PREVALENSI KANKER PROSTAT DI LABORATORIUM
PATOLOGI ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TAHUN 2009 - 2010
Oleh :
SOLITA VASYA SIREGAR
080100128
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PREVALENSI KANKER PROSTAT DI LABORATORIUM
PATOLOGI ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TAHUN 2009 – 2010
KARYA TULIS ILMIAH
Ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran
Oleh :
SOLITA VASYA SIREGAR 080100128
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LEMBAR PENGESAHAN
PREVALENSI KANKER PROSTAT DI LABORATORIUM PATOLOGI ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN USU TAHUN 2009 – 2010
Nama : Solita Vasya Siregar Nim : 080100128
Pembimbing Penguji I
(dr. H. Soekimin, Sp. PA) (dr. Iman Helmi Effendi, Sp. OG) NIP. 194808011980031002 NIP. 140344041
Penguji II
(dr. Datten Bangun, M.Sc, Sp. FK) NIP. 130349092
Medan, Januari 2012 Universitas Sumatera Utara
Fakultas Kedokteran Dekan
ABSTRAK
Latar Belakang : Kanker Prostat merupakan penyakit yang banyak terjadi pada pria yang berusia lanjut. Tetapi banyak penderita penyakit prostat sering tidak menyadari adanya keganasan pada prostat apabila tidak mengalami keluhan kesulitan buang air kecil yang cukup berarti sehingga para penderita kanker prostat umumnya datang terlambat untuk mencari pengobatan. Untuk itu penelitian ini dilakukan agar dapat melihat pola penyebaran kanker prostat berdasarkan usia dan skor Gleason sehingga dapat dianjurkan untuk dilakukan skrining pada pria yang berusia lanjut.
Lokasi : Lokasi penelitian ini bertempat di Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Objektif : Tujuan penelitian ini adalah memperoleh data tentang pola penyebaran penyakit kanker prostat berdasarkan usia dan skor Gleason sehingga dapat digunakan sebagai langkah awal untuk merumuskan skrining kanker prostat pada pria berusia lanjut.
Metode Penelitian: Metode penelitian ini berupa deskriptif retrospektif yang berdasarkan data – data rekam medik periode 2009 – 2010 di Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukkan pada periode tahun 2009 – 2010 ditemukan sebanyak 194 orang. Berdasarkan usia ada 82 orang (42,3%) pasien berada pada rentang usia 61 – 70 tahun. Sebanyak 49 orang (25,3%) menderita kanker prostat, dan sebanyak 24 orang (54,5%) penderita kanker prostat berada pada rentang usia 61 – 70 tahun dan 14 orang (29,2%) berada pada skor Gleason 4/10.
Kesimpulan : dari 194 pasien yang melakukan biopsi prostat ada sebanyak 49 orang (25,3%) pasien yang terkena kanker prostat dengan skor Gleason terbanyak adalah 4/10 yaitu sebanyak 14 orang (29,2%)
ABSTRACT
Background : Prostate cancer is the mostly find neoplasm in elderly men but most of them don’t realize that there’s a neoplasm in their prostate before having a serious problem in urination. They usually come to doctor in the late stage of the disease. This study is written to see the spreading pattern of prostate cancer based on age and Gleason score so the elderly man can have a screening to diagnose the prostate cancer earlier.
Location : The location of this study is in Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Objective : The objective of this study is analyze the spreading pattern of prostate cancer based on age and Gleason score so in the future can be used as a basic information before formulating the screening program in elderly men
Method : Method used in this study was retrospective by collecting data from medical report year 2009 – 2010 in Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Result : The result of this study is there are 194 patients did prostate biopsy in year 2009 – 2010. Based on age there are 82 patients (42,3%) in range age 61 – 70 years old. There are 49 patients (25,3%) have prostate cancer and 24 patients from them (54,5%) in range age 61 – 70 years old and 14 patients from all prostate cancer patients (29,2%) have Gleason score 4/10.
Conclusion : From data year 2009 – 2010 there were 194 patients did prostate biopsy and 49 patients (25,3%) have the prostate cancer and 14 patients (29,2%) from them have the Gleason score 4/10.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan segala rahmat dan karunia-Nya sehingga Karya Tulis Ilmiah yang
berjudul “Prevalensi Kanker Prostat di Laboratorium Patologi Anatomi
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun 2009 – 2010” berhasil diselesaikan.
Di dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini ternyata penulis mendapat banyak
bantuan baik dari segi moral, materil dan spiritual dari berbagai pihak. Untuk itu
penulis mengucapkan terima kasih setinggi-tingginya kepada :
1. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Prof. dr. Gontar A.
Siregar, Sp. PD. KGEH atas izin penelitian yang telah diberikan.
2. Dr. H. Soekimin, Sp. PA selaku dosen pembimbing saya yang telah
memberikan bantuan, bimbingan, dan pengarahan kepada penulis selama
menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
3. Dr. Iman Helmi Effendi, Sp. OG dan Dr. Datten Bangun, M.Sc, Sp. FK selaku
dosen penguji saya yang banyak memberikan kritik dan saran yang
membangun dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Para pegawai yang bekerja di Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas
Kedokteran Sumatera Utara atas bantuannya kepada penulis selama
melakukan penelitian.
5. Kedua orangtua saya, Dr. Ir. Tumpal HS. Siregar, dip.Agr dan Dra. R. Siagian
serta Olenka Tiara Siregar sebagai kakak atas doa dan dukungannya
6. Teman – teman Hijria, Novalita, Novita, Karmila, Rumondang Anna, Yusda,
Taupek Gaban dan T. Amira atas bantuannya dalam penulisan Karya Tulis
Ilmiah ini. Serta kepada teman – teman FK USU stambuk 2008 selamat
Penulis sadar bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan sarana dan kritik yang bersifat membangun untuk
lebih menyempurnakan karya tulis ini. Demikian dan terimakasih.
