KINERJA TIM ASET BPKAD DALAM PENERTIBAN INVENTARIS
ASET TETAP PEMERINTAH DAERAH KOTA BATU
SKRIPSI
Oleh :
RETNO AGUSTIENA
201210050311004
PROGRAM STUDI PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
KINERJA TIM ASET BPKAD DALAM PENERTIBAN INVENTARIS
ASET TETAP PEMERINTAH DAERAH KOTA BATU
SKRIPSI
Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan
Strata Satu (S1) Ilmu Pemerintahan
Oleh :
RETNO AGUSTIENA
201210050311004
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI
Nama : RETNO AGUSTIENA
NIM : 201210050311004
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan : Ilmu Pemerintahan
Judul : Kinerja Tim Aset BPKAD Dalam Penertiban Inventaris Aset Tetap Pemerintah Daerah Kota Batu.
Disetujui Untuk Diuji Dihadapan Sidang Dewan Penguji Skripsi
Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Malang
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Drs. Jainuri Msi Gonda Yumitro, S.IP, MA
Mengetahui, Kajur Ilmu Pemerintahan
LEMBAR PENGESAHAN
Telah Dipertahankan Dihadapan Sidang Dewan Penguji Skripsi
Jurusan Ilmu Pemerintahan
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang
pada:
Hari : Jum’at
Tanggal : 29 Januari 2016
Jam : 13.00-14.00 Wib
Tempat : Kantor Jurusan Ilmu Pemerintahan
Dewan Penguji
1. Yana Syafriana Hijri, S.IP., M.IP : ( )
2. Hevi Kurnia Hardini, S.IP., MA. Gov : ( )
3. Drs. Jainuri, M.Si : ( )
4. Gonda Yumitro, S.IP, MA : ( )
Mengesahkan Dekan
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Malang
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim.
Alhmadulillahirabbil’alamin, segala puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan Rahmat dan Karunia-Nya Shalawat beserta salam senantiasa
dipanjatkan atas junjungan Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga, para sahabat, dan kepada ummatnya hingga akhir zaman yang telah memberikan kemudahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.
Judul penulis dalam skripsi ini adalah “KINERJA TIM ASET BPKAD
DALAM PENERTIBAN ASET TETAP PEMERINTAH DAERAH KOTA BATU”. Ini untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan studi serta dalam rangka memperoleh gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan Strata Satu (S1) pada Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Malang.
Penghargaan dan terima kasih penulis berikan kepada Bapak Drs. Jainuri, M.Si selaku Pembimbing I dan Bapak Gonda Yumitro, S.IP, MA selaku
Pembimbing II yang telah membimbing dan membantu penulisan skripsi ini. Serta ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Fauzan, M.Pd selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang serta seluruh jajaran Pembantu Rektor dan Staf Rektor UMM
2. Bapak Prof. Dr. Muhajir Effendy selaku Rektor selama saya kuliah dan
mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang
3. Bapak Drs. Asep Nurjaman, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan
Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang, beserta Pembantu
Dekan I, II dan III
4. Ibu Hevi Kurnia Hardini, S.IP., MA. Gov selaku Ketua Program Studi
Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Malang
5. Bapak Yana Syafriana Hijri, S.IP., M.IP selaku sekretaris Jurusan Ilmu
6. Semua Dosen Ilmu Pemerintahan dari Semester I sampai semester VII
yang telah mengajarkan serta memberi ilmu pengetahuan kepada saya semoga bekal yang telah diberikan bermanfaat untuk masa depan.
7. Perangkat Tim Aset BPKAD: Bapak Edi Setiawan, Ibu Dewi, Mba Ariani, Mba Ike yang telah membantu berjalannya skripsi ini.
8. Teman-teman angkatan 2012 jurusan Ilmu Pemerintahan, serta semuanya
yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, yang telah banyak memberikan motivasi, membagi kebahagiaan dan pengalaman.
Akhir kata penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, penulis memohon saran dan kritik. Penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada semua pihak dan apabila ada nama tidak tersebutkan Penulis mohon maaf, dengan besar harapan semoga skripsi yang ditulis oleh
Penulis ini dapat bermanfaat khususnya bagi Penulis sendiri dan umumnya bagi pembaca. Bagi para pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini semoga segala amal dan kebaikannya mendapatkan balasan yang berlimpah dari Tuhan YME, Amiiin.
