• Tidak ada hasil yang ditemukan

TOKSISITAS DAN KEMAMPUAN ANESTETIK MINYAK CENGKEH (Sygnium aromaticum) TERHADAP BENIH IKAN RAINBOW (Glossolepis incisus)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TOKSISITAS DAN KEMAMPUAN ANESTETIK MINYAK CENGKEH (Sygnium aromaticum) TERHADAP BENIH IKAN RAINBOW (Glossolepis incisus)"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

TOKSISITAS DAN KEMAMPUAN ANESTETIK MINYAK CENGKEH (Sygnium aromaticum) TERHADAP

BENIH IKAN RAINBOW (Glossolepis incisus)

Oleh YAYU SASKIA

Penelitian mengenai toksisitas dan kemampuan anestetik minyak cengkeh adalah untuk menentukan toksisitas ( LC ) terhadap benih ikan rainbow, konsentrasi efektif ( EC ) terhadap benih ikan rainbow, juga waktu pingsan dan waktu pulih sadar setelah dianestetik menggunakan minyak cengkeh. Penelitian dilakukan pada bulan Juli-Agustus 2012 di BPPBIH Depok, Jawa Barat. Analisis data menggunakan metode analisis probit untuk mencari nilai LC -48 jam terhadap benih ikan rainbow. Sementara itu analisis model regresi linier digunakan untuk mencari waktu pingsan dan waktu pulih sadar benih ikan rainbow setelah dianestetik menggunakan minyak cengkeh. Hasil penelitian menunjukkan nilai LC adalah 0,273 ml/l dan EC adalah 0,157 ml/l. Perlakuan terbaik adalah minyak cengkeh pada konsentrasi 0,158 ml/l. Waktu yang diperlukan untuk memingsankan 50% benih adalah 45 menit dan waktu untuk memulihsadarkan 50% benih adalah 10 menit.

(2)

ABSTRACT

TOXICITY AND ANESTHETIC ABILITY OF CLOVES OIL (Sygnium aromaticum) TO RAINBOW FISH (Glossolepis incisus) SEED

By YAYU SASKIA

The research of cloves oil as anesthetic ability and toxicity was used to determine the lethal concentration ( LC ) of rainbow fish seed, effective concentration ( EC ) of rainbow fish seed, also time sedation and recovery time after anesthetic by cloves oil. The research was conducted in BPPBIH Depok, West Java July-August 2012. Data analysis using probit analysis was conducted to find LC -48 hour of rainbow fish seed. Whilst linear regression analysis model was conducted to seek time sedation and recovery time of rainbow fish seed after anesthetic with cloves oil. The results were showed that LC was 0,273 ml/l and EC was 0,157 ml/l. The best treatment was 0,158 ml/l of cloves oil concentration. The time required to anesthetize 50% of seeds was 45 minutes and time to conscious 50% of seeds was 10 minutes.

.

(3)

TOKSISITAS DAN KEMAMPUAN ANESTETIK MINYAK CENGKEH (Sygnium aromaticum) TERHADAP

BENIH IKAN RAINBOW (Glossolepis incisus)

Oleh YAYU SASKIA

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar SARJANA PERIKANAN

pada

Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

i MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Esti Harpeni, S.T., M.AppSc.

Sekretaris : Ir. Tutik Kadarini, M.Si.

Penguji

Bukan Pembimbng : Eko Efendi, S.T., M.Si.

2. Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S. NIP. 196108261987021001

(5)

K einginan boleh tak tercapai

K egagalan boleh ku alami

K esendirian boleh ku jalani

K ejatuhan boleh menimpaku

K epahitan boleh menyakitkan

K ekecewaan boleh ku rasakan

Tapi

Aku akan tetap Tegak B erdiri

Percaya dalam K esabaran dan K eikhlasan

Sampai pada waktunya

(6)

-RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tanjung Karang, Kota Bandar Lampung pada tanggal 02 Mei 1990 merupakan putri pertama dari lima bersaudara, pasangan Bapak Usman dan Ibu Kokom Komala.

Penulis menyelesaikan pendidikan pertama di Taman Kanak-Kanak Unila (TK Unila) Bandar Lampung pada tahun 1996, Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 3 RajaBasa Raya pada tahun 2002, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) di SLTP Negeri 19 Bandar Lampung pada tahun 2005, Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA PERINTIS I Bandar Lampung pada tahun 2008. Penulis kemudian melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi Universitas Lampung melalui jalur SMPTN, dan diterima pada program studi Budidaya Perairan angkatan ke-5 pada tahun 2008.

(7)

Penulis mengikuti kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dengan tema “Revitalisasi Pertanian dalam rangka Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat (Petani)” bertempat di Desa Harapan Jaya Kecamatan Simpang Pematang Kabupaten Mesuji pada bulan Juli-Agustus tahun 2011, kemudian penulis melaksanakan Praktik Umum selama 30 hari dengan judul “Pembenihan Ikan Rainbow (Melanotaenia boesemani)” di Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias (BPPBIH), Depok Jawa Barat pada bulan Januari-Februari 2012.

