• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI MENGENAI FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KARIER SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK DAN NON AKUNTAN PUBLIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI MENGENAI FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KARIER SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK DAN NON AKUNTAN PUBLIK"

Copied!
193
0
0

Teks penuh

(1)

i

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI MENGENAI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PEMILIHAN KARIER SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK

DAN NON AKUNTAN PUBLIK

(Survei pada Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta

di Kota Semarang)

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang

Oleh Yayuk Irfanah NIM 7101407044

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

(2)

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi pada :

Hari : Tanggal :

Disahkan oleh :

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Drs. Kusmuriyanto, M.Si. Amir Mahmud, S.Pd., M.Si.

NIP. 196005241984031001 NIP. 197212151998021001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi

(3)

iii

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada :

Hari : Tanggal :

Penguji

Dr. Partono Thomas, M.S. NIP. 195212191982031002

Anggota I Anggota II

Drs. Kusmuriyanto, M.Si. Amir Mahmud, S.Pd., M.Si.

NIP. 196005241984031001 NIP. 197212151998021001

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ekonomi

(4)

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila di kemudian hari terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Semarang, Juli 2011

(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

 Sesuatu yang belum dikerjakan seringkali tampak mustahil, kita baru yakin jika kita berhasil melakukannya dengan baik (Evelyn Underhill)

 Musuh yang paling berbahaya diatas dunia ini adalah penakut dan bimbang, teman yang paling setia hanyalah keberanian dan keyakinan (Andrew Jackson)  Hanya kepada Engkau-lah kami menyembah dan hanya kepada Engkau-lah

kami memohon pertolongan (Q.S Al Fatihah: 5)

Persembahan

Kupersembahkan skripsi ini untuk :

Ayah, ibu dan keluarga tercinta atas doa dan segalanya

Adikku Agung Pranata yang kusayangi Mas Bondan Sanggara atas semua bantuan dan dukungannya

Teman-temanku Mamah, ida, galuh, meka, Sahabat-sahabatku di Wisma Vanda

(6)

vi

PRAKATA

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan atas ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga skripsi dengan judul "Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Karier sebagai Akuntan Publik dan Non Akuntan Publik (Survei pada Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta di Kota Semarang) dapat terselesaikan dengan baik.

Skripsi ini disusun untuk menyelesaikan studi strata 1 (satu) guna meraih gelar Sarjana Pendidikan. Berkat bantuan dan dukungan berbagai pihak, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Soedijono Sastroatmodjo, M.Si., Rektor Universitas Negeri Semarang 2. Drs. S. Martono, M.Si., Dekan Fakultas Ekonomi.

3. Dra. Nanik Suryani, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi.

4. Drs. Kusmuriyanto, M.Si., Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan saran dengan tulus.

5. Amir Mahmud, S.Pd., M.Si., Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan arahan dengan tulus.

6. Bapak dan Ibu Dosen jurusan Pendidikan Ekonomi dan Akuntansi Fakultas Ekonomi UNNES yang telah memberikan bekal ilmu dan pengetahuan kepada penulis.

(7)

vii

8. Dr. Hj. Indri Kartika, M.Si., Ak., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Islam Sultan Agung yang telah memberikan ijin dan membantu dalam penelitian ini. 9. Drs. Theodorus Sudimin, M.S., wakil dekan 1 (satu) Fakultas Ekonomi

UNIKA Soegijapranata yang telah memberi ijin dan membantu dalam penelitian ini.

10. Ira Septriana, S.E., M.Si., sekretaris jurusan Akuntansi Universitas Dian Nuswantoro yang telah memberi ijin dan membantu dalam penelitian ini. 11. Mahasiswa dan mahasiswi semester 8 (delapan) jurusan Akuntansi di

Universitas Negeri Semarang, Universitas Islam Sultan Agung, UNIKA Soegijapranata dan Universitas Dian Nuswantoro yang telah membantu dalam pengumpulan data.

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan moral maupun materi dalam penyusunan skripsi ini.

Dengan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, penulis menyadari skripsi ini jauh dari sempurna. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para peneliti selanjutnya.

Semarang, Juni 2011

(8)

viii

SARI

Yayuk Irfanah. 2011. “Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Karier sebagai Akuntan Publik dan Non Akuntan Publik (Survei pada Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta di Kota Semarang)”. Sarjana Pendidikan Ekonomi Akuntansi Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I. Drs. Kusmuriyanto, M.Si. II. Amir Mahmud, S.Pd., M.Si.

Kata kunci: Pemilihan Karier, Gaji, Pelatihan Profesional, Pengakuan Profesional, Nilai-nilai Sosial, Lingkungan Kerja, Pertimbangan Pasar Kerja, dan Nilai Intrinsik Pekerjaan.

Pemilihan karier mahasiswa akuntansi pada profesi akuntansi terdiri atas akuntan publik dan non akuntan publik. Terdapat beberapa pilihan karier bagi mahasiswa akuntansi, akan tetapi kenyataannya sebagian besar mahasiswa terutama pada tahun terakhir masih merasa kebingungan dalam memilih karier yang nantinya akan dijalani. Mereka belum melakukan perencanaan karier secara jelas, karena senantiasa dihinggapi kekhawatiran terhadap ketidakpastian di masa yang akan datang. Setiap mahasiswa mempunyai pilihan karier yang berbeda satu sama lain tergantung pada faktor-faktor yang melatarbelakanginya. Oleh karena itu, persepsi antara mahasiswa mengenai faktor yang mempengaruhi pemilihan karier juga akan berbeda. Dalam penelitian ini, persepsi mahasiswa mengenai faktor yang mempengaruhi pemilihan karier akan diukur dengan variabel gaji atau penghargaan finansial, pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja dan nilai intrinsik pekerjaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi yang memilih karier sebagai akuntan publik dan non akuntan publik ditinjau dari faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemilihan karier.

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi S1 pada perguruan tinggi negeri dan swasta di kota Semarang. Teknik pengambilan sampelnya menggunakan proporsional random sampling. Sampel pada penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi semester delapan pada perguruan tinggi negeri dan swasta yang terpilih, yaitu Universitas Negeri Semarang, Universitas Diponegoro, Universitas Islam Sultan Agung, UNIKA Soegijapranata, dan Universitas Dian Nuswantoro sebanyak 168 responden. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran angket kepada mahasiswa akuntansi pada perguruan tinggi tersebut. Analisis data pada penelitian ini menggunakan uji t (independent samples T-test) dan pengujian tambahan menggunakan one way ANOVA dengan bantuan SPSS versi 16.

Hasil penelitian diperoleh nilai Thitung dari variabel gaji atau penghargaan

finansial sebesar 7,286 dengan signifikansi 0,000, nilai Thitung dari variabel

pelatihan profesional sebesar 18,797 dengan signifikansi 0,000, nilai Thitung dari

variabel pengakuan profesional sebesar 17,689 dengan signifikansi 0,000, nilai Thitung dari variabel nilai sosial sebesar 4,145 dengan signifikansi 0,000, nilai

Thitung dari variabel lingkungan kerja sebesar 14,717 dengan signifikansi 0,000,

(9)

ix

signifikansi 0,000, dan nilai Thitung dari variabel nilai intrinsik pekerjaan sebesar

10,205 dengan signifikansi 0,000.

(10)

x

ABSTRACT

Yayuk irfanah. 2011. “Perceptions of Accounting Student About The Factors that Influence on Career Choice as Public Accountant and Non Public Accountant (Survey at State and Private Colleges in Semarang City)”. Bachelor of Accounting Economic Education State University of Semarang. Advisor. Drs. Kusmuriyanto, M.Si. Co Advisor. Amir Mahmud, S.Pd., M.Si.

Key word: Career Choice, Salary, Professional Training, Professional Confession, Social Values, Work Environment, Job Market Consideration and Job Intrinsic Value.

Career selection of accounting students to profession of accounting that consists of public accountant and non public accountant. Many of career’s choice for accounting student, but the reality most of the student especially at last year still feels confuse to choose their own career. They are not make a good career’s plan, because they always worry about uncertainty in the future. Every student have different career choice depends of the factors that influence it. Because of that, perception between students about the factors that influence on career choice is different too. In this research, the student’s perception about the factors that influence career selection is measured by salary or financial reward, professional training, professional confession, social values, work environment, job market consideration and job intrinsic value. The aim of this research is to identify the differences of perception between accounting students that select their career as accountant public and non accountant public with seeing the factors that influence on career selection.

The population in this research is accounting students at state and private colleges in Semarang city. The method of sampling is proporsional random sampling. The amount of sample were 168 accounting student as respondent that stay at last years on state and private colleges chosen, that is Semarang State University, Diponegoro University, Sultan Agung Islamic University, Soegijapranata Catholic University and Dian Nuswantoro University. The data collection has been done by distributing questionnaires to accounting student. Data analysis of this research using t test method (independent samples T-test) and for additional analysis using one way ANOVA method with SPSS version 16.