Medan, Desember 2011
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN……… i
ABSTRAK……… ii
ABSTRACT………. iii
KATA PENGANTAR……… iv
DAFTAR ISI……… viii
DAFTAR TABEL……… x
DAFTAR GAMBAR……… xi
DAFTAR LAMPIRAN……… xii
BAB 1. PENDAHULUAN………. 1
2.2.1. Etiologi dan Faktor Resiko Kanker Prostat……… 7
2.2.2. Gejala Klinis Kanker Prostat……….. 8
2.2.3. Pemeriksaan Kanker Prostat……….. 8
2.2.4. Grading dan Staging Kanker Prostat……….. 11
2.2.5. Penanganan Kanker Prostat……… 15
BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL… 17 3.1. Kerangka Konsep Penelitian……… 17
3.2. Definisi Operasional………. 17
BAB 4. METODE PENELITIAN……….. 19
4.1. Jenis Penelitian……….. 19
4.2. Waktu dan Tempat Penelitian……… 19
4.2.1. Waktu Penelitian……… 19
4.2.2. Tempat Penelitian……… 19
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian……… 19
4.3.1. Populasi Penelitian……… 19
4.3.2. Sampel Penelitian……… 19
4.5. Metode Analisis Data……… 20
BAB 5. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………. 21
5.1. Hasil Penelitian……… 21
5.1.1. Deskripsi Tempat Penelitian……… 21
5.1.2. Deskripsi Sampel Penelitian……… 21
5.1.3. Deskripsi Hasil Biopsi Prostat Tahun 2009 – 2010……… 21 5.1.4. Deskripsi Usia Pasien Yang Melakukan Biopsi Prostat Tahun 2009 – 2010………... 22 5.1.5. Deskripsi Penderita Kanker Prostat Menurut Usia Tahun 2009 – 2010………... 23 5.1.6. Deskripsi Skor Gleason Penderita Kanker Prostat Tahun 2009 – 2010……… 23 5.1.7. Deskripsi Skor Gleason Menurut Usia Penderita Kanker Prostat Tahun 2009 – 2010………… 24 5.2. Pembahasan Hasil Penelitian……… 26
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN………... 29
6.1. Kesimpulan………... 29
6.2. Saran………... 29
DAFTAR PUSTAKA………. 30
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
2.1 Rata – rata Nilai Normal Prostate Spesifik Antigen Menurut
Umur ……… 10
2.2 Skor Grading Menurut Gleason……… 13
2.3 Luas Tumor Primer (T)………. 14
2.4 Status Kelenjar Getah Bening Regional………... 15
2.5 Metastasis Jauh………. 15
5.1 Distribusi Hasil Biopsi Prostat Tahun 2009 – 2010………. 21
5.2 Distribusi Usia Pasien Yang Melakukan Biopsi Prostat tahun 2009 – 2010……….. 21 5.3 Distribusi Kanker Prostat Menurut Usia Tahun 2009 – 2010…... 22 5.4 Distribusi Skor Gleason……… 22
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1 Organ Prostat Pada Pria ……… 5
Gambar 2.2 Zona Prostat Secara Histologi………... 6
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Lampiran Keterangan
Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 2 Surat Ethical Clearence
Lampiran 3 Surat Keterangan Departemen Patologi Anatomi
Lampiran 4 Data Penelitian
ABSTRAK
Latar Belakang : Kanker Prostat merupakan penyakit yang banyak terjadi pada pria yang berusia lanjut. Tetapi banyak penderita penyakit prostat sering tidak menyadari adanya keganasan pada prostat apabila tidak mengalami keluhan kesulitan buang air kecil yang cukup berarti sehingga para penderita kanker prostat umumnya datang terlambat untuk mencari pengobatan. Untuk itu penelitian ini dilakukan agar dapat melihat pola penyebaran kanker prostat berdasarkan usia dan skor Gleason sehingga dapat dianjurkan untuk dilakukan skrining pada pria yang berusia lanjut.
Lokasi : Lokasi penelitian ini bertempat di Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Objektif : Tujuan penelitian ini adalah memperoleh data tentang pola penyebaran penyakit kanker prostat berdasarkan usia dan skor Gleason sehingga dapat digunakan sebagai langkah awal untuk merumuskan skrining kanker prostat pada pria berusia lanjut.
Metode Penelitian: Metode penelitian ini berupa deskriptif retrospektif yang berdasarkan data – data rekam medik periode 2009 – 2010 di Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukkan pada periode tahun 2009 – 2010 ditemukan sebanyak 194 orang. Berdasarkan usia ada 82 orang (42,3%) pasien berada pada rentang usia 61 – 70 tahun. Sebanyak 49 orang (25,3%) menderita kanker prostat, dan sebanyak 24 orang (54,5%) penderita kanker prostat berada pada rentang usia 61 – 70 tahun dan 14 orang (29,2%) berada pada skor Gleason 4/10.
Kesimpulan : dari 194 pasien yang melakukan biopsi prostat ada sebanyak 49 orang (25,3%) pasien yang terkena kanker prostat dengan skor Gleason terbanyak adalah 4/10 yaitu sebanyak 14 orang (29,2%)
ABSTRACT
Background : Prostate cancer is the mostly find neoplasm in elderly men but most of them don’t realize that there’s a neoplasm in their prostate before having a serious problem in urination. They usually come to doctor in the late stage of the disease. This study is written to see the spreading pattern of prostate cancer based on age and Gleason score so the elderly man can have a screening to diagnose the prostate cancer earlier.
Location : The location of this study is in Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Objective : The objective of this study is analyze the spreading pattern of prostate cancer based on age and Gleason score so in the future can be used as a basic information before formulating the screening program in elderly men
Method : Method used in this study was retrospective by collecting data from medical report year 2009 – 2010 in Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Result : The result of this study is there are 194 patients did prostate biopsy in year 2009 – 2010. Based on age there are 82 patients (42,3%) in range age 61 – 70 years old. There are 49 patients (25,3%) have prostate cancer and 24 patients from them (54,5%) in range age 61 – 70 years old and 14 patients from all prostate cancer patients (29,2%) have Gleason score 4/10.
