• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyesuaian Pernikahan Remaja Putri Yang Melakukan Pernikahan Dini

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Penyesuaian Pernikahan Remaja Putri Yang Melakukan Pernikahan Dini"

Copied!
312
0
0

Teks penuh

(1)

PENYESUAIAN PERNIKAHAN REMAJA

PUTRI YANG MELAKUKAN

PERNIKAHAN DINI

SKRIPSI

Guna Memenuhi Persyaratan Sarjana Psikologi

Oleh :

KRISTY WULANDARI SURYA

031301010

FAKULTAS PSIKOLOGI

(2)

ABSTRAK

Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara

Kristy Wulandari Surya

Penyesuaian Pernikahan Remaja Putri Yang Melakukan Pernikahan Dini X+ 216 halaman + tabel + Lampiran

Bibliografi 33 (1978-2007)

Pernikahan dini atau kawin muda sendiri adalah pernikahan yang dilakukan oleh pasangan ataupun salah satu pasangannya masih dikategorikan anak-anak atau remaja yang berusia dibawah 19 tahun (WHO, 2006). Remaja yang menikah akan memasuki masa dewasa yang disebut dengan masa remaja yang diperpendek sehingga ciri dan tugas perkembangannya juga mengalami perubahan (Monks, 2001), sedangkan remaja yang tidak menikah akan melalui kehidupannya sesuai dengan ciri dan tugas perkembangannya. Pernikahan dini (early marriage) memiliki dampak yang sama pada remaja putri maupun remaja putra. Dampak-dampak tersebut meliputi dampak fisik, intelektual, dan emosional (Unicef, 2001).

Pernikahan menjadi problema psikis dan sosial yang penting bagi laki-laki dan wanita karena masing-masing harus berusaha untuk melakukan penyesuaian diri dengan pasangannya dan kehidupan pernikahannya. (Ibrahim, 2002).

Penelitian ini penting dilakukan karena melihat persentase jumlah pernikahan diusia remaja yang ternyata masih sering terjadi dan kemudian memiliki dampak yang cukup berarti bagi perkembangan remaja terutama remaja putri. Tujuan penelitian ini adalah untuk bagaimana penyesuaian pernikahan remaja putri yang melakukan pernikahan dini (early married). Peneliti menggunakan metode kualitatif karena metode ini berusaha memahami suatu gejala sebagaimana pemahaman responden yang diteliti. Penelitian ini menggunakan 4 orang subjek yaitu wanita yang menikah diusia remaja antara usia 17-22 tahun.

Hasil penelitian ini menunjukkan ternyata tidak semua subjek mengalami permasalahan yang berarti dalam penyesuaian pernikahan mereka. Hal ini dikarenakan faktor kesiapan menikah yang telah dimiliki oleh beberapa subjek dan mengabaikan faktor kesiapan usia yang ternyata tidak terlalu mempengaruhi penyesuaian pernikahan. Dari hasil penelitisn ini peneliti menganggap perlu dilakukn penelitian penyesuaian pernikahan pada remaja putra yang melakukan pernikahan dini sebagai pembanding terhadap penyesuaian pernikahan remaja putri yang melakukan pernikahan dini.

(3)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji dan syukur yang tiada habisnya saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan karunia dan kasih sayang- Nya yang tiada tara, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Selawat beriring salam tetap tertuju kepada Nabi besar Muhammad SAW.

Skripsi yang berjudul Penyesuaian Pernikahan Remaja Putri yang melakukan Pernikahan Dini menguraikan beberapa hal mengenai penyesuaian pernikahan subjek penelitian yaitu remaja putri yang melakukan pernikahan dini. Penyesuaian pernikahan ini meliputi penyesuaian dengan pasangan, penyesuaian seksual, penyesuaian keuangan, dan penyesuaian terhadap keluarga pasangan. Penelitian ini juga mengemukan mengenai pola penyesuaian perkawinan yang dapat dilihat melalui pola penyelesaian konflik subjek penelitian dengan pasangannya.

Selama proses penyelesaian skripsi ini, saya mengalami banyak kesulitan, namun berkat rahmat Allah SWT serta bantuan dari semua pihak, maka skripsi ini dapat saya selesaikan. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Chairul Yoel, SP.A (K) selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.

(4)

3. Ibu Lili Garliah, M. Si selaku dosen pembimbing akademik yang telah begitu banyak membimbing penulis selama mengikuti perkuliahan dari semester pertama sampai sekarang.

4. Orang Tua saya tercinta, Abah Drs. Syurya Darma, M.Pd dan Mama tercinta Krisma Betty S.Pd yang telah memberikan segenap cinta kasihnya dalam mendukung saya menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas segala perhatian dan pengertian yang abh dan mama berikan. Terima kasih atas kasih sayang yang tulus dan pengorbangan yang luar biasa yang tidak akan pernah tergantikan dan tak dapat terbalaskan.

5. Mas Wien dan adikku Suci (calon dokter gigi) yang tercinta yang selama ini selalu memberi dorongan bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Untuk kak Riza yang menjadi anggota baru dalam keluarga, terima kasih atas dukungannya.

6. Sahabat-sahabatku tercinta Dwi, Dewi, Sari, Dina, Fitri, Finanda, Ika, dan teman-teman lainnya Angkatan 2003 yang tidak dapat tersebutkan semuanya disini terima kasih banyak atas kebesaran hati kalian dalam mendengar keluh kesah dan memberi masukan bagi saya.

7. Kakak-Kakak, teman-teman, dan adik-adik di CMR (Centra Media Remaja) dan siswa-siswaku di SMU Panca Budi terima kasih atas dukungan dan perhatiannya.

(5)

9. Teman-teman dan adik-adikku di Jl. Pembangunan 18 USU, terima kasih atas doanya dan pengertiannya.

10.Kepada Muhammad, ST. yang telah banyak memberi dukungan dan cinta kasihnya buat saya, semoga hubungan ini berakhir dalam kebahagian.

11.Terima kasih kepada para responden dan informan yang telah banyak membantu saya dalam penelitian ini.

12.terima kasih buat semua orang yang pernah membantu perkembangan skripsi ini. Walaupun tidak disebutkan, tapi bantuan kalian sangat berguna bagi saya. Akhirnya demi kesempurnaan skripsi ini, saya menerima dan mempertimbangkan saran dan kritik yang membangun dari setiap orang yang membaca.

Medan, Nopember 2007 Peneliti,

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI……….……....i

KATA PENGANTAR………...ii

DAFTAR ISI……….v

DAFTAR TABEL……….……ix

DAFTAR LAMPIRAN………..…………...x

BAB I PENDAHULUAN………..…………...…1

I.A. Latar Belakang Masalah……….….………...…1

I.B. Identifikasi Masalah……….…………...…12

I.C. Tujuan Penelitian……….…………12

I.D. Manfaat Penelitian………....…...13

I.E. Sistematika Penulisan………..13

BAB II LANDASAN TEORI……….…….…....16

II.A. Penyesuaian Pernikahan II.A.1 Definisi Penyesuaian Pernikahan ...16

II.A.2. Bentuk-bentuk Penyesuaian Diri dalam Pernikahan...17

II.A.3. Kondisi Yang Menyumbang Kesulitan Dalam Penyesuaian Perkawinan...23

(7)

II.A.5. Pola Penyesuaian Pernikahan...27

II.B. Remaja………..……….28

II.B.1. Definisi Remaja...28

II.B.2. Pembagian Masa Remaja………29

II.B.3 Ciri-ciri Remaja Yang Melakukan Pernikahan dini……30

II.B.4. Tugas-Tugas Perkembangan Remaja...31

II.C. Pernikahan Dini...33

II.C.1. Definisi Pernikahan Dini...33

II.C.2. Alasan Menikah...35

II.C.3. Pengaruh Faktor Kesiapan Menikah terhadap Penyesuaian Pernikahan...36

II.C.4. Peranan Usia dalam Pernikahan...39

II.C.5. Penyebab Pernikahan Dini……….….……42

II.C.6. Konsekuensi Pernikahan Dini...45

II.D. Dinamika Penyesuaian Pernikahan Remaja Putri yang Melakukan Pernikahan Dini...46

II.F. Paradigma...49

BAB III METODE PENELITIAN...50

III.A. Pendekatan Kualitatif...50

III.B. Subjek, Informan dan Lokasi Penelitian...51

(8)

III.B.2. Jumlah Subjek ...52

III.B.3. Lokasi Penelitian...52

III.C. Teknik Pengambilan Sampel...52

III.D. Teknik Pengambilan Data...53

III.D.1. Wawancara...53

III.D.2. Alat Bantu Pengambilan Data...54

III.D.3. Kredibilitas (Validitas) Penelitian...54

III.E. Prosedur Penelitian...55

III.E.1. Tahap Persiapan Penelitian...55

III.E.2. Tahap Pelaksanaan Penelitian...58

III.F. Teknik dan Proses Pengolahan Data………..59

BAB IV ANALISA DATA DAN INTERPRETASI………...61

IV.A. Deskripsi Data………61

IV.A.1. Subjek I………..61

IV.A.2. Subjek 2……….62

IV.A.3. Subjek 3………..64

IV.A.4. Subjek 4………..65

IV.B. Analisa Data………..…. 68

IV.B.1. Subjek I………..…68

IV.B.2. Subjek 2………..……100

IV.B.3. Subjek 3………..………119

IV.B.4. Subjek 4………..………133

(9)

