• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan lansia tentang Posyandu Lansia di Lingkungan XII Kelurahan Pangkalan Mashyur Kecamatan Medan Johor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengetahuan lansia tentang Posyandu Lansia di Lingkungan XII Kelurahan Pangkalan Mashyur Kecamatan Medan Johor"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

PENGETAHUAN LANSIA TENTANG POSYANDU LANSIA DI

LINGKUNGAN XII KELURAHAN PANGKALAN MASYHUR

KECAMATAN MEDAN JOHOR

Skripsi

Oleh

ATIKAH NASUTION

111121057

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

(2)
(3)

Judul : Pengetahuan lansia tentang Posyandu Lansia di Lingkungan XII KelurahanPangkalan Mashyur Kecamatan Medan Johor Nama : Atikah Nasution

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat guna memberdayakan masyarakat dengan menitikberatkan pelayanan pada upaya promotif dan preventif. Pemberdayaan masyarakat dalam menumbuhkembangkan posyandu lansia merupakan upaya fasilitas agar masyarakat mengenal masalah yang dihadapi, merencanakan dan melakukan upaya pemecahannya dengan memanfaatkan potensi setempat sesuai situasi, kondisi kebutuhan setempat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengetahuan lansia tentang Posyandu Lansia di Lingkungan XII Kelurahan Pangkalan Mashyur Kecamatan Medan Johor. Metode penelitian ini adalah deskriptif, Populasi adalah seluruh lansia di Lingkungan XII Kelurahan Pangkalan Mashyur Kecamatan Medan Johor. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Desember 2012 sampai dengan Januari 2013 dengan mengunakan kuesioner yang terdiri dari dua bagian yaitu yang pertama mengenai data demografi, bagian kedua Pengetahuan lansia tentang Posyandu Lansia di Lingkungan XII Kelurahan Pangkalan Mashyur Kecamatan Medan Johor. Dari analisis data diketahui bahwa dari 51 responden terdapat 89,5% yang memiliki pengetahuan baik, 6 responden (10,5%) yang memiliki pengetahuan cukup dan tidak ada responden (0%) yang memiliki pengetahuan kurang. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan lansia tentang posyandu lansia baik. Disarankan kepada petugas puskesmas untuk tetap meningkatkan program posyandu lansia dan memberikan penyuluhan kesehatan serta mensosialisasikan keberadaan dan manfaat pelayanan posyandu lansia.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi penelitian yang berjudul “Pengetahuan Lansia Tentang Posyandu Lansia Di Lingkungan XII Kelurahan Pangkalan Masyhur Kecamatan Medan Johor”.

Shalawat beriring salam tidak lupa pula penulis panjatkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari alam kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan sebagaimana yang kita rasakan pada saat sekarang ini.

Skripsi penelitian ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan mata kuliah skipsi II. Dalam penyusunan skripsi penelitian ini penulis banyak menghadapi berbagai hambatan dan kesulitan. Namun, berkat adanya bantuan, bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak, sehingga skripsi penelitian ini dapat terselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Erniyati, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan 1 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

(5)

4. Bapak Iwan Rusdi S.Kp, MNS Ketua Departemen Komunitas Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Wardiyah Daulay S.Kep,Ns.M.Kep selaku penguji I dan Ibu Siti Zahara S.Kp,MNS selaku penguji II.

6. Dewan Dosen beserta staf Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. 7. Teristimewa buat Ayahanda dan Ibunda serta anggota keluarga lainnya yang

telah banyak memberikan do’a, nasehat, materi dan dorongan moril sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi penelitian ini.

8. Teman-teman Sejawat angkatan 2012 (tia, maya, eri, adek, nazly, vera, miskah, widia, fitri, unin, amir)yang selalu memberikan bantuan, motivasi, partisipasi, dan saran-saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan skirpsi penelitian ini dimasa yang akan datang.

Akhirnya kepada Allah SWT penulis berserah diri semoga kita selalu dalam lindungan serta limpahan rahmat-Nya dengan kerendahan hati penulis berharap mudah-mudahan skripsi penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis khususnya.

Medan, Mei 2012

(6)

DAFTAR ISI

BAB 3. KERANGKA PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual ... 21

3.2 Definisi Operasional ... 22

BAB 4. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian ... 23

(7)

4.2.1 Populasi ... 23

4.2.2 Sampel ... 23

4.3 Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 23

4.4 Pertimbangan Etik Penelitian ... 23

4.5 Instrumen Penelitian ... 24

4.6 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 26

4.6.1 Uji validitas ... 26

4.6.2 Uji reliabilitas ... 26

4.7 Pengumpulan Data ... 27

4.8 Analisa Data ... 27

BAB 5. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian ... 29

5.1.1 Karakteristik Responden ... 29

5.1.2 Pengetahuan Lansia Tentang Posyandu Lansia Di Lingkungan XII Kelurahan Pangkalan Masyhur Kecamatan Medan Johor ... 31

5.2 Pembahasan ... 33

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 39

(8)

LAMPIRAN

1. Lembar Persetujuan Responden 2. Instrumen Penelitian

3. Lembar Bukti Bimbingan 4. Transaksi Dana

5. Jadwal Defenitif Penelitian

6. Surat Izin Penelitian dari Fakultas Keperawatan

7. Surat Selesai Pengambilan data dari Puskesmas Medan Johor 8. Hasil Uji Reliabilitas

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Distribusi responden berdasarkan karakteristik responden di Lingkungan XII Kelurahan Pangkalan Mashyur Kecamatan Medan Johor

(n = 57 orang) ... 30

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi dan persentase subvariabel di Lingkungan XII Kelurahan Pangkalan Mashyur Kecamatan Medan Johor

(10)

DAFTAR SKEMA

(11)

Judul : Pengetahuan lansia tentang Posyandu Lansia di Lingkungan XII KelurahanPangkalan Mashyur Kecamatan Medan Johor Nama : Atikah Nasution

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat guna memberdayakan masyarakat dengan menitikberatkan pelayanan pada upaya promotif dan preventif. Pemberdayaan masyarakat dalam menumbuhkembangkan posyandu lansia merupakan upaya fasilitas agar masyarakat mengenal masalah yang dihadapi, merencanakan dan melakukan upaya pemecahannya dengan memanfaatkan potensi setempat sesuai situasi, kondisi kebutuhan setempat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengetahuan lansia tentang Posyandu Lansia di Lingkungan XII Kelurahan Pangkalan Mashyur Kecamatan Medan Johor. Metode penelitian ini adalah deskriptif, Populasi adalah seluruh lansia di Lingkungan XII Kelurahan Pangkalan Mashyur Kecamatan Medan Johor. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Desember 2012 sampai dengan Januari 2013 dengan mengunakan kuesioner yang terdiri dari dua bagian yaitu yang pertama mengenai data demografi, bagian kedua Pengetahuan lansia tentang Posyandu Lansia di Lingkungan XII Kelurahan Pangkalan Mashyur Kecamatan Medan Johor. Dari analisis data diketahui bahwa dari 51 responden terdapat 89,5% yang memiliki pengetahuan baik, 6 responden (10,5%) yang memiliki pengetahuan cukup dan tidak ada responden (0%) yang memiliki pengetahuan kurang. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan lansia tentang posyandu lansia baik. Disarankan kepada petugas puskesmas untuk tetap meningkatkan program posyandu lansia dan memberikan penyuluhan kesehatan serta mensosialisasikan keberadaan dan manfaat pelayanan posyandu lansia.

(12)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Penuaan dapat dilihat dari berbagai perspektif. Menurut perspektif biologis penuaan adalah sejumlah total perubahan selama kehidupan yang umum terjadi pada semua “spesies" (Weiss 1965, dan Shack dalam Hadywinoto dan Tony 1999). Dilihat dari perspektif psikologis penuaan merupakan perubahan yang bersifat regular dan terjadi mature yang dapat dipengaruhi oleh genetic dan lingkungan. Dilihat dari perspektif sosiologis, penuaan merupakan proses kehidupan yang panjang dari usia muda-tua yang dimulai dari konsepsi dan diakhiri kematian (Rilley dalam Hadywinoto dan Tony,1999). Sedangkan dilihat dari perspektif keperawatan, penuaan bukan merupakan suatu kemunduran dan penyakit tetapi merupakan proses perkembangan yang telah diawali dari konsepsi. (Rogers dalam Hadywinoto dan Tony, 1999)

WHO memperkirakan kenaikan penduduk usia lanjut tahun 2025 dibandingkan dengan tahun 1990 dibeberapa negara dunia: China 220%, India 242%, Thailand 337 % dan Indonesia 440% (Affandi, 1997).

