• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengelolaan Pendapatan Retribusi Pasar Pada Dinas Pasar, Kebersihan Dan Pertamanan Kabupaten Serdang Bedagai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengelolaan Pendapatan Retribusi Pasar Pada Dinas Pasar, Kebersihan Dan Pertamanan Kabupaten Serdang Bedagai"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI TENTANG

PENGELOLAAN PENDAPATAN RETRIBUSI PASAR

PADA DINAS PASAR, KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

O L E H

PANJI SETIO PUTRADI 052600083

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ADMINISTRASI PERPAJAKAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

HALAMAN PERSETUJUAN

PROPOSAL PKLM DISETUJUI UNTUK DIPRESENTASIKAN OLEH :

NAMA : PANJI SETIO PUTRADI NIM : 052600083

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III ADMINISTRASI PERPAJAKAN

JUDUL : PENGELOLAAN PENDAPATAN RETRIBUSI PASAR PADA DINAS PASAR, KEBERSIHAN DAN

PERTAMANAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

Ketua PRODIP III Dosen Pembimbing Supervisor Administrasi perpajakan

Drs. M. Husni Thamrin Nst, M.si Drs. M. Husni Thamrin Nst, M.si Rosdiana Manik, SH NIP. 131 930 631 NIP. 131 930 631 NIP. 050 032 795

Diketahui oleh :

DEKAN FISIP USU

Prof. DR. M. Arif Nasution, MA

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan PKLM ini Telah Dipresentasikan Di Depan Panitia Penguji Program Diploma III Administrasi Perpajakan

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Pada Hari : Tanggal : Pukul :

TIM MAJELIS PENGUJI

Ketua : ( )

(4)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu penulis dengan segala kerendahan hati mengharapkan ada masukan yang berupa saran atau kritik sehat dari pembaca yang dapat bermanfaat dalam penulisan-penulisan lainnya pada masa yang akan datang.

Selanjutnya penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah banyak memberi bantuan dalam menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini, terutama sekali kepada :

1. Bapak Dekan FISIP USU Prof. DR. M. Arif Nasution, MA

2. Bapak Drs. M. Husni Thamrin Nst, M.si selaku Ketua Jurusan Program Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU, dan sekaligus selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan petunjuk dan bimbingan dengan penuh kesabaran dan nasihatnya dalam penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini.

3. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, khususnya Jurusan Administrasi Perpajakan, yang telah memberikan penulis berbagai disiplin ilmu mulai tingkat pertama hingga laporan ini selesai.

(5)

5. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada keluarga Pa’dhe Sunyoto SH, yang telah bersedia menampung penulis selama menjalani perkuliahan pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

6. Kepada rekan-rekan seangkatan Administrasi Perpajakan Tahun 2005 yang tidak bisa disebut satu persatu, terima kasih atas segala bantuan dan dukungannya selama perkuliahan.

7. Buat sobat-sobatku, Rendy thank’s komputernya, Da2nk atas pinjaman sepeda motornya, Bang Edo, Umbari dan lainnya yang tidak bisa disebutkan.

8. Buat anak-anak “Senja band”, Dian thank’s printernya, Andi, Kiki, Lia, atas do’a dan dukungannya sehingga penulis bersemangat untuk menyelesaikan laporan ini.

9. Buat sahabat-sahabat yang selalu memberi semangat, Arie Sandi, Eka, Ad’ Wulan, Ad’ Gita, Bogel dan lainnya yang tidak bisa disebutkan.

Laporan Akhir ini sudah selesai, namun penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan di dalamnya karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis. Untuk itu di harapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan dan penyempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua sebagai wacana dalam memperluas cakrawala pengetahuan.

Kiranya Allah SWT memberikan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga sukses dalam mencapai cita-cita yang di inginkan, Amin Yarobbal Alamin.

Medan, September 2008

(6)

DAFTAR ISI

Halaman KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... iv BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan

Mandiri (PKLM)... 1 B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja

Lapangan Mandiri (PKLM)... 3 C. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan

Mandiri (PKLM)... 4 D. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri

(PKLM)... 5 E. Metode Pengumpulan Data... 6 F. Sistematika Penulisan Laporan Praktik

Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)... 7 BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK

KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) A. Gambaran Umum Daerah Kabupaten

Serdang Bedagai... 9 B. Sejarah Singkat Undang-Undang Pajak

Daerah di Kabupaten Serdang Bedagai... 11 C. Struktur Organisasi Dinas Pasar, Kebersihan

Dan Pertamanan Kabupaten Serdang

Bedagai... 14 D. Bagan Struktur Organisasi Dinas Pasar,

Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten

(7)

Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten

Serdang Bedagai... 17 BAB III GAMBARAN PENERIMAAN RETRIBUSI

A. Ketentuan... 19 B. Objek dan Subjek Retribusi... 22 C. Perhitungan dan Pelaksanaan Pemungutan

Retribusi... 26 BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI DATA

A. Potensi Pajak Daerah dan Retribusi Pasar

Kabupaten Serdang Bedagai... 36 B. Target dan Realisasi Penerimaan Retribusi

Pasar Kabupaten Serdang Bedagai... 36 C. Kesulitan dan Upaya Peningkatan Dalam

Pemungutan Retribusi Pasar... 38 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan... 40 B. Saran... 42 DAFTAR PUSTAKA

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang PKLM ( Praktik Kerja Lapangan Mandiri )

Pada hakikatnya pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah merupakan suatu proses perubahan yang terus-menerus mengarah pada kemajuan negara. Pembangunan dilakukan secara sadar, terencana dan bertahap yang mana dalam hal ini dibutuhkan segala potensi yang ada, baik itu sumber daya alam, teknologi, finansial, manajemen, maupun sumber daya manusia.

