HIGASHI NUSA TENGGARA NO HIGASHI SUMBA NO
DENTOU TEKINA FUKU TO KAZARI
KERTAS KARYA
Dikerjakan
D
i
s
u
s
u
n
Oleh : RISMAYANTI
Nim : 052203036
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS SASTRA
PROGRAM STUDI BAHASA JEPANG
MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT, sehingga penulis dapat
menyelesaikan kertas karya yang berjudul, “ HIGASHI NUSA TENGGARA
NO HIGASHI SUMBA NO DENTOU TEKINA FUKU TO KAZARI “.
Meskipun banyak kesulitan dalam penulisan kertas karya ini karena
pengetahuan penulis yang terbatas, tetapi berkat bimbingan, bantuan dan
pengarahan dari berbagai pihak, maka penulis dapat menyelesaikan kertas
karya ini.
Dalam penulisan kertas karya ini, penulis banyak menerima
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis
menyelesaikan kertas karya ini, terutama kepada :
1. Bpk Drs. Syaifuddin, M.A., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Sastra
Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Adriana Hasibuan, S.S., M.Hum., selaku Ketua Jurusan Program
Studi Bahas Jepang Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Eman Kusdiyana, M.Hum., selaku Dosen Pembimbing yang
dengan ikhlas meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan
pengarahan kjepada penulis sampai kertas karya ini dapat diselesaikan.
4. Dosen Pembaca Drs. Nandi S.
5. Bapak Drs. Hamzon Situmorang, M.S.Ph.D selaku Dosen Wali.
6. Seluruh Staff Pengajar Program Studi Bahasa Jepang Fakultas Sastra
7. Teristimewa kepada Orangtuaku, Bapak Sarman dan Ibu tercinta
Delisma atas dukungan moral dan cinta kalian yang tanpa batas
membuat aku tetap semangat untuk studi ini.
8. Buat semua saudaraku ( D’Roji, D’Winda, D’Chairunnisa, dan D’Andi )
9. Buat D’Uli Wahyuni yang telah membantu aku.
10. Buat Vina, Ririn, dan Fitri
11. Buat My Tomodachi ( Fitri Carolina )
12. Seluruh Mahasiswa Bahasa Jepang 2005 khususnya kelas B ( Rima,
Maria, Ayu, Nizma, dan Nola ). I Miss U All
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih untuk semua bantuan dan
dukungannya selama ini. Mudah – mudahan kertas karya ini berguna dan
bermanfaat bagi kita semua.
Medan, April 2009
Penulis,
RISMAYANTI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………...………i
DAFTAR ISI………...……….iii
BAB I PENDAHULUAN……..……….………..1
1.1 Alasan Pemilihan Judul……....…………..…….………….…...….1
1.2 Pembatasan Masalah………...…….…..…………..………1
1.3 Tujuan Penulisan……….………….……….……...2
1.4 Metode Penulisan…….………..….……….………2
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN SUMBA TIMUR NTT…...…...3
2.1. Letak Georafis………….…..……….3
2.2. Penduduk……….…...………...………….………3
2.3. Mata Pencarian………...……….…...………..4
2.4. Agama…………..………..……….……….4
BAB III PAKAIAN DAN PERHIASAN TRADISIONAL SUMBA TIMUR NTT………...………..5
3.1 Pakaian Tradisional Pria……...……….……….………..5
3.2 Pakaian Tradisional Wanita……….………….7
3.3 Perhiasan Tradisional………...……….…………....9
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN………...………10
4.1. Kesimpulan……...……...…...…………..………10
4.2. Saran………...……….………..11
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN
I.1 Alasan Pemilihan Judul
Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang memiliki
keanekaragaman kebudayaan daerah , pakaian adat dan perhiasan
tradisional. Pada masa lalu jenis pakaian tradisional sangat banyak dan
bervariasi untuk tiap – tiap daerah . Tetapi seiring dengan kemajuan zaman ,
banyak pula pakaian dan perhiasan tersebut digantikan oleh pakaian dan
perhiasan Sumba NTT modern. Salah satunya pakaian dan perhiasan
tradisional daerah Sumba NTT.
