• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prevalensi Kanker Prostat Di Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran USU Tahun 2009 – 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Prevalensi Kanker Prostat Di Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran USU Tahun 2009 – 2010"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

PREVALENSI KANKER PROSTAT DI LABORATORIUM

PATOLOGI ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TAHUN 2009 - 2010

Oleh :

SOLITA VASYA SIREGAR

080100128

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PREVALENSI KANKER PROSTAT DI LABORATORIUM

PATOLOGI ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TAHUN 2009 – 2010

KARYA TULIS ILMIAH

Ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh :

SOLITA VASYA SIREGAR 080100128

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PREVALENSI KANKER PROSTAT DI LABORATORIUM PATOLOGI ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN USU TAHUN 2009 – 2010

Nama : Solita Vasya Siregar Nim : 080100128

Pembimbing Penguji I

(dr. H. Soekimin, Sp. PA) (dr. Iman Helmi Effendi, Sp. OG) NIP. 194808011980031002 NIP. 140344041

Penguji II

(dr. Datten Bangun, M.Sc, Sp. FK) NIP. 130349092

Medan, Januari 2012 Universitas Sumatera Utara

Fakultas Kedokteran Dekan

(4)

ABSTRAK

Latar Belakang : Kanker Prostat merupakan penyakit yang banyak terjadi pada pria yang berusia lanjut. Tetapi banyak penderita penyakit prostat sering tidak menyadari adanya keganasan pada prostat apabila tidak mengalami keluhan kesulitan buang air kecil yang cukup berarti sehingga para penderita kanker prostat umumnya datang terlambat untuk mencari pengobatan. Untuk itu penelitian ini dilakukan agar dapat melihat pola penyebaran kanker prostat berdasarkan usia dan skor Gleason sehingga dapat dianjurkan untuk dilakukan skrining pada pria yang berusia lanjut.

Lokasi : Lokasi penelitian ini bertempat di Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Objektif : Tujuan penelitian ini adalah memperoleh data tentang pola penyebaran penyakit kanker prostat berdasarkan usia dan skor Gleason sehingga dapat digunakan sebagai langkah awal untuk merumuskan skrining kanker prostat pada pria berusia lanjut.

Metode Penelitian: Metode penelitian ini berupa deskriptif retrospektif yang berdasarkan data – data rekam medik periode 2009 – 2010 di Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukkan pada periode tahun 2009 – 2010 ditemukan sebanyak 194 orang. Berdasarkan usia ada 82 orang (42,3%) pasien berada pada rentang usia 61 – 70 tahun. Sebanyak 49 orang (25,3%) menderita kanker prostat, dan sebanyak 24 orang (54,5%) penderita kanker prostat berada pada rentang usia 61 – 70 tahun dan 14 orang (29,2%) berada pada skor Gleason 4/10.

Kesimpulan : dari 194 pasien yang melakukan biopsi prostat ada sebanyak 49 orang (25,3%) pasien yang terkena kanker prostat dengan skor Gleason terbanyak adalah 4/10 yaitu sebanyak 14 orang (29,2%)

(5)

ABSTRACT

Background : Prostate cancer is the mostly find neoplasm in elderly men but most of them don’t realize that there’s a neoplasm in their prostate before having a serious problem in urination. They usually come to doctor in the late stage of the disease. This study is written to see the spreading pattern of prostate cancer based on age and Gleason score so the elderly man can have a screening to diagnose the prostate cancer earlier.

Location : The location of this study is in Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Objective : The objective of this study is analyze the spreading pattern of prostate cancer based on age and Gleason score so in the future can be used as a basic information before formulating the screening program in elderly men

Method : Method used in this study was retrospective by collecting data from medical report year 2009 – 2010 in Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Result : The result of this study is there are 194 patients did prostate biopsy in year 2009 – 2010. Based on age there are 82 patients (42,3%) in range age 61 – 70 years old. There are 49 patients (25,3%) have prostate cancer and 24 patients from them (54,5%) in range age 61 – 70 years old and 14 patients from all prostate cancer patients (29,2%) have Gleason score 4/10.

Conclusion : From data year 2009 – 2010 there were 194 patients did prostate biopsy and 49 patients (25,3%) have the prostate cancer and 14 patients (29,2%) from them have the Gleason score 4/10.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan segala rahmat dan karunia-Nya sehingga Karya Tulis Ilmiah yang

berjudul “Prevalensi Kanker Prostat di Laboratorium Patologi Anatomi

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun 2009 – 2010” berhasil diselesaikan.

Di dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini ternyata penulis mendapat banyak

bantuan baik dari segi moral, materil dan spiritual dari berbagai pihak. Untuk itu

penulis mengucapkan terima kasih setinggi-tingginya kepada :

1. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Prof. dr. Gontar A.

Siregar, Sp. PD. KGEH atas izin penelitian yang telah diberikan.

2. Dr. H. Soekimin, Sp. PA selaku dosen pembimbing saya yang telah

memberikan bantuan, bimbingan, dan pengarahan kepada penulis selama

menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

3. Dr. Iman Helmi Effendi, Sp. OG dan Dr. Datten Bangun, M.Sc, Sp. FK selaku

dosen penguji saya yang banyak memberikan kritik dan saran yang

membangun dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Para pegawai yang bekerja di Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas

Kedokteran Sumatera Utara atas bantuannya kepada penulis selama

melakukan penelitian.

5. Kedua orangtua saya, Dr. Ir. Tumpal HS. Siregar, dip.Agr dan Dra. R. Siagian

serta Olenka Tiara Siregar sebagai kakak atas doa dan dukungannya

6. Teman – teman Hijria, Novalita, Novita, Karmila, Rumondang Anna, Yusda,

Taupek Gaban dan T. Amira atas bantuannya dalam penulisan Karya Tulis

Ilmiah ini. Serta kepada teman – teman FK USU stambuk 2008 selamat

(7)

Penulis sadar bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan sarana dan kritik yang bersifat membangun untuk

lebih menyempurnakan karya tulis ini. Demikian dan terimakasih.

