• Tidak ada hasil yang ditemukan

KERJASAMA INDONESIA-BANK DUNIA UNTUK MENGATASI SANITASI MELALUI PROGRAM ISSDP (Indonesia Sanitation Sector Development Program) DI INDONESIA (Studi Kasus Sanitasi di Kota Blitar)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KERJASAMA INDONESIA-BANK DUNIA UNTUK MENGATASI SANITASI MELALUI PROGRAM ISSDP (Indonesia Sanitation Sector Development Program) DI INDONESIA (Studi Kasus Sanitasi di Kota Blitar)"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dewasa ini, perkembangan ilmu Hubungan Internasional menjadi cabang Ilmu Pengetahuan yang sedang tumbuh. Dimana sebelum Perang Dunia I, Ilmu Hubungan Internasional hanya terbatas pada keberadaan aktor negara yang sangat berpengaruh terhadap kompleksitasnya kehidupan masyarakat internasional. Namun setelah berakhirnya Perang Dunia II, Ilmu Hubungan Internasional sudah mulai berkembang menurut fungsi dan peranannya dengan adanya aktor non-negara, yang mana dalam kajian Ilmu Hubungan Internasional itu sendiri, selalu berhubungan pada bidang politik, sosial, ekonomi, budaya dan interaksi-interaksi lainnya yang juga membutuhkan peranan dari para aktor negara dan juga aktor non-negara.

Selain itu, ilmu Hubungan Internasional yang sebelumnya fokus pada isu

high politics, yaitu isu-isu yang yang berkaitan dengan politik, pertahanan dan keamanan, kini juga memfokuskan diri pada isu-isu low politics, yaitu isu yang dulu masih dianggap tidak penting untuk diangkat menjadi isu internasional, seperti terorisme, hak asasi manusia, kemiskinan, masalah ekonomi dan masalah lingkungan hidup1.

1

Dr.Anak Agung Banyu Perwita dan Dr.Yanyan Mochamad Yani. 2005.Pengantar Ilmu

(2)

Salah satu isu low politics yang sudah diangkat menjadi isu high politics

adalah isu lingkungan hidup, yang mana pada saat ini telah mendapat perhatian khusus, karena permasalahan lingkungan hidup selalu berdampak pada persoalan global yang dapat berdampak pada pemanasan global dan meningkatnya lapisan ozon yang dirasakan di seluruh penjuru dunia, isu lingkungan hidup juga menyangkut pada eksplorasi Sumber Daya Alam (SDA) atau degradasi lingkungan seperti banjir, musim panas yang sangat lama, kekeringan, hilangnya permukaan wilayah suatu negara akibat semakin tinggi permukaan laut, munculnya berbagai macam penyakit, pengabaian hak-hak asasi manusia, kemiskinan serta banyaknya konferensi-konferensi internasional yang diselenggarakan untuk membahas isu kerusakan lingkungan hidup dan krisis Sumber Daya Alam (SDA) global adalah bukti nyata bahwa keamanan hidup manusia menjadi satu prioritas baru dalam kajian Ilmu Hubungan Internasional.

Isu lingkungan hidup mulai diangkat dalam studi Hubungan Internasional, sekitar tahun 1970-an, dimana hal ini ditandai dengan diadakannya konferensi PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) pada tahun 1972 di Stockholm, Swedia yang membahas tentang lingkungan hidup, kemudian dilanjutkan dengan konferensi PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) yang kedua pada tahun 1990 di Montreal, Kanada yang membahas tentang perubahan iklim akibat meningkatnya suhu bumi, berlubangnya lapisan ozon, dll. Kemudian disusul dengan konferensi PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) yang ketiga pada tahun 1992 yang juga membahas tentang masalah lingkungan hidup dan konferensi ini diadakan di Rio de Janeiro.2

2

(3)

Lebih jelasnya isu-isu low politic diangkat menjadi isu high politic, ketika masyarakat sadar akan pentingnya masalah lingkungan hidup.

Perkembangan Ilmu Hubungan Internasional yang dinamis ini, akan membawa pengaruh terhadap para aktor non-negara, khususnya organisasi internasional yaitu Bank Dunia untuk memberikan bantuan dana di bidang lingkungan hidup yaitu masalah sanitasi. Bank Dunia merupakan organisasi internasional yang didirikan pada tanggal 27 Desember 1945 dengan tujuan untuk memecahkan masalah-masalah internasional, seperti masalah kemiskinan, pendidikan, ekonomi, politik dan juga sanitasi yang mana penelitian ini lebih difokuskan pada masalah sanitasi untuk melawan atau membebaskan manusia dari bahaya buruk sanitasi dengan cara membiayai negara-negara berkembang pada khususnya, yang sanitasinya masih sangat buruk.

Sedangkan untuk pengoperasian Bank Dunia, dijaga melalui pembayaran sebagaimana diatur oleh negara-negara anggotanya, dimana Bank Dunia dalam memberikan bantuan dapat berbentuk pinjaman, hibah atau investasi kepada negara-negara yang sedang mengalami kesusahan3

.

Salah satunya adalah Indonesia yang telah menjadi anggota Bank Dunia pada tahun 19544

. Indonesia yang merupakan negara berkembang, untuk dapat mengejar ketinggalan dalam hal perbaikan sarana dan prasarana sanitasi, maka Indonesia melakukan kerjasama dengan Bank Dunia. Bantuan yang diberikan Bank Dunia pada tahun 2006 yang lalu kepada Pemerintah Indonesia di bidang sanitasi lingkungan yaitu bantuan dana untuk proyek pengembangan program sanitasi yaitu ISSDP (Indonesia Sanitasi Sector Development Program).

3

http://www.worldbank.org/website/external/countries/eastasa pasificext/indonesiaext.html (Akses tanggal 26 April 2011)

4

(4)

Menyadari akan pentingnya pengelolaan sanitasi di Indonesia yang buruk, maka, Indonesia memanfaatkan dengan baik bantuan luar negeri dalam Program ISSDP (Indonesia Sanitasi Sector Development Program). Bantuan tersebut digunakan oleh Pemerintah Indonesia sebagai sumber dana bagi program

Indonesia Sanitasi Sector Development Program (ISSDP). Meskipun bantuan tersebut murni berupa pemberian dana untuk program Indonesia Sanitasi Sector Development Program (ISSDP), tetapi menurut Todaro, setiap bantuan itu selalu mempunyai kepentingan pribadi, walaupun pada umumnya alasan bantuan tersebut berupa bantuan moral atau bantuan kemanusiaan untuk perbaikan perekonomian, pembangunan ataupun Sumber Daya Alam (SDA) dan lingkungan hidup di negara-negara penerima bantuan5

.

Berdasarkan dari fenomena diatas, maka penulis tertarik untuk menganalisis program pengembangan perbaikan sanitasi, dengan judul “Kerjasama Indonesia-Bank Dunia Untuk Mengatasi Sanitasi Melalui Program ISSDP (Indonesia Sanitation Sector Development Program) Di Indonesia”.

