• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan kemampuan siswa dalam menulis huruf tegak bersambung dengan metode drill: penelitian tindakan kelas 1 ML Al-Falahiyyah Tangerang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan kemampuan siswa dalam menulis huruf tegak bersambung dengan metode drill: penelitian tindakan kelas 1 ML Al-Falahiyyah Tangerang"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana

Pendidikan

oleh

Fitri Astuti

NIM 1811013000025

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF

HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Fitri Astuti, NIM: 1811013000025 ”Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menulis Huruf Tegak Bersambung dengan Metode Drill (Penelitian Tindakan Kelas di MI. Al-Falahiyyah Tangerang)”. Skripsi Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan; Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kemampuan menulis huruf tegak bersambung pada siswa kelas 1 MI. Al-Falahiyyah Tangerang dalam menulis huruf tegak bersambung pada pelajaran Bahasa Indonesia. Penelitian ini dilaksanakan pada April sampai dengan Mei 2014 yang bertempat di MI. Al-Falahiyyah Tangerang.

Pengamatan awal peneliti di MI. Al-Falahiyyah Tangerang menemukan bahwa permasalahan yang dihadapi oleh guru diantaranya adalah kemampuan siswa yang rendah dalam menulis huruf tegak bersambung. Untuk kompetensi ini kepala sekolah menetapkan standar KKM yang cukup (70) dengan pertimbangan tingkat kesulitan materi tersebut terhadap siswa. Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti tertarik untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis huruf tegak bersambung dengan menggunakan metode Drill.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas karena peneliti bertujuan memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar (KBM).Penelian ini dilakukan di MI. Al-Falahaiyyah Tangerang kelas 1 dengan jumlah siswa enam belas siswa

Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan nilai rata-rata pemahaman siswa dalam menulis huruf tegak bersambung. Pada saat siklus I, nilai rata-rata siswa 60 sedangkan pada siklus II nilai rata-rata siswa sebesar 75 ( nilai KKM 70). Peningkatan juga terjadi terhadap antusiasme dan motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran sehingga lebih bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.

(6)

University Jakarta, 2014.

This study aims to describe the ability to write letters upright continued in grade 1 MI. Al-Falahiyyah Tangerang in writing letters upright Indonesian continued in the subject. The research was conducted in April to May 2014 were housed in MI. Al-Falahiyyah Tangerang.

Initial observation of researchers in MI. Al-Falahiyyah Tangerang found that the problems faced by teachers include low ability students in writing letters upright continued. For this competency principals set standards sufficient KKM (70) with consideration of the level of difficulty of the material to the students. Based on these problems, researchers interested in improving students' skills in writing letters upright concatenated using the Drill.

The method used in this research is the method of action research as researchers aim to provide solutions to the problems faced by teachers in learning activities (KBM) .Penelian is done in MI. Al-Falahaiyyah Tangerang class 1 with the number of students sixteen students

The results showed an increase in the average value of student understanding in writing letters upright continued. At the time of the first cycle, the average value of 60 students, while in the second cycle students' average score was 75 ( the KKM 70). The increase also occurred against the enthusiasm and motivation of students to attend classes so that more responsible in completing the tasks assigned by the teacher.

(7)

hidayah sehingga skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Salawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, para sahabat, serta para pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memenempuh ujian sarjana pendidikan pada program Dual Mode Sistem jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Tanpa bantuan dan peran dari berbagai pihak, karya ini tidak mungkin terwujud. Apresiasi dan terima kasih yang setinggi-tingginya peneliti sampaikan kepada seluruh pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan skripsi ini. Secara khusus, apresiasi dan terima kasih tersebut, peneliti sampaikan kepada:

1. Dra. Nurlena Rifa’i, MA,Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk bergabung dan belajar di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;

2. Dra. Mahmudah Fitriyah, M.Pd Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia “UIN Syarif Hidayatullah” Jakarta yang selalu memperhatikan dan membantu peneliti (terima kasih untuk perhatian dan semangat yang telah diberikan);

3. Dra. Hindun, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang sangat berpengaruh dalam penyelesaian skripsi ini, serta telah mengenalkan kecintaan peneliti pada dunia kebahasaan (terima kasih untuk arahan, bimbingan, dan semangat yang telah diberikan);

(8)

ayahanda sebagai sumber kekuatan yang tiada letihnya mencari nafkah untuk keluarga;

6. Adinda yang peneliti selalu sayangi, Fajar Imam Subekti yang selalu menjadi tempat berkeluh kesah dan salah satu sumber penyemangat ;

7. Sayuti, S.Pd selaku Kepala Sekolah dan Ibu Purwatiningsih selaku wali kelas I MI.Al-Falahiyyah Sukatani Kabupaten Tangerang yang telah memberikan izin dan menjadi mitra peneliti selama penelitian;

8. Keluarga besar Yayasan Pendidikan Islam Al-Falahiyyah Sukatani Kabupaten Tangerang yang telah memberikan berbagai pengalaman berharga serta rasa kekeluargaan bagi peneliti;

10. Kawan-kawan mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah berjuang bersama dan saling menguatkan selama belajar di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;

11. Sudaryanto seseorang yang ada dalam suka dan duka, memberikan semangat, serta hal yang baik dalam kehidupan, dan untuk berbagai pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

Semoga bantuan, dukungan dan pertisipasi yang diberikan kepada peneliti senantiasa menjadi amal baik yang kelak dianugerahkan Allah SWT dengan balasan yang baik.

Akhirnya peneliti pun berharap, semoga skripsi ini bermanfaat bagi kemajuan pendidikan dan pembelajaran Bahasa khususnya Bahasa dan Sastra Indonesia.

Jakarta,8 Desember 2014

(9)

DAFTAR TABEL ...... ……iii

DAFTAR GAMBAR... iv

DAFTAR LAMPIRAN... v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...1

B. Identifikasi Masalah...2

C. Perumusan Masalah ...4

D. Batasan Masalah...4

E. Tujuan Penelitian ...4

F. Manfaat Penelitian ...5

BAB II LANDASAN TEORI A. Hakikat Menulis ...6

1. Teori Menulis ...………...6

2. Pengertian Menulis...6

3. Fungsi Menulis ...8

4. Tujuan Menulis...10

5. Hubungan Menulis dengan Keterampilan Bahasa Lain...12

6. Macam-macam Menulis di SD………...12

7. Ragam Kegiatan Pembelajaran Menulis………13

8. Perkembangan Tulisan di Kelas Rendah………...14

B. Hakikat Menulis Huruf Tegak Bersambung 1. Pengertian...15

2. Jenis-jenis Huruf Tegak Bersambung………..16

3. Tujuan Menulis Huruf Tegak Bersambung………..16

4. Manfaat Menulis Huruf Tegak Bersambung…...………17

(10)

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ...22

E. Tahapan Intervensi Tindakan...22

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan...23

G. Data dan Sumber Data ...24

H. Instrumen Pengumpulan Data ...24

I. Teknik Pengumpulan Data ...25

J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan...25

K. Analisis Data ...26

L. Pengembangan Perencanaan Tindakan ...27

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN A. Latar Belakang Sekolah ...30

a. Sejarah Singkat Sekolah ...30

b. Deskripsi Umum Sekolah...31

c. Deskripsi Tenaga Pendidik...32

d. Deskripsi Keadaan Siswa...34

B. Kegiatan Siklus ...34

C. Tahapan Siklus...36

D. Deskripsi per Siklus ...42

E. Pembahasan per Siklus, Perbandingan dengan Kondisi Awal ...53

F. Pembahasan Hasil Data...55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...57

B. Saran...57

(11)

Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar pendidikan untuk semua jenis jenjang dari pendidikan dasar, menengah hingga pendidikan tinggi. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia memiliki empat komponen keterampilan berbahasa : (1) keterampilan menyimak, (2) keterampilan berbicara, (3) keterampilan membaca (4) keterampilan menulis. Namun dalam kenyataannya di antara empat keterampilan tersebut keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan yang sangat penting.

Akhir-akhir ini kemampuan menulis, khususnya menulis huruf tegak bersambung hampir tidak dikenal lagi oleh siswa. Banyak sekali siswa yang tidak mengetahui huruf tegak bersambung. Menulis huruf tegak bersambung ini seharusnya telah diajarkan kepada siswa di kelas rendah pada tingkat SD/MI. Hal ini bertujuan agar siswa di kelas rendah, dapat melatih diri dalam menulis huruf tegak bersambung, untuk itu diperlukan waktu yang lama dan diperlukan juga kesabaran dari guru itu sendiri dalam membimbing siswa tersebut. Dalam pengajaran penulisan huruf tegak bersambung diperlukan metode yang tepat, sehingga siswa mampu melaksanakan secara tepat pula, sehingga akhirnya siswa tersebut menjadi lancar menulis huruf tegak bersambung.