(13)

sekitar 15,88 juta (7,6 % dari jumlah penduduk) dan pada tahun 2020 diperkirakan 29 juta atau 3 kali lipat dibanding tahun 1990 (Budi, 1996).

Pada tahun 2010 perkiraan penduduk lansia di Indonesia akan mencapai 23,9 juta atau 9,77%. Sepuluh tahun kemudian atau pada 2020 perkiraan penduduk lansia di Indonesia mencapai 28,8 juta atau 11,34%. Dari jumlah tersebut, pada tahun 2010, jumlah penduduk Lansia yang tinggal di perkotaan sebesar 12.380.321 (9,58%) dan yang tinggal di perdesaan sebesar 15.612.232 (9,97%) ( Kantor Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat, 2007).

Kecenderungan peningkatan populasi lansia tersebut perlu mendapatkan perhatian khusus terutama peningkatan kualitas hidup mereka agar dapat terjaga kesehatanya. Pemerintah telah merumuskan berbagai peraturan dan perundang-undangan, yang diantaranya seperti tercantum dalam UU No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, dimana pada pasal 19 disebutkan bahwa kesehatan manusia usia lanjut diarahkan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kemampuannya agar tetap produktif, serta pemerintah membantu penyelenggaraan upaya kesehatan usia lanjut untuk meningkatkan kualitas hidupnya secara optimal (Departemen Dalam Negeri, 1990).

(14)

dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannyamelaluiprogramPuskesmasdenganmelibatkanperan sertapara lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi sosial dalam penyelenggaraannya (Erfandi,2008)

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara tahun 2008, jumlah lansia yang dibina sebesar 24.659 atau 30% dari seluruh populasi lansia yang jumlahnya mencapai 820.990 jiwa. Begitu juga dengan kegiatan pelayanan kesehatan lansia di puskesmas yang mencakup pengobatan, pemeriksaan kesehatan, penyuluhan konseling, arisan atau pengajian dan kunjungan rumah atau home care hanya sebesar 19,5% (80 dari 409 puskesmas) dan 400 posyandu lansia yang sudah terbentuk atau sekitar 23,2% (Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, 2008).

Berdasarkan data yang diperoleh dari Kepala Lingkungan XII Kelurahan Pangkalan Masyhur Kecamatan Medan Johor jumlah lansia sebanyak 57 orang. Pada kegiatan posyandu lansia di Puskesmas Medan Johor yaitu melakukan pendataan terhadap jumlah lansia dalam wilayah kerja, memberikan makanan tambahan dan vitamin disertai senam lansia setiap hari minggu di beberapa lingkungan. Posyandu lansia di wilayah kerja puskesmas medan johor ada 3 posyandu lansia disetiap kelurahan ada satu (Kepala Lingkungan XII Kelurahan Pangkalan Masyhur Kecamatan Medan Johor, 2011).

(15)

yang negatif tentang pemanfaatan pelayanan posyandu lansia. Hal ini menunjukkan bahwa minat atau persepsi lansia terhadap posyandu lansia masih menurun. Hal tersebut disebabkan oleh karena kurangnya pengetahuan lansia itu sendiri bahkan keluarga serta masyarakat belum memahami dan mengetahui akan adanya kegiatan posyandu lansia serta tujuan dari kegiatan tersebut. Karena kegiatan promosi posyandu lansia di masyarakat masih sebatas informasi dari orang ke orang yang sudah pernah memanfaatkan kegiatan posyandu lansia ataupun informasi yang didapat saat mengunjungi puskesmas sebagai penyelenggara kegiatan posyandu lansia.

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Pengetahuan lansia tentang Posyandu Lansia di Lingkungan XII Kelurahan Pangkalan Mashyur Kecamatan Medan Johor

1.2.Tujuan Penelitian

1.2.1. Tujuan Umum

Mengidentifikasi Pengetahuan lansia tentang Posyandu lansia di Lingkungan XII KelurahanPangkalan Mashyur Kecamatan Medan Johor.

1.2.2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui Pengertian Posyandu Lansia di Lingkungan XII KelurahanPangkalan Mashyur Kecamatan Medan Johor.

(16)

c. Untuk mengetahui Jenis-jenis Pelayanan Kesehatan Posyandu Lansia di Lingkungan XII KelurahanPangkalan Mashyur Kecamatan Medan Johor.

d. Untuk mengetahui Kader Posyandu Lansia di Lingkungan XII Kelurahan Pangkalan Mashyur Kecamatan Medan Johor.

e. Untuk mengetahui Penyelenggaraan Posyandu Lansia di Lingkungan XII KelurahanPangkalan Mashyur Kecamatan Medan Johor.

f. Untuk mengetahui Sarana dan Prasarana di Lingkungan XII Kelurahan Pangkalan Mashyur Kecamatan Medan Johor.

1.3. Pertanyaan Penelitian

Bagaimanakah Pengetahuan lansia tentang Posyandu Lansia di Lingkungan XII KelurahanPangkalan Mashyur Kecamatan Medan Johor

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi Penelitian Keperawatan

Penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan pengetahuan bagi peneliti tentang Pengetahuan lansia tentang posyandu lansia dan dapat memberikan informasi kepada lansia agar memanfaatkan pelayanan posyandu lansia di Lingkungan XII KelurahanPangkalan Mashyur Kecamatan Medan Johor.

1.4.2. Bagi Pendidikan Keperawatan

(17)

1.4.3. Bagi Kelurahan

(18)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Pengetahuan

2.1.1. Definisi Pengetahuan

Menurut Bloom, Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Dari pengalaman penelitian tertulis bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoadmojo,2003).

Pengetahuan adalah merupakan hasil mengingat suatu hal, termasuk mengingat kembali kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja maupun tidak sengaja dan ini terjadi setelah orang malakukan kontak atau pengamatan terhadap suatu obyek tertentu (Mubarok, dkk, 2007)

(19)

kenyataan, dibandingkan sesuatu yang benar secara abstrak. Penciptaan pengetahuan tidak hanya merupakan kompilasi dari fakta-fakta, namun suatu proses yang unik pada manusia yang sulit disederhanakan atau ditiru. Penciptaaan pengetahuan melibatkan perasaan dan sistem kepercayaan (belief sistems) dimana perasaan atau sistem kepercayaan itu bisa tidak disadari (Bambang, 2008).

2.1.2. Tingakatan Pengetahuan di dalam Domain Kognitif

Pengetahuan yang dicapai di dalam domain kognitif mempunyai 5 tingkatan yakni:

a. Tahu, diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali atau recall terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat yang paling rendah. Kata kerja bahwa untuk mengukur orang tahu tentang apa yang telah dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan dan sebagainya.

b. Comprehension (memahami), Diartikan sebagai sesuatu untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap obejek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, memperkirakan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

(20)

diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

d. Analisis, adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis tersebut dapat dilihat dari penggunaan kata kerja.

e. Sintesis, menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam bentuk suatu keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi yang ada. Dan evaluasi, berkaitan dengan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-peniaian itu berdasarkan suatu kriteria tersendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada (Soekidjo, 2003).

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penilaian atau responden. Kedalaman pengetahuan orangtua yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut di atas.

