• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Daya Saing dan Faktor-Faktor yang Memengaruhi Aliran Ekspor Mangga Indonesia ke Negara Tujuan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Daya Saing dan Faktor-Faktor yang Memengaruhi Aliran Ekspor Mangga Indonesia ke Negara Tujuan"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS DAYA SAING DAN FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMENGARUHI ALIRAN EKSPOR MANGGA

INDONESIA KE NEGARA TUJUAN

DESTIA HARUM

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Daya Saing dan Faktor-Faktor yang Memengaruhi Aliran Ekspor Mangga Indonesia ke Negara Tujuan adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

ABSTRAK

DESTIA HARUM. Analisis Daya Saing dan Faktor-Faktor yang Memengaruhi Aliran Ekspor Mangga Indonesia ke Negara Tujuan. Dibimbing oleh RINA OKTAVIANI.

Mangga merupakan salah satu buah lokal Indonesia yang memiliki nilai dan volume ekspor yang cenderung meningkat sejak tahun 2001 hingga 2011. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis posisi daya saing mangga Indonesia di pasar dunia dan negara tujuan serta faktor-faktor apa saja yang memengaruhi ekspor mangga Indonesia ke negara tujuan. Metode Revealed Comparative Advantage (RCA) menunjukkan Indonesia mempunyai keunggulan komparatif dengan negara tujuan, yaitu Uni Emirat Arab, Kuwait, Arab Saudi, Hongkong, Malaysia dan Singapura. Metode Intra Industry Trade (IIT) menunjukkan adanya hubungan perdagangan dua arah antara Indonesia Malaysia dan Singapura. Sedangkan metode Export Product Dynamic (EPD) menggambarkan keunggulan kompetitif mangga Indonesia di posisi Rising Star di pasar Malaysia dan Singapura, Falling Star di pasar Uni Emirat Arab, Kuwait dan Hongkong, Retreat di pasar Arab Saudi. Dari hasil estimasi Gravity Model didapatkan bahwa faktor PDB per kapita riil negara tujuan, jarak ekonomi, dan harga mangga di pasar dunia berpengaruh signifikan terhadap permintaan ekspor mangga Indonesia dan faktor nilai tukar riil rupiah terhadap mata uang negara tujuan tidak berpengaruh signifikan.

Kata Kunci : daya saing, gravity model, mangga

ABSTRACT

DESTIA HARUM. Analysis of Competitiveness and Factors that Affecting Indonesian Mangoes Export to Target Countries. Supervised by RINA OKTAVIANI.

Mangoes are Indonesian local fruit which have value and volume of export that increase from 2001 to 2011. The aim of this research is to analyze the competitiveness of Indonesian local mango in global market and to determine factors which affect it to be exported to target countries. RCA method shows Indonesian mango comparative strength, comparing to some countries which are UEA, Kuwait, Saudi Arabia, Hongkong, Malaysia and Singapore. IIT method shows bilateral economic relationship between Indonesia with Malaysia and Singapore. EPD method shows comparative strength of Indonesian mangoes, “Rising Star” in Malaysian and Singaporean market, “Falling star” in UEA, Kuwait and Hongkong, “Retreat” in Saudi Arabian market. Based on estimation of Gravity Model, the factor of GDP per capita riil of target countries, economical distance, and the price of mangoes in the global market could affect significantly to the demand of export of Indonesian local mango and the factor of exchange rate of rupiah to target countries is not affecting significantly.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Ilmu Ekonomi

ANALISIS DAYA SAING DAN FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMENGARUHI ALIRAN EKSPOR MANGGA

INDONESIA KE NEGARA TUJUAN

DESTIA HARUM

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(6)
(7)

Judul Skripsi : Analisis Daya Saing dan Faktor-Faktor yang Memengaruhi Aliran Ekspor Mangga Indonesia ke Negara Tujuan

Nama : Destia Harum NIM : H14070097

Disetujui oleh

Prof Dr Ir Rina Oktaviani, MSi Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Dedi Budiman Hakim, MEc Ketua Departemen

(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Tema dalam penelitian adalah tentang perdagangan internasional dengan judul Analisis Daya Saing dan Faktor-faktor yang Memengaruhi Aliran Ekspor Mangga Indonesia ke Negara Tujuan.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Prof Dr Rina Oktaviani. MSi selaku dosen pembimbing serta Dr Sri Mulatsih dan Bapak Salahuddin El Ayyubi, MA selaku dosen penguji sidang yang telah memberi banyak saran demi perbaikan isi dari skripsi ini. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah dan ibu yang telah bersabar serta senantiasa mendoakan penulis selama ini, khususnya selama proses penyelesaian skripsi ini. Tidak lupa, terima kasih juga untuk Dyah PR, Kristina Sari, Apriessa, Izzatul al Hasanah, Lina Yasmina, Dyah Raisa L, Qurrotu Aini, Gita Widya, dan teman-teman Departemen Ilmu Ekonomi lainnya atas segala doa, dukungan dan bantuannya dalam pembuatan skripsi ini.

Semoga skripsi ini bermanfaat.

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 4

Tujuan Penelitian 4

Manfaat Penelitian 4

Ruang Lingkup Penelitian 4

TINJAUAN PUSTAKA 5

METODE PENELITIAN 11

Jenis dan Sumber Data 11

Metode Analisis dan Pengolahan Data 11

HASIL DAN PEMBAHASAN 17

Analisi Revealed Comparative Advantage 17

Analisis Intra Industry Trade 19

Analisis Export Product Dynamic 20

Analisis Gravity Model 22

SIMPULAN DAN SARAN 23

Simpulan 23

Saran 24

DAFTAR PUSTAKA 25

LAMPIRAN 27

(10)

DAFTAR TABEL

1 Nilai ekspor dan impor buah di Indonesia 1

2 Klasifikasi nilai Intra-Industry Trade 14

3 Hasil estimasi RCA mangga Indonesia di negara tujuan (2001-2011) 18 4 Nilai RCA Indonesia dan negara pesaing ekspor mangga di dunia

periode 2001-2011 18

5 Nilai IIT Indonesia dengan negara tujuan ekspor mangga Indonesia

(2001-2011) 20

6 Hasil estimasi faktor-faktor yang memengaruhi ekspor mangga

Indonesia ke negara tujuan 22

DAFTAR GAMBAR

1 Produksi buah-buahan di Indonesia (2000-2011) 2

2 Produksi mangga di sepuluh negara penghasil mangga tertinggi di dunia

(2007-2011) 2

3 Perkembangan volume ekspor mangga Indonesia 3

4 Kerangka pemikiran 11

5 Kekuatan daya saing pada matriks EPD 13

6 Kontribusi Indonesia dan negara pesaing dalam ekspor mangga ke

negara tujuan (2001-2011) 19

7 Hasil estimasi EPD mangga Indonesia ke negara tujuanperiode

2001-2011 21

DAFTAR LAMPIRAN

1 Total nilai ekspor dan impor mangga dari Indonesia (2001-2011) 27

2 Uji normalitas 28

3 Variabel-variabel dalam model aliran ekspor mangga Indonesia ke

(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sebuah negara tidak dapat lepas dari perdagangan internasional karena masing-masing negara memiliki keterbatasan dalam memenuhi kebutuhan domestiknya. Menurut Todaro (2006) perdagangan merupakan faktor penting dalam merangsang pertumbuhan ekonomi di setiap negara. Peran aktif sebuah negara dalam perdagangan internasional dapat mendorong negara tersebut untuk melakukan keunggulan komparatif pada suatu komoditi. Komoditi tersebut kemudian diproduksi dan diekspor dengan tujuan meningkatkan perekonomian negara tersebut. Salah satu alat ukur kemajuan suatu bangsa adalah dengan melihat bagaimana daya saing produk nasional bangsa tersebut dalam perdagangan internasional. Peningkatan ekspor suatu komoditi akan secara langsung meningkatkan daya saing suatu bangsa.

Adanya berbagai macam kesepakatan ekonomi antar negara di dunia, seperti kesepakatan kerja sama regional antara negara-negara Asia Tenggara yang tergabung dalam Association of Southeast Asian Nation (ASEAN), ASEAN China Free Trade (ACFTA), maupun kesepakatan lain yang sebagian besar telah melahirkan iklim bebas hambatan dalam perdagangan internasional, dapat menjadi tantangan bagi negara-negara produsen. Hal ini menjadi alasan bagi negara-negara tersebut untuk meningkatkan posisi tawarnya di pasar dunia. Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki kekayaan alam melimpah dituntut mampu menunjukkan diri sebagai negara produsen, khususnya di sektor pertanian yang telah menjadi komoditi unggulan dalam beberapa dekade terakhir. Aktivitas perdagangan yang tercipta antara Indonesia dengan negara-negara importir menciptakan peluang Indonesia untuk meningkatkan daya saing dalam memasarkan komoditi ekspornya di pasar dunia. Buah-buahan tropis merupakan salah satu hasil pertanian yang mempunyai peluang besar untuk merebut pasar dunia. Hal tersebut dapat dilihat antara lain melalui volume dan nilai ekspor yang cenderung meningkat.

