• Tidak ada hasil yang ditemukan

MOTIVASI BELAJAR SISWA DAN CARA GURU MEMOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMPN 2 KALIBAWANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "MOTIVASI BELAJAR SISWA DAN CARA GURU MEMOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMPN 2 KALIBAWANG"

Copied!
0
0
0

Teks penuh

(1)

i

MEMOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA

DI SMPN 2 KALIBAWANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:

Angelina Dwi Irawanti

NIM: 051424031

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

ii

MOTIVASI BELAJAR SISWA DAN CARA GURU

MEMOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA

DI SMPN 2 KALIBAWANG

Disusun Oleh :

Angelina Dwi Irawanti

NIM : 051424031

Telah disetujui oleh :

Dosen Pembimbing

Tanggal : 5 Oktober 2010

(3)

iii

MOTIVASI BELAJAR SISWA DAN CARA GURU

MEMOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA

DI SMPN 2 KALIBAWANG

Dipersiapkan dan ditulis oleh:

Angelina Dwi Irawanti

NIM : 051424031

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji

pada tanggal 5 Oktober 2010

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap

Tanda Tangan

Ketua

: Drs. Domi Severinus, M.Si .

...

Sekretaris

: Dwi Nugraheni Rositawati, S.Si., M.Si.

...

Anggota

: Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph. D.

...

Anggota

: Drs. Domi Severinus, M.Si .

...

Anggota

: Dwi Nugraheni Rositawati, S.Si., M.Si.

...

Yogyakarta, 5 Oktober 2010

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma

Dekan,

(4)

iv

Skripsi ini ku persembahkan kepada :

Allah yang maha kasih, Bunda Maria dan Yesus Kristus Putranya

Bapak Mateus Ngadirin dan Ibu Godeliva Antonia tercinta,

teladan dan kekuatan hidupku

Petrus hendrawan (al.) selalu di hati

Angelia Pramita utami dan Frederikus Sudarsono tersayang yang

selalu memberi semangat

Yusup Hendronursito yang selalu mendukungku dengan cinta

dan sayang

Sahabat setiaku Lia, Mb Nink, Mb Neny, Ince, Mb Wiwik,

Almamaterku

When God prepares to do something wonderful, He begins with a difficult.

When He plans to do something very wonderful, He begins with an impossibility

(5)

v

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama

: Angelina Dwi Irawanti

Nomor Mahasiswa

: 051424031

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

MOTIVASI BELAJAR SISWA DAN CARA GURU MEMOTIVASI SISWA

DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMPN 2 KALIBAWANG

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan

mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis

tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya

selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 5 Oktober 2010

Yang menyatakan

(6)

vi

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tuilis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaiman layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 5 Oktober 2010

Penulis

(7)

vii

Angelina Dwi Irawanti

, 2010.

Motivasi Belajar Siswa dan Cara Guru

Memotivasi Siswa dalam Pembelajaran Fisika Di SMPN 2 Kalibawang

. Program

Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma,

Yogyakarta.

Tujuan penelitian ini adalah (1) mengetahui hal-hal apa saja yang

menyebabkan siswa SMPN 2 Kalibawang termotivasi belajar fisika dan (2)

mendeskripsikan cara guru memotivasi siswa dalam pembelajaran fisika di SMPN

2 Kalibawang.

Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 2 Kalibawang, Kulon Progo,

Yogyakarta. Subjek penelitian yaitu siswa kelas VIII yang berjumlah 103 orang

dan guru yang mengajar fisika kelas VIII yang berjumlah 1 orang. Instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan rekaman

video

.

(8)

viii

Angelina Dwi Irawanti

, 2010. Students Motivation and The Ways a

Teacher Motivate Student in Learning Physics In SMPN 2 Kalibawang. Physics

Education Program, Departement of Mathematics and Science Education, Faculty

of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.

The purposes of this research are (1) To figure out everything that causes

SMPN 2 Kalibawang students get motivated to learn physics and (2) To describe

the way teacher should motivate student to learn physics at SMPN 2 Kalibawang.

The research held in SMPN 2 Kalibawang, Kulon Progo, Yogyakarta. The

subject is student in class VIII, with 103 persons and 1 teacher who teaches

physics class VIII. This research used a questionnaire and a recorded video as the

instruments.

(9)

ix

Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat

dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Motivasi Belajar Siswa dan Cara Guru Memotivasi Siswa dalam Pembelajaran

Fisika Di SMPN 2 Kalibawang”.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat

untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dan

dukungan dari berbagai pihak, untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku dosen pembimbing yang telah

bersedia meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan kritik dan saran

hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Drs. Domi Severinus, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Fisika.

3. Bapak Drs. Sutaryono selaku Kepala Sekolah SMPN 2 Kalibawang.

4. Ibu Rusmi, S.Pd. yang bersedia menjadi subyek penelitian dan dengan sabar

membantu selama penelitian berlangsung.

5. Siswa kelas VIII SMPN 2 Kalibawang yang bersedia menjadi subjek

(10)

x

selalu mendoakan dan memberi semangat agar segera menyelesaikan skripsi

ini.

7. Abang Yusup Hendronursito yang dengan sabar mengingatkan agar tidak

pernah menyerah, terimakasih atas cinta dan kasih sayangnya.

8. Adikku Petrus Hendrawan yang selalu mendoakan dari surga.

9. Adikku Angelia Pramita Utami dan Kakakku Frederikus Sudarsono yang

selalu menyayangi dan mengingatkan agar cepat selesai.

10. Nenekku Saleha dan Tante Valentina yang telah mendoakan selalu untuk

kelulusanku.

11. Mbah kakung dan mbah putri Parto Utomo dengan selogannya “

wis rampung

durung

?”

12. Bapak dan Ibu Sendang atas doanya.

13. Sahabat-sahabatku Lia, mbak Nink, mbak Heni, Ince, mbak Wiwik, Denok,

Mas Didit, Mas ian, Alex, Lusi, dan Siti. Terimakasih atas doa dan

persahabatannya.

14. Mahasiswa PFis angkatan 2005 : Maya, Ika, Dhiny, Tutik, Khoti, Nuning,

Prapti, Nita Kris, Eni, Nita Cicil, Cici, Rita, Wido, Nori, Era, mas Wisnu,

Fery, Melly, Asih, Dinar, Yosi, Helen, Wega, Agus, dan Arun. Terimakasih

atas hari-hari bersama di bangku kuliah semuanya pasti takkan terlupa kawan.

15. Ibu Heni dan bapak Sugeng selaku Staff Sekretariat Jurusan Pendidikan

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sanata Dharma yang

(11)

xi

M.Si. selaku dosen penguji.

17. Segenap Dosen Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Sanata Dharma.

18. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Dalam kesempatan ini, penulis juga memohon maaf kepada semua pihak

atas kekurangan dan kesalahan yang mungkin dilakukan penulis. Oleh karena itu

dengan rendah hati penulis mengharapkan masukan, saran dan kritik yang

membangun.

(12)

xii

Hal.

HALAMAN JUDUL...

i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...

ii

HALAMAN PENGESAHAN...

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN...

iv

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI...

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA...

vi

ABSTRAK...

vii

ABSTRACT

...

viii

KATA PENGANTAR...

ix

DAFTAR ISI...

DAFTAR TABEL...

xii

xv

DAFTAR LAMPIRAN...

xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...

1

B. Landasan Teori...

1. Konstruktivisme...

2. Pembelajaran Fisika...

3. Motivasi Belajar...

4. Guru Sebagai Motivator...

4

4

6

7

9

C. Rumusan Masalah...

12

(13)

xiii

BAB II METODELOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian...

14

B. Tempat dan Waktu Penelitian...

14

C. Subjek Penelitian...

14

D. Metode Penelitian...

15

E. Instrumen Penelitian...

1. Kuesioner...

2. Rekaman

Video

...

16

16

17

F. Validitas...

G. Metode Analisis Data...

1. Analisis Hasil Kuesioner...

2. Analisis Hasil Rekaman

Video

...

18

18

18

19

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian...

20

(14)

xiv

A.

Kesimpulan ...

54

B.

Saran ...

56

DAFTAR PUSTAKA

...

57

LAMPIRAN

...

59

(15)

xv

Tabel 2.1

Sebaran siswa kelas VIII SMPN 2 Kalibawang tahun

ajaran 2009/2010...

15

Tabel 2.2

Kisi-kisi kuesioner motivasi belajar fisika siswa SMPN

2 Kalibawang...

16

Tabel 2.3

Penyekoran pernyataan positif...

17

Tabel 2.4

Penyekoran pernyataan negatif...

17

Tabel 3.1

Kategori data hal-hal yang menyebabkan siswa SMPN

2 Kalibawang termotivasi belajar fisika...

21

Tabel 3.2

Coding data aktivitas guru yang dapat digolongkan

memotivasi

siswa

belajar

fisika

di

SMPN

2

Kalibawang...