Billahitaufiq Walhidayah
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Malang, 25 Januari 2016 Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Cover Judul Skripsi ... i
Lembar Persetujuan Ujian Skripsi ... ii
Lembar Pengesahan ... iii
Berita Acara Bimbingan ... iv
Surat Pernyataan ... v
Motto ... vi
Persembahan ... vii
Kata Pengantar ... ix
Daftar Isi ... xi
Daftar Tabel ... xv
Daftar Bagan ... xvi
Daftar Gambar ... xvii
Absrtact ... xviii
Abstraksi ... xix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah... 5
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 6
1. Manfaat Teoritik ... 6
2. Manfaat Praktis ... 7
1. Definisi Konsep ... 8
2. Definisi Operasional ... 11
F. Metode Penelitian ... 14
1. Jenis Penelitian ... 14
2. Sumber Data ... 15
3. Teknik Pengumpulan Data ... 17
4. Subyek Penelitian ... 19
5. Lokasi Penelitian ... 20
6. Teknik Analisa Data ... 21
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja Tim Aset Pemerintah Daerah Kota Batu ... 24
1. Definisi Kinerja ... 24
2. Penilaian Kinerja ... 28
3. Tujuan Evaluasi Kinerja ... 29
4. Faktor-Faktor Kinerja ... 30
B. Tim Aset Badan Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah (BPKAD) ... 30
C. Kinerja Dan Tugas Tim Aset ... 32
D. Penertiban Inventaris Aset Tetap Kota Batu ... 34
BAB III DESKRIPSI WILAYAH A. Kondisi Umum Wilayah Kota Batu ... 42
B. Jumlah Kependudukan ... 44
Tugas, Fungsi, dan Struktur BPKAD ... 46
1. Tugas Badan Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah ... 46
2. Fungsi Badan Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah... 47
3. Dasar Hukum Pembentukan Badan Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah ... 48
4. Struktur Organisasi Badan Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah ... 48
5. Visi Misi Badan Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah ... 52
BAB IV ANALISA DATA DAN HASIL PENELITIAN A. Kebijakan Pengelola Barang Milik Daerah (BMD) ... 54
1. Peraturan Pemerintah Daerah Dalam Pengelolaan BMD .... 54
2. Tim Manajemen Aset Badan Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah ... 57
B. Rencana Target Penertiban Pengelolaan BMD ... 60
1. Monitoring Tim Aset BPKAD terhadap SKPD ... 60
2. Labelisasi ... 60
3. Penghapusan atau Penyusutan... 60
4. Rekap Hasil Entry Data Semua SKPD ... 64
C. Menunjuk Pihak Ketiga Untuk Membantu Pelaksanaan Penertiban Barang Milik Daerah ... 64
1. Tim Aset ... 65
2. Pengurus Barang ... 70
E. Pengolahan Data Berdasarkan Laporan Barang ... 71
1. Pengolahan Data Dalam Kartu Inventaris Barang(KIB) ... 71
2. Pengolahan Data Dalam Kartu Inventaris Ruang (KIR) ... 75
F. Menyampaikan Rekomendasi Hasil Penertiban Pengelolaan (BMD) Kepada Walikota... 77
G. Mengkaji Dan Mengevaluasi Setiap Perubahan Peraturan Yang Berkaitan Dengan Pengelolaan BMD ... 78
H. Pendampingan Dan Monitoring Implementasi Program Aplikasi SIMAKOBA Di Tingkat SKPD Di PemDa Kota Batu 79 1. Sistem Informasi Manajemen Aset Kota Batu(SIMAKOBA) 79 2. Monitoring ... 82
3. Labelisasi ... 83
I. Permasalahan Dan penghambat Dalam Kinerja Penertiban Inventaris Aset Tetap ... 85
1. Kurang Cepatnya Pelaksanaan dari SKPD ... 86
2. Kurang Maksimal Pengelolaan Aset ... 86
3. Kurang Maksimal dan Tegas Monitoring Aset ... 87
4. Faktor Penyebab disclaimer ... 87
J. Tingkat Hasil Kinerja Tim Aset BPKAD Kota Batu... 88
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ... 99
B. Saran ... 102
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Penduduk Dirinci Menurut Kecamatan ... 45 Tabel 3.2 Luas Wilayah, Penduduk Dari Kepadatannya ... 45 Tabel 3.3 Penduduk Dirinci Menurut Kecamatan, Jenis Kelamin dan Sex
DAFTAR BAGAN
Bagan 1.1: Komponen Dalam Analis Data (interactive model) ... 21
Bagan 2.1: Skema Pengelompokkan Manajemen Aset ... 39
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Peta Kota Batu ... 44
Gambar 4.1 Buku Inventaris ... 67
Gambar 4.2 Pelaporan ... 69
Gambar 4.3 KIB (Kartu Inventaris Barang) ... 70
Gambar 4.4 Kolom Kartu Inventaris Barang (KIB) B ... 71
Gambar 4.5 KIR (Kartu Inventaris Ruang) ... 76
Gambar 4.6 Buku Inventaris ... 77
Gambar 4.7 Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Aset Kota Batu Menu Utama ... 81
Gambar 4.8 Pemilihan Pengentry-an Data atau Tahap Pengentry-an ... 81
Gambar 4.9 Tahap Pengentry-an ... 82
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Abdul Halim. (2012). Pengelolaan Keuangan Daerah. Edisi Ketiga. Yogyakarta : UPP STIM YKPN.
Dharma, Surya. (2001). Manajemen Kinerja. Edisi ketiga.Pustaka Pelajar:Yogyakarta.
Hasibuan, S.P. Melayu. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia. PT. Bumi Aksara: Jakarta
Himpunan Peraturan Pengelolaan Aset Daerah, Kota Batu, Tahun 2014.
Jogiyanto. (2005). Analisis dan desain Sistem Informasi, Jakarta, PT Elex Media Komputindo.
Mahmudi. (2010). Manajemen Keuangan Daerah. Jakarta, Erlangga.
Miles, Matthew B dan Huberman, A Michael, (1992). Analisis Data Kualitatif. Jakarta. Universitas Indonesia Press
M.Yusuf. (2010). Delapan Langkah Pengelolaan Aset Daerah Menuju Pengelolaan Keuangana Daerah Terbaik, Jakarta, Salemba Empat.
Prof.Dr.Mardiasmo,MBA,AK. (2006). Pengukuran Kinerja Sektor Publik.BPFE Yogyakarta. Hal 25.
Warsito, Hermawan. (1995). Pengantar Metode Penelitian. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama.
Wibowo. (2007). Manajemen Kinerja. PT. Raja Grafindo Parsada: Jakarta.
Winarno, Budi. (2004). Teori dan Proses Kebijakan Publik. Yogyakarta, Media Pressindo.
Jurnal
Dwi Haryono, Pengelolaan Barang Milik Daerah, Jurnal Tesis Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 2013.
Luhur Nurmala Rizqi, Tjahjanulin Domai, Abdul Wachid. Penatausahaan Asset Pemerintah Daerah Melalui Sistem Informasi Manajemen Barang Daerah (Simbada) Di Kabupaten Tanah Laut. Disertasi Gelar Sarjana Pada Jurusan Administrasi Publik Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Lambung Mangkurat: tidak diterbitkan.
Miftahul Hayati, Citra Ramayani, Desi Areva. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Aset Tetap Milik Pemerintah Kabupaten Kota Di Sumatera Barat. Program Studi Pendidikan Ekonomi Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat.
Novianto. Accounting And Business Information System. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Volume 5, Agustus 2013.
Nyemas Hasfi, Martoyo, Dwi Haryono. Pengelolaan Barang Milik Daerah. Disertasi Gelar Sarjana Pada Program Studi Ilmu Administrasi Magister Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Pontianak.
