• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Merchandise Untuk Pengunjung Anak-Anak Di Museum Pos indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Merchandise Untuk Pengunjung Anak-Anak Di Museum Pos indonesia"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Kerja Praktek

PERANCANGAN

MERCHANDISE

UNTUK

PENGUNJUNG ANAK-ANAK DI MUSEUM POS

INDONESIA

DK 36502 KERJA PRAKTEK

Oleh :

Ajid 51907076

Desain Komunikasi Visual

Dosen Pembimbing : Rini Maulina, S. Sn

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(2)

i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Puji syukur penulis panjatkan pada Allah S.W.T yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan laporan kerja praktek ini. Tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk melengkapi dan memenuhi syarat tugas mata kuliah Kerja Praktek pada jurusan Desain Komunikasi Visual Universitas Komputer Indonesia.

Makalah ini dibuat berdasarkan kegiatan yang telah dikerjakan pada saat melaksanakan kerja praktek dari tanggal 14 November 2010 sampai dengan 14 Desember 2010 di Museum Pos Indonesia, dengan judul ”PERANCANGAN MERCHANDISE UNTUK PENGUNJUNG ANAK-ANAK DI MUSEUM POS INDONESIA”. Penulis mengambil judul ini karena penulis mengerjakan merchandise untuk segmentasi anak-anak usia 8-13 tahun, dalam pelaksanaan kerja praktek di museum.

Merchandise sebagai desain pendukung untuk komunikasi kepada masyarakat, serta memberikan edukasi dan hiburan.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih, terutama untuk kedua orang tua dan keluarga yang telah memberi dorongan dan doa selama penulis menyusun laporan kerja praktek ini. Penulis juga ucapkan terima kasih dan penghargaan yang sedalam-dalamnya pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan laporan kerja praktek ini, diantaranya adalah :

• Bapak Drs. Hary Lubis, selaku Dekan Fakultas Desain.

• Bapak Taufan Hidayatullah, M.Ds, selaku ketua jurusan Desain Komunikasi Visual.

• Ibu Rini Maulina, S.Sn, selaku pembimbing dan koordinator kerja praktek, yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan laporan dengan sebaik-baiknya.

(3)

ii

yang dalam kesibukannya telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan dukungan dan ilmu selama penulis melaksanakan kerja praktek. Serta telah memberikan penulis kesempatan untuk dapat melaksanakan kerja praktek di Museum PT. POS Indonesia.

• Staf administrasi dan perpustakaan Museum PT. POS Indonesia.

• Semua pihak yang telah turut membantu baik tenaga maupun pikiran dalam penyusunan laporan ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga segala kebaikan dan keikhlasan yang telah diberikan semua pihak mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah S.W.T dan semoga laporan kerja praktek ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan penulis sendiri pada khususnya.

Penulis berharap penulisan laporan ini dapat bermanfaat bagi diri penulis sendiri maupun orang lain yang membacanya sebagai bahan referensi. Penulis menyadari laporan ini masih ada kekurangan, maka penulis mohon kritik dan saran dari para pembaca untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Bandung, Januari 2011

(4)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kerja Praktek

Merchandise adalah salah satu bidang atau media untuk menambah profit suatu perusahaan atau individu. Merchandise

menggunakan benda-benda tertentu yang digunakan, benda tersebut ditempeli gambar atau logo yang menyangkut suatu perusahaan atau individu. Merchandise merupakan salah satu alternatif untuk promosi dan kampanye, karena lebih tepat guna dan mencapai sasaran.

Setiap perusahaan atau lembaga yang berbadan hukum, memerlukan sebuah merchandise untuk meningkatkan profit atau kunjungan konsumen. Dalam pembuatannya diperlukan adanya ilustrasi dan grafis yang menarik, dimana hal tersebut bisa dilakukan oleh seorang desainer grafis.

Praktikan dipercaya merancang merchandise diperusahaan berbadan hukum yaitu di PT. POS Indonesia melalui Museum POS Indonesia. Museum Pos Indonesia adalah lembaga yang khusus menangani benda-benda yang berhubungan dengan pos dan disimpan sebagai koleksi sejarah. Didalam museum terdapat benda-benda koleksi museum, koleksi sejarah, koleksi filateli, peralatan, dan ruang pameran. PT. Pos Indonesia menggunakan merchandise dalam promosi selain media seperti spanduk, brosur, banner atau poster. Hal tersebut dilakukan agar museum pos lebih banyak dikunjungi oleh masyarakat, maka alternatif lain yaitu membuat merchandise dengan menggunakan benda-benda sehari-hari seperti, topi, payung, baju dan lain-lain. Benda tersebut sering digunakan sehingga masyarakat tidak melupakan akan keberadaan museum pos dan berkunjung ke tempat tersebut.