Dalam penyeleggaraan pembangunan khususnya di daerah, kepada pemerintah daerah diberikan wewenang untuk mengisi kas pemerintahannya melalui pemanfaatan sumber daya yang dimiliki oleh daerah tersebut, yang disebut pendapatan asli daerah, yang mana pendapatan asli daerah ini diharapkan dapat menjadi tulang punggung pembiayaan bagi daerah-daerah yang melaksanakan otonomi. sehingga pelaksanaan pelayanan, pembangunan, dan pemerintahan dapat berjalan dengan efektif dan efisien.

Sebagian besar daerah di Indonesia, dalam hal ini termasuk daerah Serdang Bedagai, memperoleh sumber pendapatan asli daerahnya dari sektor retribusi daerah. Hal ini menunjukkan bahwa pendapatan yang diperoleh dari sektor retribusi daerah merupakan salah satu sumber yang memberikan kontribusi cukup besar bagi penerimaan keuangan daerah. Retribusi daerah cenderung menunjukkan peningkatan disebabkan karena beberapa faktor ekstern dan intern yang mendukungnya. Adapun faktor ekstern pendukung tersebut antara lain adalah makin tingginya mobilisasi masyarakat atas pemanfaatan fasilitas yang disediakan oleh penerintah daerah. Sedangkan faktor intern pendukungnya adalah semakin membaiknya efektifitas dan efesiensi atas pekerjaan yang dilaksanakan oleh aparat pemerintah daerah.

(9)

retribusi pasar ini merupakan kontra prestasi langsung atas jasa pasar yang dipakai oleh masyarakat. Seperti halnya daerah-daerah lain, maka daerah Serdang Bedagai juga menyelenggarakan pasar guna manampung para pedagang baik itu pedagang asli daerah maupun pedagang yang berasal dari luar Serdang Bedagai.

Dengan penyelenggaraan dan pelayanan pasar, maka pemerintah daerah berhak untuk memungut retribusi pasar sebagai balas jasa serta berkewajiban untuk menjaga stabilitas penerimaan dari sektor ini agar terus meningkat dan dapat mencapai target penerimaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Pemerintah daerah dalam hal ini juga dituntut untuk berupaya mengatasi segala faktor-faktor yang menjadi penghambat dalam penerimaan retribusi pasar, dan berkaitan erat terhadap pengelolaannya.

Mengingat besarnya kontribusi retribusi pasar bagi penerimaan pendapatan asli daerah yang berpengaruh terhadap pembangunan daerah Serdang Bedagai, maka penulis bermaksud untuk menulis laporan praktik kerja lapangan mandiri ini dengan judul ” Pengelolaan Pendapatan Retribusi Pasar pada Dinas Pasar Kebersihan dan Pertamanan Serdang Bedagai”.

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM )

Praktik Kerja Lapangan Mandiri merupakan salah satu persyaratan yang wajib dilaksanakan oleh mahasiswa perpajakan, dalam menyeselesaikan pendidikan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

1. Tujuan PKLM

a. Untuk mengetahui prosedur penerimaan pendapatan retribusi pasar di Dinas Pasar kabupaten Serdang Bedagai.

b. Untuk mengetahui target dan realisasi retribusi pasar pada tahun anggaran 2005/2006 dan 2006/2007.

(10)

2. Manfaat PKLM 2.1Bagi Mahasiswa

a. Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman belajar pada suatu instansi pemerintah dalam hal ini Dinas Pasar.

b. Meningkatkan pendekatan sosial dan komunikasi mengenai gambaran dunia kerja.

c. Meningkatkan kemapuan berfikir serta daya nalar mahasiswa sehingga dapat melakukan pengkajian suatu masalah ilmiah.

2.2 Bagi Dinas Pasar Kabupaten Serdang Bedagai

a. Membina kerja sama antara lembaga pendidikan dengan instansi pemerintah.

b. Dapat memperoleh ide-ide baru dalam upaya mengoptimalkan penerimaan retribusi pasar di kantor dinas pasar kabupaten Serdang Bedagai.

2.3 Bagi Universitas

a. Membuka interaksi antar mahasiswa, dosen, dan instansi pemerintah. b. Meningkatkan hubungan kerja sama yang baik dengan pihak dinas pasar

kabupaten Serdang Bedagai.

c. Mempromosikan sumber daya universitas.

C. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM )

(11)

D. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM )

Untuk melengkapi dan mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan dalam PKLM ini adalah sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

Dalam tahap ini penulis akan melakukan berbagai persiapan dimulai dari penentuan tempat Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ), mencari bahan untuk melengkapi pembuatan proposal tentang judul yang akan diajukan.

2. Studi Litratur

Penulis mencari data-data serta informasi-informasi dengan membaca landasan teori, menelaah buku-buku, perundang-undangan perpajakan, Peraturan pemerintah, informasi dari majalah yang berhubungan dengan kegiatan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ).

3. Observasi Lapangan

Yaitu dengan melakukan peninjauan kembali atau pengamatan secara langsung pada objek PKLM untuk mengetahui sistem-sistem yang berlaku di Dinas Pasar Kabupaten Serdang Bedagai serta mempelajari laporan- laporan yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas.

