• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-faktor yang mempengaruhi prilaku nasabah pengguna produk tabungan Bank Mandiri Syariah kantor cabang Ciledug

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Faktor-faktor yang mempengaruhi prilaku nasabah pengguna produk tabungan Bank Mandiri Syariah kantor cabang Ciledug"

Copied!
128
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi Konsentrasi Perbankan Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah, 2010

Tujuan penelitian ; untuk mengetahui bagaimana pandangan nasabah terhadap tabungan Mandiri Syariah Kantor Cabang Cildeuk, untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku nasabah menggunakan produk tabungan Mandiri Syariah Kantor Cabang Cildeuk ?

Metodologi penelitian menggunakan kuantiatif, dimana populasi penelitian adalah nasabah bank Mandiri Syariah dengan jumlah sebanyak 50 orang responden diambil dengan menggunakan teknik aksidental.

Terhadap padangan nasabah pada tabungan Mandiri Syariah Kantor Cabang memperlihtakan bahwa, terdapat 10% repsonden memberikan penilaian sangat setuju, untuk responden yang memberikan setuju ada sebanyak 31% untuk responden dengan penilaian cukup setuju ada sebanyak 47% sedangkan untuk responden dengan penilaian kurang setuju ada sebanyak 10% terhadap responden dengan penilaian kurang setuju ada sebanyak 2% bila melihat penilaian responden pada dimensi prilaku responden terlihat bahwa dimensi budaya merupakan dimensi dominan bila dibandingkan dengan dimensi lainnya.Terhadap hasil pengolahan data terhadap pemahaman agama didasarkan atas responden memahami syariah dan responden yang kurang memahami syariah, sedangkan untuk dimensi syariah meliputi (ATM, kartu debit, phone banking, pembayaran zakat dan autodebet), dengan hasil bahwa ada perbedaan terhadap perilaku artinya bahwa nasabah yang memiliki pemahaman syariah dan tidak memahami syariah memiliki perbedaan, hal ini juga terlihat pada demografi fasilitas terhadap perilaku juga terdapat perbedaan dengan demikian baik demografi agama dan fasilitas memiliki perbedaan secara nyata terhadap perilaku nasabah meliputi budaya, pribadi, sosial dan psikologi.

Saran dalam peneliian kiranya manajmene harus meningkatkkan keyakinan produk Syariah merupakan produk tabungan yang sangat tepat bagi saya dan keluarga saya, hal ini dapat di lakukan dengan sosialisasi informasi produk baik dengan iklan maupun alat-alat promo lainnya.

(2)

Berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa akhirnya penulis dapat membuat dan menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy), Konsentrasi Perbankan Syariah dan Hukum, Universitas Syarif Hidayatullah masih jauh dari sempurna, sekalipun penulis telah berusaha dengan segenap kemampuan yang ada untuk mendapatkan hasil yang terbaik.

Terselesaikannya skripsi ini tentunya tidak akan dapat mungkin terurai dengan bahasa dan sistematika yang baik tanpa ada dukungan dan bimbingan khususnya dari Pembimbing dalam hal ini Bapak Drs. H.Ahmad Yani, M.Ag, karena beliaulah penulis dapat belajar untuk menyempurnakan tulisan hingga skripsi ini di ujikan.

Pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah memberikan dorongan, bimbingan dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, yaitu kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag, ketua studi muamalat dan Bapak H.ah.Azharuddin lathif, M.Ag, MH, selaku sekretaris Program Studi Muamalat.

(3)

dapat terselesaikan

4. Bapak Drs. Djawahir Hejazziey, SH, MA ketua Non Reguler Program studi muamalat dan Bapak Drs. H. Ahmad Yani, M.Ag selaku sekretaris Program Non Reguler Studi Muamalat (Ekonomi Islam).

5. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM sebagai Penguji satu dan Drs. H. Zainul Arifin Yusuf, M.Pd. sebagai Penguji kedua.

6. Segenap Management Bank Mandiri Syariah Cabang Ciledug, Tanggerang, serta staf lainnya yang tidak disebutkan satu persatu yang selalu memberikan kesempatan kepada penulis yang bersifat kekeluargaan.

7. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah mengajarkan ilmunya selama penulis mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang telah diajarkan dapat bermanfaat.

8. Kepala perpustakaan utama U1N Jakarta dan perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum khususnya Bapak Juhri beserta staf-stafnya yang telah membantu penulis dengan menyediakan fasilitas untuk mencari referensi.

9. Kepada kedua Orang Tua tercinta Ayahanda H. Hasbi Pasaribu dan Ibunda Hj. Rosaini Meuraxa yang selalu membimbing penulis dengan segala kasih sayangnya dan penuh kesabaran selama ini. Ananda persembahan skripsi ini untuk Ayahanda dan Ibunda tercinta.

10.Kepada kakak-kakak dan adik ku tercinta yang selalu mensupport dan memberikan masukan, sepupuku rizqa dan sahmi yg sudah banyak memberi arahan.

(4)

mengerjakan skripsi ini hingga selesai.

12.Untuk teman-teman dan sahabat-sahabatku Alumni Muhammadiyah 18 yang tidak dapat disebutkan satu persatu, teman-teman seperjuangan jurusan Muamalat Program Non-Reguler angkatan 2005 terutama PS.B terima kasih atas dukungan kalian smua love you all my friend

13.Semua pihak yang telah memberikan kontribusi terhadap penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebut satu persatu.

Akhir kata Penulis berharap semoga tulisan skripsi yang sederhana ini dapat memberikan manfaat yang nyata baik bagi diri penulis sendiri ataupun semua yang membacanya terutama bagi rekan-rekan mahasiswi Fakultas Syari'ah dan Hukum jurusan Perbankan Syariah. sebagai manusia dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Penulis terbuka bagi saran-saran dan kritik yang bertujuan untuk lebih menyempurnakan tulisan ini.

Demikian sedikit pengantar dan ucapan terima kasih dari penulis. Atas semua perhatian yang diberikan penulis ucapkan terima kasih. Semoga pembaca memperoleh tambahan pengetahuan setelah membacanya. Wassalamu 'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, .... Agustus 2010

Penulis

(5)

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Pembatasan Perumusan Masalah ... 3

1. Pembatasan Masalah ... 3

2. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

1. Tujuan Penelitian ... 4

2. Manfaat Penelitian ... 4

D. Metode Penelitian ... 5

1. Pendekatan Penelitian ... 5

2. Jenis Penelitian ... 5

3. Data Penelitian ... 6

4. Populasi dan Sampel ... 8

5. Instrumen Penelitian ... 9

(6)

7. Metode Penelitian ... 10

8. Review Studi Terdahulu ... 14

E. Sistematika Penelitian ... 16

BAB II LANDASAN TEORI ... 19

A. Pengertian Sikap dan Prilaku Konsumen ... 19

B. Definisi Perilaku Konsumen ... 23

C. Definisi Bank Syariah ... 34

1. Landasan Hukum Bank Syariah ... 34

2. Identifikasi Transaksi Yang Dilarang ... 36

3. Tidak sah/lengkap akadnya ... 40

4. Produk dan Jasa Perbankan Syaruah ... 42

D. Tabungan Syariah ... 48

BAB III GAMBARAN UMUM ... 50

A. Sejarah Bank Mandiri Syariah ... 50

B. Visi dan Missi ... 52

C. Struktur Organisasi ... 53

(7)

A. Deskirpsi Data ... 57

1. Deskripsi Responden ... 57

2. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 59

B. Pembahasan ... 60

1. Penilaian Responen Pada Prilaku Nasabah ... 60

2. Kumulatif Persepsi ... 75

C. Analisis ... 79

1. Uji Silang ... 80

2. Uji Beda Demografi Agama dan fasilitas Terhadap Perilaku Nasabah dalam Memilih Produk Tabungan Syariah . 86 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 90

A. Kesimpulan ... 90

B. Saran-saran ... 91 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(8)

CABANG CILEDUG

Disusun Oleh

NAILA SYAKRI

205046100629

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H / 2010 M

(9)

MANDIRI SYARIAH KANTOR CABANG CILEDUG

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SESY)

Oleh:

NAILA SYAKRI NIM: 205046100629

Di Bawah bimbingan

Drs. H. Ahmad Yani, M. Ag NIP.196404121994031004

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H / 2010 M

(10)

Pengguna Produk Tabungan Bank Mandiri Syariah Kantor Cabang Ciledug”, telah diujikan dalam sidang Munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 22 September 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam).

Jakarta, 22 September 2010 Mengesahkan

Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 19550505 198203 1021

PANITIA UJIAN Ketua : Drs. Djawahir Hejazziey, SH., MA

NIP.19551015 197903 1002 (….………)

Sekretaris : Drs. H.Ahmad Yani, M.Ag.

