• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian terhadap faham nasionalisme melayu dalam Partai Umno

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kajian terhadap faham nasionalisme melayu dalam Partai Umno"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN TERHADAP FAHAM NASIONALISME MELAYU

(UMNO)

OLEH :

MUHAMMAD RAMADHAN SUBKY BIN ABDULLAH NIM : 109045200031

KONSENTRASI SIASAH SYAR’IYYAH

PROGRAM STUDI JINAYAH SIYASAH FAKULTAS SYARI`AH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)
(3)
(4)

iii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Ilahi Rabbi Tuhan Semesta Alam, Yang Maha Esa, Yang Maha Kaya, Yang Maha Pencipta, Yang Maha Mengetahui Segala Sesuatu yang ada di langit dan di bumi, yang nyata maupun yang tersembunyi baik dalam terang benderang maupun gelap gulita, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

Shalawat dan salam kepada Junjungan Besar kita, Nabi Muhammad SAW, keluarga serta para sahabat dan pengikut-pengikutnya yang menyeru dengan seruannya, berpedomankan petunjuk-petunjuk Allah SWT serta berpegang teguh dengan tali-Nya (hablullah) sampai akhir zaman.

Alhamdulillah berkat rahmat-Nya, penulisan skripsi ini telah dapat diselesaikan dengan baik walaupun masih banyak kekurangan. Penulis menyadari bahwa selesainya skripsi ini tak luput dari dorongan dan bantuan semua pihak. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Prof. Dr. H Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM selaku Dekan Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta;

(5)

iv

3. Dr. H. Afifi Fauzi Abbas, MA. Dosen Pembimbing skripsi penulis, yang dengan sabar telah memberikan banyak masukan dan saran, sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik. Semoga apa yang telah Bapak ajarkan mendapat balasan dari Allah SWT;

4. Kepada segenap dosen yang telah memberikan ilmunya kepada penulis selama menjalani perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;

5. Kepada para pimpinan dan staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah

memberikan fasilitas berupa kemudahan bagi penulis dalam memanfaatkan buku-buku referensi;

6. Ayahanda Hj. Ahmad Subki Bin Hj. Abdul Latif dan Ibunda tercinta Hjh. Naznah Binti Taha yang senantiasa menemani, merawat, mengasuh, membesarkan, mendidik dan memberikan motivasi serta di setiap langkah penulis.

(6)

v

8. Kerajaan Malaysia yang memberikan diriku ruang untuk beribadah dan berpartisipasi di dunia ini, dalam hal ini Kedutaan Besar Malaysia di Indonesia atas pengawasan dan kebajikan yang diberikan;

9. Dato’ Tuan Guru Haji Harun Taib selaku pengerusi Ahli Majlis Mesyuarat KUDQI dan seluruh Ahli Majlis Mesyuarat KUDQI. Pihak Kolej Universitas Darul Quran Islamiyyah yang telah memberi kesempatan untuk menuntut ilmu yang bermanfaat dari asatizah dan ustazah, juga dapat mengenal erti persahabatan dari mahasiswa KUDQI, MPMKUDQI dan HESIS. Serta staf-staf dan asatizah dan ustazah di Institut Pengajian Al-Azhar (IPA) Sijangkang, Klang yaitu Al-fadhil Ust Mat Zain, Ust Muhayyat, Ust Zailani dan Ustazah Hasanah.

(7)

vi

Zailani Junoh, Saifuddin dan Hadi yang telah bersama kecimpung dalam menegakkan kalimat Allah.

11.Teman-teman Indonesia yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi ini khususnya saudara Muchsin dan beberapa teman-teman lain yang membantu penulis untuk memahami dan sharing lebih dalam mengenai ketatanegaraan Islam.

12.Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu hingga terselesainya skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih banyak semoga segala bantuan tersebut diterima sebagai amal shaleh di sisi Allah SWT dan memperoleh balasan pahala yang ganda. Amin.

Akhirnya kepada Allah SWT jualah penulis serahkan semua ini. Semoga apa yang penulis usahakan ini kiranya dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Amin.

Ciputat, 22 Maret 2011

(8)

vii DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... .iii

DAFTAR ISI ... .vii

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang Masalah...1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah...4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian...5

D. Kajian (Review) studi Terdahulu...6

E. Metodologi Penelitian...10

F. Sistematika Penulisan...13

BAB II FAHAM NASIONALISME UMNO...15

A. Pengertian Nasionalisme...16

B. Sejarah Munculnya Nasionalisme...19

C. Tokoh-tokoh Nasionalisme...22

BAB III UNITED MALAYS NATIONAL ORGANIZATION (UMNO )....38

A. Pengenalan UMNO...39

B. Sejarah Penubuhan dan Perkembangan UMNO...42

C. Dasar dan Perjuangan UMNO...49

D. Gerakan Politik UMNO di Malaysia...54

BAB IV KAJIAN TERHADAP PAHAM NASIONALISME MELAYU...58

(9)

viii

B. Kelebihan atau Kekurangan Terhadap Faham Nasionalisme……...64

Melayu (UMNO) C. Pandangan Tokoh-tokoh di Malaysia Terhadap Nasionalisme…....69

Melayu (UMNO) BAB V PENUTUP ...78

A.Kesimpulan...78

B.Saran...79

(10)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam sejarah politik Melayu, Nasionalisme dan Islam selalu hadir berdampingan. Seringkali agama menjadi aspek yang menegaskan perjuangan nasional. Hal ini tampak jelas selama masa penjajahan, ketika nilai-nilai nasional Melayu seringkali dimasukkan dalam konteks ajaran Islam.1 Di dalam buku sejarah Malaysia telah membahaskan bahwa antara faktor-faktor yang mendorong kebangkitan semangat nasionalisme di tanah melayu ialah ; agama Islam, kemunduran orang Melayu, dan pendidikan.2

Faktor agama memainkan peranan penting dalam menyatukan orang Melayu, terutamanya pada peringkat awal kebangkitan semangat nasionalisme orang Melayu. Di zaman kolonial British, dengan semangat Islam ini, telah ditubuhkan Gerakan Reformis Islam. Gerakan ini telah menimbulkan kesadaran politik dan menyemarakkan semangat nasionalisme segelintir orang-orang Melayu untuk membebaskan diri dan negara dari kolonial British.

1

Muhammad Abu Bakar, Islam dan Nasionalisme pada Masyarakat Melayu Dewasa ini,

dalam Taufiq Abdullah (ed), Tradisi dan Kebangkitan Islam di Asia Tenggara, (Jakarta:LP3ES, 1988), cet. I,hlm. 167

2

(11)

2

Ketika nasionalisme tersebut terjadi di berbagai belahan-belahan dunia, bangsa Melayu di Malaysia pun merasakan hal yang sama, akibat dari pergerakan nasional itu, kolonial Inggris telah berundur dan menyerahkan pemerintahan Malaysia kepada partai politik Melayu yang dikenali dengan UMNO ( United Malays National Organization ) yang pada awalnya lebih berfungsi untuk memantapkan jaringan administrasi penjajahan Inggris di Malaysia.3 Dan merupakan pergerakan awal nasional di Malaysia, yang kemudian berlanjut sehingga menghantar Malaysia pada kemerdekaan setelah hasil dari perjanjian yang tercapai dalam persidangan yang membicarakan masalah kemerdekaan Malaysia di London kemudian ditandatangani dari pihak Raja Melayu dan Ratu Inggris pada 31 Agustus 1957, akhirnya kemerdekaan Malaysia pun tercapai.4

Tetapi, di Malaysia walaupun telah merdeka pada 31 Augustus 1957, rakyat di Malaysia yang mayoritasnya Islam tidak mendapatkan pemerintahan yang melaksanakan sistem politik yang bersih, adil, tulus, karena ia diadopsi daripada peraturan dan undang-undang Barat yang memisahkan pentadbiran negara daripada agama.5 Sedangkan di dalam Konstitusi Malaysia disebutkan dalam

3

Hussin Mutalib, “Islam dan Etnisitas Perspektif Politik Melayu”, (Jakarta: PT Pustaka LP3ES, 1996), cet. I, hlm. xxi-xxi

4 A.W Widjaja, “

Tinjauan Undang-Undang Dasar Indonesia Malaysia Singapora,

Konstitusi Perbandingan”, (Jakarta: PT. Bina Aksara, 1987), cet. I hlm 72-73

5

(12)

Perlembagaan Malaysia dalam bagian 1 pasal 3 agama bagi Persekutuan, bahwa

“Islam ialah Agama bagi Persekutuan”.6

Selain itu, jika UMNO mengatakan bahwa mereka adalah pejuang kebangsaan Melayu yang benar, maka mengapakah Bahasa Melayu tidak lagi menjadi menjadi bahasa rasmi sepenuhnya selepas sepuluh tahun merdeka? Dan tidak menjadi bahasa pengantar tunggal di sekolah-sekolah. Dalam masa yang sama, hak Melayu untuk mendapat kedaulatan bahasa melalui penghapusan Pengajaran dan Pembelajaran Sains Matematik dalam bahasa Inggeris (PPSMI), terus dinafikan oleh pemimpin UMNO. Kebudayaan Melayu telah ditukarkan kepada kebudayaan nasional yang terdiri dari kebudayaan semua kaum.7 Rata-rata orang Melayu amat hampa dengan UMNO karenakesemua langkah-langkah UMNO ini hanya membunuh masa depan Islam dan bangsa Melayu. Tindakan UMNO ini, jelas bercanggah dengan hak Melayu sebagaimana pentafsiran Perlembagaan Malaysia. Tindakan UMNO ini juga bercanggah dengan asas dan tujuan penubuhannya, sebagaimana yang dicatatkan dalam Perlembagaan UMNO.8

Justeru, untuk mengetahui dengan lebih dalam lagi terang, mengapa perlu adanya kajian terhadap nasionalisme Melayu ini, dan apakah semangat

