iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... vii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1
Latar Belakang Kerja Praktek ... 1
1.2
Tujuan dan Manfaat Kerja Praktek ... 5
1.2.1 Tujuan Kerja Praktek ... 5
1.2.2 Manfaat Kerja Praktek ... 5
1.3
Lokasi dan Waktu Kerja Praktek ... 6
1.3.1 Lokasi Kerja Praktek ... 6
1.3.2 Waktu Kerja Praktek ... 6
1.4
Metode Penulisan Kerja Praktek ... 7
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 9
2.1
Sejarah Singkat Perusahaan atau Instansi ... 9
2.3
Slogan PT. Pupuk Kujang ... 16
2.4
Logo Perusahaan ... 16
2.4.1
Gambar Logo Perusahaan ... 16
2.4.2
Makna Bentuk Logo PT. Pupuk Kujang ... 17
2.4.3
Makna Warna Logo PT. Pupuk Kujang ... 18
2.5
Struktur Perusahaan ... 18
2.5.1
Gambar struktur Perusahaan PT. Pupuk Kujang ... 20
2.6
Lokasi dan Tata Letak Perusahaan ... 21
2.7
Ruang Lingkup Desa dawuan ... 22
BAB III PELAKSANAAN KULIAH KERJA PRAKTEK ... 23
3.1
Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek ... 23
3.1.1 Pengertian Pajak Penghasilan PPh Pasal 23 ... 23
3.1.2 Subjek Pajak Penghasilan ... 24
3.1.3 Objek Pajak Penghasilan PPh Pasal 23 ... 25
3.1.4 Penghasilan yang dikecualikan dari Penggunaan Pajak Penghasilan PPh
Pasal 23 ... 25
3.1.5 Proses Perhitungan & Pemotongan Pajak Penghasilan PPh Pasal 23 . 26
3.1.6 Prosedur Pembayaran Pajak penghasilan PPh Pasal 23 ... 28
3.1.7 Pelaporan Surat Pemberitahuan SPT Pajak Penghasilan Pasal 23 ... 30
v
3.2
Pembahasan Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek ... 32
3.2.1 Proses Perhitungan pajak di PT Pupuk Kujang... 32
3.2.2 Saat Pemotongan Pajak Penghasilan PPh Pasal 23 ... 35
3.2.3 Penyetoran Pajak Penghasilan PPh Pasal 23 ... 37
3.2.4 Prosedur Pengisian SPT pajak Penghasilan Pasal 23 ... 37
3.2.5 Prosedur Pelaporan SPT Pajak Penghasilan Pasal 23 ... 38
3.2.6 Perbandingan antara Teori dan Praktek dalam Prosedur Perhitungan dan
Pencataan... 39
3.3
Hambatan dalam Proses Perhitungan, Prosedur Pelaporan Pajak dan
Pembayaran Potongan Pasal 23 ... 40
3.4
Upaya Mengatasi Hambatan dalam Proses perhitungan Prosedur pelaporan
Pajak dan Pembayaran Potongan Pasal 23 ... 40
BAB IV KESIMPULAN ... 42
4.1 Kesimpulan ... 42
4.2 Saran ... 43
DAFTAR PUSTAKA ... 44
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 45
DAFTAR TABEL
No Tabel
Judul Tabel
Hal
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Permohonan Kuliah Kerja Praktek... 46
Lampiran 2
Surat Balasan dari PT. Pupuk Kujang ... 47
Lampiran 3
Memo Penjelasan Kegiatan Selama Kerja Praktek di PT. Pupuk
Kujang ... 48
Lampiran 4
Berita Acara Kerja Praktek ... 49
Lampiran 5
Daftar Kehadiran Kerja Praktek ... 50
Lampiran 6
Surat Keterangan Hasil Kuliah Kerja Praktek dari Perusahaan .. 51
Lampiran 7
Surat Keterangan Hasil Kuliah Kerja Praktek dari Dosen ... 52
PROSES PERHITUNGAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PPH PASAL 23 DI
PERUSAHAAN PT PUPUK KUJANG
Laporan Kerja Praktek
Diajukan Untuk memenuhi Salah Satu Syarat
Dalam Menempuh Mata Kuliah Kerja Praktek
Jenjang Studi Strata 1
Program Studi Akuntansi
Disususn Oleh :
RYAN CANDRA PURNAMA
21110050
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
44
DAFTAR PUSTAKA
Gunadi. 2002. Pajak Penghasilan. Jakarta : salemba empat Surat Keputusan Menteri Keuangan nomor.541/KMK.04/2000 Mardiasmo. 2004. Perpajakan. Yogyakarta: ANDI.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdullilah, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena dengan izin dan kehendak-Nyalah penulis dapat melaksanakan Laporan Usulan Penelitian yang berjudul “ PROSES PERHITUNGAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PPH PASAL 23 DI PERUSAHAAN PT PUPUK KUJANG ”,
yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh jenjang Sarjana I program Studi Akuntansi Universitas Komputer Indonesia Bandung.