Medan, Desember 2011

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN……… i

ABSTRAK……… ii

ABSTRACT………. iii

KATA PENGANTAR……… iv

DAFTAR ISI……… viii

DAFTAR TABEL……… x

DAFTAR GAMBAR……… xi

DAFTAR LAMPIRAN……… xii

BAB 1. PENDAHULUAN………. 1

2.2.1. Etiologi dan Faktor Resiko Kanker Prostat……… 7

2.2.2. Gejala Klinis Kanker Prostat……….. 8

2.2.3. Pemeriksaan Kanker Prostat……….. 8

2.2.4. Grading dan Staging Kanker Prostat……….. 11

2.2.5. Penanganan Kanker Prostat……… 15

BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL… 17 3.1. Kerangka Konsep Penelitian……… 17

3.2. Definisi Operasional………. 17

BAB 4. METODE PENELITIAN……….. 19

4.1. Jenis Penelitian……….. 19

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian……… 19

4.2.1. Waktu Penelitian……… 19

4.2.2. Tempat Penelitian……… 19

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian……… 19

4.3.1. Populasi Penelitian……… 19

4.3.2. Sampel Penelitian……… 19

(9)

4.5. Metode Analisis Data……… 20

BAB 5. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………. 21

5.1. Hasil Penelitian……… 21

5.1.1. Deskripsi Tempat Penelitian……… 21

5.1.2. Deskripsi Sampel Penelitian……… 21

5.1.3. Deskripsi Hasil Biopsi Prostat Tahun 2009 – 2010……… 21 5.1.4. Deskripsi Usia Pasien Yang Melakukan Biopsi Prostat Tahun 2009 – 2010………... 22 5.1.5. Deskripsi Penderita Kanker Prostat Menurut Usia Tahun 2009 – 2010………... 23 5.1.6. Deskripsi Skor Gleason Penderita Kanker Prostat Tahun 2009 – 2010……… 23 5.1.7. Deskripsi Skor Gleason Menurut Usia Penderita Kanker Prostat Tahun 2009 – 2010………… 24 5.2. Pembahasan Hasil Penelitian……… 26

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN………... 29

6.1. Kesimpulan………... 29

6.2. Saran………... 29

DAFTAR PUSTAKA………. 30

(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1 Rata – rata Nilai Normal Prostate Spesifik Antigen Menurut

Umur ……… 10

2.2 Skor Grading Menurut Gleason……… 13

2.3 Luas Tumor Primer (T)………. 14

2.4 Status Kelenjar Getah Bening Regional………... 15

2.5 Metastasis Jauh………. 15

5.1 Distribusi Hasil Biopsi Prostat Tahun 2009 – 2010………. 21

5.2 Distribusi Usia Pasien Yang Melakukan Biopsi Prostat tahun 2009 – 2010……….. 21 5.3 Distribusi Kanker Prostat Menurut Usia Tahun 2009 – 2010…... 22 5.4 Distribusi Skor Gleason……… 22

(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Organ Prostat Pada Pria ……… 5

Gambar 2.2 Zona Prostat Secara Histologi………... 6

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran Keterangan

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2 Surat Ethical Clearence

Lampiran 3 Surat Keterangan Departemen Patologi Anatomi

Lampiran 4 Data Penelitian

(13)

ABSTRAK

Latar Belakang : Kanker Prostat merupakan penyakit yang banyak terjadi pada pria yang berusia lanjut. Tetapi banyak penderita penyakit prostat sering tidak menyadari adanya keganasan pada prostat apabila tidak mengalami keluhan kesulitan buang air kecil yang cukup berarti sehingga para penderita kanker prostat umumnya datang terlambat untuk mencari pengobatan. Untuk itu penelitian ini dilakukan agar dapat melihat pola penyebaran kanker prostat berdasarkan usia dan skor Gleason sehingga dapat dianjurkan untuk dilakukan skrining pada pria yang berusia lanjut.

Lokasi : Lokasi penelitian ini bertempat di Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Objektif : Tujuan penelitian ini adalah memperoleh data tentang pola penyebaran penyakit kanker prostat berdasarkan usia dan skor Gleason sehingga dapat digunakan sebagai langkah awal untuk merumuskan skrining kanker prostat pada pria berusia lanjut.

Metode Penelitian: Metode penelitian ini berupa deskriptif retrospektif yang berdasarkan data – data rekam medik periode 2009 – 2010 di Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukkan pada periode tahun 2009 – 2010 ditemukan sebanyak 194 orang. Berdasarkan usia ada 82 orang (42,3%) pasien berada pada rentang usia 61 – 70 tahun. Sebanyak 49 orang (25,3%) menderita kanker prostat, dan sebanyak 24 orang (54,5%) penderita kanker prostat berada pada rentang usia 61 – 70 tahun dan 14 orang (29,2%) berada pada skor Gleason 4/10.

Kesimpulan : dari 194 pasien yang melakukan biopsi prostat ada sebanyak 49 orang (25,3%) pasien yang terkena kanker prostat dengan skor Gleason terbanyak adalah 4/10 yaitu sebanyak 14 orang (29,2%)

(14)

ABSTRACT

Background : Prostate cancer is the mostly find neoplasm in elderly men but most of them don’t realize that there’s a neoplasm in their prostate before having a serious problem in urination. They usually come to doctor in the late stage of the disease. This study is written to see the spreading pattern of prostate cancer based on age and Gleason score so the elderly man can have a screening to diagnose the prostate cancer earlier.

Location : The location of this study is in Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Objective : The objective of this study is analyze the spreading pattern of prostate cancer based on age and Gleason score so in the future can be used as a basic information before formulating the screening program in elderly men

Method : Method used in this study was retrospective by collecting data from medical report year 2009 – 2010 in Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Result : The result of this study is there are 194 patients did prostate biopsy in year 2009 – 2010. Based on age there are 82 patients (42,3%) in range age 61 – 70 years old. There are 49 patients (25,3%) have prostate cancer and 24 patients from them (54,5%) in range age 61 – 70 years old and 14 patients from all prostate cancer patients (29,2%) have Gleason score 4/10.

Conclusion : From data year 2009 – 2010 there were 194 patients did prostate biopsy and 49 patients (25,3%) have the prostate cancer and 14 patients (29,2%) from them have the Gleason score 4/10.

(15)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kanker prostat merupakan keganasan yang terjadi pada organ prostat yang hanya

ditemui pada pria. Di Jepang, dilaporkan sebanyak 39 penderita per 100.000 orang

dan di China hanya 28 penderita per 100.000 orang mengalami penyakit ini (Pienta,

1998 dalam Umar dan Agoes, 2002). Pada akhir tahun 2006, di Inggris kanker prostat

menyumbang 36% dari prevalensi kanker yang sama. Pada tahun 2008 menurut

GLOBOCAN (International Agency for Research on Cancer World Health

Organization) Prostat menduduki peringkat ke -3 kanker yang paling sering terjadi

pada laki – laki setelah kanker paru dan kolorektalIni menunjukkan bahwa kanker

prostat merupakan jenis kanker yang memerlukan penanganan khusus.

