PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN
BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
PADA MATERI DINAMIKA ROTASI
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Pada (M.Pd) Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh:
ARINI HIDAYANI
NIM. 8146175002
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i
ABSTRAK
ARINI HIDAYANI. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Materi Dinamika Rotasi. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan desain perangkat pembelajaran RPP dan LKS yang sesuai dengan model pembelajaran berbasis masalah dan menganalisis apakah perangkat pembelajaran RPP dan LKS yang dikembangkan dapat meningkatkan respon dan kemampuan pemecahan masalah siswa serta kelayakan perangkat pembelajaran ditinjau dari segi kevalidan, kepraktisan dan keefektifan. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 11 Medan Tahun Pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 40 siswa. Penelitian pengembangan ini dilakukan pada uji terbatas satu kelas dengan menggunakan metode penelitian pengembangan 4-D oleh Thiagarajan, Semmel & Semmel. Tiga tahapan pengembangan perangkat pembelajaran RPP dan LKS seperti penilaian tim ahli, uji kelompok kecil dan uji lapangan. Penilaian tim ahli didasarkan pada aspek format, isi dan bahasa. Uji kelompok kecil didasarkan pada respon siswa sedangkan uji lapangan berdasarkan respon siswa dan tes kemampuan pemecahan masalah siswa. Khusus pada penilaian perangkat pembelajaran RPP, penilaian observer terhadap kemampuan guru mengajar. Penilaian perangkat pembelajaran LKS berdasarkan aspek format, isi dan bahasa. Penilaian kemampuan pemecahan masalah siswa berdasarkan pretest dan posttest dianalisis dengan uji N-gain. Hasil pengembangan perangkat pembelajaran RPP dan LKS yang divalidasi oleh tim ahli berturut-turut sangat baik dan baik. Hasil pengembangan perangkat pembelajaran RPP dan LKS pada kelompok kecil dan uji lapangan dengan kategori baik. RPP dan LKS dinamika rotasi berbasis masalah yang dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah adalah yang memuat fase-fase
Problem Based Learning secara utuh. Selain itu baik dari aspek format penulisan
serta dari aspek isi dan bahasa yang harus lebih komunikatif serta memenuhi syarat dari model pembelajaran yang digunakan. Secara rinci juga dapat dijelaskan bahwa baik dari indikator kebenaran materi, kesesuaian tugas dengan materi, kesesuaian kalimat dengan taraf berpikir siswa serta kejelasan petunjuk dan arahan dalam LKS serta mampu mengangkat permasalahan yang terbaru. Hasil analisis angket respon siswa terhadap LKS yang telah digunakan menunjukkan kategori baik. Terdapat peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa dari pertemuan I hingga pertemuan III dari kategori rendah ke kategori sedang.
Kata kunci: Perangkat Pembelajaran Berbasis Masalah, Respon Siswa,
ii ABSTRACT
ARINI HIDAYANI. Development of Learning Instructional Based Problem on Rotational Dynamics on Student Problem Solving Skill. Postgraduate School of the State University of Medan, 2016.
This research aims to produce design of learning instructional lesson plan (RPP) and student worksheet (LKS) appropriate to Problem Based Learning model and analyzes wheather learning instructional lesson plan (RPP) and student worksheet (LKS) developed can increase both student response and problem solving skill and the properness reviewed by validity, pratically and efectiveness. Subjects in this study were students of class XI Science at SMA Negeri 11 Medan in the skill. Especially assessment of RPP, there is observer assessment to teacher skill in teaching. Assessment of learning instructional LKS based on aspect of format, content and language. Assessment of problem solving skill based on pretest and posttest is analyzed by N-gain test. The result of learning instructional lesson plan (RPP) and student worksheet (LKS) by expert team are very good and good. RPP and LKS based problem on rotational dynamics could increase student problem solving skill is able to accomodate phases of Problem Based Learning as a whole. Besides it must be good in writing format aspect and from both content and language aspect must be communicative and fulfill requirement of model used. In detail, could be explained that they must be good in indicator of material rightness, compatibility of task to material, compatibility of sentences to student thinking level, and clarity of instruction and hint in LKS and able to present update problem. Analysis result of student response questionnaire to LKS used is in good category. The result of learning instructional lesson plan (RPP) and student worksheet (LKS) by small group is good. There was increasing of student problem solving skill from first meeting to third meeting from low category to middle category.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
rahmat dan karunia-Nya tesis yang berjudul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan
Masalah Siswa Pada Materi Dinamika Rotasi” ini telah selesai disusun untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Fisika pada Program Studi Pendidikan
Fisika Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Penulis menyadari bahwa selesainya tesis ini berkat adanya bantuan moril
maupun materil dari berbagai pihak. Olehkarena itu penulis ingin menyampaikan
ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
Ucapan terimakasih secara khusus penulis sampaikan kepada Bapak Prof.