Internet
A Muizzuddin, 2004. Tinjauan pustaka definisi kinerja. digilib.uinsby.ac.id/249/4/Bab%202.pdf, diakses tanggal 14 November 2015.
Geografis Wilayah Kota Batu. Http://Bappeda.Jatimprov.Go.Id/Bappeda/Wp-Content/Uploads/Potensi-Kab-Kota-2015/Kota-Batu-2015.Pdf, diakses tanggal 15 Oktober 2015.
I Love Ngalam, All About Malang. Geografis Kota Batu. http://ngalam.web.id/read/1158/geografi-kota-batu/, diakses tanggal 26 Oktober 2015.
Jurnal Inventarisasi Aset Tetap,
http://www.academia.edu/7966294/Jurnal_Inventarisasi_Aset_Tetap_Kab, diakses tanggal 2 November 2015.
Jurnal Definisi Kinerja, http://www.e-jurnal.com/2013/10/pengertian-kinerja.html, diakses tanggal 3 November 2015.
Landasan Teori Inventaris, http://sir.stikom.edu/53/6/BAB%20III.pdf, diakses tanggal 2 November 2015.
Undang-Undang Tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah, http://www.bpkp.go.id/public/upload/unit/sakd/files/Permendagri%20No.1 7-2007.pdf, diakses tanggal 27 September 2015.
Dokumen
Karya Tulis Ilmiah Miftahul Jannah. “Analisis Inventarisasi Aset Dan Pengelolaan Barang Milik Daerah Pada Bidang Aset Badan Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Tanah Bumbu”.
Tupoksi BPKAD Revisi, Peraturan Walikota Batu Nomor 34 tahun 2013, “Penjabaran Tugas Dan Fungsi Badan Pengelola Keuangan Aset Daerah Kota Batu”, Batu, 2013.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan paradigma baru pengelolaan barang milik negara / aset negara
yang ditandai dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 2006
yang merupakan peraturan turunan Undang-Undang No. 1 tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara, telah memunculkan optimisme baru best practices
dalam penataan dan pengelolaan aset negara yang lebih tertib, akuntabel, dan
transparan kedepannya. Pengelolaan aset negara yang professional dan modern
dengan mengedepankan good governance di satu sisi diharapkan akan mampu
meningkatkan kepercayaan pengelolaan keuangan negara dari masyarakat
/stake-holder.
Pengelolaan aset negara dalam pengertian yang dimaksud dalam Pasal 1
Ayat (1) dan Ayat (2) Peraturan Pemerintah No.6 tahun 2006 tidak hanya
mencakup masalah administratif semata tetapi lebih pada bagaimana menangani
aset negara yaitu melalui meningkatkan efisiensi, efektifitas dan menciptakan
nilai tambah dalam mengelola aset. Lingkup pengelolaan aset Negara mencakup
Pengelolaan barang milik daerah yang dilaksanakan berdasarkan asas fungsional,
kepastian hukum, transparansi dan keterbukaan, efisiensi, akuntabilitas, dan
kepastian nilai. Pengelolaan barang milik daerah tersebut meliputi: perencanaan
kebutuhan dan penganggaran, pengadaan, penerimaan, penyimpanan dan
penyaluran, penggunaan, penatausahaan, pemanfaatan, pengamanan dan
2
pengawasan dan pengendalian, pembiayaan dan tuntutan ganti rugi,
(Permendagri nomor 17 tahun 2007).
Sejalan dengan kebijakan nasional yaitu adanya otonomi daerah serta
pemekaran daerah kabupaten/kota yang membawa implikasi adanya mutasi
barang milik negara/daerah maka perlu dilakukan manajemen pengelolaan
BMD melalui inventarisasi aset tetap yang lebih komprehensif. Aturan teknis
pengelolaan BMD yang telah diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik
Daerah sebagai penjabaran dari PP Nomor 27 Tahun 2014 yang merupakan
pengganti dari PP Nomor 6 Tahun 2006 Jo Nomor 38 Tahun 2008.
Kota Batu sebagai salah satu daerah kota otonom berdasarkan UU No.
11 Tahun 2001 melalui Bidang Aset Badan Pengelola Keuangan dan Aset
Daerah (BPKAD) Kota Batu berkewajiban untuk melakukan tata kelola aset
sesuai amanat Peraturan Perundang-Undangan. Dengan melihat ketentuan
bahwa pengelolaan barang milik daerah merupakan salah satu elemen penting
terhadap penilaian kinerja keuangan pemerintah daerah. Dengan menerapkan
prinsip pengelolaan keuangan secara efektif dan efisien maka perlu dilakukan
penataan dalam menangani pengelolaan barang milik daerah.
Di Pemerintah Kota Batu dari akhir tahun 2013 instansi yang
mengelola barang milik daerah dilaksanakan oleh Bidang Aset Badan
Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) yang merupakan Satuan
Kerja Perangkat Daerah baru yang sebelumnya dilaksanakan oleh Bagian
3
Bidang Aset Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Batu
yang merupakan leading sector Pengelolaan Barang Milik Daerah (BMD)
memiliki aset yang cukup banyak. Aset-aset yang dimiliki BPKAD tersebut
berasal dari dana APBD, hibah dan Aset Pelimpahan dari Kabupaten Malang.
Proses inventarisasi aset/BMD di Pemerintah Kota Batu belum selesai 100 %
dikarenakan laporan hasil sensus BMD masih belum disesuaikan dengan Neraca
yang Audited.
