• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil KB Pada Akseptor KB di Desa Pandiangan Kecamatan Lae Parira Kabupaten Dairi Tahun 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil KB Pada Akseptor KB di Desa Pandiangan Kecamatan Lae Parira Kabupaten Dairi Tahun 2010"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PIL KB PADA AKSEPTOR

KB DI DESA PANDIANGAN KECAMATAN LAE PARIRA KABUPATEN DAIRI TAHUN 2010

SKRIPSI

Oleh :

NIM. 051000097 DESNAL SIMBOLON

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PIL KB PADA AKSEPTOR

KB DI DESA PANDIANGAN KECAMATAN LAE PARIRA KABUPATEN DAIRI TAHUN 2010

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh :

NIM. 051000097 DESNAL SIMBOLON

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi Dengan Judu l :

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PIL KB PADA AKSEPTOR

KB DI DESA PANDIANGAN KECAMATAN LAE PARIRA KABUPATEN DAIRI TAHUN 2010

Yang Dipersiapkan dan Dipertahankan Oleh :

NIM. 051000097 DESNAL SIMBOLON

Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi Pada Tanggal 29 Juni 2010 dan

Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima

Tim Penguji

Ketua Penguji Penguji I

Prof. dr. Nerseri Barus, MPH

NIP. 194508171973022001 NIP. 196501121994022001 drh. Hiswani, M.Kes

Penguji II Penguji III

Prof. dr. Sori Muda Sarumpaet, MPH

NIP. 194904171979021001 NIP. 195908181985032002 drh. Rasmaliah, M. Kes

Medan, Juni 2010 Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara Dekan,

(4)

ABSTRAK

Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2000 mencapai 206,2 juta jiwa, sehingga menjadi masalah bagi Indonesi karena tidak sesuai dengan pertumbuhan ekonomi. Salah satu upaya menurunkan jumlah kelahiran dengan program keluarga berencana, diantaranya dengan menggunakan alat kontrasepsi Pil KB. Berdasarkan pencatatan bidan desa di desa Pandiangan akseptor KB Pil 46 orang (36,62%).

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat kontrasepsi Pil KB pada akseptor KB di Desa Pandiangan Kecamatan Lae Parira Kabupaten Dairi Tahun 2010. Penelitian ini bersifat analitik dengan desain cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh akseptor KB yang bertempat tinggal Desa Pandiangan, sampel semua akseptor KB yang berdomisili di dusum I,II,III,IV,VI yang berjumlah 110 akseptor KB.Dusun terpilih ditentukan secara purposive. Analisis statistik dilakukan dengan analisis univariat, analisis bivariat dan analisis multivariat.

Prevalens rate alat kontrasepsi Pil KB 32,7%. dan terdapat tiga variabel yang mempunyai hubungan asosiasi yang bermakna tidak bekerja (p=0,008), jumlah anak cukup (p=0,000), dukungan keluarga (p=0,006) dengan penggunaan alat kontrasepsi Pil KB dan tidak ada hubungan asosiasi yang bermakna antara umur (p=0,058), pendidikan (p=0,338), pengetahuan (p=0,420), dengan penggunaan alat kontrasepsi Pil KB. Hasil analisis multivariat di peroleh faktor-faktor yang mempengaruhi dalam hubungannya dengan penggunaan alat kontrasepsi Pil KB adalah pekerjaan, jumlah anak dan dukungan keluarga dengan persemaan garis regresi logistik y=-3,084 + 1,816X1 + 2,428 X2 – 1,444 X3 . Faktor dominan adalah

jumlah anak.

Tingginya prevalensi penggunaan alat kontrasepsi Pil KB maka perlu diupayakan supaya petugas Program Penyuluhan Lapangan Keluarga Berencana Desa Pandiangan agar lebih meningkatkan penyuluhan tentang metode penggunaan alat kontrasepsi yang efektif dan permanen seperti sterilisasi wanita atau sterilisasi pria. Khususnya bagi akseptor KB dengan tidak ada dukungan keluarga, tidak bekerja dan jumlah anak cukup.

(5)

ABSTRACT

The population of Indonesia in 2000 reached 206,2 million people, so that it was became a problem for Indonesia because it was not appropriate with economy development. One of effort to decrease the number of birth with family planning program, among them using family planning pill contraception. Based on data recording of village midwife in Desa Pandiangan, pill family planning acceptors were 46 people (36,62%).

The purpose of this research was to analize factors that related to the using of family planning pill contraception for acceptor in Desa Pandiangan Kecamatan lae Parira Kabupaten Dairi in 2010. This research was analityc with cross sectional design. The population of this research was all of the family planning pill acceptor who live in Desa Pandiangan, and the sample of all acceptor who live in Dusun I, II, III, IV, VI were 110 acceptor. The chosen Dusun is determined purposive. Statistic analysis is done with univariate analysis, bivariat analysis and multivariate analysis.

Prevalens rate of family planning pill contraception was 32,7% and there were three variables that had assosiation connection, that is unempolyement (p=0,008) the number of children was enough (p=0,000), family support (p=0,006) with the using of family planning pill contraception and there was no assosiation connection that means among age (p=0,058), education (p=0,338), kmowledge (p=0,420), with the using of family planning pill contraception. The result of multivariate analysis is gotten some factors that influenced in their connection with using family planning with using family planning pill contracepsion were job, the number of children, and family support with logistic regression line equation y=-3,084 + 1,816X1 + 2,428 X2 – 1,444 X3 . The dominant factor was the number of

children.

The highest prevalens of using family planning pill contraception need to effort the program Illumination Field Family Planning Desa Pandiangan so that more increase illumination about method of using contraception that effetive and permanent as man and women sterilizations. Especially for family planning acceptor is not family support, who unemployment, and mother who had the number of children was enough.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul :

“Analisis Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil KB Pada Akseptor KB di Desa Pandiangan Kecamatan Lae Parira Kabupaten Dairi Tahun 2010”.

Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan

dan dukungan dari berbagai pihak baik secara moril maupun materil. Untuk itu pada

kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada :

1. Ibu dr. Ria Masniari Lubis, Msi, selaku dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Sori Muda Sarumpaet, MPH, selaku Ketua Departemen

Epidemiologi FKM USU dan selaku Dosen Penguji I yang telah banyak

memberikan saran, dan masukan untuk kesempurnaan penulisan skripsi

ini.

3. Ibu Prof. Dr. Nerseri Barus, MPH Dosen Pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan, pengarahan dan masukan sehingga skripsi ini

dapat diselesaikan.

4. Ibu drh. Hiswani, M.Kes., Dosen Pembimbing II yang telah banyak

meluangkan waktu dan pikirannya dalam memberikan petunjuk dan

(7)

5. Ibu drh. Rasmaliah, M.Kes., selaku Dosen Peguji II yang telah banyak

memberikan saran, dan masukan untuk kesempurnaan penulisan skripsi

ini.

6. Ibu Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, MSi selaku Dosen Penasehat Akademik

yang telah memberikan bimbingan dan nasehat selama perkuliahan di

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

7. Bapak Moeslim Pardosi, SPd., selaku Kepala Desa Pandiangan

Kecamatan Lae Parira Kabupaten Dairi.

8. Seluruh Dosen dan pegawai Fakultas Keshatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara.

9. Kepada Orang tua tercinta, ayahanda (J. Simbolon) dan Ibunda (P.

Siagian), abang saya (Joas Simbolon) dan adik-adik saya (Markus

Simbolon, Frandi Simbolon, Milka Wanti Simbolon) yang telah banyak

memberikan semangat dan bantuan kepada penulis.

10. Sahabat-sahabatku Posphoros : Abang Asron, Kak Lince, Hendra

Dhermawan, Revin Girsang, Erikson Marbun dan Sandro Sinaga yang

selalu memberi semangat, dukungan doa, maupun bantuannya kepada

penulis.

11. Teman-temanku Sonepid : Ester, Nduma, Melvida, Mena, Dessy Natalia,

Asny, Cu Hesty, maria Christin, Doni yang selalu memberikan dukungan

doa, maupun bantuannya kepada penulis.

(8)

13. Teman-teman mahasiswa peminatan Epidemiologi FKM USU yang tidak

dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas perhatian dan

kebersamaannya.

Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih belum sempurna, maka saran

dan kritik bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan dan

kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para

pembaca.