(8)

iii SANWACANA

Maha Suci Allah, Allah Maha Besar, dan Segala Puji Bagi Allah SWT, penulis panjatkan bersama rasa syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan kekuatan yang luar biasa sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik.

Alhamdulillah penulisan skripsi dengan judul “Toksisitas dan Kemampuan Anestetik Minyak Cengkeh (Sygnium aromaticum) Terhadap Benih Ikan Rainbow (Glossolepis insicus)” yang merupakan tugas akhir mahasiswa sebagai salah satu syarat untuk mendapat gelar Sarjana Perikanan (S.Pi) pada Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung telah berhasil terselesaikan dengan baik. Maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S., selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

2. Ibu Ir. Siti Hudaidah, M.Sc., selaku Ketua Program Studi Budidaya Perairan. 3. Ibu Esti Harpeni, S.T., M.AppSc., selaku Pembimbing Utama yang telah

memberikan ilmu, bimbingan, arahan serta motivasi.

4. Ibu Ir. Tutik Kadarini, M.Si., selaku Peneliti dan Pembimbing Pendamping, yang telah memberikan ilmu, bimbingan, arahan serta motivasi.

(9)

iv 6. Bapak Moh. Muhaemin, S.Pi., M.Si., selaku Pembimbing Akademik atas

saran dan bimbingan yang telah diberikan dalam bidang akademik.

7. Bapak Drs. I Wayan Subamia, M.Si., selaku Kepala Balai terima kasih atas izin dan kesempatan sehingga dapat melaksanakan penelitian ini.

8. Peneliti, Teknisi dan semua Staf Pegawai yang ada di BPPBIH Depok Jawa Barat yang telah memberikan bantuan, ilmu dan pengalaman yang berharga. 9. Kedua orang tua tercinta terima kasih untuk setiap doa dan pengorbanan

dalam mengiringi langkah hidupku.

10.Seluruh Keluarga Besar ku yang telah memberikan perhatian, motivasi serta kepercayaan untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

11.Bapak Sanusi selaku Teknisi Senior pada BPPBIH Depok dan Mas Dinar selaku Teknisi Biltik Ikan Rainbow, yang telah memberikan bantuan dan dukungan selama penelitian berlangsung.

12.Ibu Yusni dan Mas Dwi (Lab. Kualitas Air) BPPBIH yang telah memberikan bantuan dan dukungan selama penelitian berlangsung.

13.Mas Danio, Mba Wati, Mas Ade, Pak Asep, dan teman-teman PKL yang telah membantu dan memberikan dukungan selama penelitian berlangsung.

14.Frensisca Yuliani (Universitas Al-Azhar Indonesia), Joshua Jem Joreta (Universitas Negeri Jakarta), Annisa Dwi Utami, (Institut Pertanian Bogor) dan Maya Ulfah, S.Si. (Universitas Indonesia) terima kasih atas semua bantuan yang telah diberikan semoga Allah SWT membalasnya Amin.

(10)

v 16.Lili Ku (Lia S. Saftra, A.Md) dan Tata Ku (Meta Yuspita, S.Pd) sebagai

pendengar yang baik, atas semua nasehat, saran, bantuan serta kepercayaan, selalu ada disampingku dengan tulus, selalu memberikan inspirasi serta motivasi untukku mengenai arti persahabatan, persaudaraan dan keluarga. 17.Keluarga Besar SPADA XI I I PA.2 2008 untuk segala motivasi hingga saat ini. 18.Dahlia Mubarokah terima kasih untuk kebersamaan kita selama ini.

19.Nasyir dan Ajil ’10 untuk semua bantuan dan kerjasamanya.

20.Ikan-Ikan Rempong ’08 bebep Dugong (Dahlia Mubarokah), Selar (Okta Bakara), Betok (Nadisa Theresia Putri), Sepat (Eva Arnis), Piranha (Romaria Saragi Napitu), Buntal (Septi Yolanda), dan Cenang (Selpiana) untuk keceriaan, kebersamaan dan kenangan yang tak terlupakan, sayang kalian. 21.Keluarga Besar HIDRILA Budidaya Perairan 2004-2012 dan teman-teman

seperjuangan angkatan 2008 Budidaya Perairan untuk segala kenangan dan kebersamaan kita dari awal orientasi hingga menjadi wisudawan.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian. Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan namun penulis berharap dapat bermanfaat dan berguna bagi pembacanya.

