• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KEBIJAKAN DISTRIBUSI RASKIN (STUDI KASUS : KELURAHAN SUKABUMI INDAH, KECAMATAN SUKABUMI, KOTA BANDAR LAMPUNG)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KEBIJAKAN DISTRIBUSI RASKIN (STUDI KASUS : KELURAHAN SUKABUMI INDAH, KECAMATAN SUKABUMI, KOTA BANDAR LAMPUNG)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

i

ABSTRACT

POOR RICE DISTRIBUTION POLICY ANALYSIS

(CASE STUDY: SUKABUMI INDAH VILLAGE, SUKABUMI DISTRICT, BANDAR LAMPUNG)

By

Bagus Barmansyah Effendi

Distribution of subsidized rice for poor communities aimed at reducing the burden of household expenditure Target Beneficiaries. In addition, the program Poor Rice intended to improve access of the poor in meeting basic food needs as one of society's basic rights. This is one of the programs both national and local governments that are important in improving national food security.

In practice the government has set a good indication of a technical nature as well as guide the implementation so that the distribution Poor Rice accordance with the principle of covering the target accuracy, timeliness, accuracy, quantity, price accuracy, and precision quality. Issues raised in this paper is "Does the implementation Poor Rice distribution in Sukabumi Indah village, Sukabumi District, Bandar Lampung effective when seen from the indicators on target, on time, right price, right quantity, right quality."

The purpose of this paper is to evaluate the accuracy of the target groups, and timeliness, accuracy, quantity, accuracy of the rice price, quality and accuracy in execution Poor Rice distribution using primary data through questionnaires and interviews of officials and community Household Target Beneficiaries.

Based on survey results revealed Poor Rice distribution in Sukabumi Indah village in terms of effective targeting accuracy with the achievement of 78.94%, effective with the timeliness of achieving 77.78%, accuracy rates are less effective with the achievement of 52.78%, effective with the achievement of accuracy the number 68 , 06%, effective with the achievement of quality precision 77.31%.

(2)

Distribution of benefits from this Poor Rice looks can ease the burden of the need for rice, in fact occur indirectly transfer income in kind to the Household Target Beneficiaries IDR 45000 per month in the year 2009 with a redemption price of rice is redeemed by the Household Target Beneficiaries for IDR 2000/kg for the purchase of 15 kg per month, These results obtained from the total expenditure for the purchase of 15kg of rice similar Poor Rice multiplied by the price of rice in the market that is similar Poor Rice (15kg x IDR 5000 results IDR 75.000), deducting the total expenditure to 15 kg Poor Rice multiplied by the cost of redemption in the field Poor Rice (15kg x IDR 2000 results IDR 30.000) so that the income transfer can be calculated IDR 75.000– IDR 30.000 the result is worth IDR 45.000, This program can help feed costs, and school fees. So that

recommendations for the distribution is necessary to proceed Poor Rice. If only poor rice distribution can be run in accordance with the general guidelines of poor rice price IDR 1600/kg would certainly benefit larger worth IDR 51.000.

Therefore, the government hopes to Bandar Lampung to be able to bear the cost of replacing workers wages, postage and so on through the Local Government

Revenues and Expenditures and distribution of poor rice can be run as an assessment of General Guidelines for poor rice that is equal IDR 1600/kg,

(3)

i

ABSTRAK

ANALISIS KEBIJAKAN DISTRIBUSI RASKIN

(STUDI KASUS : KELURAHAN SUKABUMI INDAH, KECAMATAN SUKABUMI, KOTA BANDAR LAMPUNG)

Oleh

Bagus Barmansyah Effendi

Penyaluran beras bersubsidi bagi kelompok masyarakat miskin bertujuan

mengurangi beban pengeluaran Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM). Di samping itu, program Beras Miskin (RASKIN) dimaksudkan untuk meningkatkan akses masyarakat miskin dalam pemenuhan kebutuhan pangan pokoknya sebagai salah satu hak dasar masyarakat. Hal ini merupakan salah satu program pemerintah baik pusat maupun daerah yang penting dalam peningkatan ketahanan pangan nasional.