Medan, Juni 2010

Penulis

(9)

RIWAYAT HIDUP

Nama : DESNAL SIMBOLON

Tempat/tanggal lahir : Pematang Siantar/23 Nopember 1986

Agama : Kristen Protestan

Status Perkawinan : Belum Kawin

Jumlah anggota Keluarga : 5 (lima) bersaudara

Alamat Rumah : Jl. Parongil Desa Pandiangan Kecamatan Lae

Parira Kabupaten Dairi

Riwayat Pendidikan :

1. Tahun 1993 – 1999 : SD Negeri 0303067 Simungun

2. Tahun 1999 – 2002 : SLTP Swasta St. Paulus Sidikalang

3. Tahun 2002 – 2005 : SMA Negeri 1 Sidikalang

(10)

DAFTAR ISI

a.3. Efek Samping Kontrasepsi Pil Kombinasi ... 11

a.4. Yang boleh Menggunakan Kontrasepsi Pil Kombinasi ... 12

a.5. Yang Tidak Boleh Menggunakan Kontrasepsi Pil Kombinasi ... 13

a.6. Waktu Mulai Menggunakan Kontrasepsi Pil Kombinasi ... 13

b. Pil Mini ... 13

b.1. Keuntungan Pil Mini ... 14

b.2. Kerugian Pil Mini ... 15

b.3. Efek Samping Kontrasepsi Pil Mini ... 15

b.4. Efektivitas Kontrasepsi Pil Mini ... 16

b.5. Yang Boleh Menggunakan Kontrasepsi Pil Mini ... 16

b.6. Yang Tidak Boleh Menggunakan Kontrasepsi Pil Mini ... 16

(11)

2.5. Faktor yang Berhubungan Dengan Alat Kontrasepsi Pil KB ... 18

2.5.6. Ketersediaan Pelayanan Alat Kontrasepsi ... 20

2.5.7. Dukungan Keluarga ... 20

4.5.3. Analisis Multivariat ... 30

BAB 5 HASIL PENELITIAN ... 31

5.2.1. Karakteristik Responden ... 33

5.2.2. Karakteristik Lingkungan ... 35

(12)

5.3. Analisis Bivariat ... 37

5.3.1. Hubungan Umur dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil KB ... 37

5.3.2. Hubungan Pendidikan dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil KB .. 38

5.3.3. Hubungan Pekerjaan dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil KB ... 39

5.3.4. Hubungan Pengetahuan dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil KB ... 40

5.3.5. Hubungan Jumlah Anak dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil KB ... 41

5.3.6. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil KB ... 42

5.4. Analisis Multivariat ... 42

BAB 6 PEMBAHASAN ... 45

6.1. Analisis Univariat ... 45

6.1.1. Proporsi Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil KB ... 45

6.2. Analisis Bivariat ... 47

6.2.1. Hubungan Umur dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil KB ... 47

6.2.2. Hubungan Pendidikan dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil KB .. 48

6.2.3. Hubungan Pekerjaan dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil KB ... 49

6.2.4. Hubungan Pengetahuan dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil KB ... 51

6.2.5. Hubungan Jumlah Anak dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil KB ... 52

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa

Pandiangan Tahun 2010 ………. ... 32

Tabel 5.2. Distribusi Sarana Kesehatan di Desa Pandiangan Tahun

2010……… ... 32

Tabel 5.3. Distribusi Karakteristik Responden di Desa Pandiangan

Kecamatan Lae Parira Kabupaten Dairi Tahun 2010 ... 33

Tabel 5.4. Distribusi Karakteristik Lingkungan di Desa Pandiangan

Kecamatan Lae Parira Kabupaten Dairi Tahun 2010... ... 35

Tabel 5.5. Distribusi Pengguna Alat Kontrasepsi Pada Akseptor KB di Desa Pandiangan Kecamatan Lae Parira Kabupaten Dairi Tahun

2010... ... 36

Tabel 5.6. Prevalens Pengguna Alat Kontrasepsi Pil KB Pada Akseptor KB di Desa Pandiangan Kecamatan Lae Parira Kabupaten Dairi

Tahun 2010... ... 36

Tabel 5.7. Prevalens Rate Pengguna Alat Kontrasepsi Pil KB Pada Akseptor KB Berdasarkan Umur di Desa Pandiangan Kecamatan Lae Parira Kabupaten Dairi Tahun 2010... ... 37

Tabel 5.8. Prevalens Rate Pengguna Alat Kontrasepsi Pil KB Pada Akseptor KB Berdasarkan Pendidikan di Desa Pandiangan Kecamatan

Lae Parira Kabupaten Dairi Tahun 2010... ... 38

Tabel 5.9. Prevalens Rate Pengguna Alat Kontrasepsi Pil KB Pada Akseptor KB Berdasarkan Pekerjaan di Desa Pandiangan Kecamatan

Lae Parira Kabupaten Dairi Tahun 2010... ... 39

Tabel 5.10. Prevalens Rate Pengguna Alat Kontrasepsi Pil KB Pada Akseptor KB Berdasarkan Pengetahuan di Desa Pandiangan Kecamatan

Lae Parira Kabupaten Dairi Tahun 2010... ... 40

Tabel 5.11. Prevalens Rate Pengguna Alat Kontrasepsi Pil KB Pada Akseptor KB Berdasarkan Jumlah Anak di Desa Pandiangan Kecamatan

Lae Parira Kabupaten Dairi Tahun 2010... ... 41

(14)

Lae Parira Kabupaten Dairi Tahun 2010... .... 42

Tabel 5.13. Identifikasi Variabel Dominan Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil KB Pada Akseptor KB di Desa Pandiangan Kecamatan

Lae Parira Kabupaten Dairi Tahun 2010... ... 43

Tabel 5.14. Variabel yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil KB pada Akseptor KB di Desa Pandiangan

(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 6.1. Diagram Pie Proporsi Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil KB pada Akseptor KB di Desa Pandiangan Kecamatan Lae Parira

Kabupaten Dairi Tahun 2010 ………. ... 45

Gambar 6.2. Diagram Bar Prevalens Rate Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil KB pada Akseptor KB Berdasarkan Umur di Desa Pandiangan

Kecamatan Lae Parira Kabupaten Dairi Tahun 2010 ………… 47

Gambar 6.3. Diagram Bar Prevalens Rate Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil KB pada Akseptor KB Berdasarkan Pendidikan di Desa Pandiangan Kecamatan Lae Parira Kabupaten Dairi Tahun 2010 ... 48

Gambar 6.4. Diagram Bar Prevalens Rate Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil KB pada Akseptor KB Berdasarkan Pekerjaan di Desa Pandiangan

Kecamatan Lae Parira Kabupaten Dairi Tahun 2010... ... 49

Gambar 6.5. Diagram Bar Prevalens Rate Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil KB pada Akseptor KB Berdasarkan Pengetahuan di Desa Pandiangan Kecamatan Lae Parira Kabupaten Dairi Tahun 2010... ... 51

Gambar 6.6. Diagram Bar Prevalens Rate Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil KB pada Akseptor KB Berdasarkan Jumlah anak di Desa Pandiangan Kecamatan Lae Parira Kabupaten Dairi Tahun 2010... ... 52

Gambar 6.7. Diagram Bar Prevalens Rate Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil KB pada Akseptor KB Berdasarkan dukungan Keluarga di Desa Pandiangan Kecamatan Lae Parira Kabupaten Dairi

(16)

ABSTRAK

Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2000 mencapai 206,2 juta jiwa, sehingga menjadi masalah bagi Indonesi karena tidak sesuai dengan pertumbuhan ekonomi. Salah satu upaya menurunkan jumlah kelahiran dengan program keluarga berencana, diantaranya dengan menggunakan alat kontrasepsi Pil KB. Berdasarkan pencatatan bidan desa di desa Pandiangan akseptor KB Pil 46 orang (36,62%).

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat kontrasepsi Pil KB pada akseptor KB di Desa Pandiangan Kecamatan Lae Parira Kabupaten Dairi Tahun 2010. Penelitian ini bersifat analitik dengan desain cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh akseptor KB yang bertempat tinggal Desa Pandiangan, sampel semua akseptor KB yang berdomisili di dusum I,II,III,IV,VI yang berjumlah 110 akseptor KB.Dusun terpilih ditentukan secara purposive. Analisis statistik dilakukan dengan analisis univariat, analisis bivariat dan analisis multivariat.

Prevalens rate alat kontrasepsi Pil KB 32,7%. dan terdapat tiga variabel yang mempunyai hubungan asosiasi yang bermakna tidak bekerja (p=0,008), jumlah anak cukup (p=0,000), dukungan keluarga (p=0,006) dengan penggunaan alat kontrasepsi Pil KB dan tidak ada hubungan asosiasi yang bermakna antara umur (p=0,058), pendidikan (p=0,338), pengetahuan (p=0,420), dengan penggunaan alat kontrasepsi Pil KB. Hasil analisis multivariat di peroleh faktor-faktor yang mempengaruhi dalam hubungannya dengan penggunaan alat kontrasepsi Pil KB adalah pekerjaan, jumlah anak dan dukungan keluarga dengan persemaan garis regresi logistik y=-3,084 + 1,816X1 + 2,428 X2 – 1,444 X3 . Faktor dominan adalah

jumlah anak.

Tingginya prevalensi penggunaan alat kontrasepsi Pil KB maka perlu diupayakan supaya petugas Program Penyuluhan Lapangan Keluarga Berencana Desa Pandiangan agar lebih meningkatkan penyuluhan tentang metode penggunaan alat kontrasepsi yang efektif dan permanen seperti sterilisasi wanita atau sterilisasi pria. Khususnya bagi akseptor KB dengan tidak ada dukungan keluarga, tidak bekerja dan jumlah anak cukup.