Namun sejalan dengan tuntutan materi yang padat terkadang guru tidak mengajarkan bagaimana menulis huruf tegak bersambung. Dalam pembelajaran menulis umumnya siswa hanya diperkenalkan dalam penggunaan huruf kapital dan huruf kecil. Gambaran seperti ini mungkin menjadi gambaran nyata bahwa menulis huruf tegak bersambung menjadi tidak penting lagi.

(12)

Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang di atas maka saya mengangkat judul “Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menulis Huruf Tegak Bersambung dengan Metode Drill (Penelitian Tindakan Kelas 1 MI Al-Falahiyyah Tangerang)”.

B.Identifikasi Masalah

Dengan adanya hal tersebut, mampu atau kurang mampunya siswa dalam menulis huruf tegak bersambung disebabkan adanya faktor-faktor yang mempengaruhinya. Adapun siswa yang belum mampu menulis huruf tegak bersambung mungkin diperlukan ruang khusus untuk membimbing mereka agar bisa lancar menulis huruf tegak bersambung. Mengingat pentingnya peranan menulis tersebut bagi perkembangan siswa maka cara mengajar menulis haruslah memiliki strategi dan metode yang tepat dan benar sehingga mudah dipahami anak yang mungkin selama ini cara penyampaian guru kurang tepat.

Kemampuan menulis tidak dapat diperoleh secara alamiah, tetapi melalui proses belajar mengajar. Menulis merupakan kegiatan yang sifatnya berkelanjutan sehingga pembelajarannya pun perlu dilakukan secara berkesinambungan. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa menulis merupakan kemampuan dasar sebagai bekal belajar menulis di jenjang berikutnya. Oleh karena itu, pembelajaran menulis perlu mendapat perhatian yang optimal sehingga dapat memenuhi target kemampuan menulis yang diharapkan.

Agar siswa memiliki pemahaman dan keterampilan menulis, diperlukan suatu perencanaan pembelajaran menulis yang tepat dan terencana dengan strategi pembelajaran yang efektif. Untuk dapat melaksanakan pembelajaran menulis seorang guru dituntut untuk memiliki kemampuan merencanakan dan melaksanakan pembelajaran menulis secara tepat.

(13)

Kompetensi Menulis di Kelas 1 SD/MI

Berkaitan dengan aktivitas-aktivitas di atas, dalam pelaksanaan pembelajaran menulis di kelas awal kompetensi yang harus dikuasai siswa adalah sebagi berikut.

Kelas/Semester : I / 2

KOMPETENSI

PENCAPAIAN KOMPETENSI

Level 1 Menulis

1. Menyalin huruf dengan menggunakan bentuk tulisan tegak bersambung

2. Menyalin kata dengan menggunakan bentuk tulisan tegak bersambung

(14)

C.Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, hanya akan menelaah:

1. Peningkatan kemampuan menulis huruf tegak bersambung pada kelas I MI Al-Falahiyyah Tangerang

2. Solusi yang tepat dalam mengembangkan kemampuan menulis huruf tegak bersambung pada siswa kelas I MI Al-Falahiyyah Tangerang

D.Perumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut ini.

1. Bagaimanakah tingkat kemampuan menulis huruf tegak bersambung pada kelas I MI Al-Falahiyyah Tangerang?

2. Apakah solusi yang tepat dalam mengembangkan kemampuan menulis huruf tegak bersambung pada siswa kelas I MI Al-Falahiyyah Tangerang?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut ini. 1. Mendeskripsikan tingkat kemampuan menulis huruf tegak bersambung pada

kelas I MI Al-Falahiyyah Tangerang

2. Mengevaluasi solusi yang tepat dalam mengembangkan kemampuan menulis huruf tegak bersambung pada siswa kelas I MI Al-Falahiyyah Tangerang

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang akan diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Manfaat teoritis

a) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah dan mengembangkan wawasan ilmu pendidikan khususnya dalam mengembangkan kemampuan menulis menggunakan huruf tegak bersambung pada kelas rendah khususnya kelas I.

(15)

2. Manfaat praktis

(16)

1. Hakikat Menulis

Hakikat menulis merupakan suatu inti sari/ suatu penjelasan teori tentang menulis dari beberapa sumber yang relevan dan sesuai dengan variabel-variabel penelitian. Landasan teoretis tentang hakikat menulis yaitu (1) pengertian menulis, (2) fungsi menulis, (3) tujuan menulis, (4) tahap-tahap proses menulis, (5) hubungan menulis dengan keterampilan bahasa lain, (6) macam-macam menulis di SD, (7) perkembangan tulisan di kelas rendah

a. Pengertian Menulis

Pada hakikatnya, “menulis ialah menurunkan dan melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang atau grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu”1. Pengabadian bahasa dengan lambang-lambang grafis tersebut merupakan penuangan pikiran melalui bahasa tulis untuk dibaca dan dimengerti orang lain.

Menulis bukan sekadar melukiskan lambang-lambang grafis melainkan menuangkan buah pikiran ke dalam bahasa tulis melalui kalimat-kalimat yang dirangkai secara utuh, lengkap, dan jelas sehingga pikiran tersebut dapat dikomunikasikan kepada pembaca secara berhasil.

Menurut Morsey menulis merupakan keterampilan berbahasa yang produktif dan ekspresif, karena penulis harus terampil menggunakan grafologi, struktur bahasa dan memiliki pengetahuan bahasa yang memadai2. Membaca dan menulis ibarat dua mata uang yang saling melengkapi3.

1

Henry Guntur tarigan, Menulis sebagai Suatu Keterampilan Bebahasa, (Bandung:Angkasa, 2008), h.22

2

Tatat Hartati, Pendidikan Sastra dan Bahasa Indonesia di Kelas Rendah, (Bandung:UPI PRESS, 2006), h.186

3

(17)

Menurut Suriamiharja menulis adalah kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan dengan tulisan. Dapat juga diartikan bahwa menulis adalah berkomunikasi mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang lain secara tertulis4.

Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang sangat kompleks, yang menuntut sebuah pengetahuan dan keterampilan. Meskipun demikian, kemampuan tersebut bukan semata-mata milik golongan yang berbakat menulis saja. Dengan latihan yang sungguh-sungguh kemampuan tersebut dapat dimiliki. Belajar menulis yang baik memerlukan suatu metode. Salah satu metode yang dipakai adalah dengan latihan yang lama dan terus menerus. Latihan ini dapat efektif jika mengacu pada pengetahuan mengenai teknik dan prinsip penulisan yang bagus (Martin Paterson, 2001:1). Kualitas dari suatu teks tulisan sangat bergantung pada banyaknya waktu yang dipakai untuk menulis teks/tulisan tersebut.

Pada dasarnya menulis bukan hanya berupa melahirkan pikiran atau perasaan saja, melainkan juga merupakan pengungkapan ide, pengetahuan, ilmu dan pengalaman hidup seseorang dalam bahasa tulis. Oleh karena itu, menulis bukanlah merupakan kegiatan yang sederhana dan tidak perlu dipelajari, tetapi justru dikuasai5.

Menulis dengan buruk adalah bagian esensial dari belajar menulis yang baik. Mundur dan kacau adalah bagian penting yang biasanya dibutuhkan oleh setiap pembelajaran yang kompleks. Jalur paling tepat untuk belajar menulis adalah tidak membagi keterampilan itu menjadi elemen-elemen yang bisa dipelajari satu per satu, tetapi menciptakan situasi dimana pelajar bias terus berusaha mengembangkan keseluruhan keterampilan dalam komplesitasnya6.

4

Novi Resmini, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi, (Bandung:UPI PRESS, 2007), h.116

5

Kundharu Sadhono, Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia Teori dan Aplikasi, (Yogyakarta:GRAHA ILMU, 2014), h.151

6

(18)

Aktifitas menulis merupakan suatu bentuk manifestasi kompetensi berbahasa yang paling akhir dikuasai pembelajar bahasa setelah kompetensi mendengarkan, berbicara dan membaca. Dibandingkan tiga kompetensi yang lain, kompetensi menulis secara umum boleh dikatakan lebih sulit dikuasai bahkan oleh penutur asli bahasa yang bersangkutan sekalipun. Hal itu disebabkan kompetensi menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu sendiri yang akan menjadi isi karangan7.

Jadi dapat disimpulkan bahwa, menulis merupakan kegiatan yang menggambarkan sesuatu (lambang-lambang grafik) dan penyampaian pesan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat medianya, serta mengembangkan dan menuangkan pikiran dalam struktur tulisan yang teratur.

b. Fungsi Menulis

Pertama, dengan menulis dapat mengenali kemampuan dan potensi diri. Mengetahui sampai dimana pengetahuan tentang suatu topik. Untuk mengembangkan suatu topik itu terpaksa berpikir, menggali pengetahuan dan pengalaman yang kadang tersimpan di alam bawah sadar.

Kedua, melalui kegiatan menulis dapat mengembangkan gagasan. Terpaksa bernalar, menghubung-hubungkan serta membandingkan fakta-fakta yang mungkin tidak pernah dilakukan jika tidak menulis.

