• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN FIRST AID BOX TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA DALAM PENANGANAN CEDERA ANAK TODDLER DI RUMAH TANGGA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN FIRST AID BOX TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA DALAM PENANGANAN CEDERA ANAK TODDLER DI RUMAH TANGGA"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

i

KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATANFIRST AID BOXTERHADAP TINGKAT

PENGETAHUAN ORANG TUA DALAM PENANGANAN CEDERA ANAKTODDLERDI

RUMAH TANGGA

Disusun Oleh: AMALIA RIZQIANI

20120320037

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

(2)

i

ANAKTODDLERDI RUMAH TANGGA

Disusun Oleh: AMALIA RIZQIANI

20120320037

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

(3)

ii

DIDIKAN KESEHATANFIRST AID BOXTE GETAHUAN ORANG TUA DALAM PENAN RA ANAKTODDLERDI RUMAH TANGGA

Disusun oleh: Amalia Rizqiani

20120320037

Telah disetujui pada tanggal 23 Agustus 2016

Dosen Pembimbing

.Kep.,Ns.,M.Kep. (

Dosen Penguji :

.Kep.,Ns.,M.Kep. (

Mengetahui

Kaprodi Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

(4)

iii

NIM : 20120320037

Program Studi : S1 Ilmu Keperawatan

Fakultas : Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepata perguruan tinggi lain. Sumber informasi yang berasal dan dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka dibagian akhir Karya Tulis Ilmiah ini.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah ini hasil tiruan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Yogyakarta, 13 Agustus 2016 Yang membuat pernyataan

(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya tulis ini peneliti persembahkan kepada semua yang penting bagi peneliti, kepada:

Sang Maha Pencipta Allah SWT yang telah melimpahkan risky dan kesehatan kepada peneliti, dan Alhamdulillah peneliti diberikan kemudahan dalam penyusunan

Karya Tulis Ilmiah ini.

Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman kejahiliahan menuju zaman yang penuh dengan peradaban dan perkembangan ilmu pengetahuan.

Alm Bapak Zen Aris Wandiyono yang semasa hidupnya selalu memberikan semangat biar bisa foto bareng pake TOGA, tenang di Surga Pak, Ibu Sofiah yang

selalui menenangkan putrinya kalau lagi galau :D selalu memberikan semangat. Amel sangat bangga bisa lahir dari keluarga kecil ini. Terima Kasih telah mengasuh, mengasah, dan memberikan kasih saying selama 21 tahun ini. Sehingga amel bisa merasakan indahnya dunia pendidikan ini. Pak Bu KTI ini kado buat Bapak dan Ibu

Mamih muda mbak Laras, mbak saroh yang selalu dengerin curhat, selalu nasehatin, nenangin kalo lagi nangis, terima kasih atas dukungan selama ini, tanpa

mbak, amel gabisa apa-apa

Keluarga tersayang, Bude Yam, pakde Kamari, bude Turinah, pakde sucipto terima kasih dukungan dan semangatnya

Sepupu keren Abd Ghofur, Iqbal, Mei terima kasih sudah mau direpotkan sama buk sofiah :D

Keponakan ngeselin tapi bikin kangen, Nia, Arjuna, dedek emesh Orlin, rifki, fahri kalian adalah penyemangat tante :*

Teman, sahabat, abang, adek Abimanyu HY terima kasih sudah menemani amel selama penelitian, nemenin kalo lagi sepi. Semoga dilancarkan kuliahnya dan cepet

lulus ya!!

Geng KPU icak, ipong, genduk riha, ririn, najwa, dian makasih atas 4 tahun ini sudah menjadi keluarga buat aku lopelope :*

Konco kos srikandi, Ratri Imas Permana dan Satifa Layla Hanum, makasih udah riwehin kos, udah ramein kos, bakal kangen masak bertiga :D :*

Geng Keloid nana, nawang, zai, niken, Alm Mela makasih udah nemenin aku dalam susah dan senang, buat Mela aku saying kamu Mel, semoga kamu tenang

(6)

v

(7)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan hidayah dan kekuatan, sehingga pembuatan proposal karya tulis ilmiah (KTI) dapat terselesaikan sebagaimana yang diharapkan. Shalawat serta salam selalu dihaturkan kepada Nabi Muhammad SAW beeserta keluarga serta para

sahabat, tabiin, tabi’ut tabiin dan pengikutnya hingga akhir zaman.

Proposal KTI yang berjudul “Pengaruh Pendidikan Kesehatan First Aid Box Terhadap Tingkat Pengetahuan Orang Tua Dalam Penanganan Cedera Anak Toddler Di Rumah Tangga” disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Pada kesempatan ini, ijinkanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah berperan serta dalam membantu penyelesaian proposal KTI ini. Ucapkan terima kasih diberikan kepada:

1. dr. Ardi Pramono, Sp.An, M.Kes., selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Sri Sumaryani, Ns., M.Kep., Sp. Mat., HNC selaku Kepala Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan dan menyusun proposal karya tulis ilmiah (KTI).

(8)

vii

7. Bude yam, pakde kamarih, mbak laras, mbak saroh, dan sepupu serta keponakan. Semoga diberikan umur panjang dan berlimpah rejeki.

8. Semua puhak-pihak yang tidak mungkin saya sebutkan namanya satu persatu. Terima kasih atas kerjasamanya sehingga penelitian ini dapat berjalan.

Penulis sadar bahwa proposal penelitian ini masih jauh dari kata sempurna, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan oleh penulis. Semoga proposal mengenai Pengaruh Pendidikan Kesehatan First Aid Box Terhadap Tingkat Pengetahuan Orang Tua Dalam Penanganan Cedera Anak ToddlerDi Rumah Tangga dapat bermanfaat. Amin.

Yogyakarta, 13 Agustus 2016

(9)

viii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………... i

HALAMAN PENGESAHAN ………... ii

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ………... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ……… iv

KATA PENGANTAR ………... vi

DAFTAR ISI ………... viii A. Latar belakang masalah ………... 1

B. Rumusan Masalah ………. 4

C. Tujuan Penelitian ………. 5

D. Manfaat Penelitian ………. 6

E. Penelitian Terkait ………. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Kesehatan ……….. 11

1. Pengertian pendidikan kesehatan ………... 11

2. Tujuan pendidikan kesehatan ………... 11

3. Factor yang mempengaruhi pendidikan kesehatan ……….. 12

4. Metode dan teknik pendidikan kesehatan ……….. 13

B. Pengetahuan ………... 16

1. Pengertian pengetahuan ……… 16

2. Tingkat pengetahuan ……… 17

3. Factor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan ………. 19

4. Pengukuran pengetahuan ………. 21

C. Pertolongan pertama pada cedera (kecelakaan) ……… 22

1. Definisi ………... 22

2. Pentingnya P3K ……… 22

3. Tujuan P3K ……….. 23

4. Prinsip P3K ……….. 23

5. First aid box ……… 23

6. Penggunaanfirst aid box ……….. 26

7. Peralatan kotak obat 27 D. Macam cedera di rumah tangga dan penanganannya ………... 28

1. Jatuh ………... 28

2. Luka insisi ………... 29

3. Tersengat listrik ……… 29

4. Keracunan ………... 30

(10)

ix

A. Jenis penelitian ……….. 38

B. Populasi dan sampel ……….. 39

C. Lokasi dan waktu penelitian ……….. 40

D. Variabel penelitian ………. 41

E. Definisi operasional ……….. 41

F. Hubungan antar variabel ……… 42

G. Instrument penelitian ………. 42

H. Teknik pengumpulan data ………. 44

I. Uji validitas dan reliabilitas ……….. 46

J. Pengolahan data dan metode analisa data ………... 48

K. Etika penelitian ……….. 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Gambaran umum lokasi penelitian ……….. 52

2. Gambaran umum karakteristik responden ……… 52

3. Analisa univariat ……….. 54

4. Analisa bivariat ……….. 55

B. PEMBAHASAN 1. Karakteristik responden ……….. 57

2. Pengetahuan responden tentang komponen yang harus ada di dalamfirst aid boxdan penanganan cedera anaktoddler di rumah tangga ……… 60

3. Pengaruh pendidikan kesehatan tentang penggunaanfirst aid boxdalam penanganan cedera anaktoddler di rumah tangga ………... 62

C. KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENELITIAN ………. 65

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN ……….. 67

B. SARAN ………... 68

DAFTAR PUSTAKA ……….. 69

(11)

x

DAFTAR TABEL

HAL

Tabel 1 Klasifikasi luka bakar 31

Tabel 2 Pernyataan orang tua terhadap penanganan cedera anak toddlerdi rumah tangga