Dr. Sahyar, M.S., M.M., dan Bapak Dr. Ridwan Abdullah Sani, M.Si., sebagai
Pembimbing I dan II yang selalu memberikan bimbingan dan pengarahan kepada
penulis sejak awal penulisan hingga selesainya tesis ini. Selanjutnya ucapan
terimakasih juga saya sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Nurdin Bukit, M.Si.,
Prof. Dr. Retno Dwi Suyanti, M.Si., dan Dr. Karya Sinulingga, M.Si selaku
narasumber dan tim penguji yang telah memberikan kritik dan saran yang
membangun untuk kesempurnaan penulisan tesis ini.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dr. Derlina, M.Si dan
Bapak Alkhafi Maas Siregar, M.Si selaku validator instrumen penelitian. Selain
itu, ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada Ketua Program Studi Fisika
Pascasarjana Unimed Bapak Dr. Rahmatsyah, M.Si dan Kak Sari atas bantuan dan
kerjasamanya. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada keluarga besar
SMA Negeri 11 Medan. Terimakasih kepada teman-teman seperjuangan kelas
A-2 Dikfis A-2014 dan berbagai pihak atas segala dorongan dan bantuannya sehingga
penulisan tesis ini dapat diselesaikan.
Selain itu, penulis dengan penuh hormat menyampaikan terimakasih tidak
terhingga kepada Ayahanda Legikli dan Ibunda Sonem serta adinda Taufik
iv
moril maupun materil kepada penulis selama perkuliahan sampai penyelesaian
tesis ini. Secara khusus penulis menyampaikan terimakasih yang tidak terhingga
kepada suami tercinta Rahmat Ikhwan, A.md yang telah dengan sabar dan setia
memberikan pengorbanan, semangat, dan dukungan kepada penulis dalam
memenuhi studi hingga selesai.
Akhirnya penulis menyadari bahwa selaku manusia biasa tidak luput dari
kesalahan dan kekhilafan, sehingga di dalam penulisan tesis ini sudah tentu
terdapat kekurangan disana sini. Olehkarena itu, penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran membangun dari para pembaca. Semoga tesis ini bermanfaat bagi
kita semua.
Medan, Juni 2016
Penulis
Arini Hidayani
v
1.7 Definisi Operasional... 9
BAB II DESKRIPSI TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 Deskripsi Teori ... 11
2.1.1 Sumber Belajar ... 11
2.1.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 12
2.1.3 Lembar Kegiatan Siswa ... 24
2.1.4 Model Problem Based Learning ... 32
2.1.4.1Karakteristik Problem Based Learning ... 34
2.1.4.2Tujuan Problem Based Learning ... 36
2.1.4.3Manfaat Problem Based Learning ... 36
2.1.4.4Sintaks Problem Based learning ... 37
2.1.4.5Teori Belajar yang Mendukung Problem Based Learning ... 45
2.1.5 Kemampuan Pemecahan Masalah ... 46
2.1.6 Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran ... 53
2.1.6.1Model Pengembangan 4-D ... 53
3.3.1 Tahap Pendefinisian (Define) ... 63
vi
3.3.3 Tahap Pengembangan (Develop)... 67
3.3.4 Tahap Penyabaran (Disseminate) ... 69
3.4 Penilaian Para Ahli ... 72
3.5 Uji coba Lapangan ... 72
3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 77
3.7 Teknik Analisa Data ... 78
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 85
4.1.1 Define ... 85
4.1.2 Design ... 88
4.1.2.1Perangkat Pembelajaran RPP dan LKS yang dinilai sendiri oleh Peneliti ... 91
4.1.2.2Perangkat Pembelajaran RPP dan LKS yang divalidasi oleh Tim Ahli ... 92
4.1.3 Develop ... 94
4.1.3.1Perangkat Pembelajaran RPP yang divalidasi oleh Ahli ... 94
4.1.3.2Perangkat Pembelajaran LKS yang divalidasi oleh Ahli ... 102
4.1.4 Hasil Respon Siswa ... 108
4.1.4.1Hasil Validasi Perangkat Pemebelajaran oleh Siswa Pada Kelompok Kecil ... 108
4.1.4.2Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran oleh Siswa di Lapangan ... 109
4.1.5 Hasil Observasi Keterlaksanaan Kegiatan Pembelajaran... 109
4.1.6 Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah ... 110
4.2 Pembahasan ... 113
4.3 Hasil Pengujian Hipotesis ... 119
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KesimpulanSaran ... 119
5.2 Saran ... 120
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Struktur Pembelajaran ... 21
Tabel 2.2 Sintaks Pembelajaran Problem Based Learning ... 42
Tabel 2.3 Aspek Kemampuan Pemecahan Masalah ... 49
Tabel 2.4 Gambaran dari Penelitian Sebelumnya ... 55
Tabel 3.1 Pedoman Penskoran terhadap Hasil Penilaian Menggunakan Skala Likert ... 79
Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Skala 5 ... 79
Tabel 3.3 Pedoman Kriteria Kevalidan ... 80
Tabel 3.4 Pedoman Penskoran Angket Respon Siswa ... 81
Tabel 3.5 Kualifikasi Keterlaksanaan Pembelajaran ... 82
Tabel 3.6 Kualifikasi Skor Tes Kemampuan Pemecahan Masalah... 83
Tabel 3.7 Nilai N-Gain ternormalisasi dan Klasifikasi ... 84
Tabel 4.1 Hasil Penilaian Kualitas RPP ... 92
Tabel 4.2 Hasil Penilaian Kualitas LKS ... 93
Tabel 4.3 Saran Perbaikan Perangkat Pembelajaran RPP oleh Ahli I... 94
Tabel 4.4 Saran Perbaikan Perangkat Pembelajaran RPP oleh Ahli II ... 97
Tabel 4.5 Saran Perbaikan Perangkat Pembelajaran RPP oleh Ahli III ... 99
Tabel 4.6 Saran Perbaikan Perangkat Pembelajaran LKS oleh Ahli I ... 102
Tabel 4.7 Saran Perbaikan Perangkat Pembelajaran LKS oleh Ahli II ... 104
Tabel 4.8 Saran Perbaikan Perangkat Pembelajaran LKS oleh Ahli III ... 106
Tabel 4.9 Hasil Angket Respon Siswa ... 109
Tabel 4.10 Hasil Lembar Observasi Keterlaksanaan Kegiatan Pembelajaran ... 110
Tabel 4.11 Analisis Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa ... 110
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Tahap Pendefinisian dan Membuat Identifikasi Tujuan
Pembelajaran ... 69 Gambar 3.2 Tahap Identifikasi Indikator, Penetapan RPP dan LKS serta
Desain Awal ... 70 Gambar 3.3 Tahap Review, Revisi I, Uji coba dan Revisi II ... 70 Gambar 3.4 Skema Langkah-Langkah Pengembangan Perangkat
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Analisis Kurikulum ... 127
Lembar Penilaian RPP oleh ahli ... 132
Lembar Penilaian LKS oleh ahli ... 138
Lembar Penilaian LKS oleh guru ... 143
Lembar Respon Siswa ... 145
Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran ... 147
Tes Kemampuan Pemecahan Masalah ... 150
Rubrik Kemampuan Pemecahan Masalah ... 156
Silabus Pembelajaran ... 157
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (RPP I) ... 162
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (RPP II) ... 171
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III (RPP III) ... 179
Lembar Kerja Siswa I (LKS I) ... 186
Lembar Kerja Siswa II (LKS II) ... 189
Tabel Hasil Angket Respon Siswa ... 191
Tabel Hasil Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran ... 193
Tabel Uji N-gain ... 194
Tabel Hasil Penilaian Kualitas RPP oleh ahli ... 196
Tabel Hasil Penilaian Kualitas LKS oleh ahli... 198
Hasil Lembar Respon Siswa ... 200
Hasil Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran ... 202
Hasil Lembar Penilaian LKS Oleh Guru ... 204
Hasil Lembar Penilaian LKS Oleh Ahli... 208
Hasil Lembar Penilaian RPP Oleh Ahli ... 214
Hasil Lembar Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah ... 219
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sains adalah kegiatan manusia yang terus berkembang dengan pemahaman
cara kerja tentang semesta. Pemahaman ini membantu manusia untuk mengetahui
lebih banyak tentang alam semesta. Tanpa menerapkan ilmu pengetahuan,
manusia akan sulit untuk mengeksplorasi hal-hal lain di alam semesta (Maruff et
al., 2011). Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), belajar
fisika bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir analisis induktif dan
deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip-prinsip fisika untuk
menjelaskan dan memecahkan masalah baik secara kualitatif maupun kuantitatif
(Febriana, 2013).
Dewasa ini sekolah-sekolah sudah bergerak menuju pembelajaran yang
berpusat pada siswa. Salah satu alasannya adalah karena dalam pembelajaran yang
berpusat pada guru tidak cukup membekali siswa dengan kemampuan pemecahan
masalah. Bahkan banyak penelitian yang menujukkan bahwa pembelajaran yang
berpusat pada guru menimbulkan miskonsepsi akan pengetahuan yang diajarkan.
Davies (2000) mengungkapkan bahwa, salah satu kecenderungan yang sering
dilupakan adalah melupakan bahwa hakikat pembelajaran adalah belajarnya siswa
2
Pelaksanaan pembelajaran fisika yang dilakukan pada Sekolah Menengah
Atas (SMA) sampai sekarang ini telah menerapkan kaidah yang memberdayakan
siswa untuk aktif dan terlibat dalam proses pembelajaran dan praktikum. Namun
demikian untuk lebih meningkatkan mutu pembelajaran maka dipandang perlu
melakukan penyempurnaan lebih lanjut berkaitan dengan perangkat pembelajaran.
