• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI PENGGUNAAN ACE- inhibitor pada PASIEN CKD (Chronic Kidney Disease) dengan HIPERTENSI (Penelitian Dilakukan di Instalasi Rawat Inap (IRNA) RSU Dr. Saiful Anwar Malang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI PENGGUNAAN ACE- inhibitor pada PASIEN CKD (Chronic Kidney Disease) dengan HIPERTENSI (Penelitian Dilakukan di Instalasi Rawat Inap (IRNA) RSU Dr. Saiful Anwar Malang)"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Penyakit ginjal merupakan salah satu penyakit penyebab kematian utama di dunia. Menurut National Kidney Foundation (NKF, 2013) saat ini di Amerika Serikat sebanyak 26 juta orang dewasa telah menderita Chronic Kidney Disease (CKD), sedangkan jutaan lainnya memiliki faktor resiko menderita CKD. Badan kesehatan dunia World Health Organization (WHO) tidak merinci secara pasti berapa jumlah penderita CKD di Indonesia. Di Indonesia sekarang ini terdapat 70 ribu penderita gagal ginjal yang perlu mendapatkan perawatan berupa dialysis maupun cangkok ginjal, namun karena terbatasnya fasilitas dan mahalnya proses, hanya 10 ribu penderita yang dapat di tolong, sisanya menigggal dunia (Tanjung, 2013)

Saat ini belum ada penelitian epidemiologi tentang penyakit gagal ginjal kronik di Indonesia karena penyakit kronik lainnya seperti penyakit jantung dan HIV masih mendominasi. Penyakit ginjal yang berat dapat dibagi dua kategori yaitu gagal ginjal akut dan gagal ginjal kronis. CKD ditandai oleh berhentinya kerja ginjal secara mendadak yang secara berangsur mungkin mengalami pemulihan. Sedangkan penyakit ginjal kronis ditandai proses hilangnya fungsi nefron secara progresif sehingga secara bertahap ginjal menurun fungsinya. Kedua kategori tersebut dapat disebabkan oleh penyakit yang mengenai pembuluh darah, glomerulus, tubulus, interstisiel ginjal, ureter, dan vesika urinaria (Indra, 2006).

Banyak faktor yang memicu terjadinya kerusakan ginjal antara lain faktor

susceptible, faktor progresif dan faktor insiasi. Faktor susceptible adalah faktor yang secara tidak langsung menyebabkan kerusakan ginjal atau mereka yang beresiko menderita CKD yang biasanya terkait dengan gaya hidup. Faktor resiko Progresi adalah mereka yang berhubungan dengan kerusakan ginjal lebih lanjut. Ini umumnya

(2)

2

Salah satu faktor insiasi yang utama penyebab kerusakan ginjal selain diabetes mellitus adalah hipertensi. Setiap penyakit ginjal dapat menyebabkan hipertensi. Gangguan ginjal berat mengurangi ekskresi natrium serta menyebabkan hipervolemi dan hipertensi (O’ Callaghan, 2009).

Terapi antihipertensi pada CKD mencakup pengelolaan sensitivitas garam dan system renin angiotensin. Pengobatan hipertensi adalah hal yang penting dalam pengobatan pasien CKD (Chronic Kidney Disease), yang tidak hanya untuk mencegah komplikasi kardiovaskular tetapi juga untuk proteksi ginjal sendiri. Beberapa obat antihipertensi, terutama enzi, converting angiotensin (Angiotensin Converting Enzyme). Melalui berbagai studi terbukti dapat memperlambat proses

perburukan fungsi ginjal (renoprotektor). Hal ini terjadi lewat mekanisme kerjanya sebagai antihipertensi dan antiproteinuria (Suwitra, 2009).

Banyak guidelines menyarankan bahwa angiotensin converting enzyme inhibitor

dan angiotensin II antagonis reseptor yang secara kolektif disebut sebagai renin, angiotensin, aldosteron blocker system (RAAS blocker) adalah pengobatan pilihan untuk hipertensi pada kebanyakan pasien dengan CKD (Akbari et al, 2012)

Namun berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan oleh Onuigbo (2013) diketahui bahwa ada peningkatan fungsi ginjal setelah penghentian penggunaan ACE-

inhibitors. Sebuah uji juga dilakukan untuk mengetahui aktifitas antara temocapril dan olmesartan dalam menurunkan angiotensin II (ANG II) dan didapatkan hasil diluar prediksi bahwa temocapril yang merupakan golongan ACE- inhibitor gagal menekan ANG II pada ginjal, justru olmesartan secara nyata mampu menekan peningkatan ANG II pada ginjal (Hitomi et al, 2013)

Komplikasi penyakit gagal ginjal kronis ini memerlukan penatalaksanaaan terapi yang intensif. Kompleksnya terapi yang diperlukan memaksa banyaknya penggunaan berbagai kombinasi obat (polifarmasi) yang cenderung akan meningkatkan resiko terjadinya interaksi obat.