43 Tabel 3 Interpretasi nila r reliabilitas menurut Arikunto 47 Tabel 4 Karakteristik responden berdasarkan usia, jenis kelamin, dan

pendidikan terakhir

53 Tabel 5 Distribusi tingkat penbgetahuanpre-testdanpost-testresponden

tentang pentingnya komponen dalamfirst aid boxdan penanganan cedera anak usiatoddlerdi rumah tangga pada kelompok control dan intervensi

55

Tabel 6 Hasil uji normalitas data 55

Tabel 7 Hasil uji statistik tingkat pengetahuan pre-test post-testkelompok intervensi tentang komponenfirst aid boxdan penanganan cedera anaktoddlerdi rumah tangga

56

Tabel 8 Hasil uji statistik tingkat pengetahuan pretest post-testkelompok control tentang komponenfirst aid boxdan penanganan cedera anaktoddlerdi rumah tangga

56

Tabel 9 Hasil uji statistik tingkat pengetahuan pre-testkelompok control intervensi tentang tentang komponenfirst aid boxdan penanganan cedera anaktoddlerdi rumah tangga

56

Tabel 10 Distribusi hasil uji statistikmann whitney u testtingkat pengetahuanpost-test padakelompok control dan kelompok intervensi tentang komponenfirst aid boxdan penanganan cedera anaktoddlerdi rumah tangga

(12)

xi

Lampiran 4 Kuesioner tentang tentang komponenfirst aid boxdan penanganan cedera anaktoddlerdi rumah tangga

Lampiran 5 Satuan acara pengajaran komponenfirst aid boxdan penanganan cedera anaktoddlerdi rumah tangga

Lampiran 6 Leafletpenanganan cedera

Lampiran 7 Powerpointpresentasi penyuluhan komponenfirst aid boxdan penanganan cedera anaktoddlerdi rumah tangga

Lampiran 8 Layak etik

Lampiran 9 Surat permohonan ijin penelitian Lampiran 10 Surat ijin penelitian

(13)

xii

Amalia Rizqiani(2016). Pengaruh Pendidikan KesehatanFirst Aid Box Terhadap Tingkat Pengetahuan Orang Tua Dalam Penanganan Cedera AnakToddlerDi Rumah Tangga Adviser :Azizah Khoiriyati, S.Kep., Ns., M.Kep.

INTISARI

Latar Belakang: Cedera merupakan ancaman bagi kesehatan diseluruh dunia (Kuschithawati dkk, 2007). Menurut World Health Organization (WHO) cedera mengakibatkan 5,8 juta kematian di seluruh dunia Menurut DINKES Bantul (2014), prevalensi kejadian cedera pada anak usia toddler adalah jatuh (8,9%), kecelakaan tenggelam (20,6%), fraktur tulang (2,6%), luka bakar (5,3%), kemasukan benda asing (9,7%), cedera yang tidak terduga (8,7%), dan keracunan (10,26%).

Tujuan: untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan orang tua dalam penanganan cedera anaktoddlerdi rumah tangga. Metode:quasy experimental study with kontrol group design dengan rancangan pre-test-post-test untuk menguji pengaruh pemberian pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan orang tua dalam penanganan cedera anak toddler di rumah tangga. Uji sampel sebanyak 44 yaitu 22 untuk kelompok kontrol dan 22 untuk kelompok intervensi. Uji validitas menggunakan pearson product moment dan uji reliabilitas menggunakan KR-20. Data diuji dengan pairedT-TestdanIndependent T-Test.

Hasil: hasil uji statistik tingkat pengetahuan dengan rancangan pre-test-post-test kelompok kontrol tentang pengetahuan komponen first aid box dan penanganan cedera anak toddler diperoleh nilai yang signifikan 0,000 (p<0,05), sedangkan pada kelompok intervensi juga didapatkan hasil yang signifikan 0,000 (p<0,05). Hasil uji statistikIndependent T-Test padapost-testkelompok control dan intervensi diperoleh nilai probabilitas sig. (2-tailed) sebesar 0,000 (p<0,05).

Kesimpulan: ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan orang tua.

(14)

xiii ABSTRACT

Background: Injuries are a threat to health worldwide (Kuschithawati et al, 2007). According to the World Health Organization (WHO) injuries resulting in 5.8 million deaths worldwide. According DINKES Bantul (2014), the prevalence of injury in children ages toddler is falling (8.9%), drowning accidents (20.6%), bone fracture (2.6%), burns (5.3%), intruding foreign bodies (9.7%), unexpected injury (8.7%), and poisoning (10.26%).

Objective: To determine the effect of health education on the level of parental knowledge in handling injury toddler child in the household.

Methods:quasy experimental study with control group design with the design of pre-test-post-test to test the effect of health education on the level of parental knowledge in handling injury toddler child in the household. Test sample 44 at 22 for the control group and 22 to the intervention group. Test the validity of using the Pearson product moment and reliability testing using the KR-20. Data were tested by paired T-test and Independent T-Test.

Results: The results of statistical tests the level of knowledge of the design of pre-test-post-test control group on the knowledge component of first aid box and the handling of child injury toddler obtained significant value of 0.000 (p <0.05), whereas in the intervention group also showed that 0,000 significant (p <0.05). Statistical test results Independent T-Test on the post-test control and intervention group obtained probability value sig. (2-tailed) of 0.000 (p <0.05).

(15)

Amalia Rizqiani(2016). The effect of health education about first aid box to level of knowledge parents in handling toddler injuries in household Pengaruh Pendidikan KesehatanFirst Aid BoxTerhadap Tingkat Pengetahuan Orang Tua Dalam Penanganan Cedera AnakToddler Di Rumah Tangga

Adviser :Azizah Khoiriyati, S.Kep., Ns., M.Kep. INTISARI

Latar Belakang: Cedera merupakan ancaman bagi kesehatan diseluruh dunia (Kuschithawati dkk, 2007). Menurut World Health Organization (WHO) cedera mengakibatkan 5,8 juta kematian di seluruh dunia Menurut DINKES Bantul (2014), prevalensi kejadian cedera pada anak usia toddler adalah jatuh (8,9%), kecelakaan tenggelam (20,6%), fraktur tulang (2,6%), luka bakar (5,3%), kemasukan benda asing (9,7%), cedera yang tidak terduga (8,7%), dan keracunan (10,26%).

Tujuan: untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan orang tua dalam penanganan cedera anaktoddlerdi rumah tangga.

Metode: quasy experimental study with kontrol group design dengan rancangan pre-test-post-test untuk menguji pengaruh pemberian pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan orang tua dalam penanganan cedera anaktoddlerdi rumah tangga. Uji sampel sebanyak 44 yaitu 22 untuk kelompok kontrol dan 22 untuk kelompok intervensi. Uji validitas menggunakan pearson product moment dan uji reliabilitas menggunakan KR-20. Data diuji dengan paired T-TestdanIndependent T-Test.

Hasil: hasil uji statistik tingkat pengetahuan dengan rancangan pre-test-post-test kelompok kontrol tentang pengetahuan komponen first aid box dan penanganan cedera anak toddler diperoleh nilai yang signifikan 0,000 (p<0,05), sedangkan pada kelompok intervensi juga didapatkan hasil yang signifikan 0,000 (p<0,05). Hasil uji statistikIndependent T-Testpada post-test kelompok control dan intervensi diperoleh nilai probabilitas sig. (2-tailed) sebesar 0,000 (p<0,05).

(16)

bodies (9.7%), unexpected injury (8.7%), and poisoning (10.26%).

Objective: To determine the effect of health education on the level of parental knowledge in handling injury toddler child in the household.

Methods: quasy experimental study with control group design with the design of pre-test-post-test to pre-test-post-test the effect of health education on the level of parental knowledge in handling injury toddler child in the household. Test sample 44 at 22 for the control group and 22 to the intervention group. Test the validity of using the Pearson product moment and reliability testing using the KR-20. Data were tested by paired T-test and Independent T-Test.

Results:The results of statistical tests the level of knowledge of the design of pre-test-post-test control group on the knowledge component of first aid box and the handling of child injury toddler obtained significant value of 0.000 (p <0.05), whereas in the intervention group also showed that 0,000 significant (p <0.05). Statistical test results Independent T-Test on the post-test control and intervention group obtained probability value sig. (2-tailed) of 0.000 (p <0.05). Conclusion: there is the effect of health education on the level of parental knowledge

(17)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Seorang anak usia toddler (1-3 tahun) menunjukkan perkembangan motorik yang lebih lanjut dan anak menunjukkan kemampuan aktivitas yang lebih banyak bergerak, mengembangkan rasa ingin tahu dan eksplorasi terhadap benda-benda yang ada disekelilingnya. Keterampilan motorik seperti berlari, berjalan, melompat menjadi sangat luwes, tetapi otot dan tulang belum begitu sempurna. Melihat karakteristik perkembangannya, anak usia toddler lebih berisiko terjadi kecelakaan (Supartini, 2004).

