Timbulkan rasa ingin
tahu siswa dengan demonstrasi yang menimbulkan
2) Guru dapat menyuruh siswa bekerja dalam kelompok untuk
menemukan konsep atau merangsang keinginan mereka
pada pelajaran tersebut.
3) Ulangi secara singkat ketrampilan atau informasi yang
merupakan syarat mutlak.
b. Pengembangan
1) Kembangkan materi pembelajaran sesuai dengan apa yang
akan dipelajari siswa dalam kelompok.
2) Pembelajaran kooperatif menekankan, bahwa belajar
adalah , memahami makna bukan hafalan.
3) Mengontrol pemahaman siswa sesering mungkin dengan
memberikan pertanyaan-pertanyaan.
4) Memberi penjelasan mengapa jawaban pertanyaan
tersebut benar atau salah.
5) Beralih pada konsep yang lain jika siswa telah memahami
pokok masalahnya.
c. Latihan Terbimbing
1) Menyuruh semua siswa mengerjakan soal atas pertanyaan
yang diberikan.
2) Memanggil siswa secara acak untuk menjawab atau
menyelesaikan soal. Hal ini bertujuan supaya semua siswa
selalu mempersiapkan diri sebaik mungkin,
2. Belajar Kelompok
Selama belajar kelompok, tugas kelompok adalah menguasai
materi yang diberikan guru dan membantu teman satu kelompok
untuk menguasai materi tersebut. Siswa diberi lembar kegiatan
yang dapat digunakan untuk melatih ketrampilan yang sedang
diajarkan untuk mengevaluasi diri mereka dan teman satu
kelompok.
Pada saat pertama kali guru menggunakan pembelajaran kooperatif.
guru juga perlu memberikan bantuan dengan cara menjelaskan
perintah, mereview konsep atau menjawab pertanyaan. Selanjutnya
langkah-langkah yang dilakukan guru sebagai berikut :
1) Mintalah anggota kelompok memindahkan meja bangku
mereka bersama-sama dan pindah kemeja kelompok.
2) Berilah waktu lebih kurang 10 menit untuk memilih nama
kelompok.
3) Bagikan lembar kegiatan siswa.
4) Serahkan pada siswa untuk bekerja sama dalam pasangan,
bertiga atau satu kelompok utuh, tergantung pada tujuan yang
sedang dipelajari. Jika mereka mengerjakan soal,
masing-masing siswa harus mengerjakan soal sendiri dan kemudian
dicocokan dengan temannya. Jika salah satu tidak dapat
mengerjakan suatu pertanyaan, teman satu kelompok
dan kemudian antara teman saling bergantian memegang
lembar kegiatan dan berusaha menjawab pertanyaan itu.
5) Tekankan pada siswa bahwa mereka belum selesai belajar
sampai mereka yakin teman-teman satu kelompok dapat
mencapai nilai sampai 100 pada kuis pastikan siswa mengerti
bahwa lembar kegiatan tersebut untuk belajar tidak hanya
untuk diisi dan diserahkan. Jadi penting bagi siswa mempunyai
lembar kegiatan untuk mengecek diri mereka dan teman-teman
sekelompok mereka pada saat mereka belajar. Ingatkan siswa
jika mereka mempunyai pertanyaan, mereka seharusnya
menanyakan teman sekelompoknya sebelum bertanya guru.
6) Sementara siswa bekerja dalam kelompok, guru berkeliling
dalam kelas. Guru sebaiknya memuji kelompok yang semua
anggotanya bekerja dengan baik, yang anggotanya duduk
dalam kelompoknya untuk mendengarkan bagaimana anggota
yang lain bekerja dan sebagainya.
