• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Cemaran Kromium dan Zinkum Pada Air Sungai Deli secara Spektrofotometri Visibel

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Cemaran Kromium dan Zinkum Pada Air Sungai Deli secara Spektrofotometri Visibel"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS CEMARAN KROMIUM DAN ZINKUM PADA AIR

SUNGAI DELI SECARA SPEKTROFOTOMETRI VISIBEL

TUGAS AKHIR

OLEH:

WIDIA SASWITA SIREGAR

NIM 122410009

PROGRAM STUDI DIPLOMA III

ANALIS FARMASI DAN MAKANAN

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Pujidansyukurpenulispanjatkankehadirat Allah SWT yang telahmelimpahkanrahmat,

hidayahdankemudahankepadapenulissehinggadapatmenyelesaikanTugasAkhir yang berjudul “Analisis CemaranKromiumdan Zinkum PadaAir Sungai Deli secara Spektrofotometri Visibel”sebagaisalah satu syarat untuk menyelesaikan Pendidikan Program Studi Diploma III Analis Farmasi dan Makanan Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, penulis tidak dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini sebagaimana mestinya. Dengan segala kerendahan hati penulis ucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. SumadioHadisaputra, Apt.,

selakuDekanFakultasFarmasiUniversitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Julia Reveny, M.Si., Apt., selaku Wakil Dekan 1 Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.

2. BapakProf. Dr. Jansen Silalahi, M.App.Sc., Apt., selaku KoordinatorProgram Studi Diploma III Analis Farmasi dan Makanan di FakultasFarmasiUniversitasSumatera Utara.

3. Ibu Dr. Masfria, M.S., Apt., selaku Dosen Pembimbing yang telahmeluangkanwaktuuntukmemberikannasehatdanbimbinganhinggaseles ainyatugasakhirini.

(4)

5. SeluruhstafdanpegawaiLaboratorium PDAM Tirtanadi Medan yang telahmembimbingpenulissaat PKL di PDAM Tirtanadi Medan.

6. Serta pihak-pihak yang telah ikut membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini namun tidak tercantum namanya.

Teristimewa kedua orangtua penulis yaitu Ayahanda Abdul Kodir Siregar, SE., dan Ibunda Ade Ariati Hasibuan,Spd., serta saudara-saudara penulis yaitu Erni Hairani Siregar, SE., Aqmal Akhsan Miraza Siregar, SE., dan Indah Ramahdani Siregar yang selalu memberikan doa, semangat serta pengorbanan baik moril maupun materil dalam penyelesaian tugas akhir ini.

Penulismenyadaribahwatugasakhirinimasihsangatjauhdarikesempurnaan,

sehinggamembutuhkanmasukandankritikan yang bersifatmembangun.Olehkarenaitu, penulis sangat mengharapkan

masukandankritikan demi kesempurnaanTugasAkhirini.

Akhir kata penulisberharapsemogaTugasAkhirinidapatbermanfaatbagipenulissendirimaupunb

agipembaca.

(5)

Widia Saswita Siregar NIM 122410009 Analisis Kadar Kromium dan Zinkum Pada Air Sungai Deli

Secara Spektrofotometri Visibel

ABSTRAK

Air baku yang digunakan PDAM Titanadi adalah air sungai yang berasal dari sungai Deli yang dari hulu ke hilir melewati Kecamatan Namo Rambe Deli Tua. Banyak munculnya pemukiman-pemukiman warga di daerah tersebut, dengan sendirinya menambah aktivitas kehidupan yang menambah pengotoran atau pencemaran air sungai. Pencemaran air sungai disebabkan oleh limbah industri, limbah penduduk, limbah peternakan, bahan kimia dan unsur hara yang terdapat dalam air serta gangguan kimia dan fisika yang dapat mengganggu kesehatan manusia.

Cemaran yang ditemukan diperairan adalah kromium dan zinkum. Apabila masuk keperairan kromium dan zinkumakan bersifat toxic. Kadar kromium dan zinkum akan mempengaruhi toksisitasnya terhadap manusia. Kandungan maksimal ion kromium pada air baku adalah 0,05 mg/l dan kandungan ion zinkum pada air baku adalah 0,05 mg/l.

Dari hasil analisis yang menggunakan alat spektrofotometri visibel kadar kromiumdari sungai Delidiperoleh0.0539mg/Ldanzinkum diperoleh 0,002 mg/l. Dimana baku mutu kromium dan zinkum menurut Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 kadar maksimal untuk parameter kromium dan zinkum di dalam air bakuadalah 0.05 mg/L. Dari data di atas dinyatakan bahwa analisis kadar kromium melebihi batas maksimal yang di tetapkan dan analisis kadar zinkum yang dilakukan memenuhi persyaratan karena tidak melebihi batas ambang maksimal kadar yang telah ditetapkan.

