commit to user
i
KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK HOTEL TERHADAP PENERIMAAN PAJAK DAERAH DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2005-2009
Tugas Akhir
Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Perpajakan
Oleh :
GILANG HERMAWAN B.A NIM F3407100
PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
ii
ABSTRACT
KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK HOTEL TERHADAP PENERIMAAN PAJAK DAERAH DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2005-2009
GILANG HERMAWAN B.A. F3407100
Tax is a duty contribution to the country that have to pay by personal people or company tax payer that have forcefull character according to the laws with have no return directly and used to country necessary for prosperity of citizen.
The purpose of this research is to know how big the effectiveness of Hotel tax in Boyolali Regency and to know how big the contribution of hotel tax to the region tax in boyolali regency. and than to know the obstacles and the effort that was taken by DPPKAD of Boyolali Regency in Hotel tax management.
This research is done by interview, observation, and literature method. Based on the result of this research, the performance of DPPKAD Boyolali Regency was good enough, but there were some obstacle that faced by DPPKAD Boyolali Regency.
The researcher give suggestion for all people who have power to be competent in DPPKA Boyolali Regency in order that for the future, the service and the payment of tax administration system can be easier, so the tax payer will not faced the difficulty in tax payable payment. That hopeable can increase the effectiveness of Hotel tax in Boyolali Regency.
commit to user
commit to user
commit to user
v
MOTTO
v
Kegagalan adalah suatu proses untuk menuju kesuksesan..maka janganlah
pernah berputus asa.
v
Hidup adalah rangkaian pilihan yang harus kita ambil. Kita bebas
menentukan apapun pilihan kita, namun kita tidak bebas menentukan
akibat dari pilihan kita. Maka jadilah bijaksana.
v
Seorang pemberani bukanlah mereka yang mampu menjatuhkan lawan
dengan kekerasan, namun mereka yang mampu memaafkan kesalahan
orang lain dengan tulus.
v
Kenyataan bukan untuk dihindari tetapi untuk dihadapi.
v
Hidup seperti roda yang berputar, kadang diatas dan kadang pula
dibawah. Jangan terlalu senang jika sedang diatas dan jangan terlalu sedih
jika berada dibawah.
v
Manusia tidak ada yang sempurna, namun kita dapat melakukan yang
terbaik dengan kesempurnaan cinta yang kita miliki.
v
Hargailah sebuah kejujuran,walau kadang terasa menyakitkan itu lebih
commit to user
vi
PERSEMBAHAN
Tulisan sederhana ini penulis persembahkan untuk:
Ø Allah SWT
Ø Ayah, Ibu serta adik-adiku tercinta
Ø Ketua Diploma III Perpajakan UNS
Ø Seluruh staf dan dosen pengajar FE UNS
Ø Bapak Ahmad Ridwan,SE, Ak selaku dosen pembimbing
Ø Seluruh karyawan SAMSAT kota Surakarta
Ø Teman-teman ku tersayang
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulilahirabbilalamin, puja dan puji syukur selalu kita panjatkan atas kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta karunia-Nya kepada kita semua
sehingga Laporan Tugas Akhir dengan judul KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK
HOTEL TERHADAP PENERIMAAN PAJAK DAERAH DI KABUPATEN
BOYOLALI TAHUN 2005-2009 dapat terselesaikan dengan baik.
Pembuatan Laporan Tugas Akhir ini sebagai salah satu syarat untuk mencapai
gelar Ahli Madya pada Program Studi Diploma Perpajakan Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini, penulis menyadari masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan
kemampuan yang penulis miliki, sehingga penulis masih membutuhkan informasi dan
kerjasama dari banyak pihak untuk menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini dengan
sebaik-baiknya. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai
pihak berikut ini :
1. Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat serta karunia-Nya.
2. Bapak Sri Suranta SE, MSi, Ak, BKP selaku Ketua Program Diploma III
commit to user
viii
3. Bapak Ahmad Ridwan, SE.,Ak. selaku Pembimbing Tugas Akhir yang banyak
memberikan nasehat dan pengarahan sampai Laporan Magang ini dapat
terselesaikan.
4. Seluruh dosen Pengajar dan Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang selama ini telah memberikan ilmu kepada penulis.
5. Bapak Purnawan Raharjo, S.Pd. MM yang telah memberi bi8mbingan dan
pengarahan dalam penyusunan tugas akhir.
6. Bapak-Ibu yang telah memberikan do’a dan dukungan,serta curahan kasih sayang
yang diberikan kepada penulis.
7. Sahabat-sahabatku keluarga besar ’’CA’’ Cahaya Asri, yang selalu ada dan saling
mendukung. Semoga persaudaraan kita selamanya.
8. Hanung Indro Widyowati, terima kasih atas segala bentuk support dan bantuan
selama mengerjakan tugas akhir ini sampai selesai.
9. Teman-teman seperjuangan magang di DPPKAD, Arda,Danar,muhajiroh,Gati
terima kasih atas segala bantuan informasi yang dibutuhkan.
10.Esterina Novitasari,Niko Afianto yang selalu mengingatkan dan memberi semangat
untuk menyelesaikan tugas akhir ini.
11.Teman-temanku bimbingan bapak Eri,Hanung,Nugroho, Hendian terima kasih atas
segala bantuan dalam mengerjakan tugas akhir
12.Eko Yinanto,Risna terima kasih atas bantuannya dalam menerjemahkan bahasa
commit to user
ix
13. Semua teman-teman Pajak ’07 Niko, Arda, Ahmad, Retnanda, Haris, Doni,
Syarifudin,dan semuanya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu semoga
kita dapat lulus bersama-sama amin.