4. Pengumpulan Data

Dalam hal ini penulis mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan pembahasan pada Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

5. Analisis dan Evaluasi Data

Yaitu kegiatan studi yang dilakukan dengan cara menganalisa permasalahan dan kendala yang dihadapi dan mencaritahu atau menanyakan solusi / jalan keluar yang terbaik untuk memecahkan masalah tersebut kepada pegawai Dinas Pasar Kabupaten Serdang Bedagai.

E. Metode pengumpulan Data

(12)

Yaitu kegiatan mengumpulkan dan mencari data dengan mengajukan pertanyaan langsung kepada pihak-pihak pegawai yang dianggap mampu memberikan masukan data dan informasi yang diperlukan dalam penyusunan laporan, menguraikan masalah dalam penelitian.

b. Metode Observasi

Yaitu studi yang dilakukan dengan pengamatan lagasung dalam kegiatan yang dilakukan dalam pencatatan terhadap tiap gejala yang menjadi objek penelitian. c. Metode Dokumentasi

Dalam metode ini penulis meminta dokumen yang berhubungan dengan objek, struktur organisasi dan dokumen lainnya yang dianggap sebagai bukti dalam melengkapi Laporan Praktik kerja Lapangan Mandiri (PKLM).

F. Sistematika Penulisan Laporan praktik kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Untuk mempermudah pemahaman dalam pembahasan laporan PKLM ini maka penulis membaginya kedalam IV bab pembahasan yang terdiri dari :

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini diberikan gambaran mengenai keseluruhan isi dari laporan ini. Bab ini terdiri dari latar belakang PKLM, perumusan masalah, tujuan dan manfaat PKLM, ruang lingkup PKLM, metode PKLM, metode pengumpulan data dan sistematika penulisan laporan PKLM.

BAB II : GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM

Pada bab ini diberikan keterangan mengenai Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Serdang Bedagai dan uraian mengaenai struktur organisasi, tugas dan fungsi dari Dinas Pasar, kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Serdang Bedagai.

BAB III : GAMBARAN PENERIMAAN RETRIBUSI

(13)

BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI DATA

Dalam bab ini menganalisa mengenai data yang diperoleh, upaya- upaya permasalahannya, langkah yang ditempuh, kemudian melakukan evaluasi, sehingga tercapai tujuan dan manfaat PKLM.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

(14)

BAB II

GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI

PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

(PKLM)

A. Gambaran Umum Daerah Kabupaten Serdang Bedagai 1. Sejarah

Kabupaten Serdang bedagai yang beribukota Sei Rampah adalah kabupaten yang baru dimekarkan dari Kabupaten Deli Serdang sesuai UU RI Nomor 36 Tahun 2003 pada tanggal 18 Desember 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Samosir dan Kabupaten Serdang Bedagai pada 18 Desember 2003, semasa pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri.

Bupatinya adalah Ir. HT Erry Nuradi MBA, Wakil Bupati adalah Ir. H Soekirman, serta Sekretaris Kepala Daerah adalah Ir. Djalil Azwar, M.Si. Ketiga pimpinan ini dikenal sebagai pimpinan yang sangat kompak, sehingga menjadikan Serdang Bedagai menjadi Kabupaten Pemekaran Terbaik di Indonesia, dan Kabupaten terbaik di Sumatera Utara.

2. Batas batas

Kabupaten Sredang Bedagai adalah merupakan salah satu Kabupaten di daerah Sumatera Utara, dengan batas wilayah sebagai berikut:

- Utara : Selat Malaka

- Selatan : Kec. Dolok Batunaggar, Raya Kaehan dan Silau Kaehan di kab. Simalungun.

- Barat : Sungai Ular Dan Sungai Buaya

- Timur : Kec. Dolok Batunaggar, Raya Kaehan dan Silau Kaehan di Kab. Simalungun.

3. Luas Wilayah

(15)

4. Kecamatan

Kabupaten Serdang Bedagai trdiri dari 17 kecamatan, yaitu: 1. Kotarih

2. Dolok Masihul 3. Sipispis

4. Dolok merawan 5. Tebingtinggi 6. Bandar Khalipah 7. Tanjung Beringin 8. Teluk Mengkudu 9. Sei Rampah 10.Perbaungan 11.Pantai cermin 12.Pegajahan 13.Silinda

14.Tebing Syahbandar 15.Sei Bamban

16.Bintang Bayu 17.Serba Jadi

5. Potensi Serdang Bedagai

Potensi terbesar yang dimiliki Serdang Bedagai adalah persawahan yang memproduksi 354.355 ton gabah dari luas lahan 68.967 hektar pada tahun 2003. Produksi ini surplus 134.115 ton yang didistribusikan ke berbagai daerah. Disusul oleh ubi kayu 272.173 ton.

6. Penduduk

(16)

atau sekitar 3 persen. Sementara keragaman budaya yang ada tergambar dari multi etnis yang ada, yakni Jawa, Melayu, Batak Karo, Batak Simalungun, Karo, Angkola, Mandailing, Minang, Banjar, Aceh, Nias, dan Tionghoa-Indonesia.

B. Sejarah Singkat Undang-Undang Pajak Daerah di Kabupaten Serdang Bedagai

Pajak Daerah adalah iuran wajib pajak yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan perundang undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah.