(3)

menjadi langkah awal dalam pelaksanaan pharmaceutical care yang berorientasi pada pasien (patient oriented) agar tercapai terapi yang maksimal.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimanakah pola penggunaan ACE-Inhibitor pada pasien CKD hipertensi di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Saiful Anwar Malang?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui penatalaksanan terapi ACE- inhibitor pada pasien CKD hipertensi di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Saiful Anwar Kota Malang

1.3.2 Tujuan Khusus

Mengkaji terapi ACE inhibitor terkait dengan jenis, dosis, rute pemberian, frekuensi, dan lama penggunaan yang dikaitkan dengan data klinik dan data laboratorium pasien CKD dengan hipertensi di Rumah Sakit Umum daerah dr. Saiful Anwar Malang.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Sebagai sumber data berhubungan dengan pengadaan obat di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Saiful Anwar Kota Malang.

2. Sebagai masukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan outcome pasien

(4)

SKRIPSI

AKBARUDDIN SALIM

STUDI PENGGUNAAN ACE-

inhibitor

pada PASIEN

CKD (

Chronic Kidney Disease

) dengan HIPERTENSI

(Penelitian Dilakukan di Instalasi Rawat Inap (IRNA) RSU

Dr. Saiful Anwar Malang)

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(5)

SKRIPSI

AKBARUDDIN SALIM

STUDI PENGGUNAAN ACE-

inhibitor

pada PASIEN

CKD (

Chronic Kidney Disease

) dengan HIPERTENSI

(Penelitian Dilakukan di Instalasi Rawat Inap (IRNA) RSU

Dr. Saiful Anwar Malang)

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(6)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan karunia dan kasih sayang kepada hamba- Nya, karena hanya dengan pertolongan- Nya skripsi yang berjudul “ Studi Penggunaan ACE- inhibitors pada Pasien CKD (Chronic Kidney Disease) dengan Hipertensi (Penelitian dilakukan di Instalasi rawat Inap (IRNA) Rumah Sakit dr. Saiful

Anwar Malang)” dapat terselesaikan tepat waktu dan dengan sebaik- baiknya.

Selanjutnya penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada bapak dan ibu dosen serta rekan- rekan semua yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Terimakasih saya ucapkan kepada :

1. Bapak Yoyok Bekti Prasetyo, S.Kep, M.Kep., Sp. Kom selaku Dekan Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang. 2. Direktur Rumah Sakit dr. Saiful Anwar Malang.

3. Ibu Sunarti dan Ibu Yun yang telah membantu kelancaran penelitian di RSSA Malang.

4. Bapak Drs. Achmad Inoni, Apt selaku staf ahli farmasi yang telah memberikan pengarahan dan motivasi kepada setiap mahasiswa.

5. Bapak Drs. Didik Hasmono, MS., Apt selaku pembimbing I, yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan dan memberi semangat kepada penulis selama mengikuti pendidikan di Program Studi Farmasi di Universitas Muhammadiyah Malang sampai terselesaikannya tugas akhir ini.

6. Ibu Dra. Lilik Yusetyani selaku pembimbing II yang telah memberikan ide serta masukan juga wawasan beliau kepada penulis hingga tugas akhir ini selesai tepat waktu.

(7)

8. Seluruh dosen, laboran, dan staf tata usaha Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan dedikasinya kepada penulis.

9. Keluarga tercinta Bapakku Djumari Ibunda Sarmianti yang tiada henti memberikan semangat dan senantiasa mendoakan putra- putranya untuk selalu diberi kelancaran dalam setiap apa yang ingin dicapainya.

10.Kakakku Ahmad Bustomi yang selalu memberikan nasehat dan motivasi dan juga telah membiayai pendidikan penulis hingga sampai sejauh ini Rekan- rekan farmasi angkatan 2009, 2010 yang telah berjuang bersama dengan penulis di program studi farmasi hingga titik akhir studi.

11.Rekan seperjuangan skripsi di bidang klinik Fanji, Fitri, Indri, Isti dan rekan lain yang

tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah berbagi suka dan duka dalam penulisan skripsi ini.

12.Rekan- rekan farmasi angkatan 2009, 2010 yang telah berjuang bersama dengan penulis di program studi farmasi hingga titik akhir studi.

Akhir kata, penulis memohon maaf atas ketidaksempurnaan penulisan skripsi ini dan dengan senang hati mengharap kritik dan saran yang membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dalam mengembangkan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang farmasi klinik bagi penulis maupun pembaca.

Wassalamualaikum wr.wb

Malang, April 2014

(8)

RINGKASAN

Peningkatan kejadian CKD (Chronic Kidney Disease) adalah merupakan epidemik global yang menghabiskan biaya pengobatan yang besar, kecacatan dan kematian. Ironisnya sebagian besar penderita CKD di Indonesia belum mampu mendapatkan perawatan yang layak akibat keterbatasan biaya. Penyebab CKD sendiri beragam, dua penyebab utama CKD adalah diabetes dan tekanan darah tinggi, yang menyebabkan hingga dua-pertiga dari keseluruhan kasus CKD. Diabetes terjadi ketika gula darah Anda terlalu tinggi, menyebabkan kerusakan pada banyak organ dalam tubuh termasuk ginjal dan jantung, serta pembuluh darah, syaraf dan mata. Tekanan darah tinggi atau hipertensi, terjadi ketika tekanan dinding pembuluh darah meningkat. Jika tidak dikontrol, atau kurang terkontrol, tekanan darah tinggi bisa menjadi penyebab utama serangan jantung, stroke dan penyakit ginjal kronis. Dan juga sebaliknya, penyakit ginjal kronis (CKD) dapat menyebabkan tekanan darah tinggi. Kondisi lain yang mempengaruhi ginjal adalah glomerulonefritis, penyakit yang menyebabkan peradangan dan kerusakan pada unit penyaringan ginjal. Gangguan ini adalah jenis yang paling umum ketiga penyakit ginjal. Penyakit warisan, seperti penyakit ginjal polikistik, yang menyebabkan kista besar terbentuk dalam ginjal dan merusak jaringan di sekitarnya (NKF, 2013).

