Skripsi Konsentrasi Perbankan Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah, 2010
Tujuan penelitian ; untuk mengetahui bagaimana pandangan nasabah terhadap tabungan Mandiri Syariah Kantor Cabang Cildeuk, untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku nasabah menggunakan produk tabungan Mandiri Syariah Kantor Cabang Cildeuk ?
Metodologi penelitian menggunakan kuantiatif, dimana populasi penelitian adalah nasabah bank Mandiri Syariah dengan jumlah sebanyak 50 orang responden diambil dengan menggunakan teknik aksidental.
Terhadap padangan nasabah pada tabungan Mandiri Syariah Kantor Cabang memperlihtakan bahwa, terdapat 10% repsonden memberikan penilaian sangat setuju, untuk responden yang memberikan setuju ada sebanyak 31% untuk responden dengan penilaian cukup setuju ada sebanyak 47% sedangkan untuk responden dengan penilaian kurang setuju ada sebanyak 10% terhadap responden dengan penilaian kurang setuju ada sebanyak 2% bila melihat penilaian responden pada dimensi prilaku responden terlihat bahwa dimensi budaya merupakan dimensi dominan bila dibandingkan dengan dimensi lainnya.Terhadap hasil pengolahan data terhadap pemahaman agama didasarkan atas responden memahami syariah dan responden yang kurang memahami syariah, sedangkan untuk dimensi syariah meliputi (ATM, kartu debit, phone banking, pembayaran zakat dan autodebet), dengan hasil bahwa ada perbedaan terhadap perilaku artinya bahwa nasabah yang memiliki pemahaman syariah dan tidak memahami syariah memiliki perbedaan, hal ini juga terlihat pada demografi fasilitas terhadap perilaku juga terdapat perbedaan dengan demikian baik demografi agama dan fasilitas memiliki perbedaan secara nyata terhadap perilaku nasabah meliputi budaya, pribadi, sosial dan psikologi.
Saran dalam peneliian kiranya manajmene harus meningkatkkan keyakinan produk Syariah merupakan produk tabungan yang sangat tepat bagi saya dan keluarga saya, hal ini dapat di lakukan dengan sosialisasi informasi produk baik dengan iklan maupun alat-alat promo lainnya.
Berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa akhirnya penulis dapat membuat dan menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy), Konsentrasi Perbankan Syariah dan Hukum, Universitas Syarif Hidayatullah masih jauh dari sempurna, sekalipun penulis telah berusaha dengan segenap kemampuan yang ada untuk mendapatkan hasil yang terbaik.
Terselesaikannya skripsi ini tentunya tidak akan dapat mungkin terurai dengan bahasa dan sistematika yang baik tanpa ada dukungan dan bimbingan khususnya dari Pembimbing dalam hal ini Bapak Drs. H.Ahmad Yani, M.Ag, karena beliaulah penulis dapat belajar untuk menyempurnakan tulisan hingga skripsi ini di ujikan.
Pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah memberikan dorongan, bimbingan dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, yaitu kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag, ketua studi muamalat dan Bapak H.ah.Azharuddin lathif, M.Ag, MH, selaku sekretaris Program Studi Muamalat.
dapat terselesaikan
4. Bapak Drs. Djawahir Hejazziey, SH, MA ketua Non Reguler Program studi muamalat dan Bapak Drs. H. Ahmad Yani, M.Ag selaku sekretaris Program Non Reguler Studi Muamalat (Ekonomi Islam).
5. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM sebagai Penguji satu dan Drs. H. Zainul Arifin Yusuf, M.Pd. sebagai Penguji kedua.
6. Segenap Management Bank Mandiri Syariah Cabang Ciledug, Tanggerang, serta staf lainnya yang tidak disebutkan satu persatu yang selalu memberikan kesempatan kepada penulis yang bersifat kekeluargaan.
7. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah mengajarkan ilmunya selama penulis mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang telah diajarkan dapat bermanfaat.
8. Kepala perpustakaan utama U1N Jakarta dan perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum khususnya Bapak Juhri beserta staf-stafnya yang telah membantu penulis dengan menyediakan fasilitas untuk mencari referensi.
9. Kepada kedua Orang Tua tercinta Ayahanda H. Hasbi Pasaribu dan Ibunda Hj. Rosaini Meuraxa yang selalu membimbing penulis dengan segala kasih sayangnya dan penuh kesabaran selama ini. Ananda persembahan skripsi ini untuk Ayahanda dan Ibunda tercinta.
10.Kepada kakak-kakak dan adik ku tercinta yang selalu mensupport dan memberikan masukan, sepupuku rizqa dan sahmi yg sudah banyak memberi arahan.
mengerjakan skripsi ini hingga selesai.
12.Untuk teman-teman dan sahabat-sahabatku Alumni Muhammadiyah 18 yang tidak dapat disebutkan satu persatu, teman-teman seperjuangan jurusan Muamalat Program Non-Reguler angkatan 2005 terutama PS.B terima kasih atas dukungan kalian smua love you all my friend
13.Semua pihak yang telah memberikan kontribusi terhadap penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebut satu persatu.
Akhir kata Penulis berharap semoga tulisan skripsi yang sederhana ini dapat memberikan manfaat yang nyata baik bagi diri penulis sendiri ataupun semua yang membacanya terutama bagi rekan-rekan mahasiswi Fakultas Syari'ah dan Hukum jurusan Perbankan Syariah. sebagai manusia dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Penulis terbuka bagi saran-saran dan kritik yang bertujuan untuk lebih menyempurnakan tulisan ini.
Demikian sedikit pengantar dan ucapan terima kasih dari penulis. Atas semua perhatian yang diberikan penulis ucapkan terima kasih. Semoga pembaca memperoleh tambahan pengetahuan setelah membacanya. Wassalamu 'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Jakarta, .... Agustus 2010
Penulis
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR... ii
DAFTAR ISI... iv
DAFTAR TABEL... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Pembatasan Perumusan Masalah ... 3
1. Pembatasan Masalah ... 3
2. Perumusan Masalah ... 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4
1. Tujuan Penelitian ... 4
2. Manfaat Penelitian ... 4
D. Metode Penelitian ... 5
1. Pendekatan Penelitian ... 5
2. Jenis Penelitian ... 5
3. Data Penelitian ... 6
4. Populasi dan Sampel ... 8
5. Instrumen Penelitian ... 9
7. Metode Penelitian ... 10
8. Review Studi Terdahulu ... 14
E. Sistematika Penelitian ... 16
BAB II LANDASAN TEORI ... 19
A. Pengertian Sikap dan Prilaku Konsumen ... 19
B. Definisi Perilaku Konsumen ... 23
C. Definisi Bank Syariah ... 34
1. Landasan Hukum Bank Syariah ... 34
2. Identifikasi Transaksi Yang Dilarang ... 36
3. Tidak sah/lengkap akadnya ... 40
4. Produk dan Jasa Perbankan Syaruah ... 42
D. Tabungan Syariah ... 48
BAB III GAMBARAN UMUM ... 50
A. Sejarah Bank Mandiri Syariah ... 50
B. Visi dan Missi ... 52
C. Struktur Organisasi ... 53
A. Deskirpsi Data ... 57
1. Deskripsi Responden ... 57
2. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 59
B. Pembahasan ... 60
1. Penilaian Responen Pada Prilaku Nasabah ... 60
2. Kumulatif Persepsi ... 75
C. Analisis ... 79
1. Uji Silang ... 80
2. Uji Beda Demografi Agama dan fasilitas Terhadap Perilaku Nasabah dalam Memilih Produk Tabungan Syariah . 86 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 90
A. Kesimpulan ... 90
B. Saran-saran ... 91 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
CABANG CILEDUG
Disusun Oleh
NAILA SYAKRI
205046100629
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H / 2010 M
MANDIRI SYARIAH KANTOR CABANG CILEDUG
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SESY)
Oleh:
NAILA SYAKRI NIM: 205046100629
Di Bawah bimbingan
Drs. H. Ahmad Yani, M. Ag NIP.196404121994031004
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H / 2010 M
Pengguna Produk Tabungan Bank Mandiri Syariah Kantor Cabang Ciledug”, telah diujikan dalam sidang Munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 22 September 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam).
Jakarta, 22 September 2010 Mengesahkan
Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 19550505 198203 1021
PANITIA UJIAN Ketua : Drs. Djawahir Hejazziey, SH., MA
NIP.19551015 197903 1002 (….………)
Sekretaris : Drs. H.Ahmad Yani, M.Ag.
