PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE WORD SQUARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN
IPA DI KELAS V SD NEGERI 101765 BANDAR SETIA TAHUN AJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Prasekolah dan Sekolah Dasar
OLEH :
AYU KURNIASIH
NIM. 1123111009
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE WORD SQUARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA
PELAJARAN IPA DI KELAS V SD NEGERI 101765 BANDAR SETIA TAHUN AJARAN 2015/2016
AYU KURNIASIH, (NIM.1123111009)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mempelajari materi Gaya penggunaan Model Kooperatif Tipe Word Square dengan menggunakan LKS di kelas V SD Negeri 101765 Bandar Setia Tahun Ajaran 2015/2016 serta untuk mengetahui Apakah Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Word Square dengan menggunkan LKS akan meningkatkan hasil belajar siswa lebih baik. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek dalam peelitian ini adalah 33 siswa kelas V SD Negeri 101765 Bandar Setia, Kecamatan Percut Sei Tuan.
Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data adalah tes dan lembar observasi. Tes dgunakan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa dalam menyelesaikan soal yang berkaitan dengan Gaya IPA dan lembar observasi digunakan untuk melihat proses pembelajaran ketika Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Word Square diterapkan. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri atas 2 siklus, masing-masing terdiri dari 2 kali pertemuan. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa yaitu : pada siklus I siswa diberikan LKS secara individu namun guru tetap membimbing pekerjan siswa. Pada saat siswa mengerjakan LKS, guru membiarkan siswa bekerja dengan kemampuaannya yang dimiliki setiap individu, sedangkan guru memantau pekerjaan siswa mengerjakan LKS, guru membiarkan siswa bekerja dengan kemampuannya yang dimiliki setiap individu, sedangkan guru memantau pekerjaan siswa dengan berkeliling ke meja siswa. Kemudian di akhir siklus diberikan Tes Hasil Belajar (THB) 1 kepada siswa guna dapat melihat hasil belajar siswa selama siklus I berlangsung. Namun hasil belajar belum terlihat keberhasilan pada siswa. Kemudian dilakukan siklus II dengan pembelajaran yang sama, siswa diberikan LKS namun secara kelompok. Dan kelompok dibagi berdasarkan hasil Tes Hasil Belajar (THB) 1. Dan di akhir siklus II diberikan Tes Hasil Belajar (THB) II. Kemudian dari hasil analisis data akhir siklus II dengan pembelajaran yang sama ternyata hasilnya lebih meningkat dibandingkan siklus I.
i
IPA materi gaya. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah dengan penerapan model pembelajaran kooperatif word square dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan jumlah subjek penelitian sebanyak 33 orang siswa kelas V SD Negeri 101765 Bandar Setia, dimana kegiatan dilakukan saat pembelajaran IPA berlangsung. Untuk memperoleh data yang digunakan dalam penelitian ini penulis memberikan tes tertulis sebanyak 20 soal dan melakukan observasi. Adapun teknik analisis data dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang dilihat dari berapa persen tingkat keberhasilan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA.
Dari analisis data tes awal diperoleh banyaknya siswa yang mencapai ketuntasan belajar dari tes awal yaitu 13 orang dari 20 siswa atau 39,40% dengan rata-rata kelas 56,2369. Hasil analisis data pada siklus I setelah dilakukan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Word Square menunjukkan banyaknya siswa yang mencapai ketuntasan belajar 17 dari 16 orang siswa 51,50% yang hasil belajarnya tuntas dengan rata-rata 59,70%, 16 orang siswa atau 48,50% yang tergolong hasil belajarnya tidak tuntas nilainya < 65. Hasil analisis data akhir siklus II dengan pembelajaran yang sama dipeloreh banyaknya siswa yang mencapai ketuntasan belajar sebanyak 32 orang siswa 96,97% dengan rata-rata 78,95%, 1 orang siswa 3,03% yang hasil belajarnya rendah yang tergolong hasil belajarnya tidak tuntas. Ini berarti terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I hingga siklus II. Berdasarkan kriteria ketuntasan belajar klasikal maka pembelajaran ini telah mencapai target ketuntasan belajar.
iii KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat, dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Word Square Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Di Kelas V SD Negeri 101765 Bandar Setia Tahun Ajaran 2015/2016”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di jurusan PPSD Universitas Negeri Medan sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik dan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.
Selama dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat masukan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor UNIMED beserta para
staf pegawai rektorat,
2. Bapak Dr. Nasrun, MS Selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Medan, Bapak Prof. Dr. Yusnadi, MS selaku Wakil Dekan Bidang Akademik, Bapak Dr. Aman Simaremare, MS selaku Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan, serta Bapak Drs. Edidon Hutasuhut, M.Pd selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan,
3. Bapak Drs. Khairul Anwar, M.Pd selaku Ketua Jurusan PPSD UNIMED, dan
sebagai penguji,
4. Dr. Naeklan Simbolon, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan PPSD, dan Dosen
Pembimbing Akademik yang selama ini telah memberikan bimbingan dan saran-saran dalam perkuliahan.
5. Drs. Akden Simanihuruk, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
memberikan bimbingan, arahan dan saran dari sejak awal sampai dengan
8. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Pendidikan.
9. Seluruh staf pegawai Jurusan PPSD UNIMED, yang telah memberikan
pengajaran selama penulis duduk sebagai mahasiswa di Fakultas Ilmu Pendidikan UNIMED yang telah banyak membantu memberikan kesempatan
kepada penulis dalam pengumpulan berkas-berkas untuk wisuda
melaksanakan studi di Universitas Negeri Medan.
