• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosedur Kerja dan Sistem Kerja pada Bidang Pelayanan Perijinan II di Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Prosedur Kerja dan Sistem Kerja pada Bidang Pelayanan Perijinan II di Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

 

LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR

NAMA : DIAN HELFIDA APRILYANI

NIM : 112103072

PROGRAM STUDI : D-III KESEKRETARIATAN

JUDUL TUGAS AKHIR : PROSEDUR KERJA DAN SISTEM KERJA

PADA BIDANG PELAYANAN PERIJINAN II DI BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KOTA MEDAN

Tanggal : Juni 2014 KETUA PROGRAM STUDI

DIPLOMA III KESEKRETARIATAN

(Dr. Beby Karina Fawzeea Sembiring,SE,MM) NIP: 19741012 200003 2 003

Tanggal : Juni 2014 DEKAN

(3)

PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR

NAMA : DIAN HELFIDA APRILYANI

NIM : 112103072

PROGRAM STUDI : D-III KESEKRETARIATAN

JUDUL TUGAS AKHIR : PROSEDUR KERJA DAN SISTEM KERJA

PADA BIDANG PELAYANAN PERIJINAN II DI BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KOTA MEDAN

Medan, Juni 2014

Menyetujui

Pembimbing

( Dra. Marhayanie, SE,MSi ) NIP. 19580427 198503 2 002

(4)

 

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Syukur alhamdulillah Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat, karunia, dan kemudahan sehingga Penulis dapat

menyelesaikan Tugas Akhir ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

ahli madya (Amd) pada Program Diploma III Departemen Kesekretariatan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Serta salawat beriring

salam kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW yang telah membawa

umat-Nya dari alam yang penuh kegelapan menuju alam yang penuh dengan ilmu

pengetahuan.

Adapun judul Tugas Akhir ini adalah “Prosedur kerja dan Sistem kerja pada

bidang pelayanan perijinan II di badan pelayanan perijinan terpadu kota medan”

Adapun tujuan Penulis membuat Tugas Akhir ini adalah untuk memberikan

informasi mengenai pentingnya Prosedur kerja dan Sistem kerja pada kantor.

Didalam penyelesaian Tugas Akhir ini Penulis menyadari bahwa masih banyak

kekurangan dalam penyajian baik dari isi maupun pemaparannya, oleh karena itu

Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak

untuk penyempurnaan Tugas Akhir ini.

Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini Penulis banyak menerima bantuan,

(5)

1. Bapak Prof. Dr.dr Syahril Pasaribu DTM & H Msc (CTM) Spa(k), selaku

Rektor Universitas Sumatera Utara

2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum SE, M.Ec, Ac, Ak, CA selaku Dekan

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Beby Karina Fawzeea Sembiring, SE, MM selaku Ketua Program

Studi DIII Kesekretariatan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Magdalena LL Sibarani, SE, M.Si , selaku Sekretaris Program Studi DIII

Kesekretariatan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Dra.Marhayanie, Msi selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan

waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan, arahan dan

perbaikan dalam proses penyelesaian Tugas Akhir, sehingga penulisan dapat

terselesaikan dengan baik.

6. Seluruh staff pengajar atau Dosen DIII Kesekretariatan yang memberikan

ilmu kepada penulis dan staff pegawai pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara penulis ucapkan terima kasih.

7. Seluruh staf dan pegawai bidang Umum, Bidang pelayanan Pelayanan

Perijinan I.II,III,dan IV Pada kantor Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota

Medan.

8. Teristimewa kepada kedua orang tua tercinta, alm.Ayahanda Suhelfi Nong

Liem dan Ibunda Norlen Asiah Nst, yang telah memberikan segalanya

kepada ananda dari doa, kasih sayang, perhatian, pengorbanan,dorongan

semangat serta moril dan materil sehingga Penulis dapat menyelesaikan

(6)

 

9. Untuk abanganda tercinta dan terkhusus Ilham Nong yang selalu memberi

kasih sayang, moril dan materil dan sebagai pengganti kepala keluarga kami

yang tidak pernah kenal lelah dan letih untuk membantu sehingga penulis

dapat menyelesaikan pendidikan pada fakultas ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara.

10. Untuk Ayah Cik Sofyan Liem, keponakan tersayang Sarah Khairani Nong,

Cindy Nayla Enzy, Arief Alfihamsyah, Sandy Arisman,Kakak Hilwani Nong

Liem, Sepupu tercinta Sulastri, dan kakak ipar Elvidayanti yang selalu

memberikan dukungan dan semangat selama penulisan Tugas Akhir ini.

11. Untuk seseorang yang terspesial dihati Fahriza Faraby yang selalu

memberikan dorongan, bantuan dalam mengerjakan Tugas Akhir ini,serta doa

kepada penulis.

12. Untuk teman-teman Di Program Studi Diploma III Kesekretariatan stambuk

2011, terutama Wenni yang slalu membantu penulis ,tante Zhafarina Koto,

Yuni Kocik, Kak Nitong, Mak Tiri Lita, Sitik Rempong, Bunda, Lindot,

sahabat tercinta yang selalu memberi dorongan dan semangat kepada penulis.

Segala budi baik dan yang telah diberikan selama penulisan Tugas Akhir ini,

kiranya mendapat Ridho dan balasan dari Allah SWT. Semoga Tugas Akhir ini

bermanfaat bagi kita semua. Amin...

Wassalam.

(7)

DAFTAR ISI

BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Kantor Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan ... 9

B. Struktur Organisasi Kantor Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan ... 14

C. Job Description Kantor Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan ... 16

D. Jaringan Kegiatan ... 30

E. Kinerja Kegiatan Terkini ... 31

F. Rencana Kegiatan ... 33

BAB III PEMBAHASAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 36

B. Prosedur Kerja Dan Sistem Kerja Pada Bidang Pelayanan Perijinan II di Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan ... 41

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 57

B. Saran ... 59

(8)

 

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

Tabel 1.1 Sistematika Penelitian ... 7

Tabel 2.1 Jenis Perijinan Yang Dilayani ... 22

Tabel 2.2 Jenis Perijinan Yang Dilayani ... 24

Tabel 2.3 Jenis Perijinan Yang Dilayani ... 27

Tabel 2.4 Jenis Perijinan Yang Dilayani ... 30

Tabel 3.1 Klasifikasi Lingkngan dan Tarif ... 50

Tabel 3.2 Klasifikasi Lokasi dan Indeks ... 50

Tabel 3.3 Klasifikasi Gangguan dan Indeks ... 51

Tabel 3.4 Klasifikasi Luas Bangunan dan Indeks ... 51

Tabel 3.5 Klasifikasi Lingkungan dan Tarif ... 52

Tabel 3.6 Klasifikasi Lokasi dan Indeks ... 52

Tabel 3.7 Klasifikasi Gangguan dan Indeks ... 53

Tabel 3.8 Klasifikasi Luas Bangunan dan Indeks ... 53

Tabel 3.9 Klasifikasi Jenis Usaha dan Indeks ... 54

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

(10)

PENDAHULUAN

G. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perkembangan perekonomian yang semakin pesat dewasa

ini, maka prosedur kerja, dan sistem kerja memegang peranan penting bagi setiap

instansi pemerintah dan juga badan–badan swasta, pelaksanaan sistem kerja

diikuti dengan prosedur kerja.

Prosedur kerja adalah suatu rangkaian metode yang telah menjadi pola tetap

dalam melakukan suatu pekerjaan yang merupakan suatu kebulatan, istilah

prosedur dapat juga dilengkapkan menjadi prosedur kerja atau prosedur

pengerjaannya, maka prosedur kerja itu merupakan kegiatan yang harus dilakukan

secara berurutan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu

(Syamsi, 2004:6.33)

Suatu prosedur yang mempunyai ciri yang bersifat stabil disuatu pihak, dan

fleksibel dilain pihak, yang dimaksud disini adalah ada sebagian dari langkah

yang bagaimanapun harus diikuti sepenuhnya, akan tetapi ada juga sebagian kecil

langkah yang bisa luwes cara penerapannya dengan melihat situasi dan

kondisinya, namun sebaiknya dijaga keseimbangan antara stabilitas dan

fleksibilitas dalam penerapan prosedur, dapat disimpulkan bahwa ada

kemungkinan prosedur yang berlaku lama itu pada suatu ketika tidak cocok lagi

(11)

Sistem kerja yang terdiri dari prosedur kerja sebagai suatu pola yang

merupakan penjabaran tujuan, dan sasaran, program kerja, sistem kerja yang baik

membantu pelaksanaan tugas–tugas seperti pengambilan keputusan, penentuan

kebijaksanaan serta penyelenggaraan pengawasan disuatu kantor.

Menurut Achmad (2007:2), kantor adalah suatu unit organisasi Yang

berfungsi memberikan pelayanan kegiatan kerja dan kegiatan lainnya untuk

keperluan manajemen dalam usahanya mencapai tujuan organisasi, dengan

menggunakan sumberdaya manusia dengan segala fasilitas dan perlengkapannya

dalam fungsi pelayanan sehingga tercapai tujuan kantor yang telah direncanakan

sebelumnya. Sumberdaya kantor yang dimamfaatkan untuk mencapai tujuan

adalah personalia kantor, permodalan atau uang, peralatan dan perlengkapan

kantor, mesin-mesin kantor, metode kerja, waktu kerja, dan tempat kerja.

