PERBEDAAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE
(TPS) DAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENTDIVISION (STAD) DI SMP MUHAMMADIYAH 01 MEDAN
Oleh :
Maksum Ahmadi NIM 4113111048
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iii
PERBEDAAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE
(TPS) DAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENTDIVISION (STAD) DI SMP MUHAMMADIYAH 01 MEDAN
MAKSUM AHMADI (NIM: 4113111048) ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah peningkatan hasil belajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) lebih tinggi daripada tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada materi faktorisasi suku aljabar. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu. Penelitian dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 1 Medan dengan teknik pengambilan sampel adalah sampling acak sederhana (Simple random sampling) dan pemilihan kelas dilakukan secara random, didapatkan siswa kelas VIII-A sebagai kelas eksperimen I dan kelas VIII-C sebagai kelas eksperimen II yang masing-masing berjumlah 34 dan 32 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini digunakan tes pilihan berganda dengan jumlah soal 14 item yang telah divalidkan oleh validator dan uji validitas. Analisis data menggunakan uji t pada taraf signifikansi 5% dengan uji prasyarat normalitas dan homogenitas. Pada pengujian data pretes kedua kelas diperoleh bahwa data kedua kelas berdistribusi normal dan homogen. Hasil uji t data selisih posttest-pretest diperoleh thitung = 2,257726 sedangkan ttabel = 1,669. Karena thitung > ttabel (2,257726 > 1,669), maka Ho ditolak dan Ha diterima, dengan menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Share) lebih tinggi daripada peningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement division (STAD).
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin, puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala berkah dan rahmat-Nya sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul “Perbedaan Peningkatan Hasil
Belajar Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share
(TPS) dan Student Team Achievement Division (STAD) di SMP Muhammadiyah
1 Medan”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh
gelar sarjana pendidikan matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam UNIMED.
Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih
kepada Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan saran positif kepada penulis dari
awal pemilihan judul penelitian hingga selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan
terima kasih juga disampaikan pada Bapak Prof. Dr. Edi Syahputra, M.Pd, Bapak
Prof. Dr. Pargaulan Siagian, M.Pd, dan Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd selaku
dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran mulai dari perencanaan
penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada Bapak Rektor UNIMED Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd
selaku pimpinan UNIMED beserta seluruh Wakil Rektor, Bapak Dr. Asrin Lubis,
M.Pd selaku Dekan FMIPA UNIMED beserta Wakil Dekan I, II dan III di
lingkungan UNIMED, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si selaku Ketua Jurusan
Matematika, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D selaku Ketua Program Studi
Jurusan Pendidikan Matematika, dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku
Sekretaris Jurusan Matematika. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
Bapak Dr. KMS. M. Amin Fauzi, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik dan
kepada seluruh Bapak dan Ibu dosen serta staf pegawai jurusan Matematika
FMIPA UNIMED yang telah banyak membantu penulis.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Paiman, S.Pd
selaku Kepala Sekolah SMP Muahmmadiyah 1 Medan, Ibu Dolfi Simangunsong ,
v
SMP Muhammadiyah 1 Medan yang telah banyak membantu dan mengarahkan
penulis selama penelitian.
Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda tercinta
Muhammad Najib Rangkuti, S.Pd dan Ibunda tercinta Nursaima Siregar yang
terus memberikan motivasi dan doa demi keberhasilan penulis menyelesaikan
skripsi ini, juga kepada adik-adik tersayang Yasir Hamdi, Melati Romadhona, dan
Atikah Maharani yang juga selalu memberikan dukungan dan motivasi.
Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih buat seluruh
teman-teman jurusan matematika stambuk 2011 khususnya seluruh teman-teman-teman-teman kelas
Matematika Reguler A, sahabatku (Ade-Fandi, Bambang, Dwi (Sam), Farida,
Fronika, Ida, Jeddah, Mely, Nova (Bundo), Rina, Rona, Shanti, Suci , Umam dan
Vivi ), Penghuni Digilib (Agung, Icha, Inun, Devi), Tim Adventure (Ade puyah,
Akmal, Akhir, Alm. Fadhlan, Hamdani, Soheh, Nonds, Syarto), Sekontrakan F-1 (
Mashudi, Reza, Dedi, Wahyu), Mr. Jo, Bang Saddam, Bang Kurnia, Bang Ridho,
teman-teman PPL SMA Negeri 1 Simpang Empat (Fakhry, Dije, Fitri, Ira, Kak
Alfi, Lyra, Mamak, Oek, Rilly dan kawan-kawan PPL yang lain), Siswa-siswi
SMA Negeri 1 Simpang Empat dan abang/kakak serta teman-teman yang tidak
penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan, motivasi dan
saran-saran kepada penulis.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini
bermanfaat dalam memperkaya ilmu pengetahuan.
Medan, Januari 2016
Penulis,
Maksum Ahmadi
vi
1.1.Latar Belakang Masalah 1
1.2.Identifikasi Masalah 7
1.3.Batasan Masalah 8
1.4.Rumusan Masalah 8
1.5.Tujuan Penelitian 8
1.6.Manfaat Penelitian 9
BAB II TINJAUAN TEORITIS
2.1.Kerangka Teoritis 11
2.1.1.Hasil Belajar 11
2.1.2.Pembelajaran Matematika 12
2.1.3.Model Pembelajaran 14
2.1.4.Model Pembelajaran Kooperatif 15
2.1.5.Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS) 18
2.1.6.Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement 21
Division (STAD)
2.1.7. Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair 27
-Share (TPS) dan Student Teams Achievement Division (STAD)
2.2.Materi Faktorisasi Suku Aljabar 28
2.2.1. Pengertian Suku pada Bentuk Aljabar 28
2.2.2. Operasi Hitung pada Bentuk Aljabar 29
vii
2.2.4. Operasi Pecahan dalam Bentuk Aljabar 37
2.3.Pembelajaran Faktorisasi Suku Aljabar dengan Kooperatif tipe Think- 40
Pair-Share (TPS)
2.4.Pembelajaran Faktorisasi Suku Aljabar dengan Kooperatif tipe Student 42
Teams Achievement Division (STAD)
2.5.Penelitian Yang Relevan 45
2.6.Kerangka Konseptual 46
2.7.Hipotesis 47
BAB III METODE PENELITIAN
3.1.Lokasi dan Waktu Penelitian 48
3.1.1.Lokasi Penelitian 48
3.1.2.Waktu Penelitian 48
3.2.Populasi dan Sampel Penelitian 48
3.2.1.Populasi 48
3.2.2.Sampel 48
3.3. Variabel Penelitian 49
3.4. Definisi Operasional 50
3.5.Jenis dan Desain Penelitian 51
3.5.1. Jenis Penelitian 51
3.5.2. Desain Penelitian 51
3.6. Prosedur Penelitian 52
3.7. Instrumen Penelitian 54
3.8. Uji Coba Instrumen Tes 56
3.8.1. Uji Validitas 56
3.8.2. Uji Reliabilitas 57
3.8.3. Tingkat Kesukaran Tes 59
3.8.4. Daya Pembeda Tes 61
3.9. Teknik Analisis Data 63
3.9.1. Menghitung Rata-rata Skor 64
viii
3.9.3. Uji Normalitas 64
3.9.4. Uji Homogenitas 66
3.9.5. Uji Normalitas Gain (N-gain) 67
3.9.6. Uji Hipotesis 67
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 70
4.1 Analisis Data Hasil Penelitian 70
4.1.1 Rata-rata n Gain Hasil Belajar Matematika Siswa 70
4.1.2 Uji Hipotesis 71
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 72
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 77
5.1 Kesimpulan 77
5.2 Saran 78
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Skema Prosedur Penelitian 54
Gambar 4.1 Diagram Rata-rata n Gain Kelas Eksperimen I dan 70
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Tes Diagnostik 3
Tabel 2.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif 17
Tabel 2.2 Fase-fase Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 24
Tabel 2.3 Perhitungan Skor Perkembangan 25
Tabel 2.4 Tingkat Penghargaan Kelompok 25
Tabel 2.5 Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair- 27
Share (TPS) dan Student Teams Achievement Division (STAD)
