• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) DAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENTDIVISION (STAD) DI SMP MUHAMMADIYAH 01 MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) DAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENTDIVISION (STAD) DI SMP MUHAMMADIYAH 01 MEDAN."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE

(TPS) DAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENTDIVISION (STAD) DI SMP MUHAMMADIYAH 01 MEDAN

Oleh :

Maksum Ahmadi NIM 4113111048

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iii

PERBEDAAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE

(TPS) DAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENTDIVISION (STAD) DI SMP MUHAMMADIYAH 01 MEDAN

MAKSUM AHMADI (NIM: 4113111048) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah peningkatan hasil belajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) lebih tinggi daripada tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada materi faktorisasi suku aljabar. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu. Penelitian dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 1 Medan dengan teknik pengambilan sampel adalah sampling acak sederhana (Simple random sampling) dan pemilihan kelas dilakukan secara random, didapatkan siswa kelas VIII-A sebagai kelas eksperimen I dan kelas VIII-C sebagai kelas eksperimen II yang masing-masing berjumlah 34 dan 32 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini digunakan tes pilihan berganda dengan jumlah soal 14 item yang telah divalidkan oleh validator dan uji validitas. Analisis data menggunakan uji t pada taraf signifikansi 5% dengan uji prasyarat normalitas dan homogenitas. Pada pengujian data pretes kedua kelas diperoleh bahwa data kedua kelas berdistribusi normal dan homogen. Hasil uji t data selisih posttest-pretest diperoleh thitung = 2,257726 sedangkan ttabel = 1,669. Karena thitung > ttabel (2,257726 > 1,669), maka Ho ditolak dan Ha diterima, dengan menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Share) lebih tinggi daripada peningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement division (STAD).

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala berkah dan rahmat-Nya sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul “Perbedaan Peningkatan Hasil

Belajar Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share

(TPS) dan Student Team Achievement Division (STAD) di SMP Muhammadiyah

1 Medan”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

gelar sarjana pendidikan matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam UNIMED.

Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih

kepada Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang

telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan saran positif kepada penulis dari

awal pemilihan judul penelitian hingga selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan

terima kasih juga disampaikan pada Bapak Prof. Dr. Edi Syahputra, M.Pd, Bapak

Prof. Dr. Pargaulan Siagian, M.Pd, dan Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd selaku

dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran mulai dari perencanaan

penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga

disampaikan kepada Bapak Rektor UNIMED Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd

selaku pimpinan UNIMED beserta seluruh Wakil Rektor, Bapak Dr. Asrin Lubis,

M.Pd selaku Dekan FMIPA UNIMED beserta Wakil Dekan I, II dan III di

lingkungan UNIMED, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si selaku Ketua Jurusan

Matematika, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D selaku Ketua Program Studi

Jurusan Pendidikan Matematika, dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku

Sekretaris Jurusan Matematika. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada

Bapak Dr. KMS. M. Amin Fauzi, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik dan

kepada seluruh Bapak dan Ibu dosen serta staf pegawai jurusan Matematika

FMIPA UNIMED yang telah banyak membantu penulis.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Paiman, S.Pd

selaku Kepala Sekolah SMP Muahmmadiyah 1 Medan, Ibu Dolfi Simangunsong ,

(5)

v

SMP Muhammadiyah 1 Medan yang telah banyak membantu dan mengarahkan

penulis selama penelitian.

Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda tercinta

Muhammad Najib Rangkuti, S.Pd dan Ibunda tercinta Nursaima Siregar yang

terus memberikan motivasi dan doa demi keberhasilan penulis menyelesaikan

skripsi ini, juga kepada adik-adik tersayang Yasir Hamdi, Melati Romadhona, dan

Atikah Maharani yang juga selalu memberikan dukungan dan motivasi.

Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih buat seluruh

teman-teman jurusan matematika stambuk 2011 khususnya seluruh teman-teman-teman-teman kelas

Matematika Reguler A, sahabatku (Ade-Fandi, Bambang, Dwi (Sam), Farida,

Fronika, Ida, Jeddah, Mely, Nova (Bundo), Rina, Rona, Shanti, Suci , Umam dan

Vivi ), Penghuni Digilib (Agung, Icha, Inun, Devi), Tim Adventure (Ade puyah,

Akmal, Akhir, Alm. Fadhlan, Hamdani, Soheh, Nonds, Syarto), Sekontrakan F-1 (

Mashudi, Reza, Dedi, Wahyu), Mr. Jo, Bang Saddam, Bang Kurnia, Bang Ridho,

teman-teman PPL SMA Negeri 1 Simpang Empat (Fakhry, Dije, Fitri, Ira, Kak

Alfi, Lyra, Mamak, Oek, Rilly dan kawan-kawan PPL yang lain), Siswa-siswi

SMA Negeri 1 Simpang Empat dan abang/kakak serta teman-teman yang tidak

penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan, motivasi dan

saran-saran kepada penulis.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi

ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun

tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat

membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini

bermanfaat dalam memperkaya ilmu pengetahuan.

Medan, Januari 2016

Penulis,

Maksum Ahmadi

(6)

vi

1.1.Latar Belakang Masalah 1

1.2.Identifikasi Masalah 7

1.3.Batasan Masalah 8

1.4.Rumusan Masalah 8

1.5.Tujuan Penelitian 8

1.6.Manfaat Penelitian 9

BAB II TINJAUAN TEORITIS

2.1.Kerangka Teoritis 11

2.1.1.Hasil Belajar 11

2.1.2.Pembelajaran Matematika 12

2.1.3.Model Pembelajaran 14

2.1.4.Model Pembelajaran Kooperatif 15

2.1.5.Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS) 18

2.1.6.Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement 21

Division (STAD)

2.1.7. Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair 27

-Share (TPS) dan Student Teams Achievement Division (STAD)

2.2.Materi Faktorisasi Suku Aljabar 28

2.2.1. Pengertian Suku pada Bentuk Aljabar 28

2.2.2. Operasi Hitung pada Bentuk Aljabar 29

(7)

vii

2.2.4. Operasi Pecahan dalam Bentuk Aljabar 37

2.3.Pembelajaran Faktorisasi Suku Aljabar dengan Kooperatif tipe Think- 40

Pair-Share (TPS)

2.4.Pembelajaran Faktorisasi Suku Aljabar dengan Kooperatif tipe Student 42

Teams Achievement Division (STAD)

2.5.Penelitian Yang Relevan 45

2.6.Kerangka Konseptual 46

2.7.Hipotesis 47

BAB III METODE PENELITIAN

3.1.Lokasi dan Waktu Penelitian 48

3.1.1.Lokasi Penelitian 48

3.1.2.Waktu Penelitian 48

3.2.Populasi dan Sampel Penelitian 48

3.2.1.Populasi 48

3.2.2.Sampel 48

3.3. Variabel Penelitian 49

3.4. Definisi Operasional 50

3.5.Jenis dan Desain Penelitian 51

3.5.1. Jenis Penelitian 51

3.5.2. Desain Penelitian 51

3.6. Prosedur Penelitian 52

3.7. Instrumen Penelitian 54

3.8. Uji Coba Instrumen Tes 56

3.8.1. Uji Validitas 56

3.8.2. Uji Reliabilitas 57

3.8.3. Tingkat Kesukaran Tes 59

3.8.4. Daya Pembeda Tes 61

3.9. Teknik Analisis Data 63

3.9.1. Menghitung Rata-rata Skor 64

(8)

viii

3.9.3. Uji Normalitas 64

3.9.4. Uji Homogenitas 66

3.9.5. Uji Normalitas Gain (N-gain) 67

3.9.6. Uji Hipotesis 67

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 70

4.1 Analisis Data Hasil Penelitian 70

4.1.1 Rata-rata n Gain Hasil Belajar Matematika Siswa 70

4.1.2 Uji Hipotesis 71

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 77

5.1 Kesimpulan 77

5.2 Saran 78

(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Skema Prosedur Penelitian 54

Gambar 4.1 Diagram Rata-rata n Gain Kelas Eksperimen I dan 70

(10)

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Tes Diagnostik 3

Tabel 2.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif 17

Tabel 2.2 Fase-fase Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 24

Tabel 2.3 Perhitungan Skor Perkembangan 25

Tabel 2.4 Tingkat Penghargaan Kelompok 25

Tabel 2.5 Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair- 27

Share (TPS) dan Student Teams Achievement Division (STAD)