NIP.196404412 199403 1004 (…..………)

Penguji I : Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM

NIP. 19550505 198203 1021 (…..………)

Penguji II : Drs. H. Zainul Arifin Yusuf, M.Pd.

NIP. 195607121981031003 (……….…………)

Pembimbing I : Drs. H.Ahmad Yani, M.Ag.

NIP.196404412 199403 1004 (……….………)

(11)
(12)

A. Latar Belakang Penelitian

Dalam dunia modern dewasa ini, kehidupan ekonomi tidak begitu saja

dapat dilepaskan dari keberadaan serta peran penting sektor jasa keuangan pada

umumnya dan perbankan pada khususnya, karena melalui media inilah dana atau

potensi investasi yang ada tidak pada masyarakat dapat di berdayakan dan

disalurkan dalam berbagai kegiatan produktif sehingga angan-angan kita untuk

mewujudkan perekonomian yang sehat dapat terwujud. Sisi ekonomi adalah sisi

yang tidak terpisahkan dari dimensi kehidupan umat manusia. Sistem yang

berkembang di dunia adalah sistem kapitalisme dan sosialisme yang tampaknya

untuk pemerataan dapat diterima oleh dunia islam, karena pada lahirnya tidak

berbenturan dengan agama. Tetapi pada kenyataannya kedua sistem di atas tadi

mengacu pada sekularisme murni. Sementara keinginan Islam, di samping

mencapai tujuan-tujuan materi harus juga dipertimbangkan faktor nilai, karakter

luhur manusia, dan pembalasan Allah di akhirat nanti. Singkatnya,

kegiatan-kegiatan ekonomi tidak saja semata-mata untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan

material, tapi terlebih-lebih kegiatan tersebut haruslah bernilai ibadah di mata

Allah SWT.

Salah satu fenomena ekonomi yang terlihat mendesak untuk ditanggulangi

adalah interaksi umat Islam dengan bank. Bank-bank konvensional yang ada

(13)

sekarang ini menawarkan sistem bunga, yang dalam Islam identik dengan riba.

Dengan semakin menguatnya keinginan masyarakat untuk bertransaksi dengan

menggunakan konsep syariah sehingga memberikan kontribusi terhadap

pertumbuhan industri perbankan syariah. Produk tabungan berbasis syariah

adalah suatu produk yang memberikan solusi bagi mereka (manusia) yang

mengimani bahwa bunga bank adalah riba dan haram hukumnya. Dengan Produk

tabungan berbasis syariah maka gugurlah kedaruratan dan terbukalah pintu hijrah

menuju transaksi dan investasi melalui perbankan murni syariah.

Pertumbuhan terhadap proses penciptaan produk perbankan syariah yang

signifikan tersebut tentunya menimbulkan pertanyaan tentang apa sebenarnya

faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan nasabah untuk menggunakan produk

produk tabungan berbasis syariah? jadi, apakah benar keterikatan religius islami

mempengaruhi pengambilan keputusan untuk menggunakan produk produk

tabungan berbasis syariah tersebut karena faktor-faktor yang berkaitan dengan

atribut-atribut islam, ataukah karena faktor-faktor lainnya?

Maka untuk dapat mengetahui minat dan motivasi nasabah dalam

menggunakan produk tabungan berbasis syariah digunakanlah faktor-faktor

berikut, yaitu: Agama dan Fasilitas

Faktor agama merupakan faktor emosional yang akan memberikan

emotional benefit bagi para nasabahnya. Menurut Hermawan Kertajaya dalam

Infobank no. 234/1999. emotional benefit ini sangat penting dipelajari untuk dapat

(14)

dikembangkan oleh perbankan syariah termasuk di dalamnya mengenai

keuntungan yang didapatkan nasabah melalui sistem bagi hasil jika menabung di

bank syariah. Sedangkan faktor fasilitas merupakan faktor rasional yang

mempengaruhi nasabah. Yaitu bagaimana agar masyarakat berminat menjadi

nasabah bank Muamalat Indonesia, sehingga pihak manajemen perusahaan

meningkatkan kualitas dan kuantitas dari segi fasilitas. Jika, fasilitas di dalam

produk perbankan bank Muamalat Indonesia yaitu Produk tabungan berbasis

syariah.

Berdasarkan uraian di atas, penulis mencoba melakukan penelitian dengan

judul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prilaku Nasabah Pengguna Produk Tabungan Bank Mandiri Syariah Kantor Cabang Ciledug.

B. Pembatasan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Kompleksitas permasalahan pemasaran syariah sebagaimana

ditafsirkan dalam latar belakang masalah maka penulis perlu melakukan

batasan dalam penyajian skripsi ini, adapun batasan dalam penelitian ini

adalah :

a. Sumber informasi dalam penelitian hanya pada nasabah Mandiri Syariah

Kantor Cabang Ciledug.

b. Variabel Penelitian di fokuskan pada perilaku nasabah pada Bank Cabang

(15)

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka permasalahan

yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

a. Bagaimana pandangan perilaku nasabah pada tabungan Mandiri Syariah

Kantor Cabang Ciledug ?

b. Faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku nasabah menggunakan

produk tabungan Mandiri Syariah Kantor Cabang Ciledug ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui pandangan perilaku nasabah pada tabungan Mandiri

Syariah Kantor Cabang Ciledug?

b. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku nasabah

menggunakan produk tabungan Mandiri Syariah Kantor Cabang

Ciledug?

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah:

a. Bagi perkembangan ekonomi syariah dapat mengetahui sumbangsih yang

sangat berarti terkait dengan ”perilaku nasabah” (consumer behavior)

(16)

berhubungan dengan sosialisasi produk dan jasa perbankan syariah kepada

masyarakat luas.

b. Bagi pihak Bank Mandiri Syariah khususnya (Marketing Division)

tentunya akan menjadi masukan yang sangat berarti terutama pada

bagian/divisi pemasaran. Beberapa informasi diatas dapat dijadikan

sebagai ”landasan acuan” oleh pihak manajemen perbankan syariah dalam

menentukan langkah-langkah pemasaran selanjutnya demi pertumbuhan

dan perkembangan bank syariah itu sendiri dimasa yang akan datang.

c. Bagi masyarakat umum akan bermanfaat sekali terutama yang ingin

mengetahui tentang faktor-faktor yang mempengaruhi nasabah

menggunakan produk tabungan syariah.

D. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Dalam melakukan penelitian terhadap Faktor-Faktor Mempengaruhi

Prilaku Nasabah Menggunakan Produk Tabungan Bank Mandiri Syariah

Kantor Cabang Cildedug, dilakukan dengan menggunakan pendekatan

empiris, pendekatan normatif dilakukan dengan melakukan penelusuran

dengan membandingkan antara penelitian sebelumnya dengan apa yang

(17)

2. Jenis Penelitian

Ilmu dan penelitian adalah sama-sama proses, sehingga ilmu dan

penelitian adalah proses yang sama1. Hasil dari proses tersebut adalah

kebenaran (truth), metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah

untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu, cara ilmiah

berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri keilmuan, yaitu rasional,

empiris dan sistematis2.

Dengan demikian pada prinsipnya dapat ditarik satu kesimpulan dasar

atas definisi penelitian di mana penelitian adalah ingin mendapatkan data

obyektif, valid dan reliabel tentang sesuatu hal (variabel tertentu). Jenis dan

analisisnya dalam penelitian dapat dikelompokkan menjadi dua hal utama

yaitu data kualitatif dan kuantitatif.

Dalam penelitian digunakan metode kualitatif dan kuantitatif, di mana

data kualitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang

diangkakan, sedangkan data kuantitatif adalah data yang dinyatakan dalam

bentuk kata, kalimat dan gambar3. Alasan penulis menggunakan metode ini

karena penulis ingin melihat dan berusaha untuk mengetahui perilaku nasabah

terhadap kepercayaan.

1

Muhammad Natsir. Metodologi Penelitian, Ghalia Indonesia. Jakarta. 2000 hlm 15

2

Sogiono. Metodologi Penelitian Bisnis. Alpha Betta.Bandung, 2007 hlm 1

3

(18)

3. Data Penelitian

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini meliputi data primer dan

data sekunder. Metode pengumpulan data yang digunakan untuk penelitian

deskriptif antara lain:

a. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan

langsung di lapangan oleh peneliti berupa persepsi karyawan berkenaan

dengan variabel-variabel yang dianalisis. Pengumpulan data dilakukan

dengan menggunakan teknik koesioner /angket sebagai alat pengambil

data melalui daftar pertanyaan yang diajukan kepada pihak-pihak yang

berhubungan langsung dengan masalah yang akan diteliti dan diisi oleh

responden sendiri. Kuesioner ini dilakukan dengan cara memberikan

pertanyaan tertutup, yaitu dengan menggunakan skala Likert dengan 5

(lima) tingkatan di mana dalam pertanyaan ini responden hanya memilih

satu jawaban yang paling sesuai dengan di antara alternatif yang ada.

b. Data sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan

oleh peneliti dari sumber-sumber berkenaan dengan sejarah singkat

perusahaan, organisasi perusahaan serta hal-hal yang dilakukan oleh

(19)

Dengan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

melalui :

a. Kuesioner

Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberikan pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya.

b. Studi Kepustakaan

Yaitu dengan cara membaca literatur atau buku-buku, catatan-catatan

kuliah, jurnal-jurnal yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.

4. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi merupakan seluruh individu yang akan dijadikan subjek

penelitian. Populasi adalah keseluruhan dari unit analisis yang diperoleh

berdasarkan ciri-ciri yang diduga dari sampel yang hendak di

generalisasikan atau dianalisis secara umum4. Tujuan ditetapkannya

populasi adalah untuk menghindari kesalahan generalisasi kesimpulan.

Pada penelitian ini populasi yang akan digunakan adalah Nasabah Bank

Mandiri Syariah Kantor Cabang Cildeduk

4

(20)

b. Teknik Pengambilan Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut”. Proses pengambilan sampel dalam penelitian ini

menggunakan teknik acsidental5. Sampel acsidental adalah teknik

penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara

kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel6.

Sedangkan jumlahnya sebanyak 50 orang responden, menurut pendapat

Gay ukuran minimum sampel yang dapat diterima berdasarkan pada

desain penelitian Asosiatif/Korelasional adalah minimal 30 subjek7.

5. Instrumen Penelitian

Penelitian menggunakan mono variabel, sehingga instrumen penelitian

dalam penelitian ini hanya terfokus pada variabel prilaku konsumen dengan

uraian sebagai berikut:

5

Sogiono. Metodologi Penelitian Bisnis. Alpha Betta.Bandung, 2007 hlm 116

6

Sogiono. Metodologi Penelitian Bisnis. Alpha Betta.Bandung, 2007 hlm 122

7

(21)

Tabel 1.1. Kisi-Kisi Demografi dan Perilaku Nasabah

VARIABEL PEMBEDA VARIABEL

PERILAKU ORGANISASI AGAMA FASILITAS

Budaya Sub-budaya Budaya

Kelas sosial Kelompok acuan Kerabat dan teman Sosial

Peran status

Usia dan tahap siklus hidup Pekerjaan

Gaya hidup Pribadi

Kepribadian dan konsep diri Motivasi

Persepsi Pembelajaran Psikologi

Keyakinan dan sikap

1.Memahami syariah 2.Tidak memahami syariah

1. ATM 2. Kartu Debit 3. Phone Banking 4. Pembayaran zakat

otomatis 5. Autodebet

6. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data yang digunakan adalah pengolahan data

dengan korelasi untuk mengetahui adanya hubungan antara dua variabel yang

menjadi obyek penelitian dengan menggunakan alat pengolahan data program

SPSS dan excel. Proses pengolahan data dilakukan melalui tahapan-tahapan

berikut :

a. Mengelola setiap jawaban pertanyaan dari kuesioner yang disebarkan

kepada responden untuk dihitung frekuensi dan persentase.

b. Dengan menggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur dan

dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut

(22)

dapat ditanyakan kepada responden. Kuesioner ini ditujukan khusus pada

nasabah Bank Mandiri Cabang Ciledug.

7. Metode Penelitian a. Kalibrasi

1) Uji Validitas Instrumen

Uji validitas berarti menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur itu dapat mengukur apa yang ingin diukur8. Pengujian ini

berfungsi untuk menunjukkan tingkat kemampuan dari alat pengukur

agar dapat memberikan apa yang menjadi sasaran pokok pengukur.

Pengukuran validitas dalam penelitian ini menggunakan rumus

korelasi product moment pearson, dan rumusnya sebagai berikut:

r =

(23)

Uji coba instrumen dilakukan terhadap 25 orang responden di

luar responden penelitian. Data diolah dengan menggunakan Software

Statistical Product Service Solution Versi 15 dan hasil perhitungan

dinyatakan valid, apabila nilai r > r

2) Reliabilitas Instrumen

Uji reliabilitas adalah suatu angka indeks yang menunjukkan

konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama.

Di mana reliabel berarti instrumen yang jika digunakan untuk

mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data yang sama.

Pengujian reliabilitas instrumen ini menggunakan rumus Alpha

Cronbach, yaitu dengan rumus sebagai berikut:

r = K ∑σb2 1

(K – 1) σ ² t

Dimana :

r = Koefisien reliabilitas

K = Banyaknya butiran pertanyaan ∑σb2 = Jumlah variasi butir

σ²t 7 = Variasi total

b. Frekuensi

Untuk melihat tanggapan konsumen terhadap variabel media

advertising, dan perilaku membeli konsumen digunakan analisis

(24)

dengan cara menghitung skor jawaban responden terhadap elemen-elemen

tersebut. Dengan ketentuan9 :

Skor tertinggi – Skor terendah Interval = Jumlah Kelas

Untuk mengukur klasifikasi interval, maka digunakan rumus:

Skor tertinggi = 50 x 5 = 250 Skor terendah = 50 x 1 = 50

200

Interval = 250 - 50 = = 40 5

Berdasarkan total kumulatif yang didapat, maka hasil penelitian

responden dapat dikelompokkan sebagai berikut:

Table 3.6 Interval Penilaian Responden

Untuk melakukan uji komparasi antara variabel demografi

berdasarkan jenis kelamin, usia dan lama waktu kerja terhadap terjadinya

kecelakaan kerja maka di gunakan uji beda dua rata-rata :

9

(25)

Di mana

Ho : μ1 < μ1 Persepsi agama tidak memiliki perbedaan yang

signifikan atas perilaku pada budaya, sosial, pribadi dan psikologi

Ha : μ1 > μ1 Persepsi agama memiliki perbedaan yang

signifikan atas perilaku pada budaya, sosial, pribadi dan psikologi.

Ho : μ2 < μ2 Persepsi fasilitas tidak memiliki perbedaan yang

signifikan atas perilaku pada budaya, sosial, pribadi dan psikologi

Ha : μ2> μ2 Persepsi fasilitas memiliki perbedaan yang

signifikan atas perilaku pada budaya, sosial, pribadi dan psikologi.

_ _

(X1 – X2) – ( μ1 -μ2 )

to=

σ12 σ22

n1 + n2

μ1 ( X1 ) = Demografi

μ2 ( X2 ) = Prilaku

S = Standar deviasi N = Jumlah data

X1 – X2

tt =

S12 + S12

n1 n2

d. Cross Tabulasi

Untuk menjawab penyebab utama dari kecelakaan kerja pada

demografi responden (agama dan fasilitas) terhadap dimensi-dimensi

(26)

mana pada pengujian ini diketahui nilai kecenderungan demografi pada

masing-masing variabel yang diamati.

8. Review Studi Terdahulu

Tissaura Dewi Avriantini (2008) Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Keputusan Nasabah Dalam Menggunakan Produk Produk

tabungan berbasis syariah Pada PT. Bank Muamalat Indonesia, dengan hasil

penelitian terhadap variabel persepsi nasabah terhadap perilaku dalam

menabung di Bank Muamalat Indonesia khususnya untuk produk Produk

tabungan berbasis syariah dengan nilai persepsi rata-rata sebesar 171, dari

hasil data tersebut menunjukkan bahwa secara rata-rata penilaian setuju,

pengukuran terhadap dimensi terlihat bahwa dimensi budaya merupakan

dimensi yang mendominasi, artinya perilaku nasabah menabung di Bank

Mualamat Indonesia untuk produk Produk tabungan berbasis syariah atas

dasar budaya. Hasil pengolahan antara perilaku nasabah terhadap demografi

atas dasar agama dan fasilitas di mana agama dibagi atas (paham syariah dan

tidak paham syariah) serta fasilitas meliputi seluruh fasilitas yang diberikan

Bank Muamalat terlihat bahwa secara umum agama (paham syariah dan tidak

paham syariah) ada perbedaan terhadap perilaku artinya bahwa nasabah yang

memiliki pemahaman syariah dan tidak memahami syariah memiliki

perbedaan, hal ini juga terlihat pada demografi fasilitas terhadap perilaku juga

terdapat perbedaan dengan demikian baik demografi agama dan fasilitas

memiliki perbedaan secara nyata terhadap perilaku nasabah meliputi budaya,

(27)

Sulfa Azami (2008) Analisis Persepsi Nasabah Di DKI Jakarta

Terhadap Jasa Tabungan Permata Bank Syariah dengan hasil Hasil

pengolahan data terhadap tingkat keeratan dari masing-masing dimensi

persepsi terlihat bahwa pada dimensi Selective exposive terhadap persepsi

konsumen dengan nilai sebesar 0.551 dengan demikian ada hubungan positif

kuat antar variabel. Untuk nilai hubungan antara selective perception dengan

persepsi konsumen sebesar 0.798 dengan demikian ada hubungan positif

sangat kuat antara dimensi selektif dengan persepsi konsumen pada tabungan

Permata Syariah. Dan untuk nilai korelasi antara selektif relation dengan

persepsi konsumen pada tabungan sebesar 0.714 dengan demikian ada

hubungan positif kuat antar variabel. Dengan demikian menunjukkan bahwa

kecenderungan calon nasabah menabung dan menjadi nasabah Bank Permata

Syariah ; di mana kecenderungan di awali dengan selection perception dan

kedua dipengaruhi oleh selective relation dan terakhir dipengaruhi oleh

selective exposure.