10. Ucapan terimah kasih juga kepada Bapak Armansyah Harahap, S.Pd selaku
iii
memberikan bantuan dan kerjasama selama penulis melakukan penelitian di sekolah tersebut.
11. Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada Ayahanda saya Dr. Edy
Surya, M.Si, Ibunda tercinta Swasni, dan Adikku tersayang Dimas Nuari Surya, teman-teman seperjuangan yang memberikan dukungan moril, materil serta do’a dan memberikan semangat demi keberhasilan penulis.
12. Ucapan terimah kasih juga kepada sahabat-sahabat saya selama perkuliahan
kepada : Alimin Samosir, Estu Jhon Perwira Harahap, Yahya Anzani Nasution, Ody Rachmawadi, Fyan Samosir, Rizal Nuari, Cakra Tarigan, Latifah, Suci Ayu Lestari, Martha Meyliana, Endah Permata Sari, Greis C. Sihotang, Erwina Rachmamawati, Lelyta NMC Purba, Switri Indah Puspita Sari Nababan, Adinda Fahriza Batubara, Puput Maulidya, Sri Novianti, Masdalina, Nia Bintang Hutagaol, Karmila Siahaan, Hijrah Apriani Tanjung, Khalida Mustika, Nila Muharni Dongoran, dan Siswa kelas V SD SD Negeri 101765 Bandar Setia yang telah antusias selama proses penelitian, skripsi ini, dan berbagi suka maupun duka dari awal perkulihan sampai sekarang.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi in, namun penulis masih menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini bisa bermanfaat dalam memperkaya dalam ilmu pendidikan. Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis serta dapat dijadikan sebagai sumbangan pemikiran dalam dunia pendidikan.
Medan, 12 Agustus 2016 Penulis
iii KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat, dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Word Square Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Di Kelas V SD Negeri 101765 Bandar Setia Tahun Ajaran 2015/2016”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di jurusan PPSD Universitas Negeri Medan sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik dan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.
Selama dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat masukan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor UNIMED beserta para
staf pegawai rektorat,
2. Bapak Dr. Nasrun, MS Selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Medan, Bapak Prof. Dr. Yusnadi, MS selaku Wakil Dekan Bidang Akademik, Bapak Dr. Aman Simaremare, MS selaku Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan, serta Bapak Drs. Edidon Hutasuhut, M.Pd selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan,
3. Bapak Drs. Khairul Anwar, M.Pd selaku Ketua Jurusan PPSD UNIMED, dan
sebagai penguji,
4. Dr. Naeklan Simbolon, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan PPSD, dan Dosen
Pembimbing Akademik yang selama ini telah memberikan bimbingan dan saran-saran dalam perkuliahan.
5. Drs. Akden Simanihuruk, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
memberikan bimbingan, arahan dan saran dari sejak awal sampai dengan
8. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Pendidikan.
9. Seluruh staf pegawai Jurusan PPSD UNIMED, yang telah memberikan
pengajaran selama penulis duduk sebagai mahasiswa di Fakultas Ilmu Pendidikan UNIMED yang telah banyak membantu memberikan kesempatan
kepada penulis dalam pengumpulan berkas-berkas untuk wisuda
melaksanakan studi di Universitas Negeri Medan.
10. Ucapan terimah kasih juga kepada Bapak Armansyah Harahap, S.Pd selaku
iii
memberikan bantuan dan kerjasama selama penulis melakukan penelitian di sekolah tersebut.
11. Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada Ayahanda saya Dr. Edy
Surya, M.Si, Ibunda tercinta Swasni, dan Adikku tersayang Dimas Nuari Surya, teman-teman seperjuangan yang memberikan dukungan moril, materil serta do’a dan memberikan semangat demi keberhasilan penulis.
12. Ucapan terimah kasih juga kepada sahabat-sahabat saya selama perkuliahan
kepada : Alimin Samosir, Estu Jhon Perwira Harahap, Yahya Anzani Nasution, Ody Rachmawadi, Fyan Samosir, Rizal Nuari, Cakra Tarigan, Latifah, Suci Ayu Lestari, Martha Meyliana, Endah Permata Sari, Greis C. Sihotang, Erwina Rachmamawati, Lelyta NMC Purba, Switri Indah Puspita Sari Nababan, Adinda Fahriza Batubara, Puput Maulidya, Sri Novianti, Masdalina, Nia Bintang Hutagaol, Karmila Siahaan, Hijrah Apriani Tanjung, Khalida Mustika, Nila Muharni Dongoran, dan Siswa kelas V SD SD Negeri 101765 Bandar Setia yang telah antusias selama proses penelitian, skripsi ini, dan berbagi suka maupun duka dari awal perkulihan sampai sekarang.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi in, namun penulis masih menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini bisa bermanfaat dalam memperkaya dalam ilmu pendidikan. Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis serta dapat dijadikan sebagai sumbangan pemikiran dalam dunia pendidikan.