1.2 Rumusan Masalah

“Bagaimana Kerjasama Indonesia-Bank Dunia Untuk Mengatasi Sanitasi Melalui Program ISSDP (Indonesia Sanitation Sector Development Program) Di Indonesia?’’

5

Drs.Yanuar Ikbar,MA.Ekonomi Politik Internasional 2(Implementasi Konsep dan Teori).Refika

(5)

1.3 Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui kerjasama Indonesia-Bank Dunia untuk mengatasi sanitasi melalui program ISSDP yang direkomendasikan Bank Dunia kepada pemerintah Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari karya tulis ini meliputi:

a. Sebagai sumbangsih dalam pengembangan ilmu pengetahuan sosial dan politik khususnya mahasiswa jurusan Hubungan Internasional digunakan sebagai masukan atau tambahan bacaan atas dasar penelitian berikutnya dengan materi dan obyek penelitian yang berhubungan kepentingan atas bantuan dana dalam perbaikan sanitasi di Indonesia.

b. Dapat menambah pengetahuan penulis dalam menerapkan teori yang pernah dipelajari di bangku kuliah.

c. Sebagai penelitian awal yang perlu penelitian lebih lanjut dalam topik yang sama.

1.5 Peneliti Terdahulu

(6)

global yang dirasakan di seluruh dunia, misalnya meningkatnya suhu bumi. Untuk menjelaskan fenomena tersebut dengan memahami Sumber Daya Alam (SDA) yang terkandung di bumi adalah milik bersama yang harus digunakan dan dimanfaatkan sebaik-baiknya, kualitas dan kuantitas pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA) itu terbatas sehingga jika terjadi ancaman pada Sumber Daya Alam (SDA) harus dihadapi bersama.

Permasalahan isu lingkungan hidup yang kedua mengangkat masalah tentang pengelolalan DAS (Daerah Aliran Sungai) berbasis masyarakat pada tahun 2006. Program bantuan pengelolaan DAS yang diberikan Bank Dunia sekitar 5 juta dolar AS pada daerah Jawa Timur, Jawa Barat, Yogyakarta dan Lombok dilakukan karena rasa keprihatinan atas kerusakan DAS mulai dari hulu sungai yang semakin buruk di berbagai daerah sehingga menimbulkan banjir, pendangkalan sungai, pencemaran air, gangguan kesehatan. Bank Dunia tidak hanya sekedar memberikan bantuan dalam bentuk uang, tetapi juga bantuan yang berupa bibit untuk reboisasi hutan, bantuan teknis, pemberdayaan masyarakat lokal dan pemantauan lingkungan. Bantuan tersebut diberikan Bank Dunia yang kemudian diberikan kepada Pemerintah Daerah setempat. Hasil bantuan Bank Dunia terhadap pengelolaan DAS berbasis masyarakat ini cukup berhasil dalam meminimalisir kondisi polusi udara, air dan sampah didaerah tersebut, karena Pemerintah Daerah setempat juga melibatkan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat ) dan Universitas setempat dalam program tersebut6

.

6

(7)

Permasalahan lingkungan hidup yang ketiga diperkuat oleh penelitian yang mengangkat tentang bantuan Bank Dunia dan bantuan investasi terhadap pencemaran industri dikawasan Laut Tengah pada tahun 1999-2000. Program bantuan terhadap pencemaran industri sekitar 436.000 juta dolar AS dilakukan karena air buangan industri dibuang tanpa melalui proses pengolahan, dimana air buangan industri tersebut langsung dibuang ke sungai dan saluran-saluran lainya atau dibiarkan saja meresap ke dalam sumber air tanah yang menyebabkan tercemarnya lingkungan laut akibat terkontaminasi bahan kimia yang dihasilkan dari air buangan industri, sehingga air minum dikonsumsi tanpa proses pengolahan yang khusus. Oleh karena itu, bantuan tersebut diwujudkan dalam bentuk pembuatan saluran buangan air limbah yang khusus, sehingga tidak merugikan masyarakat disekitar kawasan Laut Tengah7.

Pada saat ini, penelitian ini berbeda dengan penelitian diatas, karena peneliti menfokuskan pada dan mengkaji lebih dalam pada Kerjasama Indonesia-Bank Dunia Untuk Mengatasi Sanitasi Melalui Program ISSDP (Indonesia Sanitation Sector Development Program) Di Indonesia, karena pada saat ini, Bank Dunia hadir untuk memberikan bantuan pada negara-negara berkembang yang mengalami masalah di bidang sanitasi, khususnya negara Indonesia sebagai negara yang sanitasinya masih buruk, yaitu dengan cara membiayai program pengembangan sanitasi ISSDP (Indonesia Sanitasi Sector Development Program)

yaitu sebagai bentuk pelayanan sektor sanitasi publik yang peka terhadap kesehatan dan lingkungan sekitar.

7

(8)

1.6 Landasan Teori Dan Konsep

Kerangka diperlukan oleh penulis untuk membantu dalam menetapkan tujuan dan arah penelitiannya serta memiliki landasan teori dan konsep yang tepat untuk pembentukan hipotesanya dalam kaitannya dengan Kerjasama Indonesia-Bank Dunia Untuk Mengatasi Sanitasi Melalui Program ISSDP (Indonesia Sanitation Sector Development Program) Di Indonesia. Hal ini perlu dilakukan sebagai panduan untuk menjelaskan masalah secara lebih sederhana dan sistematis.

1.6.1 Landasan Teori

Sebagai dasar untuk memahami Kerjasama Indonesia-Bank Dunia Untuk Mengatasi Sanitasi Melalui Program ISSDP (Indonesia Sanitation Sector Development Program) Di Indonesia, maka akan disajikan landasan teori yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi yaitu sebagai berikut :

1.6.1.1Teori Post Washington Concensus

(9)

Sistem ekonomi di Indonesia misalnya, pada tahun 1998 Indonesia mengalami goncangan yang berat, akibat dari goncangan krisis ekonomi tersebut, pertumbuhan ekonomi dan pembangunan nasional mengalami kendala yang amat pelik, tidak hanya dibidang ekonomi tetapi merambah ke bidang politik. Ketidakstabilan politik berdampak terhadap turunnya rezim Orde Baru karena rakyat sudah kehilangan kepercayaan terhadap pemerintahan Orde Baru.

Oleh karena itu, asumsi-asumsi dasar dari Washington Consensus mendapat banyak kritikan dan mulai menunjukkan tanda-tanda keretakan. Washington Concensus mengatakan bahwa kinerja perekonomian akan berjalan baik apabila didukung oleh sistem perdagangan bebas, stabilitas makro dan penerapan kebijakan yang tepat. Apa yang dinyatakan dalam Washington Concensus merupakan syarat untuk bergeraknya ekonomi pasar, tetapi hal itu belum lengkap dan merupakan kebijakan yang salah arah.8

Pada umumnya lembaga keuangan internasionalseperti World Bank (WB) International Monetary Fund (IMF), World Trade Organization (WTO) akan memverifikasi negara-negara berkembang yang sangat membutuhkan dana yang relatif tidak sedikit, bahkan lembaga keuangan internasional ini telah merusak sistem pemerintahan yang ada. Seperti negara Indonesia yang bertekuk lutut dibawah lembaga keuangan internasional, tidak hanya dalam sistem ekonomi tetapi juga berdampak sistem politik.

