• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEGIATAN PONDOK PESANTREN SUNAN JATIAGUNG DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA JATIAGUNG KECAMATAN AMBARAWA KABUPATEN PRINGSEWU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KEGIATAN PONDOK PESANTREN SUNAN JATIAGUNG DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA JATIAGUNG KECAMATAN AMBARAWA KABUPATEN PRINGSEWU"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

KEGIATAN PONDOK PESANTREN SUNAN JATIAGUNG DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA JATIAGUNG KECAMATAN

AMBARAWA KABUPATEN PRINGSEWU

Oleh Dwi Afriansyah

Pondok Pesantren sebagai suatu sistem pendidikan yang tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat dijadikan tumpuan dan harapan untuk dijadikan suatu model pendidikan sebagai variasi lain dan bahkan dapat menjadi alternatif lain dalam pengembangan masyarakat guna menjawab tantangan masalah urbanisasi dan pembangunan dewasa ini.

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apa sajakah kegiatan yang dilakukan Pondok Pesantren Sunan Jatiagung dalam pengembangan kehidupan masyarakat di Desa Jatiagung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Kegiatan yang dilakukan Pondok Pesantren Sunan Jatiagung dalam pengembangan kehidupan masyarakat di Desa Jatiagung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu.

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tanjung Anom, pada tanggal 30 Agustus 1989 merupakan anak kedua dari dua saudara dari pasangan Bapak Akip Arahman dan Ibu Suparni. Pendidikan yang telah diselesaikan oleh penulis adalah :

SD Negeri 1 Tanjung Anom Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu, selesai pada tahun 2001. SMP Negeri 1 Sumberagung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu, selesai pada tahun 2004. SMA PGRI 2 Pringsewu Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu, selesai pada tahun 2007.

(7)

PERSEMBAHAN

Teriring do’a dan rasa syukur kepada Allah SWT, ku persembahkan karya kecil ini sebagai rasa sayang dan terimakasih ku kepada:

1. Kepada orang tuaku yang telah menerima, mendidik dan menyayangiku. Bapak Akip Arahman dan Ibu Suparni yang senantiasa berdoa dan berjuang tak kenal lelah demi keberhasilanku.

2. Kakakku tercinta Dessy Rahmawati dan Heri Anjaryadi, yang telah memberikan dukungan kepadaku serta keluarga besarku.

3. Diah Arini Kusumastuti yang telah memberi motivasi, serta dukungannya selama ini.

4. Para pendidikku, dosen dan guru-guruku yang telah memberikan ilmu kepadaku

(8)

MOTO

Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua. (Karo Cyber)

(9)

SANWACANA

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Kegiatan Pondok Pesantren Sunan Jati Agung Dalam Kehidupan Masyarakat Desa Jati Agung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu” pada Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Penulis menyadari akan keterbatasan dan kemampuan yang dimiliki, sehingga mendapat banyak petunjuk dan bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si, Dekan FKIP Unila;

2. Bapak Dr. H. M. Thoha. B.S. Jaya, M.S, Pembantu Dekan I FKIP Unila; 3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si, Pembantu Dekan II FKIP Unila;

4. Bapak Drs. H. Iskandar Syah, M.H, Pembantu Dekan III FKIP Unila, dan dosen pada Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan IPS FKIP Unila, sekaligus Penguji Utama dalam ujian skripsi, yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan bimbingan, kritik, saran, dan nasihat dalam proses kuliah dan proses penyelesaian skripsi.

(10)

Jurusan Pendidikan IPS FKIP Unila, yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan bimbingan, kritik, saran, dan nasihat kepada penulis dalam proses kuliah dan proses penyelesaian skripsi.

7. Bapak Drs. Wakidi, M. Hum, dosen pada Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan IPS FKIP Unila, sekaligus Pembimbing Akademik dan Pembimbing Pertama yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan bimbingan, kritik, saran, dan nasihat dalam proses kuliah dan proses penyelesaian skripsi.

8. Bapak Drs. Syaiful M, M. Si, dosen pada Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan IPS FKIP Unila, sekaligus Pembimbing Kedua yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan bimbingan, kritik, saran, dan nasihat dalam proses kuliah dan proses penyelesaian skripsi.

8. Bapak dan Ibu dosen Pendidikan Sejarah FKIP yang telah membimbing penulis selama menjadi mahasiswa di program studi pendidikan sejarah. 9. Bapak KH. Habib Yahya Assegaf selaku Pimpinan Pondok Pesantren Sunan

Jatiagung yang telah memberikan masukan dan informasi mengenai Pondok Pesantern Sunan Jatiagung.

10. Teman-teman di Program Studi Pendidikan Sejarah angkatan 2007 Desri Juliandri, Kustono, Wahyu Raman, Ariansyah, Nunik, Utami, Fajar, Fahmi, Veky, Dila, Era, Fournine, Aan, Rahmat, Neni, Anis, Riska, Nuraini, Erni, Nur Apriadi, Faradia, Septiana, Erwin, Ardi, Woko, Ago dkk, terima kasih atas hari-hari yang indah dan persahabatan yang sampai saat ini tetap terjaga. 12. Teman-teman juga adik-adik tingkatku di Program Studi Sejarah angkatan

(11)

tuliskan satu persatu. Terima kasih karena telah menjadi teman yang baik bagi penulis.

