• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Pelayanan Kesehatan Di Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Efektivitas Pelayanan Kesehatan Di Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang"

Copied!
137
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT

KESEHATAN MASYARAKAT (PUSKESMAS) DESA BANDAR

KHALIPAH KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN

DELI SERDANG

Diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh

gelar sarjana ilmu sosial dan ilmu politik

SKRIPSI

Diajukan Oleh :

TRI ANDINI

(080903064)

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan panitia penguji skripsi Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara oleh :

Nama : TRI ANDINI NIM : 080903064

Departemen : Ilmu Administrasi Negara

Judul : EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT (PUSKESMAS) BANDAR KHALIPAH KECAMATAN PERCUT SEI TUAN

KABUPATEN DELI SERDANG Yang dilaksanakan pada :

Hari : Senin

Tanggal : 26 Maret 2012 Pukul : 09.00 Wib

Tempat : Ruang Sidang FISIP-USU

Panitia Penguji

Ketua : Drs.M Husni Thamrin Nasution,M.Si (………...)

Anggota I : M. Arifin Nasution S.sos,M.si (...)

(3)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum.Wr.Wb.

Pertama-tama dan paling utama dengan mengucapkan rasa syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat,hidayah serta rezeki akhirnya Penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dalam rangka memenuhi dan melengkapi sebagai prasyarat untuk menyelesaikan program Sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara,Dengan judul “ Efektivitas Pelayanan Kesehatan Di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang”.

Hasil yang diperoleh dari penulisan skripsi ini bukan merupakan hal yang baru, namun diharapkan dapat dijadikan sebagai suatu sumbangan pemikiran bagi Puskesmas Bandar Khalipah dan dapat menjadi pedoman dalam melakukan penelitian di masa-masa yang akan datang.

Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan yang perlu diperbaiki dalam skripsi ini, untuk itu berbagai saran dan kritik sangat penulis harapkan untuk perbaikan skripsi ini. Penulis juga menyadari bahwa banyak pihak yang berperan dan telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu, dengan segala hormat dan kerendahan hati penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis selama proses penyelesaian skripsi ini, yaitu:

1. Bapak Dr. Badarrudin, M.Si, selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs.M.Husni Thamrin Nasution, M.Si selaku Ketua Departemen Ilmu Administrasi Negara FISIP USU.

(4)

4. Bapak M.Arifin Nasution, S.sos, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dan dengan sabar membimbing saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Drs Robinson Sembiring, M.Si selaku Dosen Wali yang telah banyak memberikan arahan dan masukan kepada Penulis selama duduk di bangku kuliah.

6. Seluruh dosen di Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang telah memberikan bekal berupa ilmu pengetahuan, arahan, dan bimbingan selama Penulis menimba ilmu di Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

7. Seluruh staf di Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, khususnya kak Mega dan kak Dian yang telah mempermudah Penulis di dalam mengurus berbagai keperluan administrasi selama Penulis menuntut ilmu di Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

8. Kepada dr. Dina Savitri selaku Kepala Puskesmas Bandar Khalipah yang telah meluangkan waktunya untuk membantu penulis dalam melakukan penelitian.

9. Kepada Pegawai Puskesmas, Ibu Rosita dan Ibu Linda serta Bapak Supomo yang telah banyak membantu saya dalam kelengkapan surat dan data yang dibutuhkan penulis dalam melakukan penelitian.

(5)

11. Teruntuk Kedua orang tua yang ku cinta karena-Nya. Kepada mamaqu Rusiatik, terima kasih atas support dan ketabahan hati mu yang telah sabar merawat dan menjaga ande sampai sekarang. Dan untuk Bapakku Misno, Terima kasih untuk kalian berdua telah berjuang sepenuh hati bekerja demi kehidupan anaknya dan selalu sabar dengan anak-anaknya. Terima kasih kepada kedua orang tua ku yang telah membesarkan dan mendidik saya serta memberikan motivasi baik moril maupun materil yang tak ternilai harganya dengan apapun, maafkan aku yang selama ini menyusahkan kalian, mudah-mudahan ini dapat memberikan suatu kebanggaan dalam diri kedua orang tuaku, terimakasih juga telah menyadarkan aku terhadap pentingnya keluarga, ternyata keluargalah yang nomor satu dari apapun.

12. Kepada seluruh keluarga ande, Buat kakak-kakakqu Eka widia, Elisa, dan buat adik-adikqu Selly Tiara, Nur Intan. Terima kasih atas supportnya selalu yang membuat semangat hidupQu kembali lagi.

13. Kepada PacarQu tersayang (Purna Irawan), terima kasih atas doa dan supportnya yang telah merubah hidupqu jadi bahagia selalu. Dan semoga pelayaranmu lancar selalu.

14. Kepada seluruh anak AN’08,semoga kita semua sukses ya… 15. Kepada my best friends,ocha beb,ade nina,rhien archi,mi….

Moga kita bisa bertemen ampek tua ya woi….

16. Kepada seluruh temen-temen magang AIR JOMAN (WATER jo) Cayoo…….

(6)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

Abstrak

Efektivitas pelayanan kesehatan masyarakat di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli

Serdang

Kesehatan merupakan salah satu bidang pelayanan publik yang dalam penyelenggaraannya merupakan wewenang wajib Pemerintah Daerah. Seiring dengan ditetapkannya bidang kesehatan sebagai salah satu kewenangan wajib yang harus dilaksanakan oleh daerah, maka banyak daerah yang berusaha meningkatkan pelayanan dibidang tersebut. Kecamatan Percut Sei Tuan merupakan salah satu daerah yang berusaha untuk meningkatkan pelayanan di bidang kesehatan ini melalui pelayanan kesehatan di Puskesmas. Di wilayah kerja Puskesmas Bandar Khalipah yaitu desa Bandar Khalipah, Bandar Klippa,Sambirejo timur, Bandar Setia, Laut Dendang, Kolam, Sei Rotan terdapat banyak pelayanan kesehatan lainnya seperti Rumah Sakit baik milik pemerintah maupun swasta, praktek dokter, praktek bidan dan apoteker, namun mengapa masyarakat lebih memilih berobat di Puskesmas Bandar Khalipah. Untuk menjawab permasalahan penelitian, digunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara mendalam dan Kuestioner. Selain itu, pengumpulan data juga menggunakan teknik observasi serta dokumentasi.

Teknik penentuan informan untuk pegawai Puskesmas, secara purposive yang selanjutnya berkembang dengan teknik snowball sedangkan untuk informan atau responden dari pasien menggunakan teknik accidental. Proses analisis data dilakukan dengan mengelompokkan serta mengkombinasikan data yang diperoleh, dan juga menetapkan serangkaian hubungan keterkaitan antara data tersebut. Sedangkan validitas data diuji melalui triangulasi sumber data sehingga data yang disajikan merupakan data yang absah. Berdasarkan temuan data dilapangan menunjukkan bahwa pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Puskesmas Bandar Khalipah dapat dikatakan cukup efektif. Hal ini dapat dilihat dalam proses pelayanan kesehatan kepada masyarakat sudah terdapat cukup kesesuaian dengan standart pelayanan yang telah ditetapkan, dan pelayanan yang diberikan sudah cukup sesuai dengan harapan masyarakat. Namun dalam mengenai perilaku sumberdaya staf yang dimiliki oleh Puskesmas masih dikatakan kurang apalgi dalam hal ketepatan waktu.

(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN………. i

KATA PENGANTAR……… ii

ABSTRAK……… vi

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL……….……… ix

DAFTAR GAMBARAN………. x

DAFTAR LAMPIRAN………. xi

BAB I PENDAHULUAN……….……… 1

I.1 Latar Belakang Masalah………... 1

I.2 Rumusan Masalah………. 7

I.3 Tujuan Penelitian……….. 8

I.4 Manfaat Penelitian………. 8

I.5 Kerangka Teori………..……… 9

I.5.1 Efektivitas……….………. 9

I.5.2 Pelayanan……….……….. 15

I.5.2.1 Definisi Pelayanan…….……… 15

I.5.2.2 Fungsi Pelayanan…..………... 17

I.5.3 Pelayanan Publik...……… 18

I.5.3.1 Definisi Pelayanan Publik………. 18

(8)

I.5.3.4 Prinsip-Prinsip Pelayanan Publik……..……. 23

I.5.4 Pelayanan Kesehatan………...……..……… 24

I.5.4.1 Definisi Pelayanan Kesehatan……… 24

I.5.4.2 Sasaran Pelayanan Kesehatan.………...……. 27

I.5.4.3 Syarat Pokok Pelayanan Kesehatan…….…... 27

I.5.4.4 Stratifikasi Pelayanan Kesehatan….……….. 29

I.5.4.5 Tujuan Pelayanan Kesehatan………. 29

I.5.5 Pelayanan Kesehatan Di PUSKESMAS….……….. 31

I.5.5.1 Definisi Puskesmas………..….. 31

I.5.5.2 Fungsi Puskesmas………….……….. 34

I.5.6 Standar Pelayanan Minimal Kesehatan……... 36

I.5.7 Peran Pemerintah dalam Regulasi Pelayanan Kesehatan.. 39

I.6 Definisi Konsep……….. 41

I.7 Sistematika Penulisan………. 42

BAB II METODE PENELITIAN………. 43

II.1 Bentuk Penelitian………... 43

II.2 Lokasi Penelitian……… 44

II.3 Informan Penelitian……… 44

II.4 Teknik Pengumpulan Data……… 45

II.5 Teknik Analisis Data………. 47

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN………. 48

(9)