Ketiga, kegiatan menulis memaksa lebih banyak menyerap, mencari, serta menguasai informasi sehubungan dengan topik yang ditulis. Dengan demikian kegiatan menulis memperluas wawasan baik secara teoretis maupun mengenai fakta-fakta yang berhubungan.

Keempat, menulis berarti mengorganisasikan gagasan secara sistematik serta mengungkapkan secara tersurat. Dengan demikian, dapat menjelaskan permasalahan yang semula samar.

7

(19)

Kelima, melalui tulisan dapat meninjau serta menilai gagasan secara objektif. Keenam, dengan menuliskan di atas kertas lebih mudah memecahkan masalah, yaitu dengan menganalisisnya secara tersurat, dalam konteks yang lebih konkret.

Ketujuh, menulis mengenai suatu topik mendorong belajar aktif. Bukan hanya sebagai penyadap informasi dari orang lain tetapi juga sebagai penemu dan pemecah masalah.

Kedelapan,kegiatan menulis yang terencana akan membiasakan berpikir secara bahasa secara tertib8.

Menurut Tarigan menulis juga mempunyai fungsi lain, fungsi itu adalah sebagai berikut9:

a) Fungsi Penataan

Ketika mengarang terjadi penataan terhadap gagasan, pikiran pendapat, imajinasi dan yang lainnya, serta terhadap penggunaan bahasa untuk mewujudkannya. Oleh karena itu, pikiran dan lainnya mempunyai wujud yang tersusun.

b) Fungsi Pengawetan

Mengarang mempunyai fungsi untuk mengawetkan pengutaraan sesuatu dalam wujud dokumen tertulis. Dokumen sangat berharga, misalnya untuk mengungkapkan kehidupan Zaman dahulu.

c) Fungsi Penciptaan

Dengan mengarang kita menciptakan sesuatu yang mewujudkan sesuatu yang baru. Karangan sastra menunjukkan fungsi demikian. Begitu pula karangan filsafat dan keilmuan ada yang menunjukkan fungsi penciptaan.

d) Fungsi Penyampaian

Penyampaian ini terjadi bukan saja kepada orang yang berdekatan tempatnya melainkan juga kepada orang yang berjauhan.

8

Sabarti Akhadiah, Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia, (Jakarta:ERLANGGA, 1988), h.1

9

(20)

c. Tujuan Menulis

a) Assignment purpose (tujuan penugasan)

Tujuan penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali. Penulis menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauannya sendiri (misalnya para siswa yang diberi tugas merangkum buku; sekretaris yang ditugaskan membuat laporan atau notulen rapat).

b) Altruistic purpose (tujuan altruistik)

Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan kedukaan pembaca, ingin menolong para pembaca memahami, menghargai perasaan, dan penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karya itu. Seseorang tidak akan dapat menulis secara tepat guna kalau dia tidak percaya, baik secara sadar maupun secara tidak sadar

bahwa pembaca atau penikmat karyanya itu adalah “lawan” atau “musuh”. Tujuan

altruistik adalah kunci keterbacaan suatu tulisan. c) Persuasive purpose (tujuan persuasive)

Tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan.

d) Informational purpose (tujuan informasional, tujuan penerangan)

Tulisan yang bertujuan memberi informasi atau keterangan/ penerangan kepada pembaca.

e) Self-expressive purpose (tujuan pernyataan diri)

Tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang kepada para pembaca.

f) Creative purpose (tujuan kreatif)

Tujuan ini erat hubungannya dengan tujuan pernyataan diri. Tetapi

“keinginan kreatif” di sini melebihi pernyataan diri, dan melibatkan dirinya

(21)

g) Problem-solving purpose (tujuan pemecahan masalah)

Dalam tulisan seperti ini penulis ingin memecahkan masalah yang dihadapi. Penulis ingin menjelaskan, menjernihkan, menjelajahi serta meneliti secara cermat pikiran-pikiran dan gagasan-gagasannya sendiri agar dapat dimengerti dan diterima oleh para pembaca10.

d. Tahap-tahap Proses Menulis

Donald Murray mengungkapkan bahwa menulis diartikan sebagai proses berpikir yang terus menerus , proses eksperimentasi, dan proses review. Aktifitas menulis karya tulis berkembang dengan tiga tahap: perencanaan (reheasing), penyusunan konsep (drafting), dan perbaikan (revising) (dalam temple, 1988)11.

Tompkins tahapan-tahapan proses menulis adalah pramenulis (prewriting), penyusunan dan pemaparan konsep (drafting), perbaikan (revising), penyuntingan (editing), dan penerbitan (publishing)12.

Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang paling tinggi tingkat kesulitannya bagi pembelajar dibandingkan dengan ketiga keterampilan lainnya13. e. Hubungan Menulis dengan Keterampilan Bahasa yang lain

“Menulis merupakan suatu keterampilan bahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan keterampilan yang produktif dan ekspresif”14. Dalam kegiatan menulis, penulis haruslah terampil memanfaatkan grafolegi, struktur bahasa, dan

10

Henry Guntur Tarigan, Menulis sebagai Suatu Keterampilan Bebahasa, (Bandung:Angkasa, 2008), h.25

11

Novi Resmini, Yayah Chiriyah dan Nenden Sundori, Membaca dan Menulis di SD Teori dan Pengajarannya (Bandung:UPI PRESS, 2006),h. 231

12 Ibid 13

Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, Stategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung:Remaja Rosdakarya, 2008), h. 291

14

(22)

kosa kata. Keterampilan menulis ini tidak akan datang secara otomatis, tetapi harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur15.

Morsey mengungkapkan (dalam Tarigan, t.t:4) menulis dipergunakan, melaporkan/memberitahukan, dan memengaruhi; dan maksud serta tujuan dapat dicapai dengan baik oleh orang-orang yang dapat menyusun pikirannya dan mengutarakannya dengan jelas, kejelasan ini bergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian kata-kata, dan struktur kalimat.

1. Hubungan antara Menulis dan Membaca 2. Hubungan antara Menulis dan Berbicara

f. Macam-macan Menulis di SD

Menurut Resmini macam-macam menulis yang diajarkan di SD dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Menurut tingkatannya

a. Menulis permulaan (kelas 1 dan 2) b. Menulis lanjut (kelas 3-6)

2. Menurut isi/bentuknya

a. Karangan Verslag (laporan), umumnya diberikan dikelas rendah misalnya: menceritakan kembali (secara tertulis) apa-apa yang dialami dalam Pengajaran Lingkungan

b. Karangan Fantasi: mengeluarkan isi jiwa sendiri (ekspresi jiwa) misalnya:

“Cita-citaku Setelah Tamat SD”. Seandainya Aku jadi Presiden”

c. Karangan reproduksi, umumnya bersifat menceritakan/menguraikan suatu perkara yang telah dipelajari atau dipahami, seperti hal-hal yang mengenai Astronomi, Gejala Alam, atau menuliskan dengan kata-kata sendiri tentang apa yang dibaca, dan lain-lain

d. Karangan Argumentasi: karangan berdasarkan alasan tertentu. Siswa dibiasakan menyatakan pendapat atau pun pikirannya berdasarkan alasan yang tepat

15

(23)

3. Menurut susunannya a. Karangan terikat b. Karangan bebas

c. Karanan setengah bebas setengan terikat. g. Ragam kegiatan Pembelajaran Menulis

1) Community Language Learning

Community Language Learning (CLL) muncul dari sebuah ide untuk menerapkan konsep psikoterapi dalam pembelajaran bahasa. Karena berangkat dari pandangan psikologi, pelaku dalam situasi ini adalah klien dan konselor, klien sebagai siswa dan konselor sebagai guru16.

2) Suggestopedy

Konsep ini menyuguhkan suatu pandangan bahwa manusia bisa diarahkan untuk melakukan sesuatu dengan kita memberi sugesti. Pikiran harus dibuat setenang mungkin, santai, dan terbuka sehingga bahan-bahan yang mudah merangsang saraf penerimaan bisa dengan mudah diterima dan dipertahankan untuk jangka yang lama17.

3) Total Physical Response

Total Physical Response (TPR) memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada para siswa untuk terlebih dahulu membekali diri dengan keterampilan komprehensif sampai mereka betul-betul merasa siap untuk menulis18.

4) The Silent Way

5) Metode ini merupakan kelanjutan dari metode Total Physical Response

(TPR). Pada TPR siswa disyaratkan membekali diri dengan keterampilan komprehensif, sedangkan pada The Silent Way (TSW), siswa diberi kebebasan untuk berekspresi sesuai dengan kemampuannya masing-masing19.

