i
SKRIPSI
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU DI PUSKESMAS PAMULANG
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S. Kep) Pada Program Studi S. Ilmu Keperawatan UIN Syahid Jakarta
OLEH : FITHRIATUL MUTHMAINNAH
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
▸ Baca selengkapnya: dalam menyuguhkan makanan, faktor-faktor yang harus diperhatikan adalah….
(2)ii
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :
Nama : Fithriatul Muthmainnah
NIM :
Program Studi : Ilmu Keperawatan
Tahun Akademik :
Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan skripsi
saya yang berjudul :
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
PENGETAHUAN IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN
PENDAMPING AIR SUSU IBU DI PUSKESMAS PAMULANG
Apabila suatu saat nanti saya terbukti melakukan tindakan plagiat, maka saya
akan menerima sangsi yang akan ditetapkan.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Jakarta, Juli
iii
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Skripsi, Juli
Fithriatul Muthmainnah, NIM :
Faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan ibu dalam memberikan makanan pendamping air susu ibu di Puskesmas Pamulang
xvii + halaman, tabel, gambar, lampiran
Kata Kunci : Makanan Pendamping ASI, Pengetahuan
ABSTRAK
Makanan pendamping ASI merupakan makanan atau minuman yang mengandung zat gizi, diberikan kepada bayi atau anak usia sampai bulan guna memenuhi kebutuhan gizi selain dari ASI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan ibu dalam memberikan makanan pendamping ASI di Puskesmas Pamulang, meliputi umur, pendidikan, pekerjaan, sosial ekonomi, dan sumber informasi.
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan teknik pengambilan data aksidental sampling, menggunakan instrument berupa kuesioner, jumlah sampel sebanyak responden. Analisis data yang digunakan adalah univariat dan bivariat dengan uji chi square pada tingkat kemaknaan .
Hasil penelitian menunjukan bahwa dari ibu memiliki pengetahuan kurang dalam memberikan MP-ASI sebanyak ( ), ibu yang memiliki pengetahuan cukup dalam memberikan MP-ASI sebanyak ( ), dan ibu yang memiliki pengetahuan baik dalam memberikan MP-ASI sebanyak ( ), ibu yang berumur kurang dari tahun sebanyak ( . ), ibu yang berumur - tahun sebanyak ( ), dan ibu yang berumur lebih dari tahun sebanyak ( ), ibu memiliki pendidikan dasar sebanyak ( ), ibu memiliki pendidikan menengah sebanyak ( ), dan ibu memiliki pendidikan tinggi sebanyak ( ), ibu tidak memiliki pekerjaan sebanyak ( ), dan ibu memiliki pekerjaan sebanyak ( ), ibu memiliki pendapatan kurang dari pe rbulan sebanyak ( ), ibu memiliki pendapatan - per bulan sebanyak ( ), dan ibu memiliki pendapatan lebih dari per bulan sebanyak ( ), ibu mendapatkan informasi melalui media cetak sebanyak ( ), dan ibu mendapatkan informasi melalui media elektronik sebanyak ( ).
Berdasarkan analisis data didapatkan hasil bahwa variabel yang berhubungan dengan pengetahuan ibu dalam memberikan MP-ASI adalah : pekerjaan (p= ). sedangkan variabel yang tidak berhubungan dengan pengetahuan ibu dalam memberikan MP-ASI yaitu : umur (p= . ), pendidikan (p= ), sosial ekonomi (p= ), dan sumber informasi (p= ).
iv FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH MAJOR OF NURSING STUDY
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Skripsi, July
Fithriatul Muthmainnah, NIM :
Factors related to mother’s knowledge in giving Supplementary food to breast feeding in Puskesmas Pamulang.
Xvii + pages, tables, pictures, appendixes. Key words: Side dish to breast feeding , Knowledge
ABSTRACT
Supplementary food to breast feeding is food or drink which contain nutrition, given to a -to- -month-baby in order to fulfill the need for nutrition besides breast feeding. The research aims to identify some factors related to mother’s knowledge in giving side dish to ASI in Puskesmas Pamulang, including age, education, occupation, social economic, and source of information.
This research used cross sectional design with accidental sampling in collecting data technique, using the instrument of questionnaire, the amount of samples are respondents. Data analysis used are univariat and bivariat with chi square test at the sense degree of .
The result of the research found that of mothers who have good knowledge in giving side dish to breast feeding is as many as ( ), mothers who are - years old are as many as ( ), mothers who have secondary education is as many as ( ), mothers who have jobs is as many as ( ), mothers who have income of Rp. ,- - Rp. . ,- per moth are
( ), and mothers who get information through electronic media are ( ).
Based on data analysis, a result is obtained that variable related to mother’s knowledge in giving side dish to breast feeding is: occupation (p= ). While variable not related to mother’s knowledge in giving side dish to ASI is: age (p= ), education (p= ), social economic (p= , ), and source of information (p= ).
v
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI UMUR - BULAN DI PUSKESMAS
PAMULANG
Telah disetujui dan diperiksa oleh pembimbing skripsi
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Jakarta, Juli
Pembimbing I Pembimbing II
Irma Nurbaeti, S. Kp, M. Kep, Sp. Mat Catur Rosidati, S.KM, MKM
vi
Skripsi Dengan Judul
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU DI PUSKESMAS PAMULANG
Telah disusun dan di pertahankan dihadapan penguji oleh:
Nama : Cut Faridayati NIM:
Pembimbing I Pembimbing II
Yanti Riyantini, S.Kp Catur Rosidati, S.KM, MKM
NIP : NIP :
Penguji I Penguji II
Yanti Riyantini, S.Kp Catur Rosidati, S.KM, MKM
NIP : NIP :
Penguji III
Irma Nurbaeti, S. Kp, M. Kep, Sp. Mat
NIP :
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tien Gartinah, MN.
Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Fithriatul Muthmainnah
NIM :
TTL : Tangerang, September
Agama : Islam
Status : Sudah menikah
Alamat Asal : Jl. Kemuning III Rt. No. Kelurahan Pamulang
Barat Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan.
Telepon : Rumah ( )
Hp :
Email : libra_fita@yahoo.com
Riwayat Pendidikan : MI ASSA’ADATUDDARAIN I PAM-BAR ( - )
MTs NEGERI TANGERANG PAMULANG
( - ).
SMU INFORMATIKA SERANG ( - )
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU
KESEHATAN
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat, taufik dan hidayah. Shalawat serta salam senantiasa
terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan ibu dalam memberikan makanan pendamping air susu ibu di puskesmas pamulang.
Dalam penelitian skripsi ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang
peneliti jumpai namun syukur Alhamdulillah berkat rahmat dan hidayah-Nya,
segala kesulitan dapat diatasi dengan sebaik-baiknya. Oleh sebab itu, peneliti
ingin mengucapkan terima kasih kepada :
. Bapak Prof. DR ( hc ). Dr. M.K Tajudin, Sp.And dan Drs. H. Achmad
Gholib, MA, selaku Dekan dan Pembantu Dekan Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
. Ibu Tien Gartinah, MN, selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
. Ibu Irma Nurbaeti, S.Kep, M.Kep, Sp.Mat dan Catur Rosidati, S.KM,
MKM, selaku dosen pembimbing yang telah meluangan waktu, tenaga,
dan pikiran selama membimbing peneliti.
. Segenap Bapak dan Ibu dosen atau Staf Pengajar Program Studi Ilmu
Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
. Kepada ayahanda H. Saeroji, S.Ag dan ibunda tercinta Hj. Nurhasanah
yang telah mengasuh, membimbing, dan memberikan dukungan penuh
ix
dengan do’a tulus ikhlas sehingga peneliti dapat menyelesaikan
pendidikan pada jenjang perguruan tinggi.
. Kepada suamiku tercinta Artawijaya, S.Pd yang telah memberikan
dukungan moril dan motivasi sehingga skripsi ini dapat selesai.
. Kedua adikku tersayang Siti Roudlotul Jannah dan Lutpiah Farhani
dengan keceriaan serta dorongan mereka segala kejenuhan dalam
mengerjakan skripsi dapat terobati.
. Teman-teman seperjuangan Program Ilmu Keperawatan angkatan
yang peneliti tidak dapat disebutkan satu persatu.