8

(10)

Beberapa pengamat dan ahli ekonomi muncul mengkritisi serta mengajukan pemikiran-pemikiran alternatif dari neoliberal. Beberapa ahli yang bisa kita ketahui adalah Joseph Stiglitz dan Jeffrey Sach. Mereka disebut sebagai pemikir Post Washington Consensus.9

Dalam pemikiran Joseph E Stiglitz dan Jeffrey Sachs menyatakan bahwa dalam Post Washington Consensus perlu adanya keterlibatan pemerintah dalam mengontrol dan menghasilkan regulasi bagi alokasi sumber daya yang ada, serta pemerintah mempunyai tugas untuk mengintervensi pasar. Pendekatan Post Washington Consensus antara lain sebagai berikut :

1. Memandang bahwa pengurangan peran negara dalam menjalankan fungsi kontrol dan intervensi ekonomi cenderung kurang efektif jika diterapkan di negara berpenghasilan rendah. Ketidakefektifan ini disebabkan karena pasar mustahil bekerja sempurna akibat informasi yang juga tidak tersebar sempurna antara berbagai pelaku ekonomi.

2. Post Washington Concencus menekankan pada kebijakan pengurangan angka kemiskinan sebagai rangkaian dari pertumbuhan ekonomi yang telah dicapai, yaitu dengan maningkatkan kualitas hidup masyarakat miskin dengan redistribusi pendapatan yang lebih merata.

9

(11)

Pemikiran kaum Post Washington Consensus sangat dekat dengan teori yang dikembangkan oleh John Maynard Keynes yaitu penekanan pada state rule pada kebijakan ekonomi, yaitu kebijakan ekonomi yang mengedepankan full employment dan pertumbuhan ekonomi yang diorientasikan pada pemerataan. Jika Washington Consensus menganggap bahwa orang jatuh miskin adalah mereka yang kalah dalam kompetisi, maka para pemikir Post Washington Consensus menganggap bahwa tugas pemerintah adalah untuk mengupayakan bagaimana masa depan pembangunan masyarakat miskin bisa mendapatkan posisi sosial yang lebih baik, misalnya dalam mewujudkan Millenium Development Goals (MDG’s) yang dirumuskan pada tahun 2000.

Dari uraian diatas dapat dijelaskan bahwa dalam Post Washington Consensus pada tiap-tiap negara membutuhkan peran pemerintah untuk menangani kesenjangan ekonomi. Untuk itu, agar tidak terjadi kesenjangan ekonomi, maka diperlukan program-program pemerintah untuk pemerataan ekonomi.

Setiap tindakan ekonomi pasti mengandung berbagai konsekuensi, begitu juga halnya dengan tindakan pemerintah dalam menarik bantuan luar negeri.10 Demikian pula halnya dengan bangsa-bangsa di dunia, yang satu sama lain tidak dapat berdiri sendiri. Setiap negara butuh kerjasama baik antara negara yang satu dengan negara yang lain. Satu hal yang mencolok saat ini adalah berkembangnya interdependensi negara-negara terutama dalam hal

10

Surya Atmadja Adwin. Utang Luar Negeri Pemerintah Indonesia: Perkembangan dan

(12)

ekonomi global yang semakin ditunjang oleh kemajuan-kemajuan pesat di bidang teknologi, komersial dan finansial.

Dilatarbelakangi oleh motif bantuan luar negeri sebagaimana yang telah diungkapkan dimuka, maka Bank Dunia kemudian berinisiatif memberikan bantuan kepada Indonesia. Salah satu hal yang tidak kalah pentingnya adalah pembagian kekayaan alam dan perkembangan industri yang tidak merata di dunia sehingga, diperlukan kerjasama agar tercapai keseimbangan.

Adapun hasil program kerjasama antara Bank Dunia-Pemerintah Indonesia seperti Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP), Program Pengembangan Kecamatan (PPK), PNPM Mandiri, dan salah satunya adalah program sanitasi, yaitu ISSDP (Indonesia Sanitation Sector Development Program). Peran Bank Dunia dalam program ISSDP (Indonesia Sanitation Sector Development Program) adalah mengarahkan program tersebut agar program bantuan sanitasi dapat berhasil sesuai rencana.

1.6.2 Landasan Konsep

(13)

1.6.2.1 Konsep Bantuan Luar Negeri.

Istilah bantuan luar negeri dapat diartikan sebagai tindakan-tindakan masyarakat atau lembaga terhadap masyarakat atau lembaga-lembaga lainnya di luar negeri dengan motif bantuan. Bantuan ini biasanya berdalih sebagai bantuan moral atau bantuan kemanusiaan dalam meminimalisir bahaya sanitasi yang buruk atau mengantisipasi beban nasional atau internasional dalam kesenjangan pembangunan suatu negara.

Konsep bantuan luar negeri itu sendiri menyatakan bahwa kebijakan digunakan dalam hubungan luar negeri suatu negara. Maksud kebijakan ini, yaitu kebijakan bantuan luar negeri yang biasanya diberikan negara donor atau organisasi internasional yang dapat berupa pinjaman, hibah atau investasi. Hal ini dilakukan dengan untuk mengekploitasi Sumber Daya Alam (SDA) negara penerima bantuan.

Dengan kata lain, bantuan luar negeri ini dapat digunakan oleh negara penerima bantuan untuk mengentaskan kemiskinan, lingkungan, mempercepat dan pemerataan ekonomi atau bantuan kemanusiaan lainnya yang seringkali dialami oleh negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.11

Oleh karena itu, maka bantuan Luar Negeri dibedakan menjadi 3 yaitu sebagai berikut :

1. Bantuan berupa pemberian atau hibah.

Yaitu bantuan luar negeri yang tidak hanya berbentuk uang, tapi juga bisa berbentuk barang. Bantuan ini biasanya ditujukan pada

11

(14)

negara berkembang untuk kegiatan sosial seperti terjadinya bencana alam dan bantuan kemanusiaan lainnya12.

2. Bantuan berupa pinjaman (utang luar negeri).

Yaitu bantuan luar negeri yang berupa uang atau modal. Pinjaman modal tersebut dibayar dengan cara dicicil dan juga melunasi bunga. Bantuan pinjaman atau biasa yang disebut sebagai utang luar negeri ini sering menjadi bomerang bagi negara donor, karena tingginya bunga pinjaman yang harus dibayar dan sebenarnya jumlah bunga dan cicilan yang dibayar negara donor sudah melebihi modal pinjaman (utang) yang mereka pinjam.13

3. Bantuan Investasi.

Yaitu suatu bentuk bantuan yang berupa pemberian atau penanaman modal sebagai salah satu usaha mendekati pasar, perluasan industrialisasi dan pengalihan industri senja, hal ini perlu dilakukan karena negera-negara pendonor merasakan bahwa kemajuan dapat tercapai dengan adanya teknologi yang baru. Untuk itu dilakukan pengalihan kapital dan transfer teknologi dengan imbalan kemudahan impor dan kerjasama substitusi industri.

