• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Kinerja Pelaksanaan Proyek Rehabilitasi Jaringan Irigasi Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2007 dan 2008

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Evaluasi Kinerja Pelaksanaan Proyek Rehabilitasi Jaringan Irigasi Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2007 dan 2008"

Copied!
120
0
0

Teks penuh

(1)

PROVINSI SULAWESI TENGGARA

TAHUN 2007 DAN 2008

SKRIPSI

Oleh

IQBAL ARBI ANSARI

H24050036

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

Rehabilitasi Jaringan Irigasi Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2007 dan 2008. Di Bawah Bimbingan Pramono D. Fewidarto.

Prioritas pembangunan pertanian dalam mencapai swasembada pangan adalah merehabilitasi dan membangun jaringan irigasi. Daerah irigasi Kambara dan daerah irigasi Wawotobi di Provinsi Sulawesi Tenggara adalah lokasi pelaksanaan proyek rehabilitasi jaringan irigasi yang dilaksanakan oleh Ditjen SDA, PU. Evaluasi kinerja proyek rehabilitasi jaringan irigasi ini sangat diperlukan untuk mengetahui efisiensi dan efektivitas pelaksanaannya sehingga permasalahan yang timbul dalam pengelolaan proyek dapat diidentifikasi dan dicari solusinya, serta dijadikan pelajaran untuk pelaksanaan proyek-proyek serupa berikutnya.

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi siklus pelaksanaan Proyek Rehabilitasi Jaringan Irigasi Kambara dan Wawotobi, (2) mengidentifikasi perencanaan Proyek Rehabilitasi Jaringan Irigasi Kambara dan Wawotobi, dan (3) mengevaluasi kinerja pelaksanaan Proyek Rehabilitasi Jaringan Irigasi Kambara dan Wawotobi. Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif dianalisis secara deskriptif, sementara data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan Microsoft Office Excel 2007 and MicrosoftOffice Project 2007.

(3)

(>1,00) dan dikategorikan sebagai exceptional performance. Sedangkan Proyek Rehabilitasi Jaringan Irigasi Wawotobi pada kuartal IV 2008 dilaksanakan secara terlambat dan dinyatakan tidak efektif dengan nilai deviasi jadwal (SV) sebesar

(4)

PROVINSI SULAWESI TENGGARA

TAHUN 2007 DAN 2008

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

IQBAL ARBI ANSARI

H24050036

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(5)

DEPARTEMEN MANAJEMEN

EVALUASI KINERJA PELAKSANAAN PROYEK REHABILITASI JARINGAN IRIGASI

PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2007 DAN 2008

SKRIPSI

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

IQBAL ARBI ANSARI H24050036

Menyetujui, Agustus 2009

Ir. Pramono D. Fewidarto, MS Dosen Pembimbing

Mengetahui,

Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc Ketua Departemen

(6)

Penulis dilahirkan di Tanjung Balai, Sumatera Utara pada tanggal 4 Februari 1987. Penulis adalah anak kelima dari lima bersaudara dari pasangan Chairul Anwar dan Zubaidah, B.A.

Pendidikan sekolah dasar penulis diselesaikan di SD Negeri No.112224 Kota Pinang, Sumatera Utara pada tahun 1999. Pendidikan penulis selanjutnya diselesaikan di SLTP Negeri 4 Medan pada tahun 2002. Jenjang pendidikan sekolah menengah diselesaikan di SMA Negeri 5 Medan dengan Program IPA pada tahun 2005. Pendidikan Strata 1 diselesaikan penulis di Institut Pertanian Bogor sejak tahun 2005 sampai 2009 melalui jalur SPMB dengan Mayor Manajemen dan Minor Ekonomi dan Studi Pembangunan.

(7)

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat melaksanakan dan menyelesaikan penelitian dalam rangka pemenuhan tugas akhir. Shalawat dan salam mengalir kepada Nabi Muhammad SAW, semoga kita mendapatkan syafa’atnya.

Skripsi yang berjudul Evaluasi Kinerja Pelaksanaan Proyek Rehabilitasi Jaringan Irigasi Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2007 dan 2008 ini merupakan hasil penelitian di bidang Manajemen Produksi dan Operasi dengan konsentrasi Manajemen Proyek. Skripsi ini merupakan upaya nyata untuk mengetahui kinerja pelaksanaan proyek rehabilitasi jaringan irigasi, di mana proyek ini ditujukan untuk mewujudkan program swasembada pangan Pemerintah Republik Indonesia.

Penelitian ini dapat dilaksanakan sampai kepada penyusunan skripsi telah dibantu oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, rasa hormat dan terima kasih diucapkan kepada:

1. Bapak Ir. Pramono D. Fewidarto, MS sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan saran, arahan, bimbingan, dan nasihat kepada penulis selama proses penelitian dan penyusunan skripsi.

2. Ibu Dra. Siti Rahmawati, M.Pd dan Bapak R. Dikky Indrawan, SP, MM yang bersedia untuk menjadi dosen penguji dan memberikan masukan pada ujian skripsi penulis.

3. Bapak Ir. Bobby Prabowo, CES yang telah memberikan bimbingan dalam pelaksanaan penelitian di Direktorat Irigasi, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Departemen Pekerjaan Umum RI.

4. Bapak Muriadi, Bapak Pamudji, dan Ibu Eka yang telah membantu dan membimbing dalam proses pengumpulan data dan memberikan informasi mengenai pelaksanaan proyek jaringan irigasi.

5. Bapak-bapak dan Ibu-ibu pada Direktorat Irigasi Ditjen SDA yang bersedia membantu dalam proses pengumpulan data penelitian.

(8)

7. Orangtua saya tercinta, Chairul Anwar (Alm) dan Zubaidah, B.A. yang selalu mendo’akan, memberikan semangat, kebahagiaan, dan telah memberikan pendidikan terbaik dalam keluarga.

8. Atok saya (Raja Naimah), Kakak-kakak dan abang-abang kandung saya (Chairiah, SE – Sofyan Anwar Syahputra, ST – Reza Chairina, S.Si, S.AP – Nazif Ichwan, S.TP), Kol. Mar. (Purn) Barzuweh, Ondo Lily Fadliah Nasution, dan Capt. Chepy Nasution yang selalu memberikan bimbingan dan sekaligus sebagai sponsor dalam pelaksanaan studi penulis.

9. Teman-teman satu bimbingan skripsi (Maharani Adilla, Sandhy Widiansyah, Juliet Resisca, Irsam Ardiantoro, Fany Annisa Agusti), POBSI (Eko, Sandhy, Fandy, Galih, Momon, Wibie, Faris), Irnay, Reza Pahlevi, Abdul Hakim, Dani Sudibyo S., Zulvan Khaidar, Nanto, Ferdiansyah, Drikarsa, Bang Zahid, Mas Ali, Bang Andi, Irna, Izul, seluruh teman-teman Manajemen Angkatan 42, dan kelompok diskusi agama (Kak Bambang T.H., Kak Ahmad N.P., Rudi, Yoki, Sidik, Akino, Ishak, Damora) yang semuanya telah memberikan semangat dalam pelaksanaan penelitian hingga penyusunan skripsi.

10.Semua pihak yang tidak mungkin disebut satu persatu dalam skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidaklah sempurna, namun diharapkan skripsi ini tetap memiliki manfaat bagi para pembacanya.

Bogor, Agustus 2009

(9)

ABSTRAK

2.1.2 Karakteristik Proyek ... 6

2.1.3 Proyek versus Pekerjaan Operasional ... 7

2.1.4 Siklus Hidup Proyek (Project Life Cycle) ... 7

2.2. Manajemen Proyek ... 9

2.2.1 Definisi dan Sistem Manajemen Proyek ... 9

2.2.2 Area Ilmu Manajemen Proyek ... 11

2.3. Pengendalian Waktu atau Jadwal Proyek ... 13

2.3.1 Inputs ... 14

2.3.2 Tools and Techniques ... 14

2.3.3 Outputs ... 16

2.4. Pengendalian Biaya Proyek ... 18

2.4.1 Inputs ... 19

2.4.2 Tools and Techniques ... 20

2.4.3 Outputs ... 22

2.5. Kinerja ... 23

2.5.1 Pengertian Kinerja ... 23

2.5.2 Pengukuran Kinerja Proyek ... 24

2.6. Irigasi ... 27

2.6.1 Definisi dan Tujuan Irigasi ... 27

2.6.2 Klasifikasi Irigasi... 28

2.7. Konsep Pembangunan Irigasi ... 29

2.8. Penelitian Terdahulu ... 30

III. METODE PENELITIAN ... 32

(10)

3.5. Tahapan Penelitian ... 36

3.6. Tata Laksana ... 36

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 39

4.1. Gambaran Umum Direktorat Jenderal Sumber Daya Air ... 39

4.2. Gambaran Umum Decentralized Irrigation System Improvement Project (DISIMP) di Wilayah Timur Indonesia ... 41

4.2.1 Umum ... 41

4.2.2 DISIMP Sulawesi Tenggara ... 43

4.2.3 Subproyek Perbaikan Irigasi Sulawesi Tenggara ... 43

4.3. Siklus Pelaksanaan Proyek Rehabilitasi Jaringan Irigasi ... 44

4.4. Rencana Proyek (Project Plan) ... 46

4.4.1 Rehabilitasi Jaringan Irigasi Kambara ... 46

4.4.2 Rehabilitasi Jaringan Irigasi Wawotobi ... 50

4.5. Evaluasi Kinerja Proyek ... 54

4.5.1 Rehabilitasi Jaringan Irigasi Kambara ... 55

4.5.2 Rehabilitasi Jaringan Irigasi Wawotobi ... 62

4.6. Implikasi Manajerial Pengelolaan Proyek ... 70

KESIMPULAN DAN SARAN ... 74

1. Kesimpulan ... 74

2. Saran ... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 76

(11)

PROVINSI SULAWESI TENGGARA

TAHUN 2007 DAN 2008

SKRIPSI

Oleh

IQBAL ARBI ANSARI

H24050036

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(12)

Rehabilitasi Jaringan Irigasi Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2007 dan 2008. Di Bawah Bimbingan Pramono D. Fewidarto.

