• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENGATURAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN (Studi Kasus Alih Fungsi Lahan Pertanian ke Perumahan Di Kecamatan Pakis Kabupaten Malang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENGATURAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN (Studi Kasus Alih Fungsi Lahan Pertanian ke Perumahan Di Kecamatan Pakis Kabupaten Malang)"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENGATURAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN

(Studi Kasus Alih Fungsi Lahan Pertanian ke Perumahan Di Kecamatan Pakis

Kabupaten Malang)

SKRIPSI

Oleh :

PRIMA AJI PUTRA 201010050311038

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Telah Dipertahankan Dihadapan

Sidang Dewan Penguji Skripsi

Jurusan Ilmu Pemerintahan

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang

Pada :

Hari: : Sabtu

Tanggal : 29 Oktober 2016

Jam : 10.00

Tempat : Kajur Ilmu Pemerintahan

Dewan Penguji:

1. Drs. Krisno Hadi, M.A : ... 2. Dra. Juli Astutik, M.Si : ... 3. Yana S. Hijri, M.IP : ... 4. Drs. Jainuri, M.Si : ...

Mengesahkan

Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang

(3)

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr.Wb,

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-MU Peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Peran Pemerintah Daerah Dalam Pengaturan Alih Fungsi Lahan Pertanian

Maksud dan tujuan skripsi ini dibuat adalah sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Setara- 1 di Universitas Muhammadiyah Malang. Banyak waktu, tenaga dan masalah-masalah kecil yang menyertai penulisan skripsi ini, Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak mungkin selesai tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan segala hormat penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Kedua Orang Tua Saya, yang senantiasa memberikan yang terbaik dan selalu

memberikan dukungan dan do’a, sehingga saya dapat menyelesaikan perkuliahan

sekaligus dalam penulisan kripsi ini.

2. Bapak Yana S.Hijri,M.IP dan Drs. Jainuri, M. Si selaku penguji yang telah

memberikan kritik dan saran membangun dalam perbaikan skripsi ini

3. Bapak Drs. Krishno Hadi, M.A dan Ibu Dra, Juli Astutik, M.Si selaku

pembimbing yang telah sabar dan ikhlas dalam memberikan bimbingan dan

masukan dalam proses penyelesaian skripsi ini

4. Ibu Hevi Kurnia Hardi, S.IP, MA,Gov selaku Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UMM yang telah banyak memberikan

masukan sekaligus memberikan motivasi dan pelajaran berharga untuk saya

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, penulis akan dengan senang hati menerima segala keritik dan saran

yang bersifat membangun. Akhir kata penulis mengucapkan semoga Allah SWT

memberikan balasan kepada semua pihak yang telah membantu dalam

menyelesaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada

semua pihak. Amin

Malang, 11 November 2016

Peneliti

(4)

DAFTAR ISI

COVER ... i

LEMBAR PENGESAHANLEMBAR PERSETUJUAN ... ii

BERITA ACARA BIMBINGAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... x

DAFTAR ISI ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Definisi Konseptual ... 8

F. Definisi Oprasional ... 11

G. Metode Penelitian... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Alih Fungsi Lahan ... 18

1. Pengertian Alih Fungsi Lahan ... 18

2. Penggunaan Fungsi Lahan ... 20

3. Alih Fungsi Lahan Pertanian Ke Sektor Pemukiman ... 22

B. Perlindungan Lahan Pertanian ... 23

1. Hubungan Alih Fungsi Lahan dan Konservasi Lahan Pertanian 23 2. Kebijakan Alih Fungsi Lahan Pertanian di Indonesia... 25

3. Faktor Yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan ... 32

(5)

BAB III DESKRIPSI WILAYAH

A. Kabupaten Malang ... 43

1. Letak Gografis ... 43

2. Topografi ... 44

3. Fisiografi ... 44

4. Hidrologi ... 44

5. Maskot dan Arti Lambang ... 45

6. Visi dan Misi ... 48

B. Kecamatan Pakis Kabupaten Malang... 53

1. Kondisi Geologis ... 53

2. Keadaan Penduduk ... 53

3. Luas Wilayah ... 53

C. Profil Dinas Pertanian Dan Perkebunan Kabupaten Malang ... 55

1. Pembangunan Pertanian ... 55

2. Sasaran ... 56

3. Visi dan Misi ... 56

4. Struktur Organisasi ... 58

5. Sejarah Distanbun ... 59

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Peran Pemerintah Daerah Terkait Alih Fungsi Lahan ... 63