Bandar Lampung, 13 Februari 2013 Penulis,

YAYU SASK I A

(11)
(12)
(13)

iv DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 1. Jumlah kematian (%) benih ikan rainbow selama penentuan ambang

konsentrasi minyak cengkeh ... 19 2. Jumlah kematian (%) benih ikan rainbow selama uji toksisitas

(14)

v DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Ikan rainbow (Glossolepis insicus) ... 7

2. Cengkeh & Minyak cengkeh (Sygnium aromaticum) ... 10

3. Pengukuran kadar eugenol masing-masing konsentrasi... 20

4. Persentase jumlah benih ikan rainbow yang pingsan ... 24

(15)

vi DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Analisis probit toksisitas (LC -48 jam) ... 36

2. Analisis probit EC ... 37

3. Tabel probit (Taffer Field dan Morris)... 38

4. Jumlah kumulatif benih ikan rainbow yang pingsan ... 39

5. Jumlah kumulatif benih ikan rainbow yang pulih sadar ... 40

6. Parameter kualitas air ... 41

7. Alat dan bahan penelitian ... 42

8. Foto Road Map Kegiatan penelitian ... 46

9. Hatchery Ikan rainbow & BPPBIH Depok ... 49

(16)

30 DAFTAR PUSTAKA

Andriyanto, Sutisna, A., dan Manalu, W. 2009. Potensi Penggunaan Acepromazine sebagai Sediaan Transquilizier pada Transportasi Ikan Patin. Jurnal Berkala Perikanan. 38(1): 8-11.

Ahmad, T. 1992. Pengelolaan Mutu Air untuk Budidaya Ikan. Balai Penelitian Perikanan Budidaya Pantai. Departemen Pertanian. Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta.

Amri, K., dan Khairuman, A. 2003. Budidaya Ikan Nila Secara Intensif. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Atamanalp, M., dan Ucar, A. 2010. The Effects of Natural (Cloves Oil) and Synthetical (2-phenoxyethanol) Anesthesia Subtances on Hematology Parameters of Rainbow Trout (Onchorynchus mykiss) and Brown Trout (Salmo trutte fario). Journal of Animal and Veterinary Advance.

9(14): 1925-1933.

Allen, G.R. 1991. Field guide tofreshwaterfishes of New Guinea. Christensen Research Institute, Madang. 268p.

Allen, G.R., dan Cross., N.J. 1994. Rainbowfishes of Australia and Papua New Guinea. T.F.H, Publication Inc.USA. 143p.

Allen, GR. 1995. Rainboryfishes in natttre ancl in the ut1 tuu'iurn. T eta-Verlag. Teta Weerke Dr.rer.nat. L,lrjchBaensch GmbH. Heneirteich Gemany. 78p.

Albani, R. I. 2008. Teknik Anestesi lkan Menggunakan Arus Listrik. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.Institut Pertanian Bogor . Jurnal Penelitian. (68):13-8.

(17)

31 Bustaman, S. 2011. Potensi Pengembangan Minyak Daun Cengkih sebagai Komoditas Ekspor Maluku. Balai besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Bogor. Jurnal Litbang Pertanian.(8): 132-133.

Boyd, C.E. 1982. Water Quality Manajement for Pond Fish Culture. Elsevier Scientiefic Publishing Company. New York. 318p.

Boyd, C.E. 1990. Water Quality In Pond for Aquaculture. Birmigham Publishing Company. Birmingham Alabama. 482p.

Coyle, S. D., Robert, M., Durborow, dan James, H.T. 2004. Anesthetics in Aquaculture. Kentucky State University Aquaculture Research Center. Journal Southren Regional Aquaculture Center (SRAC) Publication No. 3900.

Cooke, J.S., Cory, D.S., Kenneth, G., Ostranda, B.L., Tubsh, D.H., dan Wahl, S.J. 2004. Behavioral and Physiological Assessment of Low Consentrations of Clove Oil Anaesthetic for Handling dan Transporting Largemouth Bass (Micropterus salmoides). Journal Aquaculture.

(1): 509-529.

Darti, S. 2001. Kualitas Air Untuk Ikan Hias Populer. Penebar Swadaya. Jakarta.

Fauziah, N. R. 2006. Pemingsanan Ikan Mas (Cyprinus carpio) dengan Mengunakan Ekstrak Tembakau, Ekstrak Mengkudu, Ekstrak Cengkeh. Institut Pertanian Bogor. Jurnal Penelitian.. (9): 2-3.

Gustiano, R., Suryanti, Y., dan Kusrini, E. 2007. Perbaikan Kualitas dan Pengembangan Ikan Hias.Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar.Bogor. Jurnal Penelitian. 1(2): 4-6.

Hart, H. 1990. Kimia Organik. Erlangga. Jakarta

Hubert, J.J. 1979. Biossay. Department of Mathematic and Stastitic, Kendall Hunt Publishin. Toronto, Canada.

(18)

32 Imanto, P. 2008. Beberapa Teknik Transportasi Ikan Laut Hidup dan Fasilitasnya pada Perdagangan Ikan Laut di Belitung. Jurnal Media Akuakultur. 2 (1): 8-9.