NIP.196404412 199403 1004 (…..………)
Penguji I : Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM
NIP. 19550505 198203 1021 (…..………)
Penguji II : Drs. H. Zainul Arifin Yusuf, M.Pd.
NIP. 195607121981031003 (……….…………)
Pembimbing I : Drs. H.Ahmad Yani, M.Ag.
NIP.196404412 199403 1004 (……….………)
A. Latar Belakang Penelitian
Dalam dunia modern dewasa ini, kehidupan ekonomi tidak begitu saja
dapat dilepaskan dari keberadaan serta peran penting sektor jasa keuangan pada
umumnya dan perbankan pada khususnya, karena melalui media inilah dana atau
potensi investasi yang ada tidak pada masyarakat dapat di berdayakan dan
disalurkan dalam berbagai kegiatan produktif sehingga angan-angan kita untuk
mewujudkan perekonomian yang sehat dapat terwujud. Sisi ekonomi adalah sisi
yang tidak terpisahkan dari dimensi kehidupan umat manusia. Sistem yang
berkembang di dunia adalah sistem kapitalisme dan sosialisme yang tampaknya
untuk pemerataan dapat diterima oleh dunia islam, karena pada lahirnya tidak
berbenturan dengan agama. Tetapi pada kenyataannya kedua sistem di atas tadi
mengacu pada sekularisme murni. Sementara keinginan Islam, di samping
mencapai tujuan-tujuan materi harus juga dipertimbangkan faktor nilai, karakter
luhur manusia, dan pembalasan Allah di akhirat nanti. Singkatnya,
kegiatan-kegiatan ekonomi tidak saja semata-mata untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
material, tapi terlebih-lebih kegiatan tersebut haruslah bernilai ibadah di mata
Allah SWT.
Salah satu fenomena ekonomi yang terlihat mendesak untuk ditanggulangi
adalah interaksi umat Islam dengan bank. Bank-bank konvensional yang ada
sekarang ini menawarkan sistem bunga, yang dalam Islam identik dengan riba.
Dengan semakin menguatnya keinginan masyarakat untuk bertransaksi dengan
menggunakan konsep syariah sehingga memberikan kontribusi terhadap
pertumbuhan industri perbankan syariah. Produk tabungan berbasis syariah
adalah suatu produk yang memberikan solusi bagi mereka (manusia) yang
mengimani bahwa bunga bank adalah riba dan haram hukumnya. Dengan Produk
tabungan berbasis syariah maka gugurlah kedaruratan dan terbukalah pintu hijrah
menuju transaksi dan investasi melalui perbankan murni syariah.
Pertumbuhan terhadap proses penciptaan produk perbankan syariah yang
signifikan tersebut tentunya menimbulkan pertanyaan tentang apa sebenarnya
faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan nasabah untuk menggunakan produk
produk tabungan berbasis syariah? jadi, apakah benar keterikatan religius islami
mempengaruhi pengambilan keputusan untuk menggunakan produk produk
tabungan berbasis syariah tersebut karena faktor-faktor yang berkaitan dengan
atribut-atribut islam, ataukah karena faktor-faktor lainnya?
Maka untuk dapat mengetahui minat dan motivasi nasabah dalam
menggunakan produk tabungan berbasis syariah digunakanlah faktor-faktor
berikut, yaitu: Agama dan Fasilitas
Faktor agama merupakan faktor emosional yang akan memberikan
emotional benefit bagi para nasabahnya. Menurut Hermawan Kertajaya dalam
Infobank no. 234/1999. emotional benefit ini sangat penting dipelajari untuk dapat
dikembangkan oleh perbankan syariah termasuk di dalamnya mengenai
keuntungan yang didapatkan nasabah melalui sistem bagi hasil jika menabung di
bank syariah. Sedangkan faktor fasilitas merupakan faktor rasional yang
mempengaruhi nasabah. Yaitu bagaimana agar masyarakat berminat menjadi
nasabah bank Muamalat Indonesia, sehingga pihak manajemen perusahaan
meningkatkan kualitas dan kuantitas dari segi fasilitas. Jika, fasilitas di dalam
produk perbankan bank Muamalat Indonesia yaitu Produk tabungan berbasis
syariah.
Berdasarkan uraian di atas, penulis mencoba melakukan penelitian dengan
judul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prilaku Nasabah Pengguna Produk Tabungan Bank Mandiri Syariah Kantor Cabang Ciledug.
B. Pembatasan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Kompleksitas permasalahan pemasaran syariah sebagaimana
ditafsirkan dalam latar belakang masalah maka penulis perlu melakukan
batasan dalam penyajian skripsi ini, adapun batasan dalam penelitian ini
adalah :
a. Sumber informasi dalam penelitian hanya pada nasabah Mandiri Syariah
Kantor Cabang Ciledug.
b. Variabel Penelitian di fokuskan pada perilaku nasabah pada Bank Cabang
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka permasalahan
yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
a. Bagaimana pandangan perilaku nasabah pada tabungan Mandiri Syariah
Kantor Cabang Ciledug ?
b. Faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku nasabah menggunakan
produk tabungan Mandiri Syariah Kantor Cabang Ciledug ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui pandangan perilaku nasabah pada tabungan Mandiri
Syariah Kantor Cabang Ciledug?
b. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku nasabah
menggunakan produk tabungan Mandiri Syariah Kantor Cabang
Ciledug?
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah:
a. Bagi perkembangan ekonomi syariah dapat mengetahui sumbangsih yang
sangat berarti terkait dengan ”perilaku nasabah” (consumer behavior)
berhubungan dengan sosialisasi produk dan jasa perbankan syariah kepada
masyarakat luas.
b. Bagi pihak Bank Mandiri Syariah khususnya (Marketing Division)
tentunya akan menjadi masukan yang sangat berarti terutama pada
bagian/divisi pemasaran. Beberapa informasi diatas dapat dijadikan
sebagai ”landasan acuan” oleh pihak manajemen perbankan syariah dalam
menentukan langkah-langkah pemasaran selanjutnya demi pertumbuhan
dan perkembangan bank syariah itu sendiri dimasa yang akan datang.
c. Bagi masyarakat umum akan bermanfaat sekali terutama yang ingin
mengetahui tentang faktor-faktor yang mempengaruhi nasabah
menggunakan produk tabungan syariah.
D. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Dalam melakukan penelitian terhadap Faktor-Faktor Mempengaruhi
Prilaku Nasabah Menggunakan Produk Tabungan Bank Mandiri Syariah
Kantor Cabang Cildedug, dilakukan dengan menggunakan pendekatan
empiris, pendekatan normatif dilakukan dengan melakukan penelusuran
dengan membandingkan antara penelitian sebelumnya dengan apa yang
2. Jenis Penelitian
Ilmu dan penelitian adalah sama-sama proses, sehingga ilmu dan
penelitian adalah proses yang sama1. Hasil dari proses tersebut adalah
kebenaran (truth), metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah
untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu, cara ilmiah
berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri keilmuan, yaitu rasional,
empiris dan sistematis2.
Dengan demikian pada prinsipnya dapat ditarik satu kesimpulan dasar
atas definisi penelitian di mana penelitian adalah ingin mendapatkan data
obyektif, valid dan reliabel tentang sesuatu hal (variabel tertentu). Jenis dan
analisisnya dalam penelitian dapat dikelompokkan menjadi dua hal utama
yaitu data kualitatif dan kuantitatif.
Dalam penelitian digunakan metode kualitatif dan kuantitatif, di mana
data kualitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang
diangkakan, sedangkan data kuantitatif adalah data yang dinyatakan dalam
bentuk kata, kalimat dan gambar3. Alasan penulis menggunakan metode ini
karena penulis ingin melihat dan berusaha untuk mengetahui perilaku nasabah
terhadap kepercayaan.