6

Lembaga Penyelidikan Undang-Undang, Perlembagaan Persekutuan, (Selangor: International Law Book Services, 2009), hlm 1

7

Subky Latiff, Kolumnis Koran Tabloid Malaysia, Wawancara Pribadi, Kuala Lumpur, 25 Agustus 2010

8

(13)

4

nasionalisme Melayu UMNO ini masih diperlukan, maka dengan itu perlu dilakukan penelitian dengan lebih lanjut, sehingga mendorong untuk menganalisa

lebih dalam melalui penelitian skripsi dengan judul “Kajian Terhadap Faham

Nasionalisme Melayu (UMNO) ”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan dalam penelitian ini tidak meluas, maka penulis membatasi dan hanya memfokuskan bahasan pada Nasionalisme Melayu yang di bawa oleh UMNO di Malaysia ketika menuntut kemerdekaan. Kebangkitan nasionalisme dilatarbelakangi oleh penentangan yang hebat dari kaum Melayu terhadap penubuhan Malayan Union.9 Malayan Union dibentuk dengan tiga tujuan; mengintegrasikan kaum Cina dan India dalam persamaan politik melalui hukum-hukum kewarganegaraan yang liberal; mewujudkan suatu sistem politik dan pemerintahan yang tunggal dan terpusat; dan menyiapkan kondisi untuk pada akhirnya kaum Melayu mengatur diri mereka sendiri.10 Kaum Melayu merasa bimbang terhadap dampak11 yang bakal terjadi sekiranya Malayan Union

9

Malayan Union merupakan entiti politik yang menggabungkan sembilan buan negeri Melayu, Pulau Pinang, dan Melaka. Singapura dipisahkan daripada unit pentadbiran Negeri-Negeri Selat dan kekal sebagai Tanah Jajahan Mahkota British yang berasingan di bawah pemerintahan seorang Gubernor. Lihat lanjut, Mahdi Shuid, Suzani Osman, dan Sazlina,Teks Pra-U STPM Sejarah Malaysia, (Selangor: Pearson Malaysia Sdn Bhd, 2009) cet. 1, hlm. 206.

10

A Effendy Choirie,” Islam dan Nasionalisme: Kajian Perbandingan Mengenai

Perjuangan Politik UMNO dan PKB”, (Jakarta: Grafika Indah, 2008), cet 1, hlm. 85.

11

Terdapat empat dampak yang merisaukan orang Melayu, untuk keterangan seterusnya, lihat lanjut, A Effendy Choirie,” Islam dan Nasionalisme: Kajian Perbandingan Mengenai

(14)

diteruskan. Semangat nasionalisme ini telah berjaya menyatukan masyarakat Melayu sehingga berhasil memperoleh kemerdekaan dari Inggris.12 Kemudian penulisan ini akan melihat sejauh mana kaum Melayu mendapat pembelaan, dan memperoleh keistimewaan dibawah pemerintahan UMNO, yang menjadikan nasionalisme Melayu sebagai dasar ideologi politiknya.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang dan pembatasan masalah di atas, maka permasalahan-permasalah yang akan dibahas dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

a) Bagaimanakah UMNO memahami konsep Nasionalisme Melayu?

b) Apakah kelebihan atau kekurangan faham Nasionalisme Melayu (UMNO) ? c) Bagaimanakah pandangan tokoh-tokoh di Malaysia terhadap nasionalisme

Melayu (UMNO) ?

C. Tujuan dan manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini penulis memiliki tujuan di antaranya :

1. Untuk mengetahui lebih jauh pemahaman UMNO terhadap konsep Nasionalisme Melayu ini.

2. Untuk mengetahui tentang kelebihan atau kekurangan terhadap faham Nasionalisme Melayu (UMNO).

12

(15)

6

3. Untuk mengetahui pandangan tokoh-tokoh di Malaysia terhadap nasionalisme Melayu (UMNO).

Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut :

1. Secara akademis untuk mendapatkan jawaban-jawaban terhadap berbagai persoalan yang terkait dengan nasionalisme di Malaysia.

2. Memberi pengetahuan dan informasi tentang penerapan nasionalisme di Malaysia.

3. Sebagai sumbangan pemikiran dan pengembangan keilmuan khususnya di bidang ketatanegaraan Islam di Malaysia.

4. Sebagai persyaratan mendapat gelar Sarjana Hukum Islam (SHI) di fakultas Syari`ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

D. Kajian (Review) Studi Terdahulu

Sejumlah penelitian dengan bahasan tentang politik Islam telah dilakukan, baik mengkaji secara spesifik topik tersebut ataupun yang mengkajinya secara umum yang sejalan dengan bahasan penelitian ini. Berikut merupakan paparan tinjauan umum atas sebahagian karya-karya penelitian tersebut baik yang berupa buku maupun skripsi, di antaranya :

Penelitian yang ditulis oleh Iwan Marwan yang berjudul “Nasionalisme

(16)

tahun 2007.13 Penelitian ini di antaranya membahaskan tentang pemikiran Ahmad Hassan tentang paham kebangsaan di Indonesia.

Penelitian Mohammad Adnin Bin Yahya, “Konsep Negara Islam Di Malaysia (Menurut UMNO dan PAS)”, tahun 2006.14 Penelitian ini membahas mengenai penerapan nilai-nilai Islam yang ada di Malaysia mulai dari sudut pandang yang berkuasa (UMNO) maupun dari pihak (PAS).

Penelitian Mohd Faiz Bin Awang, “Nasionalisme dalam Pandangan Partai Islam Se-Malaysia (PAS)”, tahun 2009.15 Penelitian ini membahas mengenai pandangan Partai Islam Se-Malaysia (PAS) terhadap Nasionalisme di Malaysia.

Selain skripsi di atas, sejumlah penelitian dengan bahasan tentang Nasionalisme dan UMNO telah dilakukan, baik mengkaji secara spesifik topic tersebut maupun yang bersinggungan secara umum dengan bahasan penelitian. Berikut ini merupakan paparan tinjauan umum atas sebagian karya-karya penelitian tersebut :

Buku pertama, “Gagasan Nasionalisme Melayu Raya : Pertumbuhan dan

Perkembangannya” karya Roslan Saadon.16 Dalam buku ini banyak membahas

13

Iwan Marwan, Nasionalisme Ahmad Hassan, Studi Pemikiran Ahmad Hassan Tentang

Paham Kebangsaan”, ( Skripsi S1 Fakultas Ushuluddian dan Filsafat, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007 )

14

Mohammad Adnin Bin Yahya, “Konsep Negara Islam Di Malaysia (Menurut UMNO

dan PAS)”, ( Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006 )

15

Mohd Faiz Bin Awang, “Nasionalisme Dalam Pandangan Partai Islam Se-Malaysia

(17)

8

tentang perjuangan bangsa Melayu yang bersandarkan kepada nasionalisme Melayu Raya, dan sejarah silam Alam Melayu yang dijadikan pedoman dan penggerak dalam menghadapi penjajahan barat.

Buku kedua, “Orang Melayu: Masalah dan Masa Depan” karya Dr. Syed

Husin Ali.17 Buku ini membicarakan tentang masalah dan masa depan orang Melayu dari pelbagai factor sejarah, sosial, agama, ekonomi, pembangunan, dan hubungan kaum secara kait-mengait.

Buku ketiga, “Hadharah Islamiyyah Bukan Islam Hadhori” karya Haji Abdul Hadi Awang.18 Dalam buku ini menjelaskan tentang tanggapan dan kesilapan yang berlaku apabila negara menyuarakan slogan Islam Hadhari yang indah dari segi bahasa, namun di sebaliknya tersirat seribu kekeliruan.

Buku keempat, “Nasionalisme” karya Rabindranath Tagore.19 Buku ini menjelaskan tentang nasionalisme di negara India, Barat, dan Jepang. Dan di dalamnya banyak menghuraikan dan menjelaskan tentang paham kebangsaan menurut tokoh-tokoh dari Ingris, Amerika, dan Jepang.

16

Roslan Saadon, “Gagasan Nasionalisme Melayu Raya : Pertumbuhan dan

Perkembangannya”, (Selangor : Karisma Productions, 2008), cet. I

17Syed Husin Ali, “Orang Melayu: Masalah dan Masa Depan”, (Kuala Lump

ur : Buku harakah, 2008), cet. I

18

Abdul Hadi Awang, “Hadharah Islamiyyah Bukan Islam Hadhori” ,(Kuala Lumpur : Nufair Street, 2005), cet. I

19

(18)

Buku kelima, “Soekarno, Islam dan Nasionalisme” karya DR. Badri Yatim.20 Buku ini banyak membincangkan tentang gerakan-gerakan nasionalisme yang dibawa Soekarno di Indonesia yang ingin memerdekakan tanah air Indonesia dengan semangat nasionalisme yang dibawanya.

Buku keenam, “Islam dan Etnitas Perspektif Politik Melayu”karya Hussin Mutalib.21 Buku ini di antaranya membicarakan tentang sejarah pengembangan politik Islam dan Nasionalisme di Malaysia, sejarah kemerdekaan tanah Melayu di Malaysia dan timbul tenggelamnya gerakan politik Islam di Malaysia.

Buku ketujuh, “Pemikiran Islam Di Malaysia, Sejarah dan Aliran” karya Dr. Abdul Rahman Haji Abdullah.22 Dalam buku ini banyak membahas seputar tentang aliran-aliran agama yang terdapat di Malaysia, sejarah pemikiran politik Islam, dan tradisi-tradisi nasional yang terdapat di kepulauan ini.