Banyak kantor yang memiliki modal dan tenaga kerja yang lengkap tetapi

tidak dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan semula. Hal ini dapat terjadi

karena kurang baiknya pelaksanaan sistem kerja pada kantor tersebut. Oleh karena

itu organisasi yang ingin mencapai tujuan dan hasil memuaskan harus mampu

melaksanakan sistem kerja melalui prosedur kerja dengan tepat, dapat dilakukan

standarisasi dan pengendalian kerja dengan setepat–tepatnya, sedemikian

besarnya prosedur kerja dan sisitem kerja didalam sistem kerja pada setiap badan

usaha sehingga setiap pegawai diharapkan adalah seseorang yang terampil,

berpengalaman, baik, rapi, cepat, tepat, cerdas, bertanggung jawab dan tanggap

(12)

 

Sistem kerja yang terdiri dari prosedur kerja disusun dengan memperhatikan

Segi-segi tujuan, fasilitas, peralatan material, biaya, dan waktu yang tersedia serta

segi luas, macam, dan sifat dari tugas atau pekerjaan. Guna penyusunan sistem

kerja yang baik, perlu memperhatikan asas–asas penyusunannya, diantaranya

harus dinyatakan secara tertulis dan disusun secara sistematis, serta dituangkan

dalam bentuk manual atau pedoman kerja pelaksanaanya dan harus

dikomunikasikan secara sistematis kepada semua petugas yang bersangkutan atau

pihak yang berkepentingan. Oleh karena itu prosedur kerja dan sistem kerja harus

mendapat perhatian yang besar atau sepenuhnya dari setiap pimpinan, baik

mengenai personalia, maupun perlengkapan untuk mensukseskan pencapaian

tujuan organisasi yang bersangkutan.

Sistem kerja, prosedur kerja, yang baik membantu para pelaksana maupun

semua pihak yang berkepentingan untuk dijadikan sebagai pedoman kerja, dengan

adanya prosedur kerja sangat bermanfaat untuk, tahap mengetahui jenis pekerjaan

gerakann dan bagian pekerjaan yang bagaimanakah yang diperlukan untuk

penyelesaian suatu bidang tugas.

Pelaksanaan sistem kerja, prosedur kerja selalu berorientasi pada efisiensi.

efisiensi adalah suatu konsepsi tentang perbandingan terbaik antara suatu usaha

dengan hasilnya. Kegiatan sistem kerja dan prosedur kerja dikatakan efisien jika

suatu usaha tertentu memberikan hasil yang maksimal baik mengenai kualitas

ataupun kuantitasnya.

(13)

merugikan. Efisiensi kerja adalah pelaksanaan pekerjaan dengan cara-cara tertentu

tanpa mengurangi tujuan yang dikerjakan dengan cara paling mudah

mengerjakannya, paling murah biayanya, paling sedikit tenaganya, paling ringan

bebannya dan paling singkat waktunya.

Adanya kemungkinan yang akan timbul dalam penyelenggaraan sistem

kerja, prosedur kerja yang tidak efisien dapat mengakibatkan sulitnya pimpinan

dalam mengambil keputusan yang cepat dan tepat bila terjadi suatu masalah

sehingga dapat terjadi penyimpangan, penyalahgunaan kekuasaan dan sulitnya

melakukan pengawasan dan pemeriksaan dengan cepat.

Kantor Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Pemerintahan Kota Modan telah

mengeluarkan peraturan daerah Nomor 8 tahun 2009 tentang Rencana

pembangunan Jangka Panjang Kota Medan 2006-202 Rencana Kerja Badan

Pelayanan Perijinan Terpadu merupakan bagian dari RKPD Kota Medan tahun

2013 yang merupakan tahapan-tahapan pratikan (taktis) untuk mencapai target

dan sasaran pembangunan kota, baik untuk jangka menengah maupun jangka

panjang.

Dengan berbagai tugas dan tanggung jawab yang diemban oleh BPPT,

sehingga para Pegawai di BPPT dituntut untuk mengerjakan tugas dan tanggung

jawab tersebut dengan tepat. Dengan begitu BPPT memerlukan sistem kerja dan

prosedur kerja yang tepat sehingga target-target yang telah ditentukan akan

terlaksana. Pengetahuan tentang prosedur kerja dan sistem kerja pada Bidang

Pelayanan Perijinan II tidak sepenuhnya dipahami oleh para karyawan sehingga

(14)

 

Mengingat pentingnya peranan prosedur kerja dan sistem kerja dalam

meningkatkan efisiensi kerja sebuah kantor atau instansi pemerintah ataupun

swasta, maka penulis terdorong dan tertarik untuk membahas tentang

“PROSEDUR KERJA DAN SISTEM KERJA PADA BIDANG PELAYANAN

PERIJINAN II DI BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KOTA

MEDAN”.

B. Perumusan Masalah

Organisasi yang mencakup fungsi, tugas dan kewenangan tiap–tiap

komponen organisasi dilakukan dalam rangka menciptakan keteraturan. Kegiatan

manajemen perusahaan adalah sebuah kegiatan pengelolaan sebuah sistem yang

terdiri dari beberapa unsur yang saling berhubungan dan saling bekerja secara

bersama–sama untuk mencapai tujuan dari perusahaan tersebut, dengan kata lain,

apabila salah satu unsur tidak dapat menjalankan fungsi sebagaimana mestinya,

maka akan dapat mempengaruhi fungsi pada unsur yang lain, dan pada akhirnya

akan mengganggu sistem secara keseluruhan. hal inilah yang menyebabkan

pentingnya sebuah pemahaman tentang Prosedur dan sistem kerja, agar

terciptanya suasana yang teratur, efektif dan efisien dalam berorganisasi di BPPT

dengan alasan inilah penulis menarik permasalahan yaitu :

a. Bagaimana Prosedur kerja Dan Sistem kerja pada Bidang Pelayanan

Perijinan II di Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan ?

b. Bagaimana mengatasi hambatan yang terjadi terhadap Prosedur kerja dan

(15)

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

a. Untuk Mengetahui Prosedur kerja Dan Sistem kerja pada Bidang Pelayanan

Perijinan II di Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan.

b. Untuk mengetahui apa saja hambatan yang terjadi terhadap Prosedur kerja

Dan sistem kerja pada Bidang Pelayanan Perijinan II di Badan Pelayanan

Perijinan Terpadu Kota Medan.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah

1. Bagi penulis

a. Menambah pengetahuan penulis dalam bidang yang di teliti baik secara

teoritis maupun aplikasi.

b. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang tertarik pada objek yang

sama.

c. Memberikan gambaran sedekat mungkin dengan kenyataan, tentang

bagaimana prosedur kerja dan sistem kerja yang sesungguhnya

2. Bagi instansi

a. Memberikan bahan pertimbangan bagi kantor dalam melaksanakan

kegiatan prosedur kerja dan sistem kerja dengan efisien pada masa yang

(16)

 

b. Sebagai masukan untuk perbaikan-perbaikan prosedur kerja dan sistem

kerja pada kantor bidang pelayanan perijinan II di badan pelayanan

perijinan terpadu kota medan.

3. Bagi peneliti yang akan datang

a. Sebagai bahan referensi tugas akhir bagi mahasiswa lainnya

E. Sistematika penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bidang Pelayanan Perijinan II pada Badan

Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) kota Medan Jl. Jendral Besar Abdul Haris

Nasution no.32 LT II Medan 2014. untuk lebih jelasnya Sistematika penelitian

ini dapat dilihat pada Tabel 1.1 dibawah ini :

Tabel 1.1 Sistematika Penelitian

No Kegiatan April Mei

1 2 3 4 1 2 3 4

1 Persiapan

2 Pengumpulan Data

3 Penulisan Laporan

Sumber : Penulis (2014)

F. Sistematika Pembahasan

Agar Tugas Akhir ini dilaksanakan secara sistematis dan pengarah maka

penulis membagi luas pembahasan Tugas Akhir ini dalam empat Bab, yang

(17)

dengan judul tugas akhir yang dimaksud, dengan tujuan agar penulis tugas akhir

ini dapat lebih terarah dan sistematis adapun uraiannya adalah sebagai berikut.

BAB 1 : PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang, permasalahan, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, sistematika penelitian dan sistematika pembahasan.

BAB II : PROFIL INSTANSI

Dalam bab ini diuraikan tentang sejarah singkat instansi, struktur organisasi

dan personalia, job description,jaringan kegiatan, kinerja kegiatan terkini dan

rencana kegiatan bidang pelayanan perijinan II di Badan Pelayanan Perijinan

Terpadu Kota Medan .