Busana masyarakat Sumba dewasa ini lebih di tingkatkan untuk
kepentingan suatu acara . Sehingga ada perbedaan antara busana
bangsawan dan pakaian rakyat jelata . Demikian pula halnya dengan
perhiasan – perhiasan yang di pakaian . Secara menyeluruh hiasan dan
busana ini merupakan symbol kearifan , keperkasaan serta budi baik
seseorang . Oleh karena itu penulis merasa tertarik untuk membahas
pakaian dan perhiasan tradisional di Sumba .
I.2 Pembatasan Masalah
Dalam kertas karya ini penulis hanya membatasi permasalahan
mengenai pakaian dan perhiasan tradisional di Sumba , NTT .Terutama
pakaian tradisioanl pria, pakaian tradisional wanita, dan perhiasan
tradisioanal.
I.3 Tujuan Penulisan
Tujuan Penulisan kertas karya ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk memberikan pengetahuan umum tentang pakaian dan
perhiasan tradisional .
2. Untuk menambah wawasan generasi muda dan mengenal seni
tentang pakaian dan perhiasan tradisional .
3. Untuk menambah pengetahuan penulis tentang pakaian dan
perhiasan tradisional .
4. Untuk kepentingan pengembangan kebudayaan Nasioanal dan
khususnya dalam hal busana dan perhiasan tradisional.
5. Sebagai syarat lulus dari Fakultas Sasta Universitas Sumatra
Utara .
I.4 Metode Penulisan
Dalam Penulisan karya ini penulis menggunakan metode
kepustakaan yaitu metode menyumpulkan data atau informasi dengan cara
membaca buku atau referensi – referensi yang berkaitan dengan judul kertas
karya. Setelah semua data terkumpul , kemudian disusun ke dalam setiap
BAB II
GAMBARAN UMUM
KABUPATEN SUMBA TIMUR DI NTT
2.1 Letak Georafis
Propinsi Nusa Tenggara Timur adalah sebuah propinsi yang
terdiri atas pulau-pulau dengan luas wilayahnya sekitar 49.277 km. Batas -
batas wilayah propinsi ini secara astronomis adalah 8 – 11 LS dan 119 - 125
BT dengan batas – batas georafisnya sebelah utara dengan laut
Flores,selatan dengan Samudra Indonesia , timur dengan Propinsi Timor
timur, dan barat dengan Propinsi Nusa Tenggara Barat.
Salah satu suku bangsa yang ada di Nusa Tenggara Timur yaitu
suku bangsa Sumba di Kabupaten Sumba Timur. Suku bangsa Sumba
mendiami Pulau Sumba. Pulau ini secara administrative terbagi atas dua
kabupaten yaitu Kabupaten Sumba Barat dan K abupaten Sumba Timur.
Batas-batas wilayah pulau Sumba, sebelah utara dengan Selat Sumba,
selatan dan barat dengan Samudra Indonesia, dan sebelah timur dengan
Latu Sawu.
2.2 Penduduk
Jumlah penduduk wilayah Nusa Tenggara Timur pada tahun 1982
sebanyak 2.849.666 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk rata-rata 58
Jumlah penduduk di Kabupaten Sumba Timur menurut kantor
statistik Kabupaten Sumba Timur pada tahun 1981 sebanyak 1.125.866 jiwa
yang terbagi atas laki-laki dewasa sebanyak 37.183 jiwa dan laki-laki
anak-anak 28.008 serta wanita dewasa sebanyak 36.059 jiwa dan wanita anak-anak-anak-anak
sebayak 24.616 jiwa yang tersebar pada 8 buah wilayah administratif yaitu 6
buah kecamatan , 1 buah kopeta dan 1 buah perwakilan.
2.3 Mata Pencarian
Sebagian besar penduduk di Propinsi Nusa Tenggara Timur hidup
dari sector pertanian,bertenak, buruh,tukang, dan pengawai. Selain itu Mata
pencarian pokoknya adalah bertani.Di Sumba Timur pendu-duknya juga
memilihara hewan seperti sapi, kuda, dan kerbau yang dapat di jual untuk
menambah penghasilan atau membiayai sekolah anak –anaknya.