Dalam penerapannya pemerintah telah menetapkan petunjuk baik yang bersifat teknis maupun petunjuk pelaksanaan sehingga distribusi RASKIN sesuai dengan prinsip kerja yang meliputi ketepatan sasaran, ketepatan waktu, ketepatan jumlah, ketepatan harga, dan ketepatan kualitas. Permasalahan yang diangkat dalam penulisan ini adalah ”Apakah pelaksanaan distribusi RASKIN di Kelurahan Sukabumi Indah, Kecamatan Sukabumi, Kota Bandar Lampung efektif jika dilihat dari indikator tepat sasaran, tepat waktu, tepat harga, tepat jumlah, tepat kualitas”.

Tujuan dari penulisan ini adalah mengevaluasi ketepatan kelompok sasaran, dan ketepatan waktu, ketepatan jumlah, ketepatan harga beras, dan ketepatan kualitas dalam pelaksanaan distribusi RASKIN menggunakan data primer melalui

(4)

Manfaat dari penyaluran RASKIN ini terlihat dapat meringankan beban kebutuhan akan beras, secara tidak langsung kenyataannya terjadi transfer

pendapatan in natura kepada RTS-PM senilai Rp 45.000,00 per bulan pada tahun 2009 dengan penebusan harga beras RASKIN yang ditebus RTS-PM sebesar Rp 2000,00/kg untuk pembelian 15 kg tiap bulannya hasil ini didapat dari total pengeluaran pembelian beras untuk 15 kg sejenis RASKIN dikalikan dengan

harga beras sejenis RASKIN di pasaran yaitu (15kg x Rp 5000,00 hasilnya Rp 75.000,00), dikurangi dengan total pengeluaran untuk 15 kg RASKIN

dikalikan dengan biaya penebusan RASKIN di lapangan (15kg x Rp 2000,00 hasilnya Rp 30.000,00) sehingga transfer pendapatan dapat dihitung yaitu Rp 75.000,00 – Rp 30.000,00 hasilnya adalah senilai Rp 45.000,00, program ini dapat membantu biaya makan, dan membantu biaya sekolah. Sehingga

rekomendasi untuk distribusi RASKIN adalah perlu untuk dilanjutkan. Jika saja penyaluran RASKIN dapat berjalan sesuai dengan pedoman RASKIN dengan harga Rp 1600,00/kg tentunya manfaatnya pun akan lebih besar yaitu senilai Rp 51.000,00. Oleh karena itu harapan kepada pemerintah Kota Bandar Lampung agar dapat menanggung biaya penggantian upah tukang, ongkos kirim dan

sebagainya melalui APBD dan penyaluran RASKIN dapat berjalan sesuai

(5)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia masih menghadapi masalah kemiskinan dan kerawanan pangan yang harus ditanggulangi bersama oleh pemerintah dan masyarakat. Masalah ini menjadi perhatian nasional dan penanganannya perlu dilakukan secara terpadu melibatkan berbagai sektor baik di tingkat pusat maupun daerah.

Penyaluran beras bersubsidi bagi kelompok masyarakat miskin bertujuan

mengurangi beban pengeluaran Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM). Di samping itu, program Beras Miskin (RASKIN) dimaksudkan untuk meningkatkan akses masyarakat miskin dalam pemenuhan kebutuhan pangan pokoknya sebagai salah satu hak dasar masyarakat. Hal ini merupakan salah satu program pemerintah baik pusat maupun daerah yang penting dalam peningkatan ketahanan pangan nasional.

Menurut Badan Pusat Statistik, kemiskinan merupakan suatu kondisi kehidupan serba kekurangan yang dialami seseorang sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan minimal kehidupannya. Standard minimal kebutuhan hidup ini berbeda antara satu daerah dengan daerah lain. Kebutuhan minimal tersebut meliputi kebutuhan untuk makanan terutama energi kalori sehingga kemungkinan

(6)

kalori yang dijadikan acuan adalah sebesar 2.100 kalori setiap orang per hari untuk makanan.

BPS menggunakan 14 variabel dalam pendataan sosial ekonomi penduduk untuk menentukan apakah suatu rumah tangga layak atau tidak layak dikategorikan miskin. Ke 14 variabel tersebut adalah luas bangunan, jenis lantai, jenis dinding, fasilitas buang air besar, sumber air minum, sumber penerangan, jenis bahan bakar untuk memasak, frekuensi membeli daging, ayam dan susu selama seminggu, frekuensi makan sehari-hari, jumlah stel pakaian baru yang dibeli dalam setahun, akses ke puskesmas/poliklinik, lapangan pekerjaan, pendidikan tertinggi kepala rumah tangga, serta kepemilikan beberapa aset.

