i
MEMOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA
DI SMPN 2 KALIBAWANG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh:
Angelina Dwi Irawanti
NIM: 051424031
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
ii
MOTIVASI BELAJAR SISWA DAN CARA GURU
MEMOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA
DI SMPN 2 KALIBAWANG
Disusun Oleh :
Angelina Dwi Irawanti
NIM : 051424031
Telah disetujui oleh :
Dosen Pembimbing
Tanggal : 5 Oktober 2010
iii
MOTIVASI BELAJAR SISWA DAN CARA GURU
MEMOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA
DI SMPN 2 KALIBAWANG
Dipersiapkan dan ditulis oleh:
Angelina Dwi Irawanti
NIM : 051424031
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji
pada tanggal 5 Oktober 2010
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap
Tanda Tangan
Ketua
: Drs. Domi Severinus, M.Si .
...
Sekretaris
: Dwi Nugraheni Rositawati, S.Si., M.Si.
...
Anggota
: Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph. D.
...
Anggota
: Drs. Domi Severinus, M.Si .
...
Anggota
: Dwi Nugraheni Rositawati, S.Si., M.Si.
...
Yogyakarta, 5 Oktober 2010
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Dekan,
iv
Skripsi ini ku persembahkan kepada :
Allah yang maha kasih, Bunda Maria dan Yesus Kristus Putranya
Bapak Mateus Ngadirin dan Ibu Godeliva Antonia tercinta,
teladan dan kekuatan hidupku
Petrus hendrawan (al.) selalu di hati
Angelia Pramita utami dan Frederikus Sudarsono tersayang yang
selalu memberi semangat
Yusup Hendronursito yang selalu mendukungku dengan cinta
dan sayang
Sahabat setiaku Lia, Mb Nink, Mb Neny, Ince, Mb Wiwik,
Almamaterku
When God prepares to do something wonderful, He begins with a difficult.
When He plans to do something very wonderful, He begins with an impossibility
v
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama
: Angelina Dwi Irawanti
Nomor Mahasiswa
: 051424031
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
MOTIVASI BELAJAR SISWA DAN CARA GURU MEMOTIVASI SISWA
DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMPN 2 KALIBAWANG
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 5 Oktober 2010
Yang menyatakan
vi
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tuilis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaiman layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 5 Oktober 2010
Penulis
vii
Angelina Dwi Irawanti
, 2010.
Motivasi Belajar Siswa dan Cara Guru
Memotivasi Siswa dalam Pembelajaran Fisika Di SMPN 2 Kalibawang
. Program
Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.
Tujuan penelitian ini adalah (1) mengetahui hal-hal apa saja yang
menyebabkan siswa SMPN 2 Kalibawang termotivasi belajar fisika dan (2)
mendeskripsikan cara guru memotivasi siswa dalam pembelajaran fisika di SMPN
2 Kalibawang.
Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 2 Kalibawang, Kulon Progo,
Yogyakarta. Subjek penelitian yaitu siswa kelas VIII yang berjumlah 103 orang
dan guru yang mengajar fisika kelas VIII yang berjumlah 1 orang. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan rekaman
video
.
viii
Angelina Dwi Irawanti
, 2010. Students Motivation and The Ways a
Teacher Motivate Student in Learning Physics In SMPN 2 Kalibawang. Physics
Education Program, Departement of Mathematics and Science Education, Faculty
of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.
The purposes of this research are (1) To figure out everything that causes
SMPN 2 Kalibawang students get motivated to learn physics and (2) To describe
the way teacher should motivate student to learn physics at SMPN 2 Kalibawang.
The research held in SMPN 2 Kalibawang, Kulon Progo, Yogyakarta. The
subject is student in class VIII, with 103 persons and 1 teacher who teaches
physics class VIII. This research used a questionnaire and a recorded video as the
instruments.
ix
Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Motivasi Belajar Siswa dan Cara Guru Memotivasi Siswa dalam Pembelajaran
Fisika Di SMPN 2 Kalibawang”.
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat
untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak, untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku dosen pembimbing yang telah
bersedia meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan kritik dan saran
hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Drs. Domi Severinus, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Fisika.
3. Bapak Drs. Sutaryono selaku Kepala Sekolah SMPN 2 Kalibawang.
4. Ibu Rusmi, S.Pd. yang bersedia menjadi subyek penelitian dan dengan sabar
membantu selama penelitian berlangsung.
5. Siswa kelas VIII SMPN 2 Kalibawang yang bersedia menjadi subjek
x
selalu mendoakan dan memberi semangat agar segera menyelesaikan skripsi
ini.
7. Abang Yusup Hendronursito yang dengan sabar mengingatkan agar tidak
pernah menyerah, terimakasih atas cinta dan kasih sayangnya.
8. Adikku Petrus Hendrawan yang selalu mendoakan dari surga.
9. Adikku Angelia Pramita Utami dan Kakakku Frederikus Sudarsono yang
selalu menyayangi dan mengingatkan agar cepat selesai.
10. Nenekku Saleha dan Tante Valentina yang telah mendoakan selalu untuk
kelulusanku.
11. Mbah kakung dan mbah putri Parto Utomo dengan selogannya “
wis rampung
durung
?”
12. Bapak dan Ibu Sendang atas doanya.
13. Sahabat-sahabatku Lia, mbak Nink, mbak Heni, Ince, mbak Wiwik, Denok,
Mas Didit, Mas ian, Alex, Lusi, dan Siti. Terimakasih atas doa dan
persahabatannya.
14. Mahasiswa PFis angkatan 2005 : Maya, Ika, Dhiny, Tutik, Khoti, Nuning,
Prapti, Nita Kris, Eni, Nita Cicil, Cici, Rita, Wido, Nori, Era, mas Wisnu,
Fery, Melly, Asih, Dinar, Yosi, Helen, Wega, Agus, dan Arun. Terimakasih
atas hari-hari bersama di bangku kuliah semuanya pasti takkan terlupa kawan.
15. Ibu Heni dan bapak Sugeng selaku Staff Sekretariat Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sanata Dharma yang
xi
M.Si. selaku dosen penguji.
17. Segenap Dosen Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sanata Dharma.
18. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Dalam kesempatan ini, penulis juga memohon maaf kepada semua pihak
atas kekurangan dan kesalahan yang mungkin dilakukan penulis. Oleh karena itu
dengan rendah hati penulis mengharapkan masukan, saran dan kritik yang
membangun.
xii
Hal.
HALAMAN JUDUL...
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...
ii
HALAMAN PENGESAHAN...
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN...
iv
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI...
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA...
vi
ABSTRAK...
vii
ABSTRACT
...
viii
KATA PENGANTAR...
ix
DAFTAR ISI...
DAFTAR TABEL...
xii
xv
DAFTAR LAMPIRAN...
xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...
1
B. Landasan Teori...
1. Konstruktivisme...
2. Pembelajaran Fisika...
3. Motivasi Belajar...
4. Guru Sebagai Motivator...
4
4
6
7
9
C. Rumusan Masalah...
12
xiii
BAB II METODELOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian...
14
B. Tempat dan Waktu Penelitian...
14
C. Subjek Penelitian...
14
D. Metode Penelitian...
15
E. Instrumen Penelitian...
1. Kuesioner...
2. Rekaman
Video
...
16
16
17
F. Validitas...
G. Metode Analisis Data...
1. Analisis Hasil Kuesioner...
2. Analisis Hasil Rekaman
Video
...
18
18
18
19
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian...
20
xiv
A.
Kesimpulan ...
54
B.
Saran ...
56
DAFTAR PUSTAKA
...
57
LAMPIRAN
...
59
xv
Tabel 2.1
Sebaran siswa kelas VIII SMPN 2 Kalibawang tahun
ajaran 2009/2010...
15
Tabel 2.2
Kisi-kisi kuesioner motivasi belajar fisika siswa SMPN
2 Kalibawang...
16
Tabel 2.3
Penyekoran pernyataan positif...
17
Tabel 2.4
Penyekoran pernyataan negatif...
17
Tabel 3.1
Kategori data hal-hal yang menyebabkan siswa SMPN
2 Kalibawang termotivasi belajar fisika...
21
Tabel 3.2
Coding data aktivitas guru yang dapat digolongkan
memotivasi
siswa
belajar
fisika
di
SMPN
2
Kalibawang...