26

Tabel 3.3

Kategori data aktivitas guru yang dapat digolongkan

memotivasi siswa belajar fisika di SMPN 2 Kalibawang

...

37

Tabel 3.4

Tanggapan

siswa

secara

umum

analisis

kuesioner...

38

Tabel 3.5

Aktivitas guru secara umum yang dapat digolongkan

memotivasi

siswa

belajar

fisika

di

SMPN

2

Kalibawang...

44

Tabel 5

Hasil analisis kuesioner kelas VIII A...

63

(16)

xvi

Tabel 8

Persentase hasil analisis kuesioner tiap pernyataan...

75

(17)

xvii

Hal.

Lampiran 1.

Kuesioner dan analisis kuesioner...

59

Lampiran 2.

Transkripsi Data...

80

(18)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu indikator kualitas pendidikan adalah prestasi yang diraih seorang

siswa. Prestasi yang dicapai seorang siswa dipengaruhi oleh unsur utama

pendidikan yaitu siswa, guru, materi pelajaran, metode mengajar, dan instrumen

pendukung lainnya. Bila ditinjau dari tujuan pendidikan maka siswalah yang

paling berperan karena merekalah yang diharapkan mengalami perubahan sebagai

hasil dari belajarnya.

Faktor-faktor seperti kurikulum, lingkungan, guru, dan siswa itu sendiri

mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar seorang siswa. Faktor siswa yang

berpengaruh adalah faktor fisiologis dan faktor psikologis. Faktor fisiologis

meliputi kondisi fisik dan panca indera, sedangkan faktor psikologis meliputi

bakat, minat, kecerdasan, motivasi, kemampuan kognitif, dan kreatifitas.

Menurut H. B. Uno (2008: 1), Motivasi merupakan salah satu aspek psikis

yang memiliki pengaruh terhadap pencapaian prestasi belajar. Motivasi adalah

kekuatan, baik dari dalam maupun dari luar yang mendorong seseorang untuk

mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Motivasi sangat

terkait dalam belajar, dengan motivasi inilah siswa menjadi tekun dalam proses

belajar, dengan motivasi juga kualitas hasil belajar siswa kemungkinan dapat

(19)

belajar sehingga hasil belajar yang dicapai akan optimal. Hal itu disebabkan

karena dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan,

menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan prilaku individu belajar

(Dimyati dan Mudjiono, 1999: 80).

Sejalan dengan pergeseran makna pembelajaran dari pembelajaran yang

berorientasi kepada guru ke pembelajaran yang berorientasi kepada siswa, maka

peran guru dalam proses pembelajaran pun mengalami pergeseran, salah satunya

adalah penguatan peran guru sebagai motivator. Dengan adanya motivasi

diharapkan siswa mengkontruksi pengetahuannya sendiri dan menyadari bahwa

belajar merupakan tanggung jawab sendiri. Oleh karena itu, siswalah yang harus

aktif mengembangkan pengetahuannya sendiri, bukan guru atau orang lain.

Kreatifitas dan keaktifan siswa akan membantu siswa untuk berdiri sendiri dalam

mengembangkan pengetahuannya sehingga siswa menjadi orang yang kritis

menganalisis suatu hal karena berpikir dan bukan meniru

saja. Adanya

persaingan siswa dalam memperoleh nilai terbaik juga akan memacu siswa untuk

belajar lebih tekun.

Seorang siswa yang memiliki intelegensi cukup tinggi, boleh jadi gagal

karena kekurangan motivasi (Sardiman A. M., 2008: 74). Hasil belajar akan

optimal jika ada motivasi yang tepat. Sehingga kegagalan belajar siswa jangan

begitu saja mempersalahkan pihak siswa, sebab mungkin saja pihak guru tidak

berhasil dalam memberi motivasi yang mampu membangkitkan semangat dalam

(20)

optimal, guru dituntut kreatif membangkitkan motivasi belajar siswa, sehingga

terbentuk perilaku belajar siswa yang efektif.

Dalam perspektif manajemen maupun psikologi, kita dapat menjumpai

beberapa teori tentang motivasi (

motivation

) dan pemotivasian (

motivating

) yang

diharapkan dapat membantu para guru untuk mengembangkan keterampilannya

dalam memotivasi para siswanya agar menunjukkan prestasi belajar atau

kinerjanya secara unggul. Kendati demikian, dalam praktiknya memang harus

diakui bahwa upaya untuk menerapkan teori-teori tersebut atau dengan kata lain

untuk dapat menjadi seorang motivator yang hebat bukanlah hal yang sederhana,

mengingat begitu kompleksnya masalah-masalah yang berkaitan dengan perilaku

siswa, baik yang terkait dengan faktor-faktor internal dari siswa itu sendiri

maupun keadaan eksternal yang mempengaruhinya (Wawan Junaidi, 2009).

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui hal-hal

apa saja yang menyebabkan siswa SMPN 2 Kalibawang termotivasi belajar fisika

dan mendeskripsikan cara guru memotivasi siswa dalam pembelajaran fisika di

SMPN 2 Kalibawang. Oleh karena itu, peneliti mencoba mendeskripsikan hal

(21)

1. Konstruktivisme

Konstruktivisme

adalah

salah

satu

filsafat

pengetahuan

yang

menekankan bahwa pengetahuan kita adalah

konstruksi (bentukan)

kita sendiri

(Von Glasersfeld dan Matthews dalam Paul suparno, 1996: 18).

Selain itu, diperlukan beberapa kemampuan dalam proses konstruksi

(Von Glasersfeld dalam Paul Suparno, 1996: 20) sebagai berikut: (a)

kemampuan mengingat dan mengungkapkan kembali pengalaman, (b)

kemampuan membandingkan, mengambil keputusan mengenai persamaan dan

perbedaan, dan (c) kemampuan untuk lebih menyukai pengalaman yang satu

daripada yang lain.

Kegiatan belajar dalam konstruktivisme berarti kegiatan yang aktif, di

mana pelajar membangun sendiri pengetahuannya. Pelajar mencari arti sendiri

dari yang mereka pelajari. Ini merupakan proses menyesuaikan konsep dan

ide-ide baru dengan kerangka berfikir yang telah ada dalam pikiran mereka.

Ini berarti pelajar sendiri yang bertanggung jawab atas hasil belajarnya.

Mereka sendiri yang membuat penalaran atas apa yang dipelajarinya dengan

cara mencari makna, membandingkan dengan apa yang telah diketahuinya

serta menyelesaikan ketegangan antara apa yang telah diketahui dengan apa

yang diperlukannya dalam pengalaman yang baru (Paul Suparno, 1996: 62).

Menurut prinsip konstruktivisme seorang pengajar atau guru sebagai

mediator dan fasilitator yang membantu agar proses belajar murid berjalan

(22)

diperlukan beberapa kegiatan yang perlu dikerjakan dan juga beberapa

pemikiran yang perlu disadari oleh pengajar (Paul Suparno, 1996: 66), adalah

sebagai berikut.

a. Guru perlu banyak berinteraksi dengan siswa untuk lebih mengerti apa

yang sudah mereka ketahui dan pikirkan.

b. Tujuan dan apa yang akan di buat di kelas sebaiknya dibicarakan

bersama sehingga siswa sungguh terlibat.

c. Guru perlu mengerti pengalaman belajar mana yang lebih sesuai

dengan kebutuhan siswa. Ini dapat dilakukan dengan berpartisipasi

sebagai pelajar juga di tengah pelajar.

d. Diperlukan keterlibatan dengan siswa yang sedang berjuang dan

kepercayaan terhadap siswa bahwa mereka dapat belajar.

e. Guru perlu mempunyai pemikiran yang fleksibel untuk dapat mengerti

dan menghargai pemikiran siswa, karena kadang siswa berfikir

berdasarkan pengandaian yang tidak diterima guru.

Sehingga secara umum, prinsip-prinsip konstruktivisme (Paul Suparno,

1996: 49) adalah:

a. Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri, baik secara personal

maupun sosial.

b. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke murid, kecuali

(23)

perubahan konsep menuju ke konsep yang lebih rinci, lengkap, serta

sesuai dengan konsep ilmiah.

d. Guru sekedar membantu menyediakan sarana dan situasi agar proses

konstruksi siswa berjalan mulus.

2. Pembelajaran Fisika

Pembelajaran fisika adalah sebuah kegiatan yang integral (utuh terpadu)

antara siswa dan guru sebagai pengajar (Syah Muhibbin, 1995: 239) dalam

fisika. Dalam kegiatan ini siswa melakukan kegiatan belajar dan guru

mengajar sehingga belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak

bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya. Belajar menunjuk pada apa yang

harus dilakukan seseorang sebagai subjek yang menerima pelajaran (sasaran

didik), sedangkan mengajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan guru

sebagai pengajar (Nana Sudjana, 1989: 28).