1. Program Pemerintah Daerah Terhadap Perlindungan Lahan Pertanian ... 67

2. Pengaturan Alih Fungsi Lahan Melalui Peraturan Daerah ... 72

B. Kendala Pemerintah Daerah kabupaten Malang terhadap permasalahan Alih Fungsi Lahan Pertanian ... 77

1. Kendala Pemerintah Daerah Terhadap Faktor Perekonomian Masyarakat Petani ... 78

(6)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 81 B. Saran ... 84

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Garis besar peraturan berkaitan dengan alih fungsi lahan pertanian ... 26

Tabel 2 : Angka gabungan dari Usaha Pertanian Berbasis Rumah Tangga dan

Berbasis Perusahaan pada tahun 2003-2013 ... ... 63

Tabel 3 : Banyaknya Usaha Pertanian berdasarkan sensus pertanian pada tahun

[image:7.595.150.453.277.568.2]

2003 -2013 menurut kecamatan dan cakupan wilayah ... ... 63

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Komponen dalam analisis data... ... 16

Gambar 2 : Peta Kabupaten Malang ... ... 43

Gambar 3 : Lambang Kabupaten Malang ... ... 46

Gambar 4 : Peta Kecamatan Pakis ... ... 54

[image:8.595.143.458.299.565.2]

Gambar 5 : Bagan Susunan Organisasi Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Malang ... ... 58

(9)

DAFTAR PUSTAKA BUKU

Prof.Dr.Ir. Sumbangan Baja, M. Phil. Perencanaan Tata Guna Lahan Dalam

Pengembangan Wilayah. CV. Andi Offset,2012

Sitanala Arsyad dan Erna Rustiadi. Penyelamatan Tanah, Air, dan Lingkungan.

Crestpent Press dan Yayasan Obor Indonesia 1

Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kualitatif dan R&D, Alfabeta,

Bandung, 2008

Analisa Data Model Miles dan Huberman dalam Prof. Dr. Sugiyono, Metode

Penelitian Kualitatif, Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung, 2008

Suhadi dan Rofi Wahanisa, Jurnal Tinjauan Yuridis Normatif Berbagai Peraturan

Tentang Alih Fungsi Tanah Pertanian di Indonesia, Semarang, januari

2011

Hasan Basri, Pembangunan Ekonomi Rakyat Di Pedesaan: Sebagai Strategi

Penanggulangan Kemiskinan, Bina Rena Perwira, 1999

I Wayan Rusastra, Perspektif Pembangunan Pertanian dan Perdesaan Era Otonomi

Daerah, Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian, Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian dan Kehutanan, 2000

Ilham, Yusman Syaukat, dan Supena Friyanto. Perkembangan Dan Faktor-Faktor

Yang Mempengaruhi Konversi Lahan Sawah Serta Dampak Ekonominya,

Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian Bogor,

Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian IPB

(10)

Katalog BPS 5106002, Badan Pusat Statistik Kabupaten Malang: St2013 Sensus

Pertanian Angka Sementara Sensus Pertanian 2013 Kabupaten Malang,

2013

Internet

st2013.bps.go.id/dev/st2013, Table Data Sensus Pertanian BPS. Badan Pusat

Statistik. Jumlah usaha pertanian menurut wilayah dan pelaku usaha tahun 2003

dan 2013.

http://www.antaranews.com/berita/399189/malang segera terbitkan perda lindungi

sawah

http://prasetya.ub.ac.id/berita/Perubahan-Sosial-di-Daerah-Pedesaan-di-Kecamatan-Pakis-Kabupaten-Malang-5146-id.htm. Tentang perubahan sosial

yang terjadi di daerah pedesaan Kecamatan Pakis Kabupaten Malang

http://e-rilis.co.id,Yasmin Setiawan, teori peran

www.indonesia.go.id/in/pemerintah-daerah

http://pengertianmenurutahli.blogspot.co.id/2013/06/konsep-peranan-dalam-hubungan.html

http://birohukum.jogjaprov.go.id/ bagian: berita/provinsi DIY/Perda Perlindungan

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan

http://distanprovinsibali.com/lahan-pertanian-pangan-berkelanjutan/

kmda.malangkab.go.id

Pakis.malangkab.go.id

distanbun.malangkab.go.id/

http://psp3.ipb.ac.id/web/?page_id=699, Data Publikasi PSP3: Pusat Studi

(11)

http://distanbun.malangkab.go.id/berita-459.html Refocusing Lahan Kering

Sebagai Alternatif Swasembada Beras

(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Lahan memiliki beberapa pengertian, baik menurut FAO (Food and