Tabel 3.1 Desain Penelitian 52

Tabel 3.2 Kisi-kisi Hasil Belajar Matematika 55

Tabel 3.3 Klasifikasi Validitas Soal 56

Tabel 3.4 Validitas Soal Pretest 56

Tabel 3.5 Validitas Soal Posttest 57

Tabel 3.6 Klasifikasi Indeks Reliabilitas Soal 58

Tabel 3.7 Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal 60

Tabel 3.8 Indeks Kesukaran Soal Pretest 60

Tabel 3.9 Indeks Kesukaran Soal Posttest 61

Tabel 3.10 Klasifikasi Indeks Daya Beda Soal 62

Tabel 3.11 Daya Pembeda Soal Pretest 62

Tabel 3.12 Daya Pembeda Soal Posttest 63

Tabel 3.13 Ringkasan Hasil Pengujian Normalitas Data 65

Tabel 3.14 Ringkasan Hasil Pengujian Homogenitas Data 66

Tabel 4.1 Ringkasan Hasil Rata-rata n Gain Hasil Belajar Matematika 70

Siswa

(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen 81

Pertemuan I

Lampiran 2.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen I 87

Pertemuan II

Lampiran 3.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen I 92

Pertemuan III

Lampiran 4.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen II 98

Pertemuan I

Lampiran 5.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen II 104

Pertemuan II

Lampiran 6.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen II 110

Pertemuan III

Lampiran 7.Lembar Aktivitas Siswa I 116

Lampiran 8.Lembar Aktivitas Siswa II 118

Lampiran 9.Lembar Aktivitas Siswa III 120

Lampiran 10.Kisi-Kisi Soal Tes Awal (Pretest) 127

Lampiran 11.Kisi-Kisi Soal Tes Akhir (Post-Test) 128

Lampiran 12.Lembar Validasi Soal Tes Awal (Pretes) 129

Lampiran 13.Lembar Validasi Tes Akhir (Post-Test) 132

Lampiran 14.Tes Awal (Pretes) 135

Lampiran 15.Tes Akhir (Postes) 138

Lampiran 16.Kunci Jawaban Tes Awal (Pretes) dan Tes Akhir (Postes) 141

Lampiran 17.Tabulasi Perhitungan Pengujian Validasi Soal Pretest 143

Lampiran 18.Tabulasi Perhitungan Pengujian Validasi Soal Postes 145

Lampiran 19.Perhitungan Validitas Tes 148

Lampiran 20.Tabulasi Perhitungan Pengujian Reliabilitas Soal Pretes 151

Lampiran 21.Tabulasi Perhitungan Pengujian Reliabilitas Soal Postes 153

(12)

xii

Lampiran 23.Tabulasi Hasil Uji Tingkat Kesukaran dan Daya Beda 158

Soal Pretes yang Valid

Lampiran 24.Tabulasi Hasil Uji Tingkat Kesukaran dan Daya Beda 161

Soal Postes yang Valid

Lampiran 25.Perhitungan Tingkat Kesukaran 164

Lampiran 26.Perhitungan Daya Pembeda Tes 166

Lampiran 27.Data Pretes dan Postes Kelas Eksperimen I 169

Lampiran 28.Data Pretes dan Postes Kelas Eksperimen II 170

Lampiran 29.Perhitungan Rata-rata, Varians, dan Standar Deviasi 171

untuk Data Pretes, Postes, dan Selisih

Lampiran 30.Perhitungan Uji Normalitas 175

Lampiran 31.Uji Homogenitas Data 181

Lampiran 32.Rata-rata N-Gain Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen I 183

dan Kelas Eksperimen II

Lampiran 33.Perhitungan Uji Hipotesis 185

Lampiran 34.Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke Z 188

Lampiran 35.Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi 2 190

Lampiran 36.Tabel Distribusi Nilai F 191

Lampiran 37.Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi t 193

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Menurut Hudojo ( 2005: 107) pengertian matematika yaitu :

Matematika merupakan suatu ilmu yang berhubungan atau menelaah bentuk-bentuk atau struktur-struktur yang abstrak dan hubungan-hubungan di antara hal-hal itu. Untuk dapat memahami struktur-struktur serta hubungan-hubungan, tentu saja diperlukan pemahaman tentang konsep-konsep yang terdapat di dalam matematika itu. Dengan demikian belajar matematika berarti belajar tentang konsep-konsep dan struktur-struktur yang terdapat dalam bahasan yang dipelajari serta mencari hubungan-hubungan antara konsep-konsep dan struktur-struktur tersebut.