Prioritas pembangunan pertanian dalam mencapai swasembada pangan adalah merehabilitasi dan membangun jaringan irigasi. Daerah irigasi Kambara dan daerah irigasi Wawotobi di Provinsi Sulawesi Tenggara adalah lokasi pelaksanaan proyek rehabilitasi jaringan irigasi yang dilaksanakan oleh Ditjen SDA, PU. Evaluasi kinerja proyek rehabilitasi jaringan irigasi ini sangat diperlukan untuk mengetahui efisiensi dan efektivitas pelaksanaannya sehingga permasalahan yang timbul dalam pengelolaan proyek dapat diidentifikasi dan dicari solusinya, serta dijadikan pelajaran untuk pelaksanaan proyek-proyek serupa berikutnya.

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi siklus pelaksanaan Proyek Rehabilitasi Jaringan Irigasi Kambara dan Wawotobi, (2) mengidentifikasi perencanaan Proyek Rehabilitasi Jaringan Irigasi Kambara dan Wawotobi, dan (3) mengevaluasi kinerja pelaksanaan Proyek Rehabilitasi Jaringan Irigasi Kambara dan Wawotobi. Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif dianalisis secara deskriptif, sementara data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan Microsoft Office Excel 2007 and MicrosoftOffice Project 2007.

(13)

(>1,00) dan dikategorikan sebagai exceptional performance. Sedangkan Proyek Rehabilitasi Jaringan Irigasi Wawotobi pada kuartal IV 2008 dilaksanakan secara terlambat dan dinyatakan tidak efektif dengan nilai deviasi jadwal (SV) sebesar

(14)

PROVINSI SULAWESI TENGGARA

TAHUN 2007 DAN 2008

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

IQBAL ARBI ANSARI

H24050036

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(15)

DEPARTEMEN MANAJEMEN

EVALUASI KINERJA PELAKSANAAN PROYEK REHABILITASI JARINGAN IRIGASI

PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2007 DAN 2008

SKRIPSI

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

IQBAL ARBI ANSARI H24050036

Menyetujui, Agustus 2009

Ir. Pramono D. Fewidarto, MS Dosen Pembimbing

Mengetahui,

Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc Ketua Departemen

(16)

Penulis dilahirkan di Tanjung Balai, Sumatera Utara pada tanggal 4 Februari 1987. Penulis adalah anak kelima dari lima bersaudara dari pasangan Chairul Anwar dan Zubaidah, B.A.

Pendidikan sekolah dasar penulis diselesaikan di SD Negeri No.112224 Kota Pinang, Sumatera Utara pada tahun 1999. Pendidikan penulis selanjutnya diselesaikan di SLTP Negeri 4 Medan pada tahun 2002. Jenjang pendidikan sekolah menengah diselesaikan di SMA Negeri 5 Medan dengan Program IPA pada tahun 2005. Pendidikan Strata 1 diselesaikan penulis di Institut Pertanian Bogor sejak tahun 2005 sampai 2009 melalui jalur SPMB dengan Mayor Manajemen dan Minor Ekonomi dan Studi Pembangunan.

(17)

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat melaksanakan dan menyelesaikan penelitian dalam rangka pemenuhan tugas akhir. Shalawat dan salam mengalir kepada Nabi Muhammad SAW, semoga kita mendapatkan syafa’atnya.

Skripsi yang berjudul Evaluasi Kinerja Pelaksanaan Proyek Rehabilitasi Jaringan Irigasi Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2007 dan 2008 ini merupakan hasil penelitian di bidang Manajemen Produksi dan Operasi dengan konsentrasi Manajemen Proyek. Skripsi ini merupakan upaya nyata untuk mengetahui kinerja pelaksanaan proyek rehabilitasi jaringan irigasi, di mana proyek ini ditujukan untuk mewujudkan program swasembada pangan Pemerintah Republik Indonesia.

Penelitian ini dapat dilaksanakan sampai kepada penyusunan skripsi telah dibantu oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, rasa hormat dan terima kasih diucapkan kepada:

1. Bapak Ir. Pramono D. Fewidarto, MS sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan saran, arahan, bimbingan, dan nasihat kepada penulis selama proses penelitian dan penyusunan skripsi.

2. Ibu Dra. Siti Rahmawati, M.Pd dan Bapak R. Dikky Indrawan, SP, MM yang bersedia untuk menjadi dosen penguji dan memberikan masukan pada ujian skripsi penulis.

3. Bapak Ir. Bobby Prabowo, CES yang telah memberikan bimbingan dalam pelaksanaan penelitian di Direktorat Irigasi, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Departemen Pekerjaan Umum RI.

4. Bapak Muriadi, Bapak Pamudji, dan Ibu Eka yang telah membantu dan membimbing dalam proses pengumpulan data dan memberikan informasi mengenai pelaksanaan proyek jaringan irigasi.

5. Bapak-bapak dan Ibu-ibu pada Direktorat Irigasi Ditjen SDA yang bersedia membantu dalam proses pengumpulan data penelitian.

(18)

7. Orangtua saya tercinta, Chairul Anwar (Alm) dan Zubaidah, B.A. yang selalu mendo’akan, memberikan semangat, kebahagiaan, dan telah memberikan pendidikan terbaik dalam keluarga.

8. Atok saya (Raja Naimah), Kakak-kakak dan abang-abang kandung saya (Chairiah, SE – Sofyan Anwar Syahputra, ST – Reza Chairina, S.Si, S.AP – Nazif Ichwan, S.TP), Kol. Mar. (Purn) Barzuweh, Ondo Lily Fadliah Nasution, dan Capt. Chepy Nasution yang selalu memberikan bimbingan dan sekaligus sebagai sponsor dalam pelaksanaan studi penulis.

9. Teman-teman satu bimbingan skripsi (Maharani Adilla, Sandhy Widiansyah, Juliet Resisca, Irsam Ardiantoro, Fany Annisa Agusti), POBSI (Eko, Sandhy, Fandy, Galih, Momon, Wibie, Faris), Irnay, Reza Pahlevi, Abdul Hakim, Dani Sudibyo S., Zulvan Khaidar, Nanto, Ferdiansyah, Drikarsa, Bang Zahid, Mas Ali, Bang Andi, Irna, Izul, seluruh teman-teman Manajemen Angkatan 42, dan kelompok diskusi agama (Kak Bambang T.H., Kak Ahmad N.P., Rudi, Yoki, Sidik, Akino, Ishak, Damora) yang semuanya telah memberikan semangat dalam pelaksanaan penelitian hingga penyusunan skripsi.

10.Semua pihak yang tidak mungkin disebut satu persatu dalam skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidaklah sempurna, namun diharapkan skripsi ini tetap memiliki manfaat bagi para pembacanya.

Bogor, Agustus 2009

(19)

ABSTRAK

2.1.2 Karakteristik Proyek ... 6

2.1.3 Proyek versus Pekerjaan Operasional ... 7

2.1.4 Siklus Hidup Proyek (Project Life Cycle) ... 7

2.2. Manajemen Proyek ... 9

2.2.1 Definisi dan Sistem Manajemen Proyek ... 9

2.2.2 Area Ilmu Manajemen Proyek ... 11

2.3. Pengendalian Waktu atau Jadwal Proyek ... 13

2.3.1 Inputs ... 14

2.3.2 Tools and Techniques ... 14

2.3.3 Outputs ... 16

2.4. Pengendalian Biaya Proyek ... 18

2.4.1 Inputs ... 19

2.4.2 Tools and Techniques ... 20

2.4.3 Outputs ... 22

2.5. Kinerja ... 23

2.5.1 Pengertian Kinerja ... 23

2.5.2 Pengukuran Kinerja Proyek ... 24

2.6. Irigasi ... 27

2.6.1 Definisi dan Tujuan Irigasi ... 27

2.6.2 Klasifikasi Irigasi... 28

2.7. Konsep Pembangunan Irigasi ... 29

2.8. Penelitian Terdahulu ... 30

III. METODE PENELITIAN ... 32

(20)