III.1.1 Letak dan Geografisnya……… 48

III.1.2 Iklim……….. 48

III.1.3 Sarana Kesehatan………. 49

III.2 Gambaran umum Puskesmas Bandar Khalipah……… 49

III.2.1 Letak………. 49

III.2.2 Keadaan Geografi………. 50

III.2.3 Keadaan Penduduk………... 51

III.3 Visi dan Misi Puskesmas……….. 52

III.4 Struktur Organisasi………... 53

III.5 Standar Pelayanan Puskesmas Bandar Khalipah………….. 54

III.6 Ketenagaan……….……….. 56

III.7 Fasilitas dan Peralatan………. 58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………. 61

IV.1 Hasil Penelitian………..…… 61

IV.1.1 Karesteristik Responden……….. 61

IV.1.2 Penyajian Data………. 63

IV.2 Pembahasan……….. 93

BAB V PENUTUP………..………….. 105

V.I Kesimpulan……… 105

V.2 Saran……….. 107

(10)

Daftar Tabel

Tabel 3.1 : Data geografi wilayah kerja Puskesmas……… 50

Tabel 3.2 : Data penduduk……….. 51

Tabel 3.3 : penyebaran tenaga kesehatan……… 56

Tabel 3.4 : Rasio Tenaga kesehatan……… 57

Tabel 3.5 : Jumlah Fasilitas gedung Puskesmas………. 58

Tabel 4.1 : Identitas responden berdasarkan jenis kelamin………. 61

Tabel 4.2 : Identitas responden berdasarkan jenis kelamin………. 62

Tabel 4.3 : Identitas responden berdasarkan pendidikan terakhir………… 62

Tabel 4.4 : identitas responden berdasarkan pekerjaannya………. 63

Tabel 4.5 : Distribusi jawaban responden apakah Puskesmas dapat menjang- Kau seluruh masyarakat……… 64

Tabel 4.6 : Distribusi jawaban responden tentang adanya kegiatan penyuluh- An………. 65

Tabel 4.7 : Distribusi jawaban responden tentang persediaan obat……… 66

Tabel 4.8 : Distribusi jawaban responden mengenai apakah ada pasien yang- Terlantar karena terlambat di bujuk………. 67

(11)

Puskesmas……… 69 Tabel 4.11 : Distribusi jawaban responden mengenai apakah pegawai Pus –

Kesmas bekerja sesuai bidangnya masing-masing…………. 70 Tabel 4.12 : Distribusi jawaban responden mengenai pihak Puskesmas pernah

melakukan kesalahan dalam mendiagnosis penyakit………. 71 Tabel 4.13 : Distribusi jawaban responden mengenai keramahan pegawai

Puskesmas……… 72 Tabel 4.14 : Distribusi jawaban responden mengenai apakah pegawai Puskes

Mas dapat menguasai seluruh peralatan di Puskesmas……... 73 Tabel 4.15 : Distribusi jawaban responden mengenai jadwal pelayanan Pus-

Kesmas sesuai dengan keinginan masyarakat……… 74 Tabel 4.16 : Distribusi jawaban responden apakah pelayanan Puskesmas se-

Suai dengan jadwal yang ada………. 75 Tabel 4.17 : Distribusi jawaban responden mengenai apakah pegawai Puskes

Mas selalu berada di tempat selama jadwal pelayanan……. 76 Tabel 4.18 : Distribusi jawaban responden mengenai apakah Puskesmas me-

Miliki jenjang prosedur pemeriksaan yang tetap………….. 77 Tabel 4.19 : Distribusi jawaban responden mengenai prosedur pemeriksaan

Di Puskesmas………. 78 Tabel 4.20 : Distribusi jawaban responden mengenai apakah pegawai Puskes

(12)

Mas terhadap pasien……….. 80 Tabel 4.22 : Distribusi jawaban responden mengenai apakah ada pasien yang Terlantar dari pihak Puskesmas………. 80 Tabel 4.23 : Distribusi jawaban responden mengenai kelengkapan peralatan

Di Puskesmas……… 81 Tabel 4. 24 : Distribusi jawaban responden mengenai kondisi fisik

Puskesmas……… 82 Tabel 4.25 : Distribusi jawaban responden mengenai pemberian kartu sakit

Pasien ………... 84 Tabel 4.26 : Distribusi jawaban responden mengenai keberadaan catatan

Puskesmas tentang sejarah penyakit pasien……….. 85 Tabel 4.27 : Distribusi jawaban responden mengenai apakah ada pemungutan Biaya dalam pengurusan surat-surat………... 85 Tabel 4.28 : Distribusi jawaban responden mengenai prosedur pengurusan

Surat-surat di Puskesmas……… 86 Tabel 4.29 : Distribusi jawaban responden mengenai pelayanan yang dilaku-

Kan oleh Puskesmas Bandar Khalipah………. 87 Tabel 4.30 : Distribusi jawaban responden mengenai apakah Puskesmas

Memberi manfaat yang nyata bagi masyarakat………. 88 Tabel 4.31 : Distribusi jawaban responden mengenai peran aktif Puskesmas

(13)

Lebih baik setelah berobat ke Puskesmas………. 90 Tabel 4.33 : Distribusi jawaban responden mengenai apakah di wilayah kerja Puskesmas sering terjangkit penyakit menular………. 91 Tabel 4.34 : Distribusi jawaban responden mengenai apakah pernah ada

(14)

DAFTAR GAMBAR

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Foto seputar kegiatan Puskesmas... 127

2. Daftar obat-obatan yang ada di Puskesmas………. 128

3. Berita acara seminar Proposal………. 129

4. Surat izin pra penelitian dari FISIP USU………... 130

5. Surat balasan izin pra penelitian Di Puskesmas……….. 131

6. Surat izin penelitian dari FISIP USU………. 132

7. Surat balasan izin penelitian dari Puskesmas……….. 133

8. Pedoman wawancara kepada pihak Puskesmas……….. 134

(16)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

Abstrak

Efektivitas pelayanan kesehatan masyarakat di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli

Serdang

Kesehatan merupakan salah satu bidang pelayanan publik yang dalam penyelenggaraannya merupakan wewenang wajib Pemerintah Daerah. Seiring dengan ditetapkannya bidang kesehatan sebagai salah satu kewenangan wajib yang harus dilaksanakan oleh daerah, maka banyak daerah yang berusaha meningkatkan pelayanan dibidang tersebut. Kecamatan Percut Sei Tuan merupakan salah satu daerah yang berusaha untuk meningkatkan pelayanan di bidang kesehatan ini melalui pelayanan kesehatan di Puskesmas. Di wilayah kerja Puskesmas Bandar Khalipah yaitu desa Bandar Khalipah, Bandar Klippa,Sambirejo timur, Bandar Setia, Laut Dendang, Kolam, Sei Rotan terdapat banyak pelayanan kesehatan lainnya seperti Rumah Sakit baik milik pemerintah maupun swasta, praktek dokter, praktek bidan dan apoteker, namun mengapa masyarakat lebih memilih berobat di Puskesmas Bandar Khalipah. Untuk menjawab permasalahan penelitian, digunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara mendalam dan Kuestioner. Selain itu, pengumpulan data juga menggunakan teknik observasi serta dokumentasi.

Teknik penentuan informan untuk pegawai Puskesmas, secara purposive yang selanjutnya berkembang dengan teknik snowball sedangkan untuk informan atau responden dari pasien menggunakan teknik accidental. Proses analisis data dilakukan dengan mengelompokkan serta mengkombinasikan data yang diperoleh, dan juga menetapkan serangkaian hubungan keterkaitan antara data tersebut. Sedangkan validitas data diuji melalui triangulasi sumber data sehingga data yang disajikan merupakan data yang absah. Berdasarkan temuan data dilapangan menunjukkan bahwa pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Puskesmas Bandar Khalipah dapat dikatakan cukup efektif. Hal ini dapat dilihat dalam proses pelayanan kesehatan kepada masyarakat sudah terdapat cukup kesesuaian dengan standart pelayanan yang telah ditetapkan, dan pelayanan yang diberikan sudah cukup sesuai dengan harapan masyarakat. Namun dalam mengenai perilaku sumberdaya staf yang dimiliki oleh Puskesmas masih dikatakan kurang apalgi dalam hal ketepatan waktu.