Pebri Widiana (2008) Pengaruh Antara Segmentasi Dan Positioning

Terhadap Persepsi Nasabah Atas Tabungan Bank Negara Indonesia Syariah

dengan hasil pengolahan data terhadap variabel persepsi nasabah terhadap

perilaku dalam menabung di Bank Muamalat Indonesia khususnya untuk

produk Produk tabungan berbasis syariah dengan nilai persepsi rata-rata

sebesar 171, dari hasil data tersebut menunjukkan bahwa secara rata-rata

penilaian setuju, pengukuran terhadap dimensi terlihat bahwa dimensi budaya

merupakan dimensi yang mendominasi, artinya perilaku nasabah menabung di

(28)

atas dasar budaya. Hasil pengolahan antara perilaku nasabah terhadap

demografi atas dasar agama dan fasilitas di mana agama dibagi atas (paham

syariah dan tidak paham syariah) serta fasilitas meliputi seluruh fasilitas yang

diberikan Bank Muamalat terlihat bahwa secara umum agama (paham syariah

dan tidak paham syariah) ada perbedaan terhadap perilaku artinya bahwa

nasabah yang memiliki pemahaman syariah dan tidak memahami syariah

memiliki perbedaan, hal ini juga terlihat pada demografi fasilitas terhadap

perilaku juga terdapat perbedaan dengan demikian baik demografi agama dan

fasilitas memiliki perbedaan secara nyata terhadap perilaku nasabah meliputi

budaya, pribadi, sosial dan psikologi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa keseluruhan dimensi (Budaya,

Pribadi, Psikologi dan Sosiologi) ada perbedaan pemahaman syariah dan

yang tidak paham syariah, dari dari dimensi prilaku juga keseluruhan

responden ada beda terhadap fasilitas yang ditawarkan oleh perbankan.

E. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan skripsi ini penulis membagi pembahasan ke

dalam lima bab, yang masing-masing bab mempunyai spesifikasi pembahasan

mengenai topik-topik dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis membuat latar belakang masalah, pembatasan dan

(29)

kerangka pemikiran, metodologi penelitian, tinjauan penelitian

terdahulu serta diakhiri dengan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Pada bab ini penulis membuat teori-teori yang berkenaan dengan sikap

dan perilaku konsumen, konsep dan strategi pemasaran, perilaku

konsumen dan faktor yang mempengaruhinya, serta teori-teori yang

berkenaan dengan perbankan syariah, dan konsep tabungan dalam

ekonomi islam.

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Pada bab ini penulis membuat deskripsi umum PT Bank Mandiri

Syariah, visi dan misi serta hal-hal yang berkenaan dengan organisasi.

BAB IV PEMBAHASAN

Pada bab ini merupakan bab yang menguraikan persepsi nasabah

terhadap masing-masing variabel, dan pada bab ini juga dilakukan

analisis uji statistik terhadap variabel serta pembahasan atas hasil

penelitian.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini penulis membuat kesimpulan atas temuan penelitian dan

(30)

A. Pengertian Sikap dan Prilaku Konsumen

Sikap pada dasarnya merupakan suatu pola tindak yang dimiliki oleh

setiap manusia dalam mengekspresikan sesuatu yang menjadi suatu keyakinan

yang perlu dilakukan, namun sikap itu sendiri dapat mencerminkan hasil yang

akan didapat atau akibat yang akan diperoleh. Dampak dari sikap yang terjadi

ada yang dapat dilihat secara langsung, tetapi adapun akibat yang diterima

memerlukan waktu yang tidak dapat ditentukan. Tetapi secara pasti bahwa sikap

itu akan menghasilkan suatu produk yang bersifat abstrak dan nyata, dalam suatu

kelompok misalnya apabila seseorang dapat tanggapan dari apa yang dilakukan,

maka akan terlihat oleh kita bahwa orang akan menanggapi dengan beberapa

reaksi baik yang bersifat positif maupun yang bersifat negatif.

Konsep mengenai sikap kerja tidak akan terlepas dari konsep sikap itu

sendiri. sikap merupakan semacam kesiapan untuk beraksi terhadap suatu obyek

dengan cara-cara tertentu1. Sehingga dapat dikatakan bahwa kesiapan yang

dimaksud merupakan kecenderungan potensial untuk beraksi dengan cara-cara

tertentu apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki

adanya respons.

1

Azwar Hartono, Metodologi Penelitian, Studi Kasus Pemasaran., CV Gunung Agung. Jakarta.202, h 219)

(31)

Sedangkan menutut Susanto menyatakan bahwa sikap adalah tendensi

untuk memberi reaksi yang positif (menguntungkan) atau negatif (tidak

menguntungkan) terhadap orang objek atau situasi-situasi tertentu2. Karena itu

sikap merupakan tendensi untuk memberi reaksi yang bersikap emosional dalam

arah tertentu.

Berdasarkan dua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sikap adalah

suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan seseorang terhadap obyek baik

memihak maupun tidak memihak dengan demikian sikap tidak menetap artinya

dapat berubah atau dipengaruhi oleh lingkungan atau karena adanya rangsangan

dari luar dirinya sehingga dapat memotivasi seseorang untuk berperilaku

tertentu. Sebagaimana Rakhmat bahwa sikap bukan dibawa dari lahir melainkan

diperoleh dari pengalaman, karena itu sikap dapat dipengaruhi atau sebaliknya

dapat diubah3.

Sikap memiliki berbagai jenis yang dapat diamati seperti yang

dikemukakan oleh Frazier Moore bahwa jenis-jenis sikap itu terbagi atas :

1. Sikap positif 2. Sikap pasif 3. Sikap negatif4

2

Susanto Margono Handoyo., Komunikasi Pemasaran, Pengantar Pemahaman dan Aplikais Komunikasi, Bandung; Remaja Rosda, 2004, h. 65

3

Djalaludin Rachmat, Komunikasi Pemasaran, Remaja Rosa. Bandung, 2002, h.20

4

(32)

Bila dikaitkan dengan sikap, maka sikap positif akan menyebabkan individu

atau anggota organisasi bereaksi menyenangkan terhadap pekerjaan, sikap pasif akan

menyebabkan individu atau anggota organisasi menjadi diam atau tidak melakukan

pekerjaan, sedangkan sikap negatif akan menyebabkan individu atau anggota

organisasi bereaksi tidak menyenangkan terhadap pekerjaan, dimana pekerjaan

merupakan keseluruhan pelaksanaan aktivitas-aktivitas jasmaniah yang dilakukan

oleh manusia untuk mencapai tujuan tertentu atau mengandung suatu maksud

tertentu terutama yang berhubungan dengan kelangsungan hidupnya.

1. Perilaku Konsumen

Berdasarkan konsep pemasaran dan konsep pemasaran sosial yang telah

diuraikan pada bagian terdahulu, para pemasar harus mampu memahami perilaku

konsumen pada pasar sasarannya, karena kelangsungan hidup perusahaan

sebagai lembaga yang berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan para

konsumen sangat tergantung pada perilaku konsumen tersebut. Melalui

pemahaman perilaku konsumen, pihak manajemen perusahaan dapat menyusun

program-program pemasaran yang tepat guna memanfaatkan peluang-peluang

yang ada terutama dalam mempengaruhi reaksi atau tanggapan konsumen pada

barang dan/atau jasa yang ditawarkannya.

Dharmesta memberikan definisi mengenai perilaku konsumen adalah

interaksi yang dinamis antara kesadaran/pengertian (cognitf), perilaku, dan

(33)

kehidupan mereka, masih menurut Sementara memberikan pengertian sebagai

berikut adalah tindakan-tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam

usaha memperoleh, menggunakan, dan menentukan produk dan jasa, termasuk

proses pengambilan keputusan yang mendahului dan mengikuti

tindakan-tindakan tersebut5.