3.5. Tahapan Penelitian ... 36

3.6. Tata Laksana ... 36

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 39

4.1. Gambaran Umum Direktorat Jenderal Sumber Daya Air ... 39

4.2. Gambaran Umum Decentralized Irrigation System Improvement Project (DISIMP) di Wilayah Timur Indonesia ... 41

4.2.1 Umum ... 41

4.2.2 DISIMP Sulawesi Tenggara ... 43

4.2.3 Subproyek Perbaikan Irigasi Sulawesi Tenggara ... 43

4.3. Siklus Pelaksanaan Proyek Rehabilitasi Jaringan Irigasi ... 44

4.4. Rencana Proyek (Project Plan) ... 46

4.4.1 Rehabilitasi Jaringan Irigasi Kambara ... 46

4.4.2 Rehabilitasi Jaringan Irigasi Wawotobi ... 50

4.5. Evaluasi Kinerja Proyek ... 54

4.5.1 Rehabilitasi Jaringan Irigasi Kambara ... 55

4.5.2 Rehabilitasi Jaringan Irigasi Wawotobi ... 62

4.6. Implikasi Manajerial Pengelolaan Proyek ... 70

KESIMPULAN DAN SARAN ... 74

1. Kesimpulan ... 74

2. Saran ... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 76

(21)

No. Halaman

1. Perbandingan Kegiatan Proyek versus Operasional ... 7

2. Klasifikasi Jaringan Irigasi ... 29

3. Jumlah Alokasi Loan IP-509 ... 42

4. Rekapitulasi Harga Pekerjaan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Kambara ... 49

5. Rekapitulasi Harga Pekerjaan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Wawotobi... 53

6. Informasi Schedule Progress dan Actual Progress Rehabilitasi Jaringan Irigasi Kambara Per Kuartal ... 56

7. Status Kinerja Proyek Rehabilitasi Jaringan Irigasi Kambara pada Kuartal I 2007 ... 56

8. Informasi Pelaksanaan Pekerjaan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Kambara Kuartal I 2007 ... 60

9. Nilai Keragaman (Deviasi) Jadwal Tiap Pekerjaan Proyek Rehabilitasi Jaringan Irigasi Kambara pada Kuartal I 2007 ... 61

10.Informasi Schedule Progress dan Actual Progress Rehabilitasi Jaringan Irigasi Wawotobi Per Kuartal ... 63

11.Status Kinerja Proyek Rehabilitasi Jaringan Irigasi Wawotobi pada Kuartal IV 2008 ... 64

12.Informasi Pelaksanaan Pekerjaan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Wawotobi Kuartal IV 2008 ... 68

(22)

No. Halaman 1. Definisi Siklus Hidup Proyek ... 9 2. Sistem Manajemen Proyek ... 11 3. Area Ilmu Manajemen Proyek ... 12 4. Inputs, Tools and Techniques, dan Outputs

Pengendalian Jadwal Proyek ... 13 5. Inputs, Tools and Techniques, dan Outputs

Pengendalian Biaya Proyek ... 19 6. Kerangka Pemikiran Konseptual ... 34 7. Diagram Alir Tahapan Penelitian ... 38 8. Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, PU ... 41 9. Kurva-S Cost Baseline Rehabilitasi Jaringan Irigasi Kambara ... 50 10.Kurva-S Cost-Baseline Rehabilitasi Jaringan Irigasi Wawotobi ... 54 11.Grafik Kinerja Per Kuartal Proyek Rehabilitasi

Jaringan Irigasi Kambara ... 58 12.Grafik Keragaman (Deviasi) Jadwal dan Biaya Per Kuartal Proyek

Rehabilitasi Jaringan Irigasi Kambara ... 59 13.Grafik Kinerja Per Kuartal Proyek Rehabilitasi

Jaringan Irigasi Wawotobi... 66 14.Grafik Keragaman (Deviasi) Jadwal dan Biaya Per Kuartal Proyek

(23)

No. Halaman 1. Tata Laksana Pengumpulan dan Analisis Data ... 79 2. Organisasi dan Koordinasi Implementasi DISIMP ... 81 3. Peta DISIMP Sulawesi Tenggara ... 82 4. Siklus Pelaksanaan Proyek Rehabilitasi Jaringan Irigasi ... 83 5. Layout Jaringan Irigasi Kambara ... 85 6. Work Breakdown Structure (WBS) dan Jadwal Konstruksi Rehabilitasi

Jaringan Irigasi Kambara ... 86 7. Jadwal Konstruksi Terbobot Rehabilitasi Jaringan Irigasi Kambara... 87 8. Layout Jaringan Irigasi Wawotobi ... 88 9. Work Breakdown Structure (WBS) dan Jadwal Konstruksi Rehabilitasi

Jaringan Irigasi Wawotobi ... 89 10.Jadwal Konstruksi Terbobot Rehabilitasi Jaringan Irigasi Wawotobi ... 90 11.Status Kinerja Per Kuartal Proyek Rehabilitasi Jaringan Irigasi

Kambara ... 91 12.Status Kinerja Pekerjaan Proyek Rehabilitasi Jaringan Irigasi Kambara

Kuartal I 2007 ... 92 13.Status Kinerja Per Kuartal Proyek Rehabilitasi Jaringan Irigasi

Wawotobi ... 95 14.Status Kinerja Pekerjaan Proyek Rehabilitasi Jaringan Irigasi Wawotobi

(24)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan pertanian sebagai bagian integral dari pembangunan nasional mempunyai peran yang strategis dalam peningkatan produk domestik bruto, penyediaan pangan, penyediaan bahan baku industri, peningkatan ekspor dan devisa negara, penyediaan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha, peningkatan pendapatan petani, dan kesejahteraan masyarakat. Tujuan utama dari pembangunan pertanian adalah tercapainya swasembada pangan. Untuk terwujudnya swasembada pangan diperlukan usaha-usaha yang akan meningkatkan produksi pangan secara besar-besaran.

Menurut Hardjoamidjojo (1994), untuk mendukung pembangunan pertanian, terutama dalam mencapai swasembada pangan, prioritas pembangunan pertanian adalah merehabilitasi dan membangun jaringan irigasi, serta mengembangkan waduk dan bendung pengairan. Pembangunan infrastruktur pertanian tersebut sebagai upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional dalam hal mendukung pembangunan pertanian.

Pemenuhan swasembada pangan merupakan program Pemerintah yang penting dan ditangani secara intensif seiring dengan pertambahan penduduk dan peningkatan konsumsi pangan perkapita pertahun. Proyeksi jumlah penduduk pada tahun 2024 yang dilakukan oleh BPS adalah sebanyak 272.062.813 jiwa. Kemudian Badan Ketahanan Pangan (BKP) mempublikasikan bahwa rata-rata peningkatan konsumsi rumah tangga untuk kelompok pangan padi-padian sejak tahun 2006 sampai dengan 2008 yaitu 316 gram, 316,6 gram, dan 326 gram. Untuk mengantisipasi pertumbuhan penduduk dan peningkatan konsumsi pangan, maka diperlukan pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi besar-besaran agar swasembada pangan tersebut dapat terpenuhi.

(25)

merupakan usaha yang ditujukan untuk tercapainya swasembada pangan. Pada perencanaannya, Proyek Rehabilitasi Jaringan Irigasi Kambara dilaksanakan dari tahun 2005 sampai 2007 dan Proyek Rehabilitasi Jaringan Irigasi Wawotobi dilaksanakan dari tahun 2006 sampai 2008, dengan sumber daya dan anggaran yang terbatas pada jadwal dan biayanya. Tentunya Ditjen SDA menginginkan pelaksanaan proyek berjalan dengan baik dan sesuai dengan perencanaannya. Oleh karena itu, Ditjen SDA perlu mengendalikan pelaksanaan proyek rehabilitasi jaringan irigasi ini dengan mengawasi dan mengendalikan jalannya proyek agar proyek jaringan irigasi terlaksana sesuai dengan harapan. Untuk itu, Ditjen SDA perlu mengevaluasi kinerja pelaksanaan proyek irigasi agar hal-hal yang mengganggu kelancaran pekerjaan proyek tidak terjadi lagi pada proyek yang akan dikerjakan.

Usaha untuk efisiensi dan efektivitas pengelolaannya perlu ditingkatkan agar dicapai hasil guna yang maksimal dari sumber daya yang tersedia. Oleh karena itu, diperlukan manajemen proyek yang dapat membantu mempermudah Ditjen SDA agar proyek dilaksanakan dalam kendali. Mengevaluasi kinerja proyek pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi ini sangat diperlukan untuk mengetahui efisiensi dan efektivitas pelaksanaannya sehingga permasalahan yang timbul dalam pengelolaan proyek dapat diidentifikasi dan dicari solusinya, serta dijadikan pelajaran untuk pelaksanaan proyek-proyek serupa berikutnya.