Agricaltural Organization) maupun menurut para ahli, menurut FAO lahan adalah

suatu daerah dipermukaan bumi dengan sifat-sifat tertentu yang meliputi biosfer,

atmosfer, tanah, lapisan geologi, hidrologi, populasi tanaman dan hewan serta

hasil kegiatan manusia masa lalu dan sekarang, sampai pada tingkat tertentu

dengan sifat- sifat tersebut mempunyai pengaruh yang berarti terhadap fungsi

lahan oleh manusia pada masa sekarang dan masa yang akan datang. (FAO dalam

Sitorus, 2004). Definisi lain juga dikemukajan oleh Arsyad; Lahan diartikan

sebagai lingkungan fisik yang terdiri atas iklim, relief, tanah, air dan vegetasi serta

benda yang diatasnya sepanjang ada pengaruh terhadap penggunaan lahan,

termasuk didalamnya hasil kegiatan manusia dimasa lalu dan sekarang seperti

hasil reklamasi laut, pembersihan viegasi dan juga hasil yang merugikan seperti

yang tersalinasi (FAO dalam Arsyad, 1989). Sedangkan menurut para ahli lahan

merupakan suatu lingkungan fisik yang mencakup iklim, relief tanah, hidrologi

dan tumbuhan yang sampai pada batas tertentu akan mempengaruhi kemampuan

penggunaan lahan. (Purwowidodo, 1983)1.

Kilas balik jika melihat dari sejarah asal mula terbentuknya negara,

Indonesia merupakan wilayah kesatuan tanah air rakyat Indonesia yang bersatu

sebagai bangsa Indonesia. Secara filosofi, ini bermakna bahwasanya tanah, air,

1

(13)

2 beserta ruang angkasa negeri ini merupakan hasil dari kemerdekaan yang

diperjuangan oleh seluruh rakyat Indonesia pada masa penjajahan. Konsekuensi

dari negara kesatuan republik Indonesia adalah tumbuh dan berkembangnya

prinsip- prinsip dasar pengelolahan tanah di Indonesia. antara lain seperti yang

tertera pada UUD 1945, Pasal 33 ayat (3) yang mencerminkan bahwa “tanah”

merupakan hak ulayat yang diangkat pada tingkatan tertinggi menjadi hak ulayat

bangsa Indonesia.

Setelah kemerdekaan, Indonesia mewariskan berbagai permasalahan

tentang lahan, baik tentang perebutan hak atas lahan, tumpang tindih kepemilikan

atas lahan, problematika fungsi lahan, pertanian, tambang, pemukiman dan

sebagainya. Semakin lama lahan akan menjadi sangat berharga karena lahan

merupakan benda mutlak yang memiliki kapasitas ruang yang tidak dapat

dipindahkan ataupun dialihkan wilayahnya mengingat laju pertumuhan penduduk

yang terus bertambah dari tahun ke tahun. Sebagai bagian dari negara dunia

ketiga, Indonesia dikatakan sebagai negara yang sedang berkembang dan itu

berarti pertumbuhan perekonomi akan terus berlanjut dan perkembangan suatu

daerah akan semakin meluas mengikuti pertumbuhan perekonomiannya, hal ini

berdampak terhadap perluasan pembangunan perkotaan yang lambat laun akan

memakan daerah pesisiran perkotaan.

Sebagai negara yang terlahir di daerah yang beriklim tropis, dibawah

naungan garis khatulistiwa yang diberkahi dengan beragam potensi

sumberdayanya sungguh ironis sekali jika negri ini belum dapat dikatakan

maksimal dalam mengelolah dan mengembangkan sumberdayanya, terutama

(14)

3 setiap tahunnya luas lahan pertanian di Indonesia mengalami penyusutan akibat

alih fungsi lahan. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mengalami

penyusutan dalam penggunaan luas lahan, padahal di Indonesia sendiri pertanian

merupakan sektor penting yang memiliki peranan strategis dalam perkembangan

perekonomian, secara sederhana pertanian adalah kegiatan pembudidayaan

sumber daya alam hayati dengan memanfaatkan lahan yang sesuai.

Fenomena alih fungsi lahan lahan pertanian sudah pernah digambarkan

oleh “Beyond Malthus” didalam bukunya (Brown et al., 2000) menyatakan;

…dalam kurun waktu 50 tahun terakhir, peningkatan luas areal pertanahan pangan tidak dapat mengimbangi ledakan populasi manusia. Dalam kurun waktu tersebut luas lahan untuk tanaman pangan meningkat 19 kali, sementara populasi manusia tumbuh 132 persen (tujuh kali lebih cepat). Akibatnya luas perkapital lahan pertanian pangan menurun (sejak 50 tahun terakhir) dari 0,24 ha menjadi 0,12 ha. Jika diasumsikan bahwa tidak ada penambahan terhadap luas lahan pertanian pangan, maka tahun 2050 luas perkapita lahan pertanian pangan tinggal 0,08 ha (800 m²).

FAO sendiri telah memprediksi pada tahun 2050 penduduk dunia

mencapai 2,9 miliar. Pada saat itu produksi pangan harus dapat ditingkatkan

minimal 40% dari keadaan sekarang untuk mempertahankan keamanan pangan.