(18)

cedera pada anak usia 0-3 tahun per tahunnya yaitu sebanyak 371/100.000 anak (Agran, dkk, 2003).

(19)

3

Menurut DINKES DIY (2014), prevalensi kejadian cedera pada anak usia toddler adalah luka bakar dan korosi (3,04%), cedera yang tidak terduga (11,74%), cedera akibat kemasukan benda asing (3,66%), keracunan akibat pemaparan gas-gas (7,05%), dislokasi (0,8%), keracunan pelarut organic (0,9%), terjatuh (4,1%), kecelakaan tenggelam dan terbenam (62,9%). Menurut DINKES Bantul (2014), prevalensi kejadian cedera pada anak usia toddler adalah jatuh (8,9%), kecelakaan tenggelam (20,6%), fraktur tulang (2,6%), luka bakar (5,3%), kemasukan benda asing (9,7%), cedera yang tidak terduga (8,7%), dan keracunan (10,26%).

Upaya pencegahan yang dapat dilakukam dalam kasus cedera di rumah tangga adalah dengan cara memberikan pendidikan kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran mengenai pentingnya menggunakan kotak obat. Pendidikan kesehatan adalah adalah proses yang direncanakan dengan sadar untuk menciptakan peluang bagi individu-individu untuk senantiasa belajar memperbaiki kesadaran (literacy) serta meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya (life skills) demi kepentingan kesehatannya (Nursalam, 2008). Pendidikan kesehatan tidak hanya memberikan informasi saja, tetapi yang penting adalah menciptakan kegiatan yang dapat memandirikan seseorang untuk mengambil keputusan terhadap kesehatan yang dihadapi (Nursalam, 2009).

Seperti tercantum dalam Al-Quran Surat Al Mujadalah ayat 11 yang artinya: “hai orang-orang yang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:

“Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah

(20)

kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan

beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Ayat tersebut menjelaskan tentang adab dalam menuntut ilmu dan manfaat serta pentingnya ilmu pengetahuan bagi manusia karena orang yang memiliki ilmu pengetahuan banyak akan ditinggikan derajatnya oleh Allah SWT.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan dengan cara wawancara kepada 19 orangtua yang mempunyai anak usia toddler di daerah Tegalwangi Tamantirto Kasihan Bantul, peneliti mendapatkan hasil bahwa sebesar 89,4% anak pernah mengalami cedera antara lain terjatuh, tersayat, terjepit, dan kemasukan benda asing. Delapan puluh empat, dua % orangtua mengatakan memiliki first aid box, dan sebesar 36,8% orangtua mengatakan bahwa mereka melakukan penanganan cedera dengan menggunakan peralatan di first aid box, 26,3% mengatakan ketika anak mereka mengalami cedera mereka langsung membawa anak ke pelayanan kesehatan terdekat atau ke puskesmas terdekat, dan sebesar 31,5% orangtua melakukan penanganan cedera dengan menggunakan obat tradisional.

Menurut uraian diatas peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang pengaruh pendidikan kesehatan first aid box terhadap tingkat pengetahuan orangtua dalam penanganan cedera anaktoddlerdi rumah tangga.

B. RUMUSAN MASALAH

(21)

5

terhadap tingkat pengetahuan orangtua dalam penanganan cedera anak toddlerdi rumah tangga?”.

C. TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan Umum

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan first aid box terhadap pengetahuan orangtua dalam penanganan cedera anaktoddlerdi rumah tangga.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui pengetahuan orangtua dalam penanganan cedera anaktoddler di rumah tangga.

b. Mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan sebelum dilakukan intervensi pendidikan kesehatan tentang pentingnya penggunaan first aid boxdalam rumah tangga dan penanganan cedera anak antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol.

c. Mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukannya intervensi pendidikan kesehatan tentang pentingnya penggunaan first aid box dalam rumah tangga dan penanganan cedera anak pada kelompok intervensi.

(22)

e. Mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan setelah dilakukannya intervensi pendidikan kesehatan tentang pentingnya penggunaan first aid box dalam rumah tangga dan penanganan cedera anak antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol.

D. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: 1. Data baseduntuk Ilmu Keperawatan

Peneliti memberikan informasi lebih untuk pengetahuan dan efektivitas pendidikan kesehatan tentang penggunaan first aid box terhadap tingkat pengetahuan orangtua dalam menangani cedera anaktoddlerdi rumah tangga. 2. Bagi Responden

Peneliti memberikan informasi dan masukan tentang pendidikan kesehatan penggunaan first aid box terhadap tingkat pengetahuan orangtua dalam menangani cedera anak toddler di rumah tangga dan dapat melakukan pencegahan cedera di rumah tangga secara mandiri sehingga kejadian cedera di rumah tangga dapat diminimalkan.

3. Peneliti

(23)

7

4. Bagi peneliti berikutnya

Peneliti memberikan dasar penelitian berikutnya, terutama yang berhubungan dengan masalah cedera yang berat di rumah tangga dalam upaya pencegahan (preventive).

E. PENELITIAN TERKAIT

Berikut penelitian terkait yang berhubungan dengan penelitian ini:

1. (Ratna & indarwati, 2011) dengan judul “Hubungan Pengetahuan dan Sikap Orangtua Tentang Bahaya Cedera dan Cara Pencegahannya Dengan Praktik Pencegahan Cedera Pada Anak Usia Toddler di Kelurahan Blumbang Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar”. Berdasarkan data

(24)

besar memiliki sikap positif (60,3%), dan sebagian besar memiliki praktik baik (73,5%). Hasil analisabivariat didapatkan hubungan antara pengetahuan dengan praktik pencegahan cedera dengan OR = 4.445 dan CI 95% (1.284-15.449). terdapat hubungan antara sikap dengan praktik pencegahan cedera dengan OR= 9.962 dan CI 95% (2.774-35.768). Analisa multivariate menunjukkan bahwa variabel sikap lebih berpengaruh terhadap praktik pencegahan cedera, disbanding dengan variabel pengetahuan.

(25)

9

eksperimen dengan nilai p = 0,001 atau p<0,05 yang menunjukkan bahwa pengetahuan dan sikap pada kelompok eksperimen terjadi peningkatan yang signifikan. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ada pengaruh pendidikan “save the children” terhadap sikap orangtua dalam pencegahan kecelakaan balita.

3. (Shah, M., Orton, E., Tata, L.J., Gomes, C., Kendrick, D, 2013), tentang Risk factors for scaled injury in children under 5 years of age: A case-kontrol

study using routinely collected data, Cedera melepuh sangat umum, hampir setengah dari semua luka bakar terjadi pada anak-anak pra sekolah. Kebanyakan luka bakar dapat dicegah dan profesional kesehatan dapat

memainkan peran penting dalam penargetan intervensi untuk mereka yang

berisiko terbesar. Namun, potensi data medis secara rutin dikumpulkan akan

digunakan untuk mengidentifikasi anak-anak berisiko tinggi belum

dieksplorasi dengan baik. Jurnal ini menggunakan studi kasus-kontrol yang

cocok untuk mengidentifikasi faktor risiko cedera melepuh pertama pada anak

di bawah 5 tahun menggunakan database besar, perwakilan nasional dari rutin

dikumpulkan catatan perawatan primer. Di antara 986 kasus dan 9240 kontrol,

jenis kelamin laki-laki, usia (2 tahun), urutan kelahiran lebih tinggi, keluarga

orang tua tunggal dan meningkatkan indeks kekurangan bahan dikaitkan

dengan peningkatan kemungkinan cedera melepuh. Usia ibu yang lebih tua

saat melahirkan dikaitkan dengan kemungkinan penurunan cedera melepuh.

(26)

mengumpulkan data perawatan primer dan praktisi perawatan primer dapat

menggunakan informasi ini untuk menargetkan intervensi keselamatan

(27)

1 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Kesehatan

1. Pengertian Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan adalah proses yang direncanakan dengan sadar untuk menciptakan peluang bagi individu-individu untuk senantiasa belajar memperbaiki kesadaran (literacy) serta meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya (life skills) demi kepentingan kesehatannya (Nursalam, 2008). Pendidikan kesehatan merupakan suatu proses perubahan perilaku yang dinamis dengan tujuan mengubah atau memprngaruhi perilaku manusia yang meliputi komponen pengetahuan, sikap, ataupun praktik yang berhubungan dengan tujuan hidup sehat baik secara individu, kelompok maupun masyarakat, serta merupakan komponen dari program kesehatan (Suliha, 2002).