Laporan kerja praktek ini merupakan suatu keharusan bagi setiap mahasiswa yang menempuh jenjang Sarjana. Semua materi yang ditawarkan dalam laporan kerja praktek telah diterima dengan baik sehingga dapat dipertanggung jawabkan dengan baik dalam kehidupan di masyarakat, melalui suatu bentuk penulisan laporan kerja praktek yang berisikan analisa atas materi yang ditentukan.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Allah SWT dan Junjungan Nabi Muhammad SAW.
2. Kedua Orang tua Penulis yang senantiasa mendoakan dan memberikan dorongan baik lahir maupun batin.
3. Bapak Dr.Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.
ii
5. Ibu Dr. Surtikanti SE., M.Si., Ak selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Komputer Indonesia.
6. Ibu Wati Aris Astuti, SE., M.Si selaku Seketaris Program Studi Akuntansi Universitas Komputer Indonesia.
7. Ibu Siti Kurnia Rahayu, SE., M.Ak., Ak.,CA Selaku Dosen Pemimbing
8. Ibu Susi Susanti Selaku Pembimbing saat kerja praktek 9. Kepada Pimpinan dan Seluruh Staff PT. Pupuk Kujang.
10.Kepada Keluarga, Sahabat, serta Teman yang selalu memberi semangat.
11.Kepada Maritha Mayang Sari yang selalu memotivasi dan memberi semangat.
Semoga segala bantuan dan kebaikan yang telah diberikan kepada penulis akan mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT. Tidak ada sesuatu di dunia ini yang sempurna, sehingga adanya kritik dan saran sangat diharapkan penulis sebagai masukan untuk memperbaikinya di masa yang akan datang. Akhir kata penulis berharap laporan kerja praktek ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Bandung, Desember 2013
23
BAB III
PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
3.1. Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek
Dalam pelaksanaan kerja praktek ini penulis melakukan kerja praktek di PT
PUPUK KUJANG bagian keuangan tepatnya di bidang perpajakan, di sini penulis
tertarik untuk
melakukan penulisan Laporan Kerja Praktek dengan judul ”
PROSES
PERHITUNGAN
PEMENUHAN
KEWAJIBAN
PPH
PASAL
23
DI
PERUSAHAAN PT PUPUK KUJANG
”
dimana hal ini penulis akan mencari tau
apakah materi yang didapatkan di Kampus dengan praktek langsung di dunia kerja itu
berbeda.
3.1.1. Pengertian Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23
Menurut
Mardiasmo
Dalam bukunya yang berjudul perpajakan, menyatakan bahwa :
“
Pajak Penghasilan Pasal 23 adalah pemotongan pajak atas
penghasilan yang diterima atau diperoleh wajib pajak dalam negeri
dan bentuk usahatetap yang berasal dari modal, penyerahan jasa,atau
penyelenggaraankegiatan
selain
yang
telah
dipotong
pajak
sebagaimana dimaksud dalamPPh 21, yang dibayarkan atau terutang
oleh badan pemerintah atausubjek pajak dalam negeri ”.
24
Menurut
Gunadi
menyatakan bahwa :
“
Pajak Penghasilan Pasal 23 adalah Pajak Penghasilan yang dipotong
oleh pihak ketiga atas penghasilan yang diterima atau diperoleh wajib
pajak dalam negeri dan Badan Usaha Tetap”.
(2002 : 69)
Sedangkan menurut
Mursyidi
menyatakan bahwa :
“Pajak Penghasilan Pasal 23 adalah pajak yang dipungut atau dipotong
atas penghasilan dari barang modal dan/atau penggunaan harta
berwujud maupun tidak berwujud”.