Dari penjelasan diatas, maka jelas bahwa dari pembagian bantuan luar negeri yang diberikan Bank Dunia kepada Indonesia dalam bidang sanitasi adalah bantuan luar negeri berupa pinjaman. Sedangkan motivasi pemberi bantuan luar negeri terhadap negara penerima yaitu sebagai berikut :

12

Drs.Yanuar Ikbar,MA.Ekonomi Politik Internasional 2(Implementasi Konsep dan Teori).Refika

Aditama.2007.Bandung.hal 82 13

(15)

1. Motif Kemanusiaan.

Yaitu motif yang bertujuan untuk mengurangi masalah-masalah internasional seperti masalah kemiskinan, lingkungan hidup, pertahanan dan keamanan, kesejahteraan ekonomi.

2. Motif Politik

Yaitu motif yang bertujuan untuk meningkatkan image negara pemberi bantuan atau organisasi internasional untuk mempengaruhi hubungan domestik dan luar negara penerima bantuan. Motif bantuan ini biasanya ditujukan untuk mengeksploitasi sumber daya alam negara penerima bantuan.

3. Motif Keamanan Nasional

Yaitu motif yang berkaitan dengan masalah ekonomi, dimana motif bantuan luar negeri ini dapat menghasilkan pertumbuhan ekonomi agar menciptakan stabilitas ekonomi yang tinggi dan dapat memberikan keuntungan bagi negara atau organisasi internasional sebagai pemberi bantuan, karena pada dasarnya kepentingan nasional itu digunakan sebagai sarana bagi suatu negara atau organisasi internasional untuk dapat bertahan hidup dalam politik internasional. 4. Motif Yang Berkaitan Dengan Kepentingan Nasional.

Yaitu motif bantuan luar negeri yang tujuannya untuk mengejar kekuasaan atau pengendalian terhadap negara lain melalui cara pemaksaan atau kerjasama14. Dari keempat motif pemberi bantuan luar negeri diatas, maka pada dasarnya bantuan luar negeri diberikan Bank

14

Rix,Alan.1993.Japan's Foreign Aid Challenge:Policy Reform and Aid Leadership.London and

(16)

Dunia kepada Indonesia di bidang lingkungan hidup (sanitasi) adalah motif bantuan luar negeri yang berupa pinjaman.

Dengan demikian jelas bahwa dengan adanya motif pemberi bantuan luar negeri ini, maka timbul alasan mengapa negara berkembang, khususnya Indonesia menerima bantuan luar negeri, yaitu sebagai berikut :

1. Motif Ekonomis,

Yaitu bantuan negara-negara maju dianggap dapat memenuhi kelangkaan sumber daya negara-negara berkembang,

2. Motif Politik,

Yaitu bantuan dianggap sebagai alat yang dapat memberikan kekuatan politik yang besar kepada pemimpin yang sedang berkuasa untuk menekan oposisi dalam mempertahankan kekuasaannya, dan

3. Motif Moral,

Yaitu dimana negara-negara maju atau organisasi internasional mempunyai kewajiban kemanusiaan untuk meningkatkan kesejahteraan negara-negara berkembang yang pernah dijajah serta membantu pembangunan ekonomi-sosial.15

Dari ke-3 alasan diatas, maka dapat ditarik simpulan bahwa alasan Indonesia menerima bantuan luar negeri tersebut atas dasar motif ekonomi, dimana bantuan luar negeri merupakan faktor penting bagi upaya pembangunan negara-negara berkembang, termasuk Indonesia dalam program pengembangan sanitasi. Hal ini tidak dapat dipungkiri

15

(17)

bahwa bantuan tersebut akan menguntungkan Bank Dunia atau lembaga donor, selaku pemberi bantuan, karena Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya yang sanitasinya buruk masih tergantung pada bantuan luar negeri, karena sebagian besar biaya pembangunan nasionalnya bersumber dari dana bantuan luar negeri tersebut. Hal ini dikarenakan negara-negara berkembang tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan negara mereka sendiri (seperti kurangnya modal, kekeurangan tenaga ahli dan kondisi keterbelakangan itu sendiri).16

1.7 Metodologi Penelitian 1.7.1 Batas Waktu

Dalam penelitian ini, penulis akan membatasi rentang waktu penelitian pada bulan Juli 2006-2009, yaitu pada kontrak kerja program pengembangan sanitasi ISSDP (Indonesia Sanitasi Sector Development Program) yang dilaksanakan di Indonesia.

1.7.2 Batas Materi

Dalam penelitian ini, penulis akan membatasi materi penelitian Kerjasama Indonesia-Bank Dunia Untuk Mengatasi Sanitasi Melalui Program ISSDP (Indonesia Sanitation Sector Development Program) Di Indonesia (Studi Kasus di Blitar).

1.7.3 Jenis Penelitian

Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Penelitian deskriptif

16

Yanuar Ikbar. Ekonomi Politik internasional 1(konsep dan teori). Refika Aditama. 2006.

(18)

analitik, yaitu penelitian yang menjelaskan dan menggambarkan berdasarkan data-data yang ada secara objektif, apa adanya tanpa ada pengaruh subjektifitas penulis dan menjelaskan variabel-variabel yang dibangun dari data-data yang ada, sehingga diperoleh hubungan satu sama lainnya untuk sampai pada suatu kesimpulan.

Jadi tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat penjelasan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.

1.7.4Variabel Penelitian.

Penelitian ini mempunyai dua faktor variable independen dan dependen, variable independen adalah variabel yang digunakan untuk menjelaskan tingkah laku dari variable dependen, sedangkan variable dependen adalah variabel yang tingkah lakunya akan dianalisis, diramalkan dan diprediksi oleh variabel independen. Dalam penelitian ini variabel independennya adalah bantuan dana program pengembangan sanitasi, sedangkan variabel dependennya adalah kerjasama Indonesia-Bank Dunia.

Dalam bentuk gambar :

Menjelaskan

Bantuan dana program pengembangan Kerjasama Indonesia- sanitasi Bank Dunia

V. Independen V. Dependen

(19)

Variabel Independen dan Dependen indikator dalam penelitian ini terdiri dari dua hal yaitu:

Pertama bantuan dana Bank Dunia dalam pengembangan sanitasi di Indonesia.