Jika alih fungsi lahan terus terjadi, maka krisis pangan akan benar- benar

“mengancam” penduduk bumi.2

Melihat banyaknya permasalahan pergeseran fungsi lahan yang muncul

dinegara ini menggerakan pemerintah untuk membuat batasan dan aturan hukum

dengan menetapkan Undang-undang Nomer 27 Tahun 2007 tentang Penataan

Ruang, yang merupakan undang-undang pokok yang mengatur tentang

pelaksanaan tata ruang. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) merupakan suatu

petunjuk rasional bagi pemerintah untuk mengarahkan pembangunan ruang secara

2

(15)

4 berkeadilan, namun hingga saat ini masih banyak daerah yang harus berupaya

untuk mengejar penyelesaiannya.

Berdasarkan ketentuan Rancangan Tata Ruang Wilayah, dari luas dataran

di Indonesia sekitar 35,35% harus digunakan sebagai kawasan lindung, dan

sisanya sekitar 64,65% digunakan sebagai kawasan budidaya yaitu terdiri dari

usaha pertanian dan nonpertanian (pemukiman, daerah industri, dll). Di wilayah

Jawa dan Bali sendiri terdapat sekitar 55% yang merupakan lahan pemukiam

penduduk dan sedangkan untuk kawasan budidaya yang masih berupa hutan

hanya tersisa sekitar 14,96%. Pulau jawa merupakan tempat dimana 7,82 juta ha

areal sawah (34,89% total luas sawah nasional), dikatakan sawah nasional

dikarenakan merupakan areal penyangga ketahanan pangan nasional yang dapat

memproduksi mencapai lebih dari 1,3 kali dari rata- rata produktivitas sawah

diluar Pulau Jawa.3

Dari data sensus pertanian oleh BPS (Badan Pusat Statistik) untuk provinsi

jawa timur, jumlah untuk usaha pertanian basis rumah tangga (rumah tangga

usaha pertanian) pada tahun 2003 berjumlah 6.314.370 dan mengalami

penyusutan menjadi 4.978.358 hingga tahun 2013 sedangkan untuk perusahaan

pertanian berbadan hukum (perusahaan) berjumlah 653 pada tahun 2003 dan

mengalami penyusutan pula menjadi 410 hingga tahun 2013, untuk daerah

kabupaten malang sendiri jumlah rumah tangga usaha pertanian pada tahun 2003

mencapai 387.578 menyusut menjadi 328.369 pada tahun 2013 dan jumlah pada

perusahaan pertanian mencapai 62 pada tahun 2003 menyusut hingga 23 pada

3

(16)

5 tahun 20134. Dari data di atas dapat dilihat bawasannya penurunan jumlah usaha

tani di kabupaten malang terus mengalami penyusutan hingga 59.242 pengusaha

tani berbasis rumah tangga maupun perusahan.

Lahan pertanian di kabupaten malang dapat dikatakan sebagai lahan yang

memiliki potensi yang tinggi khususnya dalam hal pertanian padi (sawah), dimana

produktivitas lahan pertanian di kabupaten Malang mencapai 7 ton per hektare.

Hasil panen padi dikabupaten malang setiap tahun rata- rata mencapai 461.267 ton

gabah kering giling, dan hasil gabah tersebut dapat disetarakan dengan 287.969

ton beras yang setelah di kurangi untuk mencakupi kebutuhan konsumsi

masyarakat selama satu tahun, pemerintah masih dapat mensuplay beras lebih dari

56 ribu ton per tahun sebagai bagian dari langkah mendukung program

pemerintah pusat yakni Ketahanan Pangan Nasional. Saat ini lahan pertanian

sawah (padi) di wilayah kabupaten malang mencapai 67.277 hektare yang setiap

tahunnya mengalami penyusutan mencapai 10- 15 hektare lahan pertahun hal ini

disebabkan dampak dari pengalih fungsian lahan yang dilakukan pengembang

maupun investor.5 Dari 33 kecamatan yang ada di Malang, 5 kecamatan yang

paling cepat penyusutan lahan sawahnya yakni; Singosari, Kepanjen, Lawang,

Pakis, dan Karangploso yang dimana dinilai memiliki letak yang strategis untuk

dikembangkan sebagai perindustri maupun perumahan.