Conclusion : From data year 2009 – 2010 there were 194 patients did prostate biopsy and 49 patients (25,3%) have the prostate cancer and 14 patients (29,2%) from them have the Gleason score 4/10.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kanker prostat merupakan keganasan yang terjadi pada organ prostat yang hanya
ditemui pada pria. Di Jepang, dilaporkan sebanyak 39 penderita per 100.000 orang
dan di China hanya 28 penderita per 100.000 orang mengalami penyakit ini (Pienta,
1998 dalam Umar dan Agoes, 2002). Pada akhir tahun 2006, di Inggris kanker prostat
menyumbang 36% dari prevalensi kanker yang sama. Pada tahun 2008 menurut
GLOBOCAN (International Agency for Research on Cancer World Health
Organization) Prostat menduduki peringkat ke -3 kanker yang paling sering terjadi
pada laki – laki setelah kanker paru dan kolorektalIni menunjukkan bahwa kanker
prostat merupakan jenis kanker yang memerlukan penanganan khusus.
Di Indonesia, pada tahun 1992 saja sudah disimpulkan bahwa kanker prostat
menduduki urutan ke 9 dengan 310 kasus baru (4,07%) dari 10 kasus kanker yang
diperoleh dari laporan berbagai rumah sakit. Disimpulkan pula bahwa pada laki - laki
di atas usia 65 tahun, kanker prostat menempati urutan ke 2 dengan 202 kasus
(12,31%) (Sarjadi,1999 dalam Boedi-Darmojo,R.Martono, 1999). Pada salah satu
laboratorium, yakni Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas
Andalas dan RSUP M. Jamil dalam kurun waktu 2000 – 2005 ditemukan 116 kasus
adenokarsinoma prostat dengan rentang usia 61 – 70 tahun yang paling banyak
menderita penyakit ini. Pada tahun 2010 di Amerika, organ prostat menduduki
peringkat pertama dalam perkiraan ditemukannya kasus baru kanker yaitu sebanyak
217.730 (28%) dan perkiraan kematian sebanyak 32.050 (11%), Diperkirakan 1 dari
4 jenis kanker yang baru didiagnosa pada pria ditemukan di Amerika.
Kanker prostat umumnya tidak menunjukkan gejala khas. Karena itu, sering
terjadi keterlambatan diagnosa. Gejala yang ada umumnya sama dengan gejala
kecil tersendat/tidak lancar. Keluhan dapat juga berupa nyeri tulang dan gangguan
saraf. Dua keluhan itu muncul bila sudah terjadi penyebaran hingga tulang belakang
Penyebab kanker prostat tidak diketahui secara tepat, meskipun beberapa
penelitian menunjukkan adanya hubungan antara diet tinggi lemak dengan
peningkatan kadar hormon testosteron. Pada bagian lain, Rindiastuti (2007) misalnya
menyimpulkan bahwa usia lanjut mengalami penurunan beberapa unsur esensial
tubuh seperti kalsium (Ca) dan vitamin D. Tetapi pola makan dengan Ca tinggi
secara berlebihan dapat meningkatkan risiko kanker prostat pada usia lanjut
Diagnosa kanker prostat dapat dilakukan atas kecurigaan pada saat
pemeriksaan colok dubur yang abnormal atau peningkatan Prostate Specific Antigen
(PSA). Kecurigaan ini kemudian dikonfirmasi dengan biopsi, dibantu dengan Trans
Rectal Ultrasound Scanning (TRUSS). Ada 50% lebih lesi yang dicurigai pada saat
colok dubur terbukti sebagai kanker prostat. Nilai prediksi colok dubur untuk
mendeteksi kanker prostat 21,53%. Sensitifitas colok dubur tidak memadai untuk
mendeteksi kanker prostat, tapi spesifisitasnya tinggi. Bila didapatkan tanda ganas
pada colok dubur, maka hampir semua kasus memang terbukti kanker prostat karena
nilai prediktifnya 80% (Umar dan Agoes, 2002).
Uraian di atas menunjukkan bahwa kanker prostat masih merupakan aspek yang
perlu didalami oleh karena perkembangan penderita yang cukup pesat sehingga perlu
dilakukan penelitian terhadap prevalensi penderita kaker prostat agar menjadi
panduan untuk melakukan skrining awal penyakit kanker prostat pada pria berusia
lanjut sebagai suatu langkah pencegahan.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini
adalah : Bagaimanakah prevalensi kanker prostat di Laboratorium Patologi Anatomi
1.3.Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mempelajari dan mengetahui
pola penyebaran kanker prostat di Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas
Kedokteran USU tahun 2009 – 2010 berdasarkan usia dan skor Gleason.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Menganalisis hasil biopsi prostat di Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas
Kedokteran USU Medan
2. Merumuskan pola penyebaran kanker prostat berdasarkan usia dan skor
Gleason di Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran USU tahun
2009 - 2010.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat sebagai :
1. Sebagai informasi data epidemiologi kanker prostat di salah satu laboratorium
patologi anatomi yang ada di kota Medan
2. Sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan kemampuan akademik
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Prostat 2.1.1. Anatomi
Prostat adalah organ genital yang hanya di temukan pada pria karena
merupakan penghasil cairan semen yang hanya dihasilkan oleh pria. Prostat
berbentuk piramid, tersusun atas jaringan fibromuskular yang mengandung kelenjar.
Prostat pada umumnya memiliki ukuran dengan panjang 1,25 inchi atau kira – kira 3
cm, mengelilingi uretra pria. (Gambar 2.1)
Sumber : K. OH, William (2000)
Gambar 2.1. Organ prostat pada pria
Dalam hubungannya dengan organ lain, batas atas prostat bersambung dengan
leher bladder atau kandung kemih. Di dalam prostat didapati uretra. Sedangkan batas
bawah prostat yakni ujung prostat bermuara ke eksternal spinkter bladder yang Keterangan :
Urinary bladder = Kandung kemih
Seminal vesicle = Vesikula seminalis
Prostate = Prostat
Opening of ejaculatory duct = muara duktus ejakulatorius
Urogenital diaphragm = diafragma urogenital
Bulbourethtral (Copwers) gland = kelenjar bulborethral
terbentang diantara lapisan peritoneal. Pada bagian depannya terdapat simfisis pubis
yang dipisahkan oleh lapisan ekstraperitoneal. Lapisan tersebut dinamakan cave of
Retzius atau ruangan retropubik. Bagian belakangnya dekat dengan rectum,
dipisahkan oleh fascia Denonvilliers
Prostat memiliki lapisan pembungkus yang di sebut dengan kapsul. Kapsul ini
terdiri dari 2 lapisan yaitu :
1. True capsule : lapisan fibrosa tipis pada bagian luar prostat
2. False capsule : lapisan ekstraperitoneal yang saling bersambung,
menyelimuti bladder atau kandung kemih. Sedangkan
Fascia Denonvilliers berada pada bagian belakang.