Buku kedelapan, “Perjuangan Membela Melayu”, karya Chamil Wariya.23 Buku ini membahas tentang sejarah perjuangan Melayu Selangor menentang dan menggagalkan pemerintahan Malayan Union yang diperkenalkan Inggris

20

Badri Yatim, “Soekarno, Islam dan Nasionalisme”, (Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1999), cet. I

21

Hussin Mutalib, “Islam dan Etnitas Perspektif Politik Melayu”, (Jakarta : PT Pustaka LP3ES, 1996), cet. I

22

Abdul Rahman Haji Abdullah, “Pemikiran Islam Di Malaysia, Sejarah dan Aliran”, (Jakarta: Gema Insani, 1997), cet. I

23

(19)

10

sekembalinya ingin menguasai Tanah Melayu selepas kekalahan Jepang dalam Perang Dunia Kedua.

Dari beberapa kajian (review) terdahulu diatas, khususnya mengenai Nasionalisme dan UMNO sebagaimana telah disebut di atas, penulis belum menemukan tulisan yang membahas atau mengkaji Nasionalisme Melayu UMNO khususnya. Adapun penelitian yang dilakukan oleh Iwan Marwan hanya seputar nasionalisme menurut tokoh Islam di Indonesia dan pemikiran tokoh tersebut terhadap paham kebangsaan ini, adapun penelitian Mohammad Adnin Bin Yahya, pembahasannya hanya seputar tentang penerapan nilai-nilai Islam yang ada di Malaysia mulai dari sudut pandang yang berkuasa (UMNO) maupun dari pihak (PAS). Dan penelitian yang dilakukan oleh Mohd Faiz Bin Awang pula, hanya membahas tentang pandangan (PAS) terhadap Nasionalisme di Malaysia dan kebijakan-kebijakan (PAS). Penelitian pertama dan kedua tidak menyentuh tentang nasionalisme yang di bawa oleh UMNO tetapi hanya menjelaskan seputar upaya penerapan syariat hukum dan negara Islam saja. Demikian juga dengan penelitian yang ketiga, walaupun fokus kajiannya terhadap nasionalisme UMNO, tetapi hanya menjelaskan dari sudut pandangan PAS saja. Dengan demikian, penelitian yang penulis lakukan dalam skripsi ini berbeda dengani penelitian sebelumnya.

E. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan

(20)

Untuk permasalahan pengumpulan dan meneliti data dalam skripsi ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif yang berusaha memahami dan menfsirkan makna suatu peristiwa interaksi tingkah laku manusia dalam situasi tertentu menurut perspektif peneliti sendiri. Penelitian kualitatif mengutamakan penghayatan subjek peneliti atas objek penelitiannya.

2. Obyek Penelitian

Yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah nasionalisme atau paham kebangsaan yang di bawa oleh United Malays Natioanal Organization (UMNO) di Malaysia khususnya.

3. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang lebih akurat dan faktual, teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara terhadap tokoh-tokoh tertentu dan juga dari buku-buku, artikel-artikel jurnal dan pemberitaan-pemberitaan media yang berkaitan langsung dengan topik penelitian ini. Data yang diperoleh dapat dibedakan menjadi data primer dan sekunder.

(21)

12

Ahmad Subky Latif Bin Abdul Latif (Mantan Pesuruhjaya Wilayah Persekutuan), Wan Ahmad Farid Bin Wan Salleh (Ketua UMNO Kabupaten), dan Zakaria Ahmad (Ketua Pengarah Setiausaha Hal Ehwal Kesatuan, Kementerian Pelajaran). Oleh karena itu, penulis menyusun pertanyaan-pertanyaan sebagai pedoman wawancara sehingga objek permasalahan dapat terungkap melalui jawaban informan secara terbuka dan terarah, dan hasil wawancara dapat langsung ditulis oleh peneliti.

Data-data sekunder diperoleh dari buku-buku, artikel-artikel jurnal dan pemberitaan-pemberitaan media yang berkaitan langsung dengan topik penelitian ini. Pendapat dari pengamat, baik yang diperoleh secara langsung melalui wawancara maupun yang tersiar di media massa, akan digunakan untuk menunjang data sekunder penelitian ini.24

4. Teknik Analisis Data

Pembahasan skripsi ini menggunakan teknik deskriptif analitis. Metode atau teknik deskriptif adalah suatu metode yang meneliti status kelompok, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuannya adalah untuk membuat deskriptif (gambaran) secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat dan hubungan antara fenomena yang diselidiki.25 Sedangkan

24

Zainudin Ali, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009) Cet 1, hlm. 225.

25

(22)

yang dimaksudkan dengan study analitis ialah menganalisa (menguji) hipotesa-hipotesa dan mengadakan interpretasi yang lebih mendalam tentang hubungan fakta-fakta, sifat-sifat, dan antar fenomena yang diselildiki.26 Pendekatan yang bersifat deskriptif dalam pendekatan ini diperlukan untuk menggambarkan konsep nasionalisme yang dibawa oleh United Malays National Organization (UMNO), dan metode analitis dimaksudkan untuk menelaah sejauh mana metodologi pemahaman UMNO terhadap paham kebangsaan.

5. Teknik Penulisan Skripsi

Penulisan skripsi ini berpedoman pada buku “Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas syariah dan Hukkum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

tahun 2007 ’’ yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudahkan dan memperoleh gambaran yang utuh serta menyeluruh, penelitian skripsi ini ditulis dengan menggunakan sistematika membahasan sebagai berikut :

BAB I Merupakan bab pendahuluan yang berisi tentang latar belakang peneliltian, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat

26

(23)

14

penelitian, kajian (review) studi terdahulu, metodologi penelitian, dan sistematika penelitian.

BAB II Membahas tentang pengertian dan definisi nasionalisme, sejarah kemunculannya dan tokoh-tokoh nasionalisme melayu di Malaysia.

BAB III Membahas tentang pengenalan, sejarah penubuhan dan perkembangan UMNO, dasar perjuangannya, dan gerakan-gerakan politik UMNO di Malaysia.

BAB IV Menguraikan kefahaman UMNO terhadap konsep Nasionalisme Melayu, kelebihan atau kekurangan terhadap faham Nasionalisme Melayu (UMNO), dan pandangan tokoh-tokoh di Malaysia terhadap nasionalisme Melayu (UMNO).

(24)

15

FAHAM NASIONALISME UMNO

Di antara ideologi-idealogi modern, setidaknya secara teoretis, nasionalisme-lah yang paling canggih, sekaligus juga paling luas, dan memiliki daya cengkaman paling kuat pada perasaan rakyat. Nasionalisme telah berhasil mendapatkan loyalitas dan pengorbanan paling besar dari rakyat. Sebagai hasilnya, nasionalisme menjadi agen perubahan politik yang paling kuat selama seratus tahun terakhir.1

Ketika nasionalisme tersebut terjadi di berbagai belahan-belahan dunia, bangsa Melayu di Malaysia juga merasakan hal yang sama, akibat dari pergerakan nasional itu, kolonial Inggris telah berundur dan menyerahkan pemerintahan Malaysia kepada partai politik Melayu yang dikenali UMNO ( United Malays National Organization )

yang pada awalnya lebih berfungsi untuk memantapkan jaringan administrasi penjajahan inggris di Malaysia.2 Dan merupakan pergerakan awal nasional di Malaysia, yang kemudian berlanjut sehingga menghantarkan Malaysia pada kemerdekaan, setelah hasil dari perjanjian yang tercapai dalam persidangan yang membicarakan masalah kemerdekaan Malaysia di London dan kemudian di

1

Ian Adams, Ideologi Politik Mutakhir, Konsep, Ragam, Kritik, Dan Masa Depan, (Yokyakarta : Qalam, 1993), cet. ke 1, hlm. 119

2

(25)

16

tandatangani dari pihak Raja Melayu dan Ratu Inggris pada 31 Agustus 1957, akhirnya kemerdekaan Malaysia pun tercapai.3

A.Pengertian Nasionalisme

Nasionalisme dari segi bahasa berasal dari kata nation yang berarti bangsa. Bangsa mempunyai dua pengertian, yaitu: dalam pengertian antropologis serta sosiologis, dan dalam pengertian politis.4 Dalam pengertian antropologis dan sosiologis, bangsa adalah suatu masyarakat yang merupakan suatu persekutuan hidup yang berdiri sendiri dan masing-masing merasa satu kesatuan ras, bahasa, agama, sejarah dan istiadat. Adapun yang dimaksud bangsa dalam pengertian politik adalah masyarakat dalam suatu daerah yang sama, dan mereka tunduk kepada kedaulatan negaranya sebagai suatu kekuasaan tertinggi ke luar dan ke dalam.

Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah Negara dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia. Para nasionalis menganggap Negara adalah

berdasarkan beberapa “kebenaran politik” (political legitimacy).5 Para ilmuwan

3A.W Widjaja, “ Tinjauan Undang-Undang Dasar Indonesia Malaysia Singapora, Konstitusi Perbandingan”, (Jakarta: PT. Bina Aksara, 1987), cet. I, hlm. 72-73

4

Aminuddin Nur, Pengantar Studi Sejarah Penggerakan Nasional, (Jakarta: Pembimbing Massa, 1967), hlm. 87

5

(26)

politik biasanya menumpukan penyelidikan mereka kepada nasionalisme yang ekstrem seperti nasionalisme sosialisme, pengasingan, dan sebagainya.