Selama ini kegiatan praktikum yang dilakukan oleh siswa sebagaimana yang telah
diprogramkan oleh tim guru bahwa praktikum siswa masih berorientasi pada
kegiatan verifikasi teori Fisika, bersifat resep dan masih belum berorientasi pada
kegiatan penemuan dalam tatanan riset dalam arti yang sesungguhnya. Olehkarena
itu, perlu ditingkatkan hal-hal yang mempengaruhi penyempurnaan pembelajaran.
Hasil belajar fisika yang tidak memuaskan dapat dikaitkan dengan
beberapa faktor. Diantaranya adalah strategi yang digunakan guru dalam
membelajarkan fisika dianggap faktor penting. Selain itu adapaun peranan bahan
ajar yang digunakan di dalam pembelajaran. Pembelajaran fisika tanpa bahan ajar
yang tepat tentu dapat mengakibatkan prestasi akademik yang buruk (Maruff et
al., 2011).
Untuk memfasilitasi pembelajaran yang berpusat pada siswa, banyak
penulis menyarankan penggunaan media dan teknologi. Namun di dalam jenis
pembelajaran tertentu, teknologi memiliki peran sebagai sarana untuk melibatkan
siswa dalam berpikir. Khususnya, teknologi dapat digunakan untuk menimbulkan
masalah pada siswa, menyediakan kasus dan sumber informasi terkait untuk
3
Guru sebagai salah satu komponen dalam sistem pembelajaran di sekolah
memegang peranan penting dalam menentukan berhasil atau tidaknya proses
pembelajaran sekaligus menentukan keberhasilan siswa dalam memahamimateri
yang diajarkan. Usaha yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan
keberhasilan siswa adalah memberikan alternatif model pembelajaran yang
melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Disamping mampu
merancang, menyusun atau memilih bahan ajar yang sesuai untuk memahami
pengetahuan tertentu.
Tujuan pendidikan tinggi adalah untuk menumbuhkan sikap, membentuk
keterampilan, dan membangun pengetahuan yang mendasar yang akan
mempersiapkan siswa untuk menangani secara efektif suatu masalah yang mereka
hadapi sepanjang hidup mereka. Problem Based Learning (PBL) memfasilitasi
siswa dengan masalah kompleks yang menuntut analisis, mendorong usaha
bekerjasama dan merangsang untuk mempelajari hal-hal yang terkait masalah agar
diterapkan (Allen, 1997). Dalam PBL, peran guru bergeser dari penyaji informasi
menjadi fasilitator dari proses pemecahan masalah.
Pelaksanaan PBL di dalam kelas adalah mengganggap kemampuan semua
siswa adalah sama, adanya perdebatan, peer-to-peer mengkomunikasikan dari apa
yang mereka ketahui tentang solusi dari masalah adalah yang terpenting (Allen et
al., 2011). Tujuan dari PBL juga dibahas oleh Levin dalam Tasoglu dan Bakac
(2014) yakni untuk menerapkan pemikiran kritis, kemampuan pemecahan masalah
4
Kemampuan pemecahan masalah merupakan bagian penting dari
pendidikan (Adeyemo, 2010). Pemecahan masalah telah diakui sebagai paradigma
kognisi kompleks yang merupakan bagian dari pengalaman sehari-hari (Gok,
2010). Pemecahan masalah adalah salah satu alat utama pembelajaran fisika.
Sayangnya, sesuai dengan pengalaman belajar penulis banyak siswa yang tidak
mempertimbangkan bahwa kemampuan pemecahan masalah merupakan hal yang
penting dibentuk dalam mempelajari konsep fisika itu sendiri. Heller (1991)
menyatakan memahami materi, bisa jadi tidak dapat menyelesaikan masalah
fisika. Selain itu, mempelajari pola spesifik matematika dari konsep fisika yang
dipelajari tidak menjadi berarti ketika hanya mengikuti contoh dalam buku dan
tidak dapat memecahkan masalah yang berbeda dari contoh tersebut. Setiap siswa
memiliki tingkat memahami yang berbeda mengenai fakta-fakta dan
prinsip-prinsip dalam memadukan pengetahuan. Sama halnya dalam menyelesaikan
masalah-masalah tertentu (Adesoji et al., 2008).
Setelah menggunakan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) terstruktur berbasis
PBL terjadi penurunan pada rata-rata persentase kesulitan siswa tiap tahap dalam
pemecahan masalah. Kiranya hal ini disebabkan oleh LKS terstruktur berbasis
PBL mampu menyajikan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari sehingga
dapat memotivasi dan merangsang minat siswa dalam memecahkan masalah.