(2002 : 119)
3.1.2. Subjek Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23
Pemotong PPh pasal 23 adalah pihak-pihak yang membayarkanpenghasilan, yang
terdiri atas :
1. Badan Pemerintahan
2. Subjek Pajak Badan dalam Negeri.
3. Penyelenggara Kegiatan.
4. Bentuk Usaha Tetap.
5. Perwakilan Perusahaan Luar Negeri lainnya.
6. Orang Pribadi sebagai Wajib Pajak dalam negeri yang telah mendapat
penunjukan dari Direktur Jenderal Pajak untuk memotong pajak PPh pasal
23 yang meliputi :
a)
Akuntan, arsitek, dokter, notaris, Pejabat Pembuat Akta Tanah
(PPAT) kecuali PPAT tersebut adalah Camat, pengacara, dan
25
b)
Orang pribadi yang menjalankan usaha yangmenyelenggarakan
pembukaan.
3.1.3. Objek Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23
Menurut
Gunadi, dkk (2002 :7)
menyatakan bahwa Objek Pajak Penghasilan Pasal
23 adalah :
1.
Deviden.
2.
Bunga, termasuk premium, diskonto, dan imbalan sehubungan dengan
pengembalian utang.
3.
Royalti.
4.
Hadiah dan penghargaan yang telah dipotong Pajak Penghasilan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 21.
5.
Bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi.
6.
Imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa
konstruksi,jasa konsultan,dan jasa lain selain yang telah dipotong
pajak sebagaimana dimaksud dalam pasal 21.
7.
Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta.
3.1.4. Penghasilan yang Dikecualikan dari Penggunaan Pajak Penghasilan (PPh)
Pasal 23
Penghasilan yang tidak dikenakan pemotongan PPh pasal 23 adalah :
1.
Penghasilan yang dibayar atau terutang kepada bank
2.
Sewa yang dibayarkan atau terutang sehubungan dengan sewa guna
26
3.
Deviden atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan
terbatas sebagai Wajib Pajak dalam negeri, koperasi, yaysan atau
organisasi yang sejenis, BUMN atau BUMD,dari penyertaan modal
pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di
Indonesia.
4.
Bunga obligasi yang diterima atau diperoleh perusahaan modal
ventura berupa bagian laba dari badan pasangan usaha yang didirikan
dan menjalankan usaha atau kegiatan di Indonesia, dengan syarat
badan pasangan usaha tersebut :
a)
Merupakan perusahaan kecil, menengah, atau yang menjalankan
kegiatan dalam sektor-sektor usaha yang ditetapkan Menteri
Keuangan dan
b)
Sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek Indonesia
3.1.5. Proses Perhitungan & Pemotongan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23
Prosesperhitungan &pemotongan pajak penghasilan (PPh) pasal 23 yaitu :
A.
Pemotongan pajak penghasilan (PPh) pasal 23 ayat 1 Undang-undang
No.17 Tahun 2000 adalah oleh pihak yang membayarkan penghasilan
terdiri atas :
1.
Badan Pemerintah.
2.
Subjek pajak dalam negeri.
3.
Penyelenggara kegiatan.
27
5.
Perwakilan perusahaan luar negeri lainnya.
B.
Dasar pemotongan
Yang menjadi dasar pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23 adalah:
1)
Penghasilan Bruto adalah penghasilan yang diterima oleh Wajib Pajak
dalam menjalankan kegiatan usahanya tanpa adanya pengurangan,
meliputi:
1.
Dividen
2.
Bunga termasuk premium, diskonto dan imbalan sehubungan
3.
dengan jaminan pengembalian utang.
4.
Royalti
5.
Hadiah dan Penghargaan selain yang telah dipotong Pajak
6.
Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21
2)
Perkiraan Penghasilan Netto adalah persentase tertentu yang besarnya
telah tercantum dalam Peraturan Perpajakan yang berlaku.Untuk
penghasilan berupa:
1.
Sewa dan Penghasilan sehubungan dengan penggunaan harta
2.
Imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa
konsultan, jasa lain selain yang telah dipotong pajak sebagaimana
dimaksud dalam PPh Pasal 21.
C.
Tarif pemotongan
28
1)
15% dari penghasilan bruto dan bersifat tidak final dikenakan terhadap
penghasilan berupa :
a)
Deviden sehubungan dengan jaminan pengembalian utang.
b)
Royalti.
c)
Hadiah dan penghargaan selain yang telah dipotong pajak.