26
Tabel 3.3
Kategori data aktivitas guru yang dapat digolongkan
memotivasi siswa belajar fisika di SMPN 2 Kalibawang
...
37
Tabel 3.4
Tanggapan
siswa
secara
umum
analisis
kuesioner...
38
Tabel 3.5
Aktivitas guru secara umum yang dapat digolongkan
memotivasi
siswa
belajar
fisika
di
SMPN
2
Kalibawang...
44
Tabel 5
Hasil analisis kuesioner kelas VIII A...
63
xvi
Tabel 8
Persentase hasil analisis kuesioner tiap pernyataan...
75
xvii
Hal.
Lampiran 1.
Kuesioner dan analisis kuesioner...
59
Lampiran 2.
Transkripsi Data...
80
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu indikator kualitas pendidikan adalah prestasi yang diraih seorang
siswa. Prestasi yang dicapai seorang siswa dipengaruhi oleh unsur utama
pendidikan yaitu siswa, guru, materi pelajaran, metode mengajar, dan instrumen
pendukung lainnya. Bila ditinjau dari tujuan pendidikan maka siswalah yang
paling berperan karena merekalah yang diharapkan mengalami perubahan sebagai
hasil dari belajarnya.
Faktor-faktor seperti kurikulum, lingkungan, guru, dan siswa itu sendiri
mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar seorang siswa. Faktor siswa yang
berpengaruh adalah faktor fisiologis dan faktor psikologis. Faktor fisiologis
meliputi kondisi fisik dan panca indera, sedangkan faktor psikologis meliputi
bakat, minat, kecerdasan, motivasi, kemampuan kognitif, dan kreatifitas.
Menurut H. B. Uno (2008: 1), Motivasi merupakan salah satu aspek psikis
yang memiliki pengaruh terhadap pencapaian prestasi belajar. Motivasi adalah
kekuatan, baik dari dalam maupun dari luar yang mendorong seseorang untuk
mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Motivasi sangat
terkait dalam belajar, dengan motivasi inilah siswa menjadi tekun dalam proses
belajar, dengan motivasi juga kualitas hasil belajar siswa kemungkinan dapat
belajar sehingga hasil belajar yang dicapai akan optimal. Hal itu disebabkan
karena dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan,
menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan prilaku individu belajar
(Dimyati dan Mudjiono, 1999: 80).
Sejalan dengan pergeseran makna pembelajaran dari pembelajaran yang
berorientasi kepada guru ke pembelajaran yang berorientasi kepada siswa, maka
peran guru dalam proses pembelajaran pun mengalami pergeseran, salah satunya
adalah penguatan peran guru sebagai motivator. Dengan adanya motivasi
diharapkan siswa mengkontruksi pengetahuannya sendiri dan menyadari bahwa
belajar merupakan tanggung jawab sendiri. Oleh karena itu, siswalah yang harus
aktif mengembangkan pengetahuannya sendiri, bukan guru atau orang lain.
Kreatifitas dan keaktifan siswa akan membantu siswa untuk berdiri sendiri dalam
mengembangkan pengetahuannya sehingga siswa menjadi orang yang kritis
menganalisis suatu hal karena berpikir dan bukan meniru
saja. Adanya
persaingan siswa dalam memperoleh nilai terbaik juga akan memacu siswa untuk
belajar lebih tekun.
Seorang siswa yang memiliki intelegensi cukup tinggi, boleh jadi gagal
karena kekurangan motivasi (Sardiman A. M., 2008: 74). Hasil belajar akan
optimal jika ada motivasi yang tepat. Sehingga kegagalan belajar siswa jangan
begitu saja mempersalahkan pihak siswa, sebab mungkin saja pihak guru tidak
berhasil dalam memberi motivasi yang mampu membangkitkan semangat dalam
optimal, guru dituntut kreatif membangkitkan motivasi belajar siswa, sehingga
terbentuk perilaku belajar siswa yang efektif.
Dalam perspektif manajemen maupun psikologi, kita dapat menjumpai
beberapa teori tentang motivasi (
motivation
) dan pemotivasian (
motivating
) yang
diharapkan dapat membantu para guru untuk mengembangkan keterampilannya
dalam memotivasi para siswanya agar menunjukkan prestasi belajar atau
kinerjanya secara unggul. Kendati demikian, dalam praktiknya memang harus
diakui bahwa upaya untuk menerapkan teori-teori tersebut atau dengan kata lain
untuk dapat menjadi seorang motivator yang hebat bukanlah hal yang sederhana,
mengingat begitu kompleksnya masalah-masalah yang berkaitan dengan perilaku
siswa, baik yang terkait dengan faktor-faktor internal dari siswa itu sendiri
maupun keadaan eksternal yang mempengaruhinya (Wawan Junaidi, 2009).
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui hal-hal
apa saja yang menyebabkan siswa SMPN 2 Kalibawang termotivasi belajar fisika
dan mendeskripsikan cara guru memotivasi siswa dalam pembelajaran fisika di
SMPN 2 Kalibawang. Oleh karena itu, peneliti mencoba mendeskripsikan hal
1. Konstruktivisme
Konstruktivisme
adalah
salah
satu
filsafat
pengetahuan
yang
menekankan bahwa pengetahuan kita adalah
konstruksi (bentukan)
kita sendiri
(Von Glasersfeld dan Matthews dalam Paul suparno, 1996: 18).
Selain itu, diperlukan beberapa kemampuan dalam proses konstruksi
(Von Glasersfeld dalam Paul Suparno, 1996: 20) sebagai berikut: (a)
kemampuan mengingat dan mengungkapkan kembali pengalaman, (b)
kemampuan membandingkan, mengambil keputusan mengenai persamaan dan
perbedaan, dan (c) kemampuan untuk lebih menyukai pengalaman yang satu
daripada yang lain.
Kegiatan belajar dalam konstruktivisme berarti kegiatan yang aktif, di
mana pelajar membangun sendiri pengetahuannya. Pelajar mencari arti sendiri
dari yang mereka pelajari. Ini merupakan proses menyesuaikan konsep dan
ide-ide baru dengan kerangka berfikir yang telah ada dalam pikiran mereka.
Ini berarti pelajar sendiri yang bertanggung jawab atas hasil belajarnya.
Mereka sendiri yang membuat penalaran atas apa yang dipelajarinya dengan
cara mencari makna, membandingkan dengan apa yang telah diketahuinya
serta menyelesaikan ketegangan antara apa yang telah diketahui dengan apa
yang diperlukannya dalam pengalaman yang baru (Paul Suparno, 1996: 62).
Menurut prinsip konstruktivisme seorang pengajar atau guru sebagai
mediator dan fasilitator yang membantu agar proses belajar murid berjalan
diperlukan beberapa kegiatan yang perlu dikerjakan dan juga beberapa
pemikiran yang perlu disadari oleh pengajar (Paul Suparno, 1996: 66), adalah
sebagai berikut.
a. Guru perlu banyak berinteraksi dengan siswa untuk lebih mengerti apa
yang sudah mereka ketahui dan pikirkan.
b. Tujuan dan apa yang akan di buat di kelas sebaiknya dibicarakan
bersama sehingga siswa sungguh terlibat.
c. Guru perlu mengerti pengalaman belajar mana yang lebih sesuai
dengan kebutuhan siswa. Ini dapat dilakukan dengan berpartisipasi
sebagai pelajar juga di tengah pelajar.
d. Diperlukan keterlibatan dengan siswa yang sedang berjuang dan
kepercayaan terhadap siswa bahwa mereka dapat belajar.
e. Guru perlu mempunyai pemikiran yang fleksibel untuk dapat mengerti
dan menghargai pemikiran siswa, karena kadang siswa berfikir
berdasarkan pengandaian yang tidak diterima guru.
Sehingga secara umum, prinsip-prinsip konstruktivisme (Paul Suparno,
1996: 49) adalah:
a. Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri, baik secara personal
maupun sosial.
b. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke murid, kecuali
perubahan konsep menuju ke konsep yang lebih rinci, lengkap, serta
sesuai dengan konsep ilmiah.
d. Guru sekedar membantu menyediakan sarana dan situasi agar proses
konstruksi siswa berjalan mulus.