Tabel 3.1 Desain Penelitian 52
Tabel 3.2 Kisi-kisi Hasil Belajar Matematika 55
Tabel 3.3 Klasifikasi Validitas Soal 56
Tabel 3.4 Validitas Soal Pretest 56
Tabel 3.5 Validitas Soal Posttest 57
Tabel 3.6 Klasifikasi Indeks Reliabilitas Soal 58
Tabel 3.7 Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal 60
Tabel 3.8 Indeks Kesukaran Soal Pretest 60
Tabel 3.9 Indeks Kesukaran Soal Posttest 61
Tabel 3.10 Klasifikasi Indeks Daya Beda Soal 62
Tabel 3.11 Daya Pembeda Soal Pretest 62
Tabel 3.12 Daya Pembeda Soal Posttest 63
Tabel 3.13 Ringkasan Hasil Pengujian Normalitas Data 65
Tabel 3.14 Ringkasan Hasil Pengujian Homogenitas Data 66
Tabel 4.1 Ringkasan Hasil Rata-rata n Gain Hasil Belajar Matematika 70
Siswa
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen 81
Pertemuan I
Lampiran 2.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen I 87
Pertemuan II
Lampiran 3.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen I 92
Pertemuan III
Lampiran 4.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen II 98
Pertemuan I
Lampiran 5.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen II 104
Pertemuan II
Lampiran 6.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen II 110
Pertemuan III
Lampiran 7.Lembar Aktivitas Siswa I 116
Lampiran 8.Lembar Aktivitas Siswa II 118
Lampiran 9.Lembar Aktivitas Siswa III 120
Lampiran 10.Kisi-Kisi Soal Tes Awal (Pretest) 127
Lampiran 11.Kisi-Kisi Soal Tes Akhir (Post-Test) 128
Lampiran 12.Lembar Validasi Soal Tes Awal (Pretes) 129
Lampiran 13.Lembar Validasi Tes Akhir (Post-Test) 132
Lampiran 14.Tes Awal (Pretes) 135
Lampiran 15.Tes Akhir (Postes) 138
Lampiran 16.Kunci Jawaban Tes Awal (Pretes) dan Tes Akhir (Postes) 141
Lampiran 17.Tabulasi Perhitungan Pengujian Validasi Soal Pretest 143
Lampiran 18.Tabulasi Perhitungan Pengujian Validasi Soal Postes 145
Lampiran 19.Perhitungan Validitas Tes 148
Lampiran 20.Tabulasi Perhitungan Pengujian Reliabilitas Soal Pretes 151
Lampiran 21.Tabulasi Perhitungan Pengujian Reliabilitas Soal Postes 153
xii
Lampiran 23.Tabulasi Hasil Uji Tingkat Kesukaran dan Daya Beda 158
Soal Pretes yang Valid
Lampiran 24.Tabulasi Hasil Uji Tingkat Kesukaran dan Daya Beda 161
Soal Postes yang Valid
Lampiran 25.Perhitungan Tingkat Kesukaran 164
Lampiran 26.Perhitungan Daya Pembeda Tes 166
Lampiran 27.Data Pretes dan Postes Kelas Eksperimen I 169
Lampiran 28.Data Pretes dan Postes Kelas Eksperimen II 170
Lampiran 29.Perhitungan Rata-rata, Varians, dan Standar Deviasi 171
untuk Data Pretes, Postes, dan Selisih
Lampiran 30.Perhitungan Uji Normalitas 175
Lampiran 31.Uji Homogenitas Data 181
Lampiran 32.Rata-rata N-Gain Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen I 183
dan Kelas Eksperimen II
Lampiran 33.Perhitungan Uji Hipotesis 185
Lampiran 34.Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke Z 188
Lampiran 35.Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi 2 190
Lampiran 36.Tabel Distribusi Nilai F 191
Lampiran 37.Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi t 193
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Menurut Hudojo ( 2005: 107) pengertian matematika yaitu :
Matematika merupakan suatu ilmu yang berhubungan atau menelaah bentuk-bentuk atau struktur-struktur yang abstrak dan hubungan-hubungan di antara hal-hal itu. Untuk dapat memahami struktur-struktur serta hubungan-hubungan, tentu saja diperlukan pemahaman tentang konsep-konsep yang terdapat di dalam matematika itu. Dengan demikian belajar matematika berarti belajar tentang konsep-konsep dan struktur-struktur yang terdapat dalam bahasan yang dipelajari serta mencari hubungan-hubungan antara konsep-konsep dan struktur-struktur tersebut.
