• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR INOVATIF DAN INTERAKTIF MELALUI PENDEKATAN SAINSTIFIK PADA PENGAJARAN LARUTAN DAN KOLOID.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN BAHAN AJAR INOVATIF DAN INTERAKTIF MELALUI PENDEKATAN SAINSTIFIK PADA PENGAJARAN LARUTAN DAN KOLOID."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

i

ABSTRACT

Henni Fitriani: Development Innovative And Interactive Teaching Materials Through Saintific Approach in Solution and Colloid Instruction. Thesis. Medan: Chemistry Education Studies Program, Postgraduate School of State University of Medan, 2015

This study aims to know (1) Whether solution teaching material in general chemistry written summary of lectures II need to revised, (2) Whether solution teaching material of development outcome have been filled advisability standard refers BSNP (3) Conception of general chemistry lecturers to solution teaching material have been developed, (4) Conception of students as user to solution teaching material have been developed. The type of this research is including research and development. Subjects of study were general chemistry written summary of lectures II solution subject. Meanwhile, the sample used in this study consisted of 20 students IV semester of State University of Medan and 3 general chemistry lecturers of state university of Medan. For selection of the sample is using purposive sampling technique. The results were analyzed obtain (1) Analyzed general chemistry written summary of lectures II refers BSNP (Education National Standard Corporation) obtained that average value is 3,13 it means suitable to used, however need to be increased, (2) Analyzed teaching material of development outcome refers BSNP (Education National Standard Corporation) obtained that average value is 3,88 it means very suitable to used, (3) Conception of general chemistry lecturers to teaching material of development outcome obtained average value is 3,84 it means very good and very suitable to used, (4) conception of students to teaching material of development outcome obtained average value is 3,36 it means very good and very suitable to used.

(2)

ii

ABSTRAK

Henni Fitriani: Pengembangan Bahan Ajar Inovatif dan Interaktif Melalui Pendekatan Sainstifik pada Pengajaran Larutan dan Koloid. Tesis. Medan: Program Studi Pendidikan Kimia, Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2015

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Apakah bahan ajar larutan pada diktat kimia umum II perlu adanya revisi, (2) Apakah bahan ajar larutan hasil pengembangan telah memenuhi standar kelayakan merujuk BSNP (3) Tanggapan dosen pengampu kimia umum terhadap bahan ajar larutan yang telah dikembangkan, (4) Tanggapan mahasiswa sebagai pengguna terhadap bahan ajar larutan yang telah dikembangkan. Jenis penelitian termasuk penelitian dan pengembangan (research and development). Subjek penelitian adalah diktat kimia umum II pada pokok bahasan larutan. Adapun, sampel yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari 20 orang mahasiswa semester IV Universitas negeri medan dan 3 orang dosen kimia umum Universitas Negeri Medan. Pemilihan sampel dalam penelitian menggunakan teknik

purposive sampling. Hasil analisis manunjukkan (1) Analisis diktat kimia umum II merujuk BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan) menunjukkan bahwa nilai rata-rata sebesar 3,13 artinya layak dipergunakan, namun masih perlu adanya penambahan, (2) Analisis bahan ajar hasil pengembangan merujuk BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan) menunjukkan bahwa nilai rata-rata sebesar 3,88 artinya sangat layak dipergunakan, (3) Tanggapan dosen pengampu kimia umum terhadap bahan ajar hasil pengembangan menunjukkan nilai rata-rata sebesar 3,84 artinya sangat baik dan sangat layak dipergunakan, (4) Tanggapan mahasiswa terhadap bahan ajar hasil pengembangan menunjukkan nilai rata-rata sebesar 3,36 artinya sangat baik dan sangat layak dipergunakan.

(3)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR INOVATIF DAN INTERAKTIF MELALUI PENDEKATAN SAINSTIFIK PADA PENGAJARAN

LARUTAN DAN KOLOID

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Kimia

Oleh:

HENNI FITRIANI NIM: 8136141004

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(4)
(5)

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan tesis yang berjudul: “Pengembangan Bahan Ajar Inovatif Dan Interaktif Melalui Pendekatan Sainstifik Pada Pengajaran Larutan Dan Koloid”. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan alam yakni Rasulullah Muhammad SAW, semoga mendapat syafaat dari beliau di Yaumil Masyar kelak, Amin.