Tabel 1 Nilai ekspor dan impor buah di Indonesia

Tahun Nilai Ekspor (US $) Nilai Impor (US $)

2007 8.827.054 267.711.473

2008 12.171.944 443.918.406

2009 11.976.235 512.622.468

2010 125.733.389 655.400.000

2011 241.582.615 856.239.577

Sumber: Ditjen Hortikultura 2013

(12)

2

per tahunnya. Sedangkan rata

tahunnya pada kurun waktu yang sama mencapai sekitar 25 perse

Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki peluang untuk meningkatkan nilai ekspor buahnya ke pasar dunia.

Gambar 1 Produksi buah Sumber: Badan Pusat Statistik 2013

Gambar 2 Produksi di dunia 2007

Sumber: Food and Agriculture Staticstic

0

per tahunnya. Sedangkan rata-rata pertumbuhan nilai impor buah Indonesia tiap tahunnya pada kurun waktu yang sama mencapai sekitar 25 persen per tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki peluang untuk meningkatkan nilai ekspor buahnya ke pasar dunia.

Gambar 1 Produksi buah-buahan di Indonesia (2000-2011) Sumber: Badan Pusat Statistik 2013

Gambar 2 Produksi mangga di sepuluh negara penghasil mangga tertinggi di dunia 2007-2011

Food and Agriculture Staticstic 2013

20 rata pertumbuhan nilai impor buah Indonesia tiap

n per tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki peluang untuk meningkatkan

(13)

Produksi buah peningkatan (Gambar 1

tertinggi di antara jenis buah lainnya. Hal tersebut disebabkan budi daya pisang cenderung lebih mudah dibanding buah lainnya yang terdapat di Indonesia. Buah buahan lainnya yang memiliki total produksi l

adalah jeruk dan mangga. Produksi jeruk Indonesia mengalami fluktuatif dari tahun 2000 sampai 2011. Bahkan dalam lima tahun terakhir cenderung menurun. Sedangkan mangga memiliki tren total produksi yang lebih positif. Pro mangga Indonesia cenderung meningkat, khususnya dalam waktu lima tahun terakhir. Pada Gambar 2 dapat dilihat bahwa Indonesia merupakan salah satu dari sepuluh negara penghasil mangga tertinggi di dunia setelah India,

Thailand (FAOSTAT

Peningkatan produksi beberapa jenis buah di Indonesia diikuti dengan peningkatan volume ekspor buah tersebut, khususnya mangga. Pada kurun waktu sepuluh tahun terakhir, volume ekspor mangga Indonesia cenderung meningkat (Gambar 3). Dilihat dari nilai ek

pada tahun 2010 ekspor komoditi mangga mencapai US$ 1.065.259 dan mengalami peningkatan pada tahun 2011 menjadi US$ 2.024.952. Nilai tersebut merupakan nilai ekspor terbesar ketiga setelah pisang dan manggis

Beberapa negara tujuan ekspor buah

Amerika Serikat, Uni Eropa, Jepang, Timur Tengah, negara Amerika Latin dan negara

beberapa negara yang juga India, Thailand, Malaysia

Gambar 3 Perkembangan volume ekspor mangga Indonesia (ton) Sumber: Badan Pusat Statistik 2013

Berdasarkan data y

ekspor mangga Indonesia serta posisi Indonesia sebagai salah satu negara penghasil mangga tertinggi di dunia

yang dihasilkan di Indonesia tiap tahunnya menunjukkan Gambar 1). Pisang merupakan buah yang memiliki total produksi tertinggi di antara jenis buah lainnya. Hal tersebut disebabkan budi daya pisang cenderung lebih mudah dibanding buah lainnya yang terdapat di Indonesia. Buah buahan lainnya yang memiliki total produksi lebih tinggi dibanding buah lainnya adalah jeruk dan mangga. Produksi jeruk Indonesia mengalami fluktuatif dari tahun 2000 sampai 2011. Bahkan dalam lima tahun terakhir cenderung menurun. Sedangkan mangga memiliki tren total produksi yang lebih positif. Pro mangga Indonesia cenderung meningkat, khususnya dalam waktu lima tahun terakhir. Pada Gambar 2 dapat dilihat bahwa Indonesia merupakan salah satu dari sepuluh negara penghasil mangga tertinggi di dunia setelah India,

FAOSTAT 2013).

Peningkatan produksi beberapa jenis buah di Indonesia diikuti dengan peningkatan volume ekspor buah tersebut, khususnya mangga. Pada kurun waktu sepuluh tahun terakhir, volume ekspor mangga Indonesia cenderung meningkat Dilihat dari nilai ekspor yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik, pada tahun 2010 ekspor komoditi mangga mencapai US$ 1.065.259 dan mengalami peningkatan pada tahun 2011 menjadi US$ 2.024.952. Nilai tersebut merupakan nilai ekspor terbesar ketiga setelah pisang dan manggis

Beberapa negara tujuan ekspor buah-buahan tropis Indonesia Amerika Serikat, Uni Eropa, Jepang, Timur Tengah, negara

Amerika Latin dan negara-negara ASEAN (BPS 2013). Selain Indonesia, apa negara yang juga menghasilkan buah-buahan tropis antara lain

and, Malaysia, China, Filipina, dan juga Meksiko.

Gambar 3 Perkembangan volume ekspor mangga Indonesia (ton) Sumber: Badan Pusat Statistik 2013

Perumusan Masalah

Berdasarkan data yang menunjukkan tingginya total produksi dan nilai ekspor mangga Indonesia serta posisi Indonesia sebagai salah satu negara penghasil mangga tertinggi di dunia, mangga Indonesia dinilai berpeluang dalam bersaing di pasar dunia.

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009

3

asilkan di Indonesia tiap tahunnya menunjukkan Pisang merupakan buah yang memiliki total produksi tertinggi di antara jenis buah lainnya. Hal tersebut disebabkan budi daya pisang cenderung lebih mudah dibanding buah lainnya yang terdapat di Indonesia.

Buah-ebih tinggi dibanding buah lainnya adalah jeruk dan mangga. Produksi jeruk Indonesia mengalami fluktuatif dari tahun 2000 sampai 2011. Bahkan dalam lima tahun terakhir cenderung menurun. Sedangkan mangga memiliki tren total produksi yang lebih positif. Produksi mangga Indonesia cenderung meningkat, khususnya dalam waktu lima tahun terakhir. Pada Gambar 2 dapat dilihat bahwa Indonesia merupakan salah satu dari sepuluh negara penghasil mangga tertinggi di dunia setelah India, China, dan Peningkatan produksi beberapa jenis buah di Indonesia diikuti dengan peningkatan volume ekspor buah tersebut, khususnya mangga. Pada kurun waktu sepuluh tahun terakhir, volume ekspor mangga Indonesia cenderung meningkat diperoleh dari Badan Pusat Statistik, pada tahun 2010 ekspor komoditi mangga mencapai US$ 1.065.259 dan mengalami peningkatan pada tahun 2011 menjadi US$ 2.024.952. Nilai tersebut merupakan nilai ekspor terbesar ketiga setelah pisang dan manggis segar. buahan tropis Indonesia di antaranya, Amerika Serikat, Uni Eropa, Jepang, Timur Tengah, negara-negara Afrika, Selain Indonesia, ntara lain Brazil,

Gambar 3 Perkembangan volume ekspor mangga Indonesia (ton)

produksi dan nilai ekspor mangga Indonesia serta posisi Indonesia sebagai salah satu negara mangga Indonesia dinilai berpeluang dalam

(14)

4

Melalui penelitian ini terdapat dua permasalahan utama yang ingin diteliti, yaitu bagaimana daya saing mangga Indonesia di pasar dunia dan juga terhadap enam negara tujuan serta faktor-faktor apa saja yang memengaruhi ekspor mangga Indonesia ke negara tujuan. Sehingga dari penelitian ini diharapkan mampu menjawab permasalahan tersebut sekaligus mampu memberikan pandangan terkait kebijakan apa yang dapat diterapkan untuk meningkatkan ekspor komoditi mangga sehingga berpengaruh kepada pertumbuhan perekonomian Indonesia.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya maka tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis daya saing buah mangga Indonesia di pasar dunia dan enam negara tujuan utama serta menganalisis faktor-faktor apa saja yang memengaruhi aliran ekspor buah mangga Indonesia ke negara-negara tujuan.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi pihak-pihak yang berkaitan di antaranya, pemerintah, masyarakat, pelaku ekspor-impor, petani, dan juga para pelajar yang membutuhkan referensi. Bagi pemerintah diharapkan dapat menghasilkan kebijakan yang mampu mempertahankan atau meningkatkan daya saing serta nilai ekspor komoditi pertanian, khususnya buah mangga ke negara tujuan.

Bagi masyarakat diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan pencerahan sehingga mampu mendukung kebijakan pemerintah dalam meningkatkan daya saing serta ekspor mangga Indonesia di pasar dunia. Bagi petani diharapkan mampu melihat kelemahan serta memanfaatkannya sehingga menjadi hal yang berpotensi dalam meningkatkan produk sekor pertanian. Dan bagi pelajar diharapkan mampu menjadikan hasil penelitian ini sebagai rujukan untuk penelitian selanjutnya ataupun sebagai bacaan yang mampu meningkatkan pengetahuan tentang posisi daya saing Indonesia di pasar dunia.