Nasionalisme juga adalah satu konsep yang berpendapat bahwa kesetiaan individu diserahkan sepenuhnya kepada Negara. Paham kebangsaan ini pada mulanya berkembang di Eropa Barat dan menjalar ke Asia Tenggara khususnya di Malaysia yang melalui pelajar yang belajar di luar negeri maupun di tanah air. Nasionalisme di Asia pada umumnya adalah nasionalisme yang timbul sebagai reaksi terhadap penjajahan kolonial.6

Nasionalisme merupakan tenaga integrasi dan kerjasama dan juga merupakan tenaga penghancuran dan sengketa. Nasionalisme menimbulkan sifat-sifat terpuji seperti patriotisme, kesetiaan, pengorbanan diri, sedangkan dalam pada itu, nasionalisme juga harus bertanggungjawab atas beberapa jenis korupsi moral dan naluri-naluri biadap yang telah dibangkitkan dan dipujakan.7

Ideologi nasionalisme telah didefinasikan dengan berbagai cara, tetapi kebanyakan definisi tersebut tumpang tindih dan menyingkapkan tema yang sama. Tentu saja tema utamanya adalah masalah yang mendominasi bangsa. Nasionalisme adalah suatu ideologi yang meletakkan bangsa dipusat masalahnya dan berupaya mempertinggi keberadaannya. Namun, pertanyaan ini agak kabur. Dan kita perlu melangkah lebih jauh dan menetapkan sasaran utamanya, tempat

6

Nazaruddin Shamsuddin, Soekarno Pemikiran Politik dan Kenyataan Praktek, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1993), cet. ke 2, hlm. 37

7

(27)

18

nasionalisme berupaya mempertinggi derajat bangsa. Sasaran ini ada tiga : otonomi nasional, kesetiaan nasional, dan identitas nasional.

Bagi para nasionalis, suatu bangsa tidak bisa melangsungkan hidupnya kalau tidak terdapat ketiga sasaran ini dalam derajat yang memadai. Dari sini muncul definisi kerja nasionalisme: “Suatu gerakan ideologis untuk mencapai dan mempertahankan otonomi, kesatuan, dan identitas bagi suatu populasi, yang

sejumlah anggotanya bertekad untuk membentuk suatu “bangsa” yang aktual atau

“bangsa” yang potensial. Inilah definisi kerja yang didasarkan pada unsur umum

dari ideal nasionalis yang mempunyai gaya sendiri, sehingga berkarakter induktif.8 Sesungguhnya, setiap nasionalisme mengejar sasaran identitas nasional ini dalam tingkatan yang berbeda-beda. Tetapi, selalu akan kembali kepada ideal bangsa itu sendiri.

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa nasionalisme ini adalah

suatu ideologi dan paham yang hanya memperjuangkan “bangsa” semata-mata,

dan berupaya mempertinggi derajat dan keberadaan bangsa itu, walaupun disana ada bentuk nasionalisme agama, tetapi agama hanya menjadi sebagai simbol bagi

perjuangan bangsa itu saja, yang paling utama bagi perjuangan “nasionalisme” ini

adalah bangsa bagi sesebuah negara itu, jika bangsa itu Melayu, maka Melayulah yang akan diperjuangkan, dan jika bangsa itu Arab, maka Arablah yang akan diperjuangkan. Ini adalah sangat berbeda dengan zaman kegemilangan Islam,

8

(28)

ketika Rasulullah SAW berhijrah bersama sahabat-sahabatnya serta kaum Muhajirin ke Yastrib pada 1 Rabi`ul Awal (6 Juni 622 M), disinilah Baginda berjaya mendirikan sebuah Negara politik Islam yang pertama. Setelah Nabi Muhammad SAW wafat, bentuk Negara ini kemudian dikenal sebagai kekhalifahan. Sebelum kedatangan Islam, orang-orang Arab tidak mengenal konsep Negara. Konsep ini bersumber dari agama baru bagi mereka dan sangat berbeda dari konsep-konsep semacamnya yang telah ada pada masa itu. Negara Madinah tidak berdasarkan batas-batas geografis, ras, warna, kulit, atau nasionalitas (bangsa). Negara ini mewakili kehendak bersama dari sebuah masyarakat penganut Islam yang terorganisir dan tidak mengenal klan, suku, dan nasional yang disebut bangsa (ummah).9

B.Sejarah Munculnya Nasionalisme

Terdapat suatu sejarah nasionalisme yang secara meluas diterima, dan itu adalah dianggap modenis. Sejarah ini dimulai pada perempat terakhir abad kedelapan belas, dengan Revolusi Amerika dan Revolusi Perancis, hingga reaksi terhadap penaklukan yang dilakukan Napoleon atas Rusia dan Spanyol.10 Menurut pandangan ini, nasionalisme dilahirkan dalam revolusi yang berlangsung selama empat puluh tahun.

9

Qamaruddin Khan, Pemikiran Politik Ibnu Taimiyyah, (Bandung: Penerbit Pustaka, 1983), cet. Ke-1 hlm. 171-172

10

(29)

20

Nasionalisme menyebar secara tersendat-sendat ke bagian Eropa lainnya, yaitu Serbia, Yunani, dan Polandia dan juga dikalangan elit Amerika Latin, sejak 1810 hingga 1820-an. Gelombang nasionalisme besar yang pertama memuncak pada berbagai Revolusi di Eropa pada tahun 1848. Peristiwa ini disebut juga

“berseminya rakyat”. Pencapaian utama yang dihasilkannya adalah penyatuan

Jerman dan Italia dengan bantuan Prusia dan Piedmontese, serta bangkitnya Hungaria yang terletak di dalam kekaisaran Habsburg.

Dalam sepertiga terakhir abad kesembilan belas, nasionalisme gelombang kedua menjamur di Eropa Timur dan Eropa Utara, yaitu merentang dari Ceko, Slovakia, Rumania, Bulgaria, Lithuania. Finlandia, Norwegia, Yahudi serta beberapa nasionalisme di luar Eropa di antaranya, Meiji di Jepang, India, Armenia, dan Mesir. Yang tersebut terakhir segera disusul dengan munculnya berbagai nasionalisme etnik di Asia pada beberapa dekade pertama abad kedua puluh, seperti Turki, Arab, Persia, Burma, Filipina, Vietnam, dan Cina, juga perkembangan nasionalisme pertama di Afrika yang merentang dari Nigeria. Ghana, dan Afrika Selatan.11 Pada tahun 1930-an, sungguh sulit menemukan bagian bola bumi yang tidak dilanda wabah gerakan nasionalis. Periode yang sama menjadi saksi klimaks nasionalisme di Eropa, yang memuncak pada Nazisme dan pembunuhan massal yang terjadi dalam Perang Dunia Kedua, pada sisi lain disusul

11

(30)

dengan di Asia dan Afrika yang mengambil bentuk gerakan “kemerdekaan” yang

antikolonial.12

Ketika secara luas muncul anggapan bahwa “kekuatannya telah habis”,

nasionalisme justru sekali lagi bersemi dalam gerakan otonomi etnik di Barat pada tahun 1960-an dan 1970-an di Catalonia dan Euzkadi, Corcica dan Brittany, Flanders, Skotlandia dan Wales, serta Quebec yang redup pada tahun 1980-an dan kembali bangkit ketika perestroika dan glasnost mendorong nasionalisme di negara-negara republik bagian Uni Soviet pada tahun 1988, yang kemudian berperan dalam merontokkan Uni Soviet tahun 1991. Dalam atmosfir pengharapan yang besar ini, kita menyaksikan tragedi-tragedi nasionalisme etnik baru berlangsung pada dekade terakhir abad kedua puluh di anak benua India, Timur Tengah, dan Horn Afrika, di Rawanda, di Caucasus, lebih-lebih lagi dalam perang Yugoslavia beserta kelanjutannya yang serba tidak menentu.13

Nasionalisme di Malaysia, pada mulanya timbul sebagai reaksi terhadap penjajahan kolonial.14 Ini bisa dilihat ketika Malaysia berada di bawah kekuasaan Portugis dan Belanda sebelum menjadi wilayah jajahan Inggris sejak akhir abad ke-18. Di zaman kolonial Inggris, semangat nasionalisme kaum Melayu mulai terbangkit terhadap penubuhan Malayan Union oleh Inggris.15 Malayan Union

12

Ibid, hlm. 20

13

Anthony D. Smith, Nasionalisme Teori, Ideologi, Sejarah, (Jakarta: Erlangga, 2003), hlm. 108-109

14

Dr. Nazaruddin Shamsuddin, Soekarno Pemikiran Politik dan Kenyataan Praktek, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1993), cet. ke-2, hlm. 37

15

(31)

22

dibentuk dengan tiga tujuan; mengintegrasikan kaum Cina dan India dalam persamaan politik melalui hukum-hukum kewarganegaraan yang liberal; mewujudkan suatu sistem politik dan pemerintahan yang tunggal dan terpusat; dan menyiapkan kondisi untuk pada akhirnya kaum Melayu mengatur diri mereka sendiri.16 Kemudian Malaysia merdeka dari jajahan Inggris pada 31 Agustus 1957 setelah Inggris berundur dan menyerahkan permintaan Malaysia kepada partai politik Melayu yang dikenali UMNO (United Malays National Organization) yang berfungsi untuk memantapkan jaringan administrasi penjajahan Inggris di Malaysia.17

Kesimpulan yang terdapat dalam sejarah ini, dapat melihat bahwa munculnya latar belakang nasionalisme ini adalah, pertama kolonial Barat, kedua penyebaran pemikiran, dan ketiga kepentingan dalam membentuk pemerintahan.

C.Tokoh-Tokoh Nasionalisme

a) Ibrahim Haji Yaakob

Nama Ibrahim Haji Yaacob (IBHY) memang terkenal dan bukannya nama asing dalam sejarah Tanah Melayu. IBHY mendapat pendidikan awal di sekolah Melayu di Tanjung Kertau pada tahun 1918 ketika berusia tujuh tahun. Pada tahun 1928 hingga 1931, IBHY telah menyambung pelajaran di Maktab

kekal sebagai Tanah Jajahan Mahkota Inggris yang berasingan di bawah pemerintahan seorang Gubernor. Lihat lanjut, Mahdi Shuid, Suzani Osman, dan Sazlina,Teks Pra-U STPM Sejarah Malaysia,

(Selangor: Pearson Malaysia Sdn Bhd, 2009) cet. 1, hlm. 206.