(17)

ABSTRACT

The population of Indonesia in 2000 reached 206,2 million people, so that it was became a problem for Indonesia because it was not appropriate with economy development. One of effort to decrease the number of birth with family planning program, among them using family planning pill contraception. Based on data recording of village midwife in Desa Pandiangan, pill family planning acceptors were 46 people (36,62%).

The purpose of this research was to analize factors that related to the using of family planning pill contraception for acceptor in Desa Pandiangan Kecamatan lae Parira Kabupaten Dairi in 2010. This research was analityc with cross sectional design. The population of this research was all of the family planning pill acceptor who live in Desa Pandiangan, and the sample of all acceptor who live in Dusun I, II, III, IV, VI were 110 acceptor. The chosen Dusun is determined purposive. Statistic analysis is done with univariate analysis, bivariat analysis and multivariate analysis.

Prevalens rate of family planning pill contraception was 32,7% and there were three variables that had assosiation connection, that is unempolyement (p=0,008) the number of children was enough (p=0,000), family support (p=0,006) with the using of family planning pill contraception and there was no assosiation connection that means among age (p=0,058), education (p=0,338), kmowledge (p=0,420), with the using of family planning pill contraception. The result of multivariate analysis is gotten some factors that influenced in their connection with using family planning with using family planning pill contracepsion were job, the number of children, and family support with logistic regression line equation y=-3,084 + 1,816X1 + 2,428 X2 – 1,444 X3 . The dominant factor was the number of

children.

The highest prevalens of using family planning pill contraception need to effort the program Illumination Field Family Planning Desa Pandiangan so that more increase illumination about method of using contraception that effetive and permanent as man and women sterilizations. Especially for family planning acceptor is not family support, who unemployment, and mother who had the number of children was enough.

(18)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara terbesar keempat di dunia dalam hal jumlah

penduduk. Permasalahan yang sangat menonjol adalah jumlah penduduk yang

semakin meningkat, penyebaran penduduk yang tidak merata dan kualitas penduduk

yang masih rendah. Salah satu usaha untuk menekan pertumbuhan penduduk adalah

dengan jalan mengurangi jumlah kelahiran.1

Salah satu upaya mengendalikan kelahiran adalah melalui Program Gerakan

Keluarga Berancana Nasional. Menurut Undang-Undang Nomor: 10 tahun 1992,

Keluarga Berencana (KB) adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta

masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan

ketahanan keluarga dan peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan

keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.1

Berdasarkan hasil Sensus Penduduk (SP) 1990 dan 2000 jumlah penduduk

Indonesia 179,4 juta jiwa dan 206,2 juta jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk

periode 1970-1980 (2,32 %) dan periode 1980-1990 (1,97 %). Laju pertumbuhan

penduduk yang terus menurun juga diikuti dengan peningkatan kualitas kesehatan

masyarakat, seperti usia harapan hidup meningkat dari 60 tahun pada tahun 1990

menjadi 66,2 tahun pada tahun 2000 dan angka kematian bayi menurun dari 71 per

(19)

Langkah kebijakan pembangunan Keluarga Berencana diarahkan untuk

mengendalikan pertumbuhan penduduk dan meningkatkan keluarga kecil berkualitas,

dengan mengendalikan tingkat kelahiran penduduk melalui upaya memaksimalkan

akses dan kualitas pelayanan KB, terutama bagi keluarga miskin dan rentan serta

daerah terpencil, meningkatkan komunikasi, informasi, dan edukasi bagi pasangan

usia subur tentang kesehatan reproduksi, melindungi peserta keluarga berencana dari

dampak negatif pengguna alat dan obat kontrasepsi.3

Banyak hal yang mempengaruhi akseptor dalam memilih alat kontrasepsi antara

lain adalah pertimbangan medis, latar belakang sosial budaya, sosial ekonomi,

pengetahun, pendidikan, dan jumlah anak yang diinginkan. Disamping itu adanya

efek samping yang merugikan dari suatu alat kontrasepsi juga berpengaruh dalam

menyebabkan bertambah atau berkurangnya akseptor suatu alat kontrasepsi.4

Program keluarga berencana merupakan usaha langsung yang bertujuan

mengurangi tingkat kelahiran melalui penggunaan alat kontrasepsi yang lestari.

Berhasil tidaknya pelaksanaan pogram keluarga berencana akan menentukan pula

berhasil tidaknya usaha mewujudkan kesejahteraan bangsa Indonesia.5

Hasil Susenas 2004 menunjukkan bahwa angka prevalensi kontrasepsi

Indonesia adalah 56,71 %. Artinya satu diantara dua PUS di Indonesia pada tahun

2004 sedang memakai alat KB. Perbedaan angka prevalensi kontrasepsi di wilayah

perkotaan dengan wilayah pedesaan amat kecil, yang menunjukkan strategi

pendekatan program KB di daerah perkotaan dan pedesaan hampir sama kuatnya.

(20)

Pencapaian Peserta KB Baru di Kabupaten Pasuruan, kumulatif Januari

sampai dengan Desember 2004, dari semua metode kontrasepsi sebesar 80,40 % atau

sejumlah 23.222 peserta dari 28.883 Perkiraan Permintaan Masyarakat (PPM). Bila

dirinci lebih lanjut, proporsi peserta KB Baru Pil KB adalah 24,2 %.7

Menurut penelitian Iswarati pada tahun 2005 prevalensi KB menurut alat/cara

KB dari Peserta KB Aktif di Indonesia adalah 66,20 %. Alat/cara KB yang dominan

adalah suntikan (34 %) dan Pil KB (17%).8

Berdasarkan hasil Susenas 2004 persentase perempuan usia subur

(15-49 tahun) yang sedang memakai Alat/Cara KB apa saja di propinsi Sumatera

Utara 45,02 % diperkotaan sedangkan di pedesaan berkisar 42,20 %.6 Berdasarkan sumber data dari BKKBN Provinsi Sumatera Utara bahwa

banyaknya Pasangan Usia Subur (PUS) tahun 2007 berjumlah 1.964.236 dan

banyaknya akseptor aktif berkisar 1.250.028 (63,64 %) dan akseptor baru berjumlah

245.271.9

Menurut data Sensus Penduduk tahun 2005, penduduk Indonesia berjumlah

218,9 juta jiwa dan jumlah penduduk Sumut 12,4 juta jiwa lebih, merupakan jumlah

penduduk terbanyak ke empat di Indonesia, setelah propinsi jawa Barat, Jawa Timur,

Jawa Tengah. Persentase wanita Usia 15-49 tahun menurut Alat/Cara KB Pil yang

sedang digunakan tahun 2005 di Propinsi Sumatera Utara adalah 14,00 %.10

Berdasarkan Profil Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara tahun 2007

jumlah penduduk Sumatera Utara 12.911.511, PUS 1.863.147, jumlah peserta KB

baru 220.892 (11,86 %), jumlah peserta KB aktif 59,45 %. Jumlah peserta KB aktif

(21)

jumlah 425.299 (36,09 %) sedangkan urutan kedua yang paling banyak digunakan

adalah Suntik dengan jumlah 399.255 (33,88 %). Target pencapaian peserta KB di

Sumatera Utara tahun 2009 sebanyak 332.161 akseptor baru dari yang sudah ada saat

ini.11

Berdasarkan Profil Kesehatan Kota Medan tahun 2008 jumlah PUS 314.366

jumlah peserta KB aktif 199.860 (63,58 %) dan jumlah peserta KB aktif dengan

menggunakan PIL KB 66.864 (21,27 %) yang berada diurutan kedua setelah

penggunaan alat kontrasepsi Suntik dengan jumlah 74.146 (23,36 %). Sedangkan di

Kecamatan Medan Marelan jumlah peserta KB aktif dengan menggunakan PIL KB

berada di urutan pertama yaitu 6.250 (30,12 %) dan diurutan kedua akseptor KB

Suntik dengan jumlah 5.867 (28,27 %) dari 14.151 peserta KB aktif di Kecamatan

Medan Marelan.12

Dari data BPS Sumut tahun 2008 menunjukkan bahwa jumlah akseptor KB

Baru menurut Alat Kontrasepsi yang Dipakai di Kabupaten Dairi adalah spiral 146

(10,61%), Pil 838 (60,90%), kondom 392 (28,49%). Dari ketiga jenis alat kontrasepsi

yang dibandingkan bahwa jumlah akseptor KB Baru yang paling besar adalah Pil

KB.32

Desa Pandiangan merupakan salah satu Desa di Kecamatan Lae Parira

Kabupaten Dairi dan di desa ini belum pernah dilakukan penelitian tentang Pil KB.