1
Muhammad Natsir. Metodologi Penelitian, Ghalia Indonesia. Jakarta. 2000 hlm 15
2
Sogiono. Metodologi Penelitian Bisnis. Alpha Betta.Bandung, 2007 hlm 1
3
3. Data Penelitian
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini meliputi data primer dan
data sekunder. Metode pengumpulan data yang digunakan untuk penelitian
deskriptif antara lain:
a. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan
langsung di lapangan oleh peneliti berupa persepsi karyawan berkenaan
dengan variabel-variabel yang dianalisis. Pengumpulan data dilakukan
dengan menggunakan teknik koesioner /angket sebagai alat pengambil
data melalui daftar pertanyaan yang diajukan kepada pihak-pihak yang
berhubungan langsung dengan masalah yang akan diteliti dan diisi oleh
responden sendiri. Kuesioner ini dilakukan dengan cara memberikan
pertanyaan tertutup, yaitu dengan menggunakan skala Likert dengan 5
(lima) tingkatan di mana dalam pertanyaan ini responden hanya memilih
satu jawaban yang paling sesuai dengan di antara alternatif yang ada.
b. Data sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan
oleh peneliti dari sumber-sumber berkenaan dengan sejarah singkat
perusahaan, organisasi perusahaan serta hal-hal yang dilakukan oleh
Dengan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
melalui :
a. Kuesioner
Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya.
b. Studi Kepustakaan
Yaitu dengan cara membaca literatur atau buku-buku, catatan-catatan
kuliah, jurnal-jurnal yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.
4. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi merupakan seluruh individu yang akan dijadikan subjek
penelitian. Populasi adalah keseluruhan dari unit analisis yang diperoleh
berdasarkan ciri-ciri yang diduga dari sampel yang hendak di
generalisasikan atau dianalisis secara umum4. Tujuan ditetapkannya
populasi adalah untuk menghindari kesalahan generalisasi kesimpulan.
Pada penelitian ini populasi yang akan digunakan adalah Nasabah Bank
Mandiri Syariah Kantor Cabang Cildeduk
4
b. Teknik Pengambilan Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut”. Proses pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan teknik acsidental5. Sampel acsidental adalah teknik
penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara
kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel6.
Sedangkan jumlahnya sebanyak 50 orang responden, menurut pendapat
Gay ukuran minimum sampel yang dapat diterima berdasarkan pada
desain penelitian Asosiatif/Korelasional adalah minimal 30 subjek7.
5. Instrumen Penelitian
Penelitian menggunakan mono variabel, sehingga instrumen penelitian
dalam penelitian ini hanya terfokus pada variabel prilaku konsumen dengan
uraian sebagai berikut:
5
Sogiono. Metodologi Penelitian Bisnis. Alpha Betta.Bandung, 2007 hlm 116
6
Sogiono. Metodologi Penelitian Bisnis. Alpha Betta.Bandung, 2007 hlm 122
7
Tabel 1.1. Kisi-Kisi Demografi dan Perilaku Nasabah
VARIABEL PEMBEDA VARIABEL
PERILAKU ORGANISASI AGAMA FASILITAS
Budaya Sub-budaya Budaya
Kelas sosial Kelompok acuan Kerabat dan teman Sosial
Peran status
Usia dan tahap siklus hidup Pekerjaan
Gaya hidup Pribadi
Kepribadian dan konsep diri Motivasi
Persepsi Pembelajaran Psikologi
Keyakinan dan sikap
1.Memahami syariah 2.Tidak memahami syariah
1. ATM 2. Kartu Debit 3. Phone Banking 4. Pembayaran zakat
otomatis 5. Autodebet
6. Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data yang digunakan adalah pengolahan data
dengan korelasi untuk mengetahui adanya hubungan antara dua variabel yang
menjadi obyek penelitian dengan menggunakan alat pengolahan data program
SPSS dan excel. Proses pengolahan data dilakukan melalui tahapan-tahapan
berikut :
a. Mengelola setiap jawaban pertanyaan dari kuesioner yang disebarkan
kepada responden untuk dihitung frekuensi dan persentase.
b. Dengan menggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur dan
dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut
dapat ditanyakan kepada responden. Kuesioner ini ditujukan khusus pada
nasabah Bank Mandiri Cabang Ciledug.
7. Metode Penelitian a. Kalibrasi
1) Uji Validitas Instrumen
Uji validitas berarti menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur itu dapat mengukur apa yang ingin diukur8. Pengujian ini
berfungsi untuk menunjukkan tingkat kemampuan dari alat pengukur
agar dapat memberikan apa yang menjadi sasaran pokok pengukur.
Pengukuran validitas dalam penelitian ini menggunakan rumus
korelasi product moment pearson, dan rumusnya sebagai berikut:
r =
Uji coba instrumen dilakukan terhadap 25 orang responden di
luar responden penelitian. Data diolah dengan menggunakan Software
Statistical Product Service Solution Versi 15 dan hasil perhitungan
dinyatakan valid, apabila nilai r > r
2) Reliabilitas Instrumen
Uji reliabilitas adalah suatu angka indeks yang menunjukkan
konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama.
Di mana reliabel berarti instrumen yang jika digunakan untuk
mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data yang sama.
Pengujian reliabilitas instrumen ini menggunakan rumus Alpha
Cronbach, yaitu dengan rumus sebagai berikut:
r = K ∑σb2 1
(K – 1) σ ² t
Dimana :
r = Koefisien reliabilitas
K = Banyaknya butiran pertanyaan ∑σb2 = Jumlah variasi butir
σ²t 7 = Variasi total
b. Frekuensi
Untuk melihat tanggapan konsumen terhadap variabel media
advertising, dan perilaku membeli konsumen digunakan analisis
dengan cara menghitung skor jawaban responden terhadap elemen-elemen
tersebut. Dengan ketentuan9 :
Skor tertinggi – Skor terendah Interval = Jumlah Kelas
Untuk mengukur klasifikasi interval, maka digunakan rumus:
Skor tertinggi = 50 x 5 = 250 Skor terendah = 50 x 1 = 50
200
Interval = 250 - 50 = = 40 5
Berdasarkan total kumulatif yang didapat, maka hasil penelitian
responden dapat dikelompokkan sebagai berikut:
Table 3.6 Interval Penilaian Responden
Untuk melakukan uji komparasi antara variabel demografi
berdasarkan jenis kelamin, usia dan lama waktu kerja terhadap terjadinya
kecelakaan kerja maka di gunakan uji beda dua rata-rata :
9
Di mana
Ho : μ1 < μ1 Persepsi agama tidak memiliki perbedaan yang
signifikan atas perilaku pada budaya, sosial, pribadi dan psikologi
Ha : μ1 > μ1 Persepsi agama memiliki perbedaan yang
signifikan atas perilaku pada budaya, sosial, pribadi dan psikologi.
Ho : μ2 < μ2 Persepsi fasilitas tidak memiliki perbedaan yang
signifikan atas perilaku pada budaya, sosial, pribadi dan psikologi
Ha : μ2> μ2 Persepsi fasilitas memiliki perbedaan yang
signifikan atas perilaku pada budaya, sosial, pribadi dan psikologi.
_ _
(X1 – X2) – ( μ1 -μ2 )
to=
σ12 σ22
n1 + n2
μ1 ( X1 ) = Demografi
μ2 ( X2 ) = Prilaku
S = Standar deviasi N = Jumlah data
X1 – X2
tt =
S12 + S12
n1 n2
d. Cross Tabulasi
Untuk menjawab penyebab utama dari kecelakaan kerja pada
demografi responden (agama dan fasilitas) terhadap dimensi-dimensi
mana pada pengujian ini diketahui nilai kecenderungan demografi pada
masing-masing variabel yang diamati.
