• Tidak ada hasil yang ditemukan

Profil Penderita Adenokarsinoma Prostat di Laboratorium Patologi Anatomi kota Medan Tahun 2009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Profil Penderita Adenokarsinoma Prostat di Laboratorium Patologi Anatomi kota Medan Tahun 2009"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

PROFIL PENDERITA ADENOKARSINOMA PROSTAT

DI LABORATORIUM PATOLOGI ANATOMI KOTA MEDAN TAHUN 2009

TESIS

HENDRIANTO NIM 087108002

PROGRAM MAGISTER KEDOKTERAN KLINIK DEPARTEMEN PATOLOGI ANATOMI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

PROFIL PENDERITA ADENOKARSINOMA PROSTAT

DI LABORATORIUM PATOLOGI ANATOMI KOTA MEDAN TAHUN 2009

TESIS

Untuk Memperoleh Gelar Magister Patologi Anatomi Dalam Program Magister Kedokteran Klinik Pada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

HENDRIANTO NIM 087108002

PROGRAM MAGISTER KEDOKTERAN KLINIK DEPARTEMEN PATOLOGI ANATOMI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(3)

Judul Tesis : Profil Penderita Adenokarsinoma Prostat di Laboratorium Patologi Anatomi kota Medan Tahun 2009

Nama mahasiswa : Hendrianto Nomor Induk Mahasiswa : 087108002

Program : Magister Kedokteran Klinik

Konsentrasi : Patologi Anatomi

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Dr.H.Soekimin,Sp.PA Dr.Hj.T.Kemala Intan,M.Pd NIP. 19480801 198003 1 002 NIP. 19620424 199003 2 002

Ketua Program Studi Ketua TKP PPDS

Dr.H.Joko S.Lukito,Sp.PA Dr.Zainuddin Amir,Sp.P(K) NIP. 19460308 197802 1 001 NIP. 19540620 198011 1 001

(4)

PERNYATAAN

Judul Tesis : Profil Penderita Adenokarsinoma Prostat di Laboratorium Patologi Anatomi kota Medan Tahun 2009

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat orang lain yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam rujukan.

Yang Menyatakan, Peneliti

(5)

Telah diuji pada

Tanggal : 24 Maret 2010

PANITIA PENGUJI TESIS

(6)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan judul “Profil Penderita Adenokarsinoma Prostat Di Laboratorium Patologi Anatomi Kota Medan Tahun

2009”.

Tesis ini merupakan salah satu syarat yang harus dilaksanakan Penulis dalam rangka memenuhi persyaratan untuk meraih gelar Magister Patologi Anatomi dalam program Magister Kedokteran Klinik pada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Dengan selesainya tesis ini, perkenankanlah Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

Rektor Universitas Sumatera Utara , Prof.Dr.Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp.A(K) dan seluruh jajarannya yang telah memberikan kesempatan pada Penulis untuk mengikuti pendidikan di program Magister Kedokteran Klinik Fakultas Kedokteran USU.

(7)

Terima kasih yang tidak terhingga dan penghargaan setinggi-tingginya Penulis sampaikan kepada Dr.H.Soekimin,Sp.PA (pembimbing I); Dr.Hj.T.Kemala Intan,M.Pd (pembimbing II) yang dengan penuh perhatian dan kesabaran telah mengorbankan waktu untuk memberikan dorongan, bimbingan, bantuan serta saran-saran yang bermanfaat kepada Penulis mulai dari persiapan penelitian sampai pada penyelesaikan tesis ini.

Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Prof.Dr.H.M.Nadjib

D.Lubis,Sp.PA(K); Prof.Dr.Gani W.Tambunan,Sp.PA(K); Dr.H.Soekimin,Sp.PA; Dr.Hj.Wan Naemah,Sp.PA; Dr.Sumondang Pardede,Sp.PA; Dr.Jamaluddin Pane,Sp.PA, Dr.Stephan Udjung,Sp.PA, Dr.Freddy Tambunan,Sp.PA yang telah mengizinkan Penulis untuk mengambil sampel data pada laboratorium Patologi Anatomi yang dipimpin.

Terima kasih kepada Dr.H.Joko S.Lukito,Sp.PA dan Dr.Betty,Sp.PA yang telah bersedia untuk menguji tesis penelitian saya dan tidak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh staf pengajar di Departemen Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran USU yang telah membantu Penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

(8)

ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa mengampuni dan selalu merahmati kedua ayahanda dan ibunda ini.

Kepada ayah dan ibu mertua (Taufik dan Si A Eng), istriku tercinta Yanti, ananda tersayang Christine Maria Friska dan Gladys Carlene, tiada kata yang setara untuk mengutarakan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas cinta, kasih sayang, pengertian, pengorbanan, kesabaran dan dorongan serta doa yang diberikan kepada Penulis. Adinda Suryanto,S.T. dan istri, saya ucapkan terima kasih atas dorongan moral, doa dan selalu mengingatkan Penulis untuk dapat menjalani pendidikan sampai menyelesaikan tesis ini dengan baik.

Akhirnya Penulis menyadari bahwa isi hasil penelitian ini masih perlu mendapat koreksi dan masukan untuk kesempurnaan. Oleh karena itu Penulis berharap adanya kritik serta saran untuk penyempurnaan tulisan ini. Semoga penelitian ini bermanfaat bagi kita semua.Amin.

Medan, 20 Maret 2010 Penulis

Hendrianto NIM 087108002

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Persetujuan Pembimbing... ii

Lembar Pernyataan...…….…..…. iii

Ucapan Terima Kasih... v

Daftar Isi...……….…….….…..…..….…. viii

Daftar Gambar.……….…... xiii

Daftar Tabel... xv

Daftar Singkatan………….…….….…... xvi

Abstrak... xvii

Abstract... xviii

Bab 1. Pendahuluan...………...….….…... 1

1.1. Latar Belakang………..…... 1

1.2. Perumusan Masalah...….….…... 2

1.3. Tujuan Penelitian………...…... 2

1.4. Manfaat penelitian...…….…..……. 3

Bab 2. Tinjauan Pustaka... …...……….…….…....…. 4

2.1. Embriologi dan Perkembangan Prostat... 4

2.2. Anatomi dan Histologi Kelenjar Prostat Normal... 4

2.3. Persarafan Kelenjar Prostat...……….. 7

(10)

2.5. Gejala Klinis... 9

2.6. Diteksi Dini... 10

2.7. Gambaran Makroskopis... 11

2.8. Histopatologi... ... 12

2.8.1. Gambaran Arsitektur... 12

2.8.2. Gambaran Inti... 13

2.8.3. Gambaran Sitoplasma... 14

2.8.4. Gambaran Intraluminal... 14

2.8.5. Varian Atrophic... 16

2.8.6. Varian Pseudohyperplastic... 17

2.8.7. Varian Foamy Gland... 17

2.8.8. Varian Colloid dan Signet Ring... 18

2.8.9. Varian Oncocytic... 19

2.8.10.Varian Yang Menyerupai Lymphoepithelioma... 20

2.8.11.Varian Sarcomatoid... 20

2.9. Gleason Grade... 22

2.10. Faktor Prognostik... 28

2.10.1. Klasifikasi TNM... 28

2.10.2. Tingkat Differensiasi Kanker ... 30

2.10.3. Tingkat PSA Dalam Serum... 31

(11)

2.11.1. PSA ... 32

2.11.2. PAP ... 33

2.11.3. Keratin 34ΒE12... 33

2.11.4. P63 ... 34

2.11.5. Alpha Methylacyl CoA Racemase... ... 35

2.11.6. Receptor Androgen... 35

2.11.7. P53 ... 36

2.12. Pengobatan... 38

Bab 3. Bahan dan Metode... ..………...….. 39

3.1. Rancangan Penelitian... 39

3.2. Tempat Dan Waktu Penelitian...…….….…. 39

3.2.1. Tempat Penelitian ……… ………..… 39

3.2.2. Waktu Penelitian ………...… 39

3.3. Kerangka Operasional……….... 40

3.4. Subjek Penelitian………...…….…………. 40

3.4.1. Populasi …………....………..….…... 40

3.4.2. Sampel ………...…. 40

3.5. Jumlah Sampel……….………...…...….. 41

3.6. Kriteria Inklusi Dan Eksklusi.….………..…...… 41

3.6.1. Kriteria Inklusi ………...…. 41

(12)

3.7. Definisi Operasional....……… ..……….……….……... 41

3.8. Analisa Data………...…..….... 42

3.9. Cara Kerja... 42

3.10. Pengolahan Data... 43

Bab 4. Hasil dan Pembahasan…………... 44

4.1. Hasil Penelitian………... ... 44

4.1.1. Distribusi Data Penderita Adenokarsinoma Prostat Berdasarkan Tempat Pengambilan Data... 44

4.1.2. Distribusi Data Penderita Adenokarsinoma Prostat Berdasarkan Umur... 45

4.1.3. Distribusi Data Penderita Adenokarsinoma Prostat Berdasarkan Gleason Score... 46

4.1.4. Distribusi Data Penderita Adenokarsinoma Prostat Berdasarkan Umur dan Gleason Score... ... 47

4.2. Pembahasan... 49

Bab 5. Kesimpulan dan Saran... 51

1.1. Kesimpulan... 51

1.2. Saran... 51

(13)

Lampiran:

