• Tidak ada hasil yang ditemukan

IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN KEPUASAN KOMUNIKASI ORGANISASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN KEPUASAN KOMUNIKASI ORGANISASI"

Copied!
288
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI

DAN KEPUASAN KOMUNIKASI ORGANISASI

(Studi Perbandingan Antara Hubungan Iklim Komunikasi Organisasi

Dengan Kepuasan Komunikasi Organisasi di Dewan Pimpinan Daerah

Partai Amanat Nasional Wonogiri dan Dewan Pimpinan Daerah Partai

Amanat Nasional Kota Surakarta Tahun 2010)

SKRIPSI

Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Meraih Gelar

Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan Ilmu Komunikasi

Oleh :

Novi Eko Cahyanto

D0205102

PROGRAM REGULER

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

ii

PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui untuk diuji dan dipertahankan di hadapan Panitia Ujian Skripsi

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Surakarta, Januari 2011 Pembimbing

(3)

commit to user

iii

PENGESAHAN

Telah disetujui dan disahkan oleh Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta Hari :

Tanggal :

Panitia Penguji:

Ketua :Prof. Drs. H. Totok S, SU, MA, Ph.D ( ……….. ) NIP. 19490428 197903 1 001

Sekretaris : Dra. Indah Budi Rahayu, SE ( ……….. ) NIP. 19580317 199010 2 001

Penguji : Drs. H. Sutopo, MS ( ……….. ) NIP. 19570505 198303 1 004

Mengetahui,

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta

Dekan,

(4)

commit to user

iv

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul:

IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI

DAN KEPUASAN KOMUNIKASI ORGANISASI

(Studi Perbandingan Antara Hubungan Iklim Komunikasi Organisasi

Dengan Kepuasan Komunikasi Organisasi di Dewan Pimpinan Daerah

Partai Amanat Nasional Wonogiri dan Dewan Pimpinan Daerah Partai

Amanat Nasional Kota Surakarta Tahun 2010)

Adalah karya asli saya dan bukan plagiat baik secara utuh atau sebagian serta belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar akademik di institusi lain. Apabila ada footnote atau kutipan dari buku atau pendapat lain, sudah dikutip menurut tata cara penulisan ilmiah. Saya bersedia menerima akibat dari dicabutnya gelar sarjana apabila ternyata di kemudian hari terdapat bukti-bukti yang kuat, bahwa karya saya tersebut ternyata bukan karya saya yang asli atau sebenarnya.

Surakarta, Januari 2011

(5)

commit to user

v

MOTTO

Jadilah Hadiah Untuk Sesama

Lakukan Yang Terbaik Yang Bisa Kamu Lakukan

Berkomunikasilah Dengan Sebaik-baiknya Karena Komunikasi Yang Baik Itu Akan Membuat Hidup Lebih Berkualitas

(6)

commit to user

vi

PERSEMBAHAN

Penelitian ini penulis persembahkan kepada:

· Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW;

· Ayah dan Ibuku, serta segenap keluarga besarku tercinta. I love you so much;

· Kasihku, Anggita Devi Asmarani;

· Sahabatku Budiyanto, Dewi Sanastri Vienadici, Hergiansyah Afriyanto, Indrianto Anggoro Putro, Listyawan Hafid, Muhammad Sidik, Muklis Amrohani, Permatasari Vienadici, Alm. Purnomo, dan Rahmat Pudjiyanto.

Thank you for your friendship;

· Keluarga besar SMA Negeri 1 Wonogiri;

· Keluarga besar Karang Taruna Padma Kencana;

· Keluarga besar Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Ave Communicare!!!;

(7)

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah yang dilimpahkan-Nya, maka penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN KEPUASAN KOMUNIKASI ORGANISASI (Studi Perbandingan Antara Hubungan Iklim Komunikasi Organisasi Dengan Kepuasan Komunikasi Organisasi di Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Wonogiri dan Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Kota Surakarta Tahun 2010). Skripsi ini sebagai syarat memperoleh gelar sarjana (S1) Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

(8)

commit to user

viii

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah bersedia meluangkan waktu, perhatian, sekaligus berkenan membagikan ilmunya kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Bpk. Drs. H. Sutopo, MS, selaku Dosen Pembimbing. Terima kasih atas bimbingannya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik;

2. Bpk. Subandi, PR, S.Pd (Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Wonogiri) dan Bpk. H. Hami Mujadid Irsyad, S.Ag (Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Kota Surakarta). Atas segala bantuannya;

3. Seluruh pengurus Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Wonogiri dan Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Kota Surakarta;

4. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih atas bantuannya.

Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, oleh sebab itu, saran, kritik yang membangun, berbagai masukan sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri maupun siapa saja yang membacanya.

Surakarta, Desember 2010 Penulis

(9)

commit to user

ix

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL

... i

PERSETUJUAN

... ii

PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ………..……….…… iv

MOTTO……... v

PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI …... ix

DAFTAR GAMBAR ………...……… xxii

DAFTAR TABEL ... xxiii

DAFTAR CHART ………... xxxv

ABSTRAK ………...…… xxxviii

ABSTRACT ………...………...……… xl

BAB I . PENDAHULUAN

... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

(10)

commit to user

x

1.3 Tujuan Masalah ... 2

1.4 Kerangka Pemikiran dan Teori …………... 3

1.4.1 Iklim Komunikasi Organisasi ………...………... 3

1.4.2 Kepuasaan Komunikasi Organisasi ………...………... 12

1.4.3 Status Sosial Ekonomi …...………...……... 14

1.4.4 Hubungan Iklim Komunikasi Organisasi dan Kepuasaan Komunikasi Organisasi ……… 16

1.4.5 Hubungan Iklim Komunikasi Organisasi dan Status Sosial Ekonomi ……… 18

1.4.6 Hubungan Kepuasaan Komunikasi Organisasi dan Status Sosial Ekonomi ……….……… 19

1.4.7 Hubungan Iklim Komunikasi Organisasi dan Kepuasaan Komunikasi Organisasi Yang Dikontrol Oleh Status Sosial Ekonomi ……… 21

1.5 Asumsi Dasar …………...…………..…………...………..….. 24

1.6 Definisi Konseptual dan Operasional ………. 24

1.6.1 Definisi Konseptual …………...…...………... 24

1.6.2 Definisi Operasional ………..……...……. 26

1.6.2.1 Variabel Independen ……….. 26

1.6.2.2 Variabel Dependen ………. 28

1.6.2.3 Variabel Kontrol …….………...…… 30

(11)

commit to user

xi

1.7.1 Jenis Penelitian ………...………. 31

1.7.2 Lokasi Penelitian ………...……….. 32

1.7.3 Populasi dan Sampel ………...………… 32

1.7.4 Sumber Data ………...………. 34

1.7.5 Metode Pengumpulan Data ………...…. 34

1.7.6 Validitas Data ………...………... 35

1.7.7 Teknik Analisis Data ………...…… 36

BAB II . DESKRIPSI ORGANISASI

... 38

2.1 Sejarah Berdirinya Partai Amanat Nasional ... 38

2.2 Logo dan Lambang Partai Amanat Nasional ... 38

2.3 Platform Partai Amanat Nasional ………... 39

2.4 Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Wonogiri ... 54

2.5 Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Kota Surakarta ……….... 56

BAB III . PAPARAN DATA KUESIONER, WAWANCARA

DAN OBSERVASI

……….….……….. 59

3.1 Paparan Data Dan Analisa Tentang Variabel Independen Iklim Komunikasi Organisasi ………...………..……… 59

3.1.1 Iklim Komunikasi Organisasi di DPD PAN Wonogiri …...………... 60

3.1.1.1 Supportiveness ………...………...……...… 60

(12)

commit to user

xii

dipandang cukup penting oleh pimpinan ……….…………. 61

3.1.1.1.2 Pimpinan mendengarkan secara berkesinambungan dan berpikir luas mengenai

saran atau laporan masalah yang diajukan anggota ...…...…. 63

3.1.1.2 Partisipasi membuat keputusan ……….…... 67

3.1.1.2.1 Anggota diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya dalam proses pengambilan keputusan yang berhubungan

dengan kebijakan organisasi ………..….. 68

3.1.1.2.2 Anggota berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai kebijakan organisasi yang

relevan dengan kedudukannya ………... 70

3.1.1.3 Kepercayaan …………...…...………...……….. 74

3.1.1.3.1 Atasan mempunyai kepercayaan kepada anggota sehubungan dengan kemampuan melaksanakan

tugas ………... 74

3.1.1.3.2 Anggota memiliki kepercayaan kepada atasan maupun sesama anggota organisasi sehubungan dengan kemampuan menjalankan tugas

keorganisasian ………...….. 76

3.1.1.4 Keterbukaan dan keterusterangan ………….……….. 80

3.1.1.4.1 Anggota dapat menerima informasi

(13)

commit to user

xiii

tugas, baik individu, antar anggota, antar bagian, maupun berkaitan dengan publik, kecuali untuk

informasi yang bersifat rahasia ………...……. 80

3.1.1.4.2 Pimpinan selalu mengkomunikasikan informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas kepada seluruh anggota, kecuali untuk