2. Tujuan Pendidikan Kesehatan

(28)

2

b) Agar memiliki pengertian yang lebih baik tentang eksistensi perubahan system dan cara memanfaatkannya dengan efektif dan efisien.

c) Agar mempelajari apa yang dapat dilakukannya secara mandiri. 3. Faktor yang mempengaruhi pendidikan kesehatan

Menurut Notoatmojo (2012), ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan promosi kesehatan dalam melakukan pendidikan kesehatan diantaranya yaitu:

a) Promosi kesehatan dalam faktor predisposisi

Promosi kesehatan bertujuan untuk menggugah kesadaran, memberikan atau meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pemeliharaan dan peningkatan kesehatan bagi dirinya sendiri, keluarganya, maupun masyarakatnya. Disamping itu dalam konteks promosi kesehatan juga memberikan pegertian tentang tradisi kepercayaan masyarakat dan sebagainya, baik yang merugikan maupun yang menguntungkan kesehatan. Bentuk promosi ini dilakukan dengan penyuluhan, pameran, iklan layanan kesehatan, dan sebagainya.

b) Promosi kesehatan dalam faktor-faktorenabling(penguat)

(29)

3

memberikan arahan, dan cara-cara mencari dana untuk pengadaan sarana dan prasarana.

c) Promosi kesehatan dalam faktorreinforcing(pemungkin)

promosi kesehatan ini ditujukan untuk mengadakan pelatihan bagi tokoh agama, tokoh masyarakat, dan petugas kesehatan sendiri dengan tujuan agar sikap dan perilaku petugas dapat menjadi teladan, contoh atau acuan bagi masyarakat tentang hidup sehat.

4. Metode dan Teknik Pendidikan Kesehatan

Menurut Suliha (2002), metode pendidikan kesehatan pada dasarnya merupakan pendekatan yang digunakan dalam proses pendidikan untuk menyampaikan pesan kepada sasaran pendidikan kesehatan yaitu individu, keluarga/ kelompok dan masyarakat. Metode pembelajaran dapat berupa metode pendidikan individu, kelompok/ keluarga dan metode pendidikan massa.

Menurut Notoadmodjo (2010), metode dan teknik pendidikan kesehatan adalah suatu kombinasi antara cara-cara atau metode dan alat-alat bantu atau media yang digunakan dalam setiap pelaksanaan promosi kesehatan. Berdasarkan sasarannya, metode dan teknik pendidikan kesehatan dibagi menjadi 3 yaitu:

a. Metode pendidikan kesehatan individual

(30)

4 b. Metode pendidikan kesehatan kelompok

Teknik dan metode pendidikan kesehatan kelompok ini digunakan untuk sasaran kelompok. Sasaran kelompok dibedakan menjadi 2 yaitu: kelompok kecil kalau kelompok sasaran terdiri antara 6-15 orang dan kelompok besar, jika sasaran tersebut diatas 15 sampai dengan 50 orang. Oleh karena itu metode pendidikan kesehatan kelompok juga dibedakan menjadi 2 yaitu:

1) Metode dan teknik pendidikan kesehatan untuk kelompok kecil, misalnya diskusi kelompok, metode curah pendapat (brain storming), bola salju (snow ball), bermain peran (role play), metode permainan simulasi (simulation game), dan sebagainya. Untuk mengefektifkan metode ini perlu dibantu dengan alat bantu atau media, misalnya lembar balik (flip chart), alat peraga, slide, dan sebagainya.

2) Metode dan teknik pendidikan kesehatan untuk kelompok besar, misalnya metode ceramah yang diikuti atau tanpa diikuti dengan tanya jawab, seminar, loka karya, dan sebagainya. Untuk memperkuat metode ini perlu dibantu pula dengan alat bantu misalnya,overhead projector, slide projector, film, sound system, dan sebagainya. 3) Metode pendidikan kesehatan massa, apabila sasaran pendidikan kesehatan misal

(31)

5

a) Ceramah umum, misalnya dilapangan terbuka dan tempat-tempat umum

b) Penggunaan media massa elektronik, seperti radio dan televise. Penyampaian pesan melalui radio atau TV ini dapat dirancang dengan berbagai bentuk, misalnyatalk show, dialog interaktif, simulasi, dan sebagainya.

c) Penggunaan media cetak, seperti koran, majalah, buku,leaflet, selebaran poster, dan sebagainya. Bentuk sajian dalam media cetak ini juga bermacam-macam, antara lain artikel tanya jawab, komik, dan sebagainya.

d) Penggunaan media di luar ruang, misalnya billboard, spanduk, umbul-umbul, dan sebagainya.

B. Pengetahuan

1. Pengertian pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu indera penglihatan, indera pendengaran, penciuman , rasa , dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Notoadmodjo, 2007). Pengetahuan merupakan khasanah kekayaan mental yang secara langsung atau tidak turut memperkaya kehidupan kita, pengetahuan merupakan sumber jawaban dari berbagai pertanyaan yang muncul dalam kehidupan (Suriasumantri, 2010)

(32)

6 2. Tingkat pengetahuan

Tingkat pengetahuan merupakan hasil dari tahu mengenai suatu objek tertentu setelah melalui panca indera manusia yaitu penglihatan, pendengaran, rasa, dan perabaan. Tingkat pengetahuan merupakan suatu kebutuhan bagi keluarga apabila diikuti dengan pendidikan (Notoadmodjo, 2007). Tingkat pengetahuan bersifat pengenalan terhadap sesuatu benda atau hal secara objektif. Tingkat pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Sarwono, 2004). Terdapat beberapa tingkat pengetahuan, yaitu:

a. Tahu (know)

Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada sebelumnya setelah mengganti sesuatu (Notoadmodjo, 2007). Tahu berarti mengingat suatu materi yang dipelajari atau rangsangan yang diterima sebelumnya. Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa seseorang itu tahu adalah ia dapat menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, dan menyatakan (Maulana, 2009).

(33)

7

Memahami merupakan kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar. Orang yang paham harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh dan menyimpulkan (Maulana, 2009). c. Aplikasi (application)

Aplikasi yaitu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi sebenarnya. Aplikasi yang dimaksud disini seperti penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip (Notoadmodjo, 2007). Mempelajari aplikasi berarti kemampuan menggunakan materi yang telah dipelajaripada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, dan prinsip dalam situasi nyata (Maulana, 2009).

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan atau memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui (Notoadmodjo, 2007). Analisis adalah kemampuan menjabarkan materi atau objek ke dalam bagian-bagian yang lebih masih dalam satu struktur organisasi dan ada kaitannya stu sama lain. Kemampuan analisis dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan, membuat bagan, membedakan, memisahkan, dan mengelompokkan (Maulana, 2009).

e. Sintesis (synthesis)

(34)

8

menyesuaikan suatu teori atau rumusan yang telah ada (Maulana, 2009). f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi adalah kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek yang didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau dengan kriteria yang sudah ada (Notoadmodjo, 2007). Evaluasi berkaitan dengan kemampuan melakukan justifikasi atau penelitian terhadap suatu materi atau objek. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan kriteria sendiri atau kriteria yang telah ada (Maulana, 2009).

3. Faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan masyarakat meliputi: a. Sosial ekonomi

Lingkungan sosial akan mendukung tingginya pengetahuan seseorang. Bila ekonomi baik, tingkat pendidikan tinggi maka tingkat pengetahuan akan tinggi juga (Notoadmodjo, 2007). Tradisi yang biasanya turun-temurun baik positif maupun negative dalam suatu kebudayaan dapat mempengaruhi pengetahuan, persepsi, dan sikap terhadap sesuatu, seperti jika budaya lingkungan bersih, masyarakat akan bersikap menjaga lingkungannya agar tetap bersih (Budiman, 2013).

(35)

9

Budaya sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang karena informasi yang baru akan disaring sesuai atau tidak dengan budaya yang ada atau agama yang ia anut (Notoadmodjo, 2007).

c. Pendidikan

Pendidikan adalah bimbingan yang diberikan kepada seseorang dari orang lain tentang suatu hal agar dapat meningkatkan pemahaman dan dapat memahami materi. Seseorang yang mempunyai tingkat pendidikan lebih tinggi, mudah menerima informasi yang diterima, memiliki pengetahuan lebih serta mempunyai wawasan lebih luas dibandingkan dengan orang yang berpendidikan rendah , tetapi seseorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mempunyai pengetahuan yang rendah (Budiman, 2013).

Semakin tinggi tingkat pendidikan, maka ia akan mudah menerima hal baru dan akan mudah menyesuaikan dengan hal baru tersebut (Notoadmodjo, 2007).

d. Pengalaman

Pengalaman adalah suatu kejadian atau keadaan yang pernah dialami oleh seseorang dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang dapat diperoleh dari diri sendiri maupun orang lain di masa lalu. Pengalaman yang kurang baik cenderung dilupakan oleh seseorang, tetapi jika pengalaman dapat membuat rasa senang secara psikologis maka akan timbul kesan yang tertinggal sehingga menghasilkan sikap yang positif (Budiman, 2013).