3. Kuis
Kuis dikerjakan siswa secara mandiri. Hal ini bertujuan untuk
menunjukkan apa saja yang telah diperoleh siswa selama belajar
dalam kelompok. Hasil kuis digunakan sebagai nilai perkembangan
4. Penghargaan Kelompok
Langkah pertama yang harus dilakukan pada kegiatan ini adalah
menghitung nilai kelompok dan nilai perkembangan individu dan
memberi sertifikat atau penghargaan kelompok yang lain.
Pemberian penghargaan kelompok berdasarkan pada rata-rata nilai
perkembangan individu dalam kelompoknya.
b. Tujuan STAD
Tujuan dari penggunaan pembelajaranStudent Teams Achievement
Division(STAD).
1. Bisa menjelaskan pembelajaran kooperatif.
2. Menjelaskan tentang sintaks langkah-langkah dalam
pembelajaran kooperatif
c. Keunggulan Pembelajaran STAD
Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD)
mempunyai beberapa keunggulan (Slavin 1995 : 12) diantaranya
sebagai berikut :
1. Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan
2. Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk
berhasil bersama
3. Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan
keberhasilan kelompok.
4. Iteraksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan
d. Model Pembelajaran STAD
Langkah-langkah Model pembelajaran STAD :
1. Membentuk kelompok yang anggotanya : 4-5 orang secara
hitrogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku dll).
2. Guru menyajikan pelajaran.
3. Guru memberi tugas pada kelompok untuk dikerjakan oleh
anggota-anggota kelompok, anggotanya tahu menjelaskan pada
anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu
mengerti.
4. Guru memberi kuis pertanyaan kepada seluruh siswa pada saat
menjawab kuis tidak boleh saling membantu.
5. Memberi Evaluasi
6. Kesimpulan
2.2. Kajian Hasil Penelitian
Berdasarkan masalah dan permasalahan, melalui model pembelajaran STAD
dapat meningkatkan hasil belajar PKn di Sekolah Dasar. Hal ini terbukti
bahwa siswa akan belajar dengan apa yang mereka ketahui, serta proses
belajar akan produktif jika siswa terlibat aktif dalam proses belajar
mengajar.
Dalam teori belajar Vigotsky menyatakan bahwa lingkungan dalam
bagaimana mengamati siswa menggunakan pengetahuan baru dalam
lingkungan yang nyata. Strategi belajar lebih dipentingkan dari hasilnya,
umpan balik amat penting bagi siswa yang berasal dari proses pembelajaran.
(Riswanti Rini FKIP Universitas Lampung, 2010 : 1.20)
2.3. Kerangka Pikir
Berdasarkan kajian pustaka menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaran materi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat
dengan menggunakan model pembelajaran Student Team Achievement
Division(STAD) akan meningkatkan hasil belajar siswa.
Kerangka berpikir dalam penelitian ini divisualisasikan sebagai berikut :
D. Hipotesis
Berdasarkan uraian di atas dapatlah dirumuskan hipotesis tindakan Apabila
Metode STAD dapat diterapkan dengan langkah yang benar, maka dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV SDN 1 Bulurejo
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
Penelitian ini digunakan metode penelitian tindakan kelas (Classroom
Action Research) dengan penekanan terhadap proses pembelajaran PKn di
kelas IV. Penelitian Metode ini didasarkan bahwa penelitian tindakan kelas
ini mampu menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan
meningkatkan profesionalisme guru dalam proses pembelajaran di kelas
dengan melihat berbagai indikator keberhasilan proses dan hasil
pembelajaran, yang terjadi pada siswa (Suyanto, 1997 : 2, Hopkins, l 993 :
34). Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengikuti yang
dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart, ( dalam Hopkins, 1993: 48).
3.2. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Bulurejo Pringsewu Kelas IV mata
pelajaran PKn materi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat tahun pelajaran
2011/2012, dengan jumlah siswa 31 orang yang terdiri dari 21 siswa
laki-laki, 10 siswa perempuan.
3.3. Setting Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan subyek penelitian
Siswa kelas IV SDN 1 Bulurejo Pringsewu tahun pelajaran 2011/2012.