13. Kakak-kakakku Ketut Anwar, Ican Zalika, Bimo (Heri), Cebong, Arby dan keluarga, Ceri dan keluarga, Gusti, Yospan, Arie (Mul), Dwi Pratiwi, Mahfut terima kasih atas segala pengalaman dan nasehat serta kebersamaannya. 14. Terima kasih kepada Warung Alvin, Mangawi beserta keluarga, kantin Uye,

Kliwon, Hendra, Kiki yang memberikan dukungan dan motivasi, kebersamaan serta kekeluargaan yang tak bisa tergantikan dan terlupakan. Teman-Teman Kosan Wiwid, Berry, Dwi (kentung), Zainal, teman-teman lain yang tidak dapat penulis tuliskan satu persatu, terima kasih atas motivasi serta kebersamaan yang kalian berikan.

15. Semua pihak yang telah membantu proses penulisan skripsi ini, terima kasih atas segalanya.

Semoga ALLAH SWT memberikan pahala kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dan semoga bermanfaat bagi yang membaca.

Wassalamu`alaikum Wr. Wb

Bandar Lampung, Oktober 2014 Penulis

(12)
(13)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Desa Jatiagung

a. Keadaan Masyarakat Jatiagung ... 22 b. Kondisi Kehidupan Keagamaan ... 23 2. Pondok Pesantren Sunan Jatiagung

a. Riwayat Singkat berdirinya Pondok Pesantren Sunan Jati Agung ... 24 b. Keadaan Pengasuh, Ustadz dan Santri

Pondok Pesantren Sunan Jatiagung ... 25 c. Sarana dan Prasarana serta Sumber Dana ... 29 d. Kegiatan Pondok Pesantren ... 30 3. Kegiatan yang dilakukan Pondok Pesantren Sunan Jatiagung

bagi kehidupan masyarakat di Desa Jatiagung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu

a. Kegiatan mingguan ... 32 b. Kegiatan Harian ... 33 c. Kegiatan Tahunan ... 33 B. Pembahasan

Peranan Pondok Pesantren Sunan Jatiagung dalam pengembangan kehidupan masyarakat di Desa

Jatiagung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu ………….. 45

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 48 B. Saran ... 49

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jumlah Penduduk Jatiagung ... 22

Tabel 2. Mata Pencaharian Masyarakat Jatiagung ... 23

Tabel 3. Keadaan Penduduk Berdasarkan Agama ... 23

Tabel 4. Jumlah Kelompok Pengajian ... 23

Tabel 5. Daftar Ustadz dan Ustadzah ... 26

Tabel 6. Jumlah Santri... 27

Tabel 7. Kegiatan Santri Dalam satu Hari satu Malam selama satu minggu ... 27

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

(16)

1. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pesantren merupakan sistem pendidikan asli Indonesia, yang eksistensinya telah teruji oleh sejarah. Hingga sampai saat ini masih tetap ada dan diakui oleh Negara sebagai salah satu bentuk lembaga pendidikan di Indonesia. Bahkan pesantren di anggap sebagai cikal bakal pendidikan Islam di Indonesia. Menilik asal usulnya pesantren tidak bisa lepas dari keberadaan Wali Sanga di pulau Jawa di abad ke 16. Mereka telah mengkombinasikan aspek-aspek sekuler dan spiritual dalam memperkenalkan Islam pada masyarakat.

Pesantren adalah suatu lembaga pendidikan Islam Indonesia yang bertujuan untuk mendalam ilmu agama Islam, dan mengamalkannya sebagai pedoman hidup keseharian (tafaqquh fiddin) dengan menekankanpentingnya moral dalam hidup bermasyarakat. (Haidar Putra Daulay, 2001 : 8)

(17)

2

dinamikanya pesantren dipandang sebagai lembaga yang merupakan pusat perubahan-perubahan masyarakat melalui da’wah Islam.

Dewasa ini, lembaga pendidikan dalam bentuk pesantren justru dipandang sebagai lembaga pendidikan yang lengkap. Pesantren tidak lagi hanya mengajarkan kajian-kajian ritualisme Islam, tetapi sudah semakin beranjak pada materi muamalah yang didasarkan pada ajaran Islam. Tidak hanya mengalami perkembangan dalam segi materi dan kurikulum saja, tetapi pada kenyataanya pesantren mengkaji tentang perubahan sosial, ekonomi, budaya bahkan dunia politik.

Mencari peranan pesantren dalam pemberdayaan masyarakat, bukanlah telaah yang mengada-ada, diharapkan dengan kemampuan yang sekarang dimiliki, pesantren sebenarnya mempunyai potensi yang cukup besar untuk bisa menjadi basis bagi pemberdayaan masyarakat serta pesantren sebagai suatu lembaga yang tumbuh dari dan dalam masyarakat diharapkan dapat melayani berbagai macam kebutuhan masyarakat (kebutuhan pendidikan atau sosial keagamaan). (M.M. Billah, 1986 : 290) Namun demikian, tujuan pendidikan dalam pesantren tetap pada rambu-rambu

Islam yaitu “untuk meninggikan moral, melatih dan mempertinggi semangat,

menghargai nilai-nilai spiritual dan kemanusiaan mengajarkan sikap dan tingkah laku yang jujur dan bermoral serta menyiapkan santri untuk tetap hidup sederhana dan bersih hati. Dalam hal ini akhirnya pondok pesantren memiliki banyak fungsi, diantaranya bahwa pondok pesantren berfungsi sebagai lembaga pendidikan Islam dalam rangka melestarikan ajaran-ajaran agama Islam, sehingga pondok pesanten dapat dikatakan sebagai lembaga syiar Islam.