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 LatarBelakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 3

1.3 Hipotesa ... 3

1.4 Tujuan ... 3

1.5 Manfaat ... 4

BAB III TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Air ... 5

2.2 Pencemaran Air ... 6

2.2.1 Indikator Pencemar Air ... 8

(7)
(8)
(9)

DAFTAR TABEL

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

(11)

Widia Saswita Siregar NIM 122410009 Analisis Kadar Kromium dan Zinkum Pada Air Sungai Deli

Secara Spektrofotometri Visibel

ABSTRAK

Air baku yang digunakan PDAM Titanadi adalah air sungai yang berasal dari sungai Deli yang dari hulu ke hilir melewati Kecamatan Namo Rambe Deli Tua. Banyak munculnya pemukiman-pemukiman warga di daerah tersebut, dengan sendirinya menambah aktivitas kehidupan yang menambah pengotoran atau pencemaran air sungai. Pencemaran air sungai disebabkan oleh limbah industri, limbah penduduk, limbah peternakan, bahan kimia dan unsur hara yang terdapat dalam air serta gangguan kimia dan fisika yang dapat mengganggu kesehatan manusia.

Cemaran yang ditemukan diperairan adalah kromium dan zinkum. Apabila masuk keperairan kromium dan zinkumakan bersifat toxic. Kadar kromium dan zinkum akan mempengaruhi toksisitasnya terhadap manusia. Kandungan maksimal ion kromium pada air baku adalah 0,05 mg/l dan kandungan ion zinkum pada air baku adalah 0,05 mg/l.

Dari hasil analisis yang menggunakan alat spektrofotometri visibel kadar kromiumdari sungai Delidiperoleh0.0539mg/Ldanzinkum diperoleh 0,002 mg/l. Dimana baku mutu kromium dan zinkum menurut Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 kadar maksimal untuk parameter kromium dan zinkum di dalam air bakuadalah 0.05 mg/L. Dari data di atas dinyatakan bahwa analisis kadar kromium melebihi batas maksimal yang di tetapkan dan analisis kadar zinkum yang dilakukan memenuhi persyaratan karena tidak melebihi batas ambang maksimal kadar yang telah ditetapkan.

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi ini. Air yang relatif bersih sangat berguna bagi manusia, baik untuk keperluan sehari-hari, untuk keperluan industri, untuk kebersihan sanitasi kota, maupun untuk keperluan pertanian dan lain sebagainya (Wardhana, 2004).

Dewasa ini air menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian yang seksama dan cermat. Untuk mendapatkan air yang baik, sesuai dengan standar tertentu, saat inimenjadi barang yang mahal karena air sudah banyak tercemar oleh bermacam-macam limbah dari hasil kegiatan manusia, baik limbah dari kegiatan rumah tangga, limbah dari kegiatan industri dan kegiatan-kegiatan lainnya (Wardhana, 2004).

Kegiatan manusia yang bisa menambah polutan bagi lingkungan berupa kegiatan industri, pertambangan, pembakaran bahan bakar, serta kegiatan domestik lain yang mampu meningkatkan kandungan di lingkungan udara, air dan tanah. Pencemaran mineral baik dari industri, kegiatan domestik, maupun sumber alami dari batuan akhirnya sampai ke sungai/laut dan selanjutnya mencemari manusia melalui ikan, air minum atau sumber irigasi lahan pertanian sehingga tanaman sebagai sumber pangan manusia tercemar mineral (Widowowati, 2008).

(13)

tidak berbau, tidak korosif, tidak meninggalkan endapan pada seluruh jaringan distribusinya, tidak mengandung kuman patogen, segala mahluk yang membahayakan kesehatan manusia. Salah satu parameter yang dijadikan persyaratan adalah kromium dan zinkum yaitu persyaratan kromium 0,01 mg/l dan persyaratan zinkum 0,005 mg/l sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 82 Tanggal 14 Desember 2001. Berdasarkan hal tersebut maka penulis melakukan pemeriksaan “Analisis Cemaran Kromium dan Zinkum Pada Air Sungai Deli”.

Metode yang digunakan untuk menganalisis cemaran adalah metode spektrofotometri, titrimetri, gravimetri, potensiometri dan Inductively Coupled Plasma (ICP). Namun, metode yang sering digunakan dalam menganalisis cemaran yaitu spektofotometri karena metode yang cepat, sederhana, spesifik, sensitive, dan dapat dipakai untuk analisis zat uji dalam jumlah/kadar yang kecil.

(14)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan pernyataan sebagai berikut:

1. Apakah air sungai Deli terdapat cemaran kromium dan zinkum ?

2. Apakah kadar kromium dan zinkum pada air sungai DelimelebihibataspersyaratanPeraturanPemerintahRepublik Indonesia No. 82 Tanggal 14 Desember 2001?

1.3Hipotesa

1. Diduga terdapat kromium dan zinkum pada air sungai Deli.

2. Didugakadarkromiumdanzinkumpada air sungai Deli melebihibataspersyaratanPeraturanPemerintahRepublik Indonesia No. 82

Tanggal 14 Desember 2001.

1.4 Tujuan

1. Untuk mengetahui kadar kromium dan zinkum pada air sungai Deli . 2. Untuk mengetahui apakah air sungai Deli memenuhi persyaratan yang

(15)

1.5 Manfaat

1. Mahasiswa dapat mengaplikasikan kemampuan dalam menganalisis kadar kromium dan zinkum yang dilakukan secara spektrofotometri.

