• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDENTIFIKASI ORIENTASI KARIR SISWA CERDAS ISTIMEWA DI KELAS AKSELERASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IDENTIFIKASI ORIENTASI KARIR SISWA CERDAS ISTIMEWA DI KELAS AKSELERASI"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

IDENTIFIKASI ORIENTASI KARIR SISWA CERDAS ISTIMEWA DI KELAS AKSELERASI

SKRIPSI

Oleh:

Khusnul Khotimah 08810313

FAKULTAS PSIKOLOGI

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

1. JudulSkripsi : Identifikasi Orientasi Karir Siswa Cerdas Istimewa di

Kelas Akselerasi

2. NamaPeneliti : KhusnulKhotimah

3. NIM : 08810313

4. Fakultas : Psikologi

5. PerguruanTinggi : Universitas Muhammadiyah Malang

6. WaktuPenelitian : 13-14 Juni 2012

7. TanggalUjian : 3 Agustus 2012

Malang, Agustus 2012

Pembimbing I Pembimbing II

(3)
(4)

SURAT PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Khusnul Khotimah

NIM : 08810313

Fakultas/Jurusan : Psikologi

PerguruanTinggi : Universitas Muhammadiyah Malang

Menyatakan bahwa skripsi/ karya ilmiah ini yang berjudul:

“Identifikasi Orientasi Karir Siswa Cerdas Istimewa di Kelas Akselerasi”

1. Adalah bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan

kecuali dalam bentuk kutipan yang digunakan dalam naskah ini dan telah

disebutkan sumbernya.

2. Hasil tulisan karya ilmiah/ skripsi dari penelitian yang saya lakukan

merupakan Hak bebas royalty non eksklusif, apabila digunakan sebagai

sumber pustaka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan

apabila pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia mendapat sanksi

sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

Mengetahui Malang, Agustus 2012

Ketua Program Studi Yang menyatakan

(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, karena dengan izin dan kuasanya sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi denganjudul“Identifikasi Orientasi Karir Siswa Cerdas Istimewa di Kelas Akselerasi”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang.

Penulis menyadari bahwa penyelesaian penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan

berbagai pihak, baik mulai dari awal penulisan sampai dengan berakhirnya penyusunan.

Karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dra. Cahyaning Suryaningrum, Msi, selaku Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Dra. Tri Dayakisni, Msi dan Ni’matuzahroh, Msi selaku pembimbing I dan

pembimbing II yang telah banyak memberikan pengarahan, bimbingan dan

motivasi dalam skripsi ini.

3. Zakarija Ahmat, Spsi, Msi selaku dosen wali yang telah memberi pengarahan,

semangat serta nasehat sejak awal pekuliahan hingga akhir.

4. Dra. Cahyaning Suryaningrum, Msi dan Dra. Diantini Ida Viatrie, Msiselaku

dosen penguji yang telah memberi banyak masukan untuk skripsi ini.

5. Ayah dan Ibu saya, Bapak H Munajad dan Ibu Hj Sujilah, terima kasih atas

doa,cinta, kasih sayang dan semangat yang telah diberikan.

6. Semua kakakku tercinta, Mbak Istikomah terimakasih atas doa dukungan

semangat dan arahan yang bermanfaat. Mbak Siti Asiyah dan Mbak Nurul

Hidayah terima kasih atas doa dan dukungannya. Serta kepada semua keponakan

saya tersayang, terima kasih dengan canda dan tawa kalian yang menjadikan

semangat dalam penyelesaian skripi ini.

7. Bapak Basuki selaku Waka Kurikulum yang telah memberikan izin untuk

mengadakan penelitian di MAN 3 Kediri.

8. Seluruh keluarga besar E11 Margareta Br Tompul, Dice Trian Ardila, Candra

(6)

memberikan keceriaan, semangat dan tempat berbagi tawa dan tangis bersama

selama empat tahun.

9. Rissa Satya Putri dan Yulia Sonata yang selalu memeberikan semangat, supaya

skripsi ini cepat selesai, dan terima kasih telah mengganggap saya sebagai kakak.