(18)

3

masyarakat. Pesantren dalam proses perkembangannya masih tetap disebut sebagai suatu lembaga agama Islam yang mengembangkan dan mengajarkan ilmu agama Islam. Jadi pondok pesantren sebagai sebuah sistem pendidikan, telah memberikan kontribusi yang nyata bagi perkembangan agama Islam di Indonesia. Sebagai institusi yang asli Indonesia pondok pesantren mampu menduduki pada posisi yang relatif penting dalam masyarakat, dan mampu bertahan di tengah-tengah gelombang perubahan sampai saat ini. Melalui pendidikan pesantren, dapat disiapkan pribadi-pribadi muslim yang tangguh, harmonis mampu mengatur kehidupan pribadinya, mengatasi persoalan-persoalan, mencukupi kebutuhan-kebutuhan hidupnya serta mampu mengarahkan tujuan hidupnya.

Pondok pesantren Sunan Jatiagung merupakan satu-satunya pondok pesantren yang ada di Desa Jatiagung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu. Masyarakat setempat dalam menjalankan kegiatan Agama Islam bersentral pada pondok tersebut. Selain itu juga, Pondok Pesantren Sunan Jati Agung merupakan suatu lembaga yang didalamnya mengajarkan arti dan nilai-nilai moral yang baik untuk kehidupan.

(19)

4

penting untuk kehidupan anak-anak mereka baik di dunia maupun di akhirat, walaupun belum seluruh masyarakat berfikir demikian.

Sedangkan untuk masalah ibadah terutama dalam menjalankan sembahyang fardhu lima waktu, belum seluruhnya warga yang mempunyai kesadaran penuh terhadap diri sendiri, untuk menjalankan sembahyang fardhu dengan berjama’ah di masjid. Mereka lebih memilih menjalankan ibadah sembahyang fardhu di rumah mereka masing-masing daripada berjama’ah di masjid hal tersebut dikarenakan ada rasa sungkan terhadap santriwan dan santriwati. Namun sekarang masyarakat sudah mulai sadar untuk menjalankan ibadah bersama di masjid, serta berbagai kegiatan keislaman di lingkungan sekitar pondok pesantren.

Sedangkan dalam pemberdayaan masyarakat meskipun selama ini telah dilakukan hanya bersifat sporadis, kegiatan pengembangan masyarakat belum dilakukan pesantren secara kelembagaan, disamping tanpa disertai visi yang jelas serta perangkat pendukungnya yang memadai. (Sahal Mahfudz, 1994 : 355)

(20)

5

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut :

1. Kegiatan yang dilakukan Pondok Pesantren Sunan Jatiagung dalam pengembangan kehidupan masyarakat di Desa Jatiagung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu.

C. Pembatasan Masalah

Agar masalah yang akan dikaji tidak terlalu luas, maka penulis membatasi masalah pada kegiatan yang dilakukan Pondok Pesantren Sunan Jatiagung dalam pengembangan kehidupan masyarakat di Desa Jatiagung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, maka penulis dapat merumuskan masalah yaitu, ”Apa sajakah kegiatan yang dilakukan Pondok Pesantren Sunan Jatiagung dalam pengembangan kehidupan masyarakat di Desa Jatiagung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu ?”

E. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

(21)

6

2. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik bagi penulis maupun bagi semua pihak yang membacanya. Adapun manfaat yang diharapkan dalam penulisan skipsi ini adalah :

1. Untuk menambah wawasan bagi para pembaca mengenai peran pondok pesantren dalam kehidupan masyarakat.

2. Sebagai sumbangan referensi bagi mahasiswa dan masyarakat umum, untuk meningkatkan kemampuan dan wawasan penulis dalam bidang riset dan penulisan karya ilmiah, serta penerapan ilmu di tengah-tengah masyarakat. 3. Dapat meningkatkan kesadaran bagi masyarakat Islam tentang pentingnya

suatu lembaga pendidikan pesantren. F. Ruang Lingkup Penelitian

Mengingat masalah di atas cukup umum dalam penelitian, maka untuk menghindari kesalah-pahaman, peneliti memberikan kejelasan tentang sasaran dan tujuan penelitian mencangkup :

1. Objek Penelitian : Peranan Pondok Pesantren Sunan Jatiagung terhadap kehidupan masyarakat Desa Jatiagung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu. 2. Subjek Penelitian : Masyarakat di Desa Jatiagung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu.

3. Tempat penelitian : Desa Jatiagung Kecamatan Ambarawa

Kabupaten Pringsewu.