Masalah pajak daerah merupakan masalah yang sangat penting karena menyangkut perkembangan suatu daerah.Tapi menurut sebagian besar masyarakat Serdang Bedagai tidak penting. Masyarakat menganggap bahwa pemungutan pajak daerah hanyalah cara pemerintah untuk memperkaya diri sendiri. Selain itu karena rendahnya tingkat pendidikan masyarakat Serdang Bedagai, kebanyakan masyarakat Serdang Bedagai tidak mau membayar pajak hanya sebagian kecil saja yang mau membayar, padahal masalah pajak daerah merupakan tanggung jawab semua masyarakat Serdang Bedagai.

(17)

Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438). Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Undang undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1983 Nomor 6, Tambahan lembaran Negara Nomor 3258).

Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952). Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4139). Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 Tahun 1999 tentang Sisim dan Prosedur Administrasi Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Penerimaan Pendapatan Lain-Lain. Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor: 131.22-91 Tahun 2005 tanggal 21 Februari 2005 tentang Pemberhentian Pejabat Bupati Serdang Bedagai. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor: 131.22.653 Tahun 2005 tentang Pemberhentian Pejabat Bupati dan Pengesahan Pengangkatan Pejabat Bupati Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara. Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Serdang Bedagai Nomor 172/11/ DPRD/2005 tentang Organisasi, Pajak dan Retribusi Daerah serta Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD Kabupaten Serdang Bedagai.

Kabupaten Serdang Bedagai telah mempunyai Peraturan Daerah pada tahun 2005 yang mengatur tentang Retribusi Pelayanan Pasar, (Peraturan Daerah Nomor: 20 Tahun 2005).

(18)

disempurnakan dengan menerbitkan Peraturan Daerah yang berpedoman kepada Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2007.

C. Struktur Organisasi Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Serdang Bedagai

Suatu struktur organisasi akan menggambarkan secara jelas mengenai pembagian dan pembagian antara tugas, wewenang dan tanggung jawab setiap orang dalam suatu organisasi dalam mencapai tujuan setiap bagian dan tujuan setiap bagian dan tujuan dari organisasi itu dengan cara yang paling efektif dan efisien. Struktur organisasi dapat dilihat sebagai mekanisme formal dengan nama organisasi dikelola. Struktur ini mengandung unsur-unsur spesialisasi kerja. Berikut ini penulis akan menguraikan struktur organisasi dan kemudian menyajikannya dalam bagan ;

1. Susunan organisasi Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Serdang Badagai terdiri dari:

a. Kepala Dinas, b. Sekretariat, c. Sub Bidang, d. Sub Bagian, e. Seksi,

f. Jabatan Fungsional,

g. Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas.

2. Bagian Sekretariat membawahkan: a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian b. Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan

c. Sub Bagian Perencanaan Program dan Akuntabilitas 3. Sub Bidang Pengelolaan Pasar membawahkan:

a. Seksi Pembangunan Pasar

(19)

4. Sub Bidang Kebersihan membawahkan:

(20)
(21)

E. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pasar Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Serdang Bedagai

1. Kedudukan

Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Serdang Bedagai merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah Kabupaten yang dipimpin oleh seorang kepala Dinas yang bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah Kabupaten.

2. Tugas Pokok

Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Serdang Bedagai mempunyai tugas melaksanakan kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten dalam bidang Pendapatan Daerah, khususnya Pelayanan Pasar.

3. Fungsi

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud di atas Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Serdang Bedagai mempunyai fungsi:

a. Pelaksanaan penyusunan rencana dan program peningkatan pendapatan retribusi pasar, serta pengembangan, pemantauan, dan pengendalian operasional.

b. Pelaksanaan pendaftaran, pendataan, dan pemeriksaan objek pajak retribusi pasar.

c. Pelaksanaan pemeriksaan dokumen pajak dan retribusi pajak untuk penyajian data.

d. Pelaksanaan penetapan, dan perhitungan retribusi pasar.

e. Melakukan pembukuan, penerimaan dan penagihan pajak dan retribusi pasar.

(22)

BAB III

GAMBARAN PENERIMAAN RETRIBUSI

A. Ketentuan

Ketentuan umum dalam Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah:

1. Daerah otonom, selanjutnya disebut daerah adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2. Otonomi Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan perundang-undangan.

3. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintah Daerah.

4. Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada Daerah Otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

5. Peraturan Daerah yang selanjutnya disebut Perda adalah peraturan daerah provinsi dan/atau Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.

Pengertian Retribusi

(23)

Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut peraturan perundang – undangan Retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi, termasuk pemungut atau pemotong Retribusi tertentu.

Surat Pemberitahuan Retribusi Daerah yang selanjutnya dapat disingkat SPTRD adalah surat yang digunakan oleh Wajib Retribusi untuk melaporkan objek retribusi dan wajib retribusi sebagai dasar perhitungan dan pembayaran retribusi yang terutang menurut Peraturan perundang - undangan di bidang retribusi daerah.

Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya dapat disingkat SKRD adalah surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah Retribusi terutang.

Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang Bayar Tambahan yang selanjutnya dapat disingakat SKRDKBT adalah surat keputusan yang menentukan tambahan atas jumlah retribusi yang lebih ditetapkan.

Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar yang selanjutnya dapat disingkat SKRDLB adalah surat keputusan yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran Retribusi karena jumlah kredit Retribusi lebih besar dari pada Retribusi yang terutang atau tidak seharusnya terutang.