Seseorang dikatakan menderita CKD ketika nilai data laboratorium ureum serta kreatinin melebihi batas normal, ureum dan kreatinin adalah penanda utama terjadinya penurunan fungsi ginjal. Tujuan terapi pasien CKD identifikasi dan koreksi kondisi yang mendasari CKD. Salah satu yang mendasarinya adalah tekanan darah tinggi (hipertensi). Renin angiotensin aldosteron system (RAAS) adalah jalur utama yang mengatur volume, retensi garam dan air (Parker et al, 2008). Golongan ACE- inhibitors digunakan pertama kali sebagai terapi hipertensi yang mana menunjukkan penurunan tekanan darah. ACE- inhibitors sebagai antagonis RAAS dan menyeimbangkan vasodilatasi arteri dan vena (Tang & Young, 2007). ACE- inhibitors memblok sistem renin angiotensin aldosteron (RAAS) dengan cara menghambat konversi angiotensin I menjadi angiotensin II, menimbulkan vasodilatasi dengan membatasi vasokontriksi yang diinduksi angiotensin II. ACE- inhibitors juga menurunkan sekresi aldosteron yang dapat menyebabkan remodeling ventrikel, fibrous miokard, apoptosis miosit, cardiac hyperthrophy, pengeluaran norepinephrine (NE), vasokontriksi dan retensi air dan natrium (Schwinghsmmer, 2009).

ACE- inhibitors menurunkan kadar angiotensin II hanya pada beberapa minggu pemberian, sehingga terdapat mekanisme lain yang menjaga tekanan darah, salah satunya adalah peningkatan konsentrasi bradikinin (Sica, 20005). ACE- inhibitors juga menghambat perusakan bradikinin, yang merupakan stimulator pelepasan nitric oxide,

maka pelepasan nitric oxide juga akan semakin besar. Senyawa ini menghambat produksi angiotensin II dan endotel-1 oleh endothelial. Peningkatan bioavailabilitas dari nitric oxyde juga menghambat fungsi agregasi platelet (Spieker & Luscher, 2005).

Obat- obat golongan ACE- inhibitors terdiri dari benazepril, captopril, enalapril, perindopril, quinapril, ramipril dan trandolapril. Captopril dan Lisinopril adalah senyawa aktif obat, sedangkan enalapril dan ramipril adalah prodrug, yang akan berubah menjadi senyawa aktif bila mengalami metabolisme di hati (Sweetman, 2007).

(9)

dalam plasma (Pilote et al, 2008). Secara khusus, captopril menghambat pembentukan angiotensin II dari angiotensin I dan mencegah perusakan bradikinin, dengan adanya aktifitas tersebut captopril menurunkan tekanan arteri sistemik, menurunkan tekanan vaskular dan tekanan pengisian jantung serta meningkatkan cardiac output. Selain itu aktivitas captopril dalam menurunkan angiotensin II dapat mencegah myocarditis.Penurunan myocardiris ini ditunjukkan dengan menurunnya hipertropi jantung dan penurunan kejadian dan keparahan inflamasi dan fibrosis jantung (Bahk et al, 2008).

Efek samping dari obat- obatan ACE- inhibitors adalah hipotensi, pusing, lelah, sakit kepala, mual serta batuk kering (Sweetman, 2007). Namun menurut Hamilton & Hui (2006), tidak selalu menganggap batuk kering yang terjadi pada pasien yang menerima captopril adalah akibat dari peningkatan bradikinin oleh ACE- inhibitor, karena peningkatan keparahan batuk juga menunjukkan perburukan kondisi gagal jantung, sehingga perlu adanya pengamatan yang teliti.

Penelitian ini bertujuan untuk mengamati tentang pola penggunaan obat dan profil penggunaan ACE- inhibitors pada pasien CKD dengan hipertensi yang di rawat inap di Rumah Sakit dr. Saiful Anwar Malang. Peneelitian ini dilakukan dengan metode observasional retrospektif dengan mengolah dan menjelaskan data dari data rekam medik kesehatan (RMK) pasien CKD yang rawat inap pada periode Januari- Desember 2012. Hasil dari penelitian ini menunjukkan 23 dari 51 pasien menerima terapi ACE- inhibitor. Dibandingkan laki- laki, perempuan lebih banyak mengalami CKD. Banyaknya pasien perempuan yang mengalami CKD terkait dengan perbedaan faktor resiko antara laki- laki dan perempuan.

Usia juga menjadi faktor resiko terjadinya CKD akibat hipertensi yang berhubungan dengan kemampuan jantung, peningkatan massa ventrikel kiri dan ketidakteraturan kontraksi ventrikel kiri. Penelitian dari Rosen et al (2009) menunjukkan usia dan hipertropi ventrikel kiri berpengaruh pada kondisi kontraksi miokard sebelum serangan disfungsi ventrikel kiri muncul. Dari hasil penelitian yang dilakukan di RSSA Malang, penderita CKD lebih banyak dari pasien yang berusia 41- 50 tahun.