Kedua kerjasama Indonesia-Bank Dunia untuk mengatasi sanitasi melalui program ISSDP (Indonesia Sanitation Sector Development Program) di Indonesia

1.7.5Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, dengan jenis data kualitatif yaitu data yang berbentuk kata-kata, kalimat, skema dan gambar. Penelitian deskriptif, untuk membuat deskripsikan atau gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antara yang diselidiki.17

1.8 Metode Pengumpulan Data 1.8.1 Dokumentasi.

Mencari data yang berupa catatan, dokumen, buku, surat kabar dan majalah, website dan lain sebagainya yang diterbitkan oleh berbagai lembaga atau instansi yang terkait dengan topik yang peneliti teliti sebagai pelengkap data primer yang tidak diketemukan dalam penelitian ini.

1.8.2 Studi Kepustakaan

Yang dimaksud dengan studi kepustakaan adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan atau sedang diteliti yang berhubungan dengan

17

(20)

bantuan dana Bank Dunia terhadap program pengembangan sanitasi yang berada di Indonesia. Informasi yang dimaksud dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian, karangan-karangan ilmiah, tesis dan disertasi, peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia, dan sumber-sumber tertulis baik tercetak maupun elektronik lain. Dengan maksud mendapat informasi tentang aspek-aspek mana dari suatu masalah yang sudah pernah diteliti untuk menghindari agar tidak meneliti hal yang sama.18

1.9 Teknik Analisa Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif analitis, yaitu penelitian yang menjelaskan dan menggambarkan berdasarkan data yang ada secara objektif, apa adanya tanpa ada pengaruh subjektifitas penulis dan menjelaskan variabel-variabel yang dibangun dari data-data yang ada sehingga diperoleh hubungan satu sama lainnya untuk sampai pada suatu kesimpulan.

1.10Argumen Pokok

Dari uraian diatas, maka penulis dapat menarik argumen pokok bahwa kerjasama Indonesia-Bank Dunia untuk mengatasi sanitasi melalui program ISSDP (Indonesia Sanitation Sector Development Program) di Indonesia adalah kerjasama yang sangat menguntungkan bagi negara Indonesia, mengingat bahwa negara Indonesia adalah negara yang sanitasinya masih buruk, Pemerintah Indonesia mendapat bantuan dari Bank Dunia untuk mengatasi masalah sanitasi. Dimana bantuan ini merupakan pilot project atau bantuan promosi Bank Dunia kepada Indonesia dalam program ISSDP (Indonesia Sanitasi Sector Development

18

(21)

Program) yang sudah berhasil, dengan keberhasilan Indonesia dalam menangani masalah sanitasi tersebut, maka diharapkan negara-negara berkembang lainnya yang sanitasinya buruk (seperti Ethiopia, India, Bangladesh, Pakistan) melakukan pinjaman kepada Bank Dunia.

1.11 Sistematika Penulisan

Adapun sistem penulisan dalam penelitian ini dapat susun sebagai berikut dalam bentuk tabel dibawah ini :

BAB JUDUL PEMBAHASAN

I

1.6 Landasan Teori dan Konsep. 1.6.1 Landasan Teori

1.6.1.1Teori Post Washington Concensus. 1.8 Metode Pengumpulan Data.

1.8.1 Dokumentasi.

(22)

III

IV

ISSDP

Penutup

3.1 Kondisi Sanitasi di Indonesia.

3.1.1 Sektor Air Minum dan Air Limbah Tehadap Pencemaran Lingkungan. 3.1.2 Sektor Kebijakan dan Strategi

Pengelolaan Sampah . 3.1.3 Sektor drainase dan banjir.

3.2 Dampak Buruk Sanitasi Terhadap Kualitas Hidup.

3.3 Pemberdayaan Masyarakat Mengelola Kebersihan.

3.4 Terbentuknya ISSDP (Indonesia Sanitation Sector Development Program).

3.4.1 Tujuan program ISSDP. 3.42 Penerapan Program ISSDP. 3.4.3 Sosialisasi Program ISSDP. 3.5 Studi Kasus Sanitasi Di Blitar. 5.1 Kesimpulan.

5.2 Saran.

Keterangan :

Dari tabel di atas, maka dapat diperoleh keterangan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN

1. Latar belakang yang membahas tentang gambaran permasalahan lingkungan yang menjadi persoalan global, dimana isu lingkungan hidup sudah menjadi isu high politics.

2. Rumusan Masalah, berisi tentang pertanyaan dari penelitian ini berdasarkan data-data yang peneliti jabarkan pada latar belakang.

(23)

4. Manfaat Penelitian, sumbangsih dalam pengembangan ilmu pengetahuan sosial dan politik khususnya mahasiswa jurusan Hubungan Internasional. 5. Peneliti Terdahulu, dimana terdapat berbagai masalah yang diangkat oleh

peneliti-peneliti terdahulu yang terkait dengan isu lingkungan hidup, misalnya hasil penelitian terdahulu oleh Mohtar Mas’oed dan Riza Noer Arfani, tahun1992 tentang Isyu-isyu Global Masa Kini (Lingkungan Hidup); Bank Dunia Danai Pengelolaan DAS (Daerah Aliran Sungai) Berbasis Masyarakat, tahun 2006; dan Bantuan Bank Dunia dan Bantuan Investasi terhadap pencemaran Industri di kawasan Laut Tengah, tahun 1999-2000.

6. Landasan Teori dan Konsep, untuk memahami kerjasama Indonesia-Bank Dunia untuk mengatasi sanitasi melalui program ISSDP (Indonesia Sanitation Sector Development Program) di Indonesia (Studi Kasus Sanitasi di Kota Blitar), maka disajikan landasan teori post washington concensus dan konsep bantuan luar negeri.

7. Metodologi Penelitian, mencakup tentang batas waktu, batas materi, jenis penelitian, variabel penelitian, dan tipe penelitian.

8. Metodologi Pengumpulan Data, beirisi tentang metode yang peneliti gunakan untuk mengumpulkan data serta dari mana saja data tersebut diperoleh.

(24)

10.Argumen Pokok, merupakan jawaban sementara dari penelitian yang dibahas.

11.Sistematika Penulisan, merupakan penjelasan mengenai penulisan dari penelitian ini dari bab per babnya.

12.Alur Penelitian, menjelaskan tentang alur dalam penelitian yang meliputi teori yang digunakan, masalah yang diangkat, metode penelitian yang digunakan, fokus serta lokus dari penelitian ini.

BAB II BANK DUNIA 1. Bank Dunia.

2. Bank Dunia dan Program Sanitasi di Indonesia. BAB III ISSDP

1. Kondisi Sanitasi Di Indoesia. 2. Dampak Sanitasi Di Indonesia.

3. Pemberdayaan Masyarakat Mengelola Kebersihan. 4. Terbentuknya ISSDP.

5. Studi Kasus Sanitasi di Blitar.

BAB IV PENUTUP

1. Kesimpulan, berisi rangkuman dari pembahasan dalam penelitian ini yang peneliti bahas.

(25)

1.12 Alur Penelitian

Metodologi Peneltian: -Dokumentasi -Studi pustaka Judul

“Kerjasama Indonesia-Bank Dunia Untuk Mengatasi Sanitasi Melalui Program ISSDP (Indonesia Sanitasi Sector Development Program) Di Indonesia (Studi Kasus Sanitasi di Blitar)”

Landasan Teori dan Konsep a. Teori Post Washington Concencus b. Bantuan Luar Negeri

Fokus : - Kerjasama

Indonesia-Bank Dunia

Lokus : - Program sanitasi di

Indonesia Permasalahan

(26)

Secara umum, alur pikiran dari Kerjasama Bank Dunia Terhadap Pengembangan Sanitasi Di Indonesia adalah sebagai berikut :

1. Landasan teori yang digunakan disini adalah dengan menggunakan pendekatan terhadap teori post washington concencus, sedangkan untuk kosep yang digunakan menggunakan konsep bantuan luar negeri.