Ruang Lingkup Penelitian

(15)

5

TINJAUAN PUSTAKA

Perdagangan Internasional

Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang dimaksud dapat berupa antar individu dengan individu, antara individu dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. Perdagangan internasional yang tercermin dari kegiatan ekspor impor suatu negara menjadi salah satu komponen dalam pembentukan PDB dari sisi pengeluaran suatu negara. (Oktaviani dan Novianti 2009)

Perdagangan merupakan faktor penting dalam merangsang pertumbuhan ekonomi di setiap negara (Todaro 2006). Perdagangan akan memperbesar kapasitas konsumsi suatu negara, meningkatkan output dunia, serta menyajikan akses ke sumber-sumber daya yang langka dan pasar internasional yang potensial untuk beragam produk ekspor. Perdagangan cenderung meningkatkan pemerataan atas distribusi pendapatan dan kesejahteraan dalam lingkup domestik dan internasional. Hal ini berlangsung melalui suatu proses penyamaan harga-harga faktor produksi di semua negara, peningkatan pendapatan riil di setiap negara yang terlibat dalam kegiatan-kegiatan perdagangan internasional, serta memacu efisiensi penggunaan sumber daya di setiap negara, yang pada akhirnya akan meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya di dunia secara keseluruhan.

Perdagangan juga dapat membantu semua negara dalam menjalankan usaha-usaha pembangunan mereka melalui promosi serta pengutamaan sektor-sektor ekonomi yang mengandung keunggulan komparatif, baik itu berupa ketersediaan faktor-faktor produksi tertentu dalam jumlah yang melimpah, atau keunggulan efisiensi alias produktivitas tenaga kerja. Perdagangan ini juga dapat membantu semua negara dalam mengambil keuntungan dari skala ekonomis yang mereka miliki. Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan pada umumnya, setiap negara perlu merumuskan dan menerapkan kebijakan-kebijakan internasional yang berorientasi ke luar.

Melalui perdagangan internasional, suatu negara akan mengekspor suatu komoditi apabila kebutuhan dalam negeri akan komoditi di negara tersebut sudah terpenuhi, sehingga kelebihan penawaran akan diekspor ke luar negeri. Begitu pula sebaliknya, apabila produksi dalam negeri akan suatu komoditi tidak bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri, maka negara tersebut akan mengimpor komoditi tersebut dari negara lain sehingga akan terbentuk keseimbangan permintaan dan penawaran diantara kedua negara yang melakukan perdagangan.

(16)

6

wilayah suatu negara, bersifat komersial maupun non komersial, serta barang yang akan diolah di luar negeri yang hasilnya dimasukkan kembali ke negara tersebut.

Perkembangan dalam teori perdagangan internasional dikemukakan oleh Heckscher-Ohlin. Menurut Heckscher-Ohlin, terdapat perbedaan opportunity cost suatu produk antar suatu negara dengan negara lain yang disebabkan karena adanya perbedaan jumlah atau proporsi yang dimiliki masing-masing negara. Negara-negara yang memiliki faktor produksi relatif banyak dan murah dalam produksinya akan melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barangnya. Sebaliknya, masing-masing negara akan mengimpor barang tertentu apabila negara tersebut memiliki faktor produksi yang relatif lamgla dan mahal dalam produksi (Salvatore 1997).

Manfaat yang diperoleh dengan adanya perdagangan internasional antara lain :

 Suatu negara mampu mendapatkan komoditi yang tidak dapat diproduksi di dalam negeri sehingga negara tersebut mampu untuk memenuhi kebutuhan terhadap barang atau jasa yang tidak dapat diproduksi secara lokal karena adanya keterbatasan kemampuan produksi.

 Negara yang bersangkutan dapat memperoleh keuntungan dari spesialisasi, yaitu dapat mengekspor komoditi yang diproduksi lebih murah untuk dapat ditukar dengan komoditi yang dihasilkan oleh negara lain dan jika diproduksi sendiri biayanya akan lebih mahal.

 Dengan adanya perluasan pasar produk suatu negara, pertambahan dalam pendapatan nasional akan adapat memengaruhi output dan laju pertumbuhan ekonomi, mampu memberikan peluang kesempatan kerja dan peningkatan upah bagi warga dunia, menghasilkan devisa, dan memperoleh kemajuan teknologi yang tidak tersedia di dalam negeri.

Konsep Daya Saing

Daya saing merupakan kemampuan suatu komoditi untuk memasuki pasar luar negeri dan kemampuan untuk dapat bertahan dalam pasar tersebut. Pengertian daya saing juga mengacu pada kemampuan suatu negara untuk memasarkan produk yang dihasilkan negara relatif terhadap kemampuan negara lain (Porter 1990). Keunggulan dalam daya saing dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif.

Teori keunggulan komparatif yang dikemukakan oleh David Ricardo menyatakan bahwa sekalipun suatu negara tidak memiliki keunggulan absolut dalam memproduksi dua komoditi dibanding negara lain, perdagangan masih bisa berlangsung selama rasio harga antar negara masih berbeda dibanding tidak ada perdagangan. Menurut teori cost comparative advantage suatu negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional jika melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang dimana negara teresebut dapat berproduksi relatif lebih efisien serta mengimpor barang dimana negara tersebut berproduksi relatif kurang atau tidak efisien.

(17)

7 barang dimana negara tersebut dapat berproduksi relatif lebih produktif serta mengimpor barang dimana negara tersebut berproduksi relatif tidak produktif.

Asumsi-asumsi teori keunggulan komparatif yaitu (1) berlakunya labor theory of value, yaitu bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh jumlah tenaga kerja yang dipergunakan untuk menghasilkan barang tersebut, dengan asumsi nilai barang yang ditentukan seimbang dengan jumlah tenaga yang dipergunakan untuk memproduksinya; (2) perdagangan internasional dilihat sebagai pertukaran barang dengan barang di antara dua negara; (3) tidak memperhitungkan biaya pengangkutan dan lain-lain dalam pemasaran; (4) produksi dijalankan dengan biaya tetap, sedangkan skala produksi bersifat constant return to scale; (5) faktor produksi tidak bersifat mobile antarnegara.

Salah satu faktor yang paling penting untuk menghadapi persaingan global adalah kemampuan kompetitif yang dimiliki suatu negara. Jika suatu negara mempunyai keunggulan dalam hal faktor biaya atau mutu faktor yang digunakan untuk menghasilkan suatu produk, maka negara itu akan menjadi tempat produksi dan ekspor akan mengalir ke negara lain. Hal ini cukup memperlihatkan perbedaan dengan konsep keunggulan komparatif yang mengatakan bahwa suatu negara tidak perlu menghasilkan suatu produk apabila produk tersebut dapat dihasilkan ole negara lain dengan lebih unggul dan efisien.

Daya saing suatu negara tergantung pada keunggulan yang dimilikinya bila memiliki empat faktor penentu yang terkenal dengan sebutan Poter’s Diamond yaitu kondisi faktor, kondisi permintaan, industri terkait dan penunjang, dan strategi, struktur dan persaingan perusahaan. Terdapat dua faktor tambahan yaitu faktor kesempatan yang dapat menciptakan kondisi bersaing dan faktor pemerintah yang berpengaruh pada faktor-faktor penentu daya saing namun tidak berpengaruh langsung pada peningkatan daya saing global.

Teori Aliran Ekspor

Aliran ekspor yang terjadi pada ekspor komoditi ke negara tujuan dapat berupa penawaran ekspor dari negara eksportir maupun permintaan dari negara importir. Penawaran suatu komoditi merupakan jumlah komoditi yang ditawarkan oleh produsen kepada konsumen dalam suatu pasar pada tingkat harga dan waktu tertentu. Penawaan ekspor tersebut merupakan selisih antara penawaran domestik dengan permintaan domestik. Adapun faktor penting yang memengaruhi jumlah penawaran ekspor yaitu output yang dapat dihasilkan oleh suatu negara atau disebut dengan Gross Domestic Product (GDP). Dijelaskan dalam Hafni (2011) bahwa Dornbusch, Fischer, dan Startz dalam Macroeconomics menyatakan bahwa GDP adalah nilai akhir dari semua barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara pada suatu waktu. GDP ini merupakan nilai output total yang telah diproduksi.

(18)

8

Permintaan ekspor suatu negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya harga domestik negara tujuan ekspor (HDIt), harga impor negara tujuan (HIt), pendapatan perkapita penduduk negara tujuan ekspor (YPIt), dan selera masyarakat negara tujuan (CPIt). Secara keseluruhan fungsi permintaan ekspor suatu komoditi dapat dirumuskan sebagai berikut :

PXt = f (HDIt, Hit, YPIt, CPIt) ………...………...…(1) Permintaan komoditi ekspor akan dialokasikan untuk memenuhi permintaan masyarakat di dalam negeri dan permintaan di luar negeri yang ditujukan dalam kegiatan ekspor. Adanya teori mengenai penawaran dan permintaan ekspor dapat menunjukkan dan menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi aliran ekspor suatu negara. Adapun faktor-faktor yang memengaruhi aliran ekspor suatu negara yang digunakan dalam penelitian ini adalah PDB perkapita riil negara tujuan ekspor, nilai tukar riil rupiah terhadap mata uang negara tujuan, harga mangga di pasar dunia, serta jarak ekonomi. Dalam Mankiw (2002) dijelaskan bahwa nilai tukar dapat memengaruhi permintaan ekspor suatu komodiiti. Nilai tukar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu nilai tukar nominal dan nilai tukar riil.