(36)

10

Menurut Skinner dalam Budiman & Riyanto (2013), bila seseorang mampu menjawab mengenai materi tertentu baik secara lisan maupun tulisan, maka dikatakan seseorang tersebut mengetahui bidang tersebut. Sekumpulan jawaban yang diberikan tersebut dinamakan pengetahuan. Pengukuran bobot pengetahuan seseorang ditetapkan menurut hal-hal sperti berikut:

a. Bobot I : tahap tahu dan pemahaman.

b. Bobot II : tahap tahu, pemahaman, aplikasi, dan analisis

c. Bobot III : tahap tahu, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin diketahui atau diukur dapat disesuaikan dengan tingkat-tingkat pengetahuan (Mubarak, 2007).

Menurut Budiman & Riyanto (2013), dalam membuat kategori tingkat pengetahuan bisa juga dikelompokkan menjadi dua kelompok jika yang diteliti masyarakat umum, yaitu sebagai berikut:

a. Tingkat pengetahuan kategori baik jika nilainya > 50%.

b. Tingkat pengetahuan kategori kkurang baik jika nilainya≤ 50%.

Namun, jika yang diteliti respondennya petugas kesehatan, maka presentasenya akan berbeda yaitu:

(37)

11

b. Tingkat pengetahuan kategori kurang baik jika nilainya≤ 75%. C. Pertolongan Pertama Pada Cedera (P3K)

1. Definisi

Maksud dari P3K ialah memberikan pertolongan sementara kepada seseorang yang sakit mendadak (cedera) sebelum ditolong oleh tim medis (Magfuri, 2014). 2. Pentingnya P3K

Menurut Magfuri (2014) pentingnya P3K antara lain: Untuk mencegah bahaya maut yang sekiranya masih bisa dihindari, untuk mengurangi perasaan takut dan gelisah, dan yang terakhir adalah untuk mencegah atau mengurangi bahaya akibat cedera.

3. Tujuan P3K

Tujuan P3K menurut Magfuri (2014) antara lain:

a. Untuk melatih seseorang dalam menangani cedera dengan tepat dan cepat.

b. Untuk mencegah terjadinya kerusakan atau cedera tambahan karena pertolongan yang tidak tepat.

c. Memberi pertolongan pada cedera atau penyakit yang datangnya mendadak. d. Pertolongan yang cepat dan tepat sangat diharapkan guna menyelamatkan jiwa. 4. Prinsip P3K

Prinsip P3K menurut Ali Magfuri (2014) antara lain bertindak cepat, tepat, dan hati-hati dan melihat situasi yang sebaik-baiknya.

(38)

12

lokal), dan jka orang tua berada di wilayah bantul bisa menghubungi 118 jika anda mengalami keadaan darurat medis. Namun anda dapat mengurangi resiko dari cedera dan penyakit yang serius dengan mempersiapkan kotak obat di rumah.

Isifirst aid boxmenurut ACEP:

ACEP merekomendasikan daftar barang yang harus ada di dalam first aid box (kotak obat) antara lain

a. Informasi

1.) Nomor telepon darurat 118, nomor telepon darurat ini harus ada di dalam kotak obat (first aid box).

2.) Bentuk persetujuan medis, ini memungkinkan orang yang anda tunjuk untuk memberi perawatan medis dalam situasi darurat ketika anda tidak dapat memberikan persetujuan. Jika anda memiliki anak-anak, berikan mereka pengasuh yang paham mengenai perawatan cedera.

3.) Riwayat penyakit dari anggota keluarga, ini termasuk daftar alergi yang dimiliki anggota keluarga dan daftar obat.

b. Daftar obat menurut ACEP

(39)

13

2.) Obat batuk dan obat sirup, pastikan untuk memberikan obat dan dosis yang sesuai dengan usia. Beberapa obat flu juga mengandung acetaminophen atau ibuprofen, jadi hati-hatilah untuk menghindari overdosis. Sebagai orang tua harus berhati-hati dari bahaya tersedak saat memberikan obat untuk anak. 3.) Obat alergi, obat ini mungkin dalam bentuk cair, krim atau injeksi epinefrin

seperti yang diarahkan oleh dokter. Jangan gunakan cairan antihistamin dan krim pada saat yang sama.

4.) Krim hidrokortison, untuk meringankan iritasi dari ruam. Perhatikan bahwa dosis krim berbeda-beda, maka hubungi dokter untuk dosis yang tepat.

5.) Tablet dekongestan, berhati-hati dari dosis untuk usia yang tepat. c. Perban dan persediaan cedera/ perawatan luka lain menurut ACEP

1.) Perban dari aneka ukuran untuk menutupi luka kecil dan goresan, penutup perban atau pembalut butterfly, perban segitiga atau mitela untuk membungkus luka dan membuat gendongan lengan, elastic warps untuk membungkus pergelangan tangan, pergelangan kaki, lutut, dan cedera siku. Rol kasa dua inch dan 4 inch untuk menutup luka besar dan goresan, pita perekat untuk menjaga kasa tetap di tempat.

2.) Gunting tajam untuk memotong pita, kasa atau pakaian. Antiseptik wipes untuk mensterilkan luka atau tangan, antibiotik salep untuk mensterilkan dan melindungi luka dari infeksi.

(40)

14

1.) Thermometer untuk mengukur suhu, untuk bayi dibawah usia 1 tahun menggunakan thermometer rektal. Jangan gunakan thermometer berbasis merkuri, petroleum jelly untuk melumasi thermometer dubur.

2.) Calamine lotionuntuk mengurangi rasa gatal dan iritasi dari gigitan serangga, aloe vera gel untuk meredakan masalah kulit termasuk luka bakar, gatal-gatal dan kulit kering.

6. Penggunaanfirst aid box

Simpan daftar obat di dalam first aid box, periksa obat setiap tahun dang anti barang yang sudah terpakai atau barang lama, tempatkan box di dalam rumah, beritahu orang rumah dimana letakboxberada. Tempatkanboxdimana orang dewasa dapat dengan mudah mencapainya tapi anak-anak tidak bisa.

Menurut Magfuri (2014) obat yang harus ada dalam kotak obat antara lain:

a. Obat luar, ada macam-macam obat luar yang bias digunakan antara lain: Mercurochroom, biasa disebut dengan obat merah, betadine untuk membersihkan luka dengan cara dicampurkan ke air, obat tetes mata untuk mengatasi mata gatal berair atau karena iritasi, dan salep zink untuk mengobati luka bakar

b. Obat oral

(41)

15

a) Tablet antasida, ranitidine, untuk mengobati gejala-gejala dyspepsia atau nyeri perut akibat peningkatan asam lambung.

b) Tablet antalgin untuk menghilangkan rasa sakit/ nyeri dan demam. 2) Obat sakit perut

Tablet norit dapat menyerap zat-zat racun di dalam lambung akibat keracunan makanan.

c. Obat-obat gosok

Obat-obat gosok seperti balsam dan minyak angin ini berguna untuk menghangatkan kulit, untuk mengurangi rasa pegal, linu, sakit, nyeri.

7. Peralatan kotak obat a. Pembalut

Pembalut merupakan selembar kain yang berguna untuk: 1) Menahan kasa penutup luka.

2) Menahan pembengkakan.

3) Menahan agar bagian badan yang cedera tidak bias bergerak untuk meminimalisir cedera yang lebih parah.

Pembalut ada bermacam-macam diantaranya adalah mitela, platenga, funda pembalut jenis ini berbahan dasar kain. Ada juga elastic verban yang bias digunakan untu mengurangimobilisasisendi.

b. Kapas

Kapas ini khusus digunakan pengobatan, berguna untuk pembersihan atau pencucian luka.

(42)

16

d. Bidai, digunakan untuk paha dan betis, gunting untuk memotong plester atau kasa, pisau lipat, lampu senter, thermometer, dan alcohol 70% untuk mensterilkan alat.

D. Macam cedera di rumah tangga dan penanganannya 1. Jatuh

Tindakan pertama adalah memastikan bahwa korban masih bernafas dan mempunyai jalan udara yang lancer. Penolong kemudian mengkaji kesadaran korban dan setelah itu memindahkan korban. Jika korban sadar dan mengeluh nyeri hebat pada tungkai atau lengan, kemungkinan korban mengalami patah tulang. Dalam keadaan ini biarkan korban berada pada posisinya. Cedera pada tungkai dapat diikat kuat-kuat pada mata kaki dan lutut, sehingga dapat efektif mengimobilisasikan frakturtersebut. Gunakan kain untuk mengimobilisasi daerah yang fraktur agar tidak menambah cedera (Swasanti & Putra, 2014).