Matematika bukan hanya sekedar sebagai mata pelajaran wajib yang harus

dipelajari di setiap jenjang pendidikan, tetapi matematika merupakan suatu

kebutuhan. Menurut Turmudi (2009: 17), “Kebutuhan untuk memahami

matematika menjadi hal yang mendesak bagi sebagian besar masyarakat

indonesia. Karena matematika diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, dunia

kerja maupun masyarakat ilmiah dan masyarakat teknologi, kebutuhan terhadap

matematika akan meningkat secara terus-menerus.”

Sebagaimana menurut Cornellius (dalam Abdurrahman, 2012: 204 )

mengemukakan bahwa :

Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan (1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana mengembangkan kreativitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.

Sejalan dengan pendapat tersebut, Cokrof (dalam Abdurrahman, 2012:

204) juga mengatakan bahwa:

(14)

2

Matematika merupakan pelajaran yang wajib dipelajari. Hal ini sejalan

dengan Abdurrahman (2012: 202) yang menyebutkan bahwa “Semua orang harus

mempelajari matematika karena merupakan sarana untuk memecahkan masalah

kehidupan sehari-hari”. Banyak orang memandang matematika sebagai pelajaran

yang sulit. Sebagaimana yang diungkapkan Abdurrahman (2012:202) bahwa “Matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa baik yang tidak berkesulitan belajar dan lebih-lebih bagi siswa yang berkesulitan

belajar”. Anggapan bahwa matematika merupakan pelajaran yang sulit berdampak

pada rendahnya hasil belajar matematika.

Seperti yang dikemukakan oleh Satria (2012) bahwa :

Berdasarkan data UNESCO, mutu pendidikan matematika di Indonesia berada pada peringkat 34 dari 38 negara yang diamati. Data lain yang menunjukkan rendahnya prestasi matematika siswa Indonesia dapat dilihat dari hasil survei Pusat Statistik Internasional untuk Pendidikan (National Center for Education in Statistics, 2003) terhadap 41 negara dalam pembelajaran matematika, dimana Indonesia mendapatkan peringkat ke 39 di bawah Thailand dan Uruguay.

Berdasarkan fakta di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar

matematika di Indonesia memang masih tergolong rendah. Wijaya (2012: 1)

mengungkapkan bahwa “Dari hasil PISA Matematika tahun 2009, diperoleh hasil

bahwa hampir setengah dari siswa Indonesia (yaitu 43,5%) tidak mampu

menyelesaikan soal PISA paling sederhana (the most basic PISA tasks). Skor

matematika siswa Indonesia turun menjadi 371 dan Indonesia berada posisi 61

dari 65 negara (OECD, 2010)”.

Sejalan dengan hal di atas Trianto (2011: 5) juga mengungkapkan bahwa :

(15)

3

Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 26 Mei 2015 yang dilakukan

pada guru Matematika SMP Muhammadiyah 1 Medan diperoleh keterangan

bahwa hasil belajar matematika siswa di sekolah tersebut masih tergolong rendah.

Hasil belajar siswa yang rendah juga dapat dilihat dari tes yang dilakukan kepada

35 siswa kelas VII berupa tes diagnostik yang menunjukkan bahwa sebanyak 16

dari 35 siswa atau sekitar 46 % yang tuntas. Sedangkan 19 orang lainnya atau

sekitar 54 % dinyatakan belum tuntas dimana KKM yang ditetapkan oleh sekolah

adalah 75.

Berikut ini adalah beberapa bentuk kesalahan yang dilakukan siswa dari

hasil kerja menyelesaikan soal tes diagnostik.

Tabel 1.1. Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Tes Diagnostik

No

Soal Hasil Pekerjaan Siswa Keterangan

(16)

4

4.

siswa salah dalam menjabarkan bentuk perkalian aljabar.