Pengelolaan barang milik daerah (BMD) meliputi penatausahaan yang
termasuk dari inventarisasi, inventarisasi yang dilakukan ada 3 yaitu
Pembukuan, Inventarisasi, Pelaporan. Pembukuan adalah pengguna/kuasa
pengguna barang melakukan pendaftaran dan pencatatan barang milik daerah
ke dalam daftar barang pengguna/kuasa pengguna barang dan melakukan
rekapitulasi atas pencatatan dan pendaftaran barang milik daerah. Inventarisasi
dalam melaksanakan sensus barang milik daerah setiap 5 tahun sekali untuk
menyusun buku inventaris dan buku induk inventaris beserta rekapitulasi
barang milik pemerintah daerah. Pengelola barang betanggungjawab atas
pelaksanaan sensus barang milik daerah sensus barang milik daerah
Provinsi/Kabupaten/Kota, dilaksanakan serentak seluruh indonesia, pengguna
barang menyampaikan hasil sensus kepada pengelola barang paling lambat 3
(tiga) bulan setelah selesainya sensus. Pembantu pengelola barang
menghimpun hasil inventaris barang milik daerah. Pelaporan adalah hasil
penyusunan laporan barang semesteran dan tahunan untuk disampaikan kepada
Walikota melalui pengelola barang LBMD ini sebagaimana untuk digunakan
4
Aset yang berasal dari pengadaan atau bersumber dari pembelian yang
dilakukan oleh panitia pengadaan pemerintah daerah atau panitia pengadaan
SKPD. Tata cara yang diatur oleh keputusan Presiden Nomor 85 tahun 2007.
Pengadaan aset yang bersumber dari pembelian sangat mudah ditelusuri
karena dalam setiap realisasi anggaran yang dikeluarkan pasti tercantum aset
yang dibeli dengan nilai yang sudah pasti (Yusuf, 2010:86).
Aset pemerintah daerah terdiri dari aset tetap, aset lancar dan aset
lainnya. Sebagian besar pemerintah daerah menunjukkan bahwa nilai aset
tetap adalah komponen terbesar dalam aset daerah. DIY menunjukkan
89,15% dari total aset yang dimiliki merupakan aset tetap (Novianto, 2013:3).
Berdasarkan UU no. 24 tahun 2005 yaitu bahwa Aset tetap dalam PSAP 07
didefinisikan sebagai aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih
dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau
dimanfaatkan untuk kepentingan umum. Aset tetap diklasifikasikan
berdasarkan kesamaan sifat atau fungsinya dalam aktivitas operasi entitas.
Aset tetap dibagi menjadi 5 klasifikasi, yaitu: Tanah, Peralatan dan Mesin,
Jalan, Irigasi, dan Jaringan, Aset Tetap Lainnya dan Konstruksi dalam
Pengerjaan (PP 71 Tahun 2010 PSAP 07).
Beberapa permasalahan aset tetap yaitu, (Abdullah, 2006:3)
mengungkap masalah bahwa ada ketidakakuratan data dalam inventarisasi
masih adanya aset yang tidak memiliki legalitas yang jelas. Dalam proses
inventarisasi ada ketidaktelitian dalam melakukan pendataan kertas kerja
inventarisasi tidak diisi dengan lengkap, pengkodean tidak diperhatikan dengan
5
disebutkan menyebabkan belum optimalnya pengelolaan aset tetap daerah.
Untuk memperoleh pengelolaan aset yang optimal diperlukan Sistem
manajemen aset yang efisisen dan efektif. (Menurut Siregar, 2004:43)
Manajemen aset yaitu Inventarisasi aset yang terdiri dari dua aspek yaitu
pertama inventarisasi aset secara fisik dan yuridis/legal. Berdasarkan
permendagri no.17 tahun 2007 inventarisasi merupakan kegiatan yang
dilakukan dalam perhitungan, pengurusan, penyelenggaraan, pencataatan,
pengaturan semua data laporan barang milik daerah yang termasuk unit
pemakaian.
Permasalahan diatas terjadi pula pada pemerintah daerah kota Batu,
yaitu banyaknya pengelola dan pengurus barang yang kurang kesadarannya
untuk melaksanakan tugasnya dari beberapa SKPD salah satunya disebabkan
pengurus barang yang sering berganti-ganti. Salah satu upaya yang dilakukan
oleh pemerintah kota Batu untuk meningkatkan pengelolaan aset tetap daerah
dilakukan melalui inventarisasi. Inventarisasi tersebut bertujuan untuk
memperoleh nilai pasti aset yang dimiliki sehingga dapat dikelola lebih
optimal. Berdasarkan latar belakang tersebut maka dilakukan penelitan terkait
dengan upaya yang dilakukan pemerintah kota Batu dalam penertiban aset
daerah dengan Judul Penelitian “Kinerja Tim Aset BPKAD Dalam
Penertiban Inventaris Aset Tetap Pemerintah Daerah Kota Batu”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang permasalahan yang telah
6
penting dijadikan kajian dalam tindakan-tindakan riil untuk memecahkan
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana Kinerja Tim Aset BPKAD Dalam Penertiban Inventaris Aset
Tetap Pemerintah Daerah Kota Batu?
2. Apakah persoalan yang dihadapi oleh Tim Aset BPKAD Kota Batu?
C. Tujuan Penelitian
Sehubungan dengan latar belakang dan perumusan masalah yang telah
dikemukakan di atas, maka tujuan yang dicapai dari penelitian dan penulisan
ini dimaksudkan untuk:
1. Mengetahui Kinerja Tim Aset BPKAD Dalam Penertiban Inventaris Aset
Tetap Pemerintah Daerah Kota Batu.
2. Mengetahui indikator dan faktor pendukung kinerja tim aset dalam
penertiban inventaris aset tetap pemerintah kota Batu.
3. Mengetahui permasalahan atau penghambat dalam penertiban inventaris
aset tetap pemerintah kota Batu.