(22)

7

Referensi

Haidar Putra Daulay. 2001. Historitas Dan Eksistensi Pesantren, Sekolah dan Madrasah. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana, hlm. 8.

(23)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Kegiatan

Kegiatan adalah suatu peristiwa atau kejadian yang pada umumnya tidak dilakukan secara terus menerus. Penyelenggara keitan itu sendiri bisa merupakan badan, instansi pemerintah, organisasi, orang pribadi, lembaga, dll. Biasanya kegiatan dilaksanakan dengan berbagai alasan tertentu, mulai dari peringatan ulang tahun sebuah organisasi, kampanye sebuah partai politik, atau bahkan sosialisasi sebuah kebijakan pemerintah. Dalam kamus besar bahasa Indonesia kegiatan adalah aktivitas, usaha, pekerjaan atau kekuatan dan ketangkasan serta kegairahan.

2. Konsep Pondok Pesantren

(24)

8

mengembangkan dan menyebarkan ilmu agama Islam. Pondok pesantren di asuh oleh kiai yang merupakan figur sentral dalam kalangan warga pesantren bahkan sampai kepada warga masyarakat di dearah tersebut.

Menurut terbentuknya pesantren adalah “sekumpulan komunitas independen yang

pada awalnya mengisolasi diri di sebuah tempat yang jauh dari pusat perkotaan”. Terbukti sampai saat ini banyak pondok pesantren tua yang tempatnya jauh di pedesaan. Sedangkan menurut Nurcholis Majid, pesantren adalah institusi pendidikan Agama Islam yang bercorak tradisional, unik dan indogenus”. Artinya bahwa dilihat dari segi historis tidak hanya identik dengan makna keislaman saja, tetapi juga mengandung makna keaslian Indonesia.

Masih menurut Nurcholis Majid bahwa pondok pesantren adalah “Lembaga yang

bisa dikatakan merupakan wujud proses wajar perkembangan sistem pendidikan Nasional”. Sekarang ini banyak pondok pesantren yang mengembangkan

pendidikannya di bidang lain, tidak murni pada ajaran Islam saja, melainkan mengembangkan ajaran Islam sesuai dengan perjalanan kehidupan manusia. Artinya bahwa kegiatan yang dilakukan di dalam pondok pesantren saja, tetapi juga dilakukan kegiatan di luar pondok. Misi pendidikan pondok pesantren terus mengalami perubahan sesuai arus kemajuan jaman.

(25)

9

rangka menangkal dan membentengi diri dari pengaruh negatif perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta arus globalisasi.

2. Konsep Kehidupan Masyarakat

Masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Maksudnya adalah bahwa tidak ada masyarkat yang tidak mempunyai kebudayaan dan sebaliknya tidak ada kebudayaan tanpa masyarakat sebagai wadah dan pendukungnya. Marion Levy mengemukakan empat kriteria yang perlu dipenuhi agar suatu kelompok dapat disebut masyarkat yaitu :

1. Kemampuan bertahan melebihi masa hidup seorang individu 2. Rekrutmen seluruh atau sebagian anggotamelalui reproduksi 3. Kesatuan pada suatu sistem tindakan utama bersama

4. Adanya sistem tindakan utama yang bersifat swasembada

Suatu kelompok hanya dapat dinamakan masyarakat bila kelompok tersebut memenuhi keempat kriteria tersebutatau bila kelompok tersebut dapat bertahan stabil untuk beberapa generasiwalaupun sama sekali tidak ada orang atau kelompok lain di luar kelompok tersebut.

Masyarakat ialah suatu sistem sosial yang swasembada (self-subsistent), melebihi masa hidup individu normal, dan merekrut anggota secara reproduksi biologis serta melakukan sosialisasi terhadapgenerasi berikutnya. (Talcott Parsons : 1968).

(26)

10

hidup bersama dalam suatu wilayah, mereka memiliki kaitan terhadap kehidupan sosial, ekonomi dimana masyarkat tersebut ada didalam lingkungan pondok pesantren yang memiliki peran terhadap perkembangan kehidupan mereka.

Secara sosiologis, masyarakat atau society dapat diartikan sebagai kumpulan atau kelompok individu-individu yang memiliki beberapa persamaan atau kepentingan dan tujuan. Sementara dalam proses menjadinya bentuk masyarakat merupakan hasil dari interaksi yang dilakukan oleh individu-individu sebagai anggotanya. Dalam interaksi tersebut akan terbentuk suatu sistem sosial yang berdasarkan pada norma-norma yang disepakati oleh para anggota masyarakat yang bersangkutan. Perilaku sosial tersebut dilakukan secara berpola oleh seluruh individu sehingga melahirkan suatu kebudayaan yang menjadi pedoman bagi masyarakat pendukungnya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Ada bebrapa faktor yang menentukan bentuk suatu masyarakat, diantaranya adalah faktor alam atau geografis (determinisme ekologi), kebudayaan, dan atau keyakinan (agama) yang dianut oleh masyarakat.