Dari hasil wawancara tersebut juga diperoleh keterangan bahwa metode

pembelajaran yang sering digunakan oleh guru adalah metode ceramah, sehingga

kegiatan pembelajaran matematika masih bersifat teacher oriented (berpusat pada

guru). Penggunaan metode ini membuat siswa menjadi pasif karena mereka hanya

mendengar dan menerima apa yang disampaikan oleh guru. Akibatnya, siswa

menjadi jenuh dan cenderung sulit menerima pelajaran sehingga berdampak pada

hasil belajar mereka.

Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 26 Mei 2015 tersebut dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP

Muhammadiyah 1 Medan belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Menurut Ibu

Erniwati selaku guru matematika kelas VII mereka masih malu untuk bertanya

sehingga kurang mengerti terhadap materi yang dipelajari serta kurang bisa

mengoptimalkan potensi yang ada pada diri mereka.

Faktorisasi suku aljabar merupakan salah satu materi yang harus dipelajari

siswa di kelas VIII SMP yang merupakan materi lanjutan dari materi aljabar di

kelas VII. Safi’i (2012: 2) mengatakan bahwa “Faktorisasi aljabar penting dikuasai oleh siswa karena sebagai dasar untuk menguasai materi selanjutnya”. Widodo (2010: 2) juga menyebutkan bahwa “Aljabar merupakan bagian dari

matematika yang diajarkan di SMP yang di dalamnya banyak memuat konsep dan

simbol. Hasil belajar siswa pada bentuk aljabar ini pada umumnya kurang memuaskan”.

Rendahnya kemampuan siswa pada pembelajaran matematika khususnya

(17)

5

memilih dan menggunakan metode yang tepat. Arends (dalam Trianto, 2011: 7)

menyebutkan bahwa “Dalam mengajar guru selalu menuntut siswa untuk belajar

dan jarang memberikan pelajaran tentang bagaimana siswa untuk belajar, guru

juga menuntut siswa untuk menyelesaikan masalah, tapi jarang mengajarkan

bagaimana siswa seharusnya menyelesaikan masalah”.

Aunurrahman (2012: 34) mengatakan bahwa:

Pembelajaran yang efektif ditandai dengan terjadinya proses belajar dalam diri siswa. Seseorang dikatakan telah mengalami proses belajar apabila di dalam dirinya telah terjadi perubahan, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti dan sebagainya. Dalam proses pembelajaran, hasil belajar dapat dilihat secara langsung. Oleh sebab itu agar dapat dikontrol dan berkembang secara optimal melalui proses pembelajaran di kelas, maka program pembelajaran tersebut harus dirancang terlebih dahulu oleh guru dengan memperhatikan berbagai prinsip yang telah terbukti keunggulannya.

Dari beberapa pendapat ahli di atas dapat dikatakan bahwa guru perlu

menyusun dan menerapkan berbagai model dan metode pembelajaran yang

bervariasi agar siswa tertarik dan lebih serius dalam belajar matematika. Selain itu

guru perlu menerapkanpembelajaran yang memerlukan keterlibatan siswa secara

aktif dan juga dapat mengembangkan kemampuan berfikirnya, sehingga dapat

meningkatkan pemahaman konsep siswa serta prestasi belajar siswa dalam

pembelajaran matematika. Salah satu model pembelajaran yang melibatkan siswa

secara aktif adalah model pembelajaran kooperatif.

Menurut Zulhaini dkk (2014: 82-85) :

Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Sedangkan model pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilaksanakan dengan membuat siswa bekerja sama dan bertanggung jawab pada kemajuan belajar temannya .

Sesuai dengan pendapat Artzt & Newman (dalam Trianto, 2011: 56)

menyebutkan bahwa:

(18)

6

komunikasi yang berkualitas, dapat memotivasi siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya.