2)
Sebesar 2% dari jumlah bruto atas :
a)
sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta,
kecuali sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan
penggunaan harta yang telah dikenai Pajak Penghasilan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2); dan
b)
imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa
konstruksi, jasa konsultan, dan jasa lain selain jasa yang telah
dipotong Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
21
3.1.6. Prosedur Pembayaran Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23
Pajak Penghasilan (PPh) pasal 23 timbul apabila wajib pajak dalam negeri dan
wajib pajak BUT melakukan transaksi yang menimbulkan penghasilan dari modal
atau penghasilan dari jasa tertentu. Pajak Penghasilan (PPh pasal 23 merupakan
pembayaran pajak dimuka yang pada umumnya dapat dikreditkan pada SPT Tahunan
oleh wajib pajak yang menerima penghasilan.
Setelah pemotongan pajak penghasilan (PPh) pasal 23 di lakukan, maka seluruh
29
KUJANG yang bertanggung jawab menyetor pajak penghasilan (PPh) pasal 23ini
adalah bagian Biro keuangan pada bidang perpajakan, Menurut ketentuan dalam surat
keputusan Menteri Keuangan nomor.541/KMK.04/2000 diatur mengenai penyetoran
pajak diatur sebagai berikut :
1.
Ketentuan pasal 1 ayat (2) adalah pajak penghasilan (PPh) sebagaimana dimaksud
dalam pasal 23 dan pasal 26 undang - undang nomor 7 tahun 1983 tentang pajak
penghasilan (PPh) sebagaimana telah diubah terakhir dengan undang-undang
nomor 17 tahun 2000, harus disetor paling lambat tanggal 10 (sepuluh) bulan
takwim berikutnya setelah bulan saat terutangnya pajak.
2.
Ketentuan pasal 2 adalah dalam hal jatuh tempo pembayaran atau penyetoran
bertepatan dengan hari libur, maka pembayaran atau penyetoran dapat dilakukan
pada hari kerja berikutnya.
3.
Pasal 3 adalah pembayaran dan penyetoran pajak dilakukan dikantor pos atau
bank badan usaha milik Negara atau bank badanmilik daerah, atau bank-bank lain
yang ditunjuk oleh DirekturJenderal Anggaran.
4.
Pasal 4 adalah pembayaran dan penyetoran pajak harus dilakukan dengan
menggunakan surat setor pajak (SSP) atau saranaadministrasi lain yang
30
3.1.7. Pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak PenghasilanPasal 23
Surat Pemberitahuan (SPT) ada dua macam, yaitu :
1)
Surat Pemberitahuan Masa (SPT Masa), yaitu surat yang di gunakan oleh wajib
pajak untuk melaporkan perhitungan dan pembayaran pajak yang terutang dalam
suatu masa pajak.
2)
Surat Pemberitahuan Pajak (SPT Tahunan), yaitu surat yang digunakan wajib
pajak untuk melaporkan perhitungan atau pembayaran pajak yang terutang dalam
suatu tahun pajak.
Menurut ketentuan Undang-undang No. 16 Tahun 2000 KUP diatur mengenai
pelaporan pajak sebagai berikut :
1)
Ketentuan pasal 3 ayat (3) adalah batas waktu penyampaian surat
pemeberitahuan adalah :
a)
Untuk SPT Massa paling lambat 20 hari setelah akhir masa pajak.
b)
Untuk SPT Tahunan paling lambat 3 bulan setelah akhir tahun
pajak.
2)
Ketentuan pasal 3 ayat (4) adalah Direktur Jenderal Pajak atas
permohonan Wajib Pajak dapat memperpanjang jangka waktu
penyampaian surat pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(3) huruf b paling lama 6 bulan.
3)
Ketentuan pasal 4 ayat (1) adalah Wajib Pajak wajib mengisi dan
menyampaikan surat pemberitahuan dengan benar, lengkap, jelas dan
31
4)
Ketentuan pasal 6 ayat (1) adalah surat pemberitahuan yang
disampaikan langsung oleh Wajib Pajak ke kantor Direktorat Jenderal
Pajak harus diberi tanggal penerimaan oleh pejabat yang di tunjuk untuk
itu, sedangkan untuk syarat pemberitahuan tahunan harus diberikan juga
bukti penerimaan.
5)
Ketentuan pasal 6 ayat (2) adalah penyampaian surat pemberitahuan
dapat dikirimkan melalui kantor pos secara tercatat atau dengan cara lain
yang diatur dengan keputusan Direktorat Jenderal Pajak.