1. Persetujuan Komite Etik Tentang Pelaksanaan Penelitian 2. Surat Izin Pengambilan Data

(14)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1. Anatomi zona dari kelenjar prostat yang dideskripsi oleh

McNeal... 6

Gambar 2.2. Histologi kelenjar prostat dengan pewarnaan haematoksilin dan eosin... 7

Gambar 2.3. Makroskopis adenokarsinoma prostat... 11

Gambar 2.4. Adenokarsinoma prostat dengan sitoplasma yang amphophilic dan inti membesar serta nukleoli yang menonjol... 14

Gambar 2.5. Kristaloid intraluminal pada adenokarsinoma prostat yang low grade... 15

Gambar 2.6. Varian atrophic... 16

Gambar 2.7. Varian pseudohyperplastic... 17

Gambar 2.8. Varian foamy gland... 18

Gambar 2.9. Varian colloid... 19

Gambar 2.10.Varian signet ring... 19

Gambar 2.11.Varian sarcomatoid (A) dengan formasi osteoid (B)... 20

Gambar 2.12.Gambar perubahan atipia epitel pada PIN... 22

(15)

Gambar 2.14.Gleason grade 1………..………..……….. 24

Gambar 2.15.Gleason grade 2………....……….. 25

Gambar 2.16.Gleason grade 3………..…..……….. 26

Gambar 2.17.Gleason grade 4………..…………..……….. 26

Gambar 2.18.Gleason grade 5…………..………..……….. 27

Gambar 2.19.Gleason grade pada adenokarsinoma prostate... 27

Gambar 2.20.Imunohistokimia PSA pada epitel kelenjar prostat yang normal (A) dan adenokarsinoma prostat yang poorly differentiated (B)………...…. 32

Gambar 2.21.Imunohistokimia keratin 34βE12 pada epitel kelenjar prostat yang normal(A); PIN (B); adenokarsinoma prostat (C)..…... 34

Gambar 2.22.Imunohistokimia p53 pada adenokarsinoma prostat yang poorly differentiated... 37

Gambar 2.23.Pewarnaan imunohistokimia p53 yang kuat (a) dan sedang (b)... 38

(16)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1. Distribusi data penderita adenokarsinoma prostat berdasarkan

tempat pengambilan data…...…. 44 Tabel 4.2. Distribusi data penderita adenokarsinoma prostat berdasarkan

umur... 45 Tabel 4.3. Distribusi data penderita adenokarsinoma prostat berdasarkan

Gleason score... 46 Tabel 4.4. Distribusi data penderita adenokarsinoma prostat berdasarkan

(17)

DAFTAR SINGKATAN

FKUI Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia RSCM Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo

BPH Benign Prostate Hyperplasia HPC1 Hereditary Prostate Cancer 1

PCAP Predisposing for Cancer of the Prostate ASCO American Society of Clinical Oncology PSA Prostate Specific Antigen

DRE Digital Rectal Examination PIN Prostate Intraepithelial Neoplasia

LGPIN Low Grade Prostate Intraepithelial Neoplasia HGPIN High Grade Prostate Intraepithelial Neoplasia TNM Tumor, Node, Metastasis

PAP Prostatic Acid Phosphatase

(18)

ABSTRAK

Adenokarsinoma prostat merupakan permasalahan kesehatan di seluruh dunia, baik dari segi insiden maupun mortalitasnya. Untuk itu diperlukan suatu profil penderita adenokarsinoma prostat sehingga dapat dilakukan tindakan diteksi dini dan pengobatan sesegera mungkin.

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data tentang profil penderita adenokarsinoma prostat di laboratorium Patologi Anatomi kota Medan tahun 2009.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan memaparkan data penderita adenokarsinoma prostat pada bulan Januari 2009 sampai Desember 2009 dari sepuluh laboratorium Patologi Anatomi kota Medan.

Hasil penelitian menunjukkan penderita adenokarsinoma prostat paling banyak dijumpai di RS.Martha Friska (34,62%), pada kelompok umur 65-69 tahun (25%) dengan Gleason score 6 (28,85%).

(19)

ABSTRACT

Adenocarsinoma of prostate is a health problem in worldwide, well of incident and also mortality. So it is important to require patient’s profile of adenocarsinoma of prostate to get early detection and give the treatment as soon as possible.

The purpose of this research is to get data about patient’s profile of adenocarsinoma of prostate at Anatomy Pathology laboratory on 2009 in Medan.

This research was designed a descriptive research, explaining patient’s data of adenocarsinoma of prostate on January 2009 until December 2009 from ten Anatomy Pathology laboratories in Medan.

The result of this research shows that patients of adenocarcinoma of prostate mostly found at Martha Friska Hospital (34,62%), on age group 65-69 years (25%) with Gleason score 6 (28,85%).

(20)

ABSTRAK

Adenokarsinoma prostat merupakan permasalahan kesehatan di seluruh dunia, baik dari segi insiden maupun mortalitasnya. Untuk itu diperlukan suatu profil penderita adenokarsinoma prostat sehingga dapat dilakukan tindakan diteksi dini dan pengobatan sesegera mungkin.

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data tentang profil penderita adenokarsinoma prostat di laboratorium Patologi Anatomi kota Medan tahun 2009.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan memaparkan data penderita adenokarsinoma prostat pada bulan Januari 2009 sampai Desember 2009 dari sepuluh laboratorium Patologi Anatomi kota Medan.

Hasil penelitian menunjukkan penderita adenokarsinoma prostat paling banyak dijumpai di RS.Martha Friska (34,62%), pada kelompok umur 65-69 tahun (25%) dengan Gleason score 6 (28,85%).

(21)

ABSTRACT

Adenocarsinoma of prostate is a health problem in worldwide, well of incident and also mortality. So it is important to require patient’s profile of adenocarsinoma of prostate to get early detection and give the treatment as soon as possible.

The purpose of this research is to get data about patient’s profile of adenocarsinoma of prostate at Anatomy Pathology laboratory on 2009 in Medan.

This research was designed a descriptive research, explaining patient’s data of adenocarsinoma of prostate on January 2009 until December 2009 from ten Anatomy Pathology laboratories in Medan.

The result of this research shows that patients of adenocarcinoma of prostate mostly found at Martha Friska Hospital (34,62%), on age group 65-69 years (25%) with Gleason score 6 (28,85%).

(22)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang

Adenokarsinoma prostat masih menjadi permasalahan kesehatan di seluruh dunia, baik dari segi insiden maupun mortalitasnya. Sembilan puluh lima persen dari keganasan pada kelenjar prostat adalah adenokarsinoma prostat.

Sekitar satu dari setiap lima laki-laki Amerika didiagnosa kanker prostat pada kehidupannya dan sekitar 3% akan meninggal. American Cancer Society

memperkirakan 220.900 kasus baru dari adenokarsinoma prostat dan 28.900 kematian dari penderita ini pada tahun 2003, dengan urutan kedua setelah kanker paru-paru.1,2

Dalam beberapa tahun terakhir ini, adenokarsinoma prostat merupakan keganasan tersering pada pria di Amerika Serikat, sedangkan di negara Asia insidensinya masih termasuk peringkat rendah. Data dari 13 Fakultas Kedokteran Negeri di Indonesia menunjukkan kanker prostat termasuk dalam 10 penyakit keganasan tersering pada pria. Di subbagian Urologi, bagian bedah FKUI/RSCM, selama periode 1995-1998 ditemukan rata-rata 17 kasus pertahun dan menduduki peringkat kedua setelah kanker buli-buli (kandung kemih).3

(23)

sampel dari kelenjar prostat. Khususnya pada laki-laki dengan umur di bawah 50 tahun terdapat peningkatan jumlah adenokarsinoma prostat yang diidentifikasi dengan step-sectioning dibanding dengan random section dari kelenjar prostat. Laki-laki muda yang menjalani prostatektomi radikal tidak memiliki prognosis yang jelek setelah operasi dibandingkan dengan laki-laki yang lebih tua. Mereka biasanya didiagnosa dengan keluhan genitourinaria yang tidak berhubungan dengan prostat atau karena riwayat keluarga kanker prostat.1,2

Data-data yang menggambarkan profil penderita adenokarsinoma prostat di kota Medan belum ada, sehingga di samping permasalahan di atas maka hal ini juga mendorong peneliti untuk melakukan penelitian yang menggambarkan profil tersebut.

1.2.Perumusan Masalah

Adenokarsinoma prostat merupakan tipe keganasan pada organ prostat yang paling banyak dan sering datang berobat setelah stadium lanjut, akan tetapi data profil penderita adenokarsinoma prostat di kota Medan belum ada.

1.3.Tujuan Penelitian 1.3.1.Tujuan umum

(24)

1.3.2.Tujuan Khusus

1.Untuk memperoleh distribusi data penderita adenokarsinoma prostat berdasarkan umur.

2.Untuk memperoleh distribusi data penderita adenokarsinoma prostat berdasarkan Gleason score.

1.4.Manfaat Penelitian

1.Memperoleh suatu acuan untuk tindakan preventif berupa skrining prostat secara dini sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas dari adenokarsinoma prostat.