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan karunia tuhan yang sangat berharga dan merupakan hak dasar manusia, serta menjadi salah satu dari tiga faktor utama selain faktor pendidikan dan pendapatan yang menentukan indeks pembangunan sumber daya manusia. Derajat kesehatan di Indonesia tiga dekade ini, telah mengalami peningkatan yang bermakna, tetapi bila dibandingkan dengan negara-negara tetangga, maka peningkatan tersebut masih terhitung rendah. Permasalahan utama yang dihadapi adalah masih rendahnya kualitas kesehatan masyarakat yang terlihat dengan masih tingginya Angka Kematian Bayi (AKB): 31 per 1000 kelahiran hidup (2010), Angka Kematian Ibu (AKI): 226 per 100.000 (2010) , kelahiran hidup dan Usia Harapan Hidup (UHH): 71,5 tahun (2010). (DepKes RI 2010/http://www.scribd.com/doc/44801993/Angka-Harapan-Hidup-Sebagai

Indikator Derajat-Kesehatan-Di-Indonesia. Di akses pada tanggal 4 November 2011 pada pukul 13.00 wib).

(18)

ayat 2 memberi amanat “ Agar manusia mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan”.

Hal ini juga sesuai dengan peraturan Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan. Agar penyelenggaraan pelayanan kesehatan dapat mencapai tujuan yang diinginkan maka pelayanan harus memenuhi berbagai syarat diantaranya; tersedia dan berkesinambungan, dapat diterima dan wajar, mudah dicapai, mudah dijangkau, dan bermutu. Dengan ini semua akan memberikan kepuasan yang berefek terhadap keinginan pasien untuk kembali kepada institusi yang memberikan pelayanan kesehatan yang efektif tersebut. Pembangunan kesehatan saat ini mempunyai visi pencapaian Indonesia Sehat 2010. Ada beragam target yang diharapkaan bisa tercapai, diantaranya adalah pelayanan kesehatan yang optimal di Puskesmas. Puskesmas merupakan salah satu sarana dalam pemberian pelayanan kesehatan yang terdekat dengan masyarakat. Pentingnya sarana pelayanan kesehatan diakibatkan karena kesehatan merupakan aspek yang paling penting dan salah satu indikator dalam mengukur kesejahteraan masyarakat di suatu daerah.

(19)

pertanggungjawabannya ke Dinas Kesehatan. Puskesmas berada di bawah pengawasan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dengan wilayah pembinaannya satu kecamatan. Jika kemudian dalam satu kecamatan itu ditemukan dua puskesmas, maka wilayahnya dibawa berdasarkan daerah terdekatnya.

Akan tetapi yang masih menjadi kendala adalah peran puskesmas itu sendiri apakah sudah optimal melaksanakan tugasnya dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dalam sebuah berita di Medan saya menemukan bahwa masyarakat dinilai masih enggan berobat ke Puskesmas, yang dibuktikan dengan masih tingginya pasien yang memilih berobat ke rumah sakit.

Direktur RSU dr Pirngadi Medan, dr Sjahrial R Anas, mengatakan bahwa peran puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan masih perlu dipertanyakan, karena masih banyak masyarakat yang datang berobat ke rumah sakit. Padahal penyakit yang dideritanya termasuk penyakit ringan yang juga dapat disembuhkan di puskesmas. Tambahnya, banyak alasan masyarakat enggan berobat ke puskesmas, di antaranya dokter sering terlambat datang atau tidak sembuhnya penyakit yang diderita masyarakat. Inilah yang membuat pasien tidak mau berobat ke puskesmas dan lebih memilih ke rumah sakit.(Jurnal Mukhlidah. Jum’at, 31 Oktober 2009. http://mukhlidah.multiply.com/journal/item/63/Meningkatkan_peran_puskes mas_sebagai_primary_care_dalam_mencapai_Indonesia_Sehat_2010.diakse s pada tanggal 5 November 2011 pukul 11.00 WIB).

(20)

peran dalam memberikan pelayanan kesehatan dirasakan oleh semua kalangan masyarakat di berbagai wilayah baik itu di perkotaan maupun di pedesaan.

Salah satu visi gubernur Sumatera Utara yakni rakyat tidak sakit. Hal ini selaras dengan visi pencapaian Indonesia Sehat 2010. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah mengamatkan adanya urusan pemerintahan yang menjadi urusan wajib pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota. Salah satu di antara urusan wajib tersebut adalah urusan bidang kesehatan. Kabupaten Deli Serdang yang termasuk dalam provinsi Sumatera Utara juga menjalankan urusan wajib tersebut. Salah satunya melalui sarana kesehatan Puskesmas yang disediakan oleh pemerintah kabupaten Deli Serdang.

Keberadaan Puskesmas yang akhir-akhir ini mulai kehilangan peran dalam memberikan pelayanan kesehatan khususnya di kabupaten Deli Serdang dikarenakan semakin berkurangnya kepercayaan masyarakat untuk berobat. Puskesmas diharapkan mampu memberikan pelayanan kesehatan secara maksimal kepada masyarakat terutama bagi masyarakat miskin. Apalagi sekarang banyak peristiwa-peristiwa yang terjadi yang berkenaan tentang semakin buruknya pelayanan kesehatan di Puskesmas. Selain itu sering ditemuinya berita-berita di media massa yang berisi tentang keluhan masyarakat khususnya di desa di kabupaten Deli Serdang. Berikut ini kutipan artikel tentang masalah pelayanan puskesmas yang dimuat di Sumut Daily :

(21)

Kabupaten Deli Serdang.Tak satupun pegawai maupun tim pengobat berada di Puskesmas tersebut. Dengan wajah kecewa,warga tersebut meninggalkan Puskesmas, Jumat (25/06/2010). Seperti yang dialami salah seorang warga pada sejumlah wartawan mengaku bernama Soleh. Bapak tiga anak itu berniat untuk membawa salah satu putrinya untuk berobat ke Puskesmas. Soleh berharap dengan berobat ke Puskesmas, biaya yang harus dikeluarkannya tidaklah banyak. Dengan menggunakan jasa angkutan umum, Soleh mendatangi Puskesmas yang dipimpin Dr Ulina. Harapannya akan pengobatan murah sirna, dihalaman Puskesmas tak satupun terlihat penjaga alias Satpam. Lebih lanjut Soleh masuk kedalam Puskesmas. Didalam keadaannya lebih parah. "Sepi kali bang didalam puskesmas. Dokter yang akan mengobati penyakit demam anakku tak ada. Aku Tanya, banyak pegawai yang tak masuk. Untuk apa aku mengobati anakku sama penjaga Puskesmas," sesal Soleh. Tak mau berlama-lama, warga kurang mampu. tersebut akhirnya memilih untuk pulang kekediamannya. Sambil menggendong putrinya yang masih berusia tiga tahun, warga tersebut pulang dengan mengenderai angkot.” (http://sumutdaily.com/index.php/sumut-today/84-agama/297-warga

kecewa-terhadap-pelayanan-puskesmas-.html. Diakses pada tanggal 5 September 2011 pukul 13.00 WIB)

Dari kutipan tersebut dapat kita lihat bahwa ada masalah mengenai pelayanan dari pengelola Puskesmas di desa Kabupaten Deli Serdang yang dapat menghambat pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan adanya keluhan atau pengaduan dari masyarakat terhadap kondisi pelayanan di puskesmas tersebut. Dalam mengatasi kondisi tersebut diharapkan Puskesmas mampu memberikan pelayanan kesehatan secara maksimal kepada masyarakat terutama bagi masyarakat miskin di desa. Dengan memiliki sikap bertindak cepat dan tepat, berpihak kepada masyarakat, menegakkan kedisiplinan, menunjukkan transparansi, dan mewujudkan akuntabilitasnya.

(22)

kelurahan. Kecamatan ini memiliki sarana kesehatan yang salah satunya berada di desa Bandar khalipah yaitu Puskesmas. Puskesmas Bandar Khalipah adalah sebuah wadah kesehatan bagi masyarakat Bandar Khalipah. Puskesmas ini memiliki wilayah kerja 7 desa dengan jumlah penduduk dari wilayah kerja itu 151.643 jiwa dengan rincian 77.198 berjenis kelamin laki-laki dan 74.445 berjenis kelamin perempuan.

Bagi masyarakat Bandar Khalipah, Puskesmas adalah satu-satunya sarana kesehatan atau tempat berobat yang disediakan pemerintah terdekat dan dengan biaya terjangkau. Biaya berobat kerumah sakit terlalu mahal membuat puskesmas menjadi sarana kesehatan yang diharapkan masyarakat. Puskesmas Bandar Khalipah memegang peranan yang cukup penting dalam menjaga sekaligus mengobati kesehatan masyarakat Bandar Khalipah. Pentingnya peranan Puskesmas ini menuntut Puskesmas untuk memberi pelayanan yang lebih baik. Paradigma Puskesmas sebagai tempat berobat yang seadanya perlu diganti dengan sebuah paradigma baru. Puskesmas Bandar Khalipah sebagai satu-satunya fasilitas kesehatan terdekat dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan yang mudah, murah, cepat, tepat dan bermutu serta menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

(23)

lokasi Puskesmas. Apalagi angkutan umum yang melewati Puskesmas itu sangat sedikit membuat Puskesmas sulit dijangkau sebagian masyarakat.