Dalam prakteknya praktikan ditugaskan untuk membuat

(5)

2

tahuan akan hal-hal baru begitu tinggi, maka museum pos memfasilitasi anak-anak bila berkunjung ke museum pos untuk belajar mengenai sejarah pos Indonesia. Selama ini anak-anak berkunjung ke museum kurang efektif, karena apa yang mereka lihat dan ketahui hanya di museum dalam berkujung, sedangkan sesudah keluar anak-anak mudah melupakannya. Maka dari itu diperlukan media merchandise untuk dibawa pulang dan menjadi kenang-kenangan. Salah satu merchandise yang cocok dibuat untuk anak-anak yaitu pensil warna, karena pensil warna sering digunakan ketika sekolah, sehingga setiap kali digunakan akan terlihat gambar museum pos di kemasannya, dan membuat terus menerus mengingatnya untuk mendorong berkunjung ke museum pos.

Untuk itu perancangan merchandise untuk anak-anak yang menjadikan dasar pemikiran dalam mengambil judul laporan ini, sebagai media promosi alternatif karena bisa dibawa pulang dan sebagai media belajar untuk menambah kretivitas dan imajinasi anak.

1.2 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek

Penulis mencari tempat kerja melalui informasi teman-teman, orang lain dan langsung mendatangi PT. Pos Indonesia. Dan melakukan survei ke tempat yang dimaksud yaitu Kantor Pusat PT. POS Indonesia (PERSERO) Jl. Cilaki No. 73 Bandung – 40115 Jawa Barat, Indonesia. telepon : +62 22 4206195

(6)

1

BAB II

TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Perusahaan PT. Pos Indonesia

Berawal dari gagasan, berkembang seiring kebutuhan, gagasan untuk memperlancar alur surat-menyurat selama era kolonial Belanda telah diwujudkan oleh gubernur Jendral G.W.Baron van Imhoff dengan mendirikan Kantor Pos yang pertama di Batavia pada tanggal 26 Agustus 1746. Peranan kantor pos semakin penting dan berkembang setelah penemuan tekhnologi Telegrap dan Telepon, sehingga dibentuk Jawatan Pos Telegrap dan Telepon (Jawatan PTT) pada tahun 1907.

Jawatan PTT merupakan bagian dari departement perusahaan-perusahaan pemerintah (Departement van Gouvermementsbedrijven) dan dikelola berdasarkan Undang-undang Perusahaan Negara Hindia Belanda (Indische Bedrijvenwet = IBW). Seiring dengan tibanya Jepang yang mengambil alih kekuasaan Belanda di Indonesia, Jawatan PTT dibagi menurut struktur organisasi pemerintah militer Jepang sehingga ada Jawatan PTT Sumatra, Jawatan PTT Jawa, dan Jawatan PTT Sulawesi.

Jawatan PTT Republik Indonesia berdiri secara resmi pada tanggal 27 September 1945 setelah dilakukan pengambil alihan kantor pusat PTT di Bandung oleh Angkatan Muda PTT (AMPTT) dari pemerintah militer Jepang. Dalam peristiwa tersebut gugur sekelompok pemuda anggota AMPTT dan tanggal tersebut menjadi tonggak sejarah berdirinya Jawatan PTT Republik Indonesia dan diperingati setiap tahun sebagai Hari Bakti PTT dan kemudian menjadi Hari Bakti Parpostel.

(7)

2

dipecah menjadi dua badan usaha masing-masing PN Pos dan Giro dan PN Telekomunikasi berdasarkan PP No. 29 Tahun 1965 dan PP No. 30 Tahun 1965.

Dengan dikeluarkannya Undang-undang No. 9 Tahun 1969, status badan usaha negara dikelompokkan menjadi tiga status yaitu:

• Perusahaan Jawatan (Perjan)

• Perusahaan Umum (Perum)

• Perusahaan Perseroan (Persero)

Status PN Pos dan Giro diubah menjadi Perum Pos dan Giro berdasarkan PP No. 9 Tahun 1978. Sehubungan dengan terjadinya perubahan-perubahan dalam iklim usaha, status sebagai perum disempurnakan khususnya yang menyangkut tata cara pembinaan dan pengawasan berdasarkan PP No. 24 Tahun 1984.