D. Manfaat Penelitian
Dalam peneliti ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada
beberapa individu dan lembaga yang terkait dengan penelitian yang dilakukan
oleh peneliti:
1. Manfaat Teoritik
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis,
7
Kinerja Tim Aset BPKAD Dalam Penertiban Inventaris Aset Tetap
Pemerintah Daerah Kota Batu. Serta dapat memberikan referensi dalam
bentuk informasi dan pengetahuan dan sebagai sumbangan pemikiran serta
wacana terkait dengan penelitian ini.
a. Sebagai bahan studi ilmiah untuk memperkaya konsep atau teori yang
mampu menyokong perkembangan wawasan tentang Kinerja Tim Aset
BPKAD Dalam Penertiban Inventaris Aset Tetap Pemerintah Daerah Kota
Batu.
b. Sebagai bahan studi perbandingan bagi peneliti selanjutnya yang
berkaitan dengan Kinerja Tim Aset BPKAD Dalam Penertiban
Inventaris Aset Tetap Pemerintah Daerah Kota Batu.
c. Diharapkan pula, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan studi
pustaka peneliti, khususnya program studi Ilmu Pemerintahan
Universitas Muhammadiyah Malang, utamanya mata kuliah yang
mempunyai referensi dengan judul penelitian.
d. Mengembangkan pemahaman masyarakat serta mahasiswa tentang
penertiban inventaris aset tetap pemerintah daerah.
e. Menambah wawasan peneliti dan sebagai bahan rekomendasi Badan
Pengelolaan Keuangan Aset Daerah (BPKAD).
2. Manfaat Praktis
a. Mendeskripsikan tentang bagaimana Kinerja Tim Aset BPKAD Dalam
Penertiban Inventaris Aset Tetap Pemerintah Daerah Kota Batu.
b. Menjadi acuan strategi bagi semua pengurus atau pengelola di SKPD,
8
E. Definisi Konsep Dan Operasional
1. Definisi Konsep
Definisi konseptual menguraikan beberapa istilah atau konsep yang terkait
pada penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan penegasan tentang
makna dan arti kata yang ada didalam permasalahan yang disajikan.
Dengan adanya penegasan arti tersebut akan mempermudah dalam
memahami maksud kalimat yang tercantum dalam penelitian.
a. Kinerja Tim Aset Pemerintah Daerah Kota Batu
1) Kinerja
Definisi kinerja pada dasarnya dapat kita lihat dari dua segi,
yaitu kinerja pegawai (perindividu) dan kinerja organisasi. Kinerja
adalah suatu gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan
tugas dalam suatu organisasi, dalam upaya mewujudkan sasaran,
tujuan, misi, dan visi organisasi tersebut (Bastian, 2001:329).
Kinerja adalah merupakan suatu hasil pekerjaan yang
mempunyai nilai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi,
kepuasan konsumen, dan memberikan kontribusi pada ekonomi.
Kinerja juga mencakup tentang bagaimana melakukan pekerjaan dan
hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut maupun secara kualitas
dan kuantitas yang dicapai seseorang dalam melaksanakan kegiatan
sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan. Kinerja merupakan
kata dari performance (Job Performance), secara etimologis
performance berasal dari kata to perform yang artinya menampilkan
atau melaksanakan. Wibowo mengatakan bahwa:
9
berlangsung. Kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan tersebut. Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya”, (Wibowo, 2007:7).
2) Tim Aset BPKAD
Dalam peraturan Walikota Batu No.34 tahun 2013 tentang
tugas dan fungsi BPKAD menimbang bahwa untuk melaksanakan
ketentuan Daerah Kota Batu Nomor 4 Tahun 2013 tentang organisasi
dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah, dan Lembaga Teknis Daerah Kota Batu, perlu menetapkan
Peraturan Walikota tentang Penjabaran Tugas dan Fungsi BPKAD.
BPKAD terbagi dua bagian bidang yaitu Anggaran dan Aset. Tim
Aset mempunyai tugas merumuskan bahan kebijakan pengelolaan
aset daerah, perubahan status hukum, dan pengendalian aset daerah.
3) Kinerja Tugas Tim Aset
Tim manajemen aset memiliki beberapa sub bidang dalam
mengoptimalkan kinerja yang antara lain ada tugas dan fungsi
masing-masing yaitu:
a) Sub Bidang Pengadaan dan Distribusi mempunyai tugas pokok
merencanakan dan mengelola pengadaan barang, menganalisa
rencana kebutuhan barang, menilai hasil pengadaan barang,
menyusun, dan mengelola pendistribusian aset.
b) Sub Bidang Pemeliharaan dan Penghapusan mempunyai tugas
mengelola dokumen kepemilikan aset, memelihara, dan
10
b. Penertiban Inventaris Aset Tetap Kota Batu
Kegiatan inventarisasi dilakukan untuk memperoleh informasi
yang akurat, lengkap, dan mutakhir mengenai aset daerah yang dimiliki
atau dikuasai oleh pemerintah daerah. Dalam melakukan identifikasi
dan inventarisasi aset daerah secara objektif dan dapat diandalkan,
pemerintah daerah harus memanfaatkan profesi auditor atau jasa penilai
yang independent.
1) Pembukuan adalah pengguna/kuasa pengguna barang melakukan
pendaftaran dan pencatatan barang milik daerah ke dalam daftar
barang pengguna/kuasa pengguna barang dan melakukan
rekapitulasi atas pencatatan dan pendaftaran barang milik daerah.
Penyusunan inventarisasi disusun dalam buku inventaris yang
menunjukkan semua aset daerah yang bersifat kebendaan, baik yang
bergerak maupun yang tidak bergerak. Buku inventaris tersebut
memuat data meliputi lokasi, jenis/merk type, jumlah, ukuran, harga,
tahun pembelian, asal barang, keadaan barang.
2) Inventarisasi adalah pengelolaan barang dan pengguna menurut
peraturan Walikota Batu dalam melaksanakan sensus barang milik
daerah setiap 5 tahun sekali untuk menyusun buku inventaris dan
buku induk inventaris beserta rekapitulasi barang milik pemerintah
daerah. Pengelola barang betanggungjawab atas pelaksanaan sensus
barang milik daerah, dan pelaksana sensus barang milik daerah
sebagaimana dimaksud yaitu ditetapkan dengan keputusan Walikota.
11
serentak seluruh Indonesia, pengguna barang menyampaikan hasil
sensus kepada pengelola barang paling lambat 3 (tiga) bulan setelah
selesainya sensus. Pembantu pengelola barang menghimpun hasil
inventaris barang milik daerah, barang milik daerah yang berupa
persediaan dan konstuksi dalam pengerjaan dikecualikan dari
ketentuan sebagaimana yang dimaksud dalam peraturan Walikota.