Pada saat munculnya program Operasi Pasar Khusus, Indonesia memang belum memiliki model bantuan pangan yang mantap seperti di negara-negara maju. Oleh karena itu maka pola OPK dianggap menjadi alternatif yang paling rasional. Setiap tahunnya OPK dievaluasi dan terus melakukan penyempurnaan. Pada tahun 2002, nama program diubah dengan RASKIN (Beras Untuk Keluarga Miskin) dengan tujuan agar lebih dapat tepat sasaran.

(7)

3

[image:7.595.126.499.259.486.2]

Alokasi Plafon Raskin tahun 2009 berdasarkan penetapan Daftar Penerima Manfaat Rumah Tangga Sasaran (DPM-RTS), Dalam surat Gubernur Lampung Nomor 500/0372/04/2009 tanggal 12 Februari 2009 perihal Program Raskin tahun 2009 ditetapkan Kota Bandar Lampung dengan jumlah Rumah Tangga Sasaran (RTS) sebesar 55.896 dan kuantum Raskin per bulan sebesar 838.440 kg atau per tahun sebesar 10.0612.80 Kg

Tabel 1. Daftar Pagu Raskin 2009 Kota/Kabupaten Se Lampung No Kabupaten/Kota RTS-PM Kuantum Per

Bulan (Kg)

Kuantum Tahun 2009 (Jan-Des) (Kg)

1. Bandar Lampung 55.896 838.440 10.061.280 2. Tanggamus 84.509 1.267.635 15.211.620 3. Lampung Tengah 106.332 1.594.980 19.139.760 4. Lampung Timur 96.660 1.449.900 17.398.800

5. Metro 6.141 92.115 1.105.380

6. Lampung Utara 63.762 956.430 11.477.160 7. Lampung Barat 45.762 686.430 8.237.160 8. Tulang Bawang 84.723 1.270.845 15.250.140 9. Way Kanan 47.002 705.030 8.460.360 10. Lampung Selatan 116.565 1.748.475 20.981.700 11. Pesawaran 50.389 755.835 9.070.020

JUMLAH 757.741 11.366.115 136.393.380 Sumber : Instruksi Gubernur Lampung Nomor : 1 Tahun 2009Tentang Pedoman Pelaksanaan Program Beras Untuk Rumah Tangga Miskin (RASKIN)

(8)
[image:8.595.103.520.108.354.2]

Tabel 2. Daftar Pagu Raskin 2009 Kecamatan Sukabumi Kota Bandar Lampung

No Kelurahan

Jumlah

RTS-PM Selisih RTS-PM Kuantum Raskin (Kg) Selisih Kuantum Raskin (Kg) Ket 2008 2009 2008 2009

1. Jagabaya II 629 1.211 582 9.435 18.165 8.730 Naik 2. Jagabaya

III

1.023 349 (674) 15.345 5.235 (10.110) Turun 3. Tanjung

Baru

495 390 (105) 7.425 5.850 (1.575) Turun 4. KaliBalau

Kencana

470 292 (178) 7.050 4.380 (2.670) Turun 5. Sukabumi

Indah

1.186 260 (926) 17.790 3.900 (13.890) Turun 6. Sukabumi 529 438 (91) 7.935 6.570 (1.365) Turun Jumlah 4.332 2.940 (1.392) 64.980 44.100 (20.880) Turun Sumber : Instruksi Walikota Bandar Lampung Nomor : 1 Tahun 2009Tentang

Pedoman Pelaksanaan Program Beras Untuk Rumah Tangga Miskin (RASKIN)

Berdasarkan Tabel 2. Alokasi pagu Raskin dan RTS tahun 2009 di Kecamatan Sukabumi mengalami penurunan sebesar 20.880 kg dan untuk RTS sebesar 1.392. Sedangkan untuk Kelurahan Sukabumi Indah mengalami penurunan jumlah RTS-PM dan jumlah kuantum Raskin terbesar yaitu penurunan RTS-RTS-PM sebesar 926 dan kuantum raskin sebesar 13.890 kg.

Kegiatan distribusi beras miskin telah di mulai sejak tahun 1998 dimana program tersebut dapat memenuhi sebagian kebutuhan pangan (beras) sehingga diharapkan dapat mengurangi beban pengeluaran keluarga miskin.