Menghadapi pertumbuhan dunia usaha yang semakin marak dan penuh persaingan, diperlukan penyesuaian status badan usaha yang lebih fleksibel dan dinamis agar mampu mengembangkan pelayanan yang lebih baik. Perubahan status Perum Pos dan Giro menjadi PT. Pos Indonesia (Persero) dilaksanakan berdasarkan PP No 5 Tahun 1995 tanggal 27 Februari 1995, dan perubahan tersebut secara efektif mulai berlaku pada tanggal 20 Juni 1995.

2.2 Profil Perusahaan

2.2.1 Visi dan Misi PT. Pos Indonesia a. Visi

(8)

3

b. Misi

1. Menyediakan sarana komunikasi yang andal dan terpercaya bagi masyarakat dan pemerintah guna menunjang pembangunan nasional serta memperkuat kesatuan dan keutuhan bangsa dan negara.

2. Mengembangkan usaha yang bertumpu pada peningkatan mutu pelayanan melalui penerapan ilmu pengetahuan dan tekhnologi tepat guna untuk mencapai kepuasan pelanggan serta memberikan nilai tambah yang optimum bagi karyawan, pemegang saham, masyarakat dan mitra kerja.

3. PT. Pos Indonesia mengemban misi sosial yang sudah lama dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas, karena ditunjang oleh adanya jaringan pelayanan pos yang mencapai daerah-daerah terpencil diseluruh tanah air.

2.2.2 Komitmen PT. Pos Indonesia

Memberikan pelayanan terbaik bagi pengguna jasa pos merupakan komitmen PT. Pos Indonesia. Untuk mewujudkan hal tersebut, PT. Pos Indonesia telah menetapkan prioritas operasional yang bertujuan untuk meningkatkan produktifitas sumberdaya melalui beberapa program kerja, yaitu :

• Modernisasi proses produksi dan administrasi, integrasi jaringan telekomunikasi dalam peningkatan mutu dan ragam layanan.

• Intensifikasi penggarapan layanan keuangan sebagai salah satu usaha andalan (prime business).

(9)

4

2.2.3 Struktur Organisasi Tingkat Pusat PT. Pos Indonesia (Persero) Struktur Organisasi Tingkat Pusat PT. Pos Indonesia (Persero) dapat digambarkan sebagai berikut :

(10)

1

BAB III

LAPORAN KERJA PRAKTEK

3.1 Peranan Praktikan Dalam Perusahaan

Dalam prakteknya penulis berada dibawah pimpinan Bapak. Drs. H. Rachmat, SE selaku fungsional perusahaan pada bagian kesekretariatan dan dokmus kantor pusat PT. Pos Indonesia. Dan penulis ditempatkan pada bagian museum pos Indonesia dibawah pimpinan tersebut.

3.2 Pekerjaan Praktikan Selama Kerja Praktek

Selama melakukan kerja praktek, penulis mengerjakan

merchandise untuk anak-anak usia 8-13 tahun. Dalam merchandise

tersebut terdapat ilustrasi maupun karakter dan kalimat yang dimengerti anak-anak.

Penulis ditugaskan pada bagian perancangan desain berupa

merchandise, diantaranya yaitu tempat pensil warna, gantungan, pin, baju, payung, mug, topi, jadwal pelajaran, brosur dan T-shirt.

3.3 Metode Kerja Praktikan

Proses kerja diawali dengan memotret gedung PT. Pos Indonesia, museum dan seluruh koleksi museum, dilanjutkan dengan pencarian data mengenai PT. Pos Indonesia di Perpustakaan perusahaan. Kemudian penulis mengajukan tema kepada Bapak. H. Rachmat, dan beliau menyetujui yaitu membuat merchandise untuk pengunjung anak-anak usia 8-13 tahun.

Bapak. H. Rachmat menugaskan membuat 10 alternatif mercandise

dengan karakter gambar gaya anak sekolah. Selain itu warna yang dipakai harus mencerminkan warna pos dengan kombinasi warna alami lingkungan hijau.