BAB III : PEMBAHASAN

Dalam bab ini diuraikan mengenai tempat dan waktu penelitian, pengertian,

fungsi, tujuan dan manfaat prosedur kerja dan sistem kerja pada bagian bidang

pelayanan perijinan II di Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini penulis akan memberikan kesimpulan berdasarkan uraian

terdahulu dan memberikan saran-saran dari pengumpulan data dan pembahasan

(18)

PROFIL PERUSAHAAN

G. Sejarah Singkat Kantor Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan

Sesuai dengan undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah yang menegaskan bahwa tujuan pemberian otonomi adalah berupaya

memberikan peningkatan pelayanan dan kesejahteraan yang semakin baik kepada

masyarakat, pengembangan kehidupan demokrasi, keadilan dan pemerataan.

Sehingga kualitas layanan aparatur pemerintah kepada masyarakat merupakan

indikator keberhasilan otonomi daerah. Sehubungan dengan hal tersebut, maka

Pemerintah Kota Medan membentuk Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT)

sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Medan No. 3 Tahun 2009 tentang

Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Medan.

Adapun dasar pembentukan Badan Pelayan Perijinan Terpadu ( BPPT )

yaitu :

1. INPRES Nomor 1 Tahun 1995 tentang Kualitas Pelayanan Aparatur

Pemerintah kepada Masyarakat.

2. Keputusan Menpan Nomor 81 Tahun 1993 tentang Pedoman Tata Laksana

Pelayanan Umum.

3. Surat Edaran Menkowasbangpan Nomor 56/MK.WASPAN/6/1998, antara

lain menyebutkan bahwa langkah-langkah perbaikan mutu pelayanan

(19)

atap satu pintu) bagi unit-unit kerja kantor pelayanan yang terkait dalam

proses atau menghasilkan suatu produk pelayanan.

4. Keputusan Menpan No.KEP/24/M.PAN/2004 Tentang Pedoman umum

penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi

Pemerintah.

5. Keputusan Menpan No. KEP/26/M.PAN/2004 Tentang petunjuk teknis

Transparansi dan Akuntabilitas dalam penyelenggaraan Pelayanan Publik.

6. Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat

Daerah.

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 20 Tahun 2008 tentang Pedoman

Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Perijinan Terpadu di Daerah.

8. Peraturan Daerah Kota Medan No. 3 Tahun 2009 tentang Pembentukan

Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Medan pasal 159 dan

160.

9. Peraturan Walikota Medan No. 6 Tahun 2010 tentang Rincian Tugas Pokok

dan Fungsi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Kota Medan.

MAKSUD

Maksud didirikannya BPPT Kota Medan adalah untuk menyelenggarakan

pelayanan perijinan yang prima dan satu pintu. Hal tersebut diharapkan

dapat mendorong terciptanya iklim usaha yang kondusif bagi penanaman modal

dan investasi dalam rangka pemberdayaan ekonomi masyarakat Kota Medan.

(20)

 

Keputusan Menpan Nomor 81 Tahun 1993, antara lain: sederhana, jelas, aman,

transparan, effisien, ekonomis, adil dan tepat waktu.

TUJUAN

Sedangkan tujuan dari pendirian BPPT antara lain:

1. Mewujudkan pelayanan prima

2. Melayani kepentingan masyarakat dalam mengurus perijinan dengan baik

yang didasarkan pada prinsip-prinsip pelayanan publik, yaitu Responsivitas,

Akuntabilitas, kesederhanaan, transparansi, dan kepastian hukum

3. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kinerja aparatur Pemerintah Kota

Medan, khususnya yang terlibat langsung dengan pelayanan masyarakat.

4. Mendorong kelancaran pemberdayaan ekonomi masyarakat, yang pada

gilirannya masyarakat dapat terdorong untuk ikut berpartisipasi aktif dalam

berbagai kegiatan pembangunan.

MOTTO

1. Motto Kota Medan: "Medan hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari

esok harus lebih cerah dari hari ini."

2. Motto Pelayanan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan:

"Pelayanan Prima, Bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme."

3. Maklumat Pelayanan Kebijakan Mutu Badan Pelayanan Perijinan Terpadu

Kota Medan: "Kami seluruh Pejabat dan Pegawai di lingkungan Badan

Pelayanan Perijinan Terpadu Pemerintah Kota Medan Berkomitmen

(21)

meningkatkan sistem manajemen mutu agar efektif & efisien secara

terus-menerus."

VISI

Adapun visi dari Badan Pelayanan Perijinan Terpadu adalah terwujudnya

Pelayanan Prima Perijinan untuk Mewujudkan Medan Kota Metropolitan yang

berdaya saing, nyaman, peduli dan sejahtera.

MISI

Sedangkan misi dari Badan Pelayanan Perijinan Terpadu adalah:

1. Mewujudkan pelayanan Perijinan yang Optimal dan Professional serta

kepuasan masyarakat.

2. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Aparatur yang Profesional

3. Meningkatkan Sistem Informasi Manajemen Pelayanan yang berbasis

Informasi Teknologi

4. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pelayanan perijinan terpadu.

5. Meningkatkan hubungan kerja antar SKPD di lingkungan Pemko Medan.

TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Sesuai dengan Perda Kota Medan No. 3 Tahun 2009 tentang Pembentukan

Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Medan Pasal 159 dan 160,

tugas pokok dan fungsi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Kota

(22)

 

Tugas pokok :

Tugas pokok BPPT adalah melaksanakan koordinasi dan menyelenggarakan

pelayanan administrasi di bidang perijinan secara terpadu dengan prinsip

koordinasi, integrasi, sinkronisasi, simplifikasi, keamanan dan kepastian.

Fungsi :

Adapun fungsi dari BPPT adalah:

1. Pelaksanaan penyusunan program

2. Penyelenggaraan pelayanan administrasi perijinan

3. Pelaksanaan koordinasi proses pelayanan perijinan

4. Pelaksanaan administrasi pelayanan perijinan

5. Pemantauan dan evaluasi proses pemberian pelayanan perijinan

6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

Kantor Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Pemerintahan Kota Modan telah

mengeluarkan peraturan daerah Nomor 8 tahun 2009 tentang Rencana

pembangunan Jangka Panjang Kota Medan 2006-202 Rencana Kerja Badan

Pelayanan Perijinan Terpadu merupakan bagian dari RKPD Kota Medan tahun

2013 yang merupakan tahapan-tahapan pratikan ( taktis ) untuk mencapai target

dan sasaran pembangunan kota, baik untuk jangka menengah maupun jangka

panjang.

(23)

SASARAN

Adapun sasaran-sasaran yang akan dicapai adalah :

1. Melakukan proses pelayanan perijinan sesuai Standard Operational

Procedur (SOP) Perijinan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan.

2. Meningkatan jumlah ijin yang dikeluarkan setiap tahun.

3. Menurunkan angka indeks rata-rata lama proses perijinan untuk setiap jenis

perijinan.

Bidang Pelayanan Perijinan II merupakan salah satu bidang yang berada di

Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) yang dipimpin oleh kepala bidang,

yang berada dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan. Bidang Pelayanan

Perijinan II mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Badan lingkup

pelayanan perijinan yang berkaitan dengan ketentraman dan ketertiban

masyarakat dan teknis yang dikerjakan yaitu Ijin Gangguan Perusahaan Industri

dan Bukan Industri Perusahaan Industri.

H. Struktur Organisasi Kantor Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan

Struktur organisasi yang digunakan oleh BPPT Kota Medan adalah

Berbentuk garis dan staf dimana kekuasaan dan tanggung jawab mengalir dalam

suatu garis bagian pada masing – masing bagian bertanggung jawab kepada

bagian yang lebih tinggi. Adapun susunan struktur organisasi pada Badan

(24)

 

Gambar 2.1 Struktur Organisasi

(25)

I. Job Description Kantor Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan

Sesuai dengan Perda Kota Medan No. 3 Tahun 2009 tentang Pembentukan

Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Medan Pasal 159 dan 160 dan

Peraturan Walikota Medan Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rincian Tugas Pokok

dan Fungsi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Kota Medan, maka Tugas

Pokok dan Fungsi sesuai dengan Struktur Organisasi dari secretariat badan adalah

sebagai berikut :

1. Sekretariat

Tugas badan :

a. Badan berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota

melalui Sekretaris Daerah.

b. Badan sebagaimana dimaksud didukung oleh Sekretariat yang dipimpin

oleh Kepala;

c. Kepala Sekretariat sebagaimana dimaksud karena jabatannya adalah Kepala

Badan;

d. Badan mempunyai tugas pokok melaksanakan koordinasi dan

menyelenggarakan pelayanan administrasi di bidang perijinan secara

terpadu dengan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, simplikasi,

keamanan dan kepastian.

Fungsi Badan :

a. Pelaksanaan penyusunan program

(26)

 

d. Pelaksanaan administrasi pelayanan perijinan;

e. Pemantauan dan evaluasi proses pemberian pelayanan perijinan;

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

Bagian Tata Usaha

Bagian tata Usaha dipimpin oleh Kepala Bagian yang berada di bawah dan

bertanggung jawab kepada Kepala Badan.

Tugas Pokok

a. Tugas pokok Bagian Tata Usaha melaksanakan sebagian tugas Badan

lingkup ketatausahaan yang meliputi pengelolaan administrasi umum,

keuangan dan penyusunan program.