Hal di atas menandakan bahwa pembelajaran kooperatif dapat membawa dampak

positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Jhonson (dalam Trianto,

2011:57) juga menyatakan bahwa: “Tujuan pokok pembelajaran kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan prestasi akademik dan

pemahaman baik secara individu maupun secara kelompok”. Untuk itu dalam penelitian ini digunakan dua model pembelajaran kooperatif yaitu pembelajaran

kooperatif tipe think-pair-share (TPS) dan tipe

student-teams-achievement-division (STAD). Model pembelajaran ini dianggap dapat membelajarkan siswa

untuk berperan aktif dalam pembelajaran. Seperti yang dikatakan oleh Isjoni (2011: 13) bahwa “Dalam cooperative learning, siswa terlibat aktif pada proses pembelajaran sehingga memberikan dampak positif terhadap interaksi dan

komunikasi yang berkualitas, dapat memotivasi siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya”.

Menurut Trianto (2011: 81) “Model pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share (TPS) merupakan tipe pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk

mempengaruhi pola interaksi siswa. Think-pair-share (TPS) merupakan suatu

cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Prosedur

yang digunakan dalam think-pair-share (TPS) dapat memberi siswa lebih banyak

waktu berfikir, untuk merespon dan saling membantu”. Selain itu, Istarani (2012: 68) juga menyebutkan bahwa “Model pembelajaran think-pair-share (TPS) baik digunakan dalam rangka melatih berpikir siswa secara baik serta dapat

meningkatkan kemampuan siswa dalam menyampaikan pendapat sebagai implementasi dari ilmu pengetahuannya”.

Menurut Trianto (2011: 68) “Model pembelajaran kooperatif tipe student-teams-achievement-division (STAD) merupakan salah satu tipe dari model

pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan

(19)

7

tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. Guru menyajikan pelajaran, dan

kemudian siswa bekerja dalam tim mereka memastikan bahwa seluruh anggota

tim telah menguasai pelajaran tersebut. Kemudian, seluruh siswa diberikan tes

tentang materi tersebut, pada saat tes ini mereka tidak diperbolehkan saling membantu”.

Model kooperatif tipe ini juga pernah diterapkan oleh Nunung, mahasiswa pendidikan matematika Unimed dengan judul” Upaya meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada pokok bahasan bilangan berpangkat dan bentuk akar

melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas IX SMP Swasta Sabilina Percut Sei Tuan tahun ajaran 2010/2011”. Dan diperoleh kesimpulan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar matematika siswa setelah diterapkan model

kooperatif tipe STAD.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan alasan mengapa harus menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe TPS dan STAD, yaitu dapat meningkatkan

partisipasi siswa, meningkatkan banyaknya informasi yang dapat diingat siswa,

menghasilkan pencapaian hasil belajar siswa yang tinggi serta mengembangkan

nilai-nilai sosial bagi siswa. Karena masih rendahnya hasil belajar siswa serta

belum adanya penelitian yang membedakan pembelajaran kooperatif tipe TPS

dengan tipe STAD di sekolah SMP Muhammadiyah 01 Medan , maka penulis

tertarik untuk melakukan penelitian mengenai: “Perbedaan Peningkatan Hasil

Belajar Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Think-Pair-Share (TPS) dan Student Team Achievement Division (STAD) di SMP

Muhammadiyah 1 Medan”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat

diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :

1. Hasil belajar matematika siswa di SMP Muhammadiyah 01 Medan masih

tergolong rendah.

2. Matematika dianggap sebagai pelajaran yang sulit dan membosankan oleh

(20)

8

guru walaupun sebenarnya siswa tersebut belum paham pada materi yang

diajarkan guru.

3. Siswa cenderung pasif dalam proses belajar mengajar.

4. Kegiatan pembelajaran yang masih berpusat kepada guru.

5. Model pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi.

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka

batasan masalah pada penelitian ini adalah hasil belajar siswa yang diajar dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) dan

Student Teams Achievement Division (STAD) pada materi faktorisasi suku aljabar

di Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Medan T.A. 2015/2016.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah pada

penelitian ini adalah :

1. Apakah terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) dan tipe Student Teams

Achievement Division (STAD) pada materi faktorisasi suku aljabar di kelas

VIII SMP Muhammadiyah 01 Medan T.A 2015/2016?

2. Apakah peningkatan hasil belajar menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) lebih tinggi daripada tipe Student

Teams Achievement Division (STAD) pada materi faktorisasi suku aljabar di

kelas VIII SMP Muhammadiyah 01 Medan T.A 2015/2016?