Akhir kata, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun
sehingga peneliti dapat memperbaiki skripsi ini. Peneliti berharap semoga skripsi
ini dapat bermanfaat khususnya bagi peneliti dan umumnya bagi pembaca yang
mempergunakannya terutama untuk proses kemajuan pendidikan selanjtunya.
Jakarta, Juli
x
DAFTAR ISI
Halaman judul ... i
Tanda Tidak Plagiat ... ii
Abstrak ... iii
Pernyataan Persetujuan Pembimbing ... v
Surat Pengesahan Penguji ... vi
Daftar Riwayat Hidup ... vii
Kata Pengantar ... viii
Daftar Isi ... x
Daftar Tabel ... xv
Daftar Gambar ... xvi
Daftar Lampiran ... xvii
Daftar Singkatan ... xviii BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...
B. Rumusan Masalah ...
C. Pertanyaan Penelitian ...
D. Tujuan Penelitian
. Tujuan Umum ...
. Tujuan Khusus ...
E. Manfaat Penelitian ...
. Bagi Pelayanan Kesehatan ( Puskesmas ) ...
. Bagi Institusi Keperawatan ...
. Bagi peneliti Selanjutnya ...
F. Ruang Lingkup ...
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Makanan Pendamping Air Susu Ibu ( MP-ASI ) ...
. Definisi ...
xi
. Pemberian Makanan Anak Umur - Bulan yang baik dan benar ...
. Tanda – tanda Bayi Sudah Siap Menerima Makanan Pendamping ASI ...
. Kerugian memperkenalkan MP-ASI terlalu dini ...
. Kerugian memperkenalkan MP-ASI terlalu Lambat ...
B. Pengetahuan ...
. Pengetahuan Ibu Tentang Makanan Pendamping Air Susu Ibu
(MP-ASI) ...
. Tingkat Pengetahuan di dalam Domain Kognitif ...
. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ...
C. ASI ...
. ASI Ekslusif ...
. Reflek menyusui pada Ibu ...
. Manfaat menyusui dan keunggulan ASI ...
BAB III KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep Penelitian ...
B. Variabel dan Definisi Operasional ...
C. Hipotesa ...
BAB IV METODELOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian ...
B. Variabel Penelitian ...
C. Populasi dan Sampel ...
D. Teknik Pengumpulan Data ...
. Proses pengumpulan data ...
xii
. Lokasi dan Waktu Penelitian ...
. Teknik Uji Instrumen Penelitian ...
E. Etika Penelitian ...
F. Pengolahan Data ...
G. Analisa Data ...
BAB V HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...
B. Analisa Univariat ...
. Gambaran Pengetahuan Ibu dalam memberikan MP-ASI pada bayi
umur - Bulan ...
. Gambaran Umur ...
. Gambaran Pendidikan ...
. Gambaran Pekerjaan ...
. Gambaran Sosial Ekonomi ...
. Gambaran Sumber Informasi ...
C. Analisa Bivariat ...
. Hubungan umur dengan pengetahuan ibu dalam memberikan MP-ASI ...
. Hubungan Pendidikan dengan pengetahuan ibu dalam memberikan
MP-ASI ...
. Hubungan Pekerjaan dengan pengetahuan ibu dalam memberikan
MP-ASI ...
. Hubungan Sosial Ekonomi dengan pengetahuan ibu dalam
memberikan MP-ASI ...
. Hubungan Sumber Informasi dengan pengetahuan ibu dalam
xiii BAB VI PEMBAHASAN
A. Keterbatasan Penelitian ...
B. Pengetahuan Ibu dalam memberikan MP-ASI pada Bayi umur - bulan ...
C. Hubungan Umur dengan pengetahuan ibu dalam memberikan
MP-ASI pada Bayi umur - bulan ...
D. Hubungan pendidikan dengan pengetahuan ibu dalam memberikan
MP-ASI pada bayi umur - bulan ...
E. Hubungan pekerjaan dengan pengetahuan ibu dalam memberikan
MP-ASI pada bayi umur - bulan ...
F. Hubungan Sosial Ekonomi dengan pengetahuan ibu dalam
memberikan MP-ASI pada bayi umur - bulan ...
G. Hubungan Sumber Informasi dengan pengetahuan ibu dalam
memberikan MP-ASI pada bayi umur - bulan ...
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ...
B. Saran ...
xiv
DAFTAR TABEL
No. Tabel Halaman
Tabel Pola pemberian ASI dan MP-ASI ...
Tabel Definisi Operasional ...
Tabel Distribusi responden berdasarkan umur dengan pengetahuan
ibu dalam memberikan MP-ASI ...
Tabel Distribusi responden berdasarkan pendidikan dengan
pengetahuan ibu dalam memberikan MP-ASI ...
Tabel Distribusi responden berdasarkan pekerjaan dengan
pengetahuan ibu dalam memberikan MP-ASI ...
Tabel Distribusi responden berdasarkan sosial ekonomi
dengan pengetahuan ibu dalam memberikan MP-ASI ...
Tabel Distribusi responden berdasarkan sumber informasi
[image:14.612.113.507.136.541.2]xv
DAFTAR GAMBAR
[image:15.612.114.509.133.537.2]No. Gambar Halaman
Gambar Kerangka Teori ...
Gambar Kerangka Konsep ...
Gambar Distribusi responden berdasarkan pengetahuan ibu
dalam memberikan MP-ASI pada bayi umur - bulan ...
Gambar Distribusi responden berdasarkan umur ibu ...
Gambar Distribusi responden berdasarkan pendidikan ibu ...
Gambar Distribusi responden berdasarkan pekerjaan ibu ...
Gambar Distribusi responden berdasarkan sosial ekonomi ibu ...
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
. Surat-surat izin penelitian
. Lembar persetujuan responden
. Lembar kuesioner
. Analisa Univariat
xvii
DAFTAR SINGKATAN
AKB : Angka Kematian Bayi
AKI : Angka Kematian Ibu
ASI : Air Susu Ibu
BBLR : Bayi Berat Lahir Rendah
DEPKES RI : Departemen Kesehatan Republik Indonesia
GNPP-ASI : Gerakan Nasional Peningkatan Pengguna Air Susu Ibu
IDAI : Ikatan Dokter Anak Indonesia
KADARZI : Keluarga Sadar Gizi
KIA : Kesehatan Ibu dan Anak
MP-ASI : Makanan Pendamping Air Susu Ibu
RPJPMN : Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah Nasional
RAN : Rencana Aksi Nasional
SDKI : Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
UNICEF : United Nation International Children and Education Fund
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah
satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu Negara. Badan pusat statistik
mengestimasikan AKB di Indonesia pada tahun 2007 adalah 34/1000 kelahiran
hidup. Angka ini sedikit menurun jika dibandingkan dengan AKB tahun 2002 – 2003
yang sebesar 35/1000 kelahiran hidup ( Profil Kesehatan Indonesia 2007. DepKes RI,
2008). Di Provinsi Banten AKB adalah 550/100.000 kelahiran hidup pada tahun
2007. Ikatan dokter anak Indonesia (IDAI) mencatat kurang dari 10 bayi dan 20 anak
balita meninggal dunia setiap jam di Indonesia (Depkes, Ina Hernawati, 2007). AKB
yang tinggi dapat dicegah atau diturunkan apabila setiap bayi hanya diberikan ASI
Eksklusif selama 6 bulan pertama dari kehidupannya karena ASI adalah makanan
yang terbaik bagi bayi (Depkes RI, 2007).
Berdasarkan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002-
2003 pemberian ASI eksklusif pada bayi berumur 2 bulan hanya 64 persen.
Persentase ini menurun dengan jelas menjadi 46 persen pada bayi berumur 2-3 bulan
dan 14 persen pada bayi berumur 4-5 bulan. Menurut Meutia Hatta (2005) akibat
pemberian makanan tambahan yang terlalu dini angka kematian bayi usia 9-11 bulan
di negara-negara berkembang lebih tinggi 40% dibandingkan bayi yang diberi ASI.
Gizi memegang peranan penting dalam siklus hidup manusia. Kekurangan gizi
2
menyebabkan penurunan tingkat kecerdasan. Pada bayi dan anak, kekurangan gizi
akan menimbulkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang apabila tidak
diatasi secara dini dapat berlanjut hingga dewasa (Depkes, 2006).