Imanpoor, R. M., Begheri, T., dan Hedayati, S.A.A. 2010. The Anesthetic Effect of Cloves Essense in Persian Sturgeon Asipenser persicus. World Journal of Fish and Marine Science. 2(1): 29-36.

IT IS (Integrated Taxonomic Information System). 2012. Dikutip pada tanggal 29 November 2012.

http://www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?search_topic=TSN&se arch_value=688844

Kusrini, E. 2010. Pengaruh pH Terhadap Perkembangan Gonad Ikan Rainbow

Sawiat (Melanotaenia, sp.). Balai Riset Budidaya Ikan Hias Air Tawar. Depok. Jawa Barat. Jurnal Penelitian. (5):1.

Karnila, R.E. 2001. Pengaruh Waktu dan Suhu Pembiusan Bertahap Terhadap Ketahanan Hidup Ikan Jambal Siam (Pangasius sutchi) dalam Transportasi Sistem Kering. Jurnal Natur Indonesia. FPIK. Riau.

3(2): 151-167

Laitupa, F. 2006. Pemanfaatan eugenol dari minyak cengkeh untuk mangatasi ranciditas pada minyak kelapa. Jurusan Teknik Kimia. Fakultas Teknik. Jurnal Penelitian. Universitas Diponegoro. (10): 2-5.

Lesmana, DS., dan Dermawan. 2001. Budidaya Ikan Hias Air Tawar Populer. Penebar Swadaya. Jakarta.

Ma’mun. 2008. Pemurnian Minyak Nilam dan Minyak Daun Cengkeh secara Kompleksometri. Jurnal Penelitian Tanaman Industri. 14(1): 36-42.

Munday, P.L., dan Wilson, S.K. 1997. Comparative efficacy of clove oils and other chemicals in anaesthetization of Pomacentius amboinensis, a coral reef fish. Journal Fish Biology. (51) 931-938.

Nasution, S.N. 2000. Ikan Hias Air Tawar Rainbow. Penebar Swadaya. Jakarta.

(19)

33 Nurhasanah, 2001. Pemisahan Eugenol Dari Minyak Cengkeh Dengan Cara Distilasi Fraksinasi. Jurnal Teknologi Industri Pangan. Universitas Padjajaran. Bandung.

Rahmawaty, H. 2006. Pengaruh Pemberian Minyak Cengkeh (Eugenia aromatica) sebagai Bahan Pembius Terhadap Lama Waktu Pingsan Bemih Ikan Gurame (Osphronomus gouramy) selama Proses Pengangkutan. Thesis. Universitas Muhamadiyah Malang.

Rumondang, B. 2004. Reaksi Asetilasi Eugenol dan Oksidasi Metil Iso Eugenol. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. USU . Journal Digital Library.. 1(2): 5-8.

Said, D.S., dan Farizi, H. 1999. Kemampuan Pemijahan Ikan Pelangi Irian (Famili Melanotaeniidae) Pada Uji Coba Hibridisasi. Jurnal Penelitian Pusat Penelitian dan Pengembangan Limnologi. L I P L Cibinong Bogor : 451-466.

Said, D.S., dan Hidayat. 2005. Kekerabatan Beberapa Spesies Ikan Pelangi Irian (famili melanotaeniidae) Berdasarkan Karyotipe. Fakultas Perikanan dan Kelautan. Jurnal lktiologi lndonesia. 5(1): 1-7.

Said, D.S., Odang, C., dan Abinawanto. 2003. Studi Kromosom Ikan Pelangi (Melanotaenia lucustris). Fakultas Perikanan dan Kelautan. Jurnal lktiologi lndonesia. 3(2): 1-2.

Soemirat, J. 2003. Toksikologi Lingkungan. Universitas Gajah Mada Press.Yogyakakarta.

Suparno, J. B. 1994. Pengaruh Suhu dan Waktu Pembiusan Pendinginan Bertahap Terhadap Ketahanan Hidup Udang Windu Tambak (Penaus monodon) dalam Transportasi Sistem Kering. Jurnal Penelitian Pasca Panen Perikanan. (79): 73-78.

Supriyono, E., Budiyanti, dan Budiardi. 2010. Respon Fisiologi Benih Kerapu Macan Ephinephelus fuscoghutotus Terhadap Penggunaan Minyak Sereh dalam Transportasi Tertutup dengan Kepadatan Tinggi. Jurnal Ilmu Kelautan. (15)2: 103-112.

(20)

34 Tahe, S. 2008. Penggunaan Phenoxyethanol Suhu Dingin dan Kombinasi Suhu Dingin dan Phenoxyethanol dalam Pembiusan Bandeng Umpan. Jurnal Media Akuakultur. (3)2: 7-9.

Wattimena, Y.R., Widianto, M.B., dan Sukandar, E.Y. 1986. Pengantar Toksikologi Umum. Universitas Gajah Mada Press. Yogyakarta.

