BAB I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
1.1.1.Latar Belakang Pengadaan Proyek
Perkembangan Kehidupan masyarakat di perkotaan khususnya di
kota-kota besar sangatlah padat akan aktifitas dan rutinitas sehari-hari.
Hampir sepanjang minggu masyarakat di kota-kota besar bekerja dari
pagi hingga petang hari, mengalami kemacetan lalu-lintas, polusi udara,
serta bertemu dengan keramaian kota di sana sini. Tentunya hal-hal
tersebut menjadi pengalaman sehari-hari bagi masyarakat perkotaan
yang mengakibatkan suatu kejenuhan. Kejenuhan yang dialami
seseorang apabila mengendap semakin lama dapat menyebabkan stres
dan menurunkan kinerja dan produktifitasnya. Untuk mengatasi
permasalahan tersebut maka masyarakat di perkotaan membutuhkan
suatu kegiatan yang berbeda dari rutinitas sehari-hari yang dapat
memberikan suatu pengalaman batin yang menimbulkan ketenangan,
kesenangan dan hiburan yang dapat dilakukan di waktu senggang
mereka.
Karakteristik Negara Indonesia memiliki pesona alam yang luar
biasa, juga mempunyai nilai tradisi budaya yang tiada tertandingi.
Khazanah budaya nusantara tersebut merupakan warisan nenek moyang
yang terus terjaga dan terpelihara dengan baik hingga kini. Banyak
wisatawan mancanegara yang tertarik datang ke Indonesia untuk
melihat langsung dan menikmati produk dan nilai tradisi budaya yang
ada.
Wisatawan dapat memperoleh suatu pengalaman dan pengetahuan
yang unik dan eksklusif yang tidak mungkin mereka peroleh di tempat
lain. Negara kita yang terdiri dari ribuan pulau dihuni oleh banyak suku
bangsa yang tentunya memiliki bahasa, tradisi budaya, kesenian dan
ini bukanlah sesuatu yang melemahkan tetapi dari sini membentuk
pluralitas budaya yang memperkokoh jati diri dan kesejatian bangsa.
Pendekatan dari kondisi geografis, lingkungan alam, asal usul
sejarah dan filosofi kehidupan merupakan unsur-unsur yang
membentuk nilai tradisi budaya sehari-hari setiap suku bangsa di tanah
air yang mengakar dalam. Dalam dunia kepariwisataan ada premise
(dasar pikiran) yang menyatakan bahwa seorang wisatawan datang ke
suatu tempat wisata adalah untuk menikmati pesona keindahan alam,
namun belakangan pendapat itu mulai luntur dan tergoyahkan.
Orang sudah mulai jenuh akan ekspose (tampilan) keindahan alam
dan mulai berpaling mencari bentuk kenikmatan lainnya yakni produk
dan nilai tradisi budaya. Jadi dengan demikian kebudayaan di masa
mendatang akan memegang peranan penting atau menjadi pilar dalam
memajukan pariwisata. Dengan kata lain kebudayaan akan menjadi
daya tarik wisata yang utama untuk menjaring lebih banyak wisatawan
mancanegara datang ke Indonesia.
Salah satu altenatif wisata budaya bagi masyarakat kota besar
adalah desa wisata budaya. Desa wisata budaya adalah sebuah kawasan
pedesaan yang memiliki beberapa karakteristik khusus untuk menjadi
daerah tujuan wisata. Di kawasan ini, penduduknya masih memiliki
tradisi dan budaya yang relatif masih asli. Selain itu, beberapa faktor
pendukung seperti makanan khas, sistem pertanian dan sistem sosial
turut mewarnai sebuah kawasan desa wisata. Di luar factor-factor
tersebut factor alam dan lingkungan yang masih asli dan terjaga
merupakan salah satu faktor terpenting dari sebuah kawasan tujuan
wisata.Selain berbagai keunikan, kawasan desa wisata juga harus
memiliki berbagai fasilitas untuk menunjangnya sebagai kawasan
tujuan wisata budaya. Berbagai fasilitas ini akan memudahkan para
pengunjung desa wisata dalam melakukan kegiatan wisata.