IV.C.1. Subjek 1………..…146

IV.C.2. Subjek 2……….……....157

IV.C.3. Subjek 3………..165

IV.C.4. Subjek 4………..…177

IV.D.Kelebihan dan Kekurangan Penelitian………184

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN...204

V.A. Kesimpulan...204

V.B. Diskusi...213

V.C. Saran...215

V.C.1. Saran Praktis...215

V.C.2. Saran Penelitian Selanjutnya...215

(10)

DAFTAR TABEL

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A

Pedoman Wawancara……….220 LAMPIRAN B

(12)

LAMPIRAN A PEDOMAN WAWANCARA Pedoman wawancara berisi :

1. Arti perkawinan bagi subjek

2. Pendapat subjek mengenai pernikahan yang dilakukan wanita di usia remaja. 3. Permasalahan yang terjadi dalam perkawinan.

a. Penyesuaian dengan pasangan. Hal ini berkaitan dengan :

• Konsep pasangan ideal bagi subjek • Pemenuhan kebutuhan

• Kesamaan latar belakang dengan pasangan

• Minat dan kepentingan bersama • Keserupaan nilai

• Konsep peran

• Perubahan dalam pola kehidupan b. Penyesuaian seksual

• Perilaku terhadap seks • Pengalaman masa lalu • Dorongan seksual • Pengalaman sek marital

• Sikap terhadap penggunaan alat kontrasepsi.

c. Penyesuaian keuangan

(13)

• Pengaturan keuangan keluarga

d. Penyesuaian dengan keluarga pasangan

• Penyesuaian dengan mertua • Penyesuaian dengan ipar

• Stereotip mengenai ibu mertua • Keluargaisme

• Bantuan keuangan untuk keluarga pasangan

4. Bagaimana pola penyesuaian perkawinan

a. Bagaimana cara mengatasi perbedaan pendapat b. Bagaimana pengambilan keputusan dalam keluarga c. Bagaimana cara mengatasi konflik atau pertengkaran 5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian Pernikahan

1. Karakteristik kepribadian 2. Latar Belakang Budaya 3. Pola respon

(14)
(15)

LAMPIRAN B VERBATIM

Pelaku Verbatim Pemaknaan

1

Usia Adek sekarang berapa ? 17 tahun kak

Usia Adek waktu menikah berapa ? Umurnya ya kak, 17 tahun juga Usia suami waktu nikah berapa ? 20 tahun kak, jalan 21 tahun la kak. Suami pekerjaannya apa ?

Pekerjaannya pertama dulu ngantar-ngantar Koran kak, kalo sekarang jadi pelayan di Restoran di Aceh.

Udah kerja ya sebelum menikah ? Iya kak.

Adek sendiri selesai sekolah langsung menikah?

Iya kak.

Ada selang waktunya gak?

Ada kak, setengah bulan langsung nikah. Kalau di sekolah adek gimana hubungannya ma temen-temen adek ?

Ya kalo ma temen biasa-biasa aja kak. Sekolahnya dulu di sekolah Islam atau

Orang tua adek, sukunya apa? Bapak ma ibu jawa juga kak. Suami?

Sama juga kak.

Pekerjaan bapak adek apa? Supir kak

Kalo ibu ?

Ibu rumah tangga kak.

Bapak mertua apa pekerjaannya? Supir juga kak

Ibu?

Jualan pecel, makanan kecil kak.

Usia menikah

Usia suami saat menikah

Pekerjaan suami

(16)

42

Suami adek terakhir sekolahnya apa? STM kak.

Gimana tinggal ma keluarga suami disini? Sama aja kak kayak keluarga adek di rumah. Setelah menikah ni, apa yang adek rasakan ? Ya belum puas aja kak, adek sebenarnya masih pengen bebas bergaul ma temen-temen, tapi mau gimana lagi terlanjur dipaksa nikah cepat mau gimana lagi. Setelah nikah hubungan ma temen-temen gimana?

Ya kadang-kadang masih sering jalan, tapi karena lagi hamil gini jarang keluar.

Berapa bulan hamilnya sekarang ? Udah 7 bulan kan.

Suami ngelarang kalo adek main ma temen-temen ?

Sebenarnya si dia gak ngelarang si kak, Cuma kalo bisa agak dikurangi.

Suami sendiri gimana ma temen-temennya ? Ya..seperti biasa kak, adek juga gak ngelarang kalo dia mau maen ma temennya.

Arti perkawinan sendiri bagi adek gimana? mmm…..perkawinan itu berarti membina keluarga.

Lalu..

Itu aja kak, gak tau lagi mau ngomong apa. Dulu sebelum nikah, adek maunya punya pasangan yang gimana ?

Yang sayang ma keluarga dan yang sayang ma diatas juga kak.

Sama Adek juga kan ? Iya la kak..

Sekarang gimana, setelah adek menikah pasangan adek sesuai gak ma keinginan adek dulu ?

Sebenarnya gak sesuai kak, karena dia belum mau sholat gitu kak.

Hubungan ma keluarga adek sendiri dia gimana?

Baek-baek aja kak.

Kalian punya kesukaan atau hobi yang sama gak?

Ada kak, kami sama-sama suka jalan keluar. Setelah nikah gini, apa yang adek rasakan? Sekarang udah ada tanggungan kak, ada suami, ngurusi suami, beres-beres rumah. Kalo dulu kan kita bisa bebas kak. Sekarang kemana-mana ingat rumah kak karena ada suami yang harus diurus.

Hubungan dengan keluarga pasangan

Perasaan subjek setelah menikah, subjek masih ingin bebas.

Arti perkawinan bagi subjek adalah membina keluarga.

Subjek sulit mengungkapkan arti perkawinan baginya.

Konsep pasangan subjek adalah sayang dengan keluarga dan taat beribadah.

Subjek belum merasa pasangannya saat ini sesuai dengan keinginannya

(17)

92

Merasa jadi beban gak dek?

Gimana ya kak, kalo dulu mau maen ma teman bisa lama kak, sekarang pikirannya selalu kerumah kak.

Kalo mau pergi-pergi izin suami dulu? Iya kak.

Ni masalah kerja ya, kan yang kerja Cuma abang ni, adek merasa cukup gak uang penghasilannya buat adek?

Ya cukup-cukup aja kak, tapi kan bentar lagi kami punya anak kak. Makanya dia mau kerja jauh, cari pekerjaan yang penghasilannya lebih besar lagi buat mencukupi yang kurang-kurang kak. Kalo dia gajian langsung ngasi ke adek? Iya kak, tapi dia minta sekian persen gitu barang-barang rumah tangga kak.

Kalo untuk kebutuhan adek sendiri gimana? Adek untungnya orangnya gak suka pake make-up gitu kak, jadi Alhamdulillah cukup.

Untuk beli baju gimana? Untuk beli baju nggak juga kak. Minta izin suami dulu?

Iya kak, minta izin dia dulu.

Hubungan Adek ma keluarga suami gimana ? Baek-baek aja kak, kayak keluarga adek sendiri juga, Ibunya abang juga baek ngganggap adek gak kayak menantu, udah dianggap kayak anak sendiri.

Ma saudara-saudara suami gimana?

Baek juga kak, Cuma kalo apa sering kurang komunikasi aja kak.

Kurang komunikasi kenapa ?

Karena jarang ketemu kak, jadi jarang ngobrol.

Abang ma adik abang tinggal disini juga ma ibu mertua?

Adiknya iya kak, tapi abangnya neneknya. Sama bapak mertua gimana ?

Jarang jumpa kak, karena bapak pulang kerjanya malam kak.

Misalnya abang ngasi uang ma keluarganya

Subjek merasa suami harus mencari pekerjaan lain yang penghasilannya lebih besar lagi.

Subjek memegang penghasilan suami dan mengatur keuangan sendiri, tapi mereka juga mendapat bantuan dari mertua (penyesuaian keuangan)

Hubungan subjek dengan keluarga suami cukup baik.

(18)

142

gimana, ngasi tau dulu ke adek gak ?

Gak kak, kalo masalah ngasi ke adeknya gak tau kak karena abang juga jarang ngasi. Lagipun ngasinya juga untuk urusan sekolah kak, kalo itu adek maklum kak, tapi kalo uangnya cukup besar adek dikasi tau juga. Lagian gak dikasi tau adek juga kadang-kadang tau.

Sama keluarga adek gimana?

Baek juga kak, adek kan punya keponakan, abang juga juga baek sama keponakan adek, mau ngasi-ngasi uang jajan juga.

Adek ndiri gimana, kan megang uang juga, gimana tanggapan abang kalo adek ngasi ke saudara atau keluarga adek?

Dia sih gak papa, asal jangan terlalu sering ngasinya.

Kenapa?

Nanti kalo terlalu sering takutnya uangnya pas adek lagi perlu gak ada pula karena terlalu sering ngasi.

Harus minta izin dulu?

Iya kak, harus minta izin dia dulu. Ada dapat bantuan gak dari keluarga ?