10.Teman-teman terbaik saya, Sandra Dewi Prihati, Rohmatul Maula, Myrza

Salsabila, dan Galih Gumilang Mahardeka, yang selalu memberikan semangat

dalam pembuatan skripsi ini.

11.Seluruh teman-teman angkatan 2008 khususnya kelas E dan teman bimbingan

skripsi bu Tri dan buZahro, terima kasih kerjasamanya selama kuliah. Semoga

kita menjadi orang yang sukses dan bermanfaat.

Kesempurnaan dalam penyusunan skripsi ini merupakan harapan dari penulis.

Masukan dan kritikmaupun saran yang membangun sangat diharapkan oleh penulis

demi kesempurnaan skripsi ini.

Semoga Allah SWT berkenan memberkahi balasan yang berlipat ganda atas bantuan

yang telah diberikan kepada penulis. Harapan penulis semoga karya ini dapat

memeberikan manfaat.

Malang, Juli 2012

(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

INTISARI ... iii

ABSTRACT ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

BAB I: PENDAHULUAN ... 1

A. LatarBelakangMasalah ... 1

B. RumusanMasalah ... 7

C. Tujuan ... 7

D. Manfaat ... 8

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA ... 9

A. PengertianKarir ... 9

B. OrientasiKarir ... 10

1. PengertianOrientasiKarir ... 10

2. DimensiOrientasiKarir ... 12

3. TeoriPerkembanganKarir ... 14

4. TugasKarirRemaja ... 21

C. Cerdas Istimewa ... 24

1. PengertianCerdas Istimewa ... 24

2. KarakteristikSiswaCerdas Istimewa ... 25

D. Akselerasi ... 26

1. Pengertian ... 26

2. Manfaatakselerasi ... 27

3. Kerugianakselerasi ... 27

BAB III: METODE PENELITIAN... 30

A. RancanganPenelitian ... 30

(8)

C. SubjekPenelitian ... 31

D. Jenis Data danInstrumenPenelitian ... 31

E. ProsedurPenelitian ... 35

F. UjiCobaTerpakai ... 36

G. TeknikAnalisis Data ... 37

BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN ... 38

A. Deskripsi Data SubjekPenelitian ... 38

B. Analisis Data ... 38

C. Pembahasan ... 42

BAB V: PENUTUP ... 46

A. Kesimpulan ... 46

B. Saran ... 46

DAFTAR PUSTAKA ... 48

(9)
[image:9.612.105.481.131.344.2]

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tugas-tugasperkembanganvokasional Super ... 18

Tabel 2.2 Gaya kesenanganpribadidanlingkunganokupasional Holland ... 20

Tabel 3.1 Skorpilihanjawaban ... 32

Tabel 3.2 Blue Print SkalaOrientasiKarir ... 34

Tabel 4.1 HasilTskorskalaorientasikarir ... 39

Tabel 4.2 HasilTskorsikapterhadapkarir ... 40

Tabel 4.3 HasilTskorketerampilanpembatankeputusankarir ... 40

Tabel 4.4 HasilTskorinformasiduniakerja ... 41

Tabel 4.5 HasilTskorSkalaOrientasiKarirSiswaLaki-Laki ... 41

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto.(2002). Prosedur penelitian (suatu pendekatan praktik).Jakarta: Rineka Cipta

Azwar, S. (2001).Metode penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar

. (2010).Sikap manusia teori dan pengukurannya.Yogyakarta: Pustaka Belajar

Brown, D. (2003). Career information, career counseling, and career development.Boston:Unersity of North Carolina at Chapel Hill

Hawadi, R . A. 2004. ”Perspektif psikologis program akselerasi bagi anak

berbakatakademik” (Ed.) akselerasi: A-Z informasi program percepatan belajar dan anak berbakat intelektual. Jakarta: PT. Gramedia

Helay C. C. (1982). Career development counseling trough the life stages. Los Angeles: University of California

Hurlock, E. (2002). Psikologi perkembangan:suatu pendekatan sepanjang rentag kehidupan. Jakarta: Erlangga

McKnight, M. A.(2009). Career orientation decision ofrural high school student: A case study. Diakses 15 Januari 2012 dari

http://www.hraljournal.com/Page/1%20Mark%20A.%20McKnight.pdf

Milgram, M. R. (1991). Counseling gifted and talend children. New Jersey: Alex Publishing Corporation Norwood