Usia 0-24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat,
sehingga kerap diistilahkan sebagai periode emas sekaligus periode kritis. Periode
emas dapat diwujudkan apabila pada masa ini bayi dan anak memperoleh asupan gizi
yang sesuai untuk tumbuh kembang optimal. Sebaliknya apabila bayi dan anak pada
masa ini tidak memperoleh makanan sesuai kebutuhan gizinya, maka periode emas
akan berubah menjadi periode kritis yang akan mengganggu tumbuh kembang bayi
dan anak, baik pada saat ini maupun masa selanjutnya (Depkes, 2006).
ASI sangat penting untuk asupan gizi untuk mencapai tumbuh kembang optimal,
di dalam Global Strategy for Infant and Young Child Feeding, WHO/UNICEF
merekomendasikan empat hal penting yang harus dilakukan yaitu: pertama
memberikan air susu ibu kepada bayi segera dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir,
kedua memberikan hanya air susu ibu (ASI) saja atau pemberian ASI secara eksklusif
sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan, ketiga memberikan makanan pendamping air
susu ibu (MP-ASI) sejak bayi berusia 6 bulan sampai 24 bulan, dan keempat
meneruskan pemberian ASI sampai anak berusia 24 bulan atau lebih ( Depkes, 2006).
Rekomendasi WHO/UNICEF diatas sejalan dengan Rencana Pembangunan
Jangka Panjang dan Menengah Nasional (RPJPMN) bidang kesehatan, antara lain
dengan memberikan prioritas kepada perbaikan kesehatan dan gizi bayi dan anak.
Sebagai tindak lanjut RPJPMN, Rencana Aksi Nasional (RAN) pencegahan dan
3
dilaksanakan masalah gizi kurang dari 27,3% tahun 2003 menjadi 20% pada tahun
2009, dan masalah gizi buruk dari 8.0% tahun 2003 menjadi 5% pada tahun 2009
(Depkes RI, 2006).
Untuk mencapai target diatas dilakukan sejumlah kegiatan yang bertumpu
kepada perubahan perilaku dengan cara mewujudkan Keluarga Sadar Gizi
(KADARZI). Program ini mendorong keluarga untuk memberikan ASI Eksklusif
pada bayi sejak lahir sampai berusia 6 bulan dalam memberikan MP-ASI yang cukup
dan bermutu kepada bayi dan anak usia 6-24 bulan (Depkes RI, 2006). Pemerintah
Indonesia melalui Departemen Kesehatan telah menindaklanjuti rekomendasi tersebut
dengan menerbitkan surat keputusan menteri kesehatan Nomor: 450/ MENKES/ SK/
IV/ 2004 tentang pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara Eksklusif bagi bayi di
Indonesia adalah sejak lahir sampai berusia 6 bulan (Depkes RI, 2007).
Dalam pembangunan bangsa, peningkatan kualitas manusia harus dimulai sedini
mungkin yaitu sejak masih bayi. Salah satu faktor yang memegang peranan penting
dalam peningkatan kualitas manusia adalah pemberian ASI. Pemberian ASI
semaksimal mungkin merupakan kegiatan penting dalam pemeliharaan anak dan
persiapan generasi penerus di masa depan.
Pemberian Air Susu Ibu (ASI) kepada bayi merupakan cara pemberian makan
secara alamiah dan cara pemberian makanan yang terbaik bagi bayi.. Pemberian ASI
akan dapat memenuhi kebutuhan bayi akan zat gizi, kebutuhan psikologis,
memberikan perlindungan terhadap alergi, diare serta penyakit infeksi lainnya
( WHO, 2001 ). ASI tanpa bahan makanan lain dapat mencukupi kebutuhan
4
sumber protein vitamin dan mineral utama untuk bayi yang mendapat makanan
tambahan yang tertumpu pada beras. Seringkali ibu-ibu kurang mendapat informasi
bahkan seringkali mendapat informasi yang salah tentang manfaat ASI Ekslusif dan
makanan pendamping ASI di berikan pada usia kurang dari 6 bulan sudah di berikan,
tentang bagaimana cara menyusui yang benar dan apa yang harus dilakukan bila
timbul kesukaran menyusui bayinya (Arifin, 2004).
Beberapa waktu lalu, bayi mulai diberi makanan padat ketika berusia 4 bulan,
tetapi merujuk kepada standar world health organization (WHO), disarankan agar
bayi baru mulai diberi makanan padat setelah usianya menginjak 6 bulan. Pada
kenyataannya sebagian besar ibu dibanyak negara mulai memberi bayi makanan dan
minuman buatan sebelum 6 bulan, dan banyak berhenti menyusui sebelum 2 tahun.
Kadang, hal ini disebabkan tak ada seorangpun yang memberi ibu bantuan yang ia
perlukan ( DepKes RI, 2004 ).
Menurut William (2006) bahwa pemberian makanan padat yang dimulai sebelum
bayi berusia 6 bulan akan meningkatkan risiko alergi. Usus yang telah matang akan
mengeluarkan immunoglobulin protein IgA, yang melapisi usus dan mencegah
lewatnya protein allergen yang berbahaya (susu sapi, gandum, dan kacang kedelai
adalah contoh umum dari makanan yang menyebabkan alergi bila diberikan terlalu
dini).
Cadangan vitamin dan mineral dalam tubuh bayi yang didapat dari ibu semasa
dalam kandungan dan selama usia 3 bulan sejak lahir sudah mulai menurun,
sedangkan dari ASI kandungan vitamin A dan C serta zat besi sudah tidak begitu
5
makanan padat, bila makanan padat sudah mulai diberikan sebelum sistem
pencernaan bayi siap untuk menerimanya, maka makanan tersebut tidak dapat dicerna
dengan baik dan dapat menyebabkan reaksi yang tidak menyenangkan ( gangguan
pencernaan, timbulnya gas, konstipasi dan lain-lain ).
Menurut Soetjiningsih (1997), pengalaman telah menunjukan bahwa terbentuknya
cara pemberian makanan bayi yang tepat serta lestarinya pemakaian ASI sangat
tergantung kepada informasi yang diterima oleh ibu-ibu. Disegi lain promosi yang
tidak terkendali dari MP-ASI ( Makanan Pendamping Air Susu Ibu : Makanan lumat:
Bubur, biskuit ) maka kebutuhan untuk ASI menjadi berkurang karena si kecil
dipenuhi oleh makanan semi padat.
Informasi yang diperoleh seorang ibu terkadang sangat minim, karena
pengetahuan yang tidak dimilikinya. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini
terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007).
Masih rendahnya pengetahuan ibu tentang pemberian makanan pendamping ASI
dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut Notoadmodjo (2003) faktor-faktor yang
mempengaruhi pengetahuan yaitu umur, pendidikan, pekerjaan, dan sosial ekonomi.
Dengan didasari pengetahuan diharapkan sikap dan perilaku akan mengikuti, karena
perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang
6
Penelitian yang dilakukan Dedek (2009) mengenai Faktor-faktor yang
berhubungan dengan keputusan keluarga memberikan MP-ASI pada bayi berumur
kurang dari 6 bulan di kelurahan Beji Depok menunjukan hasil hubungan
pengetahuan tinggi yang memberikan MP-ASI 7,7% dan pengetahuan rendah 75%,
pendidikan tinggi yang memberikan MP-ASI 11,1%, pendidikan sedang 22,7% dan
pendidikan rendah 30,2%, ibu yang bekerja yang memberikan MP-ASI 69,2% dan
ibu yang tidak bekerja 29,7%, keluarga dengan sosial ekonomi tinggi yang
memberikan MP-ASI 28% dan sosial ekonomi rendah 72%, ibu yang bersikap baik
tinggi memberikan MP-ASI 37, 8% dan ibu yang tidak bersikap baik yang
memberikan MP-ASI 46, 2%, ibu yang bersosial budaya autokhrat tinggi 61,5% dan
ibu yang bersosial budaya autokhrat rendah 38,5%.
Di Puskesmas Pamulang makanan pendamping ASI masih banyak diberikan,
berdasarkan studi pendahuluan yang didapatkan dari 20 ibu yang memiliki bayi usia
dibawah enam bulan, yang mendapatkan MP-ASI pada umur 0-6 bulan adalah 70%.