Fasilitas-fasilitas yang sebaiknya dimiliki oleh kawasan desa wisata antara lain
akomodasi. Khusus untuk sarana akomodasi, desa wisata menyediakan
sarana penginapan berupa pondok-pondok wisata (home stay) sehingga
para pengunjung pun turut merasakan suasana pedesaan yang masih
asli. Salah satu desa yang berpotensi sebagai Desa Wisata budaya
adalah Desa Kebonagung yang berlokasi di Kecamatan Imogiri,
Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
1.1.2.Latar Belakang Penekanan Studi
Desa Wisata adalah Desa Kebonagung letaknya kurang lebih 12
kilometer (km) arah tenggara Kota Bantul dengan letak geografis
sebagai berikut:
a. 2 km sebelah selatan makam Raja-Raja Mataram
b. 10 km sebelah selatan Desa Wisata Kerajinan Gerabah Kasongan
c. 15 km utara dari Pantai Parangtritis
[image:3.595.85.513.133.656.2]d. 10 km selatan Desa wisata Kerajinan Kulit Manding
Gambar 1.1. Lokasi tapak
Sumber: Google Earth, diakses pada 1 Juni 2012
Desa Kebon Agung terbagi menjadi 5 pedukuhan, yaitu Kanten,
jumlah penduduk 4866 jiwa.Batas-batas wilayah dari desa Kebon
Agung adalah sebagai berikut:
a. Utara : DesaKarangTalun
b. Timur : DesaKarang Tengah
c. Selatan : Desa Sri Hardjo
d. Barat : Sungai Opak
Pada awalnya desa Kebonagung masuk dalam wilayah Daerah
Istimewa Yogyakarta dan Surakarta karena pada tahun 1950 desa
Kebonagung masih termasuk dalam wilayah kabupaten Klaten,
kemudian beralih masuk ke dalam wilayah kabupaten Bantul yang
merupakan wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Kondisi tersebut
menyebabkan adat istiadat yang ada di desa Kebonagung sebagian
besar dipengaruhi oleh adat Surakarta dan adat Daerah Istimewa
Yogyakarta.pada prinsipnya sangatlah beragam karena selain pertanian
yang subur sebagai sumber penghidupan bagi sebagian besar
masyarakat di sana, panorama alam yang indah juga dimiliki di Desa
Wisata Kebonagung antara lain berupa hamparan sawah yang indah
serta Bendung Tegal. Sektor pertanian merupakan salah satu tujuan
wisatawan di Desa Wisata Kebonagung, hal ini disebabkan karena Desa
Wisata Kebonagung merupakan desa wisata berbasis pada pertanian
sehingga wisatawan yang datang kesana tertarik untuk mempelajari
seluk beluk pertanian.
Potensi-potensi lain yang dimiliki Desa Wisata Kebonagung antara lain
1. Wisata air.
Wisata ini merupakan salah satu paket wisata yang dapat dinikmati
di Desa Kebon Agung.
2. Wisata budaya yang dapat Anda saksikan di Desa Kebun Agung
antara lain:
Kenduri,
3. Wisata Kesenian Daerah yang bias dinikmati antaranya adalah
sebagai berikut:
Seni Karawitan/Gamelan
Macapat
Solawatan/Shalawatan
Jathilan/Kuda Kepang
Gejok Lesung
4. Wisata Kerajinan Tangan :
Tatah Sungging
Batik Tulis
Batik Keramik
Batik Topeng Kayu
Potensi alam dan budaya desa wisata Kebonagung sangat banyak
dan berwawasan budaya lokal Indonesia. baik itu potensi alam, budaya,
dan masyarakatnya. Tetapi desa wisata Kebonagung belum siap sebagai
kawasan desa wisata yang baik untuk dikunjungi wisatawan. Karena
masyarakat di Desa Wisata Kebonagung belum sadar bahwa budaya
asli mereka dapat menarik wisatawan yang berkunjung ke
masing-masing dusun dengan budaya dan alam yang berbeda.
1.2.RUMUSAN PERMASALAHAN
Bagaimana wujud rancangan Desa Wisata Kebonagung yang dapat
mencitrakan suasana pedesaan jawa, alami, dan guyub melalui eksplorasi
aspek budaya dan arsitektur setempat?
1.3.TUJUAN DAN SASARAN
1.3.1.Tujuan Penekanan Studi
Tujuan penekanan desain adalah terwujudnya Kawasan Desa
wisata Kebonagung di bantul yang merupakan sarana pariwisata, sarana
menjadi pusat desa wisata budaya, sehingga kebudayaan khas
berkembang dengan lebih baik. Selain itu penekanan ini akan
terwujudnya Kawasan Desa Wisata Kebonagung di Bantul yang dapat
mencitrakan pedesaan jawa yang alami dan guyub melalui eksplorasi
aspek budaya dan arsitektur setempat.