Matematika bukan hanya sekedar sebagai mata pelajaran wajib yang harus
dipelajari di setiap jenjang pendidikan, tetapi matematika merupakan suatu
kebutuhan. Menurut Turmudi (2009: 17), “Kebutuhan untuk memahami
matematika menjadi hal yang mendesak bagi sebagian besar masyarakat
indonesia. Karena matematika diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, dunia
kerja maupun masyarakat ilmiah dan masyarakat teknologi, kebutuhan terhadap
matematika akan meningkat secara terus-menerus.”
Sebagaimana menurut Cornellius (dalam Abdurrahman, 2012: 204 )
mengemukakan bahwa :
Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan (1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana mengembangkan kreativitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.
Sejalan dengan pendapat tersebut, Cokrof (dalam Abdurrahman, 2012:
204) juga mengatakan bahwa:
2
Matematika merupakan pelajaran yang wajib dipelajari. Hal ini sejalan
dengan Abdurrahman (2012: 202) yang menyebutkan bahwa “Semua orang harus
mempelajari matematika karena merupakan sarana untuk memecahkan masalah
kehidupan sehari-hari”. Banyak orang memandang matematika sebagai pelajaran
yang sulit. Sebagaimana yang diungkapkan Abdurrahman (2012:202) bahwa “Matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa baik yang tidak berkesulitan belajar dan lebih-lebih bagi siswa yang berkesulitan
belajar”. Anggapan bahwa matematika merupakan pelajaran yang sulit berdampak
pada rendahnya hasil belajar matematika.
Seperti yang dikemukakan oleh Satria (2012) bahwa :
Berdasarkan data UNESCO, mutu pendidikan matematika di Indonesia berada pada peringkat 34 dari 38 negara yang diamati. Data lain yang menunjukkan rendahnya prestasi matematika siswa Indonesia dapat dilihat dari hasil survei Pusat Statistik Internasional untuk Pendidikan (National Center for Education in Statistics, 2003) terhadap 41 negara dalam pembelajaran matematika, dimana Indonesia mendapatkan peringkat ke 39 di bawah Thailand dan Uruguay.
Berdasarkan fakta di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar
matematika di Indonesia memang masih tergolong rendah. Wijaya (2012: 1)
mengungkapkan bahwa “Dari hasil PISA Matematika tahun 2009, diperoleh hasil
bahwa hampir setengah dari siswa Indonesia (yaitu 43,5%) tidak mampu
menyelesaikan soal PISA paling sederhana (the most basic PISA tasks). Skor
matematika siswa Indonesia turun menjadi 371 dan Indonesia berada posisi 61
dari 65 negara (OECD, 2010)”.
Sejalan dengan hal di atas Trianto (2011: 5) juga mengungkapkan bahwa :
3
Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 26 Mei 2015 yang dilakukan
pada guru Matematika SMP Muhammadiyah 1 Medan diperoleh keterangan
bahwa hasil belajar matematika siswa di sekolah tersebut masih tergolong rendah.