Surat Setoran Retribusi Daerah yang selanjutnya dapat disingakat SSRD adalah surat yang digunakan wajib retibusi untuk melakukan pembayaran atau penyetoran retribusi yang terutang ke kas Daerah atau ke tempat pembayaran lain yang ditetapkan oleh Kepala Daerah.

Surat Tagihan Retribusi Daerah yang selanjutnya dapat disingkat STRD adalah surat untuk melakukan tagihan retribusi dan/atau sanksi administrasi berupa bunga dan/atau denda.

Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, mengolah data dan/atau keterangan lainnya untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban Retribusi Daerah dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan Peraturan perundang - undangan di bidang retribusi.

(24)

Penyidik, untuk mencari serta mengumpulkan bukti, yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana dibidang Retribusi Daerah yang terjadi serta menemukan tersangkanya.

B. Objek dan Subjek Retribusi B.1. Objek Retribusi

Objek Retribusi Pasar adalah orang pribadi atau badan yang berjualan di pusat pasar baik di kios, loods, stand dimana tempat mereka berjualan itu di bawah pengawasan Sub Dinas Pasar. Pelayanan yang disediakan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan pemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.

Jenis-jenis jasa umum yang juga termasuk didalamnya Retribusi Pasar adalah : a. Retribusi Pelayanan Kesehatan

b. Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan

c. Rretribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akte Catatan Sipil.

d. Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat e. Retribusi Parkir Di Tepi Jalan Umum

f. Retribusi Pasar g. Retribusi Air Bersih

h. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor

i. Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran j. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta

k. Retribusi Pengujian Kapal Perikanan.

B.2 Subjek Retribusi

(25)

B.3. Jenis Pasar Yang Ada Pada Kabupaten Serdang Bedagai

Pada kabupaten Serdang Bedagai terdapat 2 (dua) jenis Pasar, yaitu :

a. Pasar Harian, yang mempunyai data sebagai berikut; NO Nama pasar/alamat Kecamatan Volume

Kegiatan Hari Kegiatan

1 Perbaungan Perbaungan 7 X Seminggu Senin s/d Minggu

2 Tanjung Beringin Tanjung Beringin 7 X Seminggu Senin s/d Minggu

3 Sei Rampah Sei Rampah 7 X Seminggu Senin s/d Minggu

4 Dolok Masihul Dolok Masihul 7 X Seminggu Senin s/d Minggu

(26)

b. Pasar Mingguan, yang mempunyai data sebagai berikut;

NO NAMA PASAR/ALAMAT KECAMATAN VOLUME

KEGIATAN HARI KEGIATAN

1 BENGKEL PERBAUNGAN 2 X SEMINGGU SELASA-JUM’AT

2 SEI BULUH PERBAUNGAN 2 X SEMINGGU SENIN-KAMIS

3 SUKA SARI PEGAJAHAN 1 X SEMINGGU SENIN

4 PETUARAN PEGAJAHAN 1 X SEMINGGU MINGGU

5 BINGKAT PEGAJAHAN 1 X SEMINGGU SABTU

6 PANTAI CERMIN PANTAI CERMIN 1 X SEMINGGU RABU

7 FOOD COURT PANTAI CERMIN 2 X SEMINGGU SABTU-MINGGU

8 SIALANG BUAH TELUK MENGKUDU 1 X SEMINGGU SABTU

9 MATA PAO TELUK MENGKUDU 1 X SEMINGGU MINGGU

10 KAMPUNG PON SEI BAMBAN 2 X SEMINGGU KAMIS-SENIN

11 JUHAR I BANDAR

KHALIFAH

1 X SEMINGGU RABU

12 SEI BERONG BANDAR

KHALIFAH

1 X SEMINGGU SABTU

13 SIPISPIS SIPISPIS 1 X SEMINGGU KAMIS

14 NAGUR PANE SIPISPIS 1 X DUA MINGGU SABTU

(27)

16 PEKAN SELASA BINTANG BAYU 1 X SEMINGGU SELASA

17 KOTARIH KOTARIH 1 X SEMINGGU MINGGU

18 SILINDA SILINDA 1 X SEMINGGU JUM’AT

(28)

C. Penghitungan dan Pelaksanaan Pemungutan Retribusi C.1. Penghitungan

Besarnya Retribusi yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang menggunakan jasa atau perijinan tertentu dihitung dengan cara mengalikan tarif retribusi dengan tingkat penggunaan jasa.

Tarif Retribusi ditinjau kembali paling lama 5 (lima) tahun sekali. Tata cara pelaksanaan pemungutan Retribusi ditetapkan oleh Kepala Daerah dengan berpedoman kepada Keputusan Menteri Dalam Negeri.

Basarnya Retribusi yang terutang dihitung berdasarkan : a. Tingkat penggunaan jasa

b. Tarif Retribusi

Untuk Retribusi jasa umum ditetapkan berdasarkan kebijaksanaan Daerah dengan mempertimbangkan biaya penyediaan jasa yang bersangkutan, kemampuan masyarakat dan aspek keadilan.

Struktur besarnya tarif retribusi ditetapkan sebagai berikut :

1. Penyewa yang menempati kios/Loods wajib mempunyai kartu hak sewa/pakai yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan dan dikenakan biaya sebesar :

a. Loods pasar mingguan ……….. Rp. 10.000,-/stand b. Loods pasar harian ……… Rp. 15.000,-/stand c. Kios pasar harian ……….. Rp. 20.000,-/stand d. Kartu Hak Sewa berlaku untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.