Menurut Laporan dan dari bidan desa yang ada di desa tersebut bahwa akseptor KB

yang dicatat sebesar 141 akseptor KB dengan perincian : Susuk/implant 16,31%,

(22)

Data diatas memperlihatkan bahwa akseptor pil KB lebih banyak

dibandingkan dengan pemakai alat kontrasepsi lainnya padahal Continuation ratenya

rendah, dimana Continuation rate adalah alat kontrasepsi yang digunakan dengan

tingkat pemakaiannya cukup lama. Penggunaan alat kontrasepsi pil KB harus

dikonsumsi setiap hari dan akseptor sering lupa mengkonsumsi sehingga

efektifitasnya kurang. Untuk itu perlu dianalisis penggunaan alat kontrasepsi Pil KB

pada akseptor KB di Desa Pandiangan Kecamatan Lae Parira.

1.2. Perumusan Masalah

Belum diketahui faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat

kontrasepsi Pil KB pada Akseptor KB di Desa Pandiangan Kecamatan Lae Parira

Kabupaten Dairi tahun 2010.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat

kontrasepsi Pil KB pada Akseptor KB di Desa Pandiangan Kecamatan Lae Parira

Kabupaten Dairi tahun 2010.

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui prevalens rate penggunaan alat kontrasepsi Pil KB pada

Akseptor KB di Desa Pandiangan Kecamatan Lae Parira Kabupaten Dairi tahun

(23)

b. Untuk mengetahui prevalens rate penggunaan alat kontrasepsi Pil KB menurut

karakteristik Host (Pengetahuan, Pendidikan, Pekerjaan, Umur, dan jumlah

anak) di Desa Pandiangan Kecamatan Lae Parira Kabupaten Dairi tahun 2010.

c. Untuk mengetahui prevalens rate penggunaan alat kontrasepsi Pil KB menurut

karakteristik Environment (Dukungan keluarga, Ketersediaan Pelayanan KB)

pada Akseptor KB di Desa Pandiangan Kecamatan Lae Parira Kabupaten Dairi

tahun 2010.

d. Untuk mengetahui hubungan karakteristik host (Pengetahuan, Pendidikan,

Pekerjaan, Umur, dan jumlah anak) dengan pengunaan alat kontrasepsi Pil KB

pada Akseptor KB di Desa Pandiangan Kecamatan Lae Parira Kabupaten Dairi

tahun 2010.

e. Untuk mengetahui hubungan karakteristik environment (Dukungan keluarga,

Ketersediaan Pelayanan KB) dengan pengunaan alat kontrasepsi Pil KB pada

Akseptor KB di Desa Pandiangan Kecamatan Lae Parira Kabupaten Dairi tahun

2010.

f. Untuk mengetahui faktor yang dominan yang berhubungan dengan penggunaan

alat kontrasepsi Pil KB pada Akseptor KB di Desa Pandiangan Kecamatan Lae

Parira Kabupaten Dairi tahun 2010.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Sebagai Bahan masukan bagi Puskesmas Kentara dalam program penyuluhan

(24)

1.4.2. Sebagai bahan referensi bagi perpustakaan FKM-USU Medan dan penelitian

selanjutnya .

1.4.3. Dapat menambah wawasan dan kesempatan penerapan ilmu yang telah

diperoleh selama perkuliahan di FKM-USU dan juga sebagai salah satu syarat

(25)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Kontrasepi

Istilah kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi. Kontra berarti

melawan atau mencegah, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang

matang dengan sperma yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi

adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat adanya pertemuan

antara sel telur dengan sperma.14, 22 2.2. Prinsip Kerja Kontrasepsi

Prinsip kerja kontrasepsi adalah meniadakan pertemuan sel telur dan sel

sperma. Ada tiga cara untuk mencapai tujuan ini, baik yang bekerja sendiri maupun

bersamaan. Pertama adalah menekan keluarnya sel telur (ovulasi), kedua menahan

masuknya sperma kedalam saluran kelamin wanita sampai mencapai ovum dan ketiga

adalah menghalangi nidasi. Contoh pertama adalah kontrasepsi hormonal steroid,

baik pil, suntikan maupun implant. Contoh kedua terdiri atas kondom, mangkok

vagina, spermisida, dan ligasi tuba dan vas deferens. Khusus diterapkan pada laki-laki

adalah sanggama terputus dan vasektomi, dimana pada kedua cara tersebut, sperma

tersebut tidak pernah mencapai saluran kelamin wanita. Contoh ketiga adalah IUD

(26)

Cara kontrasepsi tersebut mempunyai efektifitas yang berbeda-beda dalam

memberikan pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya kehamilan. Namun perlu

diingat adanya 3 azas kontrsasepsi, yaitu:

2.1.1. Cara apapun yang dipakai lebih baik dari pada tidak memakai sama sekali

2.1.2. Cara terbaik hasilnya (efektifitas) adalah cara yang digunakan oleh

pasangan dengan terus-menerus.

2.1.3. Penerimaan pasangan terhadap suatu cara adalah unsur yang penting

untuk berhasilnya suatu cara kontrasepsi.

2.3. Tujuan Program KB 14

Adapun tujuan Keluarga Berencana adalah:

2.3.1. Tujuan demografi yaitu untuk mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan

menekan laju pertumbuhan penduduk (LPP) dan hal ini tentunya akan diikuti

dengan menurunkan angka kelahiran.

2.3.2. Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan, menunda kehamilan anak

pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta

menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup.

2.3.3. Mengobati kemandulan atau infertilitas bagi pasangan yang telah menikah

lebih dari satu tahun tetapi belum juga mempunyai keturunan, hal ini

memungkinkan untuk tercapainya keluarga bahagia.

2.3.4. Married Conselling atau nasehat perkawinan bagi remaja atau pasangan yang

akan menikah dengan harapan akan mempunyai pengetahuan dan pemahaman

(27)

2.3.5. Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia

dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas, keluarga berkualitas

artinya suatu keluarga yang harmonis, sehat, tercukupi sandang, pangan,

papan, pendidikan dan produktif dari segi ekonomi.

2.4. Alat Kontrasepsi Pil KB 14

Pil KB adalah suatu cara kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk pil atau

tablet di dalam strip yang berisi gabungan hormon estrogen dan progesterone atau

yang hanya terdiri dari hormon progesterone saja. Kebijaksanaan penggunaan pil

diarahkan terhadap pemakaian pil dosis rendah, tetapi meskipun demikian pil dosis

tinggi masih disediakan terutama untuk membina peserta KB lama yang

menggunakan dosis tinggi.

2.4.1. Jenis-Jenis Alat Kontrasepsi Pil KB a. Pil Kombinasi 16, 17

Pil kombinasi dibuat dari dua hormon sintetis, yaitu semua pil mengandung

hormon estrogen dan progesteron. Kandungan estrogen di dalam pil biasanya

menghambat ovulasi dan menekan perkembangan telur yang dibuahi. Mungkin juga

dapat menghambat implantasi. Progesteron dalam pil akan mengentalkan lendir

serviks untuk mencegah masuknya sperma. Hormon ini juga mencegah konsepsi

dengan cara memperlambat transportasi telur dan menghambat ovulasi.

i. Monofasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon

(28)

ii. Bifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif

estrogen/progestin (E/P) dengan 2 dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa

hormon aktif.

iii. Trifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif

estrogen/progestin (E/P) dengan tiga dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa

hormon aktif.

a.1. Keuntungan Pil Kombinasi 18

Adapun keuntungan dalam menggunakan Pil Kombinasi sebagai berikut :

i. Memiliki efektivitas yang tinggi (hampir menyerupai efektifitas tubektomi), bila

digunakan setiap hari.

ii. Risiko terhadap kesehatan sangat kecil.

iii. Tidak mengganggu hubungan seksual.

iv. Siklus haid menjadi teratur, banyaknya darah haid berkurang (mencegah

anemia), tidak terjadi nyeri haid.

v. Dapat digunakan jangka panjang selama perempuan masih ingin

menggunakannya untuk mencegah kehamilan.

vi. Dapat digunakan sejak usia remaja hingga monopause.

vii. Mudah dihentikan setiap saat.

viii. Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil dihentikan.

ix. Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat.

x. Membantu mencegah : kanker ovarium, kanker endometrium, kista ovarium,

penyakit radang panggul, kelainan jinak pada payudara, kelainan jinak pada

(29)

a.2. Kerugian Pil Kombinasi 18

Adapun kerugian dalam menggunakan Pil Kombinasi sebagai berikut :

i. Mahal dan membosankan karena harus menggunakannya setiap hari.

ii. Mual, terutama pada 3 bulan pertama

iii. Perdarahan bercak atau perdarahan sela, terutama 3 bulan pertama.

iv. Pusing

v. Nyeri Payudara

vi. Berat badan naik sedikit, tetapi pada perempuan tertentu kenaikan berat badan

justru memiliki dampak positif.

vii. Berhenti haid (amenorea), jarang pada pil kombinasi

viii. Tidak boleh diberikan pada perempuan menyusui (mengurangi ASI)

ix. Pada sebagian kecil perempuan dapat menimbulkan depresi, dan perubahan

suasana hati, sehingga keinginan untuk melakukan hubungan seks berkurang.