Penelitian ini dilakukan terkait dengan masalah keefektifan keefisienan dalam hal

pendistribusian beras miskin di Kelurahan Sukabumi Indah, Kecamatan Sukabumi,

Kota Bandar Lampung. Hal ini sangat diperlukan bagi para pengelola program

RASKIN dalam mengevaluasi dan menilai efektivitas pelaksanaan program

(9)

5

Kajian menelaah tentang program subsidi RASKIN di Kota Bandar Lampung, khususnya di Kelurahan Sukabumi Indah Kecamatan Sukabumi karena ada perbedaan harga patokan tebus pemerintah dengan harga yang dibayar oleh RTS-PM. Oleh karena itu penelitian lebih memfokuskan kajian pada masalah

efektivitas pelaksanaan distribusi RASKIN di daerah tersebut.

B. Permasalahan

Berdasarkan uraian pada latar belakang dapat dirumuskan beberapa permasalahannya ”Apakah pelaksanaan distribusi RASKIN di Kelurahan

Sukabumi Indah, Kecamatan Sukabumi, Kota Bandar Lampung efektif jika dilihat dari indikator tepat sasaran, tepat waktu, tepat harga, tepat jumlah, tepat kualitas”.

C. Batasan Masalah

Agar pene1itian ini dapat lebih fokus, maka untuk lebih memusatkan penelitian perlu ditetapkan batasan penelitian adalah penelitian akan difokuskan pada efektifitas pelaksanaan distribusi RASKIN 2009.

D. Tujuan Penelitian

(10)

E. Kerangka Pemikiran

Beras untuk keluarga miskin atau sering disebut dengan RASKIN adalah salah satu program Pemerintah untuk membantu masyarakat yang termiskin dan rawan pangan agar mereka tetap mendapatkan beras untuk kebutuhan rumah tangganya. Distribusi RASKIN merupakan proses penyaluran beras kepada penduduk miskin yang telah terdata sebagai masyarakat yang berhak menerima beras RASKIN.

Beras yang akan didistribusikan ke masing-masing titik distribusi berasal dari gudang penyimpanan Perum BULOG yang akan diangkut oleh SATKER RASKIN dan menyerahkan beras RASKIN tersebut kepada pelaksana distribusi ditingkat kelurahan/desa di titik distribusi. Titik distribusi merupakan tempat atau lokasi penyerahan beras oleh SATKER RASKIN kepada pelaksana distribusi yaitu kepala desa/lurah. Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM) yang menerima RASKIN harus sudah terdata terlebih dahulu sebagai rumah tangga yang berhak atas RASKIN.

(11)

7

Berdasarkan penelitian terdahulu mengenai Efektivitas Penyaluran Raskin Dalam Memenuhi Kebutuhan Pangan Masyarakat Miskin Di Kelurahan Kota Karang Kota Bandar Lampung Tahun 2007 menurut ”Dewi Yulistiana (2008 : 13) bahwa dalam efektifitas pelaksanaan Raskin ini, ditekankan pada tiga aspek :

1. Ketepatan sasaran 2. Ketepatan jumlah 3. Ketepatan harga”.

(12)

F. Sistematika Penulisan

Penulisan Skripsi ini diuraikan dalam lima bab yang meliputi :

I. Pendahuluan yang berisikan latar belakang, permasalahan, batasan masalah, tujuan penulisan, kerangka pemikiran, dan sistematika penulisan.

II. Tinjauan Pustaka yang berisikan teori-teori yang berhubungan dengan penulisan ini.

III.Metode Penelitian meliputi alat analisis serta gambaran umum Kelurahan Sukabumi Indah.

IV.Hasil perhitungan dan Pembahasan V. Simpulan dan Saran

(13)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan analisis data yang diperoleh dari pembahasan mengenai Distribusi RASKIN di Kelurahan Sukabumi Indah maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

Distribusi RASKIN di Kelurahan Sukabumi Indah, ditinjau dari segi ketepatan sasaran efektif dengan pencapaian 78,94%, ketepatan waktu efektif dengan pencapaian 77,78%, ketepatan harga kurang efektif dengan pencapaian 52,78%, ketepatan jumlah efektif dengan pencapaian 68,06%, ketepatan kualitas efektif dengan pencapaian 77,31%.

Dengan demikian secara keseluruhan ditinjau segi ketepatan sasaran, ketepatan waktu, ketepatan harga, ketepatan jumlah, dan ketepatan kualitas persentase rata-ratanya adalah 74,95 persen yang berarti termasuk kategori efektif.