Konsep Gravity Model

Gravity model menduga perdagangan berdasarkan jarak antar negara dan interaksi antarnegara. Model ini meniru hukum gravitasi Newton yang juga memperhitungkan jarak dan ukuran fisik diantara dua benda ukuran fisik kedua benda berpengaruh secara proporsional dan jarak berpengaruh terbalik. Dalam konteks perdagangan akan berhubungan positif dengan pendapatan masing-masing negara dan berhubungan terbalik dengan jarak antara dua negara (Yuniarti 2007)

Persamaan Gravity Model secara umum menyatakan ekspor barang dari negara i ke negara j (Xij) dinyatakan sebagai berikut:

Xij = A Yiβ1 Yjβ2 Popiβ3 Popjβ4 Dijβ5 Uijβ6 ………(2) Kemudian melakukan transformasi logaritma menjadi persamaan linear berikut:

LogXij=Log A+β1 Log Yi+ β2 Log Yj+ β3 Log Popi+ β4 Log Popj+ β5 Log

Dij+ β6 Log Uij...(3) Dimana :

Xij = Volume komoditi yang diperdagangkan dari negara i ke negara j Yi = PDB Negara i

Yj = PDB negara j Popi = Populasi negara i Popj = populasi negara j

Dij = jarak antara negara i dengan negara j

(19)

9 negara dalam melakukan ekspor. Biaya transportasi meliputi ongkos pengapalan, biaya bongkar muat di pelabuhan, premi asuransi, serta aneka pungutan pada saat komoditi yang diperdagangkan itu disimpan di suatu tempat sementara (Salvatore 1997). Semakin jauh jarak maka biaya transportasi akan semakin mahal sehingga volume ekspor semakin kecil.

Menurut Mankiw (2002) Produk Domestik Bruto (PDB) menyatakan pendapatan total dan pengeluaran total nasional atas output barang dan jasa. Produk domestik bruto (PDB) terdiri dari PDB nominal dan PDB riil. PDB nominal mengukur nilai uang yang berlaku dari output perekonomian. PDB riil mengukur output yang dinilai pada harga konstan. Komponen PDB terdiri dari konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah, dan net ekspor yang dapat dituliskan dalam persamaan berikut:

Y = C + I + G + NX……….………(4) Produk domestik bruto (PDB) sebagai salah satu variabel utama dalam analisis aliran perdagangan gravity model menunjukkan besarnya kemampuan perekonomian suatu negara. Semakin besar PDB yang dihasilkan suatu negara semakin besar pula kemampuan negara tersebut untuk melakukan perdagangan.

Populasi di suatu negara berpengaruh terhadap permintaan ekspor negara tersebut. Pertumbuhan penduduk di negara tujuan ekspor berimplikasi pada peningkatan permintaan terhadap barang dan jasa, sehingga kurva permintaan bergeser ke kanan dan menyebabkan terjadinya excess demand pasar internasional dengan asumsi permintaan tetap, ceteris paribus. Hal ini mengindikasikan bahwa populasi berpengaruh positif terhadap aliran perdagangan ekspor (Yuniarti 2007).

Menurut Mankiw (2002) kurs atau exchange rate antara dua negara adalah tingkat harga yang disepakati penduduk kedua negara untuk saling melakukan perdagangan. Para ekonom membedakan kurs menjadi dua, yaitu kurs nominal dan kurs riil. Kurs nominal (nominal exchange rate) adalah harga relatif dari mata uang dua negara sedangkan kurs riil (riil exchange rate) adalah harga relatif dari barang-barang diantara dua negara. Tingkat harga dimana kita memperdagangkan barang domestik dengan barang luar negeri tergantung pada harga barang dalam mata uang lokal pada tingkat kurs yang terjadi.

Kurs riil di antara dua negara dihitung dari kurs nominal dan tingkat harga di kedua negara. Jika kurs riil tinggi, barang-barang luar negeri relatif lebih murah dan barang domestik relatif lebih mahal. Jika kurs riil rendah, barang-barang luar negeri relatif lebih mahal dan barang-barang-barang-barang domestik relatif lebih murah.

Hubungan nilai tukar riil suatu mata uang dengan nilai tukar nominal, harga barang domestik dan harga barang luar negeri dapat dirumuskan sebagai berikut :

Nilai tukar riil = Nilai tukar nominal x Rasio tingkat harga ………..(5) Adapun hubungan antara kurs riil dengan ekspor netto dapat dirumuskan sebagai berikut (Mankiw 2002) :

(20)

10

Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang meneliti tentang daya saing buahan tropis Indonesia. Siregar (2010) menganalisis daya saing buah-buahan tropis Indonesia di pasar dunia dengan menggunakan data sekunder. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan analisis Revealed Comparative Advantage (RCA), Export Product Dynamic (EPD) dan Constant Market Share Analysis (CMS). Penelitian ini menganalisis beberapa buah tropis Indonesia yaitu nenas, pisang, alpukat, jambu biji, mangga dan manggis, jeruk dan papaya. Penelitian tersebut mengambil beberapa jenis buah tersebut dikarenakan buah-buahan tersebut memiliki volume ekspor yang besar. Hasil estimasi RCA, EPD, dan CMS buah-buahan selama periode 2001 hingga 2008 menyimpulkan bahwa buah-buahan Indonesia memiliki posisi daya saing yang lebih rendah dibandingkan negara-negara pesaing utamanya.

Penelitian mengenai perdagangan buah-buahan juga dilakukan oleh Hadi (2009), meneliti faktor-faktor yang memengaruhi aliran perdagangan pisang dan mangga Indonesia ke negara tujuan. Penelitian ini menggunakan data dari instansi-instansi terkait, seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Departemen Pertanian, Departemen Perdagangan, Departemen Perindustrian, berbagai literatur serta bahan-bahan dari internet. Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif dan metode kuantitatif. Metode deskriptif digunakan untuk melihat gambaran umum agribisnis pisang dan mangga Indonesia serta melihat gambaran umum potensi ekonomi negara tujuan ekspor. Metode kuantitatif dengan menggunakan analisis regresi panel data dengan menggunakan Gravity Model dengan persamaan tunggal digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi aliran perdagangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi aliran perdagangan pisang adalah harga pisang di negara tujuan, volume ekspor pisang satu tahun sebelumnya, dan pendapatan perkapita. Sedangkan faktor-faktor yang tidak berpengaruh nyata yaitu populasi negara tujuan, jarak antara negara Indonesia dengan negara tujuan, dan nilai tukar mata uang negara tujuan terhadap Dollar. Faktor-faktor yang memengaruhi aliran perdagangan mangga adalah populasi negara tujuan, jarak antara negara Indonesia dengan negara tujuan, nilai tukar mata uang negara tujuan terhadap Dollar Amerika dan harga mangga Indonesia di negara tujuan. Sedangkan faktor-faktor yang tidak berpengaruh yaitu pendapatan per kapita negara tujuan dan volume ekspor mangga dari Indonesia ke negara tujuan satu tahun sebelumnya.

Kerangka Pemikiran

(21)

11 subtropis. Hal ini menjadikan mangga populer di beberapa negara, khususnya negara yang sulit untuk budidaya mangga. Bagi negara-negara yang mampu membudidayakan mangga hal ini tentu menjadi suatu peluang untuk bisa mendapatkan keuntungan dengan melakukan perdagangan komoditi tersebut di pasar internasional, termasuk Indonesia.

Gambar 4 Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN

Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari berbagai sumber seperti Ditjen Hortikultura Kemeterian Pertanian, Badan Pusat Statistik, United Nation Commodity Trade (UN COMTRADE), serta informasi-informasi lainnya yang berkaitan. Sedangkan jenis data yang digunakan adalah data panel yang merupakan gabungan dari deret waktu (time series) dan antar individu (cross section). Data deret waktu meliputi data tahunan selama 11 tahun yaitu dari tahun 2001 hingga 2011 dan data cross section enam negara tujuan utama ekspor mangga Indonesia.

Metode Analisis dan Pengolahan Data

Metode kuantitatif digunakan untuk menganalisis daya saing dan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan ekspor mangga Indonesia di pasar dunia. Metode kuantitatif Revealed Comparative Advantage (RCA), Export Product Dynamic (EPD), dan Intra Industry Trade (IIT) digunakan untuk menganalisis

Mangga merupakan salah satu buah lokal yang memiliki total produksi serta nilai dan volume ekspor yang cenderung meningkat sejak 2001 hingga 2011.

Daya saing mangga Indonesia di pasar dunia dan negara tujuan utama.

Faktor-faktor yang memengaruhi aliran ekspor mangga Indonesia ke negara tujuan.

Revealed Comparative Advantage (RCA)

Export Product Dynamic (EPD) Intra-Industry Trade (IIT)

Gravity Model dengan variabel PDB perkapita riil negara tujuan, harga mangga di pasar dunia, nilai tukar riil, jarak ekonomi.

(22)

12

posisi daya saing dan keunggulan komparatif serta kompetitif produk Indonesia di pasar dunia dan negara tujuan. Faktor-faktor yang memengaruhi permintaan ekspor dianalisis dengan menggunakan metode panel data dengan model yang digunakan yaitu Gravity Model. Data sekunder diolah dengan menggunakan program komputer Microsoft Excel dan Eviews 6 yang kemudian hasil outputnya diinterpretasikan dalam bentuk deskriptif.