16

A Effendy Choirie, Islam dan Nasionalisme: Kajian Perbandingan Mengenai Perjuangan Politik UMNO dan PKB, (Jakarta: Grafika Indah, 2008), cet. 1, hlm. 85.

17

(32)

Perguruan Sultan Idris18 (MPSI) di Tanjong Malim, Perak.19 Pendidikan di MPSI secara tidak langsung telah memberi semangat kebangsaan di dalam diri IBHY. Guru-guru yang mengajar di MPSI sememangnya telah memainkan peranan penting dalam memberikan pendidikan kebangsaan khususnya gerakan yang berlaku di India, Mesir, Indonesia dan Jepang. Peranan guru-guru di MPSI telah memberi inspirasi kepada IBHY dalam memperjuangkan Konsep Melayu Raya khususnya bagi orang-orang Melayu melalui pertubuhan Kesatuan Melayu Muda (KMM).20

Dalam memastikan perjuangannya dapat diceritakan kepada umum, IBHY telah memperjuangkan ideologi politiknya melalui tulisan beliau di dalam akhbar Majlis.21 Tulisan IBHY juga turut tersiar di dalam akhbar-akhbar terkemuka pada ketika itu seperti akhbar Warta Malaya dan Utusan Melayu.22 Tulisan beliau meliputi aspek kehidupan orang Melayu baik dilihat dari perspektif ekonomi, pelajaran, cara hidup orang Melayu dan berkaitan dengan bangsa asing serta dasar Inggris di Tanah Melayu.

18

Maktab Perguruan Sultan Idris (MPSI), ditubuhkan pada tahun 1922. Sebelum ini UPSI dikenali sebagai Maktab Perguruan Sultan Idris. Universiti Pendidikan Sultan Idris (UPSI) telah diisytiharkan sebagai sebuah universitas pada 1 Maret 1997 melalui Warta Kerajaan P.U.(A) 132 & 133, bertarikh 24 Februari 1997, di bawah dua buah Perintah iaitu Perintah Universiti Pendidikan Sultan ldris (Perbadanan) 1997 dan Perintah Universiti Pendidikan Sultan ldris (Kampus) 1997.

19

Abu Bakar Nordin, Aspirasi Kebitaraan, Ibu Kandung Suluh Budiman, (Tanjong Malim, Universiti Pendidikan Sultan Idris, 2003), cet. 1, hlm.115.

20

Ramlah Adam, Sumbanganmu Dikenang, (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa & Pustaka, 2002), cet. 1, hlm. 41.

21

Ibid, hlm. 48. Lihat juga pada tahun 1935, Ibrahim Yaacob menjadi pengarang akhbar Majlis bagi mengantikan Othman Kalam yang berpindah ke Singapura untuk bertugas dengan akhbar Warta Malaya. Akhbar Majlis juga turut bertindak sebagai penyebaran propaganda KMM dalam buku Zakiah Hanum, Tercabarnya Maruah Bangsa, (Petaling Jaya: Lajmeidakh Sdn. Bhd, 1987), hlm. 1.

22

(33)

24

Dalam mengharungi perubahan sosiopolitik yang berlaku khususnya di Tanah Melayu, IBHY telah melakukan beberapa pendekatan dan perubahan. Pendekatan ini perlu dilakukan bagi memastikan KMM dan ideologi yang dibawa oleh IBHY dapat diteruskan. Oleh itu, KMM yang diketuai oleh IBHY telah menjalin hubungan dengan Inggris, Jepang dan juga pihak Parti Komunis Malaya (PKM) atau turut dikenali Malayan Peoples‟s Anti Japanese Army (MPAJA) pada masa yang sama.23

Kerjasama dengan Inggris terpaksa dilakukan oleh IBHY, kerana sikap raja dan pembesar Melayu yang masih yakin kepada pengaruh dan kekuatan Inggris.24 Hal ini jelas apabila IBHY telah dilantik sebagai mata-mata pihak Inggris oleh Kepala Mata-mata Inggris, L.M Wanne pada bulan April 1941 di Singapura25 bagi mengikuti perkembangan pihak Jepun dalam menguasai daerah Riau. Walaupun hubungan tersebut tidak memberi impak yang besar kepada KMM, namun IBHY tetap menjalinkan hubungan dengan Inggris untuk kepentingan KMM dan politiknya.

Kerjasama KMM melalui IBHY dengan pihak Jepang terjalin pada masa yang sama dengan pihak Inggris. Keputusan IBHY untuk bekerjasama dengan Jepang dilakukan berdasarkan keputusan peribadinya. Hal ini karena keputusan tersebut dilakukan tanpa mendapat persetujuan daripada ahli jawatankuasa

23

Cheah Boon Kheng, Red Star Over Malaya Resistance & Social Conflict During And After The Japanese Occupation, 1941-1946, hlm.78.

24

Ramlah Adam, Sumbanganmu Dikenang, hlm.56.

25

(34)

KMM kecuali Onan Haji Siraj sahaja.26 Bagi IBHY hubungan kerjasama dengan Jepang bertujuan untuk mendapatkan hak kemerdekaan Tanah Melayu.27 Perkara ini diperkukuhkan dengan tawaran pihak Jepang kepada IBHY iaitu jika Jepang menguasai Tanah Melayu pihak Jepang berjanji untuk menghormati kedaulatan, agama Islam dan adat istiadat Melayu. Selain itu juga golongan wanita Melayu dan harta benda orang Melayu akan dijaga.28 Melalui KMM, IBHY turut mendesak Jepang memberi sokongan pembentukkan satu negara yang dinamakan Kesatuan Tanah Melayu yaitu gabungan di antara

Tanah Melayu dengan Indonesia selaras dengan konsep “Melayu Raya” yang

dibawa oleh IBHY.29

Melalui KMM, IBHY telah membawa satu perubahan terhadap sosiopolitik di Tanah Melayu. Perjuangan dan ideologi yang dibawanya melalui KMM telah menjadi petanda bermulanya gerakkan nasionalisme di Tanah Melayu. Walaupun sesetengah pihak melabelkan IBHY sebagai golongan radikal yang berhaluan kiri dengan alasan IBHY telah bekerjasama dengan pihak Jepang dan PKM. Namun, tidak bisa dinafikan sumbangan beliau terhadap Tanah Melayu dan juga Indonesia terlalu besar. Perjuangan IBHY melalui KMM telah mewujudkan semangat kebangsaan dan revolusi kepada kegiatan nasionalisme Melayu.

26

Ibid, hlm. 59.

27

Ramlah Adam, Biografi Politik Tunku Abdul Rahman Putra, (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa & Pustaka, 2004), hlm. 48.

28

P.Lim Pui Huen & Diana Wong, War And Memory In Malaysia And Singapore, (Singapore: Institute of Southeast Asian Studies, 1983), hlm.133.

29

(35)

26

Cita-cita untuk mengabungkan Indonesia dan Tanah Melayu tetap menjadi pegangan dan matlamat utama IBHY dalam perjuangannya melalui KMM dan kemudiannya diganti dengan KRIS30 setelah KMM diharamkan oleh pihak Jepang. Walaupun usaha tersebut gagal dilaksanakan setelah Sukarno membuat pidato kemerdekaan Indonesia tanpa penyertaan Tanah Melayu pada 17 Ogos 1945.31 Walau bagaimanapun, perjuangan dan cita-citanya tetap diteruskan sehingga IBHY meninggal dunia pada 8 Mac 1979 pada usia 68 tahun. Namun semangat kebangsaan dan nasionalisme yang diterapkan oleh IBHY secara tidak langsung membawa kepada kemerdekaan Tanah Melayu pada 31 Ogos 1957.

b)Dr Burhanuddin Al-Helmy

Dr. Burhanuddin dilahirkan pada 29 November 1911 di Kampung Changkat Tualang, Taiping, Perak. Pada saat belajar di Jambi, Sumatera Barat (1924-1926), Burhanuddin Al-Helmy berada di bawah asuhan Haji Nuruddin, anggota Sarekat Islam Indonesia. Semasa di Madrasah Al-Masyhur Al-Islamiah, Kepala Batas, Burhanuddin Al-Helmy juga terpengaruh dengan pemikiran Kaum Muda dari Minangkabau. Aliran inilah yang telah menyalakan semangat anti-penjajah dan pro-kemerdekaan dalam diri beliau.32

30

KRIS (Kesatuan Rakyat Indonesia – Semenanjung) ditubuhkan oleh Ibrahim Hj. Yaakub untuk mendapatkan kemerdekaan bersama Malaysia dengan Indonesia dalam konsep Melayu Raya.

31

Kunaseelan a/l Muniandy, Hubungan Malaysia – Indonesia 1957-1970, (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa & Pustaka, 1996), hlm. 40.

32

(36)

Semasa belajar di India pada tahun 1928, Burhanuddin Al-Helmy mengikuti pergerakan Mahatma Gandhi serta berkenalan dengan Mohd Ali Jinnah dan Pandit Nehru dan pemimpin-pemimpin kemerdekaan India yang lain. Selepas tamat pelajarannya di Universiti Aligarh, India, Burhanuddin Al-Helmy telah mengembara ke Palestina dan Turki. Beliau mengikuti perkembangan umat Islam di sana. Ketika di Singapura, Burhanuddin Al-Helmy telah bergiat cerdas dalam pergerakan-pergerakan Islam di pulau tersebut.33

Beliau menerbitkan majalah Taman Bahagia yang bercorak anti-Inggris yang akibatnya dia ditahan oleh pihak Inggris di sana. Selepas itu, Burhanuddin

Al-Helmy terus bergiat pula dengan persatuan Jama‟atul Islamiah dan menjadi

penyunting majalah Kehidupan Dunia Akhirat.34

Beliau adalah seorang yang progresif, realistik, berpandangan global serta senantiasa bertindak berpandukan prinsip-prinsip Islam. Beliau progresif karena beliau menolak sembarang bentuk dan unsur kolonialisme. Motivasi utama dalam perjuangan politiknya adalah untuk memerdekan rakyat Tanah Melayu , (bahkan seluruh bumi Asia) , daripada penjajahan, sama ada penjajahan dari Barat mahupun dari Timur.35

Beliau juga seorang realistik kerana beliau senantiasa bersikap terbuka dan bersedia bekerjasama dengan mana-mana pihak (partai politik bukan Melayu atau

33

Roslan Saadon, Gagasan Nasionalisme Melayu Raya : Pertumbuhan dan Perkembangan,

(Selangor: Karisma Productions, 2008), cet. I, hlm 199.