(25)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Embriologi dan Perkembangan Prostat

Selama kehamilan bulan ketiga, kelenjar prostat berkembang dari invaginasi epithelial dari sinus urogenital posterior di bawah pengaruh mesenkim. Pembentukan normal dari kelenjar prostat membutuhkan pengaruh -dihydrotestosteron yang disintesa dari testosteron fetal oleh 5α-reduktase. Enzim ini dijumpai pada sinus urogenital dan genitalia ekternal. Konsekuensinya, defisiensi 5α-reduktase akan menyebabkan prostat yang mengecil atau sama sekali tidak ada, walaupun epididimis, vasa deferentia dan vesikel seminal tetap normal.

Selama masa prepubertas, terjadi perubahan prostat menuju fenotipe dewasa. Kelenjar membesar secara kontinu mencapai berat sekitar 20 gram pada usia 25-30 tahun.4

2.2.Anatomi dan Histologi Kelenjar Prostat Normal

(26)

Dasar dari prostat terletak pada leher kandung kemih dan bagian apeks pada diafragma urogenital. Fascia Denonvillier merupakan suatu jaringan ikat tipis yang memisahkan prostat dan vesikel seminal dari rektum posterior. Serabut-serabut otot skeletal dari diafragma urogenital meluas ke bagian apeks prostat sampai bagian anterior midprostat.

Zona perifer terdiri dari seluruh jaringan kelenjar prostat pada bagian apeks dan bagian posterior dekat kapsul. Pada zona ini lebih sering dijumpai carcinoma, prostatitis kronik dan atropi postinflammatory. Zona sentral merupakan suatu daerah yang berbentuk kerucut dengan bagian apeks meliputi duktus ejakulasi dan uretra prostatik pada verumontanum. Zona transisi terdiri dari dua bagian jaringan kelenjar pada bagian lateral uretra dari bagian tengah kelenjar. Pada zona ini sering terjadi benign prostatic hyperplasia (BPH). Stroma fibromuskular anterior membentuk kecembungan kelenjar ini pada bagian permukaan anterior. Bagian apeks dari area ini kaya dengan otot lurik yang bercampur dengan kelenjar dan otot dari diafragma pelvis. Menuju bagian basal, lebih dominan otot polos bercampur dengan serabut-serabut dari leher kandung kemih. Bagian distal dari stroma fibromuskular anterior penting untuk fungsi voluntary sphincter, sedangkan bagian proksimal penting untuk fungsi

(27)

Gambar 2.1.Anatomi zona dari kelenjar prostat yang dideskripsi oleh McNeal (Dikutip dari: Hammerich KH, Ayala GE, Wheeler TM. Anatomy of the prostate gland and surgical pathology

of prostate cancer. Cambrige University Press, 2009).

(28)

Gambar 2.2. Histologi kelenjar prostat dengan pewarnaan haematoksilin dan eosin (Dikutip dari: Eroschenko VP. Atlas histologi di Fiore dengan korelasi fungsional. Jakarta: EGC, 2001).

2.3.Persarafan Kelenjar Prostat

(29)

2.4.Etiologi

Perubahan gen pada kromosom 1, 17 dan kromosom X dijumpai pada pasien-pasien dengan riwayat keluarga kanker prostat. Gen hereditary prostate cancer 1 (HPC1) dan gen predisposing for cancer of the prostate (PCAP) terdapat pada kromosom 1 sedang gen human prostate cancer pada kromosom X. Sebagai tambahan, studi genetik menduga adanya suatu predisposisi keluarga yang kuat pada 5-10% kasus kanker prostat. Laki-laki dengan riwayat keluarga kanker prostat memiliki resiko yang lebih tinggi untuk mendapat kanker prostat.7

Laki-laki Afrika Amerika memiliki prevalensi kanker prostat yang lebih tinggi dan lebih agresif dibanding dengan laki-laki berkulit putih. Laki-laki berkulit putih memiliki prevalensi kanker prostat yang lebih tinggi dibanding dengan laki-laki Asia.2,5,7 Studi menemukan bahwa kadar hormon testosteron pada laki-laki Afrika Amerika lebih tinggi 15% dibanding dengan laki-laki berkulit putih. Selanjutnya terbukti juga 5α-reductase mungkin lebih aktif pada suku Afrika Amerika dibanding dengan yang berkulit putih, dimana ini menunjukkan perbedaan hormonal mungkin berperan.

(30)

perubahan hormon seks atau faktor pertumbuhan atau berefek pada -reduktase. Kacang kedelai menurunkan pertumbuhan sel-sel kanker prostat pada tikus percobaan, akan tetapi faktor epidemiologi menunjukkan tidak terbukti efek yang bermakna pada manusia. Vitamin E memiliki efek protektif karena merupakan antioksidan. Penurunan kadar vitamin A mungkin suatu faktor resiko karena dapat memicu differensiasi sel dan sistim imun. Defisiensi vitamin D diduga juga suatu faktor resiko dan studi menunjukkan hubungan terbalik antara paparan ultraviolet dengan angka kematian kanker prostat. Selenium mungkin memiliki efek protektif berdasarkan studi epidemiologi dan dipercaya melalui efeknya sebagai antioksidan.

Ablasi androgen menyebabkan regresi kanker prostat. Hsing dan Comstock melakukan studi besar dengan membandingkan prevalensi kanker prostat pada satu grup kontrol dengan satu grup yang diberikan inhibitor 5α-reductase. Inhibitor 5α-reductase tersebut menunjukkan penurunan prevalensi tumor. ASCO ( The American Society of Clinical Oncology ) merekomendasikan penggunaan

inhibitor 5α-reductase sebagai chemoprevention kanker prostat.3,5,7

2.5.Gejala Klinis

(31)

tidak menunjukkan gejala klinis, sehingga pasien mungkin didiagnosa dengan adenokarsinoma prostat stadium lanjut tanpa adanya gejala.2,4,5,7 Selain gejala lokal, dapat dijumpai gejala-gejala metastasis, seperti penurunan berat badan, kehilangan nafsu makan, nyeri pada tulang dengan atau tanpa fraktur patologis, nyeri dan bengkak pada tungkai bawah, gejala uremik dapat muncul akibat obstruksi uretra dan retroperitoneal adenopathy.7

Oleh karena adenokarsinoma prostat muncul pada zona perifer, maka keganasan ini sering bertahan dengan baik sebelum pasien mengeluh kesulitan miksi akibat obstruksi uretra dan beberapa di antaranya tetap tersembunyi bahkan sampai sudah metastasis jauh. Adenokarsinoma prostat dapat dibagi atas tiga kategori berdasarkan sifatnya: 1. invasive prostatic carcinoma (secara klinis telah dijumpai invasi lokal dan metastasis); 2. latent prostatic carcinoma (secara insidentil dijumpai pada kelenjar prostat dewasa yang menetap untuk jangka waktu yang lama); 3. occult carcinoma (secara klinis tidak dijumpai pada tempat primer, tetapi sudah ada metastasis).8

2.6.Diteksi Dini

(32)

dilakukan oleh dokter, sedangkan pemeriksaan PSA dapat dilakukan di laboratorium klinik. Bila ada riwayat kanker dalam keluarga, program deteksi dini kanker prostat ini dianjurkan sejak usia 40 tahun.3

2.7.Gambaran Makroskopis

[image:32.612.217.437.505.654.2]

Identifikasi makroskopis adenokarsinoma prostat sampai saat ini sering masih sulit atau tidak memungkinkan. Walaupun warna sebagian besar tumor yang terlihat adalah sawo matang keputihan, sebagian kecil berwarna kuning. Pada prostatektomi, adenokarsinoma prostat cenderung multifokal, terutama dijumpai pada zona perifer, diikuti pada zona transisional dan kemudian zona sentral. Sebagian besar tumor teraba kenyal dan sebagian kecil teraba gembur dan lunak. Sebagian besar tumor yang teraba dengan pemeriksaan colok dubur, terlihat dengan ultrasonografi atau inspeksi makroskopis.4,5

(33)

2.8.Histopatologi

Adenokarsinoma prostat memiliki gambaran histopatologi mulai dari well differentiated sampai dengan poorly differentiated. Gambaran umum semua kanker prostat adalah hanya dijumpainya satu tipe sel tanpa adanya lapisan sel basal. Berbeda dengan kelenjar prostat yang jinak dijumpai suatu lapisan sel basal di bawah sel-sel sekresi. Pengenalan sel-sel basal dengan pewarnaan hematoksilin dan eosin tidak mudah. Pada beberapa kasus yang jelas karsinoma, mungkin terlihat sel yang menyerupai sel basal. Akan tetapi apabila sel-sel tersebut diwarnai dengan antibodi yang spesifik untuk sel-sel basal maka hasilnya negatif dan itu hanya fibroblast yang mengelilingi kelenjar yang ganas. Sebaliknya sel-sel basl mungkin tidak dikenali pada kelenjar-kelenjar yang jinak tanpa pewarnaan khusus.5,10

Histopatologi kanker dibedakan dari kelenjar yang jinak dengan melihat gambaran arsitektur kelenjar, inti, sitoplasma dan intraluminal.10,11