Hasil belajar siswa yang rendah juga dapat dilihat dari tes yang dilakukan kepada
35 siswa kelas VII berupa tes diagnostik yang menunjukkan bahwa sebanyak 16
dari 35 siswa atau sekitar 46 % yang tuntas. Sedangkan 19 orang lainnya atau
sekitar 54 % dinyatakan belum tuntas dimana KKM yang ditetapkan oleh sekolah
adalah 75.
Berikut ini adalah beberapa bentuk kesalahan yang dilakukan siswa dari
hasil kerja menyelesaikan soal tes diagnostik.
Tabel 1.1. Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Tes Diagnostik
No
Soal Hasil Pekerjaan Siswa Keterangan
4
4.
siswa salah dalam menjabarkan bentuk perkalian aljabar.
Dari hasil wawancara tersebut juga diperoleh keterangan bahwa metode
pembelajaran yang sering digunakan oleh guru adalah metode ceramah, sehingga
kegiatan pembelajaran matematika masih bersifat teacher oriented (berpusat pada
guru). Penggunaan metode ini membuat siswa menjadi pasif karena mereka hanya
mendengar dan menerima apa yang disampaikan oleh guru. Akibatnya, siswa
menjadi jenuh dan cenderung sulit menerima pelajaran sehingga berdampak pada
hasil belajar mereka.
Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 26 Mei 2015 tersebut dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP
Muhammadiyah 1 Medan belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Menurut Ibu
Erniwati selaku guru matematika kelas VII mereka masih malu untuk bertanya
sehingga kurang mengerti terhadap materi yang dipelajari serta kurang bisa
mengoptimalkan potensi yang ada pada diri mereka.
Faktorisasi suku aljabar merupakan salah satu materi yang harus dipelajari
siswa di kelas VIII SMP yang merupakan materi lanjutan dari materi aljabar di
kelas VII. Safi’i (2012: 2) mengatakan bahwa “Faktorisasi aljabar penting dikuasai oleh siswa karena sebagai dasar untuk menguasai materi selanjutnya”. Widodo (2010: 2) juga menyebutkan bahwa “Aljabar merupakan bagian dari
matematika yang diajarkan di SMP yang di dalamnya banyak memuat konsep dan
simbol. Hasil belajar siswa pada bentuk aljabar ini pada umumnya kurang memuaskan”.
Rendahnya kemampuan siswa pada pembelajaran matematika khususnya
5
memilih dan menggunakan metode yang tepat. Arends (dalam Trianto, 2011: 7)
menyebutkan bahwa “Dalam mengajar guru selalu menuntut siswa untuk belajar
dan jarang memberikan pelajaran tentang bagaimana siswa untuk belajar, guru
juga menuntut siswa untuk menyelesaikan masalah, tapi jarang mengajarkan
bagaimana siswa seharusnya menyelesaikan masalah”.
Aunurrahman (2012: 34) mengatakan bahwa:
Pembelajaran yang efektif ditandai dengan terjadinya proses belajar dalam diri siswa. Seseorang dikatakan telah mengalami proses belajar apabila di dalam dirinya telah terjadi perubahan, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti dan sebagainya. Dalam proses pembelajaran, hasil belajar dapat dilihat secara langsung. Oleh sebab itu agar dapat dikontrol dan berkembang secara optimal melalui proses pembelajaran di kelas, maka program pembelajaran tersebut harus dirancang terlebih dahulu oleh guru dengan memperhatikan berbagai prinsip yang telah terbukti keunggulannya.
Dari beberapa pendapat ahli di atas dapat dikatakan bahwa guru perlu
menyusun dan menerapkan berbagai model dan metode pembelajaran yang
bervariasi agar siswa tertarik dan lebih serius dalam belajar matematika. Selain itu
guru perlu menerapkanpembelajaran yang memerlukan keterlibatan siswa secara
aktif dan juga dapat mengembangkan kemampuan berfikirnya, sehingga dapat
meningkatkan pemahaman konsep siswa serta prestasi belajar siswa dalam
pembelajaran matematika. Salah satu model pembelajaran yang melibatkan siswa
secara aktif adalah model pembelajaran kooperatif.