Munandar, U. (1985). Bunga rampai anak-anak berbakat pembinaan dan pendidikannya. Jakarta: CV. Rajawali

Munandir.(1992). Program bimbingan karir di sekolah.Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi

Moleong, J.L. (2007). Metodologi penelitian kualitatif.Bandung: Pt. Remaja Rosda Karya Offset

(11)

Pandia, S. W. (2007). Status identitas ego, orientasi karir, dan aspirasi karir remaja perempuan.Diakses 15 Januari 2012 dari

http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/202072946.pdf

Peters J. H & James. C. H. (1988). Vocational guidance and career development.London: Collier Macmillan Publisher

Sarwono, J. (2006). Metode penelitian kuantitatif& kualitatif.Yogyakarta: Graha Ilmu

Semiawan, R .C. (2004).Petunjuk layanan dan pembinan kecerdasan anak. Bandung: PT Remaja Rosda Karya

Sunardi.(2008). Karakteristik dan kebutuhan anak berbakat dan implikasi dalam layanan bimbingan dan konseling karir. Diakses 16 Desember 2011 dari

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/19600201198703

1-SUNARDI/karya_tls-materi_ajar_pdf/KONSELING_KARIR_ANAK_BERBAKAT.pdf

Super, D. E. (2009).Opportunities in psychology careers.New York: McGraw-Hill

Wijarnoko, H.(2010). Pentingnya orientasi karir.Diakses 16 Desember 2011 dari http://www.jakartaconsulting.com/art-15-53.htm

Widiasti, T. (2010).Perbandingan orientasi karir siswa sekolah menengah

(12)

1

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan sekarang ini semakin berkembang, semakin banyak sekali model atau

teknik pembelajaran yang digunakan dalam belajar. Di sekolah-sekolah sekarang

semakin banyak sekali program pendidikan yang digunakan mulai dari program kelas

akselerasi, billingual, dan kelas regular atau kelas biasa.Banyak sekolah-sekolah

sekarang ini yang mulai membuka berbagai program,salah satunya yaitu program

akselerasi. Program askselerasi di dunia pendidikan diberlakukan pada beberapa sekolah

untuk menjawab dan memberikan perhatian kepada siswa-siswa yang mengalami bakat

pada bidang tertentu.Akselerasi adalah istilah luas yang dapat merujuk kepada organisasi

program di mana peserta didik menyelesaikan suatu program studi dalam waktu kurang

dari biasanya diharapkan.penekanan dalam akselerasi adalah pada waktu dan pintu

masuk awal ke karir. Akselerasi dalam arti luas merujuk pada siswa, individu yang

bergerak di depan rekan-rekan di semua bidang pendidikan. Dalam arti sempit,

akselerasiditerapkan untuk program studi tertentu atau bidang bakat.di mana salah satu

bergerak ke depan rekan-rekan di area yang dipilih. Pada dasarnya, akselerasi berarti

bahwa satu kali menghabiskan waktu di suatu program studi dipersingkat, dan

pengalaman konvensional yang dikompres dalam jangka waktu tertentu. Tujuan dari

akselerasi adalah memaksimalkan potensi peserta didik agar terlayani dengan baik dan

tidak mengalami “underachievement” Coleman, 1985 (Hawadi-Akbar, 2004).

Permasalah yang terjadi pada siswa akselerasi, disatu sisi mereka harus memenuhi

kebutuhan masa remajanya dan disisi lain mereka harus melaksanakan tugas dan

tanggung jawab sebagai siswa akselerasi.Karena program akselerasi ini menuntut tenaga

atau perhatian yang besar dari anak untuk dapat menyelesaikan tugas dan tanggung

jawabnya.Adanya kebutuhan yang tidak terpenuhi membuat munculnya permasalahan

baik itu akademis, penyesuaian sosial dan penyesuaian emosional.Hal ini yang

(13)

2

anak kurang memahami tugas dan tanggung jawab serta konsekuensi ketika mereka

mengikuti program akselerasi ini dan keterpaksaan untuk mengikuti program ini.