Medan, 12 Agustus 2016 Penulis
v BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ... 102
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 102
3.3 Subjek dan Objek Penelitian ... 102
3.4 Variabel Penelitian ... 103
3.5 Desain Penelitian ... 103
3.6 Prosedur Penelitian ... 105
3.7 Alat Pengumpulan Data ... 108
3.8 Teknik Analisis Data ... 109
3.9 Tingkat Keberhasilan Penelitian ... 110
3.10 Jadwal Penelitian ... 113
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi dan Lokasi Penelitian ... 114
4.2 Hasil Penelitian ... 115
4.2.1 Deskripsi Kemampuan Tes Awal Siswa ... 115
4.2.2 Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Pada Siklus I ... 120
4.2.3. Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Pada Siklus II ... 139
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 156
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 167
5.2 Saran ... ... 168
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Gaya Gesek ... ... 29
Gambar 2.2 Gerakan Antara Rem dengan Ban Dapat Menghentikan Gerak Mobil... 29
Gambar 2.3 Seorang Anak dapat Meluncur Cepat Ke Bawah Saat Bermain Seluncuran ... 30
Gambar 2.12 Arah Gaya Gesek Berlawanan dengan Arah Gerak Ban Mobil 44
Gambar 2.13 Berbagai Bentuk Magnet ... 49
Gambar 2.14 Kutub-Kutub Magnet ... 50
Gambar 2.15 Magnet Memiliki Gaya Tarik Sehingga Dapat Menarik Logam 52
Gambar 2.16 Membuat Magnet Dengan Cara Menggosok ... 57
Gambar 2.17 Pembuatan Magnet dengan Cara Menggunakan Induksi ... 58
Gambar 2.18 Pembuatan Magnet dengan Cara Menggunakan Aliran Listrik.. 59
Gambar 2.19 Kompas Menunjukkan Arah Mata Angin ... 60\
viii
Gambar 2.32 Sebelum Dialiri Listrik Paku Digulung dengan Kabel Listrik.... 71
Gambar 2.33 Pembuatan Elektromagnetik ... 71
Gambar 2.34 Cara Menghilangkan Sifat Magnet ... 72
Gambar 2.35 Kutub Magnet ... 75
Gambar 2.36 Alat Pengangkat Besi Tua ... 77
Gambar 2.37 Kompas ... 78
Gambar 2.38 Magnet yang Digunakan pada Speaker Telepon ... 78
Gambar 2.39 Magnet pada Pintu Lemari Es sebagai Perapat Pintu ... 79
Gambar 2.40 Magnet pada Tas, Kotak Pinsil, dan Dibalik Pintu ... 80
Gambar 2.41 Kereta Api Maglev ... 80
Gambar 2.42 Orang Terjun Payung ... 82
Gambar 2.43 Burung Mendarat di Permukaan Air ... 82\
Gambar 2.44 Pelumas Mengurangi Gesekan Dalam Mesin ... 83
Gambar 2.45 Pesawat Terbang dan Lumba-Lumba Memiliki Bentuk yang Runcing ... 84
Gambar 2.46 Jalan Beraspal ... 84
Gambar 2.47 Permainan Karambol ... 86
Gambar 2.48 Sepatu Sepak bola Memiliki Sol Sepatu Berpaku-paku ... 87
Gambar 2.49 Ban Mobil Beralur Kasar ... 87
Gambar 2.50 Sepatu Bersol Karet ... 88
Gambar 2.51 Bentuk Parasut Menyerupai Payung ... 89
Gambar 2.52 Daun Berguguran dan Penerjun Payung ... 91
Gambar 2.53 Naik Tangga Terasa Berat Karena Pengaruh Gaya Gravitasi ... 92
Gambar 2.54 Permukaan Air Selalu Datar ... 93
Gambar 2.55 Di Luar Angkasa Tidak ada Gaya Gravitasi ... 94
Gambar 2.56 Koin selalu Jatuh ke bawah karena Gaya Gravitasi ... 95
viii
Gambar 2.58 Kepakan Sayap Menghasilkan Gaya Angkat ... 96
Gambar 2.59 Balon Udara dan pesawat Luar Angkasa ... 97
Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ... 104
Gambar 4.1 Lokasi dan Penelitian ... 114
Gambar 4.2 Peneliti Melakukan Tes Awal ... 115
Gambar 4.3 Menyiapkan Fisik dan Psikis Siswa ... 121
Gambar 4.4 Guru Melakukan Apersepsi ... 122
Gambar 4.5 Guru Menyajikan Materi Pelajaran ... 123
Gambar 4.6 Guru Kelas Mengamati Peneliti Menjelaskan Materi ... 124
Gambar 4.7 Guru Membentuk Kelas menjadi Beberapa Kelompok.... 124
Gambar 4.8 Siswa Melakukan Model Word Square ... 126
Gambar 4.9 Siswa Mengerjakan Soal Post Test Siklus I ... 126
Gambar 4.10 Menyiapkan Fisik dan Psikis ... 141
Gambar 4.11 Guru Melakukan Apersepsi Guru sedang Bertanya ... 142
Gambar 4.12 Siswa Melakukan Model Word Square ... 143
Gambar 4.13 Siswa Sedang Mengerjakan Soal Post Test Siklus II ... 144
Gambar 4.14 Siswa Mengkomunikasikan Hasil Kerja Kelompok ... 162
Gambar 4.15 Siswa Yang Berhasil Mempresentasikan Hasil Jawabannya Berpoto Bersama Peneliti ... 162
Gambar 4.16 Peneliti Bersama Seorang Siswa Yang Berprestasi ... 163
Xi
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 4.1 Persentase Ketuntasan Belajar Klasikal Pada Tes Awal ... 122
Grafik 4.2 Grafik Ketuntasan Siklus I ... 131
Grafik 4.3 Grafik Persentase Ketuntasan Siklus II ... 148
Grafik 4.4 Rekapitulasi Tes Awal, Siklus I dan Siklus II ... 158
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Square ... 21
Tabel 3.1 Kriteria Tingkat Kegiatan Siswa Secaraa Individu ... 111
Tabel 3.2 Tabel Persentase Hasil Observasi Guru ... 112
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian ... 113
Tabel 4.1 Hasil Tes Awal Siswa ... 116
Tabel 4.2 Persentase Skor Hasil Belajar Siswa Pada Tes Awal ... 117
Tabel 4.3 Hasil Ketuntasan Belajar Siswa Secara Individu pada Tes Awal.... 118
Tabel 4.4 Hasil Ketuntasan Belajar Siswa Secara Klasikal pada Tes Awal .... 119
Tabel 4.5 Hasil Post Test Pada Siklus I ... 127