(11)

2

3.4 Perancangan

3.4.1 Konsep Perancangan

Dalam melakukan konsep perancangan meliputi Layout, Ukuran, Warna, dan jenis huruf yang digunakan, antara lain :

1. Warna

Konsep ilustrasi menggunakan warna-warna yang cerah dan terang, karena anak-anak cenderung menyukai gambar dengan banyak warna yang segar dan bervariasi. Jika ada warna yang terkesan gelap, warna tersebut hanya digunakan agar warna yang cerah dapat terlihat lebih menonjol dan informasinya dapat lebih terlihat, dan warna yang digunakan yaitu :

• Warna orange adalah warna dasar atau juga warna khas perusahaan yaitu PT. Pos Indonesia.

• Warna hijau menandakan bahwa museum memiliki lingkungan yang hijau, alami dan sejuk. Sehingga ketika masuk museum anak-anak tidak merasa membosankan dan tidak terkesan seram.

(12)

3

Tabel III.2 Palet Warna Yang Digunakan

2. Huruf

Huruf yang penulis pakai menggunakan jenis Kids

dan Calibri, adapun penggunakan huruf ini karena salah satu jenis yang paling mendekati dengan karakter dan gaya tulis anak kecil. Diharapkan dengan jenis huruf tersebut gambar yang dibuat dapat mencerminkan segmentasi anak-anak yang dituju. Kids hanya digunakan pada headline dan sub headline

dengan pertimbangan tingkat keterbacaannya.

(13)

4

Adapun huruf tersebut yaitu :

kids

Layout merchandise ini disusun sedemikian rupa, supaya tidak terkesan menumpuk dan ramai. Dibuat layout

minimalis supaya mudah dipahami dan tidak melelahkan mata, sehingga sesuai dengan kemampuan anak usia SD. Sedangkan area kosong dimanfaatkan untuk penempatan keterangan teks agar menambah gambaran tentang kondisi ilustrasi tersebut.

Ilustrasi menggunakan gaya sendiri dengan segmentasi anak-anak usia 8-13 tahun yang sebagian besar masih duduk dibangku SD. Merchandie ini juga sangat mudah dicerna, simpel, dan lucu. menjadikan mudah untuk dibaca tanpa harus banyak menggunakan mekanisme keterangan.

Konsep perancangan menampilkan icon anak laki-laki dan perempuan berseragam SD sambil mengajak untuk belajar dan bermain di museum.

Hasil akhir dari merchandise ini adalah berupa

(14)

5

Gambar III.1 Konsep Karakter Anak-Anak

(15)

6

Gambar III.3 Konsep Gambar Penggabungan

(16)

7

3.4.2 Teknis Perancangan

Eksekusi dari pekerjaan ini penulis menggunakan Software Adobe Photoshop cs3 dan CorelDraw X4. Dimulai dengan sketsa dalam perancangan cover manual book, berdasarkan konsep yang telah di sebutkan, dimulai dengan proses manual lalu proses digital. Beberapa tahap yang dibuat, mulai dari awal sampai menjadi manual book :

Tahap 1

Gambar III.5 Pola Cover Manal Book

(17)

8

Gambar III.7 Pola Salah Satu Merchandise

(18)

9

Gambar III.9 Pola Desain Manual Book

Pada tahap pertama membuat sebuah pola media berupa outline dan belum pewarnaan, ini merupakan rancangan awal yang akan dipakai.

Tahap 2

(19)

10

Gambar III.11 Pola Gedung Museum Pos Indonesia Berwarna

Gambar III.12 Pola Gedung Museum Pos Indonesia Berwarna Dan Memakai

(20)

11

Gambar III.13 Pola Salah Satu Merchandise Dengan Warna

(21)

12

Gambar III.15 Pola Desain Manual Book Dengan Warna

Setelah tahap pertama selesai, kemudian membuat tahap kedua yaitu tahap pewarnaan seluruh gambar yang dibuat. Tahap ini sudah 50 % berjalan.