8. Review Studi Terdahulu
Tissaura Dewi Avriantini (2008) Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Keputusan Nasabah Dalam Menggunakan Produk Produk
tabungan berbasis syariah Pada PT. Bank Muamalat Indonesia, dengan hasil
penelitian terhadap variabel persepsi nasabah terhadap perilaku dalam
menabung di Bank Muamalat Indonesia khususnya untuk produk Produk
tabungan berbasis syariah dengan nilai persepsi rata-rata sebesar 171, dari
hasil data tersebut menunjukkan bahwa secara rata-rata penilaian setuju,
pengukuran terhadap dimensi terlihat bahwa dimensi budaya merupakan
dimensi yang mendominasi, artinya perilaku nasabah menabung di Bank
Mualamat Indonesia untuk produk Produk tabungan berbasis syariah atas
dasar budaya. Hasil pengolahan antara perilaku nasabah terhadap demografi
atas dasar agama dan fasilitas di mana agama dibagi atas (paham syariah dan
tidak paham syariah) serta fasilitas meliputi seluruh fasilitas yang diberikan
Bank Muamalat terlihat bahwa secara umum agama (paham syariah dan tidak
paham syariah) ada perbedaan terhadap perilaku artinya bahwa nasabah yang
memiliki pemahaman syariah dan tidak memahami syariah memiliki
perbedaan, hal ini juga terlihat pada demografi fasilitas terhadap perilaku juga
terdapat perbedaan dengan demikian baik demografi agama dan fasilitas
memiliki perbedaan secara nyata terhadap perilaku nasabah meliputi budaya,
Sulfa Azami (2008) Analisis Persepsi Nasabah Di DKI Jakarta
Terhadap Jasa Tabungan Permata Bank Syariah dengan hasil Hasil
pengolahan data terhadap tingkat keeratan dari masing-masing dimensi
persepsi terlihat bahwa pada dimensi Selective exposive terhadap persepsi
konsumen dengan nilai sebesar 0.551 dengan demikian ada hubungan positif
kuat antar variabel. Untuk nilai hubungan antara selective perception dengan
persepsi konsumen sebesar 0.798 dengan demikian ada hubungan positif
sangat kuat antara dimensi selektif dengan persepsi konsumen pada tabungan
Permata Syariah. Dan untuk nilai korelasi antara selektif relation dengan
persepsi konsumen pada tabungan sebesar 0.714 dengan demikian ada
hubungan positif kuat antar variabel. Dengan demikian menunjukkan bahwa
kecenderungan calon nasabah menabung dan menjadi nasabah Bank Permata
Syariah ; di mana kecenderungan di awali dengan selection perception dan
kedua dipengaruhi oleh selective relation dan terakhir dipengaruhi oleh
selective exposure.
Pebri Widiana (2008) Pengaruh Antara Segmentasi Dan Positioning
Terhadap Persepsi Nasabah Atas Tabungan Bank Negara Indonesia Syariah
dengan hasil pengolahan data terhadap variabel persepsi nasabah terhadap
perilaku dalam menabung di Bank Muamalat Indonesia khususnya untuk
produk Produk tabungan berbasis syariah dengan nilai persepsi rata-rata
sebesar 171, dari hasil data tersebut menunjukkan bahwa secara rata-rata
penilaian setuju, pengukuran terhadap dimensi terlihat bahwa dimensi budaya
merupakan dimensi yang mendominasi, artinya perilaku nasabah menabung di
atas dasar budaya. Hasil pengolahan antara perilaku nasabah terhadap
demografi atas dasar agama dan fasilitas di mana agama dibagi atas (paham
syariah dan tidak paham syariah) serta fasilitas meliputi seluruh fasilitas yang
diberikan Bank Muamalat terlihat bahwa secara umum agama (paham syariah
dan tidak paham syariah) ada perbedaan terhadap perilaku artinya bahwa
nasabah yang memiliki pemahaman syariah dan tidak memahami syariah
memiliki perbedaan, hal ini juga terlihat pada demografi fasilitas terhadap
perilaku juga terdapat perbedaan dengan demikian baik demografi agama dan
fasilitas memiliki perbedaan secara nyata terhadap perilaku nasabah meliputi
budaya, pribadi, sosial dan psikologi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keseluruhan dimensi (Budaya,
Pribadi, Psikologi dan Sosiologi) ada perbedaan pemahaman syariah dan
yang tidak paham syariah, dari dari dimensi prilaku juga keseluruhan
responden ada beda terhadap fasilitas yang ditawarkan oleh perbankan.
E. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan skripsi ini penulis membagi pembahasan ke
dalam lima bab, yang masing-masing bab mempunyai spesifikasi pembahasan
mengenai topik-topik dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis membuat latar belakang masalah, pembatasan dan
kerangka pemikiran, metodologi penelitian, tinjauan penelitian
terdahulu serta diakhiri dengan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN TEORITIS
Pada bab ini penulis membuat teori-teori yang berkenaan dengan sikap
dan perilaku konsumen, konsep dan strategi pemasaran, perilaku
konsumen dan faktor yang mempengaruhinya, serta teori-teori yang
berkenaan dengan perbankan syariah, dan konsep tabungan dalam
ekonomi islam.
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Pada bab ini penulis membuat deskripsi umum PT Bank Mandiri
Syariah, visi dan misi serta hal-hal yang berkenaan dengan organisasi.
BAB IV PEMBAHASAN
Pada bab ini merupakan bab yang menguraikan persepsi nasabah
terhadap masing-masing variabel, dan pada bab ini juga dilakukan
analisis uji statistik terhadap variabel serta pembahasan atas hasil
penelitian.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini penulis membuat kesimpulan atas temuan penelitian dan
A. Pengertian Sikap dan Prilaku Konsumen
Sikap pada dasarnya merupakan suatu pola tindak yang dimiliki oleh
setiap manusia dalam mengekspresikan sesuatu yang menjadi suatu keyakinan
yang perlu dilakukan, namun sikap itu sendiri dapat mencerminkan hasil yang
akan didapat atau akibat yang akan diperoleh. Dampak dari sikap yang terjadi
ada yang dapat dilihat secara langsung, tetapi adapun akibat yang diterima
memerlukan waktu yang tidak dapat ditentukan. Tetapi secara pasti bahwa sikap
itu akan menghasilkan suatu produk yang bersifat abstrak dan nyata, dalam suatu
kelompok misalnya apabila seseorang dapat tanggapan dari apa yang dilakukan,
maka akan terlihat oleh kita bahwa orang akan menanggapi dengan beberapa
reaksi baik yang bersifat positif maupun yang bersifat negatif.
Konsep mengenai sikap kerja tidak akan terlepas dari konsep sikap itu
sendiri. sikap merupakan semacam kesiapan untuk beraksi terhadap suatu obyek
dengan cara-cara tertentu1. Sehingga dapat dikatakan bahwa kesiapan yang
dimaksud merupakan kecenderungan potensial untuk beraksi dengan cara-cara
tertentu apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki
adanya respons.
1
Azwar Hartono, Metodologi Penelitian, Studi Kasus Pemasaran., CV Gunung Agung. Jakarta.202, h 219)
Sedangkan menutut Susanto menyatakan bahwa sikap adalah tendensi
untuk memberi reaksi yang positif (menguntungkan) atau negatif (tidak
menguntungkan) terhadap orang objek atau situasi-situasi tertentu2. Karena itu
sikap merupakan tendensi untuk memberi reaksi yang bersikap emosional dalam
arah tertentu.
Berdasarkan dua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sikap adalah
suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan seseorang terhadap obyek baik
memihak maupun tidak memihak dengan demikian sikap tidak menetap artinya
dapat berubah atau dipengaruhi oleh lingkungan atau karena adanya rangsangan
dari luar dirinya sehingga dapat memotivasi seseorang untuk berperilaku
tertentu. Sebagaimana Rakhmat bahwa sikap bukan dibawa dari lahir melainkan
diperoleh dari pengalaman, karena itu sikap dapat dipengaruhi atau sebaliknya
dapat diubah3.
Sikap memiliki berbagai jenis yang dapat diamati seperti yang
dikemukakan oleh Frazier Moore bahwa jenis-jenis sikap itu terbagi atas :
1. Sikap positif 2. Sikap pasif 3. Sikap negatif4
2
Susanto Margono Handoyo., Komunikasi Pemasaran, Pengantar Pemahaman dan Aplikais Komunikasi, Bandung; Remaja Rosda, 2004, h. 65
3
Djalaludin Rachmat, Komunikasi Pemasaran, Remaja Rosa. Bandung, 2002, h.20
4
Bila dikaitkan dengan sikap, maka sikap positif akan menyebabkan individu
atau anggota organisasi bereaksi menyenangkan terhadap pekerjaan, sikap pasif akan
menyebabkan individu atau anggota organisasi menjadi diam atau tidak melakukan
pekerjaan, sedangkan sikap negatif akan menyebabkan individu atau anggota
organisasi bereaksi tidak menyenangkan terhadap pekerjaan, dimana pekerjaan
merupakan keseluruhan pelaksanaan aktivitas-aktivitas jasmaniah yang dilakukan
oleh manusia untuk mencapai tujuan tertentu atau mengandung suatu maksud
tertentu terutama yang berhubungan dengan kelangsungan hidupnya.
1. Perilaku Konsumen
Berdasarkan konsep pemasaran dan konsep pemasaran sosial yang telah
diuraikan pada bagian terdahulu, para pemasar harus mampu memahami perilaku
konsumen pada pasar sasarannya, karena kelangsungan hidup perusahaan
sebagai lembaga yang berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan para
konsumen sangat tergantung pada perilaku konsumen tersebut. Melalui
pemahaman perilaku konsumen, pihak manajemen perusahaan dapat menyusun
program-program pemasaran yang tepat guna memanfaatkan peluang-peluang
yang ada terutama dalam mempengaruhi reaksi atau tanggapan konsumen pada
barang dan/atau jasa yang ditawarkannya.