Data yang digunakan dalam Gravity Model pada penelitian ini adalah data volume ekspor mangga ke negara tujuan (kg), data PDB per kapita riil negara tujuan ekspor (US$), data nilai tukar, data jarak geografis Indonesia dengan negara tujuan, dan data harga mangga di pasar dunia. Data-data tersebut merupakan data panel dengan menggabungkan data time series 2001 sampai 2011 dan cross section enam negara yaitu, Hongkong, Singapura, Uni Emirat, Kuwait, Malaysia, dan Arab Saudi. Berikut penjelasan terkait metode yang digunakan dalam penelitian ini:

1. Revealed Comparative Advantages (RCA)

Revealed Comparative Advantage digunakan dengan tujuan untuk menganalisis keunggulan komparatif atau daya saing suatu komoditi dalam suatu negara. Metode RCA didasarkan pada suatu konsep bahwa perdagangan antar wilayah sebenarnya menunjukkan keunggulan komparatif yang dimiliki oleh suatu wilayah. Variabel yang diukur adalah kinerja ekspor suatu produk terhadap total ekspor suatu wilayah yang kemudian dibandingkan dengan pangsa nilai produk dalam perdagangan dunia.

RCA = ………...(7) Dimana:

Xm ij : Nilai ekspor komoditi mangga dari Indonesia ke negara tujuan XT ij : Nilai ekspor total dari Indonesia ke negara tujuan

Xm wj : Nilai ekspor komoditi mangga dari dunia ke negara tujuan XT wj : Nilai ekspor total dari dunia ke negara tujuan

Jika nilai RCA lebih besar dari satu (RCA>1), maka negara tersebut mempunyai keunggulan komparatif dalam produknya.

Keunggulan metode Revealed Comparative Advantage adalah mengurangi dampak pengaruh campur tangan pemerintah sehingga kita dapat melihat keunggulan komparatif suatu produk dengan jelas dari waktu ke waktu. Sedangkan kelemahannya yaitu :

 Asumsi bahwa suatu negara dianggap mengekspor semua komoditi.  Indeks RCA tidak dapat menjelaskan apakah pola perdagangan yang

sedang berlangsung tersebut optimal.

 Tidak dapat mendeteksi dan memprediksi produk-produk yang berpotensi di masa yang akan datang.

2. Export Product Dynamic (EPD)

Pendekatan Export Product Dynamic digunakan untuk mengindentifikasi daya saing atau keunggulan kompetitif suatu produk dan juga untuk mengetahui apakah suatu produk dalam posisi yang dinamis atau tidak. Walaupun beberapa produk mungkin bukan merupakan bagian yang besar pada ekspor suatu negara, namun terdapat beberapa alas an untuk mengidentifikasi produk yang dinamis

(23)

13 (pertumbuhan cepat) dalam ekspor suatu negara. Jika pertumbuhan suatu produk diatas rata-rata secara kontinu selama periode yang panjang, maka produk tersebut mungkin dapat menjadi sumber pendapatan ekspor yang bsar bagi negara tersebut. Selanjutnya, jika produk dinamis tersebut mempunyai karakteristik produksi yang spesifik, maka hal ini juga menjadi informasi yang penting dalam kesempatan ekspor, dalam hubungannya dengan produk yang serupa. Terdapat ketertarikan untuk mengidentifikasi produk-produk dinamis sehinga negosiasi multilateral atau bilateral untuk mengatasi berbagai hambatan perdagangan beberapa produk di pasar ekspor bisa terfokuskan. Metode yang paling sering digunakan untuk mengidentifikasi produk-produk dinamis adalah dengan memilih produk-produk berdasarkan tingkat pertumbuhannya selama periode yang ditetapkan.

Posisi pasar ideal bertujuan untuk memperoeh pangsa pasar ekspor tertinggi sebagai “Rising Star”, ditandai dengan negara tersebut memperoleh pangsa pasar untuk komoditi-komoditi yang berkembang cepat. “Lost Opportunity” dihubungkan dengan penurunan pangsa pasar pada produk dinamis. “Falling Star” terjadi ketika ada pertumbuhan positif pada pangsa ekspor, tetapi tidak diikuti oleh pasar komoditinya sehingga komoditi tersebut dianggap tidak dinamis di pasar. Sementara itu, “Retreat” menunjukkan bahwa produk tidak diinginkan lagi di pasar.

Gambar 5 Kekuatan daya saing pada matriks EPD

Sumbu horizontal pada Gambar 5 menunjukkan pertumbuhan pasar komoditi mangga Indonesia ke negara tujuan, sedangkan sumbu vertikal menunjukkan pertumbuhan ekspor.

3. Intra Industry Trade (IIT)

Alur perdagangan internasional dapat dilihat dengan menggunakan indikator Intra Industry Trade atau seringkali disebut dengan Grubel-Lloyd index (GLI). Perhitungan indeks IIT didasarkan pada selisih antara nilai ekspor dan impor dari sebuah industri atau produk dan total perdagangan dari industri atau produk tersebut. IIT dapat dirumuskan sebagai berikut :

………..……….(8) Dimana :

IITm ij : indeks intra-industry trade Indonesia pada komoditi mangga Xm ij : nilai ekspor mangga dari Indonesia ke negara tujuan

Mm ij : nilai impor mangga dari negara tujuan ke Indonesia Lost

Opportunity Rising Star

(24)

14

Indeks IIT berkisar dari nol hingga seratus. Apabila indeks bernilai nol (0), maka seluruh perdagangan merupakan inter-industry atau bisa diartikan bahwa negara Indonesia (i) hanya mengekspor atau hanya mengimpor mangga saja. Sedangkan apabila indeks bernilai lebih dari nol hingga 100 menunjukkan bahwa terdapat hubungan dua arah antara Indonesia dengan negara tujuan dan perdagangan bersifat intra-industry. Nilai IIT dapat diklasifikasikan seperti pada tabel berikut :

Tabel 2 Klasifikasi Nilai Intra-Industry Trade

Sumber: Austria 2004

4. Analisis Gravity Model

Data panel merupakan gabungan antara data cross section dan data time series. Data cross section adalah data yang dikumpulkan pada suatu waktu tertentu yang menggambarkan keadaan pada waktu tersebut. Data time series adalah data yang dikumpulkan secara berkala untuk melihat perkembangannya dari waktu ke waktu. Implikasi yang diperoleh dari kombinasi tersebut adalah hasil estimasi dari model data panel lebih efisien, dikarenakan jumlah observasi lebih banyak. Metode data panel dapat memberikan keuntungan dibandingkan hanya dengan menggunakan data time series atau cross section saja (Baltagi 2005), yaitu:

 Data panel dapat mengendalikan heterogenitas individu.

 Dapat memberikan informasi yang lebih banyak, mengurangi kolinearitas di antara variabel, memperbesar degree of freedom dan lebih efisien.

 Dapat lebih baik untuk studi dynamic of adjustment.

 Dapat diandalkan untuk mengidentifikasi dan mengukur efek yang tidak dapat dideteksi dalam model time series atau cross section saja.

Estimasi model menggunakan data panel dapat dilakukan dengan tiga metode, yaitu pooled least square, fixed effect, dan random effect. Pada penelitian ini, digunakan metode panel data dengan fixed effect karena dengan metode ini intercept yang diperoleh berbeda-beda antar unit cross section. Dugaan persamaan aliran ekspor mangga Indonesia dirumuskan sebagai berikut:

LnVijt = β0 + β1LnJEijt + β2LnERijt + β3LnPDB perkapitajt + β4LnHt + μit……(9) Dimana:

Vijt : volume ekspor mangga dari Indonesia ke negara tujuan tahun-t (kg)

IIT KLASIFIKASI

0.00 No integration (one way trade)

>0.00-24,99 Weak intergration

25,00-49,99 Mild integration

(25)

15 JEijt : jarak ekonomi antara Indonesia dan negara tujuan tahun-t

(km)

EXijt : nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara tujuan tahun-t (rupiah/mata uang negara tujuan)

PDB perkapitajt : PDB perkapita riil negara tujuan tahun-t (US $) Ht : harga mangga di pasar dunia tahun-t (US $/kg)

μt : error term

Untuk memperjelas variabel-variabel yang dituliskan dalam persamaan (9), berikut definisi operasional dari variabel-variabel tersebut yaitu:

 Volume ekspor mangga Indonesia di pasar internasional menjadi variabel tak bebas dalam model yang merupakan total permintaan ekspor mangga Indonesia. Volume ini dinyatakan dalam satuan kilogram.

 Jarak ekonomi atau economic distance merupakan pendekatan yang mewakili biaya transportasi.

Jarak ekonomi = ( ) ...(10)  Nilai tukar riil Rupiah terhadap mata uang negara tujuan.

 Nilai PDB perkapita riil negara tujuan adalah produk domestik bruto perkapita riil yang dihasilkan oleh negara tujuan dalam satu tahun berdasarkan harga konstan tahun 2000 selama periode 2001 hingga 2011, dinyatakan dalam US$.

 Harga riil mangga adalah harga riil mangga di pasar dunia, terhitung sejak tahun 2001 hingga 2011, dinyatakan dalam US $ per kilogram.