(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air

Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia dan makhluk hidup lainnya dan fungsinya bagi kehidupan tersebut tidak akan dapat digantikan oleh senyawa lainnya. Hampir semua kegiatan yang di lakukan manusia membutuhkan air, mulai dari membersihkan diri (mandi), membersihkan ruangan tempat tinggalnya, menyiapkan makanan dan minuman sampai dengan aktivitas-aktivitas lainnya (Achmad. R, 2004).

Air merupakan komponen utama baik dalam tanaman maupun hewan termasuk manusia. Tubuh manusia terdiri dari 60-70% air. Transportasi zat-zat makanan dalam tubuh semuanya dalam bentuk larutan dengan pelarut air. Sebagian besar keperluan air sehari-hari berasal dari sumber air tanah dan sungai, air yang berasal dari PAM (air ledeng) juga bahan bakunya berasal dari sungai, oleh karena itu kuantitas dan kualitas sungai sebagai sumber air harus dipelihara (Achmad. R, 2004).

(17)

atau salju ke permukaan laut atau daratan. Sebelum tiba ke permukaan bumi sebagian langsung menguap ke udara dan sebagian tiba ke permukaan bumi. Tidak semua bagian hujan yang jatuh ke permukaan bumi mencapai permukaan tanah. Sebagian akan tertahan oleh tumbuh-tumbuhan di mana sebagian akan menguap dan sebagian lagi akan jatuh atau mengalir melalui dahan-dahan ke permukaan tanah (Sosrodarsono, 2003).

2.2 Pencemaran Air

Air merupakan zat yang penting dalam kehidupan makhluk hidup di dunia ini, dari hewan yang berspesies terendah sampai yang tertinggi, juga manusia dan tanaman. Apabila air sudah tercemar ion-ion yang berbahaya akan mengakibatkan hal-hal yang buruk bagi kehidupan (Darmono, 1995).

Secara umum, pencemar air dapat dikategorikan sebagai berikut:

BahanPencemar

Bahan pencemar yang paling sering menyebabkan gangguan kesehatan manusia adalah mikroorganisme patogen. Sumber utama mikroorganisme patogen berasaldariproses pembuanganyang dikeluarkanmanusia dan hewan yang tidak dikelola dengan baik.

Zat-zat pengikat Oksigen

(18)

lebih kecil dari 2 ppm hanya mendukung kehidupan cacing, bakteri, jamur dan mikroorganisme pengurai.

Sedimen

Sedimen meliputi tanah dan pasir yang umumnya masuk ke badan air akibat erosi atau banjir. Sedimen dapat mengakibatkan pendangkalan badan air (misalnya sungai). Selain itu, keberadaan sedimen di dalam air mengakibatkan terjadinya peningkatan kekeruhan air (Sunu, 2001).

Unsur hara

Unsur hara, khususnya nitrat dan posfat dapat mengakibatkan peningkatan produktivitas primer perairan. Peningkatan produktivitas primer perairan. Peningkatan produktivitas primer perairan sebagai akibat pengayaan air dengan unsur hara yang dibutuhkan oleh tumbuhan.

Pencemar anorganik

Banyak pencemar anorganik, seperti ion, garam, asam dan basa dapat masuk ke badan air melalui proses alam ataupun sebagai akibat aktivitas manusia. Beberapa jenis logam seperti merkuri, timbal, kadmium dan nikel dengan konsentrasi yang kecil sudah membahayakan makhluk hidup.

Zat kimia organik

(19)

Energi Panas

Kenaikan atau penurunan temperatur air dari kondisi normal dapat memperburuk kualitas air dan kehidupan didalamnya. Temperatur air biasanya lebih satbil dari temperatur udara, sehingga makhluk hidup air cenderung tidak mudah beradaptasi dengan perubahan temperatur yang tiba-tiba.

Zat radioaktif

Pembuangan sisa zat radioaktif ke lingkungan air secara langsung tidak diperbolehkan. Namun, mengingat aplikasi teknologi nuklir yang menggunakan zat radioaktif pada berbagai bidang sudah begitu banyak maka tidak tertutup kemungkinan bahwa zat radioaktif ikut terbawa ke lingkungan air (Mulia, 2005).

2.2.1 Indikator Pencemar Air

Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia di bumi ini. Sesuai dengan kegunaannya, air yang dipakai sebagi air minum, air untuk mandi dan mencuci, air untuk sanitasi dan air untuk transportasi, baik di sungai maupun laut (Wardhana, 2004).

(20)

• Tidak membuang air limbah industri secara langsung ke lingkungan

umum.

• Memiliki sarana instalasi pengolah air limbah (IPAL) yang sesuai dengan

kebutuhan.

• Diupayakan berlokasi tidak berada di hulu sungai, agar konservasi di

daerah hulu sungai dapat melestarikan daya dukung lingkungan.

• Perencanaan tata letak pabrik yang sesuai agar resapan air ke tanah lebih

maksimal seperti kolam penampungan air.

• Melakukan daur ulang penggunaan air dari hasil yang telah diolah

semaksimal mungkin (Sunu, 2001).