Lebih lanjut dari hasil penelitian di RSSA Malang adalah bahwa ACE- inhibitor

yang digunakan adalah captopril, lisinopril dan ramipril. Diantara ketiganya yang paling banyak digunakan adalah captopril. Dosis untuk captopril yang sering digunakan adalah sebesar 25 mg dengan frekuensi (2x1). Kondisi Keluar Rumah Sakit (KRS) adalah sebesar 62% mengalami perbaikan, 29% kondisinya tetap, serta 9% pulang dalam kondisi meninggal.

(10)

ABSTRAK

Studi Penggunaan ACE-

inhibitor

pada Pasien CKD (Chronic Kidney

Disease) dengan Hipertensi

(Penelitian di lakukan di Instalasi Rawat Inap (IRNA) Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar Malang)

Chronic Kidney Disease (CKD) adalah suatu proses patofisiologis dengan etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif, dan umumnya berakhir dengan gagal ginjal. Penyebab utamanya adalah diabetes dan hipertensi. Terapi hipertensi termasuk penggunaan ACE- inhibitor ACE- inhibitor adalah golongan obat anti hipertensi yang bekerja dengan cara menghambat konversi angiotensin I menjadi angiotensin II, menimbulkan vasodilatasi dengan membatasi vasokontriksi yang diinduksi angiotensin II. ACE- inhibitor juga menurunkan sekresi aldosteron. Efek- efek yang dapt diminimalisir oleh ACE- inhibitors adalah menurunkan remodeling ventrikel,

fibrosis miokard, apoptosis miosit, cardiac hypertrophy, pengeluaran norephineprine

(NE), vasokontriksi dan retensi air dan natrium. Vasodilator endogen bradikinin juga meningkat dengan adanya ACE- inhibitor.

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui bagaimana pola penggunaan obat pada pasien CKD dan profil penggunaannya di Instalasi Rawat Inap (IRNA) Rumah Sakit dr. Saiful Anwar Malang. Metode yang digunakan adalah observasional retrospektif. Dengan penyajian data secara deskriptif dari data RMK pasien CKD rawat inap pada periode Januari- Desember 2012.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ACE inhibitor yang digunakan adalah bervariasi untuk dosis dan frekuensinya. Dosis dan frekuensi pemberian golongan ACE-

inhibitor adalah captopril 2x1 (12,5 mg), captopril 3x1 (12,5 mg), captopril 3x1 (25 mg), captopril 2x1 (25 mg), captopril 3x1 (6,25mg), ramipril 1x1 (5 mg), lisinopril 1x1 (5 mg), lisinopril 1x1 (10mg).

Obat yang digunakan pada pasien CKD hipertensi adalah ACE- inhibitor, diuretik,

Angiotensin Reseptor Blocker (ARB), Beta- blocker, Calcium Chanel Blocker (CCB), dan vasodilator nitrat.

(11)

ABSTRACT

The use of ACE-

inhibitor

in CKD patients (Chronic Kidney Disease)

with Hypertension

(Research in Hospitalization Instalation Dr. Saiful Anwar Malang)

Chronic Kidney Disease (CKD) is a pathophysiologic process with diverse etiologies, resulting in a progressive decline in renal function, and generally end up with kidney failure. The main cause is diabetes and hypertension. Hypertension therapy including the use of ACE-inhibitors ACE- inhibitors are a class of antihypertension drug that works by inhibiting the conversion of angiotensin I to angiotensin II, induce vasodilation by limiting angiotensin IIinduced vasoconstriction. ACE - inhibitors also decrease the secretion of aldosterone. Effects are minimized by ACE- inhibitors are lowered ventricular remodeling, myocardial fibrosis, myocyte apoptosis, cardiac hypertrophy, spending norephineprine (NE), vasoconstriction and sodium and water retention. Endogenous vasodilator bradykinin also increased in the presence of ACE- inhibitors.

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL………..…i

LEMBAR PENGESAHAN………...ii

KATA PENGANTAR…….……….iii

RINGKASAN……...………v

ABSTRAK……...………vii

DAFTAR ISI...ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ………..1

1.2 Rumusan masalah ……….3

1.3 Tujuan Penelitian ………..3

1.3.1 Tujuan Umum ………..……….. 3

1.3.2 Tujuan Khusus……..………... 3

1.4 Manfaat Penelitian ………....3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan tentang Ginjal ………...………..…..4

2.2 Pembuluh dan Syaraf pada Ginjal ……….….…4

2.3 Struktur dan Anatomi Ginjal ………...4

2.4 Fungsi Ginjal ……….…..7

2.5 Penyakit Ginjal………...………...9

2.5.1 Gagal Ginjal Akut………. ………...9

2.5.2 Gagal Ginjal Kronis………..……….…..9

2.5.2.1 Definisi dan Klasifikasi………..………….………....9

2.5.2.2 Epidemiologi………..……11

2.5.2.3 Klasifikasi Gagal Ginjal Kronik………12

2.5.2.4 Etiologi………..12

2.5.2.5 Patofisiologi………..…13

(13)