informasi yang bersifat rahasia ……….……. 82

3.1.2 Penyajian Pengkategorisasian Nilai Data Variabel Independen

Iklim Komunikasi Organisasi di DPD PAN Wonogiri ………..….. 86

3.1.3 Iklim Komunikasi Organisasi di DPD PAN Kota Surakarta ... 89

3.1.3.1 Supportiveness ……….… 89

3.1.3.1.1 Informasi yang diterima dari bawahan

dipandang cukup penting oleh pimpinan ……….…………. 90

3.1.3.1.2 Pimpinan mendengarkan secara berkesinambungan dan berpikir luas mengenai saran atau laporan masalah

yang diajukan anggota ………...………. 92

3.1.3.2 Partisipasi membuat keputusan ……….……….. 96

(14)

commit to user

xiv

dengan kebijakan organisasi ………... 97

3.1.3.2.2 Anggota berkomunikasi dan

berkonsultasi mengenai kebijakan organisasi

yang relevan dengan kedudukannya ……...………….…….. 99

3.1.3.3 Kepercayaan ………...…..….. 103

3.1.3.3.1 Atasan mempunyai kepercayaan kepada anggota sehubungan dengan kemampuan

melaksanakan tugas …... 103

3.1.3.3.2 Anggota memiliki kepercayaan kepada atasan maupun sesama anggota organisasi sehubungan

dengan kemampuan menjalankan tugas keorganisasian ….. 105

3.1.3.4 Keterbukaan dan keterusterangan ……..………….. 109

3.1.3.4.1 Anggota dapat menerima informasi yang dapat memudahkan dalam mengkoordinasikan tugas, baik individu, antar anggota, antar bagian,

maupun berkaitan dengan publik, kecuali untuk informasi yang bersifat rahasia ………. 110

3.1.3.4.2 Pimpinan selalu mengkomunikasikan informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas kepada

seluruh anggota, kecuali untuk informasi yang

bersifat rahasia ……….………...…. 112

3.1.4 Penyajian Pengkategorisasian Nilai Data Variabel Independen

(15)

commit to user

xv

Kota Surakarta ……….……… 117

3.1.5 Perbandingan Penilaian Antar Indikator Dalam

Variabel Independen Iklim Komunikasi Organisasi

di DPD PAN Wonogiri dengan di DPD PAN Kota Surakarta …...….…… 120

3.1.5.1 Perbandingan penilaian tingkat indikator

supportiveness di DPD PAN Wonogiri dengan

di DPD PAN Kota Surakarta ……….………… 120

3.1.5.2 Perbandingan penilaian tingkat indikator

partisipasi membuat keputusan di DPD PAN Wonogiri

dengan di DPD PAN Kota Surakarta ……….. 122

3.1.5.3 Perbandingan penilaian tingkat indikator

kepercayaan di DPD PAN Wonogiri dengan

di DPD PAN Kota Surakarta ………..………… 124

3.1.5.4 Perbandingan penilaian tingkat indikator

keterbukaan dan keterusterangan

di DPD PAN Wonogiri dengan

di DPD PAN Kota Surakarta ……….. 126

3.1.6 Perbandingan Pengkategorisasian Variabel Independen

Iklim Komunikasi Organisasi di DPD PAN Wonogiri dengan

di DPD PAN Kota Surakarta ………..………… 128

3.2 Paparan Data Dan Analisa Tentang Variabel Dependen

Kepuasan Komunikasi Organisasi ………... 130

(16)

commit to user

xvi

3.2.1.1 Kepuasan dengan pekerjaan ……….….. 131

3.2.1.1.1 Kepuasan dengan jenis jabatan

yang diemban ………... 131

3.2.1.1.2. Kepuasan terhadap keuntungan yang

didapat dari jenis jabatan yang diemban .…………...… 133

3.2.1.2. Kepuasan dengan ketepatan informasi ….……...…. 137

3.2.1.2.1. Kepuasan terhadap informasi yang tersedia dan diterima seputar organisasi secara keseluruhan ... 138

3.2.1.2.2. Kepuasan terhadap kebijaksanaan

yang diterapkan di dalam organisasi ..……….... 140

3.2.1.3. Kepuasan dengan efisiensi bermacam-macam

saluran komunikasi dalam organisasi …………...…………. 144

3.2.1.3.1. Kepuasan terhadap penggunaan

media komunikasi yang ada ... 145

3.2.1.3.2. Kepuasan terhadap efisiensi media

untuk menyebarluaskan informasi dalam organisasi ... 147

3.2.2 Penyajian Pengkategorisasian Nilai Data Variabel Dependen

Kepuasan Komunikasi Organisasi di DPD PAN Wonogiri ………...…….. 151

3.2.3 Kepuasan Komunikasi Organisasi di DPD PAN Kota Surakarta .… 155

3.2.3.1 Kepuasan dengan pekerjaan ………...………. 155

3.2.3.1.1. Kepuasan dengan jenis jabatan

yang diemban ………...……….. 156

(17)

commit to user

xvii

yang didapat dari jenis jabatan yang diemban ...……… 158

3.2.3.2 Kepuasan dengan ketepatan informasi …….………. 162

3.2.3.2.1. Kepuasan terhadap informasi yang tersedia dan diterima seputar organisasi

secara keseluruhan ……….………... 163

3.2.3.2.2 Kepuasan terhadap kebijaksanaan yang

diterapkan di dalam organisasi ………….……….. 165

3.2.3.3 Kepuasan dengan efisiensi bermacam-macam

saluran komunikasi dalam organisasi ………...………. 170

3.2.3.3.1 Kepuasan terhadap penggunaan

media komunikasi yang ada ... 171

3.2.3.3.2 Kepuasan terhadap efisiensi media untuk menyebarluaskan informasi

dalam organisasi ………... 172

3.2.4 Penyajian Pengkategorisasian Nilai Data Variabel Dependen

Kepuasan Komunikasi Organisasi di DPD PAN Kota Surakarta ....…….. 177

3.2.5 Perbandingan Penilaian Antar Indikator Dalam Variabel

Dependen Kepuasan Komunikasi Organisasi

di DPD PAN Wonogiri dengan di DPD PAN Kota Surakarta ……… 180

3.2.5.1 Perbandingan penilaian tingkat indikator

kepuasan dengan pekerjaan di DPD PAN Wonogiri

dengan di DPD PAN Kota Surakarta ……….……… 180

(18)

commit to user

xviii

kepuasan dengan ketepatan informasi

di DPD PAN Wonogiri dengan

di DPD PAN Kota Surakarta ……….. 182

3.2.5.3 Perbandingan penilaian tingkat indikator kepuasan dengan efisiensi bermacam-macam saluran komunikasi dalam organisasi di DPD PAN Wonogiri dengan di DPD PAN Kota Surakarta ………..……… 184

3.2.6 Perbandingan Pengkategorisasian Variabel Dependen Kepuasan Komunikasi Organisasi di DPD PAN Wonogiri dengan di DPD PAN Kota Surakarta ………..……… 186

3.3 Paparan Data Dan Analisa Tentang Variabel Kontrol Status Sosial Ekonomi ………... 188

3.3.1 Status Sosial Ekonomi di DPD PAN Wonogiri ….……... 189

a. Pendidikan ……….…………... 189

b. Pekerjaan ……….………. 191

3.3.2 Penyajian Pengkategorisasian Nilai Data Variabel Kontrol Status Sosial Ekonomi di DPD PAN Wonogiri ……….….… 193

3.3.3 Status Sosial Ekonomi di DPD PAN Kota Surakarta …….…………. 194

a. Pendidikan ……….…... 194

b. Pekerjaan ……….…. 196

3.3.4 Penyajian Pengkategorisasian Nilai Data Variabel

(19)

commit to user

xix

Status Sosial Ekonomi di DPD PAN Kota Surakarta ………..…. 198

3.3.5 Perbandingan Penilaian Antar Indikator Dalam Variabel Kontrol

Status Sosial Ekonomi di DPD PAN Wonogiri dengan

di DPD PAN Kota Surakarta ………..……… 200

3.3.5.1 Perbandingan penilaian tingkat indikator

pendidikan di DPD PAN Wonogiri dengan

di DPD PAN Kota Surakarta ……….….……… 200

3.3.5.2 Perbandingan penilaian tingkat indikator

pekerjaan di DPD PAN Wonogiri dengan

di DPD PAN Kota Surakarta ……….……… 202

3.3.6 Perbandingan Pengkategorisasian Variabel Kontrol

Status Sosial Ekonomi di DPD PAN Wonogiri dengan

di DPD PAN Kota Surakarta ……….…….……… 204

3.3.7 Rangkuman ………. 206

BAB IV . ANALISIS DATA

………..…….………... 208

4.1 Analisis Korelasi Antara Variabel Independen

Iklim Komunikasi Organisasi dan Variabel Dependen

Kepuasan Komunikasi Organisasi Di DPD PAN

Wonogiri (τxy) ….…... 212

4.2 Analisis Korelasi Antara Variabel Kontrol

Status Sosial Ekonomi dan Variabel Independen

(20)