Dari sudut pandang sumber daya manusia pelaku kesehatannya, Puskesmas Bandar khalipah hanya memiliki beberapa dokter. Namun dokter tersebut jarang ada di tempat. Dengan kata lain dokter yang ada tidak melayani sesuai dengan jam kerja yang seharusnya, ditambah lagi pelayanan yang belum maksimal seperti masih tampak adanya keluhan yang terjadi seperti perawat yang kurang ramah dan petugas kesehatan yang masih lamban dalam menangani, masih adanya pegawai nakal yang meminta “ uang minum” untuk pegurusan surat-surat serta ketidakdisiplinan pegawai seperti waktu datang dan pulang yang tidak jelas. Hal ini jelas membuat pasien merasa kecewa.

Berdasarkan uraian di atas, penulis sadar kesehatan adalah sesuatu hal yang penting dan harus di dukung dengan sebuah pelayanan yang baik pula, karena itu penulis tertarik untuk meneliti masalah tersebut dengan judul “Efektivitas Pelayanan Kesehatan di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.

I.2 Rumusan Masalah

(24)

kesehatan di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Desa Bandar Khalipah ?”.

I.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dengan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pelayanan kesehatan di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Desa Bandar Khalipah.

I.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin diharapkan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah: a. Manfaat Ilmiah

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan ilmiah dan informasi tambahan bagi dunia pendidikan.

b. Manfaat Institusi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan bagi pemerintah maupun pihak pengelola Puskesmas dalam rangka peningkatan efektivitas pelayanan kesehatan sehingga kualitas pelayanan semakin baik untuk ke depannya.

c. Manfaat Praktis

(25)

I.5 Kerangka teori

Menurut Kerlinger dalam Singarimbun (1995: 37), teori merupakan serangkaian asumsi, konsep, konstruksi, definisi dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosiak secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antara konsep dan kerangka teori disusun sebagai landasan berfikir untuk menunjukkan perspektif yang digunakan dalam memandang fenomena sosial yang menjadi obyek penelitian.

Terkadang banyak orang yang menyamakan makna efektivitas dengan efisiensi, namun sebenarnya keduanya memiliki makna yang berbeda. Efektivitas merupakan salah satu pencapaian yang ingin diraih oleh sebuah organisasi. Untuk memperoleh teori efektivitas peneliti dapat menggunakan konsep-konsep dalam

Menurut Arikunto (2002: 92), Kerangka teori adalah bagian dari penelitian, tempat peneliti memberikan penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan variable pokok, sub variable atau pokok masalah yang ada dalam penelitian.

Sebagai landasan berfikir dalam menyelesaikan atau memecahkan masalah yang ada, perlu adanya pedoman teoritis yang dapat membantu dan sebagai bahan referensi dalam penelitian. Kerangka teori diharapkan memberikan pemahaman yang jelas dan tepat bagi peneliti dalam memahami masalah yang diteliti. Adapun kerangka teori dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

(26)

teori manajemen dan organisasi khususnya yang berkaitan dengan teori efektivitas. Atmosoeprapto (2002 :139) menyatakan Efektivitas adalah melakukan hal yang benar, sedangkan efisiensi adalah melakukan hal secara benar, atau efektivitas adalah sejauh mana kita mencapai sasaran dan efisiensi adalah bagaimana kita mencampur segala sumber daya secara cermat.

Menurut Stoner dalam Kurniawan (2005 :106) menekankan pentingnya efektivitas organisasi dalam pencapaian tujuan-tujuan organisasi dan efektivitas adalah kunci dari kesuksesan suatu organisasi. Efektivitas dalam kegiatan organisasi dapat dirumuskan sebagai tingkat perwujudan sasaran yang menunjukkan sejauh mana sasaran telah dicapai. Sumaryadi (2005:105) berpendapat dalam bukunya bahwa organisasi dapat dikatakan efektif bila organisasi tersebut dapat sepenuhnya mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Efektivitas umumnya dipandang sebagai tingkat pencapaian tujuan operatif dan operasional.

Menurut Silalahi (2002:10), efektivitas menunjuk pada keberhasilan pencapaian sasaran-sasaran organisasi dan efektivitas adalah kunci dari kesuksesan suatu organisasi. Sedangkan Tangkilisan (2005:139), efektivitas organisasi adalah keseimbangan atau pendekatan secara optimal pada pencapaian tujuan, kemampuan dan pemanfaatan tenaga manusia.

(27)

tepat waktunya dengan menggunakan sumber-sumber tertentu yang sudah dialokasikan untuk melakukan berbagai kegiatan.

Efektivitas memiliki tiga tingkatan sebagaimana yang didasarkan oleh David J. Lawless dalam Gibson, Ivancevich dan Donnely (1997: 25) antara lain : 1. Efektivitas Individu

Efektivitas Individu didasarkan pada pandangan dari segi individu yang menekankan pada hasil karya karyawan atau anggota dari organisasi.

2. Efektivitas kelompok

Adanya pandangan bahwa pada kenyataannya individu saling bekerja sama dalam kelompok. Jadi efektivitas kelompok merupakan Jumlah kontribusi dari semua anggota kelompoknya;

3. Efektivitas Organisasi

Efektivitas organisasi terdiri dari efektivitas individu dan kelompok. Melalui pengaruh sinergitas, organisasi mampu mendapatkan hasil karya yang lebih tinggi tingkatannya daripada jumlah hasil karya tiap-tiap bagiannya.

Selain itu, Gibson, Ivancevich dan Donnely (1997 :31) memberikan batasan dalam kriteria efektivitas organisasi melalui pendekatan teori sistem antara lain:

1. Produksi

(28)

2. Efisiensi

Konsep efisiensi didefinisikan sebagai angka perbandingan antara output dengan input. Ukuran efisiensi harus dinyatakan dalam perbandingan antara keuntungan dan biaya atau dengan waktu atau dengan output.

3. Kepuasan

Kepuasan menunjukkan sampai di mana organisasi memenuhi kebutuhan para karyawan dan pengguna.

4. Adaptasi

Kemampuan adaptasi adalah sampai seberapa jauh organisasi dapat menenggapi perubahan ekstern dan intern.

5. Perkembangan

Organisasi harus dapat berkembang dalam organisasi itu sendiri untuk memperluas kemampuannya untuk hidup terus dalam jangka panjang.

6. Hidup terus

Organisasi harus dapat hidup terus dalam jangka waktu yang panjang.

Efektivitas merupakan unsur pokok aktivitas untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah di tentukan sebelumnya. Dengan kata lain segala sesuatu dikatakan efektif apabila tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya tercapai.

(29)

fungsi-fungsi sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan menggunakan secara optimal alat-alat dan sumber-sumber yang ada, ketepatan waktu dalam melaksanakan tugas serta kemampuan untuk melaksanakan tugas tersebut yang dapat dilihat dari kuanlitas maupun kuantitas dan dapat bermanfaat bagi anggota-anggota yang ada di sekitarnya.

Dengan membaca uraian di atas maka penulis menyimpulkan bahwa efektivitas berhubungan dengan empat hal yaitu :

a. Pencapaian tujuan yang telah disepakati, sebuah kegiatan yang dikatakan efektif apabila tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. b. Penyelesaian pekerjaan tepat waktu, sebuah pekerjaan dikatakan

efektif apabila pekerjaan tersebut dilakukan secara tepat waktu.

c. Kemampuan sumber daya manusia untuk melaksananan tugas ataupun pekerjaannya.

d. Adanya manfaat yang nyata yang dirasakan oleh masyarakat yang ada di sekitarnya.

Masih soal effektivitas, ada beberapa pendekatan terhadap efektivitas. Pendekatan- pendekatan itu adalah :

1. Pendekatan sasaran (Goal Approach)

(30)

dalam pengukuran efektivitas dimulai dengan menidentifikasi sasaran orgainisasi dalam pencapaian sasaran tersebut.

2. Pendekatan Sumber (System Resources Approach)

Pendekatan sumber mengukur efektivitas melalui keberhasilan suatu lembaga dalam mendapatkan berbagai macam sumber yang dibutuhkannya. Suatu lembaga harus dapat memperoleh berbagai amcam sumber dan juga memelihara keadaan dan sistem agar dapat menjadi efektif.