(Gambar 2)
2.1.2. Histologi
Prostat merupakan suatu kumpulan kelanjar yang terdiri dari 30 - 50 kelenjar
tubuloalveolar, dibentuk dari epitel bertingkat silindris atau kuboid yang bercabang.
Duktusnya bermuara ke dalam uretra pars prostatika, menembus prostat. Secara
histologi, prostat memiliki 3 zona yang berbeda yaitu (gambar 2.2) :
1. Zona sentral
2. Zona perifer
3. Zona transisional
2.2.Kanker Prostat
Kanker prostat adalah keganasan pada prostat yang diderita pria berusia lanjut
dengan kejadian puncak pada usai 65 - 75 tahun. Penyebab kanker prostat tidak
diketahui secara tepat, meskipun beberapa penelitian telah menunjukkan adanya
hubungan antara diet tinggi lemak dan peningkatan kadar hormon testosteron. Pada
bagian lain, Rindiastuti (2007) menyimpulkan bahwa usia lanjut mengalami
penurunan beberapa unsur esensial tubuh seperti kalsium dan vitamin D. Penurunan
kandungan kalsium tubuh mengakibatkan berbagai penyakit, diantaranya adalah
osteoporosis, sehingga timbul paradigma bahwa pada usia lanjut untuk
mengkonsumsi kalsium dalam jumlah banyak. Tetapi pola makan dengan kalsium
tinggi secara berlebihan dapat meningkatkan risiko kanker prostat pada usia lanjut
Lebih.dari 95 % kanker prostat bersifat adenokarsinoma. Selebihnya didominasi transisional sel karsinoma. (Presti, J. C, 2008). Penelitian menunjukkan
bahwa 60 - 70% kasus kanker prostat terjadi pada zona perifer sehingga dapat diraba
sebagai nodul – nodul keras irregular. Fenomena ini nyata pada saat pemeriksaan
rectum dengan jari (Digital Rectal Examination). Nodul – nodul ini memperkecil
kemungkinan terjadinya obstruksi saluran kemih atau uretra yang berjalan tepat di
tengah prostat. Sebanyak 10 – 20 % kanker prostat terjadi pada zona transisional, dan
5 – 10 % terjadi pada zona sentral.
2.2.1. Etiologi dan Faktor Resiko Kanker Prostat
Dari berbagai penelitian dan survei, disimpulkan bahwa etiologi dan faktor
resiko kanker prostat adalah sebagai berikut.
1. Usia
Resiko menderita kanker prostat dimulai saat usia 50 tahun pada pria
kulit putih, dengan tidak ada riwayat keluarga menderita kanker prostat.
Sedangkan pada pria kulit hitam pada usia 40 tahun dengan riwayat keluarga
melaui autopsi di berbagai negara menunjukkan sekitar 15 – 30% pria berusia
50 tahun menderita kanker prostat secara samar. Pada usia 80 tahun sebanyak
60 – 70% pria memiliki gambaran histology kanker prostat. (K. OH, William
et al, 2000).
2. Ras dan tempat tinggal
Penderita prostat tertinggi ditemukan pada pria dengan ras Afrika –
Amerika.Pria kulit hitam memiliki resiko 1,6 kali lebih besar untuk menderita
kanker prostat dibandingkan dengan pria kulit putih (Moul, J. W., et al, 2005).
3. Riwayat keluarga
Carter dkk menunjukkan bahwa kanker prostat didiagnosa pada 15%
pria yang memiliki ayah atau saudara lelaki yang menderita kanker prostat,
bila dibandingkan dengan 8% populasi kontrol yang tidak memiliki kerabat
yang terkena kanker prostat (Haas, G. P dan Wael A. S., 1997). Pria yang satu
generasi sebelumnya menderita kanker prostat memiliki resiko 2 - 3 kali lipat
lebih besar menderita kanker prostat dibandingkan dengan populasi umum.
Sedangkan untuk pria yang 2 generasi sebelumnya menderita kanker prostat
memiliki resiko 9 - 10 kali lipat lebih besar menderita kanker prostat.
4. Faktor hormonal
Testosteron adalah hormon pada pria yang dihasilkan oleh sel Leydig
pada testis yang akan ditukar menjadi bentuk metabolit, berupa
dihidrotestosteron (DHT) di organ prostat oleh enzim 5 - α reduktase. Beberapa teori menyimpulkan bahwa kanker prostat terjadi karena adanya
peningkatan kadar testosteron pada pria, tetapi hal ini belum dapat dibuktikan
secara ilmiah. Beberapa penelitian menemukan terjadinya penurunan kadar
testosteron pada penderita kanker prostat. Selain itu, juga ditemukan
peningkatan kadar DHT pada penderita prostat, tanpa diikuti dengan
5. Pola makan
Pola makan diduga memiliki pengaruh dalam perkembangan berbagai
jenis kanker atau keganasan. Pengaruh makanan dalam terjadinya kanker
prostat belum dapat dijelaskan secara rinci karena adanya perbedaan konsumsi
makanan pada rasa atau suku yang berbeda, bangsa, tempat tinggal, status
ekonomi dan lain sebagainya.
2.2.2. Gejala Klinis Kanker Prostat
Secara medik, kanker prostat umumnya tidak menunjukkan gejala khas.
Karena itu, sering terjadi keterlambatan diagnosa. Gejala yang ada umumnya sama
dengan gejala pembesaran prostat jinak, yaitu buang air kecil tersendat atau tidak
lancar. Keluhan dapat juga berupa nyeri tulang dan gangguan saraf. Dua keluhan itu
muncul bila sudah ada penyebaran ke tulang belakang
Tahap awal (early stage) yang mengalami kanker prostat umumnya tidak
menunjukkan gejala klinis atau asimptomatik. Pada tahap berikutnya (locally
advanced) didapati obstruksi sebagai gejala yang paling sering ditemukan. Biasanya
ditemukan juga hematuria yakni urin yang mengandung darah, infeksi saluran kemih,
serta rasa nyeri saat berkemih. Pada tahap lanjut (advanced) penderita yang telah
mengalami metastase di tulang sering mengeluh sakit tulang dan sangat jarang
menhgalami kelemahan tungkai maupun kelumpuhan tungkai karena kompresi korda
spinalis.