(26)

Adanya kendala keterbatasan biaya, sumber daya, dan waktu, mendasari perlunya dilakukan evaluasi kinerja proyek, agar proyek rehabilitasi jaringan irigasi dalam pelaksanaannya semakin lebih baik, terciptanya jaringan irigasi yang baik, dan memenuhi harapan pemilik proyek. Pelaporan kinerja suatu proyek adalah input primer dari pengendalian proyek (Pitagorsky, 1998). Tujuan pelaporan kinerja adalah untuk membandingkan apakah proyek berjalan sesuai dengan rencana. Pelaporan kinerja yang akurat dapat membantu pihak manajemen untuk mengambil keputusan, mengeliminasi bahkan menghindari masalah pada proyek. Pelaporan kinerja proyek dapat dijadikan sebagai sebuah riwayat proyek untuk peninjauan ulang kinerja demi tercapainya harapan Ditjen SDA dalam menciptakan jaringan irigasi yang baik dan benar, yang selanjutnya proyek dapat dikatakan telah dilaksanakan dengan efisien dan efektif.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka permasalahan dalam proyek yang akan diteliti adalah bagaimana siklus pelaksanaan Proyek Rehabilitasi Jaringan Irigasi Kambara dan Wawotobi, bagaimana perencanaan Proyek Rehabilitasi Jaringan Irigasi Kambara dan Wawotobi, dan bagaimana kinerja pelaksanaan Proyek Rehabilitasi Jaringan Irigasi Kambara dan Wawotobi?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi siklus pelaksanaan Proyek Rehabilitasi Jaringan Irigasi Kambara dan Wawotobi.

2. Mengidentifikasi rencana Proyek Rehabilitasi Jaringan Irigasi Kambara dan Wawotobi.

(27)

1.4. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan berguna bagi berbagai pihak yang berkepentingan, di antaranya adalah Ditjen SDA dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk perbaikan kinerja rehabilitasi jaringan irigasi yang akan dikerjakan selanjutnya. Hal tersebut berguna agar Ditjen SDA senantiasa meningkatkan kinerja pengawasan dan pengendaliannya pada masa yang akan datang, khususnya pada proyek-proyek serupa berikutnya. Bagi pembaca dan masyarakat umum dapat memanfaatkan hasil penelitian ini untuk dijadikan sebagai bahan literatur, khususnya bagi penelitian selanjutnya.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

(28)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Proyek

2.1.1 Pengertian Proyek

Project Management Institute (2004) memberikan pengertian proyek sebagai usaha yang dilaksanakan dengan keterbatasan waktu untuk menciptakan produk, jasa, atau hasil tertentu. Keterbatasan maksudnya bahwa setiap proyek memiliki definisi mulai dan akhir. Akhir proyek dicapai ketika sasaran-sasaran proyek telah diperoleh, atau lebih jelasnya jika sasaran-sasaran proyek tidak akan atau tidak dapat diperoleh, maka butuh perpanjangan waktu untuk penyelesaiannya. Terbatas tidak selalu berarti waktu yang singkat, karena banyak juga beberapa proyek yang dikerjakan dalam beberapa tahun (multiyears). Namun, durasi proyek adalah terbatas. Proyek bukan usaha yang dilakukan secara rutinitas.

Keunikan adalah karakteristik penting dari hasil akhir proyek. Proyek dapat membuat beberapa hal sebagai berikut:

1. Suatu produk atau benda yang dihasilkan, terukur, dan dapat juga suatu bahan komponen

2. Suatu kemampuan untuk melaksanakan jasa, seperti fungsi bisnis untuk mendukung produksi atau distribusi

3. Suatu hasil, seperti keluaran atau dokumen, sebagai contoh proyek penelitian mengembangkan pengetahuan yang dapat digunakan untuk menentukan bisa atau tidaknya suatu tren atau proses baru akan menguntungkan masyarakat.

(29)

Menurut Kerzner (1998; 2003), suatu proyek dapat dianggap sebagai rangkaian aktivitas dan tugas yang memiliki sasaran spesifik untuk diselesaikan dalam spesifikasi tertentu, memiliki gambaran tanggal mulai dan akhir, memiliki keterbatasan pendanaan, dan menggunakan sumber daya (misal uang, orang, peralatan). Menurut Kretz (1998), proyek pada umumnya dilaksanakan hanya sekali karena situasinya unik, tetapi saat ini semakin banyak terlihat routine project. Keberhasilan proyek adalah penyelesaian suatu aktivitas dengan kendala waktu, biaya, dan kinerja. Keberhasilan proyek termasuk penyelesaian aktivitas dengan beberapa hal sebagai berikut (Kerzner, 1998; 2003):

1. Dalam periode yang teralokasi 2. Dalam anggaran biaya

3. Pada level spesifikasi atau kinerja yang pantas 4. Dengan hasil yang dapat diterima oleh pelanggan 5. Persetujuan bersama perubahan lingkup minimum 6. Tanpa gangguan pekerjaan utama organisasi

7. Tanpa perubahan budaya perusahaan (corporate culture). 2.1.2 Karakteristik Proyek

Semua proyek memiliki komponen yang sama, di antaranya proyek memiliki suatu tujuan atau sasaran akhir, meliputi usaha koordinasi, memiliki durasi waktu yang spesifik, dan masing-masing proyek sampai taraf tertentu bersifat unik. Empat karakteristik ciri proyek menurut Kretz (1998) adalah sebagai berikut.

1. Tujuan dan sasaran

(30)

2. Koordinasi aktivitas yang saling berhubungan

Proyek harus direncanakan sesuai dengan kebutuhan. Hal ini termasuk mempersiapkan jadwal yang semua orang menyetujuinya, menetapkan interaksi satu kelompok dari aktivitas-aktivitas yang lain.

3. Durasi yang spesifik

Proyek dikerjakan untuk periode waktu yang spesifik. Proyek mempunyai gambaran awal dan akhir proyek dengan baik. Ketika tujuan dan sasaran proyek tercapai, proyek dikatakan telah selesai.

4. Keunikan

Proyek biasanya merupakan pekerjaan yang unik. Namun demikian, keunikan bervariasi dari proyek ke proyek.

2.1.3 Proyek versus Pekerjaan Operasional

Kegiatan proyek berbeda dengan kegiatan operasional. Perbedaan yang dikemukakan oleh Soeharto (1999) dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Perbandingan Kegiatan Proyek versus Operasional

Kegiatan Proyek Kegiatan Operasional

Bercorak dinamis, nonrutin Berulang-ulang, rutin

Siklus proyek relatif pendek Berlangsung dalam jangka

panjang Intensitas kegiatan di dalam periode siklus

proyek berubah-ubah (naik-turun)

Intensitas kegiatan relatif sama

Kegiatan harus diselesaikan berdasarkan anggaran dan jadwal yang telah ditentukan

Batasan anggaran dan jadwal tidak setajam proyek

Terdiri dari bermacam-macam kegiatan yang memerlukan berbagai disiplin ilmu

Macam kegiatan tidak terlalu banyak

Keperluan sumber daya berubah, baik macam maupun volumenya

Macam dan volume

keperluan sumber daya relatif konstan

Sumber: Soeharto (1999)

2.1.4 Siklus Hidup Proyek (Project Life Cycle)

(31)

1. Konseptual

Fase ini meliputi evaluasi persiapan ide. Paling penting dalam fase ini adalah analisis persiapan risiko dan dampak hasil pada waktu, biaya, dan kebutuhan kinerja, bersama dengan dampak yang berpotensi pada sumber daya perusahaan. Fase konseptual juga meliputi kelayakan usaha.

2. Perencanaan

Fase ini sebagian besar adalah perbaikan unsur-unsur dalam fase konseptual dan memerlukan identifikasi organisasi mengenai sumber daya yang dibutuhkan dan penetapan waktu realistis, biaya, dan paramater kinerja. Fase ini juga meliputi persiapan awal dari keperluan dokumentasi untuk mendukung sistem. Untuk proyek berbasiskan pada penawaran kompetitif (competitive bidding), fase konseptual meliputi keputusan apakah menawarkan, dan fase perencanaan meliputi pengembangan dari paket penawaran total (misal waktu, jadwal, biaya, dan kinerja).

3. Pengujian (Testing)

Fase testing adalah sebagian besar suatu pengujian dan usaha standardisasi akhir sedemikian sehingga operasi dapat dimulai. Hampir semua dokumentasi harus diselesaikan dalam fase ini.

4. Implementasi

Fase ini mengintegrasikan produk atau jasa proyek ke dalam organisasi yang ada.

5. Penutupan (Closure)

(32)

Gambar 1. Definisi Siklus Hidup Proyek (Kerzner, 2003) 2.2. Manajemen Proyek

2.2.1 Definisi dan Sistem Manajemen Proyek

Project Management Institute (2004) mendefinisikan manajemen proyek sebagai aplikasi pengetahuan, keahlian, alat dan teknik pada aktivitas proyek dalam rangka mempertemukan syarat-syarat proyek. Manajemen proyek adalah penyelesaian melalui aplikasi dan integrasi proses manajemen proyek dari permulaan, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pengendalian, dan penutupan.