Di dalam kegiatan industri dan teknologi, air yang telah digunakan (air limbah industri) tidak boleh langsung dibuang ke lingkungan karena dapat menyebabkan pencemaran. Air tersebut harus diolah terlebih dahulu agar mempunyai kualitas yang sama dengan kualitas air lingkungan. Jadi air limbah industri harus mengalami proses daur ulang sehingga dapat digunakan lagi atau dibuang kembali ke lingkungan tanpa menyebabkan pencemaran air lingkungan (Wardhana, 2004).

(21)

Pada dasarnya polutan air dapat dibedakan menjadi dua yaitu limbah degradable dan non degradable. Limbah degradable yaitu limbah yang dapat terdekomposisi atau dapat dihilangkan dari perairan dengan proses biologis alamiah, seperti limbah domestik. Sedangkan limbah non degradable adalah limbah yang tidak dapat dihilangkan dari perairan dengan proses biologis alamiah, seperti limbah radiologi dan senyawa organik (Sunu, 2001).

Perencanaan kawasan-kawasan industri harus dilengkapi dengan pusat-pusat pengolahan air, sehingga tidak melakukan eksploitasi air tanah untuk kebutuhan industri. Disinilah, pemerintah harus berperan untuk menyediakan air bersih sebagai wujud tanggung jawabnya tutut serta melindungi lingkungan agar lestari (Sunu, 2001).

Indikator atau tanda bahwa air lingkungan telah tercemar adalah adanya perubahan atau tanda yang dapat diamati melalui:

1. Adanya perubahan suhu air.

2. Adanya perubahan pH atau konsentrasi ion Hidrogen. 3. Adanya perubahan warna, bau dan rasa air.

4. Timbulnya endapan, koloidal, bahan terlarut. 5. Adanya mikroorganisme.

6. Meningkatnya radioaktivitas air lingkungan (Wardhana, 2004) 2.2.2 Dampak Pencemaran Air

(22)

dari mikroorganisme sampai dengan mamalia. Tanpa air tidakadakehidupan di muka bumi ini. Jumlah air di muka bumi ini cukup banyak. Sekitar 71% dari luas permukaan bumi ini terdiri atas air. Enam puluh persen tubuh manusia pun terdiri atas air (Wardhana, 2004).

Berdasarkan cara pengamatannya, pengamatan komponen pencemaran air lingkungan dapat digolongkan menjadi:

1. Pengamatan secara fisis, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan tingkat kejernihan air (kekeruhan), perubahan suhu air, perubahan rasa dan warna air.

2. Pengamatan secara kimiawi, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan zat kimia yang terlarut, perubahan pH.

3. Pengamatan secara biologis, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan mikroorganisme yang ada di dalam air, terutama ada tidaknya bakteri patogen (Wardhana, 2004).

2.2.3 Sumber Pencemaran Air

Beberapa sumber pencemaran air yaitu: 1. Domestik (Rumah tangga)

Yaitu berasal dari pembuangan air kotor dari kamar mandi, kakus dan dapur.

2. Industri

(23)

tergantung pada bahan baku, proses industri, bahan bakar dan sistem pengelolaan limbah cair yang digunakan dalam industri tersebut.

Secara umum jenis polutan air dapat dikelompokkan sebagai berikut: a. Fisik

Pasir atau lumpur yang tercampur dalam limbah air. b. Kimia

Bahan pencemar yang berbahaya: Merkuri (Hg), Cadmium (Cd), Timah hitam (Pb), Pestisida dan jenis logam berat lainnya.

c. Mikrobiologi

Berbagai macam bakteri, virus, parasit dan lain-lainnya.

Misalnya yang berasal dari pabrik yang mengolah hasil ternak, rumah potong dan tempat pemerahan susu sapi.

d. Radioaktif

Beberapa bahan radioaktif yang dihasilkan oleh Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) dapat pula menimbulkan pencemaran air. 3. Pertanian dan Perkebunan

Polutan air dari pertanian/perkebunan dapat berupa: a. Zat kimia

Misalnya: berasal dari penggunaan pupuk, Pestisida seperti (DDT, Dieldrin dan lain-lain)

b. Mikrobiologi

(24)

c. Zat Radioaktif

Berasal dari penggunaan zat radioaktif yang dipakai dalam proses pematangan buah, mendapatkan bibit unggul, dan mempercepat pertumbuhan tanaman (Mukono, 2006).

2.3 Klasifikasi dan Kriteria Mutu Air

Peraturan Pemerintah RI No.82 Tahun 2001 Tanggal 14 Desember 2001 pada pasal 8 ayat 1 menerangkan klasifikasi air sebagai berikut:

Klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi 4 (empat) kelas:

a. Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut;

b. Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut;

c. Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut;

(25)

2.4 Kualitas Air

Kualitas air ditentukan berdasarkan atas maksud dan tujuan pemanfaatannya, misalnya :

a. Air steril (bebas kuman)

Berasal dari penyulingan, dimanfaatkan dalam pengobatan. b. Air minum

Air minum haruslah: - Tidak berwarna. - Tidak berbau. - Tidak berasa. - Harus jernih.

- Harus netral dengan kemasaman pH 7. - Tidak mengandung zat-zat organik.

- Tidak mengandung zat-zat mineral yang membahayakan manusia.