Manfaat dari penyaluran RASKIN ini terlihat dapat meringankan beban kebutuhan akan beras, secara tidak langsung kenyataannya terjadi transfer

(14)

harga beras sejenis RASKIN di pasaran yaitu (15kg x Rp 5000,00 hasilnya Rp 75.000,00), dikurangi dengan total pengeluaran untuk 15 kg RASKIN

dikalikan dengan biaya penebusan RASKIN di lapangan (15kg x Rp 2000,00 hasilnya Rp 30.000,00) sehingga transfer pendapatan dapat dihitung yaitu Rp 75.000,00 – Rp 30.000,00 hasilnya adalah senilai Rp 45.000,00, disamping itu dapat membantu biaya makan, dan membantu biaya sekolah. Sehingga

rekomendasi untuk distribusi RASKIN adalah perlu untuk dilanjutkan. Jika saja penyaluran RASKIN dapat berjalan sesuai dengan pedoman RASKIN dengan harga Rp 1600,00/kg tentunya manfaatnya pun akan lebih besar yaitu senilai Rp 51.000,00, Oleh karena itu harapan kepada pemerintah Kota Bandar Lampung agar dapat menanggung biaya penggantian upah tukang, ongkos kirim dan

sebagainya melalui APBD dan penyaluran RASKIN dapat berjalan sesuai

ketetapan Pedoman Umum RASKIN yaitu sebesar Rp 1600,00/kg, agar RTS-PM tidak lagi dibebankan biaya tambahan sebesar Rp 400,00/kg.

B. Saran

Dari hasil uraian-uraian dan kesimpulan, diberikan beberapa pemikiran yang kiranya dapat berguna untuk memperbaiki dan meningkatkan pencapaian Distribusi RASKIN di Kelurahan Sukabumi Indah sebagai berikut :

1. Pihak Pemerintah Badan Pusat Statistik dan Pemerintah Kelurahan Sukabumi Indah harus lebih selektif dalam menentukan yang berhak menjadi RTS-PM (Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat).

(15)

54

dibebankan kepada RTS-PM, dan RTS-PM dapat menebus keseluruhan beras sebesar 15kg per bulan sesuai dengan Pedoman Umum RASKIN.

3. Pihak Pemerintah BULOG DIVRE Lampung sebaiknya harus lebih selektif dalam menentukan beras RASKIN yang disalurkan kepada RTS-PM, sehingga tidak ada lagi kualitas beras RASKIN yang berkualitas bau, berkutu, dan berwarna kuning.

Gambar

Tabel 1. Daftar Pagu Raskin 2009 Kota/Kabupaten Se Lampung
Tabel 2. Daftar Pagu Raskin 2009 Kecamatan Sukabumi Kota Bandar

Referensi

Dokumen terkait

- Dalam Peraturan Menteri ini diatur tentang Peta panduan pengembangan kompetensi Inti industri kabupaten Tabanan merupakan dokumen perencanaan

Näiden johtopäätöksien perustella voidaan todeta, että työntekijät ovat melko hyvin ajatuksen tasolla samaa mieltä kuin nuoret aikuiset siitä, mitkä asiat eivät toimi

Proses pembelajaran matematika agar lebih menyenangkan, dapat dilakukan dengan melalui model pembelajaran yang akan dipilih yaitu model pembelajaran Delikan

Penelitian secara statistik menunjukkan bahwa motivasi karir tidak berpengaruh secara signifikan terhadap minat mahasiswa akuntansi mengikuti PPAk, pada Universitas

Hasil evaluasi berbagai karakter fisiologis isolat rizobakteri yang dilakukan menunjukkan setiap isolat uji mempunyai perbedaan kemampuan dalam memproduksi enzim

Laporan keuangan yang disusun oleh pemerintah (pusat dan daerah) adalah bentuk pertanggungjawaban pemerintah terhadap pengguna laporan

Muara Upang terletak di sebelah selatan Muara Sungsang, sama halnya dengan Muara Sungsang, beberapa kegiatan industri yang terdapat di Sungai Musi yang berpotensi

menggunakan 5 sensor laser scanner dan banyak sensor tambahan lain. Namun, hal ini tidaklah murah mengingat 1 sensor SICK laser memiliki harga sangat mahal sehingga