Secara rinci, kesulitan siswa dalam tahap menyusun rencana penyelesaian
masalah terletak pada kesulitan menentukan rumus yang digunakan dan konsep
5
Masalah yang dimaksud dalam PBL adalah fokus utama untuk belajar,
sebagai sarana untuk siswa memperoleh prinsip-prinsip dan konsep-konsep yang
tepat untuk sampai pada solusi sementara dari masalah (Kampen et al., 2003).
Keuntungan utama dari pembelajaran berbasis masalah adalah bahwa siswa
mengembangkan kemampuan untuk belajar mandiri dan dalam kelompok, dan
mengembangkan kemampuan perdebatan. Ini membantu siswa memperoleh
pengalaman belajar mereka dengan memberikan kontrol dari proses belajar.
Dengan belajar seperti ini, siswa menjadi pembelajar mandiri. PBL juga
menawarkan siswa untuk terlibat dalam masalah kehidupan nyata dan membantu
mereka melihat ambiguitas yang mungkin ada dalam situasi kehidupan nyata
(Bowe et al., 2003).
Perangkat penilaian holistik yang akan dikembangkan dalam kegiatan
penelitian ini dengan menselaraskan produk dari pengembangan perangkat mini
riset berbasiskan masalah. Perangkat penilaian holistik yang akan dikembangkan
dalam penelitian ini akan menghasilkan perangkat penilaian model analitik,
dengan asumsi dapat menselaraskan perangkat perkuliahan yang juga
dikembangkan dalam metodologi penelitian pengembangan.
Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang muncul adalah bagaimana
guru mengembangkan perangkat pembelajaran yang membimbing siswa
menemukan konsep fisika. Guru hendaknya mengembangkan perangkat
pembelajaran yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan siswa. Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan acuan bagi guru dalam
6
memfasilitasi siswa untuk menghubungkan konsep fisika dalam permasalahan.
Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan panduan yang digunakan siswa untuk
melakukan kegiatan pemecahan masalah (Trianto, 2010). LKS memuat kegiatan
yang berisi tahapan-tahapan yang harus dikerjakan oleh siswa dalam menemukan
konsep fisika sebagai solusi untuk suatu masalah.
1.2 Identifikasi Masalah
Adapun masalah yang dapat diidentifikasi dalam penelitian ini adalah :
1. Perubahan kurikulum pendidikan di Indonesia sering berubah, sehingga
pendidik dan peserta didik merasa kesulitan beradaptasi dalam proses
belajar mengajar.
2. Pengajaran Fisika membutuhkan model yang tepat, sesuai dengan pokok
bahasan dan karakteristiknya yaitu menemukan hal-hal yang baru,
sehingga siswa dapat memahami materi secara maksimal.
3. RPP dan LKS yang tersedia masih memaparkan fisika dari segi
matematika. Penggunaan RPP dan LKS dinilai kurang interaktif dan
kurang optimal dalam menanamkan konsep Fisika yang benar kepada
peserta didik.
4. Kurangnya keterlibatan siswa dalam pembelajaran sehingga pembelajaran
fisika yang dialami kurang dipahami secara mendalam.
5. Perangkat praktikum pembelajaran Fisika belum menggunakan pola
penelitian yang dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
7
7. Perangkat penilaian autentik belum digunakan pada pembelajaran Fisika.
1.3 Batasan Masalah
Agar penelitian dapat dilaksanakan dengan baik dan terarah maka
dibuatlah suatu batasan masalah yaitu:
1. Penelitian ini mengembangkan RPP dan LKS berbasis PBL untuk
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah fisika siswa.
2. RPP dan LKS yang dikembangkan diimplementasikan dengan model PBL.
3. Teori pengembangan RPP dan LKS fisika yang dilakukan adalah teori
pengembangan model 4D.
4. Materi yang digunakan adalah Dinamika Rotasi.
5. Uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji terbatas yaitu hanya
dilakukan di satu kelas yaitu siswa kelas XI IPA di SMA Negeri 11
Medan.
1.4 Rumusan Masalah
Untuk memperjelas permasalahan sebagai dasar penelitian ini, maka
dirumuskanlah masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah struktur RPP dan LKS dinamika rotasi berbasis masalah
yang dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah?
2. Bagaimana respon siswa terhadap perangkat pembelajaran RPP dan LKS
8
3. Apakah RPP dan LKS dinamika rotasi berbasis masalah yang dapat
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah?
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Mendeskripsikan pengembangan perangkat pembelajaran (RPP dan LKS)
berbasis masalah pada materi dinamika rotasi yang dapat meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah.
2. Mendeskripsikan respon siswa terhadap RPP dan LKS yang dikembangkan
3. Mendeskripsikan kualitas RPP dan LKS berbasis masalah pada materi
dinamika rotasi ditinjau dari aspek kevalidan, kepraktisan dan keefektifan.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk sekolah: dapat memberikan informasi yang baik dan sumbangan
dalam rangka meningkatkan proses belajar kualitas sekolah melalui
peningkatan prestasi siswa berupa kemampuan pemecahan masalah dan
profesionalisme guru.