Nggak kak, Cuma makan aja dari ibu mertua, kalo mau makan disuruh dirumah ibu abang.

Sebelum nikah ma abang sekarang, pernah gak merasa takut ma ibu mertua ?

Pernah si kak, tapi gak gitu-gitu kali, soalnya sebelum nikah juga udah dekat ma keluarga abang, lagian pacaran juga 4 tahun ma abang.

Kenalnya dari siapa?

Dari temen-temen abang juga kak. Sejak kapan adek pacaran?

Sejak adek SMP kak, mulai dari kelas 3. Waktu pacaran, adek sering di bawa kerumah juga?

Iya kak udah.

Makanya udah dekat ya..

Kalo misalnya kalian lagi beda pendapat ni, gimana kalian ngatasinya?

Ngatasinya ya, kalo dia gak seneng ma pendapat adek dia biasanya ngomong langsung ma adek atau dia ngomong ma orangtuanya, nanya atau minta pendapat kalo kami sedang gak cocok, trus biasanya setelah itu orang tua bang ngasi pendapat

Subjek tidak keberatan jika suami membantu keluarganya, karena subjek juga terkadang mengetahui walaupun suami tidak memberi tahu. Jika uangnya dalam jumlah besar subjek diberitahu oleh suaminya.

Suami subjek juga terkadang memberi uang pada saudara subjek.

Suami subjek tidak mempermasalahkan subjek memberi bantuan keuangan pada keluarganya asalkan tidak terlalu sering, dan subjek harus minta izin dulu pada suaminya.

Untuk makan subjek dengan suaminya ditanggung oleh ibu mertuanya.

Subjek pernah takut terhadap ibu mertua sewaktu akan menikah.

Subjek kenal dengan suami dari teman suami.

Subjek pacaran sejak subjek kelas 3 SMP.

(19)

192

Gimana dengan ngambil keputusan, siapa yang paling berperan ?

Abang kak, tergantung sama dia, tapi adek juga ditanya pendapatnya kak.

Gimana cara adek ngatasi pertengkaran ? Yaaa….

Biasanya seberapa sering kalian berantem? Berantem si jarang kak, paling-paling hanya masalah sepele gitu aja, ya ntah gara-gara dia pulang malam kali, terus biasanya adek marah, gitu aja sih kak. Tapi kadang-kadang kalo ngarasa salah dia langsung minta maaf kak.

Adek kalo marah gimana, langsung diomongin?

Adek biasanya diam aja, dia tau kalo adek diam aja berarti adek marah kak, tapi abang maunya kalo adek ada masalah adek ngomong kak, jangan dipendam-pendam. Adek biasanya gimana?

Adek mudah marah kak, Cuma biasanya adek pendam aja sendiri.

Yang sering jadi penyebab kalian berantem itu apa?

Biasanya ya itu kak, karena abang terlalu sering maen, emang si adek ngasi, tapi kadang-kadang suka keterlaluan kak, pulangnya suka malam-malam.

Emang biasanya sampe jam berapa ? Jam 1-an gitu

Itu adek sendiri di rumah ?

Iya kak, bosen lagian di rumah sendiri. Kalo berantem biasanya gimana baekannya ? Biasanya kalo malem berantem, besok paginya da baekan si kak, abang juga yang minta maaf duluan karena dia yang sering buat salah.

Abang suka ngelarang gak kalo adek ke rumah mamak adek ?

Biasanya gak kak, Cuma sekarang disuruh ngurangi jalan-jalan karena adek kan sekarang lagi berbadan dua gini.

Kalo ke tempat temen-temen ?

Ya sejak adek hamil, pergi-pergi harus sama abang kak karena takut ada apa-apa.

Kalo kayak gini ni, abang kan di Aceh sekarang, seberapa sering dia nanya kabar adek ?

Ya lumayan sering kak, dulu biasanya dia

Pengambilan keputusan dipegang oleh suami.

Subjek jarang bertengkar dengan suami. Penyebabnya biasanya karena suami sering pulang malam.

Subjek cenderung memendam masalahnya sendiri.

Subjek cenderung pemarah, tapi biasanya lebih banyak dipendam.

Penyebab pertengkaran biasanya karena suami terlalu sering pergi dengan temannya dan pulang terlalu malam.

(20)

243

Abang sendiri orangnya gimana ?

Abang itu kak kalo lagi berdua ma adek gak pendiem, Cuma kalo udah ada orang ketiga orangnya agak pendiem, tapi kalo lagi berdua suka bercanda kok.

Kalo misalnya lagi marah abang orangnya gimana ?

Marahnya paling didiamin aja kak, dia kalo lagi marah suka diemin adek.

Gak marah yang emosian gitu la ya? Gak kak….

Abang orangnya romantis gak ? Nggak kak..

Siapa yang paling romantis diantara kalian berdua?

Romantis si nggak kak, Cuma abang suka ganggu-ganggu gitu aja kak, kalo misalnya adek lagi marah di suka gangguin sambil nyanyi-nyanyi gitu kak, ya gitu-gitu aja sih. Adek ngarapinnya gimana ?

Ya kayak pasangan-pasangan romantis gitu kak.

Dulu emangnya waktu pacaran gimana ? Ya nggak romantis juga kak, emang dari dulu dia gak romantis.

Adek sekarang kan lagi hamil ni, ntar kalo adek udah melahirkan, abang ngasi gak adek pake alat KB ?

Ngasi kak, emang disuruhnya. Rencananya punya anak berapa nanti ? Rencananya kalo dikasi yang diatas maunya 2 aja kak.

Sebelumnya kakak minta map ya kalo kakak nanya masalah ini, kakak mau nanya tentang hubungan kalian sebagai suami istri ?

Nggak papa kak.

Seberapa sering kalian berhubungan ?

Jarang kak, karena abang kan sering pulang malam, jadi jarang berhubungan kak.

Adek alas an nikahnya kenapa kemarin ? Karena adek hamil duluan kak.

Berarti adek udah pernah punya pengalaman berhubungan sebelumnya kan, gimana

Suami subjek cenderung pendiam jika bersama orang lain, tapi ketika berdua saja dengan subjek suaminya tidak seperti itu.

Suami subjek jika marah dengan subjek dengan tidak memperdulikan subjek.

Suami subjek bukan suami yang romantis.

Subjek berharap hubungannya romantis.

Suami subjek memberikan izin pemakaian alat kontrasepsi.

Penyesuaian seksual :

Frekuensi berhubungan jarang karena suami sering pulang malam.

(21)

293

perasaannnya waktu itu ?

Ya setelah ngelakuin itu nyesel kak. Mana tau akibatnya nanti, tapi kekmana lagi kak, ya udah terlanjur dilakukan mau gimana lagi kak.

Adek tahu tentang seks itu dari mana aja? Dari laki-laki inilah kak.

Dari temen-temen adek ?

Gak kak, karna yang biasa ngomongin gituan kan anak perempuan kak, sedangkan adek banyaknya punya temen laki-laki.

Perasaan adek dengan hubungan seks selanjutnya dengan abang gimana?

Sebenarnya masih trauma kak, tapi yang namanya laki-laki kak.

Berarti adek merasa trauma waktu hubungan pertama dulu ?

Iya kak. Trauma.

Pernah gak adek ngerasa gak puas atau berbeban waktu ngelakuinnya?

Iya kak, karena diperasaan adek sendiri masih takut juga kak.

Gimana dengan sekarang ?

Udah gak lagi kak, karena udah nikah dan orang tua masing-masing juga udah tau. Waktu adek tau adek hamil, gimana perasaannya?

Waktu tau itu adek langsung bilang ma abang, dia langsung bingung gitu kak, mau kekmana, jalan keluarnya pertama mau digugurin, tapi gak bisa kak, abis tu gak lama keluarga tahu, namanya kami anak perempuan semua, jadi orang tua tu terlalu cemas ma putrinya, apalagi berbulan-bulan putrinya gak dapat halangan kak, jadi waktu itu, mamak mau nanya sama adek langsung, tapi karena takut adek gak jujur, mamak nyuruh tetangga adek buat nanya. Adek orangnya sensitif gitu kak, kalo ditanya adek langsung nangis kak, taunya orang tu disitu, pas diperiksa ternyata udah 3 bulan kak.

Waktu itu yang datang kesini (rumah suami) juga bukan orang tua adek, karena orang tua masih trauma kak, jadi bu de yang datang.

Orang tua abang gimana ?

Mamaknya pertama sempat trauma juga kak. Shock gitu ya..

Subjek merasa menyesal setelah melakukan hubungan seks sebelum menikah.

Subjek jarang membicarakan permasalahan seks dengan teman-temannya.

Subjek merasakan trauma setelah berhubungan.

Subjek merasa tidak puas dan memiliki beban dengan hubungan yang dilakukannya.

Setelah menikah perasaan trauma itu mulai hilang .

Ketika subjek tahu dirinya hamil, subjek langsung memberitahu pacarnya, subjek pernah berniat menggugurkan kandungannya, tapi tidak bisa dan keluargapun tahu.

(22)

343

Iya kak shock , tapi mau gimana ya udah gitu aja.