Berbagai upaya peraturan perundanga-undangan dibuat pemerintah baik

dalam skala nasional maupun daerah guna mengatasi permasalahan alih fungsi

lahan pertanian yang semata-mata bertujuan untuk melindungi, mempetahankan,

4

Table Data Sensus Pertanian BPS. Badan Pusat Statistik. Jumlah usaha pertanian menurut wilayah dan pelaku usaha tahun 2003 dan 2013. st2013.bps.go.id/dev/st2013 di akses pada pukul 23.00 pada tanggal 1 desember 2014

5

(17)

6 dan terus mengembangan kemajuan pertanian negara ini, mulai dari UUPA

sebagai garis tengah antara pasal 33 Ayat 1-4 UUD 1945 dan TAP MPR RI

Nomer IV/MPR/1999, UU Nomer 56 Prp tahun 1960 tentang landreform, UUD

No 24 tahun 1992 tentang penyusunan RTRW, UUD No 26 tahun 2007 tentang

penataan ruang, Keppres No 53/1989 tentang larangan pembangunan kawasan

industri di tanah pertanian subur “P2BPL”, dan masih banyak lainnya. Kebijakan

yang berkaitan dengan masalah alih fungsi tanah / lahan pertanian sudah cukup

banyak dibuat, namun demikian dalam pengimplementasiannya kurang dirasakan

efektif jika dikaji dari penyusutan lahan pertanian setiap tahunnya. Jika peraturan

sudah ditetapkan namun dalam pengimplementasiannya masih menggambarkan

kondisi yang tidak sesuai, maka akan timbul pertanyaan tentang “apa yang salah

dari peraturan-peraturan yang dibuat?”.

Melihat dari berbagai kasus dan sumber data yang terdahulu, peneliti

melihat Kecamatan Pakis merupakan salah satu kecamatan yang menduduki

peringkat terbesar dalam penyusutan lahan pertanian di daerah kabupaten Malang.

Wilayah pedesaan di kecamatan Pakis merupakan daerah transisi yang

penduduknya mayoritas memiliki tingkat pendidikan yang rendah dengan

mobilitas yang relatif tinggi, dan dimana jumlah dari penduduknya yang bermata

pencarian sebagai petani maupun buruh tani sebanding dengan yang bermata

pencarian non pertanian. Dari uraian pandangan peneliti, inilah faktor-faktor dasar

yang menyebabkan terjadinya alih fungsi lahan pertanian menjadi non-pertanian,

kurangannya perhatian pemerintah dalam membangun kemajuan desa yang

memiliki potensi pertanian pangan sehingga kedatangan investor dinilai sebagai

(18)

7 Saptorenggo Kecamatan Pakis.6 Walaupun banyak kebijakan yang sudah dibuat

guna melindungi lahan pertanian yang sudah ada, namun jika dilihat lagi dari

kabijakan- kebijakan terserbut hanya lebih mengacu kepada larangan untuk

mendirikan atau mengalih fungsikan lahan pertanian tertentu (Lahan Pertanian

Berkelanjutan), dalam artian wilayah yang sudah ditetapkan, namun bukan untuk

pembatasan lahan pertanian.

B. RUMUSAN MASALAH

Perumusan masalah merupakan hal yang sangat penting dalam suatu

penelitian, karena dengan perumusan masalah seorang peneliti telah

mengidentifikasi persoalan yang diteliti sehingga sasaran yang hendak dicapai

menjadi jelas. Berdasarkan hal tersebut, maka masalah yang hendak diteliti dan

dibahas dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah peran Pemerintah Kabupaten Malang dalam

menanggulangi permasalahan alih fungsi lahan pertanian di Kecamatan

Pakis.

2. Kendala-kendala apa saja yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Malang

dalam menyiasati permasalahan akibat alih fungsi lahan

C. TUJUAN PENELITIAN

Secara umum tujuan penelitian ini:

1. Untuk mengetahui bagaimana peran Pemerintah Kabupaten Malang

dalam menanggulangi penyusutan jumlah pertanian di Kecamatan Pakis.

6

(19)

8 2. Untuk mengetahui kendala apa saja yang di hadapi Pemerintah

Kabupaten Malang dalam menyiasati penyusutan akibat alih fungsi lahan.

D. MANFAAT PENELITIAN

Dalam Penelitian ini, peneliti berharap agar hasil penelitian ini dapat

berperan atau bermanfaat dengan baik, baik dari sisi teoritik maupun

praktis, dalam upaya untuk memberikan informasi mengenai pentingnya

mempertahankan fungsi lahan pertanian.