2.1.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Notoadmojo (2003) faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah sebagai berikut:

a. Umur

(21)

hubungan dengan umur. Persoalan yang dihadapi adalah apakah umur di laporkan tetap, apakah panjangnya interval didalam pengelompokkan cukup atau tidak.

b. Pendidikan

Mendidik atau pendidik adalah dua hal yang saling berhubungan. Dari segi bahasa mendidik adalah kata kerja, pendidik kata benda. Kalau kita mendidik berarti kita melakukan suatu kegiatan atau tindakan, kegiatan mendidik menunjukkan adanya yang mendidik disuatu pihak yang dididik adalah suatu kegiatan yang mengandung antara dua manusia atau lebih.

c. Pengalaman

Sudarmita (2002) mengatakan bahwa pengetahuan dapat terbentuk dari pengalaman dan ingatan yang didapat sebelumnya. Nanda (2005) menjelaskan bahwa faktor-faktor yang terkait dengan kurang pengetahuan (deficient knowledge) terdiri dari: kurang terpapar informasi, kurang daya ingat/hapalan, salah menafsirkan informasi, keterbatasan kognitif, kurang minat untuk belajar dan tidak familiar terhadap sumber informasi (Nanda, 2005).

2.2. Lansia

2.2.1. Pengertian Lansia

Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia. Sedangkan menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13 Tahun 1998 tentang kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun (Maryam dkk, 2008).

(22)

tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stres lingkungan. Lansia adalah keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang untuk mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stres fisiologis. Kegagalan ini berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup serta peningkatan kepekaan secara individual (Efendi, 2009).

Penetapan usia 65 tahun ke atas sebagai awal masa lanjut usia (lansia) dimulai pada abad ke-19 di negara Jerman. Usia 65 tahun merupakan batas minimal untuk kategori lansia. Namun, banyak lansia yang masih menganggap dirinya berada pada masa usia pertengahan. Usia kronologis biasanya tidak memiliki banyak keterkaitan dengan kenyataan penuaan lansia. Setiap orang menua dengan cara yang berbeda-beda, berdasarkan waktu dan riwayat hidupnya.Setiap lansia adalah unik, oleh karena itu perawat harus memberikan pendekatan yang berbeda antara satu lansia dengan lansia lainnya (Potter & Perry, 2009).

2.2.2. Batasan Umur Lanjut Usia

Menurut pendapat berbagai ahli dalam Efendi (2009) batasan-batasan umur yang mencakup batasan umur lansia adalah sebagai berikut:

a. Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 dalam Bab 1 Pasal 1 ayat 2 yang berbunyi “Lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke atas”.

(23)

(elderly) ialah 60-74 tahun, lanjut usia tua (old) ialah 75-90 tahun, usia sangat tua

(very old) ialah di atas 90 tahun.

c. Menurut Dra. Jos Masdani (Psikolog UI) terdapat empat fase yaitu : pertama (fase inventus) ialah 25-40 tahun, kedua (fase virilities) ialah 40-55 tahun, ketiga (fase presenium) ialah 55-65 tahun, keempat (fase senium) ialah 65 hingga tutup usia.

d. Menurut Prof. Dr. Koesoemato Setyonegoro masa lanjut usia (geriatric age): > 65 tahun atau 70 tahun. Masa lanjut usia (getiatric age) itu sendiri dibagi menjadi tiga batasan umur, yaitu young old (70-75 tahun), old (75-80 tahun), dan very old

( > 80 tahun) (Efendi, 2009)

2.2.3. Klasifikasi Lansia

Klasifikasi berikut ini adalah lima klasifikasi pada lansia berdasarkan Depkes RI (2003) dalam Maryam dkk (2009) yang terdiri dari : pralansia (prasenilis) yaitu seseorang yang berusia antara 45-59 tahun, lansia ialah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih, lansia resiko tinggi ialah seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih/seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan, lansia potensial ialah lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan/atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang/jasa, lansia tidak potensial ialah lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain.

2.2.4. Karakteristik Lansia

(24)

biopsikososial sampai spiritual, serta dari kondisi adaptif hingga kondisi maladaptif, lingkungan tempat tinggal bervariasi (Maryam dkk, 2008).

2.2.5. Tipe Lansia

Beberapa tipe pada lansia bergantung pada karakter, pengalaman hidup, lingkungan, kodisi fisik, mental, sosial, dan ekonominya (Nugroho 2000 dalam Maryam dkk, 2008). Tipe tersebut dijabarkan sebagai berikut.

a. Tipe arif bijaksana. Kaya dengan hikmah, pengalaman, menyesuaikan diri dengan perubahan zaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati, sederhana, dermawan, memenuhi undangan, dan menjadi panutan.

b. Tipe mandiri. Mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru, selektif dalam mencari pekerjaan, bergaul dengan teman, dan memenuhi undangan.

c. Tipe tidak puas. Konflik lahir batin menentang proses penuaan sehingga menjadi pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, sulit dilayani, pengkritik dan banyak menuntut.

d. Tipe pasrah. Menerima dan menunggu nasib baik, mengikuti kegiatan agama, dan melakukan pekerjaan apa saja.

e. Tipe bingung. Kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, minder, menyesal, pasif, dan acuh tak acuh.

(25)

2.2.6. Tugas Perkembangan Lansia

Lansia harus menyesuaikan diri terhadap perubahan fisik yang terjadi seiring penuaan. Waktu dan durasi perubahan ini bervariasi pada tiap individu, namun seiring penuaan sistem tubuh, perubahan penampilan dan fungsi tubuh akan terjadi. Perubahan ini tidak dihubungkan dengan penyakit dan merupakan perubahan normal. Adanya penyakit terkadang mengubah waktu timbulnya perubahan atau dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari. Adapun tugas perkembangan pada lansia dalam adalah : beradaptasi terhadap penurunan kesehatan dan kekuatan fisik, beradaptasi terhadap masa pensiun dan penurunan pendapatan, beradaptasi terhadap kematian pasangan, menerima diri sebagai individu yang menua, mempertahankan kehidupan yang memuaskan, menetapkan kembali hubungan dengan anak yang telah dewasa, menemukan cara mempertahankan kualitas hidup (Potter & Perry, 2009).

2.3.Posyandu Lansia

2.3.1.Pengertian Posyandu Lansia

Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut disuatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan.

(26)

pemecahannya dengan memanfaatkan potensi setempat sesuai situasi, kondisi kebutuhan setempat (Dinkes Provinsi Sumatera Utara, 2007) Beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam pembentukan posyandu lansia, misalnya mengembangkan kelompok-kelompok yang telah ada seperti kelompok arisan lansia, kelompok pengajian, kelompok jemat gereja, kelompok senam lansia dan lain-lain (Depkes RI,2004). Selain itu posyandu lansia merupakan perwujudan pelaksanaan program pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia, sebagai suatu forum komunikasi dalam bentuk peran serta masyarakat usia lanjut, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi sosial dalam penyelenggaraannya, dalam upaya peningkatan tingkat kesehatan secara optimal.

2.3.2.Tujuan dan Sasaran Posyandu lansia

1. Tujuan Umum Posyandu lansia

Meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan lansia untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat.

2. Tujuan Khusus Posyandu Lansia

a. Meningkatkan kesadaran pada lansia b. Membina kesehatan dirinya sendiri c. Meningkatkan mutu kesehatan lansia d. Meningkatkan pelayanan kesehatan lansia

3. Sasaran Pembinaan Posyandu lansia

Pembinaan kesehatan lansia meliputi beberapa kelompok sasaran yaitu: a. Sasaran langsung

(27)

2. Kelompok lansia 60 tahun keatas.

3. Kelompok lansia risiko tinggi yaitu lansia lebih dari 70 tahun atau lansia berumur 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan.

b. Sasaran tidak langsung

1. Keluarga di mana lansia berada.

2. Masyarakat di lingkungan lansia berada.

3. Organisasi sosial yang bergerak di dalam pembinaan kesehatan lansia. 4. Petugas kesehatan yang melayani kesehatan.

5. Masyarakat luas (Depkes RI, 2005).

2.3.3.Jenis-jenis Pelayanan Kesehatan dan Kegiatan Lainnya yang Dapat

Dilaksanakan dalam Posyandu Lansia :

1. Pemeriksaan kesehatan menggunakan KMS (kartu menuju sehat) lansia yaitu : a. Pemeriksaan aktivitas sehari-hari yang meliputi kegiatan dasar dalam

kehidupan (makan, minum, berjalan, mandi, berpakaian, naik/turun, tempat tidur, buang air besar/kecil dan lain-lain).

b. Pemeriksaan status mental, yang berhubungan dengan mental emosional, dilakukan oleh petugas kesehatan dibantu kader.