3. Pendekatan Proses (Internal Proses Approach)

(31)

I.5.2 Pelayanan

I.5.2.1 Definisi Pelayanan

Seperti yang telah dijelaskan diatas pelayanan merupakan salah satu tugas pokok pemerintah. Secara umum pelayanan dapat diartikan dengan melakukan perbuatssan yang hasilnya ditujukan untuk kepentingan orang lain, baik perorangan, maupun kelompok atau masyarakat. Menurut Keputusan Menteri Negara Aparatur Negara No. 63 Tahun 2003, disebutkan bahwa pelayanan adalah Segala bentuk kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah di pusat, di daerah, dan di lingkungan badan usaha milik negara /daerah dalam bentuk barang atau jasa dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Menurut Gronroos yang dikutip dari Ratminto (2005: 2), pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antar konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh organisasi pemberi pelayanan yang dimaksudnya untuk memecahkan untuk memecahkan permasalahan konsumen atau pelanggan.

(32)

yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan ,dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terkait pada suatu produk secara fisik.

Menurut Paimin (2007: 164), Pelayanan adalah serangkaian kegiatan suatu proses pemenuhan kebutuhan orang lain secara lebih memuaskan berupa produk jasa dengan sejumlah ciri seperti tidak terwujud ,cepat hilang, lebih dapat dirasakan daripada memilki, dan pelanggan lebih dapat berpartisispasi aktif dalam proses mengkonsumsi jasa tersebut.

Berdasarkan uraian diatas, maka pelayanan dapat disimpulkan sebagai kegiatan yang dilakukan suatu oraganisasi yang ditujukan untuk konsumen atau masyarakat umum yang berbentuk jasa untuk memenuhi kebutuhan.

Ada pun dua bagian konsep pelayanan yang ada di Indonesia yaitu :

1. Pemerintah memberi pelayanan secara langsung melalui dinas daerah. Pada kategori ini kebijakan yang harus dilakukan guna mengoptimalkan pelayanan pada masyarakat adalah unit dinas di daerah agar lebih mampu memudahkan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan bidang tugasnya.

(33)

I.5.2.2 Fungsi Pelayanan

Pelayanan memiliki beberapa fungsi yang diberikan oleh pemerintah. Fungsi tersebut dibagi menjadi tiga kelompok yaitu :

1. Fungsi pelayanan masyarakat (Publik Service Functions)

a. Pendidikan

b. Kesehatan Masyarakat c. Kesehatan Lingkungan

d. Penataan Jaringan Jalan dan Taman e. Penyediaan Air Bersih

2. Fungsi Pembangunan (Development Functions)

a. Perencanaan Pembangunan (Fisik, Sosial Ekonomi, Sosial Budaya)

b. Kebijakan Pengembangan Perekonomian sesuai dengan potensi daerah (kerajinan tangan, pariwisata, perdagangan, industri) untuk meningkatkan pendapatan dan mengurangi pengangguran. c. Mengatur Perizinan, memfasilitasi hubungan dengan berbagai

pihak dalam rangka pengembangan daerah secara ekonomi maupun fisik.

(34)

3. Fungsi Ketertiban dan Ketentraman (Prospective Functions) a. Penciptaan ketertiban dan ketentraman

b. Perlindungan terhadap bencana alam c. Perlindungan terhadap kebakaran I.5.3 Pelayanan publik

I.5.3.1 Definisi Pelayanan Publik

Pelayanan publik menjadi fokus studi disiplin ilmu administrasi publik Indonesia, masih menjadi persoalan yang perlu memperoleh perhatian dan penyelesaian yang komprehensif. Pelayanan yang diberikan oleh pemerintah kepada rakyat terus mengalami pembaruan, baik dari sisi paradigma maupun format pelayanan seiring dengan meningkatnya tuntutan masyarakat dan perubahan di dalam pemerintah itu sendiri. Meskipun demikian, pembaruan dilihat dari dua sisi tersebut belumlah memuaskan, bahkan masyarakat masih diposisikan sebagai pihak yang tidak berdaya dan termarginalisasikan dalam kerangka pelayanan.

Pelayanan publik merupakan segala kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar sesuai dengan hak-hak dasar setiap warga Negara dan penduduk atas suatu barang, jasa dan atau pelayanan administrasi yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan yang terkait dengan kepentingan publik.

(35)

penduduk atas barang, jasa dan atau pelayanan administrative yang disediakan oleh penyelenggara peleyanan publik.

Menurut Ratminto (2005:5), Pelayanan publik adalah segala bentuk pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi tangguang jawab dan dilaksanakan oleh instansi pemerintah di pusat, di daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah, dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Sementara menurut Kurniawan (2005: 4), Pelayanan publik adalah pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan.

Berdasarkan beberapa definisi diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pelayanan publik adalah keseluruhan pelayanan yang dilaksanakan oleh aparatur pemerintah kepada publik didalam suatu organisasi atau instansi untuk memenuhi kebutuhan penerima pelayanan publik/ masyarakat.

(36)

jaminan sosial, energi, perbankan, perhubungan, sumber daya alam, pariwisata, dan sektor strategis lainnya.

Adapun penyelenggara pelayanan publik adalah lembaga dan petugas pelayanan publik baik pemerintah daerah maupun Badan Usaha Milik daerah yang menyelenggarakan pelayanan publik. Sedangkan penerima pelayanan publik adalah orang perorangan dan atau kelompok orang dan atau badan hukum yang memiliki hak, dan kewajiban terhadap suatu pelayanan publik (Rohman, Ahmad ainur. 2008: 3).

I.5.3.2Bentuk-bentuk pelayanan publik

Pemerintah merupakan pihak yang memberikan pelayanan bagi masyarakat. Adapun didalam pelaksanaannya pelayanan ini terdiri dari beberapa bentuk. Menurut Moenir (2010: 190), bentuk pelayanan itu terdiri dari :

1. Pelayanan lisan

Pelayanan dengan lisan dilakukan oleh petugas-petugas dibidang hubungan masyarakat, dibidang layanan informasi dan di bidang-bidang lain yang tugasnya memberikan penjelasan atau keterangan kepada siapapun yang memerlukan.

2. Pelayanan berbentuk tulisan

(37)

a. Pelayanan yang berupa petunjuk, informasi dan yang sejenis ditujukan kepada orang-orang yang berkepentingan agar memudahkan mereka dalam berurusan dengan institusi atau lembaga.

b. Pelayanan yang berupa reaksi tertulis atas permohonan, laporan, keluhan, pemberian/penyerahan, pemberitahuan dan lain sebagainya.

3. Pelayanan berbentuk perbuatan

Dalam kenyataan sehari-hari jenis layanan ini memang tidak terhindar dari layanan lisan , jadi antara layanan perbuatan dan layanan lisan sering bergabung. Hal ini disebabkan karena hubungan lisan paling banyak dilakukan dalam hubungan pelayanan secara umum. Hanya titik berat terletak pada perbuatan itu sendiri yang ditunggu oleh orang yang berkepentingan. Jadi tujuan utama yang berkepentingan ialah mendapatkan pelayanan dalam bentuk perbuatan atau hasil perbuatan, bukan hanya sekedar penjelasan dan kesanggupan secara lisan. Disini faktor kecepatan dalam pelayanan menjadi dambaan setiap orang, disertai dengan kualitas hasil yang memadai.

I.5.3.3 Azas pelayanan publik

Untuk dapat memberikan pelayanan yang memuaskan bagi pengguan jasa, penyelenggara pelayanan harus memenuhi azas-azas pelayanan sebagai berikut (Ratminto, 2005: 19) :

(38)

Bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti.

b. Akuntabilitas

Dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

c. Kondisional

Sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap berpegang teguh pada prinsip efisiensi dan efektivitas.

d. Partisipatif

Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan public dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan, dan harapan masyarakat.

e.Kesamaan Hak

Tidak diskriminatif dalam arti tidak membeda-bedakan suku, ras, agama, golongan, gender, dan status ekonomi.

f. Keseimbangan hak dan kewajiban

Pemberi dan penerima pelayanan public harus memenuhi hak dan kewajiban masing-masing pihak.

(39)

I.5.3.4 Prinsip-prinsip pelayanan publik

Berdasarkan keputusan menteri pendayagunaan aparatur Negara nomor 63 tahun 2003, dijelaskan bahwa dalam menyelenggarakan pelayanan harus memenuhi beberapa prinsip yaitu:

1. Kesederhanaan , prosedur /tata cara pelayanan diselenggarakan secara mudah, cepat , tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan.

2. Kejelasan mencakup beberapa hal antara lain :

a. Persyaratan teknis dan administrasi pelayanan umum.

b. Unit kerja atau pejabat yang berwenang dan bertangguang jawab dalam memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhan/persoalan/sengketa dalam pelaksanaan pelayanan publik.

c. Rincian biaya pelayanan dan tata cara pembayaran.

3. Kepastian waktu. Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan.

4. Akurasi. Produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat dan sah.

5. Rasa aman. Proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan kepastian hukum.

(40)

7. Kelengkapan sarana dan prasarana. Tersedianya sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja dan pendukung lainnya yang memadai termasuk penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan informatika.