The result of this research shows that the T value of salary or financial reward is 7,286 with significancy 0,000, the T value of professional training is 18,797 with significancy 0,000, the T value of professional confession is 17,689 with significancy 0,000, the T value of social values is 4,145 with significancy 0,000, the T value of work environment is 14,717 with significancy 0,000, the T value of job market consideration is -10,638 with significancy 0,000, and the T value of job intrinsic value is 10,205 with significancy 0,000.

(11)

xi

(12)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

PRAKATA ... vi

SARI ... viii

ABSTRACT ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xix

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

BAB I : PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 6

1.3. Tujuan Penelitian ... 6

1.4. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II : LANDASAN TEORI 2.1. Karier ... 8

(13)

xiii

2.1.2 Tahap-tahap Pengembangan Karier Individu ... 10

2.1.3 Karier di Kantor Akuntan Publik ... 12

2.2. Teori Pengharapan ... 13

2.3. Profesi Akuntansi ... 18

2.3.1 Akuntan Publik ... 18

2.3.2 Akuntan Perusahaan ... 20

2.3.3 Akuntan Pendidik ... 22

2.3.4 Akuntan Pemerintah ... 23

2.4. Pendidikan Profesi Akuntansi di Indonesia ... 24

2.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Karier ... 25

2.5.1 Gaji atau Penghargaan Finansial ... 25

2.5.2 Pelatihan Profesional ... 26

2.5.3 Pengakuan Profesional ... 27

2.5.4 Nilai-nilai Sosial ... 28

2.5.5 Lingkungan Kerja ... 28

2.5.6 Pertimbangan Pasar Kerja ... 29

2.5.7 Nilai Intrinsik Pekerjaan ... 30

2.6. Penelitian Terdahulu ... 31

2.7. Kerangka Berpikir ... 37

2.8. Pengembangan Hipotesis ... 42

BAB III : METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ... 44

(14)

xiv

3.2.1 Populasi Penelitian ... 44

3.2.2 Sampel Penelitian ... 44

3.3. Variabel Penelitian ... 45

3.4. Jenis dan Sumber Data ... 48

3.5. Teknik Pengumpulan Data ... 48

3.6. Validitas dan Reliabilitas ... 49

3.6.1 Validitas ... 49

3.6.2 Reliabilitas ... 51

3.7. Metode Analisis Data ... 52

3.7.1 Analisis Deskriptif Persentase ... 52

3.7.2 Analisis Uji t (independent samples T-test) ... 53

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ... 56

4.1.1 Analisis Deskriptif Persentase ... 56

4.1.1.1 Variabel Gaji atau Penghargaan Finansial ... 56

4.1.1.2 Variabel Pelatihan Profesional ... 58

4.1.1.3 Variabel Pengakuan Profesional ... 60

4.1.1.4 Variabel Nilai-nilai Sosial ... 62

4.1.1.5 Variabel Lingkungan Kerja ... 64

4.1.1.6 Variabel Pertimbangan Pasar Kerja ... 66

4.1.1.7 Variabel Nilai Intrinsik Pekerjaan ... 68

4.1.2 Jenis Karier yang Dipilih Responden ... 70

(15)

xv

4.1.3.1 Uji Normalitas ... 71

4.1.3.2 Uji Homogenitas ... 72

4.1.3.3 Gaji atau Penghargaan Finansial ... 73

4.1.3.4 Pelatihan Profesional ... 74

4.1.3.5 Pengakuan Profesional ... 76

4.1.3.6 Nilai-nilai Sosial ... 78

4.1.3.7 Lingkungan Kerja ... 79

4.1.3.8 Pertimbangan Pasar Kerja ... 81

4.1.3.9 Nilai Intrinsik Pekerjaan ... 82

4.1.4 Pengujian Tambahan dengan One Way ANOVA ... 84

4.1.4.1 Gaji atau Penghargaan Finansial ... 84

4.1.4.2 Pelatihan Profesional ... 86

4.1.4.3 Pengakuan Profesional ... 88

4.1.4.4 Nilai-nilai Sosial ... 90

4.1.4.5 Lingkungan Kerja ... 92

4.1.4.6 Pertimbangan Pasar Kerja ... 95

4.1.4.7 Nilai Intrinsik Pekerjaan ... 96

4.2. Pembahasan ... 98

4.2.1 Gaji atau Penghargaan Finansial ... 98

4.2.2 Pelatihan Profesional ... 99

4.2.3 Pengakuan Profesional ... 101

4.2.4 Nilai-nilai Sosial ... 102

(16)

xvi

4.2.6 Pertimbangan Pasar Kerja ... 106

4.2.7 Nilai Intrinsik Pekerjaan ... 107

BAB V : PENUTUP 5.1. Simpulan ... 109

5.2. Saran ... 109

DAFTAR PUSTAKA ... 111

(17)

xvii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Ringkasan Hasil-hasil Penelitian Terdahulu ... 34

Tabel 3.1 Skala Kecukupan Ukuran Sampel ... 45

Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas ... 50

Tabel 3.3 Hasil Uji Reliabilitas ... 51

Tabel 4.1 Distribusi Variabel Gaji ... 57

Tabel 4.2 Distribusi Variabel Pelatihan Profesional ... 59

Tabel 4.3 Distribusi Variabel Pengakuan Profesional ... 61

Tabel 4.4 Distribusi Variabel Nilai-nilai Sosial ... 63

Tabel 4.5 Distribusi Variabel Lingkungan Kerja ... 65

Tabel 4.6 Distribusi Variabel Pertimbangan Pasar Kerja ... 67

Tabel 4.7 Distribusi Variabel Nilai Intrinsik Pekerjaan ... 69

Tabel 4.8 Jenis Karier Responden ... 70

Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Data ... 71

Tabel 4.10 Hasil Uji Homogenitas Data ... 72

Tabel 4.11 Uji T-test Variabel Gaji ... 74

Tabel 4.12 Uji T-test Variabel Pelatihan Profesional ... 76

Tabel 4.13 Uji T-test Variabel Pengakuan Profesional ... 77

Tabel 4.14 Uji T-test Variabel Nilai-nilai Sosial ... 79

Tabel 4.15 Uji T-test Variabel Lingkungan Kerja ... 81

Tabel 4.16 Uji T-test Variabel Pertimbangan Pasar Kerja ... 82

Tabel 4.17 Uji T-test Variabel Nilai Intrinsik Pekerjaan ... 84

Tabel 4.18 Pengujian One Way ANOVA Variabel Gaji ... 84

Tabel 4.19 Perhitungan Mean Indikator Variabel Gaji ... 85

Tabel 4.20 Pengujian One Way ANOVA Variabel Pelatihan Profesional ... 86

(18)

xviii

Tabel 4.22 Pengujian One Way ANOVA Variabel Pengakuan Profesional ... 88 Tabel 4.23 Perhitungan Mean Indikator Variabel Pengakuan

Profesional ... 89 Tabel 4.24 Pengujian One Way ANOVA Variabel Nilai Sosial ... 90 Tabel 4.25 Perhitungan Mean Indikator Variabel Nilai Sosial ... 91 Tabel 4.26 Pengujian One Way ANOVA Variabel Lingkungan Kerja .... 93 Tabel 4.27 Perhitungan Mean Indikator Variabel Lingkungan Kerja ... 93 Tabel 4.28 Pengujian One Way ANOVA Variabel Pertimbangan

Pasar Kerja ... 95 Tabel 4.29 Perhitungan Mean Indikator Variabel Pertimbangan Pasar

Kerja ... 95 Tabel 4.30 Pengujian One Way ANOVA Variabel Nilai Intrinsik

Pekerjaan ... 96 Tabel 4.31 Perhitungan Mean Indikator Variabel Nilai Intrinsik

(19)

xix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Perencanaan dan Pengembangan Karier ... 10

Gambar 2.2 Tahap-tahap Karier dan Kebutuhan Individu ... 11

Gambar 2.3 Bagan Kerangka Berpikir ... 41

Gambar 4.1 Diagram Batang Deskriptif Persentase Gaji ... 58

Gambar 4.2 Diagram Batang Deskriptif Persentase Pelatihan Profesional ... 60

Gambar 4.3 Diagram Batang Deskriptif Persentase Pengakuan Profesional ... 62

Gambar 4.4 Diagram Batang Deskriptif Persentase Nilai-nilai Sosial ... 64

Gambar 4.5 Diagram Batang Deskriptif Persentase Lingkungan Kerja ... 66

Gambar 4.6 Diagram Batang Deskriptif Persentase Pertimbangan Pasar Kerja ... 68

(20)

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Angket Penelitian ... 114

Lampiran 2 Tabulasi Data Hasil Penelitian ... 119

Lampiran 3 Uji Validitas Variabel Penelitian ... 133

Lampiran 4 Uji Reliabilitas Variabel Penelitian ... 139

Lampiran 5 Uji Normalitas ... 143

Lampiran 6 Uji Beda (independent samples T-test) ... 144

Lampiran 7 Uji Tambahan One Way ANOVA ... 152

Lampiran 8 Surat Ijin Penelitian ... 169

(21)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap manusia pada dasarnya mempunyai keinginan dan keyakinan bahwa pada saatnya nanti akan mencapai apa yang dicita-citakan. Keyakinan ini juga menjadi dasar seseorang dalam melakukan pekerjaan. Ketika seseorang melakukan suatu pekerjaan, orang tersebut berkeyakinan bahwa dengan bekerja akan diperoleh penghasilan untuk memenuhi berbagai kebutuhannya. Kebutuhan hidup manusia semakin hari akan semakin meningkat. Oleh karena itu, setiap orang selalu berkeinginan agar peningkatan kebutuhan ini sejalan dengan karier yang semakin meningkat pula.