2. Khusus pasar yang dibangun dengan biaya inpres, penyewa diwajibkan untuk membayar cicilan nilai sewa inpres sesuai dengan besar cicilan yang ditetapkan, kemudian sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3. Besarnya Retribusi Pasar adalah sebagai berikut :

(29)

c. Kios Pasar Mingguan tiap M² ... Rp. 300,-/hari d. Kios Daging tiap M² ... Rp. 600,-/hari e. Loods Pasar Harian Kelas I tiap M² ... Rp. 200,-/hari f. Loods Pasar Harian Kelas II tiap M² ... Rp. 150,-/hari g. Loods Pasar Mingguan tiap M² ………... Rp. 250,-/hari h. Loods Pasar Ikan tiap M² ………. Rp. 500,-/hari i. Loods Pasar Daging tiap M² ……… Rp. 500,-/hari j. Pasar Grosir ………. Rp. 1000,-/hari k. Pasar Ikan Lelang Langsung dikenakan Retribusi 5% dari Harga Lelang. l.

4. Pasar Hasil Bumi/Ternak ditetapkan sebagai berikut :

No Nama Jenis Barang Besarnya Retribusi Keterangan

(30)

18

Daun Nilam/ Minyak Nilam

Dedak/Kulit Padi dan sejenisnya

Ampas Ubi dan sejenisnya

Kayu Bakar dan sejenisnya

Pupuk Kandang

Telur Ayam dan sejenisnya

Rp. 5,-/ikat

5. Pemakaian fasilitas kamar mandi / Wc dalam lokasi pasar sebagai berikut : a. Mandi ... Rp. 1000,- b. Buang air besar ... Rp. 500,- c. Buang air kecil ... Rp. 300,-

C.2. Tata Cara Pemungutan

Pemungutan Retribusi tidak dapat diborongkan. Retribusi dipungut dengan menggunakan Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) atau dokumen lain yang dipersamakan, dan hasil pungutan retribusi disetor ke kas Daerah.

Dalam hal Wajib Retribusi tertentu tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) setiap bulan dari Retribusi yang terutang yang tidak atau kurang dibayar dan ditagih dengan menggunakan Surat Tagihan Retribusi Daerah.

(31)

C.3. Tata Cara Pembayaran

Pembayaran Retribusi harus dilakukan secara tunai/lunas. Retribusi yang terutang dilunasi selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari sejak diterbitkannya SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan, SKRDKBT dan STRD. Tata cara pembayaran, penyetoran, tempat pembayaran ditetapkan oleh Kepala Daerah sebagaimana diatur dalam KEPMENDAGRI Nomor 43 Tahun 1999 tentang Sistem dan Prosedur Administrasi Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Penerimaan Pendapatan lain-lain.

C.4. Tata Cara Penagihan

Surat teguran atau surat peringatan atau surat lain yang sejenis yang dikeluarkan oleh Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjuk adalah sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan retribusi dikeluarkan setelah 7 (tujuh) hari sejak jatuh tempo pembayaran, penagihan jangka waktu 7(tujuh) hari setelah tanggal surat teguran atau peringatan atau surat lain yang sejenis disampaikan, wajib retribusi harus melunasi retribusinya yang terutang.

C.5. Tata Cara Pengurangan, Keringanan, Pembebasan dan Pembatalan Retribusi

Tata cara pemberian pengurangan, keringanan, pembebasan dan pembatalan retribusi ditetapkan oleh Kepala Daerah, sebagaimana diatur dalam KEPMENDAGRI Nomor 43 tahun 1999 tentang Sistem dan Prosedur Administrasi Pajak Daerah dan Penerimaan Pendapatan lain-lain. Pembatalan yang di maksud adalah atas izin yang telah diterbitkan.

C.6 . Pengembalian Kelebihan Pembayaran

(32)

diterimanya permohonan kelebihan pembayaran pajak sebagaimana yang dimaksud di atas harus memberikan keputusan.

Kepala Daerah dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak diterimanya permohonan kelebihan pembayaran Retribusi sebagaimana di maksud di atas harus memberikan keputusan.

Apabila jangka waktu sebagaimana di maksud pada paragraf dua telah dilampaui dan Kepala Daerah tidak memberikan suatu keputusan, permohonan pengembalian pembayaran pajak atau Retribusi dianggap dikabulkan dan surat ketetapan pajak pajak daerah lebih bayar atau surat ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar harus diterbitkan dalam jangka waktu paling lama satu bulan.

Apabila Wajib Pajak atau Wajib Retribusi mempunyai hutang Pajak atau hutang Retribusi lainnya, kelebihan pembayaran pajak atau retribusi sebagaimana dimaksud di atas langsung diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu hutang pajak atau hutang retribusi tersebut.

Pengembalian kelebihan pembayaran pajak atau retribusi sebagaimana dimaksud di atas dilakukan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak diterbitkannya surat ketetapan pajak daerah lebih bayar atau surat ketetapan Retribusi Daerah lebih bayar.

Apabila pengembalian kelebihan pembayaran pajak atau retribusi dilakukan setelah lewat jangka waktu 2 (dua) bulan, Kepala Daerah memberikan imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan atas keterlambatan pembayaran kelebihan pembayaran pajak atau retribusi.