6)
Ketentuan pasal 9 ayat (2) adalah kekurangan pembayaran pajak yang
terutang berdasarkan surat pemberitahuan tahunan harus dibayar lunas
paling lambat tanggal 20 bulan ke-3 setelah tahun pajak atau bagian
tahun pajak berakhir, sebelum surat pemberitahuan itu disampaikan.
7)
Ketentuan pasal 10 ayat (1) adalah Wajib Pajak membayar atau
menyetor pajak yang terutang di kas Negara melalui Kantor Pos dan
atau Bank Usaha Milik Negara atau Bank Badan Usaha Milik Daerah
atau tempat pembayaran lain yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
SPT Masa Pajak Penghasilan 23 terdiri dari :
a.
Lembar ke-1 untuk Kantor Pelayanan Pajak (KPP).
b.
Lembar ke-2 untuk Pemotong Pajak.
Sedangkan untuk kelengkapan SPT Masa pajak penghasilan (PPh) pasal 23 ada
beberapa lampiran yang harus di cantumkan, yaitu :
32
2)
Lembar ke-2 bukti pemotongan pajak penghasilan (PPh) pasal 23/26.
3)
Lembar ke-3 Surat Setoran Pajak (SSP).
3.1.8. Teknik pelaksanaan Kerja Praktek
Dalam melaksanakan kerja praktek di PT PUPUK KUJANG yang di mulai 17 juli
sampai 31 juli 2013.adapun teknik pelaksanaan kerja praktek yang dilaksanakan
penulis adalah sebagai berikut :
1.
Mengumpulkan data dari sub bagian keuangan tepatnya di bidang perpajakan
2.
Mempelajari dan memahami data dari yang dikumpulkan
3.
Melakukan pengajian mengenai keadaan dan kondisi tempat kerja
praktek,pengkajian tentang teknik perhitungan
4.
Menyimpulkan hasil penelitian dari data yang di proses tersebut
Dalam Kerja Praktek ini Sebelum memberikan tugas dan kegiatan yang harus
dilaksanakan,pembimbing ditempat kerja praktek memberikan beberapa aturan-aturan
dan dasar-dasar pelaksanaan atas tugas yang akan dilaksanakan. Setelah
mendapatpenjelasan mengenai hal-hal yang penting lainnya, maka penulis mulai
mengerjakan tugas yang diberikan oleh pembimbing.
3.2. Pembahasan Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek
3.2.1 Proses Perhitungan pajak di PT Pupuk kujang
Tatacara proses perhitungan pajak penghasilan PPh Pasal 23pada PT Pupuk
33
Biro Keuangan
Sub Perpajakan Biro Anggaran
Menerima Transaksi dari
Vendor
Verifikasi apakah termasuk PPH pasal 23
Pemisah dokumen yang bukan termasuk PPH 23
YA
TIDAK
Membuat Perhitungan PPH pasal 23 yang dikalikan dengan tarif
Perhitungan PPH pasal 23 Vendor
Memberikan Transaksi atas jasa
dan sewa
Membuat Bukti potong PPH Pasal 23
Bukti Potong Bukti Potong
Dokumen Pemisah
[image:20.612.138.547.111.616.2]Penyetoran dan pelaporan PPH 23
34
Penjelasan :
1.
Vendor memberikan transaksi atas jasa dan sewa yang kemudian diserahkan
pada biro keuangan Sub perpajakan
2.
Setelah transaksi tersebut di serahkan kepada biro keuangan sub perpajakan,
kemudian sub perpajakan mem verifikasi mana yang termasuk PPH pasal 23,
3.
Jika transaksi tersebut termasuk PPH pasal 23 maka sub perpajakan akan
membuat perhitungan PPH pasal 23, apabila tidak termasuk PPH pasal 23
maka sub perpajakan akan memberikan pemisah dokumen yang bukan
termasuk PPH pasal 23 kepada biro anggaran, biro anggaran akan membuat
dokumen pemisan untuk arsip
4.
Sub perpajakan setelah memverifikasi dan membuat perhitungan PPh pasal
23, sub perpajakan akan melakukan penyetoran dan pelaporan ke KPP di
daerah karawang
5.
Seletah penyetoran dan pelaporan selesai sub perpajakan akan membuat bukti
potong PPH pasal 23
6.