(28)

d. Pengukuran tekanan darah dengan menggunakan tensimeter dan stestokop serta penghitungan denyut nadi selama satu menit yang dilakukan oleh petugas kesehatan dibantu kader.

e. Pemeriksaan darah (butir darah merah = hb = haemoglobin) menggunakan talquist, sahli atau cuprisulfat yang dilakukan oleh petugas kesehatan dibantu oleh kader.

f. Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit ginjal yang dilakukan oleh petugas kesehatan dan dibantu oleh kader.

2. Penyuluhan kesehatan, disesuaikan dengan kebutuhan dan permasalahan serta kondisi masing-masing.

3. Konseling, apabila diperlukan dilakukan petugas kesehatan.

4. Rujukan, dilakukan oleh kader kepada petugas kesehatan di puskesmas atau ke rumah sakit setempat.

5. Kunjungan rumah, dilakukan oleh kader (atau disertai petugas kesehatan), kepada lansia yang tidak hadir dalam kegiatan posyandu lansia untuk memantau keadaan kesehatannya.

6. Kegiatan lain-lain, seperti:

a. Kegiatan olahraga dilakukan untuk meningkatkan kebugaran jasmaninya, berupa : senam lansia, gerak jalan santai, dll.

(29)

c. Rekreasi d. Kerohanian e. Arisan

f. Forum diskusi

g. Penyaluran dan pengembangan hobi

h. Kegiatan yang bersifat produktif seperti peningkatan pendapatan/ekonomi bagi lansia.

Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan sesuai dengan situasi dan kondisi setempat (Depkes RI, 2003).

2.3.4. Kader Posyandu Lansia

Kader posyandu dipilih oleh pengurus posyandu lansia dari anggota masyarakat yang bersedia, mampu dan memiliki waktu untuk menyelenggarakan kegiatan posyandu lansia atau bila mana sulit mencari kader dari anggota posyandu lansia dapat diambil dari anggota masyarakat lainnya yang bersedia menjadi kader. Persyaratan untuk menjadi kader antara lain :

a. Dipilih dari masyarakat dengan prosedur yang disesuaikan dengan kondisi setempat.

b. Mau dan mampu bekerja secara sukarela. c. Bisa membaca dan menulis huruf latin. d. Sabar dan memahami lansia.

Peran kader lansia antara lain :

(30)

a. Melakukan Survey Mawas Diri (SMD) bersama petugas untuk menelaah pendataan sasaran, pemetaan, mengenal masalah dan potensi.

b. Melaksanakan musyawarah bersama masyarakat untuk membahas hasil SMD, menyusun rencana kegiatan, pembagian tugas dan jadwal kegiatan.

c. Menggerakkan masyarakat yaitu dengan cara mengajak lansia untuk hadir dan berpartisipasi di posyandu lansia, memberikan penyuluhan informasi kesehatan, menggali dan menggalang sumber daya termasuk pendanan yang bersumber dari masyarakat.

d. Melaksanakan kegiatan di posyandu lansia yaitu menyiapkan tempat, alat-alat dan bahan serta memberikan pelayanan lansia.

e. Melakukan pencatatan (Depkes RI,2005).

2.3.5. Penyelenggaraan Posyandu Lansia

Untuk memberikan pelayanan kesehatan yang prima terhadap lansia, mekanisme penyelenggaraan kegiatan yang sebaiknya digunakan adalah sistem 5 tahapan (5 meja) sebagai berikut : Tahap pertama yaitu pendaftaran anggota posyandu lansia sebelum pelaksanaan pelayanan. Tahap kedua yaitu pencatatan kegiatan sehari-hari yang dilakukan lansia serta penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan. Tahap ketiga yaitu pengukuran tekanan darah, pemeriksaan kesehatan dan pemeriksaan status mental. Tahap keempat yaitu pemeriksaan air seni dan kadar darah (laboratorium sederhana). Tahap kelima yaitu pemberian penyuluhan dan konseling (Depkes RI, 2003).

(31)

Penyelenggaraan posyandu lansia pada hakikatnya dilaksanakan dalam 1 (satu) bulan kegiatan, baik pada hari buka posyandu maupun di luar hari buka posyandu sekurang-kurangnya satu hari dalam sebulan. Hari dan waktu yang dipilih, sesuai dengan hasil kesepakatan. Apabila diperlukan, hari buka posyandu dapat lebih dari satu kali dalam sebulan (Depkes Provinsi Sumatera Utara,2007).

b. Tempat Penyelengaraan

Tempat penyelengaran kegiatan posyandu lansia sebaiknya berada pada lokasi yang mudah dijangkau oleh masyarakat. Tempat penyelengaraan tersebut dapat di salah satu rumah warga, halaman rumah, balai desa/kelurahan, balai RW/RT/dusun, salah satu kios di pasar, salah satu ruangan perkantoran atau tempat khusus yang dibangun secara swadaya oleh masyarakat yang dapat disebut dengan nama “Wisma Posyandu” atau sebutan lainnya (Depkes Provinsi Sumatera Utara,2007).

2.3.6. Sarana dan Prasarana

Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan posyandu lansia, dibutuhkan sarana dan prasarana penunjang antara lain :

a. Tempat kegiatan (gedung, ruangan atau tempat terbuka) b. Meja dan kursi

c. Alat tulis

d. Buku pencatat kegiatan (buku register bantu)

e. Kit lansia, yang berisi : timbangan dewasa, meteran pengukur tinggi badan, stetoskop, tensi meter, peralatan laboratorium sederhana, thermometer.

f. KMS (kartu menuju sehat) lansia.

(32)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

3.1. Kerangka konseptual

Kerangka konseptual penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi Pengetahuan lansia tentang Posyandu Lansia di Lingkungan XII Kelurahan Pangkalan Mashyur Kecamatan Medan Johor. Tujuan dari posyandu lansia yaitu meningkatkan derajat kesehatan lansia, meningkatkan mutu pelayanan kesehatan lansia di masyarakat, meningkatkan komunikasi antara masyarakat lansia. Jika tujuan dari posyandu lansia tersebut dapat dirasakan oleh lansia maka kehidupan lansia yang akan datang akan berdampak positif terhadap lansia tersebut.

Skema 3.1 Kerangka penelitian pengetahuan lansia tentang posyandu lansia di Lingkungan XII Kelurahan Pangkalan Mashyur Kecamatan Medan Johor.

Pengetahuan lansia

Posyandu Lansia :

1. Pengertian Posyandu Lansia 2. Tujuan dan Sasaran Posyandu

lansia

3. Jenis-jenis Pelayanan Kesehatan Posyandu Lansia 4. Kader Posyandu Lansia 5. Penyelenggaraan Posyandu

Lansia

(33)

3.2. Defenisi operasional

No. Variable Defenisi Operasional

Alat Ukur Hasil ukur skala

(34)

6 Sarana dan Prasarana posyandu lansia

Yaitu alat-alat dan tempat

dilaksanakannya posyandu lansia

Kuesioner 13-16 : Baik 9-12: Cukup 4-8 : Buruk

Ordinal

(35)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yang bertujuan untuk melihat gambaran pengetahuan lansia tentang posyandu lansia di Lingkungan XII Kelurahan Pangkalan Mashyur Kecamatan Medan Johor.

4.2.Populasi dan Sampel

4.2.1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah semua lansia yang tinggal di Lingkungan XII Kelurahan Pangkalan Mashyur Kecamatan Medan Johor dengan jumlah 57 orang.

4.2.2. Sampel

Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian julmah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2007).

Berdasarkan jumlah populasi yang ada pada penelitian ini yaitu kurang dari 100 orang maka peneliti mengambil seluruh populasi yang ada menjadi sampel dalam penelitian ini, tekhnik sampling yang digunakan yaitu total sampling yaitu sebanyak 57 orang.

4.3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Lingkungan XII Kelurahan Pangkalan Mashyur Kecamatan Medan Johor pada November 2012.