2.8.1.Gambaran arsitektur

(34)

polos yang menandakan suatu proses infiltratif. Pola lain yang menandakan telah adanya proses infiltratif adalah dijumpainya kelenjar kecil yang atipikal di antara kelenjar-kelenjar besar yang jinak. Dengan hilangnya diferensiasi kelenjar, pembentukan struktur cribriform, fusi kelenjar-kelenjar dan kelenjar-kelenjar yang poorly differentiated, memudahkan kita membedakannya dari kelenjar-kelenjar yang jinak. Gambaran arsitektur merupakan komponen penting untuk

grading kanker prostat.10,11

2.8.2.Gambaran inti

Inti sel pada kanker prostat mulai dari yang tidak dapat dibedakan dari epitel prostat yang jinak hingga yang jelas ganas. Biasanya derajat atipia inti berkaitan dengan derajat arsitektur dari diferensiasi. Pada sebagian besar kanker prostat, perbedaan sitologi kelenjar yang ganas ketika dibandingkan dengan kelenjar jinak sekelilingnya. Satu hal yang sering dijumpai adalah inti sel yang membesar dengan nukleoli yang menonjol, walaupun tidak semua sel kanker menunjukkan gambaran tersebut. Beberapa inti sel yang ganas tidak menunjukkan nukleoli yang menonjol, tetapi menunjukkan pembesaran inti dan hiperkromatin. Pada inti sel kanker prostat, bahkan pada kanker yang kehilangan diferensiasi kelenjar menunjukkan variasi pada bentuk atau ukuran dari satu inti dengan inti lainnya. Gambaran mitotik lebih sering terlihat pada kanker yang

(35)

2.8.3.Gambaran sitoplasma

[image:35.612.199.455.339.488.2]

Sel-sel epitel kelenjar pada adenokarsinoma prostat memiliki sitoplasma yang amphophilic, sedangkan pada kelenjar yang jinak lebih jernih dan pucat. Akan tetapi pada kanker prostat yang low grade, sitoplasmanya sering juga jernih dan pucat sehingga sering tidak dapat dibedakan. Sitoplasma sel kanker prostat pada semua grade biasanya kehilangan lipofuscin, sedangkan pada kelenjar prostat yang jinak dijumpai lipofuscin.10,11

Gambar 2.4. Adenokarsinoma prostat dengan sitoplasma yang amphophilic dan inti membesar serta nukleoli yang menonjol (Dikutip dari: Eble JN, Sauter G, Epstein JI, Sesterhenn IA.

Pathology and genetics tumours of the urinary system and male genital organs: acinar adenocarcinoma. Lyon: IARC Press, 2004).

2.8.4.Gambaran intraluminal

(36)

sangat sering dijumpai dijumpai pada kelenjar yang ganas dibanding dengan yang jinak. Sebagai tambahan sering juga dijumpai sekresi aseluler padat berwarna merah jambu atau sekresi musinous berwarna kebiruan pada intraluminal kelenjar adenokarsinoma prostat, khususnya pada kanker yang low grade. Berbeda jelas dengan kelenjar yang jinak, dimana sering dijumpai

[image:36.612.199.455.339.481.2]

corpora amylacea yang terdiri dari struktur cincin oval atau bulat yang berlapis-lapis.10,11

Gambar 2.5. Kristaloid intraluminal pada adenokarsinoma prostat yang low grade (Dikutip dari: Eble JN, Sauter G, Epstein JI, Sesterhenn IA. Pathology and genetics tumours of the urinary system and male genital organs: acinar adenocarcinoma. Lyon: IARC Press, 2004).

Adenokarsinoma prostat mempunyai beberapa varian histopatologi, yaitu varian atrophic, pseudohyperplastic, foamy gland, colloid dan signet ring,

(37)

2.8.5.Varian Atrophic

Sebagian besar adenokarsinoma prostat memiliki sitoplasma yang banyak, tetapi pada varian atrophic sitoplasmanya sedikit menyerupai atrofi kelenjar yang jinak, akan tetapi ini dapat dibedakan. Untuk mendiagnosa adenokarsinoma varian atrophic harus berdasarkan beberapa gambaran, yaitu:

• Menunjukkan suatu proses infiltratif yang sebenarnya dengan kelenjar atrofi

ganas yang kecil berada diantara kelenjar-kelenjar besar yang jinak, sedangkan kelenjar kecil yang jinak menunjukkan konfigurasi lobular dan mengalami dilatasi sentral yang dikelilingi kelompokan kelenjar-kelenjar yang lebih kecil (post atrophic hyperplasia).

• Tidak menunjukkan respon stroma yang desmoplastik, sedang kelenjar jinak

yang atrofi menunjukkan reaksi fibrosis.

• Menunjukkan sitologi yang atipik, dimana inti membesar, nukleoli

[image:37.612.147.508.530.655.2]

menonjol.10,12

Gambar 2.6. Varian atrophic (Dikutip dari: Eble JN, Sauter G, Epstein JI, Sesterhenn IA. Pathology and genetics tumours of the urinary system and male genital organs: acinar

(38)

2.8.6.Varian Pseudohyperplastic

Varian ini menyerupai kelenjar prostat yang jinak dengan kelenjar-kelenjar ganas yang bercabang dan berstruktur papillary. Pengenalan varian ini berdasarkan pola arsitektur dengan sejumlah kelompokan kelenjar yang rapat dan intinya atipik serta sitoplasmanya banyak. Susunan kelenjarnya dengan gambaran back to back.10,12

Gambar 2.7. Varian pseudohyperplastic (Dikutip dari: Eble JN, Sauter G, Epstein JI, Sesterhenn IA. Pathology and genetics tumours of the urinary system and male genital organs: acinar

adenocarcinoma. Lyon: IARC Press, 2004).

2.8.7.Varian Foamy gland

(39)
[image:39.612.148.508.257.372.2]

padat. Ditandai sebagai karsinoma karena pola arsitekturnya dengan kelenjar-kelenjar yang rapat dan infiltratif dan sering terlihat sekresi padat aseluler yang berwarna merah jambu. Varian ini sebaiknya diklasifikasikan sebagai karsinoma dengan intermediate grade.10,12

Gambar 2.8. Varian foamy gland (Dikutip dari: Eble JN, Sauter G, Epstein JI, Sesterhenn IA. Pathology and genetics tumours of the urinary system and male genital organs: acinar

adenocarcinoma. Lyon: IARC Press, 2004).

2.8.8.Varian Colloid dan Signet ring

Apabila dijumpai musin ekstraseluler minimal 25% dari tumor yang direseksi maka dapat dibuat diagnosa adenokarsinoma musinosum prostat. Varian ini merupakan varian morfologi adenokarsinoma prostat yang jarang. Suatu pola

(40)
[image:40.612.156.499.119.228.2]

Gambar 2.9. Varian colloid (Dikutip dari: Eble JN, Sauter G, Epstein JI, Sesterhenn IA. Pathology and genetics tumours of the urinary system and male genital organs: acinar

adenocarcinoma. Lyon: IARC Press, 2004).

Gambar 2.10. Varian signet ring (Dikutip dari: Eble JN, Sauter G, Epstein JI, Sesterhenn IA. Pathology and genetics tumours of the urinary system and male genital organs: acinar

adenocarcinoma. Lyon: IARC Press, 2004).

2.8.9.Varian Oncocytic

[image:40.612.248.405.286.386.2]
(41)

2.8.10.Varian yang menyerupai Lymphoepithelioma

Varian ini merupakan karsinoma yang undifferentiated , dimana ditandai dengan pola syncytial dari sel-sel ganas yang diinfiltrasi berat oleh limfosit. Pada pemeriksaan hibridisasi insitu, varian ini negatif terhadap Epstein-Barr. 10,12

2.8.11.Varian Sarcomatoid (Carsinosarcoma)

[image:41.612.148.509.479.596.2]

Sarcomatoid carcinoma prostat merupakan neoplasma yang jarang, terdiri dari sel epitel dan sel spindle yang ganas dan atau elemen mesenkim. Gambaran makroskopisnya menyerupai sarkoma. Secara mikroskopis sarcomatoid carcinoma terdiri dari komponen kelenjar yang menunjukkan Gleason score yang bervariasi. Komponen sarcomatoid sering terdiri dari proliferasi sel-sel spindle ganas yang tidak spesifik.10,12

Gambar 2.11. Varian sarcomatoid (A) dengan formasi osteoid (B) (Dikutip dari: Eble JN, Sauter G, Epstein JI, Sesterhenn IA. Pathology and genetics tumours of the urinary system and male

(42)

Prostatic intraepithelial neoplasia(PIN) merupakan proliferasi epitel yang atipikal pada duktus dan kelenjar prostat. Suatu kelenjar PIN memiliki arsitektur yang jinak, tetapi dibatasi oleh sel-sel yang secara sitologi atipik. PIN dibagi atas

low grade (LGPIN) dan high grade (HGPIN) berdasarkan derajat atipia selnya. Tidak terbukti adanya hubungan antara LGPIN dengan adenokarsinoma prostat, tetapi HGPIN memiliki hubungan erat dengan adenokarsinoma prostat dan merupakan lesi precursornya.12

Pada sekitar 80% kasus, jaringan prostat yang diambil karena karsinoma mungkin menunjukkan lesi prekursor yang disebut dengan high grade prostatic intraepithelial neoplasia (PIN). Lesi ini terdiri dari kelenjar-kelenjar jinak dengan proliferasi sel-sel yang menunjukkan anaplasia inti. High grade PIN

(43)
[image:43.612.156.505.118.254.2]

Gambar 2.12. Gambar perubahan atipia epitel pada PIN (Dikutip dari: Weinberg R, Shay J, Liotta L. The cancer handbook: male genital tract. USA: Huangziman, 2003).