2.4 Agama
Agama yang dianut oleh penduduk wilayah Propinsi Nusa
Tenggara Timur adalah agama Kristen Protestan, Katolik, Islam,
Hindu-Budha. yang paling bayak penganutya adalah agama Katolik dan agama
Kristen Protestan. Agama yang dianut oleh prnduduk di daerah Sumba
Timur adalah agama Protestan , Islam , dan Katolik. Kepercayaan aslinya
suku Sumba di Kabupatan Sumba Timur adalah marapu yaitu leluhur
yang didewakan.Para Marapu merupakan perantara antra manusia
denganTuhan.Pusat kebaktian kepada marapu adalah rumah-rumah disebut
BAB III
PAKAIAN DAN PERHIASAN TRADISIONAL
SUMBA TIMUR NTT
Bagian terpenting dari perangkat pakaian adat Sumba adalah
penutup badan, yaitu kain hinggi yang besar dan lebar dan lau untuk wanita.
Kain hinggi dan lau tersebut dengan teknik tenun ikat dan pahikung serta
aplikasih muti dan hada. Hal tersebut merupakan perlambangan social,
ekonomi, serta religi suku Sumba.
Warna kain yang terkenal dari Kabupaten Sumba Timur adalah
warna biru dan merah. Sedangkan warna motif beranekaragam, ada
berwarna biru, merah, putih dan biru tua.
Motif-motif yang terdapat pada kain lelaki dan wanita adalah
Njara atau kuda, Manu atau ayam, Tau atau manusia/orang, Andigu atau
tugu perang, Ruha atau rusa, Kuragu atau udang, Ularu atau ular, Buaya,
Kakak Tua, Pohon Nangka, Ikan, Petolah, dan Bangau. Jika motifya
berbentuk orang maka warna dominannya putih.
Dalam pakaian dan perhiasan tradisional Sumba Timur NTT
terbagi atas bagian yaitu :
3.1 Pakaian Tradisional Pria
Kaum lelaki dari kabupaten tersebut memakai kain sarung yang
disebut oleh hinggi.Hinggi terbagi atas beberapa jenis berdasarkan waktu
dan penggunaannya.Dapat di uraikan sebagai berikut:
Masyarakat Sumba Timur, kaum prianya menggunakan kain
yang di sebut katarri dan digunakan waktu bekerja.Sebenarnya
kain katarri ini pada mulanya disebut dengan hinggi dan
mempunyai nilai dalam adat dan biasanya berujud kain yang
masaih baru.
Katarri berarti kain usang yang tidak digunakan lagi dalam
urusan adat (baik untuk digunakan maupun untuk diberikan
kepada pihak tertentu dalam adapt perkawinan).
Pakaian kerja atau pakaian harian selalu berbeda berdasarkan
pelapisan social masyarakatya. Lapisan social masyarakat di
Kabupaten Sumba Timur adalah golongan bangsawan dan golon
hamba.
(b) Pakain untuk bertamu
Masyarakat Kabupaten Sumba Timur biasanya memakai pakaian
yang baik (bagus) bila hendak bertamu. Kain tersebut dinamakan
hinggi. Jenis-jenis hinggi yang digunakan adalah hinggi
raukadama.
Hinggi kawuru, hinggi hiamba. Golongan bangsawan biasanya
memakai kain yang lebih baik daripada kain yang digunakan oleh
golongan hamba. Kebanyakan golongan hamba-hamba
menggunakan kain yang tidak digunakan lagi oleh kaum
(c) Pakaian untuk upacara adat
Untuk keperluan pesta adat dan pesta-pesta lainnya, kaum lelaki
dari Kabupaten Sumba Timur menggunakan kain dan
perlengkapannya seperti kain yang di gunakan pada waktu
bertamu.Kain dan perlengkapan tersebut adalah :
- Hinggi kawuru yaitu kain kombu yang di tenun dengan warna
belau.
- Hinggi kombu yang warnanya merah.
- Hinggi raukadama yakni kain yang di tenun dengan warna
campuran dan biasanya dikenakan oleh laki-laki pada upacara
adat.
- Hinggi hiamba, yaitu kain tenun yang di sulam dan
sulamannya membentuk gambar ular atau buaya.
3.2 Pakaian Tradisional Wanita
Sama halnya dengan laki-laki, hubungan dengan pelapisan sosial
dari berpakaian selalu ada perbedaan yaitu antara wanita bangsawan dan
wanita hamba.