2. Untuk guru: sebagai pertimbangan dalam memilih dan mengintegrasikan
berbagai macam model pembelajaran yang sesuai untuk membelajarkan
fisika dan perangkat pembelajarannya dapat mengembangkan kemampuan
9
3. Untuk siswa: dapat memotivasi dan menjadi aktif selama kegiatan
pembelajaran berlangsung, perangkat pembelajaran tersebut dapat
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah mereka dan menjadikan
pembelajaran yang bermakna khususnya pada materi dinamika rotasi.
4. Untuk peneliti: sebagai masukan, untuk meningkatkan pengetahuan untuk
selanjutnya dalam melakukan sebuah pengembangan perangkat
pembelajaran fisika berbasis masalah terhadap kemampuan pemecahan
masalah fisika siswa.
1.7 Definisi Operasional
Definisi operasional yang digunakan pada penelitian ini adalah:
1. Metode Penelitian dan Pengembangan 4-D
Metode penelitian dan pengembangan 4-D adalah metode penelitian yang
dikembangkan oleh Thiagarajan & Semmel yang terdiri dari 4 tahap yaitu
pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan (develop), dan
diseminasi (disseminate).. (Thiagarajan & Semmel, 1974)
2. Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) adalah
pembelajaran yang berorientasi pada masalah otentik dan bermakna kepada
siswa, yang dapat berfungsi sebagai batu loncatan untuk investigasi dan
penyelidikan. (Arends, 2008).
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan
10
tindakan yang perlu dilakukan oleh guru untuk mencapai ketuntasan
kompetensi, serta tindakan selanjutnya setelah pertemuan selesai (Sani,
2015).
4. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) adalah panduan bagi siswa yang digunakan
untuk melakukan penyelidikan atau pemecahan masalah (Trianto, 2010).
5. Respon Siswa
Respon siswa adalah reaksi sosial siswa dalam menanggapi rangsangan
dalam dirinya dari situasi pengulangan yang dilakukan guru dalam proses
pembelajaran atau fenomena sosial di sekitar sekolahnya (Puspitasari,
2011).
6. Kemampuan pemecahan masalah adalah kemampuan seorang siswa dalam
menggunakan proses berpikirnya untuk memecahkan masalah melalui
pengumpulan fakta, analisis informasi, menyusun berbagai alternatif
pemecahan, dan memilih pemecahan masalah yang paling efektif (Hamzah,
119
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. KESIMPULAN
Berdasarkan rumusan, tujuan, hasil dan pembahasan penelitian pengembangan
perangkat pembelajaran berbasis masalah pada materi dinamika rotasi yang
dikemukakan sebelumnya dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Berdasarkan tiga tahap yang dilalui, berikut hasil dari penilaian perangkat
pembelajaran RPP dan LKS: Hasil pengembangan perangkat pembelajaran RPP
dan LKS yang divalidasi oleh tim ahli berturut-turut sangat baik dan baik. Hasil
pengembangan perangkat pembelajaran RPP dan LKS pada kelompok kecil dan
uji lapangan dengan kategori baik. RPP dan LKS dinamika rotasi berbasis
masalah yang dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah adalah yang
memuat fase-fase Problem Based Learning secara utuh. Selain itu baik dari
aspek format penulisan serta dari aspek isi dan bahasa yang harus lebih
komunikatif serta memenuhi syarat dari model pembelajaran yang digunakan.
Secara rinci juga dapat dijelaskan bahwa baik dari indikator kebenaran materi,
kesesuaian tugas dengan materi, kesesuaian kalimat dengan taraf berpikir siswa
serta kejelasan petunjuk dan arahan dalam LKS serta mampu mengangkat
permasalahan yang terbaru.
2. Hasil analisis angket respon siswa pada kelompok kecil adalah baik. Hasil
analisis angket respon siswa di lapangan terhadap LKS yang telah digunakan
120
observasi keterlaksanaan pembelajaran memenuhi kriteria baik dan klasifikasi
angket respon siswa memenuhi kriteria baik menunjukkan bahwa perangkat
pembelajaran yang digunakan memiliki kualitas valid dan praktis.
3. Ada peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa yang ditunjukkan oleh
N-gain nilai pretest dan posttest. N-gain yang diperoleh pada pertemuan I sebesar
0,29 dengan kualifikasi rendah, pada pertemuan II diperoleh 0,31 dengan
kualifikasi sedang dan pada pertemuan III diperoleh N-gain sebesar 0,38 dengan
kualifikasi sedang. Sehingga didapat rata-rata N-gain sebesar 0,33 dengan
kualifikasi sedang dan dapat dinyatakan bahwa perangkat pembelajaran yang
dikembangkan dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa.