2. Pokok permasalahan yang menjadi bahasan obyek penelitian di sini adalah Bagaimana Kerjasama Indonesia-Bank Dunia Untuk Mengatasi Sanitasi Melalui Program ISSDP Di Indoesia.

3. Untuk metodologi penelitian yang digunakan pada penelitian ini akan menggunakan studi pustaka yaitu dengan cara memahami sumber tertulis sehingga diperoleh suatu penyelesaian suatu permasalahan.

(27)

SKRIPSI

KERJASAMA INDONESIA-BANK DUNIA UNTUK MENGATASI

SANITASI MELALUI PROGRAM ISSDP (

Indonesia Sanitation Sector

Development Program)

DI INDONESIA (Studi Kasus Sanitasi di Kota Blitar)

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Politik (Strata-1) Jurusan Ilmu Hubungan Internasional

Disusun Oleh : RURI RETNANI

NIM 05260066

JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(28)

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

KERJASAMA INDONESIA-BANK DUNIA UNTUK MENGATASI

SANITASI MELALUI PROGRAM ISSDP (

Indonesia Sanitation Sector

Development Program)

DI INDONESIA (Studi Kasus Sanitasi di Kota Blitar)

Disusun Oleh : RURI RETNANI

NIM 05260066

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang Pada tanggal ...2011

Diperiksa dan disetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Dyah Estu Kurniawati, M.Si Tonny Dian Effendi, S.Sos, M.Si

Mengetahui,

Dekan Ketua Jurusan

FISIP UMM Hubungan Internasional

(29)

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

KERJASAMA INDONESIA-BANK DUNIA UNTUK MENGATASI

SANITASI MELALUI PROGRAM ISSDP (

Indonesia Sanitation Sector

Development Program)

DI INDONESIA (Studi Kasus Sanitasi di Kota Blitar)

Disusun Oleh : RURI RETNANI

NIM 05260066

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang Pada tanggal ...2011

Diperiksa dan disetujui,

Dekan FISIP UMM

Dr. Wahyudi, M.Si

Dewan Penguji :

1. Ruli I.Ramadhoan, S.Sos, M.Si ( )

2. M.Syaprin Zahidi, S.IP ( )

3. Dyah Estu Kurniawati, M.Si ( )

(30)

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI

Nama : Ruri Retnani

Tempat,tanggal Lahir : Blitar, 05 september 1986

NIM : 05260066

Jurusan : Hubungan Internasional

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi

: KERJASAMA INDONESIA-BANK DUNIA

UNTUK MENGATASI SANITASI MELALUI

PROGRAM ISSDP (

Indonesia Sanitation Sector

Development Program)

DI INDONESIA (Studi

12-01-2009 12-01-2009 Pengajuan Judul

29-01-2009 29-01-2009 ACC Judul

20-05-2009 20-05-2009 ACC Proposal

27-06-2009 27-06-2009 Seminar Proposal

-04-2011 -04-2011 ACC Seluruh Naskah

Malang, ...2011

Disetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

(31)

LEMBAR PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan

Kepada yang masih percaya akan makna cinta

dengan segala keajaiban cinta

yang karenanya ada suka maupun duka

Teruntuk sosok yang buat aku ada dan dewasa

Kepada pendamping setia jiwa yang tak pernah lelah bersama

serta malaikat kecil yang warnai dunia dengan tangis dan tawanya

kupersembahkan sepenggal perjalanan ini

sebagai bagian dari fase kehidupan diri

yang karenanya aku bisa bercerita

tentang arti cinta dan dunia

kepada kesatria kesatria muda nan perwira

serta tangan tangan harum penyejuk jiwa

jangan pernah lelah taklukan dunia

hadapi dengan ksatria,genggamlah dengan manja

mari bersama kita rubah segalanya

jadikan Dunia kita lebih berwarna

(32)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, serta tidak lupa mengucapkan salam kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang telah menuntun penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Kerjasama Indonesia-Bank Dunia Untuk Mengatasi Sanitasi Melalui Program ISSDP (Indonesia Sanitation Sector Development Program) Di Indonesia (Studi Kasus Sanitasi di Blitar)“ dengan baik.

Penyusunan skripsi ini, dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan agar memperoleh gelar Sarjana Ilmu Politik Jurusan Hubungan Internasional pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang.

Dengan segala kerendahan hati, tak lupa penulis mengucapkan rasa terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Muhajir Effendi, selaku rektor UMM yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menuntut ilmu.

2. Bapak Wahyudi,M.Si selaku dekan FISIP UMM. 3. Ibu Dyah Estu,M.Si selaku ketua jurusan HI UMM.

4. Ibu Dyah Estu,M.Si selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Tonny Dian Effendy,S.Sos, M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Penguji I dan Penguji II yang telah memberikan pertanyaan-pertanyaan yang begitu menakjubkan.

(33)

8. Buat Bu Qori, Pak Saprin, yang selalu ku ganggu dengan sms dan telp ku, jangan lupa buat isi pulsa terus ya, hehehe...

9. Papa dan Mama tercinta yang dengan penuh cinta kasih telah memberikan doa serta memberikan bantuan baik materiil maupun riil demi keberhasilan dalam penyusunan skripsi ini.

10.Kakak-kakak ku, Mbak Sita, Maz Dewa, Mbak Ita yang memberikan semangat serta doanya hingga skripsi ini dapat terselesaikan.

11.Suamiku Parikesit Nurcahyo Mukti,ST tercinta yang penuh perhatian, kesabaran dalam memberikan inspirasi-inspirasinya serta motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

12.Malaikat Kecilku, Keyla dengan kenakalan-kenakalan lucunya memberikan semangat untuk tetap bangkit.

13.Keluarga Besar Kepunden 1/8 Genengan Pakisaji, trimakasih telah menjadi bagian dari keluargaku.

14.Buat teman-temanku Rindu, Ulfa, Afri, Fidiah Ratna, yang selalu tak repoti dan trimakasih buat kebersamaannya.