1. Manfaat Akademis

Dengan adanya hasil penelitian ini diharapkan nantinya dapat

memperkaya pengetahuan serta menambah wawasan tentang

permasalahan alih fungsi lahan pertanian.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan

sebagai referensi mengenai kondisi nyata dari kebijakan-kebijakan

pemerintahan dalam menanggulangi pengalihan fungsi lahan pertanian

pangan di daerah

E. DEFINISI KONSEPTUAL

Definisi konseptual merupakan unsur atau bagian penting dalam penelitian

dan merupakan definisi yang dipakai oleh para peneliti untuk menggambarkan

secara abstrak suatu fenomena social ataufenomena yang di alami. (Sinarimbun,

Masri, 1982 : 17)

Definisi konseptual ini dimaksudkan untuk memberikan penegasan

(20)

9 dengan adanya penegasan arti tersebut akan mempermudah dalam memahami

maksud kalimat yang tercantum dalam penelitian. (Hamidi, 2004 : 45)

Fungsi dari konsepsi dasar dalam memberikan pandangan berarti akan

menuangkan konsep yang saling berkaitan agar masalah yang akan dibahas

menjadi jelas. Adapun pengertian definisi konsep atau konsepsi dasar adalah suatu

pandangan yang mendasari pemikiran guna mencapai jalan yang akan dibahas

menjadi jelas untuk memecahkan masalah yang diteliti.

1.PERANAN

Peran merupadakan aspek dinamis keududukan (status), apabila seorang

melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia

menjalankan suatu peran. (Soerjono Soekanto 2002:243). Menurut teori peranan

(role theory), peranan adalah sekumpulan tingkah laku yang dihubungkan dengan

suatu posisi tertentu. Menurut teori ini, peranan yang berbeda membuat jenis

tingkah laku yang berbeda pula. Tetapi apa yang membuat tingkah laku itu sesuai

dengan situasi dan tidak sesuai dalam situasi lain relative independent (bebas)

pada seporang yang manjalankan peran tersebut.7

Adapun segala bentuk usaha pemerintah dalam menegakan keadilan serta

mempertahankan hak-hak masyarakat demi kesejahteraan masyarakat baik dalam

waktu jangka pendek maupun jangka panjang/ terstruktur itulah yang seharusnya

merupakan inti pokok fungsi peran pemerintah.

7

(21)

10 2. PEMERINTAH

Wilson (1903 : 572), memaknai pemerintah merupakan suatu

pengorganisasian kekuatan, tidak selalu berhubungan dengan kekuatan angkatan

bersenjata, tetapi dua atau sekelompok orang dari sekian banyak kelompok orang

yang dipersiapkan oleh suatu organisasi untuk mewujudkan maksud dan tujuan

bersama mereka, dengan hal-hal yang memberikan urusan umum kemasyarakatan.

Pemerintah merupakan satu unsur utama dalam sebuah negara, karna

pemerintahlah yang memainkan peranan sebagai dalang dalam negara yang

menyeimbangi kebutuhan masyarakahnya dengan tujuan kehidupan yang lebih

baik.

Pemerintah Daerah adalah struktur pemerintahan dalam cakupan lebih

sempit menutur masing-masing daerah yang ditugaskan untuk menjalankan

otonomi-otonomi daerah seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintah yang oleh

undang-undang ditentukan sebagai urusan Pemerintah Pusat. Pemerintah daerah

berhak menetapkan peraturan-peraturan daerah dan peraturan lainnya untuk

melaksanakan otonomi daerah dan tugas pembantu.8

3. ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN

Alih fungsi lahan pertanian atau lazimnya disebut sebagai konversi lahan

adalah perubahan fungsi sebagian atau keseluruhan kawasan lahan dari fungsinya

semula (seperti yang direncanakan) menjadi fungsi lain yang menjadi dampak

negatif terhadap lingkungan dan potensi lahan itu sendiri. Alih fungsi lahan juga

8

(22)

11 dapat diartikan sebagai perubahan penggunaan lahan disebabkan oleh

faktor-faktor yang secara garis besar meliputi keperluan untuk memenuhi kebutuhan

penduduk yang makin bertambah jumlahnya dan meningkatnya tuntutan-tuntutan

akan mutu kehidupan yang lebih baik.

F. DEFINISI OPERASIONAL

Singaringun, (1985 : 15) nengemukakan bahwa definisi oprasional adalah

suatu unsur penelitian yang memberikan bagaiman cara mengukur variable. Untuk

mengukur suatu variable terlebih dahulu dibatasi dan dirinci dengan menentukan

variable yang akan diteliti.

Adapun definisi oprasional dalam penelitian ini adalah :

1. Peran Pemerintah Daerah berkaitan dengan penanggulangan alih fungsi

lahan pertanian:

a) Political will Pemerintah Daerah Kabupaten Malang terhadap

perlindungan luas lahan pertanian.

b) Sosialisasi Peraturan Daerah

c) Penegakan Hukum

d) Insentif Pemerintah Daerah

G. METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan

pendekatan deskriptif, dengan alasan diharapkan dapat menggali lebih dalam

mengenai objek yang akan diteliti yakni peran Pemerintah Daerah dalam

(23)

12 Malang. Metode deskiptif sebagai acuan pemecahan masalah yang terkait

dengan fakta-fakta yang ada diharapkan metode deskriptif ini nantinya dapat

membuat deskripsi secara sistematis, faktual dan akurat tentang fakta-fakta

dan objek tertentu serta menggambarkan realitas yang terjadi (kriyantono,

2008 : 67).