Uji Hipotesis

Uji hipotesis dapat dilakukan dengan maksud memeriksa atau menguji apakah variabel-variabel yang digunakan dalam model regresi signifikan atau tidak. Signifikan sendiri mengandung arti suatu nilai dari parameter regresi yang secara statistik tidak sama dengan nol.

Koefisien determinasi yang dilambangkan dengan R2 adalah suatu angka yang mengukur keragaman pada variabel dependen yang dapat diterangkan oleh variasi pada model regresi. Nilai ini berkisar antara nol sampai satu (0< R2<1), dengan nilai yang semakin mendekati satu menunjukkan model yang terbentuk mampu menjelaskan keragaman dari variabel dependen, demikian pula sebaliknya.

Ada beberapa jenis uji hipotesis yang dapat dilakukan terhadap variabel regresi.

 Uji-F

(26)

16

Perumusan Hipotesis H0 : β1 = β2 = β3 = βk = 0

H1 : Minimal ada satu nilai β yang tidak sama dengan nol Uji statistik yang digunakan :

Fhitung = ...(11)

Dimana :

R2 = koefisien determinasi n = Jumlah pengamatan k = Jumlah variabel bebas Kriteria uji :

Fhitung > Ftabel,(k-1)(n-k) maka tolak H0

Jika tolak H0 berarti secara bersama-sama variabel bebas dalam model berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebas pada taraf nyata α persen, demikian pula sebaliknya.

 Uji-t

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen secara individu (masing-masing) berpengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel independen.

Hipotesis : H0 : βk = 0 H1 : βk ≠ 0 Kriteria uji :

⎢t hitung ⎢> tα /2,(n-k) maka tolak H0, dimana jumlah observasi dilambangkan dengan huruf n, dan huruf k melambangkan jumlah variabel (termasuk intercept). Selain itu, jika probabilitas (p-value) lebih kecil dari taraf nyata maka dapat heteroskedastisitas, multikolineritas, dan autokorelasi. Selain itu ada uji normalitas untuk mengetahui apakah error term menyebar normal atau tidak.

1. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah salah satu penyimpangan pada asumsi klasik statistika. Heteroskedastisitas terjadi jika ragam sisaan tidak konstan, hal ini dilambangkan dengan Var (μi) = E (μi2) = σi2. Masalah ini sering terjadi jika ada penggunaan data cross section dalam estimasi model, namun masalah ini juga dapat terjadi dalam data time series.

Salah satu cara mengatasi masalah ini adalah dengan menggunakan metode Generalized Least Square (GLS). Metode ini merupakan metode kuadrat terkecil yang terboboti, yaitu model ditransformasi dengan memberikan bobot pada data asli (Juanda 2009).

(27)

17 2. Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas merupakan suatu penyimpangan asumsi akibat adanya keterkaitan atau hubungan linier antar variabel bebas penyusun model. Indikasi adanya multikolinieritas dapat dilihat jika dalam model yang dihasilkan terbukti signifikan secara keseluruhan (uji-F) dan memiliki nilai R-squared yang tinggi namun banyak variabel yang tidak signifikan (uji-t). Salah satu cara mengatasi masalah ini adalah dengan menggabungkan data cross section dengan data time series (Juanda 2009).

3. Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah adanya korelasi serial antara sisaan (μt). Juanda (2009) menjelaskan akibat adanya autokorelasi dalam model yang diestimasi yaitu pendugaan parameter masih tetap tidak bias dan konsisten namun penduga ini memiliki standar error yang bias ke bawah, atau lebih kecil dari nilai yang sebenarnya sehingga nilai statistik uji-t tinggi (over estimate). Salah satu cara untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menggunakan metode Generalized Least Square dalam estimasi model (Gujarati 2006).

Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi dapat dilakukan uji Durbin-Watson (DW). Dalam Eviews6 Guide dijelaskan bahwa jika nilai DW tersebut sudah lebih dari 1,5 dan mendekati 2 maka dapat dikatakan tidak ada autokorelasi.

4. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk memeriksa apakah error term menyebar normal atau tidak. Hipotesis yang digunakan adalah:

H0: error term menyebar normal H1: error term tidak menyebar normal

Uji normalitas diaplikasikan dengan melakukan tes Jarque Bera, jika nilai probabilitas yang diperoleh lebih besar dari taraf nyata yang digunakan, maka terima H0 yang berarti error term dalam model sudah menyebar normal.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dan Pembahasan

Analisis Revealed Comparative Advantage (RCA)

(28)

18

mangga Indonesia dalam periode 2001 hingga 2011 dengan nilai yang lebih tinggi dibanding negara tujuan lainnya.

Tabel 3 Hasil estimasi RCA mangga Indonesia di negara tujuan periode 2001-2011

Negara Nilai RCA

Uni Emirat Arab 1,43

Hongkong 22,22

Kuwait 2,44

Arab Saudi 1,05

Malaysia 1,05

Singapura 1,08

Sumber: UN Comtrade 2013 (diolah)

Nilai RCA lebih dari satu (RCA > 1) menunjukkan bahwa Indonesia memiliki keunggulan komparatif di negara tujuan. Hasil estimasi RCA menunjukkan bahwa Indonesia memiliki keunggulan daya saing komparatif di semua negara tujuan utama (Tabel 3). Keunggulan daya saing komparatif mangga Indonesia tertinggi berada di pasar Hongkong dengan nilai RCA 22,22. Keunggulan daya saing tersebut tampak pada nilai ekspor mangga Indonesia ke Hongkong yang relatif lebih tinggi dibandingkan nilai ekspor ke negara tujuan lainnya selama 2001 hingga 2011 (Lampiran 1). Sedangkan keunggulan komparatif mangga Indonesia di pasar dunia dinilai masih rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai RCA Indonesia dan beberapa negara pesaing (Tabel 4).

Tabel 4 Nilai RCA Indonesia dan negara pesaing ekspor mangga di dunia periode 2001-2011

Negara Nilai RCA

Indonesia 1,11

India 13,16

Pakistan 17,24

Thailand 3,27

Sumber: UN Comtrade 2013 (diolah)

(29)

19

Gambar 6 Kontribusi Indonesia dan negara pesaing dalam ekspor mangga ke negara tujuan (2001-2011)

Sumber: UN Comtrade 2013 (diolah)

Analisis Intra Industry Trade (IIT)

(30)

20

Tabel 5 Nilai IIT Indonesia dengan enam negara tujuan ekspor mangga Indonesia (2001-2011)

Negara Nilai IIT

Uni Emirat Arab 0,000

Hongkong 0,000

Kuwait 0,000

Arab Saudiia 0,000

Malaysia 30,721

Singapura 16,921

Sumber: UN COMTRADE 2013 (diolah)

Nilai IIT mangga Indonesia dengan Uni Emirat Arab, Hongkong, Kuwait dan Arab Saudi sama dengan 0,00 yang menunjukkan tidak adanya integrasi perdagangan dengan Indonesia. Dalam hubungan bilateral, aliran perdagangan Indonesia dengan keempat negara tersebut bersifat satu arah. Antara Indonesia dengan Uni Emirat Arab, hanya ada satu aliran perdagangan. Dalam hal ini Indonesia sebagai negara pengekpor melakukan aktifitas ekspor mangga ke Uni Emirat Arab pada tahun 2001 hingga 2011 namun tidak ada impor dari Uni Emirat Arab ke Indonesia pada komoditi dan periode tahun yang sama. Begitu pula dengan negara Hongkong, Kuwait dan Arab Saudi hanya terjadi aliran perdagangan satu arah dimana Indonesia sebagai negara pengekspor mangga tidak melakukan aktifitas impor mangga dari ketiga negara tersebut. Kondisi tersebut terjadi dikarenakan negara-negara tujuan tersebut bukan negara penghasil mangga. Sedangkan nilai IIT mangga Indonesia dengan Malaysia sebesar 30,21 menunjukkan adanya integrasi yang cukup tinggi dibandingkan kelima negara lainnya. Adanya integrasi ini menunjukkan pula adanya perdagangan dua arah antara Indonesia dengan Malaysia pada perdagangan mangga ditahun 2001 hingga 2011. Negara lain yang memiliki integrasi perdagangan dengan Indonesia pada komoditi mangga adalah Singapura. Hal ini dibuktikan dengan nilai IIT mangga dengan Singapura sebesar 16,921. Adanya hubungan perdagangan dua arah tersebut menunjukkan Indonesia juga mengimpor mangga dari kedua negara tersebut. Namun begitu, hubungan tersebut masih termasuk kategori mild integration yaitu hubungan integrasi yang sedang. Data menunjukkan meskipun terjadi hubungan dua arah dalam perdagangan antara Indonesia dengan Malaysia dan Singapura, aktifitas ekspor Indonesia ke dua negara tujuan tersebut masih lebih tinggi dibandingkan nilai impor komoditi mangga dari ke dua negara tersebut (Lampiran 1). Aktifitas ekspor dan impor yang dilakukan oleh Indonesia dan negara tujuan pada komoditi yang sama juga menunjukkan bahwa masing-masing negara mampu melakukan diversifikasi komoditi. Singapura merupakan negara yang tidak menghasilkan mangga sendiri untuk diekspor ke negara lainnya. Singapura mengimpor mangga dari berbagai dunia kemudian mengekspornya ke negara lain, salah satunya Indonesia.