2. Pembelajaran Fisika
Pembelajaran fisika adalah sebuah kegiatan yang integral (utuh terpadu)
antara siswa dan guru sebagai pengajar (Syah Muhibbin, 1995: 239) dalam
fisika. Dalam kegiatan ini siswa melakukan kegiatan belajar dan guru
mengajar sehingga belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak
bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya. Belajar menunjuk pada apa yang
harus dilakukan seseorang sebagai subjek yang menerima pelajaran (sasaran
didik), sedangkan mengajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan guru
sebagai pengajar (Nana Sudjana, 1989: 28).
Dalam Fr. Y. Kartika Budi dan T. Sarkim (1998: 166), sesuai dengan
hakekatnya, pembelajaran fisika meliputi tiga aspek yakni (a) pengetahuan
yang meliputi: pemahaman konsep, hukum, dan teori serta penerapannya, (b)
kemampuan melakukan proses meliputi: pengukuran, melakukan percobaan,
bernalar melalui diskusi di dalamnya, (c) sikap keilmuan meliputi: berfikir
kritis dan analitis, perhatian pada masalah-masalah sains, dan penghargaan
berbeda-beda, yaitu sebagai berikut.
a. Pengetahuan
Tujuannya adalah agar siswa dapat memahami dan menerapkan
ilmunya
sesuai
dengan
tingkat
perkembangan
dan
tingkat
pendidikannya.
b. Kemampuan Melakukan Proses
Tujuannya adalah agar siswa terampil dan menguasai proses sains.
c. Sikap
Tujuannya adalah agar siswa mempunyai sikap keilmuan.
3. Motivasi Belajar
Motivasi adalah kekuatan, baik dari dalam maupun dari luar yang
mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan
sebelumnya (H. B. Uno, 2008: 1). Dalam kaitannya dengan kegiatan belajar
yang dilakukan siswa, maka motivasi belajar adalah kekuatan, baik dari dalam
maupun dari luar yang mendorong siswa untuk mencapai tujuan belajar.
Kekuatan dari dalam disebut motivasi intrinsik yaitu motivasi yang tidak
perlu dirangsang dari luar karena dalam diri setiap individu sudah ada
dorongan untuk melakukan sesuatu. Motivasi intrinsik berupa minat dan
perhatian siswa terhadap pelajaran, hasrat dan keinginan berhasil, dorongan
kebutuhan dalam belajar, dan harapan akan cita-cita masa depan. Sedangkan
siswa terhadap stimulus yang diberikan guru, adanya penghargaan belajar,
lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik (H. B.
Uno, 2008: 23; Nana Sudjana, 1990: 61; dan Sardiman A. M., 2008: 89-91).
Motivasi dalam belajar dan pembelajaran mempunyai beberapa peranan
penting (H. B. Uno, 2008: 27-29), antara lain:
a. Menentukan hal-hal yang dapat dijadikan penguat belajar maksudnya
motivasi dapat menentukan hal-hal apa yang ada di lingkungan yang
dapat memperkuat kegiatan belajar.
b. Memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai, karena anak akan
tertarik untuk belajar sesuatu jika yang dipelajarinya itu sudah
diketahui atau dinikmati manfaatnya bagi anak.
c. Menentukan ketekunan dan ketahanan belajar, karena seorang anak
yang termotivasi untuk belajar sesuatu akan berusaha mempelajarinya
dengan baik dan tekun sehingga memperoleh hasil yang baik.
Selain itu, ada tiga fungsi motivasi (Sardiman A. M., 2008: 85), yaitu :
(a) mendorong manusia untuk berbuat yaitu sebagai motor penggerak dari
setiap kegiatan yang akan dikerjakan, (b) menentukan arah perbuatan yakni ke
arah tujuan yang hendak dicapai dan (c) menyeleksi perbuatan yakni
menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna
mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak
usaha dan pencapaian prestasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan
menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, adanya usaha yang tekun
terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan
dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan
sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya (Sardiman A. M.,
2008: 86).
4. Guru Sebagai Motivator
Guru harus bisa memilih strategi belajar-mengajar yang optimal agar
tujuan belajar dapat tercapai secara optimal pula. Dalam proses pembelajaran,
guru harus dapat menciptakan suasana yang menyenangkan agar siswa tidak
merasa bosan dan jenuh dalam mengikuti proses pembelajaran. Guru harus
dapat memilih metode belajar yang bervariasi agar kegiatan belajar-mengajar
tidak terkesan monoton. Dalam proses pembelajaran, guru tidak hanya sebagai
pengelola kelas, namun dapat bertindak sebagai fasilitator (menyediakan
fasilitas) dan motivator (memberikan motivasi) untuk siswa.
Salah satu ciri guru yang bisa memotivasi adalah antusiasme, mereka
peduli dan paham dengan apa yang diajarkannya dan mengkomunikasikannya
dengan siswa bahwa apa yang sedang mereka pelajari itu penting. Guru
memberikan teladan yang dapat menjadi inspirasi bagi siswanya.
Dalam Astuti, ciri-ciri guru yang berkualitas dan bisa memotivasi siswa
mengorganisasikan serta mengevaluasi kelasnya sehingga para siswa
merasa aman dan nyaman bersamanya.
Fasilitator yang memperlakukan semua siswa sehingga mendapatkan
kesempatan untuk belajar dan bertanggungjawab.
Memberikan pengaruh arus balik yang berupa korektif.
Memberikan tes-tes yang adil dan penilaian yang bersifat informatif.
Membantu para siswa untuk menyadari bahwa mereka sedang tumbuh
dalam persaingan dan keunggulan.
Oleh karena itu guru harus menempatkan usaha memotivasi siswa pada
perencanaan pembelajarannya sehingga siswa sadar akan tujuan yang harus
dicapai dan bersedia melibatkan diri. Hal ini sangat berperan karena siswa
harus berusaha untuk memeras otaknya sendiri. Kalau kadar motivasinya
rendah siswa akan cenderung membiarkan permasalahan yang diajukan. Maka
peran guru dalam hal ini adalah menimbulkan motivasi siswa dan
menyadarkan siswa akan tujuan pembelajaran yang harus dicapai.
Sesorang belajar tidak ditentukan oleh kekuatan-kekuatan yang datang
dari dalam dirinya, atau oleh stimulus-stimulus yang datang dari lingkungan,
akan tetapi merupakan interaksi timbal balik dari determinan-determinan
individu
dan
determinan-determinan
lingkungan.
Belajar
merupakan
perubahan perilaku seseorang melalui latihan dan pengalaman, motivasi akan
Yamin, 2007:174; Wawan Junaidi, 2009; dan Suhadi), yaitu:
a. Menginformasilkan dengan jelas tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai.
b. Berpenampilan rapi, sopan, berwibawa dan menyenangkan.
c. Memilih cara dan metode mengajar yang tepat.
d. Menyajikan pembelajaran yang menarik.
e. Menciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar.
f.
Menghubungkan kegiatan belajar dengan minat siswa.
g. Menghubungkan materi pelajaran dengan keseharian siswa sehingga
siswa mengetahui makna dari materi yang mereka peroleh.
h. Membuat seluruh siswanya merasa tertantang sehingga menimbulkan
semangat baru untuk berupaya belajar lebih keras.
i.
Melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran.
j.
Menciptakan persaingan dan kerjasama.
k. Sensitif dan tanggap terhadap siswa yang membutuhkan bantuan.
l.
Jangan memberikan stigma jelek kepada siswa.
m. Memberikan respon positif berupa pujian, hadiah, atau
pernyataan-pernyataan positif lainya terhadap setiap keberhasilan siswa.
n. Menceritakan keberhasilan para tokoh-tokoh yang menjadi inspirasi
bahkan bertemu tokohnya langsung.
kerja siswa (hasilnya) sesegera mungkin.
q. Membawa siswa belajar dalam bentuk wisata alam atau sekedar
belajar di luar ruang kelas.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, penulis merumuskan
permasalahan sebagai berikut.
1. Hal-hal apa saja yang menyebabkan siswa SMPN 2 Kalibawang
termotivasi belajar fisika?
2. Bagaimana cara guru memotivasi siswa dalam pembelajaran fisika di
SMPN 2 Kalibawang?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan
dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui hal-hal apa saja yang menyebabkan siswa SMPN 2
Kalibawang termotivasi belajar fisika.
2. Mendeskripsikan cara guru memotivasi siswa dalam pembelajaran fisika
1. Bagi universitas
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk
penelitian selanjutnya.
2. Bagi guru atau sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi bagi guru fisika
tentang hal-hal apa saja yang membuat siswa termotivasi belajar fisika.
