• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL DESAIN PEMBELAJARAN GERLACH AND ELY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEMATIK SISWA KELAS IVB SDN 02 KOTA GAJAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL DESAIN PEMBELAJARAN GERLACH AND ELY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEMATIK SISWA KELAS IVB SDN 02 KOTA GAJAH"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL DESAIN PEMBELAJARAN GERLACH AND ELY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

TEMATIK SISWA KELAS IVB SDN 2 KOTAGAJAH

(Skripsi)

Oleh

RISTY MEILANI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL DESAIN PEMBELAJARAN GERLACH AND ELY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

TEMATIK SISWA KELAS IVB SDN 02 KOTA GAJAH

Oleh

RISTY MEILANI

Penelitian ini dilatar belakangi masih rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik kelas IVB SDN 2 Kotagajah, data hasil belajar klasikal yaitu afektif masih rendah, psikomotor siswa kurang terampil, dan kognitifnya hanya 7 siswa (25%) yang mencapai KKM yakni ≥66. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik kelas IVB SDN 2 Kotagajah dengan menerapkan model desain pembelajaran Gerlach and Ely.

Penelitian ini menggunakan metode PTK dengan tiga siklus yang setiap siklusnya terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Data dikumpulkan melalui lembar observasi dan instrumen tes pada setiap siklus. Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan kuantitatif.

Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa menerapkan model desain pembelajaran Gerlach and Ely dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas belajar siswa pada siklus I adalah 2,41 (cukup), siklus II adalah 2,70 (aktif), dan disiklus III adalah 3,02 (aktif). Nilai rata-rata kinerja guru pada siklus I adalah 64 (baik) , siklus II adalah 68,88 (baik), dan nilai kinerja guru disiklus III adalah 80,88 (sangat baik). Hasil belajar afektif siswa secara klasikal pada siklus I adalah 50%, siklus II adalah 67,85%, dan siklus III adalah 82,14%. Hasil belajar kognitif persentase ketuntasan klasikal siswa siklus I (57,14%), siklus II menjadi (71,42%) dan meningkat lagi siklus III menjadi (82,14%). Nilai ketuntasan klasikal hasil belajar psikomotor siswa pada siklus I adalah 53,57%, siklus II adalah 71,42%, dan siklus III adalah 82,14%.

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Ratna Daya, Kecamatan Raman Utara, Kabupaten Lampung Timur pada tanggal 5 Mei 1992, sebagai anak pertama dari empat bersaudara pasangan Bapak Sargiyanto dan Ibu Kasmi.

(8)

MOTO

Dan janganlah kamu (merasa)lemah, dan jangan (pula) bersedih hati, sebab kamu

paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang yang beriman

(Q.s. Ali’Imron 139)

Sungguh bersama kesukaran ada keringanan. Karna itu bila kau telah selesai

(mengerjakan yang lain). Dan kepada Tuhan, berharaplah.

(9)

i

PERSEMBAHAN

Bismillahirohmanirrohim

Kupersembahkan karya sederhana ini sebagai rasa syukur kepada Allah Swt dan bentuk terima kasih kepada:

Ayahanda Sargiyanto dan Ibunda Kasmi

Yang telah mendidik dengan penuh kasih sayang serta memberiku motivasi dan doa luar biasa untuk menjadi anak yang dapat mewujudkan impian dan

membanggakan orang tua dalam kondisi sesulit apapun.

Nenek Rubiyah

Yang merupakan sosok nenek yang selalu memberiku semangat untuk mewujudkan impian.

Adik-adikku

Destalia Adi Resmaya, Riyanda Nur Hidayat, dan

Raditya Rizky Khairul Azzam

Serta keluarga dan orang-orang yang memberiku semangat untuk dapat berbuat lebih baik hingga dapat menyelesaikan studi

(10)

ii

SANWACANA

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah Swt atas segala limpahan rahmat, hidayah serta nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penerapan Model Desain Pembelajaran Gerlach and Ely untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Tematik Siswa Kelas IVB SDN 2 Kotagajah”, sebagai syarat meraih gelar sarjana pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan. Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, petunjuk serta bantuan dari berbagai pihak, oleh kerena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., Dekan FKIP Universitas Lampung yang selalu mendukung pelaksanaan program di PGSD UPP Metro.

2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd., Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Lampung yang selalu mendukung pelaksanaan program di PGSD UPP Metro.

(11)

iii mahasiswa PGSD UPP Metro.

5. Bapak Drs. Mugiadi, M.Pd., Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktu, memberikan ilmu yang dimiliki dengan ikhlas, memberikan saran serta masukan yang luar biasa selama proses pembuatan skripsi.

6. Ibu Dra. Hj. Yulina H, M.Pd.I, Dosen Pembimbing II sekaligus Dosen Pembimbing Akademik yang telah meluangkan waktu, memberikan ilmu yang dimiliki dengan ikhlas, memberikan saran dan masukan yang luar biasa selama proses pembuatan skripsi serta telah memberikan pertimbangan yang bijak selama penulis menjadi mahasiswa bimbingan akademik di PGSD UPP Metro.

7. Bapak Drs. Rapani, M.Pd., Dosen Pembahas yang telah memberikan dukungan, saran, masukan, dan kritik yang luar biasa dalam proses pembuatan skripsi.

8. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf S-1 PGSD UPP Metro yang turut andil dalam kelancaran penyusunan skripsi ini.

9. Bapak Drs. Suroto., Kepala Sekolah SDN 2 Kotagajah yang telah memberikan izin dan selalu memberikan semangat dalam pelaksanaan penelitian.

(12)

iv keberhasilan proses pembuatan skripsi.

12. Saudari Rena Renteta yang menjadi teman sejawat, yang membantu observasi sekaligus dokumentasi saat penelitian.

13. Saudaraku Yudi Irawan S.Pd.I yang senantiasa memberikan motivasi dan bantuan guna penyelesaian skripsi ini.

14. Marlita Kristanti, Saras Rohmawati, Julia Astriani, Dyah Nura’ini, Faridhatul Khasanah, (Sahabatku) yang selalu berjuang bersama dari awal hingga penyelesaian studi.

15. Keluarga Pak Acep, Mbak Uus, Mbak Umi, Mbak Ana, Mbak Cika, Nyoman Tri Yulianti, Reni Utami, Ami, yang selalu memotivasi Saya dan selalu ada disaat Saya sedih maupun senang hingga skripsi ini terselesaikan.

16. Seluruh rekan-rekan PGSD angkatan 2010 khususnya PGSD’10 Gester “B” yang selalu berjuang bersama dari awal hingga penyelesaian studi.

17. Almamater tercinta Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan, tetapi penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua orang yang membacanya.

Metro, 10 Februari 2014 Penulis

(13)

v

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ... 9

A. Belajar ... 9

1. Pengertian Belajar ... 9

2. Aktivitas Belajar ... 10

3. Kinerja Guru ... 11

4. Teori Belajar ... 13

5. Hasil Belajar ... 14

B. Pembelajaran tematik terpadu ... 15

1. Pengertian tematik terpadu ... 15

2. Pendekatan scientific ... 16

3. Penilaian otentik ... 18

(14)

vi

C. Model Desain Pembelajaran ... 33

1. Pengertian Model Desain Pembelajaran ... 33

2. Macam-macam Model Desain Pembelajaran ... 34

D. Model Desain Pembelajaran Gerlach and Ely ... 35

1. Pengertian Model Desain Pembelajaran Gerlach and Ely ... 35

2. Langkah-langkah Model Desain Pembelajaran Gerlach and Ely .... 35

3. Kelebihan dan Kekurangan Model Desain Pembelajaran Gerlach and Elly ... 41

E. Kerangka Pikir ... 42

F. Hipotesis Penelitian ... 43

BAB III. METODE PENELITIAN... 44

A. Jenis Penelitian ... 44

B. Setting Penelitian ... 45

1. Subjek Penelitian ... 45

2. Tempat Penelitian ... 46

3. Waktu Penelitian ... 46

C. Tehnik Pengumpulan Data ... 46

D. Alat Pengumpulan Data ... 47

E. Tehnik Analisis Data ... 48

1. Analisis Kualitatif ... 48

2. Analisis Kuantitif ... 52

F. Urutan Penelitian Tindakan Kelas ... 53

1. Perencanaan ... 53

2. Pelaksanaan ... 54

3. Observasi ... 58

4. Refleksi ... 58

(15)