3) Pelaporan, adalah hasil penyusunan laporan barang semesteran dan
tahunan untuk disampaikan kepada Walikota melalui pengelola
barang LBMD ini sebagaimana untuk digunakan sebagai bahan
untuk menyusun neraca pemerintah daerah.
Dalam penertiban inventaris ini dilakukan pula kegiatan yaitu;
Monitoring, Labelisasi.
1) Monitoring, pelaksanaan monitoring/evaluasi serta pelaporannya
dilakukan sesuai tata cara dan format paling sedikit memuat
informasi matriks, target, capaian dan kendala yang dihadapi, serta
solusi atau rekomendasi. Pelaksanaan kegiatannya dituangkan dalam
laporan setiap tiga bulan sekali kepada Tim Aset Kota Batu.
2) Labelisasi, salah satu kebijakan tim aset BPKAD kota batu untuk melakukan penertiban BMD serta memonitoring barang aset daerah
yang sudah hilang atau rusak di seluruh kantor SKPD.
2. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan satu unsur yang memberitahukan
tentang petunjuk bagaimana cara mengukur suatu variabel diobservasi
12
penelitian Kinerja Tim Aset BPKAD Dalam Penertiban Inventaris Aset
Tetap Pemerintah Daerah Kota Batu, sebagai berikut:
a. Kebijakan pengelolaan barang milik daerah (BMD)
1) Peraturan Pemerintah Daerah Dalam Pengelolaan BMD
2) Tim Manajemen Aset Badan Pengelolaan Keuangan Dasn Aset
Daerah
b. Rencana target penertiban pengelolaan barang milik daerah (BMD)
Jadwal (Schedule):
1) Monitoring tim aset BPKAD terhadap SKPD, dilakukan pada bulan
Agustus.
2) Labelisasi, dilakukan pada bulan September
3) Penghapusan atau Penyusutan, dilakukan pada bulan Oktober
4) Rekap Hasil Entry Data Semua SKPD, dilakukan pada bulan
November sampai Desember.
c. Menunjuk pihak ketiga untuk membantu pelaksanaan penertiban barang
milik daerah (BMD)
Kinerja Pengurus Barang Yang Ada Di Setiap SKPD
d. Koordinasi tugas Pengurus Barang pada satuan kerja perangkat daerah
(SKPD)
1) Tim Aset
2) Pengurus Barang
e. Pengolahan data berdasarkan Laporan Pengguna Barang
1) Pengolahan data dalam Kartu Inventaris Barang (KIB)
13
f. Menyampaikan rekomendasi hasil penertiban pengelolaan BMD kepada
Walikota
Buku Inventaris:
Buku inventaris ini ialah hasil laporan yang sudah di entry oleh semua
SKPD Kota Batu yang berisikan aset-aset yang dimiliki dikebutuhan
masing-masing SKPD tersebut.
g. Mengkaji dan mengevaluasi setiap perubahan peraturan yang berkaitan
dengan pengelolaan BMD
Perubahan dari beberapa peraturan perundang-undangan di bidang
Pengelolaan Barang Milik Daerah:
1) UU Nomor 17/2003 tentang Keuangan Negara
2) UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
3) PP Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/ Daerah yang mengganti PP Nomor 6 Tahun 2006 jo Nomor
38 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas PP Nomor 6 Tahun 2006.
h. Pendampingan dan monitoring implementasi program aplikasi
SIMAKOBA di tingkat SKPD di Pemerintah Kota Batu
1) Sistem Informasi Manajemen Aset Kota Batu (SIMAKOBA) 2) Monitoring
3) Labelisasi
i. Permasalahan dan Penghambat dalam Kinerja Penertiban Inventaris Aset
Tetap
14
2) Kurang maksimalnya pengelolaan aset.
3) Kurang maksimal atau tegasnya Monitoring Aset.
4) Faktor-faktor penyebab opini disclaimer.
F. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang
membicarakan atau mempersoalkan mengenai cara-cara melaksanakan
penelitian berdasarkan fakta-fakta atau gejala-gejala secara ilmiah yang
diteliti kebenarannya dan dapat memberikan peneliti urutan-urutan pekerjaan
yang harus dilakukan dalam suatu penelitian. Teknik penelitian menggunakan
alat-alat pengukur apa yang diperlukan dalam melaksanakan suatu penelitian.
Sehingga metode penelitian memandu peneliti tentang urutan-urutan
bagaimana penelitian dilakukan, (Nazir Moh, 2011:44). Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif dan menggunakan
pendekatan kualitatif mengkaji perspektif partisipasi dengan strategi-strategi
yang bersifat interaktif dan fleksibel. Penelitian kualitatif ditunjukan untuk
memahami fenomena-fenomena soisal dari sudut pandang partisipan. Adapun
langkah-langkah metode yang digunakan dalam mendukung penelitian ini
yaitu sebagai berikut:
1. Jenis Penelitian
Dalam dunia pendidikan jenis penelitian yang digunakan adalah
kualitatif dan kuantitatif. Dalam penulisan proposal ini peneliti
menggunakan jenis penelitian deskriptif pendekatan kualitatif. Menurut
15
penelitian yang menghasilkan data deskripsi berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang atau subyek dan perilaku yang diamati. Sedangkan
Krik dan Miller mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi
tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental
bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan
berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan
peristilahannya.
Jenis penelitian yang akan di ambil dalam pembuatan proposal
Deskriptif Kualitatif ini adalah suatu metode penelitian yang ditujukan
untuk menggambarkan fenomena yang berlangsung tidak mengadakan
manipulasi atau pengubahan pada variabel dan dimana data yang diambil
dalam penelitian saat ini berdasarkan wawancara dan literatur, jenis
penelitian ini adalah sutu metode dalam meneliti suatu kelompok manusia,
suatu objek dengan membuat deskriptif secara sistematis mengumpulkan
data yang diperlukan sesuai dengan fakta informasi yang akurat dari
tempat penelitian. Sehingga semua data yang telah dikumpulkan peneliti
akurat, terpercaya dan benar adanya.