(22)

mereka sangat membutuhkan masukan dari para pendidik untuk memotivasi diri mereka agar melakukan perencanaan karier dengan jelas dan baik sehingga keinginan karier yang mereka impikan dapat terwujud.

Tahap awal dari perencanaan karier mahasiswa adalah pemilihan karier mahasiswa itu sendiri. Setelah menyelesaikan kuliahnya, seorang sarjana akuntansi harus mengeksplorasi diri untuk dapat menentukan pilihan karier apa yang akan mereka jalani selanjutnya, apakah ingin menjadi seorang akuntan publik dengan melanjutkan studi Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA) atau memilih untuk menjalani profesi non akuntan publik, yaitu sebagai akuntan pendidik, akuntan perusahaan, dan akuntan pemerintah.

Sarjana akuntansi paling tidak memiliki tiga alternatif langkah yang dapat ditempuh. Pertama, setelah menyelesaikan pendidikan ekonomi jurusan akuntansi, seorang sarjana akuntansi dapat langsung bekerja. Kedua, melanjutkan pendidikan profesi akuntansi untuk menjadi seorang akuntan publik, dan ketiga, melanjutkan pendidikan akademik S2. Ketiga alternatif langkah ini bisa dijadikan salah satu pilihan karier bagi mahasiswa akuntansi. Setiap mahasiswa mempunyai pilihan karier yang berbeda sesuai dengan keinginan dan harapannya masing-masing.

(23)

mahasiswa dan jenis karier yang akan mereka jalani merupakan hal yang menarik untuk diteliti. Dengan diketahuinya pilihan karier yang diminati oleh mahasiswa, maka dapat dilakukan penyesuaian kurikulum di perguruan tinggi yang relevan dengan dunia kerja khususnya di bidang bisnis dan akuntansi. Hal ini penting untuk dilakukan supaya mahasiswa lebih mudah menyesuaikan kemampuan yang dimilikinya dengan tuntutan pekerjaan. Dengan demikian, mahasiswa akuntansi yang akan terjun ke dunia kerja mempunyai kesiapan yang matang untuk menghadapi tantangan kerja yang semakin berat.

Beberapa hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi mahasiswa akuntansi dalam memilih karier. Astami (2001:15) meneliti mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karier, meliputi jenis pekerjaan, gaji, ketersediaan lapangan kerja, persepsi mahasiswa mengenai profesi akuntan publik, dan persepsi mahasiswa tentang pengorbanan untuk menjadi seorang akuntan publik. Hasil penelitiannya mengungkapkan bahwa hanya faktor jenis pekerjaan dan persepsi mahasiswa mengenai profesi akuntan publik yang dipertimbangkan mahasiswa dalam memilih karier.

(24)

mempengaruhi mahasiswa dalam memilih karier, hanya nilai-nilai sosial dan personalitas yang tidak terlalu mempengaruhi mahasiswa dalam memilih karier sebagai akuntan publik dan non akuntan publik.

Hasil penelitian Widyasari (2010:70) tentang persepsi mahasiswa akuntansi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karier mahasiswa menunjukkan bahwa faktor penghargaan finansial, pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, dan pertimbangan pasar kerja yang dipertimbangkan mahasiswa akuntansi dalam memilih karier. Di sisi lain, apabila ditinjau dari faktor personalitas menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan persepsi antara mahasiswa yang memilih karier sebagai akuntan publik dan non akuntan publik.

Setiap mahasiswa akuntansi bebas untuk memilih karier yang akan dijalani kelak di dunia kerja. Mahasiswa dalam memilih profesi akuntansi juga dipengaruhi oleh faktor nilai intrinsik pekerjaan (Warrick, 2008:6). Nilai intrinsik pekerjaan berhubungan dengan hal-hal mengenai kepuasan yang diterima oleh individu disaat atau sesudah melakukan suatu pekerjaan. Menurut Gibson, et. al., (1997:148) nilai intrinsik pekerjaan meliputi tantangan pekerjaan secara intelektual, suasana kerja yang dinamis, tuntutan kreativitas, dan pemberian kebebasan untuk menyelesaikan tugas. Nilai intrinsik pekerjaan juga perlu dipertimbangkan oleh mahasiswa dalam memilih kariernya karena menyangkut kenyamanan dan kepuasan pribadi mereka sendiri.

(25)

25 orang mahasiswa yang berada pada tahun terakhir (semester delapan), ternyata mereka masih merasa kebingungan dalam menentukan karier apa yang akan dijalani setelah lulus kuliah nanti. Kebanyakan dari mereka juga belum membuat perencanaan karier secara jelas karena senantiasa dihinggapi kekhawatiran terhadap ketidakpastian di masa yang akan datang. Mereka juga kurang mengetahui faktor-faktor apa saja yang harus dipertimbangkan dalam memilih karier pada profesi akuntansi. Oleh karena itu, mereka juga belum mempunyai pandangan akan menjalani karier seperti apa dan bagaimana cara untuk bisa memulai karier yang diinginkannya. Hal ini bisa menyebabkan banyaknya sarjana yang menganggur tanpa pekerjaan yang jelas.

(26)

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI MENGENAI FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KARIER SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK DAN NON AKUNTAN PUBLIK (Survei pada Perguruan

Tinggi Negeri dan Swasta di Kota Semarang)”.

1.2 Rumusan Masalah

Dari penjelasan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

Apakah terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi yang memilih karier sebagai akuntan publik dan non akuntan publik ditinjau dari faktor gaji, pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja, dan nilai intrinsik pekerjaan?

1.3 Tujuan Penelitian

(27)

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

1. Bagi lembaga atau perusahaan, yang memerlukan tenaga akuntan dapat mengerti apa yang diinginkan oleh calon akuntan dalam memilih profesinya dan bagi lembaga yang sudah mempekerjakan akuntan untuk lebih memberikan motivasi akuntan yang sudah bekerja di lembaganya sehingga menghasilkan pekerjaan yang memuaskan.

2. Bagi lembaga pendidikan, khususnya perguruan tinggi diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan nilai tambah dalam meningkatkan kualitas pengajaran sehingga menambah mutu lulusan sebagai pekerja intelektual yang siap pakai sesuai dengan kebutuhan pasar dan membantu memuat kurikulum dalam sistem pendidikan akuntansi yang relevan dengan dunia kerja saat ini. 3. Bagi peneliti lain, diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan

(28)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Karier

2.1.1 Pengertian Karier

Pada umumnya sebagian orang menilai karier adalah suatu pekerjaan yang dijabat oleh seseorang pada saat tertentu. Akan tetapi penilaian itu tidak sepenuhnya benar karena karier merupakan posisi pekerjaan (jabatan) yang dipegang atau dijabat oleh seseorang selama bertahun-tahun (Dessler, 1994:4). Menurut Handoko (2001:122) karier adalah perkembangan para karyawan secara individu dalam jenjang jabatan/kepangkatan yang dapat dicapai selama masa kerja dalam suatu organisasi atau perusahaan. Sedangkan menurut Siagian (1991:206) karier merupakan keseluruhan pekerjaan yang dilakukan dan jabatan yang dipangku oleh seseorang selama dia berkarya. Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa karier adalah seluruh perkembangan pekerjaan (jabatan) yang dipegang atau dijabat selama kehidupan kerja seseorang.

Menurut Siagian (1991:205) bagi sebagian orang pekerjaan-pekerjaan yang dijabat tersebut merupakan suatu bagian dari rencana yang disusun secara hati-hati. Sementara itu, sebagian orang berpendapat bahwa karier hanyalah sekedar nasib apabila sedang beruntung akan menjalani karier yang baik dan apabila tidak beruntung akan menjalani karier yang tidak baik atau tidak sesuai dengan harapannya.