Pada kesempatan ini penulis berkenan mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Drs. Manihar Situmorang, M.Sc, Ph.D, sebagai Dosen Pembimbing I dan Bapak Dr. Ayi Darmana, M.Si sebagai Dosen Pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pemikiran dalam memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis. Kepada Ayahanda Hasballah, S.Pd dan Ibunda Siti Halimah, S.Pd terima kasih atas kasih sayang yang engkau berikan, dukungan, serta pengorbanan baik moril maupun materil yang tak terhitung nilainya dan tak dapat dibalas dengan apapun juga.

(6)

iv

semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan tesis ini yang tak bisa disebut satu persatu, terima kasih semuanya.

Semoga Allah SWT memberi balasan yang setimpal atas bantuan dan dukungan yang diberikan. Harapan penulis semoga tesis ini bermanfaat bagi kita semua.

(7)

DAFTAR ISI

Bab II Tinjauan Pustaka 9

2.1. Pembelajaran Inovatif 9

2.2. Bahan Ajar 10

2.2.1. Fungsi Bahan Ajar 11

2.2.2. Manfaat Bahan Ajar 12

2.2.3. Jenis-Jenis Bahan Ajar 13

2.3. Pengembangan Bahan Ajar Inovatif dan Interaktif 13

2.4. Kelayakan Bahan Ajar 15

2.5. Hasil Belajar 16

2.6. Karakteristik Ilmu Kimia 16

2.7. Pendekatan Saintifik 17

2.7.1. Prinsip-Prinsip Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik 19 2.7.2. Tujuan dan Langkah-Langkah Pendekatan Saintifik 20

2.8. Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran 20

2.8.1. Problem Based Learning 22

2.8.2. Project Based Learning 25

2.8.3. Discovery Learning 28

2.9. Larutan dan Koloid 31

2.10. Hipotesis 32

Bab III Metode Penelitian 33

3.1. Gambaran Umum Penelitian 33

3.2. Desain Penelitian 34

(8)

3.4. Populasi dan Sampel 35

3.5. Prosedur Penelitian 36

3.5.1. Analisis Bahan Ajar 37

3.5.2. Pengembangan Bahan Ajar 37

3.5.3. Inovasi Pembelajaran 37

3.5.4. Standarisasi Bahan Ajar 38

3.5.5. Ujicoba Bahan Ajar 38

3.6. Pengumpulan dan Analisis Data 39

Bab IV. Hasil dan Pembahasan 40

4.1. Gambaran Umum Penelitian 40

4.2. Analisis Bahan Ajar Larutan pada Diktat Kimia Umum II 41

4.3. Pengembangan Bahan Ajar Larutan 42

4.4. Standarisasi Bahan Ajar yang Dikembangkan 44

4.4.1. Kelayakan Isi 46

4.4.2. Kelayakan Bahasa 47

4.4.3. Kelayakan Penyajian 48

4.5. Kualitas Bahan Ajar Menurut Pemakai 49

4.5.1. Respon Dosen Pengampu 50

4.5.2. Respon Mahasiswa 54

Bab V. Simpulan dan Saran 61

5.1. Simpulan 61

5.2. Saran 62

(9)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Aspek yang tercakup dalam pendekatan saintifk 19

Gambar 3.1 Desain penelitian pengembangan bahan ajar inovatif dan interaktif melalui pendekatan saintifik pada pengajaran larutan

dan koloid 33

Gambar 3.2 Prosedur penelitian pengembangan bahan ajar inovatif dan interaktif melalui pendekatan saintifik pada pengajaran larutan

dan Koloid 35

Gambar 4.1 Hasil analisis diktat kimia umum II 40

Gambar 4.2 Tingkat kelayakan bahan ajar menurut BSNP 46 Gambar 4.3 Tingkat kelayakan isi bahan ajar yang telah dikembangkan 47 Gambar 4.4 Tingkat kelayakan bahasa bahan ajar yang telah dikembangkan 49 Gambar 4.5 Tingkat kelayakan penyajian bahan ajar yang telah dikembangkan 50 Gambar 4.6 Kualitas bahan ajar hasil pengembangan berdasarkan kelayakan isi 52 Gambar 4.7 Kualitas bahan ajar hasil pengembangan berdasarkan kelayakan

Bahasa 54

Gambar 4.8 Kualitas bahan ajar hasil pengembangan berdasarkan kelayakan

Penyajian 55

Gambar 4.9 Kualitas bahan ajar hasil pengembangan berdasarkan kelayakan isi 57 Gambar 4.10 Kualitas bahan ajar hasil pengembangan berdasarkan kelayakan