A B

Gambar 2.13. A. Kelenjar prostat yang normal (kiri) dan kelenjar prostat yang mengalami PIN (kanan) ; B. Inti yang membesar dengan nukleoli yang menonjol pada PIN (Dikutip dari: Weinberg R, Shay J, Liotta L. The cancer handbook: male genital tract. USA: Huangziman,

2003).

2.9.Gleason Grade

[image:43.612.152.501.320.434.2]
(44)

ditetapkan pada biopsi, penentuan grading dengan Gleason score menentukan pilihan-pilihan untuk terapi.

Gleason score merupakan penjumlahan dari primary grade (sebagian besar yang terlihat pada tumor) dengan secondary grade (sebagian kecil yang terlihat).

Gleason score tertinggi menunjukkan tumor yang lebih agresif dan prognosis yang lebih buruk. Primary Gleason grade menunjukkan lebih besar dari 50% pola yang terlihat, sedangkan secondary Gleason grade menunjukkan lebih kecil dari 50% pola yang terlihat, minimal 5%.

Kelemahan dari Gleason score adalah Gleason score dan grading sebagian besar subjektif dan range dari Gleason score sempit, dimana sebagian besar

Gleason score yang dibuat 6,7 atau 8. Gleason score 2-4 sebaiknya tidak dibuat pada biopsi prostat transrektal dan Gleason score 9,10 tidak umum. Pengalaman dari masing-masing ahli patologi tidak sama dalam menilai Gleason grade, khususnya pada sediaan biopsi yang kecil. Analisa kebenaran dari Gleason score

(45)
[image:45.612.155.503.341.471.2]

Digambarkan Gleason grade 1 apabila kelenjar-kelenjar tunggal, terpisah, seragam, berukuran intermediate, closely packed dengan pinggir yang jelas, tidak ada infiltrasi ke jaringan prostat sekitarnya, jumlahnya < 5% dari seluruh serial. Adenokarsinoma grade 1 muncul pada zona tansisional, biasanya kecil (<1cm3), dijumpai secara tidak sengaja pada otopsi prostate atau reseksi transurethral. Gleason grade 1 hampir tidak pernah dijumpai pada biopsi jarum.10,11,12,13,15,16

Gambar 2.14. Gleason grade 1 (Dikutip dari: Eble JN, Sauter G, Epstein JI, Sesterhenn IA. Pathology and genetics tumours of the urinary system and male genital organs: acinar

adenocarcinoma. Lyon: IARC Press, 2004).

(46)
[image:46.612.153.509.230.360.2]

muncul pada zona transisional dan juga tidak biasanya sebagai pola pertama yang dijumpai pada biopsi jarum. Gleason grade 2 biasanya merupakan pola kedua biopsi jarum dengan pola pertama grade 3.10,11,12,13,15,16

Gambar 2.15. Gleason grade 2 (Dikutip dari: Eble JN, Sauter G, Epstein JI, Sesterhenn IA. Pathology and genetics tumours of the urinary system and male genital organs: acinar

adenocarcinoma. Lyon: IARC Press, 2004).

Gleason grade 3 umumnya merupakan pola yang sering dijumpai pada biopsi jarum. Gambaran karakteristik grade 3 yang membedakannya dari grade

(47)
[image:47.612.153.506.117.253.2]

Gambar 2.16. Gleason grade 3 (Dikutip dari: Eble JN, Sauter G, Epstein JI, Sesterhenn IA. Pathology and genetics tumours of the urinary system and male genital organs: acinar

adenocarcinoma. Lyon: IARC Press, 2004).

Gleason grade 4 sering terlihat sebagai fusi kelenjar, membentuk struktur

cribriform. Fusi kelenjar tersebut terdiri dari kelompokan kelenjar yang tidak lengkap dipisahkan stroma. Bagian pinggir kelompokan kelenjar yang berfusi adalah scalloped dan kadangkala dijumpai jaringan ikat yang tipis di dalam kelompokan tersebut.10,11,12,13,15,16

Gambar 2.17. Gleason grade 4 (Dikutip dari: Eble JN, Sauter G, Epstein JI, Sesterhenn IA. Pathology and genetics tumours of the urinary system and male genital organs: acinar

[image:47.612.147.509.493.630.2]
(48)
[image:48.612.147.508.230.362.2]

Pada Gleason grade 5 terlihat kehilangan lumen kelenjar, kehilangan differensiasi kelenjar dan nekrosis (comedonekrosis). Epitel kelenjar membentuk lembaran padat atau sel-sel tunggal yang menginvasi stroma.10,11,12,13,15,16

Gambar 2.18. Gleason grade 5 (Dikutip dari: Eble JN, Sauter G, Epstein JI, Sesterhenn IA. Pathology and genetics tumours of the urinary system and male genital organs: acinar

adenocarcinoma. Lyon: IARC Press, 2004).

[image:48.612.246.409.433.661.2]
(49)

2.10.Faktor Prognostik

Tiga kelompok faktor prognostik dapat dibedakan dalam kasus kanker prostat: 1. tahap perkembangan menurut TNM; 2. diferensiasi tingkat kanker berdasarkan klasifikasi Gleason dan Mostofi; 3. tingkat PSA (prostate specific antigen) dalam serum.

2.10.1.Klasifikasi TNM T-tahap: tumor primer.

Tx-tumor primer tidak dapat dinilai. T0-tidak ada bukti tumor primer.

T1-tumor tidak terlihat secara klinis, tidak teraba atau terlihat oleh pemeriksaan rektum.

T1a-secara insidentil tumor yang ditemukan dalam tes histopatologi setelah reseksi prostat transuretra atau setelah operasional adenectomy, ditemukan 5 % atau kurang pada jaringan yang direseksi.

T1b-seperti di atas; ditemukan lebih dari 5% pada jaringan yang direseksi.

T1c-tumor diidentifikasi secara histopatologi oleh biopsi jarum (karena tingginya PSA).

T2-Tumor terbatas dalam kelenjar prostat.

(50)

T2c-tumor melibatkan kedua lobus. T3-tumor meluas melalui kapsul prostat.

T3a-ekstensi ekstrakapsular (unilateral atau bilateral). T3b-tumor melibatkan vesikel seminalis.

T4-tumor melibatkan struktur yang berdekatan selain vesikel seminalis, seperti leher kandung kemih, sfingter eksternal, rektum, otot levator atau dinding pelvis.

N-tahap: kelenjar getah bening regional.

Nx - kelenjar getah bening regional tak dapat dinilai. N0-tidak ada metastasis kelenjar getah bening regional. N1-metastasis ke kelenjar getah bening regional.

M-tahap: metastasis jauh.

Mx-metastasis jauh tidak dapat dinilai. M0-tidak ada metastasis jauh.

M1-ada metastasis jauh.

M1a-kelenjar getah bening regional. M1b-tulang.

(51)

Stadium klinis

Stadium I : T1a No Mo Stadium II : T1a No Mo T1b,c No Mo T1,T2 No Mo Stadium III : T3 No Mo Stadium IV : T4 No Mo 5,7,10,18

2.10.2.Tingkat diferensiasi kanker

Tingkat diferensiasi didefinisikan menurut klasifikasi dengan Mostofi dan Gleason. Klasifikasi Mostofis menggunakan penilaian 3 kelas diferensiasi, tergantung pada tingkat grading sel anaplasia (G1-G3). Semakin tinggi grade, makin rendah diferensiasi jaringan kanker, semakin besar atipik. Klasifikasi Gleason telah dijelaskan di atas.18

Grade histopatologi:

GX : grade tidak dapat dinilai.

G1 : well differentiated ( Gleason score 2-4)

G2 : moderately differentiated (Gleason score 5-6)

(52)

2.10.3.Tingkat PSA dalam serum

PSA adalah enzim yang bertanggung jawab atas proteolitik sperma untuk mencair. Hal ini terutama dihasilkan oleh kelenjar epitel, mungkin juga diproduksi di organ-organ seperti kelenjar ludah, pankreas dan kelenjar mammae dan karsinoma sel jernih. Nilai normal umum yang digunakan adalah 0-4 ng/ml. Konsentrasi PSA seperti ini ditemukan di antara 97% dari pria di atas 40. Tingkat lebih dari 12 ng/ml selalu berhubungan dengan kelainan prostat. Kesulitan diagnosa ditemukan di antara para pasien yang memiliki tingkat antara 5-10 ng/ml karena mungkin keduanya berasal dari kanker prostat atau pertumbuhan berlebihan dari prostat yang ringan, yang menyebabkan perlunya metode diagnostik digunakan, seperti TRUS. Tes ini memungkinkan untuk menentukan densitas PSA (PSA density), dimana konsentrasi PSA dikonversikan ke satuan volume prostat. Harus di bawah 0,15 ng/ml/g. Tingkat PSA tidak berkorelasi cukup baik dengan perkembangan kanker prostat. Namun berguna sebagai faktor prognostik setelah perawatan diterapkan dan dalam penentuan prognosis. Namun, tingkat akhir yang tinggi menunjukkan tingkat kelangsungan hidup yang rendah.9,18

2.11.Imunohistokimia

(53)

phosphatase), keratin 34βE12, p63, alpha methylacyl CoA racemase (P504S), reseptor androgen, p53.10,12,19

2.11.1.PSA (prostate specific antigen)

PSA merupakan suatu rantai tunggal glikoprotein, 34 kD, terdiri dari 237 asam amino, yang dihasilkan sel-sel epitel prostat. PSA merupakan suatu

protease serine, termasuk famili gen kallikrein. PSA menunjukkan aktifitas yang menyerupai chymotrypsin, trypsin dan esterase. Pada serum, PSA muncul sebagai suatu komplek dengan alpha-1-antichymotrypsin.