(29)

Handoko (2001:123) menyatakan bahwa untuk mencapai karier yang diinginkan, diperlukan proses yang disebut perencanaan karier. Perencanaan karier sangat diperlukan seseorang yang ingin mencapai kesuksesan. Oleh karena itu, karier harus dibentuk melalui suatu perencanaan yang cermat yang dirinci atas beberapa konsep dasar sebagai berikut :

a) Karier

Karier adalah perkembangan para karyawan secara individu dalam jenjang jabatan/kepangkatan yang dapat dicapai selama masa kerja dalam suatu organisasi atau perusahaan.

b) Jalur karier

Jalur karier adalah pola pekerjaan-pekerjaan berurutan yang membentuk karier seseorang.

c) Sasaran-sasaran karier

Sasaran-sasaran karier adalah posisi di waktu yang akan datang dimana seseorang berjuang untuk mencapainya sebagai bagian dari kariernya.

d) Perencanaan karier

Perencanaan karier adalah proses dimana seseorang memilih sasaran karier, dan jalur karier menuju sasaran tersebut.

e) Pengembangan karier

Pengembangan karier adalah peningkatan-peningkatan pribadi yang dilakukan seseorang untuk mencapai suatu rencana karier.

(30)

menyadari bahwa sasaran-sasaran karier dapat memacu karier mereka dan menghasilkan kesuksesan yang lebih besar. Pemahaman akan konsep-konsep tersebut tidak menjamin kegiatan, akan tetapi dapat mengarahkan pada penetapan sasaran karier sehingga perencanaan dan pengembangan karier dapat terlaksana. Secara umum proses perencanaan dan pengembangan karier dapat dijelaskan pada Gambar 2.1 berikut ini.

Umpan Balik Sumber : Handoko (2001:125)

Gambar 2.1 Kerangka Perencanaan dan Pengembangan Karier Proses perencanaan karier ini memungkinkan seseorang untuk mengidentifikasikan sasaran-sasaran karier yang ingin dicapai dalam arti tingkat kedudukan atau jabatan tertinggi yang mungkin dicapai apabila mampu bekerja secara produktif (Siagian, 1991:207). Seseorang juga harus mengetahui dan memilih jalur-jalur menuju ke sasaran tersebut. Kemudian melalui kegiatan-kegiatan atau pengembangan karier, mereka mencari cara-cara untuk meningkatkan kemampuan dirinya dan mengembangkan sasaran karier sesuai yang mereka inginkan. Pada tahap pengembangan karier ini diperlukan proses eksplorasi diri dan meningkatan kualitas kerja serta kematangan pribadi yang baik.

Jalur-jalur Karier Perencanaan

Karier

Sasaran-sasaran Karier

(31)

2.1.2 Tahap-tahap Pengembangan Karier Individu

Kebutuhan dan ekspektasi individu terhadap karier dapat diubah melalui tahapan-tahapan karier. Tahapan-tahapan karier ini berhubungan langsung dengan kebutuhan hidup seorang individu. Hubungan antara tahapan-tahapan karier dan kebutuhan individu dapat dilihat pada Gambar 2.2 berikut ini :

Kebutuhan

Gambar 2.2 Tahap-tahap Karier dan Kebutuhan Individu Menurut Dessler (1994:28), tahapan-tahapan karier dan kebutuhan individu dibedakan atas 4 (empat) tahapan yaitu :

1. Fase Awal

(32)

2. Fase Lanjutan

Fase lanjutan dimana pertimbangan jaminan keamanan sudah mulai berkurang, namun lebih menitikberatkan pada pencapaian, harga diri, dan kebebasan.

3. Fase Mempertahankan

Pada fase mempertahankan, seorang individu mempertahankan pencapaian keuntungan atau manfaat yang telah diraihnya sebagai hasil pekerjaan di masa lalu. Individu telah merasa puas, baik secara psikologis maupun finansial.

4. Fase Pensiun

Pada fase pensiun, individu telah menyelesaikan satu karier, dan akan berpindah ke karier yang lain, dan individu memiliki kesempatan untuk mengekspresikan aktualisasi diri yang sebelumnya tidak dapat dilakukannya. 2.1.3 Karier di Kantor Akuntan Publik

(33)

Akuntan publik di Indonesia memiliki Kode Etik Akuntan Indonesia dan Etika Profesional Akuntan Publik, dan pemerintah telah mengatur syarat-syarat suatu Kantor Akuntan Publik (KAP), tempat para akuntan publik berkiprah. Menurut Mulyadi (2002:28) auditor yang ditugasi untuk mengaudit tindakan ekonomi atau kejadian untuk entitas individual atau entitas hukum pada umumnya diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok, yaitu auditor internal, auditor pemerintah, auditor independen (akuntan publik). Secara umum kualifikasi yang dibutuhkan adalah intelectual, interpersonal skill, dan communication skill. Kelebihan bekerja di KAP adalah mengetahui berbagai perusahaan, terutama perlakuan auditnya dan pengalaman di KAP membuat seseorang sangat banyak dicari oleh perusahaan nantinya karena dianggap menguasai akuntansi sesuai dengan standar yang berlaku. Kekurangannya mungkin karena beban pekerjaan melebihi perusahaan biasa yang mengharuskan sering lembur.

2.2 Teori Pengharapan

(34)

Kreitner dan Kinicki (2003:248), motivasi adalah proses psikologis yang sangat mendasar, merupakan salah satu dimensi yang dapat menjelaskan perilaku seseorang untuk bertindak sesuatu. Motivasi akan mendorong seseorang untuk bekerja dengan baik sehingga akan tercapai kinerja yang baik pula.

Definisi teori pengharapan itu sendiri adalah suatu teori motivasi yang menyatakan bahwa karyawan lebih mungkin termotivasi ketika mereka mempersepsikan usaha mereka akan menghasilkan kinerja yang berhasil dan pada akhirnya menghasilkan penghargaan dan hasil yang diinginkan (Ivancevich, 2007:156). Sedangkan, Victor H. Vroom (1964) dalam Kreitner dan Kinicki (2003:301) menyatakan bahwa teori pengharapan merupakan kekuatan kecenderungan yang kuat untuk bertindak dengan suatu cara tertentu bergantung pada kekuatan dari suatu harapan bahwa tindakan itu akan diikuti oleh suatu konsekuensi tertentu dan pada daya tarik dari konsekuensi bagi individu yang bertindak.

(35)

1) Hubungan upaya dengan kinerja, probabilitas yang dipersepsikan oleh individu yang mengeluarkan sejumlah upaya tertentu itu akan mendorong tercapainya kinerja yang diinginkan.

2) Hubungan kinerja dengan imbalan, sampai sejauh mana individu itu meyakini bahwa berkinerja pada tingkat tertentu akan mendorong tercapainya kinerja yang diinginkan.

3) Hubungan imbalan dengan sasaran pribadi, sampai sejauh mana imbalan-imbalan organisasi memenuhi sasaran atau kebutuhan pribadi individu serta potensi daya tarik imbalan tersebut bagi individu yang bersangkutan.

Vroom menggunakan persamaan matematis untuk mengintegrasikan konsep-konsep kekuatan atau kemampuan motivasi menjadi model harapan. Model harapan ini terdiri dari 3 (tiga) komponen, sebagai berikut (Kreitner dan Kinicki, 2003:302) :

a) Nilai (Valence)

Valensi diartikan sebagai nilai positif atau negatif yang diberikan pada hasil. Hasil merupakan konsekuensi yang berbeda dari prestasi, seperti upah, promosi, atau pengakuan. Penilaian sebagai hasil tergantung pada kebutuhan individu dan dapat diukur untuk tujuan penelitian yang berjangkauan dari nilai negatif hingga positif. Sebagai contoh, penilaian seorang individu terhadap pengakuan yang diperoleh setelah melakukan pekerjaannya.

b) Instrumentalitas

(36)

prestasi tertentu. Apabila pekerjaan dilihat sebagai alat untuk mendapatkan apa yang diharapkan maka akan timbul motivasi untuk bekerja. Misal, seseorang yang mengikuti sebuah lembaga Multi Level Marketing (MLM) dengan mengharapkan keuntungan yang berlimpah mereka akan lebih bersemangat bekerja dan pada akhirnya akan meningkatkan prestasi kerja karyawan.

c) Pengharapan (Expectancy)

Harapan adalah keyakinan bahwa usaha akan mengarah pada tingkat kinerja tertentu. Dapat diartikan juga sebagai persepsi seseorang tentang besarnya kemungkinan keberhasilan mencapai tujuan/hasil kerja. Misal, seorang karyawan mendapatkan insentif lebih bila melakukan kerja lembur.

Belakangan teori pengharapan ini dikembangkan lagi oleh Lyman Porter dan Edward Lawler mendasarkannya pada 4 (empat) asumsi mengenai perilaku dalam organisasi yaitu (Kreitner dan Kinicki, 2003:303) :

1) Perilaku ditentukan oleh kombinasi antara faktor-faktor yang terdapat dalam diri orang dan faktor-faktor yang terdapat di lingkungan.