3. Bagi Peneliti
Penelitian ini digunakan sebagai bahan untuk penyelesaian tugas akhir
dan dapat digunakan untuk menambah wawasan dan pengetahuan
tentang hal-hal apa saja yang membuat siswa termotivasi belajar fisika
14
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif deskriptif adalah penelitian yang
memberikan gambaran terhadap suatu objek yang diteliti secara jelas, cermat,
sistematis, dan akurat melalui data sampel dan populasi sebagaimana adanya
dengan melakukan analisis dan membuat kesimpulan secara umum (Sugiyono,
1999; Suryabrata Sumadi, 1983). Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui
hal-hal apa saja yang menyebabkan siswa SMPN 2 kalibawang termotivasi belajar
fisika dan mendeskripsikan cara guru memotivasi siswa dalam pembelajaran
fisika di SMPN 2 Kalibawang.
B.
Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
: SMPN 2 Kalibawang
2. Waktu penelitian
: Januari 2010
C.
Subjek Penelitian
Subyek yang menjadi unit analisis dalam penelitian ini adalah :
a. Siswa kelas VIII SMPN 2 Kalibawang tahun ajaran 2009/2010. Dalam
di SMPN 2 Kalibawang. Sebaran salah satu subjek penelitian
ditunjukkan pada tabel 2.1 berikut.
Tabel 2.1 Sebaran Siswa Kelas VIII SMPN 2 Kalibawang Tahun Ajaran 2009/2010
Kelas Jumlah Siswa
VIII A 33
VIII B 34
VIII C 36
Total 103
b. Guru fisika yang mengajar di kelas VIII SMPN 2 Kalibawang tahun
ajaran 2009/2010, yang jumlahnya adalah 1 orang.
SMPN 2 Kalibawang merupakan salah satu sekolah negeri yang berada di
Kabupaten Kulon Progo. Sekolah ini dipilih karena terletak pada daerah yang
berbatasan langsung dengan Jawa Tengah di sebelah utara dan timur sehingga
siswa-siswanya banyak yang berasal dari daerah Jawa Tengah. Atau dapat
dikatakan bahwa jarak dari rumah siswa ke sekolah itu jauh. Hal ini menunjukkan
tingginya semangat siswa dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah walaupun
jarak rumah ke sekolah jauh dan harus mereka tempuh menggunakan angkutan
umum bahkan jalan kaki.
D.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kuesioner langsung dan pengamatan/
observasi. Digunakan metode kuesioner langsung karena data yang diperlukan
yaitu mengenai hal-hal apa saja yang menyebabkan siswa SMPN 2 Kalibawang
pengamatan/ observasi karena data-data mengenai cara guru memotivasi siswa
dalam pembelajaran fisika di SMPN 2 Kalibawang diperoleh melalui pengamatan/
observasi secara tidak langsung pada hasil perekaman menggunakan
handy-cam
.
E.
Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner motivasi
belajar fisika dan
rekaman video c
ara guru memotivasi siswa belajar fisika.
1. Kuesioner
Data untuk mengetahui hal-hal apa saja yang menyebabkan siswa
SMPN 2 Kalibawang termotivasi belajar fisika diperoleh melalui kuesioner
motivasi belajar fisika. Kuesioner ini diberikan pada siswa kelas VIII yang
sedang belajar fisika di SMPN 2 Kalibawang tahun ajaran 2009/2010.
Sesuai dengan Landasan Teori pada Bab I, indikator motivasi belajar
fisika siswa SMPN 2 Kalibawang ditunjukkan pada tabel 2.2 berikut.
Tabel 2.2 Kisi-kisi kuesioner motivasi belajar fisika siswa SMPN 2 Kalibawang Faktor
Penyebab Indikator
Nomor butir
pernyataan Jumlah Minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran
fisika
1, 5, 8, 17, dan
23 5
Hasrat dan keinginan berhasil dalam belajar fisika
4, 7, 9, 26, 30,
35 dan 41 7
Dorongan kebutuhan dalam belajar fisika 3, 6, 10 dan 18 4 Motivasi
intrinsik
Harapan dan cita-cita masa depan yang berhubungan dengan fisika
20, 28, 33 dan
40 4
Reaksi yang ditunjukkan siswa terhadap stimulus yang diberikan guru fisika
2, 11, 16 dan
36 4
Penghargaan dalam belajar fisika 13, 15, 24, 27,
29, 34 dan 38 7 Kegiatan yang menarik dalam belajar fisika 14, 21, 25, 31,
32, 37 dan 39 7 Motivasi
ekstrinsik
Lingkungan belajar fisika yang kondunsif 12, 19 dan 22 3
negatif. Pernyataan positif mengandung makna bahwa pernyataan tersebut
sesuai dengan kondisi dan situasi yang diharapkan menyebabkan siswa
termotivasi belajar fisika. Pernyataan positif diberi skor sebagai berikut.
Tabel 2.3 Penyekoran pernyataan positif Sangat Setuju
(SS)
Setuju (S)
Tidak Setuju (TS)
Sangat Tidak Setuju (STS)
Skor 4 3 2 1
Sedangkan untuk pernyataan negatif
mengandung makna bahwa
pernyataan tersebut tidak sesuai dengan kondisi dan situasi yang diharapkan
menyebabkan siswa termotivasi belajar fisika. Pernyataan negatif diberi
skor sebagai berikut.
Tabel 2.4 Penyekoran pernyataan negatif Sangat Setuju
(SS)
Setuju (S)
Tidak Setuju (TS)
Sangat Tidak Setuju (STS)
Skor 1 2 3 4
Alasan digunakan empat alternatif jawaban karena keempat alternatif
jawaban tersebut sudah cukup mewakili jawaban subjek penelitian dan
perbedaan dari masing-masing alternatif jawaban jelas serta tidak
menunjukkan keraguan.
Skor digunakan agar memudahkan dalam menganalisis dan menarik
kesimpulan.
2. Rekaman
Video
Data untuk mendeskripsikan cara guru memotivasi siswa dalam
pembelajaran fisika di SMPN 2 Kalibawang diperoleh melalui observasi
atau pengamatan menggunakan alat perekam yaitu
handy-cam
. Dari hasil
Observasi ini dilakukan pada guru fisika yang mengajar kelas VIII SMPN 2
Kalibawang tahun ajaran 2009/2010.
F.
Validitas
Penelitian ini menggunakan
content validity
atau validitas isi yaitu apakah
isi dari instrumen yang digunakan sungguh mengukur isi dari domain yang akan
diukur (Paul Suparno, 2007: 68).
Instrumen yang digunakan untuk mengetahui hal-hal apa saja yang
menyebabkan siswa termotivasi belajar fisika berupa kuesioner. Kuesioner
motivasi belajar fisika siswa dikembangkan dari indikator-indikator seperti
tampak pada Tabel 2.2. Item pernyataan pada kuesioner disesuaikan dengan
indikator setiap bagian yang akan diukur dan disusun berdasarkan hasil observasi
di sekolah pada bulan November serta saran dan kritik dari guru fisika SMPN 2
Kalibawang dan dosen pembimbing.
G.
Metode Analisis Data
1. Analisis Hasil Kuesioner
a. Dari kuesioner diperoleh data jawaban pernyataan yang telah dipilih
sampel.
b. Dari seluruh pernyataan yang ada dilakukan perhitungan pada setiap
alternatif jawaban berdasarkan banyaknya sampel yang memilih
d. Dari langkah c, diperoleh persentase untuk jawaban masing-masing
pernyataan.
e. Pernyataan yang mempunyai persentase jawaban di atas 50%
merupakan pernyataan yang digunakan sebagai data yang kemudian
dikategorikan menurut aspek-spek tertentu. Hasil kategori inilah
yang
merupakan
kesimpulan
umum
tentang
hal-hal
yang
menyebabkan siswa termotivasi belajar fisika.
2. Analisis Hasil Rekaman
Video
a.
Transkrip data
Proses transkrip data dilakukan oleh peneliti dengan melihat dan
mendengar rekaman
video
yang dilakukan berulang-ulang peneliti
kemudian menuliskan dalam bentuk uraian atau laporan yang terperinci.
b.
Coding Data
Peneliti akan memisahkan bagian-bagian data pada hasil transkripsi
yang mengandung makna yang diteliti ke dalam kode-kode tertentu yang
disebut coding-coding data.
c.