2. Luka insisi

(43)

17

dicuci bersih dan kemudian gunakan sebuah pembalut untuk menutup luka. Luka yang besar akan mengalami perdarahan lebih banyakdan membutuhkan penanganan segera. Korban harus duduk atau berbaring dengan posisi luka dinaikkan setinggi jantung. Penekanan pada luka harus dipertahankan selama kira-kira 10 menit. Segera setelah aliran darah berkurang gunakan pembalut atau kain bersih untuk diletakkan diatas luka (Swasanti & Putra, 2014)

3. Tersengat listrik

Banyak rumah yang berisi sejumlah peralatan listrik. Anak usia toddler mengalami peningkatan kemampuan motorik halus dan kasar sehingga beresiko terkena sengatan listrik. Jika anak terkena sengatan listrik hal pertama yang harus dilakukan orangtua adalah segera matikan arus listrik. Jika hal ini tidak memungkinkan, penolong berdiri pada tempat yang kering, lapisi benda (karet, Koran yang digulung tebal, buku atau kayu) dan gunakan benda yang sama ditangan, pukul atau tarik korban dari kontak dengan tangan kosong. Beberapa pertolongan pertama terdiri atas penutupan luka dengan menggunakan kasa steril atau selembar kain bersih sampai pasien mencapai rumah sakit (Swasanti & Putra, 2014).

4. Keracunan

(44)

18

pembilasan lambung bila anak menelan bahan kimia dengan memberikan air garam (Swasanti & Putra, 2014).

2) Luka bakar

Jika anak mengalami luka bakar ringan segera tempatkan area luka dibawah air yang mengalir, hal ini dapat mengurangi nyeri dengan segera. Luka bakar ini kemudian harus ditutup dengan kasa steril yang cukup tebal untuk menghindari masuknya udara (Blackwell Scientific Publication 1993)

Menurut Swasanti & Putra (2014) Luka bakar dapat berakibat fatal, mulai dari kehilangan cairan tubuh,shock, kerusakan jaringan atau organ, gangguan pernafasan, dan trauma psikologis. Pada orang dewasa luka bakar 20% dapat menyebabkan shock, sedangkan pada anak 10%. Pedoman untuk menentukan luas luka bakar: kepala dan leher 9%, lengan kiri 9%, lengan kanan 9%, badan bagian depan 18% (punggung 9%, pinggang 9%), tungkai kiri 18% (paha 9%, betis 9%), tungkai kanan 18% (paha 9%, betis 9%), genetalia 1%.

Tabel 1 klasifikasi luka bakar Klasifikasi cairan bening, rasa nyeri saat

(45)

19

Tindakan pertolongan pada luka bakar dilakukan dengan cara berikut: a.) Luka bakar ringan

Segera rendam dengan air dingin, luka bakar dibersihkan dengan menggunakan air dan sabun tetapi harus dilakukan dengan sangat hati-hati, setelah luka benar-benar bersih dapat diberikan krim antibiotic seperti sulfadiazine, tutup luka dengan pembalut atau perban, ketika istirahat bagian tubuh yang luka diletakkan lebih tinggi dari bagian tubuh lainnya (lebih tinggi dari jantung).

b.) Luka bakar sedang (kurang dari 20%)

Rendam bagian yang luka dengan air dingin sampai rasa nyeri reda, jangan mengupas bagian luka yang melepuh, biarkan saja, bersihkan luka dari kotoran, setelah luka bersih dapat diberikan krim antibiotic, jika diperlukan dapat diberikan antibiotic per oral untuk mencegah dan atau meminimalkan dampak infeksi.

c.) Luka bakar berat (lebih dari 20%)

Berikan bantuan pernafasan (masker oksigen) kepada korban, segera mungkin bawa korban ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis.

d.) Luka bakar karena agen kimia berbahaya

(46)

20

segera bawa korban ke rumah sakit agar mendapatkan penanganan yang tepat E. Anak

Anak adalah individu yang unik, mengalami tumbuh kembang, mempunyai kebutuhan psikologis dan spiritual yang harus dipenuhi (Suherman, 2000). Menurut Schulte (1997) anaktoddleradalah anak yang berumur satu sampai tiga tahun.

F. Cedera

World Health Organization (WHO) Siahaan (2005) mendefinisikan cedera sebagai kejadian diluar kemampuan manusia yang disebabkan oleh kekuatan dari luar, terjadi secara mendadak dan dapat menimbulkan kerusakan baik jasmani maupun rohani. sedangkan menurut Dorland (1994), cedera adalah kejadian yang tidak diduga sebelumnya, khususnya yang bersifat merugikan.

Menurut Mott (1990) faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya cedera pada anak dapat dikategorikan menjadi tiga bagian, yaitu:

1. Karakteristik anak

(47)

21

memberikan stimulus lingkungan, orangtua juga harus memperhatikan keselamatan dan keamanan mereka tanpa mengurangi stimulus lingkungan.

2. Karakteristik agen penyebab

Agen penyebab cedera yang penting untuki diketahui adalah air, api, mainan, sepeda, dan bahan beracun. Agen penyebab ini ada di sekitar lingkungan bermain anak. Keamanan dan menghindari kemungkinan cedera dapat dilakukan dengan melibatkan anak untuk dapat memberikan pemahaman mengenai bahan beracun dan bahaya agar anak dapat menghindarinya.

3. Karakteristik lingkungan

Lingkungan fisik dan sosiokultural dapat mempengaruhi terjadinya cedera pada anak. Lingkungan fisik meliputi penataan rumah. Sedangkan lingkungan sosiokultural meliputi poloa asuh, respon keluarga dan kepedulian dari pemerintah atau masyarakat seperti membuat rambu di jalan kampong 10 km/ jam.

Kecenderungan terjadinya cedera pada anak usia toddler dilatarbelakangi oleh kondisi berikut (Supartini, 2004) :

1) Anak usia toddler sedang mengembangkan keterampilan motorik kasarnya yang membuat mereka bergerak terus, berlari, berjinjit, naik turun tangga, pagar, atau mainan, serta sepedanya.

(48)
(49)

23 5. Isifirst aid box.

(50)
(51)

1

1 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Metode penelitian ini menggunakanquasy experimental study with kontrol group design. Penelitian ini akan memberikan intervensi pendidikan kesehatan tentang penggunaan First Aid Box dalam penanganan cedera anak toddler di rumah tangga pada kelompok intervensi dan kontrol serta memberikan pre test sebelum intervensi dan post test setelah intervensi (Hidayat, 2007). Penelitian ini mendiskripsikan ada atau tidak adanya pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan orang tua pada komponen first aid box dan penanganan kecelakaan anak toddler di rumah tangga.

Pola desain penelitian sebagai berikut:

pre-test perlakuan post-test Kelompok intervensi

Kelompok kontrol

Keterangan:

0 : penilaian yang dilakukan sebelum diberikan perlakuan pada kelompok intervensi

(pre-test).

0 X 0

(52)

0 : penilaian yang dilakukan sesudah diberikan perlakuan pada kelompok eksperimen

(post-test).

X: perlakuan (pendidikan kesehatan tentang penggunaan first aid box dalam penanganan cedera anak toddler di rumah tangga, yaitu memberikan pendidikan kesehatan tentang pengertianfirst aid box, manfaatfirst aid box, penggunaan first aid box, dan isifirst aid boxserta penanganan cedera di rumah tangga).

0 : penilaian yang dilakukan pada kelompok kontrol (pre-test).

0 : penilaian yang dilakukan pada kelompok kontrol (post-test).

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah orang tua yang berada di Dusun Tegalwangi Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta dan dusun Gatak Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta yang berjumlah 44 orang.

2. Sampel

(53)

3

a. Kriteria inklusi

1. Orang tua yang tinggal satu rumah dengan anak usiatoddler 2. Orang tua yang memiliki anak usiatoddler(1-3 tahun) 3. Orangtua yang memilikifirst aid box

4. Orang tua bisa baca tulis b. Kriteria ekslusi

1. Orang tua yang tidak hadir dalam pemberian pendidikan kesehatan.

Berdasarkan kriteria inklusi dan eklusi di atas, maka didapatkan jumlah sampel 44 orang tua. Peneliti akan menggunakan metode total sampling dan teori Dimpsey. Kelompok intervensi diambil dari dusun Gatak dan kelompok Kontrol diambil dari dusun Tegalwangi (Sugiyono, 2003).

C. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi penelitian

Tempat dari penelitian ini akan dilaksanakan di Tegalwangi Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta dan Gatak Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

(54)

D. Variabel Penelitian

Variabel dari penelitian ini meliputi: 1. Variabel bebas

Variabel bebas dari penelitian ini adalah pendidikan kesehatan tentang penggunaanfirst aid box.