2.2.3. Pemeriksaan Kanker Prostat
Diagnosa kanker prostat dapat dilakukan atas kecurigaan pada saat
pemeriksaan colok dubur yang abnormal atau peningkatan Prostate Specific Antigen
(PSA). Kecurigaan ini kemudian dikonfirmasi dengan biposi,dibantu oleh trans rectal
ultrasound scanning (TRUSS). Ada 50% lebih lesi yang dicurigai pada saat colok
mendeteksi kanker prostat 21,53%. Sensitifitas colok dubur tidak memadai untuk
mendeteksi kanker prostat tapi spesifisitasnya tinggi,namun bila didapatkan tanda
ganas pada colok dubur maka hampir semua kasus memang terbukti kanker prostat
karena nilai prediktifnya 80% (Umar dan Agoes, 2002).
a. Digital Rectal Examination
Pemeriksaan rutin prostat yang di perlukan adalah pemeriksaan rektum
dengan jari atau digital rectal examination. Pemeriksaan ini menggunakan jari
telunjuk yang dimasukkan ke dalam rektum untuk meraba prostat. Penemuan prostat
abnormal pada DRE berupa nodul atau indurasi hanya 15 – 25 % kasus yang
mengarah ke kanker prostat (Moul, J. W., et al, 2005).
b. Pemeriksaan kadar Prostat Spesifik Antigen
Prostat Spesifik Antigen (PSA) adalah enzim proteolitik yang dihasilkan oleh
epitel prostat dan dikeluarkan bersamaan dengan cairan semen dalam jumlah yang
banyak. Prostat Spesifik Antigen memiliki nilai normal ≤ 4ng/ml. Pemeriksaan PSA sangat baik digunakan bersamaan dengan pemeriksaan DRE dan TRUSS dengan
biopsy. Peningkatan kadar PSA bias terjadi pada keadaan Benign Prostate
Hyperplasya (BPH), infeksi saluran kemih dan kanker prostat sehingga dilakukan
penyempurnaan dalam interpretasi nilai PSA yaitu PSA velocity atau perubahan laju
nilai PSA, densitas PSA dan nilai rata – rata PSA, yang nilainya bergantung kepada
umur penderita
Tabel 2.1. Rata-rata nilai normal Prostat Spesifik Antigen menurut umur
70 – 79 0.0 – 6.5
Sumber : Choen, J. J dan Douglas M. D (2008).
Pasien yang memiliki kadar PSA lebih dari 10 ng/mL biasanya menderita
kanker prostat. Dalam sebuah penelitian ditemukan bahwa hanya 2% laki – laki yang
menderita BPH yang memiliki kadar PSA lebih dari 10 ng/mL. Sedangkan dari 103
pasien dengan semua stadium kanker prostat, 44% memiliki kadar PSA lebih dari 10
ng/mL . Dimana 305 nya dapat ditemukan pada pasien dengan stadium kanker T1 –
2, NX, M0. Dengan demikian jelaslah bahwa ada hubungan antara peningkatan PSA
dengan stadium kanker prostat (K. OH, William, et al,. 2000).
c. Biopsi prostat
Biopsi prostat merupakan “gold standart” untuk menegakkan diagnose kanker
prostat. (Jefferson, K dan Natasha J., 2009). Pemeriksaan biopsi prostat
menggunakan panduan transurectal ultrasound scanning (TRUSS) sebagai sebuah
biopsi standar. Namun seringnya penemuan mikroskopis kanker prostat ini terjadi
secara insidentil dari hasil TURP atau pemotongan prostat pada penyakit BPH
Pemeriksaan biopsi prostat dilakukan apabila ditemukan peningkatan kadar
PSA serum pasien atau ada kelainan pada saat pemeriksaan DRE atau kombinasi
keduanya yaitu ditemukannya peningkatan kadar PSA serum dan kelainan pada DRE.
Pada pemeriksaan mikroskopis ini sebagian besar karsinoma prostat adalah jenis
adenokarsinoma dengan derajat diferensiasi berbeda – beda. 70% adenokarsinoma
prostat terletak di zona perifer, 20% di zona transisional dan 10% di zona sentral
(Moul, Judd W, et al, 2005). Namun penelitian lain menyatakan bahwa 70% kanker
prostat berkembang dari zona perifer, 25% zona sentral dan zona transisional dan
beberapa daerah periuretral duct adalah tempat – tempat yang khusus untuk beningn
prostate hyperplasia (BPH) (Seitz, M., et al, 2009). Pada hasil biopsi prostat,
sebagian besar kanker prostat adalah adenokarsinoma dengan derajat yang berbeda –
Neoplasia Interaepitel Prostat (PIN) yang diduga merupakan prekusor kanker
prostat.
d. Pencitraan
Dalam melakukan pencitraan, ada beberapa jenis pencitraan yang biasa di
pakai dalam mendiagnosis kanker prostat diantaranya yaitu :
1) Transrectal Ultrasound Scanning (TRUSS)
Transrectal Ultrasound Scanning (TRUSS) adalah pemeriksaan yang
digunakan untuk menentukan lokasi kanker prostat yang lebih akurat
dibandingkan dengan DRE, juga merupakan panduan klinisi untuk
melakukan biopsi prostat sehingga TRUSS juga sering dikatakan sebagai “a
biopsy – guidence”. Selain untuk panduan biopsi, TRUSS juga digunakan
untuk mengukur besarnya volume prostat yang diduga terkena kanker.