Dharmesta memberikan definisi mengenai perilaku konsumen adalah
interaksi yang dinamis antara kesadaran/pengertian (cognitf), perilaku, dan
kehidupan mereka, masih menurut Sementara memberikan pengertian sebagai
berikut adalah tindakan-tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam
usaha memperoleh, menggunakan, dan menentukan produk dan jasa, termasuk
proses pengambilan keputusan yang mendahului dan mengikuti
tindakan-tindakan tersebut5.
Dari kedua pengertian di atas tersirat bahwa perilaku konsumen itu sangat
kompleks dan selalu berubah-ubah baik secara individual, kelompok, maupun
keseluruhan. Perilaku setiap individu dalam memenuhi kebutuhan dan
keinginannya akan berbeda karena adanya perbedaan dalam faktor yang
mempengaruhi proses pengambilan keputusan untuk pembelian suatu produk
dan/atau jasa.
Loudon dan Bitta mengakui bahwa mempelajari perilaku konsumen
cukup sulit dan kompleks, khususnya disebabkan oleh banyaknya
variabel-variabel tersebut cenderung berinteraksi. Di samping itu seringkali terjadi
ketidakkonsistenan pada konsumen, di mana mereka menyatakan kebutuhan dan
keinginannya tetapi bertindak sebaliknya6. Misalnya ada sebagian konsumen
yang memiliki kemampuan dan membutuhkan suatu produk, tetapi tidak
membelinya. Di lain pihak ada konsumen yang tidak membutuhkan suatu
produk, tetapi ia membelinya. Meskipun demikian, pemahaman terhadap
perilaku konsumen merupakan suatu hal yang sangat penting bagi perusahaan
5
Dharmesta Agustinus, Manajemen Strategik, “Pengantar Proses Berfikir Strategik”, Binarupa Aksara, Jakarta, 2001.h, 15
6
yang menginginkan agar program-program pemasarannya dapat berhasil. Hal ini
sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Kotler bahwa perusahaan yang
benar-benar memahami bagaimana konsumen memberikan tanggapan terhadap
rangsangan pemasaran (ciri produk, harga, periklanan, dan lain-lain) akan meraih
keuntungan lebih besar dari pada para pesaingnya, karena dengan dipahaminya
perilaku konsumennya, perusahaan dapat memberikan kepuasan secara lebih
baik kepada konsumennya7.
Uraian di atas memberikan gambaran betapa pentingnya pemahaman
terhadap perilaku konsumen dalam dunia bisnis yang semakin kompetitif.
B. Definisi Perilaku Konsumen
Menurut Leon perilaku konsumen The term consumer behavior refer to
the behavior that consumer display in searching for purchasing, using,
evaluation and disposing of product, service and ideas that they expect will
satisfy their needs Istilah perilaku konsumen diartikan sebagai perilaku yang
ditunjukkan ke konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan dan
memborong produk dan jasa yang diharapkan dapat menuaskan kebutuhan
mereka8.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan tentang perilaku konsumen yaitu
suatu studi yang mempelajari bagaimana seorang individu meminta keputusan
untuk membelanjakan sumber daya mereka yang tersedia (Waktu, uang, tenaga)
7
Kotler, Philip, “Marketing Management”, Fifth Edition, Englewood Clifts NJ. Prentice Hall,2004, h. 173
8
dalam mengkonsumsi produk dan jasa. Termasuk studi tentang apa yang mereka
beli, mengapa mereka membeli, kapan mereka membeli dan seberapa sering
mereka menggunakan suatu produk.
a. Model Perilaku Kosumen dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya.
Perilaku konsumen dapat terpenuhi oleh berbagai faktor yang ada
disekitarnya, adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konumen,
menurut Kotler
Gambar II.3
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen9
Budaya
Adalah kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan tingkah laku
yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan
lembaga penting lainnya.
9
b) Sub budaya
Sekelompok orang yang mempunyai sistem nilai berdasarkan pada
pengalaman hidup dan situasi.
Contoh : Nasionalitas, agama, kelompok, ras, dan wilayah geografik.
c) Kelas sosial
Divisi masyarakat yang relatif permanen dan teratur dengan para
anggotanya menganut nilai-nilai, minat, dan tingkah laku yang serupa.
d) Kelompok
Dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai sasaran individu
atau bersama.
e) Keluarga
Adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam
asyarakat, dan telah diteliti secara mendalam.
f) Peran dan status
Peran terdiri dari aktivitas yang diharapkan dilakukan seseorang dan
menurut orang-orang yang berada disekitarnya. Dan status mencerminkan
penghargaan yang diberikan oleh masyarakat.
2) Faktor Kepribadian
a) Usia dan siklus hidup
Orang yang mengubah barang dan jasa yang mereka beli selama masa
b) Pekerjaan dan lingkungan ekonomi
Pekerja kasar cendrung membeli lebih banyak pakaian untuk bekerja,
sedangkan pekerja kantoran membeli lebih banyak jas dan dasi.
c) Gaya hidup
Adalah pola hidup seseorang di dunia yang di ekspresikan dalam
aktivitas, minat dan opini.
d) Kepribadian dan konsep diri
Adalah karakteristik psikologi seseorang yang berbeda dengan orang lain
yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama
terhadap lingkungan.
3) Faktor psikologis10
a) Motivasi
Definisi motivasi menurut Kotler dan Amstrong adalah suatu kebutuhan
yang cukup menekan seseorang untuk mengejar kepuasan suatu
kebutuhan akan menjadi motif apabila ia tumbuh pada sampai suatu
tingkat intensitas yang cukup.
b) Persepsi
Orang memiliki persepsi yang berbeda atas objek yang sama kerena
adanya tiga proses persepsi :
10
i. Perhatian selektif
Kerena seseorang tidak mungkin dapat menanggapi semua
angsangan itu, sebagian besar rangsangan akan disaring.
ii. Distorsi selektif
Kecendrungan orang untuk mengubah informasi menjadi
bermakna pribadi dan menginterprestasikan informasi itu
dengan cara yang akan mendukung pro-konsepsi mereka.
iii. Ingatan/retensi selektif
Kecendrungan akan mengingat informasi yang menyokong
pandangan dan keyakinan mereka.
Adalah gambaran pemikiran yang dianut seseorang tentang suatu hal
keyakinan mungkin berdasarkan pengetahuan, pendapatan, atau kepercayaan
(truth) kesemua itu mungkin atau tidak mungkin mengandung faktor
emosional. Sikap (attituate) menurut kotler11 Adalah evaluasi, perasaan,
emosional, dan kecendrungan tindakan yang menguntungkan atau tidak
menguntungkan dan bertahan lama dari seseorang terhadap suatu obyek atau
gagasan.
4) Faktor pembelian
Adalah kemudahan untuk mengidentifikasi pembeli berbagai produk.
Kita dapat membedakan 5 (lima) peran yang dimainkan orang dalam
keputusan pembelian :
11
a) Pencetus
Seseorang yang pertama kali mengusulkan gagasan untuk membeli suatu
produk atau jasa.
b) Pemberi pengaruh
Seseorang yang pandangan atau sarannya mempengaruhi keputusan.
c) Pengambil keputusan
Seseorang yang mengambil keputusan untuk setiap komponen keputusan
pembelian, apakah membeli, tidak membeli, bagaimana membeli, dan
dimana akan membeli.
d) Pembeli
Orang yang melakukan pembelian yang sesunguhnya
e) Pemakai
Seseorang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa yang
bersangkutan.12
b. Model Proses Pengambilan Keputusan
Proses pengambilan keputusan pembelian sangat bervariasi, ada yang
sederhana dan ada pula yang kompleks. Proses pengambilan keputusan ke dalam
tiga jenis, yaitu pengambilan keputusan yang luas (extended decision making),
12
dan pengambilan keputusan yang bersifat kebiasaan (habitual decision
making).13
Proses pengambilan keputusan yang luas merupakan jenis pengambilan
keputusan yang paling lengkap, bermula dari pengenalan masalah konsumen
yang dapat dipecahkan melalui pembelian beberapa produk. Untuk keperluan ini,
konsumen mencari informasi tentang produk atau merek dan mengevaluasi hasil
dari keputusannya. Proses pengambilan keputusan yang luas terjadi untuk
kepentingan khusus bagi, konsumen misalnya produk-produk yang mahal,
mengandung prestise, dan dipergunakan untuk waktu yang lama. Contohnya :
pembelian mobil, komputer, sepeda motor, rumah, dan lain-lain.