4.4. Pertimbangan Etik

(36)

mendapatkan ijin dari pihak Kepala Lingkungan XII Kelurahan Pangkalan Mashyur Kecamatan Medan Johor, Setelah mendapatkan persetujuan barulah melakukan penelitian.

Dalam pengumpulan data ini terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan pertimbangan etik, yaitu peneliti terlebih dahulu memberi penjelasan kepada calon responden penelitian tentang tujuan penelitian dan prosedur pelaksanaan penelitian. Kemudian peneliti menyerahkan langsung lembar persetujuan penelitian kepada responden. Responden yang bersedia terlebih dahulu menandatangani lembaran persetujuan. Responden yang tidak bersedia berhak untuk menolak dan mengundurkan. Apabila calon responden bersedia, maka responden dipersilahkan untuk menandatangani informed consent, tetapi jika calon responden tidak bersedia, maka calon responden berhak untuk menolak dan mengundurkan diri selama peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner kepada responden agar responden mengerti untuk mengisinya. Untuk menjaga kerahasian responden, peneliti tidak mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data (kuesioner) yang diisi oleh responden. Lembar tersebut hanya diberi nomor kode tertentu. Kerahasian informasi yang diberikan oleh responden dijamin oleh peneliti (Nursalam, 2003)

4.5. Instrumen Penelitian

(37)

bagian, yaitu: (1) data demografi responden (lansia) yang meliputi: umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan dan penghasilan, (2) kuesioner tentang Pengetahuan Lansia Tentang Posyandu Lansia

4.5.1. Kuesioner Data Demografi

Instrumen penelitian ini berisi pertanyaan tentang umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan dan penghasilan.

4.5.2. Kuesioner Pengetahuan lansia tentang Posyandu Lansia

Bentuk kuesioner Pengetahuan lansia tentang posyandu lansia berupa dari beberapa komponen. Adapun pertanyaan lansia tentang pengertian posyandu lansia terdiri dari 3 pertanyaan yaitu nomor 1,2, dan 3. Pada komponen tujuan dan sasaran posyandu lansia terdiri dari 2 pertanyaan yaitu nomor 4 dan 5. Pada komponen jenis-jenis pelayanan kesehatan posyandu lansia terdiri dari 5 pertanyaan yaitu nomor 6,7,8,9, dan 10. Pada komponen kader posyandu lansia terdiri dari 3 pertanyaan yaitu 11,12, dan 13. Pada komponen penyelenggaraan posyandu lansia terdiri dari 3 pertanyaan yaitu 14,15, dan 16. Pada komponen sarana dan prasarana terdiri dari 4 pertanyaan yaitu 17,18,19, dan 20. Jumlah pernyataan yang ada pada kuesioner yaitu sebanyak 20 pertanyaan. Untuk menetapkan bobot jawaban terhadap tiap-tiap komponen dengan menggunakan skala Likert (Arikunto, 2002), yaitu skor tertinggi adalah sangat setuju = 4, setuju = 3, kurang setuju = 2, tidak setuju = 1. Kuisioner terdiri dari 20 pernyataan dengan total skor tertinggi 80 dan terendah adalah 20. Semakin tinggi skor yang diperoleh maka semakin baiklah Pengetahuan lansia terhadap posyandu lansia.

(38)

P = Skor tertinggi – Skor terendah Banyak kelas

Berdasarkan rumus diatas maka Pengetahuan lansia terhadap posyandu lansia dengan rentang 80 dan banyak kelas 3 maka dinyatakan P = 20 . Untuk Pengetahuan baik keberhasilan menjawab pernyataan baik 61 – 80, Pengetahuan cukup 41 – 60 dan Pengetahuan kurang 20 – 40

4.6. Validitas dan Realibilitas Instrumen

4.6.1. Validitas

Sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang dikumpulkan menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud. Untuk uji validitas pada instrumen ini mengunakan content validity dan konsultasi ahli.

Untuk membuktikan instrumen lebih sahih maka uji validitas dilakukan oleh Departemen jiwa dan komunitas Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, dan saran yang diberikan oleh para ahli dari kuesioner yaitu menambahkan 5 pertanyaan lagi ke dalam kuesioner.

4.6.2. Realibilitas

(39)

untuk mengetahui seberapa besar derajat atau kemampuan alat ukur untuk mengukur secara konsistensi sasaran yang akan di ukur. Berdasarkan hasil uji reliabilitas yang dilakukan, nilai reliabilitas kuesioner Pengetahuan lansia tentang posyandu lansia di Lingkungan XII Kelurahan Pangkalan Mashyur Kecamatan Medan Johor adalah 0,772, ini dikatakan reliable karena nilai reliabilitasnya > 0,7.

4.7. Pengumpulan data

Pada tahap awal peneliti mengajukan surat permohonan ijin pelaksanaan penelitian pada institusi Pendidikan Fakultas Keperawatan USU, kemudian mengajukan surat permohonan ijin pelaksanaan penelitian kepada Pemerintahan setempat dan puskesmas yang ada disekitar lokasi penelitian, setelah mendapat izin, kemudian mengadakan pendekatan kepada calon responden untuk memberikan penjelasan maksud dan tujuan penelitian serta prosedur penelitian berdasarkan data lansia yang diperoleh dari kelurahan dan puskesmas kemudian bekerja sama dengan kader posyandu lansia untuk mengunjungi lansia, bila lansia bersedia menjadi responden, maka dipersilahkan menandatangani lembaran persetujuan (informed concent) untuk menjadi responden, dan menjelaskan kepada responden tentang cara pengisian kuesioner, serta mencatat jawaban responden dan data dikumpulkan bersama kuesioner dari responden lain.

4.8. Analisa data

(40)

diantaranya kelengkapan isian dilakukan ditempat pengumpulan data, kuesioner yang telah diperiksa apabila terdapat ketidaksesuaian dapat segera dilengkapi, kemudian data yang sesuai diberi kode (coding) untuk memudahkan peneliti melakukan tabulasi dan analisa data,tahap pemberian kode meliputi kegiatan mengubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka atau bilangan dari hasil isian formulir yang diserahkan kepada responden. Serta memasukkan entry data, entry data merupakan suatu proses memasukkan data ke dalam komputer dengan pengolahan data SPSS.

(41)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan penelitian mengenai Pengetahuan Lansia Tentang Posyandu Lansia Di Lingkungan XII Kelurahan Pangkalan Mashyur Kecamatan Medan Johor. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan November 2012 di Lingkungan XII Kelurahan Pangkalan Mashyur Kecamatan Medan Johor dengan jumlah responden sebanyak 57 responden.

Hasil penelitian ini dibagi atas 2 bagian yaitu karakteristik responden dan Pengetahuan lansia tentang posyandu lansia di Lingkungan XII Kelurahan Pangkalan Mashyur Kecamatan Medan Johor.

5.1.1. Karakteristik responden

(42)

orang (54,4%) dan sebagian kecil pensiunan PNS sebanyak 7 orang (12,3%) dan berdasarkan penghasilan sebagian besarnya juga berpenghasilan Rp.500.000 – Rp.900.000/bulan sebanyak 22 orang (38,6%) dan sebagian kecil berpenghasilan >Rp.1000.000/bulan sebanyak 15 orang (26,3%). Hasil penelitian tentang karakteristik responden dapat dilihat pada tabel 5.1.

Table 5.1. Distribusi responden berdasarkan karakteristik responden di

Lingkungan XII Kelurahan Pangkalan Mashyur Kecamatan Medan Johor, n =

(43)

Pekerjaan Sebelumnya

Pensiunan PNS 7 12,3 Buruh 9 15,8 Wiraswasta 10 17,5 Ibu tumah tangga 31 54,4

Penghasilan Keluarga

>Rp.1000.000/bulan 15 26,3 Rp.500.000-Rp.900.000/bulan 22 38,6 <Rp.500.000/bulan 20 35,1

5.1.2. Pengetahuan Lansia Tentang Posyandu Lansia Di Lingkungan XII

Kelurahan Pangkalan Mashyur Kecamatan Medan Johor

Pengetahuan lansia tentang posyandu lansia di lingkungan XII kelurahan pangkalan mashyur kecamatan medan johor dilihat dari jawaban responden terhadap kuesioner Pengetahuan lansia tentang posyandu lansia terdiri dari 6 komponen yaitu pengertian posyandu lansia, tujuan dan sasaran posyandu lansia, jenis-jenis pelayanan kesehatan posyandu lansia, kader posyandu lansia, penyelenggaraan posyandu lansia, sarana dan prasarana.