Penulis menyadari sepenuhnya atas kekurangan yang ada dalam penulisan
Laporan Tugas akhir ini. Kritik dan saran yang bersifat membangun akan
penulis terima dengan senang hati. Akhirnya penulis berharap Laporan
Magang ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Surakarta, Januari 2011
commit to user
x DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL... i
ABSTRACT... ii
HALAMAN PERSETUJUAN... iii
HALAMAN PENGESAHAN... iv
MOTTO... v
PERSEMBAHAN... vi
KATA PENGANTAR... vii
DAFTAR ISI... x
DAFTAR TABEL... xiii
DAFTAR LAMPIRAN... xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1
B. Rumusan Masalah... 3
C. Tujuan Penelitian... 4
D. Manfaat Penelitian... 4
E. Metode Penelitian... 5
1. Desain Penelitian... 5
2. Obyek Penelitian... 5
commit to user
xi
4. Teknik Pengumpulan data... 6
5. Teknik Pembahasan... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pajak... 8
B. Fungsi Pajak... 9
C. Syarat Pemungutan Pajak... 9
D. Sistem Pemungutan Pajak... 10
E. Pengelompokan Pajak... 11
F. Definisi Pajak Daerah... 12
G. Pajak Hotel... 14
BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Objek Penelitian... 16
1. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor DPPKAD Boyolali... 16
2. Struktur Organisasi... 16
3. Tugas Pokok dan Fungsi DPPKAD Kabupaten Boyolali... 19
B. Laporan Magang Kerja... 25
C. Pembahasan Masalah... 27
1. Kontribusi Pajak Hotel dan Pajak Daerah... 27
commit to user
xii
3. Upaya-upaya Yang Ditempuh Untuk
Mengatasi Kendala... 30
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan... 31
B. Saran... 32
DAFTAR PUSTAKA
commit to user
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel III.1 Realisasi Penerimaan Pajak Hotel terhadap Target Penerimaan
Pajak Hotel Kabupaten Boyolali Tahun 2005-2009……… 27
Tabel III.2 Kontribusi Penerimaan Pajak Hotel terhadap Penerimaan
commit to user
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Pernyataan Pembuatan Tugas Akhir
Lampiran 2 Surat Permohonan Magang
Lampiran 3 Surat Konfirmasi Magang
Lampiran 4 Surat Penyelesaian Magang
Lampiran 5 Memo Pengumpulan Laporan Magang
Lampiran 6 Laporan Realisasi Penerimaan Pendapatan Daerah Tahun 2005-2009
commit to user
1 BAB I
PE NDAH ULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kontribusi dari sektor pajak tetap menjadi primadona terhadap
anggaran penerimaan negara. Target pendapatan negara masih didominasi
penerimaan dari sektor pajak yang mencapai sekitar 70% dari total pendapatan
negara.
Otonomi Daerah adalah wewenang untuk mengatur dan mengurus
rumah tangga daerah yang melekat pada negara kesatuan maupun Negara
federasi. Adapun tujuan otonomi daerah adalah berorientasi kepada
pembangunan, yaitu pembangunan dalam arti luas yang meliputi semua segi
kehidupan dan penghidupan.
Daerah otonom mempunyai kewenangan untuk mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan
aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Oleh sebab itu, daerah diberikan sumber-sumber keuangan untuk
dapat membiayai penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan. Kapasitas
keuangan daerah dapat dilihat dari kemampuan untuk menggali
sumber-sumber keuangan sendiri, mengelola dan menggunakan keuangan sendiri yang
cukup memadai untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan di
daerahnya, sehingga ketergantungan pada pemerintah pusat dapat
commit to user
2 Pemerintah Daerah mengembangkan dan meningkatkan perannya
dalam bidang ekonomi dan keuangan. Dalam rangka meningkatkan daya guna
penyelenggaraan pemerintah baik melalui birokrasi pemerintah, pembangunan
serta pelayanan kepada masyarakat, maka pemberlakuan otonomi daerah
kepada kabupaten/ kota yang nyata dan bertanggungjawab merupakan
kebijakan yang harus kita sambut dengan positif.
Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pusat dan Pemerintah Daerah dalam Pasal 6 ayat 1 menyatakan bahwa
sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah meliputi :
1. pajak daerah,
2. retribusi daerah,
3. hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan serta
4. lain-lain PAD yang sah,
Undang - Undang No. 18 tahun 1997 yang sudah diubah menjadi
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah. Dalam peraturan tersebut daerah diberi peluang sangat besar untuk
memungut pajak/ retribusi daerah dengan jenisnya yang sangat beragam. Salah
satunya adalah Pajak Hotel. Pajak Hotel adalah dari Pajak Hotel adalah pajak
yang dikenakan atas pelayanan hotel.
Dari tahun ke tahun terdapat kesenjangan penerimaan pajak hotel yang
cukup signifikan. Hal itu dapat terlihat pada tabel di bawah ini berdasarkan
data yang diperoleh dari Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset
commit to user
3 Tabel I.1 Realisasi Penerimaan Pajak Hotel terhadap Penerimaan
Pajak Daerah Kabupaten Boyolali Tahun 2005-2009
Tahun Realisasi Penerimaaan Pajak Hotel
Sumber: DPPKAD Kabupaten Boyolali
Bila dilihat dari angka-angka diatas memberikan gambaran bahwa
Pajak Hotel dapat memberikan kontribusi yang cukup baik terhadap
penerimaan Pajak Daerah walaupun mungkin tidak terlalu besar. Oleh karena
itu, penulis ingin mengetahui seberapa besar potensial penerimaan Pajak Hotel
dalam memberikan kontribusinya terhadap pendapatan daerah di Kabupaten
Boyolali tahu 2005-2009.
Berdasarkan gambaran umum obyek penelitian di atas, maka penulis
tertarik untuk mengangkat permasalahan tersebut dengan judul
“KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK HOTEL TERHADAP
PENERIMAAN PAJAK DAERAH DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN
2005-2009”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis merumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Berapa besar kontribusi Pajak Hotel terhadap penerimaan Pajak Daerah
commit to user
4 2. Hambatan apa saja yang timbul dalam usaha meningkatkan penerimaan
Pajak Hotel?
3. Upaya apa saja yang telah ditempuh DPPKAD dalam mengatasi hambatan
tersebut?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan akan dapat memberikan
manfaat yang berguna bagi semua pihak dan sesuai dengan yang dikehendaki.
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi penerimaan Pajak Hotel.
2. Untuk mengetahui apa saja hambatan yang timbul dalam usaha pencapaian
target penerimaan Pajak Hotel.