2.6 Komplikasi Chronic Kidney Disease(CKD)………..15

2.6.1 Ketidakseimbangan Natrium dan Air………...15

2.6.2 Komplikasi Kardiovaskular………..16

2.6.2.1 Hipertensi………16

2.6.2.2 Gagal Jantung Kongestif……….17

2.6.2.3 Ketidakseimbangan Asam- Basa……….18

2.6.2.4 Ketidakseimbangan Kalium………18

2.6.2.5 Abnormalitas Kalium dan Fosfat………19

2.7 Penatalaksanaan………...…19

2.7.1 Antihipertensi………19

2.7.2 Obat Proteinuria………19

2.7.3 Obat Anemia……….20

2.7.4 Obat Gangguan Mineral dan Tulang………...….20

2.8 Tinjauan tentang Terapi Komplikasi Hipertensi pada Pada Pasien CKD………....24

2.9 Tinjauan tentang ACE- inhibitors………25

2.9.1 Jenis- jenis ACE- inhibitors………..27

2.9.1.1 Kaptopril ……….………...27

2.9.1.2 Enalapril ……….………28

2.9.1.3 Lisinopril ………...28

2.9.1.4 Perindopril ……….29

2.9.1.5 Quinapril ………29

2.9.1.6 Ramipril ……….30

2.9.1.7 Benazepril ………..30

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL 3.1 Kerangka Konseptual ……….31

3.2 Kerangka Operasional ……….……..32

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian ………..……….33

(14)

4.3 Populasi dan Sampel ………...33

4.3.1 Populasi Penelitian ………...33

4.3.2 Sampel Penelitian ……….33

4.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi.…...………33

4.4.1 Kriteria Inklusi………..33

4.4.2 Kriteria Eksklusi………33

4.5 Jumlah Sampel ……… 34

4.6 Bahan Penelitian ………. 34

4.7 Instrumen Penelitian ………... 34

4.8 Definisi Operasional ………... 34

4.9 Metode Pengumpulan Data……….. 35

4.10 Analisa Data………. 35

BAB V HASIL PENELITIAN………36

5.1 Pasien CKD Hipertensi dengan terapi ACE- inhibitors………..36

5.2 Usia………..37

5.3 Penggunaan Obat……….38

5.3.1 Terapi Utama………...…39

5.3.2 Kombinasi Terapi Utama………40

5.3.3 Terapi Penyerta………...41

5.3.4 Dosis dan Penggunaan ACE- inhibitor………...42

5.4 Data Penunjang………...…42

5.5 Kondisi KRS (Keluar Rumah Sakit)………...42

BAB VI PEMBAHASAN………..44

BAB VII KESIMPULAN………....55

(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Penampang Melintang Ginjal………...………5

Gambar 2.2 Unit-unit Nefron………...6

Gambar 2.3 Glomerulus………...6

Gambar 2.4 Mekanisme Progresifitas Penyakit Ginjal………14

Gambar 2.5 Pengaruh Sistem RAAS terhadap Peningkatan Tekanan Darah…..21

Gambar 2.6 Algoritma Terapi Hipertensi dengan Penyakit Penyerta………….22

Gambar 2.7 Algoritma Terapi Hipertensi pada Pasien CKD………..23

Gambar 2.8 Rumus Bangun Kaptopril ………...27

Gambar 2.9 Rumus Bangun Enalapril……….28

Gambar 2.10 Rumus Bangun Lisinopril ………...28

Gambar 2.11 Rumus Bangun Perindopril………..29

Gambar 2.12 Rumus Bangun Quinapril……….29

Gambar 2.13 Rumus Bangun Ramipril ……….30

Gambar 2.14 Rumus Bangun Benazepril………...30

Gambar 3.1 Bagan Kerangka Konseptual………31

Gambar 3.2 Bagan Kerangka Operasional………...32

Gambar 5.1 Distribusi Jenis Kelamin………...37

Gambar 5.2 Distribusi Usia Pasien………...…38

(16)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Chronic Kidney Disease(CKD)……,………12

Tabel 2.2 Klasifikasi Hipertensi. ………..17

Tabel 5.1 Tabel Terapi Utama………...……….39

Tabel 5.2 Tabel Terapi Kombinasi Terapi Utama..………..…………..40

Tabel 5.3 Tabel Terapi Penyerta……..………..41

Tabel 5.4 Tabel Dosis, Rute, dan Frekuensi ACE- inhibitors…….………. 42

Tabel 5.5 Tabel Lama Perawatan Pasien………...43

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Penulis………..65

Lampiran 2 Surat Pernyataan….………..66

Lampiran 3 Tabel Data Induk………..67

Lampiran 4 Daftar Nilai Normal Data Lab dan Data Klinik………...76

Lampiran 5 Rumus Perhitungan GFR……….79

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, J., 2011. Karakteristik Penderita Gagal Ginjal Kronik (GGK) Yang Dirawat

Inap di RS Haji Medan Tahun 2009. Medan: Skripsi Mahasiswa FKM USU.