(44)

sebanyak 2 responden (3,5%) terhadap komponen kader posyandu lansia. Pada komponen penyelenggaraan posyandu lansia sebanyak 30 responden (52,6%) pengetahuan cukup, dan 27 responden (47,4%) mempunyai pengetahuan baik. Dan pada komponen sarana dan prasarana posyandu lansia sebanyak 37 responden (64,9%) mempunyai pengetahuan baik dan 20 responden (35,1%) mempunyai pengetahuan cukup. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 5.2.

Tabel 5.2.Distribusi frekuensi dan persentase subvariabel pengetahuan lansia

tentang posyandu lansia di Lingkungan XII Kelurahan Pangkalan

Mashyur Kecamatan Medan Johor (n= 57)

Sub variabel

Kategori pengetahuan

Baik Cukup Kurang

F % F % F %

Pengertian posyandu lansia 30 52,6 27 47,4 0 0 Tujuan dan sasaran posyandu 38 66,7 19 33,3 0 0 lansia

Jenis-jenis pelayanan kesehatan 41 71,9 16 28,1 0 0 posyandu lansia

Kader posyandu lansia 16 28,1 39 68,4 2 3,5 Penyelenggaraan posyandu 27 47,4 30 52,6 0 0 lansia

Sarana dan prasarana 37 64,9 20 35,1 0 0

(45)

dan kurang. Secara keseluruhan data yang diperoleh menunjukkan bahwa dari 51 responden terdapat 89,5% yang memiliki pengetahuan baik, 6 responden (10,5%) yang memiliki pengetahuan cukup dan tidak ada responden (0%) yang memiliki pengetahuan kurang. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.3

Table 5.3. Distribusi frekuensi dan persentase pengetahuan responden tentang

posyandu lansia di Lingkungan XII Kelurahan Pangkalan Mashyur

Kecamatan Medan Johor (n = 57)

Pengetahuan Responden Frekuensi Persentase

Baik 51 89,5 Cukup 6 10,5 Kurang 0 0

5.2. Pembahasan

5.2.1. Pengertian posyandu lansia

(46)

promotif dan preventif sesuai dengan pengertian posyandu lansia sebagai tempat untuk peningkatan kesehatan, kemampuan untuk mandiri, produktif dan berperan aktif (Depkes RI, 2003). Tetapi hal ini berbeda dengan penelitian ini karena pengetahuan lansia tentang posyandu lansia dipengaruhi oleh pengalaman mereka selama menjalani posyandu lansia bukan berdasarkan tingkat pendidikan terakhir lansia. Berdasarkan pendidikan terakhir sebagian besar responden tamatan SD sebanyak 37 orang (64,9%). Asumsi peneliti menyatakan selama menjalani posyandu lansia pelayanan yang diperoleh lansia sangat baik. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Henniwati (2008), mengungkapkan bahwa faktor pendidikan Lansia memengaruhi pemanfaatan Posyandu Lansia di wilayah kerja Puskesmas Kabupaten Aceh Timur. Namun hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Sigalingging (2011), mengungkapkan bahwa faktor pendidikan Lansia tidak berpengaruh terhadap pemanfaatan Posyandu Lansia di wilayah kerja Puskesmas Darussalam Medan.

5.2.2. Tujuan dan sasaran posyandu lansia

(47)

karakteristik responden mengenai usia yaitu sebagian besar responden berada pada usia 75-90 tahun sebanyak 24 orang (42,1%).

5.2.3. Jenis-Jenis Pelayanan Kesehatan Posyandu Lansia

Pada komponen jenis-jenis pelayanan kesehatan posyandu lansia sebanyak 41 responden (71,9%) mempunyai pengetahuan baik dan pengetahuan cukup sebanyak 16 responden (28,1%) dari hasil tersebut diketahui bahwa jenis atau kegiatan yang dilakukan di posyandu lansia tersebut memenuhi kebutuhan dari lansia tersebut yaitu pemeriksaan kesehatan, pemberian makanan tambahan, penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, olah raga. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Notoatmojo (2003), kebutuhan merupakan dasar dan stimulus langsung untuk

memanfaatkan pelayanan kesehatan. Hal ini sesuai dengan pendapat Katz dalam

Notoatmojo (2003), seseorang dapat bertindak (berperilaku) positif terhadap objek demi

pemenuhan kebutuhannya. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Aswan (2006) di

Kabupaten Banggai Kepulauan Provinsi Sulawesi Tengah, bahwa persepsi lansia tentang

posyandu lansia yang meliputi harapan terhadap pemeriksaan dan pengobatan yang lebih

lengkap dan jam buka sesuai jam kerja mempunyai hubungan yang signifikan dengan

pemanfaatan posyandu lansia.

5.2.4. Kader Posyandu Lansia

(48)

pengetahuan lansia tentang kader posyandu lansia sebagian besar cukup. Kinerja kader yang belum optimal tidak terlepas dari peran dan tanggung jawab Departemen Kesehatan dalam pengelolaan Posyandu. Menurut hasil penelitian Darmawan (2009) posyandu pada akhir-akhir mengalami stagnasi karena banyak faktor antara lain terdapat banyak program titipan, kader kurang aktif dan kurang semangat, ada pendekatan proyek yang melemahkan inisiatif masyarakat, dan kurangnya pemberdayaan, dan belum jelasnya siapa ”pemilik”posyandu, pokja dan pokjanal. Kader mempunyai peranan sentral dalam program integrasi di masyarakat dalam konsep posyandu yaitu pelayanan dari masyarakat, untuk masyarakat dan oleh masyarakat.

(49)

aktif). Di masyarakat muncul berbagai pendapat yang intinya terbagi 2 yaitu: 1) masyarakat yang merasa bahwa posyandu sudah tidak cocok lagi dan tidak mungkin (sulit) untuk dilaksanakan, 2) masyarakat yang merasa posyandu masih sangat dibutuhkan dan masih banyak cara yang dapat dilaksanakan untuk mengaktifkan posyandu Peningkatan kualitas kader posyandu baik melalui peningkatan pengetahuan teknis kesehatan maupun keterampilan, khususnya keterampilan manajemen pengelolaan

posyandu berperan besar dalam upaya peningkatan fungsi posyandu. Di samping itu

pemberian motivasi kepada kader posyandu mempunyai dampak yang positif guna

memacu semangat dan gairah kerja posyandu.

5.2.5. Penyelenggaraan Posyandu Lansia

Pada komponen penyelenggaraan posyandu lansia sebanyak 30 responden (52,6%) mempunyai pengetahuan cukup, dan 27 responden (47,4%) mempunyai pengetahuan baik. Dalam hal ini diketahui bahwa waktu dan tempat yang telah ditentukan sesuai dengan kesepakatan dan lansia setuju dengan kesepakatan tersebut. Pengetahuan lansia tentang posyandu, sesuai dengan pedoman penyelenggaraan posyandu bahwa penyelenggaraan posyandu mengikuti sistem 3 meja yang dimulai dari meja I tempat pendaftaran, pengukuran dan penimbangan berat badan dan tinggi badan, meja II melakukan pencatatan oleh petugas kesehatan, meja III melakukan kegiatan penyuluhan kesehatan.

Menurut Notoatmojo (2007), jarak dari tempat tinggal ke sarana kesehatan

mendukung lansia dalam mengakses pelayanan kesehatan. Hasil pengkajian WHO di

negara-negara berkembang menyatakan bahwa meskipun kesadaran dan pengetahuan

(50)

maka akan sulit untuk mewujudkan perilaku sehat tersebut. Penelitian ini sejalan dengan

penelitian Rivai (2004) di Puskesmas Binjai, bahwa persepsi masyarakat tentang lokasi

posyandu mempunyai pengaruh signifikan terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan.