2. Sumber Data
Sumber data merupakan informasi yang digunakan sebagai pokok
kajian dalam melakukan penelitian. Data tersebut harus digali dari
sumber-sumber yang berkaitan dengan masalah yang diteliti untuk memperoleh
hasil yang baik. Tujuan penelitian menggunakan sumber data yakni ingin
memperoleh data-data yang akurat sesuai dengan fakta-fakta yang ada
16
menjadi kendala pada kinerja tim aset BPKAD dalam penertiban aset tetap
pemerintah daerah kota batu. Mengingat bahwasannya penertiban aset ini
sangatlah penting dan menariknya untuk diketahui bagi mahasiswa ilmu
pemerintahan. Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan adalah:
Data Primer (Wawancara) dan Sekunder (buku).
a. Data Primer
Data Primer merupakan informasi yang dikumpulkan peneliti
langsung dari sumbernya untuk mempermudah peneliti dalam mencari
informasi dan bahan yang diperlukan dalam penelitian (Hermawan
Warsito, 1995:53). Data primer yaitu data yang diperoleh secara
langsung dari tempat peneliti (lokasi peneliti) dan merupakan data yang
diperoleh dari sumber pertama seperti yakni data yang di ambil berupa
hasil wawancara dengan Badan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah
(BPKAD). Pada aktualisasinya peneliti berhasil melakukan wawancara
dari observasi kebeberapa subyek yang menurut peneliti sangat strategis
dalam memperoleh data-data. Adapun data primer yang peneliti
dapatkan dari subyek penelitian yang sudah ditentukan antara lain
wawancara bersama atau kepada pihak maupun staf-staf Badan
Pengelolaan Keuangan Aset Daerah (BPKAD) khususnya bagian aset
kota Batu.
b. Data Sekunder
Data Sekunder merupakan data yang diperoleh dari pihak lain
yang bersifat saling melengkapi dan data primer ini dapat berupa
17
yang akan diteliti, dalam hal ini peneliti tidak langsung memperoleh
data dari sumbernya, peneliti hanya sebagai pemakai data dan diperoleh
dalam bentuk yang sudah jadi atau sudah diolah oleh instansi, kantor
atau lembaga lain yang sesuai dengan bidangnya. Dalam data sekunder
ini peneliti menggunakan yakni data yang di ambil berupa referensi
buku-buku yang membahas tentang aset daerah, jurnal dan media sosial
(Internet) yang bersangkutan terhadap aset dan penertiban inventarisasi
aset tetap/barang milik daerah.
Selain dari beberapa buku yang berhubungan dengan penelitian
ini, peneliti juga berhasil mendapat dokumen-dokumen yang dimiliki
oleh BPKAD (Bagian Aset) Kota Batu mengenai panduan dalam
melaksanakan penertiban inventaris aset tetap terhadap barang milik
daerah (BMD). Data-data yang dihasilkan dari turun lapang itu
semuanya berfungsi sebagai memperlengkap temuan peneliti selama
melakukan observasi pada penelitian ini.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data (observasi, dokumentasi dan
wawancara). Yaitu dari hasil wawancara, dan adanya tambahan seperti
dokumentasi. Dengan demikian data-data dalam proposal penelitian adalah
bersumber dari:
a. Observasi, atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan pancaindera mata sebagai alat bantu utamanya
selain pancaindra lainnya seperti telinga, penciuman, mulut dan kulit.
18
menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata serta
dibantu dengan yang lainnya, (Bungin Burhan, 2007:115). Peneliti
langsung turun kelapangan menemui pihak Badan Pengelolaan
Keuangan Aset Daerah (BPKAD). Adapun hasil observasi yang paling
penting dan berguna ialah peneliti berhasil turun pada beberapa SKPD,
tepatnya di sekolah SMAN 1 Batu untuk melabelisasi aset atau
barang-barang disekolah. Sehinga observasi yang dilakukan sangat membantu
untuk memaparkan hasil dari fenomena yang terjadi pada lokasi
penelitian.
b. Wawancara, peneliti langsung mewawancarai pihak Badan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah (BPKAD) khususnya Tim Aset.
Dimana wawancara secara umum adalah proses memperoleh
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab sambil
bertatap muka dan antara pewawancara dengan informan (nara sumber)
atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan
pedoman (guide) wawancara, di mana pewawancara dan informan
terlihat dalam kehidupan sosial yang relatif lama, kekhasan wawancara
mendalam adalah keterlibatan dalam kehidupan informasi, (Bungin
Burhan 2007:108). Informasi yang dikumpulkan menjai data yang
diperoleh oleh peneliti secara langsung dari bagian-bagian yang ada di
BPKAD (Bagian Aset). Dengan tujuan wawancara dilakukan
mendapatkan gambaran lengkap tentang maslaah yang akan diteliti oleh
19
c. dan Dokumentasi, pengambilan data bukti hasil turun lapang berupa
foto dan dokumen. Dokumentasi yang berasal dari tulisan (yaitu
dokumen resmi untuk memperkaya data dan hasil wawancara), kamera
dan rekaman audio (yaitu sebagai pembuktian bahwa peneliti telah
melakukan penelitian di locus penelitian). Adapun bukti atau
dokumentasi yang peneliti hasilkan ialah beberapa foto-foto monitoring
ke SKPD, data-data yang merupakan file untuk pelaksanaan penertiban
aset daerah, selain itu peneliti juga mendokumentasikan berupa video
tentang situasi lokasi yang dianggap penting untuk mendukung
penelitian ini.
4. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah seseorang atau lebih yang dipilih dengan
sengaja sehingga nara sumber data dapat terkumpul, karena dianggap
mengusai bidang yang berhubungan dengan sasaran penelitian. Subyek
penelitian ini berkaitan dengan sumber-sumber informasi didapatkan oleh
peneliti saat dilakukannya penelitian yang berupa orang-orang dan bisa
memberikan data informasi secara lengkap mengenai permaslaahan yang
terjadi pada pusat penelitian.