16

Budinuryanta, Pengajaran Keterampilan Berbahasa, (Jakarta:UNIVERSITAS TERBUKA, 2007), h.12.7

17

Ibid, h.12.9 18

Ibid, h.12.10 19

(24)

h. Perkembangan Tulisan Siswa di Kelas Rendah

Perkembangan tulisan anak-anak setelah masuk di kelas satu dan dua sekolah dasar banyak bergantung pada kreatifitas guru. Oleh karena itu, guru diharapkan membekali dirinyaa dengan kemampuan menulis. Guru pun dituntut memiliki kemampuan memilih metode yang sesuai sehingga dapat merangsang kreatifitas siswa.

Anak kelas satu ingin menulis, menulis dan menulis lagi. Kegiatan menulis tampaknya mengalir dari hasil yang tampa kualitas dan setelah draf pertama ditulis, beberapa anak cemas untuk memulai lagi. Dalam masa menulis biasanya bagi pemula menulis tiga atau empat baris. Anak-anak kelas satu mempunyai keinginan untuk menulis idenya pada lembaran kertas dan mengeluarkan pendapatnya yang masih ada di otak mereka20.

Adapun tugas anak-anak pada usia sekolah dasar meliputi; belajar keterampilan jasmani dan fisik melalui bermain, belajar bergaul, belajar mengembangkan kemampuan menulis membaca dan berhitung, belajar mengenal kemampuan dirinya, belajar bermain peran sebagai lelaki maupun wanita, belajar membandingkan diri dengan yang lainnya, belajar menentukan pilihan yang sesuai dengan keinginannya, dan belajar bersikap bebas atau tidak terikat menentukan suatu kehendak21.

B.Hakikat Menulis Huruf Tegak Bersambung

1) Definisi/pengertian

Wang Muba mengungkapkan “menulis tegak bersambung adalah kegiatan menghasilkan huruf yang saling bersambung dilakukan tanpa mengangkat alat tulis”. Adapun kelebihan tulisan tegak bersambung ialah otak kita akan berkembang dengan baik, merangsang kerja otak lebih kreatif, menulis lebih cepat, tulisan yang dihasilkan lebih indah dan rapi dan mengasah daya seni. Dalam perkembangannya huruf tegak bersambung mengalami beberapa kali

20

Novi Resmini, Yayah Chiriyah dan Nenden Sundori, Membaca dan Menulis di SD Teori dan Pengajarannya (Bandung:UPI PRESS, 2006),h. 215

21

(25)

perubahan bentuk. Namun perubahan tersebut dari waktu kewaktu menjadikan huruf tersebut semakin sederhana. Perubahan terakhir jatuh pada tanggal 7 Juli 1983 melalui SK. Dirjen Dikdasmen nomor 094/C/Kep/1.83.

Langkah-Langkah Menulis Huruf Tegak Bersambung

Tim Bakti Guru (2005) mengungkapkan “tujuan pembelajaran menulis huruf tegak bersambung adalah agar murid dapat menulis rapi, jelas, dan cepat”. Untuk memenuhi tuntutan tersebut, penulis sangat memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Bentuk huruf harus sederhana, sehingga mudah bagi murid untuk menuliskannya.

2. Cara menulis, meskipun sederhana, tapi tidak boleh kaku.

3. Bentuk huruf dan angka harus jelas, terutama untuk huruf-huruf dan angka yang punya kemiripan seperti c dan e; n dan m; u dan v serta angka 1 dan 7. 4. Tulisan huruf dirangkai, sehingga tercipta cara menulis yang cepat. 5. Tulisan tidak perlu tipis tebal sehingga bentuknya sama.

6. Murid harus duduk tegak menghadap kertas yang diletakkan dengan garis alas tepi bangku.

7. Jarak mata tidak boleh kurang 25 cm dari huruf yang akan ditulis.

2) Jenis-jenis Huruf Tegak Bersambung

a. kebersambungan yang ekstrem, tulisan akan terlihat besar dalam jenis ini. Tetapi sikap meniru apa yang tercetak di buku mengidentifikasikan halangan untuk mengekspresikan ide-ide dan kemampuan yang lebih kreatif atau tidak biasa. Pikiran cenderung berfokus pada objektif .

(26)

c. kebersambungan parsial, pemberian jeda pada titik i, garis t, dan bergerak ke silabel berikutnya. Gerakan tangan halus, dan berkelanjutan, tangan akan terangkat cukup tinggi dari kertas seketika22.

3) Tujuan Menulis Huruf Tegak Bersambung

Dalam dunia Grafologi, tipe tulisan dan tipe sambungan merupakan karakter tulisan yang sangat penting untuk menggali berbagai informasi tentang bagaimana seseorang berinteraksi dengan orang lain. Tulisan bersambung memudahkan untuk melihat kekhasan karakter seseorang dibandingkan dengan orang lain. Dengan melihat bagaimana satu huruf disambungkan dengan huruf lainnya, akan terlihat apakah penulisnya ramah atau mudah bersosialisasi, suka menutupi fakta, tidak jujur atau bahkan agresif, cepat dan maunya sendiri23.

4) Manfaat Huruf Tegak Bersambung

Orang-orang yang menulis dengan huruf tegak bersambung akan berbicara dengan fasih24. Umumnya penulis yang bersambung bersif logis, rasional, dan analisis. Pemikiran mereka sistematis dan pemahaman kalkulasi serta strategi dalam membuat rencana ke depan25.

22

Karen K. Amend, Dasar-dasar Lengkap Analisis Tulisan Tangan, (Yogyakarta:pustaka belajar, 2014), h.145

23

Bayu Ludvianto, Grapho For Sucsess Analisis Tulisan Tangan, (Jakarta:Gramedia Pustaka Utama, 2011), h.96

24

Karen K. Amend, Dasar-dasar Lengkap Analisis Tulisan Tangan, (Yogyakarta:pustaka belajar, 2014), h.143

25

(27)
(28)

Pengertian Metode Drill

Pembelajaran metode mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam upaya pencapaian tujuan, karena metode merupakan suatu cara yang ditempuh yang sesuai, dan serasi untuk menyajikan suatu hal, sehingga akan tercapai suatu tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien.

Metode drill adalah metode dalam pengajaran dengan melatih peserta didik terhadap bahan yang sudah diajarkan/berikan agar memiliki ketangkasan atau keterampilan dari apa yang telah dipelajari (Sudjana, 1995:86).

Tujuan Penggunaan Metode Drill

Adapun tujuan penggunaan metode drill adalah diharapkan agar siswa:

1. Memiliki keterampilan morois/gerak, misalnya menghafal kata-kata, menulis, menggunakan alat, membuat bentuk, atau melaksanakan gerak dalam olahraga

2. Mengembangkan kecakapan intelek, seperti mengalihkan, membagikan, menjumlah, tanda baca dll

3. Memiliki kemampuan menghubungkan sesuatu

4. Dapat menggunakan daya pikirnya yang makin lama makin bertambah baik, karena dengan pengajaran yang baik maka anak didik akan menjadi lebih baik teratur dan lebih teliti dalam mendorong ingatannya

(29)

B. Hasil Penelitian yang Relevan

1. Menurut Alce Mada, “Meningkatkan Keterampilan Menulis Huruf Tegak Bersambung Melalui Metode Drill pada siswa kelas II SD Inpres 1 Tunas Jaya

Kecamatan Popayato Barat Kabupaten Pohuwato”26

.

Berdasarkan hasil penelitian awal menunjukan bahwa keterampilan menulis huruf tegak bersambung siswa kelas II masih terdapat beberapa siswa yang belum terampil menulis huruf tegak bersambung yakni 65% (13 orang) dari dua puluh orang siswa kelas II dan 35% (7 orang) yang terampil menulis huruf tegak bersambung.

Salah satu alternatif mengatasi hal ini adalah dengan menggunakan metode drill. Jika masalah ini tidak dicari solusinya dikhawatirkan anak-anak tersebut tidak mampu menghasilkan tulisan tangan yang indah. Setelah diadakan siklus 1 ternyata mengalami peningkatan, karena dari 20 orang siswa 55% (11 orang) siswa tersebut terampil menulis tegak bersambung melalui metode drill pada siswa kelas II SD Inpres I Tunas Jaya. Dari hasil penelitian pada siklus II menunjukan adanya peningkatan pada siswa kelas II SD Inpres I Tunas Jaya dalam menulis huruf tegak bersambung melalui metode drill menjadi 80% (16 orang) dari 35% (7 orang).

Alce Mada menyimpulkan bahwa keterampilan menulis huruf tegak bersambung dapat ditingkatkan melalui metode drill, sehingga penelitian ini dianggap berhasil.

Perbedaan penelitian Alce Mada dengan skripsi ini yaitu:

a. Penelitian Alce Mada dilaksanakan pada siswa kelas II SD sedangkan penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas I MI

b. Penelitian Alce Mada dilaksanakan di Kabupaten Pohuwato sedangkan penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Tangerang

c. Penelitian Alce Mada menggunakan metode Drill sedangkan penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas

(30)

2. Hapsa Rifai 2010, “Peningkatan Keterampilan Menulis Tegak Bersambung Melalui Media Buku Besar pada siswa kelas 1 SDN 2 Yosonegoro Kecamatan

Limboto Barat Kabupaten Gorontalo”.