Menurut Zulhaini dkk (2014: 82-85) :
Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Sedangkan model pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilaksanakan dengan membuat siswa bekerja sama dan bertanggung jawab pada kemajuan belajar temannya .
Sesuai dengan pendapat Artzt & Newman (dalam Trianto, 2011: 56)
menyebutkan bahwa:
6
komunikasi yang berkualitas, dapat memotivasi siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya.
Hal di atas menandakan bahwa pembelajaran kooperatif dapat membawa dampak
positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Jhonson (dalam Trianto,
2011:57) juga menyatakan bahwa: “Tujuan pokok pembelajaran kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan prestasi akademik dan
pemahaman baik secara individu maupun secara kelompok”. Untuk itu dalam penelitian ini digunakan dua model pembelajaran kooperatif yaitu pembelajaran
kooperatif tipe think-pair-share (TPS) dan tipe
student-teams-achievement-division (STAD). Model pembelajaran ini dianggap dapat membelajarkan siswa
untuk berperan aktif dalam pembelajaran. Seperti yang dikatakan oleh Isjoni (2011: 13) bahwa “Dalam cooperative learning, siswa terlibat aktif pada proses pembelajaran sehingga memberikan dampak positif terhadap interaksi dan
komunikasi yang berkualitas, dapat memotivasi siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya”.
Menurut Trianto (2011: 81) “Model pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share (TPS) merupakan tipe pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa. Think-pair-share (TPS) merupakan suatu
cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Prosedur
yang digunakan dalam think-pair-share (TPS) dapat memberi siswa lebih banyak
waktu berfikir, untuk merespon dan saling membantu”. Selain itu, Istarani (2012: 68) juga menyebutkan bahwa “Model pembelajaran think-pair-share (TPS) baik digunakan dalam rangka melatih berpikir siswa secara baik serta dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam menyampaikan pendapat sebagai implementasi dari ilmu pengetahuannya”.
Menurut Trianto (2011: 68) “Model pembelajaran kooperatif tipe student-teams-achievement-division (STAD) merupakan salah satu tipe dari model
pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan
7
tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. Guru menyajikan pelajaran, dan
kemudian siswa bekerja dalam tim mereka memastikan bahwa seluruh anggota
tim telah menguasai pelajaran tersebut. Kemudian, seluruh siswa diberikan tes
tentang materi tersebut, pada saat tes ini mereka tidak diperbolehkan saling membantu”.
Model kooperatif tipe ini juga pernah diterapkan oleh Nunung, mahasiswa pendidikan matematika Unimed dengan judul” Upaya meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada pokok bahasan bilangan berpangkat dan bentuk akar
melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas IX SMP Swasta Sabilina Percut Sei Tuan tahun ajaran 2010/2011”. Dan diperoleh kesimpulan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar matematika siswa setelah diterapkan model
kooperatif tipe STAD.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan alasan mengapa harus menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe TPS dan STAD, yaitu dapat meningkatkan
partisipasi siswa, meningkatkan banyaknya informasi yang dapat diingat siswa,
menghasilkan pencapaian hasil belajar siswa yang tinggi serta mengembangkan
nilai-nilai sosial bagi siswa. Karena masih rendahnya hasil belajar siswa serta
belum adanya penelitian yang membedakan pembelajaran kooperatif tipe TPS
dengan tipe STAD di sekolah SMP Muhammadiyah 01 Medan , maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian mengenai: “Perbedaan Peningkatan Hasil
Belajar Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Think-Pair-Share (TPS) dan Student Team Achievement Division (STAD) di SMP
Muhammadiyah 1 Medan”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat
diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :
1. Hasil belajar matematika siswa di SMP Muhammadiyah 01 Medan masih
tergolong rendah.