Dalam Fr. Y. Kartika Budi dan T. Sarkim (1998: 166), sesuai dengan

hakekatnya, pembelajaran fisika meliputi tiga aspek yakni (a) pengetahuan

yang meliputi: pemahaman konsep, hukum, dan teori serta penerapannya, (b)

kemampuan melakukan proses meliputi: pengukuran, melakukan percobaan,

bernalar melalui diskusi di dalamnya, (c) sikap keilmuan meliputi: berfikir

kritis dan analitis, perhatian pada masalah-masalah sains, dan penghargaan

(24)

berbeda-beda, yaitu sebagai berikut.

a. Pengetahuan

Tujuannya adalah agar siswa dapat memahami dan menerapkan

ilmunya

sesuai

dengan

tingkat

perkembangan

dan

tingkat

pendidikannya.

b. Kemampuan Melakukan Proses

Tujuannya adalah agar siswa terampil dan menguasai proses sains.

c. Sikap

Tujuannya adalah agar siswa mempunyai sikap keilmuan.

3. Motivasi Belajar

Motivasi adalah kekuatan, baik dari dalam maupun dari luar yang

mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan

sebelumnya (H. B. Uno, 2008: 1). Dalam kaitannya dengan kegiatan belajar

yang dilakukan siswa, maka motivasi belajar adalah kekuatan, baik dari dalam

maupun dari luar yang mendorong siswa untuk mencapai tujuan belajar.

Kekuatan dari dalam disebut motivasi intrinsik yaitu motivasi yang tidak

perlu dirangsang dari luar karena dalam diri setiap individu sudah ada

dorongan untuk melakukan sesuatu. Motivasi intrinsik berupa minat dan

perhatian siswa terhadap pelajaran, hasrat dan keinginan berhasil, dorongan

kebutuhan dalam belajar, dan harapan akan cita-cita masa depan. Sedangkan

(25)

siswa terhadap stimulus yang diberikan guru, adanya penghargaan belajar,

lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik (H. B.

Uno, 2008: 23; Nana Sudjana, 1990: 61; dan Sardiman A. M., 2008: 89-91).

Motivasi dalam belajar dan pembelajaran mempunyai beberapa peranan

penting (H. B. Uno, 2008: 27-29), antara lain:

a. Menentukan hal-hal yang dapat dijadikan penguat belajar maksudnya

motivasi dapat menentukan hal-hal apa yang ada di lingkungan yang

dapat memperkuat kegiatan belajar.

b. Memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai, karena anak akan

tertarik untuk belajar sesuatu jika yang dipelajarinya itu sudah

diketahui atau dinikmati manfaatnya bagi anak.

c. Menentukan ketekunan dan ketahanan belajar, karena seorang anak

yang termotivasi untuk belajar sesuatu akan berusaha mempelajarinya

dengan baik dan tekun sehingga memperoleh hasil yang baik.

Selain itu, ada tiga fungsi motivasi (Sardiman A. M., 2008: 85), yaitu :

(a) mendorong manusia untuk berbuat yaitu sebagai motor penggerak dari

setiap kegiatan yang akan dikerjakan, (b) menentukan arah perbuatan yakni ke

arah tujuan yang hendak dicapai dan (c) menyeleksi perbuatan yakni

menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna

mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak

(26)

usaha dan pencapaian prestasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan

menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, adanya usaha yang tekun

terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan

dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan

sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya (Sardiman A. M.,

2008: 86).

4. Guru Sebagai Motivator

Guru harus bisa memilih strategi belajar-mengajar yang optimal agar

tujuan belajar dapat tercapai secara optimal pula. Dalam proses pembelajaran,

guru harus dapat menciptakan suasana yang menyenangkan agar siswa tidak

merasa bosan dan jenuh dalam mengikuti proses pembelajaran. Guru harus

dapat memilih metode belajar yang bervariasi agar kegiatan belajar-mengajar

tidak terkesan monoton. Dalam proses pembelajaran, guru tidak hanya sebagai

pengelola kelas, namun dapat bertindak sebagai fasilitator (menyediakan

fasilitas) dan motivator (memberikan motivasi) untuk siswa.

Salah satu ciri guru yang bisa memotivasi adalah antusiasme, mereka

peduli dan paham dengan apa yang diajarkannya dan mengkomunikasikannya

dengan siswa bahwa apa yang sedang mereka pelajari itu penting. Guru

memberikan teladan yang dapat menjadi inspirasi bagi siswanya.

Dalam Astuti, ciri-ciri guru yang berkualitas dan bisa memotivasi siswa

(27)

mengorganisasikan serta mengevaluasi kelasnya sehingga para siswa

merasa aman dan nyaman bersamanya.

Fasilitator yang memperlakukan semua siswa sehingga mendapatkan

kesempatan untuk belajar dan bertanggungjawab.

Memberikan pengaruh arus balik yang berupa korektif.

Memberikan tes-tes yang adil dan penilaian yang bersifat informatif.

Membantu para siswa untuk menyadari bahwa mereka sedang tumbuh

dalam persaingan dan keunggulan.

Oleh karena itu guru harus menempatkan usaha memotivasi siswa pada

perencanaan pembelajarannya sehingga siswa sadar akan tujuan yang harus

dicapai dan bersedia melibatkan diri. Hal ini sangat berperan karena siswa

harus berusaha untuk memeras otaknya sendiri. Kalau kadar motivasinya

rendah siswa akan cenderung membiarkan permasalahan yang diajukan. Maka

peran guru dalam hal ini adalah menimbulkan motivasi siswa dan

menyadarkan siswa akan tujuan pembelajaran yang harus dicapai.

Sesorang belajar tidak ditentukan oleh kekuatan-kekuatan yang datang

dari dalam dirinya, atau oleh stimulus-stimulus yang datang dari lingkungan,

akan tetapi merupakan interaksi timbal balik dari determinan-determinan

individu

dan

determinan-determinan

lingkungan.

Belajar

merupakan

perubahan perilaku seseorang melalui latihan dan pengalaman, motivasi akan

(28)

Yamin, 2007:174; Wawan Junaidi, 2009; dan Suhadi), yaitu:

a. Menginformasilkan dengan jelas tujuan pembelajaran yang ingin

dicapai.

b. Berpenampilan rapi, sopan, berwibawa dan menyenangkan.

c. Memilih cara dan metode mengajar yang tepat.

d. Menyajikan pembelajaran yang menarik.

e. Menciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar.

f.

Menghubungkan kegiatan belajar dengan minat siswa.

g. Menghubungkan materi pelajaran dengan keseharian siswa sehingga

siswa mengetahui makna dari materi yang mereka peroleh.

h. Membuat seluruh siswanya merasa tertantang sehingga menimbulkan

semangat baru untuk berupaya belajar lebih keras.

i.

Melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran.

j.

Menciptakan persaingan dan kerjasama.

k. Sensitif dan tanggap terhadap siswa yang membutuhkan bantuan.

l.

Jangan memberikan stigma jelek kepada siswa.

m. Memberikan respon positif berupa pujian, hadiah, atau

pernyataan-pernyataan positif lainya terhadap setiap keberhasilan siswa.

n. Menceritakan keberhasilan para tokoh-tokoh yang menjadi inspirasi

bahkan bertemu tokohnya langsung.

(29)

kerja siswa (hasilnya) sesegera mungkin.

q. Membawa siswa belajar dalam bentuk wisata alam atau sekedar

belajar di luar ruang kelas.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, penulis merumuskan

permasalahan sebagai berikut.

1. Hal-hal apa saja yang menyebabkan siswa SMPN 2 Kalibawang

termotivasi belajar fisika?

2. Bagaimana cara guru memotivasi siswa dalam pembelajaran fisika di

SMPN 2 Kalibawang?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan

dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui hal-hal apa saja yang menyebabkan siswa SMPN 2

Kalibawang termotivasi belajar fisika.

2. Mendeskripsikan cara guru memotivasi siswa dalam pembelajaran fisika

(30)

1. Bagi universitas

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk

penelitian selanjutnya.

2. Bagi guru atau sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi bagi guru fisika

tentang hal-hal apa saja yang membuat siswa termotivasi belajar fisika.

3. Bagi Peneliti

Penelitian ini digunakan sebagai bahan untuk penyelesaian tugas akhir

dan dapat digunakan untuk menambah wawasan dan pengetahuan

tentang hal-hal apa saja yang membuat siswa termotivasi belajar fisika

(31)

14

METODOLOGI PENELITIAN

A.

Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif deskriptif adalah penelitian yang

memberikan gambaran terhadap suatu objek yang diteliti secara jelas, cermat,

sistematis, dan akurat melalui data sampel dan populasi sebagaimana adanya

dengan melakukan analisis dan membuat kesimpulan secara umum (Sugiyono,

1999; Suryabrata Sumadi, 1983). Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui

hal-hal apa saja yang menyebabkan siswa SMPN 2 kalibawang termotivasi belajar

fisika dan mendeskripsikan cara guru memotivasi siswa dalam pembelajaran

fisika di SMPN 2 Kalibawang.

B.

Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

: SMPN 2 Kalibawang

2. Waktu penelitian

: Januari 2010

C.

Subjek Penelitian

Subyek yang menjadi unit analisis dalam penelitian ini adalah :

a. Siswa kelas VIII SMPN 2 Kalibawang tahun ajaran 2009/2010. Dalam

(32)

di SMPN 2 Kalibawang. Sebaran salah satu subjek penelitian

ditunjukkan pada tabel 2.1 berikut.

Tabel 2.1 Sebaran Siswa Kelas VIII SMPN 2 Kalibawang Tahun Ajaran 2009/2010

Kelas Jumlah Siswa

VIII A 33

VIII B 34

VIII C 36

Total 103

b. Guru fisika yang mengajar di kelas VIII SMPN 2 Kalibawang tahun

ajaran 2009/2010, yang jumlahnya adalah 1 orang.

SMPN 2 Kalibawang merupakan salah satu sekolah negeri yang berada di

Kabupaten Kulon Progo. Sekolah ini dipilih karena terletak pada daerah yang

berbatasan langsung dengan Jawa Tengah di sebelah utara dan timur sehingga

siswa-siswanya banyak yang berasal dari daerah Jawa Tengah. Atau dapat

dikatakan bahwa jarak dari rumah siswa ke sekolah itu jauh. Hal ini menunjukkan

tingginya semangat siswa dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah walaupun

jarak rumah ke sekolah jauh dan harus mereka tempuh menggunakan angkutan

umum bahkan jalan kaki.

D.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuesioner langsung dan pengamatan/

observasi. Digunakan metode kuesioner langsung karena data yang diperlukan

yaitu mengenai hal-hal apa saja yang menyebabkan siswa SMPN 2 Kalibawang

(33)

pengamatan/ observasi karena data-data mengenai cara guru memotivasi siswa

dalam pembelajaran fisika di SMPN 2 Kalibawang diperoleh melalui pengamatan/

observasi secara tidak langsung pada hasil perekaman menggunakan

handy-cam

.

E.

Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner motivasi

belajar fisika dan

rekaman video c

ara guru memotivasi siswa belajar fisika.

1. Kuesioner

Data untuk mengetahui hal-hal apa saja yang menyebabkan siswa

SMPN 2 Kalibawang termotivasi belajar fisika diperoleh melalui kuesioner

motivasi belajar fisika. Kuesioner ini diberikan pada siswa kelas VIII yang

sedang belajar fisika di SMPN 2 Kalibawang tahun ajaran 2009/2010.

Sesuai dengan Landasan Teori pada Bab I, indikator motivasi belajar

fisika siswa SMPN 2 Kalibawang ditunjukkan pada tabel 2.2 berikut.

Tabel 2.2 Kisi-kisi kuesioner motivasi belajar fisika siswa SMPN 2 Kalibawang Faktor

Penyebab Indikator

Nomor butir

pernyataan Jumlah Minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran

fisika

1, 5, 8, 17, dan

23 5

Hasrat dan keinginan berhasil dalam belajar fisika

4, 7, 9, 26, 30,

35 dan 41 7

Dorongan kebutuhan dalam belajar fisika 3, 6, 10 dan 18 4 Motivasi

intrinsik

Harapan dan cita-cita masa depan yang berhubungan dengan fisika

20, 28, 33 dan

40 4

Reaksi yang ditunjukkan siswa terhadap stimulus yang diberikan guru fisika

2, 11, 16 dan

36 4

Penghargaan dalam belajar fisika 13, 15, 24, 27,

29, 34 dan 38 7 Kegiatan yang menarik dalam belajar fisika 14, 21, 25, 31,

32, 37 dan 39 7 Motivasi

ekstrinsik

Lingkungan belajar fisika yang kondunsif 12, 19 dan 22 3

(34)

negatif. Pernyataan positif mengandung makna bahwa pernyataan tersebut

sesuai dengan kondisi dan situasi yang diharapkan menyebabkan siswa

termotivasi belajar fisika. Pernyataan positif diberi skor sebagai berikut.

Tabel 2.3 Penyekoran pernyataan positif Sangat Setuju

(SS)

Setuju (S)

Tidak Setuju (TS)

Sangat Tidak Setuju (STS)

Skor 4 3 2 1

Sedangkan untuk pernyataan negatif

mengandung makna bahwa

pernyataan tersebut tidak sesuai dengan kondisi dan situasi yang diharapkan

menyebabkan siswa termotivasi belajar fisika. Pernyataan negatif diberi

skor sebagai berikut.

Tabel 2.4 Penyekoran pernyataan negatif Sangat Setuju

(SS)

Setuju (S)

Tidak Setuju (TS)

Sangat Tidak Setuju (STS)

Skor 1 2 3 4

Alasan digunakan empat alternatif jawaban karena keempat alternatif

jawaban tersebut sudah cukup mewakili jawaban subjek penelitian dan

perbedaan dari masing-masing alternatif jawaban jelas serta tidak

menunjukkan keraguan.

Skor digunakan agar memudahkan dalam menganalisis dan menarik

kesimpulan.

2. Rekaman

Video

Data untuk mendeskripsikan cara guru memotivasi siswa dalam

pembelajaran fisika di SMPN 2 Kalibawang diperoleh melalui observasi

atau pengamatan menggunakan alat perekam yaitu

handy-cam

. Dari hasil

(35)

Observasi ini dilakukan pada guru fisika yang mengajar kelas VIII SMPN 2

Kalibawang tahun ajaran 2009/2010.

F.

Validitas

Penelitian ini menggunakan

content validity

atau validitas isi yaitu apakah

isi dari instrumen yang digunakan sungguh mengukur isi dari domain yang akan

diukur (Paul Suparno, 2007: 68).

Instrumen yang digunakan untuk mengetahui hal-hal apa saja yang

menyebabkan siswa termotivasi belajar fisika berupa kuesioner. Kuesioner

motivasi belajar fisika siswa dikembangkan dari indikator-indikator seperti

tampak pada Tabel 2.2. Item pernyataan pada kuesioner disesuaikan dengan

indikator setiap bagian yang akan diukur dan disusun berdasarkan hasil observasi

di sekolah pada bulan November serta saran dan kritik dari guru fisika SMPN 2

Kalibawang dan dosen pembimbing.

G.

Metode Analisis Data

1. Analisis Hasil Kuesioner

a. Dari kuesioner diperoleh data jawaban pernyataan yang telah dipilih

sampel.

b. Dari seluruh pernyataan yang ada dilakukan perhitungan pada setiap

alternatif jawaban berdasarkan banyaknya sampel yang memilih

(36)

d. Dari langkah c, diperoleh persentase untuk jawaban masing-masing

pernyataan.

e. Pernyataan yang mempunyai persentase jawaban di atas 50%

merupakan pernyataan yang digunakan sebagai data yang kemudian

dikategorikan menurut aspek-spek tertentu. Hasil kategori inilah

yang

merupakan

kesimpulan

umum

tentang

hal-hal

yang

menyebabkan siswa termotivasi belajar fisika.

2. Analisis Hasil Rekaman

Video

a.

Transkrip data

Proses transkrip data dilakukan oleh peneliti dengan melihat dan

mendengar rekaman

video

yang dilakukan berulang-ulang peneliti

kemudian menuliskan dalam bentuk uraian atau laporan yang terperinci.

b.

Coding Data

Peneliti akan memisahkan bagian-bagian data pada hasil transkripsi

yang mengandung makna yang diteliti ke dalam kode-kode tertentu yang

disebut coding-coding data.

c.

Kategori data

Dari coding data, peneliti akan memperoleh hal-hal pokok yang

sama. Hal-hal yang sama tersebut dipisahkan atau dijadikan satu

sehingga akan diperoleh satu konsep yang sama yang menghasilkan

(37)

20

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2010 di kelas VIII SMPN 2

Kalibawang. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 2 metode yaitu metode

kuesioner langsung dan observasi/ pengamatan. Dari kuesioner diperoleh data

mengenai hal-hal yang menyebabkan siswa SMPN 2 Kalibawang termotivasi belajar

fisika dan dari rekaman

video

yang diubah dalam bentuk transkrip data diperoleh data

mengenai cara guru memotivasi siswa dalam pembelajaran fisika di SMPN 2

Kalibawang. Berikut ini rincian kegiatan yang dilakukan dalam penelitian.