x. Dapat meningkatkan tekanan darah dan retensi cairan, sehingga resiko struk,

dan gangguan pembekuan darah pada vena dalam sedikit meningkat. Pada

perempuan usia > 35 tahun dan merokok perlu hati-hati.

xi. Tidak mencegah IMS (Infeksi Menular Seksual), HBV, HIV/AIDS.

a.3. Efek Samping Kontrasepsi Pil Kombinasi 16,19, 22

Penjelasan tentang efek samping pil kombinasi kepada klien seperti halnya

apa yang harus dilakukan jika terjadi masalah, akan meningkatkan pemakaian yang

aman dan efektif. Khususnya klien harus mengetahui bahwa dalam 3 siklus pertama

(30)

payudara; pendarahan antara dua haid atau breakthrough bleeding; pusing; sakit

kepala; penamabahan berat badan; jerawat.

a.4. Yang boleh Menggunakan Kontrasepsi Pil Kombinasi 13, 18

Pada prinsipnya hampir semua Ibu boleh menggunakan pil kombinasi, seperti :

i. Usia reproduksi

ii. Telah memiliki anak ataupun yang belum memiliki anak

iii. Gemuk atau kurus

iv. Menginginkan metode kontrasepsi dengan efektivitas tinggi

v. Setelah melahirkan dan tidak menyusui

vi. Setelah melahirkan 6 bulan yang tidak memberikan ASI eksklusif, sedangkan

semua cara kontrasepsi yang dianjurkan tidak cocok bagi Ibu tersebut

vii. Pascakeguguran

viii. Anemia karena haid berlebihan

ix. Nyeri haid hebat.

x. Siklus haid tidak teratur

xi. kelainan payudara jinak

xii. Kencing manis tanpa komplikasi pada ginjal, pembuluh darah, mata, dan saraf.

xiii. Penyakit tiroid, penyakit radang panggul, endometriosis, atau tumor ovarium

jinak.

xiv. Menderita tuberkulosis (kecuali yang sedang menggunakan rifampisisn)

(31)

a.5. Yang Tidak Boleh Menggunakan Kontrasepsi Pil Kombinasi 13, 18

Hamil atau dicurigai hamil; menyusui eksklusif; perdarahan pervaginaan yang

belum diketahui penyebabnya; penyakit hati akut (hepatitis); perokok dengan usia

>35 tahun; riwayat penyakit jantung, stroke, atau tekanan darah > 180/110 mmhg;

riwayat gangguan faktor pembekuan darah atau kencing manis > 20 tahun; kanker

payudara atau dicurigai kanker payudara; migrain dan gejala neurologik fokal

(epilepsi/riwayat epilepsi); tidak dapat menggunakan pil secara teratur setiap hari.

a.6. Waktu Mulai Menggunakan Kontrasepsi Pil Kombinasi 13, 18

i. Setiap saat selagi haid, untuk meyakinkan kalau perempuan tersebut tidak hamil

ii. Hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid

iii. Boleh menggunakan pada hari ke 8, tetapi perlu menggunakan metode

kontrasepsi yang lain (kondom) mulai hari ke 8 sampai hari ke 14 atau tidak

melakukan hubungan seksual sampai anda telah menghabiskan paket pil

tersebut

iv. Setelah melahirkan : Setelah 6 bulan pemberian ASI ekslusif; setelah 3 bulan

dan tidak menyusui; pasca keguguran (setelah atau dalam waktu 7 hari).

v. Bila berhenti menggunakan kontrasepsi injeksi, dan ingin menggantikan dengan

pil kombinasi, pil dapat segera diberikan tanpa perlu menunggu haid

b. Pil Mini 16, 24

Mini pil (kadang-kadang disebut juga pil masa menyusui) mengandung agen

progestasional dalam dosis yang kecil, dan harus dikonsumsi setiap hari secara

(32)

Di seluruh dunia, Mini Pil tidak mendapatkan penerimaan yang luas, baik dari

pihak wanita maupun dari petugas medis KB. Mini Pil bukan menjadi pengganti dari

Pil Oral Kombinasi, tetapi hanya sebagai suplemen/tambahan yang digunakan wanita

yang ingin menggunakan kontrasepsi oral tetapi sedang menyusui atau untuk wanita

yang harus menghindari estrogen oleh sebab apapun.

b.1. Keuntungan Pil Mini 18

Adapun keuntungan kontrasepsi pil mini dibagi atas 2 yaitu :

Keuntungan Kontrasepsi : Sangat efektif bila digunakan secara benar; tidak

mengganggu hubungan seksual; tidak mempengaruhi asi; kesuburan cepat kembali;

nyaman dan mudah digunakan; sedikit efek samping; dapat dihentikan setiap saat;

tidak mengandung estrogen.

Keuntungan Pil Mini tidak hanya digunakan untuk kontrasepsi saja, tetapi

dapat juga digunakan untuk wanita usia subur dengan keuntungan : Mengurangi nyeri

haid; mengurangi jumlah darah haid; menurunkan tingkat anemia; mencegah kanker

endometrium; melindungi dari penyakit radang panggul; tidak meningkatkan

pembekuan darah; dapat diberikan pada penderita endometriosis; kurang

menyebabkan peningkatan tekanan darah, nyeri kepala, dan depresi; dapat

mengurangi keluhan premenstrual sindrom (sakit kepala, perut kembung, nyeri

payudara, nyeri pada betis, lekas marah); sedikit sekali mengganggu metabolisme

karbohidrat sehingga relatif aman diberikan kepada perempuan pengidap kencing

(33)

b.2. Kerugian Pil Mini 18

i. Hampir 30 – 60 % mengalami gangguan haid (perdarahan sela, spotting,

amenore)

ii. Peningkatan berat badan

iii. Harus digunakan setiap hari dan pada waktu yang sama

iv. Bila lupa satu pil saja, kegagalan menjadi lebih besar

v. Payudara menjadi tegang, mual, pusing, dermatis atau jerawat

vi. Risiko kehamilan ektopik cukup tinggi (4 dari 100 kehamilan), tetapi risiko ini

lebih rendah jika dibandingkan dengan perempuan yang tidak menggunakan

mini pil.

b.3. Efek Samping Kontrasepsi Pil Mini 15,19

Efek sampingan utama dari kontrasepsi progestin adalah gangguan siklus haid

berupa perdarahan tidak teratur, perdarahan bercak, dan amenorea. Perdarahan

banyak dan lama jarang sekali terjadi. Sebagaian besar penghentian pemakaian

kontrasepsi progestin disebabkan gangguan pola perdarahan.

Dalam menghadapi keluhan perdarahan pada pemakai kontrasepsi progestin

pertama-tama harus disingkirkan perdarahan yang berhubungan dengan infeksi,

kelainan faktor pembekuan, dan keganasan. Sampai saat ini patofisiologi terjadinya

perdarahan pada akseptor kontrasepsi progestin masih belum banyak diketahui. Oleh

karena itu pengobatannya masih bermacam-macam. Terdapat beberapa cara

pengobatan yang dipakai menghentikan perdarahan pada akseptor kontrasepsi

(34)

pemberian progestin; pemberian estrogen; pemberian vitamin, ferum, atau placebo;

kuratase.

b.4. Efektivitas Kontrasepsi Pil Mini 25

Sangat efektif pada penggunaan mini pil bila tidak terlupa atau jangan sampai

terjadi gangguan gastrointestinal (muntah, diare), karena akibatnya kemungkinan

terjadi kehamilan sangat besar. Penggunaan obat-obat mukolitik asetilsistein

bersamaan dengan mini pil perlu dihindari karena mukolitik jenis ini dapat

meningkatkan penetrasi sperma sehingga kemampuan kontraseptif dari mini pil dapat

terganggu.

b.5. Yang Boleh Menggunakan Kontrasepsi Pil Mini 13, 18

Usia reproduksi; telah memiliki anak, atau yang belum memiliki anak;

menginginkan suatu metode kontrasepsi yang sangat efektif selama periode

menyusui; pasca persalinan dan tidak menyusui; pasca keguguran; perokok segala

usia; mempunyai tekanan darah tinggi (selama < 180/110 mmhg) atau dengan

masalah pembekuan darah.

b.6. Yang Tidak Boleh Menggunakan Kontrasepsi Pil Mini 13, 18

Hamil atau diduga hamil; perdarahan pervaginaan yang belum jelas

penyebabnya; tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid; menggunakan obat

tuberkulosis (rifampisin), atau obat untuk epilepsi (fenitoin dan barbiturat); kanker

payudara atau riwayat kanker payudara; sering lupa menggunakan pil; miom uterus.

progestin memicu pertumbuhan miom uterus; riwayat stroke. progestin menyebabkan

(35)

b.7. Waktu Mulai Menggunakam Kontrasepsi Pil Mini 13, 18

i. Mulai hari pertama sampai hari ke 5 sampai hari ke 5 siklus haid. Tidak

diperlukan pencegahan dengan kontrasepsi lain.