(a) Pakain harian dan pakaian Kerja
Kaum wanita dari Kabupaten Sumba Timur selalu menggunakan
Pakaian harian / pakaian kerja dari kan tenunan polos yang di
rancang khusus. Kain – kaian tersebut di sebut lawu katarri.
Selain Lawu katarri digunakan juga lawu uma yaitu kain yang
(b) Pakian untuk bertamu
Pakaian yang digunakan dalam bertamu selalu memperlihatkan
segi kesopanan, sehingga kain yang digunakan oleh kaum wanita
biasanya kain yang masih baik dan ditenun sendiri. Kain – kain
yang digunakan adalah lawu raukadama, lawu, kawaru, dan lawu
hiamba.
(c) Pakaian untuk upacara dan pesta
Pakaian dan perhiasan pada pesta dan upacara, wanita Sumba
Timur selalu menggunakan kain yang disebut Lau Kaworu, Lau
Pahudu, Lau Mutikau, dan Lau Pahudu Kiku. Kain – kain
tersebut di kenakan sebagai sarung sampai setinggi dada ( lau
pahudu kiku ) dan bagian bahu tertutup dengan taba huku yang
sewarna dengan sarung. Di kepalanya terikat Tiara berwarna
polos yang dilengkapi dengan hiduhai atau hai kara. Pada dahi
disematkan perhiasan logam (mas atau sepuhan) yaitu maraga,
sedangkan di telinga tergantung mamuli perhiasan berupa kalung
– kalung keemasan juga digunakan pada sekitar leher, menjurai
kebagian dada.
Pakaian upacara dan Pesta ini terbagi atas berbagai bagian yakni:
Yakni : Lawu kawawu
Lawu pahudu (Sarung tenunan ditambah sulaman yang bermotif)
lawu pahudu kiku (sarung tenunan salah satu ujungya disulam
Lawu witi kawu (sarung tenunan yang diikat di bagian ujung
atasnya disulam dari kulit kerang dan membentuk motif manusia)
3.3 Perhiasan Tradisional
Perhiasan tradisional dibagi menjadi dua bagian yakni :
a. Perhiasan Kaum Pria
Yakni : Tiara, yaitu ikat kepala untuk kaum lelaki yang terdiri
atas tiara patang dan terletak di depan kepala sebagai symbol
Kanator,
yaitu rantai mas yang dilingkarkan pada pergelangan tangan kiri
bersama dengan muti salak. Kabiala, atau parang adalah alat
untuk mempertahankan diri.
b. Perhiasan kaum wanita
yakni : Di kepala terikat tiara berwarna polos yang dilengkapi
dengan hiduhai atau hai kara.Pada dahi disematkan perhiasan
logam ( emas atau sepuhan ) yaitu maraga,sedangkan di telinga
tergantung mamuli. Perhiasan berupa kalung-kalung keemasan
juga digunakan pada sekitar leher,menjurai kebagian dada.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 KesimpulanPenulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Pakaian dan perhiasan tradisional di sumba merupakan
kerajinan tradisional yang sangat terkenal secara turun
temurun.
2. Pakaian tradisional sumba terbuat dari kain-kain dan
aksesoris yang lebih halus
3. Cara pemakaian tradisional Sumba sangat sederhana
4. Terdapat banyak motif-motif di pakaian Pria dan Wanita
5. Pakaian dan perhiasan Tradisional di Sumba dijadikan
4.2 Saran
Sebagai generasi muda,kita harus memperkenalkan pakaian adat
tradisional dan melestarikannya.Sehingga jenis kerajinan ini tidak hilang
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, J.N.Drs.1976.Masyarakat Dan Kebudayaan Suku – suku Bangsa di
NTT. Tarsite : Bandung
Kapita, OE.H.1976.Masyarakat Sumba Dan Adat Istiadatnya B.P.K.Gunung
Inulia : Jakarta
Noena, J.D.1978.Masyarakat Sumba Timur Dan Adat Istiadatmya, Skripsi
Jurusan Civic Hukum.F.K.Undana Kupang
Kuntjaraningrat, Prof.Dr.1971.Manusia dan Kebudayaan di