3. Untuk mengetahui upaya-upaya apa saja yang telah ditempuh DPPKAD
Kabupaten Boyolali dalam mengatasi hambatan tersebut.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis
a. Guna memenuhi salah satu syarat kelulusan pada program studi
Diploma III Perpajakan di Universitas Sebelas Maret Surakarta.
b. Media untuk menambah wawasan dan menguji kemampuan
mahasiswa yang berkaitan dengan perpajakan.
c. Sarana untuk memperdalam kreativitas dan ketrampilan berkaitan
dengan ilmu perpajakan.
d. Media penulis dalam menambah pengalaman dan wawasan tentang
commit to user
5 2. Bagi obyek penelitian
Sebagai masukan dan evaluasi serta sebagai bahan pertimbangan dalam
menentukan kebijakan-kebijakan mengenai hal-hal yang berhubungan
dengan Pajak Daerah khususnya Pajak Hotel.
3. Bagi pihak lain
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmiah serta sebagai
salah satu sumber acuan referensi mengenai hal-hal yang berhubungan
dengan Pajak Daerah khususnya Pajak Hotel.
E. Metode Penelitian
1. Desain Penelitian
Penelitan ini menggunakan metode studi kasus sebagai desain
penelitian yaitu penelitian secara mendalam atas suatu kasus dan
melakukan penelitian dengan mencari sumber pustaka di perpustakaan.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah Penerimaan Pajak Hotel di Kabupaten
Boyolali.
3. Jenis dan Sumber Data
Dalam penyusunan laporan tugas akhir ini peneliti memerlukan
data-data sebagai berikut:
a. Data Primer
Data Primer yaitu mengumpulkan data dengan membaca
berbagai literatur yang berhubungan dengan teori dan penelitian
commit to user
6 tersebut seperti dengan membaca artikel mengenai perusahaan tersebut
baik di majalah maupun diwebsite, membaca buku-buku mengenai
perpajakan di Indonesia, membaca artikel dan peraturan yang
berhubungan dengan perpajakan.
b. Data Sekunder
Data Sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung atau
merupakan data yang telah diolah. Data sekunder ini merupakan data
yang diperoleh penulis melalui wawancara dan juga data yang penulis
peroleh dari laporan-laporan tugas akhir tahun-tahun sebelumnya yang
berada di perpustakaan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi Langsung, teknik pengumpulan data dengan cara
melakukan praktek lapangan/ magang kerja ke instansi terkait
sehingga bisa menilai dan melihat langsung praktek dalam dunia
kerja. Dalam hal ini penulis melakukan observasi langsung ke Dinas
Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten
Boyolali.
b. Wawancara, teknik pengumpulan data dengan cara menanyakan
langsung kepada staf/ karyawan instansi mengenai informasi/ data
yang diperlukan dalam membuat tugas akhir tentang Pajak Hotel.
c. Pengamatan, merupakan teknik pengumpulan data dengan cara
mengamati sistem kerja yang berlaku dalam instansi yang
bersangkutan dan mengamati Laporan Realisasi Penerimaan
commit to user
7 d. Studi Pustaka, adalah pengumpulan data melalui penelaahan
kepustakaan dengan cara mengumpulkan dan memplajari beberapa
referensi. Referensi tersebut diperoleh dari data-data tertulis dan
tercetak yang relevan seperti buku-buku serta artikel yang diperlukan
oleh peneliti dengan cara mengumpulkan beberapa refensi dari
perpustakaan yang terdapat di lingkungang kota Surakarta, seperti
Perpustakaan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta,
Kampus I Kentingan.
5. Teknik Pembahasan
a. Pembahasan Deskriptif
Yaitu teknik pembahasan dengan membuat gambaran atau diskripsi
secara sistematis, faktual dan akurat mengenai suatu objek yang
diteliti.
b. Optimasi Keputusan
Yaitu teknik untuk mensintesis suatu keputusan optimal dalam bidang
commit to user
8 BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
A. Pengertian Pajak
1. Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H.
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan
undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal
(kontraprestasi) yang langsung dapat ditujukan dan yang digunakan untuk
membayar pengeluaran umum.
Berdasar pengertian diatas, pajak memiliki unsur-unsur sebagai
berikut:
a. Iuran dari rakyat kepada Negara, yang berhak memungut adalah
Negara. Iuran tersebut berupa uang (bukan barang).
b. Berdasarkan undang-undang pajak dipungut berdasarkan atau dengan
kekuatan undang-undang serta aturan pelaksanaannya.
c. Tanpa jasa timbal dan kontraprestasi dari negara secara langsung dapat
ditunjuk. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan
kontraprestasi individual oleh pemerintah.
d. Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara, yakni
pengeluaran-pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat.
2. Menurut Mr. Dr. N. J. Feldmann
Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terhutang
commit to user
9 umum), tanpa adanya kontraprestasi, dan semata-mata digunakan untuk
menutup pengeluaran-pengeluaran umum.
3. Menurut Dr. Soeparman Soemahamidjaja
Pajak adalah iuran wajib, berupa uang atau barang, yang dipungut
oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup biaya
produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai
kesejahteraan umum.
B. Fungsi Pajak
Ada dua fungsi pajak (Waluyo, 2007) yaitu:
1. Fungsi Budgetair
Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai
pengeluaran-pengeluarannya.
2. Fungsi Mengatur (regulerend)
Pajak sebagai alat untuk mengatur dan melaksanakan kebijakan
pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.
C. Syarat Pemungutan Pajak
Agar pemungutan pajak tidak menimbulkan hambatan atau perlawanan,
maka pemungutan pajak harus memenuhi syarat sebagai berikut (Mardiasmo,
2009):
1. Pemungutan pajak harus adil (syarat keadilan).
2. Pemungutan pajak harus berdasarkan undang-undang (syarat yuridis).
commit to user
10 4. Pemungutan pajak harus efisien (syarat finansiil).
5. Sistem pemungutan pajak
D. Sistem Pemungutan Pajak
Sistem pemungutan pajak dibagi menjadi 3 (Mardiasmo, 2009) :
1. Official Assessment System
Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada
pemerintah (fiskus) untuk menetukan besarnya pajak terutang oleh Wajib
Pajak, ciri-cirinya :
a. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang pada fiskus.
b. Wajib Pajak bersifat pasif.
c. Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh
fiskus.