1. Pengisian kuesioner

: 21 dan 26 Januari 2010

2. Observasi/ pengamatan menggunakan

handy-cam

: 25, 28 dan 30 Januari 2010

B. Hasil Penelitian

1. Kuesioner

(38)

Dari hasil analisis kuesioner dapat diketahui hal-hal yang menyebabkan siswa

SMPN 2 Kalibawang termotivasi belajar fisika yang kemudian dikelompokkan melalui

5 aspek seperti pada tabel 3.1 berikut.

Tabel 3.1Kategori Data Hal-hal yang Menyebabkan Siswa SMPN 2 Kalibawang Termotivasi Belajar Fisika

No Aspek Pernyataan dalam kuesioner Indikator

Fisika adalah pelajaran yang menarik dan

menyenangkan (1).

Fisika sedikit hafalan (8).

Siswa selalu menyelesaikan tugas-tugas

dan PR pelajaran fisika terlebih dahulu

dibandingkan pelajaran yang lain (17).

1. Hakikat Fisika

(58.61%)

Siswa suka membaca buku-buku dan

majalah yang berhubungan dengan fisika

(23).

Minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran fisika (58.61%).

Siswa ingin memperoleh nilai fisika yang

tinggi (3).

Siswa melakukan kegiatan belajar fisika

karena sadar bahwa belajar adalah

kebutuhan mereka sebagai seorang siswa

(6).

Siswa belajar fisika agar menguasai materi

pelajaran fisika (10).

Fisika merupakan salah satu mata

pelajaran yang diujikan dalam ujian

nasional dan siswa ingin mendapatkan

nilai tinggi dalam ujian (18).

Dorongan kebutuhan dalam belajar fisika (83.70%).

Siswa ingin melanjutkan ke jenjang yang

lebih tinggi yang membutuhkan

penguasaan fisika (20).

2. Orientasi Masa Depan (71.87%)

Siswa akan melanjutkan ke jenjang

pendidikan SMA jurusan IPA (28).

(39)

No Aspek Pernyataan dalam kuesioner Indikator

Siswa ingin menjadi ilmuwan dalam

bidang sains (40).

Siswa meluangkan waktu

sekurang-kurangnya satu jam setiap minggu untuk

belajar fisika di rumah (4).

Siswa membuat ringkasan materi

pelajaran fisika untuk dipelajari menjelang

ulangan (7).

Siswa rajin mengerjakan soal-soal latihan

fisika (9).

Siswa menyelesaikan tugas-tugas

pelajaran fisika tepat waktu (26).

Siswa berusaha untuk selalu tekun dalam

belajar fisika (30).

Siswa menanyakan kepada teman yang

lebih pandai/ pintar dalam pelajaran fisika

tentang hal-hal yang tidak diketahuinya

(35).

Saya mempelajari kembali bahan

pelajaran fisika yang telah saya pelajari di

sekolah, setelah tiba di rumah (41).

Hasrat dan keinginan berhasil dalam belajar fisika (68.02%).

Siswa memperhatikan guru saat

menjelaskan materi pelajaran fisika di

depan kelas (2).

Siswa berani menjawab pertanyaan guru

tentang materi mata pelajaran fisika di

kelas (11).

Guru meluangkan waktu untuk membantu

siswa yang mengalami kesulitan dalam

belajar fisika (16).

3. Pembelajaran Fisika (73.05%)

Guru selalu mengembalikan berkas tugas

dan ulangan yang telah dinilai sehingga

siswa mengetahui bagian mana dari

(40)

No Aspek Pernyataan dalam kuesioner Indikator

pelajaran fisika yang belum belum

dikuasai (36).

Cara guru mengajar membuat saya tertarik

pada pelajaran fisika (14).

Guru menggunakan metode mengajar

yang bervariasi

o Guru menggunakan metode

demonstrasi dalam menyampaikan

materi pelajaran fisika sehingga

pembelajaran lebih menarik (21).

o Guru sering menggunakan metode

ceramah dalam menyampaikan

materi mata pelajaran fisika (25).

o Guru menyampaikan materi

pelajaran fisika dengan belajar

sambil bermain (31).

o Guru sering menggunakan media

pembelajaran yang menarik bahkan

guru membuatnya sendiri (37).

o Guru sering menggunakan simulasi

komputer sehingga pembelajaran

fisika lebih menarik (39).

Dalam menjelaskan materi pelajaran

fisika, guru memberikan contoh-contoh

penerapannya dalam kehidupan

sehari-hari (32).

Kegiatan yang menarik dalam pembelajaran fisika ( 68.54%).

4. Ganjaran dan

Hukuman (71.85%)

Ganjaran

o Guru sering memberi pujian (Bagus,

pintar, dll) kepada siswa yang berani

menjawab pertanyaan yang

diberikannya berhubungan dengan

pelajaran fisika (15).

o Guru sering memberi nasihat kepada

(41)

No Aspek Pernyataan dalam kuesioner Indikator

siswa agar siswa lebih giat belajar

fisika (24).

o Guru sering memberireward(nilai

tambah) kepada siswa yang mau

mengerjakan tugas dengan benar di

papan tulis (29).

o Guru fisika selalu memberikan

penilaian secara objektif (38).

Hukuman

o Siswa dihukum orang tuanya jika

malas belajar (13).

o Guru sering mencemooh siswa yang

tidak bisa menyelesaikan tugas

pelajaran fisika (27).

o Guru sering memberi hukuman jika

siswa tidak mengerjakan PR fisika

(34).

Perpustakaan sekolah nyaman dan tenang

sehingga mendorong siswa membaca

buku-buku dan majalah yang berhubungan

dengan mata pelajaran fisika (12).

Kelas yang siswa tempati keadaannya

bersih, nyaman dan tenang sehingga saya

dapat melaksanakan kegiatan belajar

fisika dengan baik (19).

5. Sarana dan Prasarana Belajar (69.73%)

Siswa mempunyai ruang khusus di rumah

sehingga saya dapat belajar dengan

nyaman (22).

(42)

2. Rekaman

Video

a. Transkripsi Data

Proses transkripsi data dilakukan oleh peneliti dengan melihat dan

mendengar rekaman

video

yang dilakukan berulang-ulang kemudian peneliti

menuliskan dalam bentuk uraian atau laporan yang terperinci. Transkripsi

proses pembelajaran terdiri dari tiga bagian, yang dibagi berdasarkan

banyaknya pertemuan dalam pelaksanaan penelitian, yaitu :

1). Transkripsi data pertemuan I jam pelajaran ke 6 dan 7 terdapat pada

lampiran 2 hal 80.

2). Transkripsi data pertemuan II jam pelajaran ke 7 dan 8 terdapat pada

lampiran 2 hal 97.

3). Transkripsi data pertemuan III jam pelajaran ke 1 terdapat pada

lampiran 2 hal 115.

b. Penentuan Coding Data

Peneliti akan memisahkan bagian-bagian data pada hasil transkripsi yang

mengandung makna yang diteliti ke dalam kode-kode tertentu yang disebut

coding-coding data.

(43)

Kode Coding Data Cara Guru Memotivasi Siswa Transkripsi Frekuensi 1. Guru mengulangi materi tentang pengertian gaya. I (4-9)

2. Guru mengulangi materi tentang macam-macam gaya. I (10-11)

3. Guru mengulangi materi tentang pengertian energi. II (12-17, 48) I. Guru mengulangi

materi pelajaran

pertemuan

sebelumnya. 4. Guru mengulangi materi tentang macam-macam energi. II (42-43)

5

1. Guru merespon jawaban siswa dengan mengakatakan “bagus sekali”. I (18)

2. Guru merespon jawaban siswa dengan mengatakan “ya” sambil memberi

penegasan pada jawaban siswa.

I (14, 32, 38, 42, 54, 74, 116,

118, 140, 148, 310, 320)

II (46, 48, 106, 274)

3. Guru merespon jawaban siswa dengan mengatakan “bagus”. I (92)

4. Guru merespon jawaban siswa dengan mengatakan “tapi tidak apa-apa yang

penting kamu sudah berusaha”.

I (94)

5. Guru merespon jawaban siswa dengan ungkapan “jadi memang betul tapi

belum tepat”.

I (100)

6. Guru merespon jawaban siswa dengan mengatakan “ya betul walaupun

belum sempurna tapi kamu sudah mempunyai pemikiran yang joss”.

I (148)

7. Guru merespon jawaban siswa dengan mengatakan “betul”. I (270)

III (48)

8. Guru merespon jawaban siswa dengan mengatakan “ya bagus”. I (302) II. Guru merespon

positif jawaban

siswa.