[image:53.612.146.511.478.624.2]

Pada prostat yang normal atau hiperplasia, PSA tampil pada bagian apikal dari epitel kelenjar sel-sel sekresi. Intensitas pewarnaan menurun pada poorly differentiated adenocarcinoma.10,12,19,20

Gambar 2.20. Imunohistokimia PSA pada epitel kelenjar prostat yang normal (A) dan adenokarsinoma prostat yang poorly differentiated (B) (Dikutip dari: Dabbs DJ. Diagnostic immunohistochemistry: immunohistology of the prostate, bladder, testis and kidney. 2nd ed.

(54)

2.11.2.PAP (prostatic acid phosphatase)

Pada kelenjar prostat normal dan hiperplasia prostat, PAP tampil pada bagian apikal dari epitel kelenjar sel-sel sekresi. Ekspresi PAP lebih seragam dan kuat pada epitel kelenjar well differentiated adenocarcinoma, tetapi berkurang intensitasnya dan lebih bervariasi pada moderately dan poorly differentiated adenocarcinoma.10,12,19,20

2.11.3.Keratin 34βE12

Pewarnaan keratin 34βE12 terekspresi pada seluruh sel-sel basal prostat yang normal, tetapi tidak terwarnai pada sel-sel sekresi dan stroma. Keratin 34βE12 sensitif terhadap formalin dan membutuhkan pretreatment dengan enzim atau panas jika fiksasi formalin yang digunakan.19

(55)
[image:55.612.166.489.117.384.2]

Gambar 2.21.Imunohistokimia keratin 34βE12 pada epitel kelenjar prostat yang normal (A); PIN (B); adenokarsinoma prostat (C) (Dikutip dari: Dabbs DJ. Diagnostic immunohistochemistry:

immunohistology of the prostate, bladder, testis and kidney. 2nd ed. Philadelphia: Elseviers, 2006).

2.11.4.p63

(56)

karena intensitas pewarnaan inti lebih kuat dan lemah pada latarbelakangnya.10,12,19

2.11.5.Alpha methylacyl CoA racemase

AMACR merupakan suatu enzim yang terlibat dalam oksidasi β pada rantai bercabang asam lemak. AMACR merupakan petanda tumor untuk banyak kanker pada manusia termasuk kanker prostat. Studi pendahulu menunjukkan positif kuat pada 97%- 100% kanker prostat. Sebagai tambahan AMACR juga positif pada sebagian besar high grade prostatic intraepithelial neoplasia, 10-15% pada atypical adenomatous hyperplasia, kadang-kadang pada kelenjar yang jinak dan epitel vesikel seminalis.10,19

Jadi AMACR tidak spesifik untuk kanker prostat, akan tetapi AMACR bermanfaat untuk konfirmasi adenokarsinoma prostat bersamaan dengan morfologi H&E dan pewarnaan spesifik sel-sel basal.10,12

2.11.6.Reseptor androgen

(57)

Sebagian besar adenokarsinoma prostat invasif imunoreaktif terhadap reseptor androgen. Reseptor androgen tampil pada sel-sel yang respon dan tidak respon terhadap androgen pada kanker prostat, sehingga dugaan perkembangan sel-sel yang tidak tergantung terhadap androgen tidak seperti konsekuensi terhadap kehilangan ekspresi reseptor androgen.19

2.11.7.p53

Inaktifasi tumor supressor p53 merupakan salah satu perubahan genetik yang paling sering pada tumor ganas. Pada sebagian besar kasus, inaktifasi p53 sebagian disebabkan suatu mutasi inaktifasi pada satu allele p53. Sejumlah studi imunohistokimia menemukan peranan inaktifasi p53 pada berbagai tipe kanker. Diduga adanya hubungan antara akumulasi p53 inti dengan prognosis yang jelek.21

Sejumlah besar kanker menunjukkan akumulasi p53 inti setelah terapi radiasi dan overekspresi p53 berhubungan dengan peningkatan proliferasi sel-sel kanker. Akumulasi p53 inti juga berhubungan dengan efek yang berlawanan dengan setelah terapi radiasi dan mungkin meningkatkan kekambuhan kanker prostat setelah terapi radiasi.

(58)
[image:58.612.224.430.284.397.2]

imunoreaktif terhadap p53. Pengamatan ini menduga bahwa perubahan p53 mungkin telah terjadi sebelum terapi dan mungkin dapat digunakan sebagai petanda preterapi untuk kekambuhan kanker. Pasien dengan kecepatan proliferasi sel yang tinggi juga menunjukkan overekspresi p53, sehingga diduga tumor tersebut aktif secara biologi. 19

Gambar 2.22. Imunohistokimia p53 pada adenokarsinoma prostat yang poorly differentiated (Dikutip dari: Dabbs DJ. Diagnostic immunohistochemistry: immunohistology of the prostate,

bladder, testis and kidney. 2nd ed. Philadelphia: Elseviers, 2006).

K.R.M.Leite et al. (1997) dalam mempelajari 51 pasien dengan radikal prostatektomi karena kanker prostat menunjukkan bahwa ekspresi imunohistokimia p53 berhubungan dengan proliferasi sel.22

Thorsten S et al. (2005) dalam mempelajari 3261 pasien dengan radikal prostatektomi menunjukkan adanya hubungan antara ekspresi imunohistokimia p53 dengan Gleason grade dan kanker prostat yang hormone refractory.21

(59)
[image:59.612.149.506.204.374.2]

dimana overekspresi p53 berhubungan dengan Gleason grade yang tinggi dan menunjukkan prognosis yang jelek.23

Gambar 2.23. Pewarnaan imunohistokimia p53 yang kuat (a) dan sedang (b) (Dikutip dari: Schlomm T, et.al. Clinical significance of p53 alterations in surgically treated prostate cancers.

Modern Pathology, 2008; 21).

2.12.Pengobatan

(60)

BAB 3

BAHAN DAN METODA

3.1.Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian berupa deskriptif.

3.2.Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1.Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Sentra Diagnostik Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara bekerja sama dengan Rumah Sakit Dr.Pirngadi Medan, Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan, Rumah Sakit Haji Medan, rumah sakit swasta dan laboratorium patologi anatomi swasta di Medan.

3.2.2.Waktu Penelitian

(61)

3.3.Kerangka Operasional

Seluruh Kelainan Prostat

Eksklusi

Bukan Adenokarsinoma Prostat

Adenokarsinoma Prostat

3.4.Subjek Penelitian 3.4.1.Populasi

Penderita adenokarsinoma prostat di seluruh Laboratorium Patologi Anatomi kota Medan pada tahun 2009.

3.4.2.Sampel

(62)

patologi anatomi swasta di Medan pada bulan Januari 2009 sampai dengan Desember 2009.

3.5.Jumlah Sampel

Besar sampel pada penelitian ini tergantung pada jumlah data yang diperoleh pada saat pengumpulan data.

3.6.Kriteria Inklusi dan Eksklusi 3.6.1.Kriteria Inklusi:

a.Penderita keganasan pada prostat tipe adenokarsinoma.

3.6.2.Kriteria Eksklusi:

a.Penderita hiperplasia prostat. b.Penderita prostatitis.

c.Penderita prostate intraepithelial neoplasia. d.Penderita keganasan pada prostat tipe lain.

3.7.Definisi Operasional

(63)

2.Step sectioning adalah metode pengambilan sampel untuk pemeriksaan histopatologi dengan cara pemotongan secara serial dan bertahap.

3.Random section adalah metode pengambilan sampel untuk pemeriksaan histopatologi dengan cara acak.

4.Gleason grade adalah penentuan pola kelenjar prostat yang mengalami keganasan pada sediaan histopatologi.

5.Gleason score adalah penjumlahan dua pola Gleason grade yang dominan terlihat pada sediaan histopatologi.

3.8.Analisa Data

Data yang telah dikumpulkan akan diolah dan dianalisa dengan program komputer. Hasil analisa data disajikan dalam bentuk tabel dan dideskripsikan.

3.9.Cara Kerja

(64)

Data-data yang memenuhi kriteria inklusi diolah dan disajikan dalam bentuk tabel dan dideskripsikan.

3.10. Pengolahan Data

Pengolahan data hasil penelitian ini diformasikan dengan menggunakan langkah-langkah berikut:

1.Editing: untuk melengkapi kelengkapan, konsistensi dan kesesuaian antara kriteria yang diperlukan untuk menjawab tujuan penelitian.

(65)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggambarkan distribusi data penderita adenokarsinoma prostat pada tahun 2009 berdasarkan tempat pengambilan data, umur dan Gleason score.

[image:65.612.154.523.447.685.2]

4.1.1.Distribusi data penderita adenokarsinoma prostat berdasarkan tempat pengambilan data

Tabel 4.1. Distribusi data penderita adenokarsinoma prostat berdasarkan tempat pengambilan data.