8. Kemudahan akses. Tempat dan lokasi serta sarana prasarana kerja yang memadai dan mudah dijangkau oleh masyarakat, dan dapat memanfaatkan teknologi telematika.

9. Kedisiplinan, kesopanan dan keramahan. Pemberi layanan harus bersikap disiplin, sopan, dan santun, ramah serta memberikan pelayanan yang ikhlas. 10. Kenyamanan. Lingkungan pelayanan harus tertib, disediakan ruang tunggu

yang nyaman , bersih, rapi, lingkungan yang indah, sehat serta dilengkapi dengan fasilitas pendukung pelayanan, seperti parker, toilet, tempat ibadah, dan lain-lain.

I.5.4 Pelayanan Kesehatan

I.5.4.1 Definisi Pelayanan Kesehatan

(41)

untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat.

Dalam pasal 1 juga tertuang definisi jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat adalah suatu cara penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan yang paripurna berdasarkan asas usaha bersama dan kekeluargaan, berkesinambungan dan dengan mutu yang terjamin serta pembiayaan yang dilaksanakan secara praupaya. Dalam pasal 3 menjelaskan bahwa pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Pasal 8 menjelaskan bahwa pemerintah bertugas menggerakkan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan dan pembiayaan kesehatan, dengan memperhatikan fungsi sosial sehingga pelayanan kesehatan bagi masyarakat kurang mampu tetap terjamin.

Menurut Sutadi (2005 :10), Pelayanan kesehatan merupakan komoditi yang unik dan khusus, tidak dapat disamakan dengan komoditi lain karena pelayanan yang diberikan berupa jasa, sehingga sulit untuk mencapai kepuasan pelanggan. Dalam pengertian ini, pelayanan kesehatan disamping sebagai suatu usaha untuk memperbaiki kesejahteraan masyarakat, sekaligus juga dalam rangka usaha pembinaan, pengembangan pemanfaatan sumber daya manusia.

(42)

meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok, dan ataupun masyarakat.

Berdasarkan rumusan pengertian di atas, dapat dipahami bahwa bentuk dan jenis pelayanan kesehatan tergantung dari beberapa faktor yaitu:

1. Pengorganisasian pelayanan; pelayanan kesehatan dapat dilaksanakan secara sendiri atau bersama-sama sebagai anggota dalam suatu organisasi.

2. Tujuan atau ruang lingkup kegiatan; pencegahan penyakit, memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, penyembuhan/ pengobatan dan pemulihan kesehatan.

3. Sasaran pelayanan; perorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat.

(43)

kesehatan), dan tenaga administrasi/manajemen kesehatan (manajemen/administrator kesehatan).

I.5.4.2 Sasaran pelayanan kesehatan

Menurut Hodgetts dan Cascio dalam Azwar (1996 : 36) , Pelayanan kesehatan dapat dibagi menjadi dua bagian utama jika dilihat berdasarkan sasarannya :

1. Pelayaanan kesehatan personal (Personal health services) maksudnya sasaran pelayanan kesehatan ini adalah untuk pribadi atau perorangan.

2. Pelayanan kesehatan lingkungan (Environmental health services) yaitu sasaran pelayanan kesehatan ini adalah lingkungan, kelompok, atau masyarakat.

I.5.4.3 Syarat pokok pelayanan kesehatan

Pelayanan kesehatan yang baik memiliki berbagai persyaratan pokok. Syarat pokok yang dimaksud yaitu sebagai berikut :

1. Tersedia dan berkesinambungan

Yaitu syarat pokok pertama pelayanan kesehatan yang baik adalah pelayanan kesehtaan tersebut harus tersedia di masyarakat serta bersifat berkesinambungan. Artinya semua jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat tidak sulit ditemukan serta keberadaannya dalam masyarakat selalu ada ketika dibutuhkan.

(44)

Pelayanan kesehatan tersebut tidak bertentangan dengan keyakinan dan kepercayaan masyarakat. Pelayanan kesehatan yang bertentangan dengan adapt istiadat, kebudayaan, keyakakinan, dan kepercayaan masyarakat, serta bersifat tidak wajar bukanlah suatu pelayanan kesehatan yang baik.

3. Mudah dicapai

Lokasi yang mudah dijangkau oleh masyarakat. Dengan demikian maka pengaturan distribusi sarana kesehatan menjadi sangat penting, pelayanan kesehatan yang terlalu terkonsentrasi pada perkotaan saja dan tidak ditemukan di daerah pedesaaan bukanlah pelayanan kesehatan yang baik.

4. Mudah dijangkau

Dapat dilihat dari segi biaya, untuk dapat mewujudkan keadaan yang seperti ini harus diupayakan biaya pelayanan kesehatan yangb sesuai dengan kemempuan ekonomi masyarakat. Pelayanan kesehatan yang mahal dan hanya bisa dijangkau oleh sebagian masyarakat bukanlah pelayanan kesehatan yang baik.

5. Bermutu

(45)

I.5.4.4 Stratifikasi pelayanan kesehatan

Menurut Azwar (1996 :41 ) dalam bukunya yang berjudul “ Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan “ , Staratifikasi pelayanan kesehatan yang dianut setiap Negara tidaklah sama, namun secara umum berbagai strata ini dapat dikelompokkan menjadi tiga macam yaitu :

1. Pelayanan kesehatan tingkat pertama (primary health services)

Pelayanan kesehatan tingkat pertama merupakan pelayanan kesehatan yang bersifat pokok, yang sangat dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat serta mempunyai nilai strategis untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pada umumnya pelayanan kesehatan tingkat pertama ini bersifat pelayanan rawat jalan (ambulatory/out patient services).

2. Pelayanan kesehatan tingkat kedua

Pelayanan kesehatan tingkat kedua adalah pelayanan yang lebih lanjut, telah bersifat rawat inap (in patient services) dan untuk menyelenggarakannya telah dibutuhkan tenaga spesialis.

3. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga

Pelayanan kesehatan tingkat ketiga adalah pelayanan kesehatan yang bersifat lebih komplek dan umumnya diselenggarakan oleh tenaga-tenaga subspesialis.

I.5.4.5 Tujuan pelayanan kesehatan

(46)

pembangunan kesehatan Indonesia yaitu :”gambaran masyarakat Indonesia yang dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat,bangsa, dan Negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pola kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya diseluruh wilayah republik Indonesia”( DepKes RI ).

Visi kesehatan Indonesia dilaksanakan melalui misi yang juga ditetapkan oleh Departemen Kesehatan Reepublik Indonesia. Misi pembangunan kesehatan Republik Indonesia adalah sebagai berikut :

a. Menggerakkan pembangunan kesehatan berwawasan kesehatan

Para penanggung jawab program pembangunan harus memasukkan pertimbangan kesehatan didalam semua kebijakan pembangunannya. Program yang tidak berkontribusi positif terhadap kesehatan diharapkan untuk tidak dilaksanakan.

b. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup mendiri

Kesehatan merupakan tangguang jawab individu, masyarakat, pemerintah dan swata, itu artinya kesehatan bukan hanya tanggung jawab pemerintah , masyarakat juga harus mandiri menjaga kesehatannya sendiri.

(47)

d. Menjangkau dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat beserta lingkungan tanpa meninggalkan upaya penyembuhan penyakit.(DepKes RI)

I.5.5 Pelayanan Kesehatan di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) I.5.5.1 Definsi Puskesmas

Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) merupakan sebuah wadah kesehatan yang lahir untuk menjawab semua masalah pelayanan kesehatan yang ada. Puskesmas adalah unit fungsional pelayanan kesehatan terdepan sebaga unit pelaksaan teknis dinas kesehatan kota atau kabupaten yang melaksanakan upaya penyuluhan, pencegahan, dan penanganan kasus-kasus penyakit di wilayah kerjanya secara terpadu dan terkoordinasi. Definisi Puskesmas berdasarkan Kepmenkes No 128 Tahun 2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas adalah unit pelaksana teknis (UPT) dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja UPT tugasnya adalah menyelenggarakan sebagian tugas teknis Dinas Kesehatan.

(48)

Menurut KepMen kesehatan tersebut, Dalam menjalankan tugasnya Puskesmas memiliki beberapa usaha pokok tentang Kebutuhan Dasar Puskesmas, dimana beban pokok Puskesmas dikurangi dari 18 menjadi 6 yaitu :

1. Kesehatan Ibu dan Anak serta KB 2. Perbaikan Gizi Masyarakat 3. Kesehatan Lingkungan

4. Pemberantasan Penyakit Menular 5. Promosi Kesehatan

6. Pengobatan

Dalam menciptakan efektifitas pegawai harus juga memberikan pelayanan yang baik bagi masyarakat. Menurut dalam aspek pelayanan kesehatan yang sebaiknya selalu dijunjung tinggi oleh para pegawai dan aparat kesehatan, dalam upaya memberdayakan masyarakat untuk hidup bersih dan sehat. Lima nilai dasar tersebut adalah:

1. Bertindak Cepat dan Tepat

Cepat mengambil keputusan dalam memberikan pelayanan atau tindakan kesehatan, terhadap kasus/masalah yang bisa bersifat mendadak (emergency) maupun mendesak (urgency). Tepat dalam melaksanakan proses pelayanan kesehatan sesuai prosedur tetap (protap) atau standar operasional prosedural (SOP) yang telah ditentukan.