Menurut Kerzner (1998; 2003), manajemen proyek meliputi perencanaan proyek dan pengendalian proyek dan termasuk beberapa hal sebagai berikut:

1. Perencanaan proyek

a. Definisi kebutuhan pekerjaan b. Definisi kuantitas dan kualitas kerja c. Definisi sumber daya yang dibutuhkan. 2. Pengendalian proyek

a. Mengikuti kemajuan (prestasi)

b. Membandingkan pengeluaran aktual dengan pengeluaran rencana c. Menganalisis pengaruh

(33)

Keberhasilan manajemen proyek dapat didefinisikan sebagai pencapaian sasaran-sasaran proyek sebagai berikut:

1. Dalam waktu yang direncanakan 2. Dalam biaya yang dianggarkan

3. Pada level teknologi atau kinerja yang diinginkan

4. Ketepatan mengalokasikan sumber daya dengan efektif dan efisien 5. Pelanggan dapat menerima hasil proyek.

Potensi manfaat dari manajemen proyek adalah sebagai berikut: 1. Identifikasi tanggung jawab fungsional untuk menjamin bahwa semua

aktivitas terhitung, tanpa mengabaikan pergantian personil 2. Meminimisasi kebutuhan untuk pelaporan selanjutnya 3. Identifikasi batas waktu untuk penjadwalan

4. Identifikasi metodologi untuk analisis penjualan atau pelepasan 5. Pengukuran pelaksanaan terhadap perencanaan

6. Identifikasi permulaan dari masalah sehingga tindakan perbaikan bisa diambil

7. Mengembangkan perkiraan kemampuan untuk perencanaan berikutnya 8. Mengetahui kapan sasaran tidak dapat dicapai.

Menurut Kerzner (2003), manajemen proyek adalah merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, dan mengendalikan sumber daya perusahaan untuk suatu sasaran jangka pendek relatif yang telah dibentuk untuk mencapai sasaran dan tujuan yang spesifik. Manajemen proyek dapat diaplikasikan ke beberapa macam proyek. Manajemen proyek dilakukan untuk memastikan bahwa aktivitas proyek dilaksanakan secara optimal.

(34)

Gambar 2. Sistem Manajemen Proyek (Kerzner, 2003) 2.2.2 Area Ilmu Manajemen Proyek

Project Management Institute (2004) menyusun sembilan area ilmu manajemen proyek (Project Management Knowledge Areas) yang mengorganisasikan empat puluh empat proses manajemen proyek. Kesembilan area ilmu manajemen proyek itu dapat dilihat pada Gambar 3 dan penjelasannya secara singkat adalah sebagai berikut.

1. Manajemen Integrasi Proyek

Manajemen integrasi proyek adalah proses dan aktivitas yang mengintegrasikan berbagai unsur manajemen proyek, mengidentifikasikan, mendefinisikan, menyatukan, dan mengkoordinasikan di dalam kelompok proses manajemen proyek. 2. Manajemen Lingkup Proyek

Manajemen lingkup proyek adalah proses yang memastikan bahwa semua pekerjaan yang dibutuhkan sudah masuk dalam proyek, dan hanya melalui pekerjaan yang dibutuhkan itu untuk dapat menyelesaikan proyek dengan sukses.

3. Manajemen Waktu atau Jadwal Proyek

Manajemen waktu atau jadwal proyek adalah proses mengenai waktu penyelesaian proyek.

4. Manajemen Biaya Proyek

(35)

5. Manajemen Mutu Proyek

Manajemen mutu proyek adalah proses yang meliputi keyakinan bahwa proyek akan memenuhi sasaran dari apa yang dikerjakan.

6. Manajemen Sumber Daya Manusia Proyek

Manajemen sumber daya manusia proyek adalah proses yang mengorganisasikan dan mengelola tim proyek.

7. Manajemen Komunikasi Proyek

Manajemen komunikasi proyek adalah kebutuhan proses untuk menjamin keberlangsungan informasi dan ketepatan waktu, pengumpulan, pengumuman, penyimpanan dan disposisi informasi proyek yang terakhir.

(36)

8. Manajemen Risiko Proyek

Manajemen risiko proyek adalah proses mengenai pelaksanaan pengelolaan risiko pada proyek.

9. Manajemen Pengadaan Proyek

Manajemen pengadaan proyek adalah proses pembelian atau perolehan produk, jasa atau hasil yang dibutuhkan dari luar tim proyek untuk melaksanakan pekerjaan.

2.3. Pengendalian Waktu atau Jadwal Proyek

Pengendalian waktu atau jadwal meliputi kegiatan yang berkaitan dengan pemantauan dan perbaikan agar kemajuan (prestasi) pekerjaan proyek sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Pengendalian jadwal proyek oleh Project Management Institute (2004) terdiri dari kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1. Menentukan status jadwal proyek saat ini

2. Mempengaruhi faktor yang membuat perubahan jadwal 3. Menentukan bahwa jadwal proyek telah diubah

4. Mengelola perubahan aktual yang telah terjadi.

Proses pengendalian jadwal yang terdiri dari inputs, tools and techniques, dan outputs sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Inputs, Tools and Techniques, dan Outputs Pengendalian Jadwal Proyek (Project Management Institute, 2004)

(37)

2.3.1 Inputs

Inputs dalam pengendalian jadwal proyek terdiri dari: 1. Perencanaan Manajemen Jadwal

Rencana manajemen proyek mengandung rencana manajemen jadwal yang mana jadwal proyek akan dikelola dan dikendalikan.

2. Baseline Jadwal

Jadwal proyek yang digunakan untuk pengendalian adalah jadwal proyek yang disetujui, yang dikenal sebagai baseline jadwal. Baseline jadwal adalah suatu komponen rencana manajemen proyek. Baseline jadwal adalah dasar untuk mengukur dan melaporkan kinerja jadwal sebagai bagian dari baseline pengukuran kinerja.

3. Pelaporan Kinerja

Pelaporan kinerja sebagai informasi kinerja jadwal, seperti tanggal perencanaan yang telah dilalui dan yang belum. Pelaporan kinerja bisa juga mempersiapkan tim proyek untuk menghadapi beban yang dapat menyebabkan terjadinya permasalahan kinerja jadwal di masa depan. 4. Approved Change Requests

Approved change requests digunakan untuk memperbaharui baseline jadwal proyek atau komponen lain dari rencana manajemen proyek. 2.3.2 Tools and Techniques

Tools and techniques yang berkaitan dengan pengendalian jadwal proyek menggunakan teknik dan metode sebagai berikut:

1. Pelaporan Kemajuan (Prestasi)

Pelaporan kemajuan (prestasi) dan status jadwal saat ini termasuk informasi seperti tanggal mulai dan tanggal selesai aktual, dan durasi sisa untuk jadwal aktivitas-aktivitas yang tidak terselesaikan. Jika pengukuran kemajuan (prestasi) dengan nilai hasil (earned value) digunakan, persen penyelesaian dari jadwal aktivitas-aktivitas yang sedang dalam proses dapat dimasukkan.

2. Sistem Pengendalian Perubahan Jadwal

(38)

pencatatan, sistem tracking, dan tingkat persetujuan bagi pemberi hak atas perubahan.

3. Pengukuran Kinerja

Teknik pengukuran kinerja menghasilkan keragaman (deviasi) jadwal (Schedule VarianceSV) dan indeks kinerja jadwal (Schedule Performance IndexSPI), yang digunakan untuk menilai besarnya keragaman (deviasi) jadwal proyek yang terjadi. Bagian penting dari pengendalian jadwal adalah untuk menentukan tindakan perbaikan dengan keragaman (deviasi) jadwal yang terjadi.

4. Software Manajemen Proyek

Software manajemen proyek untuk penjadwalan menyediakan kemampuan untuk mengamati tanggal perencanaan terhadap tanggal aktual dan untuk meramalkan akibat dari perubahan jadwal proyek. 5. Analisis Keragaman

Pelaksanaan analisis keragaman jadwal selama proses pemantauan jadwal adalah kunci dari pengendalian jadwal. Perbandingan tanggal jadwal dengan aktual adalah informasi yang berguna untuk mendeteksi deviasi dan untuk pelaksanaan tindakan perbaikan dalam kasus keterlambatan. Total keragaman yang mengambang juga suatu komponen perencanaan penting untuk mengevaluasi kinerja jadwal proyek.

6. Bagan Balok Pembanding Jadwal

(39)

2.3.3 Outputs

Outputs dari pengendalian jadwal proyek terdiri dari: 1. Data Model Jadwal (Terbaru)

Suatu jadwal proyek terbaru adalah informasi dari beberapa modifikasi untuk model jadwal proyek yang digunakan dalam mengelola proyek. Para stakeholder diberitahu dari modifikasi yang telah terjadi.

2. Baseline Jadwal (Terbaru)

Revisi-revisi jadwal adalah kategori khusus dari pembaruan jadwal proyek. Revisi adalah perubahan tanggal jadwal mulai dan selesai dalam baseline jadwal yang disetujui. Perubahan-perubahan ini biasanya disatukan dalam tanggapan untuk approved change requests yang dihubungkan kepada perubahan lingkup proyek atau perubahan estimasi. Pengembangan baseline jadwal yang direvisi hanya dapat terjadi sebagai hasil dari perubahan yang disetujui. Baseline jadwal awal dan model jadwal disimpan sebelum membuat baseline jadwal baru untuk mencegah kehilangan data historis mengenai jadwal proyek.

3. Pengukuran Kinerja

Keragaman jadwal (Schedule VarianceSV) yang dihitung dan nilai indeks kinerja jadwal (Cost Performance IndexSPI) untuk komponen-komponen Work Breakdown Structure (WBS), khususnya paket pekerjaan dan akun-akun pengendalian didokumentasikan dan dikomunikasikan kepada para stakeholder.

4. Requested Changes

Analisis keragaman (deviasi) jadwal, bersama dengan peninjauan laporan kemajuan (prestasi), hasil dari pengukuran kinerja, dan modifikasi terhadap model jadwal proyek dapat menghasilkan requested changes untuk baseline jadwal proyek.