(21)

i Judul Skripsi : TOKSISITAS DAN KEMAMPUAN

ANESTETIK MINYAK CENGKEH (Sygnium aromaticum) TERHADAP BENIH RAINBOW (Glossolepis incisus) Nama Mahasiswa : Yayu Saskia

Nomor Pokok Mahasiswa : 0814111065

Jurusan / Program Studi : Budidaya Perairan / Perikanan

Fakultas : Pertanian

MENYETUJUI, 1. Komisi Pembimbing

Esti Harpeni, S.T., M.AppSc. Ir. Tutik Kadarini, M.Si. NIP. 197911182002122001 NIP.196012021986032001

2. Ketua Program Studi Budidaya Perairan

(22)
(23)

1 I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perairan Indonesia merupakan sumber perikanan budidaya yang berkembang pesat saat ini. Dari perikanan budidaya, komoditas ikan merupakan salah satu komoditas budidaya yang penting (Lesmana dan Dermawan, 2001). Ikan hias air tawar tidak hanya diminati oleh pasar lokal, tetapi juga telah memasuki pasar ekspor. Ekspor ikan hias Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan sebesar 20% (Said, 2003). Indonesia sebagai negara pengekspor ikan hias nomor dua di dunia setelah negara Singapura dan telah memiliki omset sebanyak 50 juta dolar AS per tahun (Bachtiar, 2004). Ekspor ikan hias Indonesia tersebut salah satuya adalah ikan rainbow (Glossolepis incisus) (Kusrini, 2010). Ikan rainbow terutama ikan rainbow jantan adalah salah

satu ikan hias yang memiliki daya tarik tinggi di kalangan pecinta dan pengusaha ikan karena ikan ini memiliki warna yang menarik (Nasution, 2000).

(24)

2 Anestetik digunakan selama pengangkutan untuk mencegah luka fisik dan mengurangi laju metabolisme tubuh serta mengurangi pergerakan benih ikan sehingga lebih mudah dalam penanganannya (Coyle et al., 2004).

Bahan anestetik dapat berupa bahan kimia sintetik atau bahan alami (Fauziah, 2009). Bahan kimia yang biasa digunakan dalam anestetik diantaranya MS-222, benzocaine, metomidate, phenoxy ethanol, quinaldine, chinaldine

(Coyle et al., 2004). Bahan kimia seperti MS-222, benzocaine, metomidate, phenoxy ethanol, quinaldine, chinaldine merupakan cairan toksik. Penggunaan

(25)

3

3. menentukan waktu pingsan benih ikan rainbow setelah dianestetik menggunakan minyak cengkeh pada konsentrasi efektif.

4. menentukan waktu pulih sadar benih ikan rainbow setelah dianestetik menggunakan minyak cengkeh pada konsentrasi efektif.

C. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pembudidaya ikan hias mengenai toksisitas dan kemampuan anestetik minyak cengkeh yang efektif untuk anestetik benih ikan rainbow.

D. Kerangka Pemikiran

Ikan rainbow memiliki nilai ekonomis penting bagi pendapatan devisa negara. Hal ini dapat dibuktikan oleh penjualan ikan hias komoditas ekspor yang meningkat setiap tahunnya sebesar 20% (Said, 2003). Harga benih ikan rainbow

mencapai Rp. 13.000/ekor untuk benih ikan rainbow jantan sedangkan benih ikan

rainbow betina Rp. 10.000/ekor. Warna mencolok pada ikan rainbow jantan, merupakan daya tarik bagi pecinta dan pengusaha ikan hias (Nasution, 2000).

(26)

4 Salah satu kendala yang dihadapi adalah kurang tersedianya jumlah benih di pasaran (Gustiano et al., 2007). Jumlah benih yang dipasarkan belum mendapatkan penanganan yang efektif karena diangkut dalam keadaan sadar, untuk itu perlu penganganan benih ikan dalam kondisi pingsan, salah satunya dengan cara anesetik. Anestetik yaitu pembiusan agar organ tubuh tidak merasa sakit (Coyle et al., 2004)

Bahan anestetik yang sering digunakan adalah larutan kimia MS-222, benzocaine, metomidate, phenoxy ethanol, dan quinaldine (Cooke et al., 2004).