2) Perilaku orang dalam organisasi merupakan tindakan sadar dari seseorang, dengan kata lain perilaku seseorang adalah hasil dari sebuah keputusan yang sudah diperhitungkan oleh orang tersebut.

3) Orang mempunyai kebutuhan, keinginan dan tujuan yang berbeda.

(37)

Atas dasar asumsi tersebut, Lyman Porter dan Edward Lawler menyusun model harapan menjadi 3 (tiga) hal sebagai berikut (Kreitner dan Kinicki, 2003:305) :

1) Memprediksi usaha

Usaha adalah fungsi nilai yang dirasakan sebagai penghargaan meliputi nilai penghargaan dan probabilitas usaha yang dirasakan. Penghargaan yang didapat bisa sesuai dengan harapannya diperlukan usaha dan kerja keras dalam bekerja.

2) Memprediksi prestasi

Prestasi ditentukan oleh lebih dari sekedar usaha. Hubungan antara usaha dan prestasi tergantung pada kemampuan dan karakter karyawan serta persepsi seseorang terhadap suatu pekerjaan.

3) Memprediksi kepuasan pribadi

Para karyawan mendapatkan penghargaan intrinsik maupun ekstrinsik untuk prestasi yang diraihnya. Penghargaan intrinsik berhubungan dengan penghargaan dari diri sendiri yang terdiri dari hal-hal yang tidak nyata. Sedangkan penghargaan ekstrinsik adalah hasil yang nyata seperti upah dan pengakuan publik.

(38)

oleh mahasiswa akuntansi dalam memilih karier yang tepat, mereka harus mempertimbangkan secara matang karier yang akan dijalani sehingga karier yang dipilih nantinya akan sesuai harapan dan keinginan serta dapat memenuhi semua kebutuhannya. Pengharapan seorang mahasiswa terhadap karier yang dipilihnya ini akan sesuai keinginannya dengan mempertimbangkan faktor-faktor pemilihan karier yaitu gaji atau penghargaan finansial, pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja, dan nilai intrinsik pekerjaan. Faktor-faktor tersebut secara empiris dapat mempengaruhi pemilihan karier mahasiswa akuntansi dalam menentukan profesi akuntansi yang kelak akan dijalani setelah menyelesaikan studinya pada jenjang S1 (strata 1).

2.3 Profesi Akuntansi 2.3.1 Akuntan Publik

(39)

Surat Keputusan (SK) Mendiknas No. 179/U/2001 menyatakan bahwa :

“Lulusan sarjana strata satu (S1) jurusan akuntansi berkesempatan menempuh

Pendidikan Profesi Akuntansi di perguruan tinggi yang telah ditunjuk oleh

Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi”. Jadi, seorang lulusan sarjana akuntansi

untuk bisa menjadi akuntan publik harus menempuh Pendidikan Profesi di Perguruan Tinggi yang telah menyelenggarakan program Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA) yang berdiri secara resmi.

Disamping harus menjalani pendidikan formal seperti yang diatur dalam SK Mendiknas No. 179/U/2001, seorang akuntan publik juga harus mempunyai pengalaman kerja dalam profesinya (Mulyadi, 2002:25). Oleh karena itu, jika seseorang memasuki karier sebagai akuntan publik, ia harus lebih dulu mencari pengalaman profesi di bawah pengawasan akuntan senior yang lebih berpengalaman.

Untuk berpraktik sebagai akuntan publik di Indonesia, pemerintah mengatur perizinan tersebut dalam Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.43/ KMK.017/1997, seseorang diizinkan jika memenuhi persyaratan berikut (Mulyadi, 2002:26) :

1) Berdomisili di wilayah Indonesia.

2) Lulus ujian Sertifikasi Akuntan Publik (SAP) yang diselenggarakan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)

3) Menjadi anggota IAI

(40)

Umumnya jenjang karier akuntan publik dalam organisasi Kantor Akuntan Publik dibagi menjadi (Mulyadi, 2002:33) :

1) Partner, menduduki jabatan tertinggi dalam perikatan audit yang bertanggung jawab atas hubungan dengan klien dan bertanggung jawab secara keseluruhan mengenai auditing.

2) Manajer, bertindak sebagai pengawas audit yang mempunyai tugas membantu auditor senior dalam merencanakan program audit dan waktu audit serta mereview kertas kerja, laporan audit dan management letter.

3) Auditor Senior, bertugas untuk melaksanakan audit dan bertanggung jawab untuk mengusahakan biaya audit dan waktu audit sesuai dengan rencana serta mengarahkan dan mereview pekerjaan auditor junior.

4) Auditor Junior, bertugas melaksanakan prosedur audit secara rinci, membuat kertas kerja untuk mendokumentasikan pekerjaan audit yang telah dilaksanakan.

Akuntan publik dianggap sebagai salah satu profesi yang prestisius dalam dunia kerja karena dipandang menjanjikan prospek kerja yang cerah. Selain itu, akuntan publik juga termasuk dalam profesi-profesi yang memiliki pendapatan termahal. Hal ini disebabkan oleh pergeseran sumber pendapatan akuntan publik yang awalnya hanya melayani jasa audit sekarang sudah beralih ke jasa konsultasi manajemen (Regar, 1993:12).

2.3.2 Akuntan Perusahaan

(41)

Hansen dan Mowen (2006:8) pekerjaan akuntansi dalam perusahaan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan. Akuntansi manajemen diterapkan dalam perusahaan bertujuan untuk menghasilkan informasi khusus bagi pengguna internal seperti manajer, dan karyawan yang berguna untuk mengidentifikasikan, mengumpulkan, mengukur, mengklasifikasikan, dan melaporkan informasi yang bermanfaat bagi pengguna internal dalam pembuatan perencanaan, pengendalian, dan keputusan. Sedangkan akuntansi keuangan berguna untuk menghasilkan informasi bagi pihak internal maupun eksternal. Tetapi informasi ini lebih cenderung digunakan oleh pihak eksternal yaitu investor, kreditor, lembaga pemerintah, dan pengguna eksternal lainnya. Informasi dari akuntansi keuangan digunakan untuk keperluan seperti keputusan investasi, evaluasi, pemonitoran aktivitas, dan ketentuan peraturan (Hansen dan Mowen, 2006:10).

(42)

Dalam mencari pekerjaan, seorang sarjana pasti akan mempertimbangkan berbagai faktor untuk memutuskan apakah menerima pekerjaan yang ditawarkan oleh perusahaan apa justru menolak karena ada faktor yang tidak sesuai dengan keinginan. Menurut Rahayu (2003:829) mahasiswa dalam memilih profesi mempertimbangkan pasar kerja yang menjanjikan untuk berkembang di masa yang akan datang. Oleh karena itu, perusahaan swasta harus memberikan fasilitas dan berbagai bentuk penghargaan (reward) dalam menarik minat sarjana Akuntansi yang berkualitas untuk bekerja pada perusahaan dan perusahaan juga akan mendapatkan karyawan yang sesuai dengan jenis pekerjaan yang dibutuhkan. Dari temuan inilah yang dijadikan pengharapan bagi mahasiswa jurusan akuntansi untuk termotivasi memilih berkarier sebagai akuntan perusahaan.

2.3.3 Akuntan Pendidik

Akuntan pendidik adalah seorang akuntan yang bekerja sebagai pengajar di sebuah instansi atau lembaga pendidikan seperti sekolah tinggi, perguruan tinggi serta lembaga pendidikan tinggi lainnya, yang memberikan jasa pelayanan pendidikan akuntansi untuk melahirkan akuntan-akuntan yang terampil dan profesional (Bastian, 2006:30). Profesi akuntansi pendidik sangat dibutuhkan bagi kemajuan profesi akuntansi itu sendiri, karena di tangan mereka para calon-calon akuntan dididik.

(43)

kesulitan untuk melakukan pekerjaan sehari-hari. Selain itu, akuntan pendidik dianggap sebagai profesi yang mempunyai tanggung jawab untuk melakukan riset di bidang pendidikan agar kualitas pendidikan akuntansi khususnya semakin meningkat sehingga tidak tertinggal jauh dari negara-negara lain (Bastian, 2006:211).

Harapan lain jika seseorang bekerja sebagai akuntan pendidik adalah mempunyai jaminan hari tua, pernyataan ini dikemukakan oleh Cangelosi, et al (1985) dalam Setiyani (2005:19). Hal ini dikarenakan sebagian masyarakat Indonesia beranggapan bahwa pegawai negeri merupakan pekerjaan yang mempunyai kesejahteraan sampai nanti setelah pensiun sehingga setiap orang berlomba-lomba untuk menjadi seorang pegawai negeri.

2.3.4 Akuntan Pemerintah

Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja pada badan-badan pemerintah. Badan-badan pemerintah yang dimaksud adalah badan seperti BPKP, BPK dan instansi pajak (Gade, 1993:25). Seorang akuntan pemerintah melakukan tugas dan wewenangnya sesuai dengan Undang-Undang yang mengaturnya. Tugas seorang akuntan pemerintah adalah mengawasi keuangan dan kekayaan negara sampai pengelolaan keuangan dan kekayaan negara.