C.7. Kadaluarsa

Penagihan retribusi kadaluarsa setelah melampaui jangka waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak saat terutangnya retribusi, kecuali apabila Wajib Retribusi melakukan tindak pidana di bidang retribusi, dan kadaluarsa penagihan retribusi akan tertangguh apabila:

(33)

b. Ada pengakuan utang retribusi dari wajib retribusi dari wajib retribusi baik langsung maupun tidak langsung.

C.8. Tata Cara Penghapusan Retribusi Yang Kadaluarsa

Piutang Retribusi yang tidak mungkin ditagih karena hak untuk melakukan penagihan sudah kadaluarsa dapat dihapus, dan Kepala Daerah yng menetapkan Keputusan Penghapusan Piutang Retribusi.

C.9. Ketentuan Pidana

Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan Keuangan Daerah, diancam pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak 4 (empat) kali jumlah Retribusi yang terutang. Dan tindak pidana sebagaimana dimaksud adalah pelanggaran.

C.10. Penyidikan

Pejabat Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Daerah, diberi wewenang khusus sebagai Penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Hukum Acara Pidana yang berlaku.

Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud adalah sebagai berikut:

a. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas.

b. Meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana retribusi.

c. Meminta keterangan dan bahan bukti bagi orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana di bidang retribusi.

(34)

e. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan dan dokuman-dokumen lain, serta malakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut.

f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana dibidang Retribusi.

g. Menyuruh berhenti dan /atau melarang seseorang maninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang dan/atau dokumen yang dibawa.

h. Memotret seseorang berkaitan dengan tindak pidana Retribusi.

i. Memanggil seseorang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi.

j. Menghentikan penyidikan.

k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana dibidang Retribusi menurut hukum yang dapat dipertanggung jawabkan.

(35)

BAB IV ANALISA DATA

A. Potensi Pajak Daerah dan Retribusi Pasar Kabupaten Serdang Bedagai

Sebagai daerah yang mempunyai hak untuk mengatur rumah tangganya sendiri tentunya tidak baik bila hanya mengharapkan dana dari pemerintah yang lebih tinggi kedudukannya, dalam melakukan fungsinya sebagai pemerintah daerah, untuk ekonomi semakin matang inilah pemerintah pusat memberikan kepada pemerintah daerah untuk mencari sumber keuangan diantaranya dengan diadakan pemungutan berupa pajak dan Retribusi Daerah, asalkan sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.

Selanjutnya dapat kita lihat bahwa pendapatan retribusi pasar merupakan penyumbang yang cukup besar bagi PAD Kabupaten Serdang Bedagai yang mana penerimaannya juga berpengaruh terhadap pembangunan daerah Kabupaten Serdang Bedagai.

B. Target dan Realisasi Penerimaan Retribusi Pasar Kabupaten Serdang Bedagai

Untuk penerimaan Retribusi Pasar ini dapat kita lihat dalam 2 (dua) tahun periode terakhir selalu mencapai bahkan melampaui target yang telah ditetapkan. Yakni pada tahun 2006 sebesar Rp. 215.980.250,- atau berkisar 105,52 % dari target yang telah ditetapkan. Sedangkan pada tahun 2007 sebesar Rp. 227.135.000,- atau berkisar 108,16%, dari target yang telah ditetapkan.

LAPORAN REALISASI PENERIMAAN RETRIBUSI PENDAPATAN ASLI DAERAH TAHUN 2006

PADA DINAS PASAR, KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN

No URAIAN TARGET REALISASI KETERANGAN

1 Retribusi Pelayanan Pasar

204.676.250 215.980.250 105,52 %

(36)

Prsampahan Kebersihan

Jumlah 246.187.500 258.208.250 103,62 %

Sumber : Kantor Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Serdang Bedagai. Tahun 2006.

LAPORAN REALISASI PENERIMAAN RETRIBUSI PENDAPATAN ASLI DAERAH TAHUN 2007

PADA DINAS PASAR, KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN

No URAIAN TARGET REALISASI KETERANGAN

1 Retribusi Pelayanan Pasar

210.000.000 227.135.000 108,16%

2 Retribusi Pelayanan Prsampahan Kebersihan

45.000.000 88.290.000 196,20%

Jumlah 255.000.000 315.425.000 152,18 % Sumber : Kantor Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Serdang Bedagai. Tahun 2007.

C. Kesulitan dan Upaya Peningkatan Dalam Pemungutan Retribusi Pasar Pendapatan Retribusi Pasar ini memberikan sumbangan yang cukup bararti bagi PAD kabupaten Serdang Bedagai, namun dalam praktek pelaksanaan pemungutannya masih terdapat berbagai kesulitan yang dialami oleh aparat pemungut.

(37)

masih memberikan toleransi terhadap Wajib Pajak yang tidak mematuhi peraturan yang ada.

Selain itu, para pedagang yang ada di lokasi pasar masih merasa enggan untuk menempati kios/loods yang telah disediakan oleh pemerintah, dan memilih untuk berjualan di pinggir jalan di luar kios, untuk menghindari pungutan Retribusi Pasar. Hal itu yang membuat keadaan pasar menjadi tidak teratur dan juga mempengaruhi penerimaan Retribusi Pasar.