Kategori data
Dari coding data, peneliti akan memperoleh hal-hal pokok yang
sama. Hal-hal yang sama tersebut dipisahkan atau dijadikan satu
sehingga akan diperoleh satu konsep yang sama yang menghasilkan
20
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2010 di kelas VIII SMPN 2
Kalibawang. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 2 metode yaitu metode
kuesioner langsung dan observasi/ pengamatan. Dari kuesioner diperoleh data
mengenai hal-hal yang menyebabkan siswa SMPN 2 Kalibawang termotivasi belajar
fisika dan dari rekaman
video
yang diubah dalam bentuk transkrip data diperoleh data
mengenai cara guru memotivasi siswa dalam pembelajaran fisika di SMPN 2
Kalibawang. Berikut ini rincian kegiatan yang dilakukan dalam penelitian.
1. Pengisian kuesioner
: 21 dan 26 Januari 2010
2. Observasi/ pengamatan menggunakan
handy-cam
: 25, 28 dan 30 Januari 2010
B. Hasil Penelitian
1. Kuesioner
Dari hasil analisis kuesioner dapat diketahui hal-hal yang menyebabkan siswa
SMPN 2 Kalibawang termotivasi belajar fisika yang kemudian dikelompokkan melalui
5 aspek seperti pada tabel 3.1 berikut.
Tabel 3.1Kategori Data Hal-hal yang Menyebabkan Siswa SMPN 2 Kalibawang Termotivasi Belajar Fisika
No Aspek Pernyataan dalam kuesioner Indikator
Fisika adalah pelajaran yang menarik dan
menyenangkan (1).
Fisika sedikit hafalan (8).
Siswa selalu menyelesaikan tugas-tugas
dan PR pelajaran fisika terlebih dahulu
dibandingkan pelajaran yang lain (17).
1. Hakikat Fisika
(58.61%)
Siswa suka membaca buku-buku dan
majalah yang berhubungan dengan fisika
(23).
Minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran fisika (58.61%).
Siswa ingin memperoleh nilai fisika yang
tinggi (3).
Siswa melakukan kegiatan belajar fisika
karena sadar bahwa belajar adalah
kebutuhan mereka sebagai seorang siswa
(6).
Siswa belajar fisika agar menguasai materi
pelajaran fisika (10).
Fisika merupakan salah satu mata
pelajaran yang diujikan dalam ujian
nasional dan siswa ingin mendapatkan
nilai tinggi dalam ujian (18).
Dorongan kebutuhan dalam belajar fisika (83.70%).
Siswa ingin melanjutkan ke jenjang yang
lebih tinggi yang membutuhkan
penguasaan fisika (20).
2. Orientasi Masa Depan (71.87%)
Siswa akan melanjutkan ke jenjang
pendidikan SMA jurusan IPA (28).
No Aspek Pernyataan dalam kuesioner Indikator
Siswa ingin menjadi ilmuwan dalam
bidang sains (40).
Siswa meluangkan waktu
sekurang-kurangnya satu jam setiap minggu untuk
belajar fisika di rumah (4).
Siswa membuat ringkasan materi
pelajaran fisika untuk dipelajari menjelang
ulangan (7).
Siswa rajin mengerjakan soal-soal latihan
fisika (9).
Siswa menyelesaikan tugas-tugas
pelajaran fisika tepat waktu (26).
Siswa berusaha untuk selalu tekun dalam
belajar fisika (30).
Siswa menanyakan kepada teman yang
lebih pandai/ pintar dalam pelajaran fisika
tentang hal-hal yang tidak diketahuinya
(35).
Saya mempelajari kembali bahan
pelajaran fisika yang telah saya pelajari di
sekolah, setelah tiba di rumah (41).
Hasrat dan keinginan berhasil dalam belajar fisika (68.02%).
Siswa memperhatikan guru saat
menjelaskan materi pelajaran fisika di
depan kelas (2).
Siswa berani menjawab pertanyaan guru
tentang materi mata pelajaran fisika di
kelas (11).
Guru meluangkan waktu untuk membantu
siswa yang mengalami kesulitan dalam
belajar fisika (16).
3. Pembelajaran Fisika (73.05%)
Guru selalu mengembalikan berkas tugas
dan ulangan yang telah dinilai sehingga
siswa mengetahui bagian mana dari
No Aspek Pernyataan dalam kuesioner Indikator
pelajaran fisika yang belum belum
dikuasai (36).
Cara guru mengajar membuat saya tertarik
pada pelajaran fisika (14).
Guru menggunakan metode mengajar
yang bervariasi
o Guru menggunakan metode
demonstrasi dalam menyampaikan
materi pelajaran fisika sehingga
pembelajaran lebih menarik (21).
o Guru sering menggunakan metode
ceramah dalam menyampaikan
materi mata pelajaran fisika (25).
o Guru menyampaikan materi
pelajaran fisika dengan belajar
sambil bermain (31).
o Guru sering menggunakan media
pembelajaran yang menarik bahkan
guru membuatnya sendiri (37).
o Guru sering menggunakan simulasi
komputer sehingga pembelajaran
fisika lebih menarik (39).
Dalam menjelaskan materi pelajaran
fisika, guru memberikan contoh-contoh
penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari (32).
Kegiatan yang menarik dalam pembelajaran fisika ( 68.54%).
4. Ganjaran dan
Hukuman (71.85%)
Ganjaran
o Guru sering memberi pujian (Bagus,
pintar, dll) kepada siswa yang berani
menjawab pertanyaan yang
diberikannya berhubungan dengan
pelajaran fisika (15).
o Guru sering memberi nasihat kepada
No Aspek Pernyataan dalam kuesioner Indikator
siswa agar siswa lebih giat belajar
fisika (24).
o Guru sering memberireward(nilai
tambah) kepada siswa yang mau
mengerjakan tugas dengan benar di
papan tulis (29).
o Guru fisika selalu memberikan
penilaian secara objektif (38).
Hukuman
o Siswa dihukum orang tuanya jika
malas belajar (13).
o Guru sering mencemooh siswa yang
tidak bisa menyelesaikan tugas
pelajaran fisika (27).
o Guru sering memberi hukuman jika
siswa tidak mengerjakan PR fisika
(34).
Perpustakaan sekolah nyaman dan tenang
sehingga mendorong siswa membaca
buku-buku dan majalah yang berhubungan
dengan mata pelajaran fisika (12).
Kelas yang siswa tempati keadaannya
bersih, nyaman dan tenang sehingga saya
dapat melaksanakan kegiatan belajar
fisika dengan baik (19).
5. Sarana dan Prasarana Belajar (69.73%)
Siswa mempunyai ruang khusus di rumah
sehingga saya dapat belajar dengan
nyaman (22).
2. Rekaman
Video
a. Transkripsi Data
Proses transkripsi data dilakukan oleh peneliti dengan melihat dan
mendengar rekaman
video
yang dilakukan berulang-ulang kemudian peneliti
menuliskan dalam bentuk uraian atau laporan yang terperinci. Transkripsi
proses pembelajaran terdiri dari tiga bagian, yang dibagi berdasarkan
banyaknya pertemuan dalam pelaksanaan penelitian, yaitu :
1). Transkripsi data pertemuan I jam pelajaran ke 6 dan 7 terdapat pada
lampiran 2 hal 80.
2). Transkripsi data pertemuan II jam pelajaran ke 7 dan 8 terdapat pada
lampiran 2 hal 97.
3). Transkripsi data pertemuan III jam pelajaran ke 1 terdapat pada
lampiran 2 hal 115.
b. Penentuan Coding Data
Peneliti akan memisahkan bagian-bagian data pada hasil transkripsi yang
mengandung makna yang diteliti ke dalam kode-kode tertentu yang disebut
coding-coding data.
Kode Coding Data Cara Guru Memotivasi Siswa Transkripsi Frekuensi 1. Guru mengulangi materi tentang pengertian gaya. I (4-9)
2. Guru mengulangi materi tentang macam-macam gaya. I (10-11)
3. Guru mengulangi materi tentang pengertian energi. II (12-17, 48) I. Guru mengulangi
materi pelajaran
pertemuan
sebelumnya. 4. Guru mengulangi materi tentang macam-macam energi. II (42-43)
5
1. Guru merespon jawaban siswa dengan mengakatakan “bagus sekali”. I (18)
2. Guru merespon jawaban siswa dengan mengatakan “ya” sambil memberi
penegasan pada jawaban siswa.