(44)

pemeriksaan terhadap laporan keuangan instansi pemerintah, proyek pemerintah, BUMN, BUMD dan perusahaan swasta milik pemerintah.

BPK adalah unit organisasi di bawah Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), yang tugasnya melakukan pemeriksaan terhadap pertanggung jawaban keuangan Presiden dan aparat dibawahnya kepada dewan tersebut. Sedangkan instansi pajak adalah unit organisasi di bawah Departemen Keuangan yang tugas pokoknya adalah mengumpulkan beberapa jenis pajak yang dipungut oleh pemerintah. Akuntan yang bekerja di instansi pajak bertugas untuk memeriksa pertanggung jawaban keuangan masyarakat wajib pajak kepada pemerintah (Gade, 1993:88).

(45)

2.4 Pendidikan Profesi Akuntansi di Indonesia

Pendidikan Profesi Akuntan (PPA) merupakan jenjang pendidikan tambahan yang ditujukan bagi seorang lulusan sarjana ekonomi jurusan akuntansi yang ingin mendapatkan gelar Akuntan (Regar, 1993:7). Surat Keputusan (SK) Mendiknas No. 179/U/2001 menyatakan bahwa lulusan sarjana strata satu (S1) jurusan akuntansi berkesempatan menempuh Pendidikan Profesi Akuntansi di perguruan tinggi yang telah ditunjuk oleh Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Kurikulum nasional Pendidikan Profesi Akuntansi terdiri dari paling sedikit 20 sks dan paling banyak dapat ditempuh dua sampai enam semester. Regar (1993:8) menyatakan bahwa mahasiswa yang telah menempuh Pendidikan Profesi Akuntansi nantinya akan berhak memperoleh sebutan profesi Akuntan (Ak). Di samping itu juga semakin berpeluang meniti karier sebagai auditor pemerintahan, auditor internal, akuntan publik, akuntan manajemen, akuntan pendidik, akuntan perpajakan, akuntan keuangan, maupun akuntan sistem informasi (Lisnasari, 2008:2).

(46)

sebagai akuntan dibandingkan dengan sarjana akuntansi yang tidak mempunyai predikat akuntan.

2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Karier 2.5.1 Gaji atau Penghargaan Finansial

Gaji atau penghargaan finansial adalah hal yang paling dipertimbangkan saat seseorang akan menentukan karier apa yang akan dipilih, karena gaji merupakan salah satu alasan utama seseorang untuk bekerja. Dengan bekerja, seseorang akan menghasilkan gaji yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Selain itu, gaji juga diartikan sebagai alat ukur untuk menilai perimbangan jasa antara imbalan dengan jasa yang dilakukan (Ivancevich, et al., 2007:228). Apabila imbalan jasa yang diberikan oleh perusahaan tidak sesuai dengan jasa yang telah dilakukan, maka seorang individu tersebut kemungkinan akan berpikir ulang untuk melanjutkan kariernya.

(47)

dipungkiri bahwa gaji merupakan hal pokok yang diharapkan ketika melakukan sebuah pekerjaan.

2.5.2 Pelatihan Profesional

Pelatihan profesional meliputi berbagai hal yang berkaitan dengan peningkatan keahlian. Dessler (1994:5) menyatakan bahwa pelatihan profesional sebelum bekerja perlu dilakukan untuk menunjang pekerjaan seseorang. Pelatihan profesional juga diperlukan mahasiswa yang memilih berkarier sebagai akuntan publik (Setiyani, 2005:24). Hal ini berarti bahwa dalam memilih karier selain untuk mencari penghasilan atau gaji mahasiswa juga mempunyai keinginan untuk berprestasi dan mengembangkan diri. Pengembangan diri dengan pelatihan ini dilakukan agar mereka nantinya bekerja secara profesional.

Pelatihan profesional berpengaruh terhadap pemilihan karier karena pelatihan dianggap sebagai sarana peningkatan keahlian yang efektif bagi individu yang ingin memulai karier (Handoko, 2001:103). Mahasiswa perlu mengikuti pelatihan kerja untuk meningkatkan kemampuan profesional dan mendapatkan pengalaman kerja yang bervariasi. Apalagi bagi mahasiswa yang ingin berkarier sebagai akuntan publik, pelatihan profesional wajib dilakukan untuk meningkatkan keahlian dalam bekerja.

2.5.3 Pengakuan Profesional

(48)

kerja. Pengakuan profesional dapat juga diartikan sebagai suatu bentuk apresiasi serta pengakuan dari masyarakat atas prestasi yang diraih seseorang dalam berkarier.

Menurut Stolle (1976) dalam Setiyani (2005:25) mahasiswa akuntansi mempertimbangkan pengakuan profesional dalam memilih karier. Hal ini menunjukkan bahwa seseorang dalam melakukan pekerjaannya tidak hanya semata-mata mencari penghargaan finansial, tetapi juga ada keinginan untuk mengembangkan diri dan memperoleh pengakuan atas prestasi yang dicapai. Dengan diakuinya prestasi dari hasil kerja seseorang, maka semakin menambah motivasi diri orang tersebut untuk lebih bersemangat untuk menghasilkan prestasi-prestasi yang lebih tinggi dari sebelumnya.

2.5.4 Nilai-nilai Sosial

Nilai sosial menunjukkan nilai seseorang yang dilihat dari sudut pandang orang-orang yang ada di sekitar lingkungannya (Kreitner dan Kinicki, 2003:182). Dalam memilih karier, mahasiswa akuntansi perlu mempertimbangkan nilai sosial karena berkaitan dengan image pekerjaannya dimata masyarakat apakah pekerjaan tersebut dianggap sebagai profesi yang terhormat atau justru hanya dipandang sebelah mata.

(49)

dianggap sebagai salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pemilihan karier, karena penilaian dari masyarakat tentang karier yang dijalani penting untuk reputasi sebuah pekerjaan. Reputasi adalah unsur pokok yang tercermin pada kemampuan perusahaan untuk memuaskan kebutuhan jangka panjang para pekerja (Handoko, 2001:21).

2.5.5 Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja meliputi sifat pekerjaan, tingkat persaingan dan banyaknya tekanan dalam pekerjaan. Menurut Milton (1986:35) lingkungan kerja merupakan faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang dalam pekerjaan. Sebagian orang menganggap bahwa dengan melihat lingkungan kerja dari profesi yang ditekuninya tersebut akan mendapatkan gambaran mengenai sifat pekerjaannya apakah rutin atau sering lembur, dengan tingkat persaingan antar pekerja yang tinggi atau rendah, serta tekanan pekerjaannya berat atau ringan.

(50)

2.5.6 Pertimbangan Pasar Kerja

Pertimbangan pasar kerja berhubungan dengan tersedianya lapangan kerja dan keamanan kerja. Mudah diketahuinya lowongan pekerjaan dan informasi pekerjaan yang dapat diakses di masa yang akan datang termasuk di dalam pertimbangan pasar kerja. Disamping itu, keamanan kerja juga menjadi salah satu alasan seseorang untuk melakukan sebuah pekerjaan (Dessler, 1994:269). Faktor ini dipertimbangkan mahasiswa dalam memilih karier karena dianggap sebagai faktor yang paling dominan mempengaruhi pemilihan karier (Rahayu, 2003:823). Mahasiswa akan melihat peluang suatu pekerjaan untuk memutuskan akan menjalani pekerjaan tersebut atau tidak. Disamping itu, keamanan kerja yang baik juga perlu dipertimbangkan dalam memilih karier, karena tidak mungkin seseorang menerima suatu pekerjaan dengan resiko kehilangan pekerjaan yang tinggi dan diperlukan pengorbanan yang besar untuk menyelesaikannya.

2.5.7 Nilai Intrinsik Pekerjaan

Faktor intrinsik berhubungan dengan kepuasan yang dirasakan oleh individu saat melakukan pekerjaan sehingga terdapat hubungan langsung antara pekerjaan dan penghargaan. Menurut Robbins dan Judge (2008:99) kepuasan kerja (job satisfication) didefinisikan sebagai suatu perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari sebuah evaluasi karakteristik dari pekerjaan tersebut.

Menurut Gibson, Ivancevich dan Donnely (1997:149), faktor intrinsik pekerjaan meliputi :

(51)

Pencapaian prestasi seseorang berkaitan dengan kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan yang menantang (chaleenging work). Setiap individu berbeda-beda, sebagian individu menyenangi pekerjaan-pekerjaan yang menantang, dan sebagian lagi menyenangi pekerjaan yang moderat maupun rendah.