Fungsi :

a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan Bagian Tata Usaha;

b. Pengelolaan administrasi Badan yang meliputi administrasi keuangan,

kepegawaian, tata persuratan, perlengkapan, dan rumah tangga;

c. Pengkoordinasian penyusunan, perencanaan, dan program Badan;

d. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan Badan;

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

Tupoksi Sub Bagian Umum

Sub Bagian Umum dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang berada dibawah

(27)

pokok melaksanakan sebagian tugas Bagian Tata Usaha lingkup administrasi

umum;

Fungsi

a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan Sub Bagian Umum;

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi umum;

c. Pengelolaan administrasi umum yang meliputi pengelolaan naskah dinas,

penataan kearsipan, administrasi kepegawaian, perlengkapan, dan

penyelenggaraan kerumahtanggaan Badan;

d. Penyiapan pertemuan/rapat-rapat Badan;

e. Pelaporan lingkup administrasi umum;

f. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas;

g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Bagian sesuai dengan tugas

dan fungsinya;

Tupoksi Sub Bagian Keuangan

Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh Kepala Sub Bagian, yang berada di

bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Tata Usaha dan mempunyai

tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bagian Tata Usaha lingkup

pengelolaan administrasi keuangan.

Fungsi

a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan Sub Bagian Keuangan;

(28)

 

c. Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan meliputi kegiatan

penyusunan rencana, penyusunan bahan, pemrosesan, pengusulan, dan

verifikasi;

d. Penyiapan bahan/pelaksanaan koordinasi pengelolaan admnistrasi

keuangan;

e. Penyusunan laporan keuangan Badan;

f. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas;

g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Bagian sesuai dengan tugas

dan fungsinya;

Tupoksi Sub Bagian Penyusunan Program

Sub Bagian Penyusunan Program dipimpin oleh Kepala Sub Bagian, yang

berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Tata Usaha dan

mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bagian Tata Usaha lingkup

penyusunan program dan pelaporan.

Fungsi

a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan Sub Bagian Penyusunan

Program;

b. Pengumpulan bahan petunjuk teknis lingkup penyusunan rencana dan

program Badan;

c. Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program Badan;

d. Pengembangan sistem informasi pelayanan;

(29)

g. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas;

h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Bagian sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

2. Bidang Pelayanan Perijinan I

TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Sesuai dengan Perda Kota Medan No. 3 Tahun 2009 tentang Pembentukan

Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Medan Pasal 159 dan 160 dan

Peraturan Walikota Medan Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rincian Tugas Pokok

dan Fungsi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Kota Medan, maka Tugas

Pokok dan Fungsi sesuai dengan Struktur Organisasi Bidang Pelayanan Perijinan I

adalah sebagai berikut :

Tugas :

a. Bidang Pelayanan Perijinan I dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada di

bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan;

b. Bidang Pelayanan Perijinan I mempunyai tugas pokok melaksanakan

sebagian tugas Badan lingkup pelayanan perijinan yang berkaitan dengan

Usaha, Perdagangan dan Perindustrian;

c. Dalam melaksanakan tugas pokok, Bidang Pelayanan Perijinan I

menyelenggarakan fugsi-fungsinya.

fungsi :

a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan Bidang Pelayanan Perijinan I;

(30)

 

c. Pelaksanaan persiapan fasilitasi program kerja Bidang Pelayanan Perijinan

I;

d. Pelaksanaan pelayanan perijinan;

e. Pelaksanaan rapat-rapat dengan Tim Teknis yang berkaitan dengan

permohonan Ijin;

f. Pengkoordiniran pengolahan data perijinan;

g. Pengkoordiniran pelaksanaan peninjauan lokasi/lapangan terhadap

permohonan ijin dan pembuatan berita acara pemeriksaan lapangan;

h. Pengkoordiniran pelaksanaan proses perijinan, dan persiapan konsep Surat

Keputusan Perijinan;

i. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi/lembaga lainnya terkait bidang

pelayanan perijinan;

j. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi serta penyusunan pelaporan kegiatan

di Bidan Pelayanan Perijinan I.

k. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Badan sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

Tim Teknis mempunyai tugas :

a. Meneliti permohonan ijin;

b. Mengadakan rapat pembahasan permohonan ijin;

c. Melaksanakan peninjauan lokasi/lapangan terhadap permohonan ijin apabila

diperlukan;

(31)

e. Memberikan saran-saran atau pertimbangan-pertimbangan kepada Kepala

Badan yang menyangkut pelaksanaan tugas dan fungsi Badan;

f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

Tabel 2.1

Jenis Perijinan Yang Dilayani

NAMA IJIN BIDANG JENIS IJIN TAHUN

PENGURUSAN

IJIN GANGGUAN (NON INDUSTRI)

BIDANG PELAYANAN PERIJINAN I (USAHA, PERINDUSTRIAN DAN PERIJINAN I (USAHA, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN)

SEKALI

PENGAJUAN SATU KALI

BIDANG PELAYANAN PERIJINAN I (USAHA, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN)

SEKALI

PENGAJUAN SATU KALI

TANDA DAFTAR PERUSAHAAN (INDUSTRI)

BIDANG PELAYANAN PERIJINAN I (USAHA, PERINDUSTRIAN DAN PERIJINAN I (USAHA, PERINDUSTRIAN DAN

Sumber : http://www.bppt-pemkomedan.info (2013, diolah)

3. Bidang Pelayanan Perijinan II

TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Sesuai dengan Perda Kota Medan No. 3 Tahun 2009 tentang Pembentukan

Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Medan Pasal 159 dan 160 dan

(32)

 

Pokok dan Fungsi sesuai dengan Struktur Organisasi Bidang Pelayanan Perijinan

II adalah sebagai berikut :

Tugas :

a. Bidang Pelayanan Perijinan II dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada di

bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan.

b. Bidang Pelayanan Perijinan II mempunyai tugas pokok melaksanakan

sebagian tugas Badan lingkup pelayanan perijinan yang berkaitan dengan

ketentraman dan ketertiban masyarakat;

c. Dalam melaksanakan tugas pokok, Bidang Pelayanan Perijinan II

menyelenggarakan fungsi-fungsinya.

Fungsi :

a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan Bidang Pelayanan Perijinan II;

b. Penyusunan petunjuk teknis Bidang Pelayanan Perijinan II;

c. Pelaksanaan persiapan fasilitasi program kerja Bidang Pelayanan Perijinan

II;

d. Pelaksanaan pelayanan perijinan;

e. Pelaksanaan rapat-rapat dengan Tim Teknis yang berkaitan dengan

permohonan Ijin;

f. Pengkoordiniran pengolahan data perijinan;

g. Pengkoordiniran pelaksanaan peninjauan lokasi/lapangan terhadap

permohonan ijin dan pembuatan berita acara pemeriksaan lapangan;

(33)

i. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi/lembaga lainnya terkait bidang

pelayanan perijinan;

j. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi serta penyusunan pelaporan kegiatan

di Bidang Pelayanan Perijinan II.

k. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Badan sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

Tim Teknis mempunyai tugas :

a. Meneliti permohonan ijin;

b. Mengadakan rapat pembahasan permohonan ijin;

c. Melaksanakan peninjauan lokasi/lapangan terhadap permohonan ijin apabila

diperlukan;

d. Melaksanakan proses perijinan, perhitungan retribusi dan persiapan konsep

Surat Keputusan/Perijinan;

e. Memberikan saran-saran atau pertimbangan-pertimbangan kepada Kepala

Badan yang menyangkut pelaksanaan tugas dan fungsi Badan;

f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

Tabel 2.2

Jenis Perijinan Yang Dilayani

NAMA IJIN BIDANG JENIS

(34)

 

Lanjutan

Tabel 2.2

Jenis Perijinan Yang Dilayani

IJIN

Sumber : http://www.bppt-pemkomedan.info (2013, diolah)

4. Bidang Pelayanan Perijinan III

TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Sesuai dengan Perda Kota Medan No. 3 Tahun 2009 tentang Pembentukan

Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Medan Pasal 159 dan 160 dan

Peraturan Walikota Medan Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rincian Tugas Pokok

dan Fungsi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Kota Medan, maka Tugas

Pokok dan Fungsi sesuai dengan Struktur Organisasi Bidang Pelayanan Perijinan

III adalah sebagai berikut :

Tugas :

a. Bidang Pelayanan Perijinan III dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada

di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan;

b. Bidang Pelayanan Perijinan III mempunyai tugas pokok melaksanakan

sebagian tugas Badan lingkup pelayanan perijinan yang berkaitan dengan

tata ruang, perhubungan, dan lingkungan hidup;

c. Dalam Pelaksanaan monitoring dan evaluasi serta penyusunan pelaporan

(35)

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Badan sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

e. melaksanakan tugas pokok, Bidang Pelayanan Perijinan III

menyelenggarakan fungsi-fungsinya.