Proses pengambilan keputusan terbatas terjadi apabila konsumen
mengenal masalahnya, kemudian mengevaluasi beberapa alternatif produk atau
merek berdasarkan pengetahuan yang dimiliki tanpa berusaha (atau hanya
melakukan sedikit usaha) mencari informasi baru tentang produk atau merek
tersebut. Ini biasanya berlaku untuk pembelian produk-produk yang kurang
penting atau pembelian yang bersifat rutin. Dimungkinkan pula bahwa proses
pengambilan keputusan terbatas ini terjadi pada kebutuhan yang sifatnya
emosional atau juga pada environmental needs), misalnya seseorang
memutuskan untuk membeli suatu merek atau produk baru dikarenakan `bosan'
dengan merek yang sudah ada. Keputusan yang demikian hanya mengevaluasi
13
aspek sifat/corak baru (novelty or newness) dari alternatif-alternatif yang
tersedia14.
Proses pengambilan keputusan yang bersifat kebiasaan merupakan proses
yang paling sederhana yaitu konsumen mengenal masalahnya kemudian
langsung mengambil keputusan untuk membeli merek favorit / kegemarannya
(tanpa evaluasi alternatif. Evaluasi hanya terjadi bila merek yang dipilih tersebut
ternyata tidak sebagus/sesuai dengan yang diharapkan. Contohnya: pembelian
sabun mandi, pasta gigi, makanan ringan, dan lain-lain.
Oleh karena produk komputer termasuk dalam proses pengambilan
keputusan yang luas (extended decision making), maka pembahasan akan
difokuskan pada lima tahap pengambilan keputusan, yang terdiri atas:
identifikasi masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan
pembelian, dan perilaku purna beli15.
1) Tahap identifikasi masalah.
Proses membeli diawali dengan identifikasi masalah atau kebutuhan.
Masalah terjadi apabila seseorang merasakan adanya perbedaan antara
keadaan yang ideal (diinginkan) dengan keadaan yang terjadi. Kebutuhan
tersebut dapat ditimbulkan oleh dorongan (stimuli) intern maupun ekstem.
Dorongan intern dapat berupa rasa lapar, haus, dan sebagainya, yang berasal
14
Mc.Daniel Hair Lamb, Lamb, Pemasaran, Buku I, Thomson Learning,Alih Bahasa Ananta Noer ,Jakarta; Salemba Empat, 2002, h.231.
15
dari dalam din manusia sendiri, sedangkan dorongan ekstern berasal dari
dalam din manusia sendiri, sedangkan dorongan ekstern berasal dari luar din
manusia. Rasa lapar dapat timbul karena mencium bau masakan, keinginan
untuk membeli televisi berwarna dapat timbul setelah melihat siaran televisi
berwarna di rumah tetangga, kerewelan dan `kelambatan' komputer dapat
menimbulkan keinginan untuk membeli komputer baru yang lebih canggih.
Kebutuhan mempunyai tingkat intensitas tertentu, dan dapat langsung
selama jangka waktu tertentu. Semakin besar tingkat intensitas kebutuhan
dan semakin lama kebutuhan tersebut dirasakan, maka semakin kuat
dorongan yang timbul dalam diri manusia untuk menguranginya dengan cara
mencari dan mendapatkan objek yang dapat memuaskan kebutuhannya.
2) Tahap pencarian informasi.
Bila seseorang telah merasakan adanya kebutuhan, maka akan muncul
suatu dorongan untuk berusaha memuaskan kebutuhan tersebut. Dalam upaya
memuaskan kebutuhannya, konsumen akan melakukan pencarian informasi
terlebih dahulu mengenai produk. Ada dua sumber informasi yang
digunakan, yaitu sumber internal dan sumber eksternal16. Sumber informasi
internal berasal dari memori konsumen itu sendiri, yaitu dari pengalaman
pribadi, penemuan-penemuan masa lalu (past searches), dan low-involvement
learning. Dalam extended decision making, sumber informasi eksternal ini
16
terdiri atas kelompok independen (keluarga, kelompok referensi,
pemerintah), informasi dari pemasar (iklan dan salesman), dan experintial
sources (inspeksi atau mencoba produk).
3) Tahap evaluasi alternatif
Setelah konsumen memperoleh informasi dari berbagai sumber
tentang produk/merek, maka mungkin terdapat beberapa alternatif
produk/merek yang dapat dipertimbangkan untuk memuaskan kebutuhannya.
Pada tahap ini konsumen akan melakukan penilaian terhadap setiap alternatif
yang ada sebelum memutuskan untuk membeli. Dasar penilaian yang
digunakan adalah kriteria evaluasi, yaitu standar-standar dan spesifikasi yang
digunakan untuk membandingkan dan mengevaluasi produk dan/atau merek
yang berbeda.
4) Tahap keputusan pembelian.
Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi diantara
alternatif-alternatif merek barang. Konsumen juga mungkul membentuk
suatu minat untuk membeli merek yang paling disukai, atau dengan kata lain
minat untuk membeli merupakan fungsi dari sikap. Menurut Kotler, ada dua
faktor lainnya yang berinterfensi di antara minat membeli dengan keputusan
membeli. Kedua faktor tersebut adalah sikap orang lain dan faktor-faktor
sosial yang tidak terduga (tidak terantisipasi). Sejauh mana sikap orang lain
akan mengurangi sikap favorable konsumen terhadap suatu merek tergantung
pilihan alternatif konsumen, dan (2) motivasi konsumen untuk mengikuti
keinginan orang lain17. Konsumen membentuk minat membelinya
berdasarkan faktor-faktor seperti pendapatan keluarga yang diharapkan,
harga yang diharapkan, dan manfaat produk yang diharapkan. Pada saat
konsumen akan membeli suatu produk, faktor-faktor sosial yang tidak
terantisipasi dapat saja mengubah minat membelinya, misalnya adanya
informasi yang bersifat negatif tentang barang yang akan dibelinya, atau
karena penjual kehabisan persediaan barang yang bersangkutan.
5) Tahap perilaku purnabeli.
Pada tahap kelima, yaitu perilaku pumabeli, konsumen merasakan
beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan yang akan mempengaruhi
perilaku berikutnya. Tugas seorang pemasar tidak hanya sampai produk/jasa
dibeli konsumen, namun akan terus berlangsung hingga periode purna beli.
Jika konsumen merasa puas, ia akan memperlihatkan peluang yang besar
untuk melakukan pembelian ulang atau membeli produk lain di perusahaan
yang sama di masa mendatang. Seorang konsumen yang merasa puas
cenderung akan menyatakan hal-hal yang baik tentang produk dan
perusahaan yang bersangkutan kepada orang lain. Para pemasar berpendapat
bahwa pembeli yang puas merupakan iklan yang terbaik18.
17
Kotler, Philip, “Marketing Management”, Fifth Edition, Englewood Clifts NJ. Prentice Hall,2004, h.199
18
Konsumen yang merasa tidak puas akan bereaksi dengan tindakan
yang berbeda. Berkaitan dengan hal ini, ada tiga kategori tanggapan atau
respon terhadap ketidakpuasan, yaitu: voice response (misalnya :
memberikan rekomendasi negatif kepada pihak-pihak lain seperti keluarga
dan teman), third-party response (mengambil tindakan hukum)19.
C. Definisi Bank Syariah
Menurut Karim Business Consulting dalam Clasical Training Pelaksana
Operasional Kantor Cabang Permata Syariah (2004) adalah sebagai berikut :
Bank Syariah adalah bank umum yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah.
Sementara yang dimaksud dengan Prinsip Syariah menurut UU No. 10
tahun 1998 pasal 1 ayat 3 dan 13 adalah :
Aturan perjanjian yang berdasarkan hukum Islam (Alquran dan Assunah) antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil, penyertaan modal, jual beli, sewa menyewa, pengiriman uang dan berbagai jasa bank lainnya.