34

Ibid, hlm. 199

35

(37)

28

bukan berasaskan Islam) yang memiliki cita-cita dan tujuan yang sama, iaitu untuk sama-sama mencapai matlamat perjuangan membebaskan rakyat daripada penjajahan. Dari satu sudut Dr. Burhanuddin Al-Helmi adalah seorang ahli politik yang bersikap praktikal dan realistik kalaupun tidak pragmatik.36

Pembabitan Burhanuddin Al-Helmy dalam Pusat Tenaga Rakyat (PUTERA)37, Pusat Perekonomian Melayu Se-Malaya (PEPERMAS)38, Majlis Agama Tertinggi Se-Malaya (MATA)39, dan Hizbul Muslimin40 sepanjang tahun 1947-1948 adalah juga dengan tumpuan menyemarakkan perjuangan mencapai kemerdekaan Tanah Melayu. Di antara kemuncak perjuangannya menuntut kemerdekaan adalah apabila Burhanuddin Al-Helmy sebagai pengerusinya telah menerajui Sepuluh Dasar PUTERA-AMCJA41 beserta bendera merah putih dua belas bintang kuning sebagai melambangkan Malaya Merdeka.42

36

Ibid.

37

PUTERA, yaitu gabungan PKMM bersama Angkatan Pemuda Insaf (API), Angkatan Wanita Sedar (AWAS) dan beberapa badan lain sebagai satu barisan politik Melayu, diberi nama Pusat Tenaga Rakyat (PUTERA), untuk menentang UMNO dalam menentukan corak politik Malaya.

38

PEPERMAS, ialah Pusat Perekonomian Melayu Se-Malaya.

39

PUTERA-AMCJA, adalah Penggabungan antara PUTERA dengan All Malaya Council for Joint Action (AMCJA) untuk menentang UMNO dan Inggris. Gabungan ini dipengerusikan oleh Dr. Burhanuddin Al-Helmy.

42

(38)

Pembabitannya melancarkan Parti Rakyat Malaya43 sebaik sahaja Ahmad Boestamam dibebaskan dari penjara pada tahun 1955 juga adalah dalam konteks menuntut kemerdekaan Tanah Melayu. Pada masa itu politik kiri adalah bermaksud anti-Inggris. Mereka yang mengambil sikap non-cooperation terhadap

penjajah Inggris di anggap sebagai ”kiri”. Sedangkan mereka yang bersikap

cooperation seperti UMNO, dianggap ”kanan”.44

c) Ahmad Boestamam

Ahmad Boestamam dilahirkan di Kampung Behrang Ulu, Tanjong Malim, Perak pada 30 November 1920. beliau merupakan anak kepada Raja Kechil, seorang perantau dari Tanah Datar Minangkabau dan bapanya ini bertanggungjawab membuka perkampungan di Behrang Ulu. Sebagai orang yang membuka perkampungan di Behrang Ulu, bapa Ahmad Boestamam dianggap sebagai ketua kampung dan secara tidak langsung, kedudukan keluarganya dipandang tinggi oleh masyarakat setempat.45 Nama Ahmad Boestamam diilhamkan daripada nama Subhas Chandra Bose, pemimpin Liga Kemerdekaan India. Nama itu, bahkan lebih kuat daripada nama asalnya, atau Ruhi Hayat yang juga muncul dalam karya-karyanya yang awal. Tertarik dengan gaya Chandra Bose, Boestamam kemudiannya menyusun barisan pemuda Malaya di dalam

43

Partai Rakyat Malaya, ditubuhkan pada 11 Nov 1955, Pengasas Utama PRM, Ahmad Boestamam, Ishak Muhammad, dan Dr. Burhanuddin Al-Helmy yang bertujuan untuk memerdekakan Tanah Melayu daripada jajahan Inggris.

44

Shaari Sungib, Biodata 5 Tokoh Perjuangan PAS, (Selangor: Penerangan PAS Gombak, 2006), h. 34-35

45

(39)

30

Angkatan Pemuda Insaf (API). Kekentalan semangat yang ditiup oleh Subhas Chandra Bose turut membakar jiwa Ruhi Hayat sehingga beliau sanggup mengabadikan nama popularnya sebagai Boestamam.

Kesan kekosongan yang ditinggalkan oleh Jepang, telah mendorong kepada Parti Komunis Malaya (PKM)46 dan tenteranya Malayan People Anti Japanese Army (MPAJA) memerintah selama 13-14 hari.47 Hal ini secara tidak langsung menyebabkan berlaku keterlibatan Ahmad Boestamam apabila beliau didesak untuk bersama-sama PKM menubuhkan Parti Kebangsaan Melayu Malaya (PKMM) yang bersifat radikal. PKM mahu menguasai Negeri-negeri Melayu dengan cara berperlembagaan.48

Pada mulanya partai ini dinamakan dengan Parti Sosialis Malaya, namun untuk mengelakkan imej kekirian yang terlalu menonjol, pertukaran dilakukan Ahmad Boestamam menjadi PKMM.49 Ahmad Boestamam telah menggunakan kesempatan ini untuk memasukkan dasar yaitu untuk membentuk Melayu Raya

46

Serangan Jepun 1941-1945 merupakan ' rahmat tersembunyi' kepada pergerakan komunis. Parti Komunis Malaya yang dikenali sebelumya sebagai MPAJA dapat senjata yang dibekalkan oleh Inggris. Selain itu kekejaman Jepun terhadap orang Cina menyebabkan komunis mendapat simpati daripada kaum Cina. Pada Mac 1942 , hasil rundingan pemimpin komunis Lai Tek atau Loi Tak dengan pegawai tentera Inggris Mejar Chapman , seramai 165 orang pemuda Cina komunis telah dilatih di 101 Special Training School di Singapura. Mereka ini kemudian dihantar ke Selangor , Negeri Sembilandan Johor untuk membentuk tentera MPAJA atau tentera Bintang Tiga. Kebanyakan pemuda ini berumur 19 tahun ke atas. Rejimen Menuntut Kemerdekaan yang dijuarai oleh Bintang Tiga telah dibentuk di Selangor pada Mac 1942. ( First Independent Regiment ). Hampir keseluruhannya disertai oleh pemuda Cina. Tidak ada pemuda Melayu atau India , walaupun Bintang tiga bermaksud tiga kaum iaitu Melayu , Cina dan India.

http://ms.wikipedia.org/wiki/Sejarah_komunis_di_Selangor, diakses pada tanggal 31 Oktober 2010, pukul 13:58

47

Ramlah Adam, Pejuang-pejuang Kemerdekaan, loc. cit., hlm, 422.

48

Ibid, hlm, 423.

49

(40)

dalam PKMM. Namun begitu, ianya tidak mendapat pengaruh atau kesan yang baik karena pada masa itu, United Malay National Organisation (UMNO)50 lebih mempengaruhi orang Melayu terutamanya ianya dipimpin oleh golongan elit tradisional, tambahan pula pertubuhan ini beraliran kanan.51

Dalam Kongres yang diadakan pada tahun 1946 atau lebih dikenali sebagai

„Kongres 1946‟52

, PKMM telah menyertai UMNO. Tetapi oleh karena persamaan

taraf oleh Dato‟Onn Ja‟afar PKMM dengan pertubuhan-pertubuhan kecil lain,

telah menimbulkan kemarahan Ahmad Boestamam serta pemimpin PKMM yang lain. Sekaligus telah membawa PKMM keluar daripada UMNO pada bulan Jun 1946. Selepas itu, Ahmad Boestamam dalam PKMM telah menjalankan dasar berbaik-baik dengan Kerajaan Inggris dalam rangka menyokong Malayan Union53, tambahan pula selain menyokong Malayan Union, Ahmad Boestamam juga menginginkan sebuah negara yang dibentuk berasaskan Melayu Raya. Jadi,

50Pada mulanya ianya dinamakan oleh Dato‟ Onn Ja‟afar sebagai

United Malays Organisation (UMO), tetapi ianya tidak disetujui oleh Za‟ba, sebaliknya Za‟ba mencadangkan nama United Malays National Organisation (UMNO). Ini kerana bagi Za‟ba, perkataan National itu melambangkan orang Melayu sebagai satu bangsa dan bukannya kaum. Lihat lanjut, Adnan Haji Nawang, Za’ba: Patriot

Dan Pendeta Melayu, (Kuala Lumpur: Yayasan Penataran Ilmu, 1994), hlm, 153.

51

Ibid, hlm. 25.

52

Pada mulanya kongres ini dianjurkan oleh Kesatuan Melayu Melaka, tetapi oleh kerana kekurangan kakitangan, ianya terpaksa diberikan kepada Persatuan Melayu Selangor (PMS) pimpinan Zainal Abidin Ahmad (Za‟ba). Lihat lanjut, Ramlah Adam, Dato’ Onn Ja’afar Pengasas

Kemerdekaan, (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 1994), hlm, 90.