Analisis Export Product Dynamic

(31)

21 berada di posisi “Rising Star”. Posisi tersebut menunjukkan adanya pertumbuhan pangsa pasar ekspor di pasar dunia dan diikuti dengan meningkatnya permintaan terhadap komoditi mangga Indonesia di pasar dunia. Adanya peningkatan permintaan mangga Indonesia di pasar dunia mengartikan bahwa komoditi tersebut cukup dinamis, yaitu mengikuti pertumbuhan pangsa ekspor yang terjadi. Untuk posisi daya saing mangga Indonesia di negara tujuan dijelaskan melalui Gambar 7.

Gambar 7 Hasil estimasi EPD mangga Indonesia ke negara tujuan periode 2001-2011

Sumber: UN Comtrade 2013 (diolah)

Posisi Rising Star ditunjukkan oleh negara Malaysia dan Singapura. Hal ini berarti meningkatnya pertumbuhan pangsa ekspor pada kedua negara tersebut diikuti dengan meningkatnya permintaan komoditi mangga Indonesia. Namun, hal serupa tidak tampak pada Kuwait, Hongkong dan Uni Emirat Arab. Pada ketiga negara tersebut, komoditi mangga Indonesia berada di posisi Falling Star. Hasil ini mengindikasikan adanya pertumbuhan pangsa pasar ekspor yang positif di negara-negara tersebut namun permintaan terhadap mangga Indonesia di negara tersebut justru negatif. Posisi daya saing yang tidak bagus juga ditunjukkan oleh negara Arab Saudi. Posisi komoditi mangga Indonesia pada negara tersebut berada di posisi Retreat. Kondisi tersebut menggambarkan bahwa pertumbuhan pangsa ekspor Indonesia di Arab Saudi tidak baik. Tidak baiknya pertumbuhan pangsa ekspor di Arab Saudi diikuti oleh permintaan terhadap mangga Indonesia yang tidak dinamis. Kualitas dan mutu komoditi diduga menjadi penyebab dari kurangnya keunggulan kompetitif mangga Indonesia di Arab Saudi jika dibandingkan kualitas dan mutu mangga dari negara pesaing. Selain itu, terdapat beberapa faktor lain yang diduga memengaruhi perkembangan pasar ekspor mangga Indonesia yaitu masa waktu panen mangga di Indonesia yang dapat memengaruhi waktu pengiriman mangga ke negara tujuan.

-10.00

-50.00 0.00 50.00 100.00 150.00 200.00

(32)

22

Analisis Gravity Model

Analisis faktor-faktor yang memengaruhi aliran ekspor mangga Indonesia dengan negara tujuan dilakaukan dengan menggunakan metode gravity model. Jumlah cross section atau negara tujuan dalam penelitian ini adalah enam, yakni Uni Emirat Arab, Hongkong, Malaysia, Arab Saudi, Singapura, dan Kuwait. Jumlah time series atau tahun yang diteliti adalah sebelas yakni sejak tahun 2001 hingga 2011. Sedangkan yang menjadi variabel dependen (Y) adalah volume ekspor perdagangan mangga Indonesia dan yang menjadi variabel independen (X) adalah PDB riil perkapita negara tujuan, jarak ekonomi antara Indonesia dengan negara tujuan, harga riil mangga internasional, dan nilai tukar rupiah terhadap negara tujuan.

Setelah dilakukan regresi panel data, diperoleh estimasi persamaan yaitu: LNVijt= - 3.4859 - 3.5452 LnPDBperkapitajt - 3.2646 LnHt + 0.3415 Ln EXijt + 8.2769 LnJEijt + μt

Dimana:

Vijt : volume ekspor mangga dari Indonesia ke negara tujuan tahun-t (kg)

JEijt : jarak ekonomi antara Indonesia dan negara tujuan tahun-t (km)

EXijt : nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara tujuan tahun-t (rupiah/mata uang negara tujuan)

PDB perkapitajt : PDB perkapita riil negara tujuan tahun-t (US $) Ht : harga mangga di pasar dunia tahun-t (US $/kg)

μt : error term

Tabel 6 Hasil estimasi faktor-faktor yang memengaruhi ekspor mangga Indonesia di negara tujuan

Variable Coefficient Probabilitas

Ln PDBperkapita -3.5452 * 0.0000

Ln H -3.2646 * 0.0086

Ln ER 0.3415 0.5763

Ln JE 8.2769 * 0.0000

C -3.4859 0.6498

Weighted Statistics

R-squared 0.9200 Mean dependent var 5.2710

Adjusted R-squared 0.9072 S.D. dependent var 18.2908 S.E. of regression 1.0086 Sum squared resid 56.9749 F-statistic 71.634 Durbin-Watson stat 2.0254 Prob(F-statistic) 0.0000

Unweighted Statistics

R-squared 0.6607 Mean dependent var 12.6552

(33)

23 Salah satu tolak ukur dalam melihat kemakmuran ekonomi suatu negara adalah dengan melihat nilai dari produk domestik bruto (PDB) negara tersebut. Produk domestic bruto suatu negara terdiri dari penghitungan konsumsi, investasi, belanja pemerintah dan ekspor neto (Mankiw 2002). Sedangkan PDB per kapita negara tujuan merupakan pembagian PDB negara tujuan terhadap populasi negara tujuan tersebut. Berdasarkan hasil estimasi dari gravity model rill negara tujuan berpengaruh signifikan terhadap aliran perdagangan ekspor mangga Indonesia (Tabel 6). Variabel PDB per kapita berpengaruh negatif terhadap aliran ekspor mangga Indonesia dengan nilai koefisien sebesar 3.5452. Nilai tersebut menunjukkan bahwa meningkatmya PDB per kapita riil negara tujuan satu persen akan menurunkan aliran ekspor mangga Indonesia sebesar 3.5452 persen, ceteris paribus. Meningkatnya PDB per kapita negara tujuan akan meningkatkan daya beli masyarakat negara tersebut. Menurunnya aliran ekspor mangga Indonesia ke negara tujuan ketika tingkat daya beli masyarakat negara tujuan meningkat diduga karena masyarakat negara tujuan beralih ke mangga dari negara pesaing.

Variabel harga mangga di pasar dunia berpengaruh signifikan dan negatif terhadap aliran ekspor mangga Indonesia ke negara tujuan. Nilai koefisien sebesar 3.2646 mengartikan bahwa apabila ada peningkatan harga mangga di pasar dunia sebesar satu persen maka akan menurunkan aliran ekspor mangga Indonesia ke negara tujuan, ceteris paribus. Fluktuatifnya harga mangga di pasar dunia pada tahun t dapat disebabkan beberapa hal, antara lain adalah langkanya ketersediaan mangga di dunia pada tahun t atau permintaan masyarakat dunia terhadap mangga yang semakin meningkat. Sehingga, Indonesia sebagai salah satu negara penghasil mangga terbesar di dunia diharapkan mampu konsisten dalam menyuplai pasokan mangga ke pasar dunia.

Variabel nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara tujuan tidak berpengaruh signifikan terhadap aliran ekspor mangga Indonesia ke negara tujuan. Hal ini menunjukkan bahwa variabel nilai tukar tidak menjadi faktor yang dipertimbangkan dalam perdagangan mangga Indonesia ke negara tujuan.

Variabel jarak ekonomi berpengaruh signifikan dan positif terhadap permintaan ekspor mangga Indonesia. Nilai koefisien sebesar 8.2769 menunjukkan apabila terjadi peningkatan jarak ekonomi sebesar satu persen maka akan meningkatkan aliran ekspor mangga Indonesia sebesar 8.2769 persen, ceteris paribus. Meningkatnya aliran ekspor mangga Indonesia ke negara tujuan dipengaruhi oleh efektifitas dan efisiensi pada metode pengangkutan komoditi ke negara tujuan. Ketika jarak ekonomi negara tujuan semakin tinggi, maka jumlah mangga yang diekspor akan diperbanyak pada satu kali pengiriman.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

(34)

24

secara umum, komoditi mangga Indonesia memiliki daya saing yang cukup baik yaitu sebesar 1,11. Namun begitu, nilai tersebut masih jauh lebih kecil dibandingkan dengan negara pesaing utama dalam ekspor mangga di dunia.

Dari analisis daya saing dengan metode Export Product Dynamic (EPD) tampak bahwa posisi ekspor mangga Indonesia berada pada posisi Rising Star di pasar dunia. Hal ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan pangsa pasar produk dan juga pangsa pasar ekspor mangga Indonesia di pasar dunia. Pada negara tujuan, posisi ekspor mangga Indonesia berada pada kondidi Rising Star di negara Malaysia dan Singapura. Komoditi mangga Indonesia di kedua negara tersebut cukup dinamis, begitu pula dengan pertumbuhan pangsa pasar ekspornya yang positif. Pada pasar di negara Kuwait, Hongkong dan Uni Emirat Arab menunjukkan posisi Falling Star, pertumbuhan pangsa pasar di ketiga negara tersebut tidak diikuti pertumbuhan permintaan terhadap mangga Indonesia. Sedangkan di pasar Arab Saudi, posisi daya saing Indonesia berada di posisi Retreat, yaitu kondisi yang tidak diinginkan lagi saat pertumbuhan pangsa pasar ekspor dan permintaan terhadap produk mangga Indonesia cenderung negatif.