Perasaan adek waktu itu ama kehamilan adek gimana ? adek nerimana?

Pertama si nggak, Cuma kayakmana kak, ada orang yang pengen kali hamil malah belum nggak dikasi-kasi, yak arena adek udah dikasi gitu adek terima aja kak. Abang waktu itu langsung tanggung jawab ? Iya kak, Cuma dia belum ada waktu yang tepat buat ngasi tau orang tuanya kak, dan abang juga belum ada keberanian, ya terpaksa keluarga adek yang ngasi tau kak. Sama temen-temen adek sendiri gimana waktu itu ?

Ada temen adek yang juga satu sekolah deket rumah, jadi temen-temen adek taunya dari dia kak, adek si ngerasa biasa-biasa aja.

Sekarang perasaan adek gimana setelah nikah, mungkin ada beberapa keinginan dulu yang pengen adek lakukan tapi gak bisa lagi ? Ya ada rasa nyesel juga, karena dulu janji mau nyenengin orang tua, maunya dulu kerja sambil kuliah, ternyata gak bisa, jadinya sekarang nyenengin orang tua dengan adek punya anak, nanti orang tua kan bisa seneng dengan adanya cucu. Masalah pekerjaan gimana, abang ngijinin adek buat kerja ?

Ngijinin kak, abang gak terlalu ngebatasi adek kok.

Saat mengetahui kehamilannya subjek pertama tidak menerima, tetapi kemudian subjek pasrah.

Pacar subjek langsung bertanggung jawab Cuma saat itu belum mempunyai keberanian untuk membicarakan dengan orangtuanya.

Subjek merasa biasa saja ketika kehamilannya diketahui teman-temannya di Sekolah.

Subjek menyesal dengan keadaannya sekarang, karena subjek dulu pernah berjanji mau membahagiakan keluarganya dengan bekerja dan kuliah, tapi subjek berfikir sekarang masih bisa membahagiakan orang tua dengan adanya cucu.

(23)

Responden 1 Wawancara 2

Tanggal : Rabu, 29 Agustus 2007 Waktu : 11.00-12.00 WIB Durasi : ± 60 menit.

Pelaku Verbatim Pemaknaan

1

Adek, bisa gak nyeritaain gimana adek di sekolah dulu, hubungan adek dengan teman-teman adek, lalu berkenalan dengan suami dan pacarannya gimana ?

Kalo ma temen paling latihan band gitu ma temen-teman, ketemu abang pas maen-maen gitu kak, ketemu waktu adek jalan-jalan ma temen, pas waktu itu adek pacarannya ma temen abang, Cuma abis tu temennya akhirnya ngalah, terus sama abang la kak, pacaran juga udah lama kak, sejak adek SMP sampe tamat SMA, udah 4 tahun gitu.

Kalo waktu pacaran dulu gimana, kemana aja? Paling abang kerumah kak, tapi biasanya kalo punya temen cewek gak ?

Ada si kak, ada 3 orang dulu. Kalian nggank gitu ?

Nggak juga si kak.

Kalo temen-temen disekolah Cuma sebatas disekolah aja ?

Nggak si kak, dirumah juga itu temen-temennya. Kalian berdua udah pacaran cukup lama juga ya, berapa beda usia kalian ?

Beda usia 3 tahun kak.

Kalo masalah setelah menikah ni, Adek merasa cukup gak kebutuhan selama ini tercukupi? Selama ini masi merasa cukup si, tapi kedepannya belum tau.

Pernah gak punya bayangan kedepan bagaimana nantinya ? temannya. Subjek sebelumnya adalah pacar teman suaminya sekarang. Subjek berpacaran dengan suaminya dari SMP sampai tamat SMA yaitu selama 4 tahun.

(24)

41

Ya..peran seorang istri itu mengatur keluarga dengan baik, udah itu mengatur suami juga, mengurus suami.

Adek sendiri maunya seperti apa ?

Maunya jadi istri yang baik bagi suami dan keluarga.

Sekarang udah tercapai belum ? Kayaknya belum.

Kenapa ?

Karena baru aja nikah, tapi dia udah pergi kerja ke Aceh, jadi adek ngerasa semuanya belum terlaksana.

Pendapat adek peran seorang suami seperti apa? Yang sayang sama keluarganya, terus lebih ngutamaain keluarganya dibandingkan temannya.

Selama ini suami seperti itu gak?

Ya memang dia seperti itu….ya kadang dia mentingin keluarga tapi kadang dia mentingin temennya juga, belum seimbang kak.

Perasaan adek sekarang gimana dengan pernikahan ini ? dulu sebelum menikah kan mungkin bisa lebih bebas, belum punya suami? Perasaan itu rasanya lebih enak kayak dulu kak, karena adek belum puas berteman gitu kak karena gitu tamat sekolah langsung kawin gitu, belum ngerasain kerja, belum ngerasain hal-hal laen udah langsung merried gitu. Apa yang adek rasakan ?

Ngerasa nyesel si nyesel kak, karena kan pertamanya janji mo nyenengin orang tua, tapi rupanya tamat sekolah langsung nikah gitu jadi belum sempat nyenengin orang tua. Adek pernah gak ngerasa stress dengan keadaan ini ?

Pernah si kak. Ngatasinya gimana ?

Ya karena udah terlanjur terjadi, mau gimana lagi kak.

Berhubungan dengan masalah seks ni,seperti ciuman, necking, petting, pandangan adek gimana ?

Itu sebenarnya sih gak pantas dilakuin ma orang yang masih pacaran tapi karena terkadang itu terbawa pergaulan, jadi orang ikut-ikut pergaulan, apalagi sekarang udah banyak orang masi-masih remaja gitu nonton filem yang nggak-nggak gitu jadi kebawa ke situ.

Adek juga pernah ngelakuin itu ?

Subjek memandang peran istri yang baik itu adalah mampu mengatur keluarga, mengatur suami dan mengurus suami. Subjek berkeinginan menjadi istri yang baik bagi suami. Subjek saat ini belum merasa telah menjadi istri yang baik karena hanya sebentar tinggal bersama suami sehingga menurutnya semuanya belum terlaksana.

Peran suami

menurut subjek harus sayang dan mengutamakan keluarga dibandingkan teman.

Suami subjek terkadang masih lebih mengutamakan teman daripada keluarga.

Subjek merasakan lebih menikmati kehidupannya sebelum menikah, subjek merasa belum dapat menikmati bekerja dan belum puas berteman.

Subjek merasa menyesal dengan perkawinan yang harus dilakukannya.

Subjek pernah merasakan tekanan.

Subjek mengatasinya dengan mencoba pasrah.

Subjek berpendapat bahwa perilaku seksual seperti kissing, necking, petting dsbnya, tidak sesuai dilakukan oleh orang yang berpacaran. Pergaulan ikut mempengaruhi.

(25)

91

Terus adek biasanya tau hal-hal gituan dari mana? Adek si gak pernah tau, cuman pacaran itu orang ngelakuin itu aja.

Jadi adek gak tau akibatnya nanti ?

Kalo akibat gitu adek tau kak, karena di sekolah diajarin.

Dari temen?

Temen-temen jarang ngomongin masalah kayak gitu. Jarang cerita tentang pacaran gitu. Pengalaman adek tentang perilaku seksual, seperti pegangan tangan, ciuman, trus necking, adek pernah gak ngalaminnya ?

Ngalamin itu, kalo masalah pegangan tangan ya pas adek pacaran pernah.

Berapa kali pacaran sebelum ma suami ?

Gak tau berapa kali udah. Cuma masalah ciuman pertama kali ma abang, orang adek pun dulu sekolah islam kan dipelajari kali tentang masalah larangan begituan, kalo masalah kissing si setelah 2 tahun pacaran ma abang baru ngelakukan.

Yang duluan ngajak siapa ? Abang duluan kak,.

Perasaan adek setelah ngelakuin itu gimana ? Karena kami pacaran diapun sayang kali ma adek, jadi adek nggak masalahin itu.

Kalo misalnya hal-hal seperti berpengaruh gak dengan hubungan adek selanjutnya , ya pertama kan kissing, terus berlanjut ni ?

Berpengaruh kak, berpengaruh karena ngerusak adek kak.

Ketika adek ngelakuin hal yang lebih jauh lagi selain kissing, perasaan adek gimana ?

Setelah ngelakuin itu perasaannya nyesel, cuman kayakmana karena sama-sama suka mau kayak mana lagi.

Sebelum menikah kan kalian pernah berhubungan, waktu itu sering ?

Jarang ngelakuin, paling masi pacaran itu sekali-dua kali Cuma abis tu adek langsung hamil . yang ngajak duluan abang waktu itu. Setelah menikah ni, biasanya yang ngajak berhubungan siapa duluan ?

Abang kak, karena kalo misalnya pulang malam gitu kan adek da tidur, kadang dia yang gangguin-gangguin gitu.

Kalo adek sendiri, seberapa sering muncul keinginan untuk berhubungan ?

Adek jarang kepingin ngelakuin itu, paling

melakukannya.

Subjek tidak pernah mengetahui dengan pasti, karena subjek beranggapan kalau berpacaran harus seperti itu.

Subjek mengetahui akibatnya.