Salah satu faktor yang menyebabkan pemberian MP-ASI 0-6 bulan masih banyak
diberikan yaitu karena masih rendahnya pengetahuan ibu mengenai pemberian
MP-ASI.
Berdasarkan masalah diatas peneliti tertarik untuk meneliti tentang
faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan ibu dalam memberikan makanan
7 B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas tingkat pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas
Pamulang masih sangat kurang dan pemberian makanan pendamping ASI masih
banyak diberikan pada bayi umur 0-6 bulan.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti ” faktor-faktor
yang berhubungan dengan pengetahuan ibu dalam memberikan makanan pendamping
ASI di Puskesmas Pamulang 2010?”
C. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana gambaran pengetahuan ibu dalam memberikan makanan
pendamping ASI di Puskesmas Pamulang 2010.
2. Bagaimanan gambaran faktor predisposisi (umur ibu, pendidikan ibu,
pekerjaan ibu, sosial ekonomi ibu dan sumber informasi ibu) terhadap
pengetahuan ibu dalam memberikan makanan pendamping ASI di Puskesmas
Pamulang 2010
3. Apakah ada hubungan antara faktor umur ibu dengan pengetahuan ibu dalam
memberikan makanan pendamping ASI di Puskesmas Pamulang 2010
4. Apakah ada hubungan antara faktor tingkat pendidikan ibu dengan
pengetahuan ibu dalam memberikan makanan pendamping ASI di Puskesmas
Pamulang 2010
5. Apakah ada hubungan antara faktor pekerjaan ibu dengan pengetahuan ibu
8
6. Apakah ada hubungan antara faktor tingkat sosial ekonomi ibu dengan
pengetahuan ibu dalam memberikan makanan pendamping ASI di Puskesmas
Pamulang 2010
7. Apakah ada hubungan antara faktor tingkat sumber informas ibu dengan
pengetahuan ibu dalam memberikan makanan pendamping ASI di Puskesmas
Pamulang 2010
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum:
Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan ibu dalam
memberikan makanan pendamping ASI di Puskesmas Pamulang 2010.
2. Tujuan Khusus:
a. Mengetahui gambaran pengetahuan ibu dalam memberikan makanan
pendamping ASI di Puskesmas Pamulang 2010
b. Mengetahui gambaran faktor predisposisi (umur ibu, pendidikan ibu,
pekerjaan ibu, sosial ekonomi ibu dan sumber informasi ibu) terhadap
pengetahuan ibu dalam memberikan makanan pendamping ASI di
Puskesmas Pamulang 2010
c. Mengetahui hubungan antara faktor umur dengan pengetahuan ibu dalam
memberikan makanan pendamping ASI di Puskesmas Pamulang 2010
d. Mengetahui hubungan antara faktor tingkat pendidikan dengan pengetahuan
ibu dalam memberikan makanan pendamping ASI di Puskesmas
9
e. Mengetahui hubungan antara faktor pekerjaan dengan pengetahuan ibu
dalam memberikan makanan pendamping ASI di Puskesmas Pamulang
2010
f. Mengetahui hubungan antara faktor tingkat sosial ekonomi ibu dengan
pengetahuan ibu dalam memberikan makanan pendamping ASI di
Puskesmas Pamulang 2010
g. Mengetahui hubungan antara faktor tingkat sumber informasi ibu dengan
pengetahuan ibu dalam memberikan makanan pendamping ASI di
Puskesmas Pamulang 2010
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Puskesmas
Dapat memberikan gambaran secara objektif kepada Puskesmas Pamulang
tentang pengetahuan pemberian makanan pendamping ASI terlalu dini
sehingga dapat menurunkan pemberian makanan pendamping ASI terlalu dini
dan meningkatkan keberhasilan pelaksanaan ASI Eksklusif.
2. Bagi Institusi Keperawatan
Memberikan informasi dalam penyusunan program pendidikan kesehatan serta
metode yang digunakan untuk meningkatkan peran serta masyarakat yang
diberkaitan dengan dampak dari pemberian makanan pendamping ASI yang
10 3. Penelitian selanjutnya
Sebagai sumber penelitian berikutnya, karena dapat berperan sebagai masukan
dan tambahan data yang cukup membantu peneliti selanjutnya.
F. Ruang Lingkup
Lingkup materi pada penelitian ini adalah faktor-faktor yang berhubungan
dengan pengetahuan ibu dalam memberikan makanan pendamping ASI di
Puskesmas Pamulang 2010. Penelitian ini perlu dilakukan karena masih
banyak ibu-ibu yang memberikan makanan pendamping ASI pada bayi
umur 0-6 bulan, padahal sejumlah penelitian menyatakan bahwa pemberian
ASI Eksklusif mempunyai banyak manfaat baik bagi bayi maupun ibu.
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah ibu warga
Pamulang yang memiliki bayi usia 0-6 bulan yang datang ke Puskesmas
Pamulang. Data yang diperoleh adalah data primer yang didapat langsung
dari responden, penelitian ini dilakukan selama 1 bulan di puskesmas
11 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI)
. Definisi
Makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) adalah makanan atau minuman
yang mengandung zat gizi, diberikan kepada bayi atau anak usia 6-24 bulan
guna memenuhi kebutuhan gizi selain dari ASI. Makanan atau minuman yang
mengandung gizi diberikan kepada bayi / anak untuk memenuhi kebutuhan
gizinya. Merupakan makanan peralihan dari ASI ke makanan keluarga
(Depkes, 2000)
. Tujuan Pemberian MP-ASI
Pada umur 0-6 bulan pertama dilahirkan ASI merupakan makanan yang
terbaik bagi bayi, namun setelah usia tersebut bayi mulai membutuhkan
makanan tambahan tambahan selain ASI yang disebut makanan pendamping
ASI.
Pemberian makanan pendamping ASI mempunyai tujuan memberikan zat gizi
yang cukup bagi kebutuhan bayi atau balita guna pertumbuhan dan
perkembangan fisik dan psikomotor yang optimal, selain itu untuk mendidik
bayi supaya memiliki kebiasaan makan yang baik. Tujuan tersebut dapat
12
umur, kualitas dan kuantitas makanan baik serta jenis makanan yang beraneka
ragam.
. Pemberian Makanan Anak Umur - Bulan Yang Baik dan Benar
Sesuai dengan bertambahnya umur bayi, perkembangan dan kemampuan bayi
menerima makanan, maka makanan bayi atau anak umur 0-24 bulan dibagi
menjadi 4 tahap yaitu (Depkes, 2000).
a. Makanan bayi umur 0-6 bulan
1. Hanya ASI saja (ASI Eksklusif)
Kontak fisik dan hisapan bayi akan merangsang produksi ASI terutama
pada 30 menit pertama setelah lahir. Pada periode ini ASI saja sudah
dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi, ASI adalah makanan terbaik
untuk bayi. Menyusui sangat baik untuk bayi dan ibu, dengan menyusui
akan terbina hubungan kasih sayang antara ibu dan anak.
2. Berikan kolostrum
Kolostrum adalah ASI yang keluar pada hari-hari pertama, kental dan
berwarna kekuning-kuningan. Kolostrum mengandung zat-zat gizi dan
zat kekebalan yang tinggi.
3. Berikan ASI dari kedua payudara
Berikan ASI dari satu payudara sampai kosong, kemudian pindah ke
payudara lainnya, ASI diberikan 8-10 kali setiap hari.
b. Makanan bayi umur 6-9 bulan
13
2. Pada umur 6 bulan keadaan alat cerna sudah semakin kuat oleh karena
itu, bayi mulai diperkenalkan dengan MP-ASI lumat 2 kali sehari.
c. Makanan bayi umur 9-12 bulan
1. Pemberian ASI diteruskan.
2. Pada umur 10 bulan bayi mulai diperkenalkan dengan makanan
keluarga secara bertahap, karena merupakan makanan peralihan ke
makanan keluarga.
3. Berikan makanan selingan 1 kali sehari, seperti bubur kacang hijau,
buah dan lain-lain.
4. Bayi perlu diperkenalkan dengan beraneka ragam bahan makanan,
seperti lauk pauk dan sayuran secara berganti-gantian.
d. Makanan bayi umur 12-24 bulan
1. Pemberian ASI diteruskan. Pada periode umur ini jumlah ASI sudah
berkurang, tetapi merupakan sumber zat gizi yang berkualitas tinggi.