vii

1. Sejarah Singkat Berdirinya SDN 2 Kotagajah ... 59

2. Visi dan Misi Berdirinya SDN 2 Kotagajah ... 59

3. Fasilitas Sarana Prasarana ... 60

4. Keadaan Tenaga Pendidik dan jumlah Siswa ... 60

5. Letak Geografis SDN 2 Kotagajah ... 61

B. Deskripsi Awal ... 61

C. Refleksi Awal ... 62

D. Deskripsi Hasil Penelitian ... 63

1. Siklus I ... 64

2. Siklus II ... 80

3. Siklus III ... 94

E. Pembahasan ... 106

1. Aktivitas ... 106

2. Kinerja Guru... 107

3. Hasil Belajar Siswa ... 108

a. Aspek Afektif ... 109

b. Aspek Kognitif ... 111

c. Aspek Psikomotor ... 113

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 117

A. Kesimpulan ... 117

B. Saran ... 119

(16)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1. Data hasil Prasurvei nilai ulangan semester ganjil dari 28 siswa kelas

IVB SDN 2 Kotagajah tahun pelajaran 2013/2014 ... 3

Tabel 2.1. Daftar Cakupan Penilaian Sikap ... 20

Tabel 2.2. Daftar Diskripsi Indikator Afektif... 21

Tabel 3.1. Kriteria Skor untuk Aktivitas Siswa ... 48

Tabel 3.2. Data Nilai Konversi untuk Aktivitas ... 49

Tabel 3.3. Karakteristik Skor Kinerja Guru ... 50

Tabel 3.4. Kategori Nilai Kinerja Guru ... 50

Tabel 3.5. Konversi Nilai untuk Hasil Belajar Afektif dan Psikomotor ... 52

Tabel 3.6. Kriteria Ketuntasan Belajar ... 53

Tabel 4.1. Keadaan Tenaga Pendidik SDN 2 Kotagajah Tahun 2013/2014 .... 60

Tabel 4.2. Keadaan Siswa SDN 2 Kotagajah Tahun 2013/2014 ... 61

Tabel 4.3. Jadwal Kegiatan Tindakan Kelas Tiap Siklus... 64

Tabel 4.4. NilaiAktivitas Belajar Siswa Siklus I ... 70

Tebel 4.5. Penilaian Kinerja Guru Pada Tiap Kegiatan ... 71

(17)

ix

Tabel 4.9. Nilai Psikomotor Siklus I ... 77

Tabel 4.10. NilaiAktivitas Belajar Siswa Siklus II ... 84

Tebel 4.11. Penilaian Kinerja Guru Pada Tiap Kegiatan ... 86

Tabel 4.12. Penilaian Kinerja Guru Pada Siklus II ... 87

Tabel 4.13. Nilai Afektif Siklus II ... 88

Tabel 4.14. Nilai Kognitif Siklus II ... 90

Tabel 4.15. Nilai Psikomotor Siklus II ... 91

Tabel 4.16. NilaiAktivitas Belajar Siswa Siklus III ... 99

Tebel 4.17. Penilaian Kinerja Guru Pada Tiap Kegiatan ... 100

Tabel 4.18. Penilaian Kinerja Guru Pada Siklus III ... 100

Tabel 4.19. Nilai Afektif Siklus III ... 101

Tabel 4.20. Nilai Kognitif Siklus III ... 103

Tabel 4.21. Nilai Psikomotor Siklus III ... 104

Tabel 4.22. Rekapitulasi Nilai Rata-rata Aktivitas Belajar Siswa Siklus I, II, III ... 106

Tabel 4.23. Rekapitulasi Nilai Kinerja Guru Siklus I, II, III ... 107

Tabel 4.24. Rekapitulasi Nilai Afektif Siswa dalam Proses Pembelajaran... 109

Tabel 4.25. Rekapitulasi Nilai Rata-rata Kognitif Siswa ... 111

Tabel 4.26. Rekapitulasi Presentase Ketuntasan Klasikal Aspek Kognitif ... 112

(18)

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Bagan 2.1. Langkah-langkah Scientific ... 17

Skema 2.2. Segitiga Ranah Afektif, Kognitif, Psikomotor ... 28

Bagan 2.3. Langkah-langkah dalam Model Desain Pembelajaran Gerlach and Ely ... 36

Bagan 3.1. Alur Siklus Penelitian Tindakan Kelas ... 45

Grafik 4.1. Peningkatan Nilai Aktivitas Klasikal Siswa Siklus I, II, III ... 106

Grafik 4.2. Peningkatan Nilai Kinerja Guru Siklus I, II, III. ... 108

Grafik 4.3. Peningkatan Nilai Rata-rata Kelas Kognitif Siklus I, II, III ... 110

Grafik 4.4. Peningkatan Presentase Ketuntasan Klasikal Afektif Siklus I, II, III ... 110

Grafik 4.5. Peningkatan Nilai Rata-rata Kelas Kognitif Siklus I, II, III ... 112

Grafik 4.6. Peningkatan Ketuntasan Klasikal Kognitif Siklus I, II, III ... 113

Grafik 4.7. Peningkatan Nilai Rata-rata Kelas Psikomotor Siklus I, II, III .... 114

(19)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat Penelitian Pendahuluan dari Fakultas ... 123

2. Surat Keterangan dari Fakultas ... 124

3. Surat Izin Penelitian dari Fakultas ... 125

4. Surat Pernyataan Teman SejawatI ... 126

5. Surat Pernyataan Teman Sejawat II ... 127

6. Surat Izin Penelitian dari Sekolah ... 128

7. Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah ... 129

8. Perangkat Pembelajaran Siklus I ... 130

9. Perangkat Pembelajaran Siklus II ... 146

10.Perangkat Pembelajaran Siklus III ... 166

11.Hasil Penilaian Kinerja Guru Siklus I ... 178

12.Hasil Penilaian Kinerja Guru Siklus II... 183

13.Hasil Penilaian Kinerja Guru Siklus III ... 188

14.Data Hasil Observasi Aktivitas Siklus I ... 193

15.Data Hasil Observasi Aktivitas Siklus II ... 195

16.Data Hasil Observasi Aktivitas Siklus III ... 197

17.Data Hasil Observasi Penilaian Afektif Siklus I ... 199

18.Data Hasil Observasi Penilaian Afektif Siklus II ... 202

19.Data Hasil Observasi Penilaian Afektif Siklus III ... 205

20.Data Nilai Kognitif Siklus I ... 208

21.Data Nilai Kognitif Siklus II ... 210

22.Data Nilai Kognitif Siklus III ... 212

23.Data Hasil Observasi Penilaian Psikomotor Siklus I ... 214

(20)

xii

25.Data Hasil Observasi Penilaian Psikomotor Siklus III ... 218

26.Nilai Tertinggi dan Terendah Test Tertulis ... 220

27.Foto Profil Sekolah ... 235

28.Foto Siklus I ... 236

29.Foto Siklus II ... 238

(21)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran pada dasarnya merupakan implementasi dari kurikulum yang berlaku. Berlakunya suatu kurikulum itu bertujuan untuk mewujudkan Pendidikan Nasional yang dicita-citakan dan tertuang dalam Undang-Undang. Fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional tertuang pada UU No. 20 tahun 2003 pasal 3, yaitu :

Menyatakan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

(22)

Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007 menyatakan bahwa: visi pendidikan Nasional adalah terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Memberdayakan semua warga negara agar berkembang menjadi manusia yang berkualitas, tidak cukup jika hanya dilakukan dengan cara membekali peserta didik dengan pengetahuan. Perkembangan zaman yang begitu pesat, menuntut manusia untuk mengembangkan pengetahuan yang dimiliki dengan keterampilan tindakan serta sikap positif terhadap perubahan.