Akbari, A., Cuerden, M.S., Garg, A.X., Hemmelgarn, B., Jain, A.K., McLeod, I., Oliver, M.J., Quinn, R.R., Tonelli, M., 2012. Reporting of the estimated glomerular filtration rate was associated with increased use of angiotensin-converting enzyme

inhibitors and angiotensin-II receptor blockers in CKD. Kidney international., Vol. 81 No. 12

Anonim, 2009. Farmakologi dan Terapi, Ed. 5. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, pp. 389-393

Arnlov. J., 2009. Diminishede Renal Function and the Incidence of Heart Failure. Current Cardiology Reviews, 2009, Vol. 5, No 3

Bahk, T. J., Daniels, M. D., Leon, J. S., Wang, K. & Engman, D. M., 2008. Comparison of Angiotensin Converting Enzyme Inhibition and Angiotensin II Receptor Blockade for the Prevention of Experimental Autoimune Myocarditis. National Institutes of health: Int J Cardiol. 2008 March 28; 125(1): 85-93. Doi: 10.1016/j.ijcard.2007.04.062

Besarab, A., 2011. Anemia of Chronic Kidney Desease. Chronic Kidney Disease (CKD): Clinical Practice Recommendations For Primary Care Physicians and Health Care Providers A Collaborative Approach. In. Yee, J & Krol, D.Gregory (Eds). Edition. Los Angeles : Henry Ford Hospital, pp.28-30

Bradley, J., Rubenstein, D., Wayne, D., 2005. Lecturer Notes Kedokteran Klinis. Edisi Keenam. Surabaya: Penerbit Airlangga, hal 228- 230.

(19)

Carmen A. Peralta., Leroi S. Hicks., Glenn M. Chertow., John Z. Ayanian., Eric Vittinghoff., Feng Lin., and Michael G. Shlipak. 2005. Control of Hypertension in Adults With Chronic Kidney Disease in The United States. American Heart Association.

Chatterje, N. A. & Fifer, M. A., 2011. Heart failure, In: Lilly, L. S., Pathophysiology of Heart Failure, a Collaborative project Project of Medical Studentsand Faculty, 5th Edition, Philadelphia: WoltersKluwers, pp 235-237

Chobanian, A.V., et al., 2004. The Seventh Report of The Joint National Committee on

Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure, US.: Department of Health and Human Services, pp. 37-38.

Cohen, D., Towsend, R., 2011. Hypertention In CKD. Chronic Kidney Disease (CKD): Clinical Practice Recommendations For Primary Care Physicians and Health Care Providers A Collaborative Approach. In. Yee, J & Krol, D.Gregory (Eds). Edition. Los Angeles : Henry Ford Hospital, pp.19-23

Dalrymple, L.S., & Alan S.G., 2008. Epidemiology of acute infections among patientswith chronic kidney disease. Clin J Am Soc Nephrol 3, p. 1487-1493.

Dowling, T.C., 2008. Quantificationof Renal Function. In: DiPiro, T.J., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G. and Posey, L.M., Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach, 7th edition, New York: McGraw-Hill Companies, Inc., pp.706.

Fonarow, G.C., 2007. Heart Failure, In: Cannon, C.P. & O’Gara, P.T. Critical Pathway in cardiovascular Medicine, 2nd Edition, Philadelphia: Lippincot Williams & Wilkins.

(20)

Grenee, R.J., Harris, N.D. and Goodyer, L.I., 2000. Pathology and Therapeutics for Pharmacist, 2nd edition, London: Pharmaceutical Press, pp. 183-191.

Hamilton , P & Hui, D., 2006. Drugs and Drugs: A practical Guide to the Safe Use of Common Drugs in Adults. Canada

Hitomi, H., Ichihara, A., Kobori, H., Kohno, M., Masaki, T., Morimoto, S., Murase, M.,

Nakano, D., Nishiyama, A., Ohmori, K., Ohnisi, K., Pelisch, N., 2013.

Angiotensin-Converting Enzyme Inhibitor Does Not Suppress Renal Angiotensin

II Levels in Angiotensin I-Infused Rats. PubMed ncbi, Vol122 No 2 p 1

Indra, M.R., 2006. Fisiologi Ginjal. Edisi Pertama. Malang: Laboratorium Ilmu Faal FK UNIBRAW, hal 9- 45.

Ix, J.H., 2006. Renal Disease. In: McPhee, S.J., Pathophysiology of Disease: An Introduction to Clinical Medicine, 5th edition, New York: McGraw-Hill Companies, Inc.

Japaries, W., 2005. PENYAKIT GINJAL. Jakarta: Penerbit Arcan, hal 5- 51

Joy, M.S., Abhijit, K., and James P., 2008. Chronic Kidney Disease: Progression-Modifying Therapies. In: DiPiro, Joseph T., Robert L. Talbert, Gray C. Yee, Gary R. Matzke, Barbara G. Wells, L. Michael Posey (Eds.), Pharmacotherapy, A Patophysiological Approach, Ed. 7th. New York: McGraw-Hill.

Katzung, B.G. & Parmley, W.W., 2004. Drugs Used in Heart Failure, In: Katzung, B.G. Basic & Clinical Pharmacology, Ed. 9th , Boston: McGraw-Hill.

(21)

Krauss, A.G., and Hak, L.J., 2000. Chronic Renal Disease. In: Herfindal, E.T., and Gourley, D.R. (Eds.), Textbook of Therapeutics Drug and Renal Disease Management, 7th edition, Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, pp. 462-463.

Lin, J., 2011. Proteinuria In Chronic Kidney Desease. Chronic Kidney Disease (CKD): Clinical Practice Recommendations For Primary Care Physicians and Health Care Providers A Collaborative Approach. In. Yee, J & Krol, D.Gregory (Eds).