Tabel 4.6 Persentase Skor Hasil Belajar Siswa pada Pos Test Siklus I ... 128
Tabel 4.7 Hasil Ketuntasan Belajar Siswa Secara Individu pada Pos Tes Siklus I ... 129
Tabel 4.8 Hasil Ketuntasan Belajar Siswa Secara Klasikal pada Pos Tes Siklus I ... 130
Tabel 4.9 Hasil Observasi Kegiatan Mengajar Guru Pada Siklus I ... 132
Tabel 4.10 Hasil Observasi Kegiatan Mengajar Guru Pada Siklus I ... 134
Tabel 4.11 Hasil Observasi Aktivitas Seluruh Siswa Pada Siklus I ... 134
Tabel 4.12 Aktivitas Belajar Siswa pada Sklus I ... 136
Tabel 4.13 Hasil Post Test Siklus II ... 144
Tabel 4.14 Presentase Skor Hasil Belajar Siswa Pada Post Test Siklus II ... 146
xii
Tabel 4.16 Hasil Ketuntasan Belajara Siswa Secara Klasikal Pada Post Test II 147
Tabel 4.17 Nilai Kemampuan IPA pada Siklus II berdasarkan Ketuntasan ... 148
Tabel 4.18 Hasil Observasi Kegiatan Mengajar Guru Pada Siklus II ... 150
Tabel 4.19 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus II ... 152
Tabel 4.20 Hasil Observasi Aktivitas Seluruh Siswa Pada Siklus II ... 153
Tabel 4.21 Aktivitas Belajar Siswa Pada Siklus II ... 154
Tabel 4.22 Rekapitulasi Tes Kemampuan Hasil Belajar IPA ... 156
Tabel 4.23 Rekapitulasi Nilai Pretes, Post Test I dan Post Test II ... 156
Tabel 4.24 Perbandingan Hasil Belajar Siswa Sebelum dan Sesudah Siklus .... 160
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan 1 ...172
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan ...177
Lampiran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan 1 ...114
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan 2 ... 182
Lampiran5 Lembar Kreativitas Siswa 1 Siklus I Pertemuan 1 ... 187
Lampiran 6 Lembar Kreativitas Siswa 2 Siklus I Pertemuan 2 ... 191
Lampiran 7 Lembar Kreativitas Siswa 3 Siklus II Pertemuan 1 ...194
Lampiran 8 Lembar Kreativitas Siswa 4 Siklus II Pertemuan 2 ... 197
Lampiran 9 Lembar Observasi Kegiatan Siswa Siklus I ...199
Lampiran 10 Lembar Observasi Guru Siklus I ...203
Lampiran 11 Tes Kemapuan Siswa Hasil Belajar IPA ... 211
Lampiran 12 Jawaban Tes Kemapuan Siswa ...216
Lampiran 13 Soal Pre Tes...217
Lampiran 14 Jawaban Pre Test... 218
Lampiran 15 Word Square... 219
Lampiran 16 Hasl Tes Awal... 220
Lampiran 17 Hasil Post Test Pada Siklus I...221
Lampiran 18 Hasil Post Test Pada Siklus II...222
Lampiran 19 Rekapitulasi Nilai Pre Tes, Post Tes I, dan Post Tes II...223
Lampiran 20 Daftar Nama Siswa ...225
Lampiran 21 Surat Izin Penelitian...226
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Implementasi Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan, antara lain :
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Pemerintah ini memberikan arahan tentang perlunya
disusun dan dilaksanakan dengan standar nasional pendidikan, yaitu standar isi,
standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik, dan tenaga
kependidikan, standar sarana, dan prasarana, standar pengelolaan, standar,
pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yng
dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan dan perkembangan
pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan
perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaiki pendidikan pada
semua tingkat perlu terus - menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan
masa depan (Trianto, 2011:1)
Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga
mempunyai sifat konstruktrif dalam hidup manusia. Karena inilah kita dituntut
untuk mampu mengadakan refleksi ilmiah tentang pendidikan tersebut, ssebagai
pertanggungjawaban terhadap perbuatan yang dilakukan, yang mendidik, dan
mendidik. Secara historis, pendidikan jauh lebih tua dari ilmu pendidikan, sebab
pendidikan telah ada sejak adanya manusia, adanya ilmu pendidikan, manusia
melakukan tindakan mendidik didasarkan atas pengalaman, intuisi, dan
kebijaksanaaan.
Pendidikan nasional yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang
dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan
2
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. Untuk mengembangkan fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan
suatu sistem pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Undang - Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasionalmenyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan ertujuan untuk
memngembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman,
berilmu, dan bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa, berahklak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai
edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik.
Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar – mengajar yang
dilakukan, diarahkan untuk mecapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan
sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan
pengajarannya secara sistematis dengan memanfaaatkan segala sesuatunya
guna kepentingan pengajaran (Djamarah dan Zain, 2013).