(23)

Tercapainya pembelajaran tematik yang sesuai dengan tujuan pembelajaran harus didukung oleh proses pembelajaran terstruktur yang dapat menjadi pedoman saat proses pembelajaran berlangsung. Proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran dan kegairahan belajar siswa. Salah satu upaya yang tepat adalah dengan memilih model desain pembelajaran.

Desain pembelajaran atau sering juga disebut perencanaan pembelajaran yakni suatu cara yang memuaskan untuk membuat suatu kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Guru hendaknya memilih desain pembelajaran yang dapat menimbulkan minat dan memotivasi peserta didik dalam belajar Uno (2007: 82).

Peneliti memperoleh data hasil belajar kognitif siswa dari masing-masing wali kelas IVA, IVB, dan IVC pada ulangan semester I (ganjil),

Presentase Nilai rata-rata kelas

1 IVA 30 15 50 % 67,50

2 IVB 28 7 25 % 55,5

(24)

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa kelas IVB SDN 2 Kotagajah paling rendah dan tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh guru, sekitar 25 % siswa yang tuntas dan 75% siswa belum mencapai

nilai ≥66.

Menurut hasil observasi pada tanggal 10-13 Februari 2014 ketika pembelajaran berlangsung siswa masih kurang aktif dalam pembelajaran, ini disebabkan guru dalam pembelajaran masih bersifat teacher center, itulah sebabnya siswa cenderung bosan. Guru belum maksimal dalam menerapkan desain pembelajaran atau perangkat pembelajaran yang dibuat saat pelaksanaan pembelajaran. Afektif siswa nilai spiritual, percaya diri, dan disiplinnya masih kurang. Nilai psikomotor siswa dalam menyampaikan hasil diskusi masih perlu bimbingan guru. Guru dalam pelaksanaan pembelajaran belum sepenuhnya menerapkan scientific approuch. Guru masih jarang menggunakan media pembelajaran. Guru belum menggunakan model desain pembelajaran Gerlach and Ely.

(25)

tersebut, untuk mengatasi permasalahan pembelajaran tersebut diperlukan desain pembelajaran yang cocok sehingga dapat menciptakan pembelajaran yang terstruktur dan menjadi pedoman saat proses belajar mengajar, desain pembelajaran yang cocok digunakan untuk Sekolah Dasar. Dengan desain pembelajaran, setiap kegiatan yang dilakukan guru telah terencana, dan guru dapat dengan mudah melakukan kegiatan pembelajaran. Jika hal ini dilakukan dengan baik, sasaran akhir dari sebuah pembelajaran terjadinya kemudahan belajar siswa akan tercapai Hamzah Uno (2007:87). Salah satu model desain pembelajaran adalah milik Gerlach and Ely. Desain dari Gerlach and Ely adalah desain pembelajaran yang merupakan suatu upaya

untuk menggambarkan secara grafis, suatu metode perencanaan pembelajaran yang sistematis Rusman (2012: 156).

Berdasarkan latar belakang diatas, maka diperlukan penilitian tentang penerapan model desain pembelajaran Gerlach and Ely untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran tematik kelas IVB SDN 2 Kotagajah, sehingga diharapkan melalui penerapan desain pembelajaran dari Gerlach and Ely, aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IVB SDN 2 Kotagajah dapat meningkat.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasi permasalahan yang ada, yaitu sebagai berikut:

(26)

2. Pembelajaran masih bersifat teacher center.

3. Afektif siswa nilai spiritual, percaya diri, dan disiplinnya masih kurang. 4. Nilai psikomotor siswa dalam menyampaikan hasil diskusi masih perlu

bimbingan guru.

5. Guru dalam pelaksanaan pembelajaran belum sepenuhnya menerapkan scientific approuch.

6. Guru masih jarang menggunakan media pembelajaran.

7. Guru belum menggunakan model desain pembelajaran Gerlach and Ely.

8. Hasil belajar pada ulangan semester I (ganjil) masih rendah, 75% siswa

belum mencapai nilai ≥ 66.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah yang muncul dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah meningkatkan aktivitas belajar siswa melalui penerapan model desain pembelajaran Gerlach and Ely dalam pembelajaran tematik siswa kelas IVB SDN 2 Kotagajah Tahun Pelajaran 2013/2014?

(27)

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa melalui penerapan model desain pembelajaran Gerlach and Ely dalam pembelajaran tematik kelas IVB SDN 2 Kotagajah tahun pelajaran 2013/2014.

2. Meningkatkan hasil belajar melalui penerapan model desain pembelajaran Gerlach and Ely dalam pembelajaran tematik siswa kelas IVB SDN 2 Kotagajah tahun Pelajaran 2013/2014.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Siswa

Dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran tematik melalui penerapan model desain pembelajaran Gerlach and Ely pada siswa kelas IVB SDN 2 Kotagajah Tahun Pelajaran 2013/2014.

2. Bagi Guru

(28)

3. Bagi Sekolah

Dapat menjadi bahan masukan dan memberikan kontribusi yang berguna dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah yang bersangkutan.

4. Bagi Peneliti

(29)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A.Belajar

1. Pengertian Belajar

(30)

sekitar, sehingga menimbulkan perubahan perilaku, baik perubahan dari aspek, kognitif, afektif, dan psikomotor yang bersifat positif. Belajar merupakan suatu proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi, ketrampilan, dan sikap menurut Baharudin (2008: 11). Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia secara etimologis belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat Peneliti simpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan perilaku siswa melalui interaksi dengan lingkungannya, baik dalam aspek kognitif, afektif, psikomotor dan nilai-nilai tingkah laku yang diperoleh dari pengalaman siswa itu sendiri yang disebut sebagai aktivitas belajar siswa.

2. Aktivitas Belajar Siswa

Dalam proses belajar selalu ada aktivitas yang menghasilkan hasil belajar. Aktivitas tersebut ada yang positif ada juga yang negatif. Menurut Prastowo (2013: 66) aktivitas belajar adalah akibat dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Hanafiah & Suhana (2009: 23) menyatakan bahwa proses aktivitas pembelajaran harus melibatkan seluruh aspek psikofisis peserta didik, baik jasmani maupun rohani, sehingga akselerasi perubahan perilakunya dapat terjadi secara cepat, tepat, mudah, dan benar, baik berkaitan dengan aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor.

(31)

pembelajaran dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut. Gie (Lukas, 2011, http://id.shvoong.com) juga menyatakan bahwa aktivitas belajar adalah segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas secara sadar yang dilakukan seorang yang mengakibatkan perubahan dalam dirinya, berupa perubahan atau kemahiran. Sejalan dengan pendapat Hadis (2008: 73) yang menyatakan aktivitas belajar adalah segenap rangkaian kegiatan peserta didik dengan cara meniru perilaku orang lain, dan pengalaman, yaitu belajar dari kegagalan dan keberhasilan orang lain.

Dari beberapa pengertian tentang aktivitas belajar yang telah dikemukakan, Peneliti menyimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah kegiatan yang melibatkan fisik dan rohani seseorang yang menjadikan perubahan perilaku pada dirinya. Aktivitas yang dinilai dalam penelitian ini meliputi, menunjukkan kesiapan dalam menerima pelajaran, memperhatikan penjelasan guru dalam pembelajaran, tanggap dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru, Antusias dalam mengikuti semua tahapan pembelajaran yang menerapkan model desain Gerlach and Ely, dan tidak mengganggu teman pada pembelajaran yang menerapkan model desain pembelajaran Gerlach and Ely.

3. Kinerja Guru

(32)

yang ingin dicapai, maka guru harus memiliki kinerja yang baik. Menurut Rusman (2012: 50) kinerja guru adalah kegiatan guru dalam proses pembelajaran, yaitu bagaimana seorang guru merencanakan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan menilai hasil belajar. Susanto (2013: 27) berpendapat bahwa kinerja adalah sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan atau kemampuan kerja yang diemban, dan melaksanakan tugas sesuai dengan bidang dan hasil yang diperoleh dengan baik. Sedangkan Natawijaya dalam Susanto (2013: 29) menyatakan bahwa kinerja guru dapat dilihat saat guru melakukan interaksi belajar mengajar di kelas dan termasuk bagaimana guru mempersiapkan dan mengevaluasinya. Dengan demikian, kinerja guru tidak hanya terbatas pada saat terjadi proses belajar mengajar di ruang kelas akan tetapi termasuk juga kegiatan guru dalam mempersiapkan proses pembelajaran.

