UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN
ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA CV. ELEVATE WEAR CO. MEDAN
TUGAS AKHIR
Diajukan Oleh:
DEWI UPITA SARI 122101141
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR
NAMA : VERA RONAULI SIMARMATA
NIM : 122101139
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN JUDUL : ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA
KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KP-RI MUTIARA) KISARAN
Tanggal : ... 2015 DOSEN PEMBIMBING
Fivi Rahmatus Shofiyah, SE,M,Si. NIP: 197702142008122001
Tanggal :... 2015 KETUA PROGRAM STUDI
DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN
Dr. Yeni Absah, SE. M.Si NIP: 197411232000122001
Tanggal :... 2015 DEKAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
KATA PENGANTAR assalamu’alaikum. Wr.Wb.
Puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT, yang telah memberikan kesempatan
sehingga penulisan tugas akhir ini dapat selesai tepat waktu dengan judul “Analisis Sumber Dan Penggunaan Modal Kerja Pada CV.Elevate Wear CO. Medan”. Tujuan penulisan ini guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan
pendidikan pada Program Diploma III Manajermen Keuangan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Dalam penulisan tugas akhir ini tentu belum sempurna, karena keterbatasan
ilmu pengetahuna dan sarana yang dimiliki. Oleh karena itu penulis membutuhkan
kritik dan saran yang membangun.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada almarhum
ayahanda tercinta Armin dan Ibunda Tersayang Misgiati yang telah mendidik dan
membesarkan penulis, terimakasih atas doa dan kasih sayang serta dukungan baik
moril maupun materil yang tidak akan mungkin terbalas, hanya tugas akhir ini yang
penulis persembahkan sebagai awal dari keberhasilan penulis dimasa mendatang.
Amin.
Dalam penyusunan Tugas Akhiri ini penulis tidak terlepas dalam bimbingan
dan dukungan dari banyak pihak. Untuk kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
terimakasih sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof.Dr.Azhar Maksum, M.Ec.Ac., Ak., CA, selaku dekan Fakultas
2. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si, selaku Ketua Program Studi DIII Manajemen
Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatra Utara
3. Ibu Fivi Rahmatus Sofiyah,SE,M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan ilmu kepada penulis dalam
memyelesaikan Tugas Akhir ini.
4. Terima kasih kepada adikku tercinta Mariska dan Afriyanti yang telah banyak
memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis dalam penyelesaian tugas akhir
ini serta pacarku M.Yusuf yang telah membantu penulis mengerjakan Tugas Akhir
ini hingga selesai.
5. Seluruh teman-teman DIII Manajemen Keuangan di grup C, terutama Vera
Simarmata dan Dwi Anggraini yang telah membantu penulis menyelesaikan Tugas
Akhir ini.
6. Sahabat yang selalu membantu dan memberikan dukungan Sri Marhaini, Dara
Yolanda, dan Roro Shofiyah terima kasih untuk waktunya.
Akhir kata terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam
proses penyelesaian tugas akhir ini. Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon
dimaafkan dan semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi pembacanya.
Wassalammualikum Wr.Wb.
Medan, 06 Juni 2015
Penulis
DAFTAR ISI
BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan………...8
B. Struktur organisasi………....9
C. Uraian Pekerjaan……….11
D. Kinerja Terkini………13
BAB III PEMBAHASAN A. Teori Modal Kerja………...15
1. Pengertian Modal Kerja………15
2. Fungsi Modal Kerja………..17
3. Klasifikasi Modal Kerja………....18
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Modal Kerja………….20
B. Unsur-Unsur Modal Kerja………...21
C. Sumber dan Penggunaan Modal Kerja………24
1. Sumber Modal Kerja……… 24
2. Penggunaan Modal Kerja………..27
D. Laporan Keuangan………..27
1. Pengertian Laporan Keuangan………..27
2. Jenis-Jenis Laporan Keuangan………..28
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan……….50
B. Saran………...53
DAFTAR GAMBAR
Halaman
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Neraca Elevate Wear Co.Medan……….35
Tabel 3.2. Laporan Laba Rugi Elevate Wear Co.Medan Tahun 2013……….36
Tabel 3.3. Laporan Laba Rugi Elevate Wear Co.Medan Tahun 2014……….36
Tabel 3.4. Laporan Perubahan Modal Kerja………....37
Tabel 3.5. Laporan Sumber Dan Penggunaan Modal Kerja………38
Tabel 3.6. Konsep Kuantitatif………..43
Tabel 3.7. Konsep Kualitatif………45
A. Latar Belakang
Dalam menghadapi era pasar bebas yang akan datang, para pelaku ekonomi
seperti kreditur, debitur, investor dituntut untuk berhati-hati dalam mengelola dana
atau modal kerja yang akan diperoleh. Tidak hanya organisasi profit saja tetapi
organisasi non profit dituntut kemampuannya dalam mengelola dana, misalnya
kemampuan dalam mengelola modal yang ada serta mempergunakannya secara
efektif dan efisien.
Analisis sumber dan penggunaan modal kerja adalah analisis laporan
keuangan yang bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang perubahan modal
kerja perusahaan serta sebab-sebab perubahan tersebut yang dikenal dengan sumber
modal kerja dan penggunaan modal kerja pada suatu periode. Informasi ini sangat
penting untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mengelola dana ( modal kerja)
untuk membiayai opersai perusahaan.
Dengan perkembangan teknologi dan semakin meningkatnya spesialisasi
dalam perusahaan, serta semakin banyaknya perusahaan-perusahaan menjadi besar.
Perkembangan dunina usaha yang terus berkembang akan menyebabkan persaingan
dunia usaha semakin ketat. Hal ini banyak membuat perusahaan berlomba-lomba
untuk mencapai tingkat maksimal dalam memproduksi. Karena tujuan utama
perusahaan adalah untuk mendapatkan laba semaksimal mungkin agar dapat
biasanya dipengaruhi oleh berbaga factor, salah satu diantaranya yaitu dengan
tersedianya modal. Struktur modal bukan hanya terbatas pada modal investasi seperti
pada pembiayaan untuk tanah, bangunan, kebutuhan mesin atau peralatan tetapi
kebutuhan modal kerja.
Salah satu cara mengelola modal kerja adalah dengan menganalisis sumber
dan penggunaan modal kerja, dimana sumber dan penggunaan modal tersebut
mempunyai peranan yang sangat penting bagi suatu perusahaan. Dari modal kerja
yang dikeluarkan tersebut diharapkan dapat kembali lagi masuk dalm perusahaan
dalam jangka waktu yang pendek melalui hasil penjualan produksinya. Kemudian
pengahasilan yang diterima tersebut akan dikeluarkan lagi untuk membiayai operasi
selanjutnya. Dengan mengetahui sumber dan penggunaan modal kerja secara cermat
maka kelangsungan hidup perusahaan dapat dipertahankan untuk periode yang akan
datang.
Untuk memenuhi penambahan modal kerja, maka perusahaan yang
mengatakan hubungan dengan pihak perbankan atau pihak pemberi kredit lainnya.
Artinya dalam menanamkan modalnya ke perusahaan, pihak perbankan atau pihak
kreditur lainnya harus dapat menilai permohonan kredit yang diajukan oleh pihak
penerima kredit. Hal ini dimaksudkan agar modal yang lebih diberikan oleh pihak
perbankan atau pihak kreditur lainnya dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya,
sehingga modal yang diberikan cukup untuk membiayai pengeluaran atau kegiatan
operasional perusahaan.
dapat diperoleh dari hasil operasi perusahaan maupun dari luar untuk memenuhi
kebutuhan sehingga perusahaan dapat berjalan lancar. Kegagalan memperoleh modal
kerja serta kegagalan pengelolaan dalam meningkatkan mutu produksi akan
menimbulkan hambatan-hambatan. Faktor-faktor lain dari luar perusahaan juga dapat
menimbulkan kegagalan, kerugian maupun kesulitan modal kerja bagi perusahaan.
Secara umum suatu perusahaan tentu akan membutuhkan modal kerja yang
teratur dan relatif permanen untuk menjalankan perusahaan. Oleh sebab itu seorang
manajer harus dapat menyediakan modal kerja yang cukup pada musim di mana
aktifitas perusahaan sangat memerlukan dan juga harus dapat mengatasi agar tidak
terjadi kelebihan modal kerja dalam bentuk cash pada saat aktifitas perusahaan
sedang menurun. Perusahaan harus disiapkan untuk menghadapi masa depan yang
penuh dengan ketidakpastian. Perusahaan haruslah fleksibel dalam arti dapat
menyesuaikan diri dengan keadaan yang senantuasa berubah sesuai dengan
perubahan kondisi perekonomian. Fleksibelitas perusahaan dapat dicapai dengan
manajemen modal kerja yang teliti dan hati-hati. Manajer keuangan harus dapat
mengatur arus modal kerja yang diperlukan oleh perusahaan dengan baik serta penuh
dengan pertimbangan yang bijaksana.
