78
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan berkaitan dengan tuntutan ganti kerugian akibat tidak sahnya penangkapan dan penahanan melalui proses praperadilan, maka dapat disimpulkan bahwa:
Pelaksanaan tuntutan ganti kerugian akibat tidak sahnya penangkapan dan penahanan melalui proses praperadilan diajukan oleh tersangka/terdakwa atau ahli warisnya kepada pengadilan negeri dimana ia di tangkap dan/atau di tahan dan setelah dicatat dalam register perkara ganti kerugian di kepaniteraan, maka panitera atau pejabat yang ditunjuk menyampaikan surat permintaan itu kepada Ketua/Wakil Ketua Pengadilan Negeri, yang segera harus menunjuk hakim yang akan memeriksa tuntutan tersebut. Tata cara atau acara dalam proses pemeriksaan tuntutan ganti kerugian berpedoman pada Pasal 82 KUHAP, yaitu:
1. Setelah Hakim yang ditunjuk oleh Ketua/Wakil Ketua Pengadilan Negeri menerima permintaan tuntutan ganti kerugian, maka dalam waktu tiga hari hakim tersebut menetapkan hari sidang.
79
3. Pemeriksaan tersebut dilakukan secara cepat dan selambat-lambatnya dalam waktu tujuh hari hakim harus sudah menjatuhkan putusan.
4. Apabila suatu perkara sudah diperiksa oleh pengadilan negeri, sedangkan pemeriksaan praperadilan belum selesai, maka permintaan tersebut gugur.
80
B. SARAN
Saran yang dapat penulis berikan berkaitan dengan pelaksanaan tuntutan ganti kerugian akibat tidak sahnya penangkapan dan penahanan melalui proses praperadilan adalah:
1. Pemerintah harus segera merevisi KUHAP khususnya yang berkaitan dengan praperadilan serta memberikan penjelasan-penjelasan yang logis terhadap setiap pasal per pasal agar tidak terjadi multitafsir di kalangan aparat penegak hukum dan masyarakat.
D F
:
Agung Dewantara Nanda. 187. Masalah Kebebasan Hakim Dalam Menanangi Suatu Perkara Pidana, Aksara Persada Indonesia, Jakarta.
Andi Hamzah. 1996. Hukum Acara Pidana Indonesia, Sapta Artha Jaya, Jakarta.
Hari Sasangka, 2007. Penyidikan, Penahanan, Penuntutan dan Praperadilan dalam teori dan Praktek, Mandar Maju, Jakarta.
Hilman H, 2010. Bahasa Hukum Indonesia, Alumni, Bandung.
HMA Kuffal, 2008. Penerapan KUHAP Dalam Praktek Hukum, UMM Press, Malang.
Leden Marpaung, 2009. Proses Penanganan Perkara Pidana, Sinar Grafika, Jakarta.
Martiman P, 1985. Komentar Atas KUHAP, Pradnya Paramita, Jakarta.
Yahya Harahap, 1985. Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP, Sinar Grafika, Jakarta.
eraaraer a - a :
!" #$% "& ' ()*+,
%-%.& ' ().(//0"/ 1# -2 3
4"(0124);
%-%*.& ' 566)// 0# 0' #"-/
0# 0'#"-,
4/4-" /'%-%+.&' 56(6// 4 ' 2 /4/
4-" /'%-%57& ' (). 8//4!#0"/
1#-2 34" (0124)9
Web: ;e :
'//< = => !"().5 9?% 93%- =56(8=6(=56 = "!" 5 =
'//< = ="3@9%9"= " ! " " % " /%" @ ' #/"#A=
'//< = =? ?? 9-#93%-="/"?=# #% #/ / " % @
@" "/-' #-9'/ -!