Fungsi :

a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan Bidang Pelayanan Perijinan III;

b. Penyusunan petunjuk teknis Bidang Pelayanan Perijinan III;

c. Pelaksanaan persiapan fasilitasi program kerja Bidang Pelayanan Perijinan

III;

d. Pelaksanaan pelayanan perijinan;

e. Pelaksanaan rapat-rapat dengan Tim Teknis yang berkaitan dengan

permohonan Ijin;

f. Pengkoordiniran pengolahan data perijinan;

g. Pengkoordiniran pelaksanaan peninjauan lokasi/lapangan terhadap

permohonan ijin dan pembuatan berita acara pemeriksaan lapangan;

h. Pengkoordiniran pelaksanaan proses perijinan, perhitungan retribusi,

penetapan SKPD/SKRD, dan persiapan konsep Surat Keputusan Perijinan;

i. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi/lembaga lainnya terkait bidang

pelayanan perijinan;

Tim Teknis mempunyai tugas :

a. Meneliti permohonan ijin;

(36)

 

c. Melaksanakan peninjauan lokasi/lapangan terhadap permohonan ijin apabila

diperlukan;

d. Melaksanakan proses perijinan, perhitungan retribusi dan persiapan konsep

Surat Keputusan/Perijinan;

e. Memberikan saran-saran atau pertimbangan-pertimbangan kepada Kepala

Badan yang menyangkut pelaksanaan tugas dan fungsi Badan;

f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

Tabel 2.3

Jenis Perijinan Yang Dilayani

NAMA IJIN BIDANG JENIS

PERIJINAN III (TATA RUANG,

PERIJINAN III (TATA RUANG,

(37)

5. Bidang Pelayanan Perijinan IV

TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Sesuai dengan Perda Kota Medan No. 3 Tahun 2009 tentang Pembentukan

Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Medan Pasal 159 dan 160 dan

Peraturan Walikota Medan Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rincian Tugas Pokok

dan Fungsi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Kota Medan, maka Tugas

Pokok dan Fungsi sesuai dengan Struktur Organisasi dari Bidang Pelayanan

perijinan IV adalah sebagai berikut :

Tugas :

b. Bidang Pelayanan Perijinan IV dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada

di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan;

c. Bidang Pelayanan Perijinan IV mempunyai tugas pokok melaksanakan

sebagian tugas Badan lingkup pelayanan perijinan yang berkaitan dengan

konstruksi, kesehatan dan lain-lain;

d. Dalam melaksanakan tugas pokok, Bidang Pelayanan Perijinan IV

menyelenggarakan.

Fungsi :

a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan Bidang Pelayanan Perijinan IV;

b. Penyusunan petunjuk teknis Bidang Pelayanan Perijinan IV;

c. Pelaksanaan persiapan fasilitasi program kerja Bidang Pelayanan Perijinan

IV;

(38)

 

e. Pelaksanaan rapat-rapat dengan Tim Teknis yang berkaitan dengan

permohonan Ijin;

f. Pengkoordiniran pengolahan data perijinan;

g. Pengkoordiniran pelaksanaan peninjauan lokasi/lapangan terhadap

permohonan ijin dan pembuatan berita acara pemeriksaan lapangan;

h. Pengkoordiniran pelaksanaan proses perijinan, perhitungan retribusi,

penetapan SKPD/SKRD, dan persiapan konsep Surat Keputusan Perijinan;

i. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi/lembaga lainnya terkait bidang

pelayanan perijinan;

j. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi serta penyusunan pelaporan kegiatan

di Bidang Pelayanan Perijinan IV;

k. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Badan sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

Tim Teknis mempunyai tugas :

a. Meneliti permohonan ijin;

b. Mengadakan rapat pembahasan permohonan ijin;

c. Melaksanakan peninjauan lokasi/lapangan terhadap permohonan ijin apabila

diperlukan;

d. Melaksanakan proses perijinan, perhitungan retribusi dan persiapan konsep

Surat Keputusan/Perijinan;

e. Memberikan saran-saran atau pertimbangan-pertimbangan kepada Kepala

(39)

f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

Tabel 2.4

Jenis Perijinan Yang Dilayani

NAMA IJIN BIDANG JENIS IJIN TAHUN

PENGURUSAN

Sumber : http://www.bppt-pemkomedan.info (2013, diolah)

J. Jaringan Kegiatan Kantor Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota

Medan

Dalam mencapai target dan sasaran pembangunan kota, BPPT memiliki

(40)

 

1. Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) memberi pelayanan kepada

masyarakat mulai dari penerimaan permohonan ijin sampai menerbitkan ijin

yang dikelola oleh BPPT.

2. Ketentuan, standard teknis, pengaturan dan pedoman teknis penerbitan ijin

yang dikelola oleh BPPT disusun SKPD teknis bersama-sama BPPT serta

ditetapkan dengan peraturan dengan Peraturan Daerah dan Peraturan

Walikota.

3. Setiap penerbitan ijin ditembuskankepada SKPD teknis terkait sebagai

bahan/dasar pengawasan dan penerbitan. Tugas pengawasan dan penerbitan

ada pada SKPD terkait.

4. Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) tidak mempunyai fungsi

pengawasan dan penerbitan terhadap ijin yang elah diterbitkan berdasarkan

Struktur Ongkos BPPT.

5. Direncanakan adanya rapat rutin dengan SKPD terkait untuk evaluasi dan

rencana kedepan.

K. Kinerja Kegiatan Terkini

Adapun kinerja kegiatan pada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu pada

tahun 2014 yaitu :

a. Program pelayanan administrasi perkantoran

1. Penyediaan jasa komunikasi, sumberdaya air dan listrik.

2. Penyediaan jasa kebersihan kantor

(41)

5. Penyediaan komponen instalasi listrik/ penerangan bangunan kantor.

6. Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang – undangan

7. Penyediaan makanan dan minuman

8. Penyediaan jasa tenaga pendukung administras/ teknis perkantoran

9. Penyediaan jasa keamanan kantor

b. Peningkatan sarana dan prasarana aparatur

1. Pengadaan perlengkapan gedung kantor

2. Pengadaan peralatan gedung kantor

3. Belanja modal pengadaan Mebeuler

4. Pengadaan komputer dan perlengkapannya

5. Pemeliharaan rutin/ berkala gedung kantor

6. Pemeliharaan rutin/ berkala kendaraan dinas/ operasional

7. Pemeliharaan rutin/ berkala peralatan gedung kantor.

c. Peningkatan disiplin aparatur

1. Pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya

2. Pengadaan pakaian khusus pada hari-hari tertentu

d. Peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja keuangan

1. Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD

(LAKIP)

2. Penyusuanan laporan keterangan pertanggungjawaban dan laporan

penyelenggaraan pemerintah daerah

3. Penyusunan pelaporan keuangan akhir tahun

(42)

 

5. Penyususunan buku produk perijinan di BPPT kota Medan

e. Program peningkatan pelayanan perijinan

1. Penyusunan dan pengembangan sistem informasi perijinan

2. Sosialisasi peraturan dan perundangan tentang perijinan

3. Surveilance audit tahunan dan maintenance ISO 9001:2008 serta survey

IKM

L. Rencana Kegiatan

Adapun program/ kegiatan rencana kerja dan anggaran SKPD tahun 2014

tercantun dalan sasaran program berikut :

a. Terselenggaranya Kegiatan administrasi kantor

1. Tersedia sarana komunikasi dan telekomunikasi air dan listrik

2. Terpeliharanya kebersihan kantor

3. Tersedianya peralatan dan perlengkaan kerja

4. Tersedianya blanko dan cetakan lainnya untuk mendukung proses

perijinan

5. Tersediannya komponen instalasi listrik untuk penerangan gedung kantor

6. Terpenuhinya bahan bacaan berupa koran dan majalah

7. Tersediannya makanan dan minum rapat, tamu.

8. Tersedianya honorarium dan keperluan lainnya.

9. Terwujudnya pelayanan perijinan yang aman dan kondusif dengan

(43)

b. Tersedianya sarana dan prasarana yang berfungsi dengan baik

1. Tersedianya perlengkapan gedung kantor berupa filling kabinet, rak arsip

dan lemari

2. Tersedianya peralatan kantor yang baik berupa pengadaan mesin tik,

pengadaan mesin hitung uang dan pengadaan alat-alat ukur.

3. Tersedianya kursi kerja.

4. Tersedianya kebutuhan komputer dan perlengkapannya untuk mendukung

sitem informasi di BPPT.

5. Terlaksananya perawatan dan pemeliharaan gedung kantor berupa belanja

perawatan gedung kantor dan sewa bunga hidup, hiasan kantor.

6. Terlaksananya perawatan dan pemeliharaan kendaraan dinas/operasional.

7. Terlaksananya perawatan dan pemeliharaan peralatan gedung kantor.

c. Tertingkatnya disiplin pegawai

1. Tersediannya pakaian dinas harian BPPT.

2. Tersedianya pakaian khusus pelayanan perijinan dan pakaian olahraga.

d. Tersedianya laporan capaian kinerja dan keuangan

1. Terwujudnya sistem kepemerintahan yang transparan dan akuntabel.

2. Tersedianya LKPJ dan LPPD tahun 2013.

3. Tersusunnya laporan keuangan SKPD secara periodik.

4. Tersusunnya rencana kerja SKPD tahun 2015

(44)

 

e. Meningkatnya pelayanan perijinan

1. Terpeliharanya sistem informasi perijinan berupa honor tenaga ahli,

pengembangan sistem jaringan, dan backup pengadaan sistem antrian

otomatis.