15.Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, trimakasih buat segalanya.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu, kritik dan saran penulis perlukan demi kesempurnaan penelitian ini

(34)

ABSTRAKSI

Perkembangan ilmu Hubungan Internasional menjadi cabang Ilmu Pengetahuan yang sedang tumbuh, dimana ilmu Hubungan Internasional yang sebelumnya fokus pada isu high politics, kini juga memfokuskan diri pada isu-isu low politics. Salah satu isu low politics yang sudah diangkat menjadi isu high politics adalah isu lingkungan hidup, khususnya masalah sanitasi. Saat ini negara-negara berkembang kurang memperhatikan masalah sanitasi, untuk itu, maka Bank Dunia merekomendasikan negara Indonesia sebagai pilot project untuk mengatasi sanitasi di Indonesia yang buruk, yaitu dengan cara memberikan bantuan dana bagi proyek program yaitu ISSDP (Indonesia Sanitasi Sector Development Program). ISSDP (Indonesia Sanitation Sector Development Program) adalah suatu bentuk pelayanan sektor sanitasi publik yang berkelanjutan dan diprakarsarai oleh Pemerintah Pusat yang peka terhadap kesehatan dan lingkungan dalam meningkatkan kepedulian masyarakat akan hidup sehat. Menyadari akan pentingnya pengelolaan sanitasi di Indonesia yang buruk, maka Pemerintah Indonesia menerima bantuan Bank Dunia. Untuk itu, maka terbentuklah suatu Kerjasama Indonesia-Bank Dunia Untuk Mengatasi Sanitasi Melalui Program ISSDP (Indonesia Sanitation Sector Development Program) Di Indonesia. Keberhasilan atas bantuan Bank Dunia ke Indonesia adalah negara-negara yang mengalami sanitasi buruk seperti Ethiopia, India, Bangladesh, Pakistan melakukan pinjaman kepada Bank Dunia meskipun dengan bunga yang tinggi. Hal ini secara otomatis akan menguntungkan Bank Dunia.

---

(35)

ABSTRACT

Development of international relations became a branch of science that is growing, where International Relation previous of focus issues high politics nowadays also focus issues low politics. One of the issues low politics which have been lifted to become issuse high politics is environment issues, specially the problem of sanitasi. In this time, development states less paying attention is problem of sanitation, so World Bank recommend Indonesian state as pilot project to overcome ugly sanitasi in Indonesian, that is by giving fund aid to project of program that is ISSDP ( Indonesian Sanitation Sector Development Program). ISSDP (Indonesia Sanitation Sector Development Program) is an going concern public sanitasi sector service form and initiative by Central Government to environment and health in improving society caring will live healthy. Conscious of important management of ugly sanitasi in Indonesia, the Government Indonesia accept World Bank aid. For that, formed by cooperation Indonesia-World Bank To Overcome Sanitation Program ISSDP (Indonesia Sanitation Sector Development Program) In Indonesia. Efficacy World Bank aid to Indonesia is states of ugly sanitasi like Ethiopia, India, Bangladesh, Pakistan to do loan World Bank through with hight interest. This matter automatically will profit World Bank.

---

Keyword : Bank Dunia, Sanitation

Malang,_____________20011 Disetujui,

Dosen Pembimbing I, Dosen Pembimbing II,

(36)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... ii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... iii

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI ... iv

LEMBAR PERSEMBAHAN ... v

1.3 Tujuan Penulisan ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Penelitian Terdahulu ... 5

1.6 Landasan Teori dan Konsep ... 8

1.6.1 Landasan Teori... 8

1.6.2 Landasan Konsep ... 12

1.7 Metodologi Penelitian ... 17

1.7.1 Batas Waktu ... 17

1.7.2 Batas Materi ... 17

1.7.3 Jenis Penelitian... 17

1.7.4 Variabel Penelitian ... 18

1.7.5 Tipe Penelitian ... 19

1.8 Metode Pengumpulan Data ... 19

1.8.1 Dokumentasi ... 19

1.8.2 Kepustakaan ... 19

1.9 Teknik Analisa Data ... 20

(37)

1.11 Sistematika Penulisan ... 21

1.12 Alur Penelitian ... 25

BAB II BANK DUNIA 2.1 Bank Dunia ... 27

2.2 Bank Dunia dan Program Sanitasi di Indonesia ... 30

BAB III ISSDP 3.1 Kondisi Sanitasi di Indonesia ... 39

3.1.1 Sektor Air Minum dan Air Limbah Terhadap Pencemaran Lingkungan ... 39

3.1.2 Sektor Keebijakan dan Strategi Pengelolaan Sampah ... 41

3.1.3 Sektor Drainase dan Banjir ... 46

3.2 Dampak Sanitasi Yang Buruk Terhadap Kualitas Hidup ... 48

3.3 Pemberdayaan Masyarakat Mengelola Kebersihan ... 50

3.4 Terbentuknya ISSDP ... 52

3.4.1 Tujuan Program ISSDP... 54

3.4.2 Penerapan Program ISSDP ... 56

3.4.3 Sosialisasi Program ISSDP ... 57

3.5 Studi Kasus Sanitasi di Kota Blitar ... 61

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan ... 68

4.2 Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(38)

67

DAFTAR PUSTAKA

BUKU-BUKU :

Ade, Suheman Maman. Aspek Hukum dalam Ekonomi Global. 2001. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Arsyad, Lincolin. Ekonomi Pembangunan. 1999. Yogyakarta : Fakultas Ekonomi UGM.

Banyu Perwita, Anak Agung dan Mochamad Yani, Yanyan. Pengantar Ilmu Hubungan

Internasional. 2005. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Budiman, Arief. Teori Pembangunan Dunia Ketiga. 1995. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka

Umum.

Darsono, Valentinus. Pengantar Ilmu Lingkungan. 1995. Jogjakarta : Univ. Atmajaya.

Hadad, Ismid,dkk.Prisma (Majalah Pemikiran Sosial Ekonomi),vol 28. 2009. Jakarta : LP3ES.

Halwani, H. Ekonomi Internasional dan Globalisasi Ekonomi (Edisi Kedua). 2005. Bogor :

Penerbit Ghalia Indonesia.

Ikbar, Yanuar . Ekonomi Politik internasional 1(konsep dan teori). 2006. Bandung : Refika

Aditama.

Ikbar, Yanuar. Ekonomi Politik Internasional 2(Implementasi Konsep dan Teori).2007. Bandung

: Refika Aditama.

Kasmir. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. 1998. Jakarta. PT.Raja Grafindo Persada.

(39)

68

P.Todaro, Michael. Pembangunan Ekonomi 2.2000.Jakarta : Bumi Aksara.

Richard W. Mansbach.1997.Global Puzzle: Issues and Actors in Global Politics, Boston

Houghton Mifflin Company. hal 14 dalam buku Dr. Anak Agung Banyu Perwita dan

Dr.Yanyan Mochamad Yani.

Rix,Alan.1993.Japan's Foreign Aid Challenge:Policy Reform and Aid Leadership.London and

New York:Routledge,hal 18-19 dalam buku. Dr.Anak Agung Banyu Perwita dan

Dr.Yanyan Mochamad Yani.

Simorangkir, OP. Pengantar Lembaga Keuangan Bank dan Non-Bank. 2005. Jakarta : Ghalia

Indonesia.