Tahap 3

(22)

13

Gambar III.17 Pola Penempatan Gambar

(23)

14

3.4.3 Visual Lain Yang Dibuat

Gambar III.18 Merchandise Tempat Pensil Warna

(24)

15

Gambar III.20 Merchandise T-Shirt

(25)

16

Gambar III.22 Merchandise Payung

(26)

17

Gambar III.24 Merchandise Topi

(27)

18

(28)

1

BAB IV

KESIMPULAN

Selama menjalani kerja praktek di Museum PT. Pos Indonesia, praktikan dapat menyimpulkan bahwa dalam merancang sebuah desain, termasuk merchandise. Tuntutan klien harus sesuai yang diinginkan, dalam hal ini Museum membuat sebuah desain pendukung (merchandise). Segmentasi yang dituju yaitu anak-anak usia 8-13 tahun, untuk itu promosi menggunakan merchandise yang sifatnya dapat memberikan edukasi dan motivasi bagi anak-anak.

Tampilan yang dibuat harus dapat terlihat menarik, tetapi tidak keluar jalur yang sudah ditentukan segmentasinya agar merchandise tersebut memiliki daya tarik untuk anak-anak semakin besar.

(29)

i

DAFTAR PUSTAKA

Agustin, Dwi Ayu. (2009). Perancangan Mercandise Handbag Di Museum Pos Indonesia. Laporan Kerja Praktek. Universitas Komputer Indonesia. Bandung.

Kasyun, Harlis Suardana. (2008). Perancangan Games Labirin Majalah Kiddo Edisi 49 Di PT. Megindo Tunggal Sejahtera. Laporan Kerja Praktek. Universitas Komputer Indonesia. Bandung.

(30)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Status perkawinan : Belum Menikah Tinggi, berat badan : 165 cm, 53 kg

E-mail : ajid.shit@gmail.com

Pendidikan

» Formal

1995 – 2001 : SD Bandasari, Nanggung – Kab. Bogor

2001 – 2004 : SMP Negeri 1 Nanggung, Nanggung – Kab. Bogor 2004 – 2007 : SMU Negeri 1Cigudeg, Cigudeg – Kab. Bogor 2007 – 2011 : Program Sarjana (S-1) Desain Komunikasi Visual (DKV) di Universitas Komputer Indonesia

(UNIKOM) Bandung – Indonesia (IPK 3,19)

» Non Formal

2002 – 2003 : Kursus Bahasa Inggris di Al-Sabila (Lembaga Kursus Bahasa Inggris), Leuwi Liang – Kab. Bogor

Kemampuan

1. Kemampuan Desain Grafis (Multimedia flash, website statik, aplikasi desain grafis kampanye sosial dan komersial, majalah dan Konsep dasar desain Grafis)

2. Kemampuan Program Desain Grafis (Photoshop, CorelDraw, Adobe Flash, Adobe Premier).

(31)

Seminar

1. Seminar Cetak Digital VS Cetak Konvensional yang diadakan oleh Unikom dan kerjasama dengan majalah Concept di Unikom

Gambar

Tabel II.1 Bagan Struktur Organisasi PT. Pos Indonesia
Tabel III.2 Palet Warna Yang Digunakan
Gambar III.1 Konsep Karakter Anak-Anak
Gambar III.3 Konsep Gambar Penggabungan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Membuat anak-anak SD tertarik dan mengenal cerita rakyat Sunda Telaga Warna melalui perancangan visual board game dengan bertujuan cerita rakyat Sunda bukan sebagai

Perancang juga mendesain sebuah furniture dapur yang dapat digunakan oleh anak-anak dengan cara mendesain ukuran serta bentuk yang sudah sesuai dengan standar

Material elemen interior yang digunakan pada pengaplikasian desain Pusat Terapi dan Sekolah untuk Anak Autis di Surabaya ditentukan berdasarkan kebutuhan dari

Pendekatan perilaku anak digunakan dengan tujuan agar dapat lebih memahami kebutuhan anak-anak tiap kelompok usia, karena setiap kelompok usia anak memiliki

Dalam perancangan ini, ada beberapa warna yang digunakan untuk cetak, hal itu bertujuan untuk menarik perhatian target yang adalah anak-anak, memang hal ini akan

Material elemen interior yang digunakan pada pengaplikasian desain Pusat Terapi dan Sekolah untuk Anak Autis di Surabaya ditentukan berdasarkan kebutuhan dari

Ketersediaan yang rendah dari FDC untuk OAT serta harga yang mahal menjadi alasan utama.13 Berdasarkan Pedoman Nasional Tuberkulosis Anak yang dibuat oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia

Namun hal tersebut juga memiliki permasalahan seperti yang ditemukan pada pembelajaran matematika anak usia dini di berbagai negara, yaitu guru sering kali percaya bahwa dengan