commit to user

xx

Wonogiri (τzx) …………..………... 213

4.3 Analisis Korelasi Antara Variabel Kontrol

Status Sosial Ekonomi dan Variabel Dependen

Kepuasan Komunikasi Organisasi Di DPD PAN

Wonogiri (τzy) ….………..…… 216

4.4 Analisis Korelasi Antara Variabel Independen

Iklim Komunikasi Organisasi Dan Variabel Dependen

Kepuasan Komunikasi Organisasi Yang Dikontrol Oleh

Variabel Kontrol Status Sosial Ekonomi Di DPD PAN

Wonogiri (τxy.z) ….………..….………… 218

4.5 Analisis Korelasi Antara Variabel Independen

Iklim Komunikasi Organisasi dan Variabel Dependen

Kepuasan Komunikasi Organisasi Di DPD PAN

Kota Surakarta (τxy) ………. 222

4.6 Analisis Korelasi Antara Variabel Kontrol

Status Sosial Ekonomi dan Variabel Independen

Iklim Komunikasi Organisasi Di DPD PAN

Kota Surakarta (τzx) ………..…. 223

4.7 Analisis Korelasi Antara Variabel Kontrol

Status Sosial Ekonomi dan Variabel Dependen

Kepuasan Komunikasi Organisasi Di DPD PAN

Kota Surakarta (τzy) ……… 226

(21)

commit to user

xxi

Iklim Komunikasi Organisasi Dan Variabel Dependen

Kepuasan Komunikasi Organisasi Yang Dikontrol Oleh

Variabel Kontrol Status Sosial Ekonomi Di DPD PAN

Kota Surakarta (τxy.z) ……….…....… 228

4.9 Perbandingan Hubungan Antar Variabel Di DPD PAN Wonogiri Dan Di DPD PAN Kota Surakarta ………...………….…….……… 232

BAB V . KESIMPULAN DAN SARAN

……….. 234

A. Kesimpulan ………...……...……….…… 234

B. Saran ………....……….……… 242

DAFTAR PUSTAKA

(22)

commit to user

xxii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(23)

commit to user

xxiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I Perincian Populasi Dari DPD PAN Wonogiri dan Dari DPD PAN Kota Surakarta ………...…….. 34 Tabel II Tanggapan responden terhadap informasi

dari bawahan kepada atasan ………. 61 Tabel III Tanggapan responden terhadap pimpinan

mendengarkan saran yang diajukan anggota ……….…... 63 Tabel IV Tabel pengkategorisasian pendapat responden

mengenai tingkat supportiveness

terhadap DPD PAN Wonogiri ……..……….…... 65 Tabel V Tanggapan responden terhadap anggota

diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya ... 68 Tabel VI Tanggapan responden terhadap anggota

berkomunikasi mengenai

kebijakan organisasi ………...…...………... 70 Tabel VII Tabel pengkategorisasian pendapat responden

mengenai tingkat partisipasi membuat keputusan

terhadap DPD PAN Wonogiri ………..…………... 72 Tabel VIII Tanggapan responden terhadap atasan

(24)

commit to user

xxiv

memiliki kepercayaan kepada atasan

maupun sesama anggota ………..…...………….. 76 Tabel X Tabel pengkategorisasian pendapat responden

mengenai tingkat kepercayaan

terhadap DPD PAN Wonogiri …………...………... 78 Tabel XI Tanggapan responden terhadap anggota

menerima informasi, kecuali untuk informasi

yang bersifat rahasia ………... 80 Tabel XII Tanggapan responden terhadap pimpinan

mengkomunikasikan informasi yang berkaitan dengan tugas kepada anggota,

kecuali untuk informasi rahasia ………..……. 82 Tabel XIII Tabel pengkategorisasian pendapat responden

mengenai tingkat keterbukaan

dan keterusterangan terhadap DPD PAN Wonogiri ...….. 85 Tabel XIV Tabel pengkategorisasian pendapat responden

mengenai tingkat variabel independen

iklim komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri .…. 88 Tabel XV Tanggapan responden terhadap informasi

dari bawahan kepada atasan ………...……… 90 Tabel XVI Tanggapan responden terhadap pimpinan

(25)

commit to user

xxv

mengenai tingkat supportiveness

terhadap DPD PAN Kota Surakarta ………..…………... 94 Tabel XVIII Tanggapan responden terhadap anggota

diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya ... 97 Tabel XIX Tanggapan responden terhadap anggota

berkomunikasi mengenai kebijakan organisasi ……..….. 99 Tabel XX Tabel pengkategorisasian pendapat responden

mengenai tingkat partisipasi membuat keputusan

terhadap DPD PAN Kota Surakarta ………... 101 Tabel XXI Tanggapan responden terhadap atasan mempunyai

kepercayaan kepada anggota ………..……..………... 103 Tabel XXII Tanggapan responden terhadap anggota memiliki

kepercayaan kepada atasan maupun sesama anggota .... 105 Tabel XXIII Tabel pengkategorisasian pendapat responden

mengenai tingkat kepercayaan

terhadap DPD PAN Kota Surakarta ……...………….... 107 Tabel XXIV Tanggapan responden terhadap anggota

menerima informasi, kecuali untuk informasi

yang bersifat rahasia ……….………….. 110 Tabel XXV Tanggapan responden terhadap pimpinan

mengkomunikasikan informasi yang berkaitan dengan tugas kepada anggota,

(26)

commit to user

xxvi

Tabel XXVI Tabel pengkategorisasian pendapat responden mengenai tingkat keterbukaan dan keterusterangan

terhadap DPD PAN Kota Surakarta ……….….. 115 Tabel XXVII Tabel pengkategorisasian pendapat responden

mengenai tingkat variabel independen iklim komunikasi organisasi

di DPD PAN Kota Surakarta ………. 118 Tabel XXVIII Tabel perbandingan tingkat supportiveness

terhadap DPD PAN Wonogiri dengan

terhadap DPD PAN Kota Surakarta ……….. 120 Tabel XXIX Tabel perbandingan tingkat partisipasi

membuat keputusan di DPD PAN Wonogiri

dengan di DPD PAN Kota Surakarta ………….……… 122 Tabel XXX Tabel perbandingan tingkat kepercayaan

terhadap DPD PAN Wonogiri

dengan terhadap DPD PAN Kota Surakarta ….………. 124 Tabel XXXI Tabel perbandingan tingkat keterbukaan

dan keterusterangan terhadap DPD PAN Wonogiri

dengan terhadap DPD PAN Kota Surakarta ………….. 126 Tabel XXXII Tabel perbandingan tingkat variabel

(27)

commit to user

xxvii

dengan jabatan yang diemban ……… 131 Tabel XXXIV Tanggapan responden terhadap kepuasan

atas keuntungan yang didapat

dari jabatan yang diemban ….……….…... 133 Tabel XXXV Tabel pengkategorisasian pendapat responden

mengenai tingkat kepuasan dengan pekerjaan

terhadap DPD PAN Wonogiri ……….... 136 Tabel XXXVI Tanggapan responden terhadap kepuasan

atas informasi yang tersedia dan diterima

seputar organisasi ………... 138 Tabel XXXVII Tanggapan responden terhadap kepuasan

atas kebijaksanaan di dalam organisasi …..……… 140 Tabel XXXVIII Tabel pengkategorisasian pendapat responden

mengenai tingkat kepuasan dengan

ketepatan informasi terhadap DPD PAN Wonogiri …... 142 Tabel XXXIX Tanggapan responden terhadap kepuasan

penggunaan media komunikasi ……….………. 145 Tabel XL Tanggapan responden terhadap kepuasan

atas efisiensi media komunikasi ………. 147 Tabel XLI Tabel pengkategorisasian pendapat responden

mengenai tingkat kepuasan dengan efisiensi saluran komunikasi dalam organisasi

(28)

commit to user

xxviii

Tabel XLII Tabel pengkategorisasian pendapat responden mengenai tingkat variabel dependen

kepuasan komunikasi organisasi

di DPD PAN Wonogiri ……….. 153 Tabel XLIII Tanggapan responden terhadap kepuasan

dengan jabatan yang diemban ………...……….… 156 Tabel XLIV Tanggapan responden terhadap kepuasan

atas keuntungan yang didapat dari jabatan

yang diemban ………..…... 158 Tabel XLV Tabel pengkategorisasian pendapat responden

mengenai tingkat kepuasan dengan pekerjaan

terhadap DPD PAN Kota Surakarta ………... 161 Tabel XLVI Tanggapan responden terhadap kepuasan

atas informasi yang tersedia dan diterima

seputar organisasi …….………... 163 Tabel XLVII Tanggapan responden terhadap kepuasan

atas kebijaksanaan di dalam organisasi …….….……… 165 Tabel XLVIII Tabel pengkategorisasian pendapat responden

mengenai tingkat kepuasan dengan ketepatan informasi

terhadap DPD PAN Kota Surakarta ……….…….. 168 Tabel XLIX Tanggapan responden terhadap kepuasan