3.4. Langkah-LangkahPenelitian
Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus dengan berbagai kemungkinan
perubahan yang dianggap perlu, siklus pertama dan kedua saling
berhubungan. Siklus penelitian tindakan kelas menggunakan prosedur
Kemmis dan Mc. Taggart dalam Hopkins ( 1993: 48), Langkah-langkah
penelitian dalam setiap siklus dilakukan dalam 4 tahap yaitu (l). Tahap
perencanaan, (2). Tahap pelaksanaan, (3). Tahap observasi, (4). Tahap
refleksi.
Prosedur penelitian dari setiap siklus dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 1. Siklus penelitian tindakan kelas (Kemmis dan MC. Taggart
SIKLUS 1
RENCANA 1
TINDAKAN 1
OBSERVASI 1
ANALISA REFLEKTIF
SIKLUS 2
RENCANA 2
TINDAKAN 2
OBSERVASI 2
Siklus 1.
1. Tahap Perencanaam
a) Membuat skenario pembelajaran atau rencana pembelajaran.
b) Membuat lembar observasi dan lembar kerja siswa dalam
pelaksanaan pembelajaran.
c) Menyiapkan soal-soal untuk melaksanakan latihan.
2. Tahap Pelaksanaan.
Pada tahap pelaksanaan yang dilakukan adalah merujuk pada skenario
pembelajaran yaitu melalui pembelajaran STAD dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
a) Membentuk kelompok kecil
b) Memberikan motivasi belajar pada siswa melalui
gambaran-gambaran atau pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan
materi pelajaran.
c) Melaksanakan kegiatan inti, siswa mengadakan observasi dan
pengamatan dengan menyelidiki Sistem Pemerintahan Tingkat
Pusat.
d) Setiap kelompok belajar merumuskan masalah dengan
mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dari hasil
penemuannya tentang Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat.
e) Guru sebagai fasilitator dan memberikan bimbingan pada setiap
kelompok belajar dalam melaksanakan tugasnya.
Siklus 2
Materi pokok yang akan diberikan pada siklus ke 2 adalah pelaksanaan
tindakan yang dilakukan sama seperti pada siklus 1 hanya pada siklus ke 2
guru tidak lagi menjelaskan secara rinci, guru hanya memberikan arahan
dan berperan sebagai fasilitator. Pada siklus 2, guru masih membantu siswa.
3. Tahap Observasi
Pelaksanakan observasi dilakukan oleh guru selama kegiatan
pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi.
Hasil observasi dijadikan sebagai bahan perencanaan untuk
pembelajaran berikutnya.
4. Tahap Evaluasi
Evaluasi dilakukan dengan alat lembar observasi selama proses
pembelajaran untuk memperoleh data kualitatif dengan lembar kerja tes
yang dilakukan pada akhir kegiatan pembelajaran yang terbentuk data
kuantitatif.
5. Tahap Refleksi
Setelah pembelajaran dan evaluasi dilaksanakan maka hasil yang
diperoleh pada tahap evaluasi pada setiap siklus dikumpulkan dan
dianalisis. Hasil dari analisis ini kemudian dijadikan bahan untuk
merefleksikan tindakan dan digunakan untuk memperbaiki pelaksanaan
3.5. Sumber Data
1. Data kualitatif adalah data yang diperoleh selama proses pembelajaran
melalui observasi pengamatan.
2. Data kuantitatif adalah data yang diperoleh dari tes hasil belajar siswa.
3.6. Teknik Pengumpulan Data
1. Data Aktifitas Siswa
Data aktivtas siswa dilakukan untuk mengetahui aktivitas siswa selama
pembelajaran berlangsung. Pengumpulan data siswa dilakukan
pengamatan, lembar observasi, aktivitas siswa terhadap pembelajaran
melalui kerja kelompok.
2. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah :
a. Lembar observasi aktifitas siswa selama pembelajaran
b. Lembar soal tes evaluasi hasil belajar siswa
c. Lembar observasi untuk melihat tindakan guru atau peneliti pada
saat proses pembelajaran
3.7. Metode Analisis Data
1. Data Kualitatif
Data ini diambil pada proses pembelajaran dengan menggunakan
lembar observasi terhadap aktivitas siswa yang dimunculkan dari
perilaku siswa yang diamati selama pembelajaran. Data aktivitas siswa
kelas yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan rumus sebagai
% Aktivitas Siswa = x 100%
(Metode Statistika Menurut Sudjana tahun 2005).
2. Data Kumulatif
Data yang diperoleh dari hasil tes evaluasi belajar yang di berikan pada
akhir siklus. Kemudian data dianalisis dengan tehnik presentase untuk
menentukan konsep-konsep siswa mengenai PKn kemudian data
ditabulasikan dengan menggunkaan rumus :
Nilai rata-rata X =
Keterangan
X : Nilai rata-rata kelas
: Jumlah nilai seluruh kelas
N : Jumlah yang mengikuti tes
(Metode Statistika Menurut Sudjana tahun 2005).
3.8. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas adalah diharapkan
mengalami peningkatan aktivitas dan hasil belajar pada mata pelajaran PKn
siswa Kelas IV SDN 1 Bulurejo Pringsewu dan apabila siswa telah dapat
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan data, analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa kelas IV SDN 1 Bulurejo semester II tahun pelajaran
2011/2012. Secara deskripsi diperoleh hal–hal sebagai berikut :
• Pola belajar siswa selama proses pembelajaran siswa cenderung aktif, kreatif dan lebih tertarik dengan materi pembelajaran.
• Dengan cara siswa dilibatkan langsung dalam penemuan konsep pelajaran, dapat membangkitkan minat belajar siswa.
• Aktivitas dan hasil belajar dalam kegiatan pembelajaran meningkat.
5.2 Saran
1. Dalam kegiatan belajar mengajar guru diharapkan menjadikan
pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai suatu alternative dalam
mata pelajaran PKn untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
siswa.
2. Karena kegiatan ini sangat bermanfaat khususnya bagi guru dan siswa,
maka diharapkan kegiatan ini dapat dilakukan secara
berkesinambungan dalam pelajaran PKn maupun mata pelajaran
lainnya. Dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
guru harus benar – benar memahami langkah – langkahnya, dan dapat
mengelola waktu seoptimal mungkin. Peran guru sebagai fasilitator
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006.Standar Kompetensi dan Kompetensi
Dasar Pendidikan KewarganegaraanSekolah Dasar dan Madrah
Ibtidaiyah.
Djamarah, Syaiful Bahri, 2000 Dalam Teori Belajar dan Pembelajaran. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. 2010.
Hopkins. David 1993.A. Teacher Guideto Classroom Reseach.Open University Press.
Kemmis dan Taggart dalam Suharsimi Arikunto, 2006.Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta, Bumi Aksara.
Oemar Hamalik. 2001.Proses Belajar Mengajar. Jakarta. Bumi Aksara.
Poerwadinata. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. PN Balai Pustaka, Jakarta. Balai Pusdik.
Riswanti Rini. 2010.Belajar dan Pembelajaran. FKIP Universitas Lampung.
Sardiman, A.M. 2001.Intetaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Slavin, R.E. 1995.Educational Psycology: Boston : A. Viacom. Campany.
Sudjana, 2005.Metode Statistika. Tarsito. Bandung .
Sunyono. 2010.Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Universitas Lampung. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Suyanto, 1997.Pedoman Pelaksanaan Tindakan Kelas (PTK). Pengenalan Tindakan Kelas. Yogyakarta. Dirjen Dikti.
Tim Pengembang MKDK-IKIP Semarang, 1996.Psikologi Belajar. Semarang : IKIP Semarang Press.