9. Guru merespon jawaban siswa dengan mengatakan “ya betul”. I (122)

II (44)

III (20)

(44)

bingung, berarti mau berpikir”.

11.Guru merespon jawaban siswa dengan mengatakan “benar ya”. III (70)

12.Guru merespon jawaban siswa dengan mengatakan “Sebenarnya jawaban

tidak salah tapi belum lengkap.”

III (86)

13.Guru memberi reward kepada siswa berupa menambah nilai tugas bagi

siswa yang maju mengerjakan.

III (10, 12)

1. Dalam menjelaskan definisi energi, guru memberikan contoh naik sepeda,

main gitar, benda yang dijatuhkan dan turbin.

I (24-27)

2. Dalam menjelaskan tentang energi, guru memberikan contoh siswa

berangkat dari rumah ke sekolah membutuhkan energi yang diperoleh dari

makanan, siswa melakukakan pekerjaan, berfikir, berolahraga, belajar dan

bernyanyi membutuhkan energi.

I (30-43)

3. Dalam menjelaskan tentang energi, guru memberikan contoh buah kelapa

yang jatuh dari pohonnya, mobil yang bergerak, dan kemampuan

menggerakkan alat indra.

I (56-61)

4. Dalam menjelaskan perubahan energi, guru memberikan contoh setrika

listrik, air accu, baterai, kincir angin, kipas angin, lampu pijar dan panel

surya.

I (130-141)

5. Dalam menjelaskan peristiwa perubahan energi, guru menggunakan contoh

setrika listrik.

I (150) III. Dalam

menjelaskan

materi, guru

memberikan

contoh-contoh

penerapan dalam

kehidupan

sehari-hari.

6. Dalam menjelaskan tentang energi mekanik, guru menggunakan contoh I (152-167)

(45)

7. Dalam menjelaskan tentang energi kinetik, guru menggunakan contoh

permainan bola kaki.

I (221-222)

8. Dalam menjelaskan tentang usaha dalam artian masyarakat, guru

menggunakan contoh usaha siswa ingin mendapat nilai 10, siswa ingin

rangking I, siswa giat belajar agar mendapat ilmu yang banyak, siswa rajin

membantu pekerjaan orang tua agar mendapat hadiah .

I (310)

II (98, 100, 104, 108)

9. Dalam menjelaskan tentang contoh perubahan energi, guru menggunakan

contoh lampu.

II (38)

10.Dalam menjelaskan tentang energi potensial, guru menggunakan contoh

orang melempar genteng.

II (74, 76)

11.Dalam menjelaskan tentang energi potensial, guru menggunakan contoh

buah mangga jatuh dari pohon.

II (78)

12.Dalam menjelaskan tentang energi potensial, guru menggunakan contoh

seseorang yang melempar bola ke atas.

II (80)

13.Dalam menjelaskan usaha searah horizontal, guru memberikan contoh anak

kecil yang belum dapat berjalan yang main mobil-mobilan yang ditarik

pakai tali.

II (222)

14.Dalam menjelaskan tentang perubahan energi, guru menggunakan contoh

motor.

III (94, 96)

IV. Guru memberi

nasihat kepada

1. Guru menasihati siswa agar makan dahulu sebelum berangkat ke sekolah

agar mempunyai cukup energi untuk melakukan kegiatan di sekolah.

(46)

II (4, 6)

3. Guru menasihati siswa agar mempelajari fisika sehingga mengetahui dasar

mengapa laying-layang bisa terbang.

II (10)

4. Guru menasihati siswa agar mencatat. II (276)

5. Guru menasihati siswa agar mempelajari matematika karena “fisika

membingungkan tanpa adanya matematika.”

III (140)

1. Guru memberi kesempatan kepada semua siswa untuk berpendapat dengan

berkata “Ya, yang lain yang punya pendapat...”

I (50)

2. Guru membangkitkan semangat siswa untuk berpendapat dengan

mengatakan “Salah tidak apa-apa... Mau menuju ke kebenaran itu perlu

melalui salah”.

I (88)

3. Guru membangkitkan semangat siswa untuk berpendapat dengan

mengatakan “tidak apa-apa salah asal berani...”.

I (90) V. Guru memberi

kesempatan

kepada siswa

untuk

berpendapat.

4. Guru membangkitkan pendapat siswa dengan bertanya. I (4-9 , 10, 12-15, 16-19, 22,

30-43, 52, 66-81, 86, 96, 98,

100, 104, 132, 136, 142-149,

154-167, 172, 182, 184, 196,

224-230, 234, 244, 280, 332)

II (20-31, 34, 36, 66, 84- 87,

104, 116-145, 154-163,

166-169, 202, 228, 243, 250,

256-265, 268- 273, 286, 296-299,

(47)

III (72, 132)

5. Guru memberi kesempatan siswa berpendapat dengan menyuruh siswa

menulis pendapatnya di papan tulis.

II (146)

6. Guru membangkitkan semangat siswa untuk berpendapat dengan

mengatakan “ayo-ayo bertanya...”

II (306)

7. Guru membangkitkan semangat siswa untuk berpendapat dengan

mengatakan “Salah juga ga papa...”

III (16)

8. Guru membangkitkan semangat siswa untuk berpendapat dengan

mengatakan “Ga, papa. Bukunya dibawa...”

III (26)

9. Guru membangkitkan semangat siswa untuk berpendapat dengan

mengatakan “Salah juga ga papa... Kalau saya, kalau salah itu tidak pernah

menggertak atau memukul. Jadi kita sifatnya belajar ya sama dengan teman

atau guru. Ayo maju...”

III (28)

10.Guru membangkitkan semangat siswa untuk berpendapat dengan

mengatakan “Ayo maju no berapa yang sudah siap?”

III (32)

11.Guru membangkitkan semangat siswa untuk berpendapat dengan

mengatakan “Ya ayo maju...”

III (60)

12.Guru membangkitkan semangat siswa untuk berpendapat dengan

mengatakan “Yang mau maju lagi? No genap ga papa, no ganjil tak

tawarkan, mungkin no 1 atau 3, 5...”

III (72)

(48)

14.Guru membangkitkan semangat siswa untuk berpendapat dengan

mengatakan “Yang lain ayo maju...”

III (90)

15.Guru membangkitkan semangat siswa untuk berpendapat dengan

mengatakan “No. 3 ini lo... Yang belum yo...”

III (98)

16.Guru membangkitkan semangat siswa untuk berpendapat dengan

mengatakan “Hayo mbak maju!”

III (100, 104)

17.Guru membangkitkan semangat siswa untuk berpendapat dengan

mengatakan “Yang saya tawarkan no. 3 dulu ya...”

III (106)

18.Guru membangkitkan semangat siswa untuk berpendapat dengan

mengatakan “Mbak kamu no. 3...”

III (108)

19.Guru membangkitkan semangat siswa untuk berpendapat dengan

mengatakan “Saya lihat kamu ngerjainnya dah benar.”

III (110)

1. Guru menghubungkan materi pelajaran dengan materi SMA yaitu dimensi. I (110)

2. Guru menghubungkan materi pelajaran dengan materi kelas IX bab tata

surya.

I (204-207)

3. Guru menghubungkan materi pelajaran dengan materi kelas VII semester

genap bab GLB dan GLBB.

I (234-239)

II (88)

4. Guru menghubungkan materi pelajaran dengan materi pemuaian volume

dan ruang.

II (70) VI. Guru

menghubungkan

materi dengan

materi lain.

5. Guru menghubungkan materi pelajaran dengan dasar konversi satuan yang

telah diajarkan sejak SD.

III (114-133)

(49)

II (98, 248)

2. Guru menulis “energi adalah” sambil bertanya kepada siswa. I (52)

3. Guru menulis jawaban yang dikemukakan siswa. I (54, 68, 70, 72, 78, 80)

4. Guru menulis “satuan energi dalam satuan SI” sambil bertanya kepada

siswa.

I (66)

5. Guru menulis “hubungan antara satuan energi joule dengan kalori”

kemudian beliau menulis lagi “1 joule = … kalori” sambil bertanya kepada

siswa.

I (76)

6. Guru menulis “N x m” sambil menjelaskan kepada siswa. I (102)

7. Guru menulis rumus energi sambil menjelaskan kepada siswa. I (104)

8. Guru menulis konversi satuan gaya sambil menjelaskan kepada siswa. I (106, 108)

9. Guru menulis rumus energi mekanik sambil menjelaskan kepada siswa. I (168)

10.Guru menulis rumus energi kinetik dan energi potensial sambil menjelaskan

kepada siswa.

I (192)

11.Guru menulis rumus energi mekanik yang dihubungkan dengan rumus

energi kinetik dan rumus energi potensial, sambil menjelaskan kepada

siswa.