2. Tersedianya bahan-bahan untuk sosialisasi dan keikutsertaan dalam

kegiatan pameran yang diselenggarakan pemerintah.

(45)

Adapun tempat penelitian dan observasi yang dilakukan penulis yaitu di

Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan yang bertempat dijalan Jl.

Jendral Besar Abdul Haris Nasution no.32 LT II Medan 2014. yang dimulai

tanggal 26 April 2014 sampai dengan selesai 20 Mei 2014.

1. Pengertian Prosedur Kerja Dan Sistem Kerja

Prosedur kerja adalah rangkain tata kerja yang berkaitan satu sama lain

sehingga menunjukkan adanya suatu urutan tahap demi tahap serta jalan yang

harus ditempuh dalam rangka penyelesaian sesuatu bidang tugas (Sedarmayanti,

2001:134).

Sistem kerja adalah suatu jaringan kerja yang terdiri atas bermacam-macam

prosedur yang merupakan kesatuan yang bulat yang tampak dalam operasi

pekerjaan (Warsidi, 2000 : 35).

Penting untuk ditekankan bahwa disini kedua-duanya baik prosedur kerja,

maupun sistem kerja merupakan satu kesatuan yang bulat artinya keduanya

merupakan tindak lanjut dalam rangka pelaksanaan suatu bidang pekerjaan

tertentu. Jadi dengan adanya prosedur kerja, dan sistem kerja menjadikan

pelaksanaan fungsi menajemen dan kebijaksanaan pimpinan menjadi lebih

terarah, terkoordinir dan terkontrol dengan baik. Suatu penyusunan prosedur kerja

dan sistem kerja dilakukan secara Updateness artinya bahwa prosedur kerja, dan

(46)

 

zaman teknologi pada zaman sekarang ini. Sistem terdidri dari subsistem yang

berhubungan dengan prosedur yang membantu pencapaian tujuan. Pada saat

prosedur diperlukan untuk melengkapi, maka metode berisi tentang aktivitas

operasional atau teknis yang akan menjelaskannya. Jadi dapat disimpulkan bahwa

organisasi sebagai sebuah sistem merupakan kesatuan, dimana bagian terkecil dari

sistem (metode atau prosedur maupun subsistem) merupakan penjabaran dari

sistem organisasi yang digunakan.

Dalam prosedur kerja, dan sistem kerja harus disusun untuk memiliki sifat

stabilitas dan fleksibilitas. Stabilitas disini maksudnya adalah bahwa prosedur dan

sistem kerja harus mengandung unsur tetap sehingga menjamin kelancaran dan

kemantapan kerja, sehingga suatu pekerjaan tidak berubah cara kerjanya.

Fleksibilitas artinya bahwa dalam pelaksanaannya tidak kaku tetapi harus luwes

yaitu masih memungkinkan diadakannya saling pergantian tugas, dan tugasnya

dapat berubah-ubah setiap saat, tergantung dari sistem kerja bagian bidang

pelayanan perijinan II itu sendiri dan lebih terstruktur dan terorganisir dengan

baik agar lebih mudah disesuaikan dengan keadaan yang sering berubah.

Sehingga pekerjaan didalam bidang pelayanan perijinan II dapat berjalan dengan

baik dan lancar. tidak ada satu pun pekerjaan yang terbengkalai akibat kelalaian

dari setiap pekerjaanya. Maka dari itu, penting diterapkan sifat-sifat dari stabilitas,

dan fleksibilitas itu sendiri.

2. ManfaatProsedur Kerja Dan Sistem Kerja

(47)

a. Prosedur kerja, mempunyai manfaat untuk memberi petunjuk bagi karyawan

untuk bekerja dengan benar atas waktu yang telah ditetapkan. Melalui

prosedur kerja, yang dibuat dengan tepat, dapat dilakukan standarisasi dan

pengendalian kerja dengan setepat-tepatnya. Prosedur kerja, bermanfaat baik

bagi para pelaksana maupun semua pihak yang berkepentingan, untuk

dijadikan sebagai pedoman kerja.

b. Sistem kerja mempunyai beberapa manfaat diantaranya :

1. Mengoptimalkan hasil dari penggunaan sumber daya yang efisien.

2. Sebagai salah satu alat pengendali biaya.

3. Untuk mengefisienkan aktivitas didalam bidang pelayanan perijinan II.

4. Alat bantu pencapaian tujuan organisasi dalam bidang pelayanan

perijinan II.

5. Alat bantu organisasi dalam menerapkan fungsi-fungsinya.

6. Dapat dilakukan pengendalian kerja dengan sebaik – baiknya.

7. Dapat dijadikan sebagai pedoman kerja semua orang yang terlibat.

3. Prinsip-Prinsip Pemakaian Prosedur Kerja Dan Sistem Kerja

Mengingat pentingnya prosedur kerja dan sistem kerja sebagaimana telah

diuraikan, maka dalam teknik penyusunan dan penentuan prosedur kerja, dan

sistem kerja yang harus dipakai dalam setiap instansi hendaknya dapat dipenuhi

prinsip-prinsip sebagai berikut :

a. Untuk mempersiapkan segala sesuatunya dengan tepat maka terlebih dahulu

(48)

 

berikut klasifikasi jabatan dan analisis jabatannya, unsur-unsur kegiatan

didalam organisasi dan lainnya.

b. Untuk menjamin penerapan prosedur kerja, dan sistem kerja dengan

setepat-tepatnya, maka perlu dipakai buku pedoman.

c. Prosedur kerja, dan sistem kerja, harus disusun dengan memperhatikan

segi-segi tujuan, fasilitas, peralatan, material, biaya, dan waktu, yang tersedia

serta segi luas, macam dan sifat dari tugas atau pekerjaan.

d. Hendaknya ditentukan satu pokok bidang tugas yang akan dibuat bagian

prosedurnya

e. Bersifat fleksibel, maksudnya walaupun sistem yang efektif adalah sistem

yang terstruktur dan terorganisir dengan baik, namun sebaiknya cukup

fleksibel agar lebih baik mudah disesuaikan dengan keadaan yang sering

berubah.

f. Dalam penetapan urutan tahap demi tahap dari rangkaian pekerjaan, maka

antara tahap yang satu dengan tahap berikutnya harus terdapat hubungan

yang sangat erat yang keseluruhannya menuju ke satu tujuan.

g. Setiap tahap harus merupakan suatu kerja nyata dan perlu untuk

pelaksanaan dan penyelesaian seluruh tugas atau pekerjaan yang

dimaksudkan.

h. Perlu ditetapkan kecakapan dan keterampilan tenaga kerja yang diperlukan

untuk penyelesaian bidang tugas yang dimaksud.

(49)

j. Penyusunan prosedur kerja, dan sistem kerja harus selalu disesuaikan

dengan perkembangan teknologi

k. Untuk penggambaran tentang penerapan suatu prosedur tertentu sebaiknya

dipergunakan simbol dan skema atau bagan prosedur dengan

setepat-tepatnya. Bagan semacam ini sering disebut skema arus kerja

l. Mempunyai stabilitas yang optimal pada setiap bidang pekerjaan yang akan

dilakukan, sehingga pekerjaan itu mudah untuk dilakukan.

m. Prosedur kerja dan sistem kerja harus menggunakan pemanfaatan sumber

daya yang optimal, maksudnya disini adalah sistem, prosedur kerja yang

dirancang dengan baik akan menjadikan penggunaan sumber daya yang

dimiliki organisasi dapat dioptimalkan pemanfaatannya.

n. prosedur kerja dan sistem kerja harus mudah diadaptasikan, karena sistem

yang baik juga harus cepat dan mudah diadaptasikan dengan kondisi baru

tanpa mengubah sistem yang lama maupun mengganggu fungsi utamanya.

o. Bersifat fungsional, maksudnya yaitu sistem, cara sistem yang efektif harus

dapat membantu mencapai tujuan yang telah ditentukan.

4. Asas – asas penyusunan sistem kerja , prosedur kerja

Menurut Sedarmayanti (2001 : 135), maka penyusunan sistem kerja,

prosedur kerja, perlu memperhatikan beberapa asas berikut :

a. Harus dinyatakan secara tertulis dan disusun secara sistematis, serta

dituangkan dalam bentuk manual atau pedoman kerja pelaksanaannya.

b. Harus dikomunikasikan atau diimpormasikan secara sistematis kepada

(50)

 

c. Harus selaras dengan kebijaksanaan pimpinan yang berlaku dan dengan

kebijaksanaan umum yang ditentukan pada tingkat yang lebih tinggi .

d. Harus dapat mendorong pelaksanaan kegiatan secara efisien serta

menciptakan jaminan yang memadai bagi terjaganya sumber – sumber yang

berada dibawah pengendalian organisasi .

e. Secara periodik harus ditinjau dan dievaluasi kembali serta bila perlu

direvisi dan disesuaikan dengan keadaan.