Dari kedua pengertian di atas tersirat bahwa perilaku konsumen itu sangat

kompleks dan selalu berubah-ubah baik secara individual, kelompok, maupun

keseluruhan. Perilaku setiap individu dalam memenuhi kebutuhan dan

keinginannya akan berbeda karena adanya perbedaan dalam faktor yang

mempengaruhi proses pengambilan keputusan untuk pembelian suatu produk

dan/atau jasa.

Loudon dan Bitta mengakui bahwa mempelajari perilaku konsumen

cukup sulit dan kompleks, khususnya disebabkan oleh banyaknya

variabel-variabel tersebut cenderung berinteraksi. Di samping itu seringkali terjadi

ketidakkonsistenan pada konsumen, di mana mereka menyatakan kebutuhan dan

keinginannya tetapi bertindak sebaliknya6. Misalnya ada sebagian konsumen

yang memiliki kemampuan dan membutuhkan suatu produk, tetapi tidak

membelinya. Di lain pihak ada konsumen yang tidak membutuhkan suatu

produk, tetapi ia membelinya. Meskipun demikian, pemahaman terhadap

perilaku konsumen merupakan suatu hal yang sangat penting bagi perusahaan

5

Dharmesta Agustinus, Manajemen Strategik, “Pengantar Proses Berfikir Strategik”, Binarupa Aksara, Jakarta, 2001.h, 15

6

(34)

yang menginginkan agar program-program pemasarannya dapat berhasil. Hal ini

sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Kotler bahwa perusahaan yang

benar-benar memahami bagaimana konsumen memberikan tanggapan terhadap

rangsangan pemasaran (ciri produk, harga, periklanan, dan lain-lain) akan meraih

keuntungan lebih besar dari pada para pesaingnya, karena dengan dipahaminya

perilaku konsumennya, perusahaan dapat memberikan kepuasan secara lebih

baik kepada konsumennya7.

Uraian di atas memberikan gambaran betapa pentingnya pemahaman

terhadap perilaku konsumen dalam dunia bisnis yang semakin kompetitif.

B. Definisi Perilaku Konsumen

Menurut Leon perilaku konsumen The term consumer behavior refer to

the behavior that consumer display in searching for purchasing, using,

evaluation and disposing of product, service and ideas that they expect will

satisfy their needs Istilah perilaku konsumen diartikan sebagai perilaku yang

ditunjukkan ke konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan dan

memborong produk dan jasa yang diharapkan dapat menuaskan kebutuhan

mereka8.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan tentang perilaku konsumen yaitu

suatu studi yang mempelajari bagaimana seorang individu meminta keputusan

untuk membelanjakan sumber daya mereka yang tersedia (Waktu, uang, tenaga)

7

Kotler, Philip, “Marketing Management”, Fifth Edition, Englewood Clifts NJ. Prentice Hall,2004, h. 173

8

(35)

dalam mengkonsumsi produk dan jasa. Termasuk studi tentang apa yang mereka

beli, mengapa mereka membeli, kapan mereka membeli dan seberapa sering

mereka menggunakan suatu produk.

a. Model Perilaku Kosumen dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya.

Perilaku konsumen dapat terpenuhi oleh berbagai faktor yang ada

disekitarnya, adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konumen,

menurut Kotler

Gambar II.3

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen9

Budaya

Adalah kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan tingkah laku

yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan

lembaga penting lainnya.

9

(36)

b) Sub budaya

Sekelompok orang yang mempunyai sistem nilai berdasarkan pada

pengalaman hidup dan situasi.

Contoh : Nasionalitas, agama, kelompok, ras, dan wilayah geografik.

c) Kelas sosial

Divisi masyarakat yang relatif permanen dan teratur dengan para

anggotanya menganut nilai-nilai, minat, dan tingkah laku yang serupa.

d) Kelompok

Dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai sasaran individu

atau bersama.

e) Keluarga

Adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam

asyarakat, dan telah diteliti secara mendalam.

f) Peran dan status

Peran terdiri dari aktivitas yang diharapkan dilakukan seseorang dan

menurut orang-orang yang berada disekitarnya. Dan status mencerminkan

penghargaan yang diberikan oleh masyarakat.

2) Faktor Kepribadian

a) Usia dan siklus hidup

Orang yang mengubah barang dan jasa yang mereka beli selama masa

(37)

b) Pekerjaan dan lingkungan ekonomi

Pekerja kasar cendrung membeli lebih banyak pakaian untuk bekerja,

sedangkan pekerja kantoran membeli lebih banyak jas dan dasi.

c) Gaya hidup

Adalah pola hidup seseorang di dunia yang di ekspresikan dalam

aktivitas, minat dan opini.

d) Kepribadian dan konsep diri

Adalah karakteristik psikologi seseorang yang berbeda dengan orang lain

yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama

terhadap lingkungan.

3) Faktor psikologis10

a) Motivasi

Definisi motivasi menurut Kotler dan Amstrong adalah suatu kebutuhan

yang cukup menekan seseorang untuk mengejar kepuasan suatu

kebutuhan akan menjadi motif apabila ia tumbuh pada sampai suatu

tingkat intensitas yang cukup.

b) Persepsi

Orang memiliki persepsi yang berbeda atas objek yang sama kerena

adanya tiga proses persepsi :

10

(38)

i. Perhatian selektif

Kerena seseorang tidak mungkin dapat menanggapi semua

angsangan itu, sebagian besar rangsangan akan disaring.

ii. Distorsi selektif

Kecendrungan orang untuk mengubah informasi menjadi

bermakna pribadi dan menginterprestasikan informasi itu

dengan cara yang akan mendukung pro-konsepsi mereka.

iii. Ingatan/retensi selektif

Kecendrungan akan mengingat informasi yang menyokong

pandangan dan keyakinan mereka.

Adalah gambaran pemikiran yang dianut seseorang tentang suatu hal

keyakinan mungkin berdasarkan pengetahuan, pendapatan, atau kepercayaan

(truth) kesemua itu mungkin atau tidak mungkin mengandung faktor

emosional. Sikap (attituate) menurut kotler11 Adalah evaluasi, perasaan,

emosional, dan kecendrungan tindakan yang menguntungkan atau tidak

menguntungkan dan bertahan lama dari seseorang terhadap suatu obyek atau

gagasan.

4) Faktor pembelian

Adalah kemudahan untuk mengidentifikasi pembeli berbagai produk.

Kita dapat membedakan 5 (lima) peran yang dimainkan orang dalam

keputusan pembelian :

11

(39)

a) Pencetus

Seseorang yang pertama kali mengusulkan gagasan untuk membeli suatu

produk atau jasa.

b) Pemberi pengaruh

Seseorang yang pandangan atau sarannya mempengaruhi keputusan.

c) Pengambil keputusan

Seseorang yang mengambil keputusan untuk setiap komponen keputusan

pembelian, apakah membeli, tidak membeli, bagaimana membeli, dan

dimana akan membeli.

d) Pembeli

Orang yang melakukan pembelian yang sesunguhnya

e) Pemakai

Seseorang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa yang

bersangkutan.12

b. Model Proses Pengambilan Keputusan

Proses pengambilan keputusan pembelian sangat bervariasi, ada yang

sederhana dan ada pula yang kompleks. Proses pengambilan keputusan ke dalam

tiga jenis, yaitu pengambilan keputusan yang luas (extended decision making),

12

(40)

dan pengambilan keputusan yang bersifat kebiasaan (habitual decision

making).13

Proses pengambilan keputusan yang luas merupakan jenis pengambilan

keputusan yang paling lengkap, bermula dari pengenalan masalah konsumen

yang dapat dipecahkan melalui pembelian beberapa produk. Untuk keperluan ini,

konsumen mencari informasi tentang produk atau merek dan mengevaluasi hasil

dari keputusannya. Proses pengambilan keputusan yang luas terjadi untuk

kepentingan khusus bagi, konsumen misalnya produk-produk yang mahal,

mengandung prestise, dan dipergunakan untuk waktu yang lama. Contohnya :

pembelian mobil, komputer, sepeda motor, rumah, dan lain-lain.

Proses pengambilan keputusan terbatas terjadi apabila konsumen

mengenal masalahnya, kemudian mengevaluasi beberapa alternatif produk atau

merek berdasarkan pengetahuan yang dimiliki tanpa berusaha (atau hanya

melakukan sedikit usaha) mencari informasi baru tentang produk atau merek

tersebut. Ini biasanya berlaku untuk pembelian produk-produk yang kurang

penting atau pembelian yang bersifat rutin. Dimungkinkan pula bahwa proses

pengambilan keputusan terbatas ini terjadi pada kebutuhan yang sifatnya

emosional atau juga pada environmental needs), misalnya seseorang

memutuskan untuk membeli suatu merek atau produk baru dikarenakan `bosan'

dengan merek yang sudah ada. Keputusan yang demikian hanya mengevaluasi

13

(41)

aspek sifat/corak baru (novelty or newness) dari alternatif-alternatif yang

tersedia14.