Subjek melakukan ciuman dan perilaku seksual lainnya pertama kali dengan suami. Setelah melakukan ciuman,

subjek tidak

mempermasalahkan.

Subjek merasakan bahwa perilaku-perilaku demikian merusak dirinya.

Subjek merasa menyesal ketika telah berhubungan lebih jauh (intercourse) tapi subjek pasrah karena suka-sama suka.

Subjek jarang melakukan hubungan seks sebelum menikah, suami yang mengajak subjek untuk berhubungan.

Setelah menikah suami yang sering mengajak subjek berhubungan.

(26)

142

seminggu 2 kali. Kenapa ?

Ya karena kalo ngelakuin, masi trauma dengan tragedi yang terjadi.

Tapi kan sekarang udah sah ?

Tapi kan masih trauma karena akibatnya kak. Apa yang waktu itu adek rasakan ?

Ngerasa nyesel si kak, waktu berhubungan itu gak ngerasa apa-apa.

Untuk sekarang gimana ?

Ngerasa biasa aja, kepuasan si kepuasan masing-masing. Perasaan si biasa-biasa aja. Bagaimana dengan vaakusi dalam berhubungan ? Ya terserah dia aja kak, adek ngelakuin aja sesuka abang kak. Biasanyapun dia yang ngarahin.

Adek punya gak batasan untuk itu ?

Ya kayak sekarang kak, adek kan lagi hamil, kadang-kadang kan terganggu bayinya, ya kadang adek tolak kalo memang mulai keganggu.

Tanggapan dia gimana ?

Ya udah, adek bilang nanti bayinya bisa keganggu, ya dia nerima aja.

Pengalaman seks adek pertama kali dulu kan membuat adek trauma, sekarang masih begitu gak perasaannya ?

Sampe sekarang insyaallah gak gitu trauma kali,

Bisa gak adek certain perasaan adek waktu ngelakuin hubungan itu sampai jadi trauma ? Ya karena adek masih muda kan kok mau ngelakuin kayak gitu, padahal itu ngebuat hancur hidup adek, gara-gara itu adek gak bisa nyenengin keluarga

Waktu berhubungan ?

Gak kak, Cuma takutnya kemarin akibatnya. Sebelum nikah ni, adek pasti pernah punya keinginan seperti apa hubungannya nanti, Waktu itu ada gak pengaruhnya hubungan yang kalian lakukan sebelum menikah ke hubungan setelah nikah ?

Gak berpengaruh apa-apa, biasa aja, karena udah pernah kayak gitu.

Apa keinginan adek untuk selanjutnya ?

Ya maunya adek si abang lebih mentingin keluarga, karena kan sebentar lagi dia mau punya anak karena anak ini kan butuh kasih sayang, jadi kalo bisa dia lebih mentingin keluarga jangan ma temen-temennya aja..

dorongan untuk berhubungan.

Subjek masih merasakan trauma dengan hubungan yang dulu.

Subjek tidak merasakan apa-apa saat berhubungan.

Subjek merasakan biasa saja saat berhubungan dengan suaminya

Subjek tidak

mempermasalahkan vaakusi dalam berhubungan, karena biasanya suami yang mengarahkan.

Untuk sekarang karena sedang hamil subjek membatasinya.

Trauma subjek mulai berkurang untuk saat ini.

Subjek trauma karena subjek berfikir masih muda, dan telah menghancurkan hidupnya

(27)

192 193 194 195 196 197 198 199 200 201 202 203 204 205 206 207 208 209 210 211 212 213

Iter

Itee

Iter

Itee

Iter Itee

Adek ma suami memiliki pandangan yang sama gak mengenai pernikahan ?

Ya..nggak tau kak, kalo adek sih maunya pernikahan ini langgeng aja, jangan ada perceraian ataupun masalah lagi. Kalo abang adek gak tau, gak pernah kami ngebicaraian hal ini. Mungkin sama la kak.

Kepentingan dan minat kalian ni, sama gak terhadap segala hal ?

Kalau itu tergantung kak, gak semua la sama, tapi kami jarang membicarakan masalah ini, tapi dengan 4 tahun berpacaran adek rasa banyak kesamaan minat antara adek dengan abang.

Gimana aja ?

Yaaaa…kalo untuk rumah tangga ni, kami maunya sih rumah tangga baik-baik aja, tapi kayaknya abang belum bisa sama kak, abang masih belum perduli kali ma keluarganya, abang masih suka pulang malam dan lebih suka maen aja kak, maunya adekkan jangan gitu lagi.

Pandangan mengenai pernikahan

(28)

Responden 1 Wawancara 3

Tanggal : Selasa, 25 September 2007 Waktu : 10.30 – 12.00

Gimana kabarnya ? Sehat kak..kakak sendiri ?

Sehat juga, maap ya kakak agak telat, tadi lupa arah rumahnya ?

Gapa kok kak, kirain tadi gak jadi datang, dah adek tunggu juga sih kak..

Gini dek, kemarin itu pas ngobrol-ngobrol kita terakhir ternyata ada yang kurang, makanya kakak datang lagi, gapapa kan ?

Gapapa kok kak.. Kita mulai aja ya. Iya kak..mulai aja..

Gini, adek bisa gak ceritaan gimana proses perkenalan ma suami dulu sebelum nikah ? Dikenalin sama temen, sering main-main kedepan udah tu jumpa sama temen dikenalin sama temen satu maen juga. Waktu itu kenalannya pas lagi ngumpul-ngumpul duduk gitu kan, karena kayaknya gak pernah kenal dikenali, dikenali waktu dikenali sama Dwi (Suami ) adek udah ada yang punya temen dia juga, rupanya temen dia tu udah punya pacar adekpun gak tau, terakhir karena Dwi ngasi tau, akhirnya sama Dwi. Waktu itu pacar adek temen Dwi ?

Iya, temen dwi juga, rupanya dia udah punya pacar. Terakhir karena dwi ngasi tau ya sering deket sama abang, ya akhirnya sama dia lah.

Kenepa akhirnya memutuskan sama Dwi ? Ya karena adek tengok Dwi baek aja. Baeknya gimana ?

Ya perhatian gitu, soalnya kan padahal itu kan temennya sendiri tapi dia mau ngasi tau gitu, karena dia katanya mau ngasi tau gitu karena dia udah dari pertama suka. Katanya dia sering jumpa adek tapi mau ngedeketin gak berani.

Waktu itu temannya Dwi gimana ?

Temennya Dwi Cuma karena dia udah punya

Subjek mengenal suaminya melalui teman-temannya. Subjek sebelumnya adalah pacar teman suaminya, yang kemudian tidak lama subjek berpacaran dengan suaminya karena pacar subjek telah memiliki pacar.

Suami subjek yang

memberitahukan bahwa pacar subjek telah memiliki pacar.

(29)

41 dia seneng gitu aja.

Adek nerima dwi kenapa ?

Ya karena orangnya baek gitu, karena dia kayaknya orangnya lebih dewasa dari adek jadi bisa nuntun adek, gitu aja.

Ooh gitu, makanya mutusin nerima ya. Iya kak..

Nah setelah pacaran kak, aktivitas kalian apa aja?

Paling-paling dia datang kerumah, ngajak jalan entah kemana gitu, jumpa, pergi-pergi entah kemana gitu, nonton paleng.

Dia ni yang sering kerumah adek kan, adek sendiri gimana ?

Dulu waktu masih pacaran jarang, karena dia pun masih sekolah kan, takut ma orangtuanya, paleng-peleng pas leberan aja rame-rame ma temennya. Takut orangtuanya tau kami pacaran.

Emang takutnya kenapa ?

Ya, dwinya yang takut ma orangtuanya, ya adek pun segen gitu jumpa ma orangtuanya, peleng-peleng ketemu gitu aja.

Jadi orang tuanya belum tau ya ?

Belum kak, karena kamipun kalo kerumahnya rame-rame.

Setelah pacaran ni, empat tahun kalo gak salah kakak, proses menikahnya gimana?

Iya kak 4 tahun, nikahnya karena kejadian itu, baru orangtua tau, orangtua dia tau, ya orangtua saling berbicara abis tu langsung melaksanakan pernikahan setelah adek terima lulus-lulusan dari Sekolah abis tu baru pestanya, tapi udah nikah duluan.

Jadi nikahnya pas masih sekolah ya ? Iya..

Disekolah gimana tanggapan temen-temen ? Itu temen belum tau, taunya temen-temen pas adek mau pesta aja, kok cepet kali, tanda tanya juga.

Perasaan adek gimana, ketika masih sekolah trus ada masalah ini ?

Perasaaannya kayakmana ya campur aduk, soalnya mau ujian (ujian kelulusan), mana mikirin ujian, trus dapat musibah kayak gitu, kayakmanalah pikirannya udah entah kayakmana lah di sekolah.

Jadinya gimana ?

Yaa adek pikir gak luluspun sekolah karena ada

Subjek menerima suaminya sebagai pacar karena menurut subjek suaminya baik hati, lebih dewasa sehingga bisa menuntun subjek.

Aktivitas subjek selama berpacaran.

Subjek jarang kerumah suami saat mereka berpacaran karena takut pada orangtua suami.