.

2. Subjek Penelitian

Moeliono (1993: 832) mendeskripsikan subjek penelitian sebagai orang yang

diamati sebagai sasaran penelitian. Subjek peneleitian berfungsi sebagai informan

yang artinya orang pada latar penelitian yang dimanfaatkan untuk memberikan

informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Berdasarkan pengertian

tersebut, peneliti memilih informan yang dari oknum badan pemerintah daerah

yaitu Dinas Pertanian Kabupaten Malang sebagai subjek penelitian.

3. Sumber Data

Dalam penelitian ini, peneliti akan menggali data dari dua sumber, yaitu

sumber primer dan sumber sekunder yang menurut Surachmad (1989, h. 134) bahwa

“sumber primer adalah sumber asli, baik berbentuk dokumen maupun berbagai

peninggalan lain, sedangkan sumer sekunder terjadi sebagai hasil pengguaan

sumber-sumber lain, tidak langsung dan merupakan dokumen historis yang murni, ditinjau

dari kebutuhan penyelidik”.

Dengan demikian, adapun yang dijadikan jenis sumber data dalam penelitian

ini:

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang didapatkan dari narasumber yang

(24)

13 digunakan sebagai informasi penunjang penelitian agar dapat

memperkuat data informasi penulis dalam menyusun penelitian.

Tujuan dalam data Primer ini yaitu para informan atau para sumber

yang berkaitan langsung dengan permasalahan, semisal pencarian

informasi memalui masyarakat maupun tokoh masyarakat setempat

dan juga para petani yang bersangkutan langsung dengan

kepemilikan lahan yang sudah dialih fungsikan.

b. Data Sekunder

Data Sekunder merupakan data pendukung atau pelengkap data

primer yang dikumpulkan dari data yang sesuai. Data sekundur yang

digunakan dalam penelitian ini berupa dokumen-dokumen,

laporan-laporan dan arsip-arsip yang ada dari dinas atau lembaga yang

terkait, seperti Dinas Pertanian Kabupaten Malang maupun dari

lembaga pemerintahan daerah setempat

4. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian di maksudkan agar peneliti mampu mengungkapkan

fakta supaya mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan oleh

peneliti. Adapun lokasi penelitian yang dipilih adalah di Kecamatan Pakis,

Kabupaten Malang.

5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam melakukan analisis, data yang konkrit dan riil merupakan faktor

yang sangat menentukan dalam pemecahan masalah (Nasution, M.A 2001

: 106) . Oleh karena itu, metode atau teknik pengumpulan data yang efektif

(25)

14 serta dapat dipertanggung jawabkan. Teknik pengumpulan data yang di

gunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Observasi

Dalam pengamatan ini di harapkan peneliti memperoleh

informasi tentang sesuatu yang terjadi dalam kenyataan.

Dengan kata lain yaitu dengan cara pengumpulan data melalui

pengamatan langsung terhadap obyek yang akan diteliti. Dalam

hal ini peneliti mengamati upaya- upaya apa saja yang sudah

dilakukan oleh pemerintah daerah bersama-sama dengan para

petani di kecamatan Pakis dalam melestarikan dan menjaga

ekosistem lahan pertanian, baik berupa penyuluhan maupun

langkah insentif pemerintah daerah

b. Wawancara

Dapat juga disebut dengan interview yang mengambil bentuk

komunikasi verbal, jadi semacam percakapan yang dilakukan

untuk mengisi waktu penelitian yang bertujuan untuk

menyaring informasi dari pihak yang bersangkutan semisal :

Wawancara tentang aturan-aturan yang terkait tentang

pertanahan, wawancara dengan lembaga- lembaga

pemerintahan terkait peraturan dan perkembangan daerah

setempat maupun dengan masyarakat, dengan menggunakan

model wawancara mendalam (in-depth interview) diharapkan

(26)

15 c. Dokumentasi

Metode pengumpulan data dengan menghimpun, mempelajari

berbagai informasi dokumentasi berupa dokumen-dokumen

atau catatan arsip yang ada, seperti: mengumpulkan data-data

hasil survey luas lahan pertanian daerah setempat.

6. Teknik Analisa Data

Teknik analisa data merupakan bagian yang sangat penting dalam

metode ilmiah karena dengan analisa data dapat diberikan arti, makna

yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian. Analisa data

menurut Patton adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan ke

dalam suatu pola, kategori status urian dasar. Dengan analisa data peneliti

berarti melakukan suatu proses pengolahan data, penyederhanaan,

pembahasan serta menejemen data atau hasil penemuan ke dalam kata-kata

yang lebih rapi dan teratur sehingga mudah dipahami.