Sekolah adalah lingkungan tempat siswa memperoleh pendidikan dan
pengajaran secara formal. Dari lingkungan sekolah anak akan tumbuh
berkembang sesuai dengan apa yang dia peroleh. Pendidikan sangat penting
dalam meningkatkan potensi diri setiap orang. Pendidikan merupakan usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
3
Pendidikan modern lebih menitikberatkan pada aktivitas sejati, dimana
siswa belajar sambil bekerja. Dengan bekerja, siswa memperoleh pengetahuan,
pemahaman, dan keterampilan serta perilaku lainnya, termasuk sikap dan nilai.
Sistem pembelajaran dewasa ini sangat menekankan pada pendayagunaan atas
keaktifan (hasil) dalam proses belajar dan pembelajaran untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan.
Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil
belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Hal ini mengisyaratkan bahwa
objek yang dinilainya adalah hasil belajar siswa.Hasil belajar siswa pada
hakikatnya adalah tingkah laku seperti telah dijelaskan di muka. Tingkah laku
sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencangkup bidang kognitif,
afektif, dan psikomotoris.
Dari segi proses, guru dikatakan berhasil apabila mampu melibatkan
sebagian besar siswa aktif baik fisik, mental maupun sosial dalam proses
pembelajaran. Sedangkan dari segi hasil, guru dikatakan berhasil apabila
pembelajaran yang diberikannya mampu merubah perilaku peserta didik ke arah
penguasaan kompetensi dasar yang lebih, dengan kata lain guru berpengaruh
besar terhadap keberhasilan belajar peserta didiknya. Salah satu masalah yang
dihadapi di dalam dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses
pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, peserta didik kurang didorong untuk
mengembangkan kemampuan berfikir dan hasil belajarnya.
Masalah di atas berhubungan dengan guru. Guru sangat berperan penting
untuk mendorong, membimbing dan memberi arahan belajar bagi siswa untuk
mencapai tujuan pembelajaran, karena guru merupakan orang yang berhadapan
langsung dengan siswa. Di dalam interaksi pendidikan, peserta didik tidak selalu
harus diberi atau dilatih, melainkan mereka harus dapat mencari, menemukan,
memecahkan masalah dan melatih dirinya sendiri. Sebagian besar guru dalam
proses pembelajaran hanya sekedar menyampaikan materi tanpa memperhatikan
aspek yang lain. Hal ini membuat proses pembelajaran di kelas cenderung
4
Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti mengamati bahwa hasil
belajar siswa-siswi kelas V SD Negeri 101765 Bandar Setia masih rendah. Hal ini
terlihat dari kurangnya semangat, perhatian dan antusias siswa selama
pembelajaran, cepat merasa bosan dengan tugas-tugas yang diberikan guru,
kurang fokus dan konsentrasi saat belajar di kelas, dan tekadang siswa merasa
bosan selama belajar. Hal lain yang dapat diperlihatkan yaitu dengan adanya
siswa yang keluar kelas untuk ke kamar mandi atau ke luar kelas untuk
menghilangkan kebosanan, bahkan terdapat beberapa siswa yang mengganggu
teman ketika proses belajar mengajar berlangsung, serta kegiatan - kegiatan
negatif lainnya.
Selain itu, dari hasil wawancara yang dilakukan dengan salah seorang guru
di sekolah tersebut, dijelaskan bahwa tidak sedikit siswa yang masih dibawah
KKM. Nilai KKM untuk mata pelajaran IPA adalah 65, sementara siswa yang
mencapai nilai KKM berjumlah 16 orang siswa atau 48,5 % dari 33 orang siswa
yang ada di kelas V. Sedangkan siswa yang mendapat nilai dibawah 65 berjumlah
17 orang siswa atau 51,5 % dari jumlah keseluruhan siswa kelas V-A. Beberapa
faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa diantaranya: kurangnya
pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang disampaikan guru, siswa kurang
terlibat dalam proses pembelajaran, metode belajar yang digunakan guru terlalu
monoton, serta minimnya media yang digunakan
Masalah yang lebih khususnya yaitu penggunaan metode atau model
pembelajaran. Guru pada umumnya menggunakan metode atau model
pembelajaran konvensional: seperti ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas.
Sehingga proses pembelajaran cenderung membosankan. Proses pembelajaran
yang membosankan akan mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa.
Hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran masih tergolong rendah,
seperti bertanya atau mengemukakan pendapat. Siswa belum mampu
mengembangkan kemampuan yang dimiliki untuk melakukan aktivitas belajar
dengan baik, seperti berdiskusi dalam kelompok, menyampaikan pendapat,
membuat laporan diskusi sehingga cenderung belajar siswa tersebut hanya
5
disajikan. Hal itu terbukti dengan kebiasaan siswa yang rendah dalam
menanyakan hal yang belum diketahui atau kurang dipahami oleh siswa. Ini yang
menyebabkan rendahnya hasil belajar dan aktivitas belajar siswa.
Hasil belajar setiap siswa akan berbeda, sesuai dengan proses
pembelajaran yang dialaminya, karena siswa memiliki latar belakang dan
karakteristik yang berbeda pula. Proses pembelajaran dapat membuat siswa aktif
apabila siswa termotivasi dalam belajar. Namun dalam kenyataan aktivitas siswa
masih rendah dalam pelajaran IPA hal ini dikarenakn siswa tidak berperan aktif
selama proses pembelajaran IPA karena hampir semua guru menjadikan siswa
sebagai objek yang menerima pelajaran IPA bukanlah sebagai subjek yang aktif
selama proses pembelajaran berlangsung.