Namun pemakaiannya dalam jangka waktu yang panjang, akan berakibat buruk pada kondisi benih ikan. Akibat dari penggunaan larutan kimia tersebut adalah detak jantung dan sistem pernafasan pada benih ikan menurun (Karnila, 2001). Sehingga benih ikan sulit berenang karena kekurangan oksigen dan mengalami kematian (Imanto, 2008)

(27)
(28)

6 II. TINJAUAN PUSTAKA

A.Biologi Ikan Rainbow 1. Klasifikasi dan Morfologi

Klasifikasi ikan rainbow (ITIS, 2012) adalah :

Kingdom : Animalia Filum : Chordata Subfilum : Vertebrata Superkelas : Osteichthyes Kelas : Actinopterygii Subkelas : Neopterygii Infrakelas : Teleostei Superordo : Acanthopterygii Ordo : Atheriniformes Subordo : Atherinoidei Famili : Melanotaeniidae Genus : Glossolepis

(29)

7 Gambar 1. Ikan rainbow jantan (a) dan betina (b)

Panjang maksimal ikan jantan mencapai 12 cm (Allen, 1994). Individu jantan berukuran relatif besar, memipih, dan berwarna merah menyala di sekujur tubuhnya. Warna tersebut sangat nyata sehingga terlihat sangat atraktif

(Said et al., 2003). Individu betina berwarna kuning kecoklatan, bentuk tubuh memanjang, dan ukuran relatif kecil (Said et al., 2005). Tubuh betina dan jantan dapat dibedakan berdasarkan ukurannya. Biasanya jantan mempunyai tubuh lebih besar dari betina dan agak melebar (Said dan Farizi, 1999).

2. Habitat

Ikan rainbow tergolong dalam Famili Melanotaenidae yang terdistribusi di, Papua Nugini, dan Australia dengan habitat kebanyakan air bersih pada ketinggian di bawah 1500 meter, baik di sungai, danau, dan rawa (Said dan Hidayat, 2005). Ikan rainbow bersifat endemik di Danau Sentani, Irian Jaya (Allen,1995) Ikan ini aktif pada siang hari (diurnal) untuk mencari makan dan beraktifitas (Allen, 1994)

3. Pakan

Ikan rainbow tergolong ikan pemakan segala (omnivora) sehingga bisa mengkonsumsi pakan berupa hewan atau tumbuhan (Said dan Hidayat, 2005).

(30)

8 Pada benih, pakan yang disukainya adalah zooplankton, seperti Rotifera dan Moina sp. (Said dan Farizi, 1999). Ikan rainbow aktif mencari makan pada siang

hari (diurnal) (Allen, 1994). Pada malam hari, ikan rainbow lebih banyak beristirahat (Amri dan Khairuman, 2003). Ikan rainbow juga merupakan ikan pelagis yaitu ikan yang mencari makanan di permukaan air. Umumnya, ikan jenis ini menghabiskan waktunya lebih lama berada di lapisan atas perairan (Nasution, 2000).

4. Kualitas Air

(31)

9 B.Anestetik

Anestetik adalah suatu kondisi dimana tubuh, atau bagian tubuh kehilangan kemampuan untuk merasa. Anestetik yang terjadi pada sistem saraf pusat menyebabkan organisme tidak sadar atau pingsan (Albani, 2008). Beberapa tipe anestetik pada ikan yaitu, anestetik total adalah hilangnya kesadaran total; anestetik regional adalah hilangnya rasa pada bagian yang lebih luas dari tubuh oleh blokade selektif pada jaringan spinal atau saraf yang berhubungan dengannya; dan anestetik lokal adalah salah satu jenis anestetik yang hanya melumpuhkan sebagian tubuh ikan dan tanpa menyebabkan ikan kehilangan kesadaran (Coyle et al., 2004). Anestetik sering digunakan dalam penandaan ikan (fish marking), pemberian label pada ikan (fish clipping or fishing tagging), pemijahan ikan dengan pengurutan (stripping) dan dalam proses transportasi (Karnila, 2001).

C.Minyak Cengkeh

Klasifikasi tanaman cengkeh menurut Laitupa, (2006) adalah : Kingdom : Plantae

Filum : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Myrtales Famili : Myrtaceae Genus : Syzygium

(32)

10

Gambar 2. Cengkeh (a) Minyak Cengkeh (b) (http://www.google.co.id/search-minyakcengkeh)

Cengkeh merupakan tanaman rempah asli Maluku Utara/Kepulauan Maluku (Ma’mun, 2008). Cengkeh telah diperdagangkan serta dibudidayakan secara

turun-temurun dalam bentuk perkebunan rakyat. Penyebaran tanaman cengkeh

keluar Kepulauan Maluku dimulai sejak 1769, sedangkan ke wilayah Indonesia

lainnya dimulai pada 1870 (Bustaman, 2011). Minyak cengkeh merupakan salah satu minyak atsiri yang permintaannya cukup tinggi di pasar internasional.

Minyak cengkeh di Indonesia adalah produk alami yang tidak mahal dan dapat diperoleh dengan mudah di Asia Tenggara. Minyak cengkeh di Indonesia secara tradisional diproduksi melalui proses distilasi tangkai bunga, daun-daun, dan bunga pohon cengkeh (Nurhasanah, 2001).