2. Berada dalam lingkungan yang dinamis

Lingkungan yang dinamis akan mendukung kemampuan seseorang untuk menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Kesempatan yang diberikan pada karyawan dapat memotivasi dirinya untuk memberikan hasil yang terbaik dan dapat memberikan kepuasan kerja tersendiri pada diri masing-masing karyawan.

3. Mendukung kreativitas

Pertumbuhan pribadi pada dasarnya berkaitan dengan kemampuan dan peluang yang tersedia bagi karyawan untuk mengembangkan keahlian dan kreativitas dalam kariernya.

4. Memberikan kebebasan atau otonomi

(52)

2.6 Penelitian Terdahulu

Sebagai acuan dari penelitian ini dapat dikemukakan hasil-hasil yang telah dilaksanakan sebelumnya yaitu :

Penelitian yang dilakukan Astami (2001:15) mengenai faktor-faktor yang berpengaruh dalam pemilihan profesi akuntan publik dan non akuntan publik bagi mahasiswa jurusan akuntansi. Hasil dari penelitian ini yaitu diketahui bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karier akuntan publik dan non akuntan publik adalah jenis pekerjaan dan persepsi mahasiswa mengenai profesi akuntan publik. Sedangkan faktor yang tidak mempengaruhi adalah gaji, ketersediaan lapangan kerja, dan persepsi mahasiswa tentang pengorbanan untuk menjadi seorang akuntan publik.

Kunartinah dan Widiatmoko (2003:9) melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karier sebagai akuntan publik di STIE Stikubank Semarang. Dari penelitian ini, diketahui terdapat lima faktor yang mempengaruhi pemilihan karier yaitu faktor intrinsik pekerjaan, penghasilan jangka panjang dan penghasilan jangka pendek, pertimbangan pasar kerja, latar belakang pendidikan di SMA, serta persepsi rasio keuntungan dan kerugian menjadi akuntan publik.

(53)

profesional, pengakuan profesional, lingkungan kerja, dan pertimbangan pasar kerja sangat mempengaruhi pemilihan karier oleh mahasiswa.

Setiyani (2005:81) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karier sebagai akuntan publik dan non akuntan publik meliputi gaji, pelatihan profesional, pengakuan profesional, lingkungan kerja, nilai intrinsik pekerjaan, dan pertimbangan pasar kerja. Hasil penelitiannya mengungkapkan bahwa profesi yang paling diminati ditinjau dari tujuh faktor tersebut adalah akuntan perusahaan. Pada penelitian Oktavia (2005:45) di Universitas Widyatama hasilnya menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan profesi akuntan publik dan non akuntan publik adalah faktor intrinsik, penghasilan jangka panjang dan pendek, pertimbangan pasar kerja, latar belakang pendidikan di SMU, persepsi keuntungan menjadi akuntan publik.

Pada penelitian Rasmini (2007:352) tentang faktor-faktor yang berpengaruh pada keputusan pemilihan profesi. Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa dan mahasiswi S1 akuntansi, fakultas ekonomi di perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi swasta di Bali. Yang diteliti dalam penelitian ini adalah: pertama, faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karier secara keseluruhan; kedua, berdasarkan gender; ketiga, berdasarkan jenis kelasnya (reguler dan ekstensi); dan yang keempat, berdasarkan jenis perguruan tingginya (negeri dan swasta).

(54)

Jackson State University. Dalam penelitiannya profesi akuntansi di kelompokkan menjadi tiga yaitu akuntan publik, akuntan perusahaan dan akuntan pemerintah. Penelitian ini menggunakan delapan faktor meliputi: gaji awal yang tinggi, gaji jangka panjang, keuntungan non moneter, keamanan kerja, nilai intrinsik pekerjaan, keamanan finansial, peningkatan karier, serta keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan. Dari hasil penelitiannya diketahui bahwa mahasiswa akuntansi di Jackson State University lebih memilih berkarier sebagai akuntan publik daripada berkarier sebagai akuntan perusahaan dan akuntan pemerintah.

Penelitian lain dilakukan oleh Widyasari (2010:70) tentang persepsi mahasiswa akuntansi mengenai faktor-faktor yang membedakan pemilihan karier dengan studi pada Universitas Diponegoro dan UNIKA Soegijapranata. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pandangan mahasiswa akuntansi mengenai pemilihan karier ditinjau dari faktor gaji, pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, dan pertimbangan pasar kerja, sedangkan apabila ditinjau dari faktor personalitas tidak berbeda. Ringkasan hasil penelitian terdahulu dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut ini :

Tabel 2.1

Ringkasan Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu

Nama dan Tahun Penelitian

Variabel Penelitian Hasil Penelitian

(55)

- Persepsi mahasiswa publik dan non akuntan publik, selain itu tidak mempengaruhi.

(56)

Melanie Oktavia tidak memiliki waktu santai

(57)

waktu yang tidak sesuai dengan PTN dan PTS, faktor yang paling dominan pada mahasiswa

(58)

-Personalitas Variabel terikat: Pemilihan karier mahasiswa

pandangan

2.7 Kerangka Berpikir

Setiap mahasiswa mempunyai karakteristik yang berbeda satu sama lain. Karakteristik yang berbeda ini akan membentuk suatu pemikiran yang berbeda dalam mempersepsikan suatu hal. Akan tetapi tidak semua mahasiswa mempunyai persepsi yang berbeda, adapula yang memiliki persamaan persepsi ketika memandang sesuatu seperti halnya saat mempersepsikan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karier. Terdapat berbagai macam faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karier sebagai akuntan publik dan non akuntan publik yang dapat diketahui dari penelitian-penelitian sebelumnya. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan faktor-faktor dari penelitiannya Rahayu (2003:821) yang meliputi penghargaan finansial atau gaji, pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja dan nilai intrinsik pekerjaan.

(59)

Akuntan publik yang merupakan salah satu profesi akuntansi dipandang sebagai profesi yang mempunyai prospek yang cerah. Kebanyakan orang termasuk mahasiswa menganggap bahwa orang yang bekerja sebagai akuntan publik akan memperoleh gaji yang lebih besar daripada pengorbanannya (Felton,1994 dalam Rasmini, 2007:354). Gaji seorang akuntan publik lebih besar karena mereka bisa menetapkan gajinya sendiri, dibandingkan dengan non akuntan publik yang gajinya sudah ditentukan oleh perusahaan atau lembaga dimana mereka bekerja. Akan tetapi, seseorang yang bekerja sebagai akuntan publik menerima gaji awal yang tidak setinggi gaji awal non akuntan publik.

Pelatihan profesional meliputi berbagai hal yang berkaitan dengan peningkatan keahlian. Mahasiswa yang memilih berkarier sebagai akuntan, terutama akuntan publik membutuhkan pelatihan profesional agar mereka bisa bekerja secara profesional ketika memasuki dunia kerja. Rahayu (2003:826) menyatakan bahwa pelatihan profesional berpengaruh terhadap pemilihan karier mahasiswa karena pelatihan dianggap sebagai sarana peningkatan keahlian yang efektif bagi mahasiswa yang ingin berkarier sebagai akuntan publik.

(60)

Pengakuan profesional berhubungan dengan hal-hal mengenai pengakuan prestasi. Menurut Ivancevich, et al (2007:230) pengakuan atas prestasi diharapkan oleh seorang pekerja karena prestasi yang telah dicapai dengan susah payah sudah selayaknya untuk diakui. Rasmini (2007:352) tidak menggunakan faktor pengakuan profesional karena beranggapan bahwa seorang mahasiswa apabila berkarier sebagai akuntan publik maupun non akuntan publik, sama-sama membutuhkan pengakuan dari masyarakat terhadap prestasi yang diraih. Berbeda dengan Rahayu (2003:827) dan Setiyani (2005:56) yang menyatakan bahwa profesi akuntan publik lebih banyak mendapatkan pengakuan profesional jika dibandingkan dengan profesi non akuntan publik. Dengan kata lain, akuntan publik akan lebih banyak diakui oleh masyarakat atas prestasi yang telah dicapai.

(61)

Lingkungan kerja meliputi sifat pekerjaan, tingkat persaingan dan banyaknya tekanan dalam pekerjaan. Mahasiswa beranggapan bahwa diantara profesi akuntansi yang ada, non akuntan publik yang akan menghadapi pekerjaan yang sifatnya rutin dan dapat diselesaikan di belakang meja, sedangkan akuntan publik akan menghadapi banyak tekanan dan tingkat kompetisi yang tinggi (Setiyani, 2005:27). Sementara itu, Rahayu (2003:828) mengungkapkan bahwa diantara profesi non akuntan publik, akuntan perusahaan menjalani pekerjaan lebih rutin dibanding profesi non akuntan publik yang lain. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa profesi yang akan menghadapi pekerjaan yang paling rutin adalah akuntan perusahaan, dan yang menghadapi banyak tekanan dan tantangan adalah akuntan publik walaupun pekerjaanya tidak rutin tetapi memerlukan waktu yang lama untuk menyelesaikannya.