I (14, 32, 38, 42, 54, 74, 116,
118, 140, 148, 310, 320)
II (46, 48, 106, 274)
3. Guru merespon jawaban siswa dengan mengatakan “bagus”. I (92)
4. Guru merespon jawaban siswa dengan mengatakan “tapi tidak apa-apa yang
penting kamu sudah berusaha”.
I (94)
5. Guru merespon jawaban siswa dengan ungkapan “jadi memang betul tapi
belum tepat”.
I (100)
6. Guru merespon jawaban siswa dengan mengatakan “ya betul walaupun
belum sempurna tapi kamu sudah mempunyai pemikiran yang joss”.
I (148)
7. Guru merespon jawaban siswa dengan mengatakan “betul”. I (270)
III (48)
8. Guru merespon jawaban siswa dengan mengatakan “ya bagus”. I (302) II. Guru merespon
positif jawaban
siswa.
9. Guru merespon jawaban siswa dengan mengatakan “ya betul”. I (122)
II (44)
III (20)
bingung, berarti mau berpikir”.
11.Guru merespon jawaban siswa dengan mengatakan “benar ya”. III (70)
12.Guru merespon jawaban siswa dengan mengatakan “Sebenarnya jawaban
tidak salah tapi belum lengkap.”
III (86)
13.Guru memberi reward kepada siswa berupa menambah nilai tugas bagi
siswa yang maju mengerjakan.
III (10, 12)
1. Dalam menjelaskan definisi energi, guru memberikan contoh naik sepeda,
main gitar, benda yang dijatuhkan dan turbin.
I (24-27)
2. Dalam menjelaskan tentang energi, guru memberikan contoh siswa
berangkat dari rumah ke sekolah membutuhkan energi yang diperoleh dari
makanan, siswa melakukakan pekerjaan, berfikir, berolahraga, belajar dan
bernyanyi membutuhkan energi.
I (30-43)
3. Dalam menjelaskan tentang energi, guru memberikan contoh buah kelapa
yang jatuh dari pohonnya, mobil yang bergerak, dan kemampuan
menggerakkan alat indra.
I (56-61)
4. Dalam menjelaskan perubahan energi, guru memberikan contoh setrika
listrik, air accu, baterai, kincir angin, kipas angin, lampu pijar dan panel
surya.
I (130-141)
5. Dalam menjelaskan peristiwa perubahan energi, guru menggunakan contoh
setrika listrik.
I (150) III. Dalam
menjelaskan
materi, guru
memberikan
contoh-contoh
penerapan dalam
kehidupan
sehari-hari.
6. Dalam menjelaskan tentang energi mekanik, guru menggunakan contoh I (152-167)
7. Dalam menjelaskan tentang energi kinetik, guru menggunakan contoh
permainan bola kaki.
I (221-222)
8. Dalam menjelaskan tentang usaha dalam artian masyarakat, guru
menggunakan contoh usaha siswa ingin mendapat nilai 10, siswa ingin
rangking I, siswa giat belajar agar mendapat ilmu yang banyak, siswa rajin
membantu pekerjaan orang tua agar mendapat hadiah .
I (310)
II (98, 100, 104, 108)
9. Dalam menjelaskan tentang contoh perubahan energi, guru menggunakan
contoh lampu.
II (38)
10.Dalam menjelaskan tentang energi potensial, guru menggunakan contoh
orang melempar genteng.
II (74, 76)
11.Dalam menjelaskan tentang energi potensial, guru menggunakan contoh
buah mangga jatuh dari pohon.
II (78)
12.Dalam menjelaskan tentang energi potensial, guru menggunakan contoh
seseorang yang melempar bola ke atas.
II (80)
13.Dalam menjelaskan usaha searah horizontal, guru memberikan contoh anak
kecil yang belum dapat berjalan yang main mobil-mobilan yang ditarik
pakai tali.
II (222)
14.Dalam menjelaskan tentang perubahan energi, guru menggunakan contoh
motor.
III (94, 96)
IV. Guru memberi
nasihat kepada
1. Guru menasihati siswa agar makan dahulu sebelum berangkat ke sekolah
agar mempunyai cukup energi untuk melakukan kegiatan di sekolah.
II (4, 6)
3. Guru menasihati siswa agar mempelajari fisika sehingga mengetahui dasar
mengapa laying-layang bisa terbang.
II (10)
4. Guru menasihati siswa agar mencatat. II (276)
5. Guru menasihati siswa agar mempelajari matematika karena “fisika
membingungkan tanpa adanya matematika.”
III (140)
1. Guru memberi kesempatan kepada semua siswa untuk berpendapat dengan
berkata “Ya, yang lain yang punya pendapat...”
I (50)
2. Guru membangkitkan semangat siswa untuk berpendapat dengan
mengatakan “Salah tidak apa-apa... Mau menuju ke kebenaran itu perlu
melalui salah”.
I (88)
3. Guru membangkitkan semangat siswa untuk berpendapat dengan
mengatakan “tidak apa-apa salah asal berani...”.
I (90) V. Guru memberi
kesempatan
kepada siswa
untuk
berpendapat.
4. Guru membangkitkan pendapat siswa dengan bertanya. I (4-9 , 10, 12-15, 16-19, 22,
30-43, 52, 66-81, 86, 96, 98,
100, 104, 132, 136, 142-149,
154-167, 172, 182, 184, 196,
224-230, 234, 244, 280, 332)
II (20-31, 34, 36, 66, 84- 87,
104, 116-145, 154-163,
166-169, 202, 228, 243, 250,
256-265, 268- 273, 286, 296-299,
III (72, 132)
5. Guru memberi kesempatan siswa berpendapat dengan menyuruh siswa
menulis pendapatnya di papan tulis.
II (146)
6. Guru membangkitkan semangat siswa untuk berpendapat dengan
mengatakan “ayo-ayo bertanya...”
II (306)
7. Guru membangkitkan semangat siswa untuk berpendapat dengan
mengatakan “Salah juga ga papa...”
III (16)
8. Guru membangkitkan semangat siswa untuk berpendapat dengan
mengatakan “Ga, papa. Bukunya dibawa...”
III (26)
9. Guru membangkitkan semangat siswa untuk berpendapat dengan
mengatakan “Salah juga ga papa... Kalau saya, kalau salah itu tidak pernah
menggertak atau memukul. Jadi kita sifatnya belajar ya sama dengan teman
atau guru. Ayo maju...”
III (28)
10.Guru membangkitkan semangat siswa untuk berpendapat dengan
mengatakan “Ayo maju no berapa yang sudah siap?”
III (32)
11.Guru membangkitkan semangat siswa untuk berpendapat dengan
mengatakan “Ya ayo maju...”
III (60)
12.Guru membangkitkan semangat siswa untuk berpendapat dengan
mengatakan “Yang mau maju lagi? No genap ga papa, no ganjil tak
tawarkan, mungkin no 1 atau 3, 5...”
III (72)
14.Guru membangkitkan semangat siswa untuk berpendapat dengan
mengatakan “Yang lain ayo maju...”
III (90)
15.Guru membangkitkan semangat siswa untuk berpendapat dengan
mengatakan “No. 3 ini lo... Yang belum yo...”
III (98)
16.Guru membangkitkan semangat siswa untuk berpendapat dengan
mengatakan “Hayo mbak maju!”
III (100, 104)
17.Guru membangkitkan semangat siswa untuk berpendapat dengan
mengatakan “Yang saya tawarkan no. 3 dulu ya...”
III (106)
18.Guru membangkitkan semangat siswa untuk berpendapat dengan
mengatakan “Mbak kamu no. 3...”
III (108)
19.Guru membangkitkan semangat siswa untuk berpendapat dengan
mengatakan “Saya lihat kamu ngerjainnya dah benar.”
III (110)
1. Guru menghubungkan materi pelajaran dengan materi SMA yaitu dimensi. I (110)
2. Guru menghubungkan materi pelajaran dengan materi kelas IX bab tata
surya.
I (204-207)
3. Guru menghubungkan materi pelajaran dengan materi kelas VII semester
genap bab GLB dan GLBB.
I (234-239)
II (88)
4. Guru menghubungkan materi pelajaran dengan materi pemuaian volume
dan ruang.
II (70) VI. Guru
menghubungkan
materi dengan
materi lain.
5. Guru menghubungkan materi pelajaran dengan dasar konversi satuan yang
telah diajarkan sejak SD.