2. Self Assessment System
Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada
Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang
dengan ciri-ciri:
a. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada Wajib
Pajak sendiri.
b. Wajib Pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor dan melaporkan
sendiri pajak yang terutang.
commit to user
11
3. With Holding System
Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada pihak ketiga
(bukan fiskus dan bukan Wajib Pajak yang bersangkutan) untuk menentukan
besarnya pajak yang terutan oleh Wajib Pajak.
E. Pengelompokan Pajak
Pengelompokan pajak adalah sebagai berikut (Waluyo, 2007) :
1. Menurut Golongannya
a. Pajak Langsung, yaitu pajak yang dipikul sendiri oleh Wajib Pajak
dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain.
Contoh: Pajak Penghasilan.
b. Pajak Tidak Langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat
dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh: Pajak
Pertambahan Nilai.
2. Menurut Sifatnya
a. Pajak Subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada
subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak.
Contoh: Pajak Penghasilan.
b. Pajak Objektif, yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa
memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak. Contoh: Pajak Pertambahan
Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
commit to user
12 a. Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara. Contoh: Pajak
Penghasilan.
b. Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah dan
untuk membiayai rumah tangga daerah. Secara umum Pajak Daerah
adalah pemungutan dana dari masyarakat oleh pemerintah pusat
maupun daerah yang dapat dipaksakan atau terutang bagi Wajib Pajak
tanpa mendapat jasa timbal atau kontra-prestasi langsung serta
hasilnya dipergunakan untuk membiayai rumah tangga daerah dan
kesejahteraan umum. Pajak Daerah terdiri atas:
(www.babejoko.web.id)
1) Pajak Propinsi, antara lain Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik
Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan diatas Air, Pajak Bahan
Bakar Kendaraan Bermotor, Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan
Air Bawah Tanah dan Air Permukaan.
2) Pajak Kabupaten/ Kota, contoh: Pajak Hotel, Pajak Restoran,
Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Parkir, Pajak Penerangan
Jalan, Pajak Pengambilan & Pengolahan Bahan Galian Golongan
C.
F. Definisi Pajak Daerah
Pajak Daerah (Mardiasmo, 2009) adalah iuran wajib yang dilakukan oleh
orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang
commit to user
13 yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah
daerah dan pembangunan daerah.
Ciri-ciri yang menyertai pajak daerah (Mardiasmo, 2009) terdiri dari
empat komponen, yaitu:
1. Pajak Daerah berasal dari negara yang diserahkan kepada daerah sebagai
pajak daerah.
2. Penyerahan berdasarkan Undang-Undang.
3. Hasil pungutan pajak daerah dipergunakan untuk membiayai
penyelenggaraan urusan rumah tangga daerah atau membiayai pengeluaran
daerah sebagai badan politik hukum.
4. Pemungutan Pajak daerah berdasarkan pada kekuatan Undang-Undang atau
peraturan hukum lainnya.
Pajak daerah dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
a. Pajak Provinsi, terdiri dari:
1) Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di atas Air.
2) Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di atas Air.
3) Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.
4) Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air
Permukaan.
b. Pajak Kabupaten/ Kota, terdiri dari:
1) Pajak Hotel
2) Pajak Restoran
3) Pajak Hiburan
commit to user
14 5) Pajak Penerangan Jalan
6) Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C
7) Pajak Parkir dan Pajak lain-lain.
G. Pajak Hotel
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 20 Tahun
2000 tentang Pajak Hotel, maka Pajak Hotel dapat didefinisikan sebagai
berikut:
1. Pengertian Pajak Hotel
Hotel adalah bangunan yang khusus disediakan bagi orang untuk
dapat menginap/ istirahat, memperoleh pelayanan, dan atau fasilitas lainnya
yang dipungut bayaran, termaasuk bangunan lainnya yang menyatu,
dikelola dan dimiliki oleh pihak yang sama, kecuali untuk pertokoan dan
perkantoran. Sedangkan pengertian dari Pajak Hotel adalah pajak yang
dikenakan atas pelayanan hotel.
2. Subyek Pajak Hotel
Subyek Pajak Hotel adalah orang pribadi atau badan yang
melaksanakan pembayaran atas pelayanan hotel dengan Wajib Pajak adalah
pengusaha hotel.
3. Objek Pajak Hotel
Objek Pajak Hotel adalah setiap pelayanan yang disediakan dengan
pembayaran di hotel termasuk:
commit to user
15 b. Pelayanan penunjang sebagai kelengkapan fasilitas penginapan atau
tinggal jangka pendek yang sifatnya memberikan kemudahan dan
kenyamanan.
c. Fasilitas olah raga dan hiburan yang disediakan khusus tamu hotel,
bukan untuk umum.
d. Jasa persewaan ruangan untuk kegiatan acara atau pertemuan di hotel.
4. Dasar Pengenaan Pajak Hotel
Dasar pengenaan Pajak Hotel adalah jumlah pembayaran yang
dilakukan kepada hotel yang disertai dengan bukti pembayaran yang
berupa bon/ nota penjualan.
5. Tarif Pajak Hotel
Tarif Pajak Hotel adalah sebesar 10% (sepuluh persen) dan
commit to user
16 BAB II I
PE MB AHAS AN
A. Gambaran Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor DPPKAD Boyolali
Awal mula berdirinya Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan
Aset Daerah (DPPKAD) yaitu dari sebuah seksi perekonomian di
Pemerintah Daerah Boyolali yang kemudian berubah menjadi Dinas
Pendapatan Daerah Tingkat II Boyolali berdasarkan Surat Keputusan
Bupati 7 Maret 1974 No. Hukum B.3/ III/ 1974. Selanjutnya sesuai dengan
Keputusan Menteri Dalam Negeri No. KUPP/ 7/ 12/ 41/ 101 tahun 1978
tentang Susunan organisasi dan Tata kerja Dinas Pemerintah Daerah
Tingkat II Boyolali dengan Peraturan Daerah No. 7 tahun 1979 tanggal 18
September diubah menjadi Dinas Pendapatan Daerah Tingkat II Boyolali.