B. Kerangka pikir

(27)

11

perkembangan masyarkat dalam kehidupan juga terpengaruh melalui cara-cara yang dilakukan oleh para santri maupun kyai. Dalam hal ini pondok pesantren berperan serta juga dalam pembangunan kehidupa spiritual masyarakat, dengan adanya kegiatan-kegiatan keagamaan yang sering dilakukan. Bukan dalam hal itu saja, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari menyangkut kebutuhan hidup yang akan didapat, mulai dari segi sosial masyarakat sampai aspek yang merupakan sangat penting yaitu ekonomi.

Secara garis besar peran pondok pesantren bukan hanya dalam urusan agama, tetapi terlepas dari itu juga berperan dalam sisi sosial dan ekonomi. Dengan adanay pondok pesantren masyarakat mulai terbina secara fisik maupun mental. Masyarakat yang kurang memiliki rasa bersosialisasi ataupun kurang sadar terhadap kehidupan agama sangat terbantu dengan adanya kegiatan keagamaan yang sering dilakukan oleh pondok pesantren. Kegiatan yang dilakukan semata-mata semua untuk kelangsungan hidup masyarkat supaya lebih harmonis dan dinamis dalam kehidupannya.

Dalam sisi kehidupan diluar keagamaan masyarakat terbantu denga peran pondok pesantren yang terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Sebagaimana sebelumnya masyarakat yang kurang aktif dalam bersosialisasi maupun dalam ekonomi belum mencukupi perlahan mulai bangkit dan maju untuk memperoleh suatu kehidupan yang mencukupi. Kehidupan sosial bermasyarakat sedikit demi sedikit mengalami perkembangan secara perlahan.

(28)

12

atau suatu wadah untuk mendapat suatu arahan dalam kehidupan dan perbaikan mental maupun moral. Peran yang diberikan pondok pesantren ini merupakan wujud dari suatu kewajiban yang dimiliki untuk tercapainya masyarakat yang harmonis dan beragama serta berkehidupan sosial, ekonomi yang baik dalam kaca mata kehidupan.

C. Paradigma

Keterangan : Garis Usaha : Garis Pengaruh :

Peran Pondok Pesantren Sunan

Jatiagung

Kegiatan Pondok Pesantren

Perkembangan Kehidupan Masyarakat - Kegiatan

(29)

13

Referensi

Nurcholis Madjid. Bilik-bilik Pesantren : Sebuah Potret Perjalanan, (Jakarta : Paramadina, Cet I, 1997)

Talcott Parsons. 1990. Talcott Parsons dan Pemikirannya: Sebuah Pengantar. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana, Cet. 1.

(30)

III. METODE PENELITIAN

A. Metode yang Digunakan

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian deskriptif berusaha menggambarkan suatu gejala sosial. Dengan kata lain penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat studi. Metode kualitatif ini mem-berikan informasi yang mutakhir sehingga bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan serta lebih banyak dapat diterapkan pada berbagai masalah (Husein Umar, 1999 : 81). Penelitian ini lebih memfokuskan pada studi kasus yang merupakan penelitian yang rinci mengenai suatu obyek tertentu selama kurun waktu tertentu dengan cukup mendalam dan menyeluruh. Menurut Vredenbregt (1987 : 38) Studi kasus ialah suatu pendekatan yang bertujuan untuk mempertahankan keutuhan (wholeness) dari obyek, artinya data yang dikumpulkan dalam rangka studi kasus dipelajari sebagai suatu keselu-ruhan yang terin-tegrasi, di mana tujuannya adalah untuk memperkembangkan pengetahuan yang mendalam mengenai obyek yang bersangkutan yang berarti bahwa studi kasus harus disifatkan sebagai penelitian yang eksploratif dan deskriptif.

B.Variabel Penelitian

(31)

15

pada fakta-fakta suatu gejala tentang kehidupan. (Ariyono Suyono, 1985 : 431). Menurut pendapat yang lain dijelaskan bahwa variabel adalah himpunan sejumlah gejala yang memiliki beberapa aspek atau unsur didalamnya yang dapat bersumber dari kondisi objek penelitian, tetapi dapat pula berada di luar dan berpengaruh pada objek penelitian. (Hadari Nawawi, 1996 : 55).

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel adalah sesuatu yang menjadi objek dalam penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah Deskripsi Peranan Pondok Pesantren Sunan Jati Agung terhadap kehidupan masyarakat Desa Jati Agung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu.

C. Informan Penelitian

Informan adalah orang dalam latar penelitian, yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi penelitian. Seorang informan harus mempunyai pengalaman latar penelitian. Syarat-syarat seorang informan adalah jujur, taat pada janji, patuh pada peraturan, suka berbicara, tidak termasuk pada kelompok yang bertentangan dengan latar belakang penelitian, dan mempunyai pandangan tertentu tentang suatu hal atau peristiwa yang terjadi (Moleong, 1998 : 90).

Supaya lebih terbukti perolehan informasinya, ada beberapa kriteria yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan informan, yaitu :

a. Subjek yang bersangkutan memiliki pengalaman pribadi sesuai dengan permasalahan yang diteliti.

(32)

16

d. Subjek yang bersangkutan tokoh masyarakat.

Kriteria yang digunakan untuk memilih informan adalah masyarakat di Desa Jati Agung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu.