Di Indonesia, pada tahun 1992 saja sudah disimpulkan bahwa kanker prostat

menduduki urutan ke 9 dengan 310 kasus baru (4,07%) dari 10 kasus kanker yang

diperoleh dari laporan berbagai rumah sakit. Disimpulkan pula bahwa pada laki - laki

di atas usia 65 tahun, kanker prostat menempati urutan ke 2 dengan 202 kasus

(12,31%) (Sarjadi,1999 dalam Boedi-Darmojo,R.Martono, 1999). Pada salah satu

laboratorium, yakni Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas

Andalas dan RSUP M. Jamil dalam kurun waktu 2000 – 2005 ditemukan 116 kasus

adenokarsinoma prostat dengan rentang usia 61 – 70 tahun yang paling banyak

menderita penyakit ini. Pada tahun 2010 di Amerika, organ prostat menduduki

peringkat pertama dalam perkiraan ditemukannya kasus baru kanker yaitu sebanyak

217.730 (28%) dan perkiraan kematian sebanyak 32.050 (11%), Diperkirakan 1 dari

4 jenis kanker yang baru didiagnosa pada pria ditemukan di Amerika.

Kanker prostat umumnya tidak menunjukkan gejala khas. Karena itu, sering

terjadi keterlambatan diagnosa. Gejala yang ada umumnya sama dengan gejala

(16)

kecil tersendat/tidak lancar. Keluhan dapat juga berupa nyeri tulang dan gangguan

saraf. Dua keluhan itu muncul bila sudah terjadi penyebaran hingga tulang belakang

Penyebab kanker prostat tidak diketahui secara tepat, meskipun beberapa

penelitian menunjukkan adanya hubungan antara diet tinggi lemak dengan

peningkatan kadar hormon testosteron. Pada bagian lain, Rindiastuti (2007) misalnya

menyimpulkan bahwa usia lanjut mengalami penurunan beberapa unsur esensial

tubuh seperti kalsium (Ca) dan vitamin D. Tetapi pola makan dengan Ca tinggi

secara berlebihan dapat meningkatkan risiko kanker prostat pada usia lanjut

Diagnosa kanker prostat dapat dilakukan atas kecurigaan pada saat

pemeriksaan colok dubur yang abnormal atau peningkatan Prostate Specific Antigen

(PSA). Kecurigaan ini kemudian dikonfirmasi dengan biopsi, dibantu dengan Trans

Rectal Ultrasound Scanning (TRUSS). Ada 50% lebih lesi yang dicurigai pada saat

colok dubur terbukti sebagai kanker prostat. Nilai prediksi colok dubur untuk

mendeteksi kanker prostat 21,53%. Sensitifitas colok dubur tidak memadai untuk

mendeteksi kanker prostat, tapi spesifisitasnya tinggi. Bila didapatkan tanda ganas

pada colok dubur, maka hampir semua kasus memang terbukti kanker prostat karena

nilai prediktifnya 80% (Umar dan Agoes, 2002).

Uraian di atas menunjukkan bahwa kanker prostat masih merupakan aspek yang

perlu didalami oleh karena perkembangan penderita yang cukup pesat sehingga perlu

dilakukan penelitian terhadap prevalensi penderita kaker prostat agar menjadi

panduan untuk melakukan skrining awal penyakit kanker prostat pada pria berusia

lanjut sebagai suatu langkah pencegahan.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini

adalah : Bagaimanakah prevalensi kanker prostat di Laboratorium Patologi Anatomi

(17)

1.3.Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mempelajari dan mengetahui

pola penyebaran kanker prostat di Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas

Kedokteran USU tahun 2009 – 2010 berdasarkan usia dan skor Gleason.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Menganalisis hasil biopsi prostat di Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas

Kedokteran USU Medan

2. Merumuskan pola penyebaran kanker prostat berdasarkan usia dan skor

Gleason di Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran USU tahun

2009 - 2010.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat sebagai :

1. Sebagai informasi data epidemiologi kanker prostat di salah satu laboratorium

patologi anatomi yang ada di kota Medan

2. Sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan kemampuan akademik

(18)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Prostat 2.1.1. Anatomi

Prostat adalah organ genital yang hanya di temukan pada pria karena

merupakan penghasil cairan semen yang hanya dihasilkan oleh pria. Prostat

berbentuk piramid, tersusun atas jaringan fibromuskular yang mengandung kelenjar.

Prostat pada umumnya memiliki ukuran dengan panjang 1,25 inchi atau kira – kira 3

cm, mengelilingi uretra pria. (Gambar 2.1)

Sumber : K. OH, William (2000)

Gambar 2.1. Organ prostat pada pria

Dalam hubungannya dengan organ lain, batas atas prostat bersambung dengan

leher bladder atau kandung kemih. Di dalam prostat didapati uretra. Sedangkan batas

bawah prostat yakni ujung prostat bermuara ke eksternal spinkter bladder yang Keterangan :

Urinary bladder = Kandung kemih

Seminal vesicle = Vesikula seminalis

Prostate = Prostat

Opening of ejaculatory duct = muara duktus ejakulatorius

Urogenital diaphragm = diafragma urogenital

Bulbourethtral (Copwers) gland = kelenjar bulborethral

(19)

terbentang diantara lapisan peritoneal. Pada bagian depannya terdapat simfisis pubis

yang dipisahkan oleh lapisan ekstraperitoneal. Lapisan tersebut dinamakan cave of

Retzius atau ruangan retropubik. Bagian belakangnya dekat dengan rectum,

dipisahkan oleh fascia Denonvilliers

Prostat memiliki lapisan pembungkus yang di sebut dengan kapsul. Kapsul ini

terdiri dari 2 lapisan yaitu :

1. True capsule : lapisan fibrosa tipis pada bagian luar prostat

2. False capsule : lapisan ekstraperitoneal yang saling bersambung,

menyelimuti bladder atau kandung kemih. Sedangkan

Fascia Denonvilliers berada pada bagian belakang.

(Gambar 2)

2.1.2. Histologi

Prostat merupakan suatu kumpulan kelanjar yang terdiri dari 30 - 50 kelenjar

tubuloalveolar, dibentuk dari epitel bertingkat silindris atau kuboid yang bercabang.