Hasil penelitian terhadap 159 siswi kelas III SMU di Jakarta menunjukan bahwa

subjek berada pada achieved status, memiliki orientasi karir yang mengarah

padapekerjaan netral, serta memiliki keinginan mencapai posisi pemimpin dalam bidang

pekerjaan yang kelak dipilihnya. (Pandia, 2007)

Berdasarkan data-data yang dihimpun melalui penyebaran angket dapat

dikemukakan bahwa, pada umumnya siswa kelas VIII SMPN 5 Bandungmemiliki

orientasi karir pada tingkat pencapaian sedang.Gambaran orientasi karir siswa kelas VIII

(RSBI), yaitu pada kategori tinggi, sedangkan gambaran orientasi karir siswa kelas VIII

(reguler) berada pada kategori sedang.Berdasarkan dari data-data yang diolah, bahwa

tidak ada perbedaan orientasi karir yang signifikan antara kelas VIII (RSBI) dengan

siswa kelas VIII (reguler). (Widiasti, 2010)

Para siswa merasa terbebani dengan sistem belajar kelas akselerasi, karena adanya

tuntutan untuk berprestasi yang baik.Sebagian besar siswa akselerasitidak mengikuti

kegiatan ekstrakurikuler.Karena mereka tidak mempunyai waktu luang yang cukup

untuk mengikuti kegiatan tersebut. Hal ini juga akan menurunkan jumlah waktu untuk

berinteraksi dengan teman-teman diluar kelas. Aktivitas kurikuler berkaitan dengan usia

sehingga siswa akselerasi akan memiliki kesempatan yang kurang untuk berpatisipasi

dalam aktivitas-aktivitas yang penting di luar kurikulum yang normal. Hal ini juga akan

menurunkan jumlah waktunya untuk memperkenalkan masalah karir pada mereka.

Orientasi karir bertujuan untuk memberikan gambaran secara umum tentang berbagai

hal yang kaitannya dengan pilihan karir, sehingga peserta didik mampu mengidentifikasi

keserasian diri sendiri dengan aspek berbagai jenis karir.Sedangkan siswa akselerasi

terikat pada keputusan karir lebih dini, yang bisa jadi karir tersebut tidak sesuai bagi

dirinya. Sehingga dapat membuat mereka akan kurang mampu menyesuaikan diri dalam

karirnya karena menempati karir yang tidak tepat, tidak memiliki kesempatan untuk

menyesuaikan diri terhadap tekanan yang ada sepanjang hidup, atau tidak mampu

(14)

3

Untuk memenuhi harapan dalam pencapaian prestasi akademik dalam pelaksanaan

program akselerasi dibutuhkan syarat-syarat tertentu untuk mengidentifikasi siswa yang

akan masuk dalam program akselerasi. Siswa yang dapat mengikuti proram akselerasi

adalah siswa yang berbakat.Seorang siswa dapat dikatan berbakat jika memenuhi kriteria

yang telah ditetapkan menurut teori keberbakatan Renzulli, seorang anak dapat

diidentifikasikan keberbakatan jika mempunyai tiga kriteria keberbakatan yaitu

kemampuan umum diatas rata-rata, kreativitas diatas rata-rata dan pengikatan diri

terhadap tugas yang lebih dikenal dengan konsep keberbakatan.Jadi jika seorang anak

didik hanya memiliki salah satu dari kriteria keberkatan maka belum mencerminkan

keberbakatan. Karena menurut riset tentang individu yang kreatif dan produktif

menunjukan secara konsisten orang-orang yang mendapat pengakuan karena prestasi

dan kontribusi kreatif yang unik, memiliki tiga kriteria atau ciri-ciri yang berpautan

(Munandar, 2004)

Layanan pendidikan bagi peserta didik berbakat akademik harus diwarnai dengan

kecepatan dan kompleksitas yang cocok dengan kemampuannya dari pada peserta didik

biasa. Namun demikian, bagaimana cara dan bentuk layanan pendidikan khusus yang

dimaksudkan sampai saat ini belum ada kejelasan dan ketegasan, mengingat belum ada

petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis operasional di lapangan yang mengatur hal

tersebut dalam bentuk peraturan pemerintah yang khusus mengatur pendidikan anak

yang dirumuskan secara jelas, tegas, fungsional, perspektif, akomodatif, dan

komprehensif, sehingga benar-benar mampu menjamin terselenggaranya program

pendidikan yang mampu menjamin aktualisasi keberbakatan mereka. Akibat kondisi di

atas, di samping kurang mendorong perkembangan pendidikan kita juga sangat

merugikan anak-anak berbakat yang tersebar di berbagai wilayah dan jenjang

pendidikan, yang populasinya diduga berkisar 1-5% dari populasi anak usia sekolah.