Teknik analisa data yang digunakan peneliti adalah analisis

kualitatif, yang merupakan teknik analisis data yang digunakan untuk

menafsirkan data dan mengiterpretasikan data yang didapat dari

wawancara yang dilakukan dan diperlengkap dengan data dokumentasi

yang sudah didapatkan. Data yang didapatkan selanjutnya dibuat dalam

bentuk laporan dengan tujuan mendeskripsikan tentang peran pemerintah

daerah dalam membatasi alih fungsi lahan.

Aktivitas yang dilakukan dalam analisa data kualitatif dilakukan

(27)

16 penelitian sehingga sampai tuntas.9 Aktivitas dalam analisis data dilakukan

dengan tiga tahap, yaitu dengan melalui tahap pengumpulan data, reduksi

data, penyajian data, kesimpulan dan verifikasi.

[image:27.595.156.492.196.565.2]

Langkah-langkah analisis ditunjukan pada gambar 1 berikut:

Gambar 1. Komponen dalam analisa data (interactive model)10

1. Reduksi Data

Yaitu merupakan tahap seleksi data atas data atau catatan

lapangan sehingga data yang didapatkan sesuai dengan pokok

yang akan ditinjau dalam penelitian.

2. Penyajian Data

Yaitu merupakan proses penyajian, kompilasi data setelah

direduksi ke dalam bentuk-bentuk symbol yang bisa

menggambarkan keseluruhan data-data utama hasil

penelitian. Kegiatan ini merupakan penyederhanaan data yang

9

Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung, 2008

10

Analisa Data Model Miles dan Huberman dalam Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung, 2008

Pengumpulan

Data

Reduksi

Data

Penyajian data

Kesimpulan:

Penarikan/

(28)

17

kompleks ke dalam narasi-narasi pendek sesuai kriteria dan

klarifikasi data berdasarkan rumsan masalah sehingga dengan

mudah bisa dipahami.

3. Penarikan/ Verifikasi

Setelah data diolah atau di sajikan, maka diambil beberapa alternatif

yang terbaik atau dijadikan bahan penyampaian informasi dan

pengambilan keputusan

7. Teknik Keabsahan Data

Pemeriksaan keabsahan data diperlukan dalam penelitian kualitatif demi

kesasihan dan keandalan serta tingkat kepercayaan data yang telah terkumpul.

Adapun teknik yang diterapkan dalam penelitian ini adalah teknik menggunakan

teknik triangulasi.

Seperti apa yang diungkapkan Wiliam Wiersma yang dikutip oleh

Sugiyono, yaitu: Tringulation is qualitative cross-validation. It assesses the

sufficiency of the data according to the convergence of multiple data collection

procedures. Triangulasi dalam pengujian kreadibilitas diartikan sebagai

pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai

waktu.11 Dengan demikian maksud dan tujuan dari teknik ini yaitu sebagai

perbandingan data yang diperoleh dari berbagai narasumber yang berbeda.

11

(29)

Gambar

Tabel 4 : Luas panen dan produksi padi di kecamatan Pakis tahun 2008 – 2014  .........
Gambar  6 : Bagan Sejarah Dinas Pertanian Dan Perkebunan Kabupaten Malang ........ 59
Gambar 1. Komponen dalam analisa data (interactive model)10

Referensi

Dokumen terkait

Dikarenakan daya lekat antara bambu dan beton belum cukup kuat, pada penelitian kali ini akan meneliti penggunaan variasi jarak pemasangan klem selang sebagai kait pada

Proses penem pelan prim er pada ut as DNA yang sudah t erbuka m em erlukan suhu opt im um , sebab suhu yang t erlalu t inggi dapat m enyebabkan am plifikasi t idak t erj adi at

b. Negara adalah kelompok sosial yang menduduki wilayah atau daerah tertentu yang diorganisasi di bawah lembaga politik dan pemerintah yang efektif,

Hal ini diduga disebabkan oleh sem akin t inggi konsent r asi yang diper gunakan m aka j um lah polong akan sem akin sedikit... poliploid m enam pakkan ber bagai

stand-alone systems or part of an enterprise-wide stand alone systems or part of an enterprise wide total quality management (TQM)

Fidusia adalah pengalihan hak kepem ilikan suat u benda at as dasar keper cayaan dengan ket ent uan bahw a benda yang hak kepem ilikannya dialihkan t ersebut t et ap dalam

Dengan demikian, berbicara mengenai kekerasan pada perempuan dan media, tidak hanya melulu mengenai cara media menghadirkan potret perempuan yang merujuk pada sebuah tindak

Kesimpulan : IR dan TENS dapat mengurangi nyeri akibat tendinitis patellaris sehingga dapat meningkatkan Lingkup Gerak Sendi (LGS) knee sinistra dan