No Tempat pengambilan data Frekuensi

(n)

Frekuensi

relatif (%)

1. Sentra Diagnostik Patologi Anatomi FK-USU 2 3,85

2. RSU.Dr.Pirngadi 0 0

3. RSU.H.Adam Malik 9 17,31

4. RSU. Haji Medan 13 25

5. RS.Martha Friska 18 34,62

6. RS.Elisabeth Medan 0 0

7. Laboratorium Nova 5 9,61

8. Laboratorium Thamrin Medan 3 5,77

9. Laboratorium PA Praktek Prof.Dr.H.M.Nadjib D.Lubis,Sp.PA (K)

1 1,92

10. Laboratorium PA Praktek Prof.Dr.Gani W.Tambunan,Sp.PA(K)

1 1,92

(66)

Berdasarkan tabel 4.1. di atas, jumlah penderita adenokarsinoma prostat di Sentra Diagnostik Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran USU adalah sebanyak 2 orang (3,85%), di RSU.H.Adam Malik Medan adalah sebanyak 9 orang (17,31%), di RSU.Haji Medan adalah sebanyak 13 orang (25%), di RS.Martha Friska adalah sebayak 18 orang (34,62%), di Laboratorium Nova adalah sebanyak 5 orang (9,61%), di Laboratorium Thamrin Medan adalah sebanyak 3 orang (5,77%), di Laboratorium PA Praktek Prof.Dr.H.M.Nadjib D.Lubis,Sp.PA(K) adalah sebanyak 1 orang (1,92%) dan di Laboratorium PA Praktek Prof.Dr.Gani W.Tambunan,Sp.PA(K) adalah sebanyak 1 orang (1,92%). Sedangkan tidak ditemukan penderita adenokarsinoma prostat di RSU.Dr.Pirngadi dan RS.Elisabeth Medan (0%).

[image:66.612.156.522.505.678.2]

4.1.2.Distribusi data penderita adenokarsinoma prostat berdasarkan umur

Tabel 4.2. Distribusi data penderita adenokarsinoma prostat berdasarkan umur.

No Umur (tahun) Frekuensi (n) Frekuensi

relatif (%)

1. 50-54 2 3,85

2. 55-59 9 17,30

3. 60-64 8 15,38

4. 65-69 13 25

5. 70-74 9 17,30

6. 75-79 5 9,63

7. 80-84 6 11,54

(67)

Berdasarkan tabel 4.2. di atas, jumlah penderita adenokarsinoma prostat pada kelompok umur 50-54 tahun adalah sebanyak 2 orang (3,85%), pada kelompok umur 55-59 tahun adalah sebanyak 9 orang (17,30%), pada kelompok umur 60-64 tahun adalah sebanyak 8 orang (15,38%), pada kelompok umur 65-69 tahun adalah sebanyak 13 orang (25%), pada kelompok umur 70-74 tahun adalah sebanyak 9 orang (17,30%), pada kelompok umur 75-79 tahun adalah sebanyak 5 orang (13,46%) dan pada kelompok umur 80-84 tahun adalah sebanyak 6 orang (11,54%).

[image:67.612.155.522.447.657.2]

4.1.3.Distribusi data penderita adenokarsinoma prostat berdasarkan Gleason score

Tabel 4.3. Distribusi data penderita adenokarsinoma prostat berdasarkan Gleason score.

No Gleason score Frekuensi (n) Frekuensi

relatif (%)

1. 2/10 3 5,77

2. 3/10 6 11,54

3. 4/10 4 7,69

4. 5/10 12 23,07

5. 6/10 15 28,85

6. 7/10 6 11,54

7. 8/10 2 3,85

8. 9/10 4 7,69

9. 10/10 0 0

(68)

Berdasarkan tabel 4.3. di atas, hasil pemeriksaan histopatologi penderita adenokarsinoma prostat dengan Gleason score 2/10 adalah sebanyak 3 orang (5,77%), Gleason score 3/10 adalah sebanyak 6 orang (11,54%), Gleason score

4/10 adalah sebanyak 4 orang (7,69%), Gleason score 5/10 adalah sebanyak 12 orang (23,07%), Gleason score 6/10 adalah sebanyak 15 orang (28,85%),

Gleason score 7/10 adalah sebanyak 6 orang (11,54%), Gleason score 8/10 adalah sebanyak 2 orang (3,85%) dan Gleason score 9/10 adalah 4 orang(7,69%), sedangkan Gleason score 10/10 tidak ditemukan (0%).

4.1.4.Distribusi data penderita adenokarsinoma prostat berdasarkan umur dan

[image:68.612.155.521.475.676.2]

Gleason score

Tabel 4.4. Distribusi data penderita adenokarsinoma prostat berdasarkan umur dan Gleason score.

Gleason score

Umur (tahun)

2 3 4

5 6 7 8 9 10 Jumlah

50-54 0 0 0 0 1 1 0 0 0 2

55-59 1 1 1 2 3 0 0 1 0 9

60-64 0 1 2 2 1 2 0 0 0 8

65-69 1 0 1 2 7 1 0 1 0 13

70-74 0 3 0 3 1 0 1 1 0 9

75-79 1 1 0 0 2 1 0 0 0 5

80-84 0 0 0 3 0 1 1 1 0 6

(69)

Berdasarkan tabel 4.4. di atas, jumlah penderita adenokarsinoma prostat dengan Gleason score 2 dijumpai pada kelompok umur 55-59 tahun, kelompok umur 65-69 tahun dan kelompok umur 75-79 tahun masing-masing sebanyak 1 orang; Gleason score 3 dijumpai pada kelompok umur 70-74 tahun sebanyak 3 orang dan pada kelompok umur 55-59 tahun, 60-64 tahun, 75-79 tahun masing-masing sebanyak 1 orang; Gleason score 4 dijumpai pada kelompok umur 60-64 tahun sebanyak 2 orang dan pada kelompok umur 55-59 tahun, 65-69 tahun masing-masing sebanyak 1 orang; Gleason score 5 dijumpai pada kelompok umur 70-74 tahun, 80-84 tahun masing-masing sebanyak 3 orang, pada kelompok umur 55-59 tahun, 60-64 tahun, 65-69 tahun masing-masing sebanyak 2 orang; Gleason score 6 dijumpai pada kelompok umur 65-69 tahun sebanyak 7 orang, pada kelompok umur 55-59 tahun sebanyak 3 orang, pada kelompok umur 75-79 tahun sebanyak 2 orang, pada kelompok umur 50-54 tahun, 60-64 tahun, 70-74 tahun masing-masing sebanyak 1 orang; Gleason score 7 dijumpai pada kelompok umur 60-64 tahun sebanyak 2 orang, pada kelompok umur 50-54 tahun, 65-69 tahun, 75-79 tahun, 80-84 tahun masing-masing sebanyak 1 orang;

(70)

4.2.Pembahasan

Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data penderita adenokarsinoma prostat pada laboratorium Patologi Anatomi kota Medan mulai bulan Januari 2009 sampai Desember 2009. Penderita adenokarsinoma prostat terbanyak dijumpai di RS. Martha Friska (34,62%), diikuti dengan RSU. Haji Medan (25%). Sedangkan di RS. Elisabeth Medan dan RSU. Dr.Pirngadi tidak ditemukan penderita adenokarsinoma prostat (0%). Hal ini disebabkan karena di RS. Martha Friska dan RSU. Haji Medan merupakan rumah sakit yang memiliki ahli bedah urologi dan peralatan untuk tindakan TURP (transurethra resection of prostate).

Penderita adenokarsinoma prostat dijumpai mulai dari umur 53 tahun hingga 81 tahun. Ini sesuai dengan literatur (Pusat Data & Informasi PERSI, 2004) bahwa perlu dilakukan deteksi dini untuk keganasan prostat mulai umur 50 tahun. Penderita adenokarsinoma prostat terbanyak dijumpai pada kelompok umur 65-69 tahun (25%) dan paling sedikit pada kelompok umur 50-54 tahun (3,85%). Ini menunjukkan insiden adenokarsinoma prostat bertambah sesuai dengan pertambahan umur.

(71)

2,3 dan 4 serta differensiasinya adalah moderately differentiated. Sedangkan untuk yang well differentiated maupun poorly differentiated memiliki persentase frekuensi relatif sama. Pada penelitian ini dijumpai Gleason score 2 sebesar 5,77% dan Gleason score 3 sebesar 11,54%. Ini menunjukkan kemungkinan secara insidentil dijumpainya adenokarsinoma prostat pada pemeriksaan histopatologi jaringan prostat. Penentuan grade pada penderita adenokarsinoma prostat sangat mempengaruhi prognosis penyakit, selain klasifikasi TNM dan tingkat kadar PSA di dalam serum. Untuk itu sangat diperlukan ketelitian dan objektifitas seorang patologis untuk menentukan Gleason score.

(72)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan

Penderita adenokarsinoma prostat terbanyak dijumpai di RS.Martha Friska (34,62%), pada kelompok umur 65-69 tahun (25%) dengan Gleason score terbanyak adalah 6 (28,85%). Akan tetapi pada penelitian ini juga dijumpai Gleason score 2 sebesar 5,77% dan Gleason score 3 sebesar 11,54%. In menunjukkan kemungkinan secara insidentil dijumpainya adenokarsinoma prostat pada pemeriksaan histopatologi jaringan prostat.