5. Rekomendasi Tindakan Perbaikan

(40)

yang diambil untuk menjamin penyelesaian suatu jadwal aktivitas atau dengan keterlambatan yang masih dimungkinkan. Tindakan perbaikan sering memerlukan analisis akar penyebab untuk mengidentifikasi penyebab yang terjadi. Analisis bisa menunjuk kepada jadwal aktivitas aktual penyebab deviasi. Oleh karena itu, penjadwalan ulang dari keragaman (deviasi) dapat direncanakan dan dilaksanakan menggunakan jadwal aktivitas kemudian digambarkan dalam jadwal proyek.

6. Organizational Process Assets (Terbaru)

Kegiatan mempelajari dokumen penyebab terjadinya keragaman, alasan tindakan perbaikan terpilih dan jenis lainnya dari kegiatan mempelajari pengendalian jadwal didokumentasikan dalam organizational process assets, sehingga dokumen-dokumen ini menjadi bagian dari database historis.

7. Daftar Aktivitas (Terbaru)

Daftar aktivitas adalah daftar menyeluruh termasuk semua jadwal aktivitas yang direncanakan untuk dilaksanakan pada proyek. Daftar aktivitas termasuk lingkup deskripsi pekerjaan yang cukup detil untuk masing-masing jadwal aktivitas, untuk menjamin bahwa anggota tim proyek mengerti pekerjaan apa yang dibutuhkan untuk penyelesaian. 8. Atribut Aktivitas

(41)

dibagi secara adil. Jumlah atribut bervariasi mengikuti area aplikasi. Atribut-atribut aktivitas digunakan dalam model jadwal.

9. Rencana Manajemen Proyek (Terbaru)

Komponen rencana manajemen jadwal dari rencana manajemen proyek yang terbaru adalah cerminan hasil approved changes dari proses pengendalian jadwal dan bagaimana jadwal proyek akan dikelola.

2.4. Pengendalian Biaya Proyek

Proses pengendalian biaya adalah memantau dan mencatat apakah penggunaan biaya telah sesuai dengan perencanaan. Bila tidak sesuai, dicari sebabnya dan dievaluasi dampak yang mungkin terjadi serta diadakan perbaikan. Pengendalian biaya proyek oleh Project Management Institute (2004) terdiri dari:

1. Mempengaruhi faktor yang membuat perubahan untuk baseline biaya 2. Menjamin requested changes yang disetujui

3. Mengelola perubahan aktual ketika dan setelah terjadi

4. Meyakinkan bahwa kelebihan biaya potensial tidak melebihi pendanaan yang diberikan secara periodik dan total untuk proyek

5. Memantau kinerja biaya untuk mendeteksi dan memahami keragaman (deviasi) dari baseline biaya

6. Mencatat semua perubahan yang sesuai dengan teliti terhadap baseline biaya

7. Mencegah kesalahan, ketidaksesuaian, atau unapproved changes dari cakupan yang termasuk dalam laporan biaya atau penggunaan sumber daya

8. Menginformasikan kepada para stakeholder dari approved changes 9. Bertindak untuk membawa kelebihan biaya yang diharapkan dalam

batas yang dapat diterima.

(42)

Gambar 5. Inputs, Tools and Techniques, dan Outputs Pengendalian Biaya Proyek (Project Management Institute, 2004)

2.4.1 Inputs

Inputs dalam pengendalian biaya proyek terdiri dari: 1. Baseline Biaya

Baseline biaya adalah anggaran waktu bertahap yang digunakan sebagai dasar pengukuran, pemantauan, dan pengendalian kinerja biaya keseluruhan pada proyek. Baseline biaya dikembangkan dengan menjumlahkan biaya-biaya yang diestimasikan secara periode dan biasanya ditunjukkan dalam bentuk kurva-S. Baseline biaya adalah suatu komponen dari rencana manajemen proyek.

2. Kebutuhan Pendanaan Proyek

Kebutuhan pendanaan proyek, total dan periode (tahunan atau kuartalan), adalah turunan dari baseline biaya untuk mempertimbangkan kemajuan awal maupun kelebihan biaya. Total dana yang dibutuhkan dalam baseline biaya ditambah dengan jumlah cadangan kontinjensi manajemen. Beberapa bagian cadangan kontinjensi manajemen dapat termasuk secara tambahan dalam masing-masing langkah pendanaan atau didanai ketika dibutuhkan, tergantung pada kebijakan organisasi. 3. Laporan Kinerja

Laporan kinerja menyediakan informasi pada kinerja biaya dan sumber daya sebagai hasil dari kemajuan (prestasi) pekerjaan aktual.

(43)

4. Informasi Pelaksanaan Pekerjaan

Informasi pelaksanaan pekerjaan mengumpulkan status dan biaya aktivitas proyek yang sedang dilakukan. Informasi ini termasuk dan tidak terbatas pada:

a. Produk yang telah diselesaikan dan yang belum diselesaikan b. Biaya yang dipersiapkan dan yang terjadi

c. Perkiraan untuk melengkapi jadwal aktivitas d. Persentase penyelesaian fisik jadwal aktivitas. 5. Approved Change Requests

Approved change requests termasuk modifikasi untuk istilah-istilah biaya dari kontrak, lingkup proyek, baseline biaya, atau rencana manajemen biaya.

6. Rencana Manajemen Proyek

Rencana manajemen proyek dan komponen rencana manajemen biayanya dan cabang-cabang rencana lainnya dipertimbangkan ketika melaksanakan proses pengendalian biaya.

2.4.2 Tools and Techniques

Tools and Techniques dalam pengendalian biaya proyek terdiri dari: 1. Sistem Pengendalian Perubahan Biaya

Suatu sistem pengendalian perubahan biaya, didokumentasikan dalam rencana manajemen proyek, mendefinisikan prosedur-prosedur yang mana baseline biaya dapat diubah. Sistem ini termasuk form, dokumentasi, sistem tracking, dan besarnya tingkat perubahan yang dapat diterima.

2. Analisis Pengukuran Kinerja

(44)

pelaksanaan pekerjaan (actual cost of work performedACWP) atau actual. Penggunaan teknik ini secara khusus untuk pengendalian biaya, manajemen sumber daya dan produksi.

3. Peramalan

Peramalan termasuk membuat estimasi atau prediksi kondisi masa depan proyek berdasarkan pada ketersediaan informasi dan pengetahuan pada waktu peramalan. Peramalan digenerasikan, dibarukan, dan diterbitkan kembali didasarkan pada informasi pelaksanaan pekerjaan yang disediakan sebagai pelaksanaan dan kemajuan proyek. Informasi pelaksanaan pekerjaan adalah tentang kinerja proyek masa lalu dan berbagai informasi yang dapat mempengaruhi proyek di masa depan, sebagai contoh, estimasi pada penyelesaian dan estimasi untuk penyelesaian.

4. Peninjauan Kinerja Proyek

Peninjauan kinerja membandingkan kinerja biaya dari waktu ke waktu, jadwal aktivitas atau kelebihan dan kekurangan anggaran paket pekerjaan (planned value), milestone tiba dan milestone temu.

5. Software manajemen proyek

Software manajemen proyek, seperti kertas kerja penghitungan, sering digunakan untuk memantau Planned Value (PV) terhadap Actual Cost (AC), dan untuk meramalkan akibat dari perubahan atau keragaman (deviasi).

6. Manajemen Keragaman (Deviasi)

(45)

2.4.3 Outputs

Outputs dari pengendalian biaya proyek terdiri dari: 1. Estimasi Biaya (Terbaru)

Estimasi biaya jadwal aktivitas yang direvisi adalah modifikasi untuk informasi biaya yang digunakan dalam mengelola proyek. Para stakeholder diberitahu jika membutuhkannya. Estimasi biaya revisi memerlukan penyesuaian aspek-aspek lainnya dari rencana manajemen proyek.

2. Baseline Biaya (Terbaru)

Anggaran terbaru adalah perubahan untuk baseline biaya yang disetujui. Nilai-nilai ini secara umum direvisi hanya dalam tanggapan untuk perubahan yang disetujui dalam lingkup proyek. Akan tetapi, dalam beberapa kasus, keragaman biaya bisa membuat baseline biaya perlu direvisi untuk menyediakan dasar realistis pada pengukuran kinerja. 3. Pengukuran Kinerja

Perhitungan nilai-nilai Cost Variance (CV), Schedule Variance (SV), Cost Performance Index (CPI), dan Schedule Performance Index (SPI) untuk komponen-komponen Work Breakdown Structure (WBS), khususnya paket-paket pekerjaan dan akun-akun pengendalian, didokumentasi dan dikomunikasikan kepada para stakeholder.

4. Ramalan Penyelesaian

Nilai perhitungan Estimate at Completion (EAC) dan Estimate to Completion (ETC) didokumentasikan dan dikomunikasikan kepada para stakeholder.

5. Requested Change

Analisis kinerja proyek dapat meneruskan permintaan atas perubahan terhadap beberapa aspek proyek. Perubahan yang diidentifikasi dapat meningkatkan atau mengurangi anggaran.