5.2 SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada kesimpulan hasil
penelitian, berikut ini diajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Pengembangan perangkat pembelajaran berbasis masalah pada materi dinamika
rotasi disusun berdasarkan kompetensi kurikulum 2013 dan disesuaikan dengan
perkembangan kebutuhan siswa. Oleh karena itu perangkat pembelajaran
berbasis masalah perlu disusun untuk materi yang berbeda.
2. Untuk mengetahui perkembangan lebih lanjut dari perangkat pembelajaran
berbasis masalah ini perlu dilakukan penerapan dalam proses pembelajaran di
dalam kelas dan melibatkan guru sebagai fasilitator.
3. Pengembangan perangkat pembelajaran berbasis masalah pada materi dinamika
121
pembelajaran di sekolah-sekolah yang memiliki karakteristik yang hampir sama
dengan sekolah yang menjadi tempat dilakukannya ujicoba lapangan perangkat
pembelajaran.
4. Pada peneliti selanjutnya untuk memaksimalkan penelitian di lapangan harus
benar-benar sudah dipersipakan semua perangkat yang dibutuhkan di lapangan
dan juga bisa dibuat bervariasi dengan berbasis yang lain.
5. Perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS yang dikembangkan memiliki
kriteria valid, praktis, dan efektif. Olehkarena itu, dapat juga dilakukan penelitian
mengenai pengembangan perangkat pembelajaran serupa dengan prosedur yang
122
DAFTAR PUSTAKA
Adesoji, Francis A. 2008. Students’ Ability Levels and Effectiveness of Problem Solving Instructional Strategy. Journal Social Science, 17( 2): 5-8.
Adeyemo, Sunday A. 2010. Students’ Ability Level and Theri Competence in Problem Solving Task in Physics. International Journal of Educational
Research and Technology, 1(2): 35-47
Allen, Duch and Groh. 1997. Problem-Based Learning in Introductory Science Across Disciplines. Newark: University of Delaware, available at http://www.udel.edu/pbl.
Allen, Deborah E., Richard S. Donham., and Stephen A. Bernhardt. 2011. New Directions for Teaching and Learning: Problem Based Learning, (128): 21-29.
Amir, M. Taufiq. 2008. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta: Kencana.
Arends, Richard. 2008. Learning to Teach. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Arsyad, Azhar. 2004. Media Pengajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Aufika, Hasnan. 2015. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematikan
Berbasis Problem Based Learning (PBL) pada Materi Perbandingan dan Skala untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMP Kelas VII. Yogyakarta: UNY
Azhar, Lalu Muhammad. 1993. Proses Belajar Mengajar Pola CBSA. Surabaya: Usaha Nasional
Bowe, Brian., Cathal Flynn., Robert Howard and Siobhan Daly. 2003. Teaching Physics to Engineering Students Using Problem Based Learning.
International Journal Engineering Education,19 (5): 742-746.
Cotton, Caroline. 2011. Problem Based Learning in Secondary Science, (95): 44-45
Daryanto, Haji. 2014. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta
123
Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Teknik Belajar dengan Modul. Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. 2008. Panduan
Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Atas.
Febrina, Angesti., Nur Ngazizah dan Eko Setyadi Kurniawan. 2013. Pengembangan Student Worksheet dengan Pendekatan Problem Solving untuk Mengoptimalkan Kemampuan Berpikir Kritis pada Materi Dinamika Rotasi dan Keseimbangan Benda Tegar SMA Kelas XI. Radiasi, 3(1):1-6
Fidiana, Luthfi. 2012. Pembuatan dan Implementasi Modul Praktikum Fisika Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa Kelas XI. Vol.1, No.2. http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Gok, Tolga. 2010. The General Assessment of Problem Solving Processes and Metacognition in Physics Education. European Journal of Humanities and
Social Sciences, 2(2): 110-122
Gravoso, R.S., Pasa, A.E., Labra, J.B., and Mori, T. 2008. Design and Use of Instructional Materials for Student-Centered Learning: A Case in Learning Ecological Concepts. The Asia-Pacific Education Researcher,17(1): 109-120
Hake, Richard. 1998. Journal: Interactive Engagement meet Versus Traditional Methods, A Six-Thousand-Student Survey of Mechanics Test Data for Introductory Physics Courses. American Journal of Physics 66.64-74-1998 available at http://physics.indiana.edu/:sdi/&
Hamzah, B. Uno. 2007. Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar
Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara
Heller, Patricia., Ronald Keith and Scott Anderson. 1992. Teaching Problem Solving through Cooperative Grouping. American Journal of Physics, 60(7): 627-636
Hendratmoko, Ahmad Fauzi., Albertus Djoko Lesmono dan Yushardi. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Instructional Game pada Pembelajaran Fisika di SMA. Jurnal Pendidikan Fisika,2( 3): 329-335