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru (Rusman, 2012: 54-58) standar kompetensi guru dikembangkan secara utuh ke dalam empat kompetensi sebagai berikut. a. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki peserta didik.

b. Kompetensi Kepribadian

Tata nilai termasuk norma, moral, estetika, dan ilmu pengetahuan, memengaruhi perilaku siswa sebagai pribadi dan sebagai anggota masyarakat. Penerapan disiplin yang baik dalam proses pendidikan akan menghasilkan sikap mental, watak, dan kepribadian siswa yang kuat. Semua itu akan berhasil apabila guru juga disiplin dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya.

(33)

c. Kompetensi Sosial

Guru di mata masyarakat dan siswa merupakan panutan yang perlu dicontoh. Guru perlu memiliki kemampuan sosial dengan masyarakat dalam rangka pelaksanaan proses pembelajaran yang efektif.

d. Kompetensi Profesional

Kemampuan profesional adalah kemampuan yang harus dimiliki guru dalam proses pembelajaran.

Dari beberapa pendapat mengenai teori kinerja guru, Peneliti menyimpulkan bahwa kinerja guru adalah bagaimana guru menyiapkan atau merencanakan proses pembelajaran dengan membuat suatu desain pembelajaran atau perangkat pembelajaran, melaksanakan pembelajaran sesuai dengan desain pembelajaran yang dibuat disini terjadi interaksi guru dengan kelas agar tujuan pembelajaran dapat tercapai, dan menilai hasil belajar. Penilitian ini guru menggunakan model desain pembelajaran Gerlach and Ely sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran.

4. Teori Belajar

(34)

perubahan perilaku yang dapat diamati (observable) dan dapat diukur. Teori belajar progresivisme menyatakan bahwa belajar adalah perubahan dalam pola berfikir melalui pengalaman memecahkan masalah.

Peneliti menyimpulkan dari beberapa pengertian teori belajar di atas bahwa kontruktivisme adalah teori yang menekankan pada proses belajar anak, kognitivisme mengarahkan anak sebagai problem solver untuk dapat mencipta dari memproses informasi yang didapat, teori belajar behaviorisme adalah teori belajar yang menekankan pada perubahan perilaku atau hasil belajarnya, sedangkan progresivisme adalah teori belajar yang pengaajarkan siswa untuk mengubah pola pikirnya dalam belajar sebagai pemecah masalah. Diharapkan dengan model desain pembelajaran Gerlach and Ely dapat mewujudkan teori belajar diatas.

5. Hasil Belajar

Seseorang dikatakan belajar bila ada hasilnya yang dapat ia perlihatkan. Hasil belajar dilihat dari apa yang dapat dilakukannya sebelumnya, maka terjadi perubahan kelakuaan yang dapat kita amati dan dapat dibuktikan dalam perbuatan menurut Nasution (2006: 176). Sudjana (Kunandar, 2010: 276) mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan

suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran

berupa tes yang disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan maupun

(35)

Lebih lanjut Hamalik (2008: 30) mengemukakan hasil belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Perubahan tersebut diartikan adanya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibanding sebelumnya. Perubahan yang timbul pada individu harus mengarah pada perubahan positif yang berupa kecakapan sikap, kebiasaan dan pengertian.

Dari pendapat di atas Peneliti menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah adanya suatu perubahan dari diri seseorang akibat dari proses belajar, perubahan tersebut dapat diukur dengan menggunakan alat tes yang disusun secara terencana, baik tertulis, tes lisan maupun perbuatan.

B.Pembelajaran Tematik Terpadu

1. Pengertian Tematik Terpadu

Dalam kurikulum 2013 pada jenjang Sekolah Dasar pembelajaran tematik tidak hanya dikelas rendah saja tetapi semua kelas mulai dari kelas 1 sampai dengan kelas 6 diharapkan telah memakai tematik terpadu. Menurut Rusman (2012: 254) model pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman bermakna kepada Siswa.

(36)

Menurut Kemendikbud (2013: 25), pembelajaran tematik terpadu dilaksanakan dengan menggunakan prinsip pembelajaran terpadu. Pembelajaran terpadu menggunakan tema sebagai pemersatu kegiatan pembelajaran yang memadukan beberapa mata pelajaran sekaligus dalam satu kali tatap muka, untuk memberikan pengalaman yang bermakna bagi peserta didik. Karena peserta didik dalam memahami berbagai konsep yang mereka pelajari selalu melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dikuasainya.

Berdasarkan berbagai pendapat di atas, dapat peneliti simpulkan bahwa pembelajaran tematik terpadu adalah bagian dari pembelajaran terpadu dimana pembelajaran berusaha menggabungkan beberapa KD dari dari beberapa mata pelajaran yang memiliki hubungan saling keterkaitan dan dapat dipadukan dengan menggunakan tema agar pembelajaran lebih bermakna bagi siswa pendekatan yang dipakai dalam kurikulum 2013 hendaknya adalah scientific approach dan penilaian otentik yaitu mencakup ketiga ranah yaitu kognitif, afektif, psikomotor.

2. Pendekatan Scientific

(37)

sangat mungkin pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat diaplikasikan secara prosedural. Pada kondisi seperti ini, tentu saja proses pembelajaran harus tetap menerapkan nilai atau sifat-sifat ilmiah dan menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat nonilmiah. Secara ringkas langkah-langkah pendekatan scientific dapat dilihat pada bagan berikut:

Bagan 2.1 : Langkah-langkah scientific approach Sumber : Kemendikbud 2013

Selain itu peneliti juga mengambil pendapat menurut Suhadi 2013 (http//penelitiantindakankelas.blogspot.com) Berikut ini tujuh (7) kriteria sebuah pendekatan pembelajaran dapat dikatakan sebagai pembelajaran scientific, yaitu:

1) Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.

2) Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.

3) Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran. 4) Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik

dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran.

5) Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran.

6) Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggung jawabkan.

(38)

7) Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya.

Model desain pembelajaran Gerlach and Elly merupakan salah satu model pembelajaran yang terdesain terstruktur dengan jelas melibatkan semua siswa dalam proses pembelajaran. Peneliti tetap dapat menggunakan pendekatan scientific dalam proses pembelajaran. Karna didalam scientific juga bisa dimasukkan inquiry dan expository.

3. Penilaian Otentik

Kurikulum 2013 ini penilaian yang digunakan adalah penilaian otentik yaitu penilaian yang menyangkut ke 3 ranah, yaitu ranah afektif, psikomotor, dan kognitif. Kemendikbud (2013: 5) penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai aspek sikap, pengetahuan, keterampilan mulai dari masukan (input), proses, sampai keluaran (output) pembelajaran. Penilaian otentik bersifat alami, apa adanya, tidak dalam suasana tertekan. Menurut Nurgiyantoro (2011: 23) Penilaian otentik adalah penilaian yang menekankan kemampuan peserta didik untuk mendemonstrasikan pengetahuan yang dimiliki secara nyata dan bermakna. Tujuan dari penilaian otentik adalah untuk mengukur berbagai ketrampilan dalam berbagai konteks yang mencerminkan situasi didunia nyata dimana ketrampilan-ketrampilan tersebut digunakan.

(39)

kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD). Penilaian otentik lebih menekankan pada pemberian tugas yang menuntut pembelajar menampilkan, mempraktikan, dan mendemonstrasikan hasil pembelajarannya yang mencerminkan kebutuhan didunia nyata secara bermakna sekaligus menunjukkan penguasaan pengetahuan dan ketrampilan.

Kunandar (2013: 99) penilaian kompetensi sikap adalah penilaian yang dilakukan guru untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi sikap dari peserta didik yang meliputi aspek menerima atau memperhatikan, merespon atau menanggapi, menilai atau menghargai, mengorganisasi atau mengelola, dan berkarakter.