Padahal mereka adalah salah satu sumber daya manusia yang unggul bagi kemajuan

bangsa.Belum adanya peraturan pemerintah yang mengatur pendidikan anak berbakat

juga berakibat belum terdapatnya keseragaman di kalangan praktisi pendidikan dalam

(15)

4

Anak berbakat adalah individu unik dengan karakteristik dan kebutuhan tersendiri

yang relatif berbeda dengan anak normal pada umumnya. Munculnya karakteritik dan

kebutuhan khas pada anak berbakat tersebut disamping berdampak positif terhadap

berbagai aspek perkembangan, disisi lain cenderung melahirkan berbagai permasalahan

psikologis, emosional, sosial, pribadi, akademik, maupun karir pada mereka. Berkaitan

dengan karir, keberbakatan dengan segala permasalahannya berimplikasi kuat pada

perlunya dirumuskan suatu model alternatif layanan bimbingan, khususnya bimbingan

karir yang mampu mengakses keberbakatan dan permasalahan mereka, sehingga karir

mereka dapat berkembang secara optimal.Dengan demikian mereka dapat memberikan

sumbangan besar bagi kemajuan bangsa. Sedangkan karir itu sendiri lebih menunjuk

pada pekerjaan atau jabatan yang ditekuni dan diyakini sebagai pilihan hidup, yang

meresapi seluruh alam pikiran dan perasaan seseorang, serta mewarnai seluruh gaya

hidupnya.

Pada waktu kita masih anak-anak, jika kita ditanyai mengenai apa cita-cita kita

maka jawabannya sering kali sangat tipikal, seperti dokter, insinyur, petani. Jika seorang

remaja ditanya tentang karirnya mungkin karir yang menarik kemungkinan terbesar

adalah menjadi penyanyi, pemusik, peragawati, foto model atau olahragawan. Ketika

menginjak dewasa pilihan karirnya akan semakin realistis sesuai dengan situasi lapangan

kerja yang ada dan kemampuan yang dimiliki. Cita-cita, harapan dan keinginan

berkaitan dengan karir akan selalu berubah seiring dengan kedewasaan dan

pengalamannya.

Seringkali kita juga menjumpai orang-orang yang sukses dalam karir tetapi tidak

sesuai dengan pendidikan yang ditempuhnya. Seorang dokter yang menjadi

manajer pemasaran. Dan masih banyak contoh lainnya. Lantas bagaimana kita

mengetahui kita akan melangkah kemana? Yang terpenting adalah orientasi karir.

Orientasi karir mungkin tidak secara spesifik menyebut jabatan tertentu karena kita tahu

seiring dengan situasi ekonomi yang berubah dengan cepat, maka posisi-posisi yang

tersedia di lapangan kerja juga berubah, dan seringkali tidak dapat kita prediksi. Dengan

(16)

5

bayangan mengenai jalur karir kita. Orientasi karir menjadi semacam grand design bagi

karir kita. (Wijarnoko, 2010)

Temuan ini menunjukkan adanya siswa di kelas XII yang belum mampu

menunjukkan kematangan arah pilihan karir yang tinggi atau optimal.Secara umum

prestasi kematangan arah pilihan karir responden adalah menunjukkan prestasi yang

baik atau menunjukkan kematangan arah pilihan karir yang tinggi, ini dapat dilihat dari

skor rata-rata yang ditunjukkan kelompok responden berada di atas skor rata-rata ideal.