Wewenang pemerintah daerah dalam rangka mengelola pendapatan daerah,
oleh pemerintah pusat ditetapkan undang-undang yang mengatur
pengadaan pendapatan daerah dengan :
a. Undang-undang No. 11/ drt/ 1957 tentang Pajak Daerah
b. Undang-undang No.12 /drt/ 1957 tentang Pajak Daerah
c. Undang-undang No. 5 tahun 1974 tentang Pemerintah Daerah.
Dengan perkembangan tersebut maka Pemerintah Daerah mendorong
perlunya pemisahan seksi ataupun sub bagian pendapatan daerah di dalam
perekonomian Pemerintah Daerah menjadi suatu dinas yang berdiri sendiri
commit to user
17 Seiring perkembangan jaman yang mengakibatkan kemajuan daerah,
Perda No. 7 tahun 1979 tidak sesuai lagi. Pemberlakuan sistem dan
prosedur Mapatda (Manual Pendapatan Daerah) yaitu sistem baru di bidang
perpajakan, retribusi daerah dan pendapatan lain-lain serta pemungutan
PBB di wilayah Boyolali yang kemudian dibentuklah Cabang Dinas
Pendapatan Daerah Tingkat II Boyolali dengan dibantu oleh urusan tata
usaha dan beberapa sub seksi dan Pemerintah Daerah menerbitkan
Peraturan Daerah No. 9 tahun 1991 tentang pembentukan Organisasi dan
Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah.
Dengan adanya otonomi daerah, Pemerintah Daerah menetapkan
Perda No. 2 tahun 2001 tentang pembentukan Organisasi dan Tata Kerja
Dinas Kabupaten Boyolali. Kewenangan pemerintah yang diserahkan
kepada daerah harus disertai dengan penyerahan dan pengalihan
pembiayaan, sarana dan prasarana serta Sumber Daya Manusia sesuai
dengan kewenagan yang diserahkan tersebut.
Pada tanggal 31 Januari 2008 menetapkan Peraturan Daerah
Kabupaten Boyolali No. 3 Tahun 2008 tentang Pembentukan Susunan
Organisasi, Kedudukan dan Tugas Pokok Dinas Pendapatan Daerah
Kabupaten Boyolali. Dimana pada STOK sebelumnya pengelolaan
pendapatan dikelola pada sati dinas (Dipenda) dan pada STOK baru
(DPPKAD), pengelolaan pendapatan dikelola pada Bidang Pendapatan
commit to user
18
2. Struktur Organisasi
DPPKAD Kabupaten Boyolali memiliki susunan organisasi sebagai
berikut :
a. Kepala dinas
b. Sekretariat, yang terdiri dari :
1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
2) Sub Bagian Keuangan
3) Sub Bagian Perencanaan, Penelitian, dan Pelaporan
c. Bidang Pendapatan, terdiri dari :
1) Seksi Pendapatan Asli Daerah
2) Seksi Dana Perimbangan dan Pendapatan Lain-lain yang Sah
3) Seksi Pengendalian Operasional Pendapatan
d. Bidang Anggaran, terdiri dari :
1) Seksi Penyusunan APBD
2) Seksi Pembinaan dan Pengelolaan Dana Bantuan Daerah
3) Seksi Evaluasi Administrasi APBD
e. Bidang Akuntansi dan Perbendaharaan, terdiri dari :
1) Seksi Pembukuan dan Pelaporan
2) Seksi Perbendaharaan
3) Seksi Pengelolaan Kas Daerah
f. Bidang Pembiayaan dan Pengelolaan Aset Daerah, terdiri dari :
1) Seksi Pengelolaan Aset Daerah
2) Seksi Pendataan Aset Daerah
commit to user
19 g. Unit Pelaksana Teknis
h. Kelompok Jabatan Fungsional.
3. Tugas Pokok dan Fungsi DPPKAD Kabupaten Boyolali
a. Kepala Dinas
Mempunyai tugas pokok memimpin dan mengkoordinasi
pelaksanaan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi
daerah dan tugas pembantuan di bidang pendapatan, pengelolaan
keuangan dan asset daerah.
b. Sekretariat
Mempunyai tugas pokok melaksanakan tugas surat-menyurat,
rumah tangga, hubungan masyarakat, keprotokolan, barang, urusan
umum, dan kepegawaian, keuangan, perencanaan, penelitian dan
pelaporan.
Dalam melaksanakan tugas popok tersebut, sekretariat memiliki
fungsi:
1) Pengelolaan urusan umum dan kepegawaian mempunyai tugas
pokok melaksanakan pengelolaan dan pengolahan administrasi
umum meliputi surat-menyurat, kearsipan, rumah tangga,
hubungan masyarakat, keprotokolan, pelayanan umum dan
administrasi kepegawaian serta pengelolaan barang.
2) Pengelolaan keuangan mempunyai tugas pokok melaksanakan
administrasi penatausahaan keuangan, pengelolaan keuangan dan
commit to user
20 3) Pengelolaan perencanaan, penelitian dan pelaporan mempunyai
tugas pokok melaksanakan pengumpulan data penyusunan
dokumen satuan kerja dan rencana anggaran, meneliti dan menilai
serta menyusun laporan.
c. Bidang Pendapatan
Tugas pokoknya yaitu melaksanakan pendapatan, penetapan
wajib pajak, menyusun target dan menghitung realisasi, melaksanakan
kegiatan intensifikasi dan ekstensifikasi Pendapatan Daerah serta
menyusun dan mempersiapkan naskah rancangan peraturan
perundangan yang berkaitan dengan pendapatan daerah.
Fungsi bagian pendapatan:
1) Perencanaan, pendapatan, penetapan, pemungutan, penerimaan dan
penagihan yang meliputi pajak daerah, retribusi daerah serta
pendapatan lain-lain yang sesuai dengan kewenangannya.
2) Perencanaan, pengawasan, penelitian, pengembangan guna
peningkatan kinerja yang berguna daya dan berhasil guna di bidang
pendapatan daerah dan pelayanan masyarakat.
3) Pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal
Pajak dalam hal pendapatan dan pemungutan Pajak Bumi dan
Bangunan.
4) Pelaksanaan konsultasi, koordinasi, komunikasi dan kerjasama
dengan pihak lain dalam upaya peningkatan Pendapatan Daerah.
5) Pemantauan realisasi sumber pendapatan daerah dari bagi hasil
commit to user
21 6) Pelaksanaan penyuluhan dan sosialisasi secara teknis mengenai
pajak daerah, retribusi, PBB dan pendapatan lainnya yang sesuai
dengan kewenangannya.
Penjabaran tugas pokok bagian Pendapatan:
1) Seksi Pendapatan Asli Daerah
Mempunyai tugas pokok merencanakan, mengawasi dan
mengendalikan di bidang pendapatan asli daerah.
2) Seksi Dana Perimbangan dan Pendapatan Lain-Lain yang Sah.
Tugas pokoknya ialah merencanakan, memantau dan mengawasi
dana perimbangan dan pendapatan lain-lain yang sah.
3) Seksi Pengendalian Operasional Pendapatan
Mempunyai tugas pokok merencanakan, mengawasi dan
melaksanakan kegiatan pengendalian operasional pendapatan.
d. Bidang Anggaran
Mempunyai tugas pokok melaksanakan perencanaan,
pengoordinasian dan pengendalian program atau kegiatan di bidang
anggaran.
Dalam melaksanakan tugas pokok di atas, bidang anggaran
mempunyai fungsi:
1) Perencanaan, pengorganisasian, penyiapan dan penyusunan
rancangan APBD dan rancangan perubahan APBD.
2) Pengesahan DPA-SKPD/ DPPA-SKPD.
3) Penyusunan APBD, pedoman keputusan APBD, pedoman
commit to user
22 4) Pengolahan dana bagi hasil dan bantuan keuangan serta belanja tak
terduga.
Berikut penjabaran tugas pokok bidang anggaran:
1) Seksi Penyusunan APBD
Mempunyai tugas pokok merencanakan dan menyiapkan bahan
rancangan penyusunan APBD, perubahan APBD, menyiapkan
DPA-SKPD/ DPPA-SKPD, menyiapkan anggaran kas dan SPD.
2) Seksi Pembinaan dan Pengelolaan Dana Bantuan Daerah
Mempunyai tugas pokok melaksanakan, mengelola dana belanja
tidak langsung SKPD, monitoring, pengendalian, pembinaan dan
analisa pelaksanaan dana bantuan daerah.
3) Seksi Evaluasi Administrasi APBD
Mempunyai tugas pokok melaksanakan penyiapan bahan
penyusunan, pedoman realisasi APBD dan petunjuk teknis di
bidang evaluasi administrasi APBD.
e. Bidang Akuntansi dan Perbendaharaan
Tugas pokoknya adalah melaksanakan perencanaan,
pengoordinasian dan pengendalian program/ kegiatan di bidang
akuntansi dan perbendaharaan. Dalam menyelenggarakan tugas pokok
di atas, bidang akuntansi dan perbendaharaan memiliki fungsi:
1) Pelaksanaan sistem akuntansi dan petunjuk teknis pengelolaan kas
daerah dan melakukan fungsi pengelolaan dan perbendaharaan
commit to user
23 APBD dan pemeriksaan terhadap realisasi anggaran belanja
langsung dan tidak langsung.
2) Pelaksanaan fungsi bendaharawan daerah (BUD), menyiapkan
anggaran kas, SPD dan SP2D belanja langsung dan belanja tidak
langsung, serta menyiapkan seluruh bukti asli kepemilikan kekayaan
daerah.
Berikut penjabaran tugas pokok bidang akuntansi dan perbendaharaan:
1) Seksi Pembukuan dan Pelaporan
Mempunyai tugas pokok yaitu melaksanakan pembukuan dan
pelaporan secara sistematis dan kronologis serta menyiapkan bahan
penyusunan laporan keuangan daerah dalam rangka
pertanggungjawaban APBD.
2) Seksi Perbendaharaan
Tugas pokoknya adalah melaksanakan pengujian kebenaran data
urusan kepegawaian dan meneliti data gaji pegawai, rutin non gaji,
membina ketatalaksanaan keuangan, penyelesaian perbendaharaan
khusus gaji pegawai dan belanja pegawai.
3) Seksi Pengelolaan Kas Daerah
Tugas pokoknya melaksanakan pengelolaan, penerimaan dan
pencatatan pendapatan secara tunai maupun surat berharga dan
penyimpanan uang daerah di bank yang ditunjuk pemerintah yang
commit to user
24 f. Bidang Pembiayaan dan Pengelolaan Aset Daerah
Mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan
kepemilikan kekayaan daerah dan transaksi utang piutang dan
investasi.
Dalam menyelenggarakan tugas pokok di atas, bidang
pembiayaan dan pengelolaan aset daerah mempunyai fungsi:
1) Perencanaan, pengoordinasian dan pengendalian program atau
kegiatan di bidang pengelolaan kepemilikan kekayaan daerah.
2) Perencanaan, pengoordinasian dan pengendalian program atau
kegiatan di bidang transaksi utang piutang dan investasi.
Berikut penjabaran tugas pokok bidang pembiayaan dan
pengelolaan aset daerah:
1) Seksi Pengelolaan Aset Daerah
Mempunyai tugas pokok melaksanakan perencanaan kebutuhan
dan penatausahaan barang-barang kekayaan yang menjadi aset
daerah.
2) Seksi Pendataan Aset Daerah
Mempunyai tugas pokok melaksanakan pengurusan, pengaturan,
pencatatan dan pelaporan barang-barang yang menjadi aset daerah.
3) Seksi Utang Piutang dan Investasi
Mempunyai tugas pokok yaitu melaksanakan penatausahaan utang
piutang dan investasi daerah serta merealisasi pembayaran atas
commit to user
25
B. Laporan Magang Kerja
Penulis melakukan kegiatan magang di Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Boyolali mulai tanggal 01 Februari –
31 Maret 2010. Setiap harinya kegiatan diawali pada pukul 07.15. Pada hari
Senin – Kamis kegiatan diakhiri pukul 15.15, sedangkan pada hari Jum’at
hanya sampai pukul 11.00.