Berdasarkan hasil penelitian siklus 1 menunjukan bahwa siswa yang memperoleh nilai di atas 65 sebanyak 17 orang dengan persentase sebesar 35,4% dari jumlah siswa sebanyak 48 orang, sementara yang memperoleh nilai di bawah 65 sebanyak 31 orang atau 64,5%.

(31)

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di MI Al-Falahiyyah Sukatani Kabupaten Tangerang. Sekolah ini terletak di jalan Cambay Desa Sukatani Kecamatan Rajeg Kabupaten Tangerang Provinsi Banten.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada tahun pelajaran 2013/2014, tepatnya satu bulan, mulai dari bulan April s.d Mei 2014. Waktu pertemuan dengan siswa adalah dua kali pertemuan dengan siswa.

B.Metode dan Rancangan Siklus Penelitian

Metode penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas adalah suatu kegiatan penelitian ilmiah yang dilakukan secara rasional, sistematis dan empiris reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru atau dosen (tenaga pendidik), kolaborasi (tim peneliti) yang sekaligus sebagai peneliti, sejak disusunnya suatu perencanaan sampai penilaian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar mengajar untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi pembelajaran yang dilakukan1.

Penelitian ini berusaha mengkaji, merefleksi secara kritis dan suatu rencana pembelajaran terhadap kinerja guru, interaksi antara guru dengan siswa, serta interaksi antar siswa di dalam kelas. Metode penelitian tindakan kelas ini pada suatu kajian yang benar-benar dari situasi alamiah di kelas. Penelitian tindakan merupakan suatu pencarian sistematik yang dilaksanakan oleh para pelaksana program dalam kegiatannya sendiri (dalam pendidikan dilakukan oleh guru, dosen, kepala sekolah, konselor), dalam mengumpulkan data tentang pelaksanaan kegiatan, keberhasilan, dan hambatan yang dihadapi,

1

(32)

untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.

Penelitian ini berusaha mengkaji, merefleksi secara kritis dan suatu rencana pembelajaran terhadap kinerja guru, interaksi antara guru dengan siswa, serta interaksi antar siswa di dalam kelas. Metode penelitian tindakan kelas ini menekankan pada suatu kajian yang benar-benar dari situasi alamiah di kelas.

Proses penelitian tindakan kelas ini direncanakan berlangsung dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri atas empat tahap, yaitu 1) perencanaan, 2) tindakan, 3) observasi, dan 4) refleksi. Dalam penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini peneliti menggunakan PTK Partisipan. PTK Partipisan itu sendiri adalah suatu penelitian dimana peneliti terlibat langsung dalam proses penelitian sejak awal sampai dengan pembuatan laporan.

Proses kegiatan tindakan kelas yang peneliti lakukan adalah bertolak dari permasalahan yang akan dipecahkan, kemudian peneliti merencanakan suatu tindakan dan melaksanakannya. Pada pelaksanaan tindakan peneliti melakukan penyampaian materi, tes perbuatan, dan observasi terhadap kegiatan yang dilakukan. Permasalahan-permasalahan yang muncul pada siklus I merupakan permasalahan yang harus dipecahkan pada siklus II.

Selanjutnya, kegiatan dimulai lagi seperti kegiatan pada siklus I, yakni perencaaan, tindakan, observasi, dan refleksi dengan perubahan-perubahan untuk mengatasi permasalahan yang muncul pada siklus I. Perencanaan pengajaran memainkan peranan penting dalam memandu guru melaksanakan tugas sebagai pendidik dalam melayani kebutuhan belajar siswanya2.

2

(33)

C.Subjek Penelitian

Peneliti sebagai subjek dalam penelitian yang melakukan penelitian tentang Kemampuan Menulis Huruf Tegak Bersambung pada Siswa Kelas 1 MI Al-Falahiyyah Sukatani Kabupaten Tangerang Tahun Pelajaran 2013/2014. Objek penelitian adalah siswa Madrasah Ibtidaiyah Al-Falahiyyah Sukatani Kecamatan Rajeg Kabupaten Tangerang. Siswa tersebut terdiri dari enam belas orang, dengan rincian tiga siswa laki-laki dan tiga belas siswa perempuan.

D.Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Peranan peneliti adalah perencanaan dan pelaksanaan kegiatan. Peneliti membuat perencanaan kegiatan, pelaksanaan, mengumpulkan data, menganalisis dan melaporkan hasil penelitian. Dalam melakukan pengamatan, peneliti sebagai observer dalam proses pembelajaran dan penelitian yang sedang berlangsung.

E. Tahapan Intervensi Tindakan

Tahapan prapenelitian adalah tahapan penyusunan desain atau usulan penelitian3. Prosedur penelitian ini berlangsung dalam satu siklus. Siklus I terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Tahap penelitian dimulai dari tahap prapenelitian yang akan dilanjutkan dengan siklus I. Kegiatan prapenelitian:

1. Observasi ke MI AL-FALAHIYYAH 2. Mengurus surat izin penelitian

3. Membuat instrumen penelitian 4. Membuat media pembelajaran 5. Menghubungi kepala sekolah

6. Wawancara dengan guru mata pelajaran 7. Menentukan kelas subjek penelitian

3

(34)

8. Observasi proses pembelajaran di kelas

Prosedur kegiatan pada siklus 1. Perencanaan:

a. Menyiapkan kelas

b. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran c. Membuat lembar kerja siswa

d. Membuat instrumen

e. Menyusun alat evaluasi pembelajaran f. Mempersiapkan alat dokumentasi Tindakan:

a. Menyampaikan tujuan pembelajaran

b. Menjelaskan langkah-langkah metode pembelajaran c. Mempersiapkan siswa dalam kelompok

d. Siwa belajar dengan memahami pembelajaran yang telah disiapkan melalui lembar kerja siswa

e. Melakukan pengamatan

f. Penguatan dan kesimpulan bersama Observasi:

a. Situasi kegiatan belajar mengajar

b. Kemampuan siswa memahami pelajaran dengan media gambar Refleksi:

Peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus I.

F. Hasil Intervensi yang diharapkan

(35)

G.Data dan Sumber Data

1. Data kualitatif seperti: hasil wawancara, lembar observasi, catatan lapangan, dan dokumentasi.

2. Data kuantitatif: berupa angket belajar dan lain-lain dari tugas siswa. Sumber data penelitian adalah siswa, guru/ peneliti

H.Instrumen Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi: 1. Lembar observasi

Observasi (observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan tehadap kegiatan yang sedang berlangsung. Kegiatan tersebut bisa berkenaan dengan cara guru mengajar, siswa belajar, kepala sekolah yang sedang memberikan pengarahan, personil bidang kepegawaian yang sedang rapat, dan lain-lain. Observasi dapat dilakukan secara partisifatif ataupun non partisipatif.

Dalam observasi partisipatif (participatory observation) pengamat ikut serta dalam kegiatan yang sedang berlangsung, pengamat ikut sebagai peserta rapat atau perserta pelatihan. Dalam observasi nonpartisipatif (nonparticipatory observation) pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan, dia hanya berperan mengamati kegiatan, tidak ikut dalam kegiatan.

Lembar observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas yang telah tersedia sebagai alternatif jawaban.

2. Dokumentasi

(36)

I. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang valid, data yang dikumpulkan melalui cara/teknik berikut ini:

1. Tes 2. Nontes

Teknik nontes yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain sebagai berikut:

2.1Observasi (pengamatan): teknik ini digunakan oleh kolaborator untuk mengobservasi pelaksanaan tindakan yang dilakukan oleh peneliti. 2.2Wawancara: teknik ini digunakan oleh peneliti dan kolaborator untuk

mengetahui respon siswa secara langsung dalam berbicara dengan menggunakan pendekatan pragmatik. Wawancara terutama dilakukan kepada siswa yang menonjol karena kelebihan atau kekurangannya. Pelaksanaan wawancara dilakukan di luar kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pedoman wawancara.

J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan mengamati setiap aktivitas siswa yang termasuk dalam indikator menulis menggunakan huruf tegak bersambung. Pengumpulan data dilakukan oleh guru sebagai peneliti selama proses pelaksanaan tindakan. Proses pembelajaran mendorong siswa untuk mengkomunikasikan gagasan hasil kreasi dan temuannya kepada siswa lain, guru dan pihak-pihak lainnya.4 Jadi data dalam penelitian ini diperoleh berdasarkan pengamatan kegiatan siswa selama pembelajaran, catatan lapangan dan tes hasil belajar menulis huruf tegak bersambung siswa setiap akhir siklus.