5. Pengaturan pokok dibidang sistem kerja, prosedur kerja dalam

organisasi

Menurut Sedarmayanti (2001:135 ) pengaturan dibidang prosedur kerja dan

sistem kerja dinyatakan sebagai berikut :

a. Setiap pimpinan wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan

sinkronisasi baik dalam lingkungan instansi atau kantor lain .

b. Setiap pimpinan satuan organisasi bertanggung jawab memimpin dan

mengkoordinasikan bawahannya masing – masing dan membimbing serta

memberikan petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya.

c. Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti petunjuk dan

bertanggung jawab kepada atasan masing – masing dengan menyampaikan

(51)

D. Prosedur Kerja Dan Sistem Kerja Pada Bidang Pelayanan Perijinan II di Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan

Sesuai dengan Perda Kota Medan No. 3 Tahun 2009 tentang Pembentukan

Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Medan Pasal 159 dan 160 dan

Peraturan Walikota Medan Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rincian Tugas Pokok

dan Fungsi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Kota Medan. Tugas Pokok

dan Fungsi Badan Pelayanan Perijinan II akan terlaksana apabila Prosedur dan

Sistem Kerja dilaksanan sesuai dengan sistem yang berlaku.

Adapun prosedur kerja dan sistem kerja pada Bidang Pelayanan Perijinan II

yaitu :

1. Pedoman Teknis Pada Ijin Gangguan Perusahaan Industri dan Bukan

Perusahaan Industri

a. Dasar Hukum

1. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 27 Tahun 2009 Tentang

Pedoman Penetapan Ijin Gangguan di Daerah.

2. Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 22 Tahun 2002 tentang

Retribusi Izin Gangguan.

3. Keputusan Walikota Medan Nomor 47 Tahun 2002 tentang

Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 22 Tahun 2002

tentang Retribusi Ijin Gangguan.

4. Peraturan walikota medan nomor 36 tahun 2010 tentang

pendelegasian sebagian kewenangan proses dan penandatanganan

(52)

 

b. Pengertian

1. Ijin gangguan adalah pemberian ijin tempat usaha kepada orang

pribadi atau badan di lokasi tertentu yang dapat menimbulkan

bahaya, kerugian dan gangguan tidak termasuk tempat usaha yang

lokasinya telah ditunjuk oleh pemerintah pusat dan pemerintah

daerah.

2. Setiap orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan kegiatan

usaha dan atau memiliki tempat usaha wajib memiliki ijin

gangguan dari kepala daerah.

3. Perusahaan industri adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang

industri yang berada dalam bidang industri dan diluar kawasan

industri tertera di dalam RUTRK baik yang PMDN baik yang

PMDN/PMA maupun yang non PMDN/PMA.

4. Bukan perusahaan industri adalah perusahaan yang bergerak

perusahaan yang bergerak di luar bidang usaha tertentu dengan

maksud untuk mencari keuntungan.

5. Luas ruang tempat usaha adalah luas ruangan atau bangunan, baik

yang merupakan bangunan tertutup maupun terbuka dipergunakan

dalam proses produksi atau kegiatan usaha.

c. Ijin gangguan terdiri dari

1. Ijin gangguan perusahaan industri yaitu ijin tempat usaha yang

(53)

tertentu bagi usaha yang di berikan kepada orang pribadi atau

badan dilokasi tertentu yang dapat menimbulkan bahaya kerugian

dan gangguan bagi perusahaan industri.

2. Ijin gangguan bukan perusahaan industri yaitu ijin tempat usaha

yang diberikan kepada orang pribadi atau badan dilokasi tertentu

bagi usaha bukan perusahaan industri.

d. Obejek Retribusi Ijin Gangguan Perusahaan Industri

Adapun objek retribusi ijin gangguan perusahaan industri adalah

sebagai berikut :

1. Yang dijalankan dengan alat kerja tenaga uap, air dan gas,

demikian juga dengan elektro motor dan tempat usaha lainnya yang

mempergunakan uap air, gas atau uap bertekanan tinggi.

2. Yang dipergunakan untuk membuat mengerjakan dan menyimpan

mesin dan bahan peledak lainnya termasuk pabrik dan tempat

penyimpanan petasan.

3. Yang dipergunakan untuk membuat ramuan kimia, termasuk pabrik

korek api.

4. Yang dipergunakan untuk memperoleh, mengerjakan dan

menyimpan bahan – bahan atsiri ( cluchting) atau mudah menguap.

5. Yang dipergunakan untuk penyulingan keringan kering dari bahan

– bahan tumbuh – tumbuhan dan hewan serta mengerjakan hasil

yang diperoleh daripadanya, termauk pabrik gas.

(54)

 

7. Yang dipergunakan untuk menyimpan dan mengerjakan sampah.

8. Tempat pengeringan gandum/kecambah (moutchrij) pabrik bir,

(brandij), perusahan penyulingan, pabrik spiritus dari cuka dan

perusahaan pemurnian, pabrik tepung perusahaan roti serta pabrik

setrup buah–buahan.

9. Tempat pembantaian tempat pengulitan ( aardewark ) tempat

pembuatan batu merah, genteng, ubin tegel, tempat pembakaran

gamping, gispadan pemasahan ( pembuatan ) kapur.

10. Tempat pencairan logam, tempat pencoran logam tempat

pertukangan besi, tempat penempahan logam, tempat pertukangan

besi, tempat penempahan logam, tempat pemipihan logam, tempat

pertukangan kuningan dan kaleng dan tempat pembuatan ketel.

11. Tempat penggilingan tras, penggergajian kayu dan pabrik minyak.

12. Galangan kapal kayu tempat pembuatan barang barang dari batu

dan penggergajian kayu, tempat pembuatan gilingan dan kreta,

tempat pembuatan tong tempat pertukangan kayu.

13. Pabrik tapioka.

14. Pabrik untuk mengerjakan karet, getah ( gumi ) getah perca atau

bahan – bahan yang mengandung zat karet.

15. Perusahaan kawasan industri.

16. Tempat penyimpanan dan penjualan eceran minyak tanah, minyak

(55)

17. Bengkel speda dan speda motor.

18. Bengkel perbaikan mobil.

19. Perbaikan / atau service accu dan dinamo.

20. Tempat penampungan dan penjualan kertas–kertas bekas, besi

bekas, kayu bekas, plastik bekas dan barang–barang dagangan

bekas lainnya.

21. Tempat peternakan unggas, sapi, sapi perah dan sejenisnya.

22. Pengepakan barang – barang dagangan sortasi perusahan ekspedisi.

23. Warung nasi, mie, bakso, sate dan sejenisnya termasuk warung

es/ice cream.

24. Ruang pamer kenderaan bermotor ( speda motor / show room ).

25. Tempat pencucian kenderaan bermotor ( speda motor, mobil dan

lain-lain ).

26. Tempat penyimpanan/mengolah/mengerjakan barang–barang

hasillaut, hasil bumi dan hasil hutan.

27. Tempat pembuatan makanan dan minuman serta perusahaan susu.

28. Tempat penjualan barang–barang dagangan dan usaha lainnya.

e. PERSYARATAN ( Pasal ayat 1 dan 2 perda No.22/2002)

1. Persyaratan umum sebagai berikut :

a. Mengisi surat permohonan.

b. Foto copy KTP pemilik atau penanggung jawab yang masih

(56)

 

c. Pas photo penanggung jawab perusahaan berwarna ukuran 3 x 4

sebanyak 3 lembar.

d. Foto copy NPWP pemilik / penanggung jawab atau NPWP

perusahaan yang bersangkutan.

e. Bagi perusahaan yang berbentuk PT. Melampirkan Foto copy akte

pendirian dan perubahan beserta foto copy pengesahan dari menteri

hukum dan HAM yang dilegalisir.

f. Bagi perusahaan berbentuk CV. Dan Fa. Melampirkan foto copy

akte pendirian dan perubahan yang telah didaftarkan di pengadilan

negeri yang dilegalisir

g. Bagi badan usaha yang berbentuk koperasi melampirkan foto copy

akte pendirian dan perubahan beserta foto copy pengesahan dari

dinas koperasi setempat atas nama menteri.

h. Foto copy status kepemilikan tempat usaha yang dilegalisir ( sewa /

milik sendiri ).

i. Foto copy SPPT dan bukti pembayaran pajak bumi dan bangunan

(PBB) tahun terakhir.

2. Persyaratan tambahan khusus bagi perusahaan industri

a. Surat pernyataan tidak merasa keberatan dari jiran tetangga

diketahui oleh lurah setempat (asli).

b. Foto copy surat izin mendirikan bangunan (SIMB) yang kegiatan

(57)

c. Rekomendasi dari Bappedalda kota medan untuk usaha industri

yang wajib upaya pengelolaan lingkungan / upaya pemantauan

lingkungan (UKL/UPL), kecuali bagi perusahaan bukan industri

kecil.