2. Matematika dianggap sebagai pelajaran yang sulit dan membosankan oleh
8
guru walaupun sebenarnya siswa tersebut belum paham pada materi yang
diajarkan guru.
3. Siswa cenderung pasif dalam proses belajar mengajar.
4. Kegiatan pembelajaran yang masih berpusat kepada guru.
5. Model pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi.
1.3. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka
batasan masalah pada penelitian ini adalah hasil belajar siswa yang diajar dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) dan
Student Teams Achievement Division (STAD) pada materi faktorisasi suku aljabar
di Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Medan T.A. 2015/2016.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah :
1. Apakah terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) dan tipe Student Teams
Achievement Division (STAD) pada materi faktorisasi suku aljabar di kelas
VIII SMP Muhammadiyah 01 Medan T.A 2015/2016?
2. Apakah peningkatan hasil belajar menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) lebih tinggi daripada tipe Student
Teams Achievement Division (STAD) pada materi faktorisasi suku aljabar di
kelas VIII SMP Muhammadiyah 01 Medan T.A 2015/2016?
2.4. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengetahui apakah terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS)
dan tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada materi faktorisasi
9
2. Mengetahui apakah peningkatan hasil belajar menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) lebih tinggi daripada
tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada materi faktorisasi
suku aljabar di kelas VIII SMP Muhammadiyah 01 Medan T.A 2015/2016.
2.5. Manfaat Penelitian
Setelah dilakukan penelitian diharapkan hasil penelitian dapat memberikan
manfaat yang berarti yaitu :
1. Bagi Guru
a. Memberikan gambaran bagaimana cara mengajarkan matematika dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share (TPS)
dan tipe student teams achievement division (STAD).
b. Dapat digunakan sebagai masukan pertimbangan dalam memilih model
pembelajaran efektif yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Bagi Peserta Didik
a. Menumbuhkan sikap positif (minat dan respon belajar) peserta didik serta
dapat mengatasi kesulitan belajar matematika yang pada akhirnya dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
b. Menumbuhkan kemampuan bekerjasama, berkomunikasi dan
mendengarkan pendapat orang lain, melatih rasa peduli dan kerelaan
untuk berbagi dan meningkatkan rasa penghargaan terhadap orang
lain.
c. Dapat dijadikan sebagai sarana untuk belajar mengaktifkan diri dalam
proses belajar mengajar.
3. Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan positif dalam
usaha meningkatkan mutu pendidikan khususnya dalam mata pelajaran
matematika, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dan
sekaligus dapat digunakan sebagai bahan penelitian lanjutan.
10
a. Sebagai bekal peneliti sebagai calon guru matematika agar siap
melaksanakan tugas di lapangan.
b. Sebagai bahan masukan dan pembanding kepada peneliti lain yang ingin
77
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari analisis data diperoleh
beberapa kesimpulan, yaitu:
1.
Terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar menggunakan modelpembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) dan tipe Student Teams
Achievement Division (STAD) pada materi faktorisasi suku aljabar di kelas
VIII SMP Muhammadiyah 01 Medan T.A 2015/2016
2.
Peningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan modelpembelajaran kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Share) lebih tinggi daripada
peningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement division (STAD)
pada materi faktorisasi suku aljabar di SMP Muhammadiyah 01 Medan Tahun
Ajaran 2015/2016. Dilihat dari nilai rata-rata peningkatan pada kelas
eksperimen I sebesar 37,39 sementara nilai rata-rata peningkatan pada kelas
eksperimen II sebesar 27,23. Pengujian hipotesis dilakukan dengan
menggunakan uji-t. Setelah dilakukan pengujian data ternyata diperoleh thitung
> ttabel yaitu 2,257726 > 1,669, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa peningkatan hasil belajar siswa yang
diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS
(Think-Pair-Share) lebih tinggi daripada peningkatan hasil belajar siswa yang diajar
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe student teams
78
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini maka saran yang dapat peneliti berikan
adalah sebagai berikut :
1. Kepada guru matematika dapat menjadikan model pembelajaran kooperatif
tipe TPS sebagai salah satu alternatif dalam memilih model pembelajaran
yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Kepada guru matematika dapat menjadikan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD sebagai salah satu alternatif dalam memilih model pembelajaran
yang diharapkan dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar serta
meningkatkan kerjasama antar siswa
3. Kepada guru matematika maupun calon peneliti yang ingin menggunakan
model pembelajaran kooperatif agar lebih mengontrol kondisi siswa pada
saat diskusi.