2. Variabel terikat

Variabel terikat dari penelitian ini adalah tingkat pengetahuan orang tua terhadap penanganan cedera anaktoddler.

E. Definisi Operasional

1. Pendidikan kesehatan tentang penggunaanfirst aid box

Pendidikan kesehatan tentang penggunaan first aid boxadalah pemberian informasi baik secara demonstrasi, lisan maupun tulisan yang diberikan kepada orang tua di Tegalwangi Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta. Pendidikan kesehatan dilakukan sebanyak satu kali pertemuan dalam waktu 45 menit dengan menggunakan media elektronik (power point), alat bantu demonstrasi leaflet danfirst aid boxbeserta komponennya.

(55)

5

F. Hubungan Antar Variabel

Hubungan antar variable dapat dilihat dalam skema antar variable dibawah ini:

G. Instrumen Penelitian 1. Leaflet first aid box

Leaflet yang berisi tentang komponen yang harus ada di kotak obat, serta jenis cedera dan penanganan pertama saat anak mengalami cedera (terlampir).

2. Media elektronik (power point)

Power point tentang first aid box dilakukan dalam waktu 45 menit sesuai dengan satuan acara penyuluhan (SAP). Metode pembelajaran menggunakan ceramah dan Tanya jawab.

3. Kuesioner Data Demografi

Bentuk instrumen adalah kuesioner berupa pertanyaan dibuat sendiri oleh peneliti yang berisi identitas orang tua meliputi nama, alamat, umur, jenis kelamin, apakah pernah mendapatkan informasi tentang pentingnya komponen dalam first aid box dan penanganan cedera anak usia toddler

Variabel Bebas Pendidikan kesehatan

tentang penggunaan first aid box.

Variabel terikat pengetahuan orang

(56)

sudah berapa lama, pendidikan kesehatan tentang pentingnya komponen dalam first aid box dan penanganan cedera anak usia toddler dilakukan oleh siapa, dan berapa kali mendapatkan pendidikan kesehatan tentang pentingnya komponen dalam first aid box dan penanganan cedera anak usiatoddler.

4. Kuesioner Tingkat Pengetahuan Orang Tua Dalam Penanganan Cedera AnakToddler

Kesioner ini merupakan pernyataan yang berhubungan dengan tingkat pengetahuan orang tua dalam penanganan cedera anak toddler dengan menggunakan skala guttman. Kuesioner ini dibuat sendiri oleh peneliti yang mengacupada sumber referensi, digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan orang tua dalam bentuk kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari 24 pernyataan. Pernyataan dibuat dalam 2 tipe yaitu favourable dan unfavourable. Setiap jawaban diberi skor atau penilaian yaitu penskoran data untuk item favourable B (Benar) bernilai 1 dan S (Salah) bernilai 0. Sedangkan untuk penskoran data item unfavourable B (Benar) bernilai 0 dan S (Salah) bernilai 1.

Tabel 2 Pernyataan orang tua terhadap penanganan cedera anaktoddler di rumah tangga

No. KomponenFirst Aid Box Nomor item pernyataan

Favourable Unfavourable

1. KomponenFirst Aid Box 1, 3 2

No. Penanganan cedera anak Nomor item pernyataan

Favorable Unfavourable

(57)

7

No. Penanganan cedera anak Nomor item pernyataan

favorable unfavorable

2. Terjatuh 9, 10, 12 11, 13

3. Luka bakar 14 15, 16, 17

4. Luka insisi 19, 21 18, 20

5. Keracunan 23 22, 24

H. Teknik Pengumpulan Data

1. Peneliti mulai mengajukan perizinan pada bulan Mei, selanjutnya peneliti melakukan uji validitas dan reliabilitas.

2. Peneliti melakukan pendekatan terlebih dahulu kepada responden.

3. Peneliti menjelaskan kepada responden masing-masing kelompok kontrol dan intervensi apa saja yang akan dilakukan selama proses penelitian dan kesediaan responden untuk mengikuti selama proses penelitian.

4. Peneliti memberikan informed consent pada responden dan meminta responden untuk menelaah lembar tersebut, jika responden bersedia maka peneliti meminta responden untuk menandatangani lembar tersebut dan mengembalikan ke peneliti.

5. Peneliti melakukan pengambilan data pre-test pada kelompok kontrol pada tanggal 8 Juni 2016 di posyandu Wijaya Kusuma.

6. Selama proses pengambilan data tersebut peneliti mengawasi jalannya pengisianpre-test

(58)

8. Sebelum melakukan pengambilan data, peneliti mengumpulkan dan menunggu responden datang ditempat sesuai kesepakatan sebelumnya, setelah semua responden berkumpul maka peneliti melakukan pembukaan dan pengisian lembarpre-test.

9. Setelah pengisian pre-test selesai peneliti melakukan intervensi dengan melakukan penyuluhan tentang pentingnya komponen yang harus ada di dalam first aid box dan cara penanganan cedera pada anak toddler di rumah tangga selama kurang lebih 45 menit termasuk didalamnya dilakukan demonstrasi penjelasan komponen kotak obat dan cara penanganan cedera pada anak usiatoddler.

10. Setelah intervensi selesai, peneliti melakukan Tanya jawab selama 5 menit, dan dilanjutkan pengambilan datapost-testbagi kelompok intervensi.

11. Setelah proses intervensi dan post-test selesai, maka peneliti memberikan leaflet komponen yang harus ada di dalam first aid box dan penanganan cedera pada anaktoddlerdi rumah tangga.

12. Setelah rangkaian kelompok intervensi selesai, peneliti menutup rangkaian kegiatan dan memohon pamit kepada responden.

13. Pada tanggal 12 Juni 2016 peneliti melanjutkan pengambilan data post-test kepada kelompok kontrol di wijaya kusuma di dusun tegalwangi tamantirto kasihan bantul dan mengawasi jalannya pengisianpost-test.

(59)

9

15. Proses pengambilan data selesai, lalu peneliti mulai melakukan analisa data pada 17 Juni 2016

I. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan (Nursalam, 2013). Instrument yang digunakan dari pembuatan pernyataan berdasarkan tinjauan pustaka yang dibuat oleh peneliti. Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan rumusPearson Product Moment.

= ( ) ( ). ( )

[n.Σx (Σx )]. [n.ΣY (ΣY )]

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi antara X dan Y X = jumlah skor butir

Y = jumlah skor total n = jumlah responden

(60)

2. Uji Reliabilitas

Menurut Hidayat (2007), uji reliabilitas data digunakan untuk mengetahui apakah alat ukur dapat digunakan atau tidak. Reliable yang artinya dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik. Uji reliabilitas instrument tingkat pengetahuan dengan pendekatan Kudder-Richardson 20 (K-R 20), penilaian untuk pengujian reliabilitas berasal dari skor-skor yang item kuesioner yang valid (Arikunto, 2013).

Dengan menggunakan rumus (Arikunto, 2013):

KR-20= (1 )

K= cacah butir

piqi= varian skor butir

pi= proporsi jawaban yang benar untuk butir nomor i qi= proporsi jawaban yang salah untuk nomor i S2t= varians skor total responden

(61)

11

Tabel 3: Interpretasi Nilai r Reliabilitas Menurut Arikunto

Nilai r Kriteria reliabilitas

0,81–1,00 Sangat tinggi

0,61–0,80 Tinggi

0,41–0,60 Cukup

0,21–0,40 Rendah

0,00–0,20 Sangat rendah

J. Pengolahan Data dan Metode Analisa Data 1. Pengolahan data

Menurut Hidayat (2007) pengolahan data adalah cara untuk mengolah data agar dapat disimpulkan dan ditransformasikan menjadi sebuah informasi. Dimana sebelum pengolahan data ini diperlukan analisa data terlebih dahulu. Tahap pengolahan data sebagai berikut:

a. Editing

Peneliti melakukan editing data untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diberikan responden, peneliti melakukan editing setelah semua data telah terkumpul.

b. Coding

(62)

c. Data entry

Setelah melakukan coding, peneliti lalu melakukan data entry kedalam databasecomputer.

2. Analisa data

Setelah data dikumpulkan kemudian dilakukan pengolahan data. Pengolahan data menggunakan bantuan program komputer. Penelitian ini menggunakan analisa data:

a. Univariat

Analisa univariat dilakukan untuk menghitung distribusi frekuensi sehingga diketahui gambaran karakteristik responden.

b. Bivariat

Analisa bivariat untuk menganalisa 2 data yang saling berhubungan . Langkah awal dalam analisa data yaitu dengan melakukan uji normalitas data menggunakan Shapiro-wilk. Apabila hasil uji normalitas didapatkan nilai signifikansi >0,05 (p>0,05) maka data berdistribusi normal.