Dalam hal perdagangan komoditi mangga di dunia, Indonesia juga melakukan kegiatan perdagangan dua arah dengan Malaysia dan Singapura. Hal ini ditunjukkan dengan nilai indeks pada Intra Industry Trade (IIT) Indonesia terhadap kedua negara tersebut yang lebih besar dari nol (0) namun derajat integrasi di antara Indonesia dengan kedua negara tersebut masih tergolong sedang.

Faktor-faktor yang signifikan memengaruhi aliran ekspor mangga Indonesia terhadap negara tujuan adalah PDB per kapita riil negara tujuan, harga mangga di pasar dunia, dan jarak ekonomi antara Indonesia dengan negara tujuan. Sedangkan faktor nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara tujuan tidak berpengaruh nyata terhadap aliran ekspor mangga Indonesia.

Saran

(35)

25

DAFTAR PUSTAKA

Austria MS. 2004. The Patterns of Intra ASEAN Trade in The Priority Goods Sectors. [internet]. [diunduh 2013 Maret]; REPSF Project No. 03/006e: Final Main Project. Tersedia pada: http://www.ausaid.gov.au/. [22 Januari 2013]

Baltagi BH. 2005. Econometric Analysis of Panel Data. Ed ke-3. New York (US): McGraw Hill.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2013. Berita Resmi Statistik [internet]. [diacu 2013 Februari]. Tersedia dari: http://www.bps.go.id

[Ditjen Hortikultura] Direktorat Jenderal Hortikultura. 2013. Nilai Ekspor dan Impor Buah-buahan Indonesia [internet]. [diacu 2013 Februari]. Tersedia dari: http://hortikultura.deptan.go.id

[FAOSTAT] Food and Agriculture Organization Statistic. 2013. Production quantities by countries [internet]. [diacu 2013 Maret]. Tersedia dari: http://www.faostat.fao.org

Forex Trading and Exchange Rates Service. 2013. Historical exchange rates database [internet]. [diacu 2013 Agustus]. Tersedia dari: http://www.oanda.com

Gujarati DN. 2006. Basic Econometric. Ed ke-4. New York (US): McGraw Hill. Hadi I. 2009. Analisis Faktor-faktor yang Memengaruhi Aliran Perdagangan

Pisang dan Mangga ke Negara Tujuan [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Hafni N. 2011. Analisis Daya Saing dan Faktor-faktor yang Memengaruhi Aliran Ekspor Pisang Indonesia [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. [IMF] International Monetary Fund. 2013. World economic database [internet].

[diacu 2013 Maret]. Tersedia dari: http://www.imf.org.

Juanda B. 2009. Ekonometrika Pemodelan dan Pendugaan. Bogor (ID): IPB Pr. Lipsey RG, Courant PN, Steiner P. 1995. Pengantar Ilmu Mikroekonomi. J.

Wasana, Kirbrandoko, penerjemah. Jakarta (ID): Binarupa Aksara.

Mankiw NG. 2002. Makroekonomi. Ed ke-5. Fitria Liza, Imam Nurmawan, penerjemah. Jakarta (ID): Erlangga.

Oktaviani R, Novianti T. 2009. Teori Perdagangan Internasional dan Aplikasinya di Indonesia. Bogor (ID): IPB Pr.

Oktaviani R, Widyastutik, Novianti T. 2008. Integrasi Perdagangan dan Dinamika Ekspor Indonesia ke Timur Tengah (Studi Kasus: Turki, Tunisia, dan Maroko). J Agron Ekonomi. 26(2): 167-189.

Porter ME. 1990. The Competitive Advantage of Nations. New York (US): Free Pr. Salvatore D. 1997. Ekonomi Internasional. Ed ke-5. Haris Munandar, penerjemah.

Jakarta (ID): Erlangga.

Siregar TH. 2010. Dayasaing Buah-buahan Tropis Indonesia di Pasar Dunia [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Todaro MP, Smith SC. 2006. Pembangunan Ekonomi. Ed ke-9. Haris Munandar, penerjemah. Jakarta (ID) : Erlangga.

(36)

26

[WITS] World Intregated Trade Solution. 2013. World development indicators[internet]. [diacu 2013 Maret]. Tersedia dari: http://www.wits.worldbank.org

(37)

27 Lampiran 1 Total nilai ekspor dan impor mangga dari Indonesia (2001-2011)

Negara Nilai ekspor mangga dari Indonesia (US$) Nilai impor mangga ke Indonesia (US$)

Uni Emirat Arab 6246.746 0

Hongkong 34918.556 0

Kuwait 1135.096 0

Malaysia 2007.875 596.872

Arab Saudi 2772.234 0

Singapura 4859.107 1199.127

(38)

28

Lampiran 2 Uji normalitas

Keterangan:

H0 : error term menyebar normal H1 : error term tidak menyebar normal

Nilai tes Jarque-Bera > taraf nyata 5%, terima H0 yang mengartikan error term dalam model sudah menyebar normal.

0 2 4 6 8 10 12

-3 -2 -1 0 1 2

Series: Standardized Residuals Sample 2001 2011

Observations 66

Mean 1.76e-16

Median 0.124561

Maximum 2.279080

Minimum -3.173703

Std. Dev. 0.936235 Skewness -0.471023 Kurtosis 3.787494

(39)

29 Lampiran 3 Variabel-variabel dalam model aliran ekspor mangga Indonesia ke

negara tujuan (2001-2011)

Negara Tahun LnVjt LnPDBperkapitajt LnHt LnJEt LnERt Uni Emirat

Arab 2001 2002 11.971 12.453 10.682 10.644 -0.318 6.411 7.850 -0.408 6.406 7.671 2003 12.897 10.654 -0.441 6.460 7.555 2004 13.263 10.623 -0.431 6.502 7.586 2005 13.210 10.504 -0.450 6.489 7.630 2006 13.609 10.373 -0.425 6.494 7.538 2007 13.641 10.146 -0.325 6.415 7.583 2008 14.137 9.930 -0.307 6.338 7.650 2009 13.771 9.759 -0.333 6.278 7.691 2010 13.698 9.671 -0.207 6.269 7.526 2011 13.993 9.632 -0.184 6.280 7.466 Hong Kong 2001 14.518 10.002 -0.318 5.449 7.054 2002 15.197 10.047 -0.408 5.498 6.814 2003 15.787 10.105 -0.441 5.554 6.643 2004 14.685 10.182 -0.431 5.639 6.621 2005 15.273 10.237 -0.450 5.699 6.615 2006 14.112 10.278 -0.425 5.746 6.456 2007 14.990 10.310 -0.325 5.788 6.406 2008 15.034 10.284 -0.307 5.769 6.409 2009 15.567 10.248 -0.333 5.737 6.449 2010 15.557 10.287 -0.207 5.785 6.279 2011 14.812 10.318 -0.184 5.817 6.204

Kuwait 2001 0 10.199 -0.318 6.279 10.319

(40)

30

(41)

31

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 2 Desember 1989 dari ayah Amat Kardi dan ibu Murtiningsih. Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara.Tahun 2001 penulis lulus dari SD Negeri 2 Sukamaju kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 7 Depok dan lulus pada tahun 2004. Tahun 2007 penulis lulus dari SMA Negeri 2 Depok dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur SPMB dan diterima di Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

Gambar

Tabel 1  Nilai ekspor dan impor buah di Indonesia
Gambar 1  Produksi buahGambar 1  Produksi buah-buahan di Indonesia (2000-2011)
Gambar 3  Perkembangan volume ekspor mangga Indonesia (ton) Gambar 3  Perkembangan volume ekspor mangga Indonesia (ton)        Sumber: Badan Pusat Statistik 2013 Gambar 3  Perkembangan volume ekspor mangga Indonesia (ton) Sumber: Badan Pusat Statistik 2013
Gambar 4  Kerangka Pemikiran
+5

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian lain yang mendukung adalah yang dilaksanakan oleh Pare, Amiruddin dan Leida (2012), yang menemukan bahwa ada hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan

Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari menyebarkan kuisioner kepada konsumen yang telah melihat tayangan iklan Yamaha Jupiter MX

Tujaan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara disiplin kerja dengan prestasi kerja karyawan, untuk mengetahui tingkat disiplin kerja, untuk mengetahui

BILA dalam Perjanjian Lama pelayanan kesembuhan termasuk jarang, dalam Perjanjian Baru situasinya berbeda, karena pelayanan Yesus pada umumnya diiringi dengan pelayanan mujizat

Peruntukan yang digunakan bagi membuat perolehan peralatan dan bahan menggunakan peruntukan yang diberikan oleh kerajaan. Sijil Pelepasan GST mestilah ditandatangani oleh

Menurut Sembiring (2005) menyatakan bahwa perusahaan yang lebih besar mungkin akan memiliki pemegang saham yang memperhatikan program sosial yang dibuat perusahaan

Nilai maximum variabel tata kelola perusahaan sebesar 91,91 yang berarti perusahaan dengan nilai perolehan skor CGPI paling banyak, diperoleh pada perusahaan PT Bank

Bibit tanaman C3 yang menerima intensitas cahaya tinggi dan kelebih- an nitrogen akan mengalami ganggu- an pertumbuhan dan perkembangan, akan tetapi perkembangan dan