I (194)

12.Guru menulis tentang rumus “m g h” sambil menjelaskan kepada siswa. I (276)

13.Guru menulis tentang rumus m g h yang dalam perhitungan dapat dibalik

menjadi “m h g” sambil menjelaskan kepada siswa.

I (278) menggunakan

media papan tulis

dalam

menjelaskan

materi.

(50)

15.Guru menulis “hal 193”. II (120)

16.Guru menulis rumus usaha “W = F x s” sambil menjelaskan kepada siswa.. II (122, 126, 128, 164, 226)

17.Guru menulis keterangan dari rumus usaha “W : Usaha (J)” sambil

menjelaskan kepada siswa..

II (156)

18.Guru menulis keterangan dari rumus usaha “F : Gaya (N)” sambil

menjelaskan kepada siswa..

II (158)

19.Guru menulis keterangan dari rumus usaha “s : Perpindahan (m)” sambil

menjelaskan kepada siswa..

II (162)

20.Guru menulis “perpindahan benda searah dengan gaya yang diberikan”

sambil menjelaskan kepada siswa..

II (166)

21.G menulis rumus usaha “W = F x s, s = 0” sambil menjelaskan kepada

siswa.

II (168)

22.G menulis rumus usaha “W = F x 0 = 0” sambil menjelaskan kepada siswa. II (170)

23.Guru menulis “tidak melakukan usaha” sambil menjelaskan kepada siswa. II (172)

24.G menulis “contoh soal”. II (174)

25.Guru menulis “Diketahui : F = 100 N” sambil menjelaskan kepada siswa. II (180)

26.Guru menulis “s = 2 m” sambil menjelaskan kepada siswa. II (182)

27.Guru menulis “Ditanya : W?” sambil menjelaskan kepada siswa. II (184)

28.Guru menulis “Jawab :” sambil menjelaskan kepada siswa. II (186)

29.Guru menulis “W = F x s = 100 x 2 = 200 J” sambil menjelaskan kepada

siswa.

(51)

31.Guru menulis “usaha searah horisontal” sambil menjelaskan kepada siswa. II (220)

32.Guru menulis “satuan usaha dalam SI = satuan energi (J)” sambil

menjelaskan kepada siswa.

II (242)

33.Guru menulis “usaha sama dengan perubahan energi kinetik benda” sambil

menjelaskan kepada siswa.

II (274)

34.Guru menulis “secara matematis ditulis sbb:” sambil menjelaskan kepada

siswa.

II (276)

35.Guru menulis rumus usaha yang hubungannya dengan energi kinetik “W =

Ek = Ek2– Ek1= ½ mv21– ½ mv11” sambil menjelaskan kepada siswa.

II (278)

36.Guru menulis “W tangan = F tangan x s, memberikan gaya ke atas” sambil

menjelaskan kepada siswa.

II (282)

37.Guru menulis rumus usaha “W = W x s = m.g x s” sambil menjelaskan

kepada siswa.

II (284)

38.Guru menulis rumus usaha yang hubungannya dengan energi potensial “W

=Ep = Ep2– Ep1” sambil menjelaskan kepada siswa.

II (290)

39.Guru menulis lanjutan rumus usaha yang hubungannya dengan energi

potensial “= m g h2– m g h1” sambil menjelaskan kepada siswa.

II (292)

40.Guru menulis rumus usaha yang hubungannya dengan energi potensial

secara lengkap “W =Ep = m g h2– m g h1= m g (h2– h1)” sambil

menjelaskan kepada siswa.

II (300)

(52)

3. Guru menggunakan gambar mobil. II (224)

4. Guru menggunakan gambar garis horisontal. II (224)

5. Guru menggunakan gambar garis yang membentuk sudut. II (226)

6. Guru menggunakan gambar garis yang membentuk sudut dengan

melengkapi gambar tersebut dengan arah sumbu X dan Y.

II (230) media gambar

yang digambar di

papan tulis dalam

menjelaskan.

7. Menggunakan gambar skema arah gerak buku dari bawah ke atas. II (286, 290)

1. Guru menjelaskan tentang energi, contoh energi dan perubahannya

menggunakan mediaOHP.

II (48-69) IX. Guru

menggunakan

mediaOHPdalam menjelaskan

materi pelajaran.

2. Guru menjelaskan tentang energi kinetik dan energi potensial menggunakan

mediaOHP.

II (70-74, 76-95, 208-219)

4

1. Guru menggunakan penghapus. I (184)

2. Guru menggunakan meja. I (316)

II (266, 270, 296)

3. Guru menggunakan buku. I (320)

II (110, 212, 218, 228, 254,

262, 264, 296) X. Guru

menggunakan

benda di sekitar

siswa sebagai alat

demonstrasi

dalam

menjelaskan

materi pelajaran.

4. Guru menggunakanOHP. II (36)

14

XI. Guru melibatkan

siswa dalam

1. Siswa melakukan kegiatan demonstrasi dengan menggunakan buku dan

bolpoin.

(53)

II (115) demonstrasi

menggunakan

benda di sekitar

siswa.

(54)

c. Penentuan kategori data

Dari coding data, peneliti akan memperoleh hal-hal pokok yang sama.

Hal-hal yang sama tersebut dipisahkan atau dijadikan satu sehingga akan

diperoleh satu konsep yang sama yang menghasilkan kategoi-kategori data.

Dari hasil analisis coding-coding data, dapat diketahui kategori-kategori data

aktivitas guru yang dapat digolongkan memotivasi siswa belajar fisika di

SMPN 2 Kalibawang seperti pada tabel 3.3 berikut.

Tabel 3.3Kategori Data aktivitas guru yang dapat digolongkan memotivasi siswa belajar fisika di SMPN 2 Kalibawang

No Kategori Data Coding data Frekuensi

1 Guru mengulangi materi pelajaran pertemuan sebelumnya. I 5 2 Guru memberikan respon positif kepada siswa. II 32 3 Guru menghubungkan materi pelajaran dengan keseharian

siswa.

III 20

4 Guru memberi nasihat kepada siswa. IV 8

5 Guru melibatkan siswa dalam pembelajaran.  Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk

berpendapat.

 Guru melibatkan siswa dalam kegiatan demonstrasi.

V XI

66

6 Guru menghubungkan materi yang sedang dipelajari dengan materi lain.

VI 6

7 Guru menggunakan media pembelajaran yang bervariasi.  Guru menggunakan media papan tulis dalam

menjelaskan materi.

 Guru menggunakan media gambar yang digambar di papan tulis dalam menjelaskan.

 Guru menggunakan mediaOHPdalam menjelaskan materi pelajaran.

 Guru menggunakan benda di sekitar siswa sebagai alat demonstrasi dalam menjelaskan materi pelajaran.

VII VIII

IX

X

81

(55)

C. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hal-hal apa saja yang menyebabkan

siswa SMPN 2 Kalibawang termotivasi belajar fisika dan mendeskripsikan cara guru

memotivasi siswa dalam pembelajaran fisika di SMPN 2 Kalibawang. Berikut ini

akan dibahas lebih lanjut dan lebih rinci mengenai kedua hal tersebut.

1. Hal-hal yang Menyebabkan Siswa SMPN 2 Kalibawang Termotivasi

Belajar Fisika

Berdasarkan analisis jawaban setiap pernyataan yang ada dalam kuesioner,

dapat diketahui hal-hal apa saja yang menyebabkan siswa SMPN 2 Kalibawang

termotivasi belajar fisika. Dalam analisis, masing-masing pernyataan yang

mempunyai prosentase lebih dari 50% dikelompokkan ke dalam 5 aspek yang

ditunjukkan dalam table 3.4 sebagai berikut.

Tabel 3.4Tangapan Siswa Secara Umum Analisis Kuesioner

ASPEK RATA-RATA

(%)

Pembelajaran Fisika 73.05

Orientasi Masa Depan 71.87

Ganjaran dan Hukuman 71.85

Sarana dan Prasarana Belajar 69.73

Hakikat Fisika 58.61

a. Pembelajaran Fisika

(56)

berhubungan dengan guru yang mengajar fisika. Aspek ini meliputi 2

indikator.

Indikator yang pertama adalah reaksi yang ditunjukkan siswa terhadap

stimulus yang diberikan guru fisika (77.55%) ini ditunjukkan dengan guru

meluangkan waktu untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam

belajar fisika di kelas (82.43%) dan guru juga selalu mengembalikan berkas

tugas dan ulangan yang telah dinilai sehingga siswa mengetahui bagian mana

dari pelajaran fisika yang belum dikuasai (80.91%). Kedua hal ini

menyebabkan siswa memperhatikan guru saat menjelaskan materi pelajaran

fisika di depan kelas (77.09%) dan berani menjawab pertanyaan guru tentang

materi pelajaran fisika di kelas (69.76%).