2. Pemberian MP-ASI atau makanan keluarga sekurang-kurangnya 3 kali
sehari dengan porsi separuh makanan orang dewasa setiap kali makan.
Disamping itu tetap berikan makanan selingan 2 kali sehari.
3. Variasi makanan diperhatikan dengan menggunakan padanan bahan
makanan. Misalnya nasi diganti dengan: mie, bihun, roti, kentang dan
lain-lain. Hati ayam diganti dengan: telur, tahu, tempe dan ikan.
Bayam diganti dengan: daun kangkung, wortel dan tomat. Bubur susu
14
4. Menyapih anak harus bertahap, jangan dilakukan secara tiba-tiba.
Kurangi frekuensi pemberian ASI sedikit demi sedikit.
Pola Pemberian ASI/MP-ASI Golongan
Umur Makanan Makanan Makanan
(bulan) ASI Lumat Lunak Padat
0 - 6 6 - 9 9 - 12 12 - 24
Tabel 2.1
Pola pemberian ASI dan MP-ASI
. Tanda-Tanda Bayi Sudah Siap Menerima Makanan Pendamping ASI
Bayi perlu disusui secara eksklusif sampai mereka berusia 4 atau 6 bulan,
lebih dianjurkan lagi setelah usia 6 bulan. Menyusui Eksklusif sampai usia 6
bulan mengurangi resiko alergi. Ketika sistem pencernaan bayi makin siap, ia
akan mampu menerima makanan yang berbeda-beda tanpa beresiko terkena
alergi. Ini adalah ciri-ciri yang perlu diperhatikan walaupun mungkin bayi belum
melakukan semuanya (El-jauza, 2009)
a. Bayi dapat duduk dan mempertahankan kepalanya dengan baik tanpa dibantu.
b. Bisa melakukan gerakan mengunyah
c. Berat badan terlihat meningkat 2 kali dari berat badan ketika lahir
d. Terlihat tertarik pada makanan
[image:31.612.116.526.149.519.2]15
f. Bisa memindahkan makanan dari mulut bagian depan ke mulut bagian
belakang
g. Bisa menggerakan lidah, dan tidak lagi mendorong makanan keluar
menggunakan lidah
h. Mulai tumbuh gigi
. Kerugian Memperkenalkan MP-ASI Terlalu Dini
Ada dua kerugian utama memperkenalkan makanan padat sebelum usia 6
bulan, yaitu meningkatnya resiko diare dan infeksi lainnya. Juga, jumlah ASI
yang diterima bayi akan menurun, karena ASI lebih bergizi ketimbang
makanan padat, pertumbuhan bayi mungkin terganggu (Ramaiah, 2007)
. Kerugian Memperkenalkan MP-ASI Terlalu Lambat
Jika makanan padat diperkenalkan setelah umur enam bulan, bayi tidak akan
memperoleh nutrisi yang dibutuhkan, terutama energi dan protein maka dapat
menyebabkab hambatan pertumbuhan anak. Pasokan zat besi juga akan
kurang, akibatnya bayi bisa mengidap anemia (Ramaiah, 2007).
B. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
16
rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telinga (Notoatmodjo, 2007).
Pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui itu bisa apa saja tanpa syarat
tertentu, bisa sesuatu yang didapat dengan atau tanpa metode ilmiah (Marzoeki,
2000).
Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting
dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior) sebelum orang
mengadopsi perilaku baru dalam diri orang tersebut sehingga terjadi suatu proses
berurutan (Rogers, 1974), yaitu:
1. Kesadaran ( Awarnes ), yakni orang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu.
2. Tertarik (Interest), yakni orang mulai tertarik pada stimulus.
3. Mempertimbangkan (Evaluation), menimbang-nimbang baik tidaknya
stimulus tersebut bagi dirinya.
4. Mencoba (Trial), yakni dimana orang mulai mencoba perilaku baru.
5. Mengadaptasi (Adaptation), dimana subjek telah berperilaku baru sesuai
17
. Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Makanan Pendamping Air Susu
Ibu (MP-ASI)
Pengetahuan ibu tentang makanan pendampin ASI adalah hasil dari tahu
karena faktor penginderaan terhadap suatu obyek tertentu tentang bahan
makanan yang diperlukan dalam satu hari yang beraneka ragam dan
mengandung zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur yang dibutuhkan
oleh tubuh (Hapsari, 2010).
. Tingkat Pengetahuan di Dalam Domain Kognitif
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan:
a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat kembali suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari
atau rangsangan yang telah diterima.
b.Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi
tersebut secara benar.
c. Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).
hukum-18
hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi
yang lain.
d.Analisa (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur
organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun
formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu
berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan
kriteria-kriteria yang telah ada.
. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
a. Umur
Umur adalah lama waktu hidup atau ada ( sejak dilahirkan atau diadakan)
(Kamus Besar Bhs. Indonesia, 2006). Menurut Notoatmodjo (2003) umur
19
baru. Semakin bertambahnya umur seseorang maka semakin banyak pula ilmu
pengetahuan yang dimiliki.
b. Pendidikan
Pendidikan adalah pimpinan yang diberikan dengan sengaja oleh orang
dewasa kepada anak-anak dalam pertumbuhannya (jasmani dan rohani) agar
berguna bagi diri sendiri dan bagi masyarakat (Notoatmodjo, 2003). Makin
tinggi tingkat pendidikan seseorang maka mudah menerima informasi
sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya
pendidikan yang kurang akan menghambat sikap seseorang terhadap
nilai-nilai yang baru diperkenalkan (Kuncoroningrat, 1997 dalam Nursalam, 2001).
c. Pekerjaan
Pekerjaan adalah kegiatan sehari-hari yang dilakukan ibu untuk memenuhi
kebutuhannya, bila kita ingin melihat pekerjaan mayoritas dari ibu karena
kemungkinan sebagian ibu bukanlah pekerja yang berpenghasilan cukup
sehingga kebanyakan ibu menganggap sosial ekonomi keluarga akan
mengganggu dalam pemenuhan nutrisi anaknya (Notoadmojo, 2003).
Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan
mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan ( Erich,
1996 dalam Nursalam, 2001).
d. Sumber Informasi
Sumber informasi adalah segala sesuatu yang menjadi perantara dalam
menyampaikan informasi. Mempengaruhi kemampuan, semakin banyak
20
yang dimiliki. Media informasi untuk komunikasi massa terdiri dari media
cetak yaitu surat kabar, majalah, buku, media elektronik yaitu radio, TV, film
dan sebagainya (Notoadmodjo, 2003).
e. Penghasilan
Penghasilan tidak berpengaruh langsung terhadap pengetahuan seseorang.
Namun, bila seseorang berpenghasilan cukup besar maka dia akan mampu
untuk menyediakan atau membeli fasilitas-fasilitas sumber informasi.
f. Sosial Budaya
Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat mempengaruhi
pengetahuan, persepsi, dan sikap seseorang terhadap sesuatu.
C. ASI
ASI adalah makanan terbaik dan alamiah untuk bayi ( Depkes, 2005 ). ASI adalah
sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang karena disesuaikan
dengan kebutuhan bayi pada masa pertumbuhannya (Roesli, 2001)
. ASI Eksklusif
ASI Eksklusif adalah memberikan hanya ASI tanpa memberikan makanan dan
minuman lain kepada bayi sejak lahir sampai bayi berumur 6 bulan, kecuali obat dan
vitamin (Depkes, 2005). Pemberian ASI Eksklusif adalah pemberian ASI pada bayi
hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu,
air teh atau air putih. Tanpa makanan padat seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur
21 . Refleks Menyusui Pada ibu
Pada proses laktasi perlu diketahui terdapat dua refleks pada ibu yang sangat
penting dalam proses laktasi yaitu refleks prolaktin dan refleks oksitosin/ aliran yang
timbul akibat perangsangan putting susu oleh hisapan bayi.
Masing-masing refleks tersebut adalah:
a. Refleks prolaktin (pembentukan ASI)
Rangsangan isapan bayi melalui serabut syaraf akan memacu hipofise anterior
untuk mengeluarkan hormone prolaktin kedalam aliran darah. Prolaktin memacu
sel kelenjar untuk sekresi ASI. Makin sering bayi menghisap makin banyak
prolaktin dilepas oleh hipofise, makin banyak pula ASI yang diproduksi oleh sel
kelenjar.