5.2.Saran

Diteksi dini terjadinya keganasan pada prostat sebaiknya dilakukan mulai umur 50 tahun, terutama pada kelompok umur 65-69 tahun.

Sediaan jaringan prostat yang mengalami hiperplasia dari TURP sebaiknya diperiksakan secara histopatologi karena ada kemungkinan secara insidentil dijumpainya adenokarsinoma prostat dengan Gleason grade yang masih rendah.

(73)
(74)

DAFTAR RUJUKAN

1. Mills SE. Sternberg’s diagnostic surgical pathology: the prostate and seminal vesicles. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, 2004: 2089-2115. 2. Raphael R, Strayer DS. Rubin’s pathology: clinicopathologic foundations of

medicine. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, 2008: 773-778. 3. Pusat data dan informasi PERSI. Kanker prostat. 2004 [cited 2010 Jan 19].

Available from:

http://www.pdpersi.co.id/?show=detailnews&kode=927&tbl=artikel.

4. Hammerich KH, Ayala GE, Wheeler TM. Anatomy of the prostate gland and surgical pathology of prostate cancer. Cambrige University Press, 2009: 1-10.

5. Chandrasoma P, Taylor CR. Concise pathology: testicular neoplasm. United State: Mc.Graw-Hill, 2001: 756-760.

6. Eroschenko VP. Atlas histologi di Fiore dengan korelasi fungsional. Jakarta: EGC, 2001: 288-289.

7. Theodorescu D, Krupski TL. Prostate cancer - biology, diagnosis, pathology, staging, and natural history. 2009 [cited 2010 Jan 20]. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/458011-overview.

8. Stevens A, Lowe J. Pathology: prostate gland. 2nd ed. London: Mosby, 2000: 390-392.

9. Kumar V, Abbas AK, Fausto N. Pathologic basis of disease: prostate. Philadelphia: Elsevier Saunders, 2005: 1050-1056.

10. Eble JN, Sauter G, Epstein JI, Sesterhenn IA. Pathology and genetics tumours of the urinary system and male genital organs: acinar adenocarcinoma. Lyon: IARC Press, 2004: 162-192.

11. Mikuz G. Clinical pathology of urologic tumors. London: Informa Healthcare, 2007: 100-130.

12. Zhou M, Galluzi CM. Genitourinary pathology: neoplasms of the prostate and seminal vesicles. Philadelphia: Elsevier, 2007: 56-84.

13. Weinberg R, Shay J, Liotta L. The cancer handbook: male genital tract. USA: Huangziman, 2003: 655-674.

14. Gerry J, Veltri RW, Miller MC,Strum SB. The Gleason score: a significant biologic manifestation of prostate cancer aggressiveness on biopsy. 2001 [cited 2010 Jan 20]. Available from:http://www.prostate-cancer.org/education/staging/Dowd_GleasonScore.

15. Rosai J. Rosai and Ackerman’s surgical pathology: male reproductive system. Volume one. Philadelphia: Mosby, 2004: 1376-1384.

(75)

17. Cramer SD. Prostate cancer. New York: Chelsea House, 2007: 12-102.

18. Pilarski R. Prostate cancer. 2006 [cited 2010 Jan 28]. Available from: http://id.articlesnatch.com/Article/Prostate-Cancer/44385.

19. Dabbs DJ. Diagnostic immunohistochemistry: immunohistology of the prostate, bladder, testis and kidney. 2nd ed. Philadelphia: Elseviers, 2006: 509-534.

20. Miller RT. The focus immunohistochemistry: immunohistochemical markers of prostate carcinoma. Propath, 2005: 1-2.

21. Schlomm T, et.al. Clinical significance of p53 alterations in surgically treated prostate cancers. Modern Pathology, 2008; 21: 1371-1378.

22. Leite KRM, Srougi M, Nesralhah LJ, Camara-Lopes LH. Analysis of p53 expression and proliferative assessment using PCNA in localized prostate carcinoma. Brazilian Journal of Medical and Biological Research ,1999; 32: 283-288.

23. Petrescu A, Mârzan L, Codreanu O, Niculescu L. Immunohistochemical detection of p53 protein as a prognostic indicator in prostate carcinoma. RJME, 2006; 47(2): 143-146.

24. DeVita VT, Hellman S, Rosenberg SA. Principles and practise of oncology: cancer of the prostate. 7th ed. Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins, 2005: 1192-1198.

(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
(84)
(85)
(86)
(87)

Lampiran 3

Data Penelitian Penderita Adenokarsinoma Prostat

No No.R.M. Nama Umur

(tahun)

Gleason score

Tempat Pengambilan Data

1 SB/386/09 Ng 60 4/10 PA-USU

2 SB/373/09 Sd 61 4/10 PA-USU

3 O/1328/09 Lp 75 7/10 HAM

4 O/1166/09 Mk 80 8/10 HAM

5 O/4599/09 Md 60 7/10 HAM

6 B/4293/09 MS 58 6/10 HAM

7 B/3651/09 Rw 71 5/10 HAM

8 O/1436/09 Kh 71 5/10 HAM

9 O/650/09 St 66 5/10 HAM

10 O/346/09 Ma 65 7/10 HAM

11 B/5343/09 ES 53 6/10 HAM

12 3811/H TBK 80 9/10 HM

13 3751/H Rl 71 3/10 HM

14 3731/H YA 80 5/10 HM

15 3787/H RH 64 3/10 HM

(88)

No No.R.M. Nama Umur (tahun)

Gleason score

Tempat Pengambilan Data

16 3764/H Wg 56 3/10 HM

17 3769/H MB 80 5/10 HM

18 3756/H MSP 66 5/10 HM

19 3775/H MNP 70 3/10 HM

20 3671/H HMAL 81 7/10 HM

21 3497/H So 71 5/10 HM

22 3561/H HK 76 6/10 HM

23 3580/H TP 58 9/10 HM

24 3879/H Ko 65 9/10 HM

25 JM/507/09 Ni 69 6/10 MF

26 JM/461/09 Sn 67 6/10 MF

27 - As 67 6/10 MF

28 JM/397/09 AM 73 8/10 MF

29 JM/353/09 UH 67 6/10 MF

30 JM/275/09 JB 59 5/10 MF

(89)

No No.R.M. Nama Umur (tahun)

Gleason score

Tempat Pengambilan Data

31 JM/261/09 JSL 63 5/10 MF

32 JM/243/09 KM 80 5/10 MF

33 JM/170/09 HAL 76 6/10 MF

34 JM/161/09 AH 66 6/10 MF

35 JM/13/09 Sr 67 2/10 MF

36 JM/45/09 My 57 2/10 MF

37 JM/105/09 SB 71 3/10 MF

38 JM/76/09 Ua 78 2/10 MF

39 JM/38/09 Tt 58 6/10 MF

40 JM/752/09 Wi 63 6/10 MF

41 JM/722/09 JI 70 6/10 MF

42 JM/623/09 SMN 59 6/10 MF

43 42648 Tm 62 5/10 LN

44 44272 Sa 65 6/10 LN

45 44275 Jh 65 6/10 LN

(90)

No No.R.M. Nama Umur (tahun)

Gleason score

Tempat Pengambilan Data

46 45399 PP 59 5/10 LN

47 240/E MSD 53 7/10 LN

48 10850310 HST 68 4/10 LTM

49 10761110 Tao 75 3/10 LTM

50 10091510 Smo 55 4/10 LTM

51 09051056B LK 64 7/10 NDL

52 0725 An 74 9/10 GWT

Gambar

Gambar 2.1.Anatomi zona dari kelenjar prostat yang dideskripsi oleh McNeal (Dikutip dari:
Gambar 2.2. Histologi kelenjar prostat dengan pewarnaan haematoksilin dan eosin (Dikutip dari: Eroschenko VP
Gambar 2.3. Makroskopis adenokarsinoma prostat (Dikutip dari: Kumar V, Abbas AK, Fausto N
Gambar 2.4. Adenokarsinoma prostat dengan sitoplasma yang amphophilic dan inti membesar serta nukleoli yang menonjol (Dikutip dari: Eble JN, Sauter G, Epstein JI, Sesterhenn IA
+7

Referensi

Dokumen terkait

14,15 Di Medan sendiri tidak ada data statistik resmi mengenai angka kejadian karsinoma tiroid yang relatif banyak ditemukan, sehingga peneliti ingin mencari angka

Fibrosarkoma tipe dewasa adalah suatu tumor ganas, yang terdiri dari sel-sel fibroblas dengan produksi kolagen yang bervariasi, dan dalam kasus klasik dapat

Bone of Soft Tissue Pathology: Fibroblastic and.

Dilakukan pengumpulan data penderita fibrosarkoma tahun 2008 – 2012 dari rekam medik Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran USU dan RSUP Haji Adam Malik

Semua data penderita tumor nasofaring yang didiagnosa secara histopatologi, yang berasal dari sediaan biopsi jaringan di Laboratorium Patologi Anatomi

Dilakukan pengumpulan data dari rekam medik penderita tumor nasofaring yang telah dilakukan pemeriksaan histopatologi di Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas

Dilakukan pengumpulan data dari rekam medik penderita tumor nasofaring yang telah dilakukan pemeriksaan histopatologi di Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas

Fakultas Kedokteran USU dan RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2011-2013. Untuk mengetahui jumlah kasus tumor nasofaring di