Duktusnya bermuara ke dalam uretra pars prostatika, menembus prostat. Secara

histologi, prostat memiliki 3 zona yang berbeda yaitu (gambar 2.2) :

1. Zona sentral

2. Zona perifer

3. Zona transisional

(20)

2.2.Kanker Prostat

Kanker prostat adalah keganasan pada prostat yang diderita pria berusia lanjut

dengan kejadian puncak pada usai 65 - 75 tahun. Penyebab kanker prostat tidak

diketahui secara tepat, meskipun beberapa penelitian telah menunjukkan adanya

hubungan antara diet tinggi lemak dan peningkatan kadar hormon testosteron. Pada

bagian lain, Rindiastuti (2007) menyimpulkan bahwa usia lanjut mengalami

penurunan beberapa unsur esensial tubuh seperti kalsium dan vitamin D. Penurunan

kandungan kalsium tubuh mengakibatkan berbagai penyakit, diantaranya adalah

osteoporosis, sehingga timbul paradigma bahwa pada usia lanjut untuk

mengkonsumsi kalsium dalam jumlah banyak. Tetapi pola makan dengan kalsium

tinggi secara berlebihan dapat meningkatkan risiko kanker prostat pada usia lanjut

Lebih.dari 95 % kanker prostat bersifat adenokarsinoma. Selebihnya didominasi transisional sel karsinoma. (Presti, J. C, 2008). Penelitian menunjukkan

bahwa 60 - 70% kasus kanker prostat terjadi pada zona perifer sehingga dapat diraba

sebagai nodul – nodul keras irregular. Fenomena ini nyata pada saat pemeriksaan

rectum dengan jari (Digital Rectal Examination). Nodul – nodul ini memperkecil

kemungkinan terjadinya obstruksi saluran kemih atau uretra yang berjalan tepat di

tengah prostat. Sebanyak 10 – 20 % kanker prostat terjadi pada zona transisional, dan

5 – 10 % terjadi pada zona sentral.

2.2.1. Etiologi dan Faktor Resiko Kanker Prostat

Dari berbagai penelitian dan survei, disimpulkan bahwa etiologi dan faktor

resiko kanker prostat adalah sebagai berikut.

1. Usia

Resiko menderita kanker prostat dimulai saat usia 50 tahun pada pria

kulit putih, dengan tidak ada riwayat keluarga menderita kanker prostat.

Sedangkan pada pria kulit hitam pada usia 40 tahun dengan riwayat keluarga

(21)

melaui autopsi di berbagai negara menunjukkan sekitar 15 – 30% pria berusia

50 tahun menderita kanker prostat secara samar. Pada usia 80 tahun sebanyak

60 – 70% pria memiliki gambaran histology kanker prostat. (K. OH, William

et al, 2000).

2. Ras dan tempat tinggal

Penderita prostat tertinggi ditemukan pada pria dengan ras Afrika –

Amerika.Pria kulit hitam memiliki resiko 1,6 kali lebih besar untuk menderita

kanker prostat dibandingkan dengan pria kulit putih (Moul, J. W., et al, 2005).

3. Riwayat keluarga

Carter dkk menunjukkan bahwa kanker prostat didiagnosa pada 15%

pria yang memiliki ayah atau saudara lelaki yang menderita kanker prostat,

bila dibandingkan dengan 8% populasi kontrol yang tidak memiliki kerabat

yang terkena kanker prostat (Haas, G. P dan Wael A. S., 1997). Pria yang satu

generasi sebelumnya menderita kanker prostat memiliki resiko 2 - 3 kali lipat

lebih besar menderita kanker prostat dibandingkan dengan populasi umum.

Sedangkan untuk pria yang 2 generasi sebelumnya menderita kanker prostat

memiliki resiko 9 - 10 kali lipat lebih besar menderita kanker prostat.

4. Faktor hormonal

Testosteron adalah hormon pada pria yang dihasilkan oleh sel Leydig

pada testis yang akan ditukar menjadi bentuk metabolit, berupa

dihidrotestosteron (DHT) di organ prostat oleh enzim 5 - α reduktase. Beberapa teori menyimpulkan bahwa kanker prostat terjadi karena adanya

peningkatan kadar testosteron pada pria, tetapi hal ini belum dapat dibuktikan

secara ilmiah. Beberapa penelitian menemukan terjadinya penurunan kadar

testosteron pada penderita kanker prostat. Selain itu, juga ditemukan

peningkatan kadar DHT pada penderita prostat, tanpa diikuti dengan

(22)

5. Pola makan

Pola makan diduga memiliki pengaruh dalam perkembangan berbagai

jenis kanker atau keganasan. Pengaruh makanan dalam terjadinya kanker

prostat belum dapat dijelaskan secara rinci karena adanya perbedaan konsumsi

makanan pada rasa atau suku yang berbeda, bangsa, tempat tinggal, status

ekonomi dan lain sebagainya.

2.2.2. Gejala Klinis Kanker Prostat

Secara medik, kanker prostat umumnya tidak menunjukkan gejala khas.

Karena itu, sering terjadi keterlambatan diagnosa. Gejala yang ada umumnya sama

dengan gejala pembesaran prostat jinak, yaitu buang air kecil tersendat atau tidak

lancar. Keluhan dapat juga berupa nyeri tulang dan gangguan saraf. Dua keluhan itu

muncul bila sudah ada penyebaran ke tulang belakang

Tahap awal (early stage) yang mengalami kanker prostat umumnya tidak

menunjukkan gejala klinis atau asimptomatik. Pada tahap berikutnya (locally

advanced) didapati obstruksi sebagai gejala yang paling sering ditemukan. Biasanya

ditemukan juga hematuria yakni urin yang mengandung darah, infeksi saluran kemih,

serta rasa nyeri saat berkemih. Pada tahap lanjut (advanced) penderita yang telah

mengalami metastase di tulang sering mengeluh sakit tulang dan sangat jarang

menhgalami kelemahan tungkai maupun kelumpuhan tungkai karena kompresi korda

spinalis.