2.4. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui apakah terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS)

dan tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada materi faktorisasi

(21)

9

2. Mengetahui apakah peningkatan hasil belajar menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) lebih tinggi daripada

tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada materi faktorisasi

suku aljabar di kelas VIII SMP Muhammadiyah 01 Medan T.A 2015/2016.

2.5. Manfaat Penelitian

Setelah dilakukan penelitian diharapkan hasil penelitian dapat memberikan

manfaat yang berarti yaitu :

1. Bagi Guru

a. Memberikan gambaran bagaimana cara mengajarkan matematika dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share (TPS)

dan tipe student teams achievement division (STAD).

b. Dapat digunakan sebagai masukan pertimbangan dalam memilih model

pembelajaran efektif yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Bagi Peserta Didik

a. Menumbuhkan sikap positif (minat dan respon belajar) peserta didik serta

dapat mengatasi kesulitan belajar matematika yang pada akhirnya dapat

meningkatkan hasil belajar siswa.

b. Menumbuhkan kemampuan bekerjasama, berkomunikasi dan

mendengarkan pendapat orang lain, melatih rasa peduli dan kerelaan

untuk berbagi dan meningkatkan rasa penghargaan terhadap orang

lain.

c. Dapat dijadikan sebagai sarana untuk belajar mengaktifkan diri dalam

proses belajar mengajar.

3. Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan positif dalam

usaha meningkatkan mutu pendidikan khususnya dalam mata pelajaran

matematika, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dan

sekaligus dapat digunakan sebagai bahan penelitian lanjutan.

(22)

10

a. Sebagai bekal peneliti sebagai calon guru matematika agar siap

melaksanakan tugas di lapangan.

b. Sebagai bahan masukan dan pembanding kepada peneliti lain yang ingin

(23)

77

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari analisis data diperoleh

beberapa kesimpulan, yaitu:

1.

Terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) dan tipe Student Teams

Achievement Division (STAD) pada materi faktorisasi suku aljabar di kelas

VIII SMP Muhammadiyah 01 Medan T.A 2015/2016

2.

Peningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Share) lebih tinggi daripada

peningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement division (STAD)

pada materi faktorisasi suku aljabar di SMP Muhammadiyah 01 Medan Tahun

Ajaran 2015/2016. Dilihat dari nilai rata-rata peningkatan pada kelas

eksperimen I sebesar 37,39 sementara nilai rata-rata peningkatan pada kelas

eksperimen II sebesar 27,23. Pengujian hipotesis dilakukan dengan

menggunakan uji-t. Setelah dilakukan pengujian data ternyata diperoleh thitung

> ttabel yaitu 2,257726 > 1,669, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa peningkatan hasil belajar siswa yang

diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS

(Think-Pair-Share) lebih tinggi daripada peningkatan hasil belajar siswa yang diajar

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe student teams

(24)

78

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini maka saran yang dapat peneliti berikan

adalah sebagai berikut :

1. Kepada guru matematika dapat menjadikan model pembelajaran kooperatif

tipe TPS sebagai salah satu alternatif dalam memilih model pembelajaran

yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Kepada guru matematika dapat menjadikan model pembelajaran kooperatif

tipe STAD sebagai salah satu alternatif dalam memilih model pembelajaran

yang diharapkan dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar serta

meningkatkan kerjasama antar siswa

3. Kepada guru matematika maupun calon peneliti yang ingin menggunakan

model pembelajaran kooperatif agar lebih mengontrol kondisi siswa pada

saat diskusi.

4. Kepada guru matematika yang ingin menerapkan model pembelajaran

kooperatif sebaiknya dapat memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya

agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik.

5. Kepada calon peneliti berikutnya agar mengadakan penelitian yang sama

dengan materi ataupun tingkatan kelas yang berbeda, serta menyediakan

alokasi waktu yang lebih karena model pembelajaran ini menggunakan

waktu yang lebih banyak dan memperhatikan kelemahan-kelemahan yang

ada pada peneliti, sehingga penelitian yang dilakukan semakin lebih baik,

sehingga hasil penelitian dapat berguna bagi kemajuan pendidikan

(25)

79

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (2012), Pendidikan Bagi Anak Kesulitan Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Adinawan dan Sugijono., (2004), Matematika Untuk SMP Kelas VIII, Erlangga , Jakarta.

Arikunto, S., (2013), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi), PT. Bumi Aksara, Jakarta.

Arikunto, S., (2010), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta.

Arikunto, S., (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan , PT. Bumi Aksara, Jakarta.

Aunurrahman, (2012), Belajar dan Pembelajaran, Alfabeta, Bandung.

Dimyati dan Mudjiono., (2013), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta.

Danapriatna dan Setiawan.,(2005), Pengantar Statistika, Graha Ilmu, Yogyakarta

Hake, R.R., (1999), Analyzing Change/Gain Score. Woodland Hills: Dept. Of Physics, Indiana University. [Online]. Tersedia: http://www.physics.indiana.du/~sdi/AnalyzingChang-Gain.pdf ( diakses 27 Agustus 2015)

Hudojo, H., (2005), Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, UM Press, Malang.

Isjoni, (2011), Cooperative Learning, Alfabeta, Bandung.

Istarani., (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif: Referensi Guru Dalam Menentukan Model Pembelajaran, Media Persada, Medan.

Jufri, W., (2013), Belajar dan Pembelajaran Sains, Pustaka Reka Cipta, Bandung.

Karno, To., (1996), Mengenal Analisis Tes, FIP IKIP Bandung, Bandung.

Oller, J.W., (1979), Language Tests At School, Longman Group Ltd, London.

(26)

80

Safi’i dan Nusantara, (2012), Diagnosis Kesalahan Siswa Pada Materi

Faktorisasi Bentuk Aljabar Dan Scaffoldingnya, Universitas Negeri Malang, Malang.

Sagala, S., (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran, Alfabeta, Bandung.

Sanjaya, W., (2011), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Sudjana., (2005), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung.

Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar, Remaja Rosdakarya, Bandung.

Satria, (2012), Mutu Pendidikan Matematika di Indonesia Masih Rendah, http://ugm.ac.id/id/post/page?id=4467. Diakses tanggal 15 Maret 2015

Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Turmudi, (2009), Taktik dan Strategi Pembelajaran Matematika, Leuser Cita Pustaka, Jakarta.

Widodo, T., (2010), Peningkatan Hasil Belajar Faktorisasi Suku Aljabar Melalui Pembelajaran Kooperatif dengan Blok Aljabar Siswa Kelas VIII C Semester 1 Smp Negeri 3 Purworejo Tahun Pelajaran 2010/2011, ejournal.umpwr.ac.id/index.php/limit/article/download/22/245. Diakses pada tanggal 22 Juni 2015.

Wijaya, A., (2012), Pendidikan Matematika Realistik, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Gambar

Gambar 3.1 Skema Prosedur Penelitian
Tabel 1.1. Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Tes Diagnostik

Referensi

Dokumen terkait

METAFORA DALAM TUTURAN KOMENTATOR INDONESIA SUPER LEAGUE MUSIM 2013-2014: KAJIAN SEMANTIK KOGNITIF.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Individu yang cemas ketika akan mengikuti ujian masuk dalam perguruan tinggi negeri dapat menyebabkan individu menjadi kurang konsentrasi dalam belajar, sangat tegang, gugup,

Dalam pembuatan sabun ada beberapa cara yang dapat dilakukan yaitu dengan proses dingin, proses panas serta proses pelelehan dan penuangan. Proses pelelehan dan

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendiskripsikan proses pembelajaran matematika melalui metode berpikir reflektif yang dilakukan guru dan untuk mengetahui

Dari analisis terhadap teks yang ditampilkan Solopos dapat diketahui bagaimana netralitas media dalam kampanye pilgub. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengetahui pengaruh metode latihan soal- soal dalam pembelajaran akuntansi keuangan terhadap prestasi belajar siswa, (2)

Pengantar tugas akhir ini berjudul Perancangan Visual Branding Grup Band “Holy Spirit”. Adapun permasalahan yang dikaji adalah merancang promosi “Holy Spirit” agar lebih di

Aplikasi yang dibangun pada artikel ini dapat membantu pengguna mencari informasi alam tanpa harus melakukan pencocokan dengan kata kunci pencarian. 5.2