Adanya modal yang cukup sangat penting bagi perusahaan, karena dengan
demikian akan memungkinkan untuk beroperasi secara ekonomis dan perusahaan
tidak mengalami kesulitan apabila menghadapi biaya yang mungkin timbul karena
adanya krisis atau kekacauan keuangan.
Modal kerja yang berlebihan menunjukan adanya dana yang menganggur,
Beberapa masalah tersebut dapat diatasi dengan jalan mengatur investasi pada setiap
aktiva lancar baik menganai penggolongan maupun besarnya dana pada setiap unsur
modal kerja.
Dengan menggunakan modal kerja, maka unsur-unsur yang sukar dituangkan
dengan segera, misalnya : persediaan, dapat diatur sedemikian rupa sehingga dana
yang tertanam dalam unsur-unsur modal kerja diusahakan sampai jumlah yang tidak
menghambat kelancaran bagi perusahaan.
Mengingat pentingnya peran modal kerja didalam sebuah perusahaan perlu
dilakukan analisis terhadap sumber penggunaan modal kerja agar tidak adanya
penyalahgunaan yang dapat merugikan perusahaan.
Modal kerja yang dimaksud adalah modal kerja bersih, yaitu: selisih lebih
aktiva lancar diatas utang lancar. Oleh karena itu, yang menjadi sumber penggunaan
modal kerja adalah akun-akun diluar aktiva lancar dan utang lancar.
Pentingnya modal kerja :
1. Melindungi perusahaan dari krisis, karena turunnya nilai aktiva lancar.
2. Kemungkinan membayar hutang lancartepat pada waktunya.
3. Pelayanan terhadap konsumen
4. Kesiapan perusahaan untuk beroperasi dengan lancar.
Adapun sumber Modal Kerja yang didapat perusahaan kemudian diolahnya kembali
agar perusahaan selalu berkembang antara lain :
1. Hasil operasi perusahaan
4. Penjualan saham atau obligasi
5. Penerimaan jangka panjang
Sumber Penggunaan modal kerja pada Elevate Wear Co diperoleh dari
pembayaran biaya operasi perusahaan, pembayaran pinjaman jangka panjang serta
pejualan saham atau obligasi.
Untuk menilai efektif atau tidaknya modal kerja dapat digunakan rasio antara
total penjualan dengan jumlah modal rata-rata. Rasio ini menunjukkan hubungan
antara modal kerja dengan penjualan dan menunjukkan banyaknya penjualan yang
dapat diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah modal kerja. Berdasarkan data tersebut
maka penulis tertarik untuk mengambil judul “ ANALISA SUMBER DAN
B. Perumusan Masalah
Dari uraian diatas diketahui bahwa modal kerja yang dimiliki perusahaan
harus cukup untuk mencapai laba yang dikehendaki oleh perusahaan. Selain modal
kerja yang cukup, pimpinan perusahaan dalam hal ini direktur bagian keuangan
harus mampu mengelola modal kerja perusahaan dengan efektif dan efesien. Dari
latar belakang yang dikemukakan diatas dapat diambil permasalahan pokok yaitu:
1. Bagaimana CV.Elevate Wear Co. Medan melakukan analisa modal kerja untuk
mendukung kegiatan operasi perusahaan dalam rangka mencapai posisi keuangan
yang lebih baik pada masa sekarang dan pada masa yang akan datang?
2. Bagaimana CV. Elevate Wear Co. Medan memenuhi sejumlah modal kerja untuk
memenuhi kebutuhan operasi perusahaan,sehingga tidak menimbulkan Technical
Insolvency yakni ketidak mampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban-kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang yang segera harus dipenuhi?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penulis melakukan penelitian ini pada CV.Elevate Wear Co.Medan adalah :
a. Untuk memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan perkuliahaan pada
Program Studi Diploma III Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi USU
b. Untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi modal kerja dalam
rangka mendukung perkembangan kegiatan perusahaan untuk mencapai posisi
keuangan perusahaan yang lebih baik pada CV.Elevate Wear Co. Medan.
c. Untuk mengetahui berapa besar jumlah modal kerja yang dimiliki oleh
oleh perusahaan dalam mengelola modal kerja yang dimiliki oleh perusahaan
pada CV.Elevate Wear Co.Medan.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian dari penulisan tugas akhir ini adalah :
a. Bagi Penulis
Penulisan ini bermanfaat dalam mengembangkan wawasan dan ilmu
pengetahuan yang telah diperoleh oleh penulis selama perkuliahaan, khususnya
mengenai perencanaan dan pengendalian modal kerja pada manajemen
keuangan. Serta meningkatkan wawasan penulis dalam pemanfaatan modal kerja
di perusahaan.
b. Bagi CV.Elevate Wear Co.Medan
Sebagai bahan masukan bagi pimpinan perusahaan didalam menentukan
kebijaksanaan lebih lanjut berkaitan dengan perencanaan dan pengendalian
PROFIL PERUSAHAAN
A. Sejarah Perusahaan
Elevate Wear Co. Medan berlokasi di jalan Dr. Mansyur No. 160 Medan.
Elevate Wear Co. Medan didirikan pada tanggal 1 oktober 2002. Adapun bentuk dari
perusahaan ini adalah CV dimana perusahaan ini dibawah naungan CV FARIZA
yang dipimpin oleh Ibu Hj. Rizky Fadillah Raz dengan izin usaha bernomor npwp:
02.094.078.9-111.000. Elevate Wear Co. Medan adalah suatu jaringan franchise dari
Elevate Wear.Co Jakarta. Pada saat ini Elevate Wear Co. terdapat di 3 kota di
Indonesia yaitu Jakarta, Medan, Padang.
Elevate Wear Co. terbentuk dari konsep “indie” yaitu segala sesuatu yang
berbasis dari diri sendiri dan berusaha untuk tetap mandiri dan tidak terlalu
bergantung kepada orang lain, namun Elevate Wear Co. sudah mengembangkan
konsep indie sesuai dengan perkembangan yaitu diadakannya system franchise.
Adapun bidang usaha dan kegiatan dari Elevate Wear Co. Medan adalah:
a) Menjual berbagai produk yang dikeluarkan oleh Elevate Wear Co. seperti :
T-shirt, kemeja, sepatu, jaket, pin,dan tas.
b) Menerima produk dari distro lain yang telah bekerjasama dengan Elevate Wear
Co. dan menjualnya melalui system konsyinasi.
c) Mempromosikan band-band yang berada di jalur indie dengan cara menjual cd
Para eksekutif dan pegawai Elevate Wear Co. Medan memiliki keahlian dan
kemampuan yang beragam namun masih dibawah bidang komunikasi dan
pemasaran, seperti:
1. Profesi penjualan
2. Profesi pemasaran
3. Profesi kehumasan
4. Profesi kreatif
B. Struktur Organisasi
Untuk dapat melaksanakan pengawasan yang baik diperlukan adanya struktur
organisasi yang memisahkan secara jelas fungsi-fungsi operasional, pencatatan, dan
penyimpangan.
Dalam proses pengorganisasian, manager mengalokasikan keseluruhan
sumber daya organisasi sesuai dengan rencana yang telah dibuat berdasarkan suatu
kerangka kerja organisasi tertentu. Kerangka kerja tersebut disebut sebagai desain
organisasi (organizational design). Bentuk spesifik dari kerangka kerja organisasi
dinamakan dengan struktur organisasi (organizational structure). Struktur organisasi
pada dasarnya merupakan desain organisasi dimana manager melakukan alokasi
sumber daya organisasi, terutama yang terkait dengan pembagian kerja dan sumber
daya yang dimiliki organisasi, serta bagaimana keseluruhan kerja tersebut dapat
dikoordinasikan dan dikomunikasikan.
Ada empat dasar untuk melakukan proses pengorganisasian yaitu:
2. Pengelompokan pekerjaan (Departmentalization).
3. Penentuan relasi antar bagian dalam organisasi (Hierarchy).
4. Koordinasi (Coordination). (Sule, 2007 : 152)
Adapun tujuan dibuatnya struktur organisasi adalah :
1. Memberikan gambaran tentang tugas, wewenang, dan tanggung jawab atasan
dan bawahan.
2. Menghindari kesimpangsiuran dan persamaan tugas.
3. Menghindari perintah dan tanggung jawab yang sama.
4. Mempermudah antara satu bagian dengan bagian lainnya.
Demikian juga pada Elevate Wear Co. terdapat struktur organisasi sehingga tugas
masing-masing personil akan terlihat jelas. Adapun struktur organisasi pada Elevate
STRUKTUR ORGANISASI
Gambar. 1.1
Sumber: Elevate wear co. Medan
C. Uraian Pekerjaan
Adapun tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian pada struktur organisasi
Elevate wear co. adalah sebagai berikut:
1. Manajer Utama
Adapun tugas dari manajer utama adalah :
a) Membuat perencanaan kerja yang akan dilakukan
MANAJER UTAMA
Manajer
Keuangan
Manajer
Operasional
SHOPKEEPER
WAREHOUSE
b) Mengawasi dan menilai setiap pelaksanaan dan hasil kerja pada tiap-tiap
bagian
c) Melaksanakan kegiatan manajemen dalam seluruh kegiatan perusahaan
d) Menentukan kebijaksanaan dalam pengambilan keputusan
e) Mengangkat pegawai dan menentukan tanggung jawab
2. Manajer Keuangan
Bagian ini umum nya menangani semua masalah pembukuan keuangan
perusahaan baik dari segi pemasukan maupun pengeluaran. Adapun tugas dan
wewenang bagian ini adalah:
a) Mendata pengeluaran dan pemasukan dana perusahaan
b) Membuat laporan keuangan neraca maupun laba rugi perusahaan secara
periodic tiap tahun
c) Membuat laporan serta analisis tahap perkembangan perusahaan
menyangkut segi-segi perusahaan
d) Memberikan persetujuan atau penolakan terhadap penggunaan dan sumber
dana dalam perusahaan
3. Manajer Operasional
Tugas dari manajer operasional adalah sebagai berikut:
a) Merancang dan membuat sistematika pelaksanaan pelaksanaan kegiatan
yang dijalankan oleh perusahaan
b) Mengatur dan mengawasi pelaksanaan kerja shopkeeper dan bagian
1) Shopkeeper, bertugas untuk melakukan penjualan, melayani konsumen dalam
berbelanja, menjaga produk yang ada didisplay.
2) Warehouse, bertanggung jawab terhadap produk-produk yang diprlukan oleh
perusahaan yang disimpan digudang
4. Manajer Pemasaran
Tugas dari manajer pemasaran adalah sebagai berikut:
a) Mempromosikan kegiatan yang dijalankan perusahaan
b) Merinci lebih lanjut strategi bisnis dan rencana kerja
c) Bertanggungjawab terhadap penerimaan tenaga kerja, terutama tenaga kerja
kontrak.
D. Kinerja Terkini
1. Produksi Kegiatan operasional CV.Elevate Wear Co. medan mencakup
pengembangan hingga tahap produksi seperti : kaos, kemeja celana panjang
maupun pendek. Perusahaan juga menerima supplier yang ingin menjual barang
produksinya. Elevate Wear Co.Medan juga mengolah band-band indie yang
meminta bantuan perusahaan untuk dipromosikan kesetiap media.
2. CV.Elevate Wear Co.Medan memiliki lahan yang cukup luas untuk para
konsumen yang akan berbelanja di Elevate Wear Co. Halaman depan perusahaan
biasanya dapat digunakan atau disewa untuk bazaar maupun acara yang ingin
diselenggarakan oleh pihak tertentu.
3. Tanggung Jawab Pelaporan keuangan atau laporan keuangan dan semua
disiapkan oleh Manajemen Perusahaan. Dalam pelaksanaannya, manajemen
menerapkan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan melakukan penilaian serta
estimasi terhadap hal-hal yang dirasa perlu. Untuk memenuhi standar kebenaran
dan kewajaran dari laporan dan segala informasi ini, manajemen menerapkan
sistem pengawasan intern untuk memastikan bahwa transaksi dilakukan sesuai
dengan otorisasi manajemen, semua aktiva yang dimiliki dilindungi dengan baik
dan semua hal tersebut dicatat secara benar. Unsur terpenting dari suatu
penetapan kendali adalah dengan pemilihan, penelitian dan pengembangan
personilnya termasuk di dalamnya pengawasan intern. Manajemen percaya
bahwa sistem pengawasan inter akan mendukung keamanan dan kebenaran dari
BAB III PEMBAHASAN
A. TEORI MODAL KERJA 1. Pengertian Modal Kerja
Pengertian modal kerja atau working capital merupakan modal yang
digunakan untuk membiayai operasional perusahaan sehari-hari, terutama yang
memiliki jangka waktu pendek.
Pengertian modal kerja diatas masih umum sehingga masih mengalami kesulitan
untuk menetapkan elemen-elemen pada modal kerja. Untuk memudahkan dalam
menetapkan elemen-elemen modal kerja,(Abdullah 2005:51) menjelaskan pengertian
modal kerja dengan beberapa konsep sebagai berikut:
a. Konsep Kuantitatif
Bahwa modal kerja adalah keseluruhan dari aktiva lancar atau disebut modal
kerja kotor (gross working capital).
Modal kerja menurut konsep kuantitatif menggambarkan keseluruhan atau jumlah
dari aktiva lancar seperti kas, surat-surat berharga, piutang, persediaan atau
keseluruhan daripada jumlah aktiva lancar dimana aktiva lancar ini sekali berputar
dan dapat kembali kebentuk semula atau dana tersebut dapat bebas lagi dalam waktu
yang relatif pendek.
Berdasarkan konsep tersebut disimpulkan bahwa konsep tersebut hanya
operasi perusahaan sehari-hari yang sifatnya rutin, dengan tidak mempersoalkan
darimana diperoleh modal kerja tersebut, apakah dari pemilik hutang jangka panjang
atau hutang jangka pendek. Modal kerja yang besar belum tentu menggambarkan
batas keamanan atau margin of safety yang baik atau tingkat keamanan para kreditur
jangka pendek yang tinggi. Jumlah modal kerja yang besar belum tentu
menggambarkan likuiditas perusahaan yang baik sekaligus belum tentu
menggambarkan jaminan kelangsungan operasi perusahaan pada periode berikutnya.
b. Konsep Kualitatif
Adalah konsep yang melihat selisih jumlah aktiva lancar dengan kewajiban
lancar atau disebut dengan modal kerja bersih (net working capital).
Modal kerja menurut konsep kualitatif merupakan sebagian dari aktiva lancar yang
benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa menunggu
likuiditasnya. Definisi ini bersifat kualitatif karena menunjukkan tersedianya aktiva
lancar yang lebih besar daripada hutang lancar dan menunjukkan tingkat keamanan
bagi kreditur jangka pendek serta menjamin kelangsungan operasi dimasa mendatang
dan kemampuan perusahaan untuk memperoleh tambahan jangka pendek dengan
jaminan aktiva lancar.
c. Konsep Fungsional
Adalah dengan menekankan kepada fungsi dana yang dimiliki perusahaan
dalam memperoleh laba. Modal kerja menurut konsep ini menitikberatkan pada
menghasilkan pendapatan. Ada sebagian dana yang digunakan dalam satu periode
akuntansi tertentu yang menghasilkan pendapatan pada periode tersebut. Sementara
itu, ada pula dana yang dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan pada
periode-periode selanjutnya atau dimasa yang akan datang.
Jadi modal kerja menururt konsep fungsional adalah dana yang digunakan untuk
menghasilkan pendapatan pada saat ini sesuai dengan maksud utama didirikannya
perusahaan, diantaranya adalah kas, piutang dagang sebesar harga pokoknya,
persediaan, dan aktiva tetap sebesar penyusutan pada periode tersebut.
2. Fungsi Modal Kerja
Modal kerja yang cukup, memungkinkan perusahaan untuk dapat
melaksanakan kegiatan perusahaan secara ekonomis dan efisien. Oleh sebab itu suatu
perusahaan harus dapat menetapkan modal kerja yang tepat dan ekonomis sebab
masalah modal kerja sangat kompleks dan merupakan dasar bagi suatu perusahaan
dalam menjalankan kegiatan perusahaan.
Dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva suatu perusahaan apabila
ditinjau dari fungsi bekerjanya bagian-bagian dana di suatu perusahaan dalam
menghasilkan pendapatan dapat dibagi dalam tiga kelompok :
a. Modal kerja, adalah modal yang secara fungsional turut mendatangkan
penghasilan pada periode berjalan seperti : kas, harga pokok dalam piutang
usaha, persediaan dan penyusutan aktiva tetap.
b. Modal kerja potensil, adalah modal yang tertanam dalam aset yang setelah dalam
c. Bukan modal kerja, adalah aset yang tidak turut dalam mendatangkan
penghasilan pada periode berjalan tetapi ditujukan untuk periode yang akan
datang.
3. Klasifikasi Modal kerja
Secara umum suatu perusahaan tentu akan membutuhkan modal kerja yang
teratur dan relatif permanen untuk menjalankan perusahaan. Oleh sebab itu seorang
pimpinan harus dapat menyediakan modal kerja yang cukup pada musim di mana
aktifitas perusahaan sangat memerlukan dan juga harus dapat mengatasi agar tidak
terjadi kelebihan modal kerja dalam bentuk kas pada saat aktifitas perusahaan sedang
menurun.
Dalam menjalankan operasi sehari-hari suatu perusahaan biasanya
membutuhkan modal kerja yang sifatnya adalah suatu keharusan, yaitu modal kerja
yang sifatnya harus ada dalam suatu perusahaan, dan ada modal kerja menurut
kebutuhan yang jumlahnya berubah-ubahsesuai dengan keadaan.
Modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap hutang jangka pendek.
Kelebihan inilah yang disebut modal kerja bersih (net working capital). Kelebihan
ini merupakan jumlah aktiva lancar yang berasal dari hutang jangka panjang dan
modal sendiri. Tentunya defenisi ini bersifat kualitatif karena menunjukkan
kemungkinan tersedianya aktiva lancar yang lebih besar daripada hutang jangka
pendek dan menunjukkan tingkat keamanan bagi kreditur jangka pendek serta
menjamin kelangsungan usaha dimasa mendatang. Modal kerja dapat dibedakan
a. Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital)
Modal kerja permanen adalah modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan
untuk dapat menjalankan fungsinya dengan kata lain modal kerja yang secara
terus menerus diperlukan untuk kelancaran usaha. Tanpa adanya modal kerja ini
mengakibatkan operasi perusahaan akan berhenti. Modal kerja permanen ini
dapat dibedakan atas:
1) Modal kerja primer (Primary Working Capital)
Modal kerja primer adalah jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada
perusahaan untuk menjamin kontinuitas usahanya.
2) Modal kerja normal (Normal Working Capital)
Modal kerja normal adalah modal kerja yang diperlukan unutk memenuhi
kebutuhan sesuai kapasitas produksi normal secara dinamis.
b. Modal Kerja Variabel (Variable Working Capital)
Modal kerja variabel adalah modal kerja yang penggunaannya selalu
mengalami perubahan sesuai dengan keadaan.
Modal kerja ini dapat dibedakan atas:
1) Modal kerja musiman (Seasonal Working Capital)
Modal kerja ini jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi musiman.
2) Modal Kerja Siklis (Cyclical Working Capital)
Modal kerja ini jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi konjungtur.
Modal kerja ini jumlahnya berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang
tidak diketahui sebelumnya, misalnya adanya pemogokan buruh, banjir,
perubahaan ekonomi yang mendadak, dan sebagainya (Djarwanto, 2005 : 91-92).
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Modal kerja
Ketersediaan modal kerja yang dibutuhkan perusahaan harus segera terpenuhi
sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Namun terkadang untuk memenuhi kebutuhan
modal kerja seperti yang diinginkan tidaklah mudah. Hal ini disebabkan terpenuhi
tidaknya kebutuhan modal kerja sangat tergantung kepada berbagai faktor yang
mempengaruhinya. Oleh karena itu, pihak manajemen dalam menjalankan kegiatan
operasi perusahaan terutama dalam upaya pemenuhan modal kerja harus selalu
memperhatikan faktor-faktor tersebut.
Dalam praktiknya terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi modal
kerja antara lain :
a. Jenis Perusahaan, meliputi dua macam yaitu perusahaan jasa dan industri dimana
kebutuhan modal kerja dalam perusahaan industri lebih besar jika dibandingkan
perusahaan jasa. Oleh karena itu, jenis kegiatan perusahaan sangat menentukan
kebutuhan akan modal kerjanya.
b. Syarat Kredit, adalah penjualan yang pembayarannya dilakukan dengan cara
mencicil juga sangat mempengaruhi modal kerja.
c. Waktu Produksi, artinya jangka waktu atau lamanya memproduksi .suatu barang
d. Tingkat Perputaran persediaan, pengaruhnya terhadap modal kerja sangat penting
bagi perusahaan.
B. UNSUR-UNSUR MODAL KERJA
Unsur-unsur yang ada dalam modal kerja terdiri dari:
1. Kas
Kas merupakan harta yang paling lancar dalam suatu perusahaan yang
berupa uang tunai baik yang ada di perusahaan maupun yang ada di bank. Setiap
perusahaan selalu membutuhkan kas untuk membiayai aktivitasi usahanya. Oleh
karena itu setiap perusahaan harus mempunyai persediaan uang kas, sebab
perusahaan kan mengalami kesulitan atau tidak dapat menjalankan usahanya tanpa
adanya persediaan kas. Tetapi bukan berarti perusahaan harus menyediakan uang kas
sebanyak-banyaknya, sebab hal ini berarti akan mengorbankan rentabilitasnya.
Ada tiga motif memegang kas yaitu:
a. Motif transaksi (Transactions Motive)
Motif transaksi yaitu motif memegang kas untuk merencanakan pembayaran
barang (bahan baku) dan gaji. Motif ini memungkinkan perusahaan menjalankan
operasi sehari-hari seperti melakukan pembelian dan penjualan yang berhubungan
dengan likuiditas, karena itu disebut juga motif likuiditas.
b. Motif berjaga-jaga (Safety Motive)
Motif berjaga-jaga yaitu motif memegang kas untuk melindungi perusahaan
dari ketidakmampuan memenuhi kebutuhan akan kas. Motif ini berhubungan dengan
baik maka lebih sedikit kas yang dibutuhkan untuk menjaga keadaan darurat. Kas
dibutuhkan lebih banyak jika perusahaan tidak dapat mencari pinjaman dalam waktu
singkat untuk menutupi kebutuhan kas dengan segera. Hal ini tergantung pada
bonafiditas perusahaan di suatu bank/lembaga keuangan non bank lainnya. Motif ini
dapat dipenuhi dengan memilikii aktiva yang mudah diuangkan.
c. Motif spekulasi (Speculative Motive)
Motif spekulasi yaitu motif memegang kas untuk memanfaatkan dana yang
tidak digunakan atau untuk mencari keuntungan secara tepat dengan memanfaatkan
peluang yang tidak diduga (Ridwan, 2006 : 204). Tujuan menyusun budget kas
adalah agar pimpinan perusahaan dapat mengetahui:
1) Kemungkinan posisi kas sebagai hasil rencana operasi perusahaan.
2) Kemungkinan adanya surplus atau defisit.
3) Besarnya dana beserta kapan dana itu dibutuhkan untuk menutup deficit kas.
4) Waktu kredit itu dibayar kembali (Kamaruddin, 2006 : 34)
2. Piutang
Piutang merupakan bagian darri aktiva lancar yang timbul sebagai akibat
dari pelaksanaan kebijaksanaan penjualan kredit. Dengan adanya piutang ini berarti
perusahaan telah menanam atau menginvestasikan modalnya dalam piutang yang
diberikan pada pihak lain. Investasi dalam piutang merupakan bagian daripada
investasi dalam modal kerja.
Manajer keuangan dalam melakukan manajemen piutang harus dapat
Perolehan laba dapat meningkat apabila manajer keuangan memperlunak persyaratan
penjualan kredit. Namun hal itu juga akan menimbulkan berbagai biaya seperti
perlunya menambah pegawai di unit yang mengurus dan mengawasi administrasi
kredit. Meningkatnya biaya bunga pinjaman yang terkait dengan piutang. Oleh
Karena itu manajer keuangan harus mengupayakan agar perolehan laba meningkat
karena penjualan kredit dapat menutup kenaikan barbagai biaya tersebut.
3. Persediaan
Persedian merupakan barang-barang dagangan atau barang yang dihasilkan
sendiri. Dalam perusahaan jasa yang termasuk dalam persediaan yaitu barang-barang
atau bahan-bahan yang digunakan untuk kegiatan operasi perusahaan. Jadi
persediaan juga merupakan unsure modal kerja karena sifat aktivanya lancar.
Dalam perusahaan dagang yang dimaksud dengan persediaan adalah barang
yang dimiliki perusahaan untuk dijual dan dibeli. Sedangkan dalam perusahaan
industri (manufaktur) pada umumnya mempunyai tiga jenis persediaan, yaitu:
a. Persediaan bahan baku atau bahan mentah, yaitu barang yang dibeli perusahaan
oleh perusahaan unutk digunakan dalam pembuatan barang jadi.
b. Persediaan barang dalam proses atau barang setengah jadi, yaitu semua barang
yang ada dalam proses produksi.
c. Persediaan barang jadi, yaitu semua barang yang telah selesai diproduksi tetapi
4. Surat-Surat Berharga
Surat berharga adalah investasi yang sifatnya likuid, berjangka pendek, dan
yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi
risiko perubahaan nilai yang signifikan (Ridwan, 2006 : 204).
Kelebihan dana yang dimilki perusahaan dapat digunakan untuk membeli
surat-surat berharga. Pembelian ini dilakukan dengan tujuan untuk penjagaan
likuiditas atau memperoleh pendapatan dari dana yang ditanamkan dalam surat-surat
berharga tersebut.
C. SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA 1. Sumber Modal Kerja
Kebutuhan akan modal kerja mutlak disediakan perusahaan dalam berbagai
bentuk. Untuk memenuhikebutuhan tersebut diperlukan sumber modal kerja yang
dapat dicari dari brbagai sumber yang ada. Namun dalam pemilihan sumber modal
harus memperhatikan untung ruginya pemilihan sumber modal kerja tersebut.