Minyak cengkeh berasal dari tanaman cengkeh yang mempunyai sifat khas karena semua bagian pohonnya yaitu akar, batang dan bunga mengandung minyak. Penggunaannya dilakukan dalam penangkapan ikan hias dari tempat asalnya maupun selama proses penanganan, pemulihan dan transportasi sebagai alternatif pengganti larutan kimia (Tahe, 2006). Minyak cengkeh mempunyai komponen eugenol dalam jumlah besar (70-80%) yang mempunyai sifat sebagai

(33)

11 stimulan, anestetik lokal, karminatif, antiemetik, antiseptik dan antispasmodik (Nurdjannah, 2004). Eugenol disebut juga 2 methoxy-4-(2-prophenil) phenol; 4-alyl-2-methoxyphenol; asam eugenik : dengan rumus molekul C H O dan berat molekul 164,20 (Rumondang, 2004). Eugenol terdiri dari atom C=73,14%; H=7,3% dan O=19,49% (Nurhasanah, 2001). Eugenol mempunyai beberapa sifat diantaranya tidak berwarna atau berwarna sedikit kekuningan; berbentuk cairan dengan titik didih 255ºC dan titik lebur 9,2ºC sampai -9,1°C mulai mengeras dan berwarna gelap jika selama penyimpanan berhubungan dengan udara, mempunyai rasa pedas dan panas serta berbau cengkeh; serta mudah menguap dan sedikit larut dalam alkohol, eter dan minyak (Nurdjannah, 2004).

D. Toksisitas

(34)

12 III. METODE PENELITIAN

A.Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2012, di Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Depok Jawa Barat.

B.Alat dan Bahan (1). Alat Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain wadah pemeliharaan akuarium ukuran 38x35x36 cm³, toples plastik, mikropipet, stopwatch, timbangan digital, termometer, pH meter, DO meter, milimeter blok, toples kaca, centong plastik, aerasi, blower, baskom plastik, gelas ukur, kertas label, lampu senter, alat sipon serta alat tulis.

(2). Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Ikan Uji

Ikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih ikan rainbow dengan ukuran 2-3 cm dan bobot ± 2,5-3 gr sebanyak 500 ekor.

b. Media Uji

(35)

13 c. Wadah Uji

Wadah yang digunakan dalam penelitian ini adalah toples kaca yang berkapasitas dua liter air.

d. Bahan Uji

Bahan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah minyak cengkeh yang didapatkan dari Toko Kimia Farma Bogor, Jawa Barat.

C.Prosedur Penelitian C.1 Tahap Persiapan a. Persiapan Akuarium

Akuarium untuk aklimatisasi benih ikan berukuran 38x35x36 cm³. Akuarium didesinfeksi menggunakan kaporit, dengan dosis 10 ppm. Kaporit digunakan dengan cara disiram ke dalam akuarium secara merata, kemudian dilap setiap dinding-dinding dalam akuarium. Teknik desinfeksi bertujuan agar mikroorganisme yang terdapat dalam akuarium hilang atau mati. Setelah desinfeksi selesai, akuarium dijemur dibawah matahari dengan tujuan pengeringan. Setelah kering, akuarium diisi dengan air dan diaerasi untuk menyuplai oksigen selama 24 jam, agar sisa kaporit hilang. Kemudian air dibuang dan akuarium dikeringkan kembali. Setelah akuarium kering, akuarium diisi dengan air setinggi 25 cm untuk kegiatan aklimatisasi benih ikan rainbow.

b.Aklimatisasi Benih

(36)

14 berupa pakan alami yaitu Moina sp dan pakan buatan berupa pelet terapung sebanyak dua kali sehari yaitu pagi dan sore secara ad libitum. Sebelum digunakan untuk perlakuan benih ikan dipuasakan terlebih dahulu selama 48 jam.

c. Persiapan Wadah Uji

Wadah uji berupa toples kaca dengan tinggi 30 cm, kemudian diisi air dengan volume air sebanyak 4.620 cm³. Toples kemudian diberi aerasi dengan tujuan untuk menyuplai oksigen selama 48 jam sebelum digunakan untuk perlakuan.

C.2 Tahap Pelaksanaan

a.Penentuan Ambang Konsentrasi Minyak Cengkeh

(37)

15 b.Pengukuran Kadar Eugenol Minyak Cengkeh

Kandungan eugenol akan di ukur setelah didapatkan konsentrasi ambang atas dan ambang bawah. Pengukuran kandungan eugenol dilakukan dengan metode penyabunan (Ma’mun, 2008). Metode penyabunan dilakukan dengan masing-masing konsentrasi minyak cengkeh yang telah ditentukan dimasukkan kedalam labu Cassia kemudian ditambahkan ± 35 ml NaOH 1 N, dikocok setelah itu dipanaskan dalam penangas air selama limabelas menit sampai terbaca pada skala, lalu larutan dibiarkan selama satu hari untuk dibaca volume terpennya.