Edition. Los Angeles : Henry Ford Hospital, pp.24-27

Lindon M.H. Wing, M.B., B.S., Christophe M. Reid, Ph.D., Philip Ryan, M.B., B.S., Lawrence J. Beilin, M.D., Mark A. Brown, M.B., B.S., M.D., Garry L.R. Jennings, M.D., Colin I. Johnston, M.B., B.S., John J.McNeil, M.B., B.S., Graham J. Macdonald, M.D., John E. Marley, M.D.,M.B., Ch.B., Trefor O. Morgan, M.B., B.S., and Malcolm J. West, M.B., B.S. 2003. AComparison of Outcomes with Angiotensin-Converting Enzyme Inhibitor and Diuretics for Hypertension in The Elderly. Vol. 348 No. 7. The Second Australian National Blood Pressure Study Group.

McPhee, S.J., Papadakis, M.A., and Tierney, L.M., 2008. Current Medical Diagnosis and Treatment, 47th edition, New York: McGraw-Hill Companies, Inc., pp. 793-798.

Mann, D. L., 2008. Pathophysiology of heart Failure, In: Libby, P., Bonow, R.O., mann, D. L. &Zipes, D. P. Braunwald’s Heart Disease a Textbook of Cardiovascular Medicine, 8th Edition, Philadelphia: Saunders Elsevier.

Mann, J. F. E & Schiffrin, E. L., 2010. Renal Dysfunction, In: Yusuf, S., Cairns, J. A., Camm

A. J., Fallen, E. L. & Gersh, B. J. Evidance- Based Cardiology, 3rd Ed, Wiley- Blackwell, pp 1110.

(22)

Nainggolan, G., 2001. Pedoman Diagnosis dan Terapi di Bidang Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ketiga. Jakarta: Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, hal 76- 80

National Institute on Aging., 2014. Health and Aging. http://www.nia.nih.gov/health/publication/menopause. U.S Department of Health

and Public Services. [Diakses tanggal 22 April 2014]

National Kidney Foundation., 2013. About Kidney Disease.

http://www.kidney.org/kidneydisease/aboutckd.cfm. [Diakses tanggal 9 September

2013].

National Kidney Foundation., 2013. About Kidney Disease.

http://www.kidney.org/kidneydisease/aboutckd.cfm#causes. [Diakses tanggal 22 April 2014].

NKF, 2002. Chronic Kidney Disease as a Public Health Problem. In: NKF, K/DOQI Clinical Practice Guidelines for Chronic Kidney Disease : Evaluation, Classification and Stratification, New York: National Kidney Foundation, Inc., pp.29.

National Kidney Disease. 2009. Chronic Kidney Disease. New york: National Kidney Foundation.

Onuigbo, M., 2013. Renoprotection and the Bardoxolone Methyl Story Is This the Right Way Forward? A Novel View of Renoprotection in CKD Trials: A New

Classification Scheme for Renoprotective Agents. Nephron Extra., Vol 3 No 1

(23)

O’Callaghan, C.A., and Brenner, B.M., 2000. The Kidney at a Glance, London: Blackwell Science Ltd., pp. 94-95.

Pai, A.A. and Conner, T.A., 2009. Chronic Kidney Disesase. In: Kimble K., Anne M., Young L.Y., Aldredge B.K., Guglielmo B.J., Kradjan W.A., and Williams B.R. (Eds,), Applied Therapeutics: The Clinical Use of Drgs, 9th edition, Philadelphia: Williams L. and Wilins, Inc.

Pattison, J., Goldsmith, D., Hartley, B., Fervenza, F.C., and Grand, J.P., 2004. A Colour Handbook of Renal Medicine, London: Manson Publishing.

Parker, R.B., Rodgers, J.E. & Cavallari, L.H., 2008. Heart Failure, In: Dipiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C Matzke, G.R., Wells, B.G. & Posey, L.M. Pharmacotherapy a Pathophysiologic Approach, 7th Edition, New York: McGraw- Hill, pp. 187

Pilote, L., Abrahamowicz, M ., Eisenberg, M., Humphries, K., Behlouli, H. & Tu, J. V., 2008. Effect of different angiotensin-converting-enzyme inhibitors on mortality among elderly patients with congestive heart failure. CMAJ; May 6, 2008; 178 (10)

Price, S. A., Wilson, L.M. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Edisi 6 Volume 2, Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Pratama, D. G., 2012. Studi Penggunaan Captopril pada Pasien gagal Jantung. Malang: Skripsi Mahasiswa Fikes UMM. Hal 43-45

Prodjosudjadi, W., 2006. Incidence, prevalence, treatment, and cost of end stage renal disease in Indonesia. Ethnicity and Disease, Vol. 16, p. 14-16.

Putu W. Diantari dan Woro Harjaningsih. 2007. Evaluasi Penggunaan ACE Inhibitor Pada

(24)

Romauli. 2009. Karakteristik Penderita Gagal Ginjal Kronik (GGK) Yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Kumpulan Pane Tebing Tinggi tahun 2007 – 2008. Medan: Skripsi Mahasiswa FKM USU.