Hal ini sejalan dengan pemikiran Supatmono (dalam
http/pandisuryadi-berbagi ilmu. blogspot.com/penerapan-pembelajaran-aktif-kreatif.html) faktor penyebab rendahnya aktivitas siswa terhadap pelajaran IPA adalah :
“1. Guru sebagai subjek aktif sedangkan muid sebagai objek pasif yang hanya mendengar materi yang disampaikan guru, 2. Guru memilih dan memaksakan pilihannya sedangkan murid menuruti, akibatnya murid tidak bisa berpikir kreatif karena murid tidak diberi kesempatan untuk memilih apa yang harus dilakukan selama proses pemelajaran berlangsung. 3. Guru menilai siswa dari hasil akhir, sistem penilaian disekolah cenderung hanya menilai hasil akhir pekerjaan siswa dan bukan menilai proses pekerjaan siswa. Akibatnya siswa yang sudah berusaha keras pun jika hasilnya salah, maka akan mempeloreh nilai yang jelek”.
Rendahnya hasil belajar IPA yang dipereh oleh siswa, merupakan suatu
gambaran tersendiri yang menunjukkan bahwa proses pembelajaran IPA masih
kurang efektif. Sedangkan penyebab rendahnya hasil belajar IPA, salah satunya
dalah dalam proses kegiatan belajar mengajar, pengajaran IPA disajikan dalam
bentuk yang kurang menarik dan terkesan sulit, sehingga siswa lebih dahulu
merasa jenuh sebelum mempelajarinya.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran
6
berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga
IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,
konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses
penemuan (BSNP). Pada pedoman penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dijelaskan bahwa salah satu tujuan mata pelajaran IPA di
sekolah dasar adalah agar siswa memiliki kemempuan mengembangkan
ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalahdan
membuat keputusan (Depdiknas, 2008). Karena itu pembelajaran IPA di sekolah
dasar menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui
penggunaan dan pengembangan ketrampilan proses dan sikap ilmiah..
Materi-materi IPA yang cukup luas membuat siswa merasa kesulitan
dalam memahami materi. Selain itu, faktor malas membaca juga menambah
anggapan bahwa mata pelajaran IPA itu sulit. Faktor guru juga mempengaruhi
kelancaran pembelajaran IPA yang dilaksanakan. Penerapan metode ceramah
yang dominan didukung dengan ketiadaan media pembelajaran akan menambah
masalah pembelajaran IPA.
Harapan yang tidak pernah sirna dan selalu guru dituntut adalah,
bagaimana bahan pelajaran yang disampaikan guru dapat dikuasai oleh anak didik
secara tuntas. Ini merupakan masalah yang cukup sulit dirasakan oleh guru.
Kesulitan itu dikarenakan anak didik bukan hanya sebagai individu dengan segala
keunikannya, tetapi mereka juga sebagai makhluk sosial dengan latar belakang
yang berlainan. Paling sedikit ada tiga spek yang membedakan anak didik yang
satu dengan yang lainnnya, yaitu aspek intelektual, psikologis, dan biologis.
Untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar dapat dikatakn
berhasil, setiap guru memiliki pandangan masing - masing sejalan dengan
filsafatnya. Yang mnjadi petujuk bahwa suatu proses belajar mengajar dianggap
berhasil yaitu daya serap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai perstasi
tinggi, baik secara individual maupun kelompok. Namun demikian, indikator
7
Setiap proses belajar mengajar selalu menghasilkan hasil belajar. Masalah
yang dihadapi adalah sampai di tingkat mana prestasi (hasil) belajar yang telah
dicapai.
Menurut Djamarah dan Zein (2012:119) mengatakan bahwa :
“Sehubungan dengan hal inilah keberhasilan proses belajar mengajar itu
dibagi atas beberapa tingkatan atau taraf. Tingkat keberhasilan tersebut adalah sebagai berikut : 1) Istimewa / maksimal : Apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan itu dapat dikuasai oleh siswa, 2) Baik sekali / optimal : Apabila sebagian besar (76% s.d 99%) bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa, 3) Baik / minimal : Apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya pelajaran yang diajarkan hanya 60% s.d 75% saja dikuasai oleh siswa, dan 4) Kurang : Apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai oleh siswa”.
Tujuan pengajaran berfungsi dalam menentukan arah kegiatan pengajaran
sehingga dapat dijadikan patokan atau kriteria dalam menentukan keberhasilan
pengajaran. Kriteria ini penting sebagai tolak ukur keberhasilan proses belajar
mengajar dapat dilihat dari efisiensi, keefektifan, relevansi, dan produktivitas.
Efisiensi berkenaan dengan pengorbanan yang relatif kecil mepeloreh hasil yang
optimal. Keefektifan berkenaan dengan jalan, upaya, tenik, strategi yang
digunakan dalam mencapai tujuan secara cepat dan tepat. Relevansi berkenaan
dengan kesesuaian antara apa yang dilaksanakan dengan apa yang seharusnya
dilaksanakan. Produktivitas berkenaan dengan pencapaian hasil belajar, baik
secara kualitatif maupun kuantitatif (Sudjana, 2009:59-60).
Salah satu pembelajaran yang berpusat pada siswa adalah metode
penemuan. Bruner (dalam Dahar,1996) menganggap bahwa :
“Belajar dengan menggunakan metode penemuan sesuatu dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia. Berusaha sendiri untuk mencari pemecahan msalah serta pengetahuan yang menyertainya,
menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna bagi siswa”.