(57)

memberikan contoh-contoh penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

(78.01%) sehingga siswa dapat mengetahui penerapan fisika dalam khidupan

sehari-hari.

b. Orientasi Masa Depan

Pada aspek ini, siswa pada umumnya mempunyai orientasi masa depan

yang berhubungan dengan fisika (71.87%) yang menyebabkan siswa

termotivasi belajar fisika. Aspek ini meliputi 3 indikator yaitu sebagai berikut.

Pertama, indikator dorongan kebutuhan dalam belajar fisika (83.70%),

yaitu siswa melakukan kegiatan belajar fisika karena sadar bahwa belajar

adalah kebutuhan mereka sebagai seorang siswa (83.47%), dengan belajar

fisika siswa dapat menguasai materi pelajaran fisika (77.90%). Hal lain yang

menyebabkan siswa termotivasi belajar fisika adalah siswa ingin memperoleh

nilai fisika yang tinggi (95.09%) dan fisika merupakan salah satu mata

pelajaran yang diujikan dalam ujian nasional dan siswa ingin mendapatkan

nilai tinggi dalam ujian nasional (78.35%).

(58)

Ketiga, indikator hasrat dan keinginan berhasil dalam belajar fisika

(68.02%). Dalam indikator ini ditunjukkan usaha-usaha siswa untuk berhasil

yaitu siswa berusaha untuk selalu tekun dalam belajar fisika (72.67%) dengan

cara meluangkan waktu sekurang-kurangnya satu jam setiap minggu untuk

belajar fisika di rumah (63.98%), membuat ringkasan materi pelajaran fisika

untuk dipelajari menjelang ulangan (73.67%), rajin mengerjakan soal-soal

latihan fisika (66.37%) dan menyelesaikan tugas-tugas pelajaran fisika tepat

waktu (58.35%), menanyakan kepada teman yang lebih pandai/ pintar dalam

pelajaran fisika tentang hal-hal yang tidak diketahuinya (77.88%), dan tidak

lupa mempelajari kembali bahan pelajaran fisika yang telah dipelajari di

sekolah, setelah tiba di rumah (63.25%).

c. Ganjaran dan Hukuman

Aspek yang keempat adalah ganjaran dan hukuman (71.85%), yang

dimaksud disini adalah indikator penghargaan dalam belajar fisika baik yang

berasal dari guru maupun orang tua. Penghargaan meliputi ganjaran dan

hukuman.

(59)

siswa lebih giat belajar fisika (79.25%) dengan nasihat, siswa jadi menyadari

arti penting mereka belajar. Selain itu, guru juga sering memberi

reward

(nilai

tambah) kepada siswa yang mau mengerjakan tugas dengan benar di papan

tulis (83.23%). Hal lain yang menentukan motivasi belajar siswa adalah guru

fisika selalu memberikan penilaian secara objektif (65.77%) karena dengan

adanya hal ini siswa merasa diperlakukan adil tanpa melihat hal lain selain

kemampuan siswa dalam belajar fisika.

Selain menggunakan ganjaran, juga menggunakan hukuman (64.72%)

baik dari guru maupun orang tua. Dari guru, dengan cara memberi hukuman

jika siswa tidak mengerjakan PR fisika (51.95%) dan mencemooh siswa yang

tidak bisa menyelesaikan tugas pelajaran fisika (83.89%). Penghargaan dari

orang tua juga mempengaruhi motivasi belajar siswa seperti siswa akan

dihukum orang tuanya jika malas belajar fisika (58.32%) oleh karena itu,

siswa harus melakukan hal sebaliknya yaitu siswa rajin belajar sehingga tidak

dihukum bahkan ada sebagian orang tua memberikan hadiah sebagai

ganjarannya.

d. Sarana dan Prasarana Belajar

(60)

dengan mata pelajaran fisika (66.32%), kelas yang siswa tempati keadaannya

bersih, nyaman dan tenang sehingga saya dapat melaksanakan kegiatan belajar

fisika dengan baik (69.89%) dan siswa mempunyai ruang khusus di rumah

sehingga dapat belajar dengan nyaman (72.99%).

e. Hakikat Fisika

Secara umum siswa pada hakikatnya menyukai fisika hal ini ditunjukkan

oleh indikator minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran fisika (58.6%)

.

Pernyataan-pernyataan yang mendukung indikator ini adalah fisika adalah

pelajaran yang menarik dan menyenangkan (66.71%) karena fisika sedikit

hafalan (53.79 %) sehingga siswa selalu menyelesaikan tugas-tugas dan PR

pelajaran fisika terlebih dahulu dibandingkan pelajaran yang lain (52.34%)

dan siswa suka membaca buku-buku dan majalah yang berhubungan dengan

fisika (61.60%).

2. Cara Guru Memotivasi Siswa dalam Pembelajaran Fisika Di SMPN 2

Kalibawang

(61)

Hasil pengolahan data rekaman

video

melalui 3 tahap yaitu pembuatan

transkripsi data, penentuan coding data dan penentuan kategori data diperoleh 7

aktivitas guru yang dapat digolongkan memotivasi siswa belajar fisika di SMPN 2

Kalibawang yaitu ditunjukkan pada tabel 3.5 sebagai berikut.

Tabel 3.5 Aktivitas guru yang dapat digolongkan memotivasi siswa belajar fisika di SMPN 2 Kalibawang

Cara Guru Memotivasi Frekuensi Persentase (%)

Guru menggunakan media pembelajaran yang bervariasi. 81 37.16

Guru melibatkan siswa dalam pembelajaran. 66 30.27

Guru memberikan respon positif kepada siswa. 32 14.68

Guru menghubungkan materi pelajaran dengan keseharian siswa. 20 9.17

Guru memberi nasihat kepada siswa. 8 3.67

Guru menghubungkan materi yang sedang dipelajari dengan

materi lain.

6 2.75

Guru mengulangi materi pelajaran pertemuan sebelumnya. 5 2.29

a. Guru menggunakan media pembelajaran yang bervariasi

(62)

W = F x s Tulisan 2.6

= x Tulisan 2.7

terjadinya adalah sebanyak 81 kali atau sekitar 37.16%. Ada 4 media dalam

pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini.

Pertama, guru menggunakan media papan tulis dalam menjelaskan

materi Media papan tulis merupakan media konvensional yang telah

digunakan guru sejak jaman dahulu. Guru dapat dengan mudah menerangkan

sambil menulis di papan tulis. Dalam penelitian ini guru paling sering

menggunakn media papan tulis. Berikut salah satu contohnya:

G : “Kalau ini, gaya itu besaran pokok bukan?”[G menuju papan tulis dan melingkari huruf F](lihat tulisan 2.6)

SS : “Turunan...”[semua siswa menjawab bersahutan]

G : “Besaran turunan ya... Pertanyaan no 1 itu, bisa dijawab, bahwa usaha ini ada besaran gaya dan besaran perpindahan.”[G menunjuk ke arah ru

Gambar

Tabel 8 Persentase hasil analisis kuesioner tiap pernyataan........ 75
Tabel 2.1 Sebaran Siswa Kelas VIII SMPN 2 Kalibawang Tahun Ajaran 2009/2010
Tabel 2.2 Kisi-kisi kuesioner motivasi belajar fisika siswa SMPN 2 Kalibawang Faktor
Tabel 2.3 Penyekoran pernyataan positif Sangat Setuju (SS) Setuju(S) Tidak Setuju(TS)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dan Manfaat Penelitian ... Zikir Asmaul Husna.. Pengertian Zikir ... Pengertian Asmaul Husna ... Adab-adab Berzikir/ Cara-cara Berzikir ... Macam-macam Zikir ...

Dalam hal Wajib Pajak tidak memenuhi kewajiban perpajakannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yaitu dengan ditemukannya data baru dan atau data yang semula belum

Selain itu, pemerintah mengeluarkan beberapa kebijakan baru terkait kenaikan harga listrik, bahan bakar, dan biaya TNKB (Tanda Nomor Kendaraan Bermotor).

Pembahasan penelitian ini mengenai peran pemuda dalam mengidentifikasi pengaruh keberadaan anak muda dengan adanya tempat pariwisata di kawasan pedesaan terhadap

Hasil uji product moment di atas diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar - 0,313 dengan signifikansi 0,067.Dengan nilai signifikan < 0,05 tersebut menunjukkan bahwa penyesuaian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah adalah metode kualitatif dan hasil yang didapat penulis adalah sebuah nyanyian, teks serta liturgi peribadatan di gereja Holy

kemampuan bank memelihara kebutuhan penambahan modal yang berasal dari keuntungan, rencana permodalan bank untuk mendukung pertumbuhan usaha, akses kepada sumber permodalan,

Secara umum proses sertifikasi mencakup : peserta yang telah memastikan diri kompetensinya sesuai dengan standar kompetensi untuk paket/okupasi Wellsite Geologist