(29)

commit to user

xxix

Tabel L Tanggapan responden terhadap kepuasan

atas efisiensi media komunikasi ………. 172 Tabel LI Tabel pengkategorisasian pendapat responden

mengenai tingkat kepuasan dengan

efisiensi saluran komunikasi dalam organisasi

terhadap DPD PAN Kota Surakarta ... 175 Tabel LII Tabel pengkategorisasian pendapat responden

mengenai tingkat variabel dependen kepuasan komunikasi organisasi

di DPD PAN Kota Surakarta ……….… 178 Tabel LIII Tabel perbandingan tingkat kepuasan

dengan pekerjaan terhadap DPD PAN Wonogiri

dengan terhadap DPD PAN Kota Surakarta ...………... 180 Tabel LIV Tabel perbandingan tingkat kepuasan

dengan ketepatan informasi terhadap DPD PAN Wonogiri

dengan terhadap DPD PAN Kota Surakarta ………….. 182 Tabel LV Tabel perbandingan tingkat kepuasan

dengan efisiensi saluran komunikasi

dalam organisasi terhadap DPD PAN Wonogiri

dengan terhadap DPD PAN Kota Surakarta ………….. 184 Tabel LVI Tabel perbandingan tingkat variabel kepuasan

(30)

commit to user

xxx

dengan di DPD PAN Kota Surakarta ………..…... 186 Tabel LVII Tanggapan responden terhadap tingkat pendidikan .….. 189 Tabel LVIII Tabel pengkategorisasian pendapat responden

[image:30.595.113.510.233.490.2]

mengenai tingkat pendidikan ……….…...……. 190 Tabel LIX Tanggapan responden terhadap tingkat pekerjaan ….… 191 Tabel LX Tabel pengkategorisasian pendapat responden

mengenai tingkat pekerjaan ……….…... 192 Tabel LXI Tabel pengkategorisasian pendapat responden

mengenai tingkat variabel kontrol

status sosial ekonomi di DPD PAN Wonogiri ………... 194 Tabel LXII Tanggapan responden terhadap tingkat pendidikan …... 195 Tabel LXIII Tabel pengkategorisasian pendapat responden

mengenai tingkat pendidikan ………. 195 Tabel LXIV Tanggapan responden terhadap tingkat pekerjaan ….… 196 Tabel LXV Tabel pengkategorisasian pendapat responden

mengenai tingkat pekerjaan ……….……... 197 Tabel LXVI Tabel pengkategorisasian pendapat responden

mengenai tingkat variabel kontrol status sosial ekonomi

di DPD PAN Kota Surakarta ………..…………... 199 Tabel LXXVII Tabel perbandingan tingkat pendidikan

di DPD PAN Wonogiri

(31)

commit to user

xxxi

Tabel LXXVIII Tabel perbandingan tingkat pekerjaan di DPD PAN Wonogiri

dengan di DPD PAN Kota Surakarta ……….…… 202 Tabel LXIX Tabel perbandingan tingkat variabel

status sosial ekonomi di DPD PAN Wonogiri

[image:31.595.114.507.241.489.2]

dengan di DPD PAN Kota Surakarta …………..……... 204 Tabel LXX Nilai-Nilai Tingkat Variabel Iklim Komunikasi

Organisasi, Kepuasan Komunikasi Organisasi, dan Status Sosial Ekonomi

Di DPD PAN Wonogiri n : 10 …….………...………. 210 Tabel LXXI Nilai-Nilai Tingkat Variabel Iklim Komunikasi Organisasi,

Kepuasan Komunikasi Organisasi, dan Status Sosial Ekonomi

Di DPD PAN Kota Surakarta n : 10 ….…………...… 211 Tabel LXXII Tabulasi Silang Hubungan Variabel Iklim

Komunikasi Organisasi dengan

Variabel Kepuasan Komunikasi Organisasi

di DPD PAN Wonogiri n : 10 ……….……… 212 Tabel LXXIII Tabulasi Silang Hubungan Variabel

Iklim Komunikasi Organisasi dengan Variabel Status Sosial Ekonomi

(32)

commit to user

xxxii

Kepuasan Komunikasi Organisasi dengan Variabel Status Sosial Ekonomi

[image:32.595.114.508.220.504.2]

di DPD PAN Wonogiri ……….……. 216 Tabel LXXV Korelasi Antara Variabel Independen

Iklim Komunikasi Organisasi dan

Variabel Dependen Kepuasan Komunikasi Organisasi Yang Dikontrol Oleh

Variabel Kontrol Status Sosial Ekonomi Yang Tinggi Di DPD PAN Wonogiri n : 9 .…………..………. 218 Tabel LXXVI Korelasi Antara Variabel Independen

Iklim Komunikasi Organisasi dan

Variabel Dependen Kepuasan Komunikasi Organisasi Yang Dikontrol Oleh

Variabel Kontrol Status Sosial Ekonomi Yang Sedang Di DPD PAN Wonogiri n : 1 ……….……..…….. 219 Tabel LXXVII Korelasi Antara Variabel Independen

Iklim Komunikasi Organisasi dan

Variabel Dependen Kepuasan Komunikasi Organisasi Yang Dikontrol Oleh

Variabel Kontrol Status Sosial Ekonomi Yang Rendah Di DPD PAN Wonogiri n : 0 ………..………..… 220 Tabel LXXVIII Tabulasi Silang Hubungan Variabel

(33)

commit to user

xxxiii

Variabel Kepuasan Komunikasi Organisasi di

DPD PAN Kota Surakarta n : 10 …………....………... 222 Tabel LXXIX Tabulasi Silang Hubungan Variabel

Iklim Komunikasi Organisasi dengan Variabel Status Sosial Ekonomi

[image:33.595.112.509.235.493.2]

di DPD PAN Kota Surakarta ……….… 223 Tabel LXXX Tabulasi Silang Hubungan Variabel Kepuasan

Komunikasi Organisasi dengan Variabel Status Sosial Ekonomi

di DPD PAN Kota Surakarta ……….………… 226 Tabel LXXXI Korelasi Antara Variabel Independen

Iklim Komunikasi Organisasi dan

Variabel Dependen Kepuasan Komunikasi Organisasi Yang Dikontrol Oleh Variabel Kontrol

Status Sosial Ekonomi Yang Tinggi

Di DPD PAN Kota Surakarta n : 6 ………..……….… 228 Tabel LXXXII Korelasi Antara Variabel Independen

Iklim Komunikasi Organisasi dan

Variabel Dependen Kepuasan Komunikasi Organisasi Yang Dikontrol Oleh Variabel Kontrol

Status Sosial Ekonomi Yang Sedang Di DPD PAN Kota Surakarta

(34)

commit to user

xxxiv

Tabel LXXXIII Korelasi Antara Variabel Independen Iklim Komunikasi Organisasi dan Variabel Dependen Kepuasan Komunikasi Organisasi Yang Dikontrol Oleh Variabel Kontrol Status Sosial Ekonomi Yang Rendah Di DPD PAN Kota Surakarta

[image:34.595.112.513.227.505.2]

n : 0 ……….……… 230 Tabel LXXXIV Perbandingan Hubungan Antar Variabel

Di DPD PAN Wonogiri

(35)

commit to user

xxxv

DAFTAR

CHART

Halaman

Chart I Perbandingan tingkat supportiveness terhadap DPD PAN Wonogiri

dengan terhadap DPD PAN Kota Surakarta

(dalam %) ……….…….. 121

Chart II Perbandingan tingkat partisipasi membuat keputusan di DPD PAN Wonogiri

dengan di DPD PAN Kota Surakarta

(dalam %) ……….……. 123

Chart III Perbandingan tingkat kepercayaan terhadap DPD PAN Wonogiri

dengan terhadap DPD PAN Kota Surakarta

(dalam %) ……….……….. 125

Chart IV Perbandingan tingkat keterbukaan

dan keterusterangan terhadap DPD PAN Wonogiri dengan terhadap DPD PAN Kota Surakarta

(dalam %) ……….…….………. 127

Chart V Perbandingan tingkat variabel iklim komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri

(36)

commit to user

xxxvi

Chart VI Perbandingan tingkat kepuasan dengan pekerjaan terhadap DPD PAN Wonogiri

dengan terhadap DPD PAN Kota Surakarta

(dalam %) ……….………….. 181

Chart VII Perbandingan tingkat kepuasan dengan ketepatan informasi terhadap DPD PAN Wonogiri

dengan terhadap DPD PAN Kota Surakarta

(dalam %) ………..…. 183

Chart VIII Perbandingan tingkat kepuasan dengan efisiensi saluran komunikasi

dalam organisasi terhadap DPD PAN Wonogiri dengan terhadap DPD PAN Kota Surakarta

(dalam %) ………..……… 185

Chart IX Perbandingan tingkat variabel kepuasan komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri

dengan di DPD PAN Kota Surakarta

(dalam %) ……….….…………. 187

Chart X Perbandingan tingkat pendidikan di DPD PAN Wonogiri

(37)

commit to user

xxxvii

Chart XI Perbandingan tingkat pekerjaan di DPD PAN Wonogiri

dengan di DPD PAN Kota Surakarta (dalam %) ….….. 202

Chart XII Perbandingan tingkat variabel

status sosial ekonomi di DPD PAN Wonogiri dengan di DPD PAN Kota Surakarta

(38)

commit to user

xxxviii

ABSTRAK

Novi Eko Cahyanto (D0205102) “IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN KEPUASAN KOMUNIKASI ORGANISASI (Studi Perbandingan Antara Hubungan Iklim Komunikasi Organisasi Dengan Kepuasan Komunikasi Organisasi di Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Wonogiri dan Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Kota Surakarta Tahun 2010).” Skripsi Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dari pengamatan dan pengalaman penulis, penulis melihat bahwa tidak banyak kegiatan komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri jika dibandingkan dengan di DPD PAN Kota Surakarta jika dilihat dari aspek keaktifan kesekretariatan dan rapat-rapat formal. Dan penulis menilai bahwa kegiatan komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri masih bisa ditingkatkan lagi.