1. Sikap

Aspek Sikap dapat dinilai dengan cara berikut:

a. Observasi

Merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan format observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati.

b. Penilaian Diri

(40)

c. Penilaian Antarteman

Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan sikap dan perilaku keseharian peserta didik. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antarpeserta didik.

d. Jurnal

Merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku. Jurnal bisa dikatakan sebagai catatan yang berkesinambungan dari hasil observasi.

Tabel 2.1. Daftar Cakupan Penilaian Sikap

KI 1 Penilaian sikap spiritual

Menghargai dan menghayati ajaran agama

yang dianut

KI 2 Penilaian sikap sosial

1. jujur

2. disiplin

3. tanggung jawab

4. toleransi

5. gotong royong

6. santun

7. percaya diri

(41)

Tabel 2.2. Daftar Deskripsi Indikator

Sikap dan pengertian Contoh Indikator

Sikap spiritual

1) Berdoa sebelum dan sesudah

menjalankan sesuatu.

2) Menjalankan ibadah tepat waktu.

3) Memberi salam pada saat awal dan akhir

presentasi sesuai agama yang dianut.

4) Bersyukur atas nikmat dan karunia Tuhan

Yang Maha Esa;

5) Mensyukuri kemampuan manusia dalam

mengendalikan diri.

6) Mengucapkan syukur ketika berhasil

mengerjakan sesuatu.

7) Berserah diri (tawakal) kepada Tuhan

setelah berikhtiar atau melakukan usaha.

8) Menjaga lingkungan hidup di sekitar

rumah tempat tinggal, sekolah dan

masyarakat.

9) Memelihara hubungan baik dengan

sesama umat ciptaan Tuhan Yang Maha

Esa.

10) Bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa

sebagai bangsa Indonesia.

11) Menghormati orang lain menjalankan

ibadah sesuaidengan agamanya. Menghargai dan menghayati

(42)

Sikap dan pengertian Contoh Indikator

Sikap social

1) Tidak menyontek dalam mengerjakan

ujian/ulangan.

2) Tidak menjadi plagiat

(mengambil/menyalin karya orang lain

tanpa menyebutkan sumber).

3) Mengungkapkan perasaan apa adanya.

4) Menyerahkan kepada yang berwenang

barang yang ditemukan.

5) Membuat laporan berdasarkan data atau

informasi apa adanya.

6) Mengakui kesalahan atau kekurangan

yang dimiliki.

2) Patuh pada tata tertib atau aturan bersama/

sekolah

3) Mengerjakan/mengumpulkan tugas sesuai

dengan waktu yang ditentukan

4) Mengikuti kaidah berbahasa tulis yang baik

dan benar

3. Tanggungjawab

adalah sikap dan perilaku

seseorang untuk

melaksanakan tugas dan

1) Melaksanakan tugas individu dengan baik

2) Menerima resiko dari tindakan yang

(43)

Sikap dan pengertian Contoh Indikator

3) Tidak menyalahkan/menuduh orang lain

tanpa bukti yang akurat

4) Mengembalikan barang yang dipinjam

5) Mengakui dan meminta maaf atas

kesalahan yang dilakukan

6) Menepati janji

7) Tidak menyalahkan orang lain utk

kesalahan tindakan kita sendiri

8) Melaksanakan apa yang pernah dikatakan

tanpa disuruh/diminta

2) Menerima kesepakatan meskipun berbeda

dengan pendapatnya

3) Dapat menerima kekurangan orang lain

4) Dapat mememaafkan kesalahan orang lain

5) Mampu dan mau bekerja sama dengan

siapa pun yang memiliki keberagaman latar

belakang, pandangan, dan keyakinan

6) Tidak memaksakan pendapat atau

keyakinan diri pada orang lain

7) Kesediaan untuk belajar dari (terbuka

terhadap) keyakinan dan gagasan orang

(44)

Sikap dan pengertian Contoh Indikator

baik

8) Terbuka terhadap atau kesediaan untuk

menerima sesuatu yang baru

2) Kesediaan melakukan tugas sesuai

kesepakatan

3) Bersedia membantu orang lain tanpa

mengharap imbalan

4) Aktif dalam kerja kelompok

5) Memusatkan perhatian pada tujuan

kelompok

6) Tidak mendahulukan kepentingan pribadi

7) Mencari jalan untuk mengatasi perbedaan

pendapat/pikiran antara diri sendiri

dengan orang lain

1) Menghormati orang yang lebih tua.

2) Tidak berkata-kata kotor, kasar, dan

takabur.

3) Tidak meludah di sembarang tempat.

(45)

Sikap dan pengertian Contoh Indikator

5) Mengucapkan terima kasih setelah

menerima bantuan orang lain

6) Bersikap 3S (salam, senyum, sapa)

7) Meminta ijin ketika akan memasuki

ruangan orang lain atau menggunakan

barang milik orang lain.

8) Memperlakukan orang lain sebagaimana

diri sendiri ingin diperlakukan.

1) Berpendapat atau melakukan kegiatan

tanpa ragu-ragu.

2) Mampu membuat keputusan dengan cepat.

3) Tidak mudah putus asa.

4) Tidak canggung dalam bertindak.

5) Berani presentasi di depan kelas.

6) Berani berpendapat, bertanya, atau

menjawab pertanyaan.

(46)

Aspek Pengetahuan dapat dinilai dengan cara berikut: a. Tes tulis

Tes tulis adalah tes yang soal dan jawabannya tertulis berupa pilihan ganda, isian, Benar-salah, menjodohkan, dan uraian.

b. Tes Lisan

Tes lisan berupa pertanyaan- pertanyaan yang diberikan guru secara ucap (oral) sehingga peserta didik merespon pertanyaan tersebut secara ucap juga, sehingga menimbulkan keberanian. Jawaban dapat berupa kata, frase, kalimat maupun faragraf yang diucapkan.

Peneliti menggunakan penilaian test tulis dalam penelitian ini.

Kunandar (2013: 249) penilaian ketrampilan atau psikomotor adalah penilaian yang dilakukan guru untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi ketrampilan dari peserta didik yang meliputi aspek imitasi, manipulasi, presisi, artikulasi, dan naturalisasi. Penilaian aspek psikomotor yang dipilih yaitu penilaian kerja atau praktik. Penilaian kerja atau praktik adalah suatu penilaian yang meminta siswa untuk melakukan suatu tugas pada situasi yang sesungguhnya yang mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan.

Aspek keterampilan dapat dinilai dengan cara berikut: a. Performance atau Kinerja

(47)

b. Produk

Adalah penilaian terhadap kemampuan peserta didik dalam membuat produk teknologi dan seni (3 demensi). Penilaian produk tidak hanya diperoleh dari hasil akhir, namun juga proses pembuatannya. Pengembangan produk meliputi 3 tahap dan dalam setiap tahap perlu diadakan penilaian yaitu:

a) Tahap persiapan atau perencanaan meliputi penilaian terhadap kemampuan siswa dalam merencanakan, menggali, mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.

b) Tahap pembuatan meliputi penilaian terhadap kemampuan siswa dalam menyeleksi dan menggunakan bahan dan alat serta dalam menentukan teknik yang tepat.

c) Tahap penilaian (appraisal) meliputi penilaian terhadap kemampuan siswa membuat produk sesuai dengan kegunaannya.

c. Proyek

adalah penilaian terhadap tugas yang mengandung investigasi dan harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut meliputi perencanaan, pelaksanaan, pelaporan.

d. Portofolio

(48)

penilaian portofolio memberikan gambaran secara menyeluruh tentang proses & pencapaian hasil belajar peserta didik.

Peneliti menggunakan penilaian kinerja/performance untuk menilai psikomotor siswa.

Skema 2.2. Segitiga ranah afektif, kognitif, dan psikomotor. Sumber : Kemendikbud, 2013: 214)

(49)

4. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Seorang guru dalam setiap pelaksanaan pembelajaran tematik di sekolah dasar harus mengerti karakteristik pembelajaran tematik, agar pelaksanaannya sesuai dengan pembelajaran tematik yang diharapkan.

Menurut Rusman (2012:258) sebagai suatu model pembelajaran disekolah dasar, Pembelajaran tematik memiliki karakteristik sebagai berikut, yaitu:

1) Berpusat pada siswa.

2) Memberikan pengalaman langsung.

3) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas. 4) Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran. 5) Bersifat flexible.

6) Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa. 7) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan

menyenangkan.

Menurut Depdiknas (Trianto, 2010: 91) pembelajaran tematik memiliki ciri khas, antara lain: (1) pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar; (2) kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan siswa; (3) kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama; (4) membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa; (5) menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui siswa dalam lingkungannya; dan (6) mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti kerja sama, toleransi, komunikasi dan tanggap terhadap gagasan orang lain.

Menurut kemendikbud (2013: 26) ciri-ciri pembelajaran tematik terpadu a. Berpusat pada anak

(50)

c. Pemisahan antarmuatan pelajaran tidak begitu jelas (menyatu dalam satu pemahaman dalam kegiatan)

d. Menyajikan konsep dari berbagai pelajaran dalam satu proses pembelajaran (saling terkait antarmuatanpelajaran yang satu dengan lainnya)

e. Bersifat luwes (keterpaduan berbagai muatanpelajaran)

f. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak (melalui penilaian proses dan hasil belajarnya)

Dari pendapat beberapa ahli di atas dapat peneliti disimpulkan bahwa pembelajaran tematik memiliki beberapa ciri khas dan karakteristik yang berbeda dari pembelajaran yang masih bersifat tradisonal, diantaranya: student centered, fleksibel, belajar menyenangkan, belajar pengalaman langsung dan lain sebagainya.

5. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Tematik Terpadu

a. Fungsi Pembelajaran Tematik Terpadu

Menurut Kemendikbud (2013: 25) pembelajaran tematik terpadu berfungsi untuk memberikan kemudahan bagi peserta didik dalam memahami dan mendalami konsep materi yang tergabung dalam tema serta dapat menambah semangat belajar karena materi yang dipelajari merupakan materi yang nyata (kontekstual) dan bermakna bagi peserta didik.

b. Tujuan Pembelajaran Tematik Terpadu

(51)

1) Mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topik tertentu, 2) Mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi

mata pelajaran dalam tema yang sama,

3) Memiliki pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan,

4) Mengembangkan kompetensi berbahasa lebih baik dengan mengkaitkan berbagai mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi peserta didik,

5) Lebih bergairah belajar karena mereka dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, seperti: bercerita, bertanya, menulis sekaligus mempelajari pelajaran yang lain,

6) Lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi yang disajikan dalam konteks tema yang jelas,

7) Guru dapat menghemat waktu, karena mata pelajaran yang disajikan secara terpadu dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam 2 atau 3 pertemuan bahkan lebih dan atau pengayaan,

8) Budi pekerti dan moral peserta didik dapat ditumbuh kembangkan dengan mengangkat sejumlah nilai budi pekerti sesuai dengan situasi dan kondisi.

6. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Tematik

(52)

Ada beberapa keunggulan pembelajaran tematik menurut Rusman (2012: 257) diantaranya yaitu:

1) Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar.

2) Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan siswa.

3) Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa, sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama. 4) Membantu mengembangkan ketrampilan berpikir siswa. 5) Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai

dengan permasalahan yang sering ditemui siswa dalam lingkungannya, dan

6) Mengembangkan ketrampilan sosial siswa, seperti kerja sama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.

Sungkono 2013 (.http://staff.uny.ac.id.) mengemukakan bahwa

pelaksanaan pembelajaran tematik memiliki beberapa keuntungan dan juga kelemahan yang diperolehnya.

Keuntungan yang dimaksud yaitu:

1) Menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan siswa 2) Pengalaman dan kegiatan belajar relevan dengan tingkat

perkembangan dan kebutuhan siswa.

3) Hasil belajar akan bertahan lebih lama karena lebih berkesan dan bermakna.

4) Menumbuhkan keterampilan sosial, seperti bekerja sama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.

Pembelajaran tematik di samping memiliki beberapa keuntungan sebagaimana dipaparkan di atas, juga terdapat beberapa kekurangan yang diperolehnya. Kekurangan yang ditimbulkannya yaitu:

1) Guru dituntut memiliki keterampilan yang tinggi.

(53)

Peneliti menyimpulkan kelemahan pembelajaran tematik akan dapat diminalisir apabila guru dapat memilih media yang sesuai dan menerapkan pendekatan scientific untuk menunjang pemahaman siswanya.

C. Model Desain Pembelajaran

1. Pengertian Model Desain Pembelajaran

Miarso (Amri 2013: 257) model adalah representasi suatu proses dalam bentuk grafis dan atau naratif, dengan menunjukan unsur-unsur utama serta strukturnya. Desain system pembelajaran model biasanya menggambarkan langkah-langkah atau prosedur yang perlu ditempuh untuk menciptakan aktifitas pembelajaran yang efektif, efisien, dan menarik.

Desain pembelajaran menurut Permendikbud 2013 adalah perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang mengacu pada standar isi. Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian pembelajaran, dan skenario pembelajaran.

Menurut Rusman (2012: 147) model desain pembelajaran pada dasarnya merupakan pengelolaan dan pengembangan yang dilakukan terhadap komponen-komponen pembelajaran. Menurut Hamzah (2010: 83) desain pembelajaran yakni suatu cara yang memuaskan untuk membuat suatu kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah antisipatif guna memperkecil disertai dengan berbagai langkah antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

(54)

menggambarkan langkah-langkah pembelajaran agar dalam pembelajaran yang efektif, efisien, dan menarik dapat tercipta untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan, desain pembelajaran diwujudkan dalam bentuk, pemetaan, silabus, dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sebagai pedoman guru dalam melaksanakan pembelajaran.

2. Macam-macam Model Desain Pembelajaran

Model desain pembelajaran sama dengan model-model lain yang memiliki macam-macam model desain pembeljaran yang dapat diterapkan oleh guru dalam proses pembelajaran. Hamruni (2011: 160) menyatakan bahwa dalam model desain pembelajaran terdapat berbagai macam tipe desain yang dapat diterapkan di kelas diantaranya model PPSI, model Banathy, model Kemp, model Gerlach & Ely, model Dick & Carrey, model

ASSURE, model ADDIE, dan model Hanafin and Peck.

(55)

D. Model Desain Pembelajaran Gerlach and Ely

1. Pengertian Model Desain Pembelajaran Gerlach and Ely

Menurut Rusman (2012: 155) model desain pembelajaran Gerlach dan Ely adalah sebuah model pembelajaran yang berupaya menggambarkan

secara grafis, suatu metode perencanaan pembelajaran yang sistematis. Model ini merupakan suatu garis pedoman atau suatu peta perjalanan dan hendaknya digunakan sebagai ceklist dalam membuat sebuah rencana untuk kegiatan pembelajaran.

Menurut Hafidz 2012 (http://hapidzcs.blogspot.com) model pembelajaran Gerlach and Ely merupakan suatu model perencanaan pengajaran yang sistematis. Model ini menjadi suatu garis pedoman atau suatu peta perjalanan pembelajaran karena dalam model ini diperlihatkan keseluruhan proses belajar mengajar yang baik, sekalipun tidak menggambarkan secara rinci setiap komponennya. Dalam model ini juga diperlihatkan hubungan antara elemen yang satu dengan yang lainnya serta menyajikan suatu pola urutan yang dapat dikembangkan dalam suatu rencana untuk mengajar.

Berdasarkan pendapat di atas peneliti menyimpulkan bahwa model desain pembelajaran Gerlach and Ely adalah model desain pembelajaran yang disusun secara sistematis, digunakan sebagai patokan guru saat melakukan pembelajaran.