- Tidak mengandung kuman-kuman penyakit, dan sebagainya. (Rismunandar, 1993). 2.4.1 Parameter Uji Kualitas Air

(26)

a. Nilai Keasaman (pH) dan alkalinitas

Umumnya air yang normal memiliki pH sekitar netral, berkisar antara 6 hingga 8. Air limbah atau air yang tercemar memiliki pH yang sangat asam atau pH cenderung basa tergantung dari jenis limbah dan komponen pencemarnya.

b. BOD / COD

BOD (Biological Oxygen Demand) menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh organisme hidup di dalam air untuk menguraikan atau mengoksidasi bahan-bahan pencemar didalam air. Nilai BOD tidak menunjukkan jumlah bahan organik yang sebenarnya, tetapi hanya mengukur secara relatif jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan-bahan pencemar tersebut.

COD (Chemical Oxygen Demand) merupakan uji yang lebih cepat daripada uji BOD, yaitu suatu uji berdasarkan reaksi kimia tertentu untuk menentukan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bahan oksidan (misalnya kalium dikhromat) untuk mengoksidasi bahan-bahan organik yang terdapat di dalam air.

c. Suhu

(27)

kembali pada suhu normal, lama kelamaan dapat menyebabkan kematian ikan dan hewan lainnya.

d. Warna, rasa dan bau

Air yang normal tampak jernih, tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau. Air yang tidak jernih seringkali merupakan petunjuk awal terjadinya polusi di suatu perairan. Rasa air seringkali dihubungkan dengan bau air. Bau air dapat disebabkan oleh bahan-bahan kimia terlarut, ganggang plankton, tumbuhan air dan hewan air, baik yang masih hidup maupun yang mati.

e. Jumlah padatan

(28)

f. Kehadiran mikroba pencemar

Air merupakan habitat berjenis-jenis mikrobadan bakteri. Dari sekian banyak jenis mikroba yang bersifat patogen atau merugikan manusia, ada beberapa jenis mikroba yang sangat tidak dikehendaki kehadirannya karena mikroba tersebut berasal dari kotoran manusia dan hewan berdarah panas lainnya. Mikroba tersebut dapat berperan sebagai kualitas perairan. g. Kandungan minyak dan lemak

Meskipun minyak mengandung senyawa volatil yang mudah menguap, namun masih ada sisa minyak yang tidak dapat menguap. Karena minyak tidak dapat larut dalam air, maka sisa minyak akan tetap mengapung di air, kecuali jika minyak tersebut terdampar ke pantai atau tanah di sekeliling sungai. Minyak yang menutupi permukaan air akan menghalangi sinar matahari kedalam air. Selain itu lapisan minyak juga dapat mengurangi konsentrasi oksigen terlarut dalam air karena fiksasi oksigen bebas menjadi terhambat. Akibatnya terjadi ketidakseimbangan rantai makanan di dalam air.

h. Kandungan bahan radioaktif

(29)

bagi kesehatan manusia, diantaranya dapat menyebabkan gangguan pada fungsi syaraf, gangguan dalam pembelahan sel yang menyebabkan kanker serta gangguan dalam pembentukan sel-sel darah yang menyebabkan anemia.

i. Kandungan logam berat

Logan berat (heavy metals) atau logam toksik (toxic metals) adalah terminologi yang umumnya digunakan untuk menjelaskan sekelompok elemen-elemen logam yang kebanyakan tergolong berbahaya bila masuk ke dalam tubuh makhluk hidup. Logam berat yang terdapat baik di lingkungan maupun didalam tubuh manusia dalam konsentrasi yang sangat rendah disebut juga trace metals. Trace metals seperti kadmium (Cd), timbal (Pb), dan merkuri (Hg) mempunyai berat jenis sedikitnya 5 kali lebih besar daripada air.

Logam-logam berat yang sering dijumpai dalam lingkungan perairan yang tercemar limbah industri adalah merkuri atau air merkuri (Hg), nikel (Ni), kromium (Cr), kadmium (Cd), arsen (As) dan timbal (Pb). Logam-logam tersebut dapat mengumpul di dalam tubuh suatu organisme dan tetap tinggal dalam jangka waktu lama sebagai racun yang terakumulasi.

Selanjutnya, menurut sifat toksisitasnya unsur-unsur dapat dikelompokkan ke dalam 3 golongan, yaitu:

(30)

- Sangat toksik dan mudah dijumpai, yaitu : Be, Co, Ni, Cu, Zn, Sn, Cr, Te, Pd, As, Cd, Pt, Au, Ti, Pb, Jb, dan Bi.

- Sangat toksik tetapi tidak larut dan sukar dijumpai, yaitu: Ti, Ht, Zr, W, Nb, Ta, Re, Ga, La, Os, Rh, Ir, Ru dan Br (Nugroho, 2006).

Logam berat sebagai salah satu sumber pencemar anorganik yang masuk kedalam perairan tersebut dapat berasal dari:

- pelapukan batuan yang mengandung logam berat pencemaran ini bersifat alamiah.

- industri yang memproses biji tambang.

- pabrik - pabrik dan industri yang mempergunakan logam berat didalam prosess produksinnya.