Transrectal Ultrasound juga digunakan dalam tindakan cryosurgery dan
brachytherapy. Untuk temuan DRE yang normal namun ada peningkatan
kadar PSA (biasanya lebih dari 4) dapat juga digunakan TRUSS untuk
melihat apakah ada kemungkinan terjadi keganasan pada prostat (Evidence
Based Guideline Transrectal Ultrasound BlueCross BlueShield of North
Carolina, 1994)
2) Endorectal Magnetic Resonance Imaging (MRI)
3) Axial Imaging (CT – MRI)
Pemeriksaan ini digunakan untuk melihat apakah pasien penderita
kanker prostat menderita metastase ke tulang pelvis atau kelenjar limfe
sehingga klinisi bias menetukan terapi yang tepat bagi pasien. Namun perlu
diingat juga bahwa penncitraan ini cukup memakan biaya dan sensitivitasnya
2.2.4 Grading dan Staging Kanker Prostat
Kanker prostat biasanya mengalami metastase ke kelenjar limfe pelvis
kemudian metastase berlanjut ke tulang – tulang pelvis → vertebra lumbalis → femur → vertebra torakal → kosta. Lesi yang sering terjadi pada metastase di tulang adalah lesi osteolitik (destruktif), lebih sering osteoblastik (membentuk tulang).
Adanya metastasis osteoblastik merupakan isyarat yang kuat bahwa kanker prostat
berada pada tahap lanjut.
Untuk menentukan grading, yang paling umum di gunakan di Amerika adalah
sistem Gleason (Presti, J. C., 2008). Skor untuk sistem ini adalah 1 – 5 berdasarkan
pola secara pemeriksaan spesimen prostat di laboratorium Patologi Anatomi (Tabel
2.2). Ada 2 skor yang harus dilihat dalam sistem Gleason yaitu :
1) Skor primer adalah penilaian yang diberikan berdasarkan gambaran
mikroskopik yang paling dominan pada spesimen yang diperiksa
2) Skor sekunder adalah gambaran mikroskopik berikutnya yang paling dominan
setelah yang pertama.
Total skor untuk Gleason adalah jumlah dari skor primer dan skor sekunder
dimana masing – masing rentang nilai untuk skor primer dan sekunder adalah 1 - 5
dan totalnya 2 – 10. Bila total skor Gleason 2 – 4, maka specimen dikelompokkan
kedalam kategori well – differentiated, sedangkan bila skor Gleason 5 – 6
dikategorikan sebagai moderate differentiated dan skor Gleason 8 – 10
dikelompokkan sebagai poor differentiated. Tidak jarang skor Gleason bernilai 7
sesekali di masukkan ke dalam kategori moderate differentiated, namun bisa
dimasukkan kedalam kategori poor differentiated. Kerancuan ini diatasi dengan cara
sebagai berikut :
1. Bila skor primer Gleason adalah 3 dan skor sekunder 4, maka di masukkan ke
dalam kategori moderate differentiated.
2. Bila skor primer Gleason 4 dan skor sekunder 3 maka di masukkan ke dalam
kategori poor differentiated, karena memiliki prognosis yang lebih buruk
Tabel 2.2. Skor Grading menurut Gleason
Skor Gleason Gambaran mikroskopik
1 – 2 Kelenjar kecil dan uniform, menyatu dekat dengan
sedikit stroma
3 Cribiform pattern
4 Incomplete gland formation
5 Tidak ada kelenjar terbentuk atau penampakan
lumen
Sedangkan Staging TNM di gunakan untuk melihat hasil dari DRE dan TRUS bukan dari hasl biopsy.
Tabel 2.3. Luas Tumor Primer (T)
Klasifikasi TNM Temuan anatomi
T1 Lesi tidak teraba
T1a ≤ 5% jaringan yang direseksi untuk BPH memiliki kanker
dengan DRE normal
T1b > 5% jaringan yang direseksi untuk BPH memiliki kanker
dengan DRE normal
T1c Kanker di temukan pada biopsi jarum
T2 Kanker teraba atau terlihat terbatas di prostat
T2a Keterlibatan ≤50% dari satu lobus
T2b Keterlibatan > 50% dari satu lobus tapi unilateral
T2c Keterlibatan kedua lobus
T3 Perluasan ektraprostat lokal
T3b Bilateral
T3c Invasi ke vesika seminalis
T4 Invasi ke organ dan/atau struktur penunjang di jaringan
sekitar
T4a Invasi ke leher kandung kemih, rectum atau sfingter eksternal
T4b Invasi ke otot levator anus atau dasar panggul
Tabel 2.4. Status kelenjar getah bening regional (N)
Klasifikasi TNM Temuan anatomi
N0 Tidak ada metastase ke kelenjar regional
N1 Satu kelenjar regional garis tengah ≤ 2 cm
N2 Satu kelenjar regional denagn garis tengah 2 – 5 cm
atau banyak kelenjar dengan garis tengah < 5 cm
N3 Kelenjar regional dengan garis tengah > 5 cm
Tabel 2.5. Metastasis jauh (M)
Klasifikasi TNM Temuan anatomik
M0 Tidak ada metastasis jauh
M1 Terdapat metastasis jauh
M1a Metastasis ke kelenjar getah bening jauh
M1b Metastasis ke tulang
M1c Metastasis jauh lainnya
2.2.5. Penanganan Kanker Prostat
Sebelum dilakukan penanganan terhadap kanker prostat, perlu diperhatikan
faktor – faktor yang berhubungan dengan prognosis kanker prostat yang dibagi
kedalam dua kelompok yaitu faktor – faktor prognostik klinis dan patologis kanker
prostat. Faktor prognostik klinis adalah faktor – faktor yang dapat dinilai melalui
pemeriksaan fisik, tes darah, pemeriksaan radiologi dan biopsi prostat. Faktor klinis
ini sangat penting karena akan menjadi acuan untuk mengidentifikasi karakteristik
kanker sebelum dilakukan pengobatan yang sesuai. Sedangkan faktor patologis
adalah faktor – faktor yang yang memerlukan pemeriksaan, pengangkatan dan
evaluasi kesuruhan prostat. (Buhmeida, A ., et al, 2006).
Faktor – prognostik antara lain :
1. Usia pasien
2. Volume tumor
3. Grading atau Gleason score
4. Ekstrakapsular ekstensi
5. Invasi ke kelenjar vesikula seminalis
6. Zona asal kanker prostat
7. Faktor biologis seperti serum PSA, IGF, p53 gen penekan tumor dan lain –
lain.
