• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH PENGANGGURAN DI PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2000-2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH PENGANGGURAN DI PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2000-2013"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH PENGANGGURAN DI PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2000-2013

Oleh

IMANIAR ISTI PRATIWI

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pengangguran di Provinsi Lampung, faktor-faktor yang dianalisis adalah inflasi, upah minimum provinsi dan pertumbuhanekonomi. Penelitian ini menggunakan alat analisisregresi berganda dengan metode Ordinary Least Square (OLS) dilakukan dengan menggunakan data time series periode tahun 2000-2013.Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel inflasi dengan koefisien regresi 30.70 memiliki tanda positif namun tidak berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah penganagguran. Variabel upah minimum provinsi dengan koefisien regresi 0.61 memiliki tanda negatif dan signifikan terhadap jumlah pengangguran. Variabel pertumbuhan ekonomi dengan koefisien regresi 153314.0 memiliki tanda positif dan signifikan terhadap jumlah pengangguran.

(2)

ABSTRACT FACTORS THAT AFFECT THE UNEMPLOYMENT IN LAMPUNG PROVINCIAL 2000-2013

by

IMANIAR ISTI PRATIWI

ABSTRACT

This research aims to analyse the factors that affect unemployment in lampung province , these factors is inflation , provincial minimum wage and economic growth .This study used a regression analysis double with a method of ordinary least square ( ols ) conducted using data time series 2000-2013 the period of years .The result of this research shows that the variable inflation with the regression coefficient 30.70 having a positive sign but did not influence significantly to the number penganagguran .Variable provincial minimum wage to the regression coefficient 0.61 having a sign of significant negative and on the unemployment rate .Variable economic growth with the regression coefficient 153314.0 having a positive sign and significant to the number of unemployment

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Kotabumi pada tanggal 20 September 1992, sebagai anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Drs. Amri Alfis, M.I.P. dan Parida Sari, S.Pd

(8)

PERSEMBAHAN

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadiran Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan sebuah karya yang sederhana ini

Kupersembahkan karya sederhana ini kepada:

Papa tercinta “Drs. Amri Alfis, M.I.P” dan mama tersayang “Parida Sari, S.Pd” sebagai wujud bakti dan terima kasihku pada kalian walau ku tahu ini tak sebanding dengan apa yang telah kalian berikan padaku dan karena kalian adalah

alasanku untuk terus berusaha membahagiakan kalian. Adik-Adiku Bonita Dwi Kurniati dan Panji Yudha Sanjaya.

dan

(9)

MOTO

Barangsiapa bertaqwa pada Allah memberikan jalan keluar kepadanya dan memberi rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Barangsiapa yang bertqwa

pada Allah , maka Allah jadikan urusannya menjadi mudah. Barangsiapa yang bertaqwa pada Allah akan dihapuskan dosa-dosanya dan mendapatkan pahala

yang agung(QS Ath-Thalaq: 2,3,4)

(10)

SANWACANA

Dengan nama ALLAH Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

Alhamdulillahi rabbalalamin.Segala puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan nikmat sehat, berkah, ridho dan hidayah-Nya, sehingga Penulis mampu menyelesaikan sebuah skripsi dengan judul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Pengangguran di Provinsi Lampung tahun 2000-2013 ” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini, Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung berserta jajarannya.

2. Bapak Muhammad Husaini, S.E., M.Si., selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung dan bu Asih Murwiati, S.E., M.E., selaku Sekertaris Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

3. Bapak Dr. H. Syahfirin Abdullah, S.E.,M.Si selaku pembimbing utama yang selalu memberi dukungan dan meluangkan waktunya untuk penulis.

4. Bapak Dr. H. Toto Gunarto, S.E., M.Si., selaku Dosen Penguji Utama yang

(11)

di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

7. Staf dan pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang telah membantu kelancaran proses penyelesaian skripsi ini.

8. Kedua orang tuaku, untuk Papa Drs. Amri Alfis, M.I.P dan Mama Parida Sari, S.Pd yang telah memberikan cinta dan kasih sayang, semangat, nasehat, dukungan dan selalu berdoa untuk kebahagiaan dan kesuksesanku.

Terimakasih atas segala yang Papa dan Mama berikan, semoga kelak penulis akan membanggakan dan membahagiakan Papah dan Mamah.

9. Kedua Adikku, Bonita Dwi Kurniati dan Panji Yudha Sanjaya yang selalu memberikan keceriaan, tawa, dan canda dalam kehidupanku. Semoga kelak kita dapat membanggakan orang tua.

10. Sahabat – sahabat Desitarani Kusuma Awalina, Annisa Rhafirna, Chairinta Bunga Ayu, Suzan Dwika Putri, Rika Ridayanti, Septia Uswatun Hasanah, Resi Novita Sari, Hendryan Yudhistira, Andryan Yudhistira, Yessie

Rahmawati, Citra Wahyu Perwita. Terima kasih atas keceriaan, canda tawa, semangat, dan dukungannya.

11. Sahabat seperjuangan eci, tika, Astri, dan Citra yang selalu memberikan keceriaan, canda tawa, dan saling memberi semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

12. Teman-teman Ekonomi Pembangunan 2010 Triya gege, Dinasty, ata,

(12)

angga, Yogi, Levy, Ega, Irfan dan lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

13. Teman-teman KKN Tematik Desa Sukamulya Kecamatan Banyumas

Kabupaten Pringsewu Citra, Intan, Ayu, Nurul, Ririn, Hein, Nur, Nizon, Jaya terima kasih atas pengalaman hidup selama 40 harinya.

14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini baik secara moril maupun materil, terima kasih atas semua bantuan dan dukungannya.

Penulis berharap Allah SWT membalas kebaikan mereka yang telah membantu penyelesaian skripsi ini. Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi penulis selanjutnya.

Bandar Lampung, Penulis,

(13)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI... i

DAFTAR TABEL... iii

DAFTAR GAMBAR... iv

DAFTAR LAMPIRAN... v

I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang... 1

B.Rumus Masalah... 7

C.Tujuan Penelitian... 8

D.Kerangka Pemikiran... 9

E. Hipotesis... 10

F. Sistematika Penulis... 11

II. TINJAUAN PUSTAKA A.Pengangguran... 12

1. Definisi Pengangguran... 12

1.1 Jenis-Jenis Pengangguran... 13

1.2 Akibat-Akibat Pengangguran... 16

B.Pengertian Inflasi... 17

1. Teori Inflasi... 19

2. Indikator Inflasi... 20

3. Jenis Inflasi Menurut Sebabnya... 22

4. Inflasi Berdasarkan Parah Tidaknya... 23

5. Dampak Inflasi... 24

6. Hubungan Inflasi dan Pengangguran... 25

C.Pengertian Pertumbuhan Ekonomi... 28

1. Proses Pertumbuhan Ekonomi... 29

1.1 Faktor Ekonomi... 29

1.2 Faktor Nonekonomi... 30

2. Teori Pertumbuhan Ekonomi... 31

1.1 Teori-teori Pertumbuhan Ahli Ekonomi Klasik... 31

1.2 Teori Pertumbuhan Neo-Klasik... 33

3. Hubungan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap... 36

(14)

ii

1. Teori Ekonomi Tentang Dampak Kebijakan Upah Minimum... 39

2. Hubungan Upah Minimum Provinsi dan Pengangguran... 39

E. Penelitian Terdahulu... 40

III. METODE PENELITIAN A.Jenis dan Sumber Data... 42

1. Jenis Data... 42

2. Sumber Data... 42

B.Batasan Peubah Variabel... 42

C.Metode Analisa... 44

D. Uji Asumsi Klasik... 46

1. Uji Asumsi Normalitas... 47

2. Uji Autokorelasi... 47

3. Uji Multikolinieritas... 48

E. Penguji Hipotesis... 49

1. Uji parsial (Uji-t)... 49

2. Uji Keseluruhan (Uji-f)... 49

IV. HASIL PEMBAHASAN A.Hasil Estimasi... 51

B.Hasil Uji Asumsi Klasik... 52

1. Uji Normalitas... 52

2. Uji multikolinieritas... 53

3. Uji aotukorelasi... 54

C.Hasil Uji Hipotesis... 55

1. Uji Parsial (Uji t-statistik)... 55

D.Uji f-statistik... 58

E. Pembahasan Hasil Penelitian... 59

1. Pengaruh Inflasi terhadap Pengangguran... 59

2. Pengaruh Upah Minimum Provinsi terhadap Pengangguran... 60

3. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Pengangguran... 61

V.KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan... 63

B.Saran... 64

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jumlah Pengangguran Provinsi Lampung Tahun 2000-2013... 2

2. Inflasi Regional Provinsi Lampung Tahun 2000-2013... 4

3. Upah Minimum Provinsi Lampung Tahun 2000-2013... 5

4. Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung Tahun 2000-2013... 6

5. Hasil Uji Multikonearitas... 53

6. Hasil Uji Autokorelasi dengan menggunakan LM test... 54

7. Hasil Uji t-statistik Variabel Inflasi... 55

8. Hasil Uji t-statistik Variabel Upah Minimum Provinsi... 56

9. Hasil Uji t-statistik Variabel Pertumbuhan Ekonomi... 57

(16)

v

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Jumlah Pengangguran di Provinsi Lampung tahun 2000-2013... L-1 2. Inflasi Regional Provinsi Lampung tahun 2000-2013... L-1 3. Upah Minimum Provinsi Lampung tahun 2000-2013... L-2 4. Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung tahun 2000-2013... L-2 5. Hasil Estimasi...