6. Rekomendasi Tindakan Perbaikan

(46)

sering meliputi penyesuaian anggaran jadwal aktivitas, seperti tindakan khusus diambil untuk menyeimbangkan keragaman biaya.

7. Organizational Process Assets (Terbaru)

Pelajaran dari kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan didokumentasikan sehingga dokumen itu dapat menjadi bagian dari database historis untuk proyek dan pelaksanaan organisasi. Dokumentasi pelajaran dari kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan termasuk akar penyebab keragaman, alasan tindakan perbaikan yang dipilih terhadap penyimpangan, dan jenis pelajaran yang lain dari biaya, sumber daya, atau pengendalian produksi sumber daya.

8. Rencana Manajemen Proyek (Terbaru)

Jadwal aktivitas, paket pekerjaan, atau estimasi biaya paket perencanaan, seperti halnya dokumen-dokumen baseline biaya, rencana manajemen biaya, dan anggaran proyek adalah komponen-komponen dari rencana manajemen proyek. Semua approved change requests yang mempengaruhi dokumen-dokumen baseline biaya, rencana manajemen biaya, dan anggaran proyek disatukan sebagai pembaharuan terhadap dokumen-dokumen ini.

2.5. Kinerja

2.5.1 Pengertian Kinerja

Pengertian kinerja, menurut Stolovitch dan Keeps (1992) dalam Rivai dan Basri (2005), adalah seperangkat hasil yang dicapai dan merujuk pada tindakan pencapaian serta pelaksanaan sesuatu pekerjaan yang diminta. Kinerja merujuk kepada tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Donnelly, Gibson, and Ivancevich, 1994 dalam Rivai dan Basri, 2005).

(47)

tanggung jawab masing-masing dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan secara legal, tidak melanggar hukum dan tidak bertentangan dengan moral atau etika.

2.5.2 Pengukuran Kinerja Proyek

Penilaian kinerja merupakan analisis dan interpretasi keberhasilan atau kegagalan pencapaian kinerja (Rivai dan Basri, 2005). Penilaian kinerja dilakukan terhadap proyek yang telah dan sedang dilaksanakan. Penilaian ini dilakukan untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan pada proyek yang sama selanjutnya. Pelaporan hasil pengukuran kinerja mempunyai dua fungsi, yaitu (Rivai dan Basri, 2005):

1. sebagai pertanggungjawaban atas hasil yang dicapai, proses yang dilakukan, dan sumber daya yang telah dipercayakan untuk dikelola 2. sebagai umpan balik dalam rangka meningkatkan kinerja di masa yang

akan datang.

Informasi kinerja digunakan sebagai sarana untuk menilai keberhasilan atau kegagalan pencapaian kinerja pada suatu periode tertentu sebagai pertanggungjawaban penggunaan sumber daya (input) yang telah dikuasakan pada suatu perusahaan tertentu. Informasi kinerja digunakan juga sebagai media yang memberikan umpan balik (feedback) sebagai sarana untuk meningkatkan kinerjanya di masa yang akan datang.

Pengukuran kinerja yang sukses akan menyediakan dasar yang terbaik untuk umpan balik. Berikut adalah petunjuk untuk perumusan pengukuran kinerja:

1. Pengukuran harus berhubungan dengan hasil, bukan usaha 2. Hasil harus ada dalam kendali tetap pemegang jabatan 3. Pengukuran harus objektif dan dapat terlihat

4. Data untuk pengukuran harus tersedia

(48)

biaya yang dianggarkan dari pekerjaan yang dilaksanakan (Budgeted Cost of Work PerformedBCWP) terhadap biaya yang dianggarkan dari pekerjaan yang direncanakan (Budgeted Cost of Work ScheduledBCWS) dan biaya aktual dari pelaksanaan pekerjaan (Actual Cost of Work PerformedACWP). BCWP disebut juga sebagai Earned Value (EV), BCWS sebagai Planned Value (PV), dan ACWP sebagai Actual Cost (AC). Teknik ini terutama digunakan untuk pengendalian biaya, pengelolaan sumber daya, dan produksi. Bagian penting dari pengendalian biaya adalah untuk menentukan penyebab terjadinya varians, jarak varians, dan untuk memutuskan jika varians membutuhkan tindakan perbaikan.

Earned Value Technique (EVT) meliputi:

1. Planned Value (PV). PV adalah anggaran biaya dari pekerjaan terjadwal untuk penyelesaian suatu aktivitas atau komponen Work Breakdown Structure (WBS) pada periode waktu tertentu.

2. Earned Value (EV). Jumlah anggaran untuk pekerjaan aktual yang diselesaikan pada jadwal aktivitas atau komponen WBS selama periode waktu tertentu.

3. Actual Cost (AC). Total biaya yang dikeluarkan dalam penyelesaian pekerjaan pada jadwal aktivitas atau komponen WBS selama periode waktu tertentu. AC ini harus sesuai dalam definisi dan cakupan apapun yang dianggarkan untuk PV dan EV (misal, hanya jam kerja langsung, hanya biaya langsung, atau seluruh biaya termasuk biaya tak langsung).

Nilai PV, EV, dan AC digunakan dengan kombinasi untuk menyediakan pengukuran kinerja dari suatu pekerjaan, apakah dikerjakan sesuai dengan perencanaan atau tidak. Pengukuran yang digunakan adalah: 1. Cost Variance (CV).

Keragaman biaya pada akhir proyek akan berbeda antara anggaran pada penyelesaian dan jumlah aktual yang dibelanjakan. Keragaman negatif mengindikasikan suatu kondisi melebihi anggaran.

(49)

2. Schedule Variance (SV).

Keragaman jadwal akhirnya akan sama dengan nol ketika proyek diselesaikan karena semua nilai-nilai yang direncanakan telah dihasilkan. Keragaman negatif mengindikasikan suatu kondisi penyimpangan jadwal.

SV = EV – PV ... (2)

Nilai CV dan SV dapat dikonversi menjadi indikator efisiensi untuk merefleksikan kinerja biaya dan jadwal proyek.

1. Cost Performance Index (CPI) CPI =

...

(3)

Nilai CPI biasanya disebut sebagai indikator efisiensi biaya. Nilai CPI kurang dari 1,00 mengindikasikan bahwa biaya di atas estimasinya. Nilai CPI yang lebih dari 1,00 mengindikasikan bahwa biaya di bawah estimasinya. Kerzner (2003) mendefinisikan jika:

CPI = 1,00 perfect performance CPI > 1,00 exceptional performance CPI < 1,00 poor performance. 2. Schedule Performance Index (SPI)

SPI =

...

(4)

SPI digunakan dalam hal status jadwal, untuk memprediksi tanggal penyelesaian dan dihubungkan dengan CPI untuk meramalkan estimasi penyelesaian proyek.

3. Estimate at Completion (EAC)

EAC digunakan untuk meramalkan biaya penyelesaian proyek dari tanggal pelaporan berdasarkan pada tingkat kinerja yang telah terjadi sebelumnya. Untuk mengetahui biaya akhir proyek, maka digunakan indikator efisiensi biaya (CPI) yang diformulasikan pada persamaan (5).

EAC = AC +

(

(50)

2.6. Irigasi

2.6.1 Definisi dan Tujuan Irigasi

Pengertian irigasi secara umum yaitu pemberian air kepada tanah dengan maksud untuk memasok lengas esensial bagi pertumbuhan tanaman (Hansen, dkk., 1990 dalam Pusposutardjo, 2001). Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2001 Tentang Pengairan menyatakan bahwa irigasi merupakan usaha pengadaan dan pengaturan air secara buatan, baik air tanah maupun air permukaan untuk menunjang pertanian. Tujuan umum irigasi yaitu (Pusposutardjo, 2001):

1. Menjamin keberhasilan produksi tanaman dalam menghadapi kekeringan jangka pendek

2. Mendinginkan tanah dan atmosfir sehingga akrab untuk pertumbuhan tanaman

3. Mengurangi bahaya kekeringan

4. Mencuci dan melarutkan garam dalam tanah 5. Mengurangi bahaya pemipaan tanah

6. Melunakkan lapisan olah dan gumpalan-gumpalan tanah 7. Menunda pertunasan dengan cara pendinginan lewat evaporasi.

Pengertian irigasi, bangunan irigasi, daerah irigasi, dan petak irigasi telah dibakukan dalam Peraturan Pemerintah (PP) No.23/1982 Ps.1. Kutipan dari pengertian-pengertian tersebut adalah sebagai berikut:

1. Irigasi adalah usaha penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang pertanian.

2. Jaringan irigasi adalah saluran dan bangunan yang merupakan satu kesatuan dan diperlukan untuk pengaturan air irigasi mulai dari penyediaan, pengambilan, pembagian, pemberian, dan penggunaannya. 3. Daerah irigasi adalah kesatuan wilayah yang mendapat air satu jaringan

irigasi.

(51)

2.6.2 Klasifikasi Irigasi

Departemen Pekerjaan Umum (1986) mengelompokkan jaringan irigasi berdasarkan cara pengaturan, pengukuran, serta kelengkapan fasilitas menjadi tiga jenis, yaitu irigasi sederhana, irigasi semi teknis, dan irigasi teknis. Karakteristik masing-masing jenis jaringan irigasi diperlihatkan pada Tabel 2.