2.2.3. Pemeriksaan Kanker Prostat

Diagnosa kanker prostat dapat dilakukan atas kecurigaan pada saat

pemeriksaan colok dubur yang abnormal atau peningkatan Prostate Specific Antigen

(PSA). Kecurigaan ini kemudian dikonfirmasi dengan biposi,dibantu oleh trans rectal

ultrasound scanning (TRUSS). Ada 50% lebih lesi yang dicurigai pada saat colok

(23)

mendeteksi kanker prostat 21,53%. Sensitifitas colok dubur tidak memadai untuk

mendeteksi kanker prostat tapi spesifisitasnya tinggi,namun bila didapatkan tanda

ganas pada colok dubur maka hampir semua kasus memang terbukti kanker prostat

karena nilai prediktifnya 80% (Umar dan Agoes, 2002).

a. Digital Rectal Examination

Pemeriksaan rutin prostat yang di perlukan adalah pemeriksaan rektum

dengan jari atau digital rectal examination. Pemeriksaan ini menggunakan jari

telunjuk yang dimasukkan ke dalam rektum untuk meraba prostat. Penemuan prostat

abnormal pada DRE berupa nodul atau indurasi hanya 15 – 25 % kasus yang

mengarah ke kanker prostat (Moul, J. W., et al, 2005).

b. Pemeriksaan kadar Prostat Spesifik Antigen

Prostat Spesifik Antigen (PSA) adalah enzim proteolitik yang dihasilkan oleh

epitel prostat dan dikeluarkan bersamaan dengan cairan semen dalam jumlah yang

banyak. Prostat Spesifik Antigen memiliki nilai normal ≤ 4ng/ml. Pemeriksaan PSA sangat baik digunakan bersamaan dengan pemeriksaan DRE dan TRUSS dengan

biopsy. Peningkatan kadar PSA bias terjadi pada keadaan Benign Prostate

Hyperplasya (BPH), infeksi saluran kemih dan kanker prostat sehingga dilakukan

penyempurnaan dalam interpretasi nilai PSA yaitu PSA velocity atau perubahan laju

nilai PSA, densitas PSA dan nilai rata – rata PSA, yang nilainya bergantung kepada

umur penderita

Tabel 2.1. Rata-rata nilai normal Prostat Spesifik Antigen menurut umur

(24)

70 – 79 0.0 – 6.5

Sumber : Choen, J. J dan Douglas M. D (2008).

Pasien yang memiliki kadar PSA lebih dari 10 ng/mL biasanya menderita

kanker prostat. Dalam sebuah penelitian ditemukan bahwa hanya 2% laki – laki yang

menderita BPH yang memiliki kadar PSA lebih dari 10 ng/mL. Sedangkan dari 103

pasien dengan semua stadium kanker prostat, 44% memiliki kadar PSA lebih dari 10

ng/mL . Dimana 305 nya dapat ditemukan pada pasien dengan stadium kanker T1 –

2, NX, M0. Dengan demikian jelaslah bahwa ada hubungan antara peningkatan PSA

dengan stadium kanker prostat (K. OH, William, et al,. 2000).

c. Biopsi prostat

Biopsi prostat merupakan “gold standart” untuk menegakkan diagnose kanker

prostat. (Jefferson, K dan Natasha J., 2009). Pemeriksaan biopsi prostat

menggunakan panduan transurectal ultrasound scanning (TRUSS) sebagai sebuah

biopsi standar. Namun seringnya penemuan mikroskopis kanker prostat ini terjadi

secara insidentil dari hasil TURP atau pemotongan prostat pada penyakit BPH

Pemeriksaan biopsi prostat dilakukan apabila ditemukan peningkatan kadar

PSA serum pasien atau ada kelainan pada saat pemeriksaan DRE atau kombinasi

keduanya yaitu ditemukannya peningkatan kadar PSA serum dan kelainan pada DRE.

Pada pemeriksaan mikroskopis ini sebagian besar karsinoma prostat adalah jenis

adenokarsinoma dengan derajat diferensiasi berbeda – beda. 70% adenokarsinoma

prostat terletak di zona perifer, 20% di zona transisional dan 10% di zona sentral

(Moul, Judd W, et al, 2005). Namun penelitian lain menyatakan bahwa 70% kanker

prostat berkembang dari zona perifer, 25% zona sentral dan zona transisional dan

beberapa daerah periuretral duct adalah tempat – tempat yang khusus untuk beningn

prostate hyperplasia (BPH) (Seitz, M., et al, 2009). Pada hasil biopsi prostat,

sebagian besar kanker prostat adalah adenokarsinoma dengan derajat yang berbeda –

(25)

Neoplasia Interaepitel Prostat (PIN) yang diduga merupakan prekusor kanker

prostat.

d. Pencitraan

Dalam melakukan pencitraan, ada beberapa jenis pencitraan yang biasa di

pakai dalam mendiagnosis kanker prostat diantaranya yaitu :

1) Transrectal Ultrasound Scanning (TRUSS)

Transrectal Ultrasound Scanning (TRUSS) adalah pemeriksaan yang

digunakan untuk menentukan lokasi kanker prostat yang lebih akurat

dibandingkan dengan DRE, juga merupakan panduan klinisi untuk

melakukan biopsi prostat sehingga TRUSS juga sering dikatakan sebagai “a

biopsy – guidence”. Selain untuk panduan biopsi, TRUSS juga digunakan

untuk mengukur besarnya volume prostat yang diduga terkena kanker.

Transrectal Ultrasound juga digunakan dalam tindakan cryosurgery dan

brachytherapy. Untuk temuan DRE yang normal namun ada peningkatan

kadar PSA (biasanya lebih dari 4) dapat juga digunakan TRUSS untuk

melihat apakah ada kemungkinan terjadi keganasan pada prostat (Evidence

Based Guideline Transrectal Ultrasound BlueCross BlueShield of North

Carolina, 1994)

2) Endorectal Magnetic Resonance Imaging (MRI)

3) Axial Imaging (CT – MRI)

Pemeriksaan ini digunakan untuk melihat apakah pasien penderita

kanker prostat menderita metastase ke tulang pelvis atau kelenjar limfe

sehingga klinisi bias menetukan terapi yang tepat bagi pasien. Namun perlu

diingat juga bahwa penncitraan ini cukup memakan biaya dan sensitivitasnya

(26)

2.2.4 Grading dan Staging Kanker Prostat

Kanker prostat biasanya mengalami metastase ke kelenjar limfe pelvis

kemudian metastase berlanjut ke tulang – tulang pelvis → vertebra lumbalis → femur → vertebra torakal → kosta. Lesi yang sering terjadi pada metastase di tulang adalah lesi osteolitik (destruktif), lebih sering osteoblastik (membentuk tulang).

Adanya metastasis osteoblastik merupakan isyarat yang kuat bahwa kanker prostat

berada pada tahap lanjut.