53Malayan Union adalah satu „Kertas Putih‟ yang mahu mencipta sebuah negara kesatuan yang

(41)

32

walaupun sokongan diberi terhadap Malayan Union, tetapi Kerajaan Inggris tetap bimbang tambahan pula PKMM berada di bawah pengaruh PKM.54

Penentangan terhadap UMNO berlaku apabila Ahmad Boestamam bersama-sama PKMM yang dipengaruhi oleh PKM menubuhkan Pusat Tenaga Rakyat (PUTERA).55 Ianya merupakan sebuah badan radikal yang bergabung dengan All Malayan People Council of Joint Action (AMCJA) menjadi PUTERA-AMCJA.56 Pertubuhan gabungan ini tetap menyokong prinsip-prinsip Malayan Union dengan beberapa tambahan yang tertentu seperti Bahasa Melayu sebagai bahasa rasmi dan perlindungan serta galakan bagi kemajuan ekonomi, sosial, pendidikan dan agama Islam. Hal ini sekaligus menunjukkan bahawa PKMM tidak menyokong UMNO menumbangkan Malayan Union, tetapi sebaliknya menentang UMNO dan bekerjasama dengan bukan Melayu dan PKM bagi melemahkan UMNO.57

d)Dato` Onn Jaa`far

Dato' Onn Jaafar dilahirkan pada 1895 di Bukit Gambir, Johor Bahru. Bapa beliau Dato' Jaafar Haji Muhammad (1838-1919) merupakan Menteri Besar Johor yang pertama. sementara ibunya, Hanim Rogayah berasal dari Scarcia, Turkey. Dato Onn dihantar melanjutkan pelajaran ke England oleh Sultan Ibrahim , Sultan Melayu yang kecil. Anwar Abdullah (2004). Biografi Dato’ Onn: Hidup Melayu., hlm 203.

56

Gabungan kedua-dua parti ini telah mengemukakan „Perlembagaan Rakyat Malaya‟ yang meminta 55% wakil Melayu dalam Dewan Undangan yang dipilih. Juga antaranya menyebut tentang

Bahasa Melayu dijadikan bahasa rasmi dan “Melayu” ialah rupa bangsa Malaya. Ibid., hlm 204.

57

(42)

Johor ketika itu. Dato' Onn adalah pelajar terbaik dalam Pengajian Bahasa Inggeris dan Bahasa Perancis. Apabila pulang dari England beliau telah dihantar oleh bapanya ke Kolej Melayu Kuala Kangsar untuk belajar Bahasa Melayu.58

Penubuhan Malayan Union oleh Inggris pada tahun 1946, telah membangkitkan kemarahan orang Melayu. Malayan Union telah dilihat sebagai salah satu cara yang diguna oleh Inggris untuk mengambilalih kuasa Sultan dan mencuba menghapuskan hak istimewa bangsa Melayu. Dato Onn kemudiannya telah menubuhkan Kongres Melayu Se Malaya untuk menyatukan orang Melayu bagi menentang Malayan Union. Kongress ini telah diadakan pada 1 Maret 1946 hingga 3 Maret 1946. Ia telah dihadiri oleh 41 buah pertubuhan Melayu. Antara persetujuan yang telah dicapai oleh Kongres tersebut ialah meminggirkan Malayan Union dan berkabung selama tujuh hari dengan memakai songkok yang mempunyai jalur putih. Dato Onn telah mengawali langkah penyatuan Melayu dengan terbentuknya UMNO pada 4 Maret 1946 untuk menentang Malayan Union.59

Beliau telah dilantik menjadi Presiden UMNO dan mencadangkan keahlian UMNO dibuka kepada semua bangsa bagi mengatasi masalah perkauman dalam politik. Cadangan ini telah dibantah oleh ahli UMNO. Dato Onn telah meletakkan jawatan sebagai Presiden UMNO pada tahun 1951. Selain daripada pengasas UMNO, Dato Onn juga merupakan pencetus idea kepada penubuhan RIDA (Rural

58

http://melayubolehle.blogspot.com/2009/04/dato-onn-jaafar-pengasas-umno.html, diakses pada tanggal 24 Agustus 2010, pukul 15:00

59

(43)

34

Industrial Development Authorit) untuk membantu sosio-ekonomi Melayu. Pada 1955 beliau kalah dalam Pilihanraya Umum, namun terus menyumbang jasa sehingga membawa kepada kemerdekaan Malaya pada 31 Agustus 1957. Beliau menghembuskan nafas terakhirnya usia 67 tahun, 1962.60

e) Tunku Abdul Rahman Putra

Dikenali dalam keluarga dengan Tengku Awang, putra ketujuh kepada Almarhum Sultan Abdul Hamid Halim Syah dan bundanya dari keturunan Siam, Manjelara. Beliau pernah mendapat pendidikan di Penang Free School, Pulau Pinang, dan juga pernah menuntut ilmu di Thailand. Setelah itu, beliau melanjutkan pelajaran di Inggris dalam bidang undang-undang. Dengan latar belakang undang-undang tersebut, beliau kembali berkhidmat di dalam pelbagai jawatan dalam kerajaan Kedah. Di selang hujung tahun 40-an, beliau melanjutkan semula pelajaran ke Cambridge University di Inggris dalam bidang undang-undang sekali lagi dan lulus. Kemudian beliau kembali ke Malaysia dan berkhidmat sebagai Pegawai Undang-Undang dalam Jabatan Peguam Negara.61

Apabila UMNO di tubuhkan pada tahun 1946, beliau mengikut serta, tetapi tidak muncul sebagai seorang pemimpin. Beliau tidak tertarik dengan UMNO apabila Dato` Onn Jaa`far tidak mempertahankan isu Natrah62. Setelah Dato` Onn

60

http://melayubolehle.blogspot.com/2009/04/dato-onn-jaafar-pengasas-umno.html, diakses pada tanggal 24 Agustus 2010, pukul 15:37 WIB.

61

Ishak Saat, Sejarah Politik Melayu Pelbagai Aliran, (Selangor: Karisma Production Sdn Bhd, 2007), cet 1, hlm. 1

62

(44)

Jaafar meletakkan jawatannya sebagai peimpin UMNO, Tun Razak dan beberapa rekannya, membujuk Tunku untuk menggantikan Dato` Onn. Pada mulanya beliau menolak, karena beliau tidak berpengalaman dalam politik. Tetapi karena kuatnya desakan dari Tun Razak dan rekan-rekannya, beliau setuju menjadi calon untuk menggantikan Dato` Onn Jaafar, dan beliau menang dalam percalonan sebagai pemimpin baru.63

Tugas pertamanya, ialah membawa UMNO memperjuangkan kemerdekaan Malaya dari Inggris. Beliau berusaha untuk menarik penyokong-penyokong Dr. Burhanuddin untuk memperjuangkan kemerdekaan melalui UMNO. Perjuangan

UMNO dari slogan “Hidup Melayu”, bertukar kepada slogan “Merdeka”. Tunku

berangkat ke London untuk meninjau pendapat Inggris bagaimana tanah melayu boleh mencapai kemerdekaan. Jawaban yang diperoleh dari pejabat tanah jajahan Inggris ialah Malaya tidak boleh merdeka sekiranya ia diperjuangkan oleh orang Melayu sahaja. Tetapi ia mesti diperjuangkan oleh semua kaum terbesar yang ada di tanah melayu, yaitu Melayu, Cina, dan India. Ia adalah satu kerja yang sukar kerana penduduk Cina dan India merasa terjamin kedudukannya di bawah kolonial Inggris. Mereka merasa tidak terjamin dalam sebuah negara merdeka yang dipimpin oleh orang Melayu.64

UMNO tidak mempertahankan isu natrah ketika keluarganya dari Belanda merampasnya dari ibu angkatnya yang bernama Puan Aminah Adabi dan memurtadkannya.

63

Ibid, hlm. 4.

64

(45)

36

Tunku diberikan tanggung jawab membentuk kerajaan berpemerintahan sendiri (self government) dibawah kuasa kolonial Inggris. Isu yang dibawa pilihan raya ialah menuntut kemerdekaan, membentuk negara berbilang kaum, dan menentang komunis. Kemudian Tunku memimpin rombongan ke London untuk menuntut kemerdekaan yang disokong oleh semua kaum. Dan Inggris bersetuju dan memenuhi tuntutan kemerdekaan.65

Maka pada tanggal 31 Agustus 1957, persekutuan Tanah Melayu berjaya mendapat kemerdekaan dari Inggris dan Tunku menjadi Perdana Mentari Tanah Melayu yang pertama. Pada awal tahun 60-an, Tunku merencanakan untuk membentuk Malaysia, bagi membolehkan Brunai, Sabah, Sarawak, dan Singapura untuk turut merdeka melalui Malaysia dengan bergabung bersama Tanah Melayu. Akan tetapi rencana ini ditentang oleh Soekarno yang melancarkan tentangan (konfrontasi) terhadap Malaysia. Pada 16 september 1963, Malaysia dibentuk bersama dengan Sabah, Sarawak dan Singapura, dan Tunku digelar sebagai “Bapa

Malaysia”. Beliau pensiun dalam bulan Juni 1970. Selepas pensiun, beliau

membentuk sekretariat Negara Islam, yang kemudian dikenal sebagai OIC66. Beliau menjadi setiausaha agong pertama yang berkedudukan di Jeddah. 67

65

Subky Latif, Istimewa Terkenang, (Kuala Lumpur: Media Icon Sdn Bhd, 2009), cet. 1, hlm 135

66

(46)

bersama-Kesimpulan yang termuat di dalam sejarah ini, antara pokok perkara penting yang terkait perbahasan ini adalah, dari pelbagai paham tokoh-tokoh di atas terhadap nasionalisme di Malaysia mengakibatkan munculnya pelbagai pemikiran seperti pemikiran modernis, neo-modernis, dan reformis. Seterusnya, agar perbahasan ini lebih lengkap dan komprehensif, maka pada bab berikutnya akan mendetil lagi kajian nasionalisme khususnya menfokuskan pada partai politik yang mempunyai semangat dan fahaman nasionalisme di Malaysia pada saat ini seperti partai UMNO.

sama bergabung bersatu tenaga dan suara untuk melindungi kepentingan dan memastikan kemajuan dan kebajikan umat Islam di seluruh dunia. Bahasa rasmi organisasi berkenaan adalah Bahasa Arab,Inggris dan Perancis.