(http:jurnal.upi.edu/penelitian-penddikan/author/leo-adhar-efendi) diakses 2 Oktober 2012.
Penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan salah satu media
pengajaran yang efisien dan menerapkan alat penyajian materi pelajaran agar
8
ini siswa dituntut keterlibatan aktifitasnya dalam proses belajar mengajar. Dalam
bidang pendidikan, lembar kerja siswa dapat dimanfaatkan sebagai alat bantu
untuk media pengajaran disekolah. Dengan adanya media pengajaran Lembar
Kerja Siswa (LKS), diharapkan siswa dapat termotivasi dalam proses belajar
sehingga dapat memahami atau menguasai materi dengan cepat dan mudah.
Selain itu dengan adanya lembar aktifitas siswa dapat mengembangkan
kreatifitas siswa.
Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang disajikan di atas, maka
perlu dilakukan perbaikan dalam penggunaan model pembelajaran yang
diterapkan pada mata pelajaran IPA. Salah satu model pembelajaran kooperatif
yang dipilih yaitu model pembelajaran kooperatif tipe word square guna
meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran di kelas. Pembelajaran
kooperatif ini dapat membuat siswa terlibat secara langsung dalam kegiatan
belajar yang diharapkan dapat membuat siswa mampu menghubungkan
pengetahuan yang dalam konteks situasi dunia nyata. Dalam model pembelajaran
word square diharapkan siswa mampu menjawab pertanyaan dengan teliti dan jeli
dalam mencocokkan jawaban pada kotak-kotak jawaban. Jadi selain belajar dari
guru dan dari model pembelajaran ini siswa juga harus menumbuhkan
kemampuan kerja sama, berpikir kritis, teliti dan bertanggung jawab untuk
membelajarkan mereka sendiri.
Untuk melakukan itu perlu disusun model pembelajaran dan dicarikan
alternatif yang dapat memperbaiki pembelajaran IPA tersebut. Salah satu
alternatif yakni model pembelajaran Kooperatif Tipe Word Square. Karena
model ini selain dapat mengembangkan kemampuan kognitif siswa, juga dap
meningkatkan kemampuan siswa dalam hal mengomunikasikan IPA keterampilan
dan keterampilan sosial. Dalam model pembelajaran kooperatif tipe word square,
siswa dapat berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah dari bahan yang
dipelajarinya.
Berdasarkan uraian permasalahan di atas, maka peneliti tertarik untuk
9
yang memanfaatkan tindakan nyata serta pengembangan kemampuan dalam
memecahkan masalah. Adapun judul penelitian ini adalah : “Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Word Square Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SD Negeri 101765 Bandar Setia Tahun Ajaran 2015/2016”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi
beberapa masalah yang berhubungan dengan pembelajaran IPA di SD, antara lain:
a. Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA.
b. Guru dalam proses pembelajaran cenderung menggunakan metode
Konfensional : ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas.
c. Guru jarang menggunakan alat peraga.
d. Siswa pasif pada saat proses belajar mengajar berlangsung
e. Siswa kurang menyenangi mata belajar IPA.
1.3. Batasan Masalah
Agar penelitian yang dilakukan tidak terlalu meluas, perlu dilakukan
pembatasan masalah. Adapun masalah yang diteliti dibatasi pada penerapan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Word Square untuk meningkatkan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran IPAmateri pokok gaya di kelas V SD Negeri
101765 Bandar Setia Tahun Ajaran 2015/2016.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah: “Apakah dengan penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Word Square untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
IPA materi pokok Gaya di kelas V SD Negeri 101765 Bandar Setia Tahun
Ajaran 2015/2016.”
1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian adalah untuk
10
Gaya dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Word Square untuk
meningkatkan hasil belajar di kelas V SD Negeri 101765 Bandar Setia..
1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini antara lain :
1. Bagi Siswa, Sebagai dapat meningkatkan hasil belajar siswa penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Word Square untuk meningkatkan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas V SD Negeri
101765 di Bandar Setia.
2. Bagi Guru, Memperoleh pengetahuan tentang mengembangkan model pembelajaran, salah satunya Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Word Square.
3. Bagi Pengelola Sekolah, Sebagai masukan dalam meningkatkan hasil belajar IPA.
4. Bagi Peneliti, Untuk menambah wawasan pengetahuan tentang penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Word Square,
sertasebagai bahan pertimbangan dan referensi bagi peneliti selanjutnya
yang ingin meneliti tentang permasalahan yang sama.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada BAB IV dapat diambil
kesimpulan bahwa :
1. Dari data yang diperolehpadaTest Hasil Belajarpada Siklus I, pada test hasil
belajar I hanya 17 orang siswa yang tuntas secara individual dengan rata –
rata kelas keseluruhan 59,70, tingkat ketuntasan belajar klasikal 51,50 %.
2. Berdasarkan Tes Hasil Belajar I yang didapat, peneliti membuat rencana
tindakan yang baru dengan pembelajaran kooperatif tipe word square sebagai
perbaikan tindakan sebelumnya. Namun, agar dapat meningkatkan hasil
belajar siswa, maka tindakan II dilakukan dengancara yang sama namun
sedikit dirubah. Pada siklus II siswa diberikan LKS, namun dikerjakan secara
berkelompok dan guru sebagai fasilisator dan memantau setiap pekerjaan
siswa. Hal ini agar siswa dapat berdiskusi dengan teman lainnya. Sehingga
dapat bertukar pikiran dan saling mengemukakan pendapat sehingga lebih
memudahkan siswa untuk memecahkan masalah yang ada pada LKS. Terlihat
pada siklus II, nilai rata - rata kelas pada tes hasil belajar II meningkat
menjadi 78,94 dengan tingkat ketuntasan belajar klasikal 96,97 %.
3. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa pembelajaran dengan
menggunakan LKS dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Gaya
170
1.2. Saran
Saran-saran pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Disarankan kepada guru IPA, khususnya guru IPA SD Negeri 101765 di
Bandar Setia untuk menggunakan pendekatan model kooperatif tipe word
square dalam upayameningkatkan hasil belajar siswa.
2. Kepada siswa SD Negeri 101765 di Bandar Setia disarankan lebih berani
dalam menyampaikan pendapat atau ide-ide, dapat mempergunakan seluruh
potensi yang dimiliki dalam pelajaran IPA.
3. Sebelum proses pembelajaran dilakukan, guru harus mengetahui penguasaan
siswa terhadap materi- materi prasyarat dari topik yang akan diajarkan, karena
pengetahuan siswa sebelumnya sangat menentukan keberhasilan siswa dalam
memahami materi baru yang akan diajarkan.
4. Kepada peneliti lain yang berminat melakukan penelitian dengan menggunakan
pembelajaran yang serupa, disarankan untuk mengembangkan penelitian ini
dengan lebih baik lagi sehingga membangkitkan semangat belajar siswa
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Utama Widya.
Arikunto, Suharsimi, dkk., 2012. Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta.
BSNP. 2006. Standar Isi untuk Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta : Depdiknas
Damayanti, Puti, Yanti Herlianti, dan Sulistyani. IPA 5 B Alam Sekitar Kita SD Kelas V. Jakarta : Yudhistira.
Depdiknas .2008. Permen No. 22, 23, 24 Tahun 2006 tentang Standar Pendidikan. Jakarta : Depdiknas Republik Indonesia
Djamarah, Syaiful Bahri and Zain Aswan. 2013. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta
Fujianti, Lia Nurbanillah. 2011. Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Dasar dan Madrasah IbtidaiyahKelas V. Bandung : CV. Thursina.
Herianti, Yanti, Tutut M. Lestari, Donny H. F. 2010. Ilmu Pengetahuan Alam IPA Kelas 5 Sekolah Dasar. Jakarta : Yudisthira.
Holden, Stewart. 2012. The Scrabble Player’s Handbook. U.S.A and Canada.
England
Ibrahim, N. 2003. Pemanfaatan Tutorial Audio Interaktif Untuk Perataan Kualitas Hasil Belajar Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. No. 044. Tahun ke-9
Istarani. 2014. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan : Penerbit Media Persada
K. Lowe, Norman. 1988. Games and Toys in the Theaching of Science nd Technology. Paris : UNESCO
Kompasiana. 2010. Aktivitas Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Lubis, Asrin. 2006. Strategi Belajar Mengajar Matematika. Jurusan Matematika FMIPA Unimed. Universitas Negeri Medan.
172
Nasution, 2003. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar, & Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara
Nurhidayah. 2012. Penggunaan Metode Word Square Dalam Pemerolehan
Kosakata Bahasa PerancisTersedia pada
http//repository.upi.edu/operator/upload/s_prs_0706015_chapter2.pdf. (diakses tanggal 20 Januari 2014)
Panut, dkk. 2007. Dunia IPA Ilmu Pengetahuan Alam Kelas 5 SD. Semester Kedua 5B. Jakarta : Yudhistira.
Riyanto, Yatim.. 2012. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta. Kencana Prenada Medua Grup.
Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran.. Jakarta : Rineka Cipta
Rubiyanto, Rubino dan Saring Marsudi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas Ke SD an dan Karya Tulis Ilmiah. Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Sagala, Saiful. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.
Sanjaya, Wina. 2012 Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Prenada Media.
Siddiq, M. Djauhar, dkk. 2008. Pengembangan Bahan Pembelajaran SD
Sudiani, Ni Luh, Nyoman Dantes, Nyoman Kusmariyatni. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Word Square terhadap Hasil belajar IPA dengan Kovariabel Kemampuan Berpikir Kritis.e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD , Vol. 2 No. 1 Tahun
2014
.
Sudjana, Nana. 2014. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.Bandung : Remaja Rosdakarya
173
Tersedia pada http://respository.upi.edu/operator/upload/s c0551 060339-
chapter2.pdf. ( diakses pada tanggal 1 Juli 2012)
Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learnin g Teori & Aplikasi PAIKEM. Surabaya: Pustaka Pelajar
Utami, Kiki. 2012. Penerapan Metode Pembelajaran Word Square dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pokok Bahasan Ekosistem di MTs Negeri Karangampel Kabupaten Indramayu. Skripsi. Jurusan Tadris IPA Biologi-Fakultas Tarbiyah IAIN Cirebon.
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
______, 2011. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta : Bumi Aksara.
Wardani, Sellvia Kusuma. 2015.
Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Word Square pada Mata Pelajaran IPA Pokok
Bahasan Energi dan Penggunaannya untuk meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Kelas IV di SDN Srimulyo O5 Kecamatan Dampit.
Skripsi, Jurusan Teknologi Pendidikan FIP Universitas Malang.
Winaputra. 2009. Pengertian Word Square. Tersedia pada http:///wina7882.blogspot.com/2009/03/pengertian-word-square-html (diakses pada tanggal 1 Juli 2012).