Penangangan kanker prostat di tentukan berdasarkan penyakitnya apakah
kanker prostat tersebut terlokalisasi, penyakit kekambuhan atau sudah mengalami
metastase. Selain itu juga perlu diperhatikan faktor – faktor prognostik diatas yang
sangat penting untuk melakukan terapi kanker prostat.
Untuk penyakit yang masih terlokalisasi langkah pertama yang dilakukan
adalah melakukan watchfull waiting atau memantau perkembangan penyakit.
Watchfull waiting merupakan pilihan yang tepat untuk pria yang memiliki harapan
hidup kurang dari 10 tahun atau memiliki skor Gleason 3 + 3 dengan volume tumor
yang kecil yang memiliki kemungkinan metastase dalam kurun waktu 10 tahun
bahwa watchfull waiting dilakukan bila pasien memiliki skor Gleason 2 – 6 dengan
tidak adanya nilai 4 dan 5 pada nilai primer dan sekunder karena memiliki resiko
yang rendah untuk berkembang (Presti, J. C, 2008)
Sekarang ini, pria yang memiliki resiko sangat rendah (very low risk) terhadap
kanker prostat dan memilih untuk tidak melakukan pengobatan, tetapo tetap
dilakukan monitoring. Menurut Dr. Jonathan Epstein, seorang ahli patologi dari
Rumah Sakit Johns Hopkins (Epstein, J., 2011) mengemukakan beberapa kriteria
yang termasuk kedalam golongan resiko rendah terhadap kanker prostat (very low
risk) :
1) Tidak teraba kanker pada pemeriksaan DRE (staging T1c)
2) Densitas PSA (jumlah serum PSA dibagi dengan volume prostat) kurang dari
0,15
3) Skor Gleason kurang atau sama dengan 6 dengan tidak ditemukannya pola
yang bernilai 4 atau 5
4) Pusat kanker tidak lebih dari 2 atau kanker tidak melebihi 50% dari bagian
yang di biopsi.
Radikal prostatektomi adalah prosedur bedah standar yang mengangkat prostat
dan vesika seminalis. Prognosis pasien yang melakukan radikal prostatektomi
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan
Dari penelitian ini di dapati kesimpulan bahwa :
1. Prevalensi kanker prostat yang ada di Laboratorium Patologi Anatomi
Fakultas Kedokteran USU ada sebanyak 25,3%.
2. Rentang usia pasien yang paling banyak melakukan biopsi prostat adalah 61 –
70 tahun.
3. Rentang usia pasien yang terbanyak didiagnosa kanker prostat adalah 61 – 70
tahun dan paling banyak berada pada skor Gleason 6/10
4. Skor Gleason 4/10 merupakan skor yang baling banyak di temui pada
penderita kanker prostat.
6.2. Saran
Penelitian ini mengalami banyak kekurangan dalam penulisan, tetapi penulis
ingin memberikan saran sebagai masukan kepada pihak pihak yang berperan
dalam penelitian ini. Saran dalam penelitian ini adalah agar kelengkapan data
pasien pada rekam medik yang ada di Laboratorium Patologi Anatomi FK
USU dapat lebih disempurnakan lagi agar para peneliti dapat lebih mudah
untuk melihat profil penderita suatu penyakit sehingga dapat ditemukan
gambaran ataupun hubungan antara faktor resiko dengan hasil temuan
histopatologi. Selain itu perlu dilakukan skrining pada pria dengan rentang
usia 61 – 70 tahun untuk melihat apakah ada kelainan pada prostat karena
penderita prostat paling banyak ditemukan pada rentang usia tersebut agar
dapat terdeteksi kanker secara dini khususnya pada pria yang memiliki
riwayat keluarga terkena kanker prostat, mengkonsumsi makanan tinggi
DAFTAR PUSTAKA
Ahn, J, et al. 2007. Dairy Products, Calcium Intake, and Risk of Prostate Cancer in
the Prostate, Lung, Colorectal, and Ovarian Cancer Screening Trial. American
Association for Cancer Research.
American Cancer Society : Cancer Facts & Figures 2010
Asri, A. 2006. Penentuan Grading dan Skoring Adenokarsinoma Prostat Dengan
Gleason Score System. Padang : Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
BlueCross BlueShield of North Carolina. 1994. Evidence Based Guideline
Transrectal Ultrasound
Buhmeida, A., et al. 2006. Prognostic Factor in Prostate Cancer. In : Diagnostic
Pathology. Finlandia : BioMed Central Ltd. Available from
Burns, D. K. 2007. Sistem Genitalia Laki – Laki. Dalam : Cotran, Ramzi S. et al.
Buku Ajar Patologi Robin Edisi 7 Volume 2. Jakarta : EGC
Choen, J. J. and Douglas M. D. 2008. Localized Prostate Cancers. In : Chabner, B.A.,
et al . ed. Harrison’s Manual of Oncology. USA : The McGraw – Hill
Companies, Inc
Ellis, H. 2006. Clinical Anatomy A Revision and Applied Anatomy For Clinical
Epstein, J. 2011. Active Surveillance for Prostate Cancer: What A Man Needs To
Know Before Deciding On Treatment.James Buchanan Brady Urological
Institute. Available From :
[Accesed 3 April 2011]
Ghazali, M. V.; et al. Studi Cross Sectional. Dalam Penelitian. Dalam :
Sastroasmoro, Sudigdo, Sofyan Ismael. Dasar – Dasar Metodologi Penelitian
Klinis Edisi Ke – 2. Jakarta : CV Sagung Seto.
GLOBOCAN 2008. International Agency for Research on Cancer. World Health
Organization. Available from
[Accesed April 3th 2011]
Haas, G. P dan Wael A. S. 1997. Epidemiology of Prostate Cancer. CA – A Cancer
Journal for Clinicians. 47 (5) : 273 – 287
Hendrianto. 2010. Profil Penderita Adenokarsinoma Prostat Di Laboratorium
Patologi Anatomi Kota Medan Tahun 2009. Medan : Program Magister
Kedokteran Klinik Departeman Patologi Anatomi. Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara
Hamwawi, Mohd Lokman. 2010. Gambaran Histopatologi Penyakit Benign Prostatic
Hyperplasia (BPH) dan Kanker Prostat di Laboratorium Patologi Anatomi
Rumah Sakit Umum Pusat Hasi Adam Malik Periode 2009 – 2010. Medan :
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Jefferson, K and Natasha J. 2009. Prostate Cancer. In : Probert, J. L., ed. An Atlas of
Junquiera, L. C dan Jose Carneiro. 2007. Histologi Dasar Teks & Atlas Edisi 10.