III (114-133)
II (98, 248)
2. Guru menulis “energi adalah” sambil bertanya kepada siswa. I (52)
3. Guru menulis jawaban yang dikemukakan siswa. I (54, 68, 70, 72, 78, 80)
4. Guru menulis “satuan energi dalam satuan SI” sambil bertanya kepada
siswa.
I (66)
5. Guru menulis “hubungan antara satuan energi joule dengan kalori”
kemudian beliau menulis lagi “1 joule = … kalori” sambil bertanya kepada
siswa.
I (76)
6. Guru menulis “N x m” sambil menjelaskan kepada siswa. I (102)
7. Guru menulis rumus energi sambil menjelaskan kepada siswa. I (104)
8. Guru menulis konversi satuan gaya sambil menjelaskan kepada siswa. I (106, 108)
9. Guru menulis rumus energi mekanik sambil menjelaskan kepada siswa. I (168)
10.Guru menulis rumus energi kinetik dan energi potensial sambil menjelaskan
kepada siswa.
I (192)
11.Guru menulis rumus energi mekanik yang dihubungkan dengan rumus
energi kinetik dan rumus energi potensial, sambil menjelaskan kepada
siswa.
I (194)
12.Guru menulis tentang rumus “m g h” sambil menjelaskan kepada siswa. I (276)
13.Guru menulis tentang rumus m g h yang dalam perhitungan dapat dibalik
menjadi “m h g” sambil menjelaskan kepada siswa.
I (278) menggunakan
media papan tulis
dalam
menjelaskan
materi.
15.Guru menulis “hal 193”. II (120)
16.Guru menulis rumus usaha “W = F x s” sambil menjelaskan kepada siswa.. II (122, 126, 128, 164, 226)
17.Guru menulis keterangan dari rumus usaha “W : Usaha (J)” sambil
menjelaskan kepada siswa..
II (156)
18.Guru menulis keterangan dari rumus usaha “F : Gaya (N)” sambil
menjelaskan kepada siswa..
II (158)
19.Guru menulis keterangan dari rumus usaha “s : Perpindahan (m)” sambil
menjelaskan kepada siswa..
II (162)
20.Guru menulis “perpindahan benda searah dengan gaya yang diberikan”
sambil menjelaskan kepada siswa..
II (166)
21.G menulis rumus usaha “W = F x s, s = 0” sambil menjelaskan kepada
siswa.
II (168)
22.G menulis rumus usaha “W = F x 0 = 0” sambil menjelaskan kepada siswa. II (170)
23.Guru menulis “tidak melakukan usaha” sambil menjelaskan kepada siswa. II (172)
24.G menulis “contoh soal”. II (174)
25.Guru menulis “Diketahui : F = 100 N” sambil menjelaskan kepada siswa. II (180)
26.Guru menulis “s = 2 m” sambil menjelaskan kepada siswa. II (182)
27.Guru menulis “Ditanya : W?” sambil menjelaskan kepada siswa. II (184)
28.Guru menulis “Jawab :” sambil menjelaskan kepada siswa. II (186)
29.Guru menulis “W = F x s = 100 x 2 = 200 J” sambil menjelaskan kepada
siswa.
31.Guru menulis “usaha searah horisontal” sambil menjelaskan kepada siswa. II (220)
32.Guru menulis “satuan usaha dalam SI = satuan energi (J)” sambil
menjelaskan kepada siswa.
II (242)
33.Guru menulis “usaha sama dengan perubahan energi kinetik benda” sambil
menjelaskan kepada siswa.
II (274)
34.Guru menulis “secara matematis ditulis sbb:” sambil menjelaskan kepada
siswa.
II (276)
35.Guru menulis rumus usaha yang hubungannya dengan energi kinetik “W =
Ek = Ek2– Ek1= ½ mv21– ½ mv11” sambil menjelaskan kepada siswa.
II (278)
36.Guru menulis “W tangan = F tangan x s, memberikan gaya ke atas” sambil
menjelaskan kepada siswa.
II (282)
37.Guru menulis rumus usaha “W = W x s = m.g x s” sambil menjelaskan
kepada siswa.
II (284)
38.Guru menulis rumus usaha yang hubungannya dengan energi potensial “W
=Ep = Ep2– Ep1” sambil menjelaskan kepada siswa.
II (290)
39.Guru menulis lanjutan rumus usaha yang hubungannya dengan energi
potensial “= m g h2– m g h1” sambil menjelaskan kepada siswa.
II (292)
40.Guru menulis rumus usaha yang hubungannya dengan energi potensial
secara lengkap “W =Ep = m g h2– m g h1= m g (h2– h1)” sambil
menjelaskan kepada siswa.
II (300)
3. Guru menggunakan gambar mobil. II (224)
4. Guru menggunakan gambar garis horisontal. II (224)
5. Guru menggunakan gambar garis yang membentuk sudut. II (226)
6. Guru menggunakan gambar garis yang membentuk sudut dengan
melengkapi gambar tersebut dengan arah sumbu X dan Y.
II (230) media gambar
yang digambar di
papan tulis dalam
menjelaskan.
7. Menggunakan gambar skema arah gerak buku dari bawah ke atas. II (286, 290)
1. Guru menjelaskan tentang energi, contoh energi dan perubahannya
menggunakan mediaOHP.
II (48-69) IX. Guru
menggunakan
mediaOHPdalam menjelaskan
materi pelajaran.
2. Guru menjelaskan tentang energi kinetik dan energi potensial menggunakan
mediaOHP.
II (70-74, 76-95, 208-219)
4
1. Guru menggunakan penghapus. I (184)
2. Guru menggunakan meja. I (316)
II (266, 270, 296)
3. Guru menggunakan buku. I (320)
II (110, 212, 218, 228, 254,
262, 264, 296) X. Guru
menggunakan
benda di sekitar
siswa sebagai alat
demonstrasi
dalam
menjelaskan
materi pelajaran.
4. Guru menggunakanOHP. II (36)
14
XI. Guru melibatkan
siswa dalam
1. Siswa melakukan kegiatan demonstrasi dengan menggunakan buku dan
bolpoin.
II (115) demonstrasi
menggunakan
benda di sekitar
siswa.
c. Penentuan kategori data
Dari coding data, peneliti akan memperoleh hal-hal pokok yang sama.
Hal-hal yang sama tersebut dipisahkan atau dijadikan satu sehingga akan
diperoleh satu konsep yang sama yang menghasilkan kategoi-kategori data.
Dari hasil analisis coding-coding data, dapat diketahui kategori-kategori data
aktivitas guru yang dapat digolongkan memotivasi siswa belajar fisika di
SMPN 2 Kalibawang seperti pada tabel 3.3 berikut.
Tabel 3.3Kategori Data aktivitas guru yang dapat digolongkan memotivasi siswa belajar fisika di SMPN 2 Kalibawang
No Kategori Data Coding data Frekuensi
1 Guru mengulangi materi pelajaran pertemuan sebelumnya. I 5 2 Guru memberikan respon positif kepada siswa. II 32 3 Guru menghubungkan materi pelajaran dengan keseharian
siswa.
III 20
4 Guru memberi nasihat kepada siswa. IV 8
5 Guru melibatkan siswa dalam pembelajaran. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
berpendapat.
Guru melibatkan siswa dalam kegiatan demonstrasi.
V XI
66
6 Guru menghubungkan materi yang sedang dipelajari dengan materi lain.
VI 6
7 Guru menggunakan media pembelajaran yang bervariasi. Guru menggunakan media papan tulis dalam
menjelaskan materi.
Guru menggunakan media gambar yang digambar di papan tulis dalam menjelaskan.
Guru menggunakan mediaOHPdalam menjelaskan materi pelajaran.
Guru menggunakan benda di sekitar siswa sebagai alat demonstrasi dalam menjelaskan materi pelajaran.
VII VIII
IX
X
81
C. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hal-hal apa saja yang menyebabkan
siswa SMPN 2 Kalibawang termotivasi belajar fisika dan mendeskripsikan cara guru
memotivasi siswa dalam pembelajaran fisika di SMPN 2 Kalibawang. Berikut ini
akan dibahas lebih lanjut dan lebih rinci mengenai kedua hal tersebut.