4

(37)

K.Analisis Data

Data penelitian dianalisis dengan menggunakan teknik tabulasi data secara kuantitatif berdasarkan hasil tindakan yang dilaksanakan pada setiap siklus. Hasil tindakan pada setiap siklus dibandingkan dengan tes awal untuk mengetahui persentase peningkatan keterampilan menulis huruf tegak bersambung pada kelas I MI.Al-Falahiyyah Sukatani Kabupaten Tangerang.

Pada setiap siklus dideskripsikan jumlah skor yang diperoleh semua siswa, daya serap, dan rata-rata skor untuk aspek kesesuaian kalimat dengan gambar, kerapian dan kebersihan tulisan, ketepatan waktu. Selain itu juga dideskripsikan jumlah skor, jumlah nilai, rata-rata nilai, dan tingkat daya serap, dan ketuntasan belajar siswa pada setiap siklus5.

Peneliti melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan di MI.Al-Falahiyyah Sukatani Kecamatan Rajeg Kabupaten Tangerang. Subjek penelitian yaitu siswa kelas I dengan pembelajaran Bahasa Indonesia melalui konsep

“Menulis kalimat sederhana yang didiktekan guru dengan huruf tegak

bersambung”. Penelitian ini dimulai pada tanggal 7 April 2014 sampai dengan 24 April 2014.

Keberadaan siswa kelas I MI.Al-Falahiyyah Sukatani Kecamatan Rajeg Kabupaten Tangerang yang menjadi subjek penelitian, setiap individunya memiliki ciri-ciri dan karakteristik yang berbeda. Perbedaan-perbedaan nampak sejalan dengan perkembangan masing-masing individu dilihat dari aspek fisik, moral, sosial dan intelektualnya.

Karakteristik siswa tersebut di antaranya:

1. Jumlah siswa 16 orang, terdiri dari 3 orang laki-laki dan 13 orang perempuan

2. Tingkat kecerdasan sangat bervariasi 3. Motivasi siswa untuk belajar kurang 4. Tingkat pendidikan orang tua bervariasi

5

(38)

5. Lingkungan tidak mendukung terhadap pelaksanaan pembelajaran yang efektif, karena berada pada masyarakat yang kurang sadar atau mengerti tentang pentingnya pendidikan

L. Pengembangan Perencanaan Tindakan

Tahap-tahap yang dilakukan pada tahap pelaksanaan tindakan terinci sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan Tindakan

Pada tahap persiapan tindakan, peneliti yang sekaligus sebagai guru menyiapkan silabus, RPP, instrument, sumber belajar, dan media belajar yang digunakan untuk mendukung efektivitas pelaksanaan tindakan. 2. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap pelaksanaan tindakan, peneliti melaksanakan tindakan sesuai yang tersusun dalam RPP. Sebagai garis besar, tindakan yang dilaksanakan pada setiap siklus sesuai dengan apa yang tersusun dalam RPP antara lain sebagai berikut;

2.1Tindakan Awal

a. Apresepsi: peneliti mengkondisikan kelas, peneliti dan siswa membaca doa sebelum belajar, peneliti mengabsen siswa, peneliti membuka ingatan siswa tentang menulis huruf tegak bersambung, peneliti menjelaskan kompetensi yang akan dicapai dalam pembelajaran dan manfaatnya jika siswa menguasainya.

b. Motivasi: peneliti memberikan motivasi kepada siswa agar gemar menulis menggunakan tegak bersambung

2.2Tindakan Inti:

a. Peneliti memperkenalkan huruf tegak bersambung

b. Siswa menyalin huruf tegak bersambung dengan bimbingan peneliti

(39)

d. Siswa menyalin kalimat tegak bersambung dengan bimbingan peneliti

e. Siswa menulis kalimat tegak bersambung yang didektekan peneliti

f. Siswa mengerjakan latihan sesuai intruksi dalam buku siswa 2.3Tindakan Akhir

a. Membuat rangkuman hasil belajar

b. Peneliti memberikan penguatan terhadap hasil tugas siswa c. Bernyanyi bersama

d. Peneliti memberitahukan materi yang akan datang e. Peneliti memberikan pekerjaan rumah

f. Peneliti dan siswa membaca doa sesudah belajar g. Peneliti membalas salam siswa

3. Pelaksanaan Pengamatan

Ketika peneliti melaksanakan tindakan, anggota peneliti sebagai kolaborator melakukan pengamatan terhadap situasi yang terjadi selama kegiatan berlangsung. Hal-hal yang perlu diamati dan dicatat oleh kolaborator dalam lembar observasi, di antaranya:

1. Respons siswa

2. Perubahan yang terjadi selama proses pembelajaran;

1) Keterampilan guru dalam menggunakan pendekatan pragmatik, baik dalam tidakan awal, tindakan inti, maupun tindakan akhir; dan 2) Kesesuaian antara rencana dan implementasi tindakan.

4. Analisis dan Refleksi

Pada tahap ini, peneliti menganalisis data yang diperoleh berdasarkan unjuk kerja yang dilakukan siswa ketika menulis huruf, kata dan kalimat dengan menggunakan huruf tegak bersambung. Unsur-unsur yang dianalisis, yaitu kesesuaian kalimat dengan gambar, kerapian dan kebersihan tulisan, ketepatan waktu.

(40)

Hasil analisis data tersebut juga sangat penting dan berharga sebagai bahan untuk melakukan refleksi bersama kolaborator. Pada saat melakukan refleksi, kolaborator memberikan masukan kepada peneliti berdasarkan hasil pengamatan yang tercatat untuk melakukan langkah-langkah perbaikan pada siklus berukutnya.

Penelitian tidak perlu dilakukan lagi pada siklus berikutnya jika hasil analisis data menunjukkan peningkatan yang signifikan sesuai dengan indikator keberhasilan penelitian yang telah ditetapkan, yaitu 70% dari 16 siswa kelas I MI.Al-Falahiyyah Sukatani Kabupaten Tangerang terampil menulis berdasarkan aspek kelancaran menulis, kesesuaian kalimat dengan gambar, kerapian dan kebersihan tulisan, dan ketepatan waktu.

Jadwal Pelaksanaan Perbaikan PTK

Tanggal Siklus Mata Pelajaran Waktu

(41)

BAB IV

DESKRIPSI HASIL PENELITIAN

A.Latar Belakang Sekolah

1. Sejarah Singkat Yayasan Pendidikan Islam Al-Falahiyyah

Yayasan Al-Falahiyyah didirikan pada tahun 2001 di Desa Cambay, Kecamatan Rajeg, Kabupaten Tangerang Propinsi Banten dan memulai

Da’wahnya dalam bidang pendidikan pada tahun 2001 dengan salah satu pendirinya yaitu Sayuti, Spd. Pembentukan Yayasan Pendidikan Al-Falahiyyah dilatarbelakangi oleh keinginan beliau untuk memajukan masyarakat yang berwawasan intelektual tanpa melupakan ajaran dan nilai-nilai Islam di era globalisasi dan modernisasi yang sebagaimana dalam sabda Rasulullah di

sebutkan antara lain: “Education in Investation without end” (pendidikan itu adalah modal yang ditanamkan tanpa mengenal akhir karena mencakup kehidupan di dunia dan akhirat).

Untuk merealisasikan cita-citanya inilah sebagai langkah awal beliau mendirikan pendidikan tingkat TK-SD-SMP-SMK Al-Falahiyyah yang berdomisili di Ibu Kota Negara Indonesia tepatnya di Desa Cambay, Kecamatan Rajeg, Kabupaten Tangerang Provinsi Banten. Dalam perjalanannya mendapatkan respon positif dari masyarakat dan mengalami perkembangan, sebagaimana salah satu bukti nyata yaitu dengan menyusul didirikannya pendidikan Madrasah Ibtidaiyah Al-Falahiyyah.

(42)

2. Deskripsi Umum MI. AL-Falahiyyah

MI Al-Falahiyyah merupakan salah satu madrasah swasta dari beberapa/sekolah yang terdapat di kecamatan Rajeg. MI. Al-Falahiyyah ini memiliki beberapa prestasi dan ekstrakurikuler yang tidak lah sedikit. Kategori prestasi ini diantaranya prestasi dalam lomba bidang pelajaran, upacara, kepramukaan serta lomba seni.

Seiring dengan tuntutan dari pemerintah maupun tugas seorang kepala madrasah ialah memajukan sekolah yang dipimpin dengan cara selalu memanajemen sekolahnya dan membimbing guru-guru sebagai tenaga pengajar dalam proses pembelajaran maupun interaksi sosial dengan masyarakat juga komite sekolah.

Kemudian tidak lepas dari tugas kepala sekolah sebagai supervise bertugas mengarahkan kegiatan pembelajaran guru. Kondisi perangkat pembelajaran yang ada di sekolah ini, masih jauh dari harapan, sebab masih banyak alat dan metode pendekatan yang kurang dikuasai oleh guru. Misal dalam metode mengajar guru masih banyak menggunakan metode ceramah dan pendekatan belajar sangat kurang sehingga prestasi belajar siswa menurun terutama dalam kegiatan menulis menggunakan huruf tegak bersambung dalam bidang Bahasa Indonesia. Metode ini senantiasa bagus bila penggunaannya betul-betul disiapkan dengan baik, didukung alat dan media serta memperhatikan batas-batas kemungkinan penggunaannya1.

Berdasarkan kondisi sekolah yang ada, maka peneliti ingin mengjukan usulan PTK dalam meningkatkan keterampilan menulis menggunakan huruf tegak bersambung pada pelajaran bahasa Indonesia.

1

(43)

3. Deskripsi Tenaga Pendidik MI. Al-Falahiyyah Sukatani

Jumlah guru dan pegawai di MI. Al-Falahiyyah Sukatani Kecamatan Rajeg Kabupaten Tangerang berjumlah sebelas orang. Adapun tenaga pendidik terdiri dari satu kepala sekolah, delapan orang guru, satu penjaga perpustakaan, dan satu staff TU. Profil selengkapnya dapat dilihat pada table di bawah ini:

Tabel 2

Profil Guru dan Pegawai Berdasarkan Jabatan

No Jabatan Jumlah Jabatan

Sumber: Diolah Peneliti berdasarkan Data MI. Al-Falahiyyah Sukatani

Adapun tenaga pendidik di MI Al-Falahiyyah Sukatani memiliki sumber tenaga yang cukup profesional dan memiliki kualitas dalam menyampaikan proses kegiatan pembelajaran. Menurut Kepala Madrasah tersebut banyak guru yang memiliki potensi yang sangat baik. Akan tetapi, memang tidak bisa dipungkiri bahwa madrasah kami masih banyak kekurangan dalam segi prasarana dan begitu pula dari segi strategi pembelajarannya. Metode pembelajaran merupakan bagian dari strategi pembelajaran, metode pembelajaran berfungsi sebagai cara untuk menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu, tetapi tidak setiap metode pembelajaran sesuai digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu2.

2

(44)

Berdasarkan keterangan yang disampaikan oleh Kepala Madrasah, maka peneliti mencoba melakukan penelitian terhadap masalah yang terjadi di Madrasah tersebut.

Adapun Profil tenaga pendidik dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 3

Nama-nama Guru MI.Al-Falahiyyah Sukatani Berdasarkan Tugas

No Nama Guru Tugas

(45)

4. Deskripsi Keadaan Siswa MI. Al-Falahiyyah Sukatani

Berdasarkan data di lapangan siswa MI.Al-Falahiyyah Sukatani Kecamatan Rajeg ternyata memiliki jumlah siswa sebanyak 112 orang. setiap tahunnya jumlah siswa bertambah, ini terbukti bahwa MI.Al-Falahiyyah memiliki peran penting dalam dunia pendidikan di kalangan masyarakat. Untuk melihat lebih jelasnya tentang keberadaan siswa MI. Al-Falahiyyah dapat dilihat pada tabel:

No Nama Kelas Jumlah 1

2 3 4 5 6

Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 Kelas 4 Kelas 5 Kelas 6

16 22 15 21 13 25

Jumlah 112

B.Kegiatan Siklus

(46)

Untuk lebih jelasnya skema siklus PTK sebagai berikut:

Gambar 2 langkah-langkah PTK

IDENTIFIKASI

MASALAH

SIKLUS I

PERMASALAHAN BARU

HASIL REFLEKSI

DILANJUTKAN KE

SIKLUS BERIKUTNYA

SIKLUS II

PERENCANAAN

REFLEKSI

PELAKSANAAN

PERBAIKAN PERENCANAAN

PENGAMATAN

PENGAMATAN

(47)

C. Tahapan Siklus 1. Siklus 1

a. Perencanaan

Pada siklus 1 berdasarkan penyebab masalah pemberian materi pra siklus 1 oleh peneliti, rekan sejawat dan supervisor yang selanjutnya disebut tim peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut:

1) Merancang strategi dan skenario pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran yang sesuai dengan pendekatan belajar, media serta penekanan pada metode penyelidikan. 2) Menyususn Lembar Kerja Siswa yang sesuai dengan materi

bahasa Indonesia tentang pembahasan keterampilan menulis huruf tegah bersambung pada siswa

3) Menetapkan indikator ketercapaian dan menyususn instrument pengumpul data.

Sedangakan pada siklus II yang dirumuskan derdasarkan refleksi dari siklus I peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut:

1) Melakukan review dan replanning rancangan pembelajaran bahasa Indonesia dimana pada siklus II focus kegiatan keterampilan menulis menggunakan huruf tegak bersambung

2) Mengembangkan lembar kerja siswa 3) Mengembangkan instrument observasi b. Pelaksanaan/Tindakan

Pada kegiatan pelaksanaan siklus I, rincian kegiatan yang dilakukan peneliti, rekan sejawat ialah:

(48)

keterampilan menulis menggunakan huruf tegak bersambung dengan bimbingan supervisor.

2. Melaksanakan perbaikan pembelajaran di sekolah sesuai langkah-langkah yang tercantum pada perencanaan pembelajaran yang dilaksanakan sebagai berikut:

1. Mengajukan pertanyaan eksploratif/probing kepada siswa untuk menggali pemahaman mereka tentang keterampilan menulis menggunakan huruf tegak bersambung secara umum oleh siswa

2. Mengenalkan konsep awal materi keterampilan menulis menggunakan huruf tegak bersambung ini. 3. Membimbing siswa untuk menulis menggunakan

huruf tegak bersambung

3. Mengantisipasi dengan melakukan solusi apabila menemui kendala saat melakukan tahap tindakan.

c. Pengamatan

Pada kegiatan pengamatan, peneliti mengamati dan melaksanakan perbaikan pembelajaran dan mengamati perilaku guru pada proses pembelajaran dalam pembuatan RPP melalui workshop dengan menggunakan instrument lembar observasi sebagai berikut:

Untuk memudahkan pengisian lembar observasi tersebut, peneliti merancang deskripsi indikator keberhasilan dimana pengamat ketika membubuhkan check lish () pada kolom ada

(49)

Tabel 5. Indikator Pengamatan

No Aspek yang diobservasi Indikator Keberhasilan 1

Kemajuan Hasil Belajar Siswa

Perubahan aktifitas guru semakin mudah dipahami oleh siswa

Contoh relevan dengan konsep dan mempermudah untuk mengerjakan RPP Guru semakin mahir membuat RPP

Nilai siwa meningkat pada setiap siklusnya

Guru semakin terlibat aktif dalam pembelajaran

Makin konkritnya konsep yang diajarkan

Makin variatif metode dan relevan serta efektif terhadap peningkatan hasil belajar

(50)

d. Refleksi

Berdasarkan lembar observasi (lihat lampiran) masih terdapat kelemahan-kelemahan mendasar pada saat perbaikan pembelajaran siklus I antara lain:

1. Contoh yang disajikan (penaliti) masih kurang.

2. Sistematika penyajian perlu diperbaiki. Pada saat pengenalan konsep mestinya peneliti menggunakan pengetahuan siswa yang dikuasai tentang konsep keterampilan menulis menggunakan huruf tegak bersambung siswa.

3. Sebagian guru masih belum memahami penjelasan pemateri/peneliti

4. Prestasi belajar siswa belum ada perubahan yang signifikan. 5. Metode pembelajaran belum menarik perhatian siswa. 2. Siklus II

a. Perencanaan

Sama halnya seperti siklus I, maka untuk siklus II berdasarkan bahan penyampaian materi peneliti melakukan kegiatan perbaikan pada siklus II.

Sedangkan pada rencana tindakan siklus II yang dirumuskan berdasarkan refleksi dari siklus I peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut:

1) Melakukan review dan re-planning rancangan pembelajaran pada siklus II fokus kegiatan keterampilan menulis menggunakan huruf tegak bersambung

(51)

b. Pelaksanaan/ Tindakan

Pada kegiatan siklus I, rincian kegiatan yang dilakukan peneliti telah diuraikan di atas.