67

(47)

38 BAB III

UNITED MALAYS NATIONAL ORGANIZATION (UMNO)

Di bumi Melayu, Melayu adalah masyarakat induk, masyarakat teras atau masyarakat ibu. Non-Melayu di bumi Melayu pula adalah masyarakat serpihan yang berasal daripada masyarakat induknya di negara-negara asal. Karena itu dengan penuh himah Pendita Zaaba telah menambah satu perkataan kata sifat sebagai

merujuk kepada politik Melayu iaitu perkataan “Nasional” atau Kebangsaan. Maka

hasilnya nama „Pertubuhan Melayu Kebangsaan Bersatu‟ atau dalam bahasa Inggeris

„United Malay National Organisation‟ atau UMNO.

Natijah daripada perubahan itu ialah untuk membawa keinsafan bahwa Melayu sebagai masyarakat induk lengkap yang menjadi teras kepada negara yang berdaulat dari dahulu hingga sekarang. Maka sifat Melayu, cita-cita perjuangan Melayu mempunyai status yang lebih tinggi, menjadi sifat dan cita-cita perjuangan yang bertaraf nasional dan bukan perkauman.

Natijah daripada saran Pendita Zaaba ini, ialah bahwa seluruh perjuangan bangsa Melayu ini berpaksi kepada prinsip melaksanakan kedudukan Melayu yang nasional itu, ke dalam semua bidang penghidupan bangsa yang merdeka:-

i) Politik Melayu mesti menjadi induk politik negara. ii) Bahasa Melayu mesti menjadi bahasa nasional.

iii) Kebudayaan Melayu mesti menjadi teras kebudayaan nasional.1

1

(48)

Seterusnya sifat bangsa Melayu yang induk itu pasti akhirnya dapat diterjemahkan ke dalam bidang utama penghidupan nasional yang lain seperti dalam bidang pendidikan atau ekonomi. Ini ialah intipati kepada perjuangan yang hak dan sah.2

A.Pengenalan UMNO

UMNO hari ini dikenali sebagai partai yang terbesar dan menjadi teras pemerintahan negara dengan jumlah kursi yang terbanyak dan pemimpin-pemimpinnya berperanan dalam membuat dasar-dasar. Ia adalah antara partai bercorak demokratik yang tertua di negara-negara membangun dan masih kuat kedudukannya setelah melalui berbagai peristiwa dan cabaran. Ia dihormati oleh kawan dan lawan di atas prinsip-prinsip keadilannya, ketegasan dan keupayaannya menjalankan dasar-dasar yang telah dipersetujui.3

Lahirnya UMNO adalah hasil dari percantuman pertubuhan-pertubuhan Melayu dengan berbagai aliran falsafah dan pendapat tetapi bersetuju mengambil tindakan bersama untuk survival bangsa Melayu. Berhadapan dengan rancangan Malayan Union yang dibawa oleh Inggris selepas Perang Dunia Yang Kedua, pertubuhan-pertubuhan ini dengan sukarelanya membubar diri masing-masing demi membuka jalan kepada sebuah parti politik yang ulung sebagai pernyataan

2

http://www.pkpim.net/v4/index.php?option=com_content&view=article&id=220:meninjau-sejarah-umno&catid=79:pensejarahan&Itemid=94, diakses pada tanggal 24 Agustus 2010, pukul 19:10

3

(49)

40

hasrat semua golongan dan lapisan masyarakat Melayu bagi memperjuangkan hak-hak mereka.4

Di bawah rancangan Inggris, dasar pro-Melayu sebelum perang akan dirombak sekaligus, dan orang-orang Melayu sebagai penduduk asal negara ini terpaksa bersaing dengan orang-orang pendatang, yaitu suatu kejadian yang tidak diduga sama sekali oleh mereka karena sepanjang penjajahan Inggris mereka diberi perlindungan dari ancaman golongan-golongan tadi di samping jaminan bahwa ini adalah negeri Melayu yang diperintah bagi pihak Raja-Raja Melayu.5

Rancangan Malayan Union,6 yang dipaksakan ke atas mereka tanpa sebarang rundingan adalah amat menggemparkan. Jika sebelum ini orang-orang Melayu berpecah-pecah dengan berbagai sentimen kenegerian dan pemandangan yang sempit, sekarang mereka yang mula melihat realiti di depan mereka, telah bangkit menentang rancangan itu. Kebangkitan ini merupakan reaksi yang spontan dengan orang-orang Melayu bersatu hati dan tenaga agar kedudukan mereka terpelihara. Penubuhan UMNO pada 11hb Mei 1946, dengan Dato' Onn bin Jaafar sebagai pemimpinnya yang pertama dapat dikatakan sebagai mengelak orang-orang Melayu di Tanah Melayu dari tenggelam di bawah satu perkembangan

4

Chamil Wariya, Perjuangan Membela Melayu : UMNO SELANGOR, (Kuala Lumpur: Media Global Matrix, 2006), cet I, hlm. 69.

5

Ibid, hlm. 73

6

(50)

politik dan ekonomi yang begitu deras dan menguntungkan golongan-golongan lain yang lebih maju.7

Nasionalisme Melayu sebelumnya agak gamang karena wujudnya penduduk berbilang kaum sebagai faktor penghalang, penekanan oleh penjajah, pergolakan masyarakat Melayu untuk berpecah-belah mengikut negeri, ketiadaan kesedaran politik yang meluas serta terdapat kemakmuran ekonomi yang membolehkan kehidupan sederhana kepada sebilangan besar rakyat. Semangat kebangsaan Melayu yang baru meletus secara meluas itu perlu untuk menjaga keutuhan masyarakat yang sejak beberapa lama merupakan penduduk asal kepada kawasan ini. Seluruh penentuan hidup di negara ini sekarang ada hubungan langsung atau tidak langsung dengan nasionalisme Melayu.8

Tetapi nasionalisme ini bukan suatu yang sempit karena telah diperluaskan untuk merangkumi lain-lain kaum demi perpaduan dan kestabilan negara. Di peringkat awal pergerakan ke arah kemerdekaan adalah disadari, tidak mungkin bagi sesuatu kaum memaksakan politiknya dan menolak kenyataan hadirnya kaum-kaum lain yang juga berhak untuk menyertai dalam politik negara. Usaha-usaha dibuat bagi mengeratkan kerjasama di antara kaum sehingga tertubuhnya Perikatan UMNO-MCA pada awal 1952 bila kedua-dua parti ini bertanding dalam pilihanraya Perbandaran Kuala Lumpur. Kemenangan telah diperolehi oleh

7

http://umno-online.com/?page_id=2883, diakses pada tanggal 24 Agustus 2010, pukul 19:39.

8

(51)

42

duanya dan ini membawa kepada kerjasama yang lebih jauh menjelang kemerdekaan.9

Pada tahun 1955 bagi menghadapi pilihanraya umum yang pertama, Perikatan UMNO-MCA-MIC telah diwujudkan sebagai lambang permuafakatan dan kerjasama yang rapat antara kaum-kaum. Dengan pimpinan Tunku Abdul Rahman Putra, kemenangannya yang cemerlang telah diperolehi. Maka jelaslah kepada pihak penjajah bahwa kaum-kaum di Tanah Melayu adalah bersatu hati dan boleh merdeka.10

B.Sejarah Penubuhan dan Perkembangan UMNO

1. Sejarah Penubuhan UMNO

Mengikut satu fakta sejarah, UMNO ditubuhkan secara resmi pada tanggal 11 Mei 1946 melalui sebuah kongres yang diadakan oleh 41 pertubuhan Melayu di seluruh semenanjung Tanah Melayu untuk menentang rancangan Inggris yang memperkenalkan pada April 1946. Malayan Union secara drastis menukarkan taraf negeri-negeri Melayu daripada negeri-negeri naungan Inggris kepada jajahan langsung Inggris, menghapuskan hak istimewa orang Melayu sebagai bumiputera dengan memperkenalkan konsep kerakyatan 'jus soli' yaitu kewarganegaraan diberikan kepada semua orang asing yang dilahirkan di tanah Melayu serta mereka yang berumur 18 tahun ke atas dan telah bermastautin

9

Wahid, Zainal Abidin, Sejarah Malaysia Sepintas Lalu, (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 1972), hlm. 12.

10

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu tanaman yang merupakan sumber antioksidan alami yaitu bintangur ( Calophyllum spp.). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan terbaik

REKRUTMEN PT INALUM (PERSERO) LEVEL SMK/SMA/SEDERAJAT TAHUN 2017... SM Raja,

Tidak adanya promosi yang dilakukan dapat menjadi suatu kelemahan dalam pengembangan pasar tradisional.. Ada proses

Dokumen HTML mempunyai kemampuan untuk memberikan link dari satu teks dan / atau gambar menuju ke dokumen atau bagian lain dalam suatu dokumen.. Browser web

Karena ukurannya yang tergolong besar dengan tingkat resolusi yang tinggi, maka layar ini bisa digunakan untuk meningkatkan produktivitas dengan membagi layarnya menjadi 2 atau

dapat digunakan sebagai alat identifikasi organ/bahan olahan yang berasal dari hewan dalam rangka monitoring, penegakkan hukum, dan klarifikasi spesies untuk keperluan

Salah satu faktor utama penyusun dasar peradaban atau Masyarakat Madani atau Civil Society, yang juga merupakan bagian dari kapital sosial, adalah faktor

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa jenis pupuk organik ayam dan limbah biogas menghasilkan jumlah bintil akar, berat kering daun, berat kering batang,