Hal ini sesuai juga dengan penelitian Adri (2008) di provinsi NAD, bahwa variabel jarak

tempuh, variabel waktu tempuh dan variabel sarana transportasi dari tempat tinggal

responden ke pelayanan kesehatan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

pemanfaatan pelayanan kesehatan.

5.2.6. Sarana Dan Prasarana Posyandu Lansia

Pada komponen sarana dan prasarana posyandu lansia sebanyak 37 responden (64,9%) mempunyai pengetahuan baik dan 20 responden (35,1%) mempunyai pengetahuan cukup. Menurut Azwar (1996), tuntutan kesehatan berkaitan dengan tersedianya sarana dan prasarana kesehatan, dengan demikian perkembangan teknologi harus selalu diperhatikan agar kegiatan pelayanan kesehatan dapat memberikan pelayanan bermutu terhadap konsumen. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Silalahi (2009) di Puskesmas Padang Bulan Medan, bahwa variabel fasilitas kesehatan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pemanfaatan pelayanan kesehatan. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Buchari dan Dever yang dikutip oleh Azhari (2002), bahwa kepercayaan terhadap fasilitas kesehatan merupakan salah satu fungsi yang memengaruhi seseorang dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan.

Selain itu hasil penelitian ini sesuai dengan teori Green dalam Notoatmojo (2003)

di mana faktor ketersediaan sarana dan prasarana merupakan faktor yang memengaruhi

(51)

mendukung ikut berperan serta membentuk terjadinya perilaku seseorang/masyarakat.

Pengetahuan dan sikap saja belum menjamin terjadinya perilaku, maka masih diperlukan

(52)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil penelitian yang dilakukan mengenai Pengetahuan Lansia Tentang Posyandu Lansia Di Lingkungan XII Kelurahan Pangkalan Mashyur Kecamatan Medan Johor dapat disimpulkan sebagai berikut :

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan uraian pembahasan mengenai Pengetahuan lansia tentang posyandu lansia di Lingkungan XII Kelurahan Pangkalan Mashyur Kecamatan Medan Johor dapat disimpulkan bahwa penelitian yang dilakukan terhadap 57 orang responden terdapat 51 responden (89,5%) yang memiliki pengetahuan baik, 6 responden (10,5%) yang memiliki pengetahuan cukup dan tidak ada responden (0%) yang memiliki pengetahuan kurang. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai pengetahuan baik tentang posyandu lansia hal tersebut dikarenakan pelayanan yang diberikan oleh kader dan petugas posyandu lansia sangat baik dan pengalaman lansia selama mengikuti posyandu lansia. Hal tersebut bukan dilatarbelakangi oleh pendidikan terakhir lansia karena pendidikan terakhir lansia yaitu tamatan SD sebanyak 37 orang (64,9%).

6.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian diberikan saran kepada berbagai pihak antara lain:

(53)

Diharapkan untuk dapat meningkatkan pemanfaatan pelayanan posyandu untuk memelihara status kesehatan lanjut usia dan kepada anggota keluarga, agar dapat berperan aktif mendampingi lansia dalam mengikuti setiap kegiatan posyandu.

6.2.2. Pendidikan Keperawatan

Bagi Pendidikan Keperawatan peneliti menyarankan agar materi perkuliahan tentang posyandu lansia diperdalam lagi sehingga dapat dikembangkan dalam praktek belajar lapangan, sehingga posyandu lansia dapat dimanfaatkan oleh lansia.

6.2.3. Penelitian Keperawatan

(54)

DAFTAR PUSTAKA

Adri, 2008. Faktor yang Mempengaruhi Cakupan Program Pemeriksaan Kehamilan (K1 dan K4) di Puskesmas Runding Kota Subulussalam Provinsi NAD. Tesis, Program Magister Administrasi Rumah Sakit, Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat. Program Pascasarjana USU, Medan.

Admin. 2010. Jenis-jenis Posyandu Lansia. (http://jenis-jenis posyandu lansia.com) Affandi, B., 1997, Masalah Kesehatan pada Masa-masa Menopause, Medika, No. 9

Tahun XXIII.

Alimul. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi V. Jakarta: Rineka Cipta.

Aswan, 2006. Upaya Meningkatkan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Usila (Usia Lanjut) di Puskesmas Banggai Kabupaten Banggai Kepulauan Propinsi

Sulawesi Tenggah.

Azwar, A, 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Edisi Ketiga, PT. Binarupa Aksara, Jakara

Bertha Yanty , 2010. Pengaruh persepsi tentang posyandu usila terhadap tingkat pemanfaatan posyandu usila di puskesmas Martoba Kota Pematang Siantar Tahun 2010. Skripsi FKM USU. Medan.

Budi, T.W.R., 1996 , Model Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut Oleh Masyarakat (Penelitian Kualitatif di Kec. Tomohon, Sulawesi Utara), Jurnal Jaringan Epidemologi Indonesia, Vol. 1, Edisi 1, Jakarta.

Depkes RI, 2003. Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut Bagi Petugas Kesehatan.Jakarta:DepkesRI.

, 2003. Pedoman Pengelolaan Kegiatan Kesehatan di kelompok Usia Lanjut.

Jakarta.

, 2005.Pedoman Pembinaan Kesehatan Lansia Bagi Petugas KesehatanI.Jakarta.

(55)

Departemen Dalam Negeri,1990.Instruksi Menteri dalam Negeri No.0 Tahun 1990.

Tentang Peningkatan Pembinaan mutu Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), Jakarta, 1990

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, 2006. Profil Pembinaan Kelompok UsiaLanjutdiSumateraUtara.Medan.

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, 2007. Pelatihan Bagi Petugas Puskesmas untuk Revitalisasi Posyandu. Medan.

Darmodjo, et all. (2006). Buku Ajar Geriatrik (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta : FKUI.

Effendi, Nasrul, 1998. Dasar-Dasar Perawatan Kesehatan Masyarakat, Jakarta : EGC.

Erfandi,2008.PengelolaanPosyanduLansia.www.puskesmasoke.blogspot.com Enina Tarigan. 2009. Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Lansia tentang

Pemanfaatan Posyandu Lansia Dalam Menunjang Status Gizi di Puskesmas Petisah Medantahun 2009.Skripsi FKM USU. Medan.

Hadywinoto dan Tony, S., 1999, Panduan Gerontologi Tinjauan dari Berbagai Aspek. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Kementrian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, 2005. Lansia Masa Kini dan Mendatang. http:/www.menkokesra.go.id

Mubaraq. 2007. Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan aplikasi. Jakarta: Salemba Medika

Nursalam & Siti Pariani. 2000. Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta : CV. SagungSeto.

Noperius, 2012. Sikap dan Pengetahuan lansia Terhadap Pemanfaatan Posyandu Lansia di Kelurahan Pasar Teluk Dalam Kabupaten Nias Selatan. Skripsi Fkep,USU.

Notoatmojo, Soekidjo, 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.

(56)

Administrasi Rumah Sakit, Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat. Program Pascasarjana USU, Medan.

(57)

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH MENDAPATKAN PENJELASAN (INFORMED CONSENT)

Nama : Atikah Nasution

Judul Penelitian : Pengetahuan Lansia Tentang Posyandu Lansia Di Lingkungan XII Kelurahan Pangkalan Masyhur Kecamatan Medan Johor.

Saya adalah Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang sedang melakukan penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengetahuan Lansia Tentang Posyandu Lansia Di Lingkungan XII Kelurahan Pangkalan Masyhur Kecamatan Medan Johor. Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Saya mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu untuk memberikan jawaban sesuai dengan pendapat Bapak/Ibu tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Saya akan menjamin kerahasiaan identitas dan jawaban Bapak/Ibu. Informasi yang Bapak/Ibu berikan hanya akan digunakan untuk pengembangan Ilmu Keperawatan dan tidak akan digunakan untuk maksud yang lain.

Partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, karena Bapak/Ibu bebas menerima menjadi responden penelitian atau menolak tanpa ada sanksi apapun. Jika Bapak/Ibu bersedia menjadi responden penelitian, silahkan menandatangani surat persetujuan ini pada kolom yang telah disediakan sebagai bukti kesukarelaan

Bapak/Ibu. Terima kasih Medan, 2012

(58)

KUESIONER PENELITIAN

Kuesioner I : Data Demografi

a. Menjawab semua pertanyaan yang tersedia dengan memberikan tanda checklist(√)padatempatyangdisediakan.

b. Semuapertanyaanharusdijawab.

c. Setiappertanyaandiisidengansatujawaban

d. Bilaadayangkurangmengerti,silakanTanyakepadapeneliti. 1.Umur: tahun

2.JenisKelamin :

( )Pria ( )Wanita 3.SukuBangsa:

( )Nias ( )Padang ( )Batak ( )Jawa ( )………

4.Agama

( )Islam ( )Budha ( )Protestan ( )Hindu ( )Katolik

5. Pendidikanterakhiryangberijazah: ( )SD ( )SMU

(59)

6. PekerjaanResponden:

( )PensiunPNS/TNI/POLRI( )Petani ( )Buruh

( )Wiraswasta( )Lain-lain(……….) 7. Penghasilanrespondensetiapbulan:

( )>Rp.1.000.000/bulan

(60)

Kuesioner II : Pengetahuan lansia tentang posyandu lansia

Petunjuk penelitian

1. Menjawab semua pertanyaan yang tersedia dengan memberikan tanda ceklist (√) pada tempat yang tersedia

2. Semua pertanyaan harus dijawab

3. Setiap pertanyaan diisi dengan satu jawaban

4. Bila ada yang kurang mengerti, silakan tanya kepada peneliti Keterangan :

SS : Sangat Setuju KS : Kurang Setuju S : Setuju TS : Tidak Setuju

No. Pertanyaan Jawaban

Pengertian Posyandu Lansia SS S KS TS

1. Posyandu lansia yaitu sarana kesehatan dan pembinaan kesehatan bagi usia lanjut

2. Posyandu Lansia adalah suatu wadah pelayanan bagi usialanjutdimasyarakat.

3. Posyandu lansia terbentuk dari kelompok arisan atau pengajian

Tujuan dan Sasaran Posyandu lansia

4. Posyandu lansia dapat meningkatkan derajat kesehatan 5. Posyandu telah memberikan pelayanan yang

(61)

membutuhkan.

Jenis-jenis Pelayanan Kesehatan Posyandu Lansia

6. Pemeriksaan kesehatan, penyuluhan, pemberian

makanantambahan serta olah raga merupakanjenis kegiatan diposyandulansia

7. Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan di posyandu lansia sangat memuaskan.

8. Kartu Menuju Sehat (KMS) tersedia

9. Rujukan, dilakukan oleh kader kepada petugas kesehatan di puskesmas atau ke rumah sakit setempat 10. Penyuluhan kesehatan disesuaikan dengan kebutuhan

dan permasalahan serta kondisi masing-masing

Kader Posyandu Lansia

11. Kader mampu menjalin hubungan baik dengan anggota posyandu

12. Kader posyandu lansia berkunjung ke rumah lansia yang tidak hadir dalam kegiatan posyandu lansia untuk memantau keadaan kesehatannya

13. Kader mampu memimpin posyandu untuk mencapai tujuan

Penyelenggaraan Posyandu Lansia

(62)

yang telah ditentukan

15. Hari dan waktu pelaksanaan posyandu lansia sesuai dengan kesepakatan bersama

16. Tempat pelaksanaan posyandu lansia mudah dijangkau oleh para lansia

Sarana dan Prasarana

17. Meja dan kursi yang digunakan memadai untuk pelaksanaan posyandu lansia

18. Gedung atau tempat untuk pelaksanaan posyandu lansia dalam kondisi baik

19. Kondisi tensimeter yang digunakan memadai untuk pelaksanaan posyandu

(63)

RENCANA ANGGARAN PENELITIAN

1. SKRIPSI

a. Print skripsi Rp. 250.000

b. Biaya internet Rp. 50.000

c. Fotocopy sumber-sumber tinjauan pustaka Rp. 30.000

d. Fotocopy perbanyak skripsi Rp. 100.000

2. PENGUMPULAN DATA

a. Izin penelitian Rp. 50.000

b. Transportasi Rp. 250.000

c. Fotocopy kuisioner dan persetujuan penelitian Rp. 60.000

3. ANALISA DATA DAN PENYUSUNAN LAPORAN

a. Biaya rental dan print Rp. 50.000

b. CD Rp. 50.000

c. Penjilidan Rp. 30.000

d. Fotocopy laporan penelitian Rp. 50.000

4. BIAYA TAK TERDUGA Rp. 400.000

___________

(64)

Hasil Reliability

a. Listwise deletion based on all variables in the

(65)
(66)

P9 55.80 33.511 -.328 .825

P10 56.90 29.433 .373 .793

P11 56.30 31.789 .000 .804

P12 56.20 31.289 .113 .803

P13 56.60 32.267 -.130 .815

P14 57.10 28.544 .681 .781

P15 56.60 29.378 .416 .791

P16 56.50 27.167 .486 .785

P17 56.10 31.656 -.009 .808

P18 56.50 27.611 .429 .789

P19 56.40 27.378 .398 .793

P20 56.60 29.156 .299 .797

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

(67)

Karakteristik responden

Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

(68)

Agama

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid islam 57 100.0 100.0 100.0

Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Hasil per variabel dalam kuesioner pengetahuan lansia tentang posyandu lansia Pengertian posyandu lansia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1.00 30 52.6 52.6 52.6

2.00 27 47.4 47.4 100.0

(69)

Tujuan posyandu lansia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1.00 37 64.9 64.9 64.9

2.00 20 35.1 35.1 100.0

(70)

Hasil Pengetahuan lansia tentang posyandu lansia

Pengetahuan Posyandu lansia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1.00 51 89.5 89.5 89.5

2.00

3.00

6

0

10.5

0

10.5

0

100.0

0

(71)
(72)
(73)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Atikah Nasution

Tempat / Tanggal lahir : Takengon, 10 September 1989

Pekerjaan : Mahasiswa

Agama : Islam

Alamat : Jl. Karya jaya Gg. Sentosa No. 8A Medan Nomor Telepon / Hp : 085245954407

Orang Tua (Ayah) : Isroq Nasution Orang Tua (Ibu) : Hilma

Riwayat Pendidikan : 1. SD Negeri Tetunjung Takengon 2. SLTP N 2 Takengon

3. SMA N 2 MEDAN

Gambar

Table 5.1. Distribusi responden berdasarkan karakteristik responden di
Tabel  5.2. Distribusi frekuensi dan persentase subvariabel pengetahuan lansia
Table 5.3. Distribusi frekuensi dan persentase pengetahuan responden tentang

Referensi

Dokumen terkait

[r]

lima faktor yang diterapkan dalam memberi pelayanan yaitu.. kehandalan, daya tanggap, jaminan, empati dan bukti

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja perawat dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pasien gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa

Pada tahap penelitian pengem bangan ini penekanan diarahkan terhadap usaha alih teknologi kom ponen usahatani padi rintak. A dapun kornponen usahatani lainnya tetap dilaksanakan

OPTIMALISASI UNIT PEREMUKAN DALAM PENCAPAIAN TARGET PRODUKSI 60.000 TON/BULAN BATU GRANIT PADA PT VITRAMA PROPERTI DI DESA AIR MESU KABUPATEN BANGKA TENGAH.. Beserta

teruji kebenarannya, hal ini ditunjukkan dengan besarnya nilai F hitung (28,565) &gt; F tabel (2,469) dan hipotesis II yang menyatakan bahwa produk, harga, promosi dan

Hasil tersebut tidak sesuai dengan penelitian sebelumnya yang meneliti karakteristik lokasi stroke pasca PCI bahwa lebih dari satu setengah dari kejadian serebrovaskular

DAFTAR URUT PRIORITAS (LONG LIST)CALON PESERTA SERTIFIKASI BAGI GURU RA/MADRASAH DALAM JABATAN UNTUK MATA PELAJARAN KEAGAMAAN (QUR'AN HADIST, AKIDAH AKHLAK, FIQH, SKI), BAHASA