Subjek menikah setelah 4 tahunberpacaran dikarenakan subjek hamil diluar nikah. Subjek menikah setelah menerima hasil kelulusan SMUnya.

Teman-teman subjek tidak mengetahui rencana subjek untuk menikah

(30)

91

pikiran gitu, tapi alhamdulillah lulus juga. Setelah nikah kalian tinggal dimana ? Tempat mertua kak .

Gimana perasaan adek waktu itu ?

Pertama sih masih takut karena belum gitu dekatsama keluarganya, adek belum bisa kerja apa-apa, masak gakpande, rupanya orangtuanya ngerti kalo mau makan sama orangtuanya aja, paleng-paleng kerjanya bersihin rumah aja.

Yang ngajak tinggal siapa ?

Orangtuanya yang nyuruh tinggal disana, kebetulan gak punya anak perempuan, jadi ya karena baru punya menantu ya disuruh harus tinggal disana, ya karena ikut suami mau bilang apa, seminggu pesta waktu itu langsung tinggal disana.

Berarti udah tinggal ma keluarga suami, berapa lama udah disana ?

Dari siap pesta, udah ada 3 bulan gitu la kak. Seterusnya sampai sekarang tinggal disana, tapi karena Dwi kerja ajanya makanya adek tinggal ma orangtua lagi disini. Karena disana gak ada kawannya tidur jadi takut, pindah tempat mamak lagi.

Mertua tanggapannya gimana ?

Ya gak papa kak, mertua juga ngerti karena gak da temennya, lagian rumah mertua kan deket kak, kemaren aja baru dari sana.

Perkawinan sendiri ma dek tu berarti apa ? Ya membina keluarga..mungkin kita punya tanggungjawab untuk ngurusi suami, tapi kalo dulu masih pacaran terserah mau gimana-gimana, sekarang ya ngurusi suami, ya makannya, ya nyuci bajunya waktu masih pacaran kan masing-masing ada yang dibebani gitu.

Dibebani gimana ?

Ya gak kayak dulu waktu pacaran kak, bisa terserah mau gimana-gimana kan, kalo sekarang gak bisa lagi.

Gimana dengan pernikahan adek sekarang ? Pernikahan ini ya membina keluarga yang baru aja.

Gitu aja ya..? Iya kak..

Ok, kalo masalah pasangan gimana, adek kan pernah bilang ingin punya pasangan yang sayang ma keluarga , maksudnya gimana ?

Maksudnya dia gak sayang ma keluarganya

Subjek pertama merasa takut saat harus tinggal dirumah mertua karena Ia belum memiliki keahlian apapun sebagai ibu rumah tangga.

Mertua subjek yang

menyarankan mereka tinggal karena mertua subjek tidak memiliki anak perempuan.

Subjek mengartikan perkawinan itu sebagai proses membina keluarga yaitu mengurus suami seperti menyiapkan makanan buat suami, mencuci bajunya. Subjek merasakan ada beban.

Saat masih berpacaran subjek bisa melakukan apa saja, tetapi setelah menikah tidak bisa.

(31)

141

aja, tapi juga sayang ma keluarga adek juga, ya sifatnya sama keluarganyasana sama dengan sifatnya ma keluarga adek. Ya misalnya disana dia sering deket atau cerita-cerita sama ayahnya, kalo bisa disini gitu juga deket sama bapak.

Emangnya selama ni gimana ?

Ya waktu masih pacaran udah akrab gitu, sama kakak-kakak adek juga sering ngobrol , kalo adek kemana-mana, kalo keluarga kemana-mana dia sering ikut jadi ya deket-deket aja. Ya makin nikah gini makin deket-deket aja, sama bapak juga deket, ya kalo misalnya pergi entah kemana dia sering diajak, sering ngobrol juga sama bapak, duduk-duduk gitu juga sering.

Adek sendiri gimana ma keluarga suami ? Ya karena dulu pacaran kan kurang deket, ya baru-baru ni aja deketnya, lagi..ibuk ka nada kesibukannya, kalo pulang nanti adek kan udah tidur, ya kalo ibu lagi santai ya baru bisa ngobrol bicara gitu.

Cerita tentang apa ?

Ya cerita-cerita tentang Dwi. Kalo sama bapak gimana ?

Jarang jumpa adek, bapak pergi pagi trus

Sama adek rasanya gimana ?

Ya, gak papa si kak. Orang itu baek-baek kok. Kadang-kadang suka ketemu di tempat mamanya Dwi jualan, nanti ngobrol sama-sama.

Ma saudara lain ?

Ya..karena belum pernah diajak ketemu sama saudara yang laen ya baru yang disitu-situ aja deket rumah yang baru bisa komunikasi dengan yang laennya, jadi paleng-paleng yang deket-deket aja.

Gimana dengan keinginan yang satu lagi, suami yang sayang dengan diatas?

Ya aturan dia tu sholat lima waktu, cuman dia kalo di kerjan rajin sholat, tapi dirumah dia jarang, katanya malas aja.

Kalo sekarang gimana ?

yang sayang dengan keluarga, tidak hanya keluarga suami saja tapi juga keluarganya.

Suami subjek paada waktu pacaran juga telah berhubungan baik dengan keluarga subjek.

Hubungan subjek pada saat pacaran dengan keluarga suami tidak begitu dekat, baru belakangan ini saja hubungan dengan ibu mertua menjadi dekat.

Subjek jarang bertemu dengan bapak mertua karena pekerjaan bapak mertua yang sering pulang larut malam.

Subjek jarang memulai percakapan dengan saudara- saudara suami.

Subjek belum pernah bertemu dengan saudara-saudara suami lainnya karena baru saja menikah dan hanya mengenal keluarga terdekat saja.

(32)

191

Kurang aja kayaknya, kalo sama yang diatas kurang aja, paling-paling kalo udah pulang dia malas, cape katanya, palingan yang rajin dia sholat jumat.

Adek gimana kalo dia kayak gitu ?

Sama aja, kalo dipaksa berarti bukan karena kemauannya ya udah, gak niat dari hati biarin aja, tapi katanya selama kerja disana katanya dia sholat lima waktu dia rajin. Kalo sama keluarga gimana ?

Ya karena dulu sering komunikasi sama keluarga, ya dia sayang sama keluarga, kalo kemana-mana dia ingat entah pergi kemana beliin ini untuk mamak. Dia ingat-ingat aja. Siapa yang ngingatin ?

Kadang dia yang ingatin, adek ingatnya ma keluarga disana, karena adek gak tinggal disini jadi ngapain gitu, kan harus singgah-singgah lagi, jadi kadang-kadang ngingetin, kasi dulu sana orang rumah deketnya, kan ngelewatin.

Kalo mau bepergian gimana ?

Minta ijin dulu, tapi semenjak hamil gini ,gak boleh pergi kemana-mana, tapi kan sekarang dia gak ada, karena dia gak ada harus ijin juga, nelpon kadang, sms, tapi kalo katanya enggak ya nggak. Inikan kayakmau lebarangini kan, mau beli tas ponakan mau ikut sama mamaknya gitu, tapi kalo katanya nggak ya nggak jadi gitu.

Adek gimana kalo kayak gitu ?

Ya kadang diturutin juga, tapi kalo suntuk ya pergi juga , gak bilang-bilang, pergi juga sama mamak ma kakak.

Gimana dengan keuangan kalian ?

Mungkin karena baru bina rumah tangga kan kak, kurang ngerti tentang pengeluaran atau pemasukan uanggitu, karena jadi karena pun makan sama keluarganya, jadi gak perlu ngasi uang ke keluarga atau orangtuanya, karena keperluan untuk orang melahirkan kan banyak ngasi seberapa ya adek terima aja, tapi bulan ini dia gak ngirim, karena katanya nanti aja sekalian pulang.

Adek sendiri gimana perasaannya dengan kondisi seperti ini?

Ya karena dia mau pergi ini, dia gak ninggalin apa-apa, kalo pingin kan punya keluarga sendiri, masak kalo pingin harus minta keluarga lagi, kadang ngeluh juga, ya

taat beribadah.

Subjek tidak mau memaksakan suami untuk Sholat, tetapi selama bekerja diluar kota suami subjek mengatakan bahwa ia telah melaksanakan sholat dengan baik.

Suami subjek menurut subjek cukup sayang dengan keluarganya dan perhatian dengan keluarga subjek.

Subjek jika ingin bepergian harus meminta ijin suami terlebih dahulu, walaupun saat ini suami sedang berada diluar kota.

Subjek terkadang menuruti suami, tapi terkadang juga tidak.

Subjek belum terlalu mengerti mengelola keuangan karena baru menikah. karena subjek dan suami dibantu pihak keluarga subjek tidak terlalu kesulitan.

(33)

241 orangtuanya bilang bukan uang orangtuanya, tapi Dwi yang ngirim, maksudnya kayak mana, orang Dwi ngirim ditransfer ke ATM kakak, Cuma dia gak mau nanti aja sekalian pulang bawa duitnya.

Keuangan adek yang megang kan, gimana perasaan adek ?