Untuk menentukan grading, yang paling umum di gunakan di Amerika adalah

sistem Gleason (Presti, J. C., 2008). Skor untuk sistem ini adalah 1 – 5 berdasarkan

pola secara pemeriksaan spesimen prostat di laboratorium Patologi Anatomi (Tabel

2.2). Ada 2 skor yang harus dilihat dalam sistem Gleason yaitu :

1) Skor primer adalah penilaian yang diberikan berdasarkan gambaran

mikroskopik yang paling dominan pada spesimen yang diperiksa

2) Skor sekunder adalah gambaran mikroskopik berikutnya yang paling dominan

setelah yang pertama.

Total skor untuk Gleason adalah jumlah dari skor primer dan skor sekunder

dimana masing – masing rentang nilai untuk skor primer dan sekunder adalah 1 - 5

dan totalnya 2 – 10. Bila total skor Gleason 2 – 4, maka specimen dikelompokkan

kedalam kategori well – differentiated, sedangkan bila skor Gleason 5 – 6

dikategorikan sebagai moderate differentiated dan skor Gleason 8 – 10

dikelompokkan sebagai poor differentiated. Tidak jarang skor Gleason bernilai 7

sesekali di masukkan ke dalam kategori moderate differentiated, namun bisa

dimasukkan kedalam kategori poor differentiated. Kerancuan ini diatasi dengan cara

sebagai berikut :

1. Bila skor primer Gleason adalah 3 dan skor sekunder 4, maka di masukkan ke

dalam kategori moderate differentiated.

2. Bila skor primer Gleason 4 dan skor sekunder 3 maka di masukkan ke dalam

kategori poor differentiated, karena memiliki prognosis yang lebih buruk

(27)

Tabel 2.2. Skor Grading menurut Gleason

Skor Gleason Gambaran mikroskopik

1 – 2 Kelenjar kecil dan uniform, menyatu dekat dengan

sedikit stroma

3 Cribiform pattern

4 Incomplete gland formation

5 Tidak ada kelenjar terbentuk atau penampakan

lumen

Sedangkan Staging TNM di gunakan untuk melihat hasil dari DRE dan TRUS bukan dari hasl biopsy.

Tabel 2.3. Luas Tumor Primer (T)

Klasifikasi TNM Temuan anatomi

T1 Lesi tidak teraba

T1a ≤ 5% jaringan yang direseksi untuk BPH memiliki kanker

dengan DRE normal

T1b > 5% jaringan yang direseksi untuk BPH memiliki kanker

dengan DRE normal

T1c Kanker di temukan pada biopsi jarum

T2 Kanker teraba atau terlihat terbatas di prostat

T2a Keterlibatan ≤50% dari satu lobus

T2b Keterlibatan > 50% dari satu lobus tapi unilateral

T2c Keterlibatan kedua lobus

T3 Perluasan ektraprostat lokal

(28)

T3b Bilateral

T3c Invasi ke vesika seminalis

T4 Invasi ke organ dan/atau struktur penunjang di jaringan

sekitar

T4a Invasi ke leher kandung kemih, rectum atau sfingter eksternal

T4b Invasi ke otot levator anus atau dasar panggul

Tabel 2.4. Status kelenjar getah bening regional (N)

Klasifikasi TNM Temuan anatomi

N0 Tidak ada metastase ke kelenjar regional

N1 Satu kelenjar regional garis tengah ≤ 2 cm

N2 Satu kelenjar regional denagn garis tengah 2 – 5 cm

atau banyak kelenjar dengan garis tengah < 5 cm

N3 Kelenjar regional dengan garis tengah > 5 cm

Tabel 2.5. Metastasis jauh (M)

Klasifikasi TNM Temuan anatomik

M0 Tidak ada metastasis jauh

M1 Terdapat metastasis jauh

M1a Metastasis ke kelenjar getah bening jauh

M1b Metastasis ke tulang

M1c Metastasis jauh lainnya

(29)

2.2.5. Penanganan Kanker Prostat

Sebelum dilakukan penanganan terhadap kanker prostat, perlu diperhatikan

faktor – faktor yang berhubungan dengan prognosis kanker prostat yang dibagi

kedalam dua kelompok yaitu faktor – faktor prognostik klinis dan patologis kanker

prostat. Faktor prognostik klinis adalah faktor – faktor yang dapat dinilai melalui

pemeriksaan fisik, tes darah, pemeriksaan radiologi dan biopsi prostat. Faktor klinis

ini sangat penting karena akan menjadi acuan untuk mengidentifikasi karakteristik

kanker sebelum dilakukan pengobatan yang sesuai. Sedangkan faktor patologis

adalah faktor – faktor yang yang memerlukan pemeriksaan, pengangkatan dan

evaluasi kesuruhan prostat. (Buhmeida, A ., et al, 2006).

Faktor – prognostik antara lain :

1. Usia pasien

2. Volume tumor

3. Grading atau Gleason score

4. Ekstrakapsular ekstensi

5. Invasi ke kelenjar vesikula seminalis

6. Zona asal kanker prostat

7. Faktor biologis seperti serum PSA, IGF, p53 gen penekan tumor dan lain –

lain.

Penangangan kanker prostat di tentukan berdasarkan penyakitnya apakah

kanker prostat tersebut terlokalisasi, penyakit kekambuhan atau sudah mengalami

metastase. Selain itu juga perlu diperhatikan faktor – faktor prognostik diatas yang

sangat penting untuk melakukan terapi kanker prostat.

Untuk penyakit yang masih terlokalisasi langkah pertama yang dilakukan

adalah melakukan watchfull waiting atau memantau perkembangan penyakit.

Watchfull waiting merupakan pilihan yang tepat untuk pria yang memiliki harapan

hidup kurang dari 10 tahun atau memiliki skor Gleason 3 + 3 dengan volume tumor

yang kecil yang memiliki kemungkinan metastase dalam kurun waktu 10 tahun

(30)

bahwa watchfull waiting dilakukan bila pasien memiliki skor Gleason 2 – 6 dengan

tidak adanya nilai 4 dan 5 pada nilai primer dan sekunder karena memiliki resiko

yang rendah untuk berkembang (Presti, J. C, 2008)

Sekarang ini, pria yang memiliki resiko sangat rendah (very low risk) terhadap

kanker prostat dan memilih untuk tidak melakukan pengobatan, tetapo tetap

dilakukan monitoring. Menurut Dr. Jonathan Epstein, seorang ahli patologi dari

Rumah Sakit Johns Hopkins (Epstein, J., 2011) mengemukakan beberapa kriteria

yang termasuk kedalam golongan resiko rendah terhadap kanker prostat (very low

risk) :

1) Tidak teraba kanker pada pemeriksaan DRE (staging T1c)

2) Densitas PSA (jumlah serum PSA dibagi dengan volume prostat) kurang dari

0,15

3) Skor Gleason kurang atau sama dengan 6 dengan tidak ditemukannya pola

yang bernilai 4 atau 5

4) Pusat kanker tidak lebih dari 2 atau kanker tidak melebihi 50% dari bagian

yang di biopsi.