(40)

69 INTERNET

http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0306/26/iptek/393346.htm 26 September 2008).

Rencana Strategis Sanitasi Kota Blitar 2008-2012 http://www.css vol 1 blitar Akses :29

September 2008.

http://www.usembassyjakartas.org/ptp/airbrs3.html#Penyedian Air Alternatif yang Dikelola oleh

Masyarakat di Tegucigalpa, Honduras. 11 Februari 2009.

http://www.ampl.or.id/ampI/sekilasissdp.php. 28 Mei 2009.

http://www.issdp.or.id. 28 Mei 2009.

SKMenkes965/MENKES/SK/XI/1992.DefinisiSanitasi.http://id.wikipedia.org/wiki/Sanitasi . 28

Mei 2009.

Tim pembangunan sanitasi, Dampak Buruk Sanitasi Terhadap Kualitas

Hiduphttp://www.sanitasi.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=277:d

ampak-buruk-sanitasi-terhadap-kualitas hidup&catid=53:kliping&Itemid=124. 28 Mei

2009.

http://www.antara.co.id/arc/2007/5/23/bank_dunia_cairkan_pinjaman_tanpa_bunga. 28 Mei

2009.

Indonesia Miliki Sanitasi Terburuk di Asia Tenggara, http://www.sanitasi/ANTARA News. 5

Juli 2009.

http://learning-of-perspektif-sistem-dunia.com/2008/02/01. 10 Juli 2009.

(41)

70

Puradimadja, Syarif, ISSDP Tunjuk 4 Kab/Kota Untuk Proyek Pembuatan

Sanitasi.http://www.koransuroboyo.com/index.php?option=com_content&view=article&i

d=2889%3Aissdp-tunjuk-4-kabkota-untuk-proyek-pembuatan-sanitasi&catid=3%3Anewsflash&Itemid=101. 26 September 2009.

Kekurangan Akses Terhadap Air Minum dan Sanitasi

Dasarhttp://www.targetmdgs.org/index.php?option=com_content&task=view&id=774&I

temid=6. 29 September 2009.

Data AMPL, Permasalahan Dasar Pengelolaan Sanitasi.

http://digilib-ampl.net/data/sanitasi-issue.php. 29 September 2009.

Novenanto Anton, Diare dan Sanitasi, Lebih dari Sekadar Membangun Septic Tank.

http://beritahabitat.net/2008/01/23/diare-dan-sanitasi-lebih-dari-sekadar-membangun-septic-tank. 29 September 2009.

Dampak Negatif Limbah Sampah Terhadap Lingkungan dan Pemanfaatannya,

http://shantybio.transdigit.com/?Biology_Dasar_Pengolahan_Limbah:Dampak_Negatif_

Limbah_Sampah_Terhadap_Lingkungan_dan_Pemanfaatannya,Made Arwata, AA Ngrh.

Di Antara Limbah dan Berkah. http://www.lp3b.com/?pilih=news&aksi=lihat&id=158.

29 September 2009.

http://organisasi.org/penyebab_sebab_dan_akibat_pencemaran_lingkungan_pada_air_dan_tanah

_kesehatan_lingkungan_ilmu_sains_biologi. 29 September 2009.

Ilham.F.DampakSampah,http://smansamjl.sch.id/html/index.php?peryogi=artikel&48&detail=ye

s (akses 29 September 2009).

Drainase.http://www.ilustri.org/index.php?option=com_content&view=article&id=236:drainase

(42)

71

PentingnyaDrainase. http://www.nextbaseroadsystem.com/promosi/drainase.html. 1 november

2009.

JenisDrainasedan Permasalahanya,http://rathocivil02.wordpress.com/2007/12/23/tugas-drainase.

1 november 2009.

Karnawati, Dwikorita. Suharyadi MS. Pelajaran dari Banjir

Jakartahttp://els.bappenas.go.id/upload/other/Pelajaran-Rep.htm. akses 1 november 2009.

PotretSanitasi,http://sanitasi.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=86:potret-sanitasi&catid=61:static-category. 1 november 2009.

Indonesia Sanitation Sector Development Program (ISSDP),

http://www.ampl.or.id/ampI/sekilasissdp.php. 1 november 2009.

A.A. NGR. Oka Wiranata, Pemberdayaan Masyarakat Mengelola Kebersihan,

http://www.sanitasi.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=281:pember

dayaan-masyarakat-mengelola-kebersihan&catid=53:kliping&Itemid=124.1 november

2009.

http://www.google.co.id/#q=pasca+konsensus+washington dan rintangan politik. 24 januari

2011.

http://www.shelfari.com/books/16508279/post-washington-concencus-dan-politik-privatisasi-di-indonesia. 25 januari 2011.

http://www.unisosdem.org/article_detail.php?aid=5475 & co.id=4 & caid=33&gid=4. 2 Februari

(43)

72

Surya Atmadja Adwin. Utang Luar Negeri Pemerintah Indonesia: Perkembangan dan

Dampaknya. http://puslit.petra.ac.id/journals/accounting. 11 Februari 2011.

http://www.worldbank.org/website/external/countries/eastasapasificext/indonesiaext.html (Akses

tanggal 26 April 2011)

Berita.kapanlagi.com/pernik/baru-separuh-warga-gunakan-jamban-ls79hpj-print.html (akses 27

april 2011).

http://kompas-cetak/0703/16/daerah/3371364.htm. 23 april 2011)

Referensi

Dokumen terkait

Value for money adalah istilah yang digunakan untuk menilai apakah organisasi telah memperoleh manfaat maksimal dari barang dan jasa yang baik dalam sumber daya

Alat ini memiliki kondisi yang dapat terpenuhi yaitu GPS akan mengambil data pada satelit untuk mengetahui lokasi dimana kendaraan berada, apabila kunci kontak

Saat pelaksaan Praktik kerja lapangan jobdesk praktikan mengelola komunikasi dengan nasabah, karyawan dan Kantor Cabang Pembantu Syariah (KCPS) Kalimalang, kendala awal

Bagian selanjutnya berupa saluran yang agak sempit, yaitu sinus urogenitalis bagian panggul, yang pada pria membentuk uretra pars prostatika dan pars membranosa.. Bagian terakhir

Hal ini dibuktikan dari hasil perhitungan diperoleh nilai F hitung sebesar 6,140 dan nilai F tabel pada tingkat pengujian 95% adalah 3,48, dengan membandingkan F hitung dan F

Mineral Mineral chalcopyrite chalcopyrite (u!e" (u!e" # # $$ dengan kandungan logam u maksimum #0% dengan pengotor logam emas maksimum dengan kandungan logam

• Sama-sama terdapat argumen atau alasan-alasan untuk mencapai kesepakatan. Alasan teks negosiasi seperti baru tiga bulan bekerja. Tidak bisa memberi biaya sekolah anak

Input yang digunakan adalah PDB (Produk Domestik Bruto), Suku Bunga, Inflasi, dan Kurs dengan nilai yang identik untuk semua perusahaan dalam