Bidang Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah bidang yang bertugas
untuk mencatat dan mengelola segala hal yang berhubungan dengan
penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah
Kota Surakarta. Bidang Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah bidang yang
bertugas untuk mencatat dan mengelola segala hal yang berhubungan dengan
penerimaan Pendapatan Asli Daerah yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah
Kota Surakarta. Di Bidang Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan Bidang
Pendapatan Asli Daerah (PAD) inilah penulis melakukan penelitian selama
melaksanakan kegiatan magang.
Aktivitas magang sehari-hari yang dilakukan penulis yaitu membantu
dalam meringankan beberapa pekerjaan di beberapa divisi dalam perusahaan.
Selain membantu meringankan pekerjaan para karyawan, penulis juga
mengamati dan mempelajari bagaimana cara kerja di Dinas Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Boyolali, sehingga penulis
commit to user
26 Kegiatan yang dilakukan oleh penulis saat melakukan kegiatan
magang dalam beberapa bidang di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan
dan Aset Daerah Kabupaten Boyolali adalah sebagai berikut:
1. Bidang Pajak Bumi dan Bangunan (PBB):
a. Membuat kolom pembayaran
b. Penyisiran PBB
c. Rekapitulasi pengeluaran BBM untuk kunjungan daerah
d. Menyiapkan KDHP, DPH, TTS, SSP untuk 5 (lima) Kecamatan
e. Pengeditan kuitansi PBB
f. Rekapitulasi pengeluaran fotokopi bagian pendapatan
g. Mengagendakan kegiatan PBB
h. Kroscek penerimaan PBB tahun 2007, 2008, 2009
i. Mencocokkan target realisasi
j. Membuat kuitansi bantuan penyampaian SPPT
2. Bidang Pendapatan Asli Daerah (PAD):
a. Membuat undangan
b. Mengarsip file-file
c. Meminta data PPJ
d. Administrasi SKPD pajak hotel dan reklame
e. Rekapitulasi pengeluaran BBM untuk kunjungan daerah
f. Menghitung dan mencocokan DPHKP per kecamatan
commit to user
27
C. Pembahasan Masalah
1. Kontribusi Pajak Hotel dan Pajak Daerah
Pajak Hotel merupakan salah satu unsur PAD dari sektor Pajak
yakni Pajak Daerah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian
kontribusi adalah sumbangan; sedangkan menurut Kamus Ekonomi,
kontribusi adalah sesuatu yang diberikan bersama-sama dengan pihak lain
untuk tujuan biaya, atau kerugian tertentu atau bersama. Sehingga
kontribusi disini dapat diartikan sebagai sumbangan yang diberikan Pajak
Hotel terhadap Pajak Daerah.
Kontribusi penerimaan Pajak Hotel terhadap penerimaan Pajak
Daerah dapat diketahui dengan membandingkan realisasi penerimaan
Pajak Hotel terhadap realisasi penerimaan Pajak Daerah. Sebelum
membahas tentang Kontribusi penerimaan Pajak Hotel terhadap
penerimaan Pajak Daerah, akan diperlihatkan terlebih dahulu realisasi
penerimaan Pajak Hotel terhadap target penerimaan Pajak Hotel. Berikut
adalah tabel yang menyajikan perbandingan antara realisasi penerimaan
Pajak Hotel terhadap target penerimaan pajak Hotel Kabupaten Boyolali
tahun 2005 - 2009.
Tabel III.1 Realisasi Penerimaan Pajak Hotel terhadap Target Penerimaan Pajak Hotel Kabupaten Boyolali
Tahun 2005-2009
Tahun Target Penerimaaan Pajak Hotel
commit to user
28 Berdasar tabel diatas, persentase realisasi penerimaan Pajak Hotel
terhadap target penerimaan pajak Hotel dihitung dengan rumus:
Berikut adalah tabel yang menyajikan perbandingan antara realisasi
penerimaan Pajak Hotel terhadap penerimaan Pajak Daerah selama kurun
waktu 5 tahun yaitu, tahun 2005-2009.
Tabel III.2 Kontribusi Penerimaan Pajak Hotel terhadap Penerimaan Pajak Daerah Kabupaten Boyolali
Tahun 2005-2009
Tahun Realisasi Penerimaaan Pajak Hotel
Sumber: DPPKAD Kabupaten Boyolali
Berdasar tabel diatas, persentase Penerimaan Pajak Hotel terhadap
Penerimaan Pajak Daerah dihitung dengan rumus:
Berdasar tabel tersebut dapat diketahui bahwa kontribusi
penerimaan Pajak Hotel terhadap penerimaan Pajak Daerah dari tahun
2005 ke tahun 2009 tidak stabil. Kontribusi penerimaan Pajak Hotel
terhadap penerimaan Pajak Daerah mengalami peningkatan pada tahun
2007 dan tahun 2009 dari tahun sebelumnya, sedangkan tahun 2006 dan
tahun 2009 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Pada tahun
commit to user
29 Daerah sebesar 0,67%. Pada tahun 2006 kontribusi penerimaan Pajak
Hotel terhadap penerimaan Pajak Daerah sebesar 0,51%. Pada tahun 2007
kontribusi penerimaan Pajak Hotel terhadap penerimaan Pajak Daerah
sebesar 0,53%. Pada tahun 2008 kontribusi penerimaan Pajak Hotel
terhadap penerimaan Pajak Daerah sebesar 0,54%. Pada tahun 2009
kontribusi penerimaan Pajak Hotel terhadap penerimaan Pajak Daerah
sebesar 0,51%.. Kontribusi terkecil terdsapat pada tahun 2006 dan 2009,
yaitu 0,51% sedangkan tahun anggaran 2005 memberikan kontribusi yang
terbesar, yaitu 0,67%. Meskipun kontribusinya tidak stabil, namun
realisasi penerimaan Pajak Hotel selalu mengalami peningkatan dari tahun
ke tahun. Rata-rata kontribusi yang diberikan Pajak Hotel terhadap Pajak
Daerah selama tahun anggaran 2005 – 2009 sebesar 0,55%.