Oleh karena alasan itu, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang dapat memberikan gambaran kondisi iklim komunikasi organisasi serta kepuasan komunikasi organisasi yang terbentuk di DPD PAN Wonogiri dan kemudian berusaha mencari saran-saran membangun dan koreksi-koreksi yang dapat meningkatkan tingkat iklim komunikasi organisasi dan kepuasan komunikasi organisasi yang terbentuk di DPD PAN Wonogiri itu dengan cara membandingkan hasil penelitian tentang iklim komunikasi organisasi dan kepuasan komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri itu dengan hasil penelitian yang serupa di DPD PAN Kota Surakarta.

Jenis penelitian yang dipergunakan adalah perbandingan (komparatif). Kemudian untuk mencari nilai korelasi antar variabel digunakan menggunakan tabulasi silang. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner, observasi, wawancara dan penelusuran literatur. Populasi penelitian ini adalah 20 orang yang tersebar di DPD PAN Wonogiri dan di DPD PAN Kota Surakarta.

Hasil penelitian menunjukkan antara di DPD PAN Wonogiri dan di DPD PAN Kota Surakarta pada tahun 2010, dalam hal hubungan antara variabel independen iklim komunikasi organisasi dengan variabel dependen kepuasan komunikasi organisasi (τxy), kedua variabel sama-sama berkorelasi secara kuat dan sejajar. Dan di kedua DPD PAN tersebut terbukti bahwa variabel kontrol status sosial ekonomi memang berpengaruh pada hubungan antara variabel independen iklim komunikasi organisasi dengan variabel dependen kepuasan komunikasi organisasi yang dikontrol oleh variabel kontrol status sosial ekonomi (τxy.z).

(39)

commit to user

xxxix

(40)

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Negara Kesatuan Republik Indonesia kini mengalami masa politik multi partai pasca reformasi tahun 1998. Berbagai partai politik baru lahir dan berkembang, salah satunya yaitu Partai Amanat Nasional.

Partai Amanat Nasional terdiri atas berbagai tingkat kepemimpinan, baik pusat dan daerah, diantaranya Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Wonogiri (DPD PAN Wonogiri) dan Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Kota Surakarta (DPD PAN Kota Surakarta).

Penulis pernah beberapa waktu bergabung dengan Partai Amanat Nasional Wonogiri mengikuti jejak paman penulis yaitu Bpk. Sardi (sekarang anggota DPRD II Kabupaten Wonogiri dari Fraksi Partai Amanat Nasional).

Dari pengamatan dan pengalaman penulis, penulis melihat bahwa tidak banyak kegiatan komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri jika dibandingkan dengan di DPD PAN Kota Surakarta jika dilihat dari aspek keaktifan kesekretariatan dan rapat-rapat formal. Dan penulis menilai bahwa kegiatan komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri masih bisa ditingkatkan lagi.

(41)

commit to user

dapat meningkatkan tingkat iklim komunikasi organisasi dan kepuasan komunikasi organisasi yang terbentuk di DPD PAN Wonogiri itu dengan cara membandingkan hasil penelitian tentang iklim komunikasi organisasi dan kepuasan komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri itu dengan hasil penelitian yang serupa di DPD PAN Kota Surakarta.

DPD PAN Kota Surakarta dipilih oleh karena struktur organisasinya hampir sama dengan struktur organisasi DPD PAN Wonogiri. Dan karena menurut penulis, DPD PAN Kota Surakarta adalah salah satu DPD PAN yang aktif berorganisasi dalam hal komunikasi, antara lain terlihat dengan aktifnya kegiatan dan kantor kesekretariatan dan seringnya diadakan pertemuan formal pengurus di DPD PAN Kota Surakarta. Sehingga penulis menilai bahwa akan ada banyak hal baik dalam proses komunikasi yang bisa dipelajari dari iklim komunikasi di DPD PAN Kota Surakarta yang kemudian bisa dibagi kepada DPD PAN Wonogiri sebagai ahan masukan untuk meningkatkan iklim komunikasi dan kepuasaan komunikasi di DPD PAN Wonogiri.

1.2 Perumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini, yaitu:

(42)

commit to user

2. Apa yang menjadi penunjang dan kendala dalam hubungan iklim komunikasi organisasi dengan kepuasan komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri dan DPD PAN Kota Surakarta Tahun 2010?

1.3 Tujuan Masalah

Tujuan dari penelitian ini, yaitu:

1. Untuk mengetahui bagaimana perbandingan antara hubungan iklim komunikasi organisasi dengan kepuasan komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri dan DPD PAN Kota Surakarta Tahun 2010.

2. Untuk mengetahui apa yang menjadi penunjang dan kendala dalam hubungan iklim komunikasi organisasi dengan kepuasan komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri dan DPD PAN Kota Surakarta Tahun 2010.

1.4 Kerangka Pemikiran dan Teori

1.4.1 Iklim Komunikasi Organisasi

Komunikasi memegang peran yang sangat penting dalam kehidupan umat manusia. Teori-teori komunikasi dapat membantu kita untuk memahami apa itu komunikasi, bagaimana proses yang terkait di dalam, hal-hal apakah yang dapat mempengaruhi suatu proses komunikasi, dan apa saja pengaruh dari suatu proses komunikasi.

(43)

commit to user

digunakan untuk menyampaikan gagasan, harapan, dan pesan-pesan agar dapat dimengerti oleh penerima (komunikan).

Edward Depari (Komunikasi dalam Organisasi), komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang disampaikan melalui lambang tertentu, mengandung arti, dilakukan oleh penyampai pesan ditujukan kepada penerima pesan (Widjaya, 2000: 13).

John R. Schemerhom (Managing Organizational Behavior), komunikasi itu dapat diartikan sebagai proses antara pribadi dalam mengirim dan menerima simbol-simbol yang berarti bagi kepentingan mereka (Widjaya, 2000: 14).

Jadi, pada dasarnya, komunikasi merupakan suatu proses penyampaian informasi, ide, gagasan, harapan, pesan, simbol-simbol, dan atau pendapat dari seseorang kepada orang lain. Komunikasi juga dapat berupa proses pertukaran informasi, ide, gagasan, harapan, pesan, simbol-simbol, dan atau pendapat dari seseorang dengan orang lain. Yang mana digunakan untuk menciptakan saling pengertian demi mencapai tujuan yang dikehendaki sesuai dengan kepentingan mereka

Untuk dapat memahami hakikat suatu komunikasi perlu diketahui prinsip dari komunikasi tersebut. Menurut Seiler, ada empat prinsip dasar dari komunikasi (Muhammad, 2001: 19), yaitu:

1. Komunikasi adalah suatu proses.

(44)

commit to user

2. Komunikasi adalah sistem.

Komunikasi terdiri dari beberapa komponen dan masing-masing komponen tersebut mempunyai tugasnya masing-masing. Tugas dari masing komponen itu berhubungan satu sama lain untuk menghasilkan suatu komunikasi;

3. Komunikasi bersifat interaksi dan transaksi.

Yang dimaksud dengan istilah interaksi adalah saling bertukar komunikasi. Misalnya seseorang berbicara kepada temannya mengenai sesuatu, kemudian temannya yang mendengar memberikan reaksi atau komentar terhadap apa yang sedang dibicarakan itu.

Banyak dalam percakapan tatap muka kita terlibat dalam proses pengiriman pesan secara simultan tidak terpisah seperti contoh diatas. Dalam keadaan demikian komunikasi tersebut bersifat transaksi. Sambil menyandikan pesankita juga menginterpretasikan pesan yang kita terima; 4. Komunikasi dapat terjadi disengaja maupun tidak disengaja.

Komunikasi yang disengaja terjadi apabila pesan yang mempunyai maksud tertentu dikirimkan kepada penerima yang dimaksudkan. Tetapi apabila pesan yang tidak disengaja dikirimkan atau tidak dimaksudkan untuk orang tertentu untuk menerimanya maka itu dinamakan komunikasi tidak disengaja.

Pentingnya komunikasi bagi manusia tidaklah dapat dipungkiri begitu juga halnya bagi suatu organisasi. Dengan adanya komunikasi yang baik suatu organisasi dapat berjalan lancar dan berhasil dan begitu pula sebaliknya, kurangnya atau tidak adanya komunikasi organisasi dapat macet atau berantakan (Muhammad, 2001: 1).

(45)

commit to user

Dari definisi tersebut dapat dilihat bahwa organisasi haruslah melakukan komunikasi untuk mengkoordinasikan aktivitasnya demi mencapai tujuan umumnya.