Rosen, B. D., Fernandes, V. R. S., Nasir, K., Helle- Valle, T., Jerosch- Herold, M., Bleumke, D. A. & Lima, J. A. C., 2009. Age, Increased Left Ventrikular Mass, and Lower Regional Myocardial Perfusion are Related to Greater Extent of Myocardial Dyssinchrony in Asymptomatic Individuals. The Multi- Ethnic Study of Atherosclerosis. National Institute of Health : Circulation. 2009 September 8; 120(10): 859-866. Doi: 10.1161/CIRCULATIONAHA.108.787408

Saseen J.J., Maclaughin E.J., 2008. Hypertention. In. DiPiro, J.T. Talbert L.R., Yee C.G., Matzke, R.G., Wells, G.B., and Posey, M.L., Pharmacotherapy: A Patophysiology Approach, edition, new York: McGraw-Hill Companies, Inc.,pp. 139-167

Schonder, K. S., 2008. Chronic and end stage renal disease. In : Marie, A.C.C., Barbara, G.W., Terry, L.S., Patrick, M.M., Jill, M.K., John, C.R., Joseph, T.D (Eds.). Pharmacotherapy Principles and Practice, New York: The McGraw-Hill Companies, Inc., p. 395.

Schweinhammer, T, L., 2009. Cardiovascular Disorder, In: Wells, B, G., Dipiro, J, T., Shwinghammer, T, L. & Dipiro, C, V. Pharmacotheraphy Handbook, 7th Edition, New York: McGraw-Hill, pp. 86.

Shier, D., Butler, J., and Lewis, R., 2000. Hole’s Essentialsof Human Anatomy and

(25)

Sica, D. A., 2005. Angiotensin- Converting Enzyme Inhibitors, In: Battegay, E.J., Lip, G. Y. H. & Bakris, G. L. HYPERTENSION Principles and Practice, Boca Raton: Taylor & Francis, pp 457-489

Soewanto. 2008. Pedoman Diagnosis dan Terapi. Surabaya: RSU Dr. Soetomo.

Spieker, L. E & Luscher, T.F., 2005, Vascular Fungtion in Hipertension: Role of Endotheleum-Derrived Factors, In: Battegay, E. J., Lip, G.Y. H. & Bakris, G. L. HYPERTENSION Principles and Practice, Boca Raton: Taylor & Francis, pp 99-118

Supadmi, W., 2011. Evaluasi Penggunaan Obat Antihipertensi pada Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisa, Yogyakarta : Skripsi Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan.

Sweetman, S.C., 2007. Cardiovascular Drugs. Martindale: The Complete Drug Referee, 5th Edition. London: Pharmaceutical Press. Electronic version.

Suwitra, K., 2006. Penyakit Ginjal Kronik. In: Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata, M., and Setiati, S., Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta; Pusat Penerbitan, Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, pp. 570-573

Suwitra, K., 2009. Penyakit Ginjal Kronik. Dalam: Sudoyo, A.W., dkk.,(Eds.), Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II, Edisi kelima, Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK-UI.

Syaifuddin. 2009. Fisiologi Tubuh Manusia Untuk Mahasiswa Keperawatan. Edisi kedua, Jakarta: Salemba Medika.

(26)

Tammy, H.L., 2011. Proteinuria In Chronic Kidney Desease. Chronic Kidney Disease (CKD): Clinical Practice Recommendations For Primary Care Physicians and Health Care Providers A Collaborative Approach. In. Yee, J & Krol, D.Gregory (Eds). Edition. Los Angeles : Henry Ford Hospital, pp.27-30

Tang, W.H.W. & Young, J.B., 2007. Chronic Heart Failure Management, In: Topol, E. J. Textbook of Cardiovascular Medicine, 3rd Edition, Lippincott William & Wilkins.

Tanjung, C., 2013. Hari Ginjal Sedunia di Istana Negara http://www.setneg.go.id/ Diakses 26 Desember 2013

Tjay, H.T., Kirana, R., 2002. Obat-obat Penting edisi keenam. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Hal 530-546

Gambar

Tabel 2.1    Klasifikasi Chronic Kidney Disease (CKD)……,……………………12

Referensi

Dokumen terkait

Hasil wawancara pada siswa menunjukkan bahwa siswa tidak dapat menjawab disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain sebagai berikut: (1) Siswa yang mengalami kesulitan dalam

Proton dari suatu molekul tidak akan membalikkan spinnya pada frekuensi resonansi yang sama yang menyebabkan semua spektrum NMR yang diperoleh dari

3) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur PPATK dengan alokasi anggaran sebesar Rp.101.1 M.  Ketiga program tersebut akan direalisasikan dalam dua belas

Mengenai kebenaran beliau, Hadrat Masih Mau'ud ‘alaihis salaam menulis: 'Aku melihat bahwa orang yang mau mengikuti alam dan hukum alam telah diberikan kesempatan bagus oleh

AKTIFITAS PUBLIC RELATIONS PADA KOMUNIKASI PEMASARAN PT PLN ( PERSERO) YOGYAKARTA DALAM MEMBERIKAN INFORMASI KEPADAB. PELANGGAN MELALUI

P SURABAYA 03-05-1977 III/b DOKTER SPESIALIS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH RSUD Dr.. DEDI SUSILA, Sp.An.KMN L SURABAYA 20-03-1977 III/b ANESTESIOLOGI DAN

Pada perlakuan EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 4 hari sekali dengan perlakuan EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 4 hari sekali ada perbedaan