Makin sering isapan bayi, makin banyak produksi ASI. Sebaliknya
berkurangnya isapan bayi menyebabkan produksi ASI kurang. Mekanisme ini
disebut mekanisme “supply and demand”
b. Refleks oksitosin (let down reflex)
Rangsangan isapan bayi melalui serabut syaraf memacu hipofise posterior
untuk melepas hormon oksitosin dalam darah. Oksitosin memacu sel-sel
myoepitel yang mengelilingi alveoli dan duktuli untuk berkontraksi, sehingga
mengalirkan ASI dari alveoli duktuli menuju sinus dan putting. Dengan
demikian sering menyusui penting untuk pengosongan payudara agar tidak
terjadi engorgement (payudara bengkak), tetapi justru memperlancar ASI.
Oksitosin berperan juga memacu kontraksi otot rahim, sehingga mempercepat
22
reflex” dipengaruhi oleh emosi ibu, rasa khawatir, rasa sakit dan kurang percaya
diri.
Beberapa tanda adanya refleks oksitosin adalah rasa diperas atau “tingling”
pada payudara sebelum dan selama menyusui, ASI keluar bila ibu memikirkan
bayinya atau mendengar tangisan bayinya, ASI menetes pada payudara yang lain
bila bayi menyusu, rasa sakit karena kontraksi rahim yang kadang-kadang
disertai dengan keluarnya darah pada waktu menyusui, isapan pelan dan dalam
serta menelan pada bayi menunjukan ASI mengalir kedalam tubuh bayi (Depkes,
2002).
. Manfaat Menyusui dan Keunggulan ASI
Memberikan ASI secara Eksklusif berarti beruntung bagi semua, baik untuk
bayi, psikologik, ibu, dan keluarga (Depkes, 2005).
a.Aspek Gizi
ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang
seimbang karena disesuaikan dengan kebutuhan bayi pada masa
pertumbuhannya. ASI mengandung semua zat gizi yang paling baik untuk
tumbuh kembang bayi, terutama pada 6 bulan pertama. ASI adalah makanan
bayi paling sempurna, baik kualitas maupun kuantitasnya. Dengan
melaksanakan tatalaksana menyusui yang tepat dan benar, produksi ASI
seorang ibu akan cukup sebagai makanan tunggal bagi bayi normal sampai
23
b. Aspek imunologik
Bayi yang baru lahir secara alamiah mendapatkan zat kekebalan atau daya
tahan tubuh dari ibunya melalui plasenta. Tetapi kadar zat tersebut akan
cepat menurun setelah kelahiran bayi. Sedangkan kemampuan bayi
membantu daya tahan tubuhnya sendiri menjadi lambat. Selanjutnya akan
terjadi kesenjangan daya tahan tubuh, kesenjangan tersebut dapat diatasi
apabila bayi diberi ASI sebab ASI mengandung sel-sel hidup dan zat-zat
kekebalan yang dapat mengurangi terjadinya infeksi misalnya: mencret,
batuk pilek dan radang telinga. Dengan kata lain, selain menjadi makanan
atau minuman bayi ASI sekaligus berfungsi sebagai imunisasi alami bagi
bayi.
c.Aspek psikologik
1. Rasa percaya diri ibu untuk menyusui
Rasa percaya diri bahwa ibu mampu menyusui ataupun memproduksi
ASI yang mencukupi untuk bayi, besar pengaruhnya bagi keberhasilan
menyusui. Menyusui dipengaruhi oleh emosi ibu. Kemauan yang besar
dan kasih sayang terhadap bayi akan meningkatkan produksi hormon
terutama oksitosin yang pada akhirnya akan meningkatkan produksi
ASI.
2. Hubungan atau interaksi ibu-bayi
Proses menyusui merupakan proses interaksi antara ibu dan bayi, yang
mempengaruhi kedua belah pihak. Pertumbuhan dan perkembangan
24
Hubungan interaksi antara ibu-bayi paling mudah terjadi selama
setengah jam pertama dan mulai terjalin sekali bayi mulai disusui sedini
mungkin, yaitu dalam waktu 30 menit setelah bayi dilahirkan.
3. Pengaruh kontak langsung ibu-bayi
Ikatan kasih sayang antara ibu-bayi terjadi karena berbagai rangsangan
seperti sentuhan kulit (skin-to-skin contact) dan mencium aroma yang
khas antara ibu dan bayi. Apabila proses menyusui dilakukan dengan
baik, akan memberikan kepuasan kepada ibu dan bayi. Bayi merasa
aman dan puas karena melalui sentuhan kulit dapat merasakan
kehangatan tubuh ibu dan dapat mendengar denyut jantung ibu, yang
sudah dikenal sejak bayi masih dalam rahim.
d. Aspek kecerdasan
Interaksi ibu-bayi dan kandungan nilai gizi ASI yang dibutuhkan untuk
perkembangan sistem syaraf otak dapat meningkatkan kecerdasan bayi.
Penelitian menunjukan bahwa IQ pada bayi yang diberi ASI memiliki IQ
point 4,3 point lebih tinggi pada usia 18 bulan, 4-6 point lebih tinggi pada
usia 3 tahun, dan 8,3 point lebih tinggi pada usia 8,5 tahun, dibandingkan
dengan bayi yang tidak diberi ASI.
Terdapat dua faktor penentu kecerdasan, yaitu faktor genetik dan faktor
lingkungan.
1. Faktor genetik
25
2. Faktor lingkungungan
Faktor ini dapat ditingkatkan melalui:
a. ASUH : Fisik-Biomedis
Mengingat bahwa perkembangan kecerdasan berkaitan erat dengan
pertumbuhan otak, maka jelas faktor utama yang mempengaruhi
pertumbuhan otak bayi atau anak adalah nutrisi atau gizi yang
diberikan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kuantitas dan
kualitas nutrisi secara langsung dapat mempengaruhi pertumbuhan
otak.
b. ASAH : Stimulasi, rangsangan, pendidikan
Menyusui bukan hanya memberi makan, tetapi juga mendidik.
Proses menyusui merupakan interkasi antara ibu dan bayi. Dengan
menyusui, ibu akan merangsang indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa, bahkan sensasi raba. Saat menyusui, ibu
dianjurkan untuk bernyanyi. Melodi akan merangsang otak kanan
dan kata-kata akan merangsang otak kiri.
c. ASIH : Kebutuhan Psikososial
Untuk perkembangan emosi dan spiritualnya yang terpenting
adalah kasih sayang dan perasaan aman. Bayi yang disusui ibunya
akan merasa aman dan disayangi akan mampu menyayangi
lingkungan sehingga ia akan berkembang menjadi manusia dengan
26
merasa aman akan berkembang menjadi orang dewasa yang
mandiri, percaya diri dan mempunyai emosi yang stabil.
e. Aspek neurologis
Belum sempurnanya koordinasi syaraf menelan, menghisap dan
bernafas, dapat terjadi pada bayi baru lahir. Dengan menghisap
payudara ketidak sempurnaan koordinasi syaraf tersebut dapat lebih
baik.
f. Aspek ekonomis
Dengan menyususi secara eksklusif, ibu tidak perlu mengeluarkan
biaya dan makanan bayi sampai sedikitnya umur 6 bulan. Dengan
demikian akan menghemat pengeluaran rumah tangga untuk membeli
susu formula serta membeli peralatan dan biaya pengobatan yang
disebabkan oleh dampak negatif penggunaan susu formula.
g. Aspek penundaan kehamilan
Dengan menyusui secara eksklusif dapat menunda haid dan
kehamilan, sehingga dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah
sementara yang dikenal dengan Metode Amenorea Laktasi (MAL).
MAL harus memenuhi tiga kriteria yaitu tidak haid, menyusui secara
Eksklusif dan umur bayi kurang dari 6 bulan.
h. Aspek keluarga
Dengan menyusui menciptakan suasana hangat dan harmonis.