Perasaan adek ya biasa aja, dulupun dia kalo punya duit gitu selalu ngasi keadek waktu pacaran, ya kalo mau kemana pergi duitnya adek yang pegang, waktu pacaran dulu dia sempet kerja juga, kalo gajian ya pergi sama adek ngajak entah kemana, ya adek yang megang uangnya, kata dia kalo dia yang megang entah apa-apa yang dibeli gitu. Waktu itu gimana prosesnya ?

Ya pertama si adek gak terima, daripada abis kerjanya lama baelum sebulan uangnya udah abis, kadang dulu kalo dia mau pergi sama temennya dia kemari dulu minta duit gitu aja. Sekarang, setelah nikah gimana ?

Ya gitu juga, tapi sekarang dia ambil sekian gitu, untuk keperluan dia sendiri entah ada apa-apa dijalan kan, entah keretanya kenapa itu.

Kalo gajian gimana ?

Ya gajian, dikasi langsung kertasnya, supaya adek gak curiga, ya adek percaya aja, ya-ya aja. Paleng nanti uangnya untuk beli keperluan rumah, kayak beli sabun cuci gitu, ma keperluan lain, ya kalo ada sisa disimpan. Berarti yang megang uang kan adek, adek yang ngatur untuk sebulan gini , pengaturan gimana ? Ya lebih banyak orang tuanya yang nanggung gitu kak, kayak uang listrik ma air yang perbulan ya orangtuanya yang naggung kak, ya karena orangtuanya gak mau nerima uang dari adek gitu, kan gitu kan walaupun orangtuanya yang masak, kalo adek ngasi uang sayur gitu, orangtuanya gak mau, katanya suruh simpan aja.

Perasaan adek gimana ?

Ya segen aja, maksaan semua mau gratis ya gitu aja, ya kadang kalo gajian ngasi adeknyalah, yang penting ngasi, ya kalo orangtuanya gak mau ya adiknya aja dikasi. Dengan ngatur uang sendiri adek gimana perasaannya ?

Ya gimana ya, ini uang bukan uang adek

membeli sesuatu dan membuat subjek mengeluh, kemudian biasanya mertua subjek memberikan subjek uang.

Subjek merasa biasa saja saat harus memegang penghasilan suami, karena saat berpacaran dulu suami subjek juga sering menyerahkan penghasilannya pada subjek.

Suami subjek langsung menyerahkan penghasilannya pada subjek, dan digunakan subjek untuk membeli keperluan rumah tangga.

Orangtua suami lebih banyak membantu subjek dan suami dalam hal keuangan.

Subjek merasa tidak enak dengan perlakuan mertuanya.

(34)

292 mungkin kalo uang adek sendiri kan terserah mau ngapain, ini uang adek ma Dwi, nanti kalo adek habisin, tiba dia nanya gimana, jadi sepintar-pintarnya adek ngaturnya la, kalo bisa seirit-irit mungkin .

Penghasilan dwi dengan kondisi ekonomi kalian sekarang gimana ?

Ya karena masih numpang ma orangtua ya masih cukup-cukup aja.

Gimana nanti kalo punya anak ?

Ya itu yang ditakuti, karena gajinya belum besar, takutnya nanti anaknya nyusu, kan kalo susu udah ngeri, takutnyakalo anaknya congok minum susu gimana, takutnya itu aja. Makanya Dwi pergi ke Aceh gajinya agak besar, yaudah diambil aja, mikir anaknya nanti kayak mana.

Kan adek ngatur sendiri uangnya, pengeluaran berapa, terus pemasukan berapa, adek rasanya gimana ?

Ya rasanya kayak terbebani gitu aja ngatur uang gitu, istilahnya gak biasa ngatur-ngatur gitu, kalo uang sendiri kan terserah mau gimana, kalo uang ini kan harus dipikirin ada simpanannya, yang dipake barapa, kadang kayak gitu, kan repot, jadi sulit, terus ngerasa terbebani gitu, kalo uang sendiri kan dulu enak ngaturnya.

Gimana dengan pengelaman dulu sebelum nikah tentang pengaturan uang ni ?

Kalo dulu adekkan kalo punya uang kak

Perasaan adek gimana ?

Ya marah juga kadang gak dikasi, tapi kalo dipikir-pikir iya juga, adek yang sekarang gak kayak adek dulu, uadah punya suami, udah ada tanggungan, harus pande ngatur keuangan la, walaupun susah sama terbebani ya harus bisa.

Ni kan pisah ni ma suami, gimana perasaannya ? Ya perasaannya sedih juga jauh dari suami,

harus mengatur uang sendiri karena uang yang ada adalah milik bersama. Subjek harus pintar mengatur dan harus sehemat mungkin.

Subjek takut jika mereka memiliki anak nanti, kondisi keuangan suami tidak akan mencukupi dengan keperluan anak tiba-tiba.

Subjek merasa terbebani dalam hal pengaturan uang, subjek tidak terbiasa dalam hal ini karena harus memikirkan berapa simpanan. Yang digunakan berapa, sehingga merepotkan subjek.

Subjek dulu sebelum menikah termasuk boros dalam memakai uang. Subjek senang berbelanja dengan teman-temannya. Sekarang setelah menikah suami subjek sering mengingatkan subjek mengenai keuangan mereka.

Subjek terkadang marah jika tidak dijinkan berbelanja dengan teman-temannya, tetapi

terkadang subjek berpikir saat ini Ia telah menikah dan harus pintar mengatur keuangan.

(35)

342 doanya pengen dia cepat pulang.

Kalo masalah ngebantu keluarga ni, gimana perasaan adek ?

Ya kalo ngasi ke keluarga ya biasa aja, berarti dia masih punya perhatian ma keluarga adek, gak dulu aja pas pacaran, ternyata setelah nikah dia juga punya perhatian ma keluarga adek, kalo dulu kan bisa aja dia baek ma keluarga kan untuk cari perhatian keluarga, kalo sekarang rupanya dia tetap kayak gitu, baek sama keluarga. Kalo ngasi kekeluarganya gimana ?

Ya biasa aja, karena dia yang nyari duit, adek mau bilang apa, adekpun karena numpang cukup ya udah, karena dia kan yang ngambil bukan adek yang ngatur dia harus ngambil berapa gitu, dia yang ngambil berapa yang dia mau.

Untuk apa biasanya?

Ya dia kan kerja naek kereta gitu, biasanya dia ngambil untuk isi minyak sebulan gitu.

Misalnya beda pendapat, kalian nyelesaikannya gimana ?

Ya biasanya kalo beda pendapat nyelesainnya ya diomongi, biasanya kalo dia gak seneng dengan pendapat adek kadang dia marah, diem sebentar, kan kaloudah ngomong-ngomong gitu kan kami dikamar, kadang dia keluar kalo pendapat adek gak diterimanya, tapi bentar lagi dia masuk minta maap, ya udah kalo gak boleh gini-gini..gitu aja.

Marahnya dia gimana ?

Paleng ngediemin gitu aja, terus keluar, abis tu masuk minta maap gitu aja, dia pun yang seringan minta maap duluan, dia keluara gitu aja, gak da ngomong apa-apa .

Penyebabnya apa biasanya ?

Ya palengan gini, dia pulang kerja kan capek, nanti dia pengen keluar, kan adek gak ngijinin, orang pulang kerja kan capek,

perpisahan yang harus Ia jalani apalagi dalam kondisinya saat ini.

Subjek tidak mempermasalahkan suami membantu keluarga terutama pada keluarganya karena menurut subjek tidak saat berpacaran saja suaminya demikian, tetapi setelah menikah juga.

Karena suami yang hanya bekerja dan mencari uang, subjek tidak mempermasalahkan suami memberi bantuan pada

keluarganya sendiri.

Suami tidak pernah mengeluhkan kondisi keuangan mereka, karena suami subjek selalu mengambil sebagian penghasilan untuk kebutuhannya sebelum diserahkan pada subjek.

Suami subjek jika berbeda pendapat dengan subjek memilih untuk diam dan keluar kamar, tetapi tidak lama keludian akan masuk kekamar dan meminta maap.

Suami subjek menunjukkan kemarahannya dengan aksi diam.

(36)

392

kadang adek gak ngijinin,orang baru pulang kerja kan capek, ngapain keluar, bagus istirahat orang besok kerja lagi, kadang dia marah gak mau gini-gini, ya udah dia keluar, adek kirain dia pergi keluar, rupanya Cuma keruang tv, nonton tv, abis itu masuk lagi, kadang adek pura-pura tidur yang diganggu dia minta maap, udah gitu aja.

Gak pernah sampe bertengkar gitu ?

Gak pernah kak, alhamdulillah gak pernah, palengan kami diem-diem aja gitu. Mau gimana lagi kak, ya dia orangnya gitu, dulu waktu masa pacaran juga dia gitu , ya marahan-marahan, tapi dia tetep datang gitu, ya misalnya malam sabtu dia datang kan, sebelumnya kami marahan kan datang dia, tapi masih dieman aja.

Adek sendiri gimana ?

Ya kadang kesel juga, tapi mau gimana, untung dia orangnya gak ringan tangan, kalo dia ringan tangan susah juga, takutnya nanti dia punya anak ringan tangannya ke anak. Ya bagus ya diem-dieman gitu aja.

Adek maunya gimana ?