ii. Dapat digunakan setiap saat, asal saja tidak terjadi kehamilan. Bila

menggunakannya setelah hari ke 5 siklus haid, jangan melakukan hubungan

seksual selama 2 hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 2 hari

saja.

iii. Bila klien tidak haid (amenorea), mini pil dapat digunakan setiap saat, asal

saja diyakini tidak hamil.

iv. Bila menyusui antara 6 minggu dan 6 bulan pasca persalinan dan tidak haid,

mini pil dapat dimulai setiap saat. Bila menyusui penuh, tidak memerlukan

metode kontrasepsi tambahan.

v. Bila lebih dari 6 minggu pasca persalinan dan klien telah mendapat haid, mini

pil dapat dimulai pada hari 1-5 siklus haid.

vi. Mini pil dapat diberikan segera pasca keguguran.

vii. Bila klien sebelumnya menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin

menggantinya dengan mini pil, mini pil dapat segera diberikan, bila saja

kontrasepsi sebelumnya digunakan dengan benar atau Ibu tersebut sedang

tidak hamil. Tidak perlu menunggu sampai datangnya haid berikutnya.

viii. Bila kontrasepsi yang sebelumnya adalah kontrasepsi suntikan, mini pil

diberikan pada jadwal suntikan berikutnya. Tidak diperlukan penggunaan

(36)

ix. Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi non hormonal dan ibu

tersebut ingin menggantinya dengan mini pil, mini pil diberikan pada hari 1-5

siklus haid dan tidak memerlukan metode kontrasepsi lain.

x. Bila kontrasepsi sebelumnya yang digunakan adalah AKDR (termasuk AKDR

yang mengandung hormon), mini pil dapat diberikan pada hari 1-5 siklus

haid.

2.5. Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil KB 2.5.1. Umur

Masa kehidupan reproduksi wanita pada dasarnya dapat dibagi dalam tiga

periode yaitu, reproduksi muda (15-19 tahun), reproduksi sehat (20-35 tahun) dan

reproduksi tua (36-45 tahun). Pembagian ini didasarkan atas data epidemiologi yang

menyatakan bahwa risiko kehamilan dan persalinan baik bagi ibu maupun bagi anak

lebih tinggi pada usia kurang dari 20 tahun, paling rendah pada usia 20-35 tahun, dan

menigkat setelah usia lebih dari dari 35 tahun. Jenis kontrasepsi yang digunakan

sebaiknya disesuaikan dengan tahap masa reproduksi tersebut.15

Umur merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan perilaku

seseorang termasuk dalam penggunaan alat kontrasepsi. Mereka yang berumur tua

mempunyai peluang kecil untuk menggunakan alat kontrasepsi dibandingkan dengan

yang muda.

2.5.1. Pendidikan

Pendidikan sangat mempengaruhi bagaimana seseorang untuk bertindak dan

(37)

yang penting dalam menentukan baik buruknya status kesehatan keluarga dan dirinya.

Dengan berbekal pengetahuan yang cukup, seorang ibu akan lebih banyak

memperoleh informasi yang dibutuhkan, dengan demikian mereka dapat memilih

serta menentukan alternatif yang terbaik untuk kepentingan keluarganya. Orang yang

mempunyai pendidikan yang lebih tinggi biasanya akan bertindak lebih rasional,

sehingga akan lebih mudah untuk menerima gagasan baru. Demikian juga halnya

dengan menentukan pola perencanaan keluarga dan pengguanaan kontrasepsi serta

peningkatan kesejagteraan keluarga.26

Dengan pendidikan yang tinggi seseorang dapat lebih mudah untuk menerima

ide atau masalah baru seperti penerimaan, pembatasan jumlah anak, dan keinginan

terhadap jenis kelamin tertentu. Pendidikan juga meningkat kesadaran wanita

terhadap manfaat mempunyai jumlah anak sedikit. Wanita yang berpendidikan lebih

tinggi cenderung membatasi jumlah kelahiran dibandingkan dengan yang tidak

berpendidikan atau berpendidikan rendah. 27 2.5.2. Pengetahuan

Peengetahuan (kognitif) merupakan faktor yang sangat penting dalam

membentuk tindakan seseorang, karena perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan

lebih lama (long lasting) daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.28

2.5.3. Pekerjaan

Pekerjaan dari peserta KB dan suami akan mempengaruhi pendapatan

dan status ekonomi keluarga. Suatu keluarga dengan status ekonomi atas terdapat

(38)

lingkungan pekerjaan yang mendorong seseorang untuk ikut dalam KB, sehingga

secara tidak langsung akan mempengaruhi status dalam pemakaian kontrasepsi.29

2.5.4. Jumlah Anak

Menurut Mantra (2006) kemungkinan seorang ibu untuk menambah kelahiran

tergantung kepada jumlah anak yang telah dilahirkannya. Seorang ibu mungkin

menggunakan alat kontrasepsi setelah mempunyai jumlah anak tertentu dan juga

umur anak yang masih hidup. Semakin sering seorang ibu melahirkan anak, maka

akan semakin memiliki risiko kematian dalam persalinan. Hal ini berarti jumlah anak

akan sangat mempengaruhi kesehatan ibu dan dapat meningkatkan taraf hidup

keluarga secara maksimal.30

2.5.5. Ketersediaan Pelayanan Alat Kontrasepsi

Ketersediaan pelayanan alat kontrasepsi terwujud dalam bentuk tersedia atau

tidaknya fasilitas atau sarana kesehatan (tempat pelayanan kontrasepsi). Untuk dapat

digunakan, pertama kali suatu metode kontrasepsi harus tersedia dan mudah

diperoleh. Promosi metode kontrsasepsi melalui kontak langsung oleh petugas

program KB, oleh dokter dan sebagainya dapat meningkatkan secara nyata pemilihan

metode kontrasepsi.26

2.5.6. Dukungan Keluarga

Program KB dapat terwujud dengan baik apabila ada dukungan dari

pihak-pihak tertentu. Menurut Sarwono (2007) ikatan suami isteri yang kuat sangat

membantu ketika keluarga menghadapi masalah, karena suami/isteri sangat

membutuhkan dukungan dari pasangannya. Hal itu disebabkan orang yang paling

(39)

tersebut akan tercipta apabila hubungan interpersonal keduanya baik. Masyarakat di

Indonesia khususnya di daerah pedesaan sebagai peran penentu dalam pengambilan

keputusan dalam keluarga adalah suami, sedangkan isteri hanya bersifat memberikan

sumbang saran.31

Hartanto (2004) mengatakan bahwa metoda kontrasepsi tidak dapat dipakai

istri tanpa kerjasama suami dan saling percaya. Keadaan ideal bahwa pasangan suami

istri harus bersama memilih metoda kontrasepsi yang terbaik, saling kerjasama dalam

pemakaian, membiayai pengeluaran kontrasepsi, dan memperhatikan tanda bahaya

(40)

BAB 3

KERANGKA KONSEP

3.1. Kerangka Konsep

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian

3.2. Defenisi Operasional

3.2.1. Alat kontrasepsi Pil KB adalah alat kontrasepsi berupa Pil yang digunakan

responden (Ibu) pada akseptor KB saat dilakukan penelitian.

Penggunaan alat kontrasepsi Pil KB

Faktor Responden :

Umur Pendidikan Pekerjaan Jumlah anak Pengetahuan

Faktor Lingkungan :

Dukungan keluarga

Ketersediaan pelayanan KB

(41)

3.2.2. Umur adalah umur dari isteri dalam tahun saat dilakukan penelitian

Untuk uji statistik variabel ini dikategorikan :

1. Risiko tinggi, jika umur isteri <20 dan > 35 tahun 2. Risiko rendah, jika umur isteri 20 – 35 tahun

Skala : Ordinal

3.2.3 Pendidikan adalah pendidikan formal tertinggi yang pernah dicapai responden

berdasarkan ijazah terakhir yang dimiliki :

1. Tidak sekolah/tidak tamat SD 2. SD

3. SMP 4. SMA

5. Akademik/PT

Untuk uji statistik, variabel ini dikategorikan atas :

1. Tinggi, apabila pendidikan terkahir responden SLTA, Akademik/PT. 2. Rendah, apabila pendidikan responden Tidak Sekolah, SD, SLTP.

Skala : Ordinal

3.2.4. Pekerjaan adalah aktivitas/kegiatan rutin yang dilakukan sehari-hari oleh

responden pada saat dilakukan survei, yang di kelompokkan atas :

1. Petani 2. PNS

3. Pegawai Swasta 4. Wiraswasta

5. Ibu Rumah Tangga

Untuk uji statistik, variabel ini dikategorikan atas :

1. Bekerja, apabila responden menghasilkan sejumlah uang sebagai hasil pekerjaannya, yaitu : petani, PNS, pegawai swasta, wiraswasta.