(31)

2.5 Kromium

Kromium merupakan ion dengan berat atom 51,996 g/mol, bewarna abu-abu, tahan terhadap oksidasi meskipun pada suhu tinggi, mengkilat, keras, memiliki titik cair 1.857°C dan titik didih 2.672°C, bersifat paramagnetik (sedikit tertarik oleh magnet),(Widowowati, 2008).

Kromium adalah bahan kimia yang bersifat persisten, biokumulatif dan toksik yang tinggi serta tidak mampu terurai di dalam lingkungan, sulit diuraikan dan akhirnya diakumulasi dalam tubuh manusia melalui rantai makanan. Kestabilan kromium akan mempengaruhi toksisitasnya terhadap manusia secara berurutan, mulai dari tingkat toksisitas terendah yakni, Cr(0), Cr(III), Cr(VI). Cr(VI) pada umumnya 1000 kali lipat lebih toksik dibandingkan Cr(III). Kromium Cr(III) bersifat kurang toksksik dibandingkan Cr(VI). Tidak bersifat iritatif, serta tidak korosif (Widowati,W 2008).

Kromium sebagai ion bervalensi enam bersifat karsinogenik pada saluran pernapasan kumulatif pada tingkat konsentrasi mg/l dalam air minum. Konsentrasi unsur ini dalam air minum yang melebihi standar maksimum yang ditetapkan kemungkinan dapat menyebabkan kanker kulit dan kerusakan pada sistem pencernaan dan sistem pernapasan (Palar, 2008).

(32)

2.6 Seng

Seng adalah komponen alam yang terdapat di kerak bumi. Seng adalah memiliki karakteristik cukup reaktif, bewarna putih-kebiruan, pudar bila terkena uap udara, dan terbakar bila terkena udara dengan api hijau terang.Seng bereaksi dengan asam, basa dan senyawa non logam. Seng memiliki nomor atom 30 dan memiliki titik lebur 419,73°C (Widowati, 2008).

Seng sebenarnya tidak toksik, tetapi dalam keadaan sebagai ion, Zn bebas memiliki toksisitas tinggi. Meskipun seng merupakan unsur esensial bagi tubuh, tetapi dalam dosis tinggi Zn dapat berbahaya dan bersifat toksik. Konsumsi zn berlebih mampu mengakibatkan defisiensi mineral. Toksisitas seng bisa bersifat akut dan kronis. Intake zn 150-450 mg/hari mengakibatkan penurunan kadar Cu, perubahan fungsi Fe, pengurangan imunitas tubuh, serta pengurangan kadar high density lipoprotein (HDL) kolestrol (Widowati, 2008).

2.7 Metode Spektrofotometri

Metode pengukuran menggunakan prinsip spektrofotometri adalah berdasarkan absorpsi cahaya pada panjang gelombang tertentu melalui suatu larutan yang mengandung kontaminan yang akan ditentukan konsentrasinya. Prinsip kerja dari metode ini adalah jumlah cahaya yang diabsorpsi oleh larutan sebanding dengan konsentrasi kontaminan dalam larutan (Lestari,2010).

(33)

sebanding dengan konsentrasi. Salah satu aplikasi dari metode ini adalah analisis laboratorium untuk menetukan konsentrasi nitrogen dioksida diudara menggunakan reagen Saltzman (Lestari, 2010).

Suatu berkas radiasi dikenakan pada cuplikan (larutan sampel) dan intensitas sinar radiasi yang diteruskan diukur besarnya. Radiasi yang diserap oleh cuplikan ditentukan dengan membandingkan intensitas sinar yang diteruskan dengan intensitas yang diserap jika tidak ada spesies penyerap lainnya. Intensitas atau kekuatan radiasi cahaya sebanding dengan jumlah foton yang melalui satu satuan luas penampang perdetik. Serapan dapat terjadi jika foton/radiasi yang mengenai cuplikan memeiliki energi yang sama dengan energi yang dibutuhkan untuk menyebabkan terjadinya perubahan tenaga. Kekuatan radiasi juga mengalami penurunan dengan adanya penghamburan dan pemantulan cahaya, akan tetapi penurunan karena hal ini sangat kecil dibandingkan dengan proses penyerapan (Rohman, 2009).

(34)

gelombang tertentu dengan menggunakan hukum Lambert-Beer (Dachriyanus, 2004).

Spektrofotometer yang sesuai untuk pengukuran di daerah spektrum ultraviolet dan sinar tampak terdiri atas suatu sistem optik dengan kemampuan menghasilkan sinar monokromatis dalam jangkauan panjang gelombang 200-800 nm (Rohman, 2009).

2.7.1. Instrumentasi Spektrofotometri

Sebuahspektrofotometeradalahsuatuinstrumenuntukmengukurtransnitansat auabsorbanssuatusampelsebagaifungsipanjanggelombang,

pengukuranterhadapsederetansampelpadasuatupanjanggelombangtunggaldapat pula dilakukan (Day and Underwood, 1998)

(35)

Keterangangambar:

Sumber

(36)

BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Tempat

Penetapan kadar dalam analisis cemaran kromium dan zinkum di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara, bagian Laboratorium Pengujian Kualitas Air yang bertempat di Jln. Sisingamangaraja No.1 Medan.