Ya aturan dia tu mau nerima pendapat kita, masak dia sekali-kali diatur gak mau, harus kita aja yang nurut, ya misalnya kan adek kalo mau pergi gitu kan, musti minta ijin dulu, dia gak ngijinin gitu, udah adek turutin, nanti dia bilang ingat tu perut, tapi giliran dia adek larang marah gitu, kadang dia gak mau ngalah.

Gimana faktor usia ni ? sama-sama masih remaja kan ?

Ya alhamdulillah ..dia orangnya, adekkan orangnya bangsa emosian, untungnya dia marah gak bangsa emosian gitu, dia marah sekedar marah gitu aja, diem itu aja, untung dia orangnya gak bangsa emosian tinggi. Paling diem aja gitu, kalo udah marah semuanya didiemin gitu, ya orangtuanya didiemin, makanya kalo kami sedang marahan orangtuanya tau.

Adek gimana kalo sedang marah ?

Ya kalo marah sama, diemin juga, cuek-cuekan gitu, gak pernah misalnya kalo lagi ngapain namanya orang hamil kalo lagi kerja berat ditolongin dia gak mau, kadang kadang dia marah, nanti dia bilang udah hamil ditolongin gak mau, makin marah ya

Perbedaan pendapat ini belum pernah membuat mereka bertengkar karena jika mereka marah keduanya lebih memilih mendiamkan pasangannya masing-masing.

Subjek terkadang merasa kesal dengan sifat suaminya, akn tetapi subjek bersyukur suaminya tidak melakukan pemukulan fisik.

Subjek menginginkan suaminya mau menerima pendapatnya dan mau menurutinya karena subjek menuruti apa yang dilarang suami. Subjek ingin suaminya juga seperti dirinya.

Subjek bersyukur karena suaminya bukan orang yang pemarah, karena subjek sendiri lebih mudah marah jika ada suatu masalah. suami subjek sering mendiamkan subjek jika sedang marah.

(37)

442

didiemin aja sama dia.

Jadi gimana kalian nyelesaikannya kalo diem-dieman gitu ?Dia bilang apa aja ?

Ya kadang-kadang bilang entah apa gitu, yang katanya cinta, entah apa gitu, jangan marah gitu kenapa, jelek kali gitu, jangan marah-marah merepet kayak mamak-mamak gitu, kadang, diem aja, nanti merengut aja, adek kan punya boneka kesayangan gitu, nanti sengaja dibuang dia, biar adek marah gitu, ihh jelek kalo udah marah gitu, suka ngeledek dulu.

Gimana cara dia ngungkapin rasa sayang ? Kalo ngungkapin rasa sayang paleng-paleng entah, ngomong gitu aja, ngomong pake sayang. Sejak dia kerja di Aceh, dia jadi ngomong pake sayang-sayang gitu cinta-cinta gitu, kok tambah romantis, kalo nelepon lagi ngomong pake sayang-sayang gitu, alah ini bikin ornag rindu, dulu dia gak kayak gitu. Waktu pacaran gimana ?

Ya kayak biasa aja, kayak orang temenan gitu, kayak misalnya adek ulang taun, dia nanya langsung gitu, aturnya kan kalo pacarnya ulang taun gitu, dia kan inisiatif sendiri mau beli apa, kadang dia ngajak adek untuk beli apa yang adek mau, tapi kadang adek gak mau, ulang taun Cuma sekali dikasi waktu itu, kadang adek disuruh beli mau beli apa, ya adek gak mau gitu, dia yang harusnya ngasi sendiri, jadinya adek gak mau kan. Setelah nikah gimana ?

Ya sejak dia pergi ke Aceh gitulah, adek rasa dia udah beda gitu, tambah romantis gitu.

Adek sendiri gimana, ngungkapin ni ?

Ya paleng kalo lagi duduk-duduk gitu, ngomong,nanya-nanya, sayangnya gitu, ya adekpun jarang ngungkapin rasa suka sama dia, ya kalo jumpa pun berdua gitu, duduk-duduk aja gitu sama keluarga.

Waktu pacaran gimana ?

Ya gitu juga kak, kami kan jarang keluar, ya palengan duduk-duduk sama keluarga gitu, gangguin keponakan gitu.

Kenapa adek jarang ngungkapin rasa sayang? Di terus kalo udah digituin, alah ecek-eceknya tu, dia kayak gitu orangnya kalo udah gak serius terus deh.

Masalah peran istri gimana, sebelumnya adek pernah bilang ni peran istri itu mengatur

Suami subjek biasanya setelah keluar dari kamar dan mencoba untuk berfikir, tidak lama kemudian akan kembali ke kamar menemui subjek dan berbaikan dengan subjek, walaupun tidak secara langsung. Suami subjek sebelum minta maaf biasanya mengganggu subjek dengan merayu subjek atau menggoda subjek terlebih dahulu.

Suami subjek mengungkapkan rasa sayang dengan

mengucapkan kata-kata sayang. Selama bekerja diluar kota menurut subjek suaminya lebih romantis dari sebelumnya.

Sewaktu pacaran subjek dan suaminya seperti berteman biasa. Suami subjek bukan tipe pacar yangromantis dan lebih terkesan tidak perduli.

(38)

493

keluarga ma suami, gimana maksudnya ?

Ya maksudnya kalo bisa pagi gitu kan dia pergi kerja menyiapkan sarapannya, bangunkan dia pagi-pagi, kalo mau sholat subuh gitu susah bagunin dia, bangunin kerja juga susah, ya nyiapkan baju dia untuk kerja. Pulang kerja gimana ?

Ya karena dia pulang kerja kan malam, adek kan gak boleh tidur malam-malam, ya jadinya dia pulang kerja adek dah tidur, makanya adek seirng kadang-kadang marah, udah pulang jam sebelas malam mau keluar lagi, jadi adek marah, apa gak ada cepeknya, udah kerja dari pagi.

Alasan dia mau keluar gitu ngapain ?

Mau gabung sama temen-temennya gitu diluar sampe malam-malam, apalagi malam minggu dia mau keluar aja, ya udah, daripada marahan. Mengatur suami gimana maksudnya ?

Ya, kebetulan dia susah diatur, ngatur dia tu percuma, kayak ngatur dia makan aja susah, dipaksa dulu baru makan kayak anak kecil, makan aja susah, maunya makan itu-itu aja, Cuma makan mie instant kan gak bagus, kadang dia marah, terus gak mau makan, terpaksalah adek masain takut dia gak makan, susah ngatur dia.

Kalo aktivitas lain ?

Ya kadang kayak dia keluar malam, adek ya sayang sama keluarganya, perhatian sama dia, apa yang dia mau kalo bisa adek usahain turutin.

Suami gimana ?

Ya maunya sekarang kalo bisa tu nurutin adek, inget sama yang diatas aja, suruh sholat kalo biasa sholat, karena dia kalo disuruh sholat tu malas aja.

Subjek enggan menungjukkan rasa sayangnya karena suami sering menggoda subjek.

Mengatur keluarga menurut subjek adalah seperti menyiapkan sarapan untuk suami, membangunkan suami untuk bekerja, mempersiapkan kebutuhan suami.

Suami subjek setelah selesai pulang kerja sering pergi berkumpul dengan teman-temannya, inilah yang terkadang membuat subjek marah.

Menurut subjek suaminya sulit diatur. Masalah makanan salah satu contohnya.

Suami subjek sering keluar malam. Subjek melarangnya karena takut suaminya kelelahan, tapi suaminya akan marah jika dilarang. Ketika subjek sudah tertidur setelah itu suami subjek pergi berkumpul dengan teman-temannya.

Gambar

Tabel IV.C

Referensi

Dokumen terkait

Kurang lebih sudah 1,5 tahun harus berjauhan dengan suami karena suami kerja layar,meskipun suami setiap sebulan sekali pulang akan tetapi banyak kendala yang dialami oleh

Aspek escape/avoidance ini paling dominan sebab apabila menggali riwayat hidupnya terlihat bahwa relasi dirinya dengan suami tidak berjalan dengan baik, pernikahan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kematangan emosi terhadap penyesuaian pernikahan pada remaja putri yang menikah muda.. Populasi adalah seluruh

Populasi adalah seluruh remaja usia 16-19 tahun sebanyak 80 orang dengan sampel penelitian adalah remaja usia 16-19 tahun yang sudah menikah muda di Kecamatan Medan

Berdasarkan hasil wawancara ketiga responden dapat disimpulkan bahwa pada wanita yang menikah kerena perjodoahan suami yang memiliki sifat kasar, egosi dan tidak

menyebabkan kehamilan diluar nikah sehingga ia segera dinikahkan, 2 orang menikah karena peran orang tua dimana remaja putri tersebut didesak oleh orang tua untuk

Deskripsi Subjek Penelitian Nama Usia Menikah Usia saat ini Pekerjaan Alasan Menikah dini WN 18 22 IRT Telah merasa siap menikah EN 18 23 Pegawai swasta Meniru

Sampel Kasus : Sampel diambil dari seluruh remaja putri yang menikah dini pada bulan JanuariDesember Tahun 2015 di Kecamatan Na IX-X Kabupaten Labuhanbatu Utara yang berjumlah 45