2. Tidak bekerja, apabila responden tidak menghasilkan uang sebagai hasil pekerjannya, yaitu : Ibu Rumah Tangga

(42)

3.2.5. Jumlah anak adalah banyaknya anak yang dilahirkan responden dan yang

masih hidup, untuk uji statistik dikategorikan atas :

a. Cukup, jika responden memiliki jumlah anak 1-2 orang

b. Lebih, jika responden memiliki jumlah anak lebih atau sama dengan 3 orang (≥ 3 orang)

Skala : Ordinal

3.2.6. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui responden tentang Pil KB.

Untuk mengukur pengetahuan responden atau isteri maka skala pengukuran

digunakan sistim skoring dan pembobotan. Jumlah pertanyaan sebanyak 5

yang akan dijawab oleh responden.

1. Tahu diberi skor 1. 2. Tidak tahu diberi skor 0.

Berdasarkan jumlah pertanyaan maka skor tertinggi adalah 5 dan terendah

adalah 0. Berdasarkan skoring maka pengetahuan responden dibedakan atas :

1. Baik, apabila total skor responden ≥ 3. 2. Kurang, apabila total skor responden < 3.

Skala : Ordinal

3.2.7. Dukungan Keluarga adalah dukungan yang diberikan keluarga kepada

responden dalam menggunakan alat kontrasepsi, untuk uji statistik

dikategorikan atas :

1. Ada (suami, mertua dan orang tua) 2. Tidak ada

(43)

3.2.8. Ketersediaan pelayanan alat kontrasepsi adalah tersedianya tempat untuk

memperoleh pelayanan KB dengan jenis alat kontrasepsi, untuk uji statistik

dikategorikan atas :

1. Tersedia 2. Tidak tersedia

Variabel ini diukur dengan 2 pertanyaan,skala ordinal dan dikategorikan atas :

1. Tersedia, apabila responden menjawab alat kontrasepsi tersedia di tempat pelayanan tersebut.

(44)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini bersifat deskriptif analitik dan menggunakan desain cross

sectional.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1. Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian dilaksanakan di Desa Pandiangan Kecamatan Lae Parira

Kabupaten Dairi, dengan pertimbangan bahwa lokasi ini belum pernah dilakukan

penelitian mengenai penggunaan alat kontrasepsi Pil KB. Alasan lokasi ini dipilih

sebagai tempat penelitian karena desa tersebut sedikit akseptor KB (141 akseptor) dan

diantara akseptor KB lebih banyak menggunakan alat kontrasepsi Pil KB yaitu

32,63%.

4.2.2. Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan mulai bulan November 2009 sampai

dengan Juli 2010. Penelitian dimulai dengan melakukan pengajuan judul proposal,

penelusuran kepustakaan, survei pendahuluan, penyusunan proposal, penelitian dan

(45)

4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua Akseptor KB yang ada di Desa

Pandiangan Kecamatan lae Parira Kabupaten Dairi yang terdiri dari 10 dusun sebesar

141 akseptor KB.

4.3.2. Sampel 37 a. Besar Sampel

Rumus ukuran sampel minimal untuk menaksir proporsi populasi adalah

sebagai berikut :

n = Z21-α/2 p.q

d2

Keterangan :

P = Perkiraan proporsi (prevalensi) variable dependent pada populasi (p=0,3)

q = 1-p

Z1-α/2 = Statistik Z (misalnya Z= 1,96 untuk α=0,05)

(46)

Maka besar sampel adalah :

n = (1,96)2 x 0,3 x 0,7 (0,09)2

=

Teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive yaitu berdasarkan

pertimbangan peneliti. Oleh karena keterbatasan waktu dan dana maka peneliti

memilih dusun I, II, III, IV dan VI dengan pertimbangan bahwa dusun tersebut sudah

mencukupi sampel yang dibutuhkan dan dusun tersebut berdekatan antara yang satu

dengan yang lain. Adapun jumlah sampelnya sebesar 110 responden. Penduduknya 3,84 x 0,21

0,0081

= 99,5

= 100

Jadi besarnya sampel minimal yang diperlukan dalam penelitian ini adalah

100. Untuk memperhitungkan adanya kesalahan dan sebagainya maka pengambilan

sampel diperbesar sebanyak 10%, sehingga diperoleh jumlah sampel sebanyak 100 +

10 = 110.

(47)

mempunyai karakteristik yang sama dengan penduduk di dusun lainnya dari segi

pekerjaan, tingkat pendidikan, sosial ekonomi.

4.4. Metode Pengumpulan Data 4.4.1. Data Primer

Untuk pengumpulan data primer diperoleh melalui wawancara langsung

dengan responden (akseptor KB) dengan menggunakan kuesioner tertutup (kuesioner

yang sudah ada jawabannya) yang meliputi : umur, pendidikan, pekerjaan, jumlah

anak, tingkat pengetahuan, dukungan keluarga, jenis KB yang digunakan,

ketersediaan pelayanan KB.

4.4.2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari Puskesmas Kentara, Kantor Desa Pandiangan dan

Kecamatan lae Parira yang meliputi gambaran wilayah, data kependudukan wilayah

dan batas-batas wilayah tersebut.

4.5. Teknik Analisa Data

Data yang sudah terkumpul di olah secara manual dan dilanjutkan dengan

bantuan computer dengan program SPSS (Statistical Product and Service Solution),

melalui tahapan editing, coding, entry data dan cleaning. Jenis analisis yang

dilakukan adalah:

(48)

Analisis ini digunakan untuk memperoleh gambaran distribusi frekuensi atau

besarnya proporsi berdasarkan variabel yang diteliti.

4.5.2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas

dan variabel terikat dengan menghitung rasio prevalens. Untuk mengetahui ada

tidaknya kemaknaan dilakukan uji Chi-Square dengan tingkat kepercayaan 95% (α =

0,05).

Pengukuran Ratio Prevalens dilakukan dengan menggunakan rumus 21 :

RP = A/(A+B) : C/(C+D)

Keterangan :

A/(A+B) = proporsi ( prevalens ) subyek yang mempunyai faktor

yang berhubungan dengan penggunaan alat kontrasepsi Pil

KB

C/(C+D) = proporsi ( prevalens ) subyek faktor yang tidak mempunyai

faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat kontrasepsi

Pil KB

4.5.3. Analisis Multivariat

Analisis multivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel terikat

(umur, pendidikan, pekerjaan, jumlah anak, tingkat pengetahuan, dukungan keluarga,

dan ketersediaan pelayanan KB) dengan variabel terikat (penggunaan alat kontrasepsi

Pil KB) yang mempunyai kemaknaan statistik pada analisis bivariat, melalui analisis

(49)

yang paling dominan pada beberapa variabel yang dilakukan secara bersama-sama

terhadap penggunaan alat kontrasepsi Pil KB. Tahapan analisis multivariat yang akan

dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Melakukan pemilihan variabel yang potensial untuk dimasukkan dalam model.

Variabel yang dipilih atau yang dianggap berpengaruh terhadap penggunaan

alat kontrasepsi Pil KB adalah variabel yang mempunyai nilai p<0,25.

2. Penentuan faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan alat kontrasepsi Pil

KB, variabel yang akan dimasukkan adalah variabel yang mempunyai nilai

p<0,05.

Analisis regresi logistik berganda dilakukan dengan memasukkan secara

serentak variabel independen menurut kriteria kemaknaan statistik tertentu (p <

0,025). Variabel independen tersebut akan dikeluarkan kembali secara bertahap

(Backward Selection) sampai tidak ada lagi variabel independen yang mempunyai

nilai p > 0,05.

BAB 5

(50)

5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 5.1.1 Geografis 38

Desa Pandiangan terletak di Kecamatan Lae Parira dengan luas wilayah 826

Ha dengan orbitasi (jarak tempuh) antara Desa Pandiangan ke Kecamatan Lae Parira

8 km, ke ibukota Kabupaten Dairi 4 Km dan memiliki 10 dusun yang sebagian besar

arealnya terdiri dari pegunungan yang bergelombang dan hanya sebagian kecil yang

datar/rata.

Berdasarkan kemiringan lahan daerahnya, kecamatan Lae Parira memiliki

kemiringan berkisar antara 0o-25o. Ketinggian Kecamatan Lae Parira berkisar antara 700-1.100 meter di atas permukaan laut.

Batas-batas wilayah Desa Pandiangan adalah :

- Sebelah utara berbatasan dengan Desa Lumban Sihite.

- Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Pak-pak Barat.

- Sebelah barat berbatasan dengan Desa Sopokomil.

- Sebelah timur berbatasan dengan Desa Sempung Polling.

5.1.2. Demografi

Jumlah penduduk di Desa Pandiangan sebanyak 1.726 jiwa yang terdiri dari

laki-laki sebanyak 911 jiwa (52,78%) dan perempuan sebanyak 815 jiwa (47,22%).

Secara rinci data kependudukan menurut jenis kelamin di Desa Pandiangan dapat

(51)

Tabel 5.1. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Pandiangan Tahun 2010

Sumber : Kantor Desa Pandiangan

Dari tabel di atas dapa dilihat bahwa distribusi penduduk berdasarkan jenis

kelamin yang terbanyak jenis kelamin Laki-laki dengan proporsi 52,78 %.