L-3

(17)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Model kerangka Pemikiran Pengaraauh Inflasi Regional, Pertumbuhan

Ekonomi, Upah Minimum Regional Terhadap Tingkat Pengangguran ... 10

2. Inflasi dan Permintaan... 22

3. Inflasi Dorongan Biaya... 23

4. Kurva phillips... 27

5. Hasil Uji normalitas... 52

6. Daerah Penolakan dan Penerimaan Uji-t Variabel Inflasi... 56

7. Daerah Penolakan dan Penerimaan Uji-t Variabel Upah Minimum Provinsi... 57

(18)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan ekonomi pada hakekatnya adalah serangkaian usaha kebijaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat memperluas

kesempatan kerja dan mengarahkan pembagian pendapatan secara merata. Salah satu masalah pembangunan ekonomi yang hadapi negara berkembang termasuk Indonesia adalah masalah pengangguran. Hal ini dikarenakan pengangguran merupakan salah satu indikator untuk menunjukkan tingkat kesejahteraan akibat dari pembangunan ekonomi. Jumlah penduduk yang semakin meningkat diikuti pula dengan jumlah angkatan kerja yang meningkat akan meningkatkan jumlah pengangguran apabila tidak diimbangi dengan peningkatan kesempatan kerja.

(19)

Pengangguran merupakan sebuah akibat dari tidak seimbangnya antara penawaran dan permintaan dipasar tenaga kerja. Dimana salah satu sisi (permintaan/

penawaran) lebih besar dari pada sisi lain yang berakibat tidak terserapnya beberapa sumber daya potensial. Fenomena besar kecilnya pengangguran disuatu daerah tidak lepas dari kesehatan perekonomian dan kualitas pendidikan

masyarakat didaerah tersebut dimana kesehatan perekonomian merupakan terjadinya distribusi normal pendapatan di masyarakat yang memangkas jurang kesenjangan pendapatan dan investasi pendidikan yang akan menjadi modal awal menghadapi dunia kerja. (ShunHaji:2013)

Masalah pengangguran juga dialami di Provinsi Lampung yang menunjukkan permasalahan utama dalam pembangunan seperti yang dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Jumlah Pengangguran Provinsi Lampung Tahun 2000-2013

Tahun Pengangguran (jiwa)

2000 259.000

2001 265.085

2002 312.829

2003 333.534

2004 355.740

2005 366.920

2006 375.325

2007 317.674

2008 255.167

2009 240.110

2010 224.049

2011 214.591

2012 215.841

2013 189.251

sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung 2013

(20)

3

pertumbuhan lapangan kerja yang relatif lambat menyebabkan masalah

pengangguran yang ada di suatu daerah menjadi semakin serius. Banyak tingkat pengangguran merupakan cerminan kurang berhasilnya pembangunan di suatu negara. (Tambunan: 2001)

Pengangguran merupakan masalah yang sangat kompleks karena mempengaruhi

sekaligus dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling berinteraksi mengikuti pola

yang tidak selalu mudah untuk dipahami. Apabila pengangguran tersebut tidak segera

diatasi maka dapat menimbulkan kerawanan sosial, dan berpotensi mengakibatkan

kemiskinan.

Salah satu cara untuk mengatasi pengangguran adalah dengan pembangunan sumber daya manusia. Menurut Mardianti (2011), ada tiga cara yaitu: 1). Peningkatan mobilitas tenaga kerja dilakukan dengan memindahkan pekerja ke kesempatan kerja dan melatih ulang keterampilannya sehingga dapat memenuhi tuntutan kualifikasi di tempat baru. 2). Pemerintah dapat mengurangi

pengangguran siklikal melalui manajemen yang mengarahkan permintaan-permintaan masyarakat ke barang atau jasa yang tersedia dalam jumlah yang melimpah. 3). Untuk mengatasi pengangguran musiman, perlu adanya pemberian informasi yang cepat mengenai tempat-tempat mana yang sedang memerlukan tenaga kerja.

(21)

inflasi adalah keadaan yang menunjukkan kenaikan tingkat harga umum yang berlangsung terus menerus. Semua negara di dunia selalu menghadapi

permasalahan inflasi ini. Oleh karena itu, tingkat inflasi yang terjadi dalam suatu negara merupakan salah satu ukuran untuk mengukur baik buruknya masalah ekonomi yang dihadapi suatu negara sehingga pemerintah harus menjalankan kebijakan yang tepat guna menjaga dan mengawasi laju inflasi.. Tabel 2 menggambarkan tingkat inflasi di Provinsi Lampung tahun 2003-2012.

Tabel 2. Inflasi Regional Provinsi Lampung tahun 2000-2013

Tahun Inflasi (%)

2000 11.01

2001 12.07

2002 11.51

2003 6.27

2004 6.15

2005 21.17

2006 5.93

2007 5.58

2008 14.82

2009 4.18

2010 4.95

2011 4.24

2012 4.31

2013 6.81

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung 2013

Tabel 2 menggambarkan tingkat inflasi di Provinsi Lampung dalam periode waktu

tahun 2000 sampai dengan tahun 2013. Tingkat inflasi yang terjadi di Provinsi

Lampung sangat fluktuatif. Terutama ditahun 2005 tingkat inflasi yang terjadi

menunjukkan angka yang paling tinggi dalamperiode waktu tersebut yaitu sebesar

(22)

5

Menurut Alghofari (2010) setiap kenaikan tingkat upah akan diikuti oleh turunnya tenaga kerja yang diminta, yang berarti akan menyebabkan bertambahnya

pengangguran. Demikian pula sebaliknya dengan turunnya tingkat upah maka akan diikuti oleh meningkatnya penyerapan tenaga kerja, sehingga dapat

dikatakan bahwa jumlah tenaga kerja yang terserap mempunyai hubungan timbal balik dengan tingkat upah. Upah mempunyai pengaruh terhadap jumlah angkatan kerja yang bekerja. Jika semakin tinggi tingkat upah yang ditetapkan, maka berpengaruh pada meningkatnya biaya produksi, akibatnya untuk melakukan efisiensi, perusahaan terpaksa melakukan pengurangan tenaga kerja, yang berakibat pada tingginya pengangguran. Pada Tabel 3 di bawah disajikan tingkat upah minimum di Provinsi Lampung tahun 2003-2012.

Tabel 3. Upah Minimum Provinsi Lampung tahun 2000-2013

Tahun Upah Minimum (Rp)

2000 200.000

2001 240.000

2002 310.000

2003 350.000

2004 377.000

2005 405.000

2006 505.000

2007 555.000

2008 617.000

2009 691.000

2010 767.000

2011 855.000

2012 975.000

2013 957.000

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung 2013

(23)

peningkatan dari tahun ke tahun. Penentuan tingkat upah harus sesuai dengan penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan (UU No.13/2003 tentang Ketenagakerjaan).

Tabel 4. Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung tahun 2003-2012

Tahun Pertumbuhan Ekonomi (%)

2000 3.9

2001 4.4

2002 4.6

2003 4.9

2004 5.1

2005 5.1

2006 5.4

2007 5.5

2008 5.8

2009 5.9

2010 6.1

2011 6.4

2012 6.5

2013 6.3

Sumber:Badan Pusat Provinsi Lampung 2013

Tingkat pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung pada tahun 2003 sampai 2012 mengalami pertumbuhan positif yang sekarang bekisar 5% - 6%, tetapi belum mampu memecahkan permasalahan daerah di masing-masing daerah.

(24)

7

suatu negara terletak pada pertumbuhan ekonominya. Oleh karena itu, naik turunnya ekonomi tentunya akan mempengaruhi beberapa sektor.

Masalah pengangguran penting untuk dianalisa karena pengangguran ini akan menimbulkan gejolak sosial politik yang dapat mengganggu stabilitas ekonomi suatu negara.Pengangguran dapat menurunkan daya beli masyarakat, karena orang yang menganggur berarti tidak berpenghasilan dan bekerja tidak penuh. Kondisi pengangguran yang tidak menunjukkan perbaikan tersebut tidak terlepas dari permasalahan yang terjadi disektor riil.Ketersediaan lapangan kerja yang lebih kecil dari jumlah pencari kerja didorong oleh kegiatan sektor produksi yangg kurangmemadaibagipenciptaan lapangan kerja (Laporan Perekonomian Indonesia, 2004).

Penelitian mengenai pengaruh inflasi, upah minimum dan pertumbuhan ekonomi terhadap pengangguran telah dilakukan, namum penelitian ini tetap penting dilakukan karena pengangguran perlu diperhatikan mengingat dampaknya yang sangat luas bagi perekonomian suatu negara.

B. Rumusan Masalah

(25)

variabel ekonomi makro yaitu inflasi, upah minimum dan pertumbuhan ekonomi terhadap jumlah penganggurandi Provinsi Lampung tahun 2000-2013.

Berdasarkan uraian permasalahan pada penelitian ini, maka dalam penelitian ini dapat ditarik pernyataan “Bagaimana pengaruh inflasi, upah minimum,

pertumbuhan ekonomi terhadap jumlah pengangguran di Provinsi Lampung tahun 2000 sampai 2013?”

C. Tujuan Penelitian

berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulis dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh inflasi regional terhadap jumlah pengangguran Provinsi Lampung tahun 2000-2013

2. Untuk mengetahui pengaruh pertumbuhn ekonomi terhadap jumlah pengangguran Provinsi Lampung tahun 2000-2013

3. Untuk mengetahui pengaruh upah minimum terhadap jumlah pengangguran Provinsi Lampung tahun 2000-2013

D. Kerangka Pemikiran

Pengangguran merupakan sebuah akibat dari tidak seimbangnya antara penawaran dan permintaan dipasar tenaga kerja. Dimana salah satu sisi

(26)

9

Tingkat inflasi memiliki pengaruh terhadap jumlah pengangguran. Inflasi yang tinggi tingkatnya tidak akan menggalakkan perkembangan ekonomi. Biaya yang meningkat menyebabkan kegiatan produktif sangat tidak menguntungkan karena akan meningkatkan ongkos produksi. Maka pemilik modal biasanya lebih suka menggunakan uangnya untuk tujuan spekulasi. Antara lain dengan membeli 59harta tetap seperti tanah, rumah dan bangunan. Oleh karena pengusaha lebih suka menjalankan kegiatan investasi seperti ini, investasi produktif akan

berkurang dan tingkat kegiatan ekonomi akan menurun. Sebagai akibatnya lebih banyak pengangguran yang terwujud. (Sukirno,2006).

Menurut Suryana, (2000) Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan GDP (GrossDomestic Product) tanpa memandang bahwa kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari pertumbuhan penduduk dan tanpa memandang apakah ada perubahan dalam struktur ekonominya.

Berdasarkan pada Hukum Okun (Okun’s Law), yang melihat hubungan antara

tingkat pengangguran dan Goss Domestic Product (GDP), menyatakan bahwa setiap terjadi peningkatan pada tingkat pengangguran di suatu Negara maka hal tersebut setara dengan terjadinya penurunan terhadap GDP sebesar 2 persen (Kaufman dan Hotchkiss,1999). Hal ini mengindikasikan bahwa peningkatan terhadap tingkat pengangguran suatu Negara dapat dikaitkan dengan rendahnya pertumbuhan dalam GDP Negara tersebut (Mankiw,2000).

(27)

diharapkan menjadi acuan bagi pengusaha agar memenuhi kewajibannya membayar upah buruh atau pekerja untuk dapat hidup layak dari upah yang diterimanya.

Gambar 1. Model Kerangka Pemikiran Pengaruh Inflasi Regional, Pertumbuhan Ekonomi, Upah Minimum Provinsi terhadap Jumlah Pengangguran

E.Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian karena jawaban yang diberikan baru berdasarkan teori-teori yang relevan belum didasarkan pada fakta-fakta yag empiris yang diperoleh pada pengumpulan data. Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Diduga variabel inflasi, upah minimum provinsi, pertumbuhan ekonomi secara bersama-sama berpengaruh terhadap jumlah pengangguran di Provinsi Lampung tahun 2000-2013

2. Diduga variabel inflasi secara parsial berpengaruh positif terhadap jumlah pengangguran di Provinsi Lampung tahun 2000-2013

Inflasi Regional

Pertumbuhan Ekonomi

Upah Minimum Provinsi

(28)

11

3. Diduga variabel upah minimum provinsi secara parsial berpengaruh negatif terhadap jumlah pengangguran di Provinsi Lampung tahun 2000-2013 4. Diduga variabel pertumbuhan ekonomi secara parsial berpengaruh terhadap

jumlah pengangguran di Provinsi Lampung tahun 2000-2013

F. Sistematika Penulisan

Sistemaika dalam penulisan skripsi ini terdiri dari:

BAB I : Pendahuluan yang meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuanpenelitian, kerangka pemikiran, dan sistematika penulisan. BAB II : Tinjauan pustaka mencangkup tentang teori-teori yang menjadi

landasan atau acuan bagi penelitian ini.

BAB III : Metode penelitian yang meliputi jenis dan sumber data, batasan peubah variabel, alat analisis, serta gambaran umum.

BAB IV : Hasil perhitungan dan pembahasan, membahas uraian tentang hasil perhitungan serta mengimplikasikannya.

BAB V : Kesimpulan dan saran yang menyajikan kesimpulan dan saran dari penulis yang didasarkan hasil penelitian yang diperoleh.

(29)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengangguran

1. Definisi Pengangguran

Definisi pengangguran dalam arti luas adalah penduduk yang tidak berkerja tetapi sedang mencari perkerjaan atau sedang mempersiapkan suatu usaha baru atau penduduk yang tidak mencari pekerjaan karena sudah diterima bekerja tetapti mulai bekerja.

Pengangguran adalah masalah makroekonomi yang mempengaruhi manusia secara langsung dan merupakan yang paling berat. Kebanyakan orang kehilangaan pekerjaan berarti penurunan standar kehidupan dan rekanan psikologis. Jadi tidaklah mengejutkan jika pengangguran menjadi topik yang sering dibicarakan dalam perdebatan politik dan para politis sering mengklaim bahwa kebijakan yang mereka tawarkan akan membantu menciptakan lapangan kerja (Mankiw, 2006)

Pengangguran (unemployment) merupakan kenyataan yang dihadapi tidak saja oleh negara-negara sedang berkembang (developing countries), akan tetapi juga negara-negara yang sudah maju (developed countries). Secara umum,

(30)

13

dan secara aktif sedang mencari pekerjaan (Nanga, 2001). Seseorang yang tidak bekerja tetapi secara aktif mencari pekerjaan tidak dapat digolongkan sebagai penganggur. Selain itu pengangguran diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan belum dapat memperolehnya (Sukirno, 2000).

Untuk mengetahui besar kecilnya tingkat pengangguran dapat diamati melalui dua pendekatan antara lain sebagai berikut :

a. Pendekatan Angkatan Kerja (Laborforceapprpach)

Besar kecilnya tingkat pengangguran dihitung berdasarkan presentase dari perbandingan jumlah antara orang yang menganggur dan jumlah angkatan kerja. b. Pendekatan pemanfaatan tenaga kerja (Labor utilization approach)

Untuk menentukan besar kecilnya tingkat pengangguran yang

didasarkan pada pendekatan pemanfaatan tenaga kerja antara lain:

1) Bekerja penuh (employed) yaitu orang-orang yang bekerja penuh atau jam kerjanya mencapai 35 jam per minggu.

2) Setengahmenganggur(underemployed)yaitumerekayangbekerja, tetapi belum dimanfaatkan secara penuh, artinya jam kerja mereka dalam seminggu kurang dari 35 jam (Murni, 2006).

1.1.Jenis-Jenis Pengangguran

Menurut case (2004) dalam bukunya prinsip-prinsip ekonomi makro,

(31)

Pengangguran Friksional adalah bagian pengangguran yang disebabkan oleh kerja normalnya pasar tenaga kerja. Istilah itu merujuk pada pencocokan pekerjaan atau keterampilan jangka pendek. Selain itu pengangguran Friksional juga merupakan jenis pengangguran yang timbul sebagai akibat dari adanya perubahan didalam syarat-syarat kerja, yang terjadi seiring dengan

perkembangan atau dinamika ekonomi yang terjadi. Jenis pengangguran ini dapat pula terjadi karena berpindahnya orang-orang dari satu daerah ke daerah lain, atau dari satu pekerjaan ke

pekerjaan lain, dan akibanya harus mempunyai tenggang waktu dan berstatus sebagai penganggur sebelum mendapatkan pekerjaan yang lain.

b. Pengangguran musiman(seasonalunemployment)

Pengangguran ini berkaitan erat dengan fluktuasi kegiatan ekonomi Jangka pendek, terutama terjadi di sektor pertanian. Yang dimaksud dengan pengangguran musiman yaitu pengangguran yang terjadi pada waktu-waktu tertentu didalam satu tahun. Biasanya

pengangguran seperti ini berlaku pada waktu dimana kegiatan bercocok tanam sedang menurun kesibukannya. Dengan demikian, jenis pengangguran ini terjadi untuk sementara waktu saja.

c. Pengangguran siklis(cyclicalunemployment)

Pengangguran siklis atau pengangguran konjungtur adalah

(32)

15

mengalami kemunduran, perusahaan-perusahaan harus mengurangi kegiatan memproduksinya. Dalam pelaksanaannya berarti jam kerja dikurangi, Sebagian mesin produksi tidak digunakan, dan sebagian tenaga kerjadi berhentikan. Dengan demikian, kemunduran ekonomi akan menaikkan jumlah dan tingkat pengangguran.

d. Pengangguran stuktural(strukturalunemployment)

Dikatakan pengangguran stuktural karena sifatnya yang mendasar. Pencari kerjatidakmampumemenuhi persyaratan yangdibutuhkan untuk lowongan pekerjaan yang tersedia. Hal ini terjadi dalam perekonomian yang berkembang pesat. Makin tinggi dan rumitnya proses produksi atau teknologi produksi yang digunakan, menuntut persyaratan tenaga kerjayang juga makin tinggi. Dilihat dari sifatnya, pengangguran struktural lebih sulit diatasi dibanding pengangguran friksional.Selainmembutuhkan pendanaan yang besar, jugawaktuyanglama. Adadua kemungkinan yang Menyebabkan pengangguran struktural yaitu sebagai akibat dari kemerosotan permintaan atau sebagai akibat dari semakin

(33)

Bentuk-bentuk pengangguran adalah:

1. Pengangguran terbuka (open unemployment), adalah mereka yang mampu dan seringkali sangat ingin bekerja tetapi tidak tersedia pekerjaan yang cocok untuk mereka.

2. Setengah pengangguran (under unemployment), adalah mereka yang secara nominal bekerja penuh namun produktivitasnya rendah sehingga pengurangan dalam jam kerjanya tidak mempunyai arti atas produksi secara keseluruhan.

3. Tenaga kerja yang lemah (impaired), adalah mereka yang mungkin bekerja penuh tetapi intensitasnya lemah karena kurang gizi atau penyakitan.

4. Tenaga kerja yang tidak produktif, adalah mereka yang bekerja secara produktif tetapi tidak bisa menghasilkan sesuatu yang baik.

1.2. Akibat-Akibat Buruk Pengangguran

Beberapa akibat buruk dari pengangguran dibedakan kepada dua aspek (Sukirno,2000) dimana dua aspek tersebut yaitu:

a. Akibat buruk ke atas kegiatan perekonomian

(34)

17

b. Akibat buruk ke atas individu dan masyarakat

Pengangguran akan mempengaruhi kehidupan individu dan kestabilan sosial dalam masyarakat. Beberapa keburukan sosial yang diakibatkan oleh

pengangguran adalah:

1. Pengangguran menyebabkan kehilangan mata pencarian dan pendapatan 2. Pengangguran dapat menyebabkan kehilangan keterampilan-keterampilan

dalam mengerjakan suatu pekerjaan hanya dapat dipertahankan apabila keterampilan tersebut digunakan dalam praktek.

3. Pengangguran dapat menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik. Kegiatan ekonomi yang lesu dan pengangguran yang tinggi dapat menimbulkan rasa puas kepada pemerintah.

B. Pengertian Inflasi

Angka inflasi sebagai salah satu indikator stabilitas ekonomi selalu menjadi pusat perhatian orang. Paling tidak turunnya angka inflasi mencerminkan

gejolak ekonomi di suatu negara. Tingkat inflasi yang tinggi jelas merupakan hal yang sangat merugikan bagi perekonomian negara. Pengalaman menunjukkan bahwa dibelahan dunia ketiga, keadaan perekonomian yang tidak menguntungkan (buruk) telah memacu tingkat inflasi yang tinggi dan pada gilirannya akan menjadi malapetaka bagi masyarakat terutama bagi mereka yang berpenghasilan rendah.

(35)

dua barang saja tidak disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas kepada (mengakibatkan kenaikan) sebagian besar dari harga barang-barang lain. Inflasi adalah suatu keadaan yang ditimbulkan oleh tidak adanya keseimbangan antara permintaan akan barang-barang dan persediannya, yaitu permintaan melebihi persediaan dan semakin besar perbedaan itu semakin besar bahaya yang ditimbulkan oleh inflasi bagi kesehatan ekonomi (Soesastro,2005).

Inflasi terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus menerus dan saling mempengaruhi. Inflasi juga dikatakan sebagai ukuran terbaik bagi

perekonomian dalam suatu negara, tetapi bukan berarti jika suatu Negara berada dalam kondisi inflasi yang tinggi maka negara tersebut sangat baik

perekonomiannya danmasyarakatnyasejahterasecarakeseluruhan.

(36)

19

maka 1/P merupakan nilai uang yang diukur dalam barang dan jasa. Ini berarti ketika tingkatharga keseluruhan naik, maka nilai uangjatuh (Mankiw,2006).

Dari definisi tersebut, ada tiga komponen yang harus dipenuhi agar dapatdikatakantelahterjadiinflasi(Pratama,2008),yaitusebagaiberikut: a. Kenaikan harga.Hargasuatu komoditasdikatakannaikjikamenjadilebih

tinggi daripada harga periode sebelumnya.

b. Bersifat umum. Kenaikan harga suatu komoditas belum dapat dikatakan inflasi jika kenaikan tersebut tidak menyebabkan harga-harga secara umum naik.

c. Berlangsung terus-menerus. Kenaikan harga yang bersifat umum juga belum akan memunculkan inflasi, jika terjadinya hanya sesaat. Karena itu perhitungan inflasi dilakukan dalam rentang waktu minimal bulanan.

1.Teori Inflasi

Secara garis besar ada tiga kelompok teori mengenai inflasi,masing-masing teori ini menyatakan aspek-aspek tertentu dari prosesinflasi dan masing-masing bukan teori inflasi yang lengkap yang mencakup semua aspek penting dari proses kenaikan harga. Teori tersebut diantaranya yaitu :

a. Teori Kuantitas

Menurut teori ini inflasi terjadi karena adanya penambahan volume uang yang beredar (apakah berupa penambahan uang giral ataukartal) tanpa

(37)

b. Teori Keynes

Menurutteoriiniadalahinflasiterjadikarenasuatumasyarakat ingin hidup diluar batas kemampuan ekonominya Proses inflasi, menurut pandanga ini, tidak lain adalah proses perebutan bagian rezeki diantara kelompok- kelompok sosial yang menginginkan bagian yang lebih besar dari pada yang

bisa disediakan oleh masyarakat tersebut.Proses perebutan ini akhirnya diterjemahkan menjadi keadaan dimana permintaan masyarakat akan barang-barang selalu melebihi jumlah barang-barang-barang-barang yang tersedia (Boediono,1985). c. Teori Strukturalis

Teori inflasi jangka panjang karena menyoroti sebab-sebab inflasi yang berasal dari kekakuan struktur ekonomi. Karena struktur pertambahan produksi barang–barang ini terlalu lambat dibanding dengan pertumbuhan kebutuhannya, sehingga menaikkan harga bahan makanan dan kelangkaan devisa. Akibat selanjutnya, adalah kenaikan harga–harga lain, sehingga terjadi inflasi.

2. Idikator Inflasi

Ada beberapa indikator ekonomi makro yang digunakan untuk mengetahui laju inflasi selama satu periode tertentu (Prathama, 2008). Diantaranya yaitu : a. Indeks harga konsumen(consumerpriceindexatauCPI).

(38)

21

ditentukan suatu timbangan atau bobot tetap yang proporsional terhadap kepentingan relatif dalam anggaran pengeluaran konsumen.

b. Indeks harga perdagangan besar (wholesale price index)

Jika IHK melihat inflasi dari sisi konsumen, maka Indeks harga perdagangan Besar (IHPB) melihat inflasi dari sisi produsen.Oleh karena itu IHPB sering juga disebut sebagai indeks harga produsen

(producer price index). IHPB menunjukkan tingkat harga yang diterima produsen pada berbagai tingkat produksi.

c. Indeks harga implicit (Gnp Deflator)

Indeks harga implicit (Gnp Deflator) adalah suatu indeks yang merupakan perbandingan atau rasio antara GNP nominal dan GNP riil dikalikan dengan100. GNP Riil adalah nilai barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan didalam perekonomian, yang diperoleh ketika output dinilai dengan menggunakan harga tahun dasar (base year).

c. Alternative dari indeks harga implicit

Mungkin saja terjadi, pada saat ingin menghitung inflasi dengan menggunakan IHI tidak dapat dilakukan karena tidak memiliki data IHI. Hal ini bisa diatasi. Sebab prinsip dasar penghitungan inflasi berdasarkan deflator PDB (GDP deflator) adalah membandingkan tingkat pertumbuhan ekonomi nominal dengan pertumbuhan riil selisih keduanya merupakan tingkat Inflasi.

3. Jenis Inflasi Menurut Sebabnya

(39)

a. Inflasi tarikan permintaan (demand pull inflation)

[image:39.595.189.412.309.473.2]

Inflasi tarikan permintaan atau disebut juga inflasi sisi permintaan (demand side inflation) atau inflasi karena guncangan permintaan (demand shock inflation) adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat dari adanya kenaikan permintaan agregat (AD) yang terlalu besar atau pesat dibandingkan dengan penawaran atau produksi agregat, secara grafik, demand puul inflation dapat dijelaskan dengan menggunakan gambar sebagai berikut:

Gambar 2. Inflasi dan Permintaan b. Inflasi dorongan biaya (cost-pustinflation)

Inflasi dorongan biaya atau juga sering disebut inflasi sisi penawaran (supply-side inflation) atau inflasi karena

(40)
[image:40.595.164.440.94.335.2]

23

Gambar 3. Inflasi Dorongan Biaya

4. InflasiBerdasarkanParahTidaknya

Berdasarkan parah tidaknya inflasi dibedakan menjadi 4 macam diantaranya : a. Inflasi ringan ( di bawah 10% setahun).

b. Inflasi sedang ( antara 10 – 30% setahun) c. Inflasi berat ( antara 30 – 100% setahun) d. Hiperinflasi ( di atas 100% setahun).

(41)

menyebabkan turunnya produksi, Terutama produksi barang yang akan diekspor. Turunnya produksi ini disebabkan karena biaya produksi akan meningkat

sehingga harga pokok darihasilyangdiproduksijugameningkat.

5. DampakInflasi

Inflasiyangterjadididalamsuatuperekonomianmemilikibeberapa dampak atau akibat yaitu sebagai berikut :

a. Inflasi dapat mendorong terjadinya redistribusi pendapatan diantara anggota masyarakat. Hal ini akan mempengaruhi kesejahteraan ekonomi dari anggota masyarakat, sebab redistribusi pendapatan yang terjadi akan

menyebabkan pendapatan riil satu orang meningkat, tetapi pendapatan riil orang lainnya jatuh.

b. Inflasi dapat menyebabkan penurunan di dalam efisiensi ekonomi

(economicefficiecy).

c. Inflasi dapat menyebabkan perubahan-perubahan didalam output dan kesempatan kerja (employment).

d. Inflasidapat menciptakansuatulingkungan yangtidakstabil (unsable environment) bagikeputusanekonomi.

Adapun dampak inflasi terhadap individu dan masyarakat yaitu: 1) Memperburuk distribusi pendapatan

(42)

25

berpendapatan rendah yang biasanya tidak memiliki harta tetap tersebut akan mengalami kemerosotan nilai pendapatan riiilnya

2) Pendapatan riil merosot

Sebagian besar tenaga kerja memiliki pendapatan nominal yang nilainya tetap. Dalam masa inflasi kenaikan harga barang-barang akan membuat pendapatan riil masyarakat menjadi turun.

6. Hubungan Inflasi dan Pengangguran

Inflasi. Salvatore (2007) menyatakan bahwa definisi singkat dari inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk naik secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas kepada (atau mengakibatkan kenaikan) sebagian besar dari harga barang-barang lain.

Penelitian lainnya yang terdapat kesamaan serta mendukung penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Alghofari (2010) yang berjudul ”Analisis Tingkat Pengangguran Di Indonesia Tahun 1980-2007”. Dalam penelitian beliau,

(43)

Pada tahun 1958, AW Phillips, seorang Profesor di LondonSchoolof

Economics menulis artikel berdasarkan studi lapangan tentang adanya hubungan antara kenaikan tingkat upah dan pengangguran di Inggris padatahun 1861-1957. Dari hasil studi ini maka diperoleh hubungan negatif antara presentase kenaikan upah dengan pengangguran.

Kurva phillips juga digunakan untuk menggambarkan hubungandiantaratingkat kenaikan harga dengan tingkat pengangguran. ini berarti sifat perkaitan diantara inflasi harga dan tingkat pengangguran tidak berbeda dengan sifat hubungan diantara inflasi upah dan tingkat pengangguran seperti yang diterangkan diatas. Pada waktu pengangguran tinggi, kenaikan harga-harga relatif lambat, akan tetapi makin rendah pengangguran, makin tinggitingkat inflasi yang berlaku.

Kurva Phillips diperoleh semata-mata atas dasar studi empirik, tidak ada dasar teorinya. Lipsey pada tahun 1997 mencoba untuk mengisi dasar teorinya. Untuk tujuan ini Lipsey menggunakan sebagai dasar penjelasannya adalah teori pasar tenaga kerja. Dalam pasar tenaga kerja, tingkat upah cenderung turun apabila terdapat pengangguran (kelebihan tenaga kerja) dan akan naik apabila terdapat kelebihan permintaan akan tenaga kerja. Dengan demikian, apabila dalam pasar terdapat kelebihan penawaran, ini akan tercermin pada banyaknya orang yang (menganggur) mencari pekerjaan(Nopirin,1988).

Natural rate of unemployment ini digambarkan sebagai perpotongan antara kuva Phillips dengan sumbu horizontal (UN). Artinya, pada titik

(44)

27

[image:44.595.117.447.141.347.2]

terdapat kestabilan upah (W=0). Seperti gambar berikut :

Gambar 4.Kurva Phillips

(45)

C. PengertianPertumbuhanEkonomi

Prof. Simon Kuznets dalam kuliahnya pada peringatan Nobel mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin banyak jenis barang-barang ekonomi kepada penduduknya, kemampuan ini tumbuhsesuai dengan kemajuan teknologi, dan penyesuaian kelembagaan dan ideologis yangdiperlukannya.

Pertumbuhan ekonomi adalah sebagian dari perkembangan kesejahteraan masyarakat yang diukur dengan besarnya pertumbuhan domestik regional bruto per kapita (PDRB per kapita). Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. (Sukirno, 1994).

Menurut Suryana, (2000) Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan GDP (Gross Domestic Product) tanpa memandang bahwa kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari pertumbuhan penduduk dan tanpa memandang apakah ada

perubahan dalam struktur ekonominya.

Menurut Boediono, (1992) pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses dari kenaikan output perkapita dalam jangka waktu yang panjang. Pertumbuhan ekonomi disini meliputi 3 aspek yaitu :

(46)

29

2. Pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan adanya kenaikan output perkapita, dalam hal ini ada 2 aspek penting yaitu output total dan jumlah penduduk. Output perkapita adalah output total dibagi jumlah penduduk.

3. Pertumbuhan ekonomi dikaitkan dengan perspektif waktu jangka panjang. Dikatakan tumbuh bila dalam jangka panjang waktu yang cukup lama (5tahun) mengalami kenaikan output.

1. Proses Pertumbuhan Ekonomi

Proses pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh dua macam faktor,faktor ekonomi dan nonekonomi. Pertumbuhan ekonomi suatu negara tergantung pada sumber alamnya, sumber daya manusia, modal, usaha,teknologi, dan sebagainya (Jhingan, 2004).

1.1. Faktor Ekonomi

Para ahli ekonomi menganggap faktor produksi sebagai kekuatan utama yang mempengaruhi pertumbuhan. Beberapa faktor ekonomi tersebut diantaranya:

1) Sumber Alam

Faktor produksi kedua adalah tanah.Tanah yang dapat ditanami merupakan faktor yang paling berharga. Selain tanah, sumber daya alam yang penting antara lain minyak-minyak gas, hutan air dan bahan-bahan mineral lainnya.

2) Akumulasi Modal

(47)

3) Organisasi

Organisasi bersifat melengkapi dan membantu meningkatkan produktivitasnya

4) Kemajuan teknologi

Perubahan teknologi dianggap sebagai faktor paling penting di dalam proses pertumbuhan ekonomi. Perubahan itu berkaitan dengan perubahan didalam metode produksi yang merupakan hasil pembaharuan atau hasil dari teknik penelitian baru.

5) Pembagian kerja dan skala produksi

Spesialisasi dan pembagian kerja menimbulkan peningkatan produktivitas. Keduanya membawa kearah ekonomi produksi skala besar yang selanjutnya membantu perkembangan industri.

1.2. Faktor Nonekonomi

Faktor non ekonomi bersama-sama saling mempengaruhi kemajuan

perekonomian. Oleh karena itu, faktor non ekonomi juga memiliki arti penting didalam pertumbuhan ekonomi. Beberapa faktor non ekonomi diantaranya :

1) Faktor sosial

Faktor sosial dan budaya juga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Kekuatan faktor ini menghasilkan perubahan pandangan, harapan, struktur dan nilai-nilai sosial.

(48)

31

Kualitas input tenaga kerja, atau sumber daya manusia merupakan faktor terpenting bagi keberhasilan ekonomi.

3) Faktor politik dan administratif

Struktur politik dan administrasi yang lemah merupakan penghambat besar bagi pembangunan ekonomi negara terbelakang. Administrasi yang kuat, efisien, dan tidak korup, dengan demikian amat penting bagi pertumbuhan ekonomi.

2. Teori Pertumbuhan Ekonomi

1.1. Teori-teori pertumbuhan ahli ekonomi klasik

Ahli-ahli ekonomi klasik, di dalam menganalisis masalah- masalah pembangunan, terutama ingin mengetahui tentang sebab sebab perkembangan ekonomi dalam jangka panjang dan corak proses pertumbuhannya. Beberapa ahli ekonomi klasik yang terkemuka untuk dibahas satu demi satu (Sukirno, 2000).

1) Pandangan Adam Smith

Smith mengemukakan beberapa pandangan mengenai beberapa faktor yang penting peranannya dalam pertumbuhan ekonomi. Pandangannya yang pertama adalah peranan sistem pasarbebas, Smith berpendapat bahwa sistem mekanisme pasar akan mewujudkan kegiatan ekonomi yang efisien dan pertumbuhan ekonomi yang teguh. Kedua perluasan pasar. Perusahaan perusahaan melakukan kegiatan memproduksi dengan tujuan untuk

menjualnya kepada masyarakat dan mencari untung. Ketiga spesialisasi dan kemajuan teknologi. Perluasan pasar, dan perluasan ekonomi yang

(49)

menggalakkan perkembangan teknologi dan produktivitas meningkat.kenaikan produktivitas akan menaikkan pendapatan pekerja dan kenaikan ini akan memperluas pasaran

2) Pandangan Malthus dan Ricardo

Tidak semua ahli ekonomi klasik mempunyai pendapat yang positif mengenai prospek jangka panjang pertumbuhan ekonomi. Malthus dan Ricardo

berpendapat bahwa proses pertumbuhan ekonomi pada akhirnya akan kembali ke tingkat subsisten. Jumlah penduduk atau tenaga kerja adalah berlebihan apabila dibandingkan dengan faktor produksi yang lain, pertambahan penduduk akan menurunkan produksi per kapita dan taraf kemakmuran masyarakat. Maka, pertambahan penduduk yang terus berlaku tanpa diikuti pertambahan sumber-sumber daya yang lain akan menyebabkan kemakmuran masyarakat mundur kembali ke tingkat subsisten.

3) Teori Schumpeter

Pada permulaan abad ini berkembang pula suatu pemikiran baru mengenai sumber dari pertumbuhan ekonomi dan sebabnya konjungtur berlaku. Schumpeter menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak akan terjadi secara terus menerus tetapi mengalami keadaan dimana adakalanya berkembang dan pada lain mengalami kemunduran. Konjungtur tersebut disebabkan oleh kegiatan para pengusaha (enterpreneur) melakukan

(50)

33

Teori ini pada dasarnya melengkapi analisis Keynes mengenai penentuan tingkat kegiatan ekonomi. Untuk menunjukkan hubungan diantara analisis Keynes dengan teori Harrod-Domar. Teori Keynes pada hakikatnya

menerangkan bahwa perbelanjaan agregat akan menentukan tingka kegiatan perekonomian. Analisis yang dikembangkan oleh Keynes menunjukkan bagaimana konsumsi rumah tangga dan investasi perusahaan akan menentukan tingkat pendapatan nasional. Analisis Harrod-Domar bahwa sebagai akibat investasi yang dilakukan tersebut pada masa berikutnya kapasitas barang-barang modal dalam perekonomian akan bertambah. Seterusnya teori Harrod-Domar dianalisis keadaanya perlu wujud agar pada masa berikutnya barang-barang modal yang tersedia tersebut akan sepenuhnya digunakan. Sebagai jawaban tersebut menurut Harrod-Domar agar seluruh barang modal yang tersedia digunakan sepenuhnya, permintaan agregat haruslah bertambah sebanyak kenaikan kapasitas barang-barang modal yang terwujud sebagai akibat dari investasi dimasa lalu.

1.2. Teori Pertumbuhan Neo-Klasik

Dalam analisis Neo Klasik, permintaan masyarakat tidak menentukan laju pertumbuhan. Dengan demikian menurut teori Neo-Klasik, sampai dimana perekonmian akan berkembang, tergantung kepada pertambahan faktor-faktor produksi dan tingkat kemajuan teknologi(Jhingan,2004). Ahli ekonomi yang menjadi perintis mengembangan teori tersebut diantarnya :

1) Teori J.E.Meade

(51)

bagaimana bentuk paling sederhana dari sistem ekonomi klasik akan berperilaku selama proses pertumbuhan ekuilibrium.

2) Teori Solow

Model pertumbuhan Solow menunjukkan bagaimana tabungan,

pertumbuhan populasi, dan kemajuan teknologi mempengaruhi tingkat output dan pertumbuhannya sepanjang waktu. Pada model Solow

ditunjukkan, bahwa dengan koefisien teknik yang bersifat variabel, maka rasio model buruh akan cenderung saling menyesuaikan selama perjalanan waktu, ke arah rasio keseimbangan. Jika sebelumnya, rasio modal terhadap buruh lebih besar maka modal dan output akan tumbuh lebih lambat daripada tenaga buruh dan sebaliknya.

Model pertumbuhan ekonomi Solow dirancang untuk menunjukkan bagaimana pertumbuhan persediaan modal, pertumbuhan angka kerja, dan kemajuan teknologi berinteraksi dalam perekonomian, dan bagaimana pengaruhnya terhadap output barang dan jasa suatu Negara secara keseluruhan. Dalam jangka panjang, tigkat tabungan dalam perekonomian merupakan ukuran persedian modal pada tingkat produksinya. Semakin tinggi tingkat tabungan, semakin tinggi persediaan modal dan semakin tinggi tingkat outputnya.

(52)

35

a. Produk Domestik Bruto (PDB)

Produk Domestik Bruto merupakan jumlah barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh suatu perekonomian dalam satu tahun dan dinyatakan dalam harga pasar.

b. Produk Domestik Bruto per Kapita (Pendapatan per Kapita)

Produk Domesik Bruto per Kapita merupakan jumlah PDB Nasional dibagi dengan jumlah penduduk atau dapat disebut sebagai PDB rata-rata atau PDB per kepala.

c. Pendapatan per jam kerja

Pendapatan per jam kerja merupakan upah atau pendapatan yang dihasilkan per jam kerja. Biasanya suatu negara yang mempunyai tingkat pendapatan atau upah per jam kerja lebih tinggi dari pada dinegara lain, boleh dikatakan negara yang bersangkutan lebih maju dari pada negara yang satunya.

Beberapa alat ukur pertumbuhan ekonomi di atas dipilih oleh suatu Negara dengan keadaan ekonomi di negara tersebut. Peningkatan atau penurunan GDP ditentukan oleh beberapa faktor.Faktor-faktor pertumbuhan ekonomi tersebut yaitu tenaga kerja, kapital, sumber daya alam dan lingkungan, teknologi dan faktor sosial.

3. HubunganPertumbuhanEkonomiTerhadapPengangguran

(53)

yang pertama kali mempelajarinya (Dornbusch 1992). Yang menyatakan

adanya pengaruh empiris antara pengangguran dengan output dalam siklus bisnis. Hasil studi empirisnya menunjukan bahwa penambahan 1 (satu) point

pengangguran akan mengurangi GDP (Gross Domestik Product)

sebesar 2 persen. Ini berarti terdapat pengaruh yang negatif antara pertumbuhan ekonomi dengan pengangguran dan juga sebaliknya pengangguran terhadap pertumbuhan ekonomi. Penurunan pengangguran memperlihatkan ketidak merataan. Hal ini mengakibatkan konsekuensi distribusi. Pengangguran

berhubungan juga dengan ketersediaan lapangan pekerjaan, ketersediaan lapangan kerja berhubungan dengan investasi, sedangkan nvestasi didapat dari akumulasi tabungan, tabungan adalah sisa dari pendapatan yang tidak dikonsumsi. Semakin tinggi pendapatan nasional, maka semakin besarlah harapan untuk pembukaan kapasita produksi baru yang tentu saja akan menyerap tenaga kerja baru.

D. Pengertian Upah Minimum Regional

Upah merupakan wujud nyata dari sebuah bentuk pertukaran yang terjadi antara pengguna jasa dan pemberi jasa. Upaya meminimalisasi persoalan upah minimum dilakukan pemerintah dengan menyusun rumusan upah minimum yang

diharapkan menjadi acuan bagi pengusaha agar memenuhi kewajibannya membayar upah buruh atau pekerja untuk dapat hidup layak dari upah yang diterimanya.

(54)

37

a. Upah uang adalah jumlah uang yang diterima para pekerja dari para pengusaha sebagai pembayaran atas tenaga mental atau fisik para pekerja yang digunakan dalam proses produksi.

b. upah riil adalah tingkat upah pekerja yang diukur dari sudut kemampuan upah tersebut membeli barang-barang dan jasa-jasa yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan para pekerja. (Sukirno, 2000)

Menurut Undang Undang No 13 tahun 2003 disebutkan bahwa upah minimum

hanya ditujukan bagi pekerja dengan masa kerja 0 (nol) sampai dengan 1 (satu)

tahun. Dari definisi tersebut, terdapat dua unsur penting dari upah minimum

(Sumarsono, 2003) yaitu adalah:

a. Upah permulaan adalah upah terendah yang harus diterima oleh buruh

pada waktu pertamakali dia diterima bekerja.

b. umlah upah minimum haruslah dapat memenuhi kebutuhan hidup buruh

secara minimalyaitu kebutuhan untuk sandang, pangan dan keperluan

rumah tangga.

Sumarsono (2003) mengemukakan pula bahwa upah merupakan sumber utama

penghasilan seorang pekerja, sehingga upah harus cukup memenuhi kebutuhan

pekerja dan keluarganya dengan wajar. Batas kewajaran tersebut dalam kebijakan

Upah Minimum di Indonesia dapat dinilai dan diukur dengan kebutuhan hidup

minimum (KHM) atau seringkali saat ini disebut dengan Kebutuhan Hidup layak

(KHL).

Namun kenyataannya justru menunjukkan bahwa hanya sedikit perusaha yang

(55)

karyawannya, terutama pekerja golongan yang paling rendah. Di pihak lain,

karyawan melalui serikat pekerja dan atau dengan mengundang pemerintah selalu

menuntut kenaikan upah. Tuntutan seperti itu yang tidak disertai dengan

peningkatan produktivitas kerja akan mendorong pengusaha untuk : (a)

mengurangi penggunaan tenaga kerja dengan menurunkan produksi ; (b)

menggunakan teknologi yang lebih padat modal ; dan/atau (c) menaikkan harga

jual barang yang kemudian justru akan mendorong inflasi (Sumarsono, 2003).

1. Teori Ekonomi Tentang Dampak Kebijakan Upah Minimum

Pasar Kompetitif

Dalam konteks pasar tenaga kerja kompetitif atau persaingan sempurna,

pengusaha dan tenaga kerja dapat dengan bebas masuk dan keluar dari pasar kerja,

sehingga alokasi tenaga kerja dapat terjadi pada suatu ekuilibrium yang efisien.

Dalam pasar ini, dengan menggunakan pendekatan maksimisasi profit, pengusaha

akan mempekerjakan karyawannya sampai marginalcost mereka sama dengan

marginal revenue product of labour.

Model Dual Sektor

Model dual sektor, dimana dikembangkan oleh Welch (1989) adalah perluasan

dari model kompetitif. Model ini mengasumsikan bahwa terdapat dua sektor di

dalam ekonomi (segmentasi ekonomi) yaitu sektor formal (yang terkover oleh

kebijakan upah minimum) dan sektor informal (sektor yang tidak terkover oleh

kebijakan upah minimum) dengan mobilitas yang sempurna antar dua sektor

(56)

39

Penetapan upah minimum akan mengurangi permintaan tenaga kerja di sektor

formal. Kelebihan penawaran tenaga kerja ini akan diserap oleh sektor informal

yang tingkat upahnya tidak diatur oleh regulasi, yang pada gilirannya akan

mengurangi tingkat upah. Jika pangsa terjadi sektor informal lebih rendah, maka

dampak distribusi pendapatannya akan justru memburuk (Sumarsono, 2003)

2. Hubungan Upah Minimum Provinsi dan Pengangguran

Upah adalah hasil sebagai akibat hubungan antara pengguna jasa dan pembeli jasa. Diberlakukannya Keputusan Menteri Tenaga Republik Indonesia No. PER-01/MEN/1999 Tahun 1999 tentang Upah Minimum sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No. KEP-226/MEN/2000 Tahun 2000No. KEP-226/MEN/2000 Tahun 2000 merupakan ikhtiar pemerintah untuk melindungi pekerja agar mendapatkan upah yang wajar dan hidup layak, serta menjadi acuan bagi pegusaha dalam memenuhi kewajibannya membayar upah bagi buruh atau pekerja. Kebijakan UMP didasari pada teori kekakuan upah dimana Upah tidak selalu bisa fleksibel atau tidak bisa melakukan penyesuaian sampai penawaran tenaga kerja sama dengan

(57)

E. Penelitian Terdaulu

Beberapa penelitian mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap

pengangguran telah banyak dilakukan antara lain

No Peneliti Variabel Metodologi Hasil

1. Nikensari Dependent : tenaga kerja Independent : pertumbuhan ekonomi

Analisis diskriptif dan analisa Equilibrium

Laju pertumbuhan PDB, maka tenaga kerja juga meningkat. Hukum okun yang menganalisa hubungan terbalik antara laju pertumbuhan PDB dan tingkat pengangguran dapat dibuktikan dengan data di Indonesia.

2. Indriani Dependent : Pengangguran. Independent : Pertumbuhan Ekonomi analisis deskriptif untuk membangun model regresi dari data sampel selama tahun 1985 sampai 2002

Hubungan antara tingkat pengangguran dengan pertumbuhan ekonomi dalam persamaan ini adalah hubungan negatif. Ini menandakan bahwa setiap peningkatan pertumbuhan ekonomi akan menurunkan tingkatpengangguran, ataupun sebaliknya 3. Nando Dependent :

pengangguran Independent: inflasi

Korelasi linear antar inflasi dengan pengangguran digunakan koefisien korelasi momen hasilkali pearson atau singkatnya disebut dengan koefisien korelasi.

Dari hasil penelitian hubungan antara inflasi dengan tingkat

pengangguran dari pengujian statistik Zhitung lebih besar dari Ztabel maka Ho diterima. Artinya, tidak terdapat

hubungan antara laju inflasi dengan tingkat

(58)

41

4. Fitra Kincaka Rizka

(59)

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalaha data sekunder yang

mempunyai sifat runtut waktu (time series) atau disebut juga data tahunan. Data

yang digunakan yaitu dari tahun 2000 sampai 2013, diantaranya adalah sebagai

berikut:

a. Jumlah pengangguran di Provinsi Lampung

b. Tingkat inflasi di Provinsi Lampung

c. Upah minimum Provinsi Lampung

d. Tingkat pertumbuhan ekonomi di Provinsi Lampung

2. Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data yangbersumber dari BPS (Badan Pusar Statistik),

Dinas Tenaga Kerja Provinsi Lampung, serta berbagai sumber lain baik jurnal,

makalah, internet, dan karya ilmiah lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini.

B. Batasan Peubah Variabel

(60)

43

sebagai berikut :

1. Variabel Bebas (Independent Variabel)

Variabel bebas adalah suatu variabel yang variasinya mempengaruhi variabel lain. Dapat pula dikatakan bahwa variabel bebas adalah variabel yang pengaruhnya terhadap variabel lain ingin diketahui (Azwar, 2001). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebasantara lain :

a. inflasi

Dalam penelitian ini, variabel independen yang digunakan adalah inflasi. dimana inflasi merupakan kenaikan harga keseluruhan dan terjadi secara berkelanjutan serta mempengaruhi harga barang dan jasa yang lainnya (Boediono,1989).

b. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam

perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat (Sukirno, 1994).

c. Upah Minimum

Sumarsono (2003) mengemukakan bahwa upah minimum merupakan

sumber utama penghasilan seorang pekerja, sehingga upah harus cukup

memenuhi kebutuhan pekerja dan keluarganya dengan wajar. Batas

kewajaran tersebut dalam Kebijakan Upah Minimum di Indonesia dapat

dinilai dan diukur dengan kebutuhan hidup minimum (KHM) atau

(61)

2. Variabel Terikat/tergantung (Dependent Variabel)

Variabel tergantung adalah variabel penelitian yang diukur untuk mengetahui besarnya efek atau pengaruh variabel yang lain. Besarnya efek tersebut diamati dari ada tidaknya, timbul-hilangnya, membesar mengecilnya, atau berubahnya variasi yang tampak sebagai akibat perubahan pada variabel lain (Azwar,2001). Pengangguran dalam penelitian ini menggunakan pengertian pengangguran, yaitu orang-orang yang tidak bekerja karena mengharapkan pekerjaan yang lebih baik dan orang-orang yang mau

bekerja tetapi tidak memperoleh pekerjaan. Jumlah pengangguran merupakan jumlah pengangguran dibandingkan dengan jumlah angkatan kerja dalam satu periode.

A.Metode Analisa

Penelitian ini menggunakan alat analisis regresi berganda dengan metode Ordinary Least Square (OLS) yang dirumuskan sebagai berikut :

P = f (I,UMP,Y)

Keterangan :

P : Pengangguran (jiwa)

I : Inflasi (%)

UMP : Pertumbuhan Ekonomi (%)

Y : Upah Minimum Provinsi (Rp)

Dari fungsi tersebut di atas kemudian diderivasikan ke dalam model persamaan

(62)

45

dengan menggunakan eviews 4 dan ditranformasikan dalam bentuk logaritma

dengan formulasi sebagai berikut :

P = β0+ β1 I + β2UMP + β3Y + ε

Keterangan :

P : Pengangguran di Provinsi Lampung (jiwa)

I : Inflasi (%)

UMP : Pertumbuhan Ekonomi (%)

Y : Upah Minimum

β : koefesien regresi

ε : error term

Model Ordinary Least Square (OLS) diperkenalkan pertama kali oleh seorang ahli matematika dari Jerman, yaitu Carl Friedrich Gauss, metode OLS adalah metode untuk mengestimasi suatu garis regresi dengan jalan meminimalkan jumlah kuadrat kesalahan dari setiap observasi terhadap garis tersebut (Kuncoro, 2003).

Menurut Gujarati (1995),setiap estimator OLS harus memenuhi kriteria BLUE, yaitu :

1. Best adalah yang terbaik

2. Linier adalah kombinasi linier dari sampel jika ukuran sampel ditambah Maka hasil nilai estimasi akan mendekati parameter populasi yangsebenarnya. 3. Unbiased adalah rata-rata atau nilai harapan atau estimasi sesuai dengan

(63)

4. Efficient estimator adalah memiliki varians yang minimum diantara pemerkira lain yang tidak biasa untuk mengahasilkan keputusan BLUE (Best Linear

Unbiased Estimated), maka harus memenuhi diantaranya empat asumsi dasar

yang tidak boleh dilanggar oleh regresi linear berganda, yaitu :

a. Tidak boleh ada otokorelasi

b. Tidak boleh ada multikolonieritas

c. Data berdistribusi normal

Apabila salah satu dari empat asumsi dasar tersebut dilanggar, makan persamaan

regresi yang diperoleh tidak lagi bersifat BLUE (Best Linear Unbiased

Estimated).

B.Uji Asumsi Klasik

Gujarati (2003) mengemukakan beberapa asumsi klasik yang harus dipenuhi

untuk suatu hasil estimasi regresi linier agar hasil tersebut dapat dikatakan baik

dan efisien. Adapun asumsi klasik yang harus dipenuhi antara lain:

1. Model regresi adalah linier, yaitu linier di dalam parameter

2. Residual variabel pengganggu (µ) mempunyai nilai rata-rata npl (zero

mean value of disturbance µ)

3. Homokedastisitas atau varian dari µ adalah konstan

4. Tidak ada aotokorelasi antara variabel pengganggu (µ)

5. Kovarian antara µ dan variabel independen (X1) adalah nol

6. Jumlah data (observasi) harus lebih banyak dibandingkan dengan jumlah

parameter yang diestimasi.

7. Tidak ada multikoliniearitas

(64)

47

berdasarkan kondisi tersebut di dalam ilmu ekonometrika, agar sesuatu model

1. Uji Asumsi Normalitas

Uji normalitas residual metode OLS secara normal dapat dideteksi dari metode

yang dikembangkan oleh jarque-bera (J-B)/. Metode JB ini didasarkan pada

sampel besar yang diasumsikan bersifat asymptotic. Uji statistik dari JB ini

menggunakan perhitungan skewness dan kurtosis, adapun formula uji statistik JB

adalah sebagai berikut (gujarati: 148-149).

{ }

;Dimana, S adalah koefisien akewness dan K adalah koefisien. Lika suatu variabel

didistribusikan secara normal maka nilai koefisien S=0 dan K=#. Oleh karena itu,

jika residual terdistribusi secara normal makan diharapkan statistik JB akan sama

dengan nol.

2. Uji Autokorelasi

(65)

test. Test yang disebut juga dengan Breusch-Godfrey test sebagai penyempurnaan unit yang dibuat oleh Durbin yaitu htest untuk menguji serial korelasi.

1. Kriteria pengujiannya adalah :

H0 : Tidak ada masalah autokorelasi Ha : Ada masalah autokorelasi

- H0 ditolak dan Ha diterima jika Obs*R-square yang merupakan chi-square

(χ) hitung lebih besar dari nilai kritis chi-square (χ) pada derajat

kepercayaan tertentu (α), ini menunjukkan adanya masalah autokorelasi

pada model.

- H0 diterima dan Ha ditolak jika Obs*R-square yang merupakan chi-square

(χ) hitung lebih kecil dari nilai kritis chi-square (χ) pada derajat

kepercayaan tertentu (α), ini menunjukkan tidak adanya adanya masalah

autokorelasi pada model.

3. Uji Multikolinieritas

Uji asumsi multikolinieritas digunkan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar peubah bebas. Multikolinieritas adalah keadaan jika suatu variabel bebas berkorelasi dengan satu atau lebih variabel bebas lainnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan masalah multikolinieritas.Untuk mengetahui adanya multikolinieritas dapat dilihat dari nilai variance inflation factors (VIF). Apabila nilai VIF > 1 maka terjadi korelasi antar peubah bebas. Semakin besar nilai VIF menunjukkan bahwa masalah kolineritas semakin besar. Kritera untuk mengujiya adalah :

(66)

49

H0 diterima dan Ha ditolak, jika nilai VIF < 1 H0 diterima dan Ha ditolak, jika nilai VIF < 1

C.Pengujian Hipotesis 1. Uji Partial (Uji-t)

Pengujian hipotesis untuk setiap koefisien regresi dilakukan dengan uji-t pada tingkat kepercayaan 95 persen dan dengan derajat kebebasan df = n-k-1

1. Ho : β1 = 0 maka inflsi tidak berpengaruh terhadap jumlah

pengangguran di Provinsi Lampung

Ha : β1 > 0 maka inflasi berpengaruh positif terhadap jumlah

pengangguran di Provinsi Lampung

2. Ho : β2 = 0 maka upah minimum provinsi tidak berpengaruh

terhadap jumlah pengangguran di Provinsi Lampung

Ha : β2 < 0 maka upah minimum provinsi berpengaruh negatif

terhadap jumlah pengangguran di Provinsi Lampung

3. Ho : β3 = 0 maka pertumbuhan ekonomi tidak berpengaruh

terhadap jumlah pengangguran di Provinsi Lampung

Ha : β3 = 0 maka pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif

terhadap jumlah pengangguran di Provinsi Lampung

Apabila :

t hitung ≤ t tabel : Ho diterima dan Ha ditolak

(67)

Jika Ho ditolak, berarti peubah bebas yang diuji berpengaruh nyata terhadap peubah terikat.

2.Uji Keseluruhan (Uji-F)

Pengujian hipotesis dengan menggunakan indikator koefisien determinasi (R2) dilakukan dengan uji-F pada tingkat kepercayaan 95 persen dan derajat kebebasan df1 = k-1 dan df2 = n-k.

Apabila :

f hitung < f tabel : H0 diterima dan Ha ditolak f hitung > f tabel : H0 ditolak dan Ha diterima

(68)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan beberapa hal di bawah ini.

1. Variabel inflasi secara parsial berpengaruh positif terhadap jumlah pengangguran di Provinsi Lampung. Hal ini berarti bahwa peningkatan variabel inflasi akan meningkatkan jumlah pengangguran di Provinsi Lampung. Namun, dilihat dari probabilitasnya variabel inflasi belum secara signifikan mempengaruhi jumlah pengangguran di Provinsi Lampung.

2. Variabel Upah Minimum Provinsi secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pengangguran di Provinsi Lampung. Hal ini berarti bahwa peningkatan upah minimum provinsi akan menurunkan jumlah pengangguran di Provinsi Lampung.

3. Pertumbuhan ekonomi secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap jumlah pengangguran di Provinsi Lampung. Hal ini berarti bahwa peningkatan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Lampung akan

(69)

4. Secara bersama-sama variabel inflasi, upah minimum provinsi, dan pertumbuhan ekonomi berpengaruh signifikan terhadap jumlah pengangguran di Provinsi Lampung pada periode 2000-2013.

B. Saran

Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan yang telah diberikan, maka dapat diberikan beberapa saran, yaitu sebagai berikut :

1. Melihat besarnya pengaruh inflasi terhadap jumlah pengangguran di Provinsi Lampung, maka diharapkan pemerintah provinsi Lampung dapat menjaga kestabilan nilai inflasi. Dalam hal ini pemeritah harus melakukan pengawasan-pengawasan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi inflasi seperti tingkat harga, tingkat suku bunga, dan nilai tukar. Pemerintah harus membuat regulasi yang dapat menjaga kestabilan angka inflasi. Meskipun pengaruhnya tidak begitu signifikan terhadap jumlah pengangguran, namun jika nilai infasi tetap stabil, perekonomian akan semakin berjalan baik dan nantinya akan tercipta lapangan-lapangan pekerjaan yang mampu

mengurangi jumlah pengangguran.

(70)

65

Sehingga upah yang ditetapkan dirasa sesuai dengan tingkat kebutuhan, latar belakang pendidikan dan tanggung jawab para pekerja. Jika upah minimum provinsi yang ditetapkan dirasa sesuai, maka masyarakat akan termotivasi untuk bekerja dan selanjutnya akan mengurangi jumlah pengangguran di Provinsi Lampung.

(71)

DAFTAR PUSTAKA

Agustina Mustika. 2010. Analisis Tingkat Pengangguran Faktor-Faktor yang

Mempengaruhinya di Semarang. http://eprints.undip.ac.id/36405/1/DEWI.pdf Algofari, Farid. 2010. Analisis Tingkat Pengangguran di Indonesia. Semarang. Fakultas

Ekonomika dan Bisnis. Universitas Diponegoro. Skripsi.

Azwar, Saifudin. 2001” Metode penelitian”, Yogyakarta, Pustaka Pelajar Offset.

Badan Pusat Statistik (BPS), Lampung Dalam Angka 2012, BPS Lampung. Statistik Indonesia Tahun 2003-2012,Lampung.

Boediono.1985 ”Ekonomi Makro, Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi no.2”, Yogyakarta, BPFE,.cet ke -4.

Boediono,1989, Ekonomi Mikro, edisi kedua BPEE, Yogyakarta.

Boediono. 1992 ”Teori Pertumbuhan Ekonomi,Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No.4.Yogyakarta ,BPFE.

Boediono.2009 ” Indonesia Mau Kemana”, Jakarta, Kepustakaan Populer Gramedia, Juni.

Case, dan Fair. 2004. Prinsip-prinsip Ekonomi Makro. 7rded. Jakarta: PT INDEKS. Dornbusch,Rudiger.StanleyFischer. 1992 ”MakroEkonomi”,Jakarta,Erlangg. Fatmi Ratna Ningsih. 2010. Pengaruh Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap

Pengangguran di Indoesia. Periode tahun 1988-2008 Ekonomi Pembangunan Universitas Islam Negeri.

Gujarati,Damodar. 1995 ”EkonometrikaDasar”,Jakarta,Erlangga.

Gujarati,Damodar N. 2011. Dasar-Dasar Ekonometrika, Edisi Kelima. Jakarta: Salemba Empat

(72)

Kaufman, dan Julie Hotchkiss, 1999. “ The Economics Of Labor Market”, Fifth Edition. The Dryden Press.

Kuncoro, Mudrajad, 2003 Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta : Erlangga

Lipsey, Ragan, Courant. 1997 “Market, Pricing, and Efficiency”, Microeconomics

Mankiw, N. Gregory. 2000. Pengantar Ekonomi. Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga. Mankiw N Gregory. 2006 ”Pengantar

Gambar

Tabel
Tabel 1. Jumlah Pengangguran Provinsi Lampung Tahun 2000-2013
Tabel 2. Inflasi Regional Provinsi Lampung tahun  2000-2013
Tabel 3. Upah Minimum Provinsi Lampung tahun 2000-2013
+6

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahun 2013, arus kas dari aktiva operasi terdiri atas penerimaan kas dari pelanggan, pembayaran kas kepada pemasok, pembayaran untuk beban usaha,

Telah dikemukakan dalam riset bahwa moral kerja dapat mempertinggi produktivitas dalam kondisi tertentu, akan tetapi dalam kondisi yang lain ternyata tidak begitu

Dengan model pembelajaran inkuiri siswa dituntut untuk terlibat secara maksimal dalam proses kegiatan belajar mengajar, lebih terarah, logis dan sistematis pada

Hal yang dapat dilakukan oleh KWT Spora Bali dalam hal ini adalah membuat variasi harga yang lebih terjangkau masyarakat umum dengan menggunakan bahan - bahan yang

Tujuan dalam penelitian ini adalah : (1) untuk mendeskripsikan kemampuan guru merancang pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan metode demonstrasai yang dapat

Sedang hasil observasi guru IPKG 1 sebesar 2,7 dan IPKG 2 sebesar 2,85, ini membuktikan belum tercapainya persentase hasil belajar karena masih banyak siswa mendapat

Perbedaan peneliti dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dengan yang akan dilaksanakan, yaitu efektivitas pengunaan media pembelajaran pop-up book

( 1) PPN atas penyerahan Pulsa dan Kartu Perdana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf a dan huruf b, terutang pada saat pembayaran diterima, termasuk