1. Hal-hal yang Menyebabkan Siswa SMPN 2 Kalibawang Termotivasi
Belajar Fisika
Berdasarkan analisis jawaban setiap pernyataan yang ada dalam kuesioner,
dapat diketahui hal-hal apa saja yang menyebabkan siswa SMPN 2 Kalibawang
termotivasi belajar fisika. Dalam analisis, masing-masing pernyataan yang
mempunyai prosentase lebih dari 50% dikelompokkan ke dalam 5 aspek yang
ditunjukkan dalam table 3.4 sebagai berikut.
Tabel 3.4Tangapan Siswa Secara Umum Analisis Kuesioner
ASPEK RATA-RATA
(%)
Pembelajaran Fisika 73.05
Orientasi Masa Depan 71.87
Ganjaran dan Hukuman 71.85
Sarana dan Prasarana Belajar 69.73
Hakikat Fisika 58.61
a. Pembelajaran Fisika
berhubungan dengan guru yang mengajar fisika. Aspek ini meliputi 2
indikator.
Indikator yang pertama adalah reaksi yang ditunjukkan siswa terhadap
stimulus yang diberikan guru fisika (77.55%) ini ditunjukkan dengan guru
meluangkan waktu untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam
belajar fisika di kelas (82.43%) dan guru juga selalu mengembalikan berkas
tugas dan ulangan yang telah dinilai sehingga siswa mengetahui bagian mana
dari pelajaran fisika yang belum dikuasai (80.91%). Kedua hal ini
menyebabkan siswa memperhatikan guru saat menjelaskan materi pelajaran
fisika di depan kelas (77.09%) dan berani menjawab pertanyaan guru tentang
materi pelajaran fisika di kelas (69.76%).
memberikan contoh-contoh penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
(78.01%) sehingga siswa dapat mengetahui penerapan fisika dalam khidupan
sehari-hari.
b. Orientasi Masa Depan
Pada aspek ini, siswa pada umumnya mempunyai orientasi masa depan
yang berhubungan dengan fisika (71.87%) yang menyebabkan siswa
termotivasi belajar fisika. Aspek ini meliputi 3 indikator yaitu sebagai berikut.
Pertama, indikator dorongan kebutuhan dalam belajar fisika (83.70%),
yaitu siswa melakukan kegiatan belajar fisika karena sadar bahwa belajar
adalah kebutuhan mereka sebagai seorang siswa (83.47%), dengan belajar
fisika siswa dapat menguasai materi pelajaran fisika (77.90%). Hal lain yang
menyebabkan siswa termotivasi belajar fisika adalah siswa ingin memperoleh
nilai fisika yang tinggi (95.09%) dan fisika merupakan salah satu mata
pelajaran yang diujikan dalam ujian nasional dan siswa ingin mendapatkan
nilai tinggi dalam ujian nasional (78.35%).
Ketiga, indikator hasrat dan keinginan berhasil dalam belajar fisika
(68.02%). Dalam indikator ini ditunjukkan usaha-usaha siswa untuk berhasil
yaitu siswa berusaha untuk selalu tekun dalam belajar fisika (72.67%) dengan
cara meluangkan waktu sekurang-kurangnya satu jam setiap minggu untuk
belajar fisika di rumah (63.98%), membuat ringkasan materi pelajaran fisika
untuk dipelajari menjelang ulangan (73.67%), rajin mengerjakan soal-soal
latihan fisika (66.37%) dan menyelesaikan tugas-tugas pelajaran fisika tepat
waktu (58.35%), menanyakan kepada teman yang lebih pandai/ pintar dalam
pelajaran fisika tentang hal-hal yang tidak diketahuinya (77.88%), dan tidak
lupa mempelajari kembali bahan pelajaran fisika yang telah dipelajari di
sekolah, setelah tiba di rumah (63.25%).
c. Ganjaran dan Hukuman
Aspek yang keempat adalah ganjaran dan hukuman (71.85%), yang
dimaksud disini adalah indikator penghargaan dalam belajar fisika baik yang
berasal dari guru maupun orang tua. Penghargaan meliputi ganjaran dan
hukuman.
siswa lebih giat belajar fisika (79.25%) dengan nasihat, siswa jadi menyadari
arti penting mereka belajar. Selain itu, guru juga sering memberi
reward
(nilai
tambah) kepada siswa yang mau mengerjakan tugas dengan benar di papan
tulis (83.23%). Hal lain yang menentukan motivasi belajar siswa adalah guru
fisika selalu memberikan penilaian secara objektif (65.77%) karena dengan
adanya hal ini siswa merasa diperlakukan adil tanpa melihat hal lain selain
kemampuan siswa dalam belajar fisika.
Selain menggunakan ganjaran, juga menggunakan hukuman (64.72%)
baik dari guru maupun orang tua. Dari guru, dengan cara memberi hukuman
jika siswa tidak mengerjakan PR fisika (51.95%) dan mencemooh siswa yang
tidak bisa menyelesaikan tugas pelajaran fisika (83.89%). Penghargaan dari
orang tua juga mempengaruhi motivasi belajar siswa seperti siswa akan
dihukum orang tuanya jika malas belajar fisika (58.32%) oleh karena itu,
siswa harus melakukan hal sebaliknya yaitu siswa rajin belajar sehingga tidak
dihukum bahkan ada sebagian orang tua memberikan hadiah sebagai
ganjarannya.
d. Sarana dan Prasarana Belajar
dengan mata pelajaran fisika (66.32%), kelas yang siswa tempati keadaannya
bersih, nyaman dan tenang sehingga saya dapat melaksanakan kegiatan belajar
fisika dengan baik (69.89%) dan siswa mempunyai ruang khusus di rumah
sehingga dapat belajar dengan nyaman (72.99%).
e. Hakikat Fisika
Secara umum siswa pada hakikatnya menyukai fisika hal ini ditunjukkan
oleh indikator minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran fisika (58.6%)
.
Pernyataan-pernyataan yang mendukung indikator ini adalah fisika adalah
pelajaran yang menarik dan menyenangkan (66.71%) karena fisika sedikit
hafalan (53.79 %) sehingga siswa selalu menyelesaikan tugas-tugas dan PR
pelajaran fisika terlebih dahulu dibandingkan pelajaran yang lain (52.34%)
dan siswa suka membaca buku-buku dan majalah yang berhubungan dengan
fisika (61.60%).
2. Cara Guru Memotivasi Siswa dalam Pembelajaran Fisika Di SMPN 2
Kalibawang
Hasil pengolahan data rekaman
video
melalui 3 tahap yaitu pembuatan
transkripsi data, penentuan coding data dan penentuan kategori data diperoleh 7
aktivitas guru yang dapat digolongkan memotivasi siswa belajar fisika di SMPN 2
Kalibawang yaitu ditunjukkan pada tabel 3.5 sebagai berikut.
Tabel 3.5 Aktivitas guru yang dapat digolongkan memotivasi siswa belajar fisika di SMPN 2 Kalibawang
Cara Guru Memotivasi Frekuensi Persentase (%)
Guru menggunakan media pembelajaran yang bervariasi. 81 37.16
Guru melibatkan siswa dalam pembelajaran. 66 30.27
Guru memberikan respon positif kepada siswa. 32 14.68
Guru menghubungkan materi pelajaran dengan keseharian siswa. 20 9.17
Guru memberi nasihat kepada siswa. 8 3.67
Guru menghubungkan materi yang sedang dipelajari dengan
materi lain.
6 2.75
Guru mengulangi materi pelajaran pertemuan sebelumnya. 5 2.29
a. Guru menggunakan media pembelajaran yang bervariasi
W = F x s Tulisan 2.6
= x Tulisan 2.7
terjadinya adalah sebanyak 81 kali atau sekitar 37.16%. Ada 4 media dalam
pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini.
Pertama, guru menggunakan media papan tulis dalam menjelaskan
materi Media papan tulis merupakan media konvensional yang telah
digunakan guru sejak jaman dahulu. Guru dapat dengan mudah menerangkan
sambil menulis di papan tulis. Dalam penelitian ini guru paling sering
menggunakn media papan tulis. Berikut salah satu contohnya:
G : “Kalau ini, gaya itu besaran pokok bukan?”[G menuju papan tulis dan melingkari huruf F](lihat tulisan 2.6)
SS : “Turunan...”[semua siswa menjawab bersahutan]
G : “Besaran turunan ya... Pertanyaan no 1 itu, bisa dijawab, bahwa usaha ini ada besaran gaya dan besaran perpindahan.”[G menunjuk ke arah ru