5.1.3. Sarana dan Prasarana 5.1.3.1. Sarana Kesehatan

Desa Pandiangan memiliki beberapa sarana kesehatan. Jumlah sarana

kesehatan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5.2. Distribusi Sarana Kesehatan di Desa Pandiangan Tahun 2010

No Sarana Kesehatan Jumlah

1 Pustu 1

2 Polindes 1

3 Posyandu 2

Jumlah 4

Sumber : Kantor Desa Pandiangan

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sarana kesehatan di desa

Pandiangan sangat sedikit yaitu berjumlah 4 unit dan paling banyak adalah Posyandu

2 unit, sedangkan Pustu dan polindes masing-masing berjumlah 1 unit.

5.2 Analisis Univariat No

Jenis Kelamin Total

f %

1 Laki-laki 911 52,78

2 Perempuan 815 47,22

(52)

Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dan

proporsi dari variabel-variabel independen yang berhubungan dengan penggunaan

alat kontrasepsi Pil KB pada akseptor KB. Sesuai dengan tujuan penelitian, maka

variabel yang dianalisis secara univariat adalah sebagai berikut:

5.2.1 Karakteristik Responden

Karakteristik Responden meliputi umur, pendidikan, pengetahuan, pekerjaan

dan jumlah anak, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.3. Distribusi Karakteristik Responden di Desa Pandiangan Kecamatan Lae Parira Kabupaten Dairi 2010

Karakteristik Responden f %

1. Tidak sekolah/tidak tamat SD 2. Tamat SD/sederajat

(53)

Pekerjaan

1. Petani

2. Pegawai Negeri Sipil (PNS) 3. Pegawai Swasta

Berdasarkan kelompok umur dapat diketahui bahwa akseptor KB tertinggi

pada kelompok umur 33-36 tahun yaitu 20% dan terendah pada kelompok umur

21-24 tahun yaitu 3,6%.

Berdasarkan pendidikan dapat diketahui bahwa akseptor KB tertinggi pada

tingkat pendidikan SLTP/Sederajat yaitu 36,4% dan terendah pada tingkat pendidikan

Perguruan tinggi/Akademik 0,9%.

Berdasarkan pengetahuan dapat diketahui bahwa akseptor KB tertinggi pada

kategori pengetahuan kurang baik yaitu 63,6% dan terendah pada kategori

pengetahuan baik yaitu 36,4%.

Berdasarkan pekerjaan dapat diketahui bahwa akseptor KB tertinggi pada

(54)

Berdasarkan Jumlah Anak dapat diketahui bahwa akseptor KB tertinggi pada

kategori jumlah anak 4 orang yaitu 23,6% dan terendah pada kategori 2 orang yaitu

11,8%.

5.2.2. Karakteristik Lingkungan

Karakteristik lingkungan meliputi ketersediaan pelayanan KB, dukungan

keluarga dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5.4. Distribusi Karakteristik Lingkungan pada Akseptor KB di Desa Pandiangan Kecamatan Lae Parira Kabupaten Dairi 2010

Karakteristik Lingkungan f %

Ketersediaan pelayanan KB

Berdasarkan ketersediaan pelayanan KB dapat diketahui bahwa akseptor KB

yang mengatakan tersedia adalah semua responden yaitu 100%.

Berdasarkan Dukungan Keluarga dalam mengikuti Pelayanan KB dapat

diketahui bahwa akseptor KB yang mengatakan ada dukungan keluarga (suami) yaitu

77% dan yang mengatakan tidak ada dukungan keluarga yaitu 33%.

5.2.3. Prevalens Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil KB

Distribusi penggunaanan Alat Kontrasepsi pada akseptor KB dapat dilihat

(55)

Tabel 5.5. Distribusi Pengguna Alat Kontrasepsi Pada Akseptor KB Di Desa Pandiangan Kecamatan Lae Parira Kabupaten Dairi Tahun 2010

No Penggunaan Alat Kontrasepsi f %

Berdasarkan tabel di atas Penggunaan Alat Kontrasepsi pada akseptor KB tertinggi pada alat kontrasepsi Pil, yaitu 32,7% dan terendah alat kontrasepsi spiral yaitu 2,7 %.

Tabel 5.6. Prevalens Pengguna Alat Kontrasepsi Pil Pada Akseptor KB Di Desa Pandiangan Kecamatan Lae Parira kabupaten Dairi Tahun 2010

Berdasarkan tabel diatas Prevalensi Penggunaan Alat Kontrasepsi pil pada

akseptor KB di Desa Pandiangan Kecamatan Lae Parira kabupaten Dairi, yaitu 32,7

%. Sedangakan penggunaan alat kontrasepsi yang tidak pil (suntik, susuk, spiral,

(56)

5.3. Analisis Bivariat

5.3.1. Hubungan Umur dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil KB

Tabel 5.7. Prevalens Rate Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil KB Pada Akseptor KB Berdasarkan Umur, Ratio Prevalens, 95% CI, Nilai χ2 dan ρ Di Desa Pandiangan Kecamatan Lae Parira Kabupaten Dairi Tahun 2010

No

Umur

Penggunaan Alat

Kontrasepsi Total RP

(95%CI) χ

2

Pil Non Pil

f % f % f %

1,676 (0,978-2,870)

3,599/ 0,058 1 Risiko rendah 20 42,6 27 57,4 47 100,0

2 Risiko tinggi 16 25,4 47 74,6 63 100,0

RP : Ratio Prevalens df =1

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa prevalens rate penggunaan alat

kontrasepsi Pil KB pada umur risiko rendah sebesar 42,6% sedangkan pada umur

berisiko tinggi sebesar sebesar 25,4%. Rasio prevalens penggunaan alat kontrasepsi

Pil KB pada kelompok umur risiko rendah dibandingkan dengan umur risiko tinggi

adalah 1,676 (95% CI= 0,978-2,870).

Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai

p>0,05, artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara umur risiko rendah

(57)

5.3.2. Hubungan Pendidikan dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil KB

Tabel 5.8. Prevalens Rate Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil KB Pada Akseptor KB Berdasarkan Pendidikan , Ratio Prevalens, 95% CI, Nilai χ2 dan ρ Di Desa Pandiangan Kecamatan Lae Parira Kabupaten Dairi Tahun 2010

No

Pendidikan

Penggunaan Alat

Kontrasepsi Total RP

(95%CI) χ

2

Pil Non Pil

f % f % f %

1 Tinggi 8 42,1 11 57,9 19 100,0 1,368 (0,743-2,520)

0,917 / 0,338 2 Rendah 28 30,8 63 69,2 91 28

RP : Ratio Prevalens df =1

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa prevalens rate penggunaan alat

kontrasepsi Pil KB pada pendidikan tinggi sebesar 42,1% sedangkan pada pendidikan

rendah sebesar 30,8%. Rasio prevalens penggunaan alat kontrasepsi Pil KB pada

kelompok pendidikan tinggi dibandingkan dengan pendidikan rendah adalah 1,368

(95% CI= 0,743-2,520).

Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai

p>0,05, artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan

(58)

5.3.3. Hubungan Pekerjaan dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil KB

Tabel 5.9. Prevalens Rate Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil KB Pada Akseptor KB Berdasarkan Pekerjaan , Ratio Prevalens, 95% CI, Nilai χ2 dan

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa prevalens rate penggunaan alat

kontrasepsi Pil KB pada kategori bekerja sebesar 28,6% sedangkan pada kategori

tidak bekerja sebesar 66,7%. Rasio prevalens penggunaan alat kontrasepsi Pil KB

pada kelompok bekerja dibandingkan dengan tidak bekerja adalah 0,429 (95% CI=

0,258-0,712).

Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai

p<0,05, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara tidak bekerja dengan

Gambar

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Tabel 5.2.  Distribusi Sarana Kesehatan di Desa Pandiangan Tahun 2010
Tabel 5.3.
Tabel 5.4. Distribusi Karakteristik Lingkungan pada Akseptor KB di Desa Pandiangan Kecamatan Lae Parira Kabupaten Dairi 2010
+7

Referensi

Dokumen terkait

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi pada Akseptor KB Wanita di Tuwel.. Surakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Maksud dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi akseptor KB memilih alat kontrasepsi suntik, sehingga begitu banyak akseptor KB yang

Saran penelitian ini adalah perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan jenis kontrasepsi non iud pada akseptor

Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat kontrasepsi Pil KB pada Akseptor KB di Desa Pandiangan Kecamatan Lae Parira Kabupaten Dairi tahun 2010..

pengetahuan akseptor KB terhadap utilitas alat

Uswatun Farida, 462008069, FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI PADA AKSEPTOR KB DI PUSKESMAS TEGALREJO SALATIGA, Fakultas Ilmu Kesehatan,

“Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Akseptor KB Dalam Memilih Alat Kontrasepsi IUD di Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012”.. Dalam penyusunan

Dari hasil analisis faktor terhadap faktor yang memengaruhi akseptor KB dalam memilih alat kontrasepsi IUD di Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten