• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARAKTERISTIK VIRUS FLU BURUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "KARAKTERISTIK VIRUS FLU BURUNG"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

FLU BURUNG

KEBIJAKAN

NASIONAL-INTERNASIONAL

DAN ALUR RUJUKAN

(2)

PENGERTIAN

!  Flu Burung pada manusia adalah suatu penyakit

menular akut yang disebabkan oleh virus influenza type A yang berasal dari unggas (penyakit

zoonotik).

!  Adalah suatu infeksi yang disebabkan oleh virus influenza (flu) avian (burung).

!  Virus flu ini terdapat secara alami pada burung. Burung-burung liar diseluruh dunia mengandung virus ini dalam saluran pencernaannya, tanpa menjadi sakit. Tetapi flu burung sangat menular diantara burung dan dapat menyebabkan penyakit serta kematian pada burung peliharaan termasuk ayam, bebek dan kalkun.

!  Flu Burung dapat menularkan ke hewan lain dan

(3)

KARAKTERISTIK VIRUS FLU BURUNG

Memiliki sifat :

!

Hidup lebih lama

"

tinja unggas.

!

Virus hidup di air pada suhu 22

0

C 4

hari, suhU 0

0

C sampai > 30 hari .

!

Virus akan mati dipanaskan dalam

suhu 80°C selama 1 menit .

!

Virus akan mati dgn detergent,

(4)

Struktur Dan Tipe Virus Influenza

Virus Influenza

merupakan :

!  Famili :

Orthomyxoviridae.

!  Terdiri dari 3 type: A, B dan C.

!  Influenza tipe A

memiliki 2 permukaan glikoprotein yang

penting yaitu :

!  Hemaglutinin (H) : 1 – 16

!  Neuraminidase (N) : 1 – 9

Neuraminidase

(5)

Replikasi Dan Transmisi Virus Influenza, Serta Tanda Dan Gejala Infeksi

(6)

Burung liar yang berpindah-pindah

(Migratory water birds)

Unggas peliharaan

(Domestic birds)

Hong Kong 1997, H5N1

HK, China 1999, H9N2

Netherlands 2003, H7N7

Hong Kong 2003, H5N1

Vietnam, Kamboja, Thailand, 2004, H5N1

Indonesia 2005, Dari Unggas ke Manusia

(7)

Perubahan virus di manusia

(Reassortment in human)

Migratory water birds

(8)

Migratory water birds

Unggas peliharaan

(9)

FASE – FASE

(10)

Definisi Pandemi Influenza

Jumlah kasus penyakit yang

(11)

TIGA PANDEMI INFLUENZA PADA ABAD 20

1918 - FLU SPANYOL

40 - 50 juta meninggal

VIRUS A (H1N1)

1957 - FLU ASIA

1-2 juta meninggal

VIRUS A (H2N2)

1968 - FLU HONGKONG

700.000 meninggal

(12)

Fase – Fase Pandemi Influenza

Periode Interpandemi

Fase 1 Tidak adanya subtipe virus influenza baru pada manusia, terdapat infeksi

pada binatang (unggas) dengan risiko rendah penularan pada manusia.

Fase 2 Tidak adanya subtype virus influenza baru pada manusia, terdapat infeksi pada binatang (unggas) dengan risiko tingi

penularan pada manusia

Periode Waspada Pandemi

Fase 3 Manusia terinfeksi dengan subtype virus influenza yang baru. Tidak ada penularan dari manusia ke manusia, atau jika

terjadi penularan karena hubungan yang sangat dekat

Fase 4 Penularan manusia ke manusia pada klaster kecil dan terlokalisir pada area yang kecil

Fase 5 Klaster besar, masih terlokalisir; virus mulai beradaptasi ke manusia

(13)

Definisi Kasus

1.

Seseorang dalam

penyelidikan

2.

Kasus Suspek

3.

Kasus Probable

(14)

Seseorang Dalam Penyelidikan

Seseorang atau sekelompok orang

yang diputuskan oleh pejabat

kesehatan yang berwenang, untuk

dilakukan penyelidikan epidemiologi

terhadap kemungkinan terinfeksi

H5N1.

EX : Antara lain orang sehat ( tidak

ada gejala klinis ) tetapi kontak erat

dengan kasus ( Suspek,Probable atau

Konfirmasi ) atau penduduk sehat

(15)

KASUS SUSPECT

Seseorang yang menderita demam/ panas ≥ 38 o C disertai satu atau lebih gejala di bawah ini :

o batuk

o sakit tenggorokan o pilek

o nafas pendek/sesak nafas (pneumoniA)

dan disertai satu atau lebih keadaan di bawah ini : o pernah kontak dengan unggas (ayam, itik,

burung) sakit/mati mendadak yang belum diketahui penyebabnya dan atau babi serta produk mentahnya dalam 7 hari terakhir sebelum timbul gejala di atas

(16)

KASUS SUSPECT

o pernah kontak dengan unggas (ayam, itik, burung) sakit/mati mendadak yang belum diketahui

penyebabnya dan atau babi serta produk mentahnya dalam 7 hari terakhir sebelum timbul gejala di atas o pernah kontak dengan penderita AI konfirmasi dalam

7 hari terakhir sebelum timbul gejala di atas

o pernah kontak dengan spesimen AI H5N1 dalam 7 hari terakhir sebelum timbul gejala di atas (bekerja di laboratorium untuk AI)

o ditemukan adanya titer antibodi terhadap H5 dengan pemeriksaan HI test menggunakan eritrosit kuda

ATAU

Kematian akibat Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) dengan satu atau lebih keadaan di bawah ini : o Leukopenia dengan atau tanpa trombositopenia

(17)

Kasus Probable

Kasus suspek ditambah dengan satu atau lebih keadaan di bawah ini :

o Ditemukan adanya kenaikan titer antibodi 4 kali terhadap H5 dengan pemeriksaan HI test menggunakan eritrosit kuda

o Hasil laboratorium terbatas untuk

Influenza H5 ( dideteksi antibodi spesifik H5 dalam spesimen serum tunggal)

menggunakan neutralisasi test.

o Dalam waktu singkat menjadi

(18)

Kasus Konfirmasi

Kasus suspek atau probable dengan satu atau lebih keadaan di bawah ini :

o Kultur virus positif Influenza A H5N1

o PCR positif Influenza A H5N1

o Pada Imunofluorescence (IFA) test ditemukan antibodi positif dengan menggunakan antibodi monoklonal Influenza A H5N1

o Kenaikan titer antibodi spesifik

(19)

Definisi kontak

Kontak dengan unggas didefinisikan

sebagai merawat, membersihkan

kandang, mengolah, membunuh,

mengubur/membuang/membawa.

Kontak dengan kasus didefinisikan

merawat, tinggal serumah bermain, teman

seruangan dalam kantor atau kontak

(20)

Jumlah Kasus AI Sumbar

Tahun Suspect Konform Total

2005 1 1

2006 8 3 11

2007 43 1 44

2008 5 1 6

2009 10 0 10

2010 3 0 3

2011 48 0 48

(21)

Global H5 Update

Dr Graham Tallis

Diseases Surveillance and Epidemiology

(22)

Overview

 From 2003 through 04 June 2012, 605 laboratory-confirmed human cases with avian influenza A(H5N1) virus infection have been officially reported to WHO from 15 countries, of which 357 died.

 Since January 2012, 27 human cases of influenza A(H5N1) virus infection have been reported to the WHO.

 According to FAO, H5N1 viruses are thought to be circulating endemically in poultry in China, Egypt, Indonesia, Viet Nam, Bangladesh and India.

 In Cambodia, sporadic reintroduction into poultry populations is thought to occur.

 The epidemiologic curve of recent human cases follows the same pattern seen in previous years, with larger numbers of cases in January, decreasing

towards June - August.

(23)

Global situation of Human cases of AI (H5N1)

 There is a marked seasonal variation of case reporting which coincides with poultry outbreaks

 The CFR differs from country to country, ranging from 0 to 100% and global average CFR was 59%

 Most cases occurred in children and young adults (>75%)

 Exposure to sick or dead poultry was the predominant reported source of exposure

(24)
(25)
(26)
(27)
(28)

CFR, Indonesia and Global trend

0 20 40 60 80 100 120

2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

(29)

Cumulative CFR 2003

2012, Selected Countries

(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)

Trend of HPAI (H5N1) outbreaks in poultry

(39)

Regional situation of AI (H5N1)

 Since 2003, human cases of AI (H5N1) have been reported from eight countries of the Asia Pacific region whereas

poultry outbreaks have been reported from 16 countries

 Continuing genetic and antigenic evolution of influenza A(H5N1) viruses occurs in Asia

(40)

0

(41)

Influenza A(H5N1) Sept 11

Feb 12

 Clade 1.1 in poultry, wild birds, human in Cambodia, two humans in Vietnam

 Clade 2.1.3.2 in three humans in Indonesia, and in poultry in Indonesia

 Clade 2.2.1 in backyard poultry and humans in Egypt

 Clade 2.2.2 in poultry in Bangladesh

 Clade 2.3.2.1 wild birds in Bangladesh, HK SAR, in poultry in

Bangla., China, HK SAR, Iran, Nepal, VTN, and a human in China

(42)
(43)
(44)

Other Influenza A Sept 11

Feb 12

H9N2 in poultry in Asia and Middle East

H3N2 variant in eight humans in USA

(45)

Influenza at the Human Animal Interface

Historically: Human seasonal influenza, human vaccine

Since 2004: Zoonotic/interface aspects of HPAI H5N1

(Surveillance, epidemiology, and risk assessment)

Since Apr '09: Origins of pandemic H1N1 2009 virus, potential for

reassortment in animal hosts

Increasingly: Other animal influenzas with zoonotic or pandemic potential

(46)

H1

(47)

N1

N2

N4

N9 N8 N3

N5

N6

N7

Subtype Human Swine Horse Bird

(48)

OFFLU network

animal influenza

laboratories

(49)
(50)

Linking epi and genetic data

Virus information

Outbreak ID number

The H5N1 example : FAO-SIB

collaboration

 Manual linkage

 Setup webservices

 Algorithm created

(51)

Linking epi and genetic data

Case ID H5, Human 02/02/2011 Location

Clinical signs

Case ID

H5, Backyard poultry

(52)

1. Policy development & bridging between the public health and animal health sectors

– Aligned strategies and approaches to issues of common concern – Joint field projects

– Intersectoral laboratory networking

2. Surveillance, epidemiology & risk assessment

– Outcome-based support to national surveillance & data collection – Data management and integration

– Risk assessment

(53)

Data sharing

 Networking

 Collaboration/coordination Making the blocks BIGGER

 Surveillance

 More data

(54)

Conclusion

Avian influenza H5N1 viruses continue to circulate

endemically in poultry in a few countries

Sporadic human cases and small clusters will continue

to be reported as long as the virus is circulating

H5N1 virus infections in humans remain rare despite

frequent and widespread contact with infected poultry

and contaminated environments

(55)

Key messages

 There is continuing genetic and antigenic evolution of influenza A(H5N1) viruses

 Surveillance of cases occurring in epidemiologically linked

clusters continue to be of great importance in assessing the public health threat from H5N1

 All unsubtypable influenza A specimens should be sent for

diagnosis and further characterization to specialized laboratories

 Joint risk assessments are crucial to enable public health risks from avian influenza viruses to be reduced

(56)

EPIDEMIOLOGI FLU

BURUNG

(57)

PENYAJIAN

Tujuan Pengendalian Flu Burung

Strategi Nasional Pengendalian Flu Burung

Situasi Flu Burung di Dunia

Epidemiologi Flu Burung di Indonesia

Ringkasan

(58)

TUJUAN

(1)

Umum :

Menurunkan angka kesakitan dan kematian

FB

Memutuskan rantai penularan FB dari

unggas ke manusia

(59)

TUJUAN

(2)

Khusus :

Pencegahan terjadinya penularan FB pada manusia.

Terdeteksinya dan penemuan penderita FB sedini

mungkin.

Penatalaksanaan penderita FB pada manusia secara

cepat, tepat dan adekuat untuk menurunkan angka

kematian FB.

(60)

1. Pengendalian penyakit pada hewan

2. Penatalaksanaan kasus pada manusia

3. Perlindungan pada kelompok risiko tinggi

4. Surveilans Epidemiologi pada hewan dan manusia

5. Restrukturisasi sistem industri perunggasan

6. Komunikasi risiko, edukasi dan peningkatan kesadaran masyarakat

7. Penguatan dukungan peraturan

8. Peningkatan kapasitas

9. Penelitian kaji tindak

(61)

 Kumulatif jumlah kasus FB pada manusia ( 2003 - Mei 2012 sebanyak 604 kasus, 307 kematian (CFR 50,8%).

 Kumulatif , tersebar sporadis di 15 negara. Tiga negara

tertinggi jumlah kasus : Indonesia,Mesir dan Vietnam.

 Terdapat kecenderungan penurunan drastis (46,08%)

jumlah kasus, dari 115 kasus (2006), menjadi 62 kasus pada tahun 2011.

 Tahun 2012 terdapat di 6 negara, Bangladesh

Cambodia, China,Egypt/Mesir, Indonesia dan Vietnam.

(62)
(63)

 Kumulatif jumlah kasus) FB pada manusia ( Juni 2005 - Mei 2012 sebanyak 189 kasus, 157 kematian (CFR 83,07 %).

 Kumulatif, tersebar,sporadis di 15 Provinsi dan 57 Kabupaten/ Kota terinfeksi. Tiga prov tertinggi : DKI Jakarta, Jabar dan

Banten.

 Terdapat kecenderungan penurunan drastis (78,18%) jumlah kasus, dari 55 kasus pada tahun 2006, menjadi 12

kasus pada tahun 2011.

 Tahun 2012 terdapat sporadis di 6 prov, DKI Jakarta,Banten,

Bali,Riau dan 2 prov terinfeksi pada tahun 2012: Bengkulu

(64)

Jumlah Kasus Flu Burung pada Manusia dan

Kematian menurut tahun,di Indonesia,

(65)

Distribusi geografis kasus Flu Burung

di Indonesia Juni 2005 - Mei 2012

(66)

Kumulatif Kasus Flu Burung tertinggi di 5 Kab/Kota

(Juni 2005 - Mei 2012)

 Kabupaten Tangerang (K21/M19)

 Kota Jakarta Selatan (K15/M13)

 Kota Jakarta Barat (K15/M12)

(67)
(68)

Distribusi Kasus FB Menurut Jenis Kelamin

Laki 45% Perempuan

55%

84

(69)
(70)

Distribusi Kasus dan Kematian Flu Burung

Menurut Kelompok Umur

(71)

Faktor-Faktor yang berhubungan dengan

Kematian Flu Burung

Beberapa penelitian antara lain :

 Liem dkk,Vietnam, 2009 (n 67)

:Oseltamivir,Netrofenia,peningkatan

ALT,Umur,Limfonia,Trombositopenia,lekopenia,takikardi,diare.

 Nguyen dkk,Vietnam Utara,2009 (n 29)

lekositit,trombosit,netrofil,AST, Albumin.

 Viviek dkk,Thailand,2011 (n 25)

:lekosit,limfosit,trombosit,hemoglobin,AST,ALT, Hipotensi,ARDS.

(72)

Faktor-faktor yang berhubungan

dengan Oseltamivir

 Sensitivitas virus terhadap oseltamivir

-Clade 1: lebih sensitif 15-30 kali daripada clade 2 -Clade 2: kurang sensitif (Indonesia dan Turki)

 Waktu  pemberian  Oseltamivir  ≤  48  jam  (2  hari)

- Vietnam, Alex dkk: ada hubungan bermakna antara oseltamivir dengan kematian ( p 0,048 /bivariat,

0,008/analisis survival, ada manfaat oseltamivir dalam mencegah kematian (OR 0,15. IK 0,026-0,893)

(73)

Persentase Pemberian Oseltamivir

Kasus Flu Burung

83% 17%

(74)

Persentase Kasus Flu Burung

yang diberi Oseltamivir (n=189)

URAIAN HIDUP MENINGGAL JUMLAH

Dapat oseltamivir

≤  48  jam/tepat

5(50%) 5(50%) 10 (100%)

Dapat oseltamivir

≥  48  jam/tidak tepat

24(16,43%) 122(83,57%) 146(100%)

Tidak mendapat oselta

3(9,09%) 30(90,91%) 33(100%)

(75)

16%

RS Pemerintah RS Swasta

Klinik Swasta Puskesmas Dokter Umum Bidan/Mantri

Proporsi Sarana Kesehatan yang

(76)

45% 41%

2%

12%

Kontak Langsung

Kontak Lingkungan

Pupuk

Inconclusive

(77)

Kecenderungan Proporsi Faktor Risiko

Penularan Flu Burung menurut Tahun

0%

(78)

Kasus Klaster Flu Burung di Indonesia

( Juni 2005-Mei 2012)

No. Tahun Jml Klaster Kasus Meninggal CFR (%)

1 2005 4 9 4 44,44

2 2006 5 15 11 73,33

3 2007 1 2 1 50,00

4 2008 1 2 0 0,00

5 2009 2 4 3 75,00

6 2010 0 0 0 0,00

7 2011 2 5 4 80,00

8 2012 1 2 2 100,00

(79)

Klaster Flu Burung

Kisaran kasus klaster : 2 kasus, tertinggi 7 kasus di

Karo,Sumut.

Merupakan klaster keluarga yang mempunyai

hubungan darah

Pada surveilans kasus kontak dengan kasus

klaster, hasil pemeriksaan negatif Flu Burung

Tidak ditemukan sinyal pandemi : baik sinyal

(80)

RINGKASAN

Jumlah kasus FB di Indonesia menurun 78 %

dari 55 kasus pd tahun 2006 menjadi 12

kasus pd tahun 2011

Kumulatif kasus tersebar di 15 Provinsi dan

pada tahun 2012 (Mei) tersebar sporadis di 6

provinsi

Angka fatalitas kasus/CFR 83,07 %

(81)

RINGKASAN

Sebagian besar kasus (83%) diberikan

oseltamivir, dan yang diberikan

48

jam/tepat, sedikit sekali ( 10 %)

Proporsi faktor risiko penularan :45 % kontak

lansung, 43 % kontak lingkungan, Inkoklusif

12 %.

(82)

TANTANGAN

Angka fatalitas kasus/CFR tinggi

Keterlambatan deteksi dini dan keterlambatan

pemberian oseltamivir.

Walaupun penurunan drastis,sampai saat ini

masih terjadi kasus FB pada manusia, adanya

provinsi terinfeksi baru.

Proporsi faktor risiko lingkungan pada tahun 2011

lebih besar daripada kontak langsung, dan bila

(83)

HARAPAN

Pembahasan mendalam :

Upaya diagnosa dini

Upaya Ketepatan waktu pemberian oseltamivir.

Upaya penurunan CFR

Faktor faktor yg mempengaruhuhi/berhubungan

dengan kematian kasus FB.

(84)

REFERAL CARE POLICY

AND AI CASE

(85)

LEGAL BASIS

• UU No. 4 Thn 1984 ttg Wabah Penyakit Menular.

• UU No. 36 Thn 2009 ttg Kesehatan.

• UU No. 44 Thn 2009 ttg RS

• Kepmenkes No. 1371/Menkes/SK/IX/2005 ttg Penetapan Flu Burung (H5N1) Sebagai Penyakit Yang Dapat Menimbulkan Wabah serta Pedoman Penanggulangannya.

• Kepmenkes No. 1372/Menkes/SK/IX/2005 ttg Penetapan Kondisi KLB Flu Burung.

• Kepmenkes No. 1643/Menkes/SK/XII/2005 ttg Tim Nasional Penanggulangan Penyakit Flu Burung.

(86)

Referral System

DINKES

REFERRAL HOSPITAL PUS

(87)

The Integrated Emergency Management System

SPGDT - S

.

•Puskesmas •Komunitas

DINKES • PusDalOps  Kode Area + 119

PRE HOSPITAL – HOSPITAL – INTER HOSPITAL

MULTISECTOR

Call centre Transportasi

HRD

HRD GELS

(88)

Payment Mechanism

RS

Dit. BUKR

PPK

(89)
(90)
(91)
(92)
(93)
(94)
(95)
(96)
(97)

The healthcare facilities has followed

refresh of AI case management

39 AI referral hospitals

9 Non AI referral hospitals

7 Puskesmas

(98)

RUMAH SAKIT YANG TELAH MENGIKUTI

MINIWORKSHOP CASE MANAGEMENT

AVIAN INFLUENZA

39 RS RUJUKAN FLU BURUNG

1. RSUP Dr. M. Djamil, Padang

2. RSUD Achmad Mochtar, Bukit Tinggi

3. RSPAD Gatot Subroto Jakarta

4. RSUP Persahabatan Jakarta

5. RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso, Jakarta

6. RSUD Tangerang, Banten

7. RSUD Serang, Banten

8. RSUP Dr. Hasan Sadikin, Jawa Barat

9. RS Paru Dr. H.A. Rotinsulu, Jawa Barat 10. RSUD Gunung Jati, Cirebon, Jawa Barat 11. RSUD Dr. Slamet Garut, Jawa Barat

(99)

16. RSUD Mayjen H.M. Ryacudu, Lampung 17. RSUD Ahmad Yani, Metro, Lampung 18. RSUD Tarakan, Kalimantan Timur

19. RSUD Dr. Kanujoso Djatiwibowo, Balikpapan 20. RSUD H.A. Wahab Sjahranie, Samarinda

21. RSUD Bontang, Kalimantan Timur

22. RSUD Panglima Sebaya, Kalimantan Timur 23. RSUD Tanjung Selor, Kalimantan Timur 24. RSUD Dr. Soetomo, Surabaya, Jawa Timur 25. RSUD Dr. Soedono Madiun, Jawa Timur 26. RSUD Dr. Subandi Jember, Jawa Timur 27. RSUP Dr. Kariadi Semarang, Jawa Tengah

28. RSUD Dr. Moewardi Solo, Jawa Tengah 29. RSUD Dr. HRM Soeselo Slawi, Jawa Tengah 30. RSUP Dr. Soeradji T Klaten, Jawa Tengah 31. RSUD Dr. Sardjito, DI Yogyakarta

32. RSUD Panembahan Senopati, DI Yogyakarta 33. RSUP Sanglah, Denpasar, Bali

(100)

RUMAH SAKIT YANG TELAH MENGIKUTI

MINIWORKSHOP CASE MANAGEMENT

AVIAN INFLUENZA

9 RS NON RUJUKAN FLU BURUNG

1. RS Yos Sudarso Padang

2. RS Tk III Reksodiwiryo Padang

3. RS Ibnu Sina, Bukit Tinggi

4. RSUD Muara Labuh Solok

5. RSUD Sangatta, Kutai Timur

6. RSAL Ilyas, Tarakan

7. RS Bhakti Nugraha, Samarinda

(101)

CONSTRAINT

Healthcare facilities disparity

Characteristic of population

Geographical conditions

Work culture

(102)

Masalah

Petugas yang telah dilatih banyak yang

dipindahkan.

Alat Flu Burung ada yang rusak.

Minimnya kasus Flu Burung dibeberapa RS

(103)

Tindak Lanjut

1. Review Buku Pedoman Tatalaksana Klinis Flu Burung

(H5N1) di Rumah Sakit

2. Dilaksanakannya Capacity Building di 13 daerah

endemis

(104)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil regresi terhadap hipotesa 3 yakni untuk menguji pengaruh variabel desentralisasi fiskal bidang kesehatan, PDRB per kapita, jumlah tenaga medis dan jumlah tempat

Pedoman Penilaian Tenaga Kesehatan Teladan di Puskesmas Tahun 2008.. Menteri Kesehatan sebagai Tenaga Kesehatan Teladan di Puskesmas Tingkat Nasional. Jenis dan Bentuk Penghargaan

Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa teori didalam Relationship marketing yang diutarakan oleh Robinette dalam Sandra (2005:14) yang dimana variabel dari

Pembakaran terbuka  tidak dianjurkan karena berbahaya, batas pandangan tidak jelas, dan angin dapat menyebarkan limbah ke sekitarnya kemana-mana. Jika pembakaran

2,5 Oral candidiasis merupakan infeksi oportunistik* yang umum baik pada oral maupun perioral yang biasanya dihasilkan dari perkembangan endogenik jamur candida secara

Sebelum mengungkapkan tentang hubungan Cirebon dengan VOC, sebelumnya dalam buku ini dijelaskan mengenai masuknya islam di Indonesia khususnya di Jawa Barat, sislsilah sunan gunung

Dalam stability of consociational settlement yang akan disinggung dalam pembahasan konflik di Irlandia Utara ini meliputi agenda kebijakan politik dan kebijakan

Informasi yang disampaikan oleh petugas kesehatan pada program perbaikan gizi: ASI Eksklusif di puskesmas Pekan Kamis Sumatera Barat dalam memenuhi kebutuhan afektif ibu