Proses pengambilan keputusan yang bersifat kebiasaan merupakan proses

yang paling sederhana yaitu konsumen mengenal masalahnya kemudian

langsung mengambil keputusan untuk membeli merek favorit / kegemarannya

(tanpa evaluasi alternatif. Evaluasi hanya terjadi bila merek yang dipilih tersebut

ternyata tidak sebagus/sesuai dengan yang diharapkan. Contohnya: pembelian

sabun mandi, pasta gigi, makanan ringan, dan lain-lain.

Oleh karena produk komputer termasuk dalam proses pengambilan

keputusan yang luas (extended decision making), maka pembahasan akan

difokuskan pada lima tahap pengambilan keputusan, yang terdiri atas:

identifikasi masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan

pembelian, dan perilaku purna beli15.

1) Tahap identifikasi masalah.

Proses membeli diawali dengan identifikasi masalah atau kebutuhan.

Masalah terjadi apabila seseorang merasakan adanya perbedaan antara

keadaan yang ideal (diinginkan) dengan keadaan yang terjadi. Kebutuhan

tersebut dapat ditimbulkan oleh dorongan (stimuli) intern maupun ekstem.

Dorongan intern dapat berupa rasa lapar, haus, dan sebagainya, yang berasal

14

Mc.Daniel Hair Lamb, Lamb, Pemasaran, Buku I, Thomson Learning,Alih Bahasa Ananta Noer ,Jakarta; Salemba Empat, 2002, h.231.

15

(42)

dari dalam din manusia sendiri, sedangkan dorongan ekstern berasal dari

dalam din manusia sendiri, sedangkan dorongan ekstern berasal dari luar din

manusia. Rasa lapar dapat timbul karena mencium bau masakan, keinginan

untuk membeli televisi berwarna dapat timbul setelah melihat siaran televisi

berwarna di rumah tetangga, kerewelan dan `kelambatan' komputer dapat

menimbulkan keinginan untuk membeli komputer baru yang lebih canggih.

Kebutuhan mempunyai tingkat intensitas tertentu, dan dapat langsung

selama jangka waktu tertentu. Semakin besar tingkat intensitas kebutuhan

dan semakin lama kebutuhan tersebut dirasakan, maka semakin kuat

dorongan yang timbul dalam diri manusia untuk menguranginya dengan cara

mencari dan mendapatkan objek yang dapat memuaskan kebutuhannya.

2) Tahap pencarian informasi.

Bila seseorang telah merasakan adanya kebutuhan, maka akan muncul

suatu dorongan untuk berusaha memuaskan kebutuhan tersebut. Dalam upaya

memuaskan kebutuhannya, konsumen akan melakukan pencarian informasi

terlebih dahulu mengenai produk. Ada dua sumber informasi yang

digunakan, yaitu sumber internal dan sumber eksternal16. Sumber informasi

internal berasal dari memori konsumen itu sendiri, yaitu dari pengalaman

pribadi, penemuan-penemuan masa lalu (past searches), dan low-involvement

learning. Dalam extended decision making, sumber informasi eksternal ini

16

(43)

terdiri atas kelompok independen (keluarga, kelompok referensi,

pemerintah), informasi dari pemasar (iklan dan salesman), dan experintial

sources (inspeksi atau mencoba produk).

3) Tahap evaluasi alternatif

Setelah konsumen memperoleh informasi dari berbagai sumber

tentang produk/merek, maka mungkin terdapat beberapa alternatif

produk/merek yang dapat dipertimbangkan untuk memuaskan kebutuhannya.

Pada tahap ini konsumen akan melakukan penilaian terhadap setiap alternatif

yang ada sebelum memutuskan untuk membeli. Dasar penilaian yang

digunakan adalah kriteria evaluasi, yaitu standar-standar dan spesifikasi yang

digunakan untuk membandingkan dan mengevaluasi produk dan/atau merek

yang berbeda.

4) Tahap keputusan pembelian.

Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi diantara

alternatif-alternatif merek barang. Konsumen juga mungkul membentuk

suatu minat untuk membeli merek yang paling disukai, atau dengan kata lain

minat untuk membeli merupakan fungsi dari sikap. Menurut Kotler, ada dua

faktor lainnya yang berinterfensi di antara minat membeli dengan keputusan

membeli. Kedua faktor tersebut adalah sikap orang lain dan faktor-faktor

sosial yang tidak terduga (tidak terantisipasi). Sejauh mana sikap orang lain

akan mengurangi sikap favorable konsumen terhadap suatu merek tergantung

(44)

pilihan alternatif konsumen, dan (2) motivasi konsumen untuk mengikuti

keinginan orang lain17. Konsumen membentuk minat membelinya

berdasarkan faktor-faktor seperti pendapatan keluarga yang diharapkan,

harga yang diharapkan, dan manfaat produk yang diharapkan. Pada saat

konsumen akan membeli suatu produk, faktor-faktor sosial yang tidak

terantisipasi dapat saja mengubah minat membelinya, misalnya adanya

informasi yang bersifat negatif tentang barang yang akan dibelinya, atau

karena penjual kehabisan persediaan barang yang bersangkutan.

5) Tahap perilaku purnabeli.

Pada tahap kelima, yaitu perilaku pumabeli, konsumen merasakan

beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan yang akan mempengaruhi

perilaku berikutnya. Tugas seorang pemasar tidak hanya sampai produk/jasa

dibeli konsumen, namun akan terus berlangsung hingga periode purna beli.

Jika konsumen merasa puas, ia akan memperlihatkan peluang yang besar

untuk melakukan pembelian ulang atau membeli produk lain di perusahaan

yang sama di masa mendatang. Seorang konsumen yang merasa puas

cenderung akan menyatakan hal-hal yang baik tentang produk dan

perusahaan yang bersangkutan kepada orang lain. Para pemasar berpendapat

bahwa pembeli yang puas merupakan iklan yang terbaik18.

17

Kotler, Philip, “Marketing Management”, Fifth Edition, Englewood Clifts NJ. Prentice Hall,2004, h.199

18

(45)

Konsumen yang merasa tidak puas akan bereaksi dengan tindakan

yang berbeda. Berkaitan dengan hal ini, ada tiga kategori tanggapan atau

respon terhadap ketidakpuasan, yaitu: voice response (misalnya :

memberikan rekomendasi negatif kepada pihak-pihak lain seperti keluarga

dan teman), third-party response (mengambil tindakan hukum)19.

C. Definisi Bank Syariah

Menurut Karim Business Consulting dalam Clasical Training Pelaksana

Operasional Kantor Cabang Permata Syariah (2004) adalah sebagai berikut :

Bank Syariah adalah bank umum yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah.

Sementara yang dimaksud dengan Prinsip Syariah menurut UU No. 10

tahun 1998 pasal 1 ayat 3 dan 13 adalah :

Aturan perjanjian yang berdasarkan hukum Islam (Alquran dan Assunah) antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil, penyertaan modal, jual beli, sewa menyewa, pengiriman uang dan berbagai jasa bank lainnya.

1. Landasan Hukum Bank Syariah

Adapun evolusi Perundang-undangan Perbankan di Indonesia

mengenai Perbankan Syariah sebagai berikut20 :

19

Susanto Margono Handoyo. Komunikasi Pemasaran, Pengantar Pemahaman dan Aplikais Komunikasi, Bandung; Remaja Rosda, 2005 h. 95

20

(46)

a. UU Pokok Perbankan No. 14 Tahun 1967

“Tidak dimungkinkan adanya Bank tanpa bunga, karena pemerintahlah

yang berwenang menentukan tingkat suku bunga yang jumlahnya tentu

bukan 0% seperti halnya yang diberikan Bank Syariah”

b. Deregulasi di Bidang Perbankan Tanggal 1 Juni 1983

“Bank bebas menentukan tingkat suku bunga, sehingga pendirian Bank

Syariah dimungkinkan, namun izin untuk mendirikan bank belum ada”.

c. Deregulasi di Bidang Perbankan Paket Oktober 1988

“Bank bebas menentukan tingkat suku bunga dan telah adanya izin untuk

mendirikan bank baru, sehingga di tahun 1989 muncul permohonan untuk

mendirikan BPRS (Bank Perkreditan Rakyat Syariah) pertama di Lombok

Nusa Tenggara Barat (BPR Islam Al-Azhar).

d. UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.