2. Kendala-kendala dalam Pengelolaan Pajak Hotel di Kabupaten
Boyolali
Dalam melaksanakan pengelolaan Pajak Hotel di Kabupaten
Boyolali terdapat beberapa kendala antara lain:
a Keterbatasan pemahaman yang dimiliki Wajib Pajak maupun
masyarakat tentang peraturan daerah perpajakan terutama Pajak
Daerah. Ini dapat dilihat dengan adanya pengusaha hotel yang kurang
paham dalam pengenaan Pajak Daerah dan perhitungan Pajak Daerah.
b Kurangnya kesadaran Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban
commit to user
30 yang menjadi hambatan utama dalam meningkatkan penerimaan pajak
hotel.
c Hambatan validasi data. Data yang disampaikan Wajib Pajak tidak
valid, seperti omzet yang dilaporkan tidak sesuai dengan omzet yang
sebenarnya.
3. Upaya yang ditempuh dalam mengatasi kendala-kendala dalam
Pengelolaan Pajak Hotel di Kabupaten Boyolali
a. Lebih giat mengadakan sosialisasi kepada wajib pajak maupun
masyarakat mengenai peraturan perpajakan terutama kepada
pengusaha hotel supaya lebih memahami tentang perhitungan pajak.
b. Untuk mengatasi keterbatasan pemahaman Wajib Pajak tentang
peraturan daerah perpajakan terutama Pajak Daerah, kantor DPPKAD
mengeluarkan Surat Pemberitahuan untuk semua pengusaha hotel
(Wajib Pajak).
c. Melakukan pemeriksaan ke wajib pajak yang diduga memberikan data
yang tidak valid dan pemberian sanksi yang tegas kepada wajib pajak
commit to user
31 BAB I V
PE NUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan tentang kontribusi
penerimaan Pajak Hotel terhadap penerimaan Pajak Daerah Kabupaten
Boyolali pada Bab III, maka dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu:
1. Kontribusi penerimaan Pajak Hotel terhadap penerimaan Pajak Daerah
dari tahun 2005 ke tahun 2009 tidak stabil. Pada tahun 2005 kontribusi
penerimaan Pajak Hotel terhadap penerimaan Pajak Daerah adalah
sebesar 0,67%, tahun 2006 sebesar 0,51%, tahun 2007 sebesar 0,53%,
tahun 2008 sebesar 0,54%, dan tahun 2009 sebesar 0,51%. Rata-rata
kontribusi yang diberikan Pajak Hotel terhadap Pajak Daerah selama tahun
anggaran 2005 - 2009 adalah sebesar 0,55%.
Gambar IV.1 Grafik Kontribusi Penerimaan Pajak Hotel terhadap Penerimaan Pajak Daerah Kabupaten Boyolali
commit to user
32 Berdasarkan analisa di atas dapat disimpulkan bahwa penerimaan Pajak
Hotel cukup potensial dalam memberikan kontribusuinya sebesar 0,55%
terhadap pendapatan Pajak Daerah Kabipaten Boyolali tahun 2005-2009.
2. Dalam melaksanakan pengelolaan Pajak Hotel di Kabupaten Boyolali,
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten
Boyolali masih ditemui adanya beberapa hambatan, yaitu keterbatasan
pemahaman Wajib Pajak tentang peraturan daerah perpajakan terutama
Pajak Daerah, kurangnya kesadaran Wajib Pajak dalam memenuhi
kewajiban perpajakannya, adanya data yang tidak valid dari Wajib Pajak
tentang jumlah omzet sebenarnya.
3. Upaya yang ditempuh Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah Kabupaten Boyolali untuk mengatasi kendala-kendala yang ada
dalam melaksanakan pengelolaan Pajak Hotel di Kabupaten Boyolali,
yaitu meningkatkan kesadaran wajib pajak akan pentingnya membayar
pajak dengan cara memberikan penyuluhan tentang perpajakan, khususnya
Pajak Hotel yang dijadwal secara rutin, mengeluarkan Surat
Pemberitahuan untuk semua pengusaha hotel (Wajib Pajak), dan
melakukan pemeriksaan dan pemberian sanksi yang tegas kepada wajib
pajak yang memberikan data yang tidak benar.
B. Saran
Berdasarkan analisis dan pembahasan atas penelitian yang telah
dilakukan, maka penulis dapat memberikan beberapa saran kepada Dinas
commit to user
33 terutama di bidang Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan bidang Pendapatan
Asli Daerah (PAD) adalah sebagai berikut:
1. Pemberian buku panduan tentang pajak daerah terutama mengenai
perhitungan pengenaan pajak daerah secara mendetail ke wajib pajak yaitu
hotel-hotel yang ada di Kabupaten Boyolali.
2. Memberikan aplikasi dalam bidang IT, terutama masalah perpajakan,
seperti aplikasi My Tax Profesional yang berisi peraturan, treaty, tax
court, kliping, kurs, panduan, dan formulir yang berhubungan dengan
pajak sehingga para wajib pajak dapat belajar tentang peraturan perpajakan
yang berlaku terutama mengenai pajak daerah yaitu pajak hotel. My tax
profesional merupakan aplikasi khusus tentang hal-hal yang berhubungan
dengan perpajakan yang dapat diupdate langsung melalui jaringan
wireless. Penggunaan aplikasi ini dapat memudahkan wajib pajak dalam
menghadapi permasalahan seperti wajib pajak dapat mengetahui tentang
dasar pengenaan pajak, cara perhitungan pajak sesuai peraturan perpajakan
yang berlaku, perubahan pengenaan tarif pajak dan perubahan bentuk
formulir yang berhubungan dengan perpajakan.
3. Melakukan pemeriksaan/ penyelidikan mendadak ke wajib pajak yang
diduga tidak memberikan data yang benar tentang pelaporan
perpajakannya. Bagi wajib pajak yang terbukti bersalah langsung di
kenakan sanksi saat itu juga, sehingga wajib pajak tersebut akan berpikir
ulang untuk melakukan kesalahan yang sama dan agar wajib pajak lebih
teliti dalam memberikan data yang benar ke Dinas Pendapatan,