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa teknik, hal ini dilakukan untuk memperoleh data yang diinginkan lebih akurat. Teknik pendukung dalam pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :

1. Teknik Observasi

Dalam penelitian ini, metode pengamatan yang dilakukan oleh peneliti adalah metode observasi langsung di lapangan. Observasi langsung memungkinkan peneliti merasakan apa yang dirasakan, dilihat dan dihayati oleh subyek. Pendapat lain dikemukakan oleh Sanafiah yang menyatakan bahwa “metode observasi menggunakan pengamatan atau penginderaan langsung terhadap suatu benda,

kondisi, situasi, proses, aktivitas atau perilaku”. Ada beberapa jenis teknik

observasi yang bisa digunakan tergantung keadaan dan permasalahan yang ada. Teknik-teknik tersebut adalah :

- Observasi partisipan, dalam hal ini peneliti terlibat langsung dan ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh subyek yang diamati.

(33)

17

dimiliki oleh peneliti. Adapun, data yang ingin peneliti peroleh melalui metode ini adalah:

Gambaran umum Pondok Pesantren Sunan Jati Agung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu. Mengetahui peran pondok pesantren dalam peningkatan pendidikan agama Islam pada masyarakat di Pondok Pesantren Sunan Jati Agung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu Mengetahui pelaksanaan program kegiatan Pondok Pesantren Sunan Jati Agung dalam kaitannya dengan peningkatan pendidikan agama Islam pada masyarakat di Desa Jati Agung. Mengetahui faktor-faktor penunjang dan faktor-faktor penghambat dalam pelaksanaan program peningkatan pendidikan agama Islam pada masyarakat di Desa Jati Agung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu yang dilakukan oleh pondok pesantren Sunan Jati Agung.

2. Teknik Wawancara

Wawancara didefinisikan sebagai percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) dan yang diwawancarai (interviewee). Pendapat lain dikemukakan oleh Sanafiah yang menyatakan bahwa “wawancara merupakan pertanyaan yang diajukan secara lisan

(pengumpulan data bertatap muka secara langsung dengan informan)”. Menurut

jenisnya, wawancara yang digunakan adalah memakai pembagian wawancara yaitu:

(34)

18

b. Pada jenis wawancara ini pertanyaan yang diajukan sangat bergantung pada pewawancara itu sendiri, jadi tergantung pada spontanitasnya dalam mengajukan pertanyaan kepada terwawancara.

b. Pendekatan Menggunakan Petunjuk Umum Wawancara

Jenis wawancara ini mengharuskan pewawancara membuat kerangka dan garis besar pokok-pokok yang dirumuskan tidak perlu ditanyakan secara berurutan. Petunjuk wawancara hanyalah berisi petunjuk secara garis besar tentang proses dan isi wawancara untuk menjaga agar pokok-pokok yang direncanakan dapat seluruhnya tercakup.

c. Wawancara Baku Terbuka

Jenis wawancara ini adalah wawancara yang menggunakan seperangkat pertanyaan baku. Urutan pertanyaan, kata-katanya, dan cara penyajiannya pun sama untuk setiap responden. Keluwesan mengadakan pertanyaan pengalaman (probing) terbatas, dan hal itu tergantung pada situasi wawancara dan kecakapan pewawancara. Dalam penelitian ini pendekatan yang dipilih, adalah petunjuk umum wawancara orientasi mendalam (deept interview), dengan instumen guide interview (check list). Alasan penggunaan model ini, untuk mencari dan mengungkap data sedalam-dalamnya dan sebanyak-banyaknya, tentang rumusan yang ingin digali dalam penelitian. Adapun, data yang ingin peneliti peroleh melalui penelitian ini adalah:

(35)

19

- Mengetahui pelaksanaan program kegiatan pondok pesantren Sunan Jati Agung dalam kaitannya dengan peningkatan pendidikan agama Islam pada masyarakat di Desa Jati Agung.

- Mengetahui faktor-faktor penunjang dan faktor-faktor penghambat dalam pelaksanaan program peningkatan pendidikan agama Islam pada masyarakat di Desa Jati Agung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu yang dilakukan oleh pondok pesantren Sunan Jati Agung.

3. Teknik Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah metode mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda serta foto-foto kegiatan. Metode dokumentasi dalam penelitian ini, dipergunakan untuk melengkapi data dari hasil wawancara dan hasil pengamatan (observasi). Hanya saja, dalam penelitian ini dokumentasinya memakai foto, brosur dan buku induk, untuk memperoleh data berupa, antara lain:

Jumlah pengurus dan santri yang ada di Pondok Pesantren Sunan Jatiagung, Struktur organisasi di Pondok Pesantren Sunan Jatiagung. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pesantren dalam rangka pengembangan pendidikan Islam pada masyarakat.

4. Teknik Analisis Data

(36)

20

memberikan arti dari data-data yang telah dikumpulkan. Analisis data merupakan proses mengatur urutan data, mengorganisasikan dalam suatu pola dan ukuran untuk dijadikan suatu kesimpulan. Jadi, analisis berdasar pada data yang telah diperoleh dari penelitian yang sifatnya terbuka. Analisis data merupakan proses pengurutan data, mengorganisasikan kedalam pola, kategori dan uraian dasar. (Patton, 1980, dalam Lexy J. Moleong 2002: 103).