1. Irigasi Sederhana

Jaringan irigasi sederhana biasanya diusahakan secara mandiri oleh suatu kelompok petani pemakai air, sehingga kelengkapan maupun kemampuan dalam mengukur dan mengatur masih sangat terbatas. Ketersediaan air biasanya melimpah dan mempunyai kemiringan yang sedang sampai curam, sehingga mudah untuk mengalirkan dan membagi air. Jaringan irigasi sederhana mudah diorganisasikan karena menyangkut pemakai air dari latar belakang sosial yang sama. Namun jaringan ini masih memiliki beberapa kelemahan antara lain terjadi pemborosan air karena banyak air yang terbuang, air yang terbuang tidak selalu mencapai lahan di sebelah bawah yang lebih subur, dan bangunan penyadap bersifat sementara, sehingga tidak mampu bertahan lama.

2. Irigasi Semi Teknis

Jaringan irigasi semi teknis memiliki bangunan sadap yang permanen ataupun semi permanen. Bangunan sadap pada umumnya sudah dilengkapi dengan bangunan pengambil dan pengukur. Jaringan saluran sudah terdapat beberapa bangunan permanen, namun sistem pembagiannya belum sepenuhnya mampu mengatur dan mengukur. Karena belum mampu mengatur dan mengukur dengan baik, sistem pengorganisasian biasanya lebih rumit.

3. Irigasi Teknis

(52)

pembuang. Pengaturan dan pengukuran dilakukan dari bangunan penyadap sampai ke petak tersier.

Tabel 2. Klasifikasi Jaringan Irigasi

Kategori Klasifikasi Jaringan Irigasi

Teknis Semi Teknis Sederhana

Bangunan

Ukuran Tak ada batasan < 2000 hektar < 500 hektar

Sumber: Direktorat Jenderal Pengairan (1986)

2.7. Konsep Pembangunan Irigasi

Pembangunan irigasi ditujukan untuk meningkatkan produksi usahatani khususnya padi, peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani. Pembangunan irigasi dapat dilakukan melalui perbaikan sistem irigasi yang telah ada, pembangunan sarana pengairan dalam rangka perluasan jangkauan irigasi atau pengembangan tertier dalam rangka ketersediaan air.

(53)

Peningkatan luas lahan sawah beririgasi dapat dilakukan dengan berbagai strategi antara lain:

1. Meningkatkan atau sekurang-kurangnya mempertahankan mutu irigasi yang ada sehingga fungsinya dapat ditingkatkan atau tidak menurun 2. Menyelesaikan proyek-proyek irigasi yang telah selesai pembangunan

jaringan induk tetapi pembangunan jaringan tersier dan pencetakan sawahnya belum lagi terselesaikan

3. Melakukan rehabilitasi jaringan irigasi yang keragamannya telah menurun akibat kurangnya biaya untuk perawatan dan pemeliharaan selama ini

4. Menyelesaikan proyek-proyek yang tertunda penyelesaiannya

5. Pembangunan jaringan baru yang rancangannya telah dibuat. Pembangunan jaringan irigasi baru dapat berupa pembangunan irigasi untuk sawah-sawah tadah hujan yang memerlukan pencetakan sawah baru.

Tingkat ketersediaan air di sawah akan mempengaruhi bentuk pola tanam dan intensitas tanam petani padi yang akhirnya akan mempengaruhi produksi padi melalui kenaikan luas tanam secara berbanding lurus. Dengan demikian, pembangunan irigasi mempengaruhi kenaikan produksi padi secara tidak langsung dan berpengaruh terhadap waktu pemberian pupuk, obat-obatan, penyiangan dan faktor teknik budidaya lainnya.

2.8. Penelitian Terdahulu

(54)

Wibowo (2005) melakukan studi tentang perencanaan waktu dan biaya proyek renovasi Puskesmas Lamepayung pada CV. Mega Kencana. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa dengan menggunakan network planning yang menggunakan metode lintasan kritis, menghasilkan waktu yang optimal yaitu selama 56 hari dengan total biaya Rp 125.160.717,70 sedangkan menurut perencanaan yang dilakukan oleh CV. Mega Kencana selaku kontraktor adalah selama 63 hari dengan total biaya proyek sebesar Rp 127.584.290,00. Hasil ini menyimpulkan bahwa penerapan network planning dengan menggunakan metode lintasan kritis dapat mencapai efisiensi biaya proyek sebesar 1,8996% dan waktu proyek sebesar 11,1111%.

(55)

III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual

Tujuan pembangunan pertanian yaitu untuk mewujudkan ketahanan pangan melalui swasembada pangan, menyebabkan timbulnya kebutuhan akan pembangunan irigasi, karena prioritas dalam pembangunan pertanian adalah membangun dan merehabilitasi irigasi (Hardjoamidjojo, 1994). Oleh karena itu, kebutuhan akan pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi sudah menjadi prioritas untuk mendukung pembangunan pertanian tersebut. Meskipun terdapat perbedaan-perbedaan di dalam aspek-aspek yang khas pada proyek, akan tetapi biasanya masalah-masalah pada proyek dapat digolongkan ke dalam empat kategori umum: biaya yang terlampau besar, keluaran (output) yang rendah, kekecewaan dalam diri klien dan perencana, dan hasil-hasil yang tak diduga sebelumnya (Levine, et al., 1974).

Kemampuan pengelolaan yang baik diperlukan dalam pelaksanaan proyek rehabilitasi jaringan irigasi sehingga proyek dapat berjalan dengan sukses. Menurut Kerzner (2003), terdapat tiga kendala yang melingkupi pelaksanaan proyek, yaitu waktu, biaya, dan kinerja. Ketiga kendala itu harus menjadi pertimbangan dalam perencanaan dan pelaksanaan sehingga tidak menghambat keberhasilan jalannya proyek. Keberhasilan suatu proyek dapat dilihat dari keberhasilan pihak-pihak terkait untuk dapat menyelesaikan proyek tersebut dengan tepat waktu dan sesuai dengan standar kinerja berupa pemenuhan spesifikasi produk dan biaya yang telah direncanakan.

(56)

jalannya proyek. Pelaksanaan proyek diusahakan tidak keluar dari apa yang direncanakan.

Antara perencanaan dan pelaksanaan dibutuhkan pengendalian yang dapat mengidentifikasi penyimpangan dan melakukan perbaikan terhadap kinerja proyek. Pengendalian adalah fungsi manajemen yang mencakup pemantauan kinerja aktual, membandingkan aktual dengan standar, dan membuat koreksinya jika diperlukan. Pengendalian akan membuat pelaksanaan yang keluar dari rencana kembali sesuai dengan rencana semula, memantau kegiatan guna meyakinkan bahwa kegiatan tersebut diselesaikan seperti yang direncanakan, dan akan menjadikan perbaikan kinerja dalam proyek.

Organisasi pemilik proyek harus melakukan pengendalian dengan mengevaluasi kinerja dari pelaksanaan proyek. Untuk mengevaluasi kinerja proyek, maka digunakan Earned Value Technique (EVT) versi Project Management Body of Knowledge (PMBOK) 2004 oleh Project Management Institute (2004). Evaluasi yang dilakukan difokuskan pada evaluasi jadwal dan biaya. Evaluasi ini pada akhirnya akan menghasilkan output berupa perbaikan kinerja proyek.

Pengendalian yang baik terhadap proyek juga akan menghasilkan perbaikan kinerja proyek yang baik. Perbaikan kinerja akan membawa organisasi pemilik proyek mengerjakan proyek dalam pengawasan yang sesuai rencana. Perbaikan kinerja juga akan menjamin bahwa proyek akan dapat diselesaikan tepat waktu, efisiensi biaya, dan sesuai spesifikasi yang telah ditentukan.

(57)

Gambar 6. Kerangka Pemikiran Konseptual 3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan dengan memanfaatkan data yang tersedia pada Direktorat Irigasi, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA), Departemen Pekerjaan Umum (PU) RI yang beralamat di Jl. Pattimura No.20 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, dengan fokus pada pelaksanaan proyek rehabilitasi jaringan irigasi dari Subproyek Perbaikan Irigasi Sulawesi Tenggara yang termasuk dalam Decentralized Irrigation System Improvement Project (DISIMP) yang pembiayaannya diperoleh dari Japan Bank International Cooperation (JBIC) Loan IP-509. Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive (sengaja) dengan pertimbangan bahwa saat ini

Proyek rehabilitasi jaringan irigasi

Kepuasan pemilik proyek Kebutuhan

pembangunan irigasi

Spesifikasi produk

Keterbatasan sumber daya:

• Biaya

• Jadwal

Kebutuhan rehabilitasi jaringan irigasi yang sukses

Kebutuhan akan efisiensi dan efektivitas

Pelaksanaan Perencanaan

Pengendalian

Perbaikan kinerja proyek

Gambar

Tabel 1. Perbandingan Kegiatan Proyek versus Operasional
Gambar 1. Definisi Siklus Hidup Proyek (Kerzner, 2003)
Gambar 2. Sistem Manajemen Proyek (Kerzner, 2003)
Gambar 3. Area Ilmu Manajemen Proyek (Project Management Institute, 2004)
+7

Referensi

Dokumen terkait