Jakarta : EGC
K. O. H, William, et al. 2000. Neoplasm of the Prostate. In : C. Bast, Robert et al, ed.
Holland - Frei Cancer Medicine 5th Edition. USA : BC Decker Inc
Moul, J. W, et al. 2005. Chapter 17 Prostate Cancer. In : Cancer Management : A
Multidisciplinary Approach
Pienta, 1998, K.J. 1998. Etiology, Epidemiology, and Prevention of Carcinoma of the
Prostate. In.Walsh, P.C., Reti, A.B.,Vaughn, E.D., Wein A.J. (eds).
Campbell’s Urology 7th ed.Philadelphia.W.B.Saunder Co.p.2489-96. dalam
Umar dan Agoes, 2002.
Pienta, K.J dan Peggy. S. Esper. 1993. Risk Factors for Prostate Cancer. Annals of
Internal Medicine 118 : 793 - 803
Presti, J. C., et al. 2008. Neoplasm of The Prostate Gland. In : Tanagho, Emil A.,
Jack W. McAnich, ed. Smith’s General Urology 17th Ed. USA : The McGraw
Hill Companies Inc
Rindiastuti,Y .2007. Mekanisme Kalsium Dalam Meningkatkan Resiko Kanker
Prostat pada Usia Lanjut. Solo : Fakultas Kedokteran Universitas Negeri
Sebelas Maret : 24
Sarjadi, 1999. Kanker Pada Usia Lanjut dalam Boedi-Darmojo,R.Martono.(eds).
Seitz, M., et al. 2009. Functional Magnetic Resonance Imaging in Prostate Cancer.
In : European Association of Urology. European Urology 55. Elseveier
Setiawati, I. 2005. Prevalensi Andraopause pada Pria Usia 30 Tahun ke Atas di
Kabupaten Bantul Propinsi D.I.Yogyakarta Tahun 2005. Semarang : Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro : 22
Timmreck, T. C. 2005. Epidemiologi : Suatu Pengantar. Jakarta : EGC
Umar, M dan Agus,A. 2002. Evaluasi Hasil Pemeriksaan Colok Dubur pada Pasien
Pembesaran Prostat Untuk Mendeteksi Kanker Prostat. Palembang : Ilmu
Bedah FK Unsri/R.S.Dr.Moehamad Hoesin.
Umbelaka, A. R; et al. 2002. Pengukuran Dalam Penelitian. Dalam : Sastroasmoro,
S. dan Sofyan Ismael. Dasar – Dasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi Ke–
2. Jakarta : CV Sagung Seto.
Wilson, L. M dan Kathleen B. H. 2006. Gangguan Sistem Reproduksi Laki – Laki.
Dalam : Price, Sylvia A. Patofisiologi Konsep Klinis dan Proses – Proses
LAMPIRAN 1
1
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
NAMA : Solita Vasya Siregar
NIM : 080100128
TEMPAT/TANGGAL LAHIR : Tg. Morawa/ 6 November 1990
AGAMA : Kristen Protestan
ALAMAT : Jln. Melati KAV.B 30 Komplek Koserna
Bangun Sari Indah Gang Rasmi Tg. Morawa
RIWAYAT PENDIDIKAN :
1. SDN. 105855 Tunas Baru Deli Serdang (1996 – 2002)
2. SMP Sutomo 1 Medan (2002 – 2005)
3. SMA Negri 1 Medan (2005 – 2008)
4. Fakultas Kedokteran USU (2008)
ORGANISASI :
MTWR 65 CA PROSTAT 5
HRPY 68 CA PROSTAT 5
RMLI 56 BPH
LGO 70 BPH
BNN 65 CA PROSTAT 4
SMN 81 CA PROSTAT 9
SNJA 90 BPH
UNTG 59 BPH
LAMPIRAN 5
HASIL PERHITUNGAN
Hasilbiopsi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Total 173 89.2 100.0
Missing System 21 10.8
Total 194 100.0
Hasilbiopsi * umuredit Crosstabulation
Count
umuredit
Total
1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00
Hasil biopsi
BPH 1 29 58 28 10 0 126
BPH dgn INFLAMASI
0 0 0 1 0 0 1
BPH dgn PROSTATITIS
0 0 0 1 0 0 1
BPH dgn RADANG 0 1 0 0 0 0 1
CA PROSTAT 0 5 24 8 6 1 44
Total 1 35 82 38 16 1 173
Statistics
hasilbiopsi USIAEDIT
N Valid 49 44
USIAEDIT
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 2 5 10.2 11.4 11.4
3 24 49.0 54.5 65.9
4 8 16.3 18.2 84.1
5 6 12.2 13.6 97.7
6 1 2.0 2.3 100.0
Total 44 89.8 100.0
Missing System 5 10.2
Total 49 100.0
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
hasilbiopsi * USIAEDIT
hasilbiopsi * USIAEDIT Crosstabulation
Count
USIAEDIT
Total
2 3 4 5 6
hasilbiopsi CA
PROSTAT
5 24 8 6 1 44
Total 5 24 8 6 1 44
skorgleason
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 2 1 2.0 2.1 2.1
3 4 8.2 8.3 10.4
4 14 28.6 29.2 39.6
5 8 16.3 16.7 56.3
6 10 20.4 20.8 77.1
7 3 6.1 6.3 83.3
8 4 8.2 8.3 91.7
9 4 8.2 8.3 100.0
Total 48 98.0 100.0
Missing System 1 2.0
skorgleason * USIAEDIT Crosstabulation
Count
USIAEDIT
Total
2 3 4 5 6
skorgleason 3 0 3 1 0 0 4
4 3 3 4 1 1 12
5 1 4 1 1 0 7
6 1 6 1 1 0 9
7 0 2 1 0 0 3
8 0 2 0 2 0 4
9 0 3 0 1 0 4