Pertimbangan pasar kerja berhubungan dengan tersedianya lapangan pekerjaan dan keamanan kerja (Dessler, 1994:260). Tersedianya lapangan kerja menjadi salah satu faktor yang dipertimbangkan dalam pemilihan karier karena apabila pekerjaan yang akan dimasuki hanya memiliki peluang yang terbatas maka kemungkinan besar tidak akan mendapatkan pekerjaan tersebut. Di sisi lain, keamanan kerja juga dipertimbangkan dengan alasan apabila suatu pekerjaan posisinya rawan PHK seperti seorang buruh yang bekerja pada perusahaan yang terindikasi mengalami kebangkrutan.

(62)

2005:74). Berkarier sebagai akuntan publik dianggap kurang aman karena ketika seorang akuntan publik dalam bekerja mengecewakan klien maka kemungkinan akan tersingkir dari Kantor Akuntan Publik tempatnya bekerja. Disisi lain, profesi non akuntan publik dianggap memiliki keamanan kerja yang tinggi karena tidak rentan terkena PHK.

Nilai intrinsik pekerjaan berkaitan dengan hal-hal kepuasan yang dirasakan seorang individu yang bekerja, yang meliputi tantangan intelektual, suasana kerja yang dinamis, dituntut kreativitas, dan pemberian kebebasan dalam penyelesaian tugas (Gibson, et. al., 1997:148). Mahasiswa yang memilih berkarier sebagai akuntan publik akan menghadapi tantangan intelektual yang tinggi, dituntut mempunyai kreativitas yang tinggi dan diberikan kebebasan dalam menyelesaikan tugas (Setiyani, 2005:71). Sedangkan mahasiswa yang memilih berkarier sebagai non akuntan publik akan menghadapi pekerjaan dengan tantangan yang tidak begitu berat dan bisa cepat menyelesaikan pekerjaannya.

(63)

Pemilihan Karier

Gambar 2.3 Bagan Kerangka Berpikir 2.8 Pengembangan Hipotesis

Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H1 : Terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi yang memilih karier sebagai akuntan publik dan non akuntan publik ditinjau dari faktor gaji atau penghargaan finansial.

H2 : Terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi yang memilih karier sebagai akuntan publik dan non akuntan publik ditinjau dari faktor pelatihan profesional.

(64)

H4 : Terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi yang memilih karier sebagai akuntan publik dan non akuntan publik ditinjau dari faktor nilai-nilai sosial.

H5 : Terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi yang memilih karier sebagai akuntan publik dan non akuntan publik ditinjau dari faktor lingkungan kerja.

H6 : Terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi yang memilih karier sebagai akuntan publik dan non akuntan publik ditinjau dari faktor pertimbangan pasar kerja.

(65)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian survei terhadap mahasiswa akuntansi S1 pada perguruan tinggi negeri dan swasta di kota Semarang. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi S1, semester 8 (delapan) dan lokasi penelitiannya pada perguruan tinggi negeri dan swasta di kota Semarang.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian 3.2.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa akuntansi angkatan 2007 (semester delapan) dari lima perguruan tinggi yang ada di Semarang yaitu Universitas Negeri Semarang, Universitas Diponegoro, Universitas Islam Sultan Agung, Universitas Katolik Soegijapranata dan Universitas Dian Nuswantoro yang berjumlah 519 mahasiswa.

3.2.2 Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang diambil dari jumlah keseluruhan populasi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah proporsional random sampling yaitu dari jumlah populasi ditentukan jumlah sampel sebagai subjek penelitian, pengambilan sampel dilakukan secara merata ke setiap kelas sehingga semua responden mempunyai kesempatan yang sama sebagai sampel penelitian (Hadi, 1979:303).

(66)

Peneliti menggunakan skala kecukupan ukuran sampel dari Comfrey dan Lee (1992) untuk menentukan jumlah sampel penelitian. Comfrey dan Lee mengelompokkan skala kecukupan sampel pada Tabel 3.1 berikut ini :

Tabel 3.1

Skala Kecukupan Ukuran Sampel

Skala Keterangan

50 100 200 300 500 >1000

very poor poor fairly good very good

excellent Sumber : Comfrey dan Lee (1992)

Peneliti menyebar angket sebanyak 400 eksemplar kepada responden yang ada pada perguruan tinggi negeri dan swasta yang terpilih. Jumlah sampel penelitian yang diperoleh dari hasil penyebaran angket sebanyak 168 responden.

3.3 Variabel Penelitian

Variabel penelitian yang dirumuskan secara operasional dalam penelitian ini meliputi 7 (tujuh) variabel yaitu:

1. Gaji atau penghargaan finansial

(67)

perusahaan untuk memberikan kepuasan kepada karyawannya. Pengukuran variabel ini menggunakan kuesioner dari Rahayu (2003:824) yang meliputi : gaji awal yang tinggi, kenaikan gaji yang lebih cepat, serta tersedianya dana pensiun.

2. Pelatihan profesional

Pelatihan profesional meliputi hal-hal yang berhubungan dengan peningkatan keahlian. Pengukuran variabel ini menggunakan kuesioner dari Rahayu (2003:824) yang meliputi : pelatihan sebelum mulai kerja, pelatihan profesional, pelatihan kerja rutin serta pengalaman kerja yang bervariasi.

3. Pengakuan profesional

Pengakuan profesional meliputi hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan terhadap prestasi. Pengukuran variabel ini menggunakan kuesioner dari Rahayu (2003:824) yang meliputi : lebih banyak memberikan kesempatan untuk berkembang, ada pengakuan prestasi, memerlukan banyak cara untuk naik pangkat serta memerlukan keahlian untuk mencapai sukses.

4. Nilai-nilai sosial

(68)

berinteraksi dengan orang lain, kepuasan pribadi, kesempatan untuk menjalankan hobi di luar pekerjaan, perhatian terhadap perilaku individu, gengsi pekerjaan di mata orang lain serta kesempatan untuk bekerja dengan ahli bidang lain.

5. Lingkungan kerja

Sifat pekerjaan, tingkat persaingan dan banyaknya tekanan kerja merupakan faktor lingkungan pekerjaan. Pengukuran variabel lingkungan pekerjaan menggunakan kuesioner dari Rahayu (2003:824): sifat pekerjaan yang rutin, pekerjaan yang atraktif dan yang sering lembur serta lingkungan kerjanya, tingkat persaingan dan tekanan pekerjaan.

6. Pertimbangan pasar kerja

Pertimbangan pasar kerja meliputi keamanan dan tersedianya lapangan kerja atau kemudahan mengakses lapangan kerja. Keamanan kerja merupakan faktor dimana karier yang dipilih dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama. Karier diharapkan bukan pilihan karier sementara, tetapi dapat terus berlanjut sampai seseorang pensiun. Pertimbangan pasar kerja dapat diuji dengan dua pertanyaan mengenai keamanan kerja dan kemudahan mengakses lapangan pekerjaan. Pengukuran variabel pertimbangan pasar kerja menggunakan kuesioner dari Rahayu (2003:824): keamanan kerjanya lebih terjamin (tidak mudah di PHK), dan lapangan kerja yang ditawarkan mudah diketahui.

Gambar

Gambar 2.1 berikut ini.
Gambar 2.2 Tahap-tahap Karier dan Kebutuhan Individu
Tabel 2.1 Ringkasan Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
Gambar 2.3 Bagan Kerangka Berpikir
+7

Referensi

Dokumen terkait

Angka ini bisa digunakan untuk menghitung kolom 4, yaitu kebutuhan bahan bakar dalam suatu daur bahan bakar DUPIC dengan kriteria seperti yang tercantum dalam bagian

Salah satu potensi untuk pengembangan transportasi laut dan sebagai alternatif transportasi darat dari daerah Desa Lero ke Kota Pare-Pare membutuhkan waktu tempuh

Ibu yang bekerja mempunyai waktu lebih sedikit daripada ibu yang tidak bekerja dan menghabiskan waktunya bersama anak 24 jam, namun stimulasi yang diberikan pada

Dapat disimpulkan bahwa rasio keuangan merupakan kegiatan memperbandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka

Dalam Undang-undang 37 tahun 2008 Ombudsman Republik Indonesia pasal 1 Ombudsman adalah lembaga negara yang mempunyai kewenangan mengawasi penyelenggaraan pelayanan publik

Hasil penelitian yang telah dilakukan tentang proses gerinda permukaan menggunakan kedalaman pemakanan, kecepatan meja, dan cairan pendingin bertekanan tinggi adalah semakin

Return On Investment (ROI) berpengaruh signifikan terhadap Devidend Payout Ratio (DPR) pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia secara berganda, dapat dikatakan

Melihat lingkungan jalan Bundaran Hotel Indonesia, memungkinkan GyTAR menggunakan strategi recover-nya yaitu carry and forwarding dalam proses forwarding data, dimana