Kedekatan ibu dan bayi yang terus menerus akan menjadi dasar yang
27
Gambar 2.1
Kerangka Teori
Sumber Notoadmodjo (2003) modifikasi L. Green (1980) Faktor-faktor yang
mempengaruhi pengetahuan:
1. Umur
2. Pendidikan 3. Pekerjaan 4. Sosial
ekonomi
5. Sumber
informasi
28 BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep penelitian
Berdasarkan latar belakang dan tinjauan pustaka tentang
pengetahuan ibu dalam memberikan MP-ASI pada bayi usia 0-6 bulan
maka variabel yang ingin diteliti mengenai faktor-faktor yang
berhubungan dengan pengetahuan ibu dalam memberikan MP-ASI
pada bayi usia 0-6 bulan adalah variabel terikat (dependen) yaitu
pengetahuan ibu dalam memberikan MP-ASI pada bayi umur 0-6
bulan. Sedangkan variabel bebas (independen) yang ingin diketahui
yaitu faktor predisposisi : umur ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu,
[image:45.612.115.546.88.710.2]sosial ekonomi ibu dan sumber informasi ibu.
Gambar 3.1
• Umur
• Pendidikan
• Pekerjaan
• Sosial
ekonomi
• Sumber
informasi
Pengetahuan Ibu dalam memberikan MP-ASI
29 B. Variabel dan Definisi Operasional
Adapun definisi operasional dari variabel yang telah disebutkan diatas bisa
dijelaskan dalam tabel definisi operasional sebagai berikut:
Tabel 3.1 Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Ukur
1 2 3 4 5 6
2 Pengetahuan Pengetahuan yang
dimaksud adalah ibu yang memiliki bayi usia dibawah enam
bulan mengetahui
tentang makanan
pendamping ASI
meliputi pengertian dan tujuan
Kuesioner 0 = Kurang (bila
didapat < 55%) 1 = Cukup (bila
didapat 56-75%)
2 = Baik (bila
didapat 76-100%)
(Arikunto, 1998)
Ordinal
3 Umur Lamanya masa
hidup ibu sejak
dilahirkan sampai
dengan saat
pengisian kuesioner
Kuesioner 0 = 20 tahun
1 = 21-35 tahun 2 = > 36 tahun
(WHO, 2007)
Ordinal
4 Pendidikan Pendidikan formal
terakhir yang diikuti ibu dan mendapat ijazah
Kuesioner 0 = Tidak sekolah
1 = SD-SMP
2 = Menengah:
SMA
3 = Tinggi:
Akademi– Perguruan Tinggi
(Jusuf. A. Feisal, 1995)
Ordinal
5 Pekerjaan Kesibukan yang
dilakukan terutama
untuk menunjang
kehidupannya dan
keluarganya dalam bentuk penghasilan berupa uang
Kuesioner 0 = IRT
1 = Buruh
2 = Pegawai
swasta
3 = Pegawai
negeri
Ordinal
[image:46.612.107.583.161.704.2]30
6 Sosial
ekonomi
Pendapatan keluarga diukur dengan total
penghasilan dan
pengeluaran
keluarga setiap
bulan
Kuesioner 0 = Kurang Dari
Rp. 500.000
1 = Antara
Rp.500.000 – 1.000.000 2 = Lebih Dari
Rp. 1.000.000
Ordinal
7 Sumber
informasi
segala sesuatu yang
menjadi perantara
dalam
menyampaikan informasi
Kuesioner 0 = Media cetak
1 = Media
elektronik
Ordinal
C. Hipotesa
Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan kerangka konsep penelitian maka dapat dirumuskan hipotesa penelitian sebagai berikut:
1. Ada hubungan antara umur ibu dengan pengetahuan ibu dalam memberikan MP-ASI pada bayi usia 0-6 bulan di Puskesmas Pamulang 2010
2. Ada hubungan antara pendidikan ibu dengan pengetahuan ibu dalam
memberikan MP-ASI pada bayi usia 0-6 bulan di Puskesmas Pamulang 2010
3. Ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan pengetahuan ibu dalam
memberikan MP-ASI pada bayi usia 0-6 bulan di Puskesmas Pamulang 2010 4. Ada hubungan antara sosial ekonomi ibu dengan pengetahuan ibu dalam
memberikan MP-ASI pada bayi usia 0-6 bulan di Puskesmas Pamulang 2010 5. Ada hubungan antara sumber informasi ibu dengan pengetahuan ibu dalam
31 BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan desain penelitian cross sectional. Penelitian cross
sectional adalah jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran/ observasi data
variabel independen dan dependen hanya satu kali pada suatu saat. Pada jenis ini
variabel independen dan dependen dinilai secara simultan pada suatu saat, jadi tidak
ada tindak lanjut.
B. Variabel Penelitian
1. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pengetahuan ibu dalam memberikan
MP-ASI pada bayi umur 0-6 bulan.
2. Variabel Independen
Variabel independen penelitian ini antara lain:
• Umur
• Pendidikan
• Pekerjaan
• Sosial ekonomi
32 C. Populasi dan Sampel
. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai bayi umur 0-6
bulan di Puskesmas Pamulang.
. Sampel
Sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini didasarkan pada
kriteria sebagai berikut:
a. Ibu yang memiliki bayi umur 0-6 bulan yang datang ke Puskesmas
Pamulang
b. Ibu dapat membaca dan menulis
c. Bersedia untuk dijadikan responden
a. Besar Sampel
Uji hipotesis beda dua proporsi
[Z1-α/2√2 p (1- p )+Z1-β√p1(1-p1)+p2(1-p2)]2
(p1-p2)2
Keterangan:
n : jumlah sample yang dibutuhkan
Z1-α/2 : 1,96 (derajat kemaknaan 95% CI/ Confidence Interval dengan α sebesar
5%)
33
P1 : 0,11 (ibu yang berpendidikan tinggi yang memberikan MP-ASI pada bayi
umur 0-6 bulan berdasarkan penelitian Dedek syaiful. K di kelurahan Beji
Depok)
P2 : 0,30 (ibu yang berpendidikan rendah yang memberikan MP-ASI pada bayi
umur 0-6 bulan berdasarkan penelitian Dedek syaiful. K di kelurahan Beji
Depok)
[Z1-α/2√2 p (1- p )+Z1-β√p1(1-p1)+p2(1-p2)]2
(p1-p2)2
[1,96√2.0,20(1- 0,20)+0,84√0,11(1-0,11)+0,30(1-0,30)]2
(0,11-0,30)2
n :70 orang
70 + cadangan 10% = 77
Dengan cadangan 10% sehingga jumlah sampel yang dibutuhkan adalah sebanyak 77
orang.
b. Tehnik sampling
Tehnik sampling adalah proses seleksi sampel yang digunakan dalam penelitian
dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel yang akan mewakili keseluruhan
populasi yang ada (Hidayat, 2008).
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Pamulang. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan tehnik Sampling Aksidental yaitu cara pengambilan sampel yang
dilakukan dengan bertemu ibu yang memiliki bayi umur 0-6 bulan yang datang ke
n=
34
KIA Puskesmas Pamulang dan memenuhi kriteria sebagai responden diambil sebagai
responden.
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subyek dan proses
pengumpulan karakteristik subyek yang diperlukan dalam penelitian (Nursalam,
2003).
Pengumpulan data dilakukan di Puskesmas Pamulang, peneliti dibantu oleh 1
orang mahasiswi semester VIII PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan 1 orang
bidan di ruang KIA Puskesmas Pamulang yang sebelumnya sudah diberikan
pengarahan tata cara penyebaran kuesioner kepada responden yang terpilih.
. Proses pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan di ruang KIA Puskesmas Pamulang dengan
proses sebagai berikut:
a. Setelah proposal mendapat persetujuan dari pembimbing akademik
dilanjutkan dengan membuat surat permohonan dari PSIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang ditujukkan kepada Kepala Dinas Kesehatan
Tangerang Selatan dan Kepala Puskesmas Pamulang
b. Setelah mendapat persetujuan dari kepala Puskesmas Pamulang, peneliti
meminta izin kepada kepala ruangan KIA Puskesmas Pamulang.
35
d. Peneliti mengadakan pendekatan dan penjelasan kepada calon responden
tentang penelitian dan bagi responden yang bersedia dan memenuhi
kriteria sampel dipersilahkan menandatangani persetujuan penelitian.
e. Peneliti memberikan penjelasan kepada responden tentang cara pengisian
kuesioner.
f. Memberikan waktu kepada responden untuk mengisi kuesioner dan
memberikan kesempatan kepada responden untuk bertanya jika ada yang
belum jelas.
g. Setelah seluruh pertanyaan dalam kuesioner dijawab, maka peneliti
mengumpulkan dan memeriksa kembali kelengkapan data.
h. Peneliti mengucapkan terimakasih kepada responden atas partisipasinya.