1. Landasan Hukum Bank Syariah
Adapun evolusi Perundang-undangan Perbankan di Indonesia
mengenai Perbankan Syariah sebagai berikut20 :
19
Susanto Margono Handoyo. Komunikasi Pemasaran, Pengantar Pemahaman dan Aplikais Komunikasi, Bandung; Remaja Rosda, 2005 h. 95
20
a. UU Pokok Perbankan No. 14 Tahun 1967
“Tidak dimungkinkan adanya Bank tanpa bunga, karena pemerintahlah
yang berwenang menentukan tingkat suku bunga yang jumlahnya tentu
bukan 0% seperti halnya yang diberikan Bank Syariah”
b. Deregulasi di Bidang Perbankan Tanggal 1 Juni 1983
“Bank bebas menentukan tingkat suku bunga, sehingga pendirian Bank
Syariah dimungkinkan, namun izin untuk mendirikan bank belum ada”.
c. Deregulasi di Bidang Perbankan Paket Oktober 1988
“Bank bebas menentukan tingkat suku bunga dan telah adanya izin untuk
mendirikan bank baru, sehingga di tahun 1989 muncul permohonan untuk
mendirikan BPRS (Bank Perkreditan Rakyat Syariah) pertama di Lombok
Nusa Tenggara Barat (BPR Islam Al-Azhar).
d. UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.
“Telah diakomodir adanya bank tanpa bunga dengan sistem bagi hasil
yang kemudian dilengkapi dengan PP No. 72 tahun 1992 dimana pada
regulasi ini peran penting Dewan Pengawas Syariah secara tegas diakui”.
e. UU No. 10 tahun 1998 tentang Perubahan terhadap UU No. 7 tahun 1992
tentang Perbankan.
“Bank Syariah mendapat landasan hukum yang sangat kuat, terlebih lagi
dengan dikeluarkannya peraturan-peraturan pelaksanaan lainnya yaitu
Surat Edaran Bank Indonesia No. 32/2/UPPB dan SK DIR Bank
Indonesia No. 32/34/KEP/DIR tentang Bank Umum Syariah serta Surat
Edaran Bank Indonesia No. 32/4/UPPB dan SK DIR BI No.
2. Identifikasi Transaksi yang Dilarang
a. Hukum Asal Ibadat VS Muamalat
Ibadat adalah cabang syariat Islam yang mengatur hubungan antara
manusia dengan pencipta-Nya (hubungan vertikal), contohnya adalah shalat,
puasa, haji, dan sebagainya. Sedangkan muamalat adalah cabang syariat
Islam yang mengatur hubungan antara manusia dengan sesama manusia
(hubungan horizontal), contohnya aturan dalam bidang ekonomi, pernikahan,
hubungan sosial, dan sebagainya. Dalam ibadat kaedah hukum yang berlaku
adalah bahwa semua hal yang dilarang kecuali yang ada ketentuannya
berdasarkan Al-Quran dan Al-hadits. Sedangkan dalam muamalat hukum
asal sesuatu adalah diperbolehkan kecuali ada dalil yang melarangnya. Ini
berarti ketika suatu transaksi baru muncul dimana belum dikenal sebelumnya
dalam hukum Islam, maka transaksi tersebut dianggap dapat diterima kecuali
terdapat implikasi dari dalil Qur’an dan hadist yang melarangnya secara
eksplisit maupun implisit. Jadi dalam bidang muamalat, semua transaksi
dibolehkan kecuali yang diharamkan21.
Penyebab terlarangnya (haram) sebuah transaksi perdagangan adalah
haram karena zatnya dan haram bukan karena zatnya.
21
b. Haram Karena Zat-nya
Transaksi dilarang karena obyek (barang dan/atau jasa) yang
ditransaksikan juga dilarang. Misalkan minuman keras, bangkai, daging babi,
dan sebagainya. Jadi transaksi jual beli minuman keras adalah haram,
walaupun akad jual-belinya sah. Dengan demikian, bila ada nasabah yang
mengajukan pembiayaan pembelian minuman keras kepada bank dengan
menggunakan akad murabahah, maka walaupun akadnya sah tetapi transaksi
ini haram karena obyek transaksinya haram22.
c. Haram Selain Zat-nya23
1) Melanggar prinsip “An Taraddin Minkum”
Setiap transaksi dalam Islam harus didasarkan pada prinsip
kerelaan antara kedua belah pihak (sama-rama ridha). Mereka harus
mempunyai informasi yang sama (complete information) sehingga tidak
ada pihak yang merasa dicurangi/ditipu karena ada suatu yang unknown
to one party (keadaan dimana salah satu pihak tidak mengetahui
informasi yang diketahui pihak lain, ini disebut juga assymetric
information). Unknown to one party dalam bahasa fikihnya disebut juga
tadlis (penipuan) dan dapat terjadi dalam empat hal yakni :
22
Muhammad Syafi’i Antonio. Bank Syariah Dari Teori ke Praktek. Jakarta: Gema Insani.2001 h.12
23
a) Kuantitasnya
contoh pedagang yang mengurangi takaran/timbangan barang yang
dijualnya.
b) Kualitasnya
contohnya pedagang yang menyembunyikan cacat barang yang
ditawarkannya.
c) Harga
contohnya adalah memanfaatkan ketidaktahuan pembeli akan harga
pasar dengan menaikkan harga produk di atas harga pasar.
2) Waktu Penyerahan.
Contohnya adalah pedagang buah menjual buah di luar musimnya
padahal si pedagang tahu bahwa dia tidak dapat menyerahkan buah yang
dijanjikannya itu pada waktunya.
a) Melanggar prinsip “La Tazhlimuna wa la tuzhlamun”
Yakni prinsip jangan menzalimi dan jangan dizalimi.
Praktek-praktek yang melanggar prinsip ini diantaranya:
i) Rekayasa Pasar
Rekayasa pasar bisa terjadi dalam supply dan dalam demand.
Rekayasa pasar dalam supply terjadi bila seorang
produsen/penjual mengambil keuntungan di atas keuntungan
dijualnya naik. Sedangkan rekayasa pasar dalam demand terjadi
bila seorang produsen/pembeli menciptakan permintaan palsu,
seolah-olah ada banyak permintaan terhadap suatu produk
sehingga harga jual produk itu akan naik.
ii) Gharar
Gharar atau disebut juga taghrir adalah situasi dimana terjadi
incomplete information karena adanya ketidakpastian dari kedua
belah pihak yang bertransaksi. Gharar ini terjadi bila kita merubah
sesuatu yang seharusnya bersifat pasti (certain) menjadi tidak
pasti (uncertain)
3) Riba
Dalam ilmu fikih dikenal tiga jenis riba yaitu24 ;
a) Riba Fadl
yaitu riba yang timbul akibat pertukaran barang sejenis yang tidak
memenuhi kriteria sama kualitasnya, sama kuantitasnya dan sama
waktu penyerahannya. Pertukaran semisal ini mengandung gharar
yaitu ketidakjelasan bagi kedua pihak akan nilai masing-masing
barang yang dipertukarkan. Ketidakjelasan ini dapat menimbulkan
tindakan zalim terhadap salah satu pihak, kedua pihak dan
pihak-pihak lain. Dalam perbankan konvensional, riba fadl dapat ditemui
24
dalam transaksi jual beli valuta asing yang tidak dilakukan dengan
cara tunai (spot).
b) Riba Nasi’ah
yaitu riba yang timbul akibat hutang-piutang yang tidak memenuhi
kriteria untung muncul bersama resiko dan hasil usaha muncul
bersama biaya. Transaksi semisal ini mengandung pertukaran
kewajiban menanggung beban, hanya karena berjalannya waktu.
Dalam perbankan konvensional, riba nasi’ah dapat ditemui dalam
pembayaran bunga kredit dan pembayaran bunga deposito, tabungan,
giro dan lain-lan.
c) Riba Jahiliyah
yaitu hutang yang dibayar melebihi dari pokok pinjaman karena si
peminjam tidak mampu mengembalikan dana pinjaman pada waktu
yang telah ditetapkan (Usmani, 2001) Riba jahiliyah dilarang karena
terjadi pelanggaran kaedah “Kudlu Qardin Jarra Manfa’ah Fahuwa
Riba” (setiap pinjaman yang mengambil manfaat adalah riba). Dalam
perbankan konvensional, riba jahiliyah dapat ditemui dalam
pengenaan bunga pada transaksi kartu kredit yang tidak dibayar
penuh tagihannya.