(63)

13

perbedaan tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan intervensi menggunakan ujiIndependent T-Test(Dahlan, 2013).

K. Etika Penelitian

Peneliti melakukan izin etik di FKIK UMY. Sesuai dengan peraturan yang ada di FKIK UMY.

Menurut Hidayat (2007) etika penelitian meliputi: 1. Informed consent

Responden dalam penelitian ini diberikan penjelasan mengenai tujuan penelitian, manfaat, intervensi yang akan didapatkan, hak, dan tanggung jawab dari responden. Dalam hal ini peneliti juga meminta informasi dari responden terkait nomor telepon dan alamat.

2. Fidelity(keadilan)

(64)

akan diberikan leaflet pentingnya first aid box dan penanganan cedera anak toddler di rumah dan dilakukan pendidikan kesehatan mengenai pentingnya komponen yang harus ada di dalam first aid box dan cara penanganan cedera pada anaktoddlerdi rumah tangga agar kedua kelompok dalam penelitian ini pada akhirnya mendapatkan intervensi yang sama.

3. Confidentiality(kerahasiaan)

Semua informasi responden dirahasiakan. Hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk data nilai dan untuk tujuan akademis saja. Selain itu, tidak ada resiko untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.

4. Anonymity(tanpa nama)

(65)
(66)

A. HASIL PENELITIAN

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di posyandu Anyelir A dan posyandu Wijaya Kusuma yang terletak di Kasihan Bantul Yogyakarta. Di area posyandu wijaya kusuma terdapat kolam ikan yang dapat memungkinkan anak yang tidak diawasi orang tua dapat tercebur dan mengalami luka lecet. Sedangkan di area posyandu Anyelir A jalanannya banyak berbatu sehingga saat anak berjalan bisa saja terjatuh.

2. Gambaran Umum Karakteristik Responden

Karakteristik responden dalam kelompok ini meliputi nama, usia, alamat, jenis kelamin, dan pendidikan terakhir. Berdasarkan hasil penelitian dapat dideskripsikan karakteristik responden sebagai berikut:

Tabel 4. Karakteristik responden Berdasarkan Usia, Jenis kelamin, dan pendidikan terakhir

Karakteristik responden

Intervensi Kontrol

N % N %

Usia

17-21 tahun - - 2 9,1

22-40 tahun 21 95,5 18 81,8

41-60 tahun 1 4,5 2 9,1

Total 22 100 22 100

Jenis Kelamin

Laki-laki 2 9,1 -

(67)

Berdasarkan pada tabel diatas, karakteristik responden berdasarkan usia paling banyak pada kelompok intervensi adalah usia 22-40 tahun yaitu sebanyak 21 orang (95,5%), usia 41-60 tahun yaitu sebanyak satu orang (4,5%), sedangkan pada kelompok kontrol usia paling banyak adalah usia 22-40 tahun sebanyak 18 orang (81,8%), usia 17-21 sebanyak dua orang (9,1%), usia 41-60 sebanyak dua orang (9,1%).

b. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Karakteristik responden kelompok intervensi berdasarkan jenis kelamin yaitu laki-laki dua orang (9,1%) dan perempuan 20 orang (90,9), sedangkan karakteristik responden kelompok kontrol perempuan sebanyak 22 orang (100%).

c. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir

Karakteristik responden kelompok intervensi berdasarkan pendidikan terakhir yaitu SD dua orang (9,1%), SMP tiga

Total 22 100 22 100

Pendidikan terakhir

Total 22 100 22 100

Pernah mengikuti pendidikan

kesehatan

Ya 1 4,5 6 27,3

Tidak 21 95,5 16 72,7

(68)

berdasarkan jawaban responden terhadap kuesioner. Hasil uji statistik tigkat pengetahuan responden tentang pentingnya komponen dalamfirst aid boxdan penanganan cedera anak usia toddler di rumah tangga dilihat dari nilai pre-test dan post-test pada kelompok intervensi yang diberi pendidikan kesehatan mengenai pentingnya komponen dalam first aid boxdan penanganan cedera anak usia toddlerdi rumah tangga dan kelompok kontrol yang tidak diberi pendidikan kesehatan tentang pentingnya komponen dalam first aid box dan penanganan cedera anak usia toddler di rumah tangga, ditunjukkan pada tabel-tabel dibawah ini.

Tabel 5. Distribusi tingkat pengetahuan pre-test dan post-test responden tentang pentingnya komponen dalam first aid box dan penanganan cedera anak usia toddler di rumah tangga pada kelompok kontrol dan intervensi

Karakteristik Pretest Posttest

N Rata-rata nilai N Rata-rata

nilai

Kontrol 22 12,45 22 10,72

Intervensi 22 11,77 22 15,77

Total 44 44

Sumber Data Primer 2016

Berdasarkan tabel diatas, pada kelompok kontrol memiliki rata-rata nilai pre-test dari 22 responden sejumlah 12,45 dan rata-rata post-test 10,72 sedangkan pada kelompok intervensi dari 22 responden memiliki nilai rata-ratapre-test11,77 danpost-test15,77. 4. Analisa Bivariat

a. Uji normalitas data

Tabel 6. Hasil uji normalitas data

(69)

Pre-testkelompok control 0,800 Normal

Pos-testkelompok control 0,425 Normal

Sumber: Data primer 2016*Uji Shapiro Wilk n<50

Berdasarkan tabel 6 hasil uji normalitas variabel penelitian dapat diketahui bahwa semua

variabel mempunyai nilai signifikansi lebih besar dari 0.05 pada (p>0,05) sehingga dapat

dinyatakan bahwa semua variabel terdistribusi normal.

b. Ujipaired T-testkelompok intervensi dan kontrol

Tabel 7. Hasil uji statistik tingkat pengetahuanpre-test-post-testkelompok intervensi tentang komponenfirst aid boxdan penanganan cedera anak toddler di rumah tangga

Karakteristik N Median

(minimum-Berdasarkan tabel diatas, hasil uji paired T-test diperoleh nilai yang signifikan 0,000 (p>0,05) dengan demikian disimpulkan terdapat perbedaan pengetahuan yang bermakna antarapre-test post-testpada kelompok intervensi.

Tabel 8. Hasil uji statistik tingkat pengetahuan pre-test-post-test kelompok kontrol tentang komponenfirst aid boxdan penanganan cedera anaktoddler di rumah tangga

Karakteristik N Median

(minimum-Berdasarkan tabel diatas, hasil uji paired T-test diperoleh nilai yang signifikan 0,000 (p<0,05) dengan demikian disimpulkan terdapat perbedaan yang bermakna antara pre-testdanpost-testpada kelompok kontrol.

Tabel 9. Hasil uji statistik tingkat pengetahuan pre-testkelompok kontrol intervensitentang komponenfirst aid boxdan penanganan cedera anaktoddler di rumah tangga

Gambar

Tabel 1 klasifikasi luka bakar
Tabel 2 Pernyataan orang tua terhadap penanganan cedera anak toddler dirumah tangga
Tabel 3: Interpretasi Nilai r Reliabilitas Menurut Arikunto
Tabel 4. Karakteristik responden Berdasarkan Usia, Jenis kelamin, danpendidikan terakhir
+2

Referensi

Dokumen terkait

The research is focused on the development a tool for converting IOTNE into IOTED and apply the tool to obtain EDM in the Indonesian industrial sector based on the 2008

Untuk lebih jelasnya, bahan baku yang digunakan oleh Dyriana Bakery dalam pembuatan pisang kampoeng dapat dilihat di bawah ini

tambahan pangan yang alami yang bersifat pengawet sekaligus sebagai bahan pengikat dan aman untuk dikonsumsi oleh manusia adalah asap cair, dengan penambahan asap cair pada

memilki sikap yang lebih baik lagi. d) Trial (mencoba), individu sudah mulai mencoba perilaku baru. e) Adoption , individu telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, sikap dan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi anggota Badan Perwakilan Desa di Kabupaten Sleman tentang kesetaraan gender dan organisasi peka gender.. Populasi

(6) Keput usan Pengalihan Hak Rumah Negara dan penet apan harga Rumah Negara Golongan III sebagaimana dimaksud pada ayat (5) t embusannya disampaikan kepada Ment eri Keuangan

Dengan demikian pemberian ESP asal Aceh dapat mencegah osteoporosis pada tikus betina nonovariektomi prepubertas dan mengobati osteoporosis pada tikus ovariektomi dengan

Simpulan : Ada hubungan positif yang signifikan antara kedisiplinan belajar dan adversity quotient secara bersama-sama dengan prestasi belajar mata kuliah KDK II