Subyek penelitan adalah sesuatu baik orang, benda ataupun
lembaga (oraganisasi) yang sifat keadaanya akan diteliti. Dalam penelitian
ini subyek penelitiannya adalah orang yang benar-benar memahami
permasalahn, yaitu Satuan Kerja Perangkat Daerah yang bertugas sebagai
Tim Aset BPKAD dalam penelitian kinerja tim aset dalam penertiban aset
20
Subyek penelitian adalah orang yang dimanfaatkan untuk
memberikan informasi tentang situasi dan latar belakang penelitian.
Karena sebagai subyek yang mampu memberikan informasi, maka alam
penelitian berhati-hati menentukan informasi. Agar didapatkan informasi
yang lengkap dan mendalam. Adapun subyek penelitian yaitu:
a. Kepala Bidang Aset BPKAD
b. Kepala Sub Bidang Pengadaan dan Distribusi BPKAD
c. Perangkat Tim Aset BPKAD:
1) Bagian Penertiban
2) Bagian Pengelolaan
3) Bagian Penghapusan
Ketika peneliti melakukan observasi, peneliti hanya dapat bertemu
pada tataran staff atapun dari masing-masing subyek yang telah dipilih,
sehingga hasil dari wawancara merupakan keterangan sesuai yang
diharapkan untuk menjawab problematika yang ingin diteliti.
5. Lokasi Penelitian
Lokasi dalam penelitian ini merupakan tujuan yang akan menjadi
tujuan peneliti dalam sebuah peneltian. Dimana tempat tujuan tersebut
peneliti akan mendapatkan data-data yang dibutuhkan. Dalam penelitian
yang akan menjadi tujuan peneliti adalah bertempat di:
Badan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah (BPKAD), Kantor
Walikota Batu, Jl. Panglima Sudirman No.87, Kec. Batu, Kota Batu, Jawa
21
6. Teknik Analisis Data
Setelah data selesai dikumpulkan dengan lengkap dari lapangan,
tahap berikutnya yang harus dimasukkan adalah tahap analisa. Ini adalah
tahapan yang penting dan menentukan. Pada tahap inilah yang dikerjakan
dan dimanfaatkan sedemikian rupa sampai berhasil menyimpulkan
kebenarannya yang diajukan dalam penelitian, (Koentjaraningrat,
1993:269). Teknik analisa data kualitatif yaitu dengan cara menelaah
seluruh data yang telah terkumpul melalui pengamatan dan wawancara
(interview). Selanjutnya gambaran analisa data dilihat pada bagan 1.1
sebagai berikut:
Bagan 1.1Komponen dalam analisis data (interactive model)
Sumber: Miles dan Humberman dalam Sugiyono (2014:92)
a. Pengumpulan Data
Pengumpulan data, merupakan data yang baru diperoleh dari
hasil penelitian, yang merupakan kumpulan fakta atau
fenomena-fenomena yang berwujud data lapangan yang masih belum beraturan
Pengumpulan
Data Penyajian Data
Penarikan Kesimpulan Reduksi
22
dan belum dipilah-pilah yang akan diolah di tahap kedua yaitu reduksi
data.
b. Reduksi data
Reduksi data adalah proses pemeilihan, pemusatan perhatian
pada penyederhanaan, pengabstarkan informasi, datakasar yang muncul
dari catatan lapangan (Miles dan Huberman, 1992:16), adapun
langkah-langkah yang dilakukan dalam reduksi data ini memberikan gambaran
yang lebih spesifik dan mempermudah peneliti dalam melakukan
penelitan.
Reduksi data dari lokasi penelitian, data lapangan dituangkan
dalam uraian laporan yang lengkap data terinci. Data dan laporan lapangan
kemudian direduksi, dirangkum, dan kemudian dipilah-pilah hal yang
pokok, difokuskan untuk dipilih yang terpenting kemudian dicari tema dan
polanya (melalui proses penyuntingan, pemberian kode). Reduksi data
dilakukan terus menerus selama proses penelitian berlangsung. Pada
tahapan ini setelah data dipilah kemudian disederhanakan, data yang tidak
diperlukan disortir agar memberi kemudahan dalam penampilan,
penyajian, serta untuk menarik kesimpulan sementara.
c. Display data (Penyajian data)
Display data (penyajian data) merupakan sekumpulan informasi
tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan
dan pengambilann tindakan (Miles dan Huberman, 1999:17). Dalam
penyajian data ini diarahkan agar data hasil dari reduksi
23
Display data (Penyajian data) dimaksudkan agar lebih
mempermudah bagi peneliti untuk dapat melihat gambaran secara
keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari data penelitian. Hal ini
merupakan pengorganisasian data kedalam suatu bentuk dipilah-pilah
dan disisikan untuk disortir menurut kelompoknya dan disusun sesuai
dengan kategori yang sejenis untuk ditampilkan agar selaras dengan
permasalahan yang dihadapi, termasuk kesimpulan-kesimpulan
sementara diperoleh pada waktu data direduksi.
d. Pengambilan Kesimpulan
Tahapan penarikan kesimpulan merupakan hasil akhir dari
penelitian, tahapan ini dimaksudkan sebagai upaya untuk memahami
makna atau sebab akibat yang ditimbulkan. Sebelum melakukan
penarikan kesimpulan terlebih dahulu dilakukan dalam reduksi data,
serta penyajian data dan selanjutnya penarikan kesimpulan.
Pada penelitian kualitatif, verifikasi data dilakukan secara terus
menerus sepanjang proses penelitian dilakukan. Sejak pertama
memasuki lapangan dan selama proses pengumpulan data, peneliti
berusaha untuk menganalisis dan mencari makna dari data yang
dikumpulkan, yaitu mencari pola tema, hubungan persamaan, hipotesis
dan selanjutnya dituangkan dalam bentuk kesimpulan dari
kategori-kategori data yang telah direduksi dan disajikan untuk selanjutnya
menuju kesimpulan akhir mampu menjawab peramasalah yang