“Telah diakomodir adanya bank tanpa bunga dengan sistem bagi hasil

yang kemudian dilengkapi dengan PP No. 72 tahun 1992 dimana pada

regulasi ini peran penting Dewan Pengawas Syariah secara tegas diakui”.

e. UU No. 10 tahun 1998 tentang Perubahan terhadap UU No. 7 tahun 1992

tentang Perbankan.

“Bank Syariah mendapat landasan hukum yang sangat kuat, terlebih lagi

dengan dikeluarkannya peraturan-peraturan pelaksanaan lainnya yaitu

Surat Edaran Bank Indonesia No. 32/2/UPPB dan SK DIR Bank

Indonesia No. 32/34/KEP/DIR tentang Bank Umum Syariah serta Surat

Edaran Bank Indonesia No. 32/4/UPPB dan SK DIR BI No.

(47)

2. Identifikasi Transaksi yang Dilarang

a. Hukum Asal Ibadat VS Muamalat

Ibadat adalah cabang syariat Islam yang mengatur hubungan antara

manusia dengan pencipta-Nya (hubungan vertikal), contohnya adalah shalat,

puasa, haji, dan sebagainya. Sedangkan muamalat adalah cabang syariat

Islam yang mengatur hubungan antara manusia dengan sesama manusia

(hubungan horizontal), contohnya aturan dalam bidang ekonomi, pernikahan,

hubungan sosial, dan sebagainya. Dalam ibadat kaedah hukum yang berlaku

adalah bahwa semua hal yang dilarang kecuali yang ada ketentuannya

berdasarkan Al-Quran dan Al-hadits. Sedangkan dalam muamalat hukum

asal sesuatu adalah diperbolehkan kecuali ada dalil yang melarangnya. Ini

berarti ketika suatu transaksi baru muncul dimana belum dikenal sebelumnya

dalam hukum Islam, maka transaksi tersebut dianggap dapat diterima kecuali

terdapat implikasi dari dalil Qur’an dan hadist yang melarangnya secara

eksplisit maupun implisit. Jadi dalam bidang muamalat, semua transaksi

dibolehkan kecuali yang diharamkan21.

Penyebab terlarangnya (haram) sebuah transaksi perdagangan adalah

haram karena zatnya dan haram bukan karena zatnya.

21

(48)

b. Haram Karena Zat-nya

Transaksi dilarang karena obyek (barang dan/atau jasa) yang

ditransaksikan juga dilarang. Misalkan minuman keras, bangkai, daging babi,

dan sebagainya. Jadi transaksi jual beli minuman keras adalah haram,

walaupun akad jual-belinya sah. Dengan demikian, bila ada nasabah yang

mengajukan pembiayaan pembelian minuman keras kepada bank dengan

menggunakan akad murabahah, maka walaupun akadnya sah tetapi transaksi

ini haram karena obyek transaksinya haram22.

c. Haram Selain Zat-nya23

1) Melanggar prinsip “An Taraddin Minkum”

Setiap transaksi dalam Islam harus didasarkan pada prinsip

kerelaan antara kedua belah pihak (sama-rama ridha). Mereka harus

mempunyai informasi yang sama (complete information) sehingga tidak

ada pihak yang merasa dicurangi/ditipu karena ada suatu yang unknown

to one party (keadaan dimana salah satu pihak tidak mengetahui

informasi yang diketahui pihak lain, ini disebut juga assymetric

information). Unknown to one party dalam bahasa fikihnya disebut juga

tadlis (penipuan) dan dapat terjadi dalam empat hal yakni :

22

Muhammad Syafi’i Antonio. Bank Syariah Dari Teori ke Praktek. Jakarta: Gema Insani.2001 h.12

23

(49)

a) Kuantitasnya

contoh pedagang yang mengurangi takaran/timbangan barang yang

dijualnya.

b) Kualitasnya

contohnya pedagang yang menyembunyikan cacat barang yang

ditawarkannya.

c) Harga

contohnya adalah memanfaatkan ketidaktahuan pembeli akan harga

pasar dengan menaikkan harga produk di atas harga pasar.

2) Waktu Penyerahan.

Contohnya adalah pedagang buah menjual buah di luar musimnya

padahal si pedagang tahu bahwa dia tidak dapat menyerahkan buah yang

dijanjikannya itu pada waktunya.

a) Melanggar prinsip “La Tazhlimuna wa la tuzhlamun”

Yakni prinsip jangan menzalimi dan jangan dizalimi.

Praktek-praktek yang melanggar prinsip ini diantaranya:

i) Rekayasa Pasar

Rekayasa pasar bisa terjadi dalam supply dan dalam demand.

Rekayasa pasar dalam supply terjadi bila seorang

produsen/penjual mengambil keuntungan di atas keuntungan

(50)

dijualnya naik. Sedangkan rekayasa pasar dalam demand terjadi

bila seorang produsen/pembeli menciptakan permintaan palsu,

seolah-olah ada banyak permintaan terhadap suatu produk

sehingga harga jual produk itu akan naik.

ii) Gharar

Gharar atau disebut juga taghrir adalah situasi dimana terjadi

incomplete information karena adanya ketidakpastian dari kedua

belah pihak yang bertransaksi. Gharar ini terjadi bila kita merubah

sesuatu yang seharusnya bersifat pasti (certain) menjadi tidak

pasti (uncertain)

3) Riba

Dalam ilmu fikih dikenal tiga jenis riba yaitu24 ;

a) Riba Fadl

yaitu riba yang timbul akibat pertukaran barang sejenis yang tidak

memenuhi kriteria sama kualitasnya, sama kuantitasnya dan sama

waktu penyerahannya. Pertukaran semisal ini mengandung gharar

yaitu ketidakjelasan bagi kedua pihak akan nilai masing-masing

barang yang dipertukarkan. Ketidakjelasan ini dapat menimbulkan

tindakan zalim terhadap salah satu pihak, kedua pihak dan

pihak-pihak lain. Dalam perbankan konvensional, riba fadl dapat ditemui

24

(51)

dalam transaksi jual beli valuta asing yang tidak dilakukan dengan

cara tunai (spot).

b) Riba Nasi’ah

yaitu riba yang timbul akibat hutang-piutang yang tidak memenuhi

kriteria untung muncul bersama resiko dan hasil usaha muncul

bersama biaya. Transaksi semisal ini mengandung pertukaran

kewajiban menanggung beban, hanya karena berjalannya waktu.

Dalam perbankan konvensional, riba nasi’ah dapat ditemui dalam

pembayaran bunga kredit dan pembayaran bunga deposito, tabungan,

giro dan lain-lan.

c) Riba Jahiliyah

yaitu hutang yang dibayar melebihi dari pokok pinjaman karena si

peminjam tidak mampu mengembalikan dana pinjaman pada waktu

yang telah ditetapkan (Usmani, 2001) Riba jahiliyah dilarang karena

terjadi pelanggaran kaedah “Kudlu Qardin Jarra Manfa’ah Fahuwa

Riba” (setiap pinjaman yang mengambil manfaat adalah riba). Dalam

perbankan konvensional, riba jahiliyah dapat ditemui dalam

pengenaan bunga pada transaksi kartu kredit yang tidak dibayar

penuh tagihannya.

3. Tidak sah/lengkap akadnya

Suatu transaksi yang tidak masuk dalam kategori haram, belum tentu

(52)

haram bila akad atas transaksi itu tidak sah atau tidak lengkap. Suatu transaksi

dapat dikatakan tidak sah dan/atau tidak lengkap akadnya, bila terjadi salah satu

(atau lebih) faktor-faktor berikut ini :a. Rukun dan syarat tidak terpenuhi Rukun

adalah sesuatu yang wajib ada dalam suatu transaksi (necessary condition),

misalnya ada penjual dan pembeli. Tanpa adanya penjual pembeli, maka jual beli

tidak akan ada. Pada umumnya rukun dalam muamalah bidang ekonomi ada tiga

yaitu :

a. Pelaku

Bisa berupa penjual-pembeli (dalam akad jual beli), penyewa-pemberi sewa

(dalam akad sewa-menyewa) atau penerima upah-pemberi upah (dalam akad

upah-mengupah), dan lain-lain.

b. Objek

Objek transaksi dari semua akad di atas dapat berupa barang atau jasa.

c. Ijab-kabul25

Adalah kesepakatan antara kedua belah pihak yang bertransaksi

Syarat adalah sesuatu yang keberadaannya melengkapi rukun (sufficient

condition). Contohnya adalah pelaku transaksi haruslah orang yang cakap hukum

(mukallaf).

Syarat bukanlah rukun, jadi tidak boleh dicampuradukkan. Dilain pihak,

keberadaan syarat tidak boleh :

a. Menghalalkan yang haram

25

(53)

b. Mengharamkan yang halal

c. Menggugurkan rukun

d. Bertentangan dengan rukun; atau

e. Mencegah berlakunya rukun.