(49)

Masyarakat sebagai subyek pelayanan, berhak menentukan jenis pelayanan kesehatan yang terbaik sesuai masalah yang dihadapinya. Masyarakat sebagai obyek pelayanan, wajib diberikan pelayanan kesehatan yang bermutu agar mencapai derajat kesehatan yang optimal.

3. Meneggakkan Kedisiplinan:

Disiplin kerja adalah menegakkan semangat kerja dalam memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat atau sasaran pelayanaan. Disiplin Administrasi adalah melakukan pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan pelayanan secara tertib, teratur, terarah, terbuka dan terukur.

4. Menunjukkan Transparansi :

Menunjukkan keterbukaan pelayanan, dengan aturan kerja yang jelas, ringkas dan tuntas, sehingga bisa dipahami oleh sasaran pelayanan. Menunjukkan keterbukaan anggaran, sesuai tata hukum dan peraturan yang berlaku dalam lingkup pelayanan kesehatan

5. Mewujudkan Akuntabilitas:

(50)

pemberdayaan derajat kesehatan masyarakat secara holistik. Diakses pada tanggal 5/09/2011 pukul 11:10 wib).

I.5.5.2 Fungsi Puskesmas

Berdasarkan Kepmenkes No 128 Tahun 2004, Puskesmas memiliki beberapa fungsi yang harus dilaksanakan oleh Puskesmas, diantaranya:

1. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan

Dalam hal ini Puskesmas selalu berupaya menggerakkan lintas sektor dan dunia usaha di wilayah kerjanya agar menyelenggarakan pembangunan yg berwawasan kesehatan. Selain itu juga aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya. Serta mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan dan pemulihan.

2. Pusat Pemberdayaan Masyarakat

(51)

3. Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama

Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan yang terdiri dari pelayanan kesehatan perorangan dan masyarakat. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab puskesmas meliputi :

a. Pelayanan kesehatan perorangan

Pelayannan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi (private Goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu rawat inap.

b. Pelayanan kesehatan masyarakat

(52)

I.5.6 Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan

Salah satu upaya untuk mengurangi variasi proses adalah dengan melakukan standarisasi. Proses standarisasi. Meliputi penyusunan, penerapan, monitoring, pengendalian ,serta evaluasi dan revisi standar (Koentjoro, 2007 :24).

Dalam PP 102/2000 dijelaskan standar adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang dilakukan termasuk tata cara dan metode yang disusun berdasarkan konsensus semua pihak yang terkait dengan memperhatikan syarat-syarat keselamatan, keamanan, kesehatan, lingkungan hidup, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pengalaman, yakni perkembangan masa kini dan masa yang akan datang, untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya (2007:25).

(53)

bidang kesehatan tingkat nasional adalah sebagai berikut (Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1457/ MENKES/SK/X/2003 )(Ratminto. 2005: 271) :

a. Pelayanan kesehatan Ibu dan Bayi:

1. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 (95%)

2. Cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan (90%)

3. Ibu hamil resiko tinggi yang dirujuk (100%) 4. Cakupan kunjungan neonatus (90%)

5. Cakupan kunjungan bayi (90%)

6. Cakupan bayi berat lahir rendah /BBLR yang ditangani (100%) b. Pelayanan kesehatan anak Pra Sekolah dan Usia Sekolah

1. Cakupan deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pra sekolah (90%)

2. Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa SD dan setingkat oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih / guru UKS / Dokter kecil (100%)

3. Cakupan pelayanan kesehatan remaja (80%) C. Pelayanan Keluar Bencana

1. Cakupan peserta aktif KB (70%) d. Pelayanan Imunisasi

1. Desa / Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) (100%) e. Pelayanan Pengobatan/ Perawatan

(54)

2. Cakupan Rawat Inap (1,5%) f. Pelayanan Kesahatan Jiwa

1. Pelayanan kesehatan jiwa di sarana pelayanan kesehatan umum (15%) g. Pemantauan Pertumbuhan Balita

1. Balita yang naik berat badannya (80%) 2. Balita Bawah Garis Merah (<15%) h. Pelayanan Gizi

1. Cakupan balita mendapat kapsul vitamin A 2 kali per tahun (90%) 2. Cakupan ibu hamil mendapat 90 tablet Fe (90%)

3. Cakupam pemberian makanan pendamping ASI pada bayi bawah garis merah dari keluarga miskin (100%)

4. Balita gizi buruk mendapat perawatan (100%)

i. Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi dasar dan komprehensif

1. Akses terhadap ketersediaan darah dan komnen yang aman untuk menangani rujukan ibu hamil dan neonatus (80%)

2. Ibu hamil resiko tinggi/ komplikasi yang ditangani (80%) 3. Neonatal resiko tinggi/ komplikasi yang ditangani (80%) j. Pelayanan gawat darurat

1. Sarana kesehatan dan kemampuan pelayanan gawat darurat yang dapat diakses masyarakat (90%)

(55)

1. Desa/ kelurahan mengalami KLB yang ditangani < 24 jam (100%) 2. Kecamatan bebas rawan gizi (80%)

l. Pencegahan dan Pemberantasan penyakit polio

1. AFP rate per 100.000 penduduk < 15 tahun (> 1) m. Pencegahan dan Pemberantasan penyakit TB paru

1. Kesembuhan penderita TBCBTA positif (>85%) n. Pencegahan dan Pembrantasan penyakit ISPA

1. Cakupan balita dengan pneumonia yang ditangani (100%) o. Pencegahan dan Pembrantasan penyakit HIV AIDS

1. Klien yang mendapatkan penanganan HIV AIDS (100%) 2. Infeksi menular seksual yang diobati (100%)

p. Pencegahan dan pembrantasan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) 1. Penderita DBD yang ditangani (100%)

q. Pencegahan dan pembrantasan penyakit Diare 1. Balita dengan diare di tangani (100%)

Dan lainnya.

I.5.7 Peran Pemerintah dalam Regulasi Pelayanan Kesehatan

(56)

kesehatan di daerah dapat melakukan kegiatan pelayanan secara bebas tanpa adanya kendali. Peran pemerintah pusat dan masyarakat diperlukan sebagai pengendali melalui kegiatan regulasi. Peran pemerintah pusat tersebut tentunya juga dapat diwujudkan melalui lembaga masyarakat yang dipercaya dan mendapatkan otoritas untuk melakukan kegiatan regulasi. Pada dasarnya kegiatan regulasi diperlukan untuk mengendalikan kegiatan pelayanan kesehatan agar dilaksanakan sesuai persyaratan yang berlaku, yang dapat dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat.

(57)

I.6 Definisi Konsep

Konsep adalah istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian,keadaan kelompok, atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial (Singarimbun, 1995:37). Tujuannya adalah untuk memudahkan pemahaman dan menghindari terjadinya interpretasi ganda dari variabel yang diteliti. Oleh karena itu untuk mendapatkan batasan yang jelas dari masing-masing konsep yang diteliti, maka penulis mengemukakan definisi konsep dari penelitian ini yaitu :

Efektivitas adalah tingkatan sejauh mana suatu organisasi dapat melaksanakan kegiatan atau fungsi-fungsinya sehingga dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dengan menggunakan secara optimal alat-alat dan sumber-sumber yang ada.

Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok, dan ataupun masyarakat.

(58)

I.7 Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini memuat latar belakang, fokus masalah dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, definisi konsep dan sistematika penulisan.

BAB II : METODE PENELITIAN

Bab ini memuat bentuk penelitian, lokasi penelitian, informan penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisa data. BAB III : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini berisikan gambaran umum lokasi penelitian, sejarah singkat dan visi serta misi organisasi.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisikan hasil data yang diperoleh dari lapangan dan atau berupa dokumen yang akan di analisis serta berisikan tentang uraian data-data yang diperoleh setelah melaksanakan penelitian. BAB V : PENUTUP

(59)

BAB II

METODE PENELITIAN

II.1 Bentuk Penelitian

Teknik Penelitian atau metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Zuriah (2006: 47), penelitian dengan menggunakan metode deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Dalam penelitian deskriptif cendrung tidak perlu mencari atau menerangkan saling berhubungan dengan menguji hipotesis.

Sudarwan Danim (2002: 41) memberikan ciri-ciri dominan dari penelitian deskriptif yaitu :

1. Bersifat mendeskripsikan kejadian atau peristiwa yang bersifat faktual. Adakalanya penelitian ini dimaksudkan hanya membuat deskripsi atau narasi semata-mata dari fenomena, tidak untuk mencari hubungan antar variabel, menguji hipotesis atau membuat ramalan.