Bukti potong itu akan di serahkan Ke vendor
35
3.2.2 Saat pemotongan pajak penghasilan (PPh) Pasal 23
Pada akhir bulan dilakukan pembayaran atau pada akhir bulan terutangnya
penghasilan yang bersangkutan.Perhitungan dan pemotongan Pajak Penghasilan
(PPh) pasal 23 pada PT. PUPUK KUJANG dilaksanakan oleh biro keuangan yaitu
sub Perpajakan
Misalnya dalam hal ini perusahaan melakukan pemesanan jasa berupa
penyewaan kendaraan kepada pihak rekanan, dengan adanya pemesanan jasa berupa
penyewaan kendaraan tersebut maka bagian logistic dan umum akan mengeluarkan
surat pesanan yang akan disampaikan kepada pihak rekanan.
Setelah surat pesanan itu sampai pada pihak rekanan, maka oleh pihak
rekanan akan diperiksa jenis jasa apa yang dipesan, setelah diketahui jenis jasa yang
dipesan maka pihak rekanan akan membuatkan kwitansi atas penyewaan kendaraan
tersebut yang akan dikirimkan kepada pihak pemesan (perusahaan).
Setelah kwitansi tersebut diterima oleh pihak perusahaan (bagian logistic dan
umum) maka kwitansi tersebut akan dibuatkan berita acara pemakaian kendaraan dan
diserahkan kepada bagian keuangan untuk segera dibayarkan kepada pihak rekanan.
Tetapi sebelum dibayar kepada pihak rekanan akan dihitung terlebih dahulu
oleh bagian pajak berapa besar pajak yang dikenakannya, setelah diketahui berapa
besarnya pajak yang dikenakan maka bagian pajak akan memberikan laporan kepada
bagian keuangan untuk segera membayar kepada pihak rekanan sebesar harga yang
telah dipotong pajak. Selain itu juga bagian pajak akan menyerahkan laporan kepada
36
Sedangkan untuk perhitungannya sudah berjalan dengan baik dan sesuai
dengan peraturan pemerintah yaitu peraturan Dirjen Pajak PER-70/PJ/2007, dalam
Peraturan Dirjen Pajak PER-70/PJ?2007 telah ditentukan besarnya tarif efektif untuk
jenis jasa yang digunakan, sehingga perusahaan dapat menghitung berapa besarnya
tariff yang dikenakan atas jasa yang dibeli dengan hanya melihat pada peraturan
Dirjen Pajak tersebut.
Adapun dokumen yang digunakan untuk menghitung potongan pajak
penghasilan (PPh) pasal 23 ini yaitu berupa tagihan yang di ajukan oleh rekanan ke
PT PUPUK KUJANG di masukan ke dalam lembaran bukti pemotongan pajak
penghasilan (PPh) pasal 23 yang di dalamnya berisi nama rekanan.
Misalnya dalam hal ini perusahaan menyewa kendaraan kepada pihak rekanan
dengan harga Rp. 1.300.000, maka jumlah bruto sebagai dasar pemotongan PPh Pasal
23 adalah sebesar Rp. 1.300.000 sehingga PPh Pasal 23 yang harus dipotong oleh PT.
PUPUK KUJANG atas pembayaran sewa kendaraan kepada pihak rekanan adalah
sebesar : 2% x Rp. 1.300.000 = Rp. 26.000
Setelah mendapatkan pungutan pajak penghasilan (PPh) pasal 23, tiap
penghasilan tersebut kemudian di buatkan daftar bukti pemotongan pajak penghasilan
(PPh) pasal 23 dimana di dalamnya terdapat Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP),
nama wajib pajak, bukti pemotongan berupa tanggal dan nomor registrasinya, dasar
pengenaan pajak dan besarnya pajak penghasilan (PPh) pasal 23 yang di potong.
Selain itu perusahaan juga telah menggunakan
softwear
E-SPT Pajak
37
memudahkan perusahaan dalam melakukan penghitungan pajak penghasilan pasal 23
tanpa perlu menghitung secara manual.
3.2.3. Penyetoran Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23
Di PT. Pupuk Kujang Penyetoran di lakukan selambat-lambatnya tanggal 10
bulan takwim berikutnya setelah bulan saat terutang pajak.Apabila jatuh pada hari
libur, maka penyetoran di lakukan pada hari kerja berikutnya.Penyetoran pajak
dilaksanakan di Bank Mandiri.