1.3.2.Sasaran Penekanan Studi
Terwujudnya konsep perencanaan dan perancangan Kawasan Desa
Wisata Kebonagung yang mencitrakan pedesaan Jawa yang alami
dibentuk oleh ruang-ruang, penataan massa, sirkulasi, fasade bangunan,
struktur, serta detail arsitektural pedesaan Jawa yang alami dan guyub
sesuai dengan teori filosofi eksplorasi aspek budaya, sehingga dapat
meningkatkan kunjungan wisatawan dan memberikan pencitraan yang
baik kepada Desa Wisata Kebonagung.
1.4.LINGKUP STUDI
1.4.1.Materi Studi
a. Lingkup Spasial
Bagian-bagian dari Desa Wisata Kebonagung yang akan diolah
sebagai penekanan studi adalah penataan massa dan ruang luar, serta
ruang-ruang sirkulasi yang ada di dalam Desa agar dapat
mencitarakan pedesaan Jawa yang alami dan Guyub masyarakat dan
wisatawannya.
b. Lingkup Substansial
Pada lingkup substansial materi dari bagian-bagian ruang pada objek
studi meliputi suprasegmen arsitektur (bentuk, jenis bahan, warna,
tekstur, dan ukuran/proporsi) yang dapat mencitarakan pedesaan
Jawa yang alami dan Guyub.
c. Lingkup Temporal
Rancangan Kawasan Desa Wisata Kebonagung ini diharapkan dapat
1.4.2.Pendekatan Studi
Aspek tinjauan yang dilakukan dalam menganalisis permasalahan
adalah dengan dilakukan pendekatan teori mengenai filosofi pedesaan
Jawa. Dari teori tersebut kemudian disarikan dengan teori mengenai
masyarakat yang guyub dan pedesaan yang alami.
1.5.METODE STUDI
Pola Prosedural
Pengumpulan data dilakukan dengan cara:
Metodologi penelitian dan pengamatan yang dilakukan dalam studi kasus ini,
yaitu melalui dua cara, metode pengamatan langsung (kuantitatif) maupun
metode pengamatan tidak langsung (kualitatif). Metode kuantitatif dilakukan
dengan mengamati secara langsung Desa wisata Kebonagung, mengamati
bagaimana proses wisata berlangsung, dan serta melakukan wawancara
dengan pihak-pihak yang berkompeten di dalam bidang Desa wisata atau
penduduk sekitar. Metode kualitatif dilakukan dengan pengamatan kepada
dokumen atau arsip yang berkaitan dengan Desa wisata Kebonagung di
Bantul, studi literatur mengenai tinjauan proyek, serta penekanan desain yang
akan dibahas.
Penarikan Kesimpulan dilakukan dengan cara:
Cara penarikan kesimpulan menggunakan metode deduktif, dengan berangkat
dari teori/dalil yang ada dan menerapkannya pada Desa Wisata Kebonagung
untuk mencapai kesimpulan.
1.6.SISTEMATIKA PEMBAHASAN
BAB I. PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang pengadaan proyek, latar
belakang permasalahan, rumusan permasalahan, tujuan dan
sasaran, lingkup studi, metode studi, tata langkah, dan sistematika
BAB II. TINJAUAN HAKIKAT OBYEK STUDI
Bab ini berisi tentang pengertian seni lukis, dan tinjauan secara
umum mengenai fasilitas Desa Wisata Kebonagung serta hasil
tinjauan lapangan terhadap fasilitas pendidikan anak-anak.
BAB III. TINJAUAN KHUSUS
Bab ini berisi tentang pengertian Kawasan, Desa Wisata, fungsi
dan manfaat Desa Wisata, pengertian Pedesaan Jawa yang alami,
tinjauan mengenai Yogyakarta serta penjelasan mengenai
persyaratan, kebutuhan/tuntutan, standar-standar perencanaan yang
berkaitan dengan fasilitas Desa Wisata.
BAB IV. PUSTAKA DAN LANDASAN TEORITIKAL
Bab ini berisi tinjauan pustaka yang membahas tentang teori
Kawasan, filosofi Pedesaan Jawa yang alami, masyarakat yang
guyub dalam bangunan, teori elemen arsitektural, teori standar
ruang, serta teori mengenai arsitektur setempat.
BAB IV. ANALISIS
Bab ini berisi tentang analisis pendekatan permasalahan mengenai
pengolahan tatanan dan kualitas ruag kawasan maupun tata ruang
luar, analisis program ruang, analisis tapak, hingga analisis desain
Kawasan Desa Wisata Kebonagung.
BAB VI. KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN
Bab ini berisi tentang penjelasan konsep perencanaan dan
perancangan Kawasan Desa Wisata Kebonagung yang mencetrakan
pedesaan Jawa yang alami melalui eksplorasi budaya dan arsitektur