Sedangkan pada siklus II garis besar pelaksanaan perbaikan pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Kegiatan siswa menyimak materi menulis menggnakan huruf tegak bersambung

2. Mendemonstrasikan teknik pembelajaran

3. Melatih siswa untuk menulis menggunakan huruf tegak bersambung

4. Memberikan penguatan terhadap keterampilan menulis menggunakan huruf tegak bersambung siswa

c. Pengamatan

Pada proses pembelajaran dalam keterampilan menulis menggunakan huruf tegak bersambung menggunakan instrument lembar observasi sebagai berikut:

Untuk mempermudah pengisian lembar observasi, peneliti merancang deskripsi indicator keberhasilan dimana pengamat ketika membubuhkan check lish () pada kolom ada atau tidak

(52)

Table 6. Indikator Pengamatan

No Aspek yang diobservasi Indikator Keberhasilan 1

Kemajuan hasil bejara guru

Perubahan aktifitas siswa mudah dipahami oleh guru

Contoh relevan dengan konsep dan mempermudah siswa melatih keterampilan menulis menggunakan huruf tegak bersambung

Siswa semakin aktif berlatih

Nilai siswa meningkat pada setiap siklusnya

Siswa semakin terlibat aktif dalam pembelajaran

Makin konkritnya konsep yang diajarkan

Metode yang digunakan sesuai dengan materi serta efektif terhadap peningkatan mutu pembelajaran

(53)

d. Refleksi

Berdasarkan siklus I masih terjadi kelemahan-kelemahan mendasar pada kompetensi guru, maka perlu diadakan workshop siklus II. Sedangkan pada siklus II berdasarkan hasil observasi (terlampir) yang dilakukan peneliti didapati kekuatan-kekuatan perbaikan pembelajaran siklus II antara lain:

1. Penjelasan peneliti menjadi lebih jelas

2. Contoh dan latihan disampaikan relevan dengan keterampilan menulis menggunakan huruf tegak bersambung

3. Sitematik penyajian terurut dengan baik

D. Deskripsi Per Siklus 1. Pembelajaran Siklus I

a. Perencanaan

Perencanaan perbaikan pembelajaran sebagai upaya meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran dan motivasi belajar siswa, peneliti mempersiapkan langkah-langkah yang merupakan cara yang akan dilaksanakan dalam melakukan perbaikan pembelajaran adalah sebagai berikut: 1. menyusun skenario perbaikan pembelajaran

2. mempersiapkan sumber dan metode pembelajaran

3. mempersiapkan sarana dan prasarana yang dapat menunjang kelancaran dan keberhasilan proses perbaikan pembelajaran

4. menyusun lembar kerja siswa

5. mempersiapkan lembar observasi baik untuk siswa untuk guru selama proses perbaikan berlangsung

(54)

b. Pelaksanaan

Perbaikan pembelajaran bahasa Indonesia untuk meningkatkan keterampilan menulis menggunakan huruf tegak bersambung dilaksanakan melalui Penelitian Tindakan Kelas yang disususn 2 siklus.

Prosedur pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas adalah sebagai berikut:

1. melaksanakan perbaikan pembelajaran sesuai dengan rencana perbaikan pembelajaran yang telah disusun

2. menggunakan sarana dan prasarana yang mendukung terhadap kelancaran proses perbaikan pembelajaran

3. merefleksi terhadap proses perbaikan pembelajaran

4. mendiskusikan hasik refleksi dan observasi dengan teman untuk mengambil keputusan terhadap proses perbaikan

a) Teman Sejawat/Pengamat

Untuk membantu mengamati proses perbaikan pembelajaran peneliti meminta bantuan kepada teman sejawat selaku guru kulas 1 MI.Al-Falahiyyah tempat peneliti melaksanakan tugas mengajar yang dipandang layak dengan persyaratan teman sejawat.

(55)

b) Prosedur Khusus Pembelajaran

Fokus penelitian adalah “kemampuan menulis huruf tegak bersambung pada kelas I

MI.Al-Falahiyyah Sukatani” dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:

1. Menyampaikan materi pelajaran dengan menggunakan alat peraga

2. Proses perbaikan pembelajaran dengan metode ceramah

c) Prosedur Umum Pembelajaran

1. Guru mengkondisikan siswa pada situasi pembelajaran yang efektif

2. Melakukan pemberian materi/ceramah unrtuk mengarahkan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan

3. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai

4. Guru menjelaskan materi keterampilan menulis menggunakan huruf tegak bersambung

5. Melakukan Tanya jawab tentang keterampilan menulis menggunakan huruf tegak bersambung

6. Menyimpulkan materi pelajaran 7. Mengadakan evaluasi akhir

(56)

c. Pengumpulan Data/Instrumen

Berdasarkan hasil observasi teman sejawat selama proses perbaikan pembelajaran berlangsung, aspek-aspek yang diamati oleh teman sejawat yang disusun dalam lembar observasi di bawah ini:

Tabel 7 Lembar Observasi Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : 1 / 2

Fokus Perbaikan : Kemampuan Menulis Huruf Tegak Bersambung

No Aspek yang di observasi Kemunculan Komentar Ya Tidak Ada

Bahasa yang digunakan dimengerti siswa

Guru memberi contoh untuk memperjelas materi

Guru menguasai meteri dengan diikuti siswa

(57)

10

Tabel 8. Hasil Evaluasi

Nilai Kelas I Mata Pelajaran Bahasa Indonesia data awal Pra PTK

No Nama Siswa Aspek Penilaian

(58)

13

Hasil Evaluasi Siklus 1 No Nama Siswa Aspek Penilaian

(59)

15 16

Yuliyana Siti Masriyah

60 60

60

52

54 56

58 56

Jumlah 960

Rata-rata 60

Rata-rata nilai pada awal atau sebelum PTK adalah 58 setelah dlakukan tindakan perbaikan pembelajaran pada siklus I menunjukkan nilai rata-rata siswa ialah 60 Hal ini menunjukkan adanya peningkatan pemahaman siswa terhadap materi yang diujikan.

d. Refleksi

1. Refleksi dan observasi terhadap proses pembelajaran

Berdasarkan hasil refleksi dan diskusi dengan teman sejawat tentang proses perbaikan pembelajaran mata pelajaran bahasa Indonesia pada siklus, maka teridentifikasi faktor kekuatan dan kelemahan yang berdampak terhadap keefektifan proses tindakan perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan. Faktor-faktor tersebut diantaranya:

a) Faktor kekuatan

Proses tindakan perbaikan pembelajaran pada siklus I pada waktu menyampaikan materi dengan menggunakan metode ceramah, dan Tanya jawab ternyata dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang dipelajarinya. b) Faktor kelemahan

(60)

diajukan oleh guru. Motivasi masih belum terangsang untuk lebih aktif dalam pembelajaran. 2. Refleksi dan Observasi terhadap Guru

Setelah proses tindakan perbaikan pembelajaran selesai dan menyikapi hasil evaluasi yang belum memuaskan guru mencoba merefleksi terhadap proses perbaikan. Kemudian hasilnya didiskusikan dengan teman sejawat. Hasil percakapan tersebut terungkap kekuatan dan kelemahan guru ketika melaksanakan perbaikan, diantaranya:

a) Kekuatan

Penyampaian materi pelajaran guru sudah sesuai dengan rencana perbaikan pembelajaran yang telah disusun melibatkan siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran yang hasilnya positif.

b) Media yang digunakan masih belum membantu terhadap pemahaman siswa sehingga siswa tidak tertarik. Guru masih membiarkan siswa yang tidak memperhatikan ketika guru sedang menjelaskan. 2. Pembelajaran Siklus II

a. Perencanaan

Perencanaan perbaikan pada siklus II yaitu melanjutkan rencana yang belum dilaksanakan pada siklus I. Peneliti mempersiapkan langkah-langkah yang merupakan cara yang akan dilaksanakan dalam melakukan perbaikan pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Fokus masalah yang akan diperbaiki 2. Cara memperbaikinya:

a) Menyuruh siswa untuk menyiapkan alat tulis

b) Melakukan Tanya jawab sebagai apresepsi untuk mengarahkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran

Gambar

gambar, kerapian dan kebersihan tulisan, dan ketepatan waktu.
Tabel 2 Profil Guru dan Pegawai Berdasarkan Jabatan
Tabel 3 Nama-nama Guru MI.Al-Falahiyyah Sukatani Berdasarkan Tugas
Gambar 2 langkah-langkah PTK
+7

Referensi

Dokumen terkait

Anak masih belum mampu berkomunikasi secara lisan, kurang memiliki perbendaharaan kata, dan kurang mengenal simbol-simbol huruf untuk persiapan membaca

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan menulis tegak bersambung melalui penggunaan media kartu magic pada siswa kelas II SD Negeri I

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan penggunaan metode latihan dapat meningkatkan kemampuan menyalin puisi dengan huruf tegak bersambung di

Hasil penelitian terhadap keberhasilan dalam upaya peningkatam keterampilan menulis tegak bersambung dengan pemanfaatan media buku tulis halus pada siswa kelas I SDB

Berdasarkan dari hasil penelitian di atas kemampuan siswa menyalin puisi dengan huruf tegak bersambung di kelas IIA SDN 2 Telaga Kabupaten Gorontalo, siswa yang mampu sebanyak 85

1.. Berikut ini merupakan perhitungan rata-rata dan persentase ketuntasan belajar.. Nilai rata-rata siswa kelas I-D terkait materi menulis kalimat sederhana menggunakan huruf

Judul Skripsi : “Peningkatan Keterampilan Menulis Tegak Bersambung Melalui Model Pembelajaran Direct Instruction Berbasis Media Flashcard (Penelitian Tindakan Kelas pada

Tahap kegiatan pada siklus-siklus tersebut, hasil yang dicapai adalah: 1 Dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis huruf tegak bersambung, 2 Guru dapat merancang dan menerapkan