Radikal prostatektomi adalah prosedur bedah standar yang mengangkat prostat

dan vesika seminalis. Prognosis pasien yang melakukan radikal prostatektomi

(31)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan

Dari penelitian ini di dapati kesimpulan bahwa :

1. Prevalensi kanker prostat yang ada di Laboratorium Patologi Anatomi

Fakultas Kedokteran USU ada sebanyak 25,3%.

2. Rentang usia pasien yang paling banyak melakukan biopsi prostat adalah 61 –

70 tahun.

3. Rentang usia pasien yang terbanyak didiagnosa kanker prostat adalah 61 – 70

tahun dan paling banyak berada pada skor Gleason 6/10

4. Skor Gleason 4/10 merupakan skor yang baling banyak di temui pada

penderita kanker prostat.

6.2. Saran

Penelitian ini mengalami banyak kekurangan dalam penulisan, tetapi penulis

ingin memberikan saran sebagai masukan kepada pihak pihak yang berperan

dalam penelitian ini. Saran dalam penelitian ini adalah agar kelengkapan data

pasien pada rekam medik yang ada di Laboratorium Patologi Anatomi FK

USU dapat lebih disempurnakan lagi agar para peneliti dapat lebih mudah

untuk melihat profil penderita suatu penyakit sehingga dapat ditemukan

gambaran ataupun hubungan antara faktor resiko dengan hasil temuan

histopatologi. Selain itu perlu dilakukan skrining pada pria dengan rentang

usia 61 – 70 tahun untuk melihat apakah ada kelainan pada prostat karena

penderita prostat paling banyak ditemukan pada rentang usia tersebut agar

dapat terdeteksi kanker secara dini khususnya pada pria yang memiliki

riwayat keluarga terkena kanker prostat, mengkonsumsi makanan tinggi

(32)

DAFTAR PUSTAKA

Ahn, J, et al. 2007. Dairy Products, Calcium Intake, and Risk of Prostate Cancer in

the Prostate, Lung, Colorectal, and Ovarian Cancer Screening Trial. American

Association for Cancer Research.

American Cancer Society : Cancer Facts & Figures 2010

Asri, A. 2006. Penentuan Grading dan Skoring Adenokarsinoma Prostat Dengan

Gleason Score System. Padang : Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

BlueCross BlueShield of North Carolina. 1994. Evidence Based Guideline

Transrectal Ultrasound

Buhmeida, A., et al. 2006. Prognostic Factor in Prostate Cancer. In : Diagnostic

Pathology. Finlandia : BioMed Central Ltd. Available from

Burns, D. K. 2007. Sistem Genitalia Laki – Laki. Dalam : Cotran, Ramzi S. et al.

Buku Ajar Patologi Robin Edisi 7 Volume 2. Jakarta : EGC

Choen, J. J. and Douglas M. D. 2008. Localized Prostate Cancers. In : Chabner, B.A.,

et al . ed. Harrison’s Manual of Oncology. USA : The McGraw – Hill

Companies, Inc

Ellis, H. 2006. Clinical Anatomy A Revision and Applied Anatomy For Clinical

(33)

Epstein, J. 2011. Active Surveillance for Prostate Cancer: What A Man Needs To

Know Before Deciding On Treatment.James Buchanan Brady Urological

Institute. Available From :

[Accesed 3 April 2011]

Ghazali, M. V.; et al. Studi Cross Sectional. Dalam Penelitian. Dalam :

Sastroasmoro, Sudigdo, Sofyan Ismael. Dasar – Dasar Metodologi Penelitian

Klinis Edisi Ke – 2. Jakarta : CV Sagung Seto.

GLOBOCAN 2008. International Agency for Research on Cancer. World Health

Organization. Available from

[Accesed April 3th 2011]

Haas, G. P dan Wael A. S. 1997. Epidemiology of Prostate Cancer. CA – A Cancer

Journal for Clinicians. 47 (5) : 273 – 287

Hendrianto. 2010. Profil Penderita Adenokarsinoma Prostat Di Laboratorium

Patologi Anatomi Kota Medan Tahun 2009. Medan : Program Magister

Kedokteran Klinik Departeman Patologi Anatomi. Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara

Hamwawi, Mohd Lokman. 2010. Gambaran Histopatologi Penyakit Benign Prostatic

Hyperplasia (BPH) dan Kanker Prostat di Laboratorium Patologi Anatomi

Rumah Sakit Umum Pusat Hasi Adam Malik Periode 2009 – 2010. Medan :

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Jefferson, K and Natasha J. 2009. Prostate Cancer. In : Probert, J. L., ed. An Atlas of

(34)

Junquiera, L. C dan Jose Carneiro. 2007. Histologi Dasar Teks & Atlas Edisi 10.

Jakarta : EGC

K. O. H, William, et al. 2000. Neoplasm of the Prostate. In : C. Bast, Robert et al, ed.

Holland - Frei Cancer Medicine 5th Edition. USA : BC Decker Inc

Moul, J. W, et al. 2005. Chapter 17 Prostate Cancer. In : Cancer Management : A

Multidisciplinary Approach

Pienta, 1998, K.J. 1998. Etiology, Epidemiology, and Prevention of Carcinoma of the

Prostate. In.Walsh, P.C., Reti, A.B.,Vaughn, E.D., Wein A.J. (eds).

Campbell’s Urology 7th ed.Philadelphia.W.B.Saunder Co.p.2489-96. dalam

Umar dan Agoes, 2002.

Pienta, K.J dan Peggy. S. Esper. 1993. Risk Factors for Prostate Cancer. Annals of

Internal Medicine 118 : 793 - 803

Presti, J. C., et al. 2008. Neoplasm of The Prostate Gland. In : Tanagho, Emil A.,

Jack W. McAnich, ed. Smith’s General Urology 17th Ed. USA : The McGraw

Hill Companies Inc

Rindiastuti,Y .2007. Mekanisme Kalsium Dalam Meningkatkan Resiko Kanker

Prostat pada Usia Lanjut. Solo : Fakultas Kedokteran Universitas Negeri

Sebelas Maret : 24

Sarjadi, 1999. Kanker Pada Usia Lanjut dalam Boedi-Darmojo,R.Martono.(eds).