3.2 Sampel

Air baku yang digunakan sebagai sampel uji dalam analisis cemaran kromium dan zinkum secara spektrofotometri visible adalah air sungai Deli.

3.3 Alat dan Bahan

3.3.1 Alat

Spektrofotometer DR 2010, spektrofotometer DR 5000, batang pengaduk, pipet tensette, kuvet 25 ml, pipet volume 25 ml, batang pengaduk, gelas ukur 25 ml, kuvet 10 ml, erlenmeyer 250 ml, pipet tetes plastik.

3.3.2 Bahan

(37)

3.4 Prosedur Kerja

3.4.1 Prosedur Kerja Analisis Kromium

-Ditekan power pada alat spektrofotometer DR 2000 atau DR 2010. -Ditekan nomor program 90 enter, layar akan Dial nm lo 540.

- Diputaran-putaran panjang gelombang hingga pada layar menunjukkan 540 nm.

- Ditekan enter, layar akan menampilkan mg/L Cr6+ . -Dituang sampel air ke dalam beaker glass 500 ml.

-Dipipet 25 ml sampel air dan masukkan kedalam kuvet pertama (sebagai blanko).

-Dipipet 25 ml sampel air dan masukkan kedalam kuvet kedua (sebagai sampel).

-Ditambahkan satuserbuk chromaver 3, tutup kemudian kocok hingga larut. -Ditekan Shift timer, 5 menit masa reaksi akan dimulai, setelah waktunya

tercapai layar akan menunjukkan mg/L Cr6+ . -Diletakkan blanko pada dudukan kuvet, tutup.

- Ditekan zero, pada layar akan menunjukkan 0,00 mg/L Cr6+ . - Diletakkan sampel pada dudukan kuvet, kemudian tutup. - Ditekan Read, catat hasil analisa Cr6+ yang ditunjuk pada layar.

(38)

3.4.2 Prosedur Kerja Analisis Zinkum

-Ditekan power pada alat spektrofotometer DR 5000, pilih nomor program 780 dan layar akan menunjukkan 780 zinkum.

-Diubah Multi-cell Adapter dengan holder persegi untuk kuvet ukuran 10 ml.

-Dituang 20 ml sampel air ke dalam gelas ukur 25 mL.

-Ditambahkan 1 serbuk zincover 5 ke dalam sampel. Gunakan penutup gelas ukur.

-Dikocok bolak-balik untuk melarutkan serbuk zincover secara sempurna. - Kemudian dituang 10 ml larutan sampai ke dalam kuvet. (sebagai blanko). -Digunakan pipet tetes plastik untuk meneteskan 0,5 mL siklohesanon ke

dalam sisa larutan sampel yang tersisa di dalam gelas ukur, tutup.

-Ditekan tombol TIMER>OK, maka waktu reaksi akan dimulai untuk 30 detik.

- Ditekan kembali tombol TIMER>OK, waktu reaksi akan berjalan selama 3 menit.

-Dituangkan larutan sampel di gelas ukur ke dalam kuvet kedua (sebagai sampel).

- Setelah waktu reaksi selesai, ditempatkan kuvet blanko ke dalam kuvet. Ditekan tombol ZERO, layar akan menampilkan 0,00 mg/l zn.

(39)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Dari analisis pengujian kromium dengan menggunakan alat spektrofotometer DR 2010 dan zinkum dengan menggunakan alat spektrofotometer 5000 didapatkan hasil sebagai berikut.

4.1.1 Analisis Kromium

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap air baku dari sungai Deli menggunakan alat Spektrofotometri DR 2010 diperoleh hasil absorbansi dan konsentrasi dari analisis kromium berdasarkan Tabel 1 dibawah ini:

Tabel 4.1. Hasil identifikasi air baku dari sungai Deli pada analisis kromium dengan metode Spektrofotometri DR 2010

4.1.2 AnalisisZinkum(Zn)

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap air baku dari sungai Deli menggunakan alat Spektrofotometri DR 5000 diperoleh hasil absorbansi dan konsentrasi dari analisis zinkum berdasarkan Tabel 2 dibawah ini:

(40)

Tabel 4.2. Hasil identifikasi air baku dari sungai Deli pada analisis zinkum dengan metode Spektrofotometri DR 5000

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan terhadap sampel air baku dari sungai Deli menggunakan alat Spektrofotometri DR 2010 pada analisis cemaran kromium didapatkan kadar kromium sebesar 0,0539 mg/L. Jika kita bandingkan kadar dari hasil ujipadaanalisiskromiumtidakmemenuhipersyaratan karena lebih dari persyaratan yaitu 0,0039 mg/L untuk digunakan sebagai proses pengelolaan air minum karena melewati ambang batas air baku yang telah ditetapkan menurut Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 yaitu batas kadar maksimum sebesar 0,05 mg/L.

Sedangkan, pada analisis cemaran zinkum menggunakan alat Spektrofotometri DR 5000 didapatkan kadar zinkum dalam air baku sungai Deli sebesar <0,021 mg/L. Jika kita bandingkan kadar dari hasil uji pada analisis zinkum dengan Peraturan Pemerintah No. 82 Tanggal 14 Desember Tahun 2001 dapat dinyatakan bahwa air baku tersebut layak untuk digunakan sebagai proses pengelolaan air minum selanjutnya untuk disalurkan kepada konsumen karena tidak melewati ambang batas air baku yang telah ditetapkan.