“Organizations are systems and subsystems or cosystems of behavior that are interrelated, interdependent, and interacting rather than chartable, linear, or static structures. Organizations are dynamic, living entities that have been put together to accomplish some type of purpose—they are goal oriented” (Thomas E. Harris dan Mark D. Nelson, 2008: 19).

Pengertian dari Thomas E. Harris dan Mark D. Nelson tersebut di atas bila diartikan ke dalam bahasa Indonesia adalah sebagai berikut, “Organisasi adalah sistem dan subsistem atau cosystems perilaku yang saling berhubungan, saling tergantung, dan saling berinteraksi bukannya chartable, linier, atau struktur statis. Organisasi adalah dinamis, kesatuan hidup yang telah bersama-sama ditempatkan untuk mencapai beberapa bentuk tujuan, yaitu pencapaian yang diorientasikan.”

Para ahli belum memiliki kesepakatan yang sama mengenai konsep dari iklim organisasi. Namun sudah ada hal-hal umum yang disepakati, dan juga belum disepakati, antara lain :

1. Jame dan Jones membedakan iklim psikologis yang dipersepsi individu mengenai organisasi dengan iklim organisasi yang menunjuk kepada ciri global dari lingkungan organisasi yang mencolok mata anggota;

2. Juga ada persetujuan bahwa iklim lebih bersifat deskriptif daripada afektif atau evaluatif;

3. Juga diterima secara umum bahwa iklim timbul dari dan diperkuat oleh praktik organisasi yang mungkin terbatas pada aktivitas yang sistematis dan yang telah menjadi kebiasaan yang mendalam, serta penting oleh organisasi atau anggotanya;

(46)

commit to user

5. Juga diperdebatkan apakah iklim itu konsep yang objektif atau subjektif; 6. Diperkirakan bahwa iklim organisasi mempengaruhi tingkah laku anggota

organisasi;

7. Iklim juga mempunyai pertalian dengan kultur organisasi. Secara umum iklim kelihatannya adalah satu bentuk bukan suatu pengganti kultur (Sofiati, 2010: 16).

Definisi dan konsep kunci dari komunikasi organisasi, Katz dan Kahn mengatakan bahwa komunikasi organisasi merupakan arus, pertukaran informasi dan pemindahan arti di dalam suatu organisasi (Muhammad, 2001: 65).

Zelko dan Dance mengatakan bahwa komunikasi organisasi adalah suatu sistem yang saling berhubungan yang mencakup komunikasi internal dan komunikasi eksternal. Greenbaunm mengatakan bahwa bidang komunikasi organisasi termasuk arus komunikasi formal dan informal dalam organisasi. Dia membedakan komunikasi internal dan eksternal dan memandang peranan komunikasi terutama sekali sebagai koordinasi pribadi dan tujuan organisasi dan masalah menggiatkan aktivitas (Muhammad, 2001: 66).

Komunikasi formal yaitu bila pesan mengalir melalui jalan resmi yang ditentukan oleh hierarki resmi organisasi atau oleh fungsi pekerjaan (Muhammad, 2001: 107).

Komunikasi informal yaitu bila karyawan berkomunikasi dengan yang lain tanpa memperhatikan posisi mereka dalam organisasi. Informasi ini mengalir ke atas dan ke bawah atau secara horizontal tanpa memperhatikan hubungan posisi, kalaupun ada mungkin sedikit (Muhammad, 2001: 124).

Goldhaber memberikan definisi komunikasi organisasi berikut,

(47)

commit to user

environmental uncertainty.” Atau dengan kata-kata lain komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah (Muhammad, 2001: 67).

Definisi ini mengandung tujuh konsep kunci yaitu: 1. Proses.

Suatu organisasi adalah suatu sistem terbuka yang dinamis yang menciptakan dan salimg menukar pesan diantara anggotanya. Karena gejala menciptakan dan menukar informasi ini berjalan terus-menerus dan tidak ada henti-hentinya maka dikatakan sebagai suatu proses;

2. Pesan.

Yang dimaksud dengan pesan adalah susunan simbol yang penuh arti tentang orang, objek, kejadian yang dihasilkan oleh interaksi dengan orang. Untuk berkomunikasi seseorang harus sanggup menyusun suatu gambaran mental, memberi gambaran itu nama dan mengembangkan suatu perasaan terhadapnya. Komunikasi tersebut efektif kalau pesan yang dikirimkan itu diartikan sama dengan apa yang dimaksudkan oleh si pengirim;

3. Jaringan.

Organisasi terdiri dari satu seri orang yang tiap-tiapnya menduduki posisi atau peranan tertentu dalam organisasi. Ciptaan dan pertukaran pesan dari orang-orang ini sesamanya terjadi melewati suatu set jalan kecil yang dinamakan jaringan komunikasi;

4. Keadaan saling tergantung.

Hal ini telah menjadi sifat dari suatu organisasi yang merupakan suatu sistem terbuka. Bila suatu bagian dari organisasi mengalami gangguan maka akan berpengaruh kepada bagian lainnya dan mungkin juga kepada seluruh sistem organisasi;

5. Hubungan.

Hubungan manusia dalam organisasi berkisar mulai dari yang sederhana yaitu hubungan diantara dua orang atau dyadic sampai kepada hubungan yang kompleks, yaitu hubungan dari kelompok-kelompok kecil, maupun besar, dalam organisasi. Thayer membedakan hubungan ini menjadi hubungan yang bersifat individual, kelompok, dan hubungan organisasi; 6. Lingkungan.

Yang dimaksudkan dengan lingkungan adalah semua totalitas secara fisik dan faktor sosial yang diperhitungkan dalam pembuatan keputusan mengenai individu dalam suatu sistem;

7. Ketidakpastian.

(48)

commit to user

Untuk melihat komunikasi yang terjadi dalam organisasi dapat digunakan tiga pendekatan yaitu pendekatan makro, mikro dan individual (Muhammad, 2001: 74). Dalam pendekatan makro organisasi dipandang sebagai suatu struktur global yang berinteraksi dengan lingkungannya. Pendekatan mikro, pendekatan ini terutama menfokuskan kepada komunikasi dalam unit dan subunit pada suatu organisasi. Pendekatan individual berpusat kepada tingkah laku komunikasi individual dalam organisasi.

Dan penelitian ini berfokus pada pendekatan mikro, yaitu kepada komunikasi dalam unit dan subunit pada Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Wonogiri dan Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Kota Surakarta yaitu komunikasi antara Ketua dan anggota serta komunikasi antar sesama anggota. Yang lebih spesifik lagi difokuskan pada komunikasi verbal yang terjadi di organisasi tersebut.

Yang dimaksud dengan komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan simbol-simbol atau kata-kata, baik yang dinyatakan secara oral atau lisan maupun secara tulisan (Muhammad, 2001: 95).

Mengenai hubungan organisasi dengan komunikasi, William V. Hanney dalam bukunya, Communication and Organizational Behavior, menyatakan,

(49)

commit to user

mensyaratkan komunikasi. Oleh karena itu, kata William V. Hanney, komunikasi adalah suatu sine qua non bagi organisasi (Effendy, 2001: 116).

Ada hubungan yang sirkuler antara iklim organisasi dengan iklim komunikasi. Tingkah laku komunikasi mengarahkan pada perkembangan iklim, diantaranya iklim organisasi. Iklim organisasi dipengaruhi oleh bermacam-macam cara anggota organisasi bertingkah laku dan berkomunikasi. Iklim komunikasi yang penuh pesaudaraan mendorong para anggota organisasi berkomunikasi secara terbuka, rileks, ramah tamah dengan anggota lain. Sedangkan iklim yang negatif menjadikan anggota tidak berani berkomunikasi secara terbuka dan penuh rasa persaudaraan (Muhammad, 2001: 85).

Selanjutnya Dennis mengemukakan iklim komunikasi sebagai kualitas pengalaman yang bersifat objektif mengenai lingkungan internal organisasi, yang mencakup persepsi anggota terhadap pesan dan hubungan pesan dengan kejadian yang terjadi di dalam organisasi (Muhammad, 2001: 86).

Wayne Pace dan Don F. Faules dalam bukunya yang berjudul “Komunikasi Organisasi Strategi dalam Meningkatkan Kinerja Perusahaan” menyatakan bahwa:

“Iklim komunikasi merupakan suatu citra makro, abstrak dan gabungan dari suatu fenomena global yang disebut komunikasi organisasi. Kita mengasumsikan bahwa iklim berkembang dari interaksi antara sifat-sifat suatu organisasi dan persepsi individu atas sifat-sifat itu. Iklim dipandang sebagai suatu kualitas pengalaman relative langgeng pada organisasi.” (Sofiati, 2010: 14).