Hung, Woei. 2008. The 9-Step Problem Design Process for Problem Based
Learning : Aplication of The 3C3R Model. Jurnal.United State : University
124
Ifeoma, Modesta M. 2013. Use of Instructional Materials and Educational Performance of Students in Integrated Science. IOSR Journal of Research
& Method in Education, 3(4): 07-11
Jauhariyah, M.N.R. 2013. Pengembangan Modul Fisika Berbasis Problem Based Learning pada Materi Fluida untuk Siswa Cerdas Istimewa-Berbakat
Istimewa. Vol.2, No.3,
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains/article/view/4643/3195. Surakarta: Universitas Sebelas Maret
Kamajaya. 2006. Fisika untuk Kelas XI. Bandung: Grafindo Media Pratama
Kanginan, Marteen. 2007. Fisika Kelas XI, Semester 2. Jakarta: Penerbit
Kemp, Jerold R. Gary R Morrison and Steven M. Ross. 1994. Designing Effective
Instruction. New York: Macmillan College Publishing Company
Liliasari dan Muhammad Tawil. 2013. Keterampilan-Keterampilan Sains dan
Implementasinya dalam Pembelajaran IPA. Makassar: Badan Penerbit
UNM
Majid, Abdul. 2006. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar
Kompetensi Guru. Bandung: PT. Remaja Rosada
Maruff A, Oladejo., Amos O, Ojebisi., Gbolagade R, Olosunde & Olawale M, Isola. 2011. Instructional Materials and Student’s Academic Achievement in Physics: Some Policy Implications. European Journal of Humanities
and Social Sciences,2(1): 112-126
Muljono, P. 2007. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: Penerbit Grasindo
Mulyasa, E. 2009. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif
dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Mulyatiningsih, Endang. 2012. Riset Terapan. Yogyakarta: UNY Press
Nawangsih, Alga. 2013. Modul STAR: Strategi Tepat Anak Pintar untuk
125
Olumorin, C.O., Yusuf, A., and Ajidagba, U.A. 2010. Development of Intructional Materials from Local Resources for Art Based Courses,
University of Ilorin, 1-10
Panjaitan, Berkat. 2015. Pengembangan Bahan Ajar Fisika SMA Materi Suhu dan
Kalor Berbasis Inkuiri di SMA Primbana Medan. Tesis: PPs UNIMED
Panjaitan, Patuan. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBI)
Dengan Bantuan Peta Konsep dan Sebagai Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Pemecahan Masalah Matematika Siswa. Tesis
Medan: PPs UNIMED.
Peraturan Pemerintah. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan
Physicspp.com. 2005. A Glencoe Program: Physics Principles and Problems. USA: The McGraw-Hill Companies
Pohan, Liana Mawaddah. 2008. Studi Buku Pegangan dalam kaitannya Dengan
Hasil Belajar Fisika Siswa SMA di Kecamatan Barus. Skripsi: UNIMED
Polya, George (1956). How to Solve It. NJ: Princenton University Press
Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Duva Press
Prawijaya, Septian. 2014. Analisis Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran
Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika. Tesis: PPs UNIMED
Rahadi, Aristo. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan. Depdiknas
Reiser, J. Brian., Krajcik, Joseph., Moje, Elizabeth and Marx, Ronald. 2003. Design Strategies for Developing Science Instructional Materials, NARST pp.1-20
Rochmad. 2012. Desain Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Matematika. Semarang: FMIPA UNNES
Rusman. 2014. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: Rajawali Press.
126
Belajar, diterjemahkan oleh Arif Rahman dari Instructional Technology and Media for Learning. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta
Sunarya, Yayan. 2005. Pedoman Penulisan Buku Ajar Kimia Berbasis
Keterampilan Intelektual. Makalah ini disampaikan pada Pelatihan
Penulisan bahan ajar program studi Pendidikan Kimia FKIP Unsri.
Sungkono, Djauhar Siddiq. 2009. Pengembangan Bahan Ajar. Yogyakarta: Universitasn Negeri Yogyakarta
Tampubolon, Rameyanti. 2015. Pengembangan Bahan Ajar Fisika Berbasis
Inkuiri pada Materi Fluida Statis untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Tesis: PPs UNIMED
Tasoglu, Ashhan Kartal and Mustafa Bakac. 2014. The Effect of Problem Based Learning Approach on Conceptual Understanding in Teaching of Magnetism Topics. Eurasian Journal of Physics and Chemistry Education, 6(2): 110-122
Thiagarajan, Sivasailam., Semmel, Dorothy S., and Semmel, Melvyn I. 1974.
Instructional Development for Training Teachers of Expectional Children.
Bloomington, Indiana: Indiana University
Tim Penyusun. 2013. Modul Fisika untuk SMA/MA Semester Genap. Sukoharjo: CV Seti-Aji
Trianto. 2010. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta: Prestasi Pustaka
Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi dan
Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Jakarta: Bumi Aksara