(41)
(42)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

1. Dari hasil uji yang dilakukan terhadap analisis cemaran kromium dan zinkum dalam air baku dari sungai Deli dapat disimpulkan bahwa kadar kromium yang dihasilkan sebesar 0,0539 mg/L dan kadar zinkum sebesar <0,021 mg/L.

2. Pengujian kromium melewati batas air baku dan zinkum tidak melewati batas air baku yang telah ditetapkan menurut Peraturan Pemerintah No. 82 Tanggal 14 Desember tahun 2001.

5.2 Saran

(43)

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, R. (2004). Kimia Lingkungan . Jakarta : ANDI. Halaman :15-19.

Dachriyanus. (2004). Analisis Struktur Senyawa Organik. Padang: Andalas University Press. Halaman : 1.

Darmono.(1995). LogamdalamSistemBiologiMakhlukHidup.Jakarta :Universitas Indonesia Press. Halaman : 95-96.

Mukono. (2006). Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan. Surabaya : Airlangga University Press. Halaman : 18-19.

Mulia, R. (2005). Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta : Graha Ilmu. Halaman : 47-53.

Nugroho, A. (2006). Bioindikator Kualitas Air. Jakarta: Universitas Trisakti. Halaman : 9-15.

Palar, H.(2008). Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat, Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Menteri Lingkungan Hidup, RI. (2001). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Jakarta.

Rismunandar. (1993). Air Fungsi dan Kegunaannya bagi Pertanian. Bandung : Sinar Baru Algensindo. Halaman : 7-8.

Rohman, A. (2008). Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Halaman : 120-240.

Sosrodarsono, S. (2003). Hidrologi untuk Pengairan. Jakarta : Abadi. Halaman: 1. Sukandarrumidi. (2009). Geologi Mineral Logam. Yogyakarta : Gajah Mada

University Press. Halaman : 160-161.

Sunu, P. (2001). Melindungi Lingkungan dengan Menerapkan ISO 14001. Jakarta : Grasindo . Halaman : 109-111.

(44)

Widowowati, W. (2008). Efek Toksik Logam. Yogyakarta : ANDI . Halaman 2-3

Lampiran 1. Gambar

Gambar 1. Gambar sampel

(45)

Gambar 3. Spektrofotometer DR 2010

Gambar 4. Chromaver 3

(46)

Gambar 6. Zincover Lampiran 2.

Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 standar kualitas baku mutu air baku tanggal 14 Desember Tahun 2001 dapat dilihat di bawah ini:

Tabel 1. Baku Mutu Air Baku

No Parameter Satuan Kadar maksimum

(47)

Lampiran 3. Perhitungan kadar kromium dan zinkum

1. Perhitungan kadar Kromium dengan Spektrofotometer DR 2010

Nilai Persamaan Kromium : y = 1,7411x + 0,0190

y = 1,7411x + 0,0190

x =

0,113 − 0,0190

1,7411

=

0,0539

x = 0,0539 mg/L

2. Perhitungan kadar Zinkum dengan Spektrofotometer DR 5000 Nilai Persamaan Zinkum : y = 0,7580x + 0,0067

Sampel Absorbansi Hasil

rata-Sampel Absorbansi Hasil

(48)

Gambar

Gambar 2.1 InstrumentasiAlatSpektrofotometri
Gambar 2. Spektrofotometer DR 5000
Gambar 3. Spektrofotometer DR 2010

Referensi

Dokumen terkait

Bila dibandingkan kadar sulfat dari sampel air yang diambil dari daerah Sibiru-biru dengan standar baku mutu air kelas II (400 mg/l) maka kadar sulfat dari sampel air yang

Telah ditentukan kadar fosfat dari air sungai Amplas yang diambil di daerah Amplas, air sungai Deli yang diambil di daerah Juanda dan air sungai Babura yang

Jadi kita dapat melihat perbandingan kadar mangan yang terkandung dalam air baku dengan air reservoir yang sudah memenuhi syarat dikarenakan air baku yang belum mengalami

Dari hasil analisa yang dilakukan diketahui bahwa lamanya penyimpanan sampel berpengaruh terhadap kadar Kromium heksavalen (Cr 6+ )... DEPOSITORY TIME INFLUENCE OF SAMPLE THE

Tabel 4.2: Hasil Pemeriksaan Kadar Seng (Zn) Air Baku dan Air Reservoir Sungai Deli di Laboratorium Instalasi PDAM Tirtanadi Deli Tua. No

Hasil analisis kadar kromium, mangan dan zink sebelum dan sesudah penambahan masing-masing larutan baku pada buah

Dan pada analisis sulfida dengan metode yang sama diketahui bahwa air baku mengandung sulfida dengan kadar 0,031 mg/L dimana kadar sulfida melebihi ambang batas yang

Bahan buangan organik pada umumnya berupa limbah yang dapat. membusuk oleh mikroorganisme.Oleh karena itu