Bahasa 58

Gambar 4.11 Kualitas bahan ajar hasil pengembangan berdasarkan kelayakan

Penyajian 60

(10)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Garis-garis besar program pengajaran 69

Lampiran 2. Format angket Penilaian bahan ajar 75

Lampiran 3. Hasil analisis diktat berdasarkan standar kelayakan BSNP 86

Lampiran 4. Penilaian validator merujuk standar kelayakan menurut BSNP 87

Lampiran 5. Penilaian dosen merujuk standar kelayakan menurut BSNP 89

Lampiran 6. Penilaian mahasiswa merujuk standar kelayakan menurut BSNP 92

(11)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pemilihan model sesuai dimensi pengetahuan dan keterampilan 21 Tabel 2.2 Sintak Problem Based Learning. 23 Tabel 3.1 kriteria validitas analisis nilai rata-rata 38 Tabel 4.1 Deskripsi inovasi bahan ajar pada pokok bahasan larutan 42 Tabel 4.2 Kualitas bahan ajar menurut penilaian dosen pengampu kimia

umum II (P) dan mahasiswa (Q) 61

(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bahan ajar yang inovatif dan interaktif memiliki peran yang sangat penting guna mencapai hasil belajar yang baik. Kebutuhan terhadap bahan ajar yang inovatif dan interaktif untuk merangsang minat belajar mahasiswa dan sebagai media dalam pembelajaran sangat diperlukan. Tinggi rendahnya kualitas pendidikan tidak terlepas dari bahan ajar yang digunakan. Perancangan pembelajaran dapat dijadikan titik awal upaya perbaikan kualitas pembelajaran (Harijanto, 2007). Bahan ajar mempunyai peran yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran. Bahan ajar bermutu harus mampu menyajikan materi ajar sesuai dengan tuntutan kurikulum, mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), serta dapat menjembatani pembelajaran agar kompetensi yang telah ditetapkan dapat tercapai (Situmorang, 2013).

(13)

2

tujuan pembelajaran.Penggunaan bahan ajar yang layak akan meningkatkan minat belajar dan menambah motivasi siswa untuk belajar (Marcelina, 2014).

Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. Karakteristik pendekatan saintifik yaitu berpusat kepada mahasiswa, melibatkan keterampilan proses sains dalam mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip, melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan intelek khususnya keterampilan berfikir tingkat tinggi mahasiswa, dan dapat mengembangkan karakter mahasiswa. Beberapa model pembelajaran tergolong sebagai pendekatan saintifik, diantaranya: Problem Based Learning, Project Based Learning, dan Discovery Learning.

Pembelajaran kimia tentunya kurang tepat jika hanya memperhatikan produk tanpa memperdulikan proses yang berlangsung dalam setiap proses pembelajaran. Hal ini terjadi karena minimnya model dan media pembelajaran yang diterapkan, kebanyakan pembelajaran masih bersifat penjelasan (Telling Science), sehingga keterampilan mahasiswa non kognitif kurang terarah. Pada dasarnya pembelajaran kimia berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga pembelajaran kimia bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan, sehingga pendekatan saintifik menjadi bagian penting di dalam pembelajaran kimia.

(14)

3

gejala alam maupun karakteristik alam sekitar melalui cara-cara sistematis. Kegiatan tersebut dikenal dengan kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode ilmiah, dengan demikian dalam proses pembelajaran kimia diperlukan bahan ajar yang di integrasikan dengan pendekatan yang mengacu pada keterampilan dan kemampuan mahasiswa memperoleh pengetahuan berdasarkan kerangka saintifik,

sehingga pembelajaran kimia lebih menjurus ke pembelajaran mahasiswa aktif (Active Learning) dengan cara melakukannya secara langsung (Learning By Doing). Oleh sebab itu bahan ajar yang digunakan haruslah sesuai dengan karakteristik materi pelajaran dan kurikulum yang sedang berlaku.

Berbeda dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) yang mana acuan bahan ajar harus sesuai dengan silabus yang telah ditentukan oleh dinas pendidikan dan semua Sekolah Menengah Atas (SMA) mempunyai silabus yang sama, sedangkan Perguruan Tinggi mempunyai otonomi untuk mengeksplorasikan potensi-potensi lokal yang dapat digunakan sebagai bagian dari bahan ajar sehingga setiap Perguruan Tinggi mempunyai standar tersendiri dalam menciptakan bahan ajar yang akan digunakan, hal ini dijelaskan pada Permendikbud No. 50 mengenai kurikulum Perguruan Tinggi.

(15)

4

pembelajaran harus efektif dan selektif sesuai dengan pokok bahasan yang diajarkan di dalam meningkatkan prestasi belajar siswa (Situmorang, dkk, 2005).

Bahan ajar merupakan salah satu sumber pengetahuan bagi mahasiswa yang merupakan sarana bagi dosen sebagai fasilitator untuk menunjang proses pembelajaran, sehingga bahan ajar yang yang berkualitas dapat menunjang proses pembelajaran yang berkualitas pula sehingga meningkatkan keberhasilan belajar mahasiswa. Bahan ajar juga merupakan acuan yang digunakan dalam melaksanakan pembelajaran. Salah satu bagian dari bahan ajar adalah buku ajar. Buku ajar yang baik harus selalu mengikuti perkembangan teknologi, seni dan realitas kehidupan di dalam masyarakat yang semakin mengglobal (Ho, dkk., 2009; Corrigan, dkk., 2009; Howe, 2009; Jungnickel, 2009). Namun bahan ajar berupa diktat kimia umum yang telah ada hanya menyajikan kontennya saja tanpa memadukannya dengan IT/ICT, pendekatan serta media yang mendukung.

Buku ajar merupakan sumber belajar yang sangat penting untuk mendukung tercapainya kompetensi yang menjadi tujuan pembelajaran, sehingga diyakini sebagai dosen sebagai fasilitator yang baik, setia, objektif, tidak pernah jemu, dan menjadi jendela informasi (Zevenbergen, dkk., 2010; Rudzitis, 2003). Pengadaan materi pelajaran bermutu dan menanamkan pendidikan karakter menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan (Lee, dkk., 2010; Stein, dkk., 2001; Regsdale dan Saylor, 2009). Bahan ajar yang baik juga harus memenuhi standar kelayakan menurut BSNP.

(16)

5

menciptakan bahan ajar yang inovatif dan interaktif dan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahan ajar yang dipergunakan dalam proses pembelajaran umumnya tidak sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Teknologi informasi dan komunikasi juga sangat berpengaruh dalam menghasilkan bahan ajar inovatif dan interaktif. Pemanfaatan teknologi informasi, multimedia dan e-learning untuk pembelajaran melalui fasilitas online mampu menciptakan pembelajaran mandiri (Herter dan Montelongo. 2010: Badge, dkk., 2008; Mahdjoubi dan Rahman, 2012). Oleh sebab itu bahan ajar tidak selamanya harus dalam bentuk sebuah hand-out atau buku, tetapi juga bisa berupa audio, video, bahkan menggunakan web (internet) sebagai sumber belajar mahasiswa namun pada kenyataannya bahan ajar yang dipergunakan dalam proses pembelajaran tidak sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga pengembangan bahan ajar perlu dilakukan.

(17)

6

yaitu kelompok experimen memiliki hasil rata-rata 84,44±8,33, sedangkan kelompok kontrol 75,28±11,62), dan keduanya berbeda nyata (ttest 7,964 > ttabel 1,662).

Pengembangan bahan ajar bertujuan untuk mewujudkan bahan ajar yang dapat menunjang pencapaian kompetensi dasar, indikator, bermakna terhadap prestasi belajar dan memenuhi kriteria standar mutu (Labov, 2006; Gravagna, 2009; Hosler dan Boomer; 2011; Fastre, dkk., 2010).

Pengembangan bahan ajar dengan mengintegrasikan pendekatan saintifik dimaksudkan untuk menghasilkan bahan ajar dengan menerapkan beberapa model dengan pendekatan saintifik serta pemanfaatan IT demi terciptanya bahan ajar yang inovatif dan interaktif.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis ingin mengembangkan bahan ajar kimia Perguruan Tinggi yang inovatif dan interaktif melalui pendekatan saintifik dan melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Bahan Ajar Inovatif dan Interaktif Melalui Pendekatan Saintifik pada Pengajaran Larutan dan Koloid”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan l`atar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka masalah-masalah yang diidentifikasi adalah sebagai berikut:

1. Bahan ajar yang ada belum menggunakan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik pembelajaran kimia.

(18)

7

3. Bahan ajar yang ada tidak sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).

4. Bahan ajar berupa diktat kimia umum yang telah ada hanya menyajikan kontennya saja tanpa memadukannya media pembelajaran yang mendukung. 5. Penyajian bahan ajar yang telah ada terlalu monoton pada dosen sehingga

mahasiswa menjadi pasif.

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan masalah-masalah yang diidentifikasi di atas, beberapa hal dalam masalah-masalah tersebut dibatasi sebagai berikut:

1. Materi pembelajaran kimia yang dikembangkan adalah Larutan.

2. Bahan ajar dianalisis adalah diktat kimia umum II Perguruan Tinggi semester II yang ada di Universitas Negeri Medan.

3. Penyusunan bahan ajar diintegrasikan dengan pendekatan sainstifik dan media berbasis web.

4. Pendekatan saintifik yang digunakan adalah, problem based learning, project based learning, dan discovery.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah tersebut di atas, rumusan masalah yang akan diteliti adalah:

1. Apakah bahan ajar larutan pada diktat kimia umum II perlu adanya revisi? 2. Apakah bahan ajar larutan hasil pengembangan telah memenuhi standar

(19)

8

3. Bagaimana tanggapan dosen pengampu kimia umum terhadap bahan ajar larutan yang telah dikembangkan?

4. Bagaimana tanggapan mahasiswa sebagai pengguna terhadap bahan ajar larutan yang telah dikembangkan?

1.5. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui apakah bahan ajar larutan pada diktat kimia umum II perlu adanya revisi

2. Mengetahui apakah bahan ajar larutan hasil pengembangan telah memenuhi standar kelayakan merujuk BSNP

3. Mengetahui tanggapan dosen pengampu kimia umum terhadap bahan ajar larutan yang telah dikembangkan

4. Mengetahui tanggapan mahasiswa sebagai pengguna terhadap bahan ajar larutan yang telah dikembangkan

1.6. Manfaat Penelitian

(20)

63

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa

1. Bahan ajar larutan pada diktat kimia umum II telah memenuhi standar kelayakan merujuk BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan) namun, ada beberapa yang perlu dilakukan penambahan dan pengembangan.

2. Bahan ajar larutan hasil pengembangan telah memenuhi standar kelayakan merujuk BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan) dan layak dipergunakan dalam pembelajaran.

3. Tanggapan dosen pengampu kimia umum II terhadap bahan ajar larutan yang telah dikembangkan sangat baik dan layak dipergunakan dalam pembelajaran.

(21)

64

5.2. Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka dapat disarankan bahwa :

1. Kepada pengguna bahan ajar

a. Sebaiknya penggunaan bahan ajar lebih memperhatikan kelayakan isi, kelayakan bahasa dan kelayakan penyajian sehingga tidak ada lagi tidak memenuhi standar kelayakan standar kelayakan BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan).

b. Sebelum menggunakan bahan ajar hendaknya menelaah terlebih dahulu. Apabila ditemukan kekurangan atau kesalahan hendaknya diperbaiki terlebih dahulu sebelum disampaikan saat pembelajaran.

2. Kepada Peneliti Lain

(22)
(23)

Referensi

Dokumen terkait

The purposes of this research are to identify: (1) the types of idiom used in J.K Rowling novel entitled Harry Potter and the Goblet of Fire , (2) the strategies of

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL “ANALISIS MODEL DESAIN ORGANISASI PADA KOPERASI (PERBANDINGAN ANTARA KOPERASI UNIT DESA KARYA TEGUH DAN KOPERASI PETERNAK

adalah dengan penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ ANALISIS ANTESEDEN KEPUASAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP NIAT BERKUNJUNG ULANG (Studi pada

Heriyanto (2012) melakukan penelitian terhadap faktor – faktor yang mempengaruhi keterlambatan penyerapan anggaran belanja pada Satuan Kerja Kementrian/ Lembaga di

Kegiatan belajar mengajar bukan sekadar memorisasi dan pengulangan ( recall ), bukan sekadar penekanan pada penguasaan pengetahuan atau informasi matematik yang

Kondisi-kondisi sekolah yang dikelola untuk mendukung penyusunan rencana kerja tahunan sekolah dapat dikategorikan menjadi dua bagian, yaitu kondisi psikis (mental)

Sebuah pondok pada dasarnya merupakan sebuah asrama pendidikan Islam tradisional di mana para siswanya (santri) tinggal bersama di bawah bimbingan seorang atau lebih guru yang

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul Pengaruh Corporate Governance Terhadap kinerja perusahaan pada Perusahaan