3. Tidak sah/lengkap akadnya
Suatu transaksi yang tidak masuk dalam kategori haram, belum tentu
haram bila akad atas transaksi itu tidak sah atau tidak lengkap. Suatu transaksi
dapat dikatakan tidak sah dan/atau tidak lengkap akadnya, bila terjadi salah satu
(atau lebih) faktor-faktor berikut ini :a. Rukun dan syarat tidak terpenuhi Rukun
adalah sesuatu yang wajib ada dalam suatu transaksi (necessary condition),
misalnya ada penjual dan pembeli. Tanpa adanya penjual pembeli, maka jual beli
tidak akan ada. Pada umumnya rukun dalam muamalah bidang ekonomi ada tiga
yaitu :
a. Pelaku
Bisa berupa penjual-pembeli (dalam akad jual beli), penyewa-pemberi sewa
(dalam akad sewa-menyewa) atau penerima upah-pemberi upah (dalam akad
upah-mengupah), dan lain-lain.
b. Objek
Objek transaksi dari semua akad di atas dapat berupa barang atau jasa.
c. Ijab-kabul25
Adalah kesepakatan antara kedua belah pihak yang bertransaksi
Syarat adalah sesuatu yang keberadaannya melengkapi rukun (sufficient
condition). Contohnya adalah pelaku transaksi haruslah orang yang cakap hukum
(mukallaf).
Syarat bukanlah rukun, jadi tidak boleh dicampuradukkan. Dilain pihak,
keberadaan syarat tidak boleh :
a. Menghalalkan yang haram
25
b. Mengharamkan yang halal
c. Menggugurkan rukun
d. Bertentangan dengan rukun; atau
e. Mencegah berlakunya rukun.
4. Produk dan Jasa Perbankan Syariah
Pada dasarnya, produk yang ditawarkan oleh perbankan syariah dapat
dibagi menjadi tiga bagian besar yaitu26 :
a. Produk Penyaluran Dana (Financing)
Dalam menyalurkan dananya pada nasabah, secara garis besar produk
pembiayaan syariah terbagi kedalam empat kategori yang dibedakan
berdasarkan tujuan penggunaannya, yaitu :
1) Pembiayaan dengan prinsip jual beli (Ba’i)
Prinsip Ba’i dilaksanakan sehubungan dengan adanya perpindahan
kepemilikan barang atau benda (transfer of property). Tingkat
keuntungan bank ditentukan di depan dan menjadi bagian harga atas
barang yang dijual.
2) Pembiayaan dengan prinsip sewa (Ijarah)
Transaksi Ijarah dilandasi adanya perpindahan manfaat. Pada dasarnya
prinsip Ijarah sama saja dengan Ba’i, namun perbedaannya terletak pada
26
objek transaksinya. Bila pada Ba’i jual beli objek transaksinya adalah
barang, maka pada Ijarah objek transaksinya adalah jasa.
3) Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (Syirkah)
Transaksi syirkah dilandasi adanya keinginan para pihak yang
bekerjasama untuk meningkatkan nilai asset yang mereka miliki secara
bersama-sama. Secara spesifik bentuk kontribusi dari pihak yang
bekerjasama dapat berupa dana, barang perdagangan (trading asset),
kewiraswastaan (enterpreneur-ship), kepandaian (skill), kepemilikan
(property), peralatan (equipment) atau intangiable asset (seperti hak
paten atau goodwill), kepercayaan/reputasi (credit-worthiness) dan
barang-barang lainnya yang dapat dinilai dengan uang.
4) Pembiayaan dengan akad pelengkap.
Akad pelengkap diperlukan untuk mempermudah pelaksanaan
pembiayaan yang menggunakan tiga prinsip terdahulu.
b. Produk Penghimpunan Dana (Funding)
Penghimpunan dana di bank syariah dapat berbentuk giro, tabungan dan
deposito. Prinsip Operasional syariah yang diterapkan dalam penghimpunan
dana masyarakat adalah prinsip Wadi’ah dan Mudharabah.
1) Prinsip Wadi’ah
yaitu akad titipan pihak yang mempunyai barang kepada pihak yang
diberi kepercayaan untuk menjaga keselamatan, keamanan serta keutuhan
Prinsip Wadi’ah berdasarkan jenis terdiri dari dua bagian yaitu
a) Wadi’ah Dhamanah
dimana pada prinsipnya harta titipan boleh dimanfaatkan oleh pihak
yang dititipi (bank) tetapi bank bertanggung jawab atas keutuhan
harta titipan tersebut.
b) Wadi’ah Amanah
yaitu pada prinsipnya harta titipan tidak boleh dimanfaatkan oleh
yang dititipi.
2) Prinsip Mudharabah
yaitu akad antara pemilik dana dan pengelola dana untuk memperoleh
keuntungan dibagi sesuai nisbah yang disepakati pada awal akad. Rukun
mudharabah terpenuhi sempurna (ada pemilik dana, ada pengelola, ada
usaha yang akan dibagihasilkan, ada nisbah dan ada ijab kabul). Prinsip
mudharabah ini diaplikasi pada produk tabungan berjangka dan deposito
berjangka.
Berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh pihak penyimpan dana,
prinsip mudharabah terbagi dua yaitu :
a) Mudharabah Mutlaqah
Dalam mudharabah mutlaqah (URIA = Unrestricted Investment
Account), tidak ada pembatasan bagi bank dalam menggunakan dana
kepada bank, ke bisnis apa dana yang disimpannya itu hendak
disalurkan atau menetapkan penggunaan akad-akad tertentu, ataupun
mensyaratkan dananya diperuntukkan bagi nasabah tertentu. Jadi
bank memiliki kebebasan penuh untuk menyalurkan dana URIA
(Unrestricted Investment Account) ini ke bisnis manapun yang
diperkirakan menguntungkan.
b) Mudharabah Muqayyadah
Mudharabah muqayyadah (RIA = Restricted Investment Account)
terdiri dari dua jenis yaitu :
i). Mudharabah Muqayyadah On Balance Sheet
Merupakan simpanan khusus (restricted investment) di mana
pemilik dana dapat menetapkan syarat-syarat tertentu yang harus
dipatuhi oleh bank.
ii) Mudharabah Muqayyadah Off Balance Sheet
Merupakan penyaluran dana langsung kepada pelaksana
usahanya, dimana bank bertindak sebagai perantara (arranger)
yang mempertemukan antara pemilik dana dengan pelaksana
usaha. Pemilik dana dapat menetapkan syarat-syarat tertentu yang
3) Produk Jasa (Service)
Produk jasa bank syariah terdiri atas27:
a) Wakalah
adalah akad perwakilan antara dua pihak dimana pihak pertama
mewakilkan suatu urusan kepada pihak kedua untuk bertindak atas
nama pihak pertama, contohnya Leter of Credit (L/C Impor), jasa
transfer dan inkaso.
b) Kafalah
adalah akad jaminan dari suatu pihak kepada pihak lain, contohnya
Garansi Bank. Garansi bank dapat diberikan dengan tujuan untuk
menjamin pembayaran suatu kewajiban pembayaran.
c) Hiwalah
adalah akad pemindahan hutang piutang suatu pihak kepada pihak
lain. Kebanyakan ulama tidak memperbolehkan pengambilan manfaat
(imbalan) atas pengalihan hutang piutang tersebut antara lain dengan
mengurangi jumlah piutang atau menambah jumlah hutang tersebut.
Bank hanya boleh membebankan fee atas jasa penagihan. Contohnya
Anjak Piutang.
27
d) Sharf
adalah transaksi pertukaran emas dan perak atau pertukaran valuta
asing, dengan syarat, harus tunai, serah terima dilakukan dalam
majelis kontak dan bila pertukaran antara mata uang yang sama sama
harus dalam jumlah/kuantitas yang sama.
e) Al qardh
Artinya adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih
atau diminta kembali (atau dengan kata lain meminjamkan tanpa
mengharap imbalan). Contohnya adalah produk pelengkap kepada
nasabah yang membutuhkan dana talangan segera untuk masa yang
sangat pendek.
4) Ciri Khas Pelayanan Perbankan
Dalam menjalankan usaha perbankan baik konvensional maupun syariah
dengan sasaran nasabah individual dan pengusaha kecil maupun besar,
kepuasan pelayanan sangat menentukan keberhasilan dalam bisnis
perbankan. Penarikan nasabah baru melalui pelayanan yang memuaskan
adalah lebih mudah dari pada mempertahankan pelayanan yang
memuaskan terhadap nasabah lama (Sugiarto, 1999)
Dalam pemasaran yang proaktif, mempertahankan nasabah tidak kalah
pentingnya dari pada mencari nasabah baru, karena selain bisa
mempertahankan pelanggan dimungkinkan bisa berlanjut ke costumer