3. Persyaratan tambahan khusus bagi perusahaan bukan industri :

a. Surat Keterangan domisili yang dikeluarkan oleh lurah setempat

(asli).

b. Rekomendasi dari dinas pencegahan pemadam kebakaran kota

Medan, khusus untuk usaha : tempat penyimpanan dan penjualan

bahan–bahan kimia, penyimpanan dan penjualan karbit,

penyimpanan dan penjualan eceran minyak tanah, minyak solar,

premium, residu, spritus, alcohol dan gas elpiji dan sejenisnya.

c. Asli surat pernyataan tidak merasa keberatan dari jiran tetangga

diketahui oleh lurah setempat dan rekomendasi dari badan kesatuan

bangsa dan perlindungan masyarakat kota Medan, khusus untuk

usaha :

panti pijat, panti mandi uap, gelanggang perminan ketangkasan,

diskotik, klub malam, pub, karaoke dan tempat penyelenggaraan

kesenian tradisional dan sejenisnya.

d. Asli surat pernyataan tidak merasa keberatan dari jiran tertangga

diketahui oleh lurah setempat, khusus untuk usaha :

1. Tempat pesewaan kenderaan, tempat penyimpanan / grasi /

(58)

 

penyimpanan / pool kontainer bengkel perbaikan mobil,

perbaikan / servis accu dan dynamo, ruang pamer kenderaan

bermotor ( show room ), tempat pencucian kenderaan bermotor

( speda motor, mobil dan lain – lain ).

2. Tempat penampungan dan penjualan kertas-kertas bekas, besi

bekas, kayu bekas, plastik bekas dan barang–barang dagangan

bekas lainnya

e. Untuk perusahan besar bukan industri ;

1. Rekomendasi dari bappedalda kota medan untuk usaha besar

bukan industri yang wajib upaya pengelolaan lingkungan /

upaya pemantauan lingkungan / upaya pemantauan lingkungan

(UKL/UPL).

2. Foto copy surat izin mendirikan bangunan (SIMB) yang

kegiatan usahanya sesuai dengan peruntukan dilegalisir oleh

instansi yang menerbitkan.

3. Melampirkan rekomendasi atau ijin teknis dari instansi terkait

yang dilegalisir bagi perusahaan yang memohon jenis usaha

yang memerlukannya.

4. Khusus untuk permohonan daftar ulang dan atau perubahan

(59)

Tarif Retribusi Ijin Gangguan

a. PERUSAHAAN INDUSTRI (Pasal 19 Perda No. 22/2002 dan SK.Walikota

No.47 Tahun 2002 Pasal 7 dan 8)

TARIF RETRIBUSI = TARIF LINGKUNGAN X INDEKS LOKASI X

INDEKS GANGGUAN X LUAS TEMPAT USAHA X INDEKS LUAS BANGUNAN

Tabel 3.1

Klasifikasi Lingkngan dan Tarif

No Lingkungan Tarif

1 Industri/ kawasan industri Rp 200,-

2 Pertokoan Rp 275,-

3 Pasar Rp 275,-

4 Pemukiman Rp 400,-

5 Pergudangan Rp 225,-

6 Sosial Rp 500,-

Sumber : Buku Standar Operasional Prosedur Perijinan BPPT (2013,diolah)

Tabel 3.2

Klasifikasi Lokasi dan Indeks

No Lokasi Indeks

1 Jalan Utama

Jalan utama adalah jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar lebih dari 2,5 m dan ukuran panjang tidak melebihi 18 m muatan sumbu terberat yang diijinkan tidak melebihi 10 Ton.

1

2 Sekunder

Jalan sekunder adalah arteri atau kolektor yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2,5 m dan ukuran panjang tidak melebihi 10 m dan muatan sumbu terberat yang diijinkan tidak melebihi 10 Ton.

2

3 Jalan Lingkungan

Jalan Lingkungan adalah jalan kolektor atau jalan lokal yang yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2,1 m dan ukuran panjang tidak melebihi 9 m dan muatan sumbu terberat yang diijinkan tidak melbihi 8 Ton.

3

(60)

 

Tabel 3.3

Klasifikasi Gangguan dan Indeks

No Gangguan Indeks

1 Besar

Indek Gangguan Besar adalah jika perusahaan menggunakan tenaga penggerak berkuatan diatas 100 PK atau tingkat baku mutu udara dengan emisi tergolong O (baku mutu berat).

3

2 Menengah

Indek Gangguan Menengah adalah jika perusahaan menggunakan tenaga penggerak berkuatan diatas 50 PK atau tingkat baku mutu udara dengan emisi tergolong o (baku mutu sedang).

2

3 Kecil

Indek Gangguan Kecil adalah jika perusahaan menggunakan tenaga penggerak berkekuatan 50 PK atau tingkat mutu udara dengan emisi tergolong A (baku mutu kecil).

1

Sumber : Buku Standar Operasional Prosedur Perijinan BPPT (2013,diolah)

Tabel 3.4

Klasifikasi Luas Bangunan dan Indeks

No Luas Bangunan Indeks

1 Kurang dari 100 m2 1

2 Besar dari 100 m2 – 1000m2 0,90

3 Besar dari 1000 m2 0,75

Sumber : Buku Standar Operasional Prosedur Perijinan BPPT ( 2013 )

b. BUKAN PERUSAHAAN INDUSTRI (Pasal 20 Perda No. 22/2002 dan SK.

Walikota No. 47 Tahun 2002 Pasal 7, 8, 9, 10)

TARIF RETRIBUSI = TARIF LINGKUNGAN X INDEKS LOKASI X

(61)

Tabel 3.5

Klasifikasi Lingkungan dan Tarif

No Luas Bangunan Tarif

1 Pusat Kawasan Niaga

Pusat Kawasan Niaga adalah pusat tempat kegiatan usaha yang direncanakan dan dibuat secara terpadu seperti pusat perbelanjaan, plaza dan mobil.

Rp 500,-

2 Kawasan Niaga

Kawasan niaga adalah kawasan atau lingkungan yang telah berkembang menjadi tempat kegiatan usaha.

Rp 450,-

3 Perkantoran

Perkantoran adalah kawasan atau lingkungan yang telah berkembang menjadi kawasan perkantoran.

Rp 525,-

4 Campuran

Campuran adalah kawasan atau lingkungan yang merupakan tempat tinggal atau perumahan, niaga, dan perkantoran.

Rp 425,-

5 Industri/Kawasan Industri/Pergudangan

Industri/Kawasan Industri/Pergudangan adalah kawasan atau lingkungan yang diperuntukkan bagi kegiatan industri dan pergudangan.

Rp 400,-

6 Pendidikan

Pendidikan adalah kawasan atau lingkungan yang merupakan tempat-tempat berdiri berdirinya gedung-gedung sekolah dan atau perguruan tinggi.

Rp 400,-

7 Pemukiman

Pemukiman adalah kawasan atau lingkungan tempat tinggal atau lingkungan tempat tinggal atau perumahan.

Rp 400,-

Sumber : Buku Standar Operasional Prosedur Perijinan BPPT (2013, diolah)

Tabel 3.6

Klasifikasi Lokasi dan Indeks

No Lokasi Indeks

1 Jalan Utama Inti Kota 3

2 Jalan Utama Pinggiran Kota 2

3 Jalan Sekunder Inti Kota 2

4 Jalan Sekunder Pinggiran Kota 1

5 Jalan Lingkungan Inti Kota 1

6 Jalan Lingkungan Pinggiran Kota 0,75

Gambar

Tabel 1.1 Sistematika Penelitian
Gambar 2.1 Struktur Organisasi
Tabel 2.1 Jenis Perijinan Yang Dilayani
Tabel 2.2 Jenis Perijinan Yang Dilayani
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sebelum gambar masukan disampling dilakukan dulu proses yang disebut rekonstruksi dengan memetakan intensitas warna RGB yang ada pada citra asli ke warna citra pada NewBitmap,

Dalam sistem penjualan di dealer Suzuki masih dilakukan secara manual dan menimbulkan permasalahan seperti kesalahan dalam hal penulisan kode barang dan harga barang pada

DINAS KOPERASI UMKM PROVINSI SUMATERA BARAT. SEKSI PERTANIAN

Pada Penulisan Ilmiah ini penulis akan membahas penggunaan PHP sebagai salah satu bahasa CGI yang mendukung web sebagai media informasi yang dinamis, yaitu sebagai sarana yang

Pada akhir pertemuan, penulis memberi kesempatan kepada peserta untuk mendemontrasikan materi yang telah dikuasai.Disamping itu juga diberi kesempatan tanya jawab dan memberi

Dari hasil analisis data yang telah dilakukan maka dapat diketahui bahwa bentuk yang ditemukan pada register dalam pembuatan, batik terdiri dari kata benda, kata kerja,

Dede Kosasih dalam makalahnya bahwa “ Kaulinan dan Kakawihan Barudak Sunda, selanjutnya disebut KKBS, ternyata memiliki kearifan lokal (local wisdom, local genius) yang luar

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan analisis pengaruh tekstur tanah dan C-Organik tanah terhadap produksi tanaman ubi kayu di Kecamatan Pegajahan,