Mengingat bahwa pendapatan Retribusi Pasar di Kabupaten Serdang Bedagai mampu memberikan sumbangan yang cukup berarti dalam total PAD, dalam hal ini Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Serdang Bedagai telah melakukan berbagai upaya antara lain dengan melakukan pendekatan kepada masyarakat luas melalui penyuluhan-penyuluhan di kecamatan-kecamatan yang ada di Kabupaten Serdang Bedagai. Dengan demikian diharapkan agar masyarakat yang menjadi Wajib Pajak maupun Wajib Retribusi pasar menyadari pentingnya membayar kewajiban yang ditanggungkan kepadanya sebagai warga negara yang baik.

(38)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Pada bab sebelumnya telah diuraikan mengenai Peranan Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Serdang Bedagai Dalam Mengelola Pendapatan Retribusi Pasar dari data-data yang dapat disimpulkan :

Bahwa prosedur pemungutan retribusi pasar pada Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Serdang Bedagai sudah terlaksana dengan baik, hal ini dapat di buktikan dengan data realisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Serdang Bedagai dalam 2 (dua) tahun terakhir yang menjadi patokan yaitu : 2006 – 2007 cenderung mengalami peningkatan, dan mencapai nominal yang cukup besar, dan selalu mencapai target yang telah ditetapkan yang mana pandapatan Retribusi Pasar tersebut sangat berpengaruh pada pesatnya pembangunan pada Kabupaten Serdang Bedagai yang baru berdiri beberapa tahun ini.

Walaupun terdapat beberapa kendala yang dihadapi oleh pegawai dinas pasar antara lain; kurangnya kesadaran wajib pajak dan wajib retribusi pasar dalam melaksanakan kewajibannya membayar pajak, disiplin wajib pajak yang masih rendah, dan belum diterapkannya sanksi-sanksi seperti yang terdapat dalam Peraturan Daerah karena aparat pemungut masih memberikan toleransi kepada wajib pajak dan wajib retribusi sehingga masih terdapat tunggakan-tunggakan pembayaran retribusi pasar. Dan juga masih banyaknya para pedagang yang masih merasa enggan untuk menempati kios/loods yang telah disediakan oleh pemerintah dan memilih untuk berjualan dipinggir jalan untuk menghindari pungutan retribusi pasar, yang hal tersebut juga mengakibatkan keadaan pasar menjadi sedikit tidak teratur.

(39)

menjadi wajib pajak dan wajib retribusi pasar menyadari pentingnya membayar kewajiban yang ditanggungkan kepadanya sebagai warga negara yang baik, dan mengetahui bagaimana pentingnya membayar retribusi pasar yang dipergunakan untuk menjalankan roda pemerintahan dan untuk kemajuan pembangunan pasar khususnya di kabupaten Serdang Bedagai.

B. Saran

1. Meskipun sumbangan yang diberikan komponen retribusi pasar sudah cukup besar terhadap total Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Serdang Bedagai, namun masih perlu meningkatkan disiplin agar realisasi penerimaan lebih baik lagi ditahun-tahun kedepannya.

2. Perlu adanya peninjauan rutin terhadap pasar-pasar yang ada di Kabupaten Serdang Bedagai, karena masih banyak pedagang-pedagang yang berjalan dipinggir jalan, bukan di kios-kios yang telah disediakan oleh pemerintah agar pasar-pasar yang ada di Kabupaten Serdang Bedagai terlihat lebih rapi, tidak terkesan kumuh dan agar tidak ada lagi para padagang yang terhindar dari pungutan Retribusi Pasar yang akan baerpengaruh terhadap penerimaan pendapatan Retribusi Pasar.

3. Dalam pelaksanaan pemungutan retribusi pasar ini, hendaknya aparat pemungut menerapkan sanksi yang ada dalam Peraturan Daerah.

(40)

DAFTAR PUSTAKA

Pem. RI, PP No.66 Thn 2001 tentang Retribusi Daerah.

Prakosa, Bambang Kesit, 2003, Pajak dan Retribusi Daerah, UII Press, Yogyakarta.

Sutarto, 1992, Dasar-Dasar Organisasi, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

www.serdangbedagaikab.go.id

Peraturan Daerah No. 20 Tahun 2005 tentang Retribusi Pelayanan Pasar.

Referensi

Dokumen terkait

Alhamdulillahirobbil’alamiin segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

Penelitian ini dilakukan pada fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar- raniry Banda aceh sedangkan yang menjadi objek penelitian ini berhubungan dengan Pengaruh

**Sprint Planning Sprint planning adalah perencanaan pekerjaan yang dibuat oleh seluruh anggota tim yang tergabung dalam produk yang menggunakan framework scrum

Kasus persalinan lama, ketuban pecah dini, fetal distress pada janin, yang dapat menimbulkan resiko yang lebih besar dapat dideteksi dengan cepat sehingga penggambilan

Masa Pajak yang dilaporkan tidak ada pemungutan PPN atau PPN dan PPnBM oleh Bendaharawan Pemerintah, maka Lampiran 1 SPT Masa PPN Bagi Pemungut PPN tidak perlu

Berdasarkan uraian tersebut, pe- nulis merasa tertarik mengambil judul “Perbedaan Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil tentang Garam Beriodium dalam Penggunaan Garam

Dari etiologi yang menyerang percabangan segmen/ sub bronkus menyebabkan cilia hilang dan deskuamasi sehingga terjadi pengendapan karsinogen. Dengan

Gesang kawula, Gusti, lumados mring Paduka Saben kula makarti, Paduka kang makarya.. KRITIK