c. Penentuan Toksisitas Minyak Cengkeh

Uji toksisitas dilakukan dengan menggunakan lima konsentrasi minyak cengkeh yang telah didapatkan pada selang ambang batas dan ambang bawah dengan menggunakan persamaan (1) dan (2) menurut (Hubert, 1979) yaitu : Log N/n = k (log a/n) ………. (1)

a = konsentrasi terkecil dalam deretan konsentrasi yang diperlukan

(38)

16 jam ke-0, 24 dan 48. Toksisitas minyak cengkeh dinyatakan dengan Lethal Concentration (LC ) yaitu konsentrasi minyak cengkeh yang mematikan 50% benih ikan rainbow selama waktu dedah tertentu.

d. Penentuan Kemampuan Anestetik Minyak Cengkeh

Penentuan kemampuan anestetik minyak cengkeh dinyatakan dalam Effective Concentration (EC ), yaitu dimana konsentrasi yang memingsankan 50% benih ikan dalam waktu dedah tertentu. Kemampuan anestetik akan dilakukan dengan menggunakan lima selang konsentrasi yang digunakan pada uji toksisitas. Benih ikan pada tiap konsentrasi yang diamati berjumlah sepuluh ekor dalam dua liter air dan masing-masing perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Pada saat pengamatan berlangsung jumlah benih ikan rainbow yang pingsan dan yang sadar kembali pada setiap perlakuan dicatat pada menit ke-5, 10, 15, 20, 25, 30, 35, 40, 45, 50, 55, dan 60. Benih ikan rainbow yang pingsan dapat dilihat pada kondisi benih yang tidak mengalami pergerakan dan apabila disentuh tidak bereaksi, kemudian benih ikan dipindahkan ke wadah yang berisi air bersih agar dapat diketahui waktu yang diperlukan benih ikan untuk sadar kembali. Waktu pulih sadar akan diamati melalui tingkah laku benih ikan yaitu kembalinya keseimbangan benih ikan serta pergerakannya yang normal.

e. Parameter Kualitas Air

(39)

17 D. Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil pengamatan akan dianalisis dengan tahapan: 1. Penetapan ambang atas dan ambang bawah dengan deret konsentrasi ( )

0; 0,01; 0,1; 1; 10; 100 ml/l.

2. Persamaan (1) dan (2) untuk mencari nilai interval logaritma konsentrasi minyak cengkeh menurut Hubert (1979) :

Log N/n = k (log a/n) ………. (1) a/n = b/a = c/b = d/c = e/d = N/e……….… (2)

(40)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan:

1. Pada uji toksisitas minyak cengkeh didapatkan nilai Lethal Concentration (LC )-48 jam sebesar 0,273 ml/l.

2. Pada proses kemampuan anestetik minyak cengkeh didapatkan nilai Effective Concentration (EC ) sebesar 0,157 ml/l.

3. Waktu yang diperlukan untuk memingsankan 50% benih ikan rainbow adalah 45 menit pada konsentrasi efektif.

4. Waktu yang diperlukan untuk memulihsadarkan 50% benih ikan rainbow adalah 10 menit pada konsentrasi efektif.

B. Saran

Gambar

Gambar 1. Ikan rainbow jantan (a) dan betina (b)
Gambar 2. Cengkeh  (a)  Minyak Cengkeh (b) (http://www.google.co.id/search-minyakcengkeh)

Referensi

Dokumen terkait

Tahap ini oleh Brunner dinamakan juga proses seleksi melalui pintu gerbang ( selective geating process ). Pada tahapan konfirmasi perempuan pelaku perkawinan siri

Pada pernyataan ke empat, “ Jumlah pekerjaan yang diberikan dapat saya selesaikan sesuai dengan prosedur standart kerja ” , mayoritas responden sebanyak 38 orang

Dalam penelitian ini model prakriraan debit masa depan yang digunakan adalah model diskrit Markov serta model korelasi spasial hujan dan debit (model kontinu),

M30 V69 dan F30V69 adalah galur murni tropis yang dikembangkan oleh Pioneer Hi-Bred Philippines, Inc... M30P77 adalah galur murni tropis yang dikembangkan oleh

Skor rata-rata keseluruhan dari sisi keadilan yaitu 2,29 yang termasuk dalam kategori tidak setuju, maka wajib pajak menilai bahwa keadilan dalam pemungutan pajak

Berdasarkan riset yang telah dilakukan, peneliti menemukan pemaknaan persepsi anak terhadap orangtua yang keduanya bekerja menghasilkan: (1) pemaknaan secara kognisi

Air limbah domestik yang telah digunakan oleh masyarakat yang mengandung tambahan mineral organik maupun anorganik yang berasal dari air bekas memasak, mandi,

Berdasarkan gambar 2 dari data hasil kusiner pada pasien malaria di Rumah Sakit Islam (RSI) UNISMA Malang tahun 2016-2017diketahui pada parameter usia, kasus malaria pertama