4. Produk dan Jasa Perbankan Syariah

Pada dasarnya, produk yang ditawarkan oleh perbankan syariah dapat

dibagi menjadi tiga bagian besar yaitu26 :

a. Produk Penyaluran Dana (Financing)

Dalam menyalurkan dananya pada nasabah, secara garis besar produk

pembiayaan syariah terbagi kedalam empat kategori yang dibedakan

berdasarkan tujuan penggunaannya, yaitu :

1) Pembiayaan dengan prinsip jual beli (Ba’i)

Prinsip Ba’i dilaksanakan sehubungan dengan adanya perpindahan

kepemilikan barang atau benda (transfer of property). Tingkat

keuntungan bank ditentukan di depan dan menjadi bagian harga atas

barang yang dijual.

2) Pembiayaan dengan prinsip sewa (Ijarah)

Transaksi Ijarah dilandasi adanya perpindahan manfaat. Pada dasarnya

prinsip Ijarah sama saja dengan Ba’i, namun perbedaannya terletak pada

26

(54)

objek transaksinya. Bila pada Ba’i jual beli objek transaksinya adalah

barang, maka pada Ijarah objek transaksinya adalah jasa.

3) Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (Syirkah)

Transaksi syirkah dilandasi adanya keinginan para pihak yang

bekerjasama untuk meningkatkan nilai asset yang mereka miliki secara

bersama-sama. Secara spesifik bentuk kontribusi dari pihak yang

bekerjasama dapat berupa dana, barang perdagangan (trading asset),

kewiraswastaan (enterpreneur-ship), kepandaian (skill), kepemilikan

(property), peralatan (equipment) atau intangiable asset (seperti hak

paten atau goodwill), kepercayaan/reputasi (credit-worthiness) dan

barang-barang lainnya yang dapat dinilai dengan uang.

4) Pembiayaan dengan akad pelengkap.

Akad pelengkap diperlukan untuk mempermudah pelaksanaan

pembiayaan yang menggunakan tiga prinsip terdahulu.

b. Produk Penghimpunan Dana (Funding)

Penghimpunan dana di bank syariah dapat berbentuk giro, tabungan dan

deposito. Prinsip Operasional syariah yang diterapkan dalam penghimpunan

dana masyarakat adalah prinsip Wadi’ah dan Mudharabah.

1) Prinsip Wadi’ah

yaitu akad titipan pihak yang mempunyai barang kepada pihak yang

diberi kepercayaan untuk menjaga keselamatan, keamanan serta keutuhan

(55)

Prinsip Wadi’ah berdasarkan jenis terdiri dari dua bagian yaitu

a) Wadi’ah Dhamanah

dimana pada prinsipnya harta titipan boleh dimanfaatkan oleh pihak

yang dititipi (bank) tetapi bank bertanggung jawab atas keutuhan

harta titipan tersebut.

b) Wadi’ah Amanah

yaitu pada prinsipnya harta titipan tidak boleh dimanfaatkan oleh

yang dititipi.

2) Prinsip Mudharabah

yaitu akad antara pemilik dana dan pengelola dana untuk memperoleh

keuntungan dibagi sesuai nisbah yang disepakati pada awal akad. Rukun

mudharabah terpenuhi sempurna (ada pemilik dana, ada pengelola, ada

usaha yang akan dibagihasilkan, ada nisbah dan ada ijab kabul). Prinsip

mudharabah ini diaplikasi pada produk tabungan berjangka dan deposito

berjangka.

Berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh pihak penyimpan dana,

prinsip mudharabah terbagi dua yaitu :

a) Mudharabah Mutlaqah

Dalam mudharabah mutlaqah (URIA = Unrestricted Investment

Account), tidak ada pembatasan bagi bank dalam menggunakan dana

(56)

kepada bank, ke bisnis apa dana yang disimpannya itu hendak

disalurkan atau menetapkan penggunaan akad-akad tertentu, ataupun

mensyaratkan dananya diperuntukkan bagi nasabah tertentu. Jadi

bank memiliki kebebasan penuh untuk menyalurkan dana URIA

(Unrestricted Investment Account) ini ke bisnis manapun yang

diperkirakan menguntungkan.

b) Mudharabah Muqayyadah

Mudharabah muqayyadah (RIA = Restricted Investment Account)

terdiri dari dua jenis yaitu :

i). Mudharabah Muqayyadah On Balance Sheet

Merupakan simpanan khusus (restricted investment) di mana

pemilik dana dapat menetapkan syarat-syarat tertentu yang harus

dipatuhi oleh bank.

ii) Mudharabah Muqayyadah Off Balance Sheet

Merupakan penyaluran dana langsung kepada pelaksana

usahanya, dimana bank bertindak sebagai perantara (arranger)

yang mempertemukan antara pemilik dana dengan pelaksana

usaha. Pemilik dana dapat menetapkan syarat-syarat tertentu yang

(57)

3) Produk Jasa (Service)

Produk jasa bank syariah terdiri atas27:

a) Wakalah

adalah akad perwakilan antara dua pihak dimana pihak pertama

mewakilkan suatu urusan kepada pihak kedua untuk bertindak atas

nama pihak pertama, contohnya Leter of Credit (L/C Impor), jasa

transfer dan inkaso.

b) Kafalah

adalah akad jaminan dari suatu pihak kepada pihak lain, contohnya

Garansi Bank. Garansi bank dapat diberikan dengan tujuan untuk

menjamin pembayaran suatu kewajiban pembayaran.

c) Hiwalah

adalah akad pemindahan hutang piutang suatu pihak kepada pihak

lain. Kebanyakan ulama tidak memperbolehkan pengambilan manfaat

(imbalan) atas pengalihan hutang piutang tersebut antara lain dengan

mengurangi jumlah piutang atau menambah jumlah hutang tersebut.

Bank hanya boleh membebankan fee atas jasa penagihan. Contohnya

Anjak Piutang.

27

(58)

d) Sharf

adalah transaksi pertukaran emas dan perak atau pertukaran valuta

asing, dengan syarat, harus tunai, serah terima dilakukan dalam

majelis kontak dan bila pertukaran antara mata uang yang sama sama

harus dalam jumlah/kuantitas yang sama.

e) Al qardh

Artinya adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih

atau diminta kembali (atau dengan kata lain meminjamkan tanpa

mengharap imbalan). Contohnya adalah produk pelengkap kepada

nasabah yang membutuhkan dana talangan segera untuk masa yang

sangat pendek.

4) Ciri Khas Pelayanan Perbankan

Dalam menjalankan usaha perbankan baik konvensional maupun syariah

dengan sasaran nasabah individual dan pengusaha kecil maupun besar,

kepuasan pelayanan sangat menentukan keberhasilan dalam bisnis

perbankan. Penarikan nasabah baru melalui pelayanan yang memuaskan

adalah lebih mudah dari pada mempertahankan pelayanan yang

memuaskan terhadap nasabah lama (Sugiarto, 1999)

Dalam pemasaran yang proaktif, mempertahankan nasabah tidak kalah

pentingnya dari pada mencari nasabah baru, karena selain bisa

mempertahankan pelanggan dimungkinkan bisa berlanjut ke costumer

Gambar

Tabel 1.1. Kisi-Kisi Demografi  dan Perilaku Nasabah
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Gambar II.3
Gambar 4.1. Demografi Pemahaman Agama Responden
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perlunya perencanaan dan pelaksanaan audit untuk memperoleh keyakinan yang memadai mengenai apakah laporan keuangan telah bebas dari salah saji material, yang

Nabi Ayyub hidup selama delapan puluh tahun, dan selama itu, dia dikaruniai 14 anak laki-laki dan perempuan. Dia juga dianugerahi kesehatan dan dicintai semua orang. Dan setelah

Masyarakat di Indonesia saat ini sedang kembali meningkatkan pola gaya hidup sehat hal itu di dukung dengan perkembangan industri olahraga yang sangat pesat terutama olahraga

Produk atau jasa yang ditawarkan PT. Sun Life Financial Syariah terdapat beberapa produk yang terdiri dari produk asuransi dan investasi, yang kemudian produk

Berdasarkan perhitungan di atas maka dapat diketahui bahwa presentase peningkatan untuk hasil belajar meroda pada siswa-siswi kelas VIII D SMP Negeri 2 Tempeh Kabupaten Lumajang

Efek toksisisitas pada rumput laut coklat Sargassum sptergolong dalam tingkat toksisitas rendah sampai sedang, sehingga tetap dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan

bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 23 ayat (3) dan ayat (4) Undang Undang Nomor 9 Tahun 2020 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2021,