2. Langkah-langkah Model Desain Pembelajaran Gerlach and Ely

(56)

apabila langkah-langkahnya diterapkan dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran model Gerlach dan Ely ada komponen-komponen yang harus dilaksanakan demi tercapainya suatu pembelajaran adalah sebagai berikut :

Bagan 2.3. Langkah-langkah dalam model desain pembelajaran Gerlach and Ely

Sumber : Rusman (2012: 158)

Rusman (2012: 157) langkah-langkah model desain pembelajaran Gerlach and Ely adalah :

a. Merumuskan Tujuan Pebelajaran (Specification Of Objectives)

b. Menentukan Isi Materi (Specification Of Content)

c. Penilaian kemampuan awal siswa (Assessment Of Entering Behaviors)

d. Menentukan strategi (determination of strategy) e. Pengelompokakan Belajar (Organizationof Groups) f. Pembagian waktu (Allocation Of Time)

g. Menentukan ruangan (Allocation Of Space) h. Memilih Media (Allocation Of Resources) i. Evaluasi Hasil Belajar (Evaluation Of Permance) j. Menganalisis Umpan Balik ( Analysis Of Feedback)

(57)

a. Merumuskan Tujuan Pembelajaran ( Specification Of Objectives)

Menurut Gerlach dan Ely (http://wijayalabs.wordpress.com) langkah awal berupa spesifikasi isi dan tujuan merupakan langkah yang simultan dan merupakan kegiatan interaktif. Tujuan pembelajaran merupakan suatu target yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran. Dalam tujuan pembelajaran merumuskan kemampuan apa yang harus dimiliki siswa setelah pembelajaran, sehingga setelah selesai pokok bahasan tertentu siswa dapat memiliki kemampuan yang telah ditentukan sebelumnya. Tujuan harus bersifat jelas (tidak abstrak dan tidak terlalu luas) dan oprasional agar mudah diukur dan dinilai.

b. Menentukan Isi Materi (Specification Of Content)

Ba an/ma pada da a nya adala “ / on n” da u ulum,

yakni berupa pengalaman belajar dalam bentuk topic/subtopic dan rinciannya. Isi materi berbeda-beda menurut bidang studi, sekolah, tingkatan dan kelasnya. Namun isi materi harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

(58)

d. Menentukan strategi (determination of strategy)

Menurut Gerlach dan Ely satria, (http://satriadholan.blogspot.com), strategi merupakan pendekatan yang dipakai pengajar dalam memanipulasi informasi, memilih sumber-sumber, dan menentukan tugas/peranan siswa dalam kegiatan belajar-mengajar. Dengan perkataan lain, pada tahap ini pengajar harus menentukan cara untuk dapat mencapai tujuan instruksional dengan sebaik-baiknya. Menurut Gerlach dan Elly ada dua macam pendekatan yang dipakai, yaitu :

1. Bentuk ekspose (expository) biasanya lebih bersifat komunikasi satu arah. Pada expository, pengajar lebih besar perananya. Siswa diharapkan bisa memproses informasi dari pengajar. Biasanya guru berdiri di depan kelas dan menerangkan dengan metode ceramah. Siswa diharapkan dapat memproses informasi dari ceramah pengajar di depan kelas. Metode lain yang digunakan adalah metode diskusi. 2. Bentuk inquiry lebih mengutamakan partisipasi siswa dalam proses

belajar mengajar. Pengajar hanya menampilkan demontrasi. Siswa dianjurkan untuk mengajukan hipotesis sebanyak-banyaknya serta pertanyaan kepada guru, tetapi siswa dapat menemukan jawabannya sendiri.

(59)

e.Pengelompokan Belajar (Organizationof Groups)

Setelah menentukan strategi, pengajar harus mulai merencanakan bagaimana kelompok belajar akan diatur. Pendekatan yang menghendaki kegiatan belajar secara mandiri dan bebas (independent study) memerlukan pengorganisasian yang berbeda dengan pendekatan yang memerlukan banyak diskusi dan partisipasi aktif siswa dalam ruang yang kecil, untuk mendengarkan ceramah dalam ruang yang luas. Pengelompokkan peserta didik yang dipilih adalah pengelompokkan berdasarkan jumlah siswa yaitu belajar mandiri, kelompok kecil, dan kelompok besar disesuaikan dengan metode dan tujuan pembelajarannya.

f. Pembagian waktu (Allocation Of Time)

Pemilihan strategi dan tehnik untuk ukuran kelompok yang berbeda-beda tersebut membuat pengajar/guru memikirkan penggunaan waktu. Rencana penggunaan waktu akan berbeda berdasarkan pokok permasalahan, tujuan-tujuan yang dirumuskan, ruangan yang tersedia, pola-pola administrasi serta abilitas dan minat-minat para siswa. Di dalam RPP diberikan waktu yang jelas pada setiap kegiatannya. Dimaksudkan agar pembelajaran dapat selesai tepat waktu.

g. Menentukan ruangan (Allocation Of Space)

(60)

mengajar dapat terkondisikan, yaitu; ruangan kelompok besar, ruangan kelompok kecil dan ruangan untuk belajar mandiri.

h. Memilih Media (Allocation Of Resources)

Gerlach dan Ely dalam (http://www.share-pdf.com) mengatakan

bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah materi atau kejadian maupun manusia sebagai media yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap.

Pemilihan media ditentukan tidak hanya sebagai stimulus rangsangan belajar siswa semata tetapi juga sebagai alat untuk menyampaikan materi/pesan dari guru kepada peserta didik yang disesuaikan dengan tujuan belajarnya. Gerlach and Ely membagi media sebagai sumber belajar model ini kedalam 5 kategori yaitu; manusia dan benda nyata, media visual proyeksi, media audio, media cetak dan media display.

i. Evaluasi Hasil Belajar (Evaluation Of Permance)

(61)

j.Menganalisis Umpan Balik ( Analysis Of Feedback)

Umpan balik merupakan tahap terakhir dari pengembangan system intruksional ini. Data umpan balik diperoleh dari evaluasi, tes, observasi maupun tanggapan-tanggapan tentang usaha-usaha intruksional ini menentukan apakah system, metode, maupun media yang dipakai dalam kegiatan intruksional tersebut sudah sesuai untuk tujuan yang ingin dicapai atau masih perlu disempurnakan.

Dari langkah-langkah di atas, peneliti menggunakan langkah-langkah dengan menyesuaikan kurikulum yang berlaku yaitu kurikulum 2013. Sehingga peneliti menambahkan pendekatan scientific, dan dalam evaluasinya menggunakan penilaian otentik.

3. Kelebihan dan Kekurangan Model Desain Pembelajaran Gerlach and Ely

Model desain pembelajaran Gerlach and Ely dibanding dengan model desain pembelajaran lainnya, memiliki kelebihan dan kelemahan ketika diimplementasikan pada proses pembelajaran. Rusman (2012: 162) bahwa terdapat kelebihan dan kelemahan model desain pembelajaran Gerlach and Elly adalah sebagai berikut.

Kelebihan model desain pembelajaran gerlach and ely adalah: 1) Sangat teliti dalam merancang dan melaksanakan

pembelajaran.

2) Diadakannya pretest (tes awal) yang merupakan tahapan yang cukup dipandang penting karna guru belum mengenal karakteristik siswa, disamping itu,

(62)

Sedangkan kelemahan model desain pembelajaran Gerlach and Ely adalah :

1) Terlalu panjangnya prosedur perancangan desain pembelajaran.

2) Tidak adanya tahapan pengenalan

Menurut peneliti model desain pembelajaran Gerlach and Ely memang memiliki kekurangan, namun kekurangan tersebut dapat diminimalisir dengan keunggulannya, seperti tidak adanya tahapan pengenalan siswa namun dapat diatasi dengan pre-test, prosedur yang terlalu panjang dapat disiasati dengan pembagian waktu yang tepat.

E. Kerangka Pikir

Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang mewajibkan kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan scientific. Untuk itu, banyak faktor yang menentukan keberhasilan belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran. Faktor-faktor tersebut, saling mempengaruhi dan memiliki kontribusi besar dalam mengoptimalkan tujuan belajar yang diharapkan. Dalam penerapan model desain pembelajaran Gerlach and Ely dengan meleburkan pendekatan ekspository dan inquiry kedalam scientific pada pembelajaran tematik, maka

(63)

Secara sederhana, kerangka pikir dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:

F. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka di atas, dirumuskan hipotesis tindakan,

ya u “apab la dalam p mb laja an ma m n ap an mod l d a n

pembelajaran Gerlach and Ely serta memperhatikan langkah-langkah secara tepat, maka akan meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IVB SDN 2 Kotagajah tahun pelajaran 20 3/20 ”.

1. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran. 2. Hasil belajar afektif, psikomotor, dan

kognitif siswa masih rendah. Input

Proses

Dengan penerapan model desain pembelajaran Gerlach and Ely dan pendekatan scientific. Guru mengadakan pre-test untuk mengetahui pengetahuan awal siswa, Guru menceritakan sekilas dengan bantuan media pembelajaran yang telah disiapkan yang berkaitan dengan tema dan materi, memberi kesempatan untuk siswa bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami, selanjutnya guru membagi siswa dalam beberapa kelompok belajar, siswa melakukan diskusi untuk mencari jawaban dari pertanyaannya, jawaban kelompok diinformasikan didepan kelas, kelompok lain menyimak dan merespon jawaban yang dibacakan. Kegiatan akhir adalah guru melakukan post-test untuk siswanya.

Output

1. Aktivitas dan hasil belajar siswa meningkat setiap siklusnya.

(64)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Peneliti menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau lazim disebut classroom action research. Menurut Wiriaatmadja (2006: 13) penelitian tindakan kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktik pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman praktik mereka sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktik pembelajaran mereka.

Mulyasa (2011: 11) penelitian tindakan kelas merupakan suatu upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan suatu tindakan (treatment) yang sengaja dimunculkan. Tindakan tersebut dilakukan oleh guru bersama-sama dengan peserta didik, atau oleh peserta didik dibawah bimbingan dan arahan guru, dengan maksud untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran.

Arikunto (2006: 58) mengemukakan penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki/meningkatkan mutu praktik pembelajaran. Ada empat tahapan penting dalam penelitian tindakan, yaitu (1) perencanaan, (2)

(65)

penelitian tindakan tersebut adalah unsur untuk membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun, yang kembali kelangkah semula. Adapun model atau penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut.

Bagan 3.1. Alur Siklus Penelitian Tindakan Kelas Sumber : Arikunto, 2006: 16

B. Setting Penelitian

1. Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan secara kolaborasi partisipan antar peneliti dengan guru tematik kelas IVB SDN 2 Kotagajah. Adapun subjek penelitiannya adalah siswa dan seorang guru tematik kelas IVB SDN 2 Kotagajah dengan jumlah 28 orang

Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

SIKLUS II

Pengamatan

Refleksi Pelaksanaan

(66)

siswa, terdiri dari 16 orang siswa laki-laki dan 12 orang siswa perempuan.

2. Tempat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IVB SDN 2 Kotagajah, Jln. SMA Negeri 1 Kotagajah, Kabupaten Lampung Tengah, Propinsi Lampung.

3. Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014 dan dilaksanakan selama kurang lebih lima bulan, dimulai dari bulan Januari sampai bulan Mei tahun 2014.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan alat pengumpul data, antara lain teknik non tes dan tes 1. Teknik non tes digunakan untuk mengetahui peningkatan aktivitas, sikap dan psikotomotor siswa terhadap pembelajaran tematik dengan menerapkan model desain pembelajaran Gerlach

and Ely dengan (observasi). Instrument nontest biasanya

(67)

dengan perolehan ketrampilan, perilaku, sikap, atau nilai Uno (2010: 74).

2. Teknik tes adalah suatu pertanyaan atau tugas, atau seperangkat tugas yang direncanakan untuk memperoleh informmasi, yang setiap butir pertannyaan memiliki jawaban, dan memberikan implikasi bahwa setiap butir tes membutuhkan jawaban dari orang yang ditest Uno (2010: 71). serentetan pertanyaan atau latihan itu yang digunakan mengetahui hasil belajar kognitif (pengetahuan) termasuk untuk mengukur kapitas pengetahuan melaui pre-test dan post-test, dan mengetahui data hasil belajar siswa apakah meningkat atau tidak.

D. Alat Pengumpulan Data

Berdasarkan tehnik pengumpulan data peneliti menggunakan alat pengumpulan data sebagai berikut:

(68)

2. Soal-soal tes digunakan untuk mendapatkan data peningkatan pengetahuan melalui pre-test dan post-test serta untuk mengetahui peningkatan hasil belajar, sehingga dapat diketahui ada tidaknya peningkatan pengetahuan dan hasil belajar siswa setelah menerapkan model desain pembelajaran Gerlach and Ely.

E. Teknik Analisis Data

1. Analisis kualitatif

Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis data tentang kinerja guru dengan menerapkan model desain pembelajaran Gerlach and Ely dan untuk menilai aktivitas siswa, aspek afektif dan psikomotor siswa menggunakan lembar observasi siswa. Persentase ketuntasan aktivitas siswa, penilaian aspek afektif dan psikomotor. a. Mengukur Aktivitas siswa

1) Aktivitas siswa secara individu dapat diukur dengan rumus : S o

S o n o a

Keterangan:

Skor : Jumlah skor yang diperoleh Siswa

Skor tertinggi : Skor tertinggi yang dapat diperoleh Siswa 4 : Angka ketentuan/bilangan tetap

Skor Akhir : Skor yang dicari (Sumber : Kemendikbud, 2014 :76)

Tabel 3.1 Kriteria Skor untuk Aktivitas Siswa Skor Keterangan Indikator

(69)

menerus selama proses pembelajaran.

3 Aktif Apabila indikator aktivitas dilaksanakan oleh siswa

dengan Aktif, siswa

melakukannya terus-menerus tetapi sesekali tidak.

2 Cukup Apabila indikator aktivitas dilaksanakan oleh siswa dengan cukup Aktif, siswa melakukannya imbang dengan tidak melakukannya selama proses pembelajaran.

1 Kurang Apabila indikator aktivitas dilaksanakan oleh siswa dengan kurang Aktif, siswa

Tabel 3.2. Data Konverse Nilai Aktivitas

No Konversi Nilai Kategori

Aktivitas

(Sumber: Kemendikbud, 2013: 48)

b. Nilai Kinerja Guru

Kinerja guru dapat diukur dengan rumus :

x 100

Keterangan:

Gambar

Tabel 2.1. Daftar Cakupan Penilaian Sikap
Tabel 2.2. Daftar Deskripsi Indikator
Tabel 3.1 Kriteria Skor untuk Aktivitas Siswa
Tabel 3.2. Data Konverse Nilai Aktivitas
+2

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini yakni mengetahui karakteristik industri terompet tradisional di kecamatan bulukerto, perkembangan usaha terompet serta strategi bertahan

Manfaat penelitian ini adalah sebagai informasi bagi masyarakat mengenai keberadaan jenis tumbuhan berkhasiat obat yang masih dapat ditemukan di Taman Hutan Raya Tongkoh pada

Sedangkan hasil uji anova beda rata-rata konsumsi garam individu pada setiap wilayah tidak menunjukkan beda yang signifikan baik antara wilayah I dengan II dan III maupun antara

Pariwisata tidak hanya memberikan pengalaman baru bagi wisatawan, namun juga dapat berpengaruh dalam aspek ekonomi, sosial dan pengembangan yang berkelanjutan

3.2.1 Kondisi Sosial Masyarakat Rusia pada Pertengahan Abad XIX yang tergambar dalam Novel

Proses tindak lanjut penanganan pengaduan dimulai ketika Administrator di tingkat pusat/daerah/Perum BULOG/HIMBARA menerima disposisi dari Administrator Utama sampai

Lingkungan masyarakat, dari hal ini peneliti mendapat data bahwa banyak masyarakat yang mendukung mahasiswa dalam mempersiapkan diri menjadi guru dengan prosentase

a. Sebelum mengirim spesimen ke laboratorium, pastikan bahwa spesimen telah memenuhi persyaratan seperti yang tertera dalam persyaratan masing-masing pemeriksaan.