Penelitian kualitatif data yang terkumpul sangat banyak, baik berupa catatan lapangan dan komentar peneliti. Oleh karena itu, diperlukan adanya pekerjaan analisis data yang meliputi pekerjaan, mengatur, pengelompokan, pemberian kode dan mengkategorikannya. Berdasarkan uraian di atas, maka prosedur analisis data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Reduksi data termasuk dalam kategori pekerjaan analisis data. Data yang berupa catatan lapangan (field notes) sebagai bahan mentah, dirangkum, di ikhtisarkan atau diseleksi. Masing-masing bisa dimasukkan tema yang sama atau permasalahan yang sama.

“Analisis kualitatif fokusnya pada pemahaman makna, deskripsi, penjernihan dan penempatan data-data masing-masing dan sering kali melukiskan dalam kata-kata dari pada dalam angka-angka. Untuk maksud tersebut, data tentu saja perlu disusun dalam kategori tertentu atau pokok permasalahan tertentu. Karena setiap catatan harian yang dihasilkan dalam pengumpulan data, apakah hasil wawancara atau hasil pengamatan perlu direduksi dan dirumuskan kedalam kategori, fokus atau tema yang sesuai”. (Sanapiah Faisal : 1992)

(37)

21

2. Display Data

Hasil reduksi perlu “didisplay” secara tertentu untuk masing-masing pola,

(38)

22

Referensi

Husein Umar. 1999. Desain penelitian akuntansi keperilakuan : cara mudah menyusun skripsi dan tesis, dilengkapi dengan contoh pada setiap tahapan kerja dan contoh lengkap draft laporan untuk dikritisi. Jakarta :

RajaGrafindo Persada. Hlm 81.

Ariono Suyono. 1985. Kamus Antropologi. 1985. Akademika Presindo: Jakarta. Hlm 431.

Hadari Nawawi. 2003. Metode Penelitian Bidang Sosial. Gajah Mada university Press : Yogyakarta. Hlm 55.

Lexy Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1993. Hlm 103.

(39)

V. KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Dari uraian tentang kegiatan pesantren dalam kehidupan masyarakat (Studi Kasus di Pondok Pesantren Sunan Jatiagung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu), yang sedikit dan sempit pada bab-bab terdahulu, maka dapat penulis simpulkan bahwa Pondok Pesantren Sunan Jatiagung memiliki kegiatan yang dilaksanakan secara rutin yang bertujuan untuk perkembangan kehidupan masyarakat Desa Jatiagung. Kegiatan-kegiatan itu adalah sebagai berikut :

Kegiatan mingguan yaitu kegiatan pengajian yang dilaksanakan pada hari Jum’at ba’da dzuhur dan pada Sabtu malam ba’da isya’, kegiatan ini diikuti

oleh masyarakat Desa jatiagung yang juga merupakan kelompok pengajian-pengajian di Desa Jatiagung.

Sedangkan para santri biasanya ditunjuk untuk berpartisipasi dalam kegiatan pengjian rutin yang diadakan masyarakat setempat.

Kegiatan harian ini berupa kegiatan yan dikhususkan untuk anak-anak Desa Jatiagung, dan dilaksanakan ruti setiap hari yaitu ba’da dzuhur dan ba’da

maghrib, kecuali pada hari jum’at.

(40)

49

B. Saran-saran

Setelah mengkaji beberapa naskah dan buku alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan tulisan skripsi ini walaupun masih banyak kekurangannya. Disini penulis ingin menyampaikan saran-saran sebagai berikut :

1. Seiring dengan tantangan perubahan zaman, hendaknya Pondok Pesantren Sunan Jatiagung senantiasa meresponnya dengan sadar agar semakin kokoh eksistensinya. Hal ini direalisasikan dengan melakukan upaya pemberdayaan melalui pengembangan potensi-potensi yang ada, serta melakukan inovasi-inovasi yang relevan dan signifikan dengan tanpa melupakan jati diri pesantren.

(41)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Taufik. 1979. Agama, Etos Kerja dan Perkembangan Ekonomi. Jakarta : LP3ES.

______________. 1987. Islam dan Masyarakat. Jakarta : LP3ES.291 Hlm. Ariono, Suyono. 1985. Kamus Antropologi. 1985. Akademika Presindo: Jakarta. Billah, M.M. 1986. “Pikiran Awal Pengembangan Pesantren”: P3M, 348 hlm. Cohen, J Bruce. Terjemahan oleh Sahat Simamora. 1992. Sosiologi Suatu

Pengantar. Jakarta : Rineka Cipta.

Dhofier, Zamakhsyari. 2011. Tradisi Pesantren Studi Tentang Pandangan Hidup Kiyai. Jakarta. LP3S.316 Hlm.

Faisal, Sanapiah. 1992. Format-format Penelitian Sosial : Dasar-dasar dan Aplikasi. Jakarta : CV. Rajawali.

Galba, Sindu, Pesantren sebagai Wadah Komunikasi, Jakarta: Depdikbud dan Rineka Cipta, 1995

Haidar Putra, Daulay. 2001. Historitas Dan Eksistensi Pesantren, Sekolah dan Madrasah. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana.