. Instrumen
Untuk memperoleh data dalam penelitian, peneliti menggunakan kuesioner
pada responden terpilih yang memenuhi kriteria di Puskesmas Pamulang,
kuesioner diberikan kepada ibu-ibu yang mempunyai bayi umur 0-6 bulan
untuk di isi dan dilengkapi kuesioner yang telah dibuat mencakup variabel
independen yaitu: umur, pendidikan, pekerjaan, sosial ekonomi, sumber
informasi, dan variabel dependen yaitu pengetahuan ibu dalam memberikan
MP-ASI
36
Lokasi penelitian adalah di Puskesmas Pamulang, waktu penelitian dilakukan
pada bulan Februari 2010.
. Teknik uji instrumen penelitian
Sebelum kuesioner dibagikan kepada sampel yaitu ibu-ibu yang memiliki bayi
usia 0-6 bulan di Puskesmas Pamulang, Uji coba statistik untuk alat ukur
dilakukan guna menguji validitas dan reliabilitas. Peneliti terlebih dahulu
melakukan uji coba kuesioner yang dilaksanakan di tempat yang memiliki
karakteristik populasi sama dengan subjek penelitian yaitu di Puskesmas
Ciputat dengan jumlah responden sebanyak 20 orang Pada bulan Januari
2010.
Peneliti melakukan uji coba kuesioner sebanyak 1 kali di Puskesmas Ciputat
pada variabel pengetahuan didapatkan hasil yang reliabel.
E. Etika Penelitian
Masalah etika dalam penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat
penting dalam penelitian mengingat peneliti keperawatan akan berhubungan
langsung dengan manusia, maka segi etika peneliti harus diperhatikan karena
manusia mempunyai hak asasi dalam kegiatan manusia (Aziz, 2002). Dalam
melakukan penelitian menekankan masalah etika penelitian yang meliputi:
37
Lembar persetujuan ini diberikan dan dijelaskan kepada responden yang akan
diteliti yang memenuhi kriteria sampel dan disertai judul penelitian serta
manfaat penelitian dengan tujuan responden dapat mengerti maksud dan
tujuan penelitian.
2. Tanpa nama
Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, peneliti tidak akan
mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data diisi
responden, tetapi lembar tersebut hanya diberi kode tertentu.
3. Kerahasiaan
Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti, hanya kelompok data
tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.
F. Pengolahan Data
Dalam melakukan analisis, data terlebih dahulu diolah dengan tujuan mengubah data
informasi. Dalam statistik, informasi yang diperoleh dipergunakan untuk proses
pengambilan keputusan terutama dalam pengujian hipotesis. Hidayat (2008) dalam
proses pengolahan data terdapat langkah-langkah yang harus ditempuh, diantaranya:
a. Editing
Proses pemeriksaan data di lapangan sehingga dapat menghasilkan informasi
yang benar.
38
Data entery adalah kegiatan memasukan data yang telah dikumpulkan ke
dalam master table atau base computer, kemudian membuat distribusi
frekuensi sederhana atau bias juga dengan membuat table kontigensi.
c. Cleaning data
Pembersihan data merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah
dimasukan apakah ada kesalahan atau tidak, sehingga data siap dianalisa.
G. Analisa Data
1. Analisa Univariat
Analisa ini digunakan untuk mendapatkan pengetahuan ibu yang memberikan
MP-ASI, distribusi frekuensi dari variabel dependen (penegetahuan
pemberian MP-ASI pada bayi umur 0-6 bulan) dan independen (umur,
pendidikan, pekerjaan, sosial ekonomi, sumber informasi).
2. Analisa Bivariat
Analisa yang digunakan dalam penelitian ini untuk melihat hubungan antara
variabel independen dan dependen yaitu dengan menggunakan uji statistic
Chi-square.
Tehnik analisa yang dilakukan yaitu dengan analisa Chi-square dengan
menggunakan derajat kepercayaan 95% dengan α5%, sehingga jika nilai p (
p-value) < 0,05 maka hasil perhitungan statistik bermakna (signifikan) atau
menunjukan ada hubungan antara variabel dependen dan independen, dan
apabila nilai p value > 0,05 maka hasil perhitungan statistik tidak bermakna
39 BAB V
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah Singkat Puskesmas Pamulang
Puskesmas Kecamatan Pamulang merupakan Puskesmas yang berada di
wilayah Kota Tangerang Selatan dengan batasan wilayah kerja puskesmas
pamulang yang meliputi sebelah Utara : Kecamatan Ciputat, Selatan :
Kabupaten Bogor, Barat : Kecamatan Serpong dan Kecamatan Setu, Timur :
Kabupaten Bogor. Secara geografis wilayah kerja Puskesmas Pamulang
mempunyai luas wilayah 28,8006 Ha. Jumlah penduduk sebanyak 220.654
jiwa yang terdiri dari 111.869 jiwa laki-laki dan 108.895 jiwa perempuan.
Kepadatan Penduduk Kecamatan Pamulang rata-rata 7,661 jiwa per km2.
Jumlah kepala keluarga (KK) sebanyak 47.200, dengan jumlah jumlah KK
miskin sebanyak 7.877, atau penduduk miskin sebanyak 26.987 jiwa dan yang
ditanggung askeskin sebanyak 22.047 jiwa. Kecamatan Pamulang meliputi 8
kelurahan yaitu : Pamulang Barat, Pamulang Timur, Pondok Benda, Benda
Baru, Bambu Apus, Kedaung, Pondok Cabe Ilir, Pondok Cabe Udik. Program
kesehatan Puskesmas Kecamatan Pamulang meliputi: Upaya kesehatan dasar
(Upaya Promosi Kesehatan , Upaya Pengobatan, Kesehatan Lingkungan,
Kesehatan Ibu dan Anak Termasuk Keluarga Berencana, Upaya Perbaikan
Gizi Masyarakat, Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular),
40
NAPZA), Upaya Kesehatan Pengembangan Pilihan (Laboratorium, UKGMD,
dan ASKESKIN).
Pelayanan Kesehatan di puskesmas Pamulang meliputi :
1. Pelayanan Imunisasi
2. Pelayanan Kesehatan Ibu
3. Pelayanan Kesehatan Neonatal
4. Pelayanan Perbaikan Gizi
5. Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut
6. Pelayanan Pengobatan
( Laporan Tahun 2009 Puskesmas Kecamatan Pamulang ).
41
. Pengetahuan ibu dalam memberikan MP-ASI pada bayi umur -
[image:58.612.118.523.189.539.2]bulan
Gambar
Distribusi responden berdasarkan pengetahuan ibu dalam memberikan MP-ASI pada bayi umur - bulan di Puskesmas Pamulang Tahun
Berdasarkan gambar 5.1 Pada hasil penelitian didapatkan ibu yang
memiliki pengetahuan kurang mengenai pemberian MP-ASI pada bayi umur
0-6 bulan sebanyak (14.3%). 54.5
14.3
31. Pengetahuan
kurang
cukup
42
[image:59.612.116.523.111.546.2]. Umur
Gambar
Distribusi responden berdasarkan umur ibu di Puskesmas Pamulang
Berdasarkan analisa data didapatkan bahwa ibu yang berumur 21-35
tahun sebanyak (76.6 %).
< 20 tahun
21 – 35 tahun
Lebih dari 36 Umur responden
18.2
5.2
43 . Pendidikan
Gambar
Distribusi responden berdasarkan pendidikan ibu di Puskesmas Pamulang
Berdasarkan hasil analisa data didapatkan bahwa ibu yang
berpendidikan menengah sebanyak (46.8 %).
dasar
menengah
tinggi 16.9
36.4
46.8
44 . Pekerjaan
Gambar
Distribusi responden berdasarkan pekerjaan ibu di Puskesmas Pamulang
Berdasarkan hasil analisa data dapat dilihat bahwa ibu yang sebagian
besar bekerja sebanyak (68.8 %).
Tidak bekerja
Bekerja Pekerjaan r