4. Kepada guru matematika yang ingin menerapkan model pembelajaran
kooperatif sebaiknya dapat memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya
agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik.
5. Kepada calon peneliti berikutnya agar mengadakan penelitian yang sama
dengan materi ataupun tingkatan kelas yang berbeda, serta menyediakan
alokasi waktu yang lebih karena model pembelajaran ini menggunakan
waktu yang lebih banyak dan memperhatikan kelemahan-kelemahan yang
ada pada peneliti, sehingga penelitian yang dilakukan semakin lebih baik,
sehingga hasil penelitian dapat berguna bagi kemajuan pendidikan
79
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M., (2012), Pendidikan Bagi Anak Kesulitan Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.
Adinawan dan Sugijono., (2004), Matematika Untuk SMP Kelas VIII, Erlangga , Jakarta.
Arikunto, S., (2013), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi), PT. Bumi Aksara, Jakarta.
Arikunto, S., (2010), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta.
Arikunto, S., (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan , PT. Bumi Aksara, Jakarta.
Aunurrahman, (2012), Belajar dan Pembelajaran, Alfabeta, Bandung.
Dimyati dan Mudjiono., (2013), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta.
Danapriatna dan Setiawan.,(2005), Pengantar Statistika, Graha Ilmu, Yogyakarta
Hake, R.R., (1999), Analyzing Change/Gain Score. Woodland Hills: Dept. Of Physics, Indiana University. [Online]. Tersedia: http://www.physics.indiana.du/~sdi/AnalyzingChang-Gain.pdf ( diakses 27 Agustus 2015)
Hudojo, H., (2005), Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, UM Press, Malang.
Isjoni, (2011), Cooperative Learning, Alfabeta, Bandung.
Istarani., (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif: Referensi Guru Dalam Menentukan Model Pembelajaran, Media Persada, Medan.
Jufri, W., (2013), Belajar dan Pembelajaran Sains, Pustaka Reka Cipta, Bandung.
Karno, To., (1996), Mengenal Analisis Tes, FIP IKIP Bandung, Bandung.
Oller, J.W., (1979), Language Tests At School, Longman Group Ltd, London.
80
Safi’i dan Nusantara, (2012), Diagnosis Kesalahan Siswa Pada Materi
Faktorisasi Bentuk Aljabar Dan Scaffoldingnya, Universitas Negeri Malang, Malang.
Sagala, S., (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran, Alfabeta, Bandung.
Sanjaya, W., (2011), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Sudjana., (2005), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung.
Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar, Remaja Rosdakarya, Bandung.
Satria, (2012), Mutu Pendidikan Matematika di Indonesia Masih Rendah, http://ugm.ac.id/id/post/page?id=4467. Diakses tanggal 15 Maret 2015
Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Turmudi, (2009), Taktik dan Strategi Pembelajaran Matematika, Leuser Cita Pustaka, Jakarta.
Widodo, T., (2010), Peningkatan Hasil Belajar Faktorisasi Suku Aljabar Melalui Pembelajaran Kooperatif dengan Blok Aljabar Siswa Kelas VIII C Semester 1 Smp Negeri 3 Purworejo Tahun Pelajaran 2010/2011, ejournal.umpwr.ac.id/index.php/limit/article/download/22/245. Diakses pada tanggal 22 Juni 2015.
Wijaya, A., (2012), Pendidikan Matematika Realistik, Graha Ilmu, Yogyakarta.