Akan tetapi, masih ditemukan sebanyak 29% hanya mampu memiliki kematangan arah

pilihan karir sedang, rendah sebanyak 20%, dan bahkan ditemukan juga responden yang

kematangan arah pilihan karirnya sangat rendah, yaitu sebanyak 10%. (Sucipto, 2008)

Tujuan penelitian adalah untuk menggambarkan temuan dari tinjauan sistematis

studi meneliti pengaruh karir dan aspirasi siswa SMA yang berbakat dan membuat

rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut.Hasil penelitian menunjukkan siswa berbakat

memilih karir yang sesuai pribadi mereka konsep diri dan persepsi mereka tentang

sifat-sifat yang diperlukan untuk berhasil dalam profesi.Anggota keluarga, terutama ibu,

memiliki pengaruh terbesar pada pembuatan keputusan karir dan para siswa lebih

cenderung untuk menunjukkan keinginan untuk profesi dengan prestise tinggi, tingkat

pendidikan yang tinggi dan membayar lebih tinggi (Milgram, 1991).

Laporan pada pengembangan program pendidikan karir bagi siswa SMA yang

berbakat di sebuah sekolah di New South Wales selektif tinggi.Program ini

menggantikan pendekatan sebelumnya yang permintaan yang responsif, generik dalam

pendekatan, dan tidak selaras dengan kebutuhan siswa.Sebuah analisis kebutuhan

sekolah dan evaluasi formatif (melalui survei peserta, observasi partisipan, dan ulasan

hasil) yang dilakukan untuk memastikan keberhasilan sebuah program pembangunan

kembali. Evaluasi ini menghasilkan perubahan berikut: sebelumnya dan peluang karir

yang lebih fleksibel kesadaran; lingkup meningkat untuk klarifikasi nilai;

dimasukkannya unsur psikologis, psychocreative, dan sosial; integrasi pendidikan karir

dan kesejahteraan siswa; penekanan pembelajaran seumur hidup; aspirasi tambahan bagi

(17)

6

masyarakat. Implikasi bagi personil sekolah, siswa, dan orangtua dianggap dengan

tujuan untuk memberikan program karir pendidikan 'praktek terbaik' untuk siswa SMA

berbakat (McKnight, 2009).

Program pendidikan karir memiliki fitur yang signifikan sebagai sebuah komitmen

untuk hubungan antara dan di antara persiapan kejuruan, perencanaan karir dan

penempatan kerja pada tahun-tahun senior di samping bantuan yang lebih tradisional

untuk siswa untuk memilih penuh waktu pasca-sekolah program studi.Sekalipun anak

berbakat dianugerahi berbagai keunggulan atau keistimewaan yang luar biasa, namun

faktor keberbakatannya sendiri dan lingkungan dapat berpengaruh kuat pada munculnya

berbagai masalah dalam perkembangan karir mereka.Perkembangan karir memerlukan

waktu dan dipengaruhi oleh berbagai faktor kehidupan manusia, karena itu

pelaksanaannya perlu dilakukan sejak dini agar anak dapat mengembangkan karirnya

secara tepat sesuai dengan keberbakatannya. Milgram (1991) menegaskan bahwa

perkembangan karir merupakan proses kehidupan panjang dari kristaliasi identitas

vokasional. Suatu variasi luas dari kombinasi faktor keturunan dan fisik dengan pribadi

sosial, sosiologis, pendidikan, ekonomi, dan pengaruh-pengaruh lainnya.

Dalam kaitan dengan perkembangan karir, anak berbakat cenderung dihadapkan

pada dilema-dilema psikologis dalam menentukan putusan karir, yang bersumber kepada

masalah-masalah kebosanan, stress, keragu-raguan, rasa ingin tahu, kreativitas, serta

idealisme-perfeksionisme, serta konflik-konflik yang berkaitan erat dengan keunggulan

potensi versus kepuasan dalam melakukan aktivitas, antara keinginan menentukan

pendidikan lanjutan versus masalah kesempatan, finansial dan dukungan orang tua,

fasilitas, serta pertentangan antara pilihan karir versus gaya hidup sebagai konsekuensi

pilihan karir.

Memilih karir bisa menjadi keputusan yang sangat sulit. Pilihan karir harus

dipertimbangkan sejak SMA dan sebelum masuk universitas atau perguruan tinggi.