(60)

4. Mengidentifikasi masalah-masalah atau untuk mendapatkan justifikasi keadaan dan praktik-praktik yang sedang berlangsung.

5. Mendeskripsikan subyek yang sedang dikelola oleh kelompok orang tertentu dalam waktu bersamaan.

II.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Bandar Khalifah terletak di Jalan Bustaman Pasar x desa Bandar Khalipah, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang.

II.3 Informan Penelitian

Penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari hasil penelitiannya. Oleh karena itu, pada penelitian kualitatif tidak dikenal adanya populasi dan sampel. Menurut Bagong Suyanto (2005: 171), Subyek penelitian yang telah tercermin dalam fokus ini penelitian ditentukan dengan sengaja. Subjek penelitian menjadi informan yang akan memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses penelitian. Informan adalah seseorang yang benar-benar mengetahui suatu persoalan atau permasalahan tertentu yang darinya dapat diperoleh informasi yang jelas, akurat, dan terpercaya baik berupa pernyataan, keterangan atau data-data yang dapat membantu dalam memenuhi persoalan atau permasalahan.

(61)

1. Informan kunci (key informan), yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian.

2. Informan utama, yaitu mereka yang terlibat secara langsung dalam interaksi sosial yang diteliti,

3. Informan tambahan

Maka dalam penelitian dalam hal ini menggunakan informan penelitian yang terdiri atas :

1. Informan kunci, yaitu :

a. kepala puskesmas

b. dokter puskesmas

c. pegawai puskesmas

2. Informan utama, yaitu masyarakat yang menggunakan pelayanan kesehatan di puskesmas.

II.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data dilakukan dengan mencari dan mengumpulkan data berupa teknik pengumpulan data primer dan teknik pengumpulan data skunder.

(62)

Teknik pengumpulan data primer adalah teknik pengumpulan data yang langsung diperoleh dari lapangan atau lokasi penelitian. Teknik pengumpulan data primer dapat dilakukan dengan cara :

a. Wawancara Mendalam, yaitu proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama.

b. Kuestioner (angket), yaitu digunakan sebagai pendamping dalam mengumpulkan data. Daftar pertanyaan dibuat secara semi terbuka kepada informan utama atau responden yang memberikan pilihan jawaban dan memberikan penjelasan-penjelasan yang diperlukan oleh peneliti.

c. Observasi Tidak Terstruktur, yaitu observasi atau pengamatan yang dilakukan tanpa menggunakan guide observasi. Dengan demikian, pada observasi ini peneliti harus mampu secara pribadi mengembangkan daya pengamatannya dalam mengamati suatu objek ( Bungin, 2007 : 116-117).

(63)

Teknik pengumpulan data skunder adalah teknik pengumpulan data yang diperoleh melalui bahan kepustakaan untuk mendukung kelengkapan dari data primer. Teknik pengumpulan data sekunder dapat dilakukan dengan cara :

a. Studi Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan catatan-catatan atau dokumen-dokumen yang ada dilokasi penelitian atau sumber-sumber lain yang terkait dengan objek penelitian.

b. Studi Kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku, literature, internet, dan sumber-sumber lain yang berkompetensi dan memiliki keterkaitan dengan masalah penelitian.

II.5 Teknik Analisa Data

(64)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

III.1 Gambaran umum Kecamatan Percut Sei Tuan III.1.1 Letak dan Geografisnya

Wilayah kecamatan Percut Sei Tuan mempunyai luas wilayah 190,79 km2. Yang terdiri dari 18 desa dan 2 kelurahan, 5 desa dari wilayah kecamatan merupakan desa pantai dengan ketinggian dari permukaan air laut berkisar 10-20 m dengan curah hujan rata-rata 243%.

Pusat pemerintahan berkedudukan di Jalan Medan- Batang Kuis Desa Tembungdengan batas-batas sebagai berikut :

Sebelah utara berbatas dengan Selat Malaka

Sebelah Timur berbatas dengan Kecamatan Medan Batang Kuis dan Pantai Labu

Sebelah Selatan berbatas dengan Kota Medan

Sebelah Barat berbatas dengan Kecamatan Labuhan Deli dan Kota Medan

III.1.2 Iklim

(65)

Agustus-September. Penyinaran matahari rata-rat 51% kecepatan udara rata-rata 1.10m/dtk dan tingkat penguapan sekitar 3,74 mm/hari. Temperature udara minimum 23,7 derajat Celcius dan maksimum 32,2 derajat Celcius.

III.1.3 Sarana Kesehatan

Wilayah Kecamatan Percut Sei Tuan memiliki 3 Puskesmas yaitu :

1. Puskesmas Bandar Khalipah terletak di desa Bandar Khalipah dengan mencakup wilayah kerja sebanyak 7 desa.

2. Puskesmas Kenangan terletak di desa kenangan dengan mencakup wilayah kerja sebanyak 2 desa dan 2 kelurahan.

3. Puskesmas Tanjung Rejo terletak di desa Tnajung rejo dengan mencakup wilayah kerja sebanyak 9 desa

III.2 Gambaran umum Puskesmas Bandar Khalipah III.2.1 Letak

Puskesmas Bandar Khalipah adalah salah satu sarana kesehatan yang ada di Kecamatan Percut Sei Tuan selain Puskesmas Kenangan dan Puskesmas Tanjung Rejo. Puskesmas Bandar Khalipah terletak di Jalan Bustaman pasar x desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang. Puskesmas Bandar khalipah memiliki 7 (tujuh) wilayah kerja yang meliputi :

(66)

3. Bandar Setia 4. Sambirejo Timur 5. Laut Dendang 6. Sei Rotan 7. Kolam

Luas wilayah kerja Puskesmas Bandar khalipah yaitu 4.155 km2. memiliki batas :

Sebelah utara berbatas dengan Selat Malaka

Sebelah Timur berbatas dengan Kec. Batang Kuis dan Kec. Pantai Labu Sebelah Barat berbatas dengan Labuhan Deli dan Kota Medan

Sebelah Selatan berbatas dengan Kota Medan.

III.2.2 Keadaan Geografi

Keadaan geografi di wilayah kerja Puskesmas Bandar Khalipah adalah daerah pedesaan. Sarana perhubungan berupa jalan yang sudah sebagian besar di aspal dan dapat dilalui kendaraam roda dua dan roda empat.

Tabel 3.1

Data geografi wilayah kerja Puskesmas Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang tahun 2010

(67)

(km2) luas total (%)

Percut Sei Tuan (km)

1 Bandar Khalipah 17 7.25 15.7 1.50

2 Bandar Klippa 20 18.48 40.1 0.50

3 Bandar Setia 10 3.5 7.5 4.00

4 Sambirejo Timur 11 4.16 9.0 2.50

5 Laut Dendang 9 1.7 3.6 6.00

6 Sei Rotan 13 5.16 11.1 3.00

7 Kolam 13 5.98 13.0 5.00

93 46 100 Sumber : Kecamatan Percut Sei Tuan Dalam Angka 2010

III.2.3 Keadaaan Penduduk

Pada tahun 2010, Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Bandar Khalipah berjumlah 151.643 jiwa dengan rincian 77.198 jiwa yang berjenis kelamin laki-laki dan 74.445 jiwa yang berjenis kelamin perempuan. Angka tersebut dapat dilihat pada tabel 3.2 di bawah ini :

Tabel 3.2

Gambar

Tabel 3.2
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3 Jumlah Fasilitas Gedung Puskesmas Bandar Khalipah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi ini membahas dan menguraikan dasar pemikiran pemerintah dalam penetapan kebijakan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi berupa bunga, mengidentifikasi target

yustisialnya. Sedangkan tugas pokok dan fungsi Dirjen Badilag yang diatur dalam Perpres Nomor 13 Tahun 2005 diimplementasikan dengan surat Sekretaris Mahkamah Agung RI

 Guru yang responsif gender adalah guru yang memperlakukan anak laki-laki dan perempuan dengan penghargaan yang sama agar mampu mendorong setiap anak untuk berpartisipasi

361 Tahun 2016 tentang Juknis BOS pada Madrasah yang isinya antara lain; Satuan pendidikan harus memiliki Rencana Kerja Jangka Menengah yang disusun 4 tahunan;

Hasil penelitian menunjukan bahwa hipotesis I yang menyatakan bahwa diduga kompetensi guru berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa, dapat diterima, hipotesis 2

Persentuhan baru pengkarya di alam bawah laut sebagai seorang penyelam secara nyata membenturkan pengkarya pada kenyataan bahwa pengkarya memiliki pengalaman tubuh yang sangat

Laporan Karya Tugas Akhir yang berjudul Deteriorasi Lingkungan Alami Sebagai Sumber Inspirasi Penciptaan Karya Seni Lukis diciptakan berdasarkan pengalaman dan pengamatan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat Objektif atau tidak pemberitaan yang di tulis pada Surat kabar Jawa Pos tentang pemberitaan Tingkat kellulusan ujian nasional