Redding mengemukakan lima dimensi penting dari iklim komunikasi (Muhammad, 2001: 85):

1. “Supportiveness”, atau bawahan mengamati bahwa hubungan komunikasi mereka dengan atasan membantu mereka membangun dan menjaga perasaan diri berharga dan penting;

(50)

commit to user

3. Kepercayaan, dapat dipercaya dan dapat menyimpan rahasia; 4. Keterbukaan dan keterusterangan;

5. Tujuan kinerja yang tinggi, pada tingkat mana tujuan kinerja dikomunikasikan dengan jelas kepada anggota organisasi.

Selanjutnya Redding juga menjelaskan bahwa :

Iklim komunikasi organisasi merupakan fungsi kegiatan yang terdapat dalam organisasi untuk menunjukkan kepada anggota organisasi bahwa organisasi tersebut mempercayai mereka dan memberi mereka kebabasan dalam mengambil resiko, mendorong mereka dan memberi mereka tanggung jawab dalam mengerjakan tugas-tugas mereka, menyertakan informasi yang terbuka dan cukup tentang organisasi, mendengarkan dengan perhatian serta memperoleh informasi yang dapat dipercayai dan terus terang dari anggota organisasi, secara aktif memberi penyuluhan kepada anggota organisasi sehingga mereka dapat melihat bahwa keterlibatan mereka penting bagi keputusan-keputusan dalam organisasi, dan menaruh perhatian pada pekerjaan yang bermutu tinggi dan memberi tantangan (Pace Faules, 1998: 149).

Peterson dan Pace menyebutkan 6 pengaruh komunikasi yang dapat digunakan untuk mengukur iklim komunikasi organisasi sebagai berikut:

a. Kepercayaan

Personel di semua tingkat harus bekerja keras untuk mengembangkan dan mempertahankan hubungan yang didalamnya kepercayaan, keyakinan, dan kualitas didukung oleh pernyataan dan tindakan.

b. Pembuatan keputusan bersama

Para pegawai di semua tingkat dalam organisasi harus diajak berkomunikasi dan berkonsultasi mengenal semua masalah dalam semua wilayah organisasi yang relevan dengan kedudukan mereka. Para pegawai di semua tingkat harus diberi kesempatan untuk berkomunikasi dan berkonsultasi dengan manajemen di atas mereka agar berperan serta dalam proses pembuatan keputusan dan penentuan tujuan.

c. Kejujuran

Suasana umum yang diliputi kejujuran dan keterusterangan harus mewarnai hubungan-hubungan dalam organisasi, dan para pegawai mampu mengatakan “apa yang ada dalam pikiran mereka” tanpa mengindahkan apakah mereka berbicara kepada teman sejawat, bawahan, dan atasan.

d. Keterbukaan dalam komunikasi ke bawah

(51)

commit to user

mereka untuk mengkoordinasikan pekerjaan mereka dengan orang-orang dan bagian lainnya yang berhubungan luas dengan perusahaan, organisasi para pemimpin dan rencana-rencana. e. Mendengarkan dalam komunikasi ke atas

Personel di setiap tingkat dalam organisasi harus mendengarkan saran-saran atau laporan-laporan masalah yang ditemukan personel di setiap tingkat bawahan dalam organisasi, secara berkesinambungan dan dengan pikiran terbuka. Informasi dari bawahan harus dipandang cukup penting untuk dilaksanakan kecuali ada petunjuk yang berlwanan.

f. Perhatian pada tujuan-tujuan kinerja tinggi.

Personel di semua tingkat dalam organisasi harus menunjukkan suatu komitmen terhadap tujuan-tujuan berkinerja tinggi, produktivitas tinggi, kualitas tinggi, biaya rendah, demikian pula menunjukkan perhatian besar pada anggota organisasi lainnya (Pace & Faules, 1998: 159).

Dari definisi-definisi telihat bahwa iklim komunikasi organisasi dipengaruhi oleh penilaian tentang baik tidaknya aktivitas komunikasi di suatu organisasi.

1.4.2 Kepuasaan Komunikasi Organisasi

Kepuasan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti perihal (yang bersifat) puas, kesenangan, kelegaan (kamusbahasaindonesia.org).

Menurut Kotler, kepuasan adalah tingkat kepuasan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dibandingkan dengan harapannya (klinis.wordpress.com).

(52)

commit to user

Kepuasan dalam pengertian diatas menunjukkan kepada bagaimana baiknya informasi yang tersedia memenuhi permintaan anggota organisasi akan informasi, dari siapa datangnya, cara penyebarluasannya, bagaimana diterima, diproses dan apa respon dari orang yang menerimanya. Jadi, puas atau tidak puasnya tergantung dari pesepsi tiap anggota dalam melihat kemampuan organisasi mewujudkan apa yang diharapkan terhadap proses komunikasinya. Kepuasan komunikasi berkenaan dengan apa yang seseorang dapatkan dengan apa yang ia harapkan.

Level mendefinisikan kepuasan komunikasi sebagai berikut:

“Communication satisfaction as the overall satisfaction of communication the employees perceived in the environment” (Shih-Hua Li, Shih-Ming Pi, Tsang-Yao Chen, dan Yi-Chih Liu, 2008: 4).

Pengertian dari Shih-Hua Li, Shih-Ming Pi, Tsang-Yao Chen, dan Yi-Chih Liu tersebut di atas bila diartikan ke dalam bahasa Indonesia adalah sebagai berikut, “Kepuasan komunikasi sebagai keseluruhan kepuasan komunikasi yang dirasakan oleh karyawan di dalam lingkungannya."

Hal yang banyak memberikan sumbangan kepada kepuasan dalam organisasi belumlah diidentifikasi semuannya tetapi pekerjaan Wiio, Down dan Hazen dan Beckstrom menyarankan beberapa dimensi. Mereka menyusun suatu angket untuk mengukur 10 dari faktor kepuasan komunikasi organisasi karyawan dalam organisasi yang telah dipegang oleh peneliti terdahulu. Kepuasan dengan komunikasi muncul dari kombinasi faktor-faktor berikut (Muhammad, 2001: 88):

(53)

commit to user

Ini mencakup hal-hal yang berkenaan dengan pembayaran, keuntungan, naik pangkat, pekerjaan itu sendiri;

2. Kepuasan dengan ketepatan informasi.

Faktor ini mencakup tentang tingkat kepuasan dengan informasi, kebijaksanaan, teknik-teknik baru, perubahan administratif dan staf, rencana masa datang dan penampilan pribadi;

3. Kepuasan dengan kemampuan seseorang yang menyarankan penyempurnaan.

Faktor ini mencakup hal-hal sebagai tempat di mana komunikasi seharusnya disempurnakan, pemberitahuan mengenai perubahan untuk tujuan penyempurnaan dan strategi khusus yang digunakan dalam membuat perubahan;

4. Kepuasan dengan efisiensi bermacam-macam saluran komunikasi.

Faktor ini mencakup melalui mana komunikasi disebarluaskan dalam organisasi, mencakup peralatan, buletin, memo, materi tulisan;

5. Kepuasan dengan kualitas media.

Yang berhubungan dengan faktor ini berapa baiknya mutu tulisan, nilai informasi yang diterima, keseimbangan informasi yang tersedia dan ketepatan informasi yang datang;

6. Kepuasan dengan cara komunikasi teman sekerja.

Faktor ini mencakup komunikasi horizontal, informal dan tingkat kepuasan yang timbul dari diskusi masalah dan mendapatkan informasi dan teman sekerja;

7. Kepuasan dengan keterlibatan dalam komunikasi organisasi sebagai suatu kesatuan.

Faktor ini mencakup hal-hal keterlibatan hubungan dengan organisasi, dukungan atau bantuan dari organisasi dan informasi dari organisasi.

1.4.3 Status Sosial Ekonomi

Menurut Mely G. Tan, status sosial ekonomi adalah kedudukan sosial ekonomi seseorang dalam masyarakat mencakup tiga bidang yaitu pendidikan, pendapatan, pekerjaan (Walgito, 1978: 42).

Dalam penelitian ini, penulis tidak menggunakan indikator pendapatan namun menggunakan indikator pajak listrik dikarenakan menurut penulis, lebih mudah mengoperasionalkan indikator pajak listrik daripada indikator pendapatan.

(54)

commit to user

mengetahui mana yang baik dan mana yang dapat menjadikan seseorang menjadi berguna baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain yang membutuhkannya. Adapun pengertian pendidikan yang lebih jelas, dapat dilihat dalam pengertian-pengertian pendidikan yang diungkapkan oleh beberapa pakar pendidikan di bawah ini: Pendidikan menurut Soerjono Soekanto: “Pendidikan merupakan suatu alat yang akan membina dan mendorong seseorang untuk berfikir secara rasional maupun logis, dapat meningkatkan kesadaran untuk menggunakan waktu sebaik-baiknya (seefektif dan seefisien mungkin) dengan menyerap banyak pengalaman mengenai keahlian dan keterampilan sehingga menjadi cepat tanggap terhadap gejala-gejala sosial yang terjadi.” Dengan pendidikan ini diharapkan dapat membuka pikiran seseorang untuk menerima hal-hal yang baru (sub culture baru) baik berupa teknologi, materi, sistem teknologi maupun berupa ide-ide baru serta bagaimana cara berfikir secara alamiah untuk kelangsungan hidup dan kesejahteraan dirinya, masyarakat dan tanah air (http://salsabilashafiraadin.blogspot.com).