Husein, Umar. 1999. Desain penelitian akuntansi keperilakuan : cara mudah menyusun skripsi dan tesis, dilengkapi dengan contoh pada setiap tahapan kerja dan contoh lengkap draft laporan untuk dikritisi. Jakarta :

RajaGrafindo Persada.

Kafrawi, Pembaharuan Sistem Pendidikan Pondok Pesantren : Sebagai Usaha Peningkatan Prestasi Kerja dan Pembinaan Kesatuan Bangsa, (Jakarta : Cemara Indah, 1978).

Kamanto, Sunarto. 1993. Pengantar Sosiologi. Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Koentjaraningrat. 2002. Pengantar Ilmu Antropologi. Cetakan Kedelapan, Jakarta : Rineka Cipta.

(42)

Madjid, Nurcholis, Bilik-bilik Pesantren : Sebuah Potret Perjalanan, (Jakarta : Paramadina, Cet I, 1997).

Mahfudz, Sahal. 1994. Nuansa Fiqih Sosial. Yogyakarta : LkiS, cet. I. Moleong, Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 1993).

M. Hasyim, Affan, 2003. Menggagas Pesantren Masa Depan, Yogyakarta: CV. Qalam.

Nawawi, Hadari. 2003. Metode Penelitian Bidang Sosial. Gajah Mada university Press : Yogyakarta.

Nazir, Moh., Metode Penelitian, (Jakarta : Ghalia Indonesia, 1999).

Parsons, Talcott. 1990. Talcott Parsons dan Pemikirannya: Sebuah Pengantar. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana, Cet. 1.

Poerwodarminto, W. J. S., Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1999).

Qomar, Mujamil. 2005. Pesantren. Jakarta : Erlangga.224 Hlm.

Rahardjo, M. Dawam, “Dunia Pesantren Dalam Peta Pembaharuan” dalam M. Dawam Rahardjo (ed), Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta: LP3ES, 1974).

Roucek, S Joseph dan Warren, L Roland. Terjemahan oleh Sahat Simamora.1984. Pengantar Sosiologi. Jakarta : Bina Aksara.

SM, Ismail, “Signifikansi Peran Pesantren Dalam Pengembangan Masyarakat

Madani” dalam Ismail SM dan Abdul Mukti (eds), Pendidikan Islam,

Demokratisasi, Dan Masyarakat Madani (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000).

Soekanto, Soerjono. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Grafindo. Suismanto, Menelusuri Jejak Pesantren, Yogyakarta: Alief Press, 2004. Suyata, “Pesantren Sebagai Lembaga Sosial Yang Hidup” dalam M.Dawam

Rahardjo (ed), Pergulatan Dunia Pesantren: Membangun dari Bawah, (Jakarta: P3M, 1985).

(43)

Umar, Husein. 1999. Desain Penelitian Akuntansi Keperilakuan : Cara Mudah Menyusun Skripsi dan Tesis, Dilengkapi dengan Contoh Pada Setiap Tahapan Kerja dan Contoh Lengkap Draft Laporan Untuk Dikritisi. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Usman, Husaini. 2008. Metodologi Penelitian Sosial. Bumi Aksara. Jakarta. Wahid, Abdurrahman., “Pesantren dan Pengembangannya”, dalam Kumpulan Tulisan dan Karangan Abdurrahman Wahid, Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Bunga Rampai Pesantren, (Jakarta : CV. Dharma Bhakti, 1978).

Yacub, M. 1985. Pondok Pesantrem dan Pembangunan Masyarkat Desa. Bandung : Angkasa.150 Hlm.

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga penulis skripsi ini yang berjudul Peran Pondok Pesantren Terhadap Pendidikan Dan Kesejahteraan Masyarakat (Studi Kasus Pondok Pesantren Baitul Musthofa

Pondok Pesantren Al-Falah Gunung Kasih sebagai salah satu lembaga pendidikan islam berupaya membuka wacana global yang terjadi di masyarakat sekitar pondok

Sebagai Lembaga Pendidikan dan Sosial Pondok pesantren berorientasi pada kebutuhan masyarakat. Hal tersebut telihat beberapa Pesantren telah berusaha melakukan

Pondok Pesantren Nurul Huda adalah salah satu pondok pesantren yang berada ditengah-tengah masyarakat dan senantiasa menjalankan fungsi dakwah disebagian wilayah

Tetapi, pesantren Manba‟ul‟ulum yang berpola salafi (tradisional), mungkin kurikulum belum dirumuskan secara baik. Dalam pendidikan, pondok pesantren masuk dalam sistem pendidikan

Pesantren Minhajut Thalabah yang dirancang dan tujuannya ditentukan oleh YPI Minhajut Thalabah. Partisipasi masyarakat bagi Pondok Pesantren Minhajut Thalabah bukanlah

Penelitian ini mengkaji tentang Aktivitas Pondok Pesantren dalam Pembinaan Pendidikan Agama Islam Kepada Masyarakat dengan fokus penelitian; (1) apa kontribusi

26 Posisi kiai seabagai pengasuh pondok pesantren dan juga sebagai figur yang dijadikan uswah hasanah oleh semua yang ada dilingkungan pesantren ataupun oleh masyarakat