Sarana atau dokumen yang di gunakan dalam penyetoran pajak penghasilan
(PPh) pasal 23 ini adalah Formulir Surat Setoran Pajak (SSP). Berikut ini penulis
menyajikan sebuah contoh penyetoran pajak penghasilan (PPh) pasal 23 untuk masa
pajak bulan Juli tahun 2012 oleh PT. PUPUK KUJANG yang terdapat pada lampiran.
Berdasarkan bukti pemotongan pajak penghasilan (PPh) pasal 23 pada PT.PUPUK
KUJANG,maka pelaksanaan penyetoran pajak penghasilan (PPh) pasal 23 sudah
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan.
3.2.4. Prosedur Pengisian Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilan Pasal
23
Dalam pelaksanaan pelaporan pajak penghasilan (PPh) pasal 23 di PT.Pupuk
Kujang sarana yang di gunakan adalah Surat Pemberitahuan (SPT). adapun prosedur
Pengisian Surat Pemberitahuan (SPT) yang dilakukan oleh PT. Pupuk Kujang sebagai
Wajib Pajak setelah mengambil sendiri Surat Pemberitahuan (SPT) di Kantor
38
lengkap sesuai dengan petunjuk yang diberikan, karena pengisian yang tidak benar
yang mengakibatkan kurang bayar akan dikenakan sanksi perpajakan.
3.2.5. Prosedur Pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilan Pasal
23
Dalam pelaksanaan pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 23 sarana yang
digunakan oleh PT. Pupuk Kujang adalah Surat Pemberitahuan (SPT) SPT ada dua
macam yaitu terdiri dari :
1.
SPT Masa adalah surat yang oleh wajib pajak di gunakan untuk
melaporkan perhitungan dan atau pembayaran pajak yang terutang
dalam suatu masa pajak atau pada suatu saat.
2.
SPT Tahunan adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk
melaporkan perhitungsn dan pembayaran pajak yang terutang dalam satu
tahun pajak.
Adapun prosedur penyelesaian (SPT) yang dilakukan PT. Pupuk Kujang sebagai
Wajib Pajak yaitu, mengambil sendiri blanko surat pemberitahuan di kantor
pelayanan pajak(setempat) dan mengisi formulir (SPT Masa) dengan benar, jelas dan
lengkap sesuai petunjuk yang diberikan pengisian yang tidak benar yang
mengakibatkan kurang bayar akan dikenakan sanksi perpajakan. Setelah semua
lengkap maka Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Karawang memberikan tanda terima
sebagai Bukti Penerimaan Surat (BPS) sebagai bukti telah lapor.SPT Masa tersebut
harus dilaporkan selambat-lambatnya tanggal 20 bulan Takwim berikutnya yang
39
Untuk pengisian Surat Pemberitahuan (SPT) Masa oleh PT. Pupuk Kujang
pada pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 23 dilakukan sesuai dengan Peraturan
Perundang-undangan yaitu sebanyak 2 rangkap yang diserahkan ke bagian-bagian
terkait dan telah dilakukan secara tepat waktu, sehingga tidak ada perbedaan atau
kesalahan yang dilakukan dalam pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 23.
Pelaksanaan proses perhitungan, prosedur pelaporan, dan pembayaran
potongan PPh pasal 23 di perusahaan Pt pupuk kujang telah sesuai teori / ketentuan
surat keputusan menteri keuangan nomor 541/KMK.04/2000 tentang pembayaran dan
undang undang no 16 tahun 2000 tentang prosedur pelaporan.
3.2.6 Perbandingan antara Teori dan Praktek dalam Prosedur Perhitungan dan
Pencatatan
Pada proses perkuliahan mahasiswa telah dibekali pengetahuan terkait dengan
proses perhitungan dan pencatatan Pph pasla 23, namun dalam prakteknya sendiri
masih banyak perbedaan antara teori yang diajarkan di perkuliahan dengan praktek di
lapangan kerja. Penulis menemukan perbedaan antara teori dan aplikasi dari kerja
praktek di PT. Pupuk Kujang dan kenyataan bahwa aplikasi dalam kerja praktek
masih ada kesalahan dalam melakukan proses perhitungan dan pencatatan PPh 23,
40
3.3. Hambatan dalam proses perhitungan,prosedur pelaporan pajak dan
pembayaran potongan pasal 23
Dalam melakukan input angka-angka yang termasuk perhitungan, prosedur
pelaporan, dan pembayaran potongandalam PPh Pasal 23 karyawan sering tidak
fokus, maka sering terjadi ketidaktelitian dalam meng input angka
–
angka dalam
perhitungan dan pembayaran.