Sundoyo Pitono mendefinisikan pendapatan adalah sebagai berikut: “Seluruh penerimaan baik berupa uang ataupun barang baik dari piak lain maupun dari hasil sendiri, dengan jalan dinilai sejumlah atas harga yang berlaku saat ini” (http://salsabilashafiraadin.blogspot.com).

(55)

commit to user

Pekerjaan seseorang akan mempengaruhi kemampuan ekonominya, untuk itu bekerja merupakan suatu keharusan bagi setiap individu sebab dalam bekerja mengandung dua segi, kepuasan jasmani dan terpenuhinya kebutuhan hidup. Dalam kaitan ini Soeroto memberikan difinisi mengenai pekerjaan sebagai berikut: Pekerjaan adalah kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa bagi diri sendiri atau orang lain, baik orang melakukan dengan dibayar atau tidak (http://salsabilashafiraadin.blogspot.com).

ISCO (International Standart Clasification of Oecupation), membagi pekerjaan menjadi 10 major group, yaitu:

Major Group 1 : Legislator, senior officials and managers; Major Group 2 : Profesionals; Major Group 3 : Technicians and associate professionals; Major Group 4 : Clerks; Major Group 5 : Service workers and shop and market sales workers; Major Group 6 : Skilled agricultural and fishery workers; Major Group 7 : Craft and related trades workers; Major Group 8 : Plant and machine operators and assemblers; Major Group 9 : Elementary occupations; Major Group 0 : Armed forces (http://en.wikipedia.org).

1.4.4 Hubungan Iklim Komunikasi Organisasi dan Kepuasaan Komunikasi

Organisasi

(56)

commit to user

mengemukakan bahwa pertambahan arus pesan atau keterbukaan dari komunikasi mungkin mempunyai pengaruh yang negatif kepada beberapa organisasi karena kelebihan beban atau bertambahnya harapan. Dia mengemukakan alasan bahwa pertambahan keterbukaan komunikasi menambah harapan karyawan berpartisipasi dalam proses pembuatan keputusan (Muhammad, 2001: 90).

Ada dua hal yang mungkin menyebabkan orang tidak puas dengan pekerjaannya ini. Hal pertama, apabila orang tersebut tidak mendapatkan informasi yang dibutuhkannya untuk melakukan pekerjaan. Yang kedua, apabila hubungan sesama teman sekerja kurang baik. Atau dengan kata lain ketidakpuasan kerja ini berhubungan dengan masalah komunikasi (Muhammad, 2001: 79).

Berdasarkan pendapat Arni Muhammad diatas, untuk mengatasi ketidakpuasaan anggota atas pekerjaannya, dapat dilakukan dengan memberikan informasi yang cukup kepada anggota sehingga dapat melakukan tugas keorganisasian dengan baik dan merasa puas dengan hasil yang dicapai. Ketidakpuasan anggota dengan pekerjaannya juga dapat diatasi apabila tercipta kondisi komunikasi yang terjaga dengan baik dan kondusif di tempatnya bekerja.

(57)

commit to user

1.4.5 Hubungan Iklim Komunikasi Organisasi dan Status Sosial Ekonomi

Edward Depari (Komunikasi dalam Organisasi), komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang disampaikan melalui lambang tertentu, mengandung arti, dilakukan oleh penyampaian pesan ditujukan kepada penerima pesan (Widjaya, 2000: 13).

Komunikasi dapat terjadi antara dua orang atau lebih, dimana terdapat penyampaian lambang-lambang dan pemaknaan atas lambang-lambang yang digunakan untuk menyampaikan gagasan, harapan, dan pesan-pesan agar dapat dimengerti oleh penerima (komunikan).

Pemaknaan atas lambang-lambang dapat berbeda antara orang yang satu dengan orang yang lain. Salah satu hal yang dapat mempengaruhinya yaitu tingkat pendidikan.

Himawan Sudarso menuliskan, seseorang dengan tingkat jabatan, posisi, atau pekerjaan yang lebih rendah biasanya memiliki sikap sungkan kepada orang dengan tingkat jabatan, posisi, atau pekerjaan yang lebih tinggi atau atasannya, hal tersebut dapat mempengaruhi terbentuknya iklim komunikasi dalam suatu perusahaan dan dalam beberapa kasus, sikap sungkan itu dapat berakibat negatif (http://forumfikom.blog.com).

(58)

commit to user

gejala-gejala sosial yang terjadi”. Dengan pendidikan ini diharapkan dapat membuka pikiran seseorang untuk menerima hal-hal yang baru (sub culture baru) baik berupa teknologi, materi, sistem teknologi maupun berupa ide-ide baru serta bagaimana cara berfikir secara alamiah untuk kelangsungan hidup dan kesejahteraan dirinya, masyarakat dan tanah airnya. (http://salsabilashafiraadin.blogspot.com).

Terkait pendapat diatas, dapat kita rumuskan bahwa orang-orang dengan taraf pendidikan tinggi akan cepat tanggap terhadap gejala-gejala sosial termasuk dalam gejala-gejala dalam komunikasi yang terkait dengan pemaknaan pesan komunikasi dan dapat menerima hal-hal yang baru (sub culture baru) antara lain berupa teknologi komunikasi yang terlibat dalam dan yang menunjang proses komunikasi.

1.4.6 Hubungan Kepuasaan Komunikasi Organisasi dan Status Sosial

Ekonomi

Yang dimaksud dengan istilah kepuasan komunikasi organisasi menurut Redding adalah semua tingkat kepuasan seorang karyawan mempersepsi lingkungan komunikasi secara keseluruhan. Konsep kepuasan ini memperkaya ide iklim komunikasi. Iklim mencakup kepuasan anggota organisasinya terhadap informasi yang tersedia (Muhammad, 2001: 87).

(59)

commit to user

terpuaskan dengan informasi yang tersedia dan komunikasi yang terjadi disekitarnya.

Menurut Ron Ludlow dan Fergus Panton adanya perbedaaan pengaruh status sosial yang dimiliki setiap manusia. Misalnya karyawan dengan status sosial yang lebih rendah harus tunduk dan patuh apapun perintah yang diberikan atasan. Maka karyawan tersebut tidak dapat atau takut mengemukakan aspirasinya atau pendapatnya. Atau dengan kata lain, status sosial ekonomi berpengaruh positf dengan kemampuan seseorang dalam menyarankan penyempurnaan dan dengan kepuasaan atas pekerjaannya terutama yang berhubungan dengan penyampaian aspirasi. Dapat dikatakan bahwa status sosial ekonomi berhubungan positif dengan kepuasan komunikasi karena kepuasan dengan kemampuan seseorang yang menyarankan penyempurnaan dan kepuasan dengan pekerjaan adalah indikator-indikator dalam kepuasaan komunikasi menurut pendapat dari Arni Muhammad (http://digilib.petra.ac.id).

(60)

commit to user

1.4.7 Hubungan Iklim Komunikasi Organisasi dan Kepuasaan Komunikasi

Organisasi Yang Dikontrol Oleh Status Sosial Ekonomi

Osmo Wiio mengemukakan bahwa pertambahan arus pesan atau keterbukaan dari komunikasi mungkin mempunyai pengaruh yang negatif kepada beberapa organisasi karena kelebihan beban atau bertambahnya harapan. Dia mengemukakan alasan bahwa pertambahan keterbukaan komunikasi menambah harapan karyawan berpartisipasi dalam proses pembuatan keputusan (Muhammad, 2001: 90).

Himawan Sudarso menuliskan, seseorang dengan tingkat jabatan, posisi, atau pekerjaan yang lebih rendah biasanya memiliki sikap sungkan kepada orang d

Gambar

Tabel LIX
Tabel LXX Nilai-Nilai Tingkat Variabel Iklim Komunikasi
Tabel LXXVI
Tabel LXXX
+7

Referensi

Dokumen terkait

Castro-Sánchez, et al , (2013), A program of 3 physical therapy modalities improves peripheral arterial disease in diabetes type 2 patients a randomized controlled trial,

Dengan hasil Dari hasil penelitian didapatkan gambaran distribusi frekuensi responden berdasarkan prestasi belajar yaitu sebanyak 7 responden (9,2%) mempunyai tingkat

Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah Semua ibu hamil primigravida yang usia kehamilannya trimester II dan trimester III yang menjadi responden di RSIA Siti Fatimah

Pada Pondok Pesantren Safinda Surabaya terdapat tehnik tutor sebaya, hal sangat membantu dalam proses pembelajaran terjemah al-Qur’an karena kelebihan dari tehnik ini

OJK tengah menyiapkan sejumlah kebijakan pemanfaatan dana repatriasi terkait dengan penerapan kebijakan tax amnesty dalam bentuk instrument investasi seperti:

The unattenuated gamma intensity was determined by making a linear fit function of the attenuated gamma intensity data.. From the calculation, It was found that the value

Penelitian Mandasari, penelitian telah dilakukan pada keempat bank BUMN dan hasilnya aspek tata kelola keempat bank dikatakan dalam kondisi yang baik, ditinjaudari

Sumbangan efektif (SE) secara simultan atau bersama-sama dari variabel kepemimpinan kepala sekolah(X1), kompetensi manajerial kepala sekolah(X2), dan motivasi