Pemilihan karir sebaiknya dimulai sejak usia dini karena pemilihan karir merupakan

keputusan yang sulit bagi remaja serta sering melibatkan orangtua. Supaya ketika sudah

(18)

7

danmenarik, kita harus mengetahui bakat kita.Maka, perlu mengetahui orientasi karir

kita terlebih dahulu (Tarsidi, 2008).

Orientasi karir anak berbakat sangat penting tertutama untuk anak berbakat di kelas

akselerasi. Karena pada program kelas akselerasi anak ditutut untuk belajar lebih cepat

dari pada siswa kelas reguler. Sehingga anak berbakat pada kelas akselerasi lulus lebih

cepat dan bekerja lebih cepat. Untuk itu orientasi karir pada anak berbakat sangat

diperlukan, mengingat pada kelas akselerasi anak dituntut untuk lulus lebih cepat

sehingga pada karirnya pun juga lebih cepat dari pada anak di kelas reguler atau biasa,

dan supaya anak bisa memilih sesuai dengan minat dan orientasi karirnya supaya lebih

tepat dan lebih mantap.

Akibat kondisi-kondisi di atas, konsekuensinya diperlukan program layanan

bimbingan dan konseling karir yang lebih terprogram, sistematis, terpadu,

berkesinambungan, beragam, dan mantap, serta selaras dengan karakteristik,

permasalahan, dan kebutuhan anak berbakat, sehingga mampu menjamin

akselerasikeunggulan potensi, pekembangan pribadi secara optimal, serta mengantarkan

mereka pada jenjang karir yang memuaskan semua pihak. Sedangkan dalam

pelaksanaannya, menuntut adanya tenaga konselor yang berkualitas dengan kualifikasi “plus’, terutama dari aspek kepribadian dan pengetahuan tentang ruang lingkup keberbakatan.Supaya anak lebih bisa mengenali orientasi karirnya (Sunardi, 2008).

Berdasarkan dengan pemasalahan-permasalahan di atas yang terjadi dalam dunia

pendidikan maka, penulis tertarik untuk mengambil judul “Identifikasi Orientasi Karir Siswa Cerdas Istimewa di Kelas Akselerasi”.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana tingkat orientasi karir pada siswa cerdas istimewa di kelas akselerasi?

C. Tujuan

Untuk mengetahui tingkat orientasi karir pada siswa cerdas istimewa di kelas

(19)

8

D. Manfaat

Manfaat praktis: Memberikan masukan kepada siswa atau pengelola pendidikan

akselerasiuntuk siswa supaya lebih bisa mengenali kemampuan dan minat

karirnya.

Manfaat teoritik: Untuk menambah pengetahuan atau wawasan dalam rangka

Gambar

Tabel 2.1 Tugas-tugasperkembanganvokasional Super ................................... 18

Referensi

Dokumen terkait

Hubungan antara konsumsi asam lemak tidak jenuh (PUFA) dan vitamin E didasarkan fakta bahwa asam-asam lemak esensial tersebut adalah yang paling mudah dioksidasi, dan berada

Penelitian ini dilakukan pada 2 (dua) kelas yang dipilih secara acak yaitu kelas pertama dijadikan kelas kontrol atau kelompok kontrol, kelas kedua dijadikan kelas

bahan utama) dan katalis enzym (sebagai produk dari mikroorganisme).. Pengaruh dari hambatan pada batch atau

Pada hari ini Kamis tanggal Enam Bulan Nopember Tahun Dua ribu empat belas, kami yang bertanda tangan dibawah ini, Pokja Pengadaan Barang Unit Layanan Pengadaan (ULP)

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis hendak mengkaji lebih dalam tentang pencabutan BAP oleh terdakwa dalam pembuktian perkara pembunuhan berencana di persidangan

Klien mengatakan bahwa tidak ada keluarganya yang mengalami penyakit seperti Klien mengatakan bahwa tidak ada keluarganya yang mengalami penyakit seperti yang.. yang

Untuk memperbaiki produktivitas tanah dan tanaman di lahan sawah tadah hujan, ketersediaan hara dalam tanah harus tercukupi, antara lain dengan pemberian pupuk anorganik