(35)

Seitz, M., et al. 2009. Functional Magnetic Resonance Imaging in Prostate Cancer.

In : European Association of Urology. European Urology 55. Elseveier

Setiawati, I. 2005. Prevalensi Andraopause pada Pria Usia 30 Tahun ke Atas di

Kabupaten Bantul Propinsi D.I.Yogyakarta Tahun 2005. Semarang : Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro : 22

Timmreck, T. C. 2005. Epidemiologi : Suatu Pengantar. Jakarta : EGC

Umar, M dan Agus,A. 2002. Evaluasi Hasil Pemeriksaan Colok Dubur pada Pasien

Pembesaran Prostat Untuk Mendeteksi Kanker Prostat. Palembang : Ilmu

Bedah FK Unsri/R.S.Dr.Moehamad Hoesin.

Umbelaka, A. R; et al. 2002. Pengukuran Dalam Penelitian. Dalam : Sastroasmoro,

S. dan Sofyan Ismael. Dasar – Dasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi Ke–

2. Jakarta : CV Sagung Seto.

Wilson, L. M dan Kathleen B. H. 2006. Gangguan Sistem Reproduksi Laki – Laki.

Dalam : Price, Sylvia A. Patofisiologi Konsep Klinis dan Proses – Proses

(36)

LAMPIRAN 1

1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

NAMA : Solita Vasya Siregar

NIM : 080100128

TEMPAT/TANGGAL LAHIR : Tg. Morawa/ 6 November 1990

AGAMA : Kristen Protestan

ALAMAT : Jln. Melati KAV.B 30 Komplek Koserna

Bangun Sari Indah Gang Rasmi Tg. Morawa

RIWAYAT PENDIDIKAN :

1. SDN. 105855 Tunas Baru Deli Serdang (1996 – 2002)

2. SMP Sutomo 1 Medan (2002 – 2005)

3. SMA Negri 1 Medan (2005 – 2008)

4. Fakultas Kedokteran USU (2008)

ORGANISASI :

(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)

MTWR 65 CA PROSTAT 5

HRPY 68 CA PROSTAT 5

RMLI 56 BPH

LGO 70 BPH

BNN 65 CA PROSTAT 4

SMN 81 CA PROSTAT 9

SNJA 90 BPH

UNTG 59 BPH

(43)

LAMPIRAN 5

HASIL PERHITUNGAN

Hasilbiopsi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

(44)

Total 173 89.2 100.0

Missing System 21 10.8

Total 194 100.0

Hasilbiopsi * umuredit Crosstabulation

Count

umuredit

Total

1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00

Hasil biopsi

BPH 1 29 58 28 10 0 126

BPH dgn INFLAMASI

0 0 0 1 0 0 1

BPH dgn PROSTATITIS

0 0 0 1 0 0 1

BPH dgn RADANG 0 1 0 0 0 0 1

CA PROSTAT 0 5 24 8 6 1 44

Total 1 35 82 38 16 1 173

Statistics

hasilbiopsi USIAEDIT

N Valid 49 44

(45)

USIAEDIT

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2 5 10.2 11.4 11.4

3 24 49.0 54.5 65.9

4 8 16.3 18.2 84.1

5 6 12.2 13.6 97.7

6 1 2.0 2.3 100.0

Total 44 89.8 100.0

Missing System 5 10.2

Total 49 100.0

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

hasilbiopsi * USIAEDIT

(46)

hasilbiopsi * USIAEDIT Crosstabulation

Count

USIAEDIT

Total

2 3 4 5 6

hasilbiopsi CA

PROSTAT

5 24 8 6 1 44

Total 5 24 8 6 1 44

skorgleason

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2 1 2.0 2.1 2.1

3 4 8.2 8.3 10.4

4 14 28.6 29.2 39.6

5 8 16.3 16.7 56.3

6 10 20.4 20.8 77.1

7 3 6.1 6.3 83.3

8 4 8.2 8.3 91.7

9 4 8.2 8.3 100.0

Total 48 98.0 100.0

Missing System 1 2.0

(47)

skorgleason * USIAEDIT Crosstabulation

Count

USIAEDIT

Total

2 3 4 5 6

skorgleason 3 0 3 1 0 0 4

4 3 3 4 1 1 12

5 1 4 1 1 0 7

6 1 6 1 1 0 9

7 0 2 1 0 0 3

8 0 2 0 2 0 4

9 0 3 0 1 0 4

Gambar

Gambar 2.1. Organ prostat pada pria
Gambar 2.2. Zona prostat secara histologi
Tabel 2.1. Rata-rata nilai normal  Prostat Spesifik Antigen menurut umur
Tabel 2.3. Luas Tumor Primer (T)

Referensi

Dokumen terkait

Jika ada dinamika pembagian kewenangan seperti peralihan kewenangan dari pusat ke daerah, begitu juga sebaliknya atau antar pemerintahan daerah

Sayangnya, pengurangan atau bahkan pengeliminasian kontribusi manfaat tidak nyata terhadap implementasi SI/TI telah menurunkan nilai ekonomis dari investasi.Berdasarkan persoalan ini,

2. perusahaan kami telah memahami adanya kewajiban terkait pelaporan yang harus dipenuhi oleh perantara pelaksanaan Transaksi Sertifikat Deposito sesuai dengan

pada gangguan afek bipolar episode kini manik dengan gejala psikotik maka yang terlihat adalah gangguan afek dan waham atau halusinasi sesuai yaitu afeknya yang

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah AVO Meter, Tang Ampere, Tang potong, APD (Alat Pelindung Diri), Penjepit/conector, Obeng, Komputer, Data ukur

dibutuhkan untuk menghitung emisi gas rumah kaca dari sektor lahan telah dihasilkan: (1) data aktivitas yang dihasilkan dari analisa penggunaan lahan dan perubahan penggunaan

Thus the jurisprudent explains the form of the ritual prayer: &#34;You begin it with 'God is greatest' and you end it with 'Peace be upon you.'&#34; But the Sufi explains the spirit

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Informasi Arus Kas dan Rasio Frofitabilitas terhadap Return saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang