Asuhan Keperawatan dengan Prioritas Masalah
Kebutuhan Dasar Oksigenasi pada Klien TB Paru
di Kelurahan Harjosari I Medan Amplas
Disusun dalam rangka menyelesaikan
Program Studi DIII Keperawatan
Oleh :
SRI SILVA MEIYANTI LUBIS
102500082
Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas berkat dan rahmat
yang diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah (KTI) yang berjudul “ Asuhan Keperawatan dengan Prioritas Masalah
Kebutuhan Dasar Oksigenasi pada Klien TB Paru di Kelurahan Harjosari
Kecamatan Medan Amplas’’ yang disusun dalam rangka menyelesaikan Program
Studi DIII Keperawatan.
Selama penyelesaian KTI ini penulis telah banyak mendapat bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak, baik moril maupun materil, untuk itu penulis ingin
menghanturkan penghargaan dan terimakasih kepada :
- Ibu Evi Karota Bukit, S.Kp, MNS selaku dosen pembimbing KTI yang
telah membimbing dan memberi saran serta dorongan dengan kesabaran
selama penulis dalam proses penyusunan sampai dengan penyelesaian KTI
ini.
- Ibu Siti Zahara Nasution, S.Kp, MNS selaku dosen penguji dalam KTI ini.
- Dekan Fakultas Keperawatan USU Bapak Dedi Ardinata M.Kes
- Koordinator Program Studi DIII Ibu Nur Afi Darti, S.Kp, M.Kep
- Kedua orangtua saya, Ibunda tercinta Nur Ikhlas Nst dan ayahanda
Parlindungan Lbs yang tiada henti-hentinya memberikan dukungan moril
dan materil kepada penulis sekaligus sebagai motivator terhebat bagi
penulis serta kepada Adik tersayang Azhari Fachrur raazi Lbs yang telah
mendukung saya.
- Abang saya Amiril Mukmin Srg S.KG yang telah banyak sekali
mendukung penulis sekaligus motivator bagi penulis.
- Sahabat saya, Elsa Rizky Safitri Mtd, Sajidah Noer dan Dewi Sukma yang
selama ini telah mendukung dan memotivasi penulis dalam penyelesaian
KTI ini.
- Teman-teman seperjuangan stambuk 2010 yang saling mendukung dalam
Penulis tidak dapat memberikan balasan materi, tapi penulis berdoa
semoga Tuhan Yang Maha Pengasih memberikan rezeki berlimpah, kesehatan
yang prima, dan kebahagiaan lahir batin kepada semua pihak yang turut serta
dalam penulisan karya tulis ilmiah ini.
Tak ada gading yang tak retak, demikian pula dengan Karya Tulis Ilmiah
ini masih sangat jauh dari kesempurnaan sehingga penulis mengharapkan saran
dan kritikan untuk perbaikan penulisan selanjutnya. Semoga karya tulis ilmiah ini
bermanfaat bagi yang membaca terutama bagi mahasiswa Program Studi DIII
Keperawatan Fakultas Keperawatan USU yang merupakan generasi penerus
profesi perawat. Demikianlah Karya Tulis Ilmiah ini disusun. Atas perhatian dan
kerjasamanya penulis mengucapkan terimakasih.
Medan, Juli 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI...iii
BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang ... 1
B. Tujuan ... 3
C. Manfaat ... 4
Bab II Pengelolaan Status 1. Pelayanan Kesehatan Masyarakat ... 5
2. Tujuan Puskesmas ... 5
3. Fungsi Puskesmas ... 5
4. Kegiatan Pokok Puskesmas ... 6
5. Program Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit TB paru ... 8
A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Oksigenasi pada Klien TB paru di Komunitas 1. Konsep Dasar Oksigenasi ... 9
2. Konsep TB Paru ... 12
3. Strategi DOTS ... 14
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Kasus 1. Pengkajian...16
2. Analisa Data...17
3. Rumusan Masalah ... 18
C. Asuhan Keperawatan Kasus pada Klien TB paru di
Komunitas
1. Pengkajian...20
2. Analisa Data...25
3. Rumusan Masalah...26
4. Perencanaan Keperawatan dan Rasional...27
5. Pelaksanaan...28
6. Evaluasi Hasil...28
Bab III Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan...30
B. Saran...31
Daftar Pustaka...31
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Organ Pernafasan merupakan hal yang vital bagi kelangsungan hidup
manusia. Menurut Maslow kebutuhan O2 ditempatkan pada kebutuhan dasar
yang paling utama. Dalam keadaan normal manusia tidak dapat bertahan
hidup tanpa oksigen lebih dari 4-5 menit. (Barbara Kozier, 1995)
Orang bernafas pada hakekatnya adalah untuk kelangsungan
metabolisme sel agar dapat melakukan aktivitas secara adekuat. Proses
pernafasan merupakan gabungan antara aktivitas berbagai mekanisme yang
berperan dalam proses suplai oksigen ke seluruh tubuh dan pembuangan
karbondioksida sebagai hasil dari pembakaran sel. Sesuai dengan fungsinya,
yaitu menjamin tersedianya oksigen untuk kelangsungan metabolisme sel-sel
tubuh dan mengeluarkan karbondioksida hasil metabolisme sel secara terus
menerus.
Dalam mewujudkan visi Indonesia sehat 2010 telah diterapkan misi
pembangunan nasional berwawasan kesehatan, mendorong kemandirian
masyarakat untuk hidup sehat, memelihara dan menngkatkan pelayanan
kesehatan bermutu, merata dan terjangkau serta memelihara dan
meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat. Seiring dengan
cepatnya dalam perkembangan era globalisasi serta adanya transisi demografi
dan epidemiologi penyakit akibat perilaku dan sosial budaya cenderung
semakin kompleks, perbaikannya tidak hanya dilakukan pada aspek pelayanan
kesehatan, perbaikan pada lingkungan dan merekayasa kependudukan yang
selalu teoritis memiliki andil 30%-50% terhadap derajat kesehatan.
(Notoadmodjo, 2007)
Mycobacterium tuberculosis (TB) telah menginfeksi sepertiga penduduk
dunia, menurut WHO sekitar 8 juta penduduk dunia diserang TB dengan
kematian ini merupakan 25% dari kematian penyakit yang sebenarnya dapat
diadakan pencegahan. Diperkirakan 95% penderita TB berada di
negara-negara berkembang, dengan munculnya epidemi HIV/AIDS di dunia jumlah
penderita TB akan meningkat. Kematian wanita karena TB lebih banyak dari
pada kematian karena kehamilan, persalinan serta nifas (WHO). WHO
mencanangkan keadaan darurat global untuk penyakit TB pada tahun 1993
karena diperkirakan sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi kuman TB.
(Dr.sulianti Suroso, 2007)
Penyakit TB menyerang sebagian besar kelompok usia kerja produktif,
penderita TB kebanyakan dari kelompok sosio ekonomi rendah. Dari
1995-1998, cakupan penderita TB Paru dengan strategi DOTS (Directly Observed
Treatment Shortcourse Chemotherapy) atau pengawasan langsung menelan
obat jangka pendek/setiap hari baru mencapai 36% dengan angka kesembuhan
87%. Sebelum strategi DOTS (1969-1994) cakupannya sebesar 56% dengan
angka kesembuhan yang dapat dicapai hanya 40-60%. Karena pengobatan
yang tidak teratur dan kombinasi obat yang tidak cukup dimasa lalu
kemungkinan telah timbul kekebalan kuman TB terhadap OAT (obat anti
tuberkulosis) secara meluas atau multi drug resistance (MDR). (Dr.sulianti
Suroso, 2007)
Di Indonesia setiap tahunnya terjadi 175.000 kematian akibat TB dan
terdapat 450.000 kasus TB paru (WHO). Di Kelurahan Harjosari penyakit TB
paru menduduki urutan ke 7 dari 10 urutan penyakit-penyakit lain, dimana
data ini didapatkan dari hasil survei di Puskesmas Kelurahan Harjosari dan
ketika dilakukan pengkajian tentang penyakit yang dialami masyarakat di
lingkungan tersebut, banyak sekali masyarakat yang menderita TB paru.
Berkaitan dengan hal tersebut, penulis tertarik untuk mengambil kasus tentang
TB paru dan membuat Karya Tulis Ilmiah berjudul “Asuhan Keperawatan
dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Oksigenasi pada Klien TB Paru di
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Dapat melakukan asuhan keperawatan, pendidikan kesehatan,
pengelolaan asuhan keperawatan, dan mengidentifikasi suatu kasus
dengan tepat pada klien TB paru di komunitas.
2. Tujuan Khusus
Penulis dapat melaksanakan asuhan keperawatan pada klien di
komunitas dengan gangguan sistem pernafasan akibat TB paru yang
meliputi :
a. Melakukan pengkajian yang meliputi pengumpulan data.
b. Melakukan analisa data pada kasus TB paru dengan tepat.
c. Merumuskan masalah dan menetapkan prioritas masalah serta
menentukan diagnosa keperawatan dengan tepat.
d. Membuat perencanaan untuk mengatasi masalah keperawatan yang
ada mencakup penetapan tujuan dan intervensi keperawatan.
e. Melaksanakan tindakan keperawatan berdasarkan rencana asuhan
keperawatan yang telah ditetapkan.
f. Mampu mengevaluasi keberhasilan askep yang telah dilaksanakan
atau dilakukan.
g. Mendokumentasikan semua kegiatan asuhan keperawatan
C. Manfaat Penulisan
1. Manfaat bagi pendidikan
Dapat memperkaya konsep atau teori dalam perkembangan ilmu
pengetahuan yang terkait dengan asuhan keperawatan pada klien
dengan prioritas masalah kebutuhan dasar oksigenasi pada klien TB
paru di komunitas.
2. Manfaat bagi praktik keperawatan
Dapat menjadi referensi dan informasi berdasarkan evidence base
practice tentang asuhan keperawatan pada klien dengan prioritas
masalah kebutuhan dasar oksigenasi pada klien TB paru di komunitas.
3. Manfaat bagi klien
Meningkatkan kemampuan, kemandirian klien dan keluarga dalam
meminimalkan resiko penularan penyakit TB Paru terhadap anggota
keluarga lain dan juga dalam upaya pemenuhan kebutuhan
BAB II
PENGELOLAAN KASUS
1. Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Salah satu unit pelayanan kesehatan di masyarakat adalah puskesmas
(pusat kesehatan masyarakat). Puskesmas merupakan unit organisasi
pelayanan kesehatan terdepan untuk meningkatkan upaya pencapaian
derajat kesehatan masyarakat yang mempunyai misi sebagai pusat
pengembangan pelayanan kesehatan, yang melaksanakan pembinaan dan
pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat
yang tinggal disuatu wilayah kerja tertentu (Muninjaya, 1999).
2. Tujuan Puskesmas
Menurut Kep. Menkes RI No. 128 / MENKES / SK / II / 2004
adalah meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar
terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka
mewujudkan Indonesia sehat 2010.
Kegiatan upaya pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah
maupun swasta pada hakekatnya mempunyai tujuan sebagai berikut :
1. Kegiatan upaya kesehatan bertujuan untuk dapat menyelesaikan atau
mengurangi masalah di lingkungan kesehatan.
2. Kegiatan upaya kesehatan yang bertujuan untuk merubah perilaku
masyarakat agar dapat hidup sehat.
3. Fungsi Puskesmas
Menurut Azwar (1999) ada 3 fungsi pokok puskesmas, yaitu sebagai
pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayahnya, membina peran
kemampuan hidup sehat, memberikan pelayanan kesehatan secara
menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya.
Adapun fungsi pokok puskesmas adalah sebagai berikut (Kep.
Menkes RI No. 128 / MENKES / SK / II / 2004) : Pusat penggerak
pembangunan berwawasan kesehatan. Puskesmas selalu berupaya
menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembangunan lintas sektor
termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga
berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Sebagai pusat
pemberdayaan masyarakat yaitu Puskesmas selalu berupaya agar
perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga, dan masyarakat
termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan, dan kemampua
melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif
dalam memperjuangkan kepentingan ksehatan termasuk sumber
pembiayaan, serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau
program pelaksanaan kesehatan. Dan yang terakhir sebagai pusat
pelayanan kesehatan strata pertama yang terdiri dari 1) pelayanan
kesehatan perorangan, pelayanan yang bersifat pribadi dengan tujuan
menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan tanpa
mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. 2)
pelayanan kesehatan masyarakat yaitu Pelayanan yang bersifat publik
dengan tujuan memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah
penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan.
4. Kegiatan Pokok Puskesmas
Puskesmas itu sendiri mempunyai program pokok dan program tambahan,
adapun program pokok ada 7 :
1. Promosi kesehatan
• Penyuluhan kesehatan masyarakat
• Sosialisasi program kesehatan
2. Pencegahan Penyakit Menular (P2M)
• Survailens epidemiologi
• Pelacakan kasus : TBC, Kusta, Malaria, Flu Burung, ISPA, dll
3. Program pengobatan
• Rawat jalan poli umum
• Rawat jalan poli gigi
• Unit rawat inap (kebidanan dan keperawatan)
• Unit Gawat Darurat (UGD)
• Puskesmas keliling
4. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
• ANC (Antenatal Care), PNC (Post Natal Care), KB (Keluarga Berencana)
• Persalinan, rujukan ibu hamil resiko tinggi, kemitraan dukun. 5. Upaya peningkatan gizi
• Penimbangan, pelacakan gizi buruk, penyuluhan gizi
6. Kesehatan lingkungan
• Pengawasan saluran pembuangan air limbah, sumber air
minum dan jamban
• Survey jentik nyamuk
7. Pencatatan dan pelaporan
• Sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas
Adapun program tambahan puskesmas adalah kesehatan mata,
kesehatan jiwa, kesehatan lansia, kesehatan reproduksi remaja, kesehatan
sekolah dan kesehatan olahraga. Salah satu penyakit yang tersebut diatas
adalah TBC dimana TBC ini termasuk salah satu penyakit menular di
masyarakat yang apabila dikaitkan dengan program wajib puskesmas
diatas, ada 2 program yang digunakan untuk menangani penyakit TBC
5. Program puskesmas terhadap penanggulangan penyakit TB Paru
Adapun program puskesmas yang terkait dengan penanggulangan penyakit
TB paru adalah :
1. Pencegahan Penyakit Menular (P2M)
Yaitu dengan melakukan survailens epidemiologi dan melakukan
pembersihan lingkungan untuk mencegah terjadinya penyakit,
terutama penyakit menular seperti TBC, Malaria, Flu Burung, ISPA
dll.
2. Promosi kesehatan
Yaitu dengan cara penyuluhan kesehatan kepada masyarakat terkait
penyakit TBC dengan memberikan brosur kepada penderita TBC
terkait penyakit TBC tersebut.
3. Program pengobatan
Yaitu dengan memberikan pelayanan pengobatan kepada penderita
TBC, dengan memberikan langsung obat TBC kepada klien yang
bersangkutan serta memberitahukan kepada klien cara mengonsumsi
obat tersebut.
4. Upaya peningkatan gizi
Yaitu dengan cara melakukan penimbangan BB kepada klien TBC dan
melakukan penyuluhan gizi terkait masalah penyakit TBC tersebut
termasuk didalamnya makanan yang dianjurkan dan makanan yang
dilarang pada penderita TBC.
5. Kesehatan lingkungan
Mengawasi lingkungan sekitar daerah kerja puskesmas tersebut guna
menghindari tejadinya penyakit, misalnya pada klien TBC dianjurkan
A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan
Dasar Oksigenasi pada Klien TB paru di Komunitas
1. Konsep dasar oksigenasi
Oksigen merupakan gas yang sangat vital dalam kelangsungan
hidup sel dan jaringan tubuh karena oksigen diperlukan untuk proses
metabolisme tubuh secara terus menerus. Oksigen diperoleh dari
atmosfer melalui proses bernafas. Di atmosfer gas selain oksigen juga
terdapat karbon dioksida (CO2), nitrogen (N2), dan unsur-unsur lain
seperti argon dan helium. Pemenuhan kebutuhan oksigen tubuh sangat
ditentukan oleh adekuatnya sistem pernafasan, sistem kardiovaskuler,
dan sistem hematologi.
A. Sistem pernafasan
Sistem pernafasan atau respirasi berperan dalam menjamin
ketersediaan oksigen untuk kelangsungan metabolisme sel-sel
tubuh dan pertukaran gas. Proses oksigenasi dimulai dari
pengambilan oksigen di atmosfer, kemudian oksigen masuk
melalui organ pernafasan bagian atas seperti hidung atau mulut,
faring, laring dan selanjutnya masuk ke organ pernafasan bagian
bawah seperti trakea, bronkus utama, bronkus sekunder, bronkus
tersier, terminal bronkiolus dan selanjutnya masuk ke alveoli.
1. Mekanisme pernafasan
Proses bernafas merupakan proses yang kompleks dan
tergantung pada perubahan volume yang terjadi pada rongga
toraks dan perubahan tekanan. Adanya perbedaan tekanan yang
terjadi mengakibatkan perubahan rongga toraks menjadi lebih
besar atau mengecil.
2. Inspirasi
Inspirasi terjadi ketika tekanan alveoli di bawah tekanan
atmosfer. Otot yang paling penting dalam inspirasi adalah
diafragma, ketika diafragma berkontraksi bentuknya menjadi
mengangkat iga. Keadaan ini menyebabkan pembesaran organ
toraks dan paru-paru.
3. Ekspirasi
Selama pernafasan biasa, ekspirasi merupakan proses pasif,
tidak ada kontraksi otot aktif. Pada akhir inspirasi,
otot-otot ekspirasi relaks, membiarkan elastisitas paru dan rongga
dada untuk mengisi volume paru. Ekspirasi terjadi ketika
tekanan alveolus lebih tinggi dari tekanan atmosfer.
Relaksasi diafragma dan otot intrcosta eksterna mengakibatkan
recoil elastis dinding dada dan paru sehingga terjadi
peningkatan tekanan alveolus dan menurunkan volume paru.
Dengan demikian, udara bergerak dari paru-paru ke atmosfer.
B. Sistem kardiovaskuler
Sistem kardiovaskuler juga berperan dalam poses oksigenasi ke
jaringan tubuh, yaitu berperan dalam transfortasi oksigen. Oksigen
ditranportasikan ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Aliran
darah yang adekuat dapat terjadi apabila fungsi jantung normal,
dengan demikian, kemampuan oksigenasi pada jaringan sangat
ditentukan oleh adekuatnya fungsi jantung. Fungsi jantung yang
adekuat dapat dilihat dari kemampuan jantung memompa darah
dan perubahan tekanan darah.
C. Sistem hematologi
Sel darah yang sangat berperan dalam oksigenasi adalah sel darah
merah, karena di dalamnya terdapat hemoglobin yang mampu
mengikat oksigen. Setelah didifusi dari kapiler pulmonal, oksigen
dibawa ke seluruh tubuh melalui sistem sirkulasi sistemik. Setiap
100 ml darah yang meninggalkan kapiler alveolus membawa 20 ml
oksigen. Molekul oksigen dibawa dalam darah melalui 2 jalur yaitu
melalui ikatan dengan hemoglobin sekitar 97% dan larut melalui
Setiap sel darah mempunyai kira-kira 280 juta hemoglobin,
sehingga kemampuan sel darah merah untuk membawa oksigen
sangat besar. Persentase hemoglobin yang mengandung oksigen
disebut saturasi hemoglobin. Jika semua molekul Hb dapat
mengikat oksigen maka saturasinya menjadi 100%. Jika rata-rata
setiap Hb membawa 2 molekul oksigen, maka saturasinya menjadi
50%. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi ikatan hemoglobin
dengan oksigen di antaranya tekanan parsial oksigen dalam darah,
pH darah, temperatur dan aktifitas metabolisme dalam sel darah
merah.
D. Faktor-faktor yang mempengaruhi oksigenasi
Faktor Fisiologi
1. Menurunnya kapasitas anemia oksigen seperti pada anemia
2. Menurunnya konsentrasi oksigen yang diinspirasi seperti pada
obstruksi saluran nafas bagian atas.
3. Hivopolemia sehingga tekanan darah menurun mengakibatkan
transport oksigen terganggu.
Faktor Perkembangan
1. Bayi prematur disebabkan kurangnya pembentukan surfaktan
2. Bayi dan toodler adanya resiko infeksi saluran pernafasan akut
3. Anak usia sekolah dan remaja : resiko infeksi saluran
pernafasan dan merokok
4. Dewasa tua : adanya proses penuaan yang mengakibatkan
kemungkinan arterosklerosis, elastisitas menurun dan ekspansi
paru menurun.
Faktor Perilaku
1. Nutrisi, misalnya pada obesitas mengakibatkan penurunan
ekspansi paru
3. Merokok, nikotin menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah
perifer dan koroner
4. Kecemasan menyebabkan metabolisme meningkat
Faktor Lingkungan
1. Tempat kerja (polusi)
2. Temperatur lingkungan
3. Ketinggian tempat dari permukaan laut
2. Konsep TB Paru
TB paru adalah penyakit yang disebabkan oleh kuman
tuberculosis (Mycobacterium Tuberculosis). Kuman ini masuk melalui
saluran nafas, saluran pencernaan dan lukan terbuka pada kulit.
Kebanyakan infeksi tuberculosis terjadi melalui udara yaitu melalui
inhalasi droplet yang mengandung kuman kuman basil tuberkel yang
berasal dari orang yang terinfeksi (Price, Sylvia A, 1995).
TB paru disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis, kuman ini
bersifat tahan asam dapat merupakan organisme patogen maupun
saprofit ( Price, 1995). Faktor lain yang dapat menyebabkan seseorang
terinfeksi olen mycobacterium tuberculosis adalah :
1. Herediter : resistensi seseorang terhadap infeksi kemungkinan
diturunkan secara genetik
2. Usia : masa baya kemungkinan terinfeksi sangat tinggi
3. Keadaan stress : situasi yang penuh stress (stres emosional,
kelelahan yang kronik)
4. Nutrisi : status nutrisi yang kurang
5. Tidak mematuhi aturan pengobatan
6. Infeksi berulang
7. Bahan toksisk,misalnya rokok dan alkohol
Masa inkubasi berkisar antara 4-12 minggu mulai adanya
infeksi sampai timbulnya lesi awal. Pada pulmonari progresif
pulmonari, tuberculosis biasanya memakan waktu yang lebih lama
sampai beberapa tahun. (Hiswani, 2001)
Gejala klinis TB paru ini dapat diklasifikasikan menjadi 2 golongan
yaitu :
1. Gejala sistemik
a. Demam
Gejala pertama TB paru, demam ini biasanya terjadi pada
sore hari dan malam hari dengan suhu 40oC-41oC
b. Malaise
Rasa tidak enak badan, pegal-pegal, nafsu makan menurun,
berat badan menurun, sakit kepala, lelah, dan siklus haid
bisa terganggu.
2. Gejala respiratorik
Batuk disertai sputum lebih dari 3 minggu, sesak nafas, nyeri
dada dan terkadang batuk darah.
Adapun pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi apakah
seseorang menderita TB paru adalah kultur sputum, ziehl
nelsheen, test kulit (mantoux test), foto thorax dan pemeriksaan
fungsi paru.
Adapun pengobatan yang harus dilakukan yaitu bisa melalui
pendidikan kesehatan dan terapi obat-obatan, adapun cara
melalui pendidikan kesehatan adalah :
• Isolasi penderita untuk mencegah penyebaran infeksi
• Memakan obat dengan teratur
• Meningkatkan kekebalan tubuh dengan vaksinasi BCG
pada anak
• Memperbaiki standard hidup dengan cara mengonsumsi
makanan sehat, perumahan dengan ventilasi yang baik,
Terapi obat-obatan :
• Awalnya pengobatan jangka panjang (1,5-2 tahun),
suntikan streptomysin INH dan etambutol
• Saat ini : pengobatan jangka pendek ( 6 bulan), dengan penggunaan OAT mengandung rifamfisin, pirazinamid,
sebagai panduan terapi awal : INH
• Efektivitas tergantung pada panduan obat, jalan obat
dan lamanya
• Kriteria keberhasilan pengobatan : konversi BTA (-)
setelah 2 bulan pengobatan.
Tabel obat TB paru
Nama obat Dosis obat perhari Dosis maksimal perhari
Rifamfisin 10-20 mg/kg BB 450 mg
INH (isoniazid) 10 mg/kg BB 300 mg
Pirazinamide 30-35 mg/kg BB 1500 mg
Streptomisin 20-30 mg/kg BB 750 mg
Etambutol 15-20 mg/kg BB 800 mg
3. Strategi DOTS
Merupakan strategi penanggulangan Tuberkulosis di Rumah Sakit
melalui pengobatan jangka pendek dengan pengawasan langsung. DOTS
adalah tempat untuk konsultasi pasien TB. Penanggulangan Tuberkulosis
merupakan program nasional yang harus dilaksanakan di seluruh Unit
Pelayanan Kesehatan termasuk Rumah Sakit. Khusus bagi pelayanan
pasien tuberkulosis di Rumah Sakit dilakukan dengan strategi DOTS. Hal
ini memerlukan pengelolaan yang lebih spesifik, karena dibutuhkan
kedisplinan dalam penerapan semua standar prosedur operasional yang
dalam bentuk jejaring serta penerapan standar diagnosa dan terapi yang
benar, dan dukungan yang kuat dari jajaran direksi rumah sakit berupa
komitmen dalam pengelolaan penanggulangan TB. Fokus utama DOTS
adalah penemuan dan penyembuhan pasien, prioritas diberikan kepada
pasien TB tipe menular. Strategi ini akan memutuskan penularan TB dan
dengan demikian menurunkan insidens TB di masyarakat. Menemukan
dan menyembuhkan pasien merupakan cara terbaik dalam upaya
pencegahan penularan TB.
Upaya penanggulangan TB dimulai pada awal tahun 1990-an
WHO dan IUALTD (International Union Against Tb and Lung Diseases)
telah mengembangkan strategi penanggulangan TB yang dikenal sebagai
strategi DOTS, dan telah terbukti sebagai strategi penanggulangan yang
secara ekonomis paling efektif (cost efective). WHO telah
merekomendasikan strategi DOTS sebagai strategi dalam penanggulangan
TB sejak tahun 1995. Bank dunia menyatakan strategi DOTS sebagai
salah satu intervensi kesehatan yang paling efektif. Integrasi ke dalam
pelayanan kesehatan dasar sangat dianjurkan demi efisiensi dan
efektifitasnya. Satu studi cost benefit yang dilakukan oleh WHO di
indonesia menggambarkan bahwa dengan menggunakan strategi DOTS,
setiap dolar yang digunakan untuk membiayai program penanggulangan
TB akan menghemat sebesar US$ 55 selama 20 tahun. Strategi DOTS
terdiri atas 5 komponen, yaitu:
1. Dukungan politik para pimpinan wilayah di setiap jenjang dengan
keterlibatan pimpinan wilayah, TB akan menjadi salah satu prioritas
utama dalam program kesehatan
2. Mikroskop
Mikroskop merupakan komponen utama untuk mendiagnosa penyakit
3. Pengawas Minum Obat (PMO)
PMO ini yang akan ikut mengawasi penderita minum obatnya.
Keberadaan PMO ini untuk memastikan bahwa penderita betul minum
obatnya dan bisa diharapkan akan sembuh pada masa akhir
pengobatannya. PMO haruslah dikenal dan dipercaya oleh penderita
maupun oleh petugas kesehatan. Mereka bisa petugas kesehatan
sendiri, keluarra, tokoh masyarakat maupun agama.
4. Pencatatan dan pelaporan
Pencatatan dan pelaporan ini merupakan bagian dari sistem survailans
penyakit TB. Dengan rekam medik yang dicatat dengan baik dan
benar akan bisa dipantau kemajuan pengobatan penderita,
pemeriksaan follow up, sehingga akhirnya penderita dinyatakan
sembuh atau selesai pengobatannya.
5. Panduan OAT jangka pendek
Panduan OAT jangka pendek yang benar, termasuk dosis dan jangka
waktu pengobatan yang tepat sangat penting dalam keberhasilan
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Kasus
1. Pengkajian
Pengkajian adalah upaya pengumpulan data secara lengkap dan
sistematis terhadap klien untuk dikaji dan dianalisis, sehingga masalah
kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau
kelompok yang menyangkut pada fisiologis, psikologis, sosial
maupun spiritual dapat ditentukan. (Bambang, 2009)
Pada tahap pengkajian ini akan dimulai dari pengumpulan data
yang bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai masalah
kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukan tindakan yang
harus diambil untuk mengatasi masalah yang menyangkut fisiologis,
psikologis, sosial dan spiritual.
Adapun data yang harus dikaji untuk pengumpulan data adalah :
1. Data inti ataupun biodata klien yang bersangkutan yang terdiri dari
nama, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, status perkawinan,
agama, suku, pendidikan, pekerjaan, dan alamat klien
2. Keluhan utama klien saat ini ataupun apa yang dirasakan klien saat
dikaji.
3. Riwayat kesehatan keluarga, apakah ada penyakit keturunan
dalam keluarga klien.
4. Riwayat kesehatan saat ini, meliputi apa yang sedang dialami
klien.
5. Riwayat kesehatan masa lalu meliputi apakah klien pernah
menderita penyakit di masa lalu.
6. Riwayat sehari-hari
a. Persepsi klien terhadap sehat sakit
b. Kebiasaan klien
c. Pola nutrisi
d. Pola istirahat dan tidur
e. Pola eliminasi
f. Kebiasaan olahraga
7. Riwayat sosial yaitu bagaimana klien berhubungan dengan orang
lain dan keluarga sendiri.
8. Riwayat spiritual dan cultural yaitu bagaimana riwayat spiritual
dan cultural yang dianut oleh klien.
9. Pemeriksaan fisik meliputi keadaan umum klien, tanda-tanda vital
klien, pengkajian pada hidung, pengkajian pada mulut, pengkajian
integument, pemeriksaan thoraks atau dada dan pemeriksaan paru.
10.Riwayat terapi meliputi apa saja obat-obatan yang sudah
dikonsumsi oleh klien.
2. Analisa Data
Analisa data adalah kemampuan untuk mengaitkan data dan
menghubungkan data dengan keluhan yang dirasakan klien secara
subjektif dan objektif, dimana data subjektif ini didapatkan perawat
dari keluhan yang dirasakan klien pada saat ia sakit.
sedangkan data objektif ini didapatkan perawat dari hasil pengamatan
maupun dari hasil pemeriksaan yang dilakukan terhadap klien seperti
pemeriksaan tanda-tanda vital, sehingga dapat diketahui apa masalah
kesehatan ataupun masalah keperawatan yang dihadapi oleh klien
pada saat itu.
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan analisa data yang diperoleh, maka dapat diketahui
masalah kesehatan dan masalah keperawatan yang dihadapi oleh klien
yang selanjutnya dapat dilakukan intervensi. Namun masalah yang
telah dirumuskan tidak mungkin dapat diatasi sekaligus. Oleh karna
itu perawat harus membuat prioritas masalah. (Bambang, 2009)
Dimana kriteria penentuan prioritas masalah keperawatan ini
ditentukan berdasarkan hirarki kebutuhan dasar manusia menurut
4. Perencanaan
Rencana keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan
keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai
dengan diagnosis keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan
terpenuhinya kebutuhan klien (Bambang, 2009). Jadi perencanaan
asuhan keperawatan klien disusun berdasarkan diagnosis keperawatan
yang telah ditetapkan dan rencana keperawatan harus mencakup
elemen-elemen berikut ini :
1. Perumusan tujuan
Perumusan tujuan ini adalah sebagai patokan untuk mencapai hasil
yang sudah ditetapkan.
2. Rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan
Adapun langkah-langkah dalam perencanaan keperawatan antara
lain sebagai berikut :
• Identifikasi tindakan alternatif keperawatan
• Tetapkan tekhnik dan prosedur yang akan dilakukan
• Tindakan yang akan dilaksanakan harus memenuhi
kebutuhan klien
• Mengarah kepada tujuan yang akan dicapai
• Tindakan harus bersifat realistis 3. Kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan
Kriteria hasil adalah suatu hasil yang diharapkan dari suatu tujuan
Asuhan Keperawatan Kasus pada Klien TB Paru di Komunitas
1. Pengkajian
FORMAT PENGKAJIAN PASIEN
KASUS:
Seorang klien bernama Tn.R, umur 44 tahun, jenis kelamin laki-laki, agama
Islam, suku bangsa Sunda, sehari-hari menggunakan Bahasa Indonesia,
pendidikan SMA, profesi sebagai tukang becak, status sudah menikah, alamat
jalan Garu 2b Gg. Cempaka Kelurahan Harjosari Kecamatan Medan Amplas.
Saat dikaji klien mengeluh batuk lebih dari 30 hari dan mengeluarkan
sputum, batuk dengan rasa panas ditenggorokan, kadang Tn.R mengalami sesak
nafas serta nyeri dada. Setelah lewat dari 30 hari terdapat darah segar berwarna
merah muda pada batuknya. Selain itu Tn.R mengalami demam pada sore hari dan
malam hari disertai dengan keringat malam, anoreksia, penurunan BB serta
malaise selama 2 hari sebelum ia berobat.
Tn.R sudah mendapatkan obat TBC dari dokter 2 hari yang lalu, sehari-hari
klien bekerja sebagai tukang becak baik siang maupun malam tanpa menggunakan
safety yang memadai. Tn.R kadang-kadang batuk ketika bekerja disertai nyeri
dada. Tn.R juga merupakan pecandu rokok yang berat, pasien selalu merokok 2
bungkus/hari dan sering jajan sembarangan.
Klien hidup di tempat tinggalnya ada 6 orang yaitu klien sendiri, istrinya,
beserta 4 orang anaknya. Rumah pasien tergolong tidak sehat dan sempit, karena
berukuran panjang 9 m dan lebar 5 m, jadi luas rumahnya hanya 45m2 saja.
Setelah ditanyakan riwayat kesehatan keluarga, klien mengatakan bahwa tidak ada
anggota keluarganya yang menderita TB paru.
Klien terlihat letargi dengan BB klien sekarang 48 kg, TB 162 cm, TD klien
saat itu 110/80 mmHg, suhu 38,40C, denyut nadi 71x/menit dan frekuensi nafas
kulit baik. Setelah klien berobat 2 hari yang lalu klien diberikan terapi isoniazid,
rifamfisin, etambutol, pirazinamid dan disertai dengan multivitamin tambahan.
I. BIODATA
IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn.R
Tempat/ tanggal lahir : Surabaya, 14 Maret 1969
Jenis kelamin : Laki-laki
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tukang Becak
Alamat : Jln. Garu 2b Gg. Cempaka, Kelurahan
Harjosari Kecamatan Medan Amplas.
II. KELUHAN UTAMA
Klien mengeluh batuk lebih dari 30 hari dengan mengeluarkan
sputum, batuk dengan rasa panas ditenggorokan, kadang mengalami
sesak nafas serta nyeri dada. Setelah lewat 30 hari terdapat darah segar
berwarna merah muda pada batuknya. Selain itu klien mengalami
demam pada sore hari dan malam hari disertai dengan keringa malam,
anoreksia, penurunan BB serta malaise selama 2 hari sebelum ia
berobat.
III. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA :
Klien mengatakan tidak ada penyakit keturunan yang diderita
keluarganya, dan keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit TB
IV. RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI :
Klien menderita penyakit TB paru
V. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU :
Klien mengatakan ia tidak pernah menderita penyakit parah dan tidak
pernah dirawat di Rumah Sakit, klien hanya menderita demam-demam
biasa saja.
VI. RIWAYAT SEHARI-HARI
a. Persepsi klien terhadap sehat sakit
Klien mengatakan bahwa sakit yang dideritanya akan dapat segera
sembuh, karna ia yakin bahwa obat yang diberikan oleh dokter
tersebut bisa menyembuhkan penyakit yang dideritanya.
b. Kebiasaan
Klien sering sekali tidak menggunakan safety yang aman ketika
bekerja, sering jajan sembarangan dan merokok sampai 2 bungkus
perhari.
c. Pola nutrisi
Klien makan 3 kali sehari dengan porsi yang sedikit dan sering
tidak habis, sebab klien tidak begitu selera makan setelah
menderita penyakit TB paru tersebut. Klien minum sebanyak 5-6
gelas sehari
d. Pola istirahat atau tidur
Klien tidur ± 7-8 jam/hari dari jam 22.00-06.00 WIB dan sebelum
tidur klien mempunyai kebiasaan menonton TV.
e. Pola eliminasi
Klien mengatakan BAB 1-2 kali/hari dan BAK 5-6 kali/hari
f. Kebiasaan olahraga
g. Kemampuan melakukan aktifitas
Klien masih mampu melakukan aktifitas sehari-hari tanpa dibantu
orang lain, klien masih mampu mencari nafkah dengan bekerja
sebaga tukang becak.
h. Rekreasi
Klien mengatakan apabila ada hari libur klien dan keluarganya
pergi mengunjungi tempat rekreasi,seperti ke kolam renang.
VII. RIWAYAT SOSIAL :
Klien mengikuti kegiatan sosial yang ada di lingkungan rumahnya
tersebut, seperti perwiritan pada malam rabu. Hubungan dengan
keluarga dan orang lain baik.
VIII. RIWAYAT SPIRITUAL DAN CULTURAL :
Klien melaksanakan sholat 5 waktu di rumah, dan klien sering ke
mesjid apabila sholat maghrib serta mengikuti perwiritan yang ada di
lingkungan rumahnya.
Klien biasanya suka berkumpul-kumpul dengan tetangganya apabila
ada waktu luang, klien lebih senang bersosialisasi daripada di rumah
saja.
IX. PEMERIKSAAN FISIK :
a. Keadaan umum
Klien tampak lemah, kurus, dan sering batuk-batuk.
b. Tanda- tanda vital
TD : 110/80 mmHg suhu : 38,4oC
BB : 48 kg RR : 18 x/ menit
TB : 161 cm HR : 71 x/ menit
c. Pemeriksaan hidung
- Tulang hidung dan septumnasi : normal dengan letak medial
- Cuping hidung : normal, klien bernafas tidak menggunakan
cuping hidung.
d. Mulut
- Keadaan bibir : simetris dengan keadaan mukosa bibir kering
- Keadaan gusi dan gigi : normal dan tidak ada pembengkakan
- Keadaan lidah : normal
e. Pemeriksaan thoraks atau dada
- Bentuk dada : simetris
- Pernafasan : frekuensi bernafas 18x/menit
- Tanda kesulitan bernafas : klien tampak sulit bernafas akibat
batuk dan sesak.
f. Pemeriksaan paru
- Palpasi getaran suara : normal
- Auskultasi suara nafas : ada suara tambahan yaitu wheezing.
X. RIWAYAT TERAPI
Klien diberikan obat oleh dokter sebanyak 5 macam,yaitu: isoniazid,
2. ANALISA DATA
No. DATA MASALAH KEPERAWATAN
1. DS : Klien mengatakan sesak dan
nyeri dada
DO : Terdengar suara tambahan
whezing , klien tampak lemas dan
terdapat penarikan intercosta
TTV:
TD : 110/80 mmHg S : 38,40C
RR : 18x/menit HR : 71x/menit
Bersihan jalan nafas tidak efektif
2. DS: Klien mengatakan tidak selera
makan dan nafsu makan menurun
DO: Klien tampak lemah, kurus dan
bibir tampak kering
Gangguan pemenuhan kebutuhan
nutrisi
3. DS: Klien mengatakan badan terasa
panas
DO: Klien tampak lemah,kulit teraba
panas dan mukosa tampak kering
TTV:
TD: 110/80 mmHg Suhu : 38,40C
RR : 18x/menit HR : 71x/menit
3. RUMUSAN MASALAH
Masalah Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
3. Peningkatan suhu tubuh
Diagnosa Keperawatan ( Prioritas)
1. Gangguan bersihan jalan nafas tidak efektif b/d penumpukan sputum d/d
klien mengatakan sesak dan terdengar suara tambahan wheezing.
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d
intake in adekuat d/d nafsu makan klien menurun, klien tampak lemah dan
bibir tampak kering.
3. Gangguan peningkatan suhu tubuh b/d eksotoksin kuman pada saluran
nafas dan paru d/d badan klien terasa panas dengan suhu 38,40C, tampak
4. PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL
Tujuan : Mempertahankan jalan nafas klien tetap efektif
KH : Klien tidak sesak, klien mampu mengeluarkan sekret tanpa
bantuan dan tidak terdapat otot intercosta.
Rencana Tindakan Rasional
- Observasi fungsi pernafasan
klien
- Kaji suara nafas klien
- Memberikan penyuluhan
kesehatan mengenai penyakit
TBC, dan bagaimana cara
penularannya
- Anjurkan klien posisi semi
fowler atau fowler apabila tidur
dan anjurkan untuk teknik nafas
dalam
- Anjurkan klien untuk intake
cairan minimal 2500ml per hari
- Kaji kemampuan klien untuk
mengeluarkan sekret, batuk
efektif, catat karakter, jumlah
sputum, adanya hemoptosis
- Penurunan bunyi nafas
dapat menunjukkan
atelektasis
- Wheezing menunjukkan
adanya penyempitan jalan
nafas
- Klien mengerti tentang
penyakit TBC dan cara
penularan ke orang lain
- Posisi membantu
mamaksimalkan ekspansi
paru dan menurunkan upaya
pernafasan
- Membantu mengencerkan
sekret sehingga mudah
dikeluarkan
- Pengeluaran sulit bila sekret
tebal, sputum berdarah akibat
kerusakan paru atau luka
bronkial yang memerlukan
5. PELAKSANAAN KEPERAWATAN
Hari/tanggal No. Dx Implementasi Keperawatan
Selasa
1. Mengkaji fungsi pernafasan klien.
2. Mengkaji suara nafas klien.
3. Mengkaji kemampuan klien untuk
mengeluarkan sekret, batuk efektif, jumlah
sputum dan adanya hemoptosis.
4. Memberitahu kepada klien supaya
menghindari pemakaian alat makan secara
bersamaan dan jangan batuk serta
mengeluarkan sputum di sembarang tempat.
5. Menganjurkan klien untuk melakukan posisi
fowler atau semi fowler apabila tidur dan
menganjurkan untuk tekhnik nafas dalam.
6. Memberitahu kepada keluarga supaya tidak
memakai alat makan secara bersamaan dengan
Tn.R
1. Mengkaji fungsi pernafasan klien
2. Mengkaji suara nafas klien
3. Menganjurkan klien untuk intake cairan
minimal 2500 ml perhari
4. Menganjurkan keluarga untuk mengawasi
klien dalam hal mengonsumsi obat.
5. Menganjurkan klien untuk berhenti merokok
serta menjelaskan bahaya merokok terhadap
Kamis
20 juni 2013
1 1. Mengkaji fungsi pernafasan klien
2. Mengakaji suara nafas klien
3. Menganjurkan klien untuk memakai safety
yang aman guna untuk menghindari infeksi
kepada orang lain
4. Memberikan penyuluhan kesehatan mengenai
TBC, menjelaskan defenisi, penyebab, tanda
dan gejala, serta cara penularannya
5. Menganjurkan klien untuk mengonsumsi
makanan bergizi
6. Memberitahu kepada klien bahwasanya jangan
sampai putus obat sebelum waktu yang
ditentukan serta menjelaskan bahaya apabila
putus obat.
6. EVALUASI HASIL
No. Dx. Kep Hari/tanggal Evaluasi
1 1 Jum’at
21 Juni 2012
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
KesimpulanAsuhan keperawatan yang meliputi, pengkajian, analisa data,
rumusan masalah, perencanaan, dan implementasi pada klien dengan
prioritas masalah kebutuhan dasar oksigenasi dengan TB paru di
komunitas sudah dilakukan sesuai dengan yang telah ditetapkan dan
setelah dilakukan asuhan keperawatan tersebut serta dilakukannya
pendidikan kesehatan pada klien maka kebutuhan oksigenasi klien sudah
teratasi sebagian ditandai dengan : sesak sedikit berkurang, bunyi nafas
sudah kembali normal dan bersihan jalan nafas klien sudah mendekati
efektif.
Seiring dengan membaiknya fungsi pernafasan, klien sudah lebih
mudah untuk bernafas, sebab organ pernafasan merupakan hal yang vital
bagi kelangsungan hidup manusia, dimana orang bernafas pada
hakekatnya adalah untuk kelangsungan metabolisme sel agar dapat
melakukan aktivitas secara adekuat.
B. Saran
1. Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus melaksanakan
intervensi dengan tepat dan sesuai dengan yang ditentukan.
2. Setelah dilakukan askep pada klien tersebut, klien mengerti dan dapat
menerapkannya meskipun tidak ada perawat.
3. Sebaiknya Karya Tulis Ilmiah ini dapat menambah wawasan
pengetahuan bagi penulis, bagi klien dan bagi institusi pendidikan
4. Tetap menjaga kesehatan dan memelihara serta meningkatkan
DAFTAR PUSTAKA
Adi Santoso, B, (2009). Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan Aplikasi. Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.
Amin, M, (2007). Ilmu Penyakit Paru. Edisi 2. Jakarta : EGC
Chayatin, Nurul, (2009). Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar dan Teori.
Edisi 1. Jakarta : Salemba Medika.
Doengoes, M, (1995). Penerapan Proses Keperawatan dan Diagnosa
Keperawatan. Edisi 2. Jakarta: EGC
Hiswani, (2001). Pencegahan serta Pengobatan padaTB paru dan TB Ekstra
Paru. Edisi 1. Jakarta : EGC
Kozier, B, (1995). Fundamental of Nursing, Concept and Process. INC California: Addison wesley, Publishing Company
Maiyuda, S, (2010). Optimalisasi Penatalaksanaan Klien TB paru Melalui Program DOTS di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan. Medan :PSIK USU
Mubarrak, W.I, (2006). Buku Ajar Ilmu Keperawatan Komunitas 2, Teori dan Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan. Edisi 1. Jakarta : Sagung Seto.
Potter dan Perry, (2005). Fundamental Keperawatan. Edisi 4 volume 2. Jakarta : EGC.
Price, S. A, (1995). Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : EGC
Lampiran
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/tanggal No. Dx Implementasi Keperawatan Evaluasi ( SOAP)
Rabu
- Mengkaji suara nafas klien
- Mengkaji kemampuan klien
untuk mengeluarkan sekret,
batuk efektif, jumlah sputum
dan adanya hemoptosis.
- Menganjurkan klien posisi
semi fowler atau fowler apabila
tidur dan menganjurkan untuk
tekhnik nafas dalam.
- Menganjurkan keluarga
untuk mengawasi klien dalam
hal mengonsumsi obat.
S : Klien mengatakan
masih sesak
O : Klien masih
kelihatan sulit
bernafas dan sputum
masih kental
1 - Mengkaji fungsi pernafasan
klien.
- Mengkaji suara nafas klien
- Menganjurkan klien untuk
S : Klien mengatakan
sesak sudah sedikit
berkurang
O : Klien kelihatan
sudah tidak sesak
intake cairan minimal 2500 ml
per hari
- Menganjurkan klien untuk
berhenti merokok, serta bahaya
merokok terhadap penyakit
yang diderita klien.
RR: 19x/menit
HR: 72x/menit
TD: 110/70 mmHg
Temp: 37oC
A : Masalah teratasi
sebagian
- Mengkaji suara nafas klien
- Memberikan penyuluhan
kesehatan mengenai TBC,
menjelaskan cara
penularannya,menjelaskan
jangan sampai putus obat
sebelum waktu yang
ditentukan dan menganjurkan
kepada klien untuk makan
makanan bergizi.
S : Klien mengatakan
semakin hari sesak
semakin berkurang
O : Klien kelihatan
sudah tidak sesak
sekali dan bunyi
nafasnya normal
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Intervensi
Lampiran
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik :TB Paru
Sasaran : Klien (Tn.R) dan Keluarga
Waktu : (15-20) menit
A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan, klien dan keluarga akan dapat mengerti
tentang penyakit TB paru
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah dilakukan penyuluhan klien (Tn.R) akan dapat :
a. Menyebutkan defenisi TB paru
b. Menyebutkan terjadinya TB paru
c. Menyebutkan cara penularan TB paru
d. Menyebutkan tanda dan gejala TB paru
e. Menjelaskan penatalaksanaan TB paru
B. Pokok Bahasan: TB paru
C. Sub Pokok Bahasan
a. Defenisi TB paru
b. Penyebab terjadinya TB paru
c. Tanda dan gejala TB paru
d. Cara penularan TB paru
D. Kegiatan dan Media Penyuluhan
Tahap Kegiatan
Penyuluhan
pendahuluan 1.Memberi salam
2.Menjelaskan
defenisi TB paru
2.Menyebutkan
penyebab
terjadiny TB paru
3.Menyebutkan
tanda dan gejala
3.Menutup dan
mengucapkan
salam
menjawab salam
E. Evaluasi
1. Cara : Lisan
2. Bentuk pertanyaan :
a. Sebutkan defenisi TB paru
b. sebutkan penyebab TB paru
c. jelaskan cara penularan TB paru
d. jelaskan tanda dan gejala TB paru
F. Lampiran Materi Penyuluhan