Adapun sumber modal kerja tersebut adalah sebagai berikut :
a) Sumber modal yang dapat diperoleh dari penurunan jumlah aktiva dan kenaikan
pasiva seperti berikut, hasil operasi perusahaan, keuntungan penjualan surat
berharga, penjualan saham, penjualan aktiva tetap, penjualan obligasi, pinjaman
dan dana hibah.
b) Sumber modal kerja untuk pembiayaan permanen, merupakan modal kerja yang
digunakan untuk mempertahankan sirkulasi modal kerja perusahaan yang
modal kerja ini adalah modal sendiri namun jika masih kurang dapat
ditambahkan dari pinjaman jangka panjang.
c) Sumber modal kerja untuk pembiayaan lancar digunakan untuk membiayai
modal kerja variabel yang biasanya terdiri dari dua sumber yaitu modal sumber
internal seperti penyusutan,kewajiban yang belum jatuh tempo, cadangan dan
laba serta modal dari sumber eksternal seperti kredit perdagangan dan pinjaman.
d) Pendapatan bersih, Modal kerja diperoleh dari hasil penjualan barang dan hasil-hasil lainnya yang meningkatkan uang kas dan piutang. Tetapi sebagian dari
modal kerja ini harus digunakan untuk menutup harga pokok penjualan dan biaya
usaha yang telah di keluarkan untuk memperoleh pendapatan yaitu berupa biaya
penjualan dan biaya administrasi. Jadi sebenarnya yang merupakan sumber
modal kerja adalah pendapatan bersih dan jumlah modal kerja yang diperoleh
dari operasi jangka pendek, dan ini bisa ditentukan dengan cara menganalisa
laporan perhitungan laba/rugi perusahaan.
e) Keuntungan dari penjualan surat-surat berharga, surat-surat berharga sebagai salah satu pos aktiva lancar dapat dijual dan dari penjualan ini akan timbul
keuntungan. Pejualan surat-surat berharga menunjukan pergeseran bentuk pos
aktiva lancar dari pos “Surat-surat Berharga” menjadi pos “kas”. Keuntungan
yang diperoleh merupakan sumber penambahan modal kerja. Sebaliknya bila
terjadi kerugian maka modal kerja akan berkurang.
f) Penjualan aktiva tetap, investasi jangka panjang, dan aktiva tidak lancar lainnya
Sumber lain untuk menambah modal kerja adalah hasil penjualan aktiva tetap,
lagi oleh perusahaan. Perubahan aktiva tidak lancar tersebut menjadi kas akan
menambah modal kerja sebanyak hasil bersih penjualan aktiva tidak lancar
tersebut. Keuntungan atau kerugian dari penjualan investasi jangka panjang dan
aktiva tidak lancar lainnya dapat dimasukkan ke dalam pos-pos insidentil
(extra-ordinary items).
g) Penjualan obligasi dan saham serta kontribusi dana dari pemilik hutang hipotik,
obligasi, dan saham dapat dikeluarkan oleh perusahaan apabila diperlukan
sejumlah modal kerja misalnya untuk ekspansi perusahaan. Pinjaman jangka
panjang berbentuk obligasi biasanya tidak begitu disukai karena adanya beban
bunga di samping kewajiban mengembalikan pokok pinjamannya.
h) Dana pinjaman dari bank dan pinjaman jangka pendek lainnya. Pinjaman jangka
pendek (seperti kredit bank) bagi beberapa perusahaan merupakan sumber
penting dari aktiva lancar, terutama tambahan modal kerja yang diperlukan untuk
membelanjai kebutuhan modal kerja musiman, siklis keadaan darurat, atau
kebutuhan jangka pendek lainnya.
i) Kredit dari supplier atau trade creditor, salah satu sumber modal kerja yang
penting adalah kredit yang diberikan oleh supplier. Material, barang-barang,
supplies, dan jasa-jasa biasa dibeli secara kredit atau wesel bayar. Apabila
perusahaan kemudian dapat mengusahakan menjual barang dan menarik
pembayaran piutang sebelum waktu hutang harus dilunasi, perusahaan hanya
2. Penggunaan Modal Kerja
Penggunaan modal kerja yang terpenting ialah:
a. Penggunaan modal kerja yang menyebabkan pengurangan dalam aktiva lancar,
yaitu:
1) Pembayaran biaya rutin dan hutang termasuk hhutang berupa divide.
2) Pengembalian laba dalam perusahaan perseorangan dan persekutuan oleh
pemilik perusahaan.
3) Kerugian operasi atau kerugian luar biasa yang memerlukan penggunaan.
4) Pembayaran kembali utang jangka panjang/bagian dari modal saham.
5) Pembentukan dana untuk tujuan tertentu seperti: untuk pembayaran dana
pension karyawan, untuk pelunasan pinjaman obligasi, dan unutk mengganti
aktiva tidak lancar yang pada waktunya harus diganti.
b. Transaksi yang menyebabkan perubahan dalam bentuk aktiva lancar.
1) Pembelian surat-surat berharga dengan uang.
2) Pembelian barang dagangan dengan uang.
3) Penukaran bentuk piutang yang satu kedalam bentuk yang lain (Widjaja,
2007 : 107-108).
D. LAPORAN KEUANGAN 1. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah suatu laporan yang menggambarkan hasil dari
keuangan/aktivitas perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan
data-data/aktivitas tersebut (Ridwan, 2006 : 68)
Setiap perusahaan mempunyai laporan keuangan yang bertujuan
menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan
posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah pemakai laporan
keuangan dalam pengambilan keputusan secara ekonomi. Laporan keuangan harus
disiapkan secara periodik untuk pihak-pihak yang berkepentingan antara lain
masyarakat dan pemerintah, pemasok dan kreditur, pemilik, manajemen perusahaan,
investor, pelanggan , dan karyawan.
Kreditur menggunakan data keuangan untuk mengevaluasi kemampuan
perusahaan tersebut dapat membayar kembali hutang dan bunganya. Pemilik
perusahaan menggunakan data keuangan perusahaan unutk menaksir kondisi
keuangan perusahaan dan memutuskan akankah sahamnya dibeli, dijual atau
ditahan. Sedangkan manajemen perusahaan memperhatikan dan memenuhi segala
peraturan penyusunan laporan keuangan, member kepuasaan baik kepada kreditur
maupun pemilik serta memantau keadaan perusahaan.
2. Jenis-jenis laporan keuangan
Jenis-jenis laporan keuangan yang utama dan merupakanpendukung dalam
a. Neraca
Laporan neraca disebut juga laporan posisi keuangan perusahaan. Laporan ini
menggambarkan posisi aktiva, hutang, dan modal pada suatu saat tertentu. (Harahap,
2004 : 107).Isi laporan neraca yaitu:
1) Harta ( Aktiva)
Harta/aktiva merupakan bentuk dari penanaman modal perusahaan.
Bentuknya dapat berupa harta kekayaan aau hak atass kekayaan atau jasa yang
dimiliki oleh perusahaan. Harta kekayaan tersebut harus dinyatakan dengan jelas,
diukur dalam satuan uang, dan diurutkan berdasarkan lamanya waktu atau
kecepatannya berubah kembali menjadi uang. Dalam penyajian di dalam neraca,
aktiva dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu:
a) Aktiva Lancar
Aktiva lancar adalah uang kas dan aktiva lain yang diharapkan dapat dicairkn
menjadi uang kas/uang tunai baik dijual maupun dihabiskan, biasanya dalam jangka
waktu satu tahun atau kurang dari satu tahun melalui operasi normal perusahaan.
Adapun yang termasuk dalam aktiva lancar adalah:
1. Kas, yaitu uang tunai dan alat pembayaran lainnya yang dapat digunakan
untuk membiayai operasi perusahaan.
2. Investasi jangka pendek, yaitu surat-surat berharga yang dibeli sebagai
investasi jangka pendek dari dana-dana yang sementara belum digunakan.
Bila surat-surat berharga tersebut dapat segera dijual, maka surat-surat
3. Piutang dagang, yaitu meliputi tagihan kepada pihak lain sebagai akibat
adanya penjualan barang dagangan kredit. Piutang juga dapat timbul karena
hal-hal lain, seperti piutang pegawai, piutang karena penjualan aktiva tetap
secara kredit, dan sebagainya.
4. Persediaan, yaitu semua barang dagangan yang dibeli atau yang diproduksi
uantuk dijual kembali namun masih digudang atau belum laku dijual pada
penyusunan neraca.
5. Biaya dibayar di muka, yaitu pengeluaran untuk memperoleh jasa dari pihak
lain, tetapi pengeluaran tersebut belum menjadi biaya atau jasa dari pihak lain
itu belum dinikmati oleh perusahaan pada periode ini melainkan pada periode
berikutnya.
b) Aktiva tidak lancar atau aktiva tetap
Aktiva tidak lancar adalah aktiva yang mempunyai umur penggunaan yang
sifatnya permanen atau jangka panjang, yaitu mempunyai umur ekonomis lebih dari
satu tahun atau tidak akan habis dalam satu kali perputaran perusahaan. Adapun yang
termasuk dalam aktiva tidak lancar adalah:
1. Aktiva tetap, yaitu harta kekayan yang berwujud, yang bersifat relative
permanen, digunakan dalam operasi regular lebih dari satu tahun, dan dibeli
dengan tujuan untuk tidak dijual kembali. Yang termasuk dalam aktiva tetap
adalah tanah, bangunan atau gedung, mesin-mesin, perabot dan peralatan kantor,
alat pengangkutan (kendaraan), sumber-sumber alam, dan lain sebagainya.
dibutuhkan, maka perusahaan ini dapat menanamkan modalnya dalam investasi
jangka panjang diluar usaha pokoknya.
3. Aktiva tidak berwujud, yaitu kekayaan perusahaan yang secara fisik tidak
Nampak tetapi merupakan suatu hak yang mempunyai nilai dan dimiliki oleh
perusahaan untuk digunakan dalam kegiatan perusahaan.Yang termasuk dalam
aktiva tak terwujud adalah hak cipta, hak sewa atau kontrak, hak monopoli, hak
paten, merk dagang, goodwill, biaya organisasi, dan sebagainya.
4. Beban biaya yang digunakan, yaitu pengeluaran-pengeluaran atau biaya yang
mempunyai manfaat jangka panjang, dimana pembebanannya sebagai biaya
usaha yang berlangsung untuk beberapa tahun atau periode. Yang termasuk biaya
yang ditangguhkan ini misalnya biaya pemasaran, biaya penelitian, dan lain-lain.
5. Aktiva tidak lancar lainnya, yaitu harta kekayaan perusahaan lain yang tidak
termasuk dalam kelompok aktiva sebelumnya, misalnya gedung dalam proses,
tanah dalam penyelesaian, piutang jangka panjang, dan sebagainya.
2) Passiva
Passiva merupakan kewajiban atau hutang perusahaan kepada pihak lain
untuk membayar sejumlah uang atau menyerahkan barang atau jasa pada waktu
tertentu. Berdasarkan jangka waktu pengembaliannya atau pelunasannya hutang
dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu:
A. Hutang lancar atau hutang jangka pendek
Hutang lancar atau hutang jangka pendek adalah kewajiban perusahaan
kepada pihak lain yang harus dipenuhi dalam waktu satu tahun atau kurang dari satu
1) Hutang dagang, yaitu semua pinjaman yang timbul karena pembelian
barang-barang dagangan atau jasa secara kredit.
2) Hutang wesel, yaitu hutang yang disertai dengan janji tertulis untuk melakukan
pembayaran sejumlah tertentu pada waktu tertentu dimasa yang akan datang.
3) Penghasilan yang ditangguhkan atau penghasilan yang diterima dimuka, yaitu
penerimaan uang atas penjualan barang atau jasa yang belum direalisir.
4) Hutang dividen, yaitu bagian laba perusahaan yang diberikan sebagai dividen
kepada pemegang saham tetapi belum dibayarkan pada waktu neraca disusun.
5) Penarikan cek yang melebihi simpanan di bank.
6) Hutang pajak, yaitu beban pajak perseroan yang belum dibayar pada waktu
neraca disusun.
7) Biaya yang masih harus dibayar, yaitu biaya-biaya yang sudah terjadi tetapi
belum dilakukan pembayaran.
8) Hutang jangka panjang yang telah jatuh tempo, yaitu sebagian atau seluruh
hutang jangka panjang yang sudah menjadi hutang jangka pendek karena sudah
sampai waktunya untuk dilunasi.
B. Hutang jangka panjang
Hutang jangka panjang adalah hutang perusahaan kepada pihak lain yang
harus dipenuhi dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Adapun yang termasuk
hutang jangka panjang adalah:
1) Hutang hipotik, yaitu surat tanda berhutang dimana pembayarannya dijamin
2) Hutang obligasi, yaitu surat tanda berhutang yang dikeluarkan dibawah cap
segel, yang berisi kesanggupan membayar pokok pinjaman pada waktu jatuh
tempo dan membayar bunganya secara teratur pada setiap interval waktu tertentu
yang telah disepakati.
3) Wesel bayar jangka panjang, yaitu wesel bayar dimana jangka waktu
pembayarannya lebih dari satu tahun.
3) Modal
Modal adalah dana yang bersumber dari pemilik perusahaan, yang disebut
juga sebagai modal sendiri. Modal dapat diartikan juga sebagai kelebihan nilai aktiva
yang dimiliki oleh perusahaan terhadap seluruh hutang-hutangnya.
b. Perhitungan Laba-Rugi
Laporan keuangan yang kedua adalah “Laporan Laba-Rugi” yang
menggambarkan jumlah penerimaan, biaya, dan laba yang dapat direalisasikan
perusahaan selama suatu periode tertentu, biasanya dalam waktu satu tahun.
Tujuan dari penyusunan perhitungn laba-rugi adalah untuk mengukur
perkembangan perusahaan dalam menjalankan fungsinya sehubungan dengan sifat
kegiatan perusahaan, dan juga dapat menjalankan bagaimana pertumbuhan atau
pengurangan aktivitas yang disebabkan penjualan jasa-jasa atau barang-barang. Pada
umumnya perkiraan dalam laporan laba-rugi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1) Hasil penjualan
2) Harga pokok penjualan
4) Biaya operasi perusahaan
5) Pendapatan atau biaya-biaya lain
6) Laba bersih sebelum potongan pajak
c. Laporan Laba Ditahan
Dalam perusahaan yang berbetuk perseroan (corporation), disamping
disajikan laporan laba-rugi juga perlu disajikan laporan yang memperlihatkan
perubahan laba yang ditahan.
Laba yang ditahan adalah bagian laba yang ditanamkan kembali dalam
perusahaan. Laba yang diperoleh perusahaan tidak semuanya dibagikan kepada para
pemilik (pemegang saham) sebagai dividen tetapi sebagian akan ditahan dan
ditanamkan kembali dalam perusahaan untuk berbagai keperluan.
d. Laporan Perubahan Posisi Keuangan
Laporan perubahan posisi keuangan merupakan bagian dari suatu laporan
keuangan sebagai pelengkap, yang tujuannya memberikan informasi mengenai
berbagai perubahan perkiraan-perkiraan aktiva dan passive untuk satu periode
tertentu, yang umumnya satu tahun.
Laporan ini merupakan ikhtisar perubahan sumber dan penggunaan modal
kerja yang memperlihatkan dari mana sumber-sumber modal kerja diperoleh dan
bagaimana penggunaan atau pengeluaran modal yang telah dilakukan.
Untuk menganalisis hal tersebut, maka diperlukan neraca dan laporan
akan memberikan akibat pada modal kerja. Berdasarkan uraian-uraian tentang
laporan keuangan tersebut, maka berikut ini dilampirkan laporan keuangan pada
Elevate Wear Co. Medan untuk periode tahun 2013 dan tahun 2014.
Tabel 3.1
ELEVATE WEAR CO. MEDAN NERACA
31 DESEMBER 2014 DAN 2015
Sumber : Elevate Wear Co. Medan
KETERANGAN 2013 2014
Tabel 3.4
ELEVATE WEAR CO. Laporan Perubahan Modal Kerja
Per 31 DESEMBER 2013 – Per 31 DESEMBER 2014 Unsur-unsur
Jumlah 58.779.640 58.779.640 9.304.370 9.304.370
Sumber : Data diolah dari Elevate Wear Co. Medan
Tabel 3.5
ELEVATE WEAR CO.
Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja Per 31 DESEMBER 2013 – Per 31 Desember 2014
(Dalam Rupiah)
Didalam penyusunan laporan perubahan modal kerja diatas, maka dapat diketahui
sebab-sebab terjadinya perubahan modal kerja selama masa periode yang
bersangkutan. Informasi tentang sumber dan penggunaan modal kerja ini sangat
penting tidak hanya bagi pihak manajemen perusahaan tetapi sangat berguna bagi
kreditur jangka pendek, karena dengan mengetahui sumber dan penggunaan modal
kerja perusahaan yang bersangkutan akan dapat digunakan sebagai penilaian
kebijaksanaan manajemen dalam mengelola modal kerjanya dan dapat digunakan
sebagai dasar pengambilan keputusan oleh kreditur tersebut.
E. MENENTUKAN BESARNYA KEBUTUHAN MODAL KERJA
Modal kerja yang dibutuhkan perusahaan harus diperhitungkan secara tepat
agar kebutuhan modal kerja itu dapat disediakan dalam jumlah yang sesuai. Modal
kerja yang terlalu besar akan mengakibatkan terjadinya pengangguran dana,
sebaliknya modal kerja yang terlalu kecil akan mengakibatkan terganggunya
kelancaran proses produksi.
Dalam menghitung kebutuhan modal kerja, ada beberapa factor yang
mempengaruhi kebutuhan modal kerja tersebut yaitu :
1. Besar kecilnya kegiatan perusahaan.
Kebutuhan modal kerja pada perusahaan besar berbeda dengan perusahaan kecil.
Hal ini terjadi karena perusahaan besar mempunyai keuntungan akibat lebih
luansnya sumber-sumber pembiayaan yang tersedia dibandingkan dengan
2. Kebijakan penjualan.
Bagi perusahaan yang menjual secara kredit tentu memerlukan jumlah modal
kerja yang lebih besar daripada perusahaan yang menjual secara tunai.
3. Kebijakan persediaan.
Semakin sering persediaan diganti (dibeli dan dijual kembali) maka kebutuhan
modal kerja yang dinamakan dalam bentuk persediaan akan semakin rendah.
Untuk mencapai tingkat perputaran persediaan yang tinggi diperlukan
perencanaan dan pengawasan persedian yang efesien.
4. Kebijakan likuiditas.
Adanya biaya dari semua dana yang digunakan perusahaan mengakibatkan
jumlah modal kerja yang relatif kerja besar mempunyai kecenderungan untuk
mengurangi laba perusahaan dengan menahan uang kas atau menciptakan saldo
kas minimal.
5. Kebijakan pembeli.
Kemajuan teknologi, khususnya yang berhubungan dengan proses produksi akan
mempengaruhi kebutuhan modal kerja yang secara tomatis mengakibatkan
proses produksi yang lebih cepat membutuhkan persediaan bahan baku yang
lebih banyak agar kapasitas maksimum dapat tercapai. Selain itu akan membuat
perusahaan mempunyai persediaan barang jadi dalam jumlah yang lebih banyak
pula. Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam usaha untuk
menentukan besarnya kebutuhan modal kerja yaitu sebagai berikut
Metode keterikatan dana adalah metode yang menekankan pada ;
a. Berapa lama dana yang terikat
b. Berapa besar kebutuhan setiap harinya
2. Metode Perputaran Aktiva Lancar
Metode ini metupakan metode yang menggunakan tingkat perputaran aktiva
lancar untuk menentukan besarnya modal kerja. Tingkat perputaran akan dirinci ke
dalam masing-masing elemen aktiva lancar. Oleh sebab itu dilakukan perhitungan
pada masing-masing perputaran elemen aktiva.
Atas dasar tersebut dapat dihitung masing-masing perputaran dari elemen
aktiva lancar pada Elevate Wear Co. yaitu sebagai berikut :
a. Perhitungan perputaran komponen aktiva lancar
- Kas = ���������
���� −���� ���
Tahun 2014 = 45.600 .293
3.691.187
= 12,35
�
Tahun 2013 = 43.700 .215
3.391.187
= 11,8
�
- Piutang = ���������
���� −���� �������
Tahun 2014 = 45.600 .293
26.536 .250
= 1,71
�
Tahun 2013 = 43.700 .215
26.536 .250
= 1,64
�
- Persediaan = ���
Tahun 2014 = 14.152 .500
2.568.500
= 5,51
�
Tahun 2013 = 12.421 .000
2.568.500
= 5,51
�
b. Menghitung jangka waktu keterikatan dana
Elevate Wear Co. Medan memperoleh penjualan tahun sebesar Rp.
45.600.293,- didasarkan atas perkembangan perusahaan dalam usahanya
meningkatkan usaha perusahaan yang diperoleh atau meminimal kerugian
perusahaan pada umumnya. Hal ini dapat dilihat dari laporan laba-rugi perusahaan
yang pada tahun 2014 mengalami peningkatan penjualan dari tahun 2013. Penjualan
tahun 2013 Rp. 43.700.215,-. Dari konsep perputaran modal kerja maka dapat
diketahui jumlah modal kerja yang diperlukan pada tahun 2014 sebesar Rp.
38.664.316,-. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa didalam memberikan
pengertian mengenai modal kerja, ada tiga konsep yang digunakan yaitu :
1. Konsep kuantitatif
2. Konsep kualitatif
3. Konsep fungsional
Berdasarkan laporan keuangan pada Elevate Wear Co. pada tahun 2013 dan
tahun 2014, maka penulis akan menganalisis dan menilai modal kerja Elevate Wear
Co. dengan menggunakan tiga konsep modal kerja tersebut, yaitu :
1. Konsep Kuantitatif
Konsep ini menitikberatkan pada kuantitas yang diperlukan untuk mencukupi
kebutuhan perusahaan dalam membiayai operasinya yang bersifat rutin, atau
menunjukkan jumlah dana yang tersedia untuk tujuan operasi jangka pendek.
Dengan demikian modal kerja menurut konsep ini adalah kesuluruhan jumlah aktiva
lancar. Modal kerja ini disebut juga modal kerja bruto (Gross Working Capital)
Tabel 3.6
Modal Kerja Elevate Wear Co. Medan tahun 2013 – 2014 Menurut Konsep Kuantitatif
Sumber : Data diolah dari Elevate Wear Co.
Dari data diatas, maka dapat diketahui bahwa modal kerja pada tahun 2013
sebesar Rp. 56.020.850 dan pada tahun 2014 sebesar Rp. 64.650.000 yaitu berupa
total aktiva lancar dari masing-masing tahun. Dimana pada tahun 2014 mengalami
kenaikan sebesar Rp. 8.629.150 atau sebesar 15,4% dari tahun 2013, kenaikan yang
terjadi disebabkan oleh adanya kenaikan dalam aktiva lancar.
Berdasarkan table diatas dapat dilihat bahwa modal kerja menurut konsep
kuantitatif meningkat dari tahun ke tahun karena aktiva lancar perusahaan terus
mengalami peningkatan. Adapun pos-pos aktiva lancar yang mengalami peningkatan
tersebut adalah :
a. Kas mengalami kenaikan sebesar Rp. 1.300.000
b. Piutang mengalami kenaikan sebesar Rp. 4.494.650
c. Persediaan mengalami kenaikan sebesar Rp. 2.834.500
Dilihat dari modal kerja pada tahun 2013 dan 2014, dimana modal kerja
tersebut mengalami kenaikan sebesar Rp. 8.629.150 pada tahun 2014. Namun
apabila dilihat dari peningkatan jumlah kas dan piutang perusahaan yang mengalami
peningkatan dari tahun sebelumnya menunjukkan adanya modal kerja yang tidak
produktif sebab perusahaan mengakolasikan modal kerja yang mungkin tidak
Tahun Aktiva Lancar
2014 64.650.000
2013 56.020.850
Kenaikan/penurunan Tahun 2013/2014
tertagih lagi disebabkan oleh pengumpulan piutang yang mengalami keterlambatan.
Namun demikian menurut konsep ini Elevate Wear Co. telah memiliki modal kerja
yang relatif baik karena adanya peningkatan modal kerja dari tahun sebelumnya.
2. Konsep Kualitatif
Konsep ini menitikberatkan pada kualitas modal kerja, dimana pengertian
modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar yang berasal dari pinjaman jangka
pendek maupun dari para pemilik perusahaan. Modal kerja dalam hal ini dikaitkan
dengan besarnya jumlah hutang lancar atau hutang yang harus segera dibayar.
Dengan demikian sebagaian aktiva lancar harus disediakan untuk memenuhi
kewajiban financial yang segera harus dilakukan. Modal kerja ini disebut modal
kerja Netto (Net Working Capital).
Tabel 3.7
Modal Kerja Elevate Wear Co. Medan tahun 2013 – 2014 Menurut konsep kualitatif
Uraian 2013 2014
Kenaikan (penurunan) 2013/2014
Aktiva lancar 56.020.850 64.650.000 8.629.150 Hutang lancar 6.160.550 5.870.360 290.190 Modal kerja 49.860.300 58.779.640 8.348.960 Sumber : data diolah dari Elevate Wear Co. Medan
Menurut konsep ini modal kerja Elevate Wear Co. Medan pada tahun 2013
sebesar Rp.49.860.300 dan pada tahun 2014 sebesar Rp. 58.779.640 berarti telah
terjadi peningkatan sebesar Rp. 8.348.960. hal ini disebabkan adanya peningkatan
6.160.550 dan pada tahun 2014 sebesar Rp. 5.870.360,- berarti telah mengalami
penurunan sebesar Rp. 290.190,- penurunan ini disebabkan karena adanya untuk
pada aktiva lancar yaitu kas yang digunakan untuk membayar hutang lancar.
Jadi konsep ini Elevate Wear Co. telah memiliki modal kerja yang baik
karena apabila dilihat dan aktiva lancar yang jauh lebih besar dan pada hutang lancar
berarti telah menunjukkan margin of protection bagi kreditor jangka pendek dan
menjamin kelangsungan operasi di masa mendatang dan kemampuan perusahaan
unutk memperoleh tambahan pinjaman jangka pendek dengan menjamin aktiva
lancar.
3. Konsep Fungsional
Konsep ini mendasarkan pada fungsin dana yang dimiliki dan menghasilkan
pendapatan (income) dari usaha pokok perusahaan. Pada dasarnya dana-dana yang
dimiliki oleh perusahaan seluruhnya digunakan untuk menghasilkan laba sesuai
dengan usaha pokok perusahaan. Berdasarkan konsep ini maka modal Elevate Wear
Co. adalah sebagai berikut:
Tabel 3.8
Modal Kerja Elevate Wear Co. Medan tahun 2013 – 2014 Konsep Fungsional
Piutang 50.825.350 55.320.000 4.494.650
Persediaan 1.820.350 4.655.000 2.834.500
Penyusutan perlatan 1.285.000 1.300.000 15.000 Penyusutan bangunan 1.136.000 1.236.000 100.00
Menurut konsep ini modal kerja Elevate Wear Co. Medan menjamin
kenaikan pada tahun 2014 sebesar Rp. 8.744.150 atau sebesar 14,96 %. Hal ini
disebabkan adanya peningkatan aktiva lancar yaitu kas sebesar Rp. 1.300.000.
kenaikan piutang sebesar Rp. 4.494.650 atau sebesar 8,84 % dan kenaikan
persediaan sebesar Rp. 2.834.500 atau sebesar 15,5 %.
Hai ini menunjukan bahwa Elevate Wear Co. Medan mampu mengalokasikan
dana yang dimiliki perusahaan dengan baik dalam menghasilkan pendapatan dan
usaha pokok perusahaan. Dan pada akhirnya seluruh dana yang dimiliki perusahaan
akan digunakan untuk memperoleh laba dimasa yang akan datang. Dengan kata lain,
konsep ini Elevate Wear Co. Medan telah memiliki modal kerja yang relative baik
pada tahun 2013 karena adanya peningkatan modal kerja dari tahun sebelumnya.
4. Perputaran Modal Kerja
Untuk menentukan jumlah, kebutuhan modal kerja maka kita harus
mengetahui betapa besar perputaran modal kerja. Dalam menentukan perputaran
modal kerja perusahaan harus menghitung perputaran kas, perputaran piutang, dan
perputaran persediaan.
a. Perputaran Kas
Perputaran kas Elevate Wear Co. Medan pada tahun 2014 sebesar 12,35 x,
pada tahun 2013 sebesar 11,83 x,. jadi tingkat perputaran kas Elevate Wear Co.
Medan tiap tahunnya mengalami peningkatan menjadi semakin cepat perputarannya.
Hal ini dapat dilihat dari uang kas perusahaan yang digunakan untuk membeli bahan
dapat segera menjadi uang kas kembali. Dengn demikian perusahaan tidak
menunggu lama untuk mengumpulkan kas perusahaan.
b. Perputaran piutang
Perputaran piutang Elevate Wear Co. Medan pada tahun 2014 sebesar 1,71 x,
pada tahun sebesar 2013 sebesar 1,64 x,. jadi tingkat perputaran Elevate Wear Co.
Medan pada tahun 2014 lebih baik dari pada tahun 2013. Hal ini dikarenakan
perusahaan mampu mengumpulkan piutang dari para kreditur tepat pada hari jatuh
temponya dan tidak melewati batas akhir jatuh tempo. Sehingga modal perusahaan
tidak tertanam dalam piutang.
c. Perputaran Persediaan
Perputaran persediaan Elevate Wear Co. Medan pada tahun 2014 sebesar
5,51 x, pada tahun 2013 sebesar 4,83 x. jadi tingkat perputaran persediaan Elevate
Wear Co. Medan tiap bulannya meningkat. Perputaran persediaan yang cepat
menunjukan bahwa tidak ada penumpukan barang jadi digudang. Sehingga modal
yang tertanam dalam persediaan juga sedikit.
5. Lama terikatnya modal kerja
Untuk mengetahui perputaran modal kerja maka terlebih dahulu ditentukan
lama terikatnya modal kerja, yang meliputi kas, piutang, dan persediaan.
a. Lama keterikatan kas.
Lama keterikatan kas Elevate Wear Co. Medan pada tahun 2014 selama 29,14
hari; pada tahun 2013 selama 42,22 hari. Jadi lama keterikatan kas perusahaan
lama dalam mengumpulkan kasnya sehingga likuiditas perusahaan tidak
terganggu dan perusahaan dapat memenuhi kewajiban membayar hutang-hutang
yang sudah jatuh tempo.
b. Lama keterikatan piutang.
Lama keterikatan Elevate Wear Co. Medan pada tahun 2014 selama 30,43 hari;
pada tahun 2013 selama 50,51 hari sehingga lama keterikatan piutang perusahaan
meningkat lebih baik karena tiap tahunnya perusahaan mampu mempercepat laju
keterikatan piutang perusahaan. Perusahaan telah mampu melakukan
pengumpulan piutang tepat waktu dan modal perusahaan tidak tertanam dalam
piutang.
c. Lama keterikatan persediaan.
Keterikatan persediaan Elevate Wear Co. Medan pada tahun 2014 selama 31,80
hari; tahun 2013 selama 41,72 hari. Jadi lama keterikatan persediaan Elevate
Wear Co. Medan tiap tahunnya meningkat karena perusahaan mampu
mempercepat keterikatan persediaan dalam mencapai persediaan yang optimal.
Sehingga tidak ada penimbunan persediaan barang jadi di gudang dan modal
perusahaan tidak tertanam lama dalam persediaan.
6. Kebutuhan modal kerja
Lama keterikatan modal kerja Elevate Wear Co. Medan adalah selama
304,99 hari dengan tingkat perputaran modal kerja adalah 1,18 kali dalam setahun.
Dari perputaran modal kerja ini dapat diketahui kebutuhan modal kerja perusahaan
memiliki modal kerja yang cukup untuk menjamin kontinuitas operasi perusahaan
sehari-hari. Dengan modal kerja yang cukup, akan menguntungkan bagi perusahaan
untuk beroperasi secara ekonomis. Sehingga perusahaan tidak akan mengalami
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan uraian-uraian yang telah dikemukakan pada analisis
sebelumnya, maka pada bab akhir ini penulis akan membuat suatu kesimpulan dan
saran-saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan.
A. Kesimpulan
1. Posisi modal kerja perusahaan berdasarkan konsep pemenuhannya adalah
sebagai berikut :
a. Konsep Kuantitatif
Berdasarkan konsep kuantitatif maka modal kerja perusahaan mengalami
peningkatan sebesar Rp.64.650.000 pada tahun 2014 disebabkan adanya
peningkatan dalam aktiva lancar. Adanya peningkatan tersebut juga
mencerminkan bahwa perusahaan telah dapat menutupi kebutuhan modal kerja
sehari-hari yang bersifat rutin.
b. Konsep Kualitatif
Modal kerja menurut konsep kualitatif mengalami peningkatan sebesar
Rp.8.629150 di tahun 2014. Hal ini disebabkan karena adanya penimgkatan
aktiva lancar yaitu kas, piutang, persediaan serta penurunan hutang lancar.
Penurunan ini disebabkan karena adanya unsure pada aktiva lancar yang
digunakan untuk membayar hutang lancar.
Modal kerja Elevate Wear Co. Medan pada tahun 2014 mengalami peningkatan,
hal ini disebabkan karena adanya kenaikan unsur aktiva lancar dan Elevate
Wear Co. Medan mampu mengalokasikan dana yang dimiliki perusahaan
dengan baik dalam menghasilkan pendapatan dari usaha pokok perusahaan dan
memperoleh laba dimasa yang akan datang.
2. Elevate Wear Co. Medan telah melakukan pembiayaan terhadap kewajiban
jangka pendeknya dengan aktiva lancar dalam jumlah yang mencukupi.
Sementara itu penggunaan modal kerja perusahaan sesuai dengan sumber modal
kerja yang telah ada.
3. Perputaran modal kerja.
a. Perputaran kas
Tingkat perputaran kas Elevate Wear Co. Medan tiap tahunnya semakin cepat
perputarannya. Perusahaan tidak perlu menunggu lama dalam mengumpulkan
kasnya sehingga likuiditas perusahaan tidak terganggu dan perusahaan dapat
memenuhi kewajiban membayar hutang-hutang yang sudah jatuh tempo.
b. Perputaran piutang
Tingkat perputaran hutang pada Elevate Wear Co. Medan pada tahun 2014
lebih baik dari pada tahun 2013. Hal ini dikarenakan perusahaan mampu
mengumpulkan piutang dari para kreditur tepat pada hari jatuh temponya dan
tidak melewati batas akhir jatuh tempo. Dengan demekian modal perusahaan
tidak tertanan dalam piutang.
Tingkat perputaran persediaan Elevate Wear Co. Medan tiap tahunnya
meningkat. Perputaran persediaan yang cepat menunjukkan bahwa tidak ada
penumpukan barang digudang. Dengan demikian modal yang tertanam dalam
persediaan juga sedikit.
4. Lama terikatnya modal kerja
a. Lama keterikatan kas
Lama keterikatan kas perusahaan meningkat setiap tahunnya, karena
perputarannya semakin cepat. Perusahaan tidak perlu menunggu lama dalam
engumpulkan kasnya sehingga likuiditas perusahaan tidak terganggu dan
perusahaan dapat memenuhi kewajiban membayar hutang-hutang yang sudah
jatuh tempo.
b. Lama keterikatan piutang
Lama keterikatan piutang perusahaan meningkat lebih baik karena tiap
tahunnya perusahaan mampu mempercepat lajuketerikatan piyang
perusahaan. Perusahaan telah mampu melakukakn pengumpulan piutang
tepat waktu dan modal kerja perusahaan tidak lama tertanam dalam piutang.
c. Lama kketerikatan persediaan
Lama keterikatan persediaan Elevate Wear Co. Medan tiap tahunnya
meningkat karena perusahaan mampu mempercepat laju keterikatan
persediaan dalam mencapai persediaan yang optimal. Sehingga tidak ada
penimbunan persediaan barang. Jadi barang digudang dan modal perusahaan