Karyawan juga sering ketidaktelitian dalam penulisan SPT seperti : penulisan
nama, alamat, no NPWP, ataupun tanda tangan penanggung jawab SPT, kurang nya
data dari vendor yang melakukan transaksi sewa atau jasa bisa menjadi hambatan
juga bagi perusahaan untuk mengisi data yang di butuhkan atau,
Terlambatnya proses penyampaian hasil perhitungan PPh Pasal 23 yang
terutang dari biro keuangan ke departemen Pajak.
3.4. Upaya mengatasi hambatan dalam proses perhitungan prosedur pelaporan
pajak dan pembayaran potongan pasal 23
Upaya yang dilakukan oleh pihak perusahaan dalam mengatasi hambatan
yang ada,karyawan harus lebih teliti dalam memasukan input angka-angka yang
termasuk perhitungan, prosedur pelaporan, dan pembayaran potongandalam PPh
pasal 23
Mengecek dan menghitung kembali angka
–
angka yang terdapat di
perhitungan atau mengecek kembali penulisan yang ada di SPT, dan melengkapi nya.
Perusahaan pun harus meminta selengkap
–
lengkap nya data dari vendor dan
41
yang terutang dari biro keuangan ke departemen pajak dengan cepat dalam
42
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil kerja praktek yang telah dilakukan pada PT. Pupuk Kujang
mengenai cara perhitungan, prosedur pelaporan pajak sampai dengan
pembayaran potonganPasal 23di dalam perusahaan, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1.
Tata cara perhitungan, prosedur pelaporan pajak sampai dengan
pembayaran potongan Pasal 23 pada PT. Pupuk Kujang sudah memenuhi
teori/ketentuan
surat
keputusan
menteri
keuangan
nomor
541/KMK.04/2000 tentang pembayaran dan undang undang no 16 tahun
2000 tentang prosedur pelaporan.
2.
Dalam pelaksanaan Perhitungan, Pemotongan,dan Penyetoran PPh Pasal
23 hambatan yang ada kurang ketidaktelitian dalam melakukan input
angka-angka atau dalam penulisan SPT dan kurang nya data dari vendor
seperti No NPWP,nama,alamat yang kurang jelas
3.
Upaya yang telah di lakukan PT. Pupuk Kujang dalam mengatasi
hambatan nya, yaitu dengan melakukan pengecekan ulang dalam
43
4.
vendor yang kurang lengkapdan mengantisi pasi terlambatnya proses
penyampaian hasil perhitungan PPh Pasal 23 yang terutang dari biro
keuangan ke departemen pajak dengan cepat dalam memberikan data
laporan perhitungan.
4.2
Saran
Berdasarkan hasil kerja praktek yang telah dilakukan pada PT.PUPUK KUJANG,
penulis mencoba mengemukakan mengenai cara perhitungan, prosedur pelaporan
pajak sampai dengan pembayaran potongan Pasal 23 :
1.
Perusahaan PT.Pupuk Kujang selalu mengikuti ketentuan peraturan
perpajakan yang berlakudalam perhitungan,prosedur pelaporan pajak
sampai dengan pembayaran nya,jadi pertahankan dan tingkatkan.
2.
Hambatan dalam bekerja bisa kita minimalisasikan dengan berkonsentrasi
dan fokus, jika hambatan tidak ada pekerjaan kita pun akan mudah
3.
Upaya staf atau pegawai yang bertugas dalam hal pencatatan berusaha
lebih teliti dan cermat dalam menuliskan nama rekan, jangan sampai nama
rekan ditulis terbalik dengan nama rekan perusahaan lainnya, yang hampir
mirip,juga pada saat pengisian daftar bukti potong PPh Pasal 23, maupun
54
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama Lengkap
: Ryan Candra Purnama
Tempat Tanggal Lahir
: Karawang, 22 Juni 1992
Nama Ayah
: Agustinus
Nama Ibu
: Herawati
Alamat di Bandung
: Jl. Sekeloa utara no 210 kec Coblong
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
DATA PENDIDIKAN
SDN Purwasari 1 (Jawa Barat)
1996-2002
SMPN 1 Klari (Jawa Barat)
2002-2005
SMAN 1 Klari (Jawa Barat)
2005-2